Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. “T” G1P0A0
31 MINGGU DENGAN ANEMIA RINGAN DI BPM
SRI SETYANINGSIH, Amd.Keb DESA KEDUNG REJO
KEC. MEGALUH KAB. JOMBANG
LAPORAN TUGAS AKHIR
SHOFFIYATUL HAMDA
141.110.041
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDIKIA MEDIKA
JOMBANG
2017
ii
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. “T” G1P0A0
31 MINGGU DENGAN ANEMIA RINGAN DI BPM SRI
SETYANINGSIH, Amd.Keb DESA KEDUNG REJO
KEC. MEGALUH KAB. JOMBANG
LAPORAN TUGAS AKHIR
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Ahli Madya
Kebidanan pada Program Studi D-III Kebidanan
Oleh :
SHOFFIYATUL HAMDA
141.110.041
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDIKIA MEDIKA
JOMBANG
2017
iii
iv
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sumenep pada tanggal 16 Mei 1996 dari pasangan
Hamdi dan Naheliya. Penulis merupakan putri pertama dari dua bersaudara.
Pada tahun 2002 penulis lulus TK Dewi Sartika, pada tahun 2008 penulis
lulus dari SD Negeri Pagarbatu 1, pada tahun 2011 penulis lulus dari SMPN 2
Saronggi, pada tahun 2014 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Batuan dan pada
tahun 2014 penulis lulus seleksi masuk STIKES “Insan Cendekia Medika”
Jombang melalui jalur PMDK. Penulis memilih program studi D III Kebidanan
dari lima pilihan program studi yang ada di STIKES “ICME” Jombang.
Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.
Jombang, Juli 2017
Shoffiyatul Hamda
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan
rahmatNya sehingga dapat terselesaikannya Laporan Tugas Akhir yang berjudul
“Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny.T G1P0A0 31 Minggu dengan
Anemia Ringan di BPM Sri Setyaningsih, Amd.Keb Desa Kedung Rejo
Kecamatan Megaluh Kabupaten Jombang” Sebagai salah satu syarat
menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Kebidanan pada Program Studi D-III
Kebidanan STIKes Insan Cendekia Medika Jombang.
Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,
karena itu pada kesempatan kali ini saya mengucapkan banyak terimakasih
kepada :
1. Bambang Tutuko, SH., S.Kep Ners., MH, selaku ketua STIKes Insan
Cendekia Medika Jombang, yang telah memberikan kesempatan menyusun
Laporan Tugas Akhir ini.
2. Lusiana Meinawati, SST., S.Psi., M.Kes selaku ketua Program Studi D-III
Kebidanan STIKes Insan Cendekia Medika Jombang dan penguji yang telah
memberikan kesempatan menyusun Laporan Tugas Akhir ini.
3. Henny Sulistyawati, SST., M.Kes selaku pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat
terselesaikan.
4. Nurlia Isti Malatuzzulfa, SST., M.Kes selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan sehinggga Laporan Tugas Akhir ini dapat
terselesaikan.
5. Sri Setyaningsih, Amd. Keb yang telah memberikan ijin untuk melakukan
penyusunan Laporan Tugas Akhir di BPM nya.
6. Ibu “T“ selaku responden atas kerjasamanya yang baik.
7. Bapak Hamdi, Ibu Nahelliya, Adekku Zulfa Seftiyana Hamda, serta saudara-
saudaraku atas cinta, dukungan dan doa yang selalu diberikan sehingga
Laporan Tugas Akhir ini selesai pada waktunya.
8. Semua rekan mahasiswa seangkatan dan pihak-pihak yang terkait dan banyak
membantu dalam hal ini.
viii
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Laporan Tugas
Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu pada kesempatan ini penulis
mengharapkan masukan dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan
Laporan Tugas Akhir ini.
Jombang, Juli 2017
Shoffiyatul Hamda
ix
RINGKASAN
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “T” G1P0A031 MINGGU
DENGAN ANEMIA RINGAN DI BPM SRI SETYANINGSIH, Amd.Keb KEDUNG REJO KECAMATAN MEGALUH
KABUPATEN JOMBANG
Shoffiyatul Hamda* Henny Sulistyawati.** Nurlia Isti Malatuzzulfa.***
Program studi Diploma III Kebidanan STIKes ICMe
Jln. Halmahera No. 33 Jombang 61419 telp (0321) 854916 fax 0321-854915
ABSTRAK
Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan nilai
kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat, dan pengaruhnya sangat besar terhadap
kualitas sumber daya manusia.Anemia kehamilan disebut “potensial danger to mother and
child” (potensial membahayakan ibu dan anak), karena itulah anemia memerlukan
perhatian serius dari pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan pada ini terdepan.
Penatalaksanaan masalah tersebut yaitu deteksi dini melalui skrining
dengan melakukan pelayanan antenatal care secara teratur dan pemeriksaan
lengkap (ANC terpadu) untuk deteksi dini secara pro-aktif, dengan mengenali dan
menemukan secara dini adanya tanda bahaya dan faktor risiko pada kehamilan,
persalinan, nifas dan pada neonatus. Selain itu juga meningkatkan akses rujukan
dan kolaborasi bila kehamilan mengalami komplikasi dan faktor resiko yang
memungkinkan komplikasi terjadi.
Pada asuhan Ny “T” selama kehamilan trimester III ibu mengalami anemia
ringan akan tetapi hal tersebut teratasi dan tidak ada komplikasi yang terjadi pada
ibu dan bayi, persalinan, nifas, BBL, Neonatus berjalan dengan normal tanpa
disertai penyulit.Ibu menjadi akseptor baru KB Pil. Disarankan kepada bidan mengadakan penyuluhan dan menginformasikan
kepada masyarakat tentang kebutuhan nutrisi dan istirahat yang cukup pada ibu hamil
agar tidak terjadi lagi kasus Kehamilan dengan Anemia.
Kata Kunci :Asuhan kebidanan, Anemia Ringan, Komprehensif
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL LUAR .......................................................................... i
HALAMAN JUDUL DALAM ...................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
RINGKASAN ................................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian......................................................................... 6
1.5 Ruang Lingkup .............................................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Kehamilan .............................................................. 8
2.2 Konsep Dasar Persalinan ............................................................... 17
2.3 Konsep Dasar Masa Nifas ............................................................. 33
2.4 Konsep Dasar BBL ........................................................................ 44
2.5 Konsep Dasar Neonatus ................................................................ 48
2.6 Konsep Dasar KB .......................................................................... 51
2.7 Konsep Dasar Anemia pada Kehamilan ........................................ 52
BAB 3 ASUHAN KEBIDANAN
3.1 Asuhan Kebidanan Kehamilan ....................................................... 62
3.2 Asuhan Kebidanan Persalinan ........................................................ 68
3.3 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir .............................................. 74
xi
3.4 Asuhan Kebidanan Nifas ................................................................ 77
3.5 Asuhan Kebidanan Neonatus ......................................................... 84
3.6 Asuhan Kebidanan KB ................................................................... 90
BAB 4 PEMBAHASAN
4.1 Asuhan Kebidanan Kehamilan ....................................................... 93
4.2 Asuhan Kebidanan persalinan ........................................................ 102
4.3 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir .............................................. 110
4.4 Asuhan Kebidanan Nifas ................................................................ 116
4.5 Asuhan Kebidanan Neonatus ......................................................... 121
4.5 Asuhan Kebidanan KB ................................................................... 126
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 129
5.2 Saran ............................................................................................... 130
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tinggi Fundus Uteri Kehamilan .................................................... 9
Tabel 2.2 Asuhan Kunjungan Masa Nifas Normal ......................................... 38
Tabel 4.1 Distribusi Data Subyektif dan Data Obyektif dari VariabelANC .... 92
Tabel 4.2 Distribusi Data Subyektif dan Data Obyektif dari Variabel INC ... 102
Tabel 4.3 Distribusi Data Subyektif dan Data Obyektif dari Variabel BBL .. 109
Tabel 4.4 Distribusi Data Subyektif dan Data Obyektif dari Variabel Nifas .. . 116
Tabel 4.5 Distribusi Data Subyektif dan Data Obyektif dari Variabel Neonatus 122
Tabel 4.6 Distribusi Data Subyektif dan Data Obyektif dari Variabel KB ...... 127
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Pernyataan Kesanggupan Pasien
Lampiran 2. Surat Persetujuan Kesanggupan Bidan
Lampiran 3. Surat Permohonan Izin Studi Pendahuluan dan Penelitian kepada
Bidan
Lampiran 4. Surat Permohonan Pre Survey Data kepaada Dinas Kesehatan
Jombang
Lampiran 5. Surat Balasan dari Dinas Kesehatan Jombang
Lampiran 6. Lembar KIA
Lampiran 7. Kartu Skor Poedji Rochjati
Lampiran 8. Lembar Partograf
Lampiran 9. Hasil Pemeriksaan Laborat
Lampiran 10. Daftar Konsul Laporan Tugas Akhir
Lampiran 11. Dokumentasi
Lampiran 12. Surat Bebas Plagiasi
xiv
DAFTAR SINGKATAN
AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
APN : Asuhan Persalinan Normal
ASI : Air Susu Ibu
BB : Berat Badan
BBL : Bayi Baru Lahir
BBL : Bayi Baru Lahir
BBLR : Berat Badan Lahir Rendah
BPM : Bidan Praktik Mandiri
DJJ : Denyut Jantung Janin
DTT : Desinfektan Tingkat Tinggi
FSH : Follicle Stimulating Hormone
HB : Hemoglobin
HCG : Human Churionic Gonadotropihin
HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir
HPP : Hemoracik Post Partum
IM : Intra Muscular
IMD : Inisiasi Menyusui Dini
KB : Keluarga Berencana
KIE : Komunikasi informasi edukasi
Kkal : Kilo kalori
KN : Kunjungan Neonatus
KPD : Ketuban Pecah Dini
xv
LH : Luteinizing Hormone
MTBM : Manejemen Terpadu Balita Muda
MTBS : Manajemen Terpadu Balita Sakit
PAP : Pintu Atas Panggul
PDVK : Pendarahan Akibat Defisiesi Vitamin K1
PP : Post Partum
RR : Respiratory Rate
TB : Tinggi Badan
TBJ : Taksiran Berat Janin
TD : Tekanan Darah
TFU : Tinggi Fundus Uteri
TM : Trimester
TP : Tafsiran Persalinan
TTV : Tanda-tanda Vital
UK : Usia Kehamilan
WHO : World Health Organization
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila
dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut
kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, di mana
trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu
( minggu ke-13 hingga ke-27 ) dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-
28 hingga minggu ke-40) (Prawirohardjo, 2009). Salah satu resiko tinggi
yang terjadi pada ibu hamil adalah Hipertensi, Abortus, Kehamilan Ganda
dan termasuk Anemia. Anemia pada kehamilan merupakan masalah
nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi
masyarakat, dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya
manusia. Anemia kehamilan disebut “potensial danger to mother and child”
(potensial membahayakan ibu dan anak), karena itulah anemia memerlukan
perhatian serius dari pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan
(Manuaba, 2010).
Menurut World Health Organizasion (WHO) memperkirakan
bahwa 35-75% ibu hamil di negara berkembang dan 18% ibu hamil di
negara maju mengalami anemia (Prawirohardjo 2013). Berdasarkan hasil
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdes) tahun 2013, prevalensi anemia ibu hamil
2
2
di indonesia sebesar 37,1%. Frekuensi anemia ibu hamil di Jawa Timur
yaitu 57,8%(Profil Kesehatan Indonesia, 2013). Dari hasil data Dinas
Kesehatan Jombang pada tahun 2014. Berdasarkan hasil survey anemia pada
300 ibu hamil di Kabupaten Jombang tahun 2014, sebanyak 33% ibu hamil
menderita anemia (Dinkes Jombang, 2014). Berdasarkan study pendahuluan
yang telah saya lakukan pada tanggal 12 februari 2017 di BPM Sri
Setyaningsih, Amd.Keb di Desa Kedung Rejo Kecamatan Megaluh
Kabupaten Jombang yang telah dilakukan pemeriksaan ANC (antenatal
care) pada tahun 2017 sebanyak 28 ibu hamil, yang mengalami anemia
sebanyak 2 orang termasuk Ny”T” umur 22 tahun, hamil anak pertama, usia
kehamilan 31 minggu.
Penyebab anemia tersering adalah difisiensi zat-zat nutrisi.
Seringkali bersifat multipel dengan manifestasi klinik yang disertai, gizi
buruk, atau kelainan herediter seperti hemoglobin. Namun, penyebab
mendasar anemia nutrisional meliputi asupan yang tidak cukup, absorbsi
yang tidak adekuat, bertambahnya zat gizi yang hilang, kebutuhan yang
berlebihan. Sekitar 75 % anemia dalam kehamilan disebabkan oleh
difisiensi besi yang memperlihatkan gambaran eritrosit mikrositik hipokrom
pada asupan darah tepi, penyebab tersering kedua adalah anemia
megaloblastik yang dapat disebabkan oleh defisiensi asam folat dan
defisiensi vitamin B12. Penyebab anemia lainnya yang jarang ditemui
antara lain adalah hemoglobinopati, psoses inflamasi, toksisitas zat kimia,
dan keganasan (Prawirohardjo, 2013). Pada kehamilan relatif terjadi anemia
karena ibu hamil mengalami hemodilusi (pengenceran) dengan peningkatan
3
3
volume 30% sampai 40% yang puncaknya pada kehamilan 32 sampai 34
minggu (Manuaba 2010). Anemia dalam kehamilan memberikan pengaruh
yang buruk bagi ibu, baik dalam masalah kehamilan, persalinan, nifas,
seperti abortus, prematur, partus lama, perdarahan post partum, syok, infeksi
baik intrapartum ataupun post partum bahkan sampai dapat menyebabkan
kematian pada ibu (Manuaba, 2010).
Dampak bahaya anemia terhadap kehamilan antara lain dapat
terjadi persalinan prematuritas, hambatan tumbuh kembang janin dan rahim,
mudah terinfeksi, ancaman dekompensasi kordis (HB < 6 gr %), perdarahan
antepartum, ketuban pecah dini (KPD) (Manuaba, 2010). Pengaruh bahaya
anemia pada persalinan yaitu gangguan his-kekuatan mengejan, kala satu
dan kala dua berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering
memerlukan tindakan operasi kebidanan, kala uri dapat diikuti retensio
plasenta dan perdarahan pospartum karena atonia uteri, kala empat dapat
terjadi perdarahan pospartum. Anemia juga berpengaruh dalam nifas seperti
terjadi subinvolusi uteri menimbulkan perdarahan pospartum, memudahkan
infeksi puerperium, mudah terjadi infeksi mamae. Sedangkan pada BBL
dapat terjadi gangguan dalam bentuk abortus, berat badan lahir rendah
(BBLR), dapat terjadi cacat bawaan, bayi mudah mendapat infeksi sampai
kematian perinatal, intelegensia rendah (Manuaba, 2010). Dalam mengatasi
masalah anemia pada ibu hamil, program suplementasi tablet zat besi yang
biasa didapatkan di Puskesmas. Tablet zat besi dapat menghindari anemia
besi dan anemia asam folat (Manuaba, 2010). Untuk mengatasi kejadian
anemia pada ibu hamil diperlukan suatu upaya pencegahan yang dapat
4
4
dilakukan dengan memberi suplementasi Fe, yang mana biasanya diberikan
secara rutin pada wanita hamil untuk mencegah penipisan simpanan besi
tubuh untuk mencegah anemia (Proverawati, 2011). Dan juga dapat pula
dengan cara pemenuhan nutrisi atau gizi yang dibutuhkan oleh ibu hamil,
seperti halnya makanan yang mengandung vitamin, B6, B12, asam folat, Fe
dan mineral (Sholihah, 2005).
