22
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hernia femoralis adalah berupa benjolan di lipat paha melalui anulus femoralis. Selanjutnya isi hernia masuk ke dalam kanalis femoralis yang berbentuk corong sejajar dengan pembuluh darah balik paha (vena femoralis). Sepanjang sekitar 2 cm dan keluar pada fosa ovalis di lipat paha. Penonjolan kantong peritoneum terletak dibawah ligamentum inguinale di antara ligamentum lakunare di medial dan vena femoralis di lateral Hernia femoralis ini sering dijumpai pada perempuan tua, dengan perbandingan perempuan dan laki – laki yaitu 4:1 . Hernia jenis ini dipicu karena obesitas, kehamilan lebih dari 1 anak (kehamilan multi para). Hernia femoralis adalah hernia yang relatif jarang, terhitung hanya 3% dari semua hernia Hernia femoralis dapat terjadi pada pria dan wanita, hampir semua dari mereka mengalami penyakit ini disebabkan karena struktur tulang panggul wanita yang lebih luas. Hernia femoralis lebih sering terjadi pada orang dewasa dibandingkan pada anak. Pada anak mungkin dihubungkan dengan gangguan jaringan ikat atau dengan kondisi yang meningkatkan tekanan intraabdomen. 70 % kasus pediatrik hernia femoralis terjadi pada bayi di bawah usia 1 tahun (Article wikipedia). Pada pasien dengan hernia hiatal dilakukan adalah dengan operasi yang terdiri atas herniotomi 1

Askep Hernia Femoralis 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hernia femoralis

Citation preview

Page 1: Askep Hernia Femoralis 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hernia femoralis adalah berupa benjolan di lipat paha melalui anulus femoralis.

Selanjutnya isi hernia masuk ke dalam kanalis femoralis yang berbentuk corong

sejajar dengan pembuluh darah balik paha (vena femoralis). Sepanjang sekitar 2 cm

dan keluar pada fosa ovalis di lipat paha. Penonjolan kantong peritoneum terletak

dibawah ligamentum inguinale di antara ligamentum lakunare di medial dan vena

femoralis di lateral

Hernia femoralis ini sering dijumpai pada perempuan tua, dengan perbandingan

perempuan dan laki – laki yaitu 4:1 . Hernia jenis ini dipicu karena obesitas,

kehamilan lebih dari 1 anak (kehamilan multi para). Hernia femoralis adalah hernia

yang relatif jarang, terhitung hanya 3% dari semua hernia

Hernia femoralis dapat terjadi pada pria dan wanita, hampir semua dari mereka

mengalami penyakit ini disebabkan  karena struktur tulang  panggul wanita yang

lebih luas. Hernia femoralis lebih sering terjadi pada orang dewasa dibandingkan

pada anak. Pada anak mungkin dihubungkan dengan gangguan jaringan ikat atau

dengan kondisi yang meningkatkan tekanan intraabdomen. 70 % kasus pediatrik

hernia femoralis terjadi pada bayi di bawah usia 1 tahun (Article wikipedia).

Pada pasien dengan hernia hiatal dilakukan adalah dengan operasi yang terdiri

atas herniotomi dan  hernioplastik dengan tujuan menjepit anulus femoralis

(Herrysyu, 2011).

1.2 RUMUSAN MASALAH

A. Apa definisi dari hernia femoralis

B. Apa etiologi dari hernia femoralis

C. Bagaimana patofisiologi dari hernia femoralis

D. Bagaimana manifestasi klinis hernia femoralis

E. Bagaimana komplikasi dari hernia femoralis

F. Bagaimana pemeriksaan diagnostik hernia femoralis

G. Bagaimana pentalaksanaan hernia femoralis

H. Bagaimana asuhan keperawatan hernia femoralis

1

Page 2: Askep Hernia Femoralis 2

1.3 TUJUAN PENULISAN

A. Untuk mengetahui definisi dari hernia femoralis

B. Untuk mengetahui etiologi dari hernia femoralis

C. Untuk mengetahui patofisiologi dari hernia femoralis

D. Untuk mengetahui manifestasi klinis hernia femoralis

E. Untuk mengetahui komplikasi dari hernia femoralis

F. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik hernia femoralis

G. Untuk mengetahui pentalaksanaan hernia femoralis

H. Untuk mengetahui asuhan keperawatan hernia femoralis

2

Page 3: Askep Hernia Femoralis 2

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian

Hernia femoralis adalah suatu penonjolan hernia yang melalui kanalis femoralis di sepanjang pembuluh darah femoralis ketika pembuluh darah tersebut melintas kelipatan paha (Oswari, 2000).

