12
KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapakan pada Allah SWT karena dengan ridhon-Nya kami dapat menyusun serta dapat meyelesaikan makalah ini. Salawat serta salam tak lupa pula kami ucapkan kepada nabi besar Muhammad SAW beserta pengikut beliau dari dahulu, sekarang, dan hingga hari akhir nanti. Ucapan terima kasih tak lupa juga kami ucapkan pada dosen mata kuliah KEPERAWATAN MEDIKAL BADAH 1 yang telah memberikan kami bimbingan serta pengajaran kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan hasil makalah kami ini. Kami menyadari, meskipun kami telah berusaha dengan sebaik-baiknya dalam menyelesaikan makalah ini tapi kami mengetahui makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu kami mohon kritik serta saran yang kira nya dapat membangun bagi kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini menjadi lebih baik. Kami berharap selain untuk memenuhi nilai kami dalam KEPERAWATANMEDIKAL BEDAH 1 Makalah ini juga dapat bermanfaat bagi teman-teman dan seluruh pembacanya. Padang, 2012 penulis DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Tujuan BAB II ISI

Askep Rhinitis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Askep Rhinitisbskfjjjjgvuihvbsohbfjdbbskfjjjjgvuihvbsohbfjdb

Citation preview

Page 1: Askep Rhinitis

KATA PENGANTAR

             Puji syukur kami ucapakan pada Allah SWT karena dengan ridhon-Nya kami dapat menyusun serta dapat

meyelesaikan makalah ini.

            Salawat serta salam tak lupa pula kami ucapkan kepada nabi besar Muhammad SAW beserta pengikut beliau dari

dahulu, sekarang, dan hingga hari akhir nanti.

            Ucapan terima kasih tak lupa juga kami ucapkan pada dosen mata kuliah KEPERAWATAN MEDIKAL BADAH 1

yang telah memberikan kami bimbingan serta pengajaran kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan hasil makalah

kami ini.

            Kami menyadari, meskipun kami telah berusaha dengan sebaik-baiknya dalam menyelesaikan makalah ini tapi kami

mengetahui makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu kami mohon kritik serta saran yang kira nya dapat

membangun bagi kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini menjadi lebih baik.

            Kami berharap selain untuk memenuhi nilai kami dalam KEPERAWATANMEDIKAL BEDAH 1 Makalah ini juga dapat

bermanfaat bagi teman-teman  dan seluruh pembacanya.

Padang,                       2012

 

penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR                                  

DAFTAR ISI                                      

BAB I PENDAHULUAN

Latar belakang                                   

Tujuan                                      

BAB II ISI

KONSEP TEORITIS

Page 2: Askep Rhinitis

Definisi                                              

Etiologi                                              

Patofisiologi                                       

Manifestasi klinis                   

Klasifikasi                              

Pemeriksaan diagnostic          

Penatalaksanaan                     

Komplikasi                             

ASKEP TEORITIS

Pengkajiaan                            

Diagnosa keperawatan           

Intervensi dan  diagnosa        

BAB III PENUTUP

Kesimpulan                            

Saran                                      

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

 Latar Belakang.Rhinitis adalah suatu inflamasi ( peradangan ) pada membran mukosa di hidung. Alergi hidung adalah keadaan atopi yang

aling sering dijumpai, menyerang 20% dari populasi anak-anak dan dewasa muda di Amerika Utara dan Eropa Barat.

Page 3: Askep Rhinitis

Di tempat  lain, alergi hidung dan penyakit atopi lainnya kelihatannya lebih rendah, terutama pada negara-negara yang

kurang berkembang. Penderita Rhinitis alergika akan mengalami hidung tersumbat berat, sekresi hidung yang berlebihan

atau rhinore, dan bersin yang terjadi berulang cepat.

Keadaan ini sering berhubungan dengan kelainan pernapasan lainnya, seperti asma. Rhinitis memberikan pengaruh yang

signifikan pada kualitas hidup. Pada beberapa kasus, dapat menyebabkan kondisi lainnya seperti masalah pada sinus,

masalah pada telinga, gangguan tidur, dan gangguan untuk belajar. Pada pasien dengan asma, rinitis yg tidak terkontrol

dapat memperburuk kondisi asmanya.