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis pada kesempatan
ini menerapkan asuhan kebidanan pada pasien secara langsung dan
mendokumentasikan dengan judul Asuhan Kebidanan Komprehensif pada
Ny. “T” dengan Anemia Ringan di BPM Sri Setyaningsih, Amd.Keb di
Desa Kedung Rejo Kecamatan Megaluh Kabupaten Jombang tahun 2017.
1.2. Rumusan Masalah
“Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis membuat Laporan
Tugas Akhir dengan judul “Bagaimana asuhan kebidanan secara
komprehensif pada Ny. “T” dengan Anemia Ringan mulai dari kehamilan,
persalinan, nifas, BBL, neonatus sampai KB yang sesuai dengan Standart
Asuhan Pelayanan Kebidanan di BPM Sri Setyanngsih, Amd.Keb di Desa
Kedung Rejo Kecamatan Megaluh Kabupaten Jombang tahun 2017?”
1.3. Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mampu memberikan Asuhan Kebidanan secara komprehensif
sesuai Standart Pelayanan Kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas,
bayi baru lahir, neonatus, serta KB dengan menggunakan pendekatan
manajemen kebidanan pada Ny “T” dengan Anemia Ringan di BPM Sri
5
5
Setyaningsih, Amd.Keb di Desa Kedung Rejo Kecamatan Megaluh
Kabupaten Jombang.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Melakukan asuhan kebidanan ibu hamil trimester III pada Ny “T”
dengan Anemia Ringan di BPM Sri Setyaningsih,Amd.Keb di
Desa Kedung Rejo Kecamatan Megaluh Kabupaten Jombang.
2. Melakukan asuhan kebidanan ibu bersalin pada Ny “T” dengan
Anemia Ringan di BPM Sri Setyaningsih, Amd.Keb di Desa
Kedung Rejo Kecamatan Megaluh Kabupaten Jombang.
3. Melakukan asuhan kebidanan ibu nifas pada Ny “T” Anemia
Ringan di BPM Sri Setyaningsih, Amd.Keb di Desa Kedung Rejo
Kecamatan Megaluh Kabupaten Jombang.
4. Melakukan asuhan kebidanan BBL pada Bayi Ny “T” dengan
Anemia Ringan di BPM Sri Setyaningsih, Amd.Keb di Desa
Kedung Rejo Kecamatan Megaluh Kabupaten Jombang.
5. Melakukan asuhan kebidanan neonatus pada Bayi Ny “T” dengan
Anemia Ringan di BPM Sri Setyaningsih, Amd.Keb di Desa
Kedung Rejo Kecamatan Megaluh Kabupaten Jombang.
6. Melakukan asuhan kebidanan KB pada Ny “T” dengan Anemia
Ringan di BPM Sri Setyaningsih, Amd.Keb di Desa Kedung Rejo
Kecamatan Megaluh Kabupaten Jombang.
6
6
1.4. Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
Menambah pengetahuan serta dapat mengaplikasikan keterampilan
yang didapat selama mengikuti pendidikan mengenai Asuhan
Kebidanan secara Continuity Of Care pada kasus Anemia Ringan.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Bidan
Diharapkan dapat memberikan masukan bagi Bidan dalam
memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil khususnya
konseling tentang pengetahuan Anemia.
2. Bagi Ibu Hamil
Klien mendapatkan asuhan kebidanan komprehensif yang sesuai
dengan standart pelayanan kebidanan.
3. Bagi Penulis
Dapat mempraktekkan teori yang didapat secara langsung
dilapangan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil,
bersalin, nifas, BBL, neonatus, serta KB.
4. Bagi Institusi
Sebagai bahan kajian terhadap materi asuhan kebidanan serta
referensi mahasiswa dalam memahami pelaksanaan asuhan
kebidanan secara konfrehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas,
neonatus, BBL serta KB.
7
7
1.5 Ruang Lingkup
1. Sasaran
Sasasaran dalam asuhan continue of care ini adalah Ny. “T” dengan
Anemia Ringan di BPM Sri Setyaningsih, Amd.Keb di Desa Kedung
Rejo Kecamatan Megaluh Kabupaten Jombang. Mulai kehamilan,
persalinan, nifas, BBL, neonatus dan KB yang dilakukan sesuai standart
asuhan kebidanan.
2. Tempat
Lokasi yang digunakan untuk memberikan asuhan kebidanan pada ibu
adalah BPM Sri Setyaningsih, Amd.Keb di Desa Kedung Rejo
Kecamatan Megaluh Kabupaten Jombang pada tahun 2017.
3. Waktu
Dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan bulan Juni tahun 2017.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Kehamilan Trimester III
2.1.1 Pengertian Kehamilan TM III
Kehamilan trimester tiga adalah trimester terakhir kehamilan,
pada periode ini pertumbuhan janin dalam rentang waktu 28-40
minggu. (Sulistyawati, 2011).
Kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9
bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Prawirohardjo,
2009).
2.1.2 Perubahan Fisiologis Kehamilan TM III
1. Sistem reproduksi
a. Vagina dan vulva
Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang
merupakan persiapan untuk mengalami peregangan waktu
persalinan dengan meningkatnya ketebalan mukosa,
mengendornya jaringan ikat, dan hipertrofi sel otot
polos.Perubahan ini mengakibatkan bertambah panjangnya
dinding vagina.
9
9
b. Serviks
Terjadi penurunan lebih lanjut dari konsentrasi kolagen.
Konsentrasinya menurun secara nyata dari keadaan yang
relatifdilusi dalam keadaan menyebar (dispersi).
c. Uterus
Uterus akan terus membesar dalam rongga pelvis dan seiring
perkembangannya uterus akan menyentuh dinding abdomen,
mendorong usus kesamping dan keatas, terus tumbuh hingga
menyentuh hati.
Tabel 2.1 Tinggi Fundus Uteri Kehamilan Usia kehamilan TFU cm
12 minggu 3 jari diatas simpisis
16 minggu Pertengahan simpisis pusat
20 minggu 3 jari di bawah pusat
24 minggu Setinggi pusat
28 minggu 3 jari diatas pusat
32 minggu Pertengahan pusat prosesus xiphoideus (px)
36 minggu
40 minggu
3 jari dibawah prosesus xipoideus (px)
Pertengahan pusat prosesus xipoideus (px)
(Sumber : Manuaba, 2010)
d. Ovarium
Korpus luteum sudah tidak berfungsi lagi karena telah
digantikan oleh plasenta yang telah tebentuk.
2. Sistem payudara
Sampai anak lahir, cairan yang keluar lebih kental, berwarna
kuning, dan banyak mengandung lemak.Cairan ini disebut
kolostrum.
3. Sistem perkemihan
Kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul, keluhan sering
kencing akan timbul karena kandung kencing mulai tertekan.
10
10
4. Sistem pencernaan
Biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh hormon progesteron
yang meningkat. Selain itu perut kembung juga terjadi karena
adanya tekanan uterus yang membesar dalam rongga perut yang
mendesak organ-organ dalam perut khususnya saluran
pencernaan, usus besar kearah atas dan lateral.
5. Sistem musculoskeletal
Sendi pelvis pada kehamilan sedikit bergerak. Perubahan tubuh
secara bertahap dan peningkatan berat badan menyebabkan
postur dan cara berjalan berubah. Peningkatan distensi abdomen
yang membuat panggul miring ke depan, penurunan tonus otot,
dan peningkatan berat badan pada akhir kehamilan membutuhkan
penyesuaian. Pusat gravitasi bergeser ke depan.
6. Sistem integument
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi
kemerahan, kusam, dan kadang-kadang juga akan mengenai
daerah payudara dan paha. Perubahan ini dikenal dengan nama
strie gravidarum. Pada banyak perempuan kulit digaris
pertengahan perutnya (linea alba) akan berubah menjadi hitam
kecoklatan disebut dengan linea nigra.
7. Sistem berat badan
Trimester Ikenaikan berat badan belum terlihat tetapi baru
nampak pada bulan ketiga.Trimester IIkenaikan berat badan 0,4-
11
11
0,5 kg/ minggu. Trimester IIIkenaikan berat sekitar 5, 5 kg dan
sampai akhir kehamilan 11-12 kg.
8. Sistem pernafasan
Pada 32 minggu keatas karena usus-usus tertekan uterus yang
membesar kearah diafragma sehingga diafragma kurang leluasa
bergerak mengakibatkan kesulitan bernafas.
(Romauli, 2011)
2.1.3 Proses pertumbuhan janin pada kehamilan TM III
Menurut Mochtar (2011), proses yang terjadi pada kehamilan
trimester III, yaitu:
1. Usia kehamilan 28 minggu
Kulit berwarna merah dan ditutupi verniks kaseosa jika lahir,
dapat bernapas, menangis, pelan dan lemah bayi imatur.
2. Usia kehamilan 32 minggu
Kulit merah dan keriput jika lahir, tampak seperti orang tua
kecil (little old man).
3. Usia kehamilan 36 minggu
Muka berseri tidak keriput bayi premature.
4. Usia kehamilan 40 minggu
Bayi cukup bulan, kulit licin, verniks kaseosa banyak, rambut
kepala tumbuh baik, organ-organ baik pada pria, testis sudah
berada dalam skrotum, sedangkan pada wanita labia mayor
berkembang baik tulang-tulang kepala menulang.Pada 80%
12
12
kasus, telah terbentuk pusal penulangan pada epifisis tibia
proksimal.
2.1.4 Kebutuhan Dasar Pada Ibu Hamil TM III
MenurutSulistyawati (2011), kebutuhan pada ibu hamil antara
lain:
1. Karbohidrat
Pada trimester III direkomendasikan penambahan jumlah kalori
sebesar 285-300 kalori. Dampak kekurangan energi adalah
pertumbuhan dalam janin terhambat yang disebut dengan intra-
uterine growth restriction (IUGR) bahkan dampak lebih parah
dapat mengakibatkan kematian.
2. Protein
Ibu hamil mengalami peningkatan kebutuhan protein sebanyak
68%.WidyaKarya Pangan danGizi Nasional menganjurkanuntuk
menambah asupan protein menjadi 12% per hari atau 75-100
gram.
3. Zat Besi
Kebutuhan zat besi selama hamil meningkat sebesar 300%
(1.040 mg selama hamil) dan peningkatan ini tidak dapat
tercukupi hanya dari asupan makanan ibu selama hamil
melainkan perlu ditunjang dengan suplemen zat besi. Pemberian
suplemen zat besi dapat diberikan sejak minggu ke-12
kehamilan sebesar 30-60 gram setiap hari selama kehamilan dan
13
13
enam minggu setelah kelahiran untuk mencegah anemia post
partum.
4. Asam Folat
Jika kekurangan asam folat maka ibu dapat menderita anemia
megaloblastik dengan gejala diare, depresi, lelah berat, dan
selalu mengantuk. Jika kondisi ini terus berlanjut dan tidak
segera ditangani maka pada ibu hamil akan terjadi BBLR,
ablasio plasenta, dan kelainan bentuk tulang belakang janin
(spina bifida).
5. Kalsium
Kadar kalsium dalam darah ibu hamil turun drastis sebanyak
5%.Oleh karena itu asupan yang optimal perlu dipertimbangkan.
2.1.5 Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III
1. Perdarahan Pervaginam
Perdarahan lewat jalan lahir dapat berupa warna merah
segar atau kehitaman, banyak dan berulang, disertai atau tidak
disertai nyeri perut. Perdarahan ini bisa berarti plasenta previa
(plasenta yang menutupi jalan lahir) atau solusio plasenta yakni
terlepasnya sebagian atau seluruh plasenta dari tempat
perlekatannya pada dinding rahim sebelum bayi lahir.
2. Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius
adalah sakit kepala yang hebat, yang menetap dan tidak hilang
dengan beristirahat.Kadang-kadang ini disertai dengan
14
14
penglihatan yang berkurang atau kabur, keduanya ini merupakan
gejala dari preeklamsi.
3. Bengkak pada muka atau ekstremitas
Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika
muncul pada muka dan ekstremitas, tidak hilang setelah
beristirahat dan disertai keluhan fisik yang lain. Hal ini
merupakan gejala preeklamsi.
4. Gerakan janin berkurang atau tidak terasa
Normalnya bayi bergerak paling sedikit 3 kali dalam 1 jam
jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum
dengan baik. Jika gerakan janin berkurang atau tidak ada sama
sekali ini merupakan indikasi IUFD (Intra Uteri fetal Death)
5. Nyeri abdomen yang hebat
Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang
mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap, dan
tidak hilang setelah beristirahat. Hal ini bisa berarti apendisitis,
kehamilan ektopik, penyakit radang panggul, persalinan preterm,
ISK atau infeksi lain. (Kusmiyati, 2010)
2.1.6 Konsep Dasar Antenatal Care Terpadu
1. Pengertian ANC Terpadu
ANC Terpadu adalah pelayanan antenatal komprehensif dan
berkualitas yang diberikan pada semua ibu hamil secara terpadu
dengan program lain yang memerlukan intervensi selama
15
15
kehamilannya. Pelayanan antenatal care terpadu dan berkualitas
secara keseluruhan meliputi :
a. Memberikan pelayanan dan konseling kesehatan termasuk gizi
agar kehamilan berlangsung sehat
b. Melakukan deteksi dini masalah, penyulit/komplikasi
kehamilan
c. Menyiapkan persalinan yang bersih dan aman
d. Merencanakan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan
rujukan jika terjadi penyulit/komplikasi
e. Melakukan penatalaksanaan kasus serta rujukan cepat dan
tepat waktu bila diperlukan
Dalam melakukan pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan
harus memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai standar
yaitu 10 T terdiri dari :
1). Tinggi Badan dan Timbang Badan
Bila tinggi badan <145 cm, maka faktor risiko panggul
sempit, kemungkinan sulit melahirkan secara normal.
Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan
antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan
pertumbuhan janin. Penambahan berat badan yang kurang
dari 9 kg selama kehamilan atau kurang dari 1 kg tiap
bulannya menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin.
16
16
2). Ukur Lingkar Lengan Atas
LILA kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status
gizi ibu yang kurang/buruk, sehingga ia beresiko untuk
melahirkan BBLR.(Romauli, 2011).
3). Ukur Tekanan Darah
Tekanan darah normal 120/80 mmHg. Tekanan darah dikatakan
tinggi bila lebih dari 140/90 mmHg.(Romauli, 2011).
4). Ukur Tinggi Fundus Uteri
Pengukuran tinggi fundus uteri pada setiap kali kunjungan
antenatal. Dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin
sesuai atau tidak dengan umur kehamilan.
5). Penentuan Presentasi Janin dan Penghitungan DJJ
Apabila trimester III bagian bawah janin bukan kepala atau
kepala belum masuk panggul, kemungkinan ada kelainan letak
atau ada masalah lain. Bila denyut jantung janin kurang dari 120
x/menit atau lebih dari 160 x/menit.