Hernia femoralis adalah suatu protrusi atau penonjolan lemak preperitoneal atau organ intraperitoeal melalui pascia transversa yang lemah masuk kedalam annulus femoralis dan canalis femoralis (Skandalakis et al,1995).

Hernia femoralis adalah berupa benjolan di lipat paha melalui anulus femoralis. Selanjutnya isi hernia masuk ke dalam kanalis femoralis yang berbentuk corong sejajar dengan pembuluh darah balik paha (vena femoralis)

B. Anatomi dan Fisiologi

Kanalis femoralis terletak dimedial dari vena vemoralis didalam lakuna

vasorum, dorsal dari ligamnetum inguinalis, tempat vena safena bermuara didalam

vena femoralis. Foramen ini sempit dan dibatasi oleh tepi yang keras dan tajam.

Batas kranioventral dibentuk oleh ligamen inguinalis, kaudodorsal oleh pinggir os

pubis dari ligamen iliopektineale (ligamen cooper), sebelah lateral oleh vena

femoralis, dan disebelah medial oleh ligamen lakunare gimbenarti.

3

Page 4: Askep Hernia Femoralis 2

Kantung hernia femoralis berasal dari kanalis femoralis melalui suatu defek

pada sisi medial sarung femoralis (femoral sheath). Kanalis femoralis berisi satu

atau dua kelenjar limfe, yang terbesar disebut dengan Cloquet. Nodus-nodus ini di-

desak keluar dari kanalis femoralis oleh suatu penonjolan peritoenal dan seringkali

membentuk massa yang dapat dipalpasi. Hernia femoralis keluar melalui lakuna

vasorum kaudal dari ligamen inguinalis. Kelainan anatomi ini mengakibatkan

inkaserasi hernia femoralis (Mutaqin, 2011).

Pintu masuk hernia femoralis adalah anulus femoralis. Selanjutnya, isi hernia

masuk ke dalam kanalis femoralis yang berbentuk corong sejajar dengan vena

femoralis sepanjang kurang lebih 2 cm dan keluar pada fosa ovalis di lipat paha.

Hernia femoralis hampir selalu terlihat sebagai massa yang iredusibel, meskipun

kantungnya mungkin kosong, karena lemak dan kelenjar limfe dari kanalis

melingkari kantung. Kelenjar limfe tunggal yang membesar dapat meniru

hernia  femoralis dengan sangat tepat (Herrysyu, 2011).

C. Etiologi

Penyebab hernia femoralis sama seperti hernia inguinalis, yaitu:

1) Defek kongenital

2) Perubahan struktur fisik

3) Peningkatan tekanan intra abdomen akibat dari kehamilan atau kegemukan

4) Batuk yang kuat / kronis

5) Konstipasi kronis

6) Mengangkat bebab berat

7) Aktifitas, seperti atlet angkat besi, balap sepeda dan berbagai jenis olahraga

lainnya

D. Patofisiologi

Hernia femoralis berkembang dengan proses waktu, dengan berbagai aktivitas

yang meningkatkan tekanan intra abdomen akan meningkatkan progresifitas hernia.

Peningkatan tekanan intraabdomen akan mendorong lemak preperitoneal kedalam

kanalis femoralis yang akan menjadi pembuka jalan terjadinya hernia (Mutaqin,

2011).

Kurangnya tonus otot abdominal, obesitas, dan kehamilan multipara juga

meningkatkan resiko pada wanita untuk mengalami hernia femoralis. Hernia

4

Page 5: Askep Hernia Femoralis 2

femoralis sekunder dapat terjadi sebagai komplikasi herniorafi pada hernia

inguinalis, terutama yang memakai teknik bassini atau soldice yang menyebabkan

fasia transversa dan ligamentum inguinale lebih bergeser keventrokranial sehingga

kanalis femoralis lebih luas. Sebagian besar hernia femoralis berkembang hanya

pada satu sisi, tetapi sekitar 15% dari hernia femoralis bersifat bilateral dan kondisi

hernia bilateral cenderung lebih tinggi untuk terjadi hernia strangulasi, serta sekitar

20% hernia bisa berkembang menjadi hernia inclarserata (Mutaqin, 2011).

