25
BAB 1 PENDAHULUAN BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Standar Pelayanan Minimal Alat dan Tempat pada Bayi dan Balita 2.1.1 Standar tempat pelayanan 2.1.1.1 Mempunyai lokasi tersendiri yang telah disetujui oleh pemerintah daerah setempat (tata kota), tidak berbaur dengan kegiatan umum lainnya seperti pusat perbelanjaan, tempat hiburan, sejenisnya. 2.1.1.2 Tidak berdekatan dengan lokasi bentuk pelayanan sejenisnya dan juga agar sesuai dengan fungsi sosialnya yang salah satu fungsinya adalah mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. 2.1.2 Standar Tata Ruang 2.1.2.1 Setiap ruang periksa mempunyai luas 2x3 meter 2.1.2.2 Setiap bangunan pelayanan, minimal mempunyai ruang periksa, ruang administrasi/kegiatan lain sesuai kebutuhan, ruang tunggu dan kamar mandi/ WC, masing-masing 1 buah.

Asuhan Kebidanan Bayi Dan Balita Di Komunitas

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Asuhan kebidanan komunitas pada bayi dan balita

Citation preview

BAB 1PENDAHULUAN

BAB 2PEMBAHASAN

2.1 Standar Pelayanan Minimal Alat dan Tempat pada Bayi dan Balita2.1.1 Standar tempat pelayanan2.1.1.1 Mempunyai lokasi tersendiri yang telah disetujui oleh pemerintah daerah setempat (tata kota), tidak berbaur dengan kegiatan umum lainnya seperti pusat perbelanjaan, tempat hiburan, sejenisnya.2.1.1.2 Tidak berdekatan dengan lokasi bentuk pelayanan sejenisnya dan juga agar sesuai dengan fungsi sosialnya yang salah satu fungsinya adalah mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

2.1.2 Standar Tata Ruang2.1.2.1 Setiap ruang periksa mempunyai luas 2x3 meter2.1.2.2 Setiap bangunan pelayanan, minimal mempunyai ruang periksa, ruang administrasi/kegiatan lain sesuai kebutuhan, ruang tunggu dan kamar mandi/ WC, masing-masing 1 buah.2.1.2.3 Semua ruangan mempunyai ventilasi dan penerangan.2.1.2.4 Lebih bagus jika ada ruangan khusus rooming in / rawat gabung, dan ruang laktasi.

2.1.3 Standar Peralatan2.1.3.1 Peralatan Tidak SterilNoJenis AlatJumlah

1234567891011121314151617181920212223

StetoskopTimbangan bayiPengukur panjang bayiTermometerOksigen dalam regulatorPenghisap lendirAmbubag (bayi)Lampu sorotPenghitung NadiSterilisatorBak Instrumen dan tutupMetlin (lila)Sarung tanganCelemekMaskerSarung kaki plastic (penolong)Pengaman mataTempat kain kotorTempat sampahTempat plasentaGunting (biasa,perban)SuctionHanduk

2.1.3.2 Peralatan steril

NoJenis AlatJumlah

1234567891011121314Klem KocherKorentangPenghisap lendirHandsconGunting tali pusatGunting benangBenang dan jarumDuk sterilPinset (anatomis,ciruge)Pengikat tali pusatKapasKain kasaPlester

2.2 Proses Pelayanan pada bayi dan balita menurut program pemerintah2.2.1 Pelayanan Pada Bayi1) Pengertian BayiMenurut Soetjiningsih (2004), bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun, dengan pembagian masa neonatal, yaitu usia 0 28 hari. Masa neonatal dini yaitu usia 0 7 hari Masa neonatal lanjut, yaitu usia 8 28 hari. Masa pasca neonatal yaitu usia 29 hari 1 tahun. Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 1 tahun, namun tidak ada batasan yang pasti. Pada masa ini manusia sangat lucu dan menggemaskan tetapi juga rentan terhadap kematian. Kematian bayi dibagi menjadi dua, kematian neonatal (kematian di 27 hari pertama hidup), dan post-natal (setelah 27 hari).

2) Pengertian Pelayanan Pada BayiPengertian pelayanan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, pelayanan adalah menolong menyediakan segala apa yang diperlukan orang lain seperti tamu atau pembeli.Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standart yang di berikan oleh tenaga kesehatan kepada bayi sedikitnya 4 kali, selama periode 29 hari sampai dengan 12 bulan setelah bayi lahir.

