22
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA PADA KEPUARGA TN. B KHUSUSNYA NY. S DENGAN HIPERTENSI BR. SEMBUNG, MENGWI, BADUNG, BALI A. Pengkajian I. Data Umum: Nama kepala keluarga Umur Alamat Pekerjaan Pendidikan : Tn. B : 56 tahun : Br. Sembung, Mengwi, Badung, Bali : Buruh Pabrik : SMP Daftar anggota keluarga: No. Nama Jenis kelamin Hubungan dgn Keluarga Umur Pendidik an Ket. 1 2 3 4 Tn B Ny. S An. F An. A L P L P Bapak Ibu Anak Anak 56 50 30 25 SMP SD SMA SMP Sehat Sakit Sehat Sehat Genogram : 46 40

ASKEP_KELUARGA_HIPERTENSI

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ASKEP_KELUARGA_HIPERTENSI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA PADA KEPUARGA TN. B

KHUSUSNYA NY. S DENGAN HIPERTENSI BR. SEMBUNG, MENGWI,

BADUNG, BALI

A. PengkajianI. Data Umum:

Nama kepala keluarga

Umur

Alamat

Pekerjaan

Pendidikan

: Tn. B

: 56 tahun

: Br. Sembung, Mengwi, Badung, Bali

: Buruh Pabrik

: SMP

Daftar anggota keluarga:

No. Nama Jenis

kelamin

Hubungan dgn

Keluarga

Umur Pendidikan Ket.

1

2

3

4

Tn B

Ny. S

An. F

An. A

L

P

L

P

Bapak

Ibu

Anak

Anak

56

50

30

25

SMP

SD

SMA

SMP

Sehat

Sakit

Sehat

Sehat

Genogram :

30

4640

25An. F An. A

Ny. STn. B

Page 2: ASKEP_KELUARGA_HIPERTENSI

Keterangan:

= tinggal satu rumah

Keluarga ini tergolong dalam Nuclear family karena dalam satu

rumah terdapat Ayah. Ibu dan anak Keluarga ini berbudaya suku Bali.

b. Status Social Ekonomi Keluarga

Penghasilan Ny. S diperoleh darik BPK. B Yang bekerja sebagai buruh.

Penghasilan rata-rata sebulan Rp. 700, yang dipergunakan untuk kebutuhan

sehari-hari. Keluarga tidak mempunyai tabungan khusus untuk kesehtatan, tiap

bulannya keluarga tidak bias menabung. Barang yang dimiliki keluarga di rumah

seperti kompor, kipas angin, minyak, setrika, dan televise 14 inchi.

c. Aktivitas keluarga

Keluarga jarang pergi ke tempat berekreasi, karena penghasilan Bpk. B setiap

bulan tidak mencukupi untuk melakukan rekreasi. Kebiasaan keluarga hanya

berkumpul d rumah dan menonton TV.

B. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

Riwayat kesehatan anggota keluarga

a. Ny. S

Ny. S mengatakan bahwa ia menderita tekanan darah tinggi. Ny. S

mengungkapkan bahwa didalam keluarganya tidak memiliki penyakit keturunan

seperti kencing manis maupun penyakit menular. Saat dilakukan pengkajian

tekanan darah 170/100 mmHg.

b. Tn. B

Selama ini tidak pernah menderita penyakit berat. Sakit yang sering dialami

adalah flu dan batuk dan pada saat ia sakit maka ia akan membelikan obat-obat

yang ada di warung dan jika belum sembuh maka ia akan pergi ke Puskesmas.

c. An. A

Laki-laki. Perempuan.

Penderita Hipertensi.

Tinggal serumah.