Hernia femoralis sekunder dapat terjadi sebagai komplikasi herniorafi pada

hernia inguinallis yang menyebabkan fasia transversa dan ligamentum inguinale

tergeser ke ventrokranial sehingga kanalis femoralis lebih luas. Hernia femoralis

keluar di sebelah ligamentum inguinale pada fosa ovalis. Kadang-kadang hernia

femoralis tidak teraba dari luar (Herrysyu, 2011).

Pathway

Kehamilan, kegemukan, konstipasi kronis,

mengangkat beben berat

Tekanan intraabdomen

Obstruksi intestinal Lemak preperitoneal masuk ke dalam kanalis femoralis

menjadi pembuka jalan terjadinya hernia

terjepitnya vena dan arteri femoralis

gangguan suplai darah

ke intestinal

nekrosis intestinal

5

Page 6: Askep Hernia Femoralis 2

E. Manifestasi klinik

Pada hernia femoralis kadang tidak menimbulkan gejala. Tapi ada beberapa

gejala yang sering tampak yaitu:

1. Tampak adanya tonjolan dipaha bagian atas sebelah pangkal paha

2. Nyeri pada benjolan dipaha

3. Ketidaknyamanan pangkal paha yang lebih buruk ketika  berdiri dan mengangkat

benda berat

4. Kadang-kadang sakit perut, mual, dan muntah

5. Sakit waktu kencing (dysuria) disertai hematuria (kencing darah) disamping

benjolan di bawah sela paha.

F. Komplikasi

Komplikasi hernia bergantung pada keadaan yang dialami isi hernia. Isi hernia

dapat tertahan dalam kantong hernia pada hernia ireponible ini dapat terjadi jika isi

hernia terlalu besar, misalnya  terdiri dari omentum, organ ekstraperitoneal atau

merupakan hernia akreta.

Bila cincicn hernia sempit, kurang elastis, atau lebih kaku seperti pada hernia

femoralis dan hernia obturatoria, lebih sering terjadi jepitan parsial. Jarang terjadi

inkaserasi retrograd, yaitu dua segmen usus terperangkap di dalam kantong hernia

dan satu segmen lainnya berdada dalam rongga peritoneum.

Jepitan cincicn hernia akan menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi hernia.

Pada permulaan terjadi bendungan vena sehingga terjadi udema organ atau struktur

di dalam hernia dan transudasi ke dalam kantong hernia makin bertambah sehingga

akhirnya peredarah darah jaringan terganggu. Isi hernia menjadi nekrosis dan

kantong hernia akan berisi transudat beruapa cairan serosanguinis. Kalau isi hernia

terdiri atas usus, dapat terjadi:

1) Strangulasi (penyumbatan aliran darah)

2) Gangguan perfusi jaringan

3) Perforasi usus

4) Abses lokal

5) Fistel

6) Peritonitis

6

Page 7: Askep Hernia Femoralis 2

G. Pemeriksaan Diagnostik

1. Pemeriksaaan kultur jaringan untuk mendeteksi adanya adenitis tuberkulosa

2. Foto polos abdomen untuk mendeteksi adanya udara pada usus untuk mendeteksi

adanya ileus

3. CT Scan untuk mendeteksi adanya hernia ekstra kolon

4. Pemeriksaan fisik yang didapatkan sesuai dengan manifestasi klinik hernia

femoralis. Pada survei umum pasien pemeriksaan fisik fokus akan didapatkan:

o Inspeksi : secara umum akan terlihat penonjolan abnormal pada lipatan paha.

Apabila tidak terlihat dan terdapat adanya riwayat penonjolan, maka

pemeriksaan sederhana pasien didorong untuk melakukan aktiitas peningkatan

intra abdominal, seperti mengedan untuk menilai adanya penonjolan pada

lipatan paha.

o Palpasi : nyeri tekan pada lipatan paha dan paha atas.

o Auskultasi : penurunan bising usus atau tidak ada menandakan gejala

obstruksi intestinal. (Mutaqin, 2011)

H. Penatalaksanaan

Pada pasien dengan hernia femoralis  bisa dilakukan dengan pengobatan

konservatif maupun tindakan definitif berupa operasi. Tindakan konservatif terbatas

pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian penyangga atau penunjang untuk

mempertahankan isi hernia yang telah direposisi. Pengurangan hernia secara non-

operatif dapat segera dilakukan dengan berbaring, posisi pinggang ditinggikan, lalu

diberikan analgetik (penghilang rasa sakit) dan sedatif (penenang) yang cukup untuk

memberikan relaksasi otot. Perbaikan hernia terjadi jika benjolan berkurang dan

tidak terdapat tanda-tanda klinis strangulasi.