3) Jadwal Kunjungan BayiPelaksanaan kunjungan neonatus dan bayi baru lahir:a) Kunjungan IDilakukan pada 6 jam pertama setelah persalinan. 1. Menjaga agar bayi tetap hangat dan kering.2. Menilai penampilan bayi secara umum yaitu bagaimana penampakan bayi secara keseluruhan dan bagaimana ia bersuara yang dapat menggambarkan keadaan kesehatannya.3. Tanda-tanda pernapasan, denyut jantung dan suhu badan penting untuk diawasi selama 6 jam pertama.4. Memeriksa adanya cairan atau bau busuk pada tali pusat, menjaga tali pusat agar tetap bersih dan kering.5. Pemberian ASI awal.

b) Kunjungan IIPada hari ke-3 setelah persalinan.1. Menanyakan pada ibu mengenai keadaan bayi2. Menanyakan bagaimana bayi menyusui.3. Memeriksa apakah bayi terlihat kuning (ikterus)4. Memeriksa apakah ada nanah pada pusat bayi dan apakah baunya busuk

c) Kunjungan IIIPada minggu ke-2 setelah persalinan.1. Tali pusat biasanya sudah lepas pada kunjungan 2 minggu pasca salin2. Memastikan apakah bayi mendapatkan ASI yang cukup3. Bayi harus mendapatkan imunisasi BCG untuk mencegah tuberculosis, vaksin polio I secara oral, vaksin hepatitis B

d) Kunjungan IVPada 6 minggu setelah kelahiran.1. Memastikan bahwa laktasi berjalan baik dan berat badan bayi meningkat2. Melihat hubungan antara ibu dan bayi.3. Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya ke posyandu untuk penimbangan dan imunisasi

4. Tujuan Kunjungan Bayia) Untuk meningkatkan akses bayi terhadap pelayanan kesehatan dasar.b) Mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan pada bayi sehingga cepat mendapat pertolonganc) Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit melalui pemantauan pertumbuhan,imunisasi,serta peningkatan kualitas hidup bayi dengan stimulasi tumbuh kembang.

Tujuan Bidan Memberikan Kunjungan:a) Mengidentifikasi gejala penyakit.b) Menawarkan tindakan skrining metabolik.c) Memberikan KIE kepada orang tua.d) Mengkaji riwayat atau masalah pada pemenuhan nutrisi bayi, perhatian, usaha menangis, BAB, BAK dll.e) Melakukan pemriksaan fisik, memberikan penyuluhan dan anticipatory guidance pada orang tua.f) Membuat kunjungan dalam 6-8 minggu untuk imunisasi dan check-up serta harus melakukan pengkajian fisik kembali jika ditemukan kondisi emergency yang memerluakan perawatan dari dokter spesialis anak

3 Pelayanan Pada Balita5. Pengertian BalitaBalita merupakan salah satu periode usia manusia setelah bayi dengan rentang usia dimulai dari dua sampai dengan lima tahun, atau biasa digunakan perhitungan bulan yaitu usia 24-60 bulan. Periode usia ini disebut juga sebagai usia prasekolah.Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun). Saat usia batita, anak masih tergantung penuh kepada orang tua untuk melakukan kegiatan penting, seperti mandi, buang air dan makan. Perkembangan berbicara dan berjalan sudah bertambah baik. Namun kemampuan lain masih terbatas. Masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang manusia. Perkembangan dan pertumbuhan di masa itu menjadi penentu keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang, karena itu sering disebut golden age atau masa keemasan.

6. Pengertian pelayanan pada BalitaPelayanan pada balita adalah pelayanan yang diberikan pada balita sehat dan sakit yang sesuai diberikan oleh tenaga kesehatan sesuai dengan standar.

7. Jadwal kunjungan pada balita1) Anak berumur sampai 5 bulan diperiksa setiap bulan2) pemeriksaan dilakukan setiap 2 bulan sampai anak berumur 12 bulan3) Pemeriksaan dilakukan setiap 6 bulan sampai anak berumur 24 bulan4) Permeriksaan dilakukan satu kali dalam satu tahun

8. Kegiatan yang dilakukan pada kunjungan balita1) Pemeriksaan fisik anak dilakukan termasuk penimbangan berat badan2) Penyuluhan atau nasihat pada ibu tentang pemeliharaan kesehatan anak dan perbaikan gizi serta hubungan psikososial antar anak, ibu, dan keluarga. Ibu diminte memperhatikan tumbuh kembang anak, pola makan, dan tidur serta perkembangan perilaku sosial anak3) Penjelasan tentang keluarga berencana untuk mengatur jarak kehamilan

9. Jenis-jenis pelayanan pada Balita1) Buku KIA/KMSPemantauan pertumbuhan balita dengan KMS minimal 8 kali KMS (kartu menuju sehatr) untuk balita adalah alat yang sederhana dan murah, yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak. Oleh karenanya KMS harus disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus selalu dibawa setiap kali mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan dan dokter. Manfaat KMS adalah :a) Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita secara lengkap, meliputi : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan pemberian ASI eksklusif, dan makanan pendamping ASI.b) Sebagai media edukasi bagi orang tua belita tentang kesehatan anakc) Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk menentukan penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.