  Tujuanü  Tujuan Umum

Menjelaskan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Sinusitis dan Rhinitis.

ü  Tujuan Khusus

a.       Menjelaskan definisi Rhinitis

b     Menjelaskan etiologi Rhinitis

d.      Menjelaskan klasifikasi Rhinitis

e.       Menjelaskan patofisiologi Rhinitis

f.       Menjelaskan manifestasi klinis Rhinitis

g.      Menjelaskan pemeriksaan diagnostik Rhinitis

h.      Menjelaskan penatalaksanaan Rhinitis

i.        Menjelaskan komplikasi Rhinitis

j.        Menjelaskan asuhan keperawatan Rhinitis

BAB IITINJAUAN TEORITIS

DefinisiRhinitis adalah suatu inflamasi (peradangan) pada membran mukosa di hidung. Rhinitis adalah peradangan selaput lendir

hidung. Rhinitis di kenal dengan istilah peradangan mukosa.

Page 4: Askep Rhinitis

 

Etiologi1)      Belum Jelas.

2)      Beberapa hal yang pada umumnya menjadi penyebab rinitis antara lain :

Reaksi makanan Emosional Pekerjaan Hormon Kelainan anatomi Penyakit imunodefisiensi Interaksi dengan hewan Temperatur

 

PatofisiologiTepung sari yang dihirup, spora jamur, dan antigen hewan diendapkan pada mukosa hidung. Alergen yang larut dalam air

berdifusi ke dalam epitel, dan pada individu individu yang kecenderungan atopik secara genetik, memulai produksi

imunoglobulin lokal (IgE ). Pelepasan mediator sel mast yang baru, dan selanjutnya, penarikan neutrofil, eosinofil, basofil,

serta limfosit bertanggung jawab atas terjadinya reaksi awal dan reaksi fase lambat terhadap alergen hirupan. Reaksi ini

menghasilkan mukus, edema, radang, gatal, dan vasodilatasi. Peradangan yang lambat dapat turut serta menyebabkan

hiperresponsivitas hidung terhadap rangsangan non spesifik suatu pengaruh persiapan.

 

Manfestasi Klinisa.    Bersin berulang-ulang, terutama setelah bangun tidur pada pagi hari (umumnya bersin lebih dari 6 kali).

b.   Hidung tersumbat.

c.    Hidung meler. Cairan yang keluar dari hidung meler yang disebabkan alergi biasanya bening dan encer, tetapi dapat

menjadi kental dan putih keruh atau kekuning-kuningan jika berkembang menjadi infeksi hidung atau infeksi sinus.

d.   Hidung gatal dan juga sering disertai gatal pada mata, telinga dan tenggorok.

e.    Badan menjadi lemah dan tak bersemangat

 

Klasifikasi

Page 5: Askep Rhinitis

1)        Menurut sifatnya dapat dibedakan menjadi :

a.         Rhinitis akut (coryza, commond cold) merupakan peradangan membran mukosa hidung dan sinus-sinus aksesoris

yang disebabkan oleh suatu virus dan bakteri. Penyakit ini dapat mengenai hampir setiap orang pada suatu waktu dan

sering kali terjadi pada musim dingin dengan insidensi tertinggi pada awal musim hujan dan musim semi.

b.         Rhinitis kronis adalah suatu peradangan kronis pada membran mukosa yang disebabkan oleh infeksi yang berulang,

karena alergi, atau karena rinitis vasomotor.

 

2)        Berdasarkan penyebabnya, dapat dibedakan menjadi:

a.         Rhinitis alergi

Merupakan  penyakit umum yang paling banyak di derita oleh perempuan dan laki-laki yang berusia 30 tahunan. Merupakan

inflamasi mukosa saluran hidung yang disebabkan oleh alergi terhadap partikel, seperti: debu, asap, serbuk/tepung sari

yang ada di udara.