Page 3: ASKEP_KELUARGA_HIPERTENSI

Penyakit yang sering diderita oleh An. A adalah batuk pilek. Usaha yang

dilakukan oleh ibu untuk mengatasi hal ini adalah membelikan obat di warung

yang dijual bebas, apabila masih sakit maka oleh ibu akan dibawa ke puskesmas.

d. An. F

Selama ini tidak pernah menderita sakit berat, sakit yang sering dideritanya

adalah batuk pilek yang oleh ibunya akan dibelikan obat di warung dan apabila

tidak sembuh akan dibawa ke puskesmas.

1. Tahap Perkembangan keluarga saat ini

a. Tahap perkembangan keluarga Bpk. B saat ini termasuk keluarga dengan

anak dewasa, tugas perkembangan keluarga dengan anak dewasa seperti :

Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karir

pekerjaan; Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai

individu.

b. Memberika kebebasan dalam batasan tanggung jawab, keluarga Bpk. B

menerapkan keseimbangan antara kebebasan yang diberikan dengan

tanggung jawab masing-masing. Ny. S sudah memberikan pembagian

tugas dengan anak-anaknya dalam kegiatan melakukan kebersihan rumah

meliputi cuci baju, menyetrika, memasak, menyapu. Anak-anaknya

bergaul dengan tetangga sekitar rumah, sepulang kerja selalu dihabiskan

dengan tidur atau pergi ke rumah sepupu yang tinggal di banjar lain.

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Anak-anak Bpk. B jarang berada di rumah, karena anak-anak Bpk. G sibuk

dengan pekerjaannya.

3. Riwayat keluarga inti

Bpk. B dan Ny. S sudah menikah 25 tahun yang lalu, perkawinannya di restui

oleh kedua orang tua masing”, dalam perkawinannya mereka di karuniai 2 anak

yang pertama cwo dan yang kedua cwe.

4. Riwayat keluarga sebelumnya

Riwyat orang tua pihak Bpk. B dan Ny. S tidak mempunyai penyakit hipertensi,

C. Lingkungan

Page 4: ASKEP_KELUARGA_HIPERTENSI

1. Rumah yang dimiliki keluarga ini merupakan rumah permanen, luas rumah

keseluruhan + 75 m2 dengan jumlah kamar yang dimiliki adalah 4 kamar tidur, 2

ruang tamu, 1 kamar mandi, 1 dapur, serta 1 ruang keluarga yang berfungsi

untuk tempat menonton televisi bersama. Pencahayaan didalam rumah ini

kurang karena rumah masih tampak gelap pada kamar-kamarnya dan pada

bagian kamar belakang ventilasi kurang karena tidak memiliki jendela, lantai

rumah tampak kotor. Air minum yang digunakan oleh keluarga ini adalah air

PDAM yang sudah dimasak. Keluarga ini memiliki tempat tinggal yang tetap

dan tidak berpindah-pindah.

Denah rumah Ny. S

Keterangan:

1. Kamar tidur

2. Ruang tamu

3. Ruang keluarga

4. Dapur

5. Kamar mandi

Di lingkungan benjar setempat memiliki budaya untuk selalu mengunjungi

warga yang sakit dengan memberikan sedikit bantuan sehingga dapat

meringankan beban keluarga yang sakit. Ny. S Mengatakan bahwa ia mengikuti

kegiatan arisan di lingkungan banjar tetapi jika ia sakit ia tidak mengikutinya.

2. Karakterisitik tetangga dan komunitas RW

Bpk. B tinggal di tempat lingkungan yang padat penduduknya, mayoritas

penduduknya beragama hindu. Mertua, sepupu, kakak kandung keduanya tidak

tinggal satu lingkungan. Lingkungan tetangga akrab dan saling menolong bila

ada kesusahan.

3. Mobilitas geografis keluarga

Keluarga Bpk. B sudah lama tinggal di lingkungan tersebut. Rumah Bpk. B

berada 600 meter dari jalan raya, jenis kendaraan yang dipakai biasanya motor.