2) Vitamin A 2 Kali SetahunVitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata (agar dapat melihat dengan baik) dan untuk kesehatan tubuh yaitu meningkatkan daya tahan tubuh,jaringan epitel, untuk melawan penyakit misalnya campak, diare dan infeksi lain. Pemberian vitamin A termasuk dalam program Bina Gizi yang dilaksanakan oleh departemen kesehatansetiap 6 bulan yaitu bulan februari dan agustus, anak-anak balita diberikan vitamin A secara gratis dengan target pemberian 80% dari seluruh balita.Kapsul vitamin A biru (100.000 IU) diberikan pada bayi berusia 6-11 bulan satu kali dalam satu tahun. Kapsul vitamin A merah (200.000) diberikan kepada balita kekurangan vitamin A disebut juga dengan xeroftalmia (mata kering).halini dapat terjadi karena sarapan vitamin A pada mata mengalami pengurangan sehingga terjadi kekeringan pada selaput lendir atau konjungtiva dan selaput bening (kornea mata).balita akan terlindungi dari kekurangan vitamin A terutama bagi balita dari keluarga menengah bawah.

3) Pelayanan MTBSMTBS adalah suatu pendekatan yang terintegrasi atau terpatu dalam tatalaksana balita sakit dengan fokus kepada kesehatan anak usia 0-59 bulan (balita) secara menyeluruh.MTBS bukan merupakan suatu program kesehatan tetapi suatu pendekatan/cara menatalaksana balita sakit. Kegiatan MTBS merupakan upaya pelayanan kesehatan yang ditunjukan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian sekaligus meningkatkan pelayanan kesehatan di unit rawat jalan kesehatan dasar (puskesmas dan jaringan termasuk pustu, polindes, poskesdes, dll)Bila dilaksanakan dengan baik, pendekatan MTBS tergolong lengkap untuk mengantisipasi penyakit-penyakit yang sering menyebabkan kematian bayi dan balita di indonesia. Dikatakan lengkap karena meliputi upaya preventif (pencegahan penyakit), perbaikan gizi, upaya promotif (berupa konseling) dan upaya kuratif (pengobatan) terhadap penyakit-penyakit dan masalah yang sering terjadi pada balita. Badan kesehatan dunia WHO telah mengakui bahwa pendekatan MTBS sangat cocok diterapkan negara-negara berkembang dalam upaya menurunkan angka kematian, kesakitan, dan kecacatan pada bayi dan balita.

Kegitan MTBS memiliki 3komponen khas yang menguntungkan, yaitu :a) Meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksanan kasus balita sakit (selain dokter, petugas kesehatan non-dokter dapat pula memeriksa dan menangani pasien asalkan sudah terlatih)b) Memperbaiki sistem kesehatan (perwujudan terintegrasinya banyak program kesehatan dalam 1 kali pemeriksaan MTBS)c) Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan di rumah dan upaya pencarian pertolongan kasus balita sakit (meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan kesehatan)d) Konseling pada keluarga balita tentang pemberian makanan bergizi pada bayi dan balita, pemberian makanan bayi, mengatur makanan anak usia 1-5 tahun, pemeriksaan rutin/berkala terhadap bayi dan balita, peningkatan kesehatan pola tidur, bermain, peningkatan pendidikan seksual dimulai sejak balita (sejak anak mengenal identitasnya sebagai laki-laki atau perempuan.