Macam-macam  rhinitis alergi, yaitu:

1.        Rinitis alergi musiman (Hay Fever),

Biasanya terjadi pada musim semi.Umumnya disebabkan kontak dengan allergen dari luar rumah, seperti benang sari dari

tumbuhan yang menggunakan angin untuk penyerbukannya, debu dan polusi udara atau asap.

2.        Rinitis alergi yang terjadi terus menerus (perennial)

Disebabkan bukan karena musim tertentu ( serangan yang terjadi sepanjang masa (tahunan)) diakibatkan karena kontak

dengan allergen yang sering berada di rumah misalnya kutu debu rumah, bulu binatang peliharaan serta bau-bauan yang

menyengat

3)        Rhinitis Non Alergi

Rhinitis non allergi disebabkan oleh infeksi saluran napas karena masuknya benda asing kedalam hidung, deformitas

struktural, neoplasma, dan massa, penggunaan kronik dekongestan nasal, penggunaan kontrasepsi oral, kokain dan anti

hipertensif.

Macam-macam rhinitis non alergi, yaitu:

Page 6: Askep Rhinitis

a.       Rhinitis vasomotor

Rhinitis vasomotor adalah terdapatnya gangguan fisiologik lapisan mukosa hidung yang disebabkan oleh bertambahnya

aktivitas parasimpatis.

b.      Rhinitis medikamentosa

Rhinitis medikamentosa adalah suatu kelainan hidung berupa gangguan respon normal vasomotor sebagai akibat

pemakaian vasokonstriktor topical (obat tetes hidung atau obat semprot hidung) dalam waktu lama dan berlebihan.

c.       Rhinitis atrofi

Rhinitis Atrofi adalah satu penyakit infeksi hidung kronik dengan tanda adanya atrofi progesif tulang dan mukosa konka.

Pemeriksaan Diagnostik1.      Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan kadar IgE pada serum serta hitung jenis oesinofil pada spesimen sekret hidung.

2.      Pemeriksaan in vivo

Dilakukan dengan uji kulit (skin test) yaitu, prick test maupun patch test.

PenatalaksanaanBelum adanya yang baku. Penatalaksanaan ditunjukkan untuk menghilangkan etiologi, selain gejalanya dapat dilakukan

secara konservatif atau operatif. Secara konservatif dapat diberikan:

v  Antibiotic presprektum luas atau sesuai uji resistensi kuman sampai gejala hilang.

v  Obat cuci hidung agar bersih dari krusta dan bau busuk hilang dengan larutan betadine satu sendok makan dalam 100 cc

air hangat.

v  Preparat Fe

v  Pil dan semprotan antihistamin

v  Leukotriene antagonis

v  Semprotan kortikosteroid

Page 7: Askep Rhinitis

v  Pil dan semprotan dekongestan

v  Imunoterapi alergen

v  Pengobatan sinusitis, bila terdapat sinusitis.

Komplikasi 

ü  Polip hidung

Rinitis alergi dapat menyebabkan atau menimbulkan kekambuhan polip hidung.

ü  Otitis media

Rinitis alergi dapat menyebabkan otitis media yang sering residif dan terutama kita temukan pada pasien anak-anak.

ü  Sinusitis kronik

Otitis media dan sinusitis kronik bukanlah akibat langsung dari rinitis alergi melainkan adanya sumbatan pada hidung

sehingga menghambat drainase

ASKEP TEORITIS 

1)        Pengkajian

Identitas klienNama, jenis kelamin, umur, alamat, suku bangsa, penangggung biaya.

Keluhan utamaBersin-bersin, hidung mengeluarkan sekret, hidung tersumbat, dan hidung gatal.

Riwayat peyakit dahuluApakah pasien pernah menderita penyakit THT sebelumnya?

Riwayat keluargaApakah keluarganya ada yang menderita penyakit yang di alami pasien?

Pemeriksaan fisik :– Inspeksi : permukaan hidung terdapat sekret mukoid

Page 8: Askep Rhinitis

– Palpasi : nyeri, karena adanya inflamasi

Pemeriksaan penunjang :      Pemeriksaan nasoendoskopi

      Pemeriksaan sitologi hidung

      Hitung eosinofil pada darah tepi

      Uji kulit alergen penyebab

2)        Diagnosa Keperawatan

1.    Ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi /adanya sekret yang mengental

2.    Gangguan pola istirahat berhubungan dengan  penyumbatan pada hidung

3.    Gangguan konsep diri berhubungan dengan rhinore.

 

3)      Intervensi

1.      Ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan  obstruksi/ adanya sekret yang mengental.