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyrakat

Ny. S sangat aktif mengikuti perkumpulan. Setipa 2 x 1 minggu, Ny.S mengikuti

1

1

1

1

2

2

3

45

Page 5: ASKEP_KELUARGA_HIPERTENSI

persembahyangan di pura lingkungannya dan sebulan sekali mengikuti arisan

PKK, Bpk. G mengikuti kegiatan bersih-bersih di lingkungan tempat tinggalnya.

D. Struktur keluarga

Pola komunikasi di dalam keluarga ini terbuka dan didalam keluarga semua

anggota keluarga menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya. Menurut Ny. S di

dalam keluarganya menganut norma yang berlaku di dalam masyarakat danadat

istiadat setempat.

1. Pola komunikasi keluarga

Interaksi di keluarga paling sering dilakukan pada saat Bpk. B dan anak-anaknya

pulang dari bekerja, pola komunikasi keluarga terbuka apabila ada masalah

keluarga biasanya selalu mendiskusikan masalah tersebut.

2. Struktur kekuatan keluarga

Keluarga Bpk. B saling mendukung satu dengan lainnya, respon keluarga bila

ada salah satu anggota keluarganya mengalami masalah selalu mencari jalan

keluarnya bersama-sama. Bila ada salah satu anggota keluarganya yang sakit

pasti langung di bwa berobat.

3. Struktur Peran

Bpk. G sebagai pencari nafkah yang menjadi buruh, Ank. F sebagai pegawai

hotel sedangkan Ank A sebagai pelayan toko biasanya kembali ke rumah pada

sore hari.

4. Nilai dan norma keluarga

Keluarga menerapkan nilai-nilai agama pada setiap anggota keluargannya,

seperti sembahyank di pura tempat lingkungan mereka, ngayah di pura.

E. Fungsi keluarga

a. Fungsi afektif

Menurut Ny. S ia senang memiliki keluarga serta sangat senang karena dapat

berkumpul dengan mereka. Keluarga tampak harmonis, saling memperhatikan

satu dengan yang lain serta saling menghargai satu dengan yang lain, apabila ada

anggota keluarga lain yang membutuhkan maka anggota keluarga akan

membantu sesuai dengan kemampuan.

Page 6: ASKEP_KELUARGA_HIPERTENSI

b. Fungsi sosialisasi

Hubungan antaranggota keluarga baik, di dalam keluarga ini tampak kepedulian

anggota keluarga dengan saling tolong-menolong dalam melaksanakan tugas di

dalam keluarga ini. Keluarga ini juga membina hubungan yang baik dengan

tetangga sekitar rumahnya terbukti dengan seringnya tetangga main ke teras

rumahnya untuk berbincang-bincang dengan anggota keluarga.

c. Fungsi perawatan kesehatan

Ny. S mengatakan bahwa ia tidak mengetahui bahwa penyakit takanan darah

tingginya berbahaya jika dibiarkan tanpa adanya kontrol, ia juga tidak

mengetahui tanda-tanda terjadinya peningkatan tekanan darah yang diketahuinya

hanya kepala pusing. Ny S. mengatakan ia tidak mengurangi atau pantangan

makanan apapun karena ia tidak tahu serta makanan yang dikonsumsinya sama

dengan makanan yang dikonsumsi oleh keluarga. Menurut keluarga, sakit yang

dialami Ny. S ini tidak terlalu dirasakan karena Ny. S di bawa ke puskesmas jika

ada keluhan saja. Anggota keluarga mengatakan bahwa ia tidak mengetahui

akibat yang bisa timbul akibat dari tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol

serta cara merawat anggota keluarga yang sakit. Keluarga mengatakan bahwa

yang menjaga kebersihan rumah adalah Ny. S dibantu oleh anak-anaknya secara

bergantian. Keluarga mengatakan bahwa mereka melakukannya karena

kebiasaan. Keluarga mengetahui jika sakit ia harus pergi ke puskesmas apalagi

puskesmas yang ada cukup dekat dengan rumah hanya berjalan kaki maka akan

sampai.