6). Penentuan Status Imunisasi Tetanus Toksoid
Imunisasi dilakukan oleh petugas kesehatan untuk selanjutnya
bilamana diperlukan mendapatkan suntikan Tetanus Toksoid
sesuai anjuran petugas kesehatan untuk mencegah tetanus pada
ibu dan bayi.
7). Pemberian Tablet Tambah Darah
Ibu hamil sejak awal kehamilan minum 1 tablet tambah darah
setiap hari minimal selama 90 hari.
17
17
8). Tes Laboratorium
a. Tes golongan darah, untuk mempersiapkan donor bagi ibu
hamil bila diperlukan
b. Tes haemoglobin, untuk mengetahui apakah ibu kekurangan
darah (anemia)
c. Tes pemeriksaan urine (air kencing)
d. Tes pemeriksaan darah lainnya, sesuai indikasi seperti
malaria, HIV, Sifilis dll.
9). Konseling atau Penjelasan
Tenaga kesehatan memberi penjelasan mengenai perawatan
kehamilan, pencegahan kelainan bawaan, persalinan dan inisiasi
menyusui dini (IMD), nifas, perawatan bayi baru lahir, ASI
Ekslusif, Keluarga Berencana dan imunisasi pada bayi.
Penjelasan ini diberikan secara bertahap pada saat kunjungan ibu
hamil.
10)Tata Laksana atau Mendapatkan PengobatanApabila ibu
mempunyai masalah kesehatan pada saat hamil.
2.2 Konsep Dasar persalinan
2.2.1 Pengertian
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan
melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa
bantuan/ kekuatan sendiri (Manuaba, 2010).
18
18
2.2.2 Proses Terjadinya Persalinan
Menurut Manuaba (2010), dengan penurunan hormon
progesteron menjelang persalinan dapat terjadi kontraksi. Kontraksi
otot rahim menyebabkan:
1. Turunnya kepala, masuk pintu atas panggul, terutama primi
minggu ke-36.
2. Perut lebih melebar karena fundus uteri turun.
3. Muncul rasa nyeri di daerah pinggang karena kontraksi
ringan otot rahim dan tertekannya pleksus Frankenhauser
yang terletak sekitar serviks (tanda persalinan palsu).
4. Terjadi pelunakan serviks karena terdapat kontraksi otot
rahim.
5. Terjadi pengeluaran lendir, lendir penutup serviks dilepaskan.
Tanda persalinan:
1. Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak
kontraksi yang makin pendek.
2. Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda (pengeluaran
lendir, lendir campur darah).
3. Dapat disertai ketuban pecah.
4. Pada pemeriksaan dalam, dijumpai perubahan serviks
(pelunakan serviks, pendataran serviks, pembukaan serviks).
19
19
2.2.3 Tahapan Dalam Persalinan
Persalinan dibagi dalam 4 kala yaitu :
1. Kala I (Kala Pembukaan)
Yaitu kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan
nol sampai pembukaan lengkap. Lamanya kala I unutk
primigravida berlangsung 12 jam sedangkan multigravida
sekitar 8 jam. Berdasarkan kurva Friedman, diperhitungkan
pembukaan primigravida 1 cm/jam dan pembukaan multigravida
2 cm/jam.Kala I di bagi menjadi dua fase, fase laten diawali dari
pembukaan 1 sampai 3 dan fase aktif diawali dari pembukaan 4
sampai 10.
2. Kala II
Kala II atau kala pengusiran, gejala utama:
a. His semakin kuat, dengan interval 2-3 menit, durasi 50-100
detik.
b. Menjelang akhir kala I, ketuban pecah dan ditandai
pengeluaran cairan secara mendadak.
c. Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti
keinginan mengejan.
d. Kedua kekuatan, his dan mengejan lebih mendorong kepala
bayi sehingga terjadi kepala membuka pintu, suboksiput
bertindak sebagai hipomoglion berturut-turut lahir ubun-
ubun besar, dahi, hidung dan muka, serta kepala.
e. Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putaran paksi luar.
20
20
f. Setelah putaran paksi luar berlangsung, maka persalinan
bayi ditolong.
g. Lamanya kala II untuk primigrvida 50 menit dan
multigravida 30 menit.
3. Kala III
Setelah kala II, kontraks uterus berhenti sekitar 5-10 menit.
Dengan lahirnya bayi, mulai berlangsung pelepasan plasenta
pada lapisan Nitabusch, karena sifat retraksi otot rahim.
Lepasnya plasenta, tanda-tandanya: uterus menjadi bundar,
uterus terdorong keatas karena plasenta dilepas kesegmen bawah
rahim, tali pusat bertambah panjang, terjadi perdarahan.
4. Kala IV
Dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan
postpartum sering terjadi 2 jam pertama. Observasi yang
dilakukan: tingkat kesadaran penderita, pemeriksaan tanda-tanda
vital (tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan, kontraksi uterus,
terjadinya perdarahan). Perdarahan normal jika jumlahnya tidak
melebihi 400-500 cc(Manuaba, 2010).
2.2.4 Kebutuhan dasar pada ibu bersalin
1. Makan dan minum, intake cairan dan nutrisi tetap
dipertimbangkan untuk diberikan secara konsistensi sesuai
dengan kondisi pasien.
21
21
2. Akses intravena, adalah tindakan pemasangan infus pada
pasien. Untuk mempertahankan keselamatan jika terjadi
keadaan darurat dan mempertahankan suplai cairan bagi pasien.
3. Posisi dan ambulasi, posisi yang nyaman selama persalinan
sangat diperlukan bagi pasien. Selain mengurangi ketegangan
dan rasa nyeri, posisi tertentu justru akan membantu proses
penurunan kepala janin sehingga persalinan dapat berjalan lebih
cepat.
4. Eliminasi selama persalinan, urin yang tertahan di dalam
kandung kemih akan menghambat penurunan kepala janin
(Sulistyawati, 2013).
2.2.5 60 langkah APN (Asuhan Persalinan Normal)
Tatalaksana
Tatalaksana pada kala II, III, dan IV tergabung dalam 60 langkah
APN. Menurut JNPK-KR (2008) asuhan persalinan normal terdiri
dari:
Mengenali gejala dan tanda kala II
1. Melihat adanya tanda gejala kala II
a. Ibu merasa ada dorongan kuat untuk meneran
b. Ibu merasakan tekana yang semakin meningkat pada rektum
c. Perineum tampak menonjol
d. Vulva dan sfingter ani membuka
22
22
Menyiapkan pertolongan persalinan
2. Pastikan kelengkapan persalinan, bahan dan obat-obatan
esensial untuk menolong persalinan dan tata laksana datar
keras : tempatdatar dan keras, 2 kain dan 1 handukbersih dan
kering, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh
bayi.
a. Letakkan kain diatas perut ibu dan tempat resusitasi serta
ganjal bantal bahu bayi.
b. Siapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai
di dalam partus set.
3. Pakai clemek plastik
4. Lepaskan dan simpan semua perhiasan yan dipakai, cucui
tangan dengan sabun dan air bersih mengalir, kemudian
keringkan tangan dengan tisu atau handuk pribadi yang bersih
dan kering.
5. Pakakisarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan
untuk periksa dalam.
6. Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan
yang memeakai sarung tangan DTT atau steril, pastikan tdak
terjadi kontaminasi pada alat suntik).
Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik
7. Bersihkan vulva dan vagina dengan hati-hati (jari tidak
menyetuh vulva dan perineum) dari depan ke belakang dengan
mengunakan kapas atau kasa yang dibasahi air DDT.
23
23
a. Jika introitus vagina, perineum, atau anus terkontaminasi
feses, bersihkan dengan seksama dari arah depan
kebelakang.
b. Buang kapas atau kasa pembersih yang telah digunakan.
8. Lakukakan periksa dalam untuk memastika pembukaan
lengkap.
a. Bila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan sudah
lengkap, maka lakukan amniotomi.
9. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan
tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalalm larutan
klorin 0,5% kemudian lepaskan dan rendam dalam keadaan
terbalik dalam larutan 0,5% selama 10 menit. Cuci kedua
tangan dengan air mengalir setelah sarung tangan dilepaskan.
10. Periksa detak jantung janin ( DJJ) setelah kontraksi atau saat
uterus relasasi untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas
normal (120-160 kali/menit).
a. Lakukan tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
b. Dokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ, dan
semua hasil-hasil penilaian, serta asuhan lainya pada
partograf.
11. Beritahuakan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan
janin baik, setra bantu ibu dalam menemukan posisi yang
nyaman dan sesuai dengan keinginannya.
24
24
a. Tunggu hinggs timbul rasa ingin meneran, lanjutan
pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti
pedoman penatalaksanaan fase aktif) dan dokumentasikan
semua temuan yang ada.
b. Jelaskan pada angota keluarga tentang bagaimana peran
mereka untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu
untuk meneran secara benar.
12. Minta keluarga membantu menyiapan posisi meneran (bila ada
rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu
ke posisi setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan
pastikan ibu merasa nyaman).
13. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada
dorongan kuat untuk meneran :
a. Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif.
b. Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki
cara meneran apabila caranya tidak sesuai.
c. Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihanya
(kecuali posisi berbaring terlentang dalam waktu tang
lama).
d. Anjurkan ibu beristirahat diantara kontraksi.
e. Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk
ibu.
f. Berika cukup asupan makan dan cairan per oral (minum).
g. Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai.
25
25
h. Segera rujuk bila bayi belum atatau tidak segera lahir
setelah 120 menit (2jam) meneran (primigravida) atau 60
menit (1 jam) meneran (multigravida).
14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil
posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan
untuk meneran dalam 60 menit.
Persiapan pertolongan kelahiran bayi
15. Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut
ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-
6 cm.
16. Letakkan kain bersih yang di lipat 1/3 bagian di bawah bokong
ibu.
17. Buka tutup partus sep dan perhatikan kembali kelengkapan alat
dan bahan.
18. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
Persiapan pertolongan kelahiran bayi
19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka
vulva, maka lindungi perineum dengan satu tangan yang di
lapisi dengan kain bersih dan kering. Tangan yang lain
menahan kepala bayi untuk menahan posisi kepala bayi tetap
fleksi agar tidak defleksi dan membantu lahirnya kepala.
Anjurkan ibu untuk meneran perlahan atau bernafas cepat dan
dangkal saat 1/3 bagian kepala bayi telah keluar dari vagina.
26
26
20. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil
tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan
proses kelahiran bayi.
a. Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan melalui
bagian atas kepala bayi.
b. Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di
dua tempat dan potong di antara dua klem tersebut.
21. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan
Lahirnya bahu
22. Setelah kepala melakukan putar paksi luar, pegang secara
biparietal. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan
lembut gerakkan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu
depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakkan ke
arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
Lahirnya badan dan tungkai
23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan atas ke arah perineum
ibu untuk menyanggah kepala, lengan, dan siku sebelah
bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang
lengan dan siku sebelah atas.
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas
berlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang
kedua mata kaki (masukkan telunjuk di antara kaki dan pegang
masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya).
27
27
Penanganan bayi baru lahir
25. Lakukan penilaian (selintas):
a. Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa
kesulitan?
b. Apakah bayi bergerak dengan aktif?
Jika bayi tidak menangis, tidak bernafas atau megap-megap,
lakukan langkah resusitasi (lanjut ke langkah resusitasi pada
asfiksia bayi baru lahir).
26. Keringkan tubuh bayi
Keringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh
lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks.
Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Biarkan
bayi di atas perut ibu.
27. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi
dalam uterus (hamil tunggal).
28. Beritahu ibu bahwa ia akan di suntik oksitosin agar uterus
berkontraksi baik.
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir. Suntikkan oksitosin 10
unit 1M (intramuskular) di 1/3 paha atas bagian distal lateral
(lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin).
30. Setelah 2 menit pasca-persalinan, jepit tali pusat dengan klem
kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah
distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari
klem pertama.
28
28
31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat
a. Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang sudah di jepit
(lindungi perut bayi ),dan lakukan pengguntingan tali pusat
di antara 2 klem tersebut.
b. Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi
kemudian lingkarkan kembali benang tersebut dan
mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
c. Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah di
sediakan.
32. Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi letakkan
bayi tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi
menempel di dada/perut ibu. Usahakan kepala bayi berada di
antara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting
payudara ibu.Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan
pasang topi di kepala bayi.
Penatalaksanaaan aktif kala III
33. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari
vulva.
34. Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, pada tepi atas
simfisis, untuk mendeteksi adanya kontraksi. Tangan lain
memegang tali pusat.
35. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah
bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah
belakang-atas (dorso kranial) secara hati-hati (untuk mencegah
29
29
inversio uteri). Pertahankan posisi tangan dorsokranial selama
30-40 detik. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik,
hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul
kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur di atas.
a. Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami, atau
anggota keluarga untuk melakukan stimulasi puting susu.
Mengeluarkan plasenta
36. lakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga hingga
plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik
tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas,
mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan dorsokranial)
a. jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga
berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta.
b. Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan
tali pusat :
1) beri dosis ulang oksitosin 10 unit IM
2) Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih
kososng
3) Minta keluarga untuk menyapkan rujukan
4) Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya
5) Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi
lahir atau bila terjadi perdarahan, segera lakukan
plasenta manual.
30
30
37. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta
dengan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta (searah jarum
jam) hingga selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan
tempatkan plasenta pada wadah yang telah disediakan.Jika
selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril
untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan
jari-jari tangan atau klem DTT atau steril untuk mengeluarka
bagian selaput yang tertinggal.
Rangsangan taktil (masase) uterus
38. segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan
masase uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan
masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga
uterus berkontraksi (fundus terba keras)
a. Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi
setelah 15 detik masase.
Menilai perdarahan
39. periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi,
danpastika selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukakn
plasenta ke dalam kantong plastik atau tempat khusus.
40. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.
Lakukan penjahitan jika laserasi menyebabkan pendarahan.
(bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif, segera
lakukan penjahitan).
31
31
Melakukan prosedur pasca-persalinan
41. Pastikan uterus berkontarksi dengan baik dan tidak terjadi
pendarahan per vagina.
42. Pastikan kandung kemih kosong, jika penuh lakukan katerisasi.
Evaluasi
43. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam
larutan klorin 0,5 %, bersihkan noda darah dan cairan tubuh,
dan bilas di air DTT tanpa melepas sarung tangan, kemudian
keringkan dengan handuk.
44. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan
menilai kontraksi.
45. Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik.
46. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
47. Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas dengan
baik (40-60) kali/menit.
a. Jika bayi sulit bernafas, merintijh atau retraksi di resusitasi
dan segera merujuk kerumah sakit
b. Jika bayi nafas terlalu cepat atau sesak nafas, segera rujuk
ke RS rujukan
c. Jika kaki teraba dingin, pastikan ruangan hangat lakukan
kembali kontak kulit ibu-bayi dan hangatkan ibu-bayi dalam
satu selimut.
32
32
Kebersihan dan keamanan
48. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin
0,5% untuk dekontaminasi (10 menit) cuci dan bilas peralatan
setelah di dekontaminasi
49. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah
yang sesuai
50. Bersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan
menggunakan air DTT. Bersihkan cairan ketuban, lender dan
darah di ranjang atau di sekitar ibu berbaring. Bantu ibu
memakai pakaian yang bersih dan kering.
51. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memeberikan ASI.
Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan
yang di inginkan.
52. Dekontaminasi tempat bersih dengan larutan klorin 0,5%
53. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam
larutan klorin 0,5%, lepaskan sarung tangan dalam keadaan
terbalik dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10
menit
54. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian
keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang
bersih dan kering
55. Pakai sarung tangan bersih/DTT untuk melakukan
pemeriksaan fisik bayi
33
33
56. Lakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir, pastikan kondisi
bayi baik, pernafasan normal (40-60 kali/menit) dan
temperature tubuh normal (36-37,5 0C) setiap 15 menit
57. Setelah 1 jam pemberian vitamin K, berikan suntikan hepatitis
B di paha kanan bawah lateral. Letakkan bayi di dalam
jangkauan ibu agar sewaktu-waktu dapat di susukan.
58. Letakkan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam di
dalam larutan klorin 0.5% selama 10 menit
59. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian
keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan
kering
Dokumentasi
60. lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa
tanda vital dan asuhan kala IV.
2.3 Konsep Dasar Nifas
2.3.1 Pengertian
Masa nifas (puerperium) adalah dimulai setelah kelahiran
plasenta dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil, masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu
(Sulistyawati 2011)
2.3.2 Tahapan Masa Nifas
Adapun tahapan masa nifasatau postpartum puerperium
(Sulistyawati 2011) adalah:
34
34
1. Puerperium dini, yaitu kepulihan saat ibu telah diperbolehkan
berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama Islam, dianggap telah
bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
2. Puerperium intermedial, yaitu keputihan menyeluruh alat-
alatgenetalia yang lamanya 6-8 minggu.
3. Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan
kembali sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu
persalinan timbul komplikasi. Waktu untuk mencapai kondisi
sehat sempurna dapat berminggu-minggu, bulanan, atau tahunan.
2.3.3 Proses adaptasi psikologi ibu nifas
Proses adaptasi psikologi ibu masa nifas wanita banyak
mengalami perubahan emosi pada awal masa nifas sementara ia
menyesuaikan diri menjadi seorang ibu. Sangat penting bagi bidan
untuk memantau perkembangan penyesuaian psikologis yang normal
sehingga ia dapat menilai apakah seorang ibu memerlukan asuhan
khusus dalam masa nifas ini, suatu variasi atau penyimpangan dari
penyesuian yang normal yang umum terjadi. Adaptasi psikologi ibu
nifas dibagi 3 yaitu :
1. Taking In period.
Terjadi pada hari 1 - 2 setelah persalinan, ibu masih pasif dan
sangat tergantung, fokus perhatian terhadap tubuhnya, ibu lebih
mengingat pengalaman melahirkan dan persalinan yang dialami,
kebutuhan tidur meningkat, nafsu makan meningkat.
35
35
2. Taking Hold Period
Berlangsung 3 - 4 hari post partum, ibu lebih berkonsentrasi pada
kemampuannya menerima tanggung jawab sepenuhnya terhadap
perawatan bayi. Pada masa ini ibu menjadi sangat sensitif
sehingga membutuhkan bimbingan dan dorongan perawat untuk
mengatasi kritikan yang dialami ibu.
3. Letting Go Period
Dialami setelah tiba dirumah secara penuh merupakan pengaturan
bersama keluarga, ibu menerima tanggung jawab sebagai ibu dan
ibu menyadari atau merasa kebutuhan bayi yang sangat
tergantung dari kesehatan sebagai ibu (Sulistyawati, 2011).
2.3.4 Kebutuhan pada ibu nifas
Menurut(Suherni, 2009) yaitu :
1. Gizi
Ibu nifas dianjurkan untuk :
a. Makan dengan gizi seimbang, cukup karbihidrat, protein,
lemak, vitamin dan mineral.
b. Mengkonsumsi makanan tambahan, nutrisi 800 kalori/ hari
pada 6 bulan pertama, 6 bulan selanjutnya 500 kalori dan
tahun kedua 400 kalori.
c. Mengkonsumsi vitamin A 200.000 iu. Pemberian vitamin A
dalam bentuk suplementasi dapat meningkatkan kualitas ASI,
meningkatkan daya tahan tubuh dan meningkatkan
kelangsungan hidup anak
36
36
2. Kebersihan Diri dan Bayi
a. Kebersihan Diri
Ibu nifas dianjurkan untuk :
1) Menjaga kebersihan seluruh tubuh.
2) Mengajarkan ibu cara membersihkan daerah kelamin
dengan sabun dan air.
3) Menyarankan ibu mengganti pembalut setiap kali mandi,
BAB/BAK, paling tidak dalam waktu 3-4 jam supaya
ganti pembalut.
4) Menyarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun
dan air sebelum menyentuh daerah kelamin.
5) Anjurkan ibu tidak sering menyentuh luka episiotomi dan
laserasi.
6) Pada ibu post section caesaria (SC), luka tetap dijaga agar
tetap bersih dan kering, tiap hari diganti balutan.
b. Kebersihan bayi
Hal-hal yang perlu dijelaskan pada ibu nifas agar bayi tetap
terjaga bersih :
1)Memandikan bayi setelah 6 jam untuk mencegah
hipotermi.
2)Mandikan bayi 2 kali sehari tiap pagi dan sore.
3) Mengganti pakaian bayi tiap habis mandi dan tiap kali
basah atau kotor karena BAK/BAB.
37
37
4) Menjaga pantat dan daerah kelamin bayi agar selalu
bersih dan kering.
5) Menjaga tempat tidur bayi selalu bersih dan hangat
karena ini adalah tempat tinggal bayi.
3. Istirahat dan Tidur
Anjurkan ibu untuk :
a. Istirahat cukup untuk mengurangi kelelahan.
b. Tidur siang atau istirahat selagi bayi tidur.
c. Kembali ke kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan.
d. Mengatur kegiatan rumahnya sehingga dapat menyediakan
waktu untuk istirahat pada siang kira-kira 2 jam dan malam
7-8 jam.
4. Senam Nifas
Selama kehamilan dan persalinan ibu banyak mengalami
perubahan fisik seperti dinding perut menjadi kendor,
longgarnya liang senggama dan otot panggul. Untuk
mengembalikan kepada keadaan normal dan menjaga kesehatan
agar tetap prima, senam nifas sangat baik dilakukan pada ibu
setelah melahirkan.
4. Pemberian ASI atau Laktasi
Hal-hal yang perlu diberitahukan kepada pasien :
a. Menyusui bayi segera setelah lahir minimal 30 menit bayi
telah disusukan.
b. Ajarkan cara menyusui yang benar.
38
38
c. Memberikan ASI secara penuh 6 bulan tanpa makanan lain
(ASI esklusif).
d. Menyusui tanpa di jadwal, sesuka bayi.
e. Diluar menyusui jangan memberikan dot/kempeng pada
bayi, tapi berikan ASI dengan sendok.
2.3.5 Asuhan Kunjungan Masa Nifas Normal
Tabel 2.2 Asuhan Kunjungan Masa Nifas Normal Kunjungan Waktu Asuhan
I 6 – 8 Jam PP a. Mencegah perdarahan masa nifas karena
atonia uteri.
b. Pemantauan keadaan umum ibu
c. Melakukan hubungan antara bayi dan ibu
(Bonding Attachment)
d. ASI esklusif
II 6 Hari PP a. Memastikan involusi uterus berjalan normal,
uterus berkontraksi, fundus dibawah
umbilicus dan tidak ada tanda tanda
perdarahan abnormal.
b. Menilai adanya tanda – tanda deman, infeksi
dan perdarahan abnormal
c. Memastikan ibu mendapatkan istirahat yang
cukup
d. Memastikan ibu mendapatkan makanan yang
bergizi
e. Memastikan ibu menyusui dengan tidak
memperlihatkan tanda – tanda penyulit
III 2 Minggu PP a. Memastikan involusi uterus berjalan normal,
uterus berkontraksi, fundus dibawah
umbilicus dan tidak ada tanda – tanda
perdarahan abnormal
b. Menilai adanya tanda – tanda demam, infeksi
dan perdarahan abnormal
c. Menilai adanyan tanda – tanda demam,
infeksi dan perdarahan abnormal
d. Memastikan ibu mendapa istirahat yang
cukup
e. Memastikan ibu mendapat makanan yang
bergizi
f. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan
tidak memperlihatkan tanda – tanda penyulit
IV 6 minggu PP a. Menyanyakan pada ibu tentang penyulit –
penyulit yang ia alami
b. Memberikan konseling KB secara dini,
imunisasi, Senam nifas dan tanda – tanda
bahaya yang dialami oleh ibu dan bayi.
Sumber: Sulistyawati 2011
39
39
2.3.6 Konsep Facial Wajah (Facial treatment)
1. Definisi
Facial adalah perawatan wajah yang dilakukan secara bertahap
untuk merawat kulit wajah untuk tetap segar, bersih, sehat dan
menarik. Facial biasa dilakukan seminggu sekali atau dua minggu
sekali.
2. Manfaat Facial
a. Mengatasi problem kulit, diantaranya kulit kusam, jerawat dan
komedo.
b. Memberi efek relaksasi.
c. Memberikan nutrisi pada kulit.
d.Melancarkan sirkulasi peredaran darah dan kelenjar getah bening
sehingga kulit tampak lebih bersih lembab dan bercahaya.
e. Menghilangkan flek.
f. Menghilangkan kerutan kencang.
g. Membuat kulit tampak lebih muda.
3. Macam-macam facial
a. Deep-cleansing facial.
Facial jenis ini adalah facial yang paling dasar. Kulit akan
dibersihkan dengan cairan pembersih yang sesuai dengan kulit
wajah Anda dengan melakukan pemijatan sambil mengeluarkan
kotoran yang menyumbat pori-pori, juga termasuk
pengelupasan, pemijatan untuk mengencangkan kulit,
40
40
pemakaian masker dan pemakaian pelembap. Jenis facial ini
sangat cocok untuk segala jenis kulit.
b. Extra-hydrating facial.
Jika kulit sangat kering, pilihlah facial jenis ini. Perawatan
ini sangat kaya akan pelembab yang diformulasikan untuk
memberi kelembaban ekstra pada kulit yang sangat kering.
c. Anti-aging facial.
Facial jenis ini sedikit berbeda dibandingkan dengan facial
biasa.Facial ini biasanya menggunakan bahan-bahan seperti
alpha atau beta-hydroxy acids dan vitamin C untuk mengatasi
kerutan-kerutan serta garis-garis wajah.Selain itu juga
bertujuan untuk meningkatkan kekenyalan kulit dan
merangsang produksi kolagen pada kulit. Dengan teknik pijat
yang unik, aliran darah di permukaan kulit akan menjadi
lancar. Mereka yang merasa kulitnya kehilangan kelembaban
dan mulai mengalami penuaan dini sangat cocok melakukan
facial jenis ini. Sesuai untuk semua jenis kulit
d. Acne treatment facial.
Dianjurkan bagi mereka yang mengalami masalah jerawat
pada wajah.Perawatannya mencakup membersihkan wajah dari
kotoran-kotoran dan komedo serta menormalkan produksi
minyak yang berlebihan.Mereka yang memiliki jenis kulit
berminyak menggunakan facial jenis ini.
41
41
e. Aromatherapy facial.
Sebelum melakukan facial jenis ini, biasanya sang terapis
akan mempelajari jenis kulit Anda terlebih dulu. Essential oil
yang dipakai akan bekerja sempurna jika sesuai dengan
kebutuhan kulit Anda. Biasanya facial aromaterapi ini lebih
mengarah pada relaksasi tetapi juga untuk pembersihan wajah.
4. Menentukan jenis kulit wajah
Sebelum memilih perawatan wajah yang tepat, pertama
perlu mengetahui jenis kulit terlebih dahulu sehingga ntidak akan
salah memilih perawatan dan kosmetik yang sesuai dengan jenis
kulit.
Untuk mengetahui jenis kulit wajah, basahi wajah dan
diamkan selama satu jam tanpa mengoleskan produk kecantikan
apapun.Setelah itu, gunakan tisu tekan bagian pipi, dagu dan
kening.
a. Bila tidak ada berkas minyak di kulit, berarti jenis kulit wajah
normal.
b. Bila terdapat serpihan kulit terbawa tisu, berarti anda
memiliki kulit wajah kering. Jika kulit tetap kering padahal
anda sudah menggunakan pelembab maka bisa jadi kulit
wajah anda terkena iritasi atau infeksi alangkah baiknya jika
segera konsultasi ke dokter.
c. Bila permukaan wajah meninggalkan berkas minyak, berarti
anda mempunyai jenis kulit wajah berminyak.
42
42
d. Bila di bagian T (Kening, Hidung, Dagu), terdapat berkas
minyakberarti anda memiliki jenis kulit wajah kombinasi
kering-berminyak
5. Facial Di Rumah
Pada umumnya Facial sering dilakukan disalon-salon, dan bisa
juga dilakukan sendiri dirumah sehingga lebih sedikit uang yang
harus dikeluarkan untuk facial.Facial dapat dilakukan bukan hanya
dengan produk-produk kecantikan yang sudah beredar di pasar
namun bahan-bahan alami yang berada di sekitar rumah pun bisa
kita manfaatkan untuk merawat kulit wajah.
a. Facial Dengan Produk kecantikan
Facial dengan produk kecantikan telah beredar banyak di
pasaran.Untuk facial ini tergolong cukup murah dan praktis
untuk dilakukan di rumah.Sangat cocok bagi orang yang
memang sibuk dengan pekerjaan yang melelahkan.
Untuk Facial anda membutuhkan produk-produk seperti:
a. Milk Cleanser
b.Face Tonic
c.Peeling
d.Masker
6. Tahap Tahap facial
a. Sediakan air hangat dan handuk wajah atau bisa
digantidengan kapas.Gunakan handuk wajah atau kapas
untuk membasuh wajah dengan air hangat.Gerakan
43
43
membasuhnya dari daerah wajah bagian bawah yaitu dagu
menuju pipi hingga kening. Hal ini dilakukan untuk
membuka pori-pori kulit wajah.
b. Bubuhkan milk cleanser ke wajah.Pijat perlahan-lahan dari
dagu ke pipi hingga kening seperti melakukan
message.Pijatan daerah dagu, pipi dan kening memutar ke
arah luar.Pipi memutar kearah telinga dan hidung pijat
kearah atas atau kening. Lalu bersihkan dengan
menggunakan kapas yang telah dibasahi dengan air hangat.
c. Selanjutnya gunakan peeling untuk memngelupas sel-sel
kulit mati agar kulit wajah halus dan cerah.Bubuhkan
peeling ke seluruh daerah wajah tapi disarankan jika panas
hindari daerah dibawh mulut.Jauhkan juga daerah kulit
dibawah mata.Peeling ini bias menggunakan peeling yang
sudah siap pakai atau bubuk. Untuk peeling yang siap pakai
anda hanya tinggal menunggunya hingga setengah kering
lalu pijat kulit wajah anda secara memutar seperti
menggunakan milk cleanser. Maka peeling akan berjatuhan.
Lakukan pijatan secara perlahan karena jika terlalu keras
dalam pemijatan maka akan membuat kulit iritasi dan lecet.