Operasi terdiri dari herniotomy disusul dengan hernioplasty dengan tujuan

menjepit annulus femoralis. Hernia femoralis dapat didekati dari krural. Inguinal,

atau kombinasi keduanya. Pendekatan krural yang tanpa membuka kanalis

inguinalis dipilih pada perempuan. Pendekatan kombinasi dapat dipilih pada hernia

femoralis inkaserata, hernia residif atau kombinasi dengan hernia ingunalis. Pada

pendekatan krural, hernioplasty dapat dilakukan dengan menjahitkan ligamentun

inguinal ke ligamentum cooper. Teknik Bassini melalui region ingunalis,

ligamentum inguinale dijahitkan ke ligamentum gimbernati. Prinsip dasar operasi

hernia terdiri dari herniotomi dan hernioplastik.

7

Page 8: Askep Hernia Femoralis 2

Pada hernioplastik dilakukan tindakan memperkecil anulus inginalis internus

dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Dikenal berbagai metode

hernioplastik, seperti memperkecil anulus inguinalis internus dengan jahitan

terputus, menutup, dan memperkuat fasia transversa, dan menjahitkan pertemuan

muskulus transversus internus abdominis dengan muskulus oblikus internus

abdominis yang dikenal dengan nama conjoint tendon ke ligamentum inguinale

Poupart menurut metode Bassini. Metode ini memperbaiki orifisium miopektineal,

superior dari ligamentum inguinalis, yaitu anulus profunda dan segitiga Hesselbach,

sehingga dapat diterapkan baik pada hernia direk maupun indirek.

8

Page 9: Askep Hernia Femoralis 2

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HERNIA FEMORALIS

A. Pengkajian Keperawatan

1. Pola persepsi kesehatan-pemeliharaan kesehatan.

Kaji status riwayat kesehatan yang pernah dialami klien (keluhan yang dialami

klien, apa upaya dan dimana klien mendapat pertolongan kesehatan, lalu apa saja

yang membuat status kesehatan klien menurun.

2. Pola nutrisi metabolik.

Tanyakan kepada klien tentang jenis, frekuensi, dan jumlah klien makan dan

minum  klien dalam sehari. Kaji apakah klien mengalami anoreksia,mual atau

muntah dan haus terus menerus. Kaji selera makan berlebihan atau berkurang,

ataupun adanya terapi intravena, penggunaan selang NGT, timbang juga berat

badan, ukur tinggi badan, lingkaran lengan atas serta hitung berat badan ideal klien

untuk memperoleh gambaran status nutrisi

3. Pola eliminasi.

Kaji terhadap frekuensi, karakteristik, kesulitan/masalah dan juga pemakaian alat

bantu seperti folly kateter, ukur juga intake dan output setiap shift. Kaji  apakah

klien mengalami distensi abdomen, ketidakmampuan defekasi dan Flatus.

4. Pola aktivitas dan latihan

Kaji kemampuan beraktivitas baik sebelum sakit atau keadaan sekarang dan juga

penggunaan alat bantu seperti tongkat, kursi roda dan lain-lain. Tanyakan kepada

klien tentang penggunaan waktu senggang. Adakah keluhan pada pernapasan,

jantung seperti berdebar, nyeri dada, badan lemah.

5. Pola tidur dan istirahat

Tanyakan kepada klien kebiasan tidur sehari-hari, jumlah jam tidur, tidur siang.

Bagaimana suasana tidur klien apakah terang atau gelap. Sering bangun saat tidur

dikarenakan oleh nyeri, gatal, berkemih, sesak dan lain-lain.

6. Pola persepsi kognitif

Tanyakan kepada klien apakah menggunakan alat bantu pengelihatan,

pendengaran. Adakah klien kesulitan mengingat sesuatu, bagaimana klien

mengatasi rasa tidak  nyaman : nyeri. Adakah gangguan persepsi sensori seperti

pengelihatan kabur, pendengaran terganggu. Kaji tingkat orientasi terhadap tempat

waktu dan orang.

9

Page 10: Askep Hernia Femoralis 2

7. Pola persepsi dan konsep diri

Kaji tingkah laku mengenai dirinya, apakah klien pernah mengalami putus

asa/frustasi/stress dan bagaimana menurut klien mengenai dirinya.