F. Stress dan koping keluarga

Ny. S mengatakan bahwa di dalam keluarganya jika ada masalah mengenai anak,

sekolah anak atau apapun akan berusaha diselesaikan dengan berunding bersama-

sama untuk mencari jalan yang terbaik. Dan apabila masalah tersebut belum

terpecahkan juga maka keluarga akan minta bantuan kepada anggota keluarga yang

lebih tua dalam membantu memecahkan masalah.

G. Pemeriksaan fisik

Page 7: ASKEP_KELUARGA_HIPERTENSI

Pemeriksaan

FisikTn. B Ny. S An. F An. A

TD

Nadi

RR

BB

TB

Suhu

Rambut

Mata

Konjungtiva

Sclera

Hidung

Telinga

130/90 mmHg

72 kali/menit

20 kali/menit

60 kg

168 cm

360C

Hitam ,lurus,

bersih,

Tidak ada

katarak, tidak

ada penurunan

visus penglihatan

Tidak anemis

Tidak keruh

Tidak kotor

Bersih, tidak ada

penurunan tajam

pendengaran

170/100 mmHg

80 kali/menit

22 kali/menit

52 kg

160 cm

36,50C

Hitam, ikal,

bersih

Tidak ada

katarak, tidak

ada penurunan

visus penglihatan

Tidak anemis

Tidak keruh

Tidak kotor

Bersih, tidak ada

penurunan tajam

pendengaran

120/80 mmHg

70 kali/menit

20 kali/menit

55 kg

170 cm

36,30C

Hitam, ikal,

bersih

Tidak ada

katarak, tidak

ada penurunan

visus penglihatan

Tidak anemis

Tidak keruh

Tidak kotor

Bersih, tidak ada

penurunan tajam

pendengaran

110/80 mmHg

70 kali/menit

18 kali/menit

49 kg

158 cm

36,30C

Hitam, ikal,

bersih

Tidak ada

katarak, tidak

ada penurunan

visus penglihatan

Tidak anemis

Tidak keruh

Tidak kotor

Bersih, tidak ada

penurunan tajam

pendengaran

Page 8: ASKEP_KELUARGA_HIPERTENSI

Kulit

Gigi

Leher

Punggung

Lutut

Kuku

Keluhan

Dada

Paru

Abdomen

Tidak ada lesi,

bersih

Bersih, tidak ada

caries gigi,

stomatitis dan

tidak memakai

gigi palsu

Tidak ada

pembesaran

kelenjar tiroid

dan vena

jugularis

Kifosis (-),

lordosis

(-), skoliosis (-)

Tidak Pegal-

pegal

Pendek Bersih

Simetris, tidak

ada

tonjolan/benjolan

Wheezing (-),

Ronkhi (-)

Tidak ada

Tidak ada lesi,

bersih

Bersih, tidak ada

caries gigi,

stomatitis dan

tidak memakai

gigi palsu

Tidak ada

pembesaran

kelenjar tiroid

dan vena

jugularis

Kifosis (-),

lordosis

(-), skoliosis (-)

Tidak Pegal-

pegal

Pendek, bersih

Simetris, tidak

ada

tonjolan/benjolan

Wheezing (-),

Ronkhi (-)

Tidak ada

Tidak ada lesi,

bersih

Bersih, tidak ada

caries gigi,

stomatitis dan

tidak memakai

gigi palsu

Tidak ada

pembesaran

kelenjar tiroid

dan vena

jugularis

Kifosis (-),

lordosis

(-), skoliosis (-)

Tidak Pegal-

pegal

Pendek, bersih

Simetris, tidak

ada

tonjolan/benjolan

Wheezing (-),

Ronkhi (-)

Tidak ada

Tidak ada lesi,

bersih

Bersih, tidak ada

caries gigi,

stomatitis dan

tidak memakai

gigi palsu

Tidak ada

pembesaran

kelenjar tiroid

dan vena

jugularis

Kifosis (-),

lordosis

(-), skoliosis (-)