4) SDIDTK (Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang)1. PengertianSDIDTK (Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang) adalah pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang pada masa 5tahun pertama kehidupan . Diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga, masyarakat dengan tenaga professional (kesehatan, pendidikan dan sosial).Program SDIDTK merupakan program pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang pada masa lima tahun pertama kehidupan, diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga (orang tua, pengasuh anak dan anggota keluarga lainnya), masyarakat (kader, tokoh masyarakat, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat) dengan tenaga professional (kesehatan, pendidikan dan sosial).Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapat stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan. Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak pra sekolah. Dengan ditemukan secara dini penyimpangan/masalah tumbuh kembang anak, maka intervensi akan lebih mudah dilakukan, tenaga kesehatan juga mempunyai waktu dalam membuat rencana tindakan/intervensi yang tepat, terutama ketika harus melibatkan ibu/keluarga. Bila penyimpangan terlambat diketahui, maka intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak.Intervensi dini penyimpangan perkembangan adalah tindakan tertentu pada anak yang perkembangan kemampuannya menyimpang karena tidak sesuai dengan umurnya. Penyimpangan perkembangan bisa terjadi pada salah satu atau lebih kemampuan anak yaitu kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian anak.2. Sasaran1. Sasaran langsungSemua anak umur 0 sampai 6 tahun yang ada di wilayah kerja Puskesmas1. Sasaran tidak langsung1. Tenaga kesehatan yang bekerja di lini terdepan (dokter, bidan perawat, ahli gizi, penyuluh kesehatan masyarakat, dan sebagainya).1. Tenaga pendidik, petugas lapangan KB, petugas sosial yang terkait dengan pembinaan tumbuh kembang anak.1. Petugas sector swasta dan profesi lainnya.

3. Tujuan SDIDTK1. Tujuan UmumAgar semua balita umur 05 tahun dan anak pra sekolah umur 5-6 tahun tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensi genetiknya sehingga berguna bagi nusa dan bangsa serta mampu bersaing di era global melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini.11. Tujuan Khusus1. Terselenggaranya kegiatan stimulasi tumbuh kembang pada semua balita dan anak pra sekolah di wilayah kerja Puskesmas.1. Terselenggaranya kegiatan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang pada semua balita dan anak pra sekolah di wilayah kerja Puskesmas.1. Terselenggaranya intervensi dini pada semua balita dan anak pra sekolah dengan penyimpangan tumbuh kembang.1. Terselenggaranya rujukan terhadap kasus-kasus yang tidak bisa ditangani di Puskesmas.

4. Jenis Skrining 1. Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan1. Pengukuran Berat Badan Terhadap Tinggi Badan (BB/TB)0. Tujuan pengukuran BB/TB adalah untuk menentukan status gizi anak, normal, kurus, kurus sekali atau gemuk.0. Jadwal pengukuran BB/TB disesuaikan dengan jadwal DDTK. Pengukuran dan penilaian BB/TB dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih, yaitu tenaga kesehatan yang telah mengikuti pelatihan SDIDTK.1. Pengukuran Lingkar Kepala Anak (LKA).Tujuan pengukuran LKA adalah untuk mengetahui lingkaran kepala anak dalam batas normal atau diluar batas normalDeteksi dini penyimpangan pertumbuhan dilakukan di semua tingkat pelayanan. Adapun pelaksana dan alat yang digunakan dapat dilihat pada tabel 2.1.Tabel 2.1 Pelaksana dan Alat yang Digunakan untuk Deteksi Dini Penyimpangan PertumbuhanTingkat PelayananPelaksanaAlat yang Digunakan

Keluarga masyarakat Orang tua Kader kesehatan Petugas PAUD, BKB, TPA dan Guru TK KMS Timbangan dacin

Puskesmas Dokter Bidan Ahli gizi Petugas lain Table BB/TB Grafik LK Timbangan Alat ukur tinggi badan Pita pengukur lingkar kepala

Sumber: Buku Pedoman Pelaksanaan SDIDTK

1. Deteksi Dini Penyimpangan PerkembanganDeteksi ini dilakukan di semua tingkat pelayanan. Pelaksana dan alat yang digunakan dapat dilihat pada table 2.2Tabel 2.2 Pelaksanaan dan Alat yang digunakan untuk Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan AnakTingkat PelayananPelaksana Alat yang Digunakan

Keluarga dan Masyarakat Orang tua Kader kesehatan, BKB, TPA Petugas pusat PAUD terlatih Guru TK terlatih Buku KIA

KPSP TDL TDD

Puskesmas Dokter Bidan Perawat KPSP TDL TDD

Sumber: Buku Pedoman Pelaksanaan SDIDTKKeterangan :Buku KIA : Buku Kesehatan Ibu dan AnakKPSP : Kuesioner Pra Skrining PerkembanganTDL : Tes Daya LihatTDD : Tes Daya DengarBKB : Bina Keluarga BalitaTPA : Tempat Penitipan AnakPusat PAUD : Pusat Pendidikan Anak Usia DiniTK : Taman Kanak-kanak1. Skrining/pemeriksaan perkembangan anak menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)Tujuan pemeriksaan perkembangan menggunakan KPSP adalah untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.1. Tes Daya Dengar (TDD)Tujuan tes daya dengar adalah untuk menemukan gangguan pendengaran sejak dini, agar dapat segera ditindaklanjuti untuk meningkatkan kemampuan daya dengar dan bicara anak.1. Tes Daya Lihat (TDL)Tujuan TDL adalah untuk mendeteksi secara dini kelainaan daya lihat agar segera dapat dilakukan tindakan lanjutan sehingga kesempatan untuk memperoleh ketajaman penglihatan menjadi lebih besar.