Tujuan : Jalan nafas efektif setelah sekret dikeluarkan

Kriteria Hasil :

a.    Klien tidak bernafas lagi melalui mulut

b.    Jalan nafas kembali normal terutama hidung

 

Intervensi Rasional

1.     Kaji penumpukan secret yang 1.      Mengetahui tingkat keparahan

Page 9: Askep Rhinitis

ada

 

2.     Observasi tanda-tanda vital

 

3.     Kolaborasi dengan tim medis

dan    tindakan selanjutnya

2.      Mengetahui perkembangan klien sebelum dilakukan operasi.

3.      Kerjasama untuk menghilangkan obat yang dikonsumsi

 

 

2.    Gangguan pola istirahat berhubungan dengan penyumbatan pada hidung

Tujuan : klien dapat istirahat dan tidur dengan nyaman

Kriteria Hasil : Klien tidur 6-8 jam sehari

 

Intervensi Rasional

1.     Kaji kebutuhan tidur klien.

 

2.     Ciptakan suasana yang nyaman

3.     Anjurkan klien bernafas lewat mulut

4.     Kolaborasi dengan tim medis pemberian obat

1.    Mengetahui permasalahan klien dalam pemenuhan kebutuhan istirahat tidur

2.    Agar klien dapat tidur dengan tenang

3.    Pernafasan tidak terganggu

 

4.    Pernafasan dapat efektif kembali lewat hidung

Page 10: Askep Rhinitis

 

3.      Gangguan konsep diri berhubungan dengan rhinore

Tujuan: konsep diri baik setelah intervensi

Kriteria Hasil:

a.       Pasien mengekspresikan kepercayaan diri dalam kemampuan.

b.      Mengekspresikan kepuasan dengan citra tubuh.

c.       Mengekspresikan kepuasan dengan rasa berharga.

Intervensi Rasional

a.         Dorong individu untuk bertanya mengenai masalah, penanganan, perkembangan dan prognosis kesehatan

b.         Ajarkan individu menegenai sumber komunitas yang tersedia, jika dibutuhkan (misalnya : pusat kesehatan mental)

c.         Dorong individu untuk mengekspresikan perasaannya, khususnya bagaimana individu merasakan, memikirkan, atau memandang dirinya

a.   Memberikan minat dan perhatian, memberikan kesempatan untuk memperbaiaki kesalahan konsep.

 

b.  Pendekatan secara komperhensif dapat membantu memenuhi kebutuhan pasienuntuk memelihara tingkah laku koping.

c.   Dapat membantu meningkatkan tingkat kepercayaan diri, memperbaiki harga diri, mrnurunkan pikiran terus menerus terhadap perubahan dan meningkatkan perasaan terhadap pengendalian diri

 

BAB  III

PENUTUP

Page 11: Askep Rhinitis

3.1     Kesimpulan

Rhinitis adalah suatu inflamasi (peradangan) pada membran mukosa di hidung. Rhinitis adalah peradangan selaput lendir

hidung. Rhinitis di kenal dengan istilah peradangan mukosa.

3.2     Saran

Diharapkan mampu memahami tentang kelainan-kelainan yang ada pada sistem pernapasan (terutama hidung) dan dapat

menerapkan bagaimana cara penanganan pasien dengan rhinitis.

Diharapkan lebih mengerti dan memahami tentang rhinitis serta bagaimana penyebaran dan penularan penyakit tersebut

untuk meningkatkan mutu kesehatan masyarakat.

 

DAFTAR PUSTAKA

Doenges Marilynn E, dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta : EGC

Herdman T. Heather. 2010. Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid 1. Jakarta : Media Aesculapius FKUI

<diakses dari internet> cpddokter.com -Continuing Profesional Development Dokter Indonesiahttp://  <tanggal 23

Oktober 2011>