Tidak Pegal-

pegal

Pendek, bersih

Simetris, tidak

ada

tonjolan/benjolan

Wheezing (-),

Ronkhi (-)

Tidak ada

Page 9: ASKEP_KELUARGA_HIPERTENSI

Ekstremitas

tonjolan,

tidak keras,

bising usus

16x/menit

Kekuatan otot

5 5

5 5

tonjolan,

tidak keras

bising usus

20x/menit

Kekuatan otot

5 5

5 5

tonjolan,

tidak keras

bising usus

18x/menit

Kekuatan otot

5 5

5 5

tonjolan,

tidak keras

bising usus

22x/menit

Kekuatan otot

5 5

5 5

H. Harapan keluarga

Kelurga mengharapkan agar petugas dapat membantu mengatasi masalah yang

dihadapi oleh keluarganya dan ia mengharapkan dapat membantu mempercepat

kesembuhan bagi penyakit yang sedang dideritanya.

I. ANALISA DATA

No DATADiagnosa

Keperawatan

1 DS :

Ny. S mengatakan bahwa ia tidak mengetahui

tanda-tanda terjadinya peningkatan tekanan darah,

ia juga mengatakan bahwa ia tidak tahu harus

mengurangi makan apa, karena selama ini ia tidak

pantang atau mengurangi makanan. Ia mengatakan

sering mengalami pusing kepala. Keluarga

mengatakan bahwa ia tidak pernah mengajak

kontrol ke puskemas atau tempat yang lain untuk

mrngontrol tekanan darahnya

DO :

Risiko terulangnya

kembali penyakit

hipertensi pada lansia

(Ny. S) berhubungan

dengan

ketidakmampuan

keluarga untuk

mengenal masalah

kesehatan anggota

keluarga (hipertensi).

Page 10: ASKEP_KELUARGA_HIPERTENSI

Tekanan darah Ny. S 170/100 mmHg.

J. PENAPISAN DATA

Risiko terulangnya kembali penyakit hipertensi pada lansia (Ny. R) berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga untuk mengenal masalah kesehatan anggota

keluarga (hipertensi).

Page 11: ASKEP_KELUARGA_HIPERTENSI

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

1 Sifat masalah

Skala : Risiko x 1 = Seringnya sakit kepala, pusing,

kesemutan, gemetar pada kaki

dan tangan, pegal daerah

tengkuk, serta sering merasa

mual pada pasien (Ny. S)

tersebut dikarenakan ia suka

mengonsumsi kopi, garam, dan

makanan yang mengandung

lemak sehingga panyakit

hipertensinya kadang-kadang

kambuh.

2 Kemungkinan

masalah dapat

diubah

Skala :

sebagian

x 2 = 1 1 Kebiasaan pasien yang dapat

mendorong kekambuhan akan

terulang kembali saat klien

merasakan dalam keadaan

sehat.

3 Potensial

masalah untuk

dicegah

Skala : Tinggi

x 1 = 1 1 Sumber dan tindakan yang

mencegah dapat dijangkau oleh

pasien.

4 Menonjolnya

masalah

Skala :

masalah tidak

dirasakan

x 1 = 0 0 Kebiasaan dalam menangani

masalah yang sederhana dapat

menyebabkan masalah tidak

dianggap serius oleh pasien

dan keluarga.

Page 12: ASKEP_KELUARGA_HIPERTENSI

Diagnosis

KeperawatanTujuan

Kriteria

Evaluasi

Standar

Evaluasi

Rencana

Intervensi

Risiko

terulangnya

kembali

penyakit

hipertensi pada

lansia (Ny. S)

berhubungan

dengan

ketidakmampuan

keluarga untuk

mengenal

masalah

kesehatan

anggota keluarga

(hipertensi).