1. Deteksi Dini Penyimpangan Mental EmosionalDeteksi dini penyimpangan mental emosional adalah kegiatan/ pemeriksaan untuk menemukan gangguan secara dini adanya masalah emosional, autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas pada anak, agar dapat segera dilakukan tindakan intervensi. Bila penyimpangan mental emosional terlambat diketahui maka intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak.Deteksi ini dilakukan oleh tenaga kesehatan.1. Deteksi dini masalah mental emosional pada anak pra sekolah.Bertujuan untuk mendeteksi secara dini adanya penyimpangan/ masalah mental emosional pada anak pra sekolah1. Deteksi dini autis pada anak pra sekolah.Bertujuan untuk mendeteksi secara dini adanya autis pada anak umur 18 bulan sampai 36 bulan.

1. Pengukuran pertumbuhan dan perkembangan berdasarkan umur dan jenis skrining

5. Intervensi Dini Penyimpangan Perkembangan AnakTujuan intervensi dan rujukan dini perkembangan anak adalah untuk mengoreksi, memperbaiki dan mengatasi masalah atau penyimpangan perkembangan sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensinya. Waktu yang paling tepat untuk melakukan intervensi dan rujukan dini penyimpangan perkembangan anak adalah sesegera mungkin ketika usia anak masih di bawah lima tahun.1,27Tindakan intervensi dini tersebut berupa stimulasi perkembangan terarah yang dilakukan secara intensif di rumah selama 2 minggu, yang diikuti dengan evaluasi hasil intervensi stimulasi perkembangan.Rujukan diperlukan jika masalah/penyimpangan perkembangan anak tidak dapat ditangani meskipun sudah dilakukan tindakan intervensi. Rujukan penyimpangan tumbuh kembang dilakukan secara berjenjang sebagai berikut:1. Tingkat keluarga dan masyarakatKeluarga dan masyarakat (orang tua, anggota keluarga lainnya dan kader) dianjurkan untuk membawa anak ke tenaga kesehatan di Puskesmas dan jaringan atau Rumah Sakit. Orang tua perlu diingatkan membawa catatan pemantauan tumbuh kembang buku KIA1. Tingkat Puskesmas dan jaringannyaPada rujukan dini, bidan dan perawat di posyandu, Polindes, Pustu termasuk Puskesmas keliling, melakukan tindakan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang sesuai standar pelayanan yang terdapat pada buku pedoman. Bila kasus penyimpangan tersebut ternyata memerlukan penanganan lanjut, maka dilakukan rujukan ke tim medis di Puskesmas.1. Tingkat Rumah Sakit RujukanBila kasus penyimpangan tersebut tidak dapat di tangani di Puskesmas maka perlu dirujuk ke Rumah Sakit Kabupaten yang mempunyai fasilitas klinik tumbuh kembang anak dengan dokter spesialis anak, ahli gizi serta laboratorium/pemeriksaan penunjang diagnostic. Rumah Sakit Provinsi sebagai tempat rujukan sekunder diharapkan memiliki klinik tumbuh kembang anak yang didukung oleh tim dokter spesialis anak, kesehatan jiwa, kesehatan mata, THT, rehabilitasi medic, ahli terapi, ahli gizi dan psikolog.

5) Pelayanan posyanduPosyandu adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibimbing petugas terkait. (Departemen Kesehatan RI. 2006) Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana.(Effendi, Nasrul. 1998: 267) Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan oleh, dari dan bersama masyarakat, untuk memberdayakan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi dan anak balita. (Pusat Promosi Kesehatan, 2012)Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan untuk, dari, dan oleh masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan kematian ibu dan bayi. Dalam pelaksanaan tugasnya kader pada posyandu selalu didampingi oleh tim dari Puskesmas, seperti pada pelaksanaan pada meja IV, apabila kader menemui masalah kesehatan, kader harus berkonsultasi pada petugas kesehatan yang ada, masalah tersebut dapat berupa:a) Balita yang berat badanya tidak naik tiga kali berturut-turut.b) Balita yang berat badanya di bawah garis merah.c) Balita yang sakit; batuk, sukar bernafas, demam dan sakit telinga.d) Balita yang mencret.e) Anak yang menderita buta senja atau mata keruh.f) Balita dengan penyimpangan tumbuh kembang atau perkembangan terlambat.

6) Imunisasi