8. Pola peran hubungan dengan sesama

Apakah peran klien dimasyarakat dan keluarga, bagaimana hubungan klien di

masyarakat dan keluarga dan teman kerja. Kaji apakah ada gangguan komunikasi

verbal dan gangguan dalam interaksi dengan anggota keluarga dan orang lain.

9. Pola produksi seksual

Tanyakan kepada klien tentang penggunaan kontrasepsi dan permasalahan yang

timbul. Berapa jumlah anak klien dan status pernikahan klien.

10. Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stres

Faktor yang membuat klien marah dan tidak dapat mengontrol diri, tempat klien

bertukar pendapat dan mekanisme koping yang digunakan selama ini. Kaji keadaan

klien saat ini terhadap penyesuaian diri, ungkapan, penyangkalan/penolakan

terhadap diri sendiri.

B. Diagnosa Keperawatan

1. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

intake makanan yang adekuat.

2. Ketidak seimbangan cairan tubuh berhubungan dengan keluarnya cairan tubuh

dari muntah dan obstruksi intestinal.

3. Nyeri berhubungan dengan respon inflamasi lokal

4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya port de entree luka pasca bedah.

5. Kecemasan berhubungan dengan prognosis penyakit, rencana pembedahan.

C. Intervensi Keperawatan

1. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

kurangnya intake makanan yang adekuat.

NOC:

Pasien dapat menunjukkan metode menelan makanan yang tepat

Intake makanan menjadi adekuat

\Berat badan pada hari ketuju pasca operasi meningkat 0,5 kg.

10

Page 11: Askep Hernia Femoralis 2

NIC:

1. Kaji toleransi fisik terhadap asupan nutrisi .

Rasional :pasien dengan hernia hiatal mempunyai tingkat fariasi terhadap

toleransi intake nutrisi.

2. Evaluasi adanya alergi makanan dan kontraindikasi makanan.

Rasional: beberapa pasien mungkin mengalami alergi makanan terhadap

makanan tertentu.

3. Pantau intake dan output, anjurkan untuk timbang berat badan secara periodik.

Rasional: berguna dalam mengukur keefektikan nutrisi dan dukungan cairan

4. Beri makanan halus atau makanan cair secara bertahap dan dicampur dengan

air.

Rasional: makanan halus dapat memenuhi diet normal, yang dapat dimkan

melalui NGT.

2. Ketidak seimbangan cairan tubuh berhubungan dengan keluarnya cairan tubuh

dari muntah dan obstruksi intestinal.

NOC:

Keseimbangan cairan optimal

Pasien menunjukkan muntah berkurang

NIC :

1. Kaji membran mukosa, turgor kulit dan pengisian kapiler

Rasional : indikator keadekuatan sirkulasi perifer dan hidrasi seluler

2. Pantau intake dan out put, catat warna urine /konsentrasi

Rasional: penurunan haluaran urine dengan peningkatan berat jenis diduga

dehidrasi / kebutuhan peningkatan cairan.

3. Auskultasi bising usus dan catat gerakan usus

Rasional : indikator kembalinya peristaltik, kesiapan untuk pemasukan peroral

4. Berikan sejumlah kecil minuman bila masukan peroral dimulai dan lanjutkan

dengan diet sesuai toleransi.

Rasional : menurunkan iritasi gaster / muntah untuk meminimalkan kehilangan

cairan.

5. Kolaborasi pemberian cairan Intra vena

Rasional : membantu meningkatkan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.

3. Nyeri berhubungan dengan respon inflamasi lokal

11

Page 12: Askep Hernia Femoralis 2

NOC:

Dalam waktu 1 x 24 jam pasca operasi respon dan tingkat nyeri berkurang.

Pasien mampu melakukuan manajemen nyeri non farmakologi apabila sensani

nyeri muncul.

Ekspresi pasien rileks dan mampu melakuakn mobilitas ringan dengan nyeri

yang terkontrol .

NIC:

1. Jelaskan dan bantu pasien dengan tindakan untuk meredakan nyeri non

farmakologi dan non invasif .

Rasional: menunjukkan keefektikan dalam mengurangi nyeri.

2. Istirahatkan pasien pada saaat nyeri muncul.

Rasional: istirahat secara fisiologis dapat menurunkan stimulus nyeri.