Tujuan Umum :

setelah dilakukan

kunjungan rumah

selama 2 minggu

diharapkan pasien dan

keluarga mengenal

masalah kesehatan

anggota keluarga

(hipertensi).

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 60 menit, keluarga mampu :

1. Mengenal diabetes

mellitus dengan :

a. Menjelaskan

pengertian

hipertensi

Respon

Verbal

Hipertensi

pada

didefinisikan

sebagai

tekanan

sistoliknya 140

mmHg dan

tekanan

diastoliknya 90

1. Diskusikan

dengan

keluarga

pengertian

hipertensi pada

lansia.

2. Anjurkan

keluarga untuk

memngungkap

Page 13: ASKEP_KELUARGA_HIPERTENSI

mmHg kan kembali

pengertian

hipertensi pada

lansia.

b. Menjelaskan

faktor risiko

pada penderita

hipertensi

Respon

Verbal

Menyebutkan

4 dari 7

penyebab dan

faktor risiko

diabetes

mellitus.

1. Faktor

genetik

2. Umur

3. Jenis

kelamin

4. Etnis

5. Stres

6. Obesitas

7. Nutrisi

1. Diskusikan dengan keluarga faktor risiko hipertensi.

2. Beri kesempatan keluarga untuk bertanya.

3. Motivasi keluarga untuk mengungkapkan kembali faktor risiko hipertensi.

c. Menjelaskan

tanda dan gejala

hipertensi

Respon

Verbal

Menyebutkan

4 dari 7 tanda

dan gejala

hipertensi

seperti :

1. Sakit kepala

bagian

belakang

dan kaku di

daerah

belakang

kepala.

2. Sulit tidur

1. Beri penjelasan

pada keluarga

tentang Tanda

dan gejala

hipertensi

2. Beri

kesempatan

keluarga untuk

bertanya.

Page 14: ASKEP_KELUARGA_HIPERTENSI

dan gelisah

atau cemas

3. Kepala

pusing.

4. Dada

berdebar-

debar.

5. Lemas.

6. Sesak nafas.

7. Berkeringat.

2. Pengambilan

keputusan dan

dampak penyakit

a. Keluarga

mampu

mengambil

keputusan untuk

mencegah

kekambuhan

penyakit

hipertensi pada

Ny. S

Respon

Verbal

Menyebutkan

cara mencegah

kekambuhan

hipertensi,

seperti :

1. Merubah pola makan pada penderita hipertensi (mengurangi pemakaian garam dan berkolesterol tinggi).

2. Olah raga teratur yang tidak terlalu berat.

3. Mengontrol stres.

1. Beri penjelasan

pada keluarga

tentang

penanggulanga

n yang dapat

dilakukan oleh

pasien dan

keluarga.

2. Beri

kesempatan

keluarga untuk

bertanya.

b. Menjelaskan

penyakit

penyerta jika

Respon

Verbal

Menyebutkan

3 dari 4

komplikasi

1. Beri penjelasan

pada keluarga

tentang

Page 15: ASKEP_KELUARGA_HIPERTENSI

hipertensi tidak

dikontrol.

penyakit

hipertensi,

seperti :

1. Serangan

jantung

2. Gagal ginjal

3. Stroke

4. Kerusakan

otak

penyakit

penyerta yang

dapat timbul

jika hipertensi

tidak dikontrol

2. Beri

kesempatan

keluarga untuk

bertanya.

3. Keluarga mampu

memanfaatkan

fasilitas kesehatan

untuk mengatasi

Respon

Verbal

Memberi

penyuluhan

tentang

manfaat

fasilitas

kesehatan

dalam

mengatasi

hipertensi.

1. Klarifikasi

pengetahuan

keluarga

tentang

manfaat

fasilitas

kesehatan.

2. Motivasi

keluarga untuk

memanfaatkan

pelayanan

kesehatan bila

terjadi

kekambuhan

penyakit

pasien.