Untuk penggunaan peeling bubuk sama seperti diatas hanya
tinggal ditambah air saja atau air mawar. Setelah itu basuh
dan bersihkan kembali dengan menggunakan air hangat.
44
44
d. Setelah proses pengelupasan atau peeling selanjutnya
adalah masker. Maskerpun ada yang sudah siap pakai, ada
juga masker bubuk..Bubuhkan masker ke wajah secara
merata.Diamkan selama kurang lebih 20 menit hingga
masker kering.Setelah kira-kira 20 menit.Bersihkan dengan
air hangat.
e. Terakhir lakukan Penyegaran dengan face tonic. Setelah
kulit wajah di masker dan dibersihkan tunggu hingga kering
lalu usapkan face tonic ke wajah dengan menggunakan
kapas secara merata. Tunggu hingga menyerap lalu basuh
dengan air dingin untuk menutup pori-pori wajah.
2.3 Konsep Dasar Bayi Baru Lahir
2.4.1 Pengertian
Bayi barulahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan
37-42minggu dan berat badannya 2500-4000gr (Dewi, 2013).
2.4.2 Ciri-ciri bayi baru lahir normal:
a. Lahir aterm antara 37-42 minggu.
b. Berat badan 2500 - 4000 gr.
c. Panjang badan 48 - 52 cm.
d. Lingkar dada 30 - 38 cm.
e. Lingkar kepala 33 - 35 cm.
f. Lingkar lengan 11 - 12 cm.
g. Frekuensi denyut jantung 120 - 160 kali/menit.
h. Pernapasan 40 - 60 kali/menit.
45
45
i. Kulit kemerah – merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup.
j. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah
sempurna.
k. Kuku agak panjang dan lemas.
l. Nilai APGAR > 7
m. Gerak aktif.
n. Bayi lahir langsung menangis kuat.
o. Reflek rooting( mencari puting susu dengan rangsangan taktil pada
pipi dangan baik.
p. Reflek sucking ( isap dan menelan ) sudah terbentuk dengan baik.
q. Reflek morro ( gerakan memeluk bila dikagetkan ) sudah terbentuk
dengan baik.
r. Reflek grasping ( menggenggam ) sudah baik.
s. Genitalia.
1) Pada Laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada
pada skrotum dan penis yang berlubang.
2) Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uretra
yang berlubang, serta adanya labia minora dan mayora.
t. Eliminasi baik yang ditandai dengan keluarnya mekonium dalam
24 jam pertama dan berwarna hitam keclokatan (Dewi, 2013).
46
46
2.4.3 Tahapan Bayi Baru Lahir
1. Tahap I
Terjadi segera setelah lahir, selama menit-menit pertama kelahiran.
Pada tahap ini digunakan sistem scoring apgar untuk fisik dan scoring
gray untuk interaksi bayi dan ibu.
2. Tahap II
Disebut tahap transisional reaktivitas. Pada tahap II dilakukan
pengkajian selama 24 jam pertama terhadap adanya perubahan
perilaku.
3. Tahap III
Disebut tahap periodik, pengkajian dilakukan seDisebut tahap
periodik, pengkajian dilakukan setelah 24 jam pertama yang meliputi
pemeriksaan seluruh tubuh (Dewi, 2013).
2.4.4 Manajemen Bayi Baru lahir
1. Pengaturan Suhu
Bayi kehilangan panas melalui 4 cara :
a) Konveksi adalah melalui benda-benda padat yang berkontak
dengan kulit bayi.
b) Koveksi adalah pendinginan melalui aliran udara disekitar
bayi.
c) Evaporasi adalah kehilangan panas melalui penguapan air
pada kulit bayi yang basah.
d) Radiasi adalah melalui benda padat dekat bayi yang tidak
berkontak secara langsung dengan kulit bayi.
47
47
2. Resusitasi Bayi Baru Lahir
Resusitasi tidak dilakukan pada semua bayi baru lahir. Akan
tetapi penilaian untuk menentukan apakah bayi memerlukan
resusitasi harus dilakukan pada setiap bayi baru lahir.
Penghisapan lendir dari mulut bayi, Secara stimulasi bayi dengan
mengusap telapak kaki atau punggung bayi apabila dapat bernafas
dengan spontan tidak perlu dilakukan resusitasi.
3. Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
Manfaat IMD bagi bayi adalah membantu stabilisasi pernafasan,
Mengendalikan suhu tubuh bayi lebih baik dibandingkan dengan
incubator, Menjaga kolonisasi kuman yang aman untuk bayi.
4. Pengikatan dan Pemotongan Tali Pusat
Pengikatan dan pemotongan tali pusat segera setelah persalinan
banyak dilakukan secara luas di seluruh dunia. Tetapi penelitian
menunjukkan kali ini tidak bermanfaat bagi ibu dan bayi, Bahkan
dapat berbahaya bagi bayi. Penundaan pengikatan tali pusat
memberikan kesempatan bagi terjadinya transfuse fetomaternal
sebanyak 20-50% (rata-rata 21%) volume darah bayi.
5. Perawatan Tali Pusat
Perawatan tali pusat yang benar dan lepasnya tali pusat dalam
minggu pertama secara alami mengurangi insiden infeksi pada
bayi baru lahir.
48
48
6. Pemberian Salep Mata
Pemberian antibiotic profilaksis pada mata dapat mencegah
terjadinya konjungtivitis.
7. Pemberian Vitamin K
Pemberian vitamin K baik secara intramuskuler maupun oral
terbukti menurunkan insiden PDVK (Pendarahan Akibat Defisiesi
Vitamin K1).
8. Pengukuran Berat dan Panjang lahir
Bayi yang baru lahir harus di timbang dan di ukur panjang
badannya untuk mengetahui kondisi fisik bayi.
9. Memandikan Bayi
Bayi baru lahir dapat di mandikan 6 jam setelah kelahirnya
(Kemenkes RI, 2010).
2.5 Konsep Dasar Neonatus
2.5.1 Pengertian
Masa neonatal aadalah masa sejak terjadinya konsepsi sampai
dengan 4 minggu (28 hari) sesudah kelahiran.Neonatus adalah bayi
berumur 0 (baru lahir) sampai dengan usia 1 bulan sesudah lahir.
Neonatus dini adalah bayi berusia 0-7 hari.Neonatus lanjut adalah
bayi berusia 7-28 hari.(Muslihatun, 2010)
49
49
2.5.2 Kebutuhan Dasar Neonatus
1. Nutrisi
Pengertian Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan pokok
untuk bayi, berikan ASI 2-3 jam sekali atau on demand (semau
bayi). ASI eksklusif adalah memberiakn ASI saja sampai usia 6
bulan tanpa tambahan makanan apapun kecuali imunisasi,
vitamin. Berikan ASI sampai 2 tahun dengan tambahan makan
lunak sesuai tahapan usia bayi.
2. Eliminasi
a. Buang Air Kecil (BAK)
Bayi baru lahir akan berkemih paling lambat 12-24 jam
pertama kelahirannya, BAK lebih dari 8 kali sehari salah satu
tanda bayi cukup nutrisi. Setiap habis BAK segera ganti
popok supaya tidak terjadi ritasi didaerah genetalia.
b. Buang Air Besar (BAB)
BAB hari 1-3 disebut mekoneum yaitu feses berwana
kehitaman, hari 3-6 feces tarnsisi yaitu warna coklat sampai
kehijauan karena masih bercampur mekoneum, selanjutnya
feces akan berwarna kekuningan. Segera bersihkan bayi
setiap selesai BAB agar tidak terjadi iritasi didaerah
genetalia.
c. Istirahat dan tidur
Dalam 2 minggu pertama bayi sering tidur rata-rata 16 jam
sehari. Pada umumnya bayi mengenal malam setelah usia 3
50
50
bulan. Jaga kehangatan bayi dengan suhu kamar yang hangat
dan selimut bayi.
d. Personal Hygiene
Bayi di mandikan ditunda sampai sedikitnya 4-6 jam setelah
kelahiran, setelah suhu bayi stabil. Mandi selanjutnya 2-3 kali
seminggu. Perawatan tali pusat ialah menjaga agar tali pusat
tetap kering dan bersih (Saifudin, 2009).Verniks kaseosa
bermanfaat untuk melindungi kulit bayi sehingga jangan
dibersihkan saat memandikan bayi (Muslihatun, 2010).
2.5.3 Kunjungan Neonatal
Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia 2012,
pelayanan kunjungan neonatal dilaksanakan minimal 3x yaitu:
a. Kunjungan neonatal I (KN 1): 6-48 jam.
b. Kunjungan neonatal II (KN 2): hari ke 3-7.
c. Kunjungan neonatal III (KN 3): hari ke 8-28
Pelayanan kesehatan yang diberikan berupa pemeriksaan neonatus
menggunakan pedoman Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
termasuk ASI eksklusif, pencegahan infeksi berupa perawatan
mata, perawatan tali pusat, penyuntikan vitamin KI dan imunisasi
HB-0 diberikan saat kunjungan rumah sampai bayi berumur 7 hari
(bila tidak diberikan pada saat lahir) (buku saku kemenkes RI,
2010).
51
51
2.6 Konsep Dasar KB
2.6.1 Pengertian KB
Keluarga Berencana (family planning, planned parenthood)
adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah
dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi (Mochtar, 2011).
2.6.2 Tujuan Keluarga Berencana (KB)
Tujuan umum keluarga berencana adalah membentuk keluarga
kecil yang sesuai dengan kekuatan sosial ekonominsuatu keluarga
dengan cara mengatur kelahiran anak. Dengan demikian, akan
diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya (Mochtar, 2011).
2.6.3 Jenis Pil Kombinasi
1. Monifisik :Pil yang tersedian dalam kemasan 21 bablet
mengandung hormone aktif estrogen/progesterone dalam dosis
sama dengan 7 tablet tanpa hormone.
2. Bifasik :Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet, masing-
masing mengandung hormone aktif E/P dengan dua dosis yang
berbeda dengan 7 tablet tanpa hormone aktif.
3. Trifasik :Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormone E/P dengan tiga dosis berbeda dan dengan tiga tablet
yang tanpa hormone aktif.(Mochtar, 2011).
52
52
2.6.4 Efek samping Kb pil
1. Ringan
Mual, muntah, pertambahan BB,perdarahan tidak teratur, retensi
cairan, odema, sakit kepala.
2. Berat
Trombo embolisme Trombo embolisme karena terjadi
peningkatan faktor-faktor pembekuan dan vaskuler secara
langsung, timbulnya kasionoma serviks (Mochtar, 2011).
2.6.5 Cara kerja Kb pil
1. Menghalangi produksi gonadotropin dari hipotesis secara terus
menerus sehingga menekan ovulasi.
2. Perubahan pada endometrium sehingga mencegah implantasi.
3. Mengubah kepekaan indung telur terhadap rangsangan
gonadotropin (Mochtar, 2011).
2.7 Konsep Dasar Anemia pada Kehamilan
2.7.1 Pengertian
Anemia adalah suatu kondisi dimana terdapat kekurangan sel
darah merah atau hemoglobin. Anemia dalam kehamilan
memberikan pengaruh yang kurang baik bagi ibu, baik dalam
kehamilan, persalinan, maupun dalam masa nifas. Pada kehamilan
relatif terjadi anemia karena ibu hamil mengalami hemodilusi
(pengenceran) dengan peningkatan volume 30% sampai 40% yang
puncaknya pada kehamilan 32 sampai 34 minggu (Manuaba, 2010).
53
53
Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan
menggunakan alat Sahli. Hasil pemeriksaan Hb dengan Sahli dapat
digolongkan sebagai berikut.
Hb 11 g% Tidak Anemia
Hb 9-10g% Anemia Ringan
Hb 7-8 g% Anemia Sedang
Hb <7 g% Anemia Berat
Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama
kehamilan, yaitu pada trimester I dan trimester III. Dengan
pertimbangan bahwa sebagian besar ibu hamil mengalami anemia,
maka di lakukan pemberian Fe sebanyak 90 tablet pada ibu hamil
(Manuaba, 2010).
Anemia ringan terjadi karena jumlah sel darah merah yang
rendah menyebabkan berkurangnya pengiriman oksigen ke setiap
jaringan dalam tubuh, anemia dapat menyebabkan berbagai tanda
dan gejala. Hal ini juga bisa membuat buruk hampir semua kondisi
medis lainnya yang mendasari.Jika anemia ringan, biasanya tidak
menimbulkan gejala apapun.Jika anemia secara perlahan terus-
menerus (kronis) (Proverawati, 2011).
2.7.2 Macam- Macam Anemia
1. Anemia defisiensi vitamin B12
Anemia difesiensi vitamin B12 adalah jumlah sel darah merah
yang rendah yang disebabkan karena kekurangan vitamin
B12.Tubuh membutuhkan vitamin B12 untuk membuat sel-sel
54
54
darah merah, tubuh harus makan cukup makanan yang
mengandung vitamin B12 yang dapat diperoleh dari bahan
makanan seperti daging, unggas, kerang, telur, dan produk susu
(Proverawati, 2011).
2. Anemia Defisiensi Folat.
Anemia defisiensi folat adalah penurunan jumlah sel-sel darah
merah (anemia) karena kekurangan folat. Asam folat yang
diperlukan untuk pembentukan sel darah merah dan pertumbuhan.
Asam folat dapat diperoleh dengan mengkonsumsi sayuran
berdaun hijau dan hati (Proverawati, 2011).
3. Anemia Defesiensi Besi.
Penurunan jumlah sel darah merah dalam darah yang disebakan
oleh zat besi yang terlalu sedikit. Besi merupakan salah satu
komponen dari heme, bagian dari hemoglobin, protein dalam sel
darah merah yang ngikat oksigen dan memungkinkan sel darah
merah untuk mengangkut oksigen keseluruh tubuh. Jika simpanan
besi habis, maka akan kekurangan sel darah merah yang dibuat
dan hemoglobin di dalamnya akan berkurang mengakibatkan
anemia. Pencegahannya makan – makanan yang mencakup zat
besi yang cukup.Daging merah, hati dan kuning telur merupakan
sumber penting zat besi.Tepung, roti dan beberapa sereal yang di
perkaya dengan besi baik untuk pencegahan.Jika tidak
mendapatkan cukup zat besi dalam diet, maka dapat dilakukan
suplementasi zat besi. (Proverawati, 2011).
55
55
4. Anemia Penyakit Kronis.
Gangguan darah yang dihasilkan dari sebuah kondisi (kronis)
jangka panjang medis yang mempengaruhi produksi dan umur sel
darah merah. Jika kondisi anemia ringan tidak memerlukan
pengobatan. Bila kondisi menjadi beratmembutuhkan transfusi
darah dan supplement zat besi. (Proverawati, 2011).
5. Anemia Hemolitik.
Suatu kondisi di mana tidak ada cakupan sel darah merah dalam
darah, karena kerusakan dini sel-sel darah merah (Proverawati,
2011).
2.7.3 Patofisiologi Anemia pada kehamilan
Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh
perubahan sirkulasi yang semakin meningkat terhadap plasenta dan
pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai
pada TM II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke-9 dan
meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterm
serta kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang
meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasma, yang
menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron (Rukiyah, 2010).
2.7.4 Etiologi Anemi pada Kehamilan
Anemia sering terjadi selama kehamilan, dikarenakan terjadi
peningkatan kadar cairan plasma selama kehamilan mengencerkan
darah (hemodilusi). Tubuh mengalami perubahan yang signifikan
saat hamil. Jumlah darah dalam tubuh meningkat sekitar 20-30%,
56
56
sehingga memerlukan peningkatan kebutuhan pasokan zat besi dan
vitamin untuk membuat hemoglobin. Ketika hamil tubuh membuat
lebih banyak darah untuk berbagi dengan bayinya. Tubuh mungkin
memerlukan darah hingga 30% lebih banyak dari pada ketika tidak
hamil. Jika tubuh tidak memiliki cukup zat besi, tubuh tidak dapat
membuat sel-sel darah merah yang di butuhkan untuk membuat
darah ekstra. Banyak wanita mengalami defesiensi besi pada TM II
dan TM III (Proverawati, 2011)
2.7.5 Faktor resiko pada ibu hamil anemia
1. Faktor resiko pada kehamilan
Dapat terjadi abortus, persalinan prematuritas, hambatan tumbuh
kembang janin dalam rahim, mudah terjadi infeksi, mola
hidatidosa, hiperemesis gravidarum, perdarahan antepartum,
ketuban pecah dini (KPD) (Manuaba, 2010)
2. Faktor Risiko pada Persalinan
Gangguan His (kekuatan mengejan), kala I dapat berlangsung
lama, dan terjadi partus terlantar, kala II berlangsung lama
sehingga dapat melelahkan dan sering memerlukan tindakan
operasi kebidanan, kala III dapat diikuti retensio plasenta, dan
perdarahan postpartum karena atonia uteri, kala IV dapat terjadi
perdarahan postpartum sekunder dan atonia uteri (Manuaba,
2010).
57
57
3. Fakto Resiko pada saat Nifas
Terjadi subinvolusi uteri menimbulkan perdarahan postpartum,
memudahkan infeksi puerperium, pengeluaran ASI berkurang,
anemia kala nifas, mudah terjadi infeksi mamae (Manuaba, 2010).
4. Faktor Risiko pada Janin
Sekalipun tampaknya janin mampu menyerap berbagai kebutuhan
dari ibunya, tetapi dengn anemi dapat mengurangi kemampuan
metabolise tubuh sehingga mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim. Akibat anemia dapat terjadi
gangguan dalam bentuk : abortus, kematian intrauterine,
persalinan prematuritas tinggi, berat badan lahir rendah, kelahiran
dengan anemia, dapat terjadi cacat bawaan, bayi mudah mendapat
infeksi sampai kematian perinatal (Manuaba, 2010).
2.7.6 Kebutuhan Zat Besi pada Wanita Hamil
Menurut(Manuaba, 2010) yaitu :
Wanita memerlukan zat besi lebih tinggi dari laki-laki karena
terjadi menstruasi dengan perdarahan sebanyak 50 sampai 80 cc
setiap bulan dan kehamilan zat besi besar untuk meningkatkan
jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah janin dan
plasenta. Makin sering wanita mengalami kehamilan dan melahirkan
akan makin banyak kehilangan zat besi dan menjadi makin anemis.
Jika persediaan cadangan Fe minimal, maka setiap kehamilan
akan menguras persediaan Fe tubuh dan akhirnya menimbulakn
anemia pada kehamilan berikutnya. Pada kehamilan relative terjadi
58
58
anemia karena darah ibu hamil mengalami hemodilusi (pengenceran)
dengan peningkatan volume 30% - 40% yang puncaknya pada
kehamilan 32 – 34 minggu. Jumlah peningkatan sel darh 18 – 30%,
dan hemoglobin sekitar 19%. Dilusi akan mengakibatkan anemia
hamil fisiologis, dan Hb ibu akan menjadi 9,5 – 10 g%.
2.7.7 Tanda dan Gejala pada ibu hamil anemia
Menurut (Manuaba, 2010) yaitu :
1. Cepat lelah
2. Sering pusing
3. Mata berkunang-kunang
4. Mual-muntah lebih hebat pada hamil muda.
2.7.8 Penanganan Anemia dalam Kehamilan
Dalam mengatasi masalah anemia pada ibu hamil, program
suplementasi tablet zat besi yang biasa didapatkan di Puskesmas.
Tablet zat besi dapat menghindari anemia besi dan anemia asam
folat (Manuaba, 2010). Untuk mengatasi kejadian anemia pada ibu
hamil diperlukan suatu upaya pencegahan yang dapat dilakukan
dengan memberi suplementasi Fe, yang mana biasanya diberikan
secara rutin pada wanita hamil untuk mencegah penipisan simpanan
besi tubuh untuk mencegah anemia (Proverawati, 2011)
Menurut Fadlun 2011, pencegahan dan terapi anemia
sebagaiberikut :
59
59
1. Meningkatkan konsumsi makanan bergizi
Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan
makanan hewani (daging, ikan, ayam, hati, telur ) dan bahan
makanan nabati ( sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan,
tempe). Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak
mengandung vitamin C ( daun katuk, daun singkong, bayam,
jambu, tomat, dan jeruk ) sangat bermanfaat untuk
meningkatkan penyerapan zat dalam usus.
2. Menambah pemasukan zat besi ke dalam tubuh dengan minum
Tablet Tambah Darah (TTD). Minumlah satu tablet tambah
darah setiap hari paling sedikit selama 90 hari masa kehamilan
dan 40 hari setelah melahirkan.
3. Mengobati penyakit yang menyebabkan atau memperberat
anemia, seperti : kecacingan, malaria dan penyakit TBC.
2.7.9 Konsep SOAP pada Ibu hamil dengan anemia ringan
S (Data Subjektif) :
Ibu memeriksakan kehamilan dan mengeluh pusing, cepat lelah,
mata berkunang-kunang apalagi ketika bangun dari duduk dan
nafsu makan berkurang (Rukiyah, 2010).
O (Data Objektif) :
Keadaan umum : ibu terlihat pucat (Rukyah, 2010).
Keasadaran : composmentis (Rukyah, 2010).
TTV : TD : 110/70-130/90 mmHg
RR : 16-24 x/menit
60
60
N : 60 – 90 x/ menit
S : 36,50C-37,5
0C
Pemeriksaan penunjang lab Hb : Hb 8-11 gr% (Rukiyah, 2010)
Leopold I :Untuk menentukan TFU dan bagian apa
yangteraba pada fundus
Leopold II : Untuk menentukan kanan dan kiri perut ibu.
Leopod III :Untuk menentukan bagian bawah janin dan
memastikan sudah masuk PAP atau masih bisa
digoyangkan.
Leopold IV : Untuk menentukan bagian terbawah janin
sudahseberapa jauh masuk PAP.
Tafsiran berat janin (TBJ) : 2500-4000 gram.
Denyut jantung janin : 120-160/menit
A (Analisa)
G…P…A…hamil…minggu dengan Anemia Ringan.
Janin Tunggal Hidup
P (penatalaksanaan)
1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan dan
kondisinya saat ini, Ibu sudah diberitahu mengenai hasil
pemeriksaan dan ibu mengerti
2. Memberikan motivasi pada ibu untuk banyak memakan
makanan yang mengandung zat besi seperti telur, susu, hati,
ikan, daging, kacanga-kacangan (seperti telur, susu, hati,
ikan, daging, kacanga-kacangan (tempe, tahu, oncom,
61
61
kedelai, kacang hijau), sayuran berwarna hijau tua
(kangkung, bayam, daun katuk) dan buah-buahan (jeruk,
jambu biji, pisang) dan perhatikan pola makan teratur 3 x
sehari.
3. Menganjurkan ibu untuk sering beristirahat yaitu tidur pada
malam hari kurang lebih 7-8 jam dan siang selama kurang
lebih1-2 jam juga hindari istirahat yang berlebihan dan
bekerja terlalu berat.
4. Memberitahu ibu tablet fe dengan dosis 1x1 diminum dengan
air putih satu gelas dan sebaiknya diminum menjelang tidur
pada malam hari agar mengurangi efek sampingnya mual.
5. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan
seperti perdarahan, sakit kepala lebih dari biasanya, dan
menetap, pandangan kabur, nyeri ulu hati dan lainnya.
6. Mengingatkan Ibu untuk kontrol ulang 2 minggu lagi atau
bila ada keluhan, untuk memantau perkembangan kondisi ibu
dan janinnya, Ibu mengerti dan bersedia untuk memeriksakan
kembali kehamilannya 2 minggu yang akan datang atau jika
ada keluhan (Rukiyah, 2010)
93
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN
3.1 Asuhan Kebidanan Kehamilan Trimester III
3.1.1 KunjunganANC Ke-1
Tanggal :10 Februari 2017
Jam :18.00WIB
Tempat :BPM Sri Setyaningsih, Amd.Keb Desa Kedung Rejo,
Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang
Identitas
NamaIbu :Ny. “T” NamaSuami : Tn. “S”
Umur : 22 Tahun Umur : 29 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMK Pendidikan : SMU
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Sopir
Penghasilan : - Penghasilan : Rp 1.000.000,00
Alamat :BalongGemek Alamat : BalongGemek
Prolog
Ny “T” sekaranghamilke-1, HPHT: 30 Juni 2016, TP: 06 April 2017, pada
kehamilan sekarang periksa ANC 6 kali. Tanggal 30 Agustus 2016 periksa
ANC Terpadu diPuskesmas Megaluh, Hb TM 1: 9,4 gr/dl, protein urin:
negatif, urinreduktif: negatif, GolonganDarah; A, BB sebelumhamil50kg,
LILA 27cm. Tanggal 10 Februari 2017 Jam 09.00 WIB di
63
PuskesmasMegaluh, Hb 10gr/dl, Protein urin: negatif, urin reduktif: negatif,
Golongan Darah A.
Data Subjektif
Ibu merasakan pusing dan mual.
Data Objektif
a. Kedaan umum : Baik
b.TTV : TD :100/80 mmHg
N :80 x/menit
P :22 x/menit
S :36,5oC
c.BB sebelumnya : 56kg
d.BB sekarang :58kg
e. Pemeriksaan fisik khusus
Mata : Konjungtiva pucat, sklera putih, palpebra tidak odema
Mamae :Tidak terdapat nyeri tekan, payudara simetris, putting
menonjol, ASI belum keluar, keadaan bersih
Abdomen :TFU Pertengahan antara pusat dan prosesus xiphoideus
(24cm), puka, letak kepala, penurunan kepala belum masuk
PAP.
TBJ : (24-12)x155= 1.860 gram
DJJ : (11+12+12)x4=140 x/menit
Ekstremitas: Tangan dan Kaki tidak odema dan tidak pucat
64
AnalisaData :
G1P0A0 32 Minggu dengan Anemia Ringan
Janin Tunggal Hidup
Penatalaksanaan
Jam Penatalaksanaan
18.10 WIB 1. Memberitahu hasil pemeriksaannya pada ibu, bahwa
keadaan ibu dan janin baik, ibu mengerti.
18.13WIB 2. Memberitahu ibu mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung zat besi, asam folat dan vitamin C, ibu
bersedia mengkonsumsinya.
18.15WIB 3. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan tidak
melakukan pekerjaan yang berat,ibu mengerti.
18.18 WIB 4. Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya pada kehamilan
seperti perdarahan, sakit kepala lebih dari biasanya, dan
bengkak pada muka atau ekstremitas, ibu mengerti.
18.20 WIB 5. Memberikan tablet sangobion 1x1, mediamer B6 3x1 di
minum dengan air putih satu gelas dan sebaiknya di minum
menjelang tidur pada malam hari agar mengurangi efek
sampingnya mual, ibu bersedia meminum obatnya.
18.25 WIB 6. Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang pada tanggal 8
Maret 2017 atau jika ibu ada keluhan, ibu mengerti
65
3.1.2 Kunjungan ANC Ke-2
Tanggal : 7 Maret 2017
Jam : 16.30 WIB
Tempat :BPM Sri Setyaningsih, Amd.Keb Desa Kedung Rejo,
Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang.
Data Subjektif
Ibu mengatakan bahwa ingin memeriksakan kehamilannya.
Data Objektif
a. Keadaan umum : Baik
b. TTV : TD :110/80 mmHg
N :82 x/menit
P :24 x/menit
S :36,5oC
c. BB sekarang :59kg
d. Pemeriksaan fisik khusus
Mata :Konjungtiva merah muda, sklera putih, palpebra tidak
odema
Mamae :Tidak terdapat nyeri tekan, payudara simetris, putting
menonjol, belum keluar, keadaan bersih
Abdomen :TFU 3 jari di bawah prosesus xiphoideus (28cm),
puka, letak kepala, penurunan kepala belum masuk
PAP.
TBJ : (28-12)x155= 2.480 gram
66
DJJ : (11+12+13)x4=144 x/menit
Ekstremitas : Tangan dan Kaki tidak odema dan tidak pucat
AnalisaData :
G1P0A0 35 Minggu dengan Anemia Ringan
Janin Tunggal Hidup
Penatalaksanaan :
Jam Penatalaksanaan
16.40 WIB 1. Memberitahu hasil pemeriksaannya pada ibu, bahwa
keadaan ibu dan janin baik, ibu mengerti.
16.43 WIB 2. Memberikan konseling perencaanan dan persiapan
persalinan, ibu memutuskan melahirkan di BPM Sri
Setyaningsih, Amd.keb.
16.45 WIB 3. Mengingatkan kembali pada ibu untuk mengkonsumsi
tambahan makanan bergizi yang kaya akan protein dan
serat, ibu mengerti dan bersedia melakukannya.
16.47 WIB 4. Memberikanibu tabletfero 1x1, elkana 3x1 dandi
minumdengan air putihsatugelasdansebaiknya di
minummenjelangtidurpadamalamhari,
ibubersediameminumobatnya.
16.50 WIB 5. Memberitahu ibu caramelakukan senam ibu hamil, dan
memberitahu manfaat senam ibu hamil, ibu bersedia.
67
16.55 WIB 6. Menyarankan ibu facial wajah, agar wajah ibu terlihat
lebih segar pada tanggal 24 Maret 2017, Ibu mengerti.
17:00 WIB 7. Memberitahu ibu tanda-tanda persalinan, yaitu: adanya
kenceng-kenceng atau his yang sering dan semakin kuat,
keluarnya darah dan lendir dari vagina, ibu mengerti
tentang tanda-tanda persalinan.
17.05 WIB 8. Memberitahu ibu untuk kontrol ulang 2 minggu lagi atau
jika ibu mengalami keluhan segera periksa, ibu mengerti
dan ibu akan kontrol ulang jika ibu mengalami keluhan.
Tanggal 24 Maret 2017
09.30 WIB 1. Mengajari ibu senam hamil, ibu besedia dan bisa
melakukan dengan benar.
2. Memberitahu ibu untuk rutin melakukan senam hamil, ibu
bersedia.
10.00 WIB 3.Melakukan facial wajah pada ibu, ibu merasa lebih segar
dan percaya diri setelah dilakukan facial.
68
3.2 Asuhan Kebidanan Persalinan
KALA I
Tanggal : 13 April 2017
Jam : 19.00 WIB
Tempat : BPM Sri Setyaningsih, Amd.Keb Desa Kedung Rejo,
Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang
Data Subjektif
Ibu mengeluh perutnya mulas sejak jam 11.30 WIB dan keluar lendir darah
(+)
Data Objektif
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
a. TTV :TD : 110/80 mmHg
N : 82 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,8oC
b. BB sebelum hamil : 50kg
c. BB sekarang : 60kg
d. Pemeriksaan fisik khusus
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih, palpebra
tidak odema
69
Mamae : Tidak terdapat nyeri tekan, payudara simetris,
putting menonjol, kolostrum sudah keluar, keadaan
bersih
Abdomen : TFU teraba pertengahan pusat dan prosesus xiphoideus
(30cm), puka, letak kepala, kepala sudah masuk PAP
DJJ : (11+12+12)x4= 140 x/menit
HIS : 3x “30 detik” dalam 10 menit
Genetalia : Keluar darah dan lendir
VT : Ø4cm, eff25%, Letkep, UUK kanan depan, Ketuban
(+), Moulage 0, Hodge I
Analisa Data
G1P0A0 UK 41 minggu Inpartu kala I fase aktif
Janin tunggal hidup
Penatalaksanaan :
Jam Penatalaksanaan
19.10WIB 1. Memberitahu hasil pemeriksaannya pada ibu, bahwa
keadaan ibu dan janin baik, ibu mengerti.
19.13WIB 2. Menganjurkan ibu untuk tidur miring kiri, ibu
bersedia untuk tidur miring kiri
19.15 WIB 3. Mengajari ibu teknik relaksasi, ibu mengerti dan
akan melakukannya
19.28 WIB 4. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum
70
apabila tidak ada his, ibu mengerti dan bersedia.
19.30WIB 5. Memberitahu ibu untuk tidak mengejan sebelum
pembukaan lengkap, ibu mengerti dan bersedia.
19.35WIB 6. Melakukan observasi dan hasil terlampir di
partograf.
22.00 WIB 7. Melakukan pemeriksaan VT ulang, VT: Ø7cm,
eff75%, palpasi 2/5, Letkep, UUK kanan, Ketuban
(+), Moulage 0, Hodge II
24.00 WIB 8. VT: Ø10cm, penipisan: 100%, ketuban jernih,
presentasi kepala, denominator UUK kanan,
moulage(0), Hodge 1V
KALA II
Tanggal : 14 April 2017
Jam : 24.05 WIB
Data Subyektif
Ibu mengatakan perutnya mules-mules dan ingin meneran
Data Obyektif
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
DJJ : 140x/menit
Genetalia : Dorongan meneran, tekanan anus, pereneum menonjol,
vulva buka
71
Analisa Data
G1P0A0 Inpartu kala II
Penatalaksanaan
Jam Penatalaksanaan
00.05WIB 1. Memberitahu hasil pemeriksaannya pada ibu, bahwa
keadaan ibu dan janin baik, ibu mengerti.
00.07WIB 2. Menyarankan posisi yang nyaman, ibu memilih posisi
setengah duduk
00.09WIB 3. Mendekatkan alat-alat partus dan mengecek
perlengkapan alat, alat-alat partus set sudah lengkap
00.11WIB 4. Menyiapkan diri, APD sudah di gunakan
00.13WIB 5. Mengajarkan ibu cara meneran yang benar, ibu
meneran dengan benar
00.15WIB 6. Memimpin ibu untuk meneran dan membantu
persalinan
00.18WIB 7. Melakukan pertolongan persalinan, Bayilahir secara
spontan pukul 00.20 WIB tangisan kuat, warna kulit
merah muda, tonus otot baik, Jenis kelamin: perempuan
00.35WIB 8. Mengecek uterus, tidak ada janin kedua
00.37 WIB 9. Memberitahu ibu untuk di suntik oxytocin 10 IU,
oxytocin sudah di suntikkan
00.40 WIB 10. Memotong tali pusat dan ikat dengan benang tali pusat
72
steril serta memfasilitasi melakukan IMD, bayi sudah
IMD
KALA III
Jam : 00.40 WIB
Data Subyektif
Ibu mengatakan perutnya masih mules
Data Obyektif
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Abdomen :Uterus membulat (globuler), kandung kemih kosong,
TFU setinggi pusat
Genetalia : Tali pusat memanjang, adanya semburan darah
tiba-tiba ±150 cc
Analisa Data
P10001 Inpartu kala III
Penatalaksanaan
Jam Penatalaksanaan
00.43WIB 1. Peregangan tali pusat terkendali
00.45 WIB 2. Plasenta lahir lengkap jam 00.35 WIB dengan kotiledon
20 buah, diameter 20cm, tebal 2,5 cm, insersi sentralis,
panjang tali pusat 40cm dan selaput ketuban utuh
00.47 WIB 3. Melakukan masase uterus, uterus berkontraksi dengan
73
keras
00.50 WIB 4. Mengecek adanya robekan jalan lahir, terdapat robekan
jalan lahir derajat II, perdarahan ±150 cc
KALA IV
Jam : 01.00 WIB
Data Subyektif
Ibu mengatakan perutnya masih mules, tapi ibu merasa bahagia dengan
kelahiran bayinya
Data Obyektif
Keadaan Umum : Baik
TTV :TD : 120/80 mmHg
N : 84x/menit
S : 36,30C
Abdomen : TFU 2 jari bawah pusat, uterus teraba keras,
kandung kemih kosong
Genetalia : Terdapat darah keluar ± 150 ml
Analisa Data
P10001 2 Jam PP
Penatalaksanaan
Jam Penatalaksanaan
01.00WIB 1. Melakukan jahitan perenium, perenium terjahit rapi
01.05WIB 2. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik, uterus
74
teraba keras
01.08WIB 3. Mengajarkan ibu melakukan masase pada fundus, ibu
mengerti dan bisa melakukan
01.10WIB 4. Membersihkan ibu dan membantu menggunakan
pakaian, ibu sudah bersih dan pakaiansudah di gunakan
01.15 WIB 5. Melakukan observasi dan hasil terlampir di partograf
3.2 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir (BBL)
Tanggal :14 April 2017
Jam :01.20 WIB
Tempat :BPM Sri Setyaningsih, Amd.Keb Desa Kedung Rejo,
Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang
Data Subyektif
Ibu mengatakan bayinya normal, lahir spontan jam 00.20 WIB,
Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
K/U : Baik
BB : 2900 gram
PB : 47 cm
LK : 32cm
LD : 33cm
LILA : 11 cm
75
b. Pemeriksaan fisik
Kulit : warna kulit kemerahan, terdapat lanugo
Kepala : normal, tidak ada caput suksadaneum
Muka : simetris, kemerahan
Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sclera putih
Hidung :simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung, hidung bersih
Mulut : normal, tidak ada labio sikisis dan labio paloto sikisis
Telinga : simetris, dau telinga sejajar dengan mata
Leher : normal, tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid dan vena
jugularis
Dada : simetris, tidak ada wheezing, tidak ada ronchi
Abdomen : tali pusat basah, tidak kemerahan, tidak bau
Genetalia : labia mayor menutupi labia minor
Anus : normal, tidak atresia ani
Ekstremitas: jari-jari tangan dan kaki normal
c. Pemeriksaan Reflek
Reflek rooting : Normal
Reflek swallowing : Normal
Releks grabs : Normal
Reflek moro : Normal
Reflek babinski : Normal
Analisa Data
Bayi baru lahir usia 1 jam
76
Penatalaksanaan
Jam Penatalaksanaan
01.20 WIB 1. Memberitahu ibu keadaan bayi bahwa bayinya baik-baik
saja, ibu mengerti
01.22 WIB 2. Setelah 1 jam, memberikan salep mata, Vit K 0,1 Mg IM
di paha kiri, sudah diberikan
01.29 WIB 3. Memberikan bayi pada ibu untuk disusui, ibu bersedia
01.30 WIB 4. Menganjurkan kepada ibu untuk selalu menjaga
kehangatan bayi, ibu mengerti dan bersedia menjaga
kehangatan bayinya
01.33 WIB 5. Menjelaskan kepada ibu tanda-tanda bahaya pada bayi,
ibu mengerti
01.35WIB 6. Menjelaskan dan menganjurkan tentang pemberian ASI
eksklusif, ibu mengerti dan bersedia akan melakukan
01.38 WIB 7. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering
mungkin, ibu bersedia menyusui bayinya
01.40 WIB 8. Mengajarkan ibu cara perawatan tali pusat, ibu mengerti
77
3.3 Asuhan Kebidanan Nifas
3.3.1 Kunjungan Nifas Pertama
Tanggal : 14 April 2017
Jam : 09.00 WIB
Tempat : BPM Sri Setyaningsih, Amd.Keb Desa Kedung Rejo,
Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang
Data Subyektif
Ibu merasa senang persalinan berjalan dengan lancar, bayinya sehat
Data Obyektif
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
a. Pemeriksaan Umum
TTV : TD : 120/80 mmHg
N : 80x/menit
S : 36,90C
RR : 20x/menit
b. Pemeriksaan Fisik
Mata :konjungtiva merah muda, skelera putih.
Dada : Putting menonjol, colostrum sudah keluar.
Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, kontaksi uterus baik,
kandung kemih kosong
Genetalia :Lochea rubra, terdapat jahitan perenium, perdarahan ±
25 cc (1 kotek penuh)
78
BAK : 2-3x/hari (kuning jernih)
BAB : 1x/hari (konsistensi lembek)
Analisa Data
P10001 6 jam Post Partum dengan Nifas Normal
Penatalaksanaan
Jam Penatalaksanaan
09.05WIB 1. Memberitahu ibu dan hasil pemeriksaan, ibu
mengerti dengan kondisinya saat ini.
09.07WIB 2. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini seperti
miring kanan, miring kiri, bangun miring dahulu
tanpa di bantu, ibu mengerti dan bersedia.
09.08WIB 3. Mengajarkan ibu cara menyusui yang benar, ibu
mengerti dan mau melakukannya
09.15WIB 4. Mengajarkan ibu masase, ibu mengerti
09.20WIB 5. KIE tetang nutrisi, ibu makan makanan yang
bergizi dan tidak tarak makan, ibu mengerti
09.23 WIB 6. KIE perawatan luka perenium, ibu mengerti
09.25 WIB 7. KIE perawatan payudara, ibu mengerti
09.28 WIB 8. Menjelaskan pada ibu tanda bahaya masa nifas,
ibu mengerti
09.30 WIB 9. Mengingatkan ibu untuk control ulang pada
tanggal 20 April 2017, ibu mengerti
79
3.3.2 Kunjungan Nifas ke- 2
Tanggal : 21 April 2017
Jam : 06.20 WIB
Tempat :BPM Sri Setyaningsih, Amd.Keb Desa Kedung Rejo,
Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang
Data Subyektif
Ibu mengatakan sudah tidak ada keluhan
Data Obyektif
Keadaan Umum : Baik
a. Pemeriksaan Umum
TTV : TD : 110/70 mmHg
N : 80x/menit
S : 360C
b. Pemeriksaan Fisik
Mata : Konjungtiva merah muda,sklera putih.
Dada : Puting tidak lecet, ASI keluar lancar, tidak ada
bendungan ASI.
Abdomen : TFU Pertengahan pusat dan simpisis, kontraksi uterus
baik, kandung kemih kosong
Genetalia : Lochea serosa, luka jahitan sudah kering, perdarahan
± 25cc
BAK : 2-3x/ hari (kuning jernih)
BAB : 1x/ hari (konsistensi lembek)
80
Analisa Data
P10001 6 hariPost Partum dengan Nifas Normal
Penatalaksanaan
Jam Penatalaksanaan
06.23 WIB 1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, ibu
mengerti dengan kondisinya saat ini.
06.25 WIB 2. Mengevaluasi tanda bahaya masa nifas, tidak
terdapat tanda bahaya masa nifas.
06.27 WIB 3. Mengingatkan ibu untuk makan-makanan yang
bergizi dan tidak tarak makan, ibu mengerti
06.29 WIB 4. Mengevaluasi perawatan luka perenium, luka
jahitan sudah kering
06.30 WIB 5. Mengevaluasi perawatan payudara, ibu
mengerti
06.32 WIB 6. Mengevaluasi ibu cara menyusui yang benar,
ibu mengerti dan mau melakukannya
06.35 WIB 7. Mengingatkan ibu untuk kontrol ulang pada
tanggal 28 April 2017, ibu mengerti
81
3.3.3 Kunjungan Nifas ke- 3
Tanggal : 05 Mei 2017
Jam : 15.20 WIB
Tempat :Di rumah pasien
Data Subyektif
Ibu mengatakan sudah tidak ada keluhan
Data Obyektif
Keadaan Umum : Baik
a. Pemeriksaan Umum
TTV : TD : 110/70 mmHg
N : 80x/menit
S : 36,50C
b. Pemeriksaan Fisik
Mata : Konjungtiva merah muda,skelera putih
Dada : Puting susu tidak lecet, ASI keluar lancar, tidak ada
bendungan ASI
Abdomen : TFU tidak teraba, tidak ada nyeri tekan
Genetalia : Lochea Alba, luka jahitan perenium sudah kering
BAK : 3-4x/ hari (kuning jernih)
BAB : 2x/ hari (konsistensi lembek)
Analisa Data
P10001 14 hari Post Partum dengan Nifas Normal
82
Penatalaksanaan
Jam Penatalaksanaan
15.25 WIB 1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, ibu
mengerti dengan kondisinya saat ini.
15..27 WIB 2. Mengevaluasi pemberian ASI eksklusif, ibu
memberikan ASI eksklusif
15.30 WIB 3. Memberikan KIE tentang alat kontrasepsi KB
dan macam-macamnya dan efek samping, ibu
mengerti
15.33 WIB 4. Mengingatkan ibu untuk kontrol ulang 4
minggu lagi pada tanggal 1 Juni 2017atau
apabila ada keluhansegera periksa, ibu
mengerti dan bersedia.
3.3.4 Kunjungan Nifas ke- 4
Tanggal : 4 Juni 2017
Jam : 16.00 WIB
Tempat : Di rumah pasien
Data Subyektif
Ibu mengatakan sudah tidak ada keluhan
Data Obyektif
KeadaanUmum : Baik
83
Kesadaran : Composmentis
a. Pemeriksaan Umum
TTV : TD : 110/70 mmHg
N : 82x/menit
S : 360C
b. Pemeriksaan Fisik
Mata : Konjungtiva merah muda,skelera putih.
Dada : Puting susu tidak lecet, puting bersih, ASI keluar
lancar
Abdomen : TFU tidak teraba, kandung kemih kosong.
Genetalia : Bersih, tidak mengeluarkan cairan
BAK : 3-4x/ hari (kuning jernih)
BAB : 2x/ hari (konsistensi keras)
Analisa Data
P10001 40 hari Post Partum dengan Nifas Normal
Penatalaksanaan
Jam Penatalaksanaan
16.05 WIB 1. Menjelaskan kepada ibu dengan hasil
pemeriksaan ibu mengerti dengan kondisinya
saat ini.
16.07 WIB 2. Mengingatkan ibu untuk tetap hanya memberikan
ASI saja pada bayinya, ibu mengerti
84
16.10 WIB 3. Mengingatkan ibu untuk tetap menjaga personal
hygiene, istirahat yang cukup dan nutrisi yang
cukup, ibu mengerti
16.13 WIB 4. Menganjurkan ibu untuk segera menggunakan
alat kontrasepsi KB sesuai yang diinginkan ibu,
ibu bersedia ber KB dan memilih mengunakan
KB pil
3.4 Asuhan Kebidanan Neonatus
3.4.1 Kunjungan Neonatus Pertama
Tanggal : 14 April 2017
Jam : 08.00 WIB
Tempat : BPM Sri Setyaningsih, Amd.Keb Desa Kedung Rejo,
Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang
Data Subyektif
Ibu mengatakan bayinya menghisap kuat, mekonium sudah keluar
Data Obyektif
Keadaan Umum : Gerak bayi aktif
TTV : N : 136x/menit
S : 36oC
RR : 40x/menit
BB : 2900 gram
Mata : Skelera putih, tidak ikterus
85
Abdomen : Tali pusat terbungkus kasa steril
Genetalia :Bersih
BAK :3x/hari
BAB : 1x/hari (mekonium)
Analisa Data
Neonatus Cukup Bulan usia 1 hari
Penatalaksanaan
Jam Penatalaksanaan
08.03 WIB 1. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu,
bahwa bayinya baik-baik saja, ibu mengerti
dengan kondisi bayinya saat ini
08.05 WIB 2. Melakukan perawatan tali pusat bayi, tali pusat
terbungkus kasa steril, belum terlepas, basah,
dan tidak ada perdarahan tali pusat
08.08 WIB 3. Memberitahu ibu tanda bahaya pada neonatus,
ibu mengerti
08.10 WIB 4. Menganjurkan ibu untuk terus memberikan
ASI saja pada bayinya dan menyusui bayinya
sesering mungkin maksimal 2 jam sekali, ibu
mengerti dan bersedia
08.13 WIB 5. Memberitahu ibu segera mengganti popok dan
menjaga suhu tubuhnya, ibu mengerti
86
08.15 WIB 6. Memberitahu ibu untuk kontrol ulang bayinya
7 hari lagipada tanggal 21 April 2017 atau
segera bila ada keluhan, ibu mengerti
3.4.2 Kunjungan Neonatus ke-2
Tanggal : 21 April 2017
Jam : 06.30 WIB
Tempat : BPM Sri Setyaningsih, Amd.Keb Desa Kedung Rejo,
Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang
Data Subyektif
Ibu mengatakan tali pusat bayinya sudah lepas
Data Obyektif
Keadaan Umum: Gerak bayi aktif
TTV : N : 138x/menit
S : 36,7oC
RR : 40x/menit
BB : 2900 gram
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
Abdomen : Tali pusat sudah lepas, kering
Tangisan : Kuat
Genetalia : Bersih, BAK : 3-4x sehari (kuning lembut),
BAB : 2-3x sehari
87
Analisa Data
Neonatus Cukup Bulan usia 7 hari normal
Penatalaksanaan
Jam Penatalaksanaan
06.33 WIB 1. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan, bahwa
bayinya dalam keadaan baik, ibu mengerti dan
sudah mengetahuinya
06.35 WIB 2. Mengevaluasi tali pusat, tali pusat sudah lepas
06.37 WIB 3. Menganjurkan ibu untukterus memberikan ASI
saja pada bayinya dan menyusui bayinya
sesering mungkin, ibu mengerti dan bersedia
06.40 WIB 4. Mengevaluasi tanda bahaya neonatus, ibu
mengerti
06.43 WIB 5. Mengingatkan kembali ibu segera mengganti
popok pada bayinya dan menjaga suhu
tubuhnya, ibu mengerti
06.45 WIB 6. Memberi tahu ibuuntuk membawa bayinya
kontrol ulang pada tanggal 29 April 2017 atau
segera bila ada keluhan, ibu mengerti
88
3.4.3 Kunjungan Neonatus ke-3
Tanggal : 02 Mei 2017
Jam : 09.00 WIB
Tempat : Di rumah pasien
Data Subyektif
Ibu mengatakan bayinya tidak rewel, BAB >4x, konsistensi BAB cair
Data Obyektif
Keadaan Umum : Baik
TTV : N : 124x/menit
S : 36,8oC
RR : 44x/menit
BB : 2800 gram
Mata :Konjungtiva merah muda, sklera putih, palpebra tidak
oedema
Abdomen : Tali pusat sudah lepas
Genetalia : Bersih
BAK : 6-8 sehari
BAB :4-6x sehari, konsistensi BAB cair, berwarna
kuning
Analisa Data
Neonatus Cukup Bulan usia 28 hari
89
Penatalaksanaan
Jam Penatalaksanaan
09.05 WIB 1. Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan,
bahwa bayinya baik, ibu mengerti
09.08 WIB 2. Mengingatkan ibu untuk memberi bayinya
ASI esklusif tanpa makanan pendamping
sampai bayinya berusia 6 bulan, ibu mengerti
dan bersedia
09.10 WIB 3. Menjelaskan frekuensi BAB pada bayi, ibu
mengerti
09.13 WIB 4. Memberitahu ibu selalu menjaga kebersihan
putting susu setiap saat menyusui, ibu
mengerti
09.15 WIB 5. Memberitahu ibu segera mengganti popok dan
menjaga suhu tubuhnya, ibu mengerti
09.18 WIB 6. Menganjurkan ibu untuk memeriksakan
bayinya ke bidan tanggal 03 Mei 2017 , ibu
mengerti
90
3.5 Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana (KB)
3.5.1 Kunjungan KB I
Tanggal : 06Juni 2017
Jam : 16.00 WIB
Tempat: BPM Sri Setyaningsih, Amd.KebDesaKedungRejo,
KecamatanMegaluh, KabupatenJombang
Subyektif
Ingin memakai kontrasepsi KB pil
Obyektif
KeadaanUmum : Baik
TTV : TD : 110/70 mmHg
S : 360C
N : 80x/menit
BB : 58kg
Abdomen : Tidak ada tanda-tanda kehamilan
AnalisaData
P10001 calon Akseptor baru KB pil
Penatalaksanaan
Jam Penatalaksanaan
16.05 WIB 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa
keadaannya normal, ibu senang dengan kondisinya
16.10 WIB 2. Memberikan konseling tentang alat-alat
91
kontrasepsi, macam-macam, dan efek samping, ibu
mengerti
16.13 WIB 3. Menanyakan dan meyakinkan ibu untuk
menggunakan KB pil, ibu siap dan yakin
16.15 WIB 4. Memberitahu pada ibu cara meminum pil kb, ibu
paham
16.20 WIB 5. Memberitahu ibu memakai pelindung pada saat
bersenggama atau sampai hari ke 7, ibu mengerti
16.25 WIB 6. Memberitahu ibu untuk mengikuti ulang KB pil 1
bulan pada tanggal 4 Juli 2107, ibu mengerti
3.5.2 Kunjungan KB II
Tanggal : 11 Juni 2017
Jam : 15.00 WIB
Tempat: Rumah pasien
Subyektif
Ibu mengatakan tidak ada keluhan
Obyektif
Keadaan Umum : Baik
TTV : TD : 100/70 mmHg
S : 360C
N : 80x/menit
BB : 58kg
92
AnalisaData
P10001 Akseptor baru KB pil
Penatalaksanaan
Jam Penatalaksanaan
15.05WIB 1.Menanyakan keluhan-keluhan selama
menggunakan KB pil, ibu mengatakan tidak ada
keluhan
15.08WIB 2. Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang jika ada
keluhan, ibu mengerti dan mau melakukan
15.10WIB 3. Menganjurkan ibu untuk datang ke bidan apabila
pil sudah habis, ibu mengerti
93
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini akan dijelaskan tentang kesesuain antara teori dan
kenyataan yang terjadi pada kasus yang diambil dan teori yang mendukung
diantara fakta dan kenyataan serta ditambahnya opini yang luas dari penulis
sebagai pendamping klien yang melaksanakan asuhan kebidanan secara
komprehensif mulai dari asuhan kebidanan pada ibu hamil, persalinan, nifas, bayi
baru lahir, neonatus dan keluarga berencana pada Ny.”T” dengan kasus Anemia
Ringan di BPM Sri Setyaningsih, Amd.Keb Desa Kedung Rejo Kecamatan
Megaluh Kabupaten Jombang tahun 2017.
4.1 Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Trimester III
Berdasarkan data yang diperoleh dan penulis membuat asuhan
kebidanan secara komprehensif mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi
baru lahir, neonatus dan keluarga berencana, untuk itu saya sebagai penulis
akan membahas hasil dari data yang didapatkan serta melakukan asuhan
adalah tentang pemeriksaan pada Antenatal Care yang dilakukan oleh Ny.”T”
dengan kasus Anemia Ringan di BPM Sri Setyaningsih, Amd.Keb Desa
Kedung Rejo Kecamatan Megaluh Kabupaten Jombang tahun 2017. Asuhan
antenatal Care yang akan disajikan meliputi asuhan kebidanan dari trimester
I, trimester II dan trimester III.
Berikut data-data yang mendukung untuk dibahas dalam pembahasan
tentang Antenatal Care. Dalam pembahasan ini yang berkaitan dengan
Antenatal Care maka, dapat diperoleh data berikut ini:
94
Tanggal
ANC
Riwayat Yang Dilaksanakan
Ket 30-Agustus-
2016
27-September-
2016
23-Oktober-
2016
17-November-
2016
19-Desember-
2016
20-Januari-
2017
10-Februari-
2017
07-Maret-
2017
UK 8 mgg 12 mgg 16 mgg 20 mgg 24 mgg 29 mgg 32 mgg 35 mgg
Anamnesa Mua Mual Mual Mual Tidak ada
keluhan
Mual Pusing, Mual Tidak ada
keluhan
Tekanan Darah 110/80
mmHg
110/80
MmHg
110/80 mmHg 110/70 mmHg 100/80 mmHg 100/80
mmHg
100/80 mmHg 110/80 mmHg
BB 52 kg 51 kg 52 kg 53 kg 54kg 56kg 58kg 59 kg
TF
U
WHO 2 jari di atas
simpisis
3 jari di atas
simpisis -
- - - - -
Mc.
Donald - - 10 cm 10 cm
16 cm 20 cm 24 cm
28 cm
HB 9,4 gram/dl - - - - - 10 gram/dl -
Suplemen/
terapi
Fero, alkana,
ultravita
Fero, nova,
ultravita
Omed, oralit,
fero
Elkana,
ultravita
Elkana, fero,
folexin
Elkana,ultra
vita, fero
Sangobion,
mediamer B6
Fero, Elkana
Penyuluhan Baca buku
KIAtentang
kesehatan ibu
hamil hal. 1-3
Baca buku
KIAtentang
kesehatan ibu
hamil hal.4-8
Kebutuhan
nutrisi
ibu hamil,
istirahat
cukup
Baca buku
KIA tentang
kesehatan ibu
hamil hal. 11-
12
Baca buku
KIA tentang
kesehatan ibu
hamil hal. 12
Presiapan
persainan
dan tanda
bahaya
Presiapan
persainan dan
tanda persainan
Presiapan
persainan dan
tanda
persainan
Hasil laboratorium
PKM Megaluh
10 Februari 2017
Hb : 10 gr%
Golda : A
Prot urine (-)
Glukosa urine (-)
Tabel 4.1 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari Variabel ANC Ny.“T” di BPM Sri Setyaningsih, Amd.Keb Desa Kedung Rejo Kecamatan
Megaluh Kabupaten Jombang tahun 2017
Sumber : Buku KIA 2017 Keterangan : Pada usia kehamilan 8-31 minggu adalah riwayat
Pada usia kehamilan 32-35 minggu adalah yang dilaksanakan
129
1. Data Subyektif
1) Umur
Umur Ny. “T” adalah 22 tahun. Menurut penulis usia 22 tahun
merupakan usia yang produktif. Umur bisa mempengaruhi kematangan
organ reproduksi, terlalu muda umur ibu bisa mengakibatkan kehamilan
beresiko karena belum siapnya uterus sebagai tempat tumbuh dan
berkembangnya janin, sedangkan umur yang terlalu tua juga akan
mengakibatkan kehamilan beresiko karena sudah menurunnya fungsi alat
reproduksi.
Hal ini sesuai dengan teori Padila (2014) umur sangat menetukan
suatu kesehatan ibu, ibu dikatakan beresiko tinggi apabila ibu hamil
berusia dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun.
Berdasarkan hal tersebut, tidak ada kesenjangan antara fakta dan
teori.
2) Kontrol ANC
TM I :2 kali, TM II :4 kali, TM III :3 kali. Kontrol ANC Ny.”T” lebih
dari standar kontrol ANC. Menurut penulis Pada masa kehamilan
sangatlah penting sekali adanya pemeriksaan ANC secara rutin karena
dapat menurunkan tingkat resiko kehamilan pada pasien. Dan kontrol
ANC Ny “T” lebih dari standar yang telah ditentukan, karena pasien
memiliki kesadaran untuk periksa kehamilan secara rutin sehingga
terpantau kondisi janin dan ibu, ibu mengerti akan risiko dan komplikasi
yang terjadi selama hamil dan ibu mengetahui penyakit yang di milikinya.
95
97
Hal ini sesuai dengan pendapat Romauli (2011), standar minimal
kontrol ANC, meliputi : TM I minimal 1 kali, TM II minimal 1 kali,
TM III minimal 2 kali.
Berdasarkan hal tersebut, tidak ada kesenjangan antara fakta dan
teori.
3) Keluhan Selama Trimester III
Ny.”T” pada usia kehamilan 32 minggu saat kunjungan pertama
mengeluh pusing dan mual. Menurut penulis, pusing yang terjadi
merupakan hal yang fisiologis karena banyaknya aktifitas dan kurangnya
istirahat pada ibu dapat mengakibatkan pusing pada kehamilan. Hal itu
sesuai dengan teori Manuaba (2010), disebabkan oleh faktor fisik ibu yang
mengalami kelelahan akibat kehamilan dan perubahan hormon yang
meningkat juga menjadi salah satu penyebab pusing karena aliran darah
keseluruh tubuh meningkat.
Berdasarkan hal tersebut, tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori.
2. Data Obyektif
1) Pemeriksaan umum
a) Tekanan darah
Berdasarkan kasus ini tekanan darah Ny. “T” pada usia kehamilan 32
minggu yaitu 100/80 mmHg. Menurut penulis tekanan darah Ny. ”T”
dalam batas normal, karena apabila melebihi batas normal tekanan darah
ibu hamil akan mengalami pre-eklampsia namun jika tekanan darah
kurang dari normal maka akan menimbulkan suplai darah dari ibu ke janin
akan terhambat dan janin akan kekurangan asupan oksigen
96
98
Hal ini sesuai dengan teori Romauli (2011), tekanan darah
normalnya 100/70 mmHg sampai dengan 120/80 mmHg. Tekanan darah
dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90 mmHg Bila terjadi kenaikan
tekanan darah yaitu sistolik 30 mmHg atau lebih, dan atau diastolik 15
mmHg atau lebih, kelainan ini akan berlanjut pada pre eklamsi atau
eklamsi jika tidak segera di tangani. Pada ibu hamil trimester III tekanan
darah terjadi peningkatan namun masih dalam batas normal. .
Berdasarkan hal diatas, tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori.
b) Berat badan
Berat badan Ny.”T” sebelum hamil 50 kg, pada akhir kehamilan 60
kg, terjadi peningkatan 10 