3. Ajarkan teknik relaksasi pernapasan dalam pada saat nyeri muncul.

Rasional: meningkatkan asupan oksigen untuk menurunkan nyeri sekunder dan

iskemia intestinal.

4. Manajemen lingkungan: lingkungan tenang, batasi pengunjung, dan

istirahatkan pasien.

Rasional: lingkungan tenang akan menurunkan stimulus nyeri eksternal dan

pembatasan pengunjung membantu meningkatkan kondis oksigen ruangan,

istirahat akan menurunkan kebutuhan  oksigen  ke jaringan perifer.

4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya port de entree luka pasca bedah.

NOC:

Dalam waktu 2 x 24 jam tidak terjadi infeksi.

Terjadi perbaikan pada integritas pada jaringan lunak.

Tidak ada tanta-tanda infeksi dan peradangan pada area luka pembedahan.

NIC:

1. Kaji jenis pembedahan, dan lakukan perawatan luka.

Rasional: mengidentifikasi kemajuan terhadap luka pembedahan dan mencegah

kontaminasi kuman ke luka bedah.

2. Bersihkan luka dan drainase dengan cairan antiseptik dari arah dalam ke

luar.

Rasional: mengoptimalkan dan mencegah kontaminasi  kuman ke jaringan luka .

3. Tutup luka dan penampang eksternal dengan kasa steril.

12

Page 13: Askep Hernia Femoralis 2

Rasional: penutupan secara menyeluruh dapa menghindari kontaminasi dari benda

atau udara yang bersentuhan dengan luka operasi.

4. Kaji kondisi luka dan laporkan bila di temukan tanda –tanda infeksi.

Rasional: adanya respon peradangan akan mengganggu dan memerlukan

intervensi dari ahli bedah.

5. Kolaborasi penggunaan antibiotik.

Rasional: antibiotik diberikan selama 3 hari pasca operasi untuk mencegah

terjadinya infeksi.

5. Kecemasan berhubungan dengan prognosis penyakit, rencana pembedahan.

NOC :

Pasien akan meneruskan aktivitas yang dibutuhkan meskipun mengalami

kecemasan

Pasien akan mengkomunikasikan kebutuhan dan perasaan negative secara

tepat.

NIC:

1. Kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan pasien

Rasional : untuk mengetahui tingkat kecemasan yang sedang dialami pasien.

2. Anjurkan pasien untuk mengungkapkan dan mengekspresikan rasa takutnya

Rasional : memberikan kesempatan untuk berkonsentrasi, kejelasan dari rasa

takut pasien.

3. Jelaskan semua prosedur , termasuk semua sensasi yang biasanya dialami

selama prosedur

Rasional : meminimalkan kekhawatiran, ketakutan , pransangka atau perasaan

tidak tenang.

D. Evaluasi

Kriteria evaluasi yang diharapkan dapat diketahui setelah melaksanakan intervensi

keperawatan pada pasien hernia femoralis, meliputi hal-hal berikut:

1. Asupan nutrisi harian terpenuhi

2. Keseimbangan cairan optimal

3. Nyeri berkurang atau teradaptasi

4. Tidak terjadi infeksi luka pasca bedah

5. Tingkat kecemasan berkurang

13

Page 14: Askep Hernia Femoralis 2

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hernia femoralis adalah berupa benjolan di lipat paha melalui anulus femoralis.

Selanjutnya isi hernia masuk ke dalam kanalis femoralis. Penyebab hernia femoralis

sama seperti hernia ingualis. Hernia femoralis kebanyakan terjadi pada wanita.

Hernia femoralis lebih sering terjadi pada orang dewasa dibandingkan pada anak.

Pada hernia femoralis kadang tidak menimbulkan gejala. Tapi ada beberapa gejala

yang sering tampak yaitu: adanya tonjolan dipaha, nyeri pada benjolan, kadang

merasa sakit perut, mual, dan muntah

B. Saran

Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua yang membaca dan mengerti

bagaimana kita harus memperlakukan mata kita sebagaimana mestinya. Karena

kesehatan itu sangat penting untuk kehidupan kita sehari – hari.

14

Page 15: Askep Hernia Femoralis 2

DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin , Arif dan Kumala Sari. 2011. Gangguan Gastrointestinal Aplikasi Asuhan

Keperwatan Medikal Bedah. Jakarta : Salemba Medika

Erickson, Kimberly McCrudden. Abdominal Hernias. eMedicine Specialties (General

Surgery) Abdomen. 30 Oktober 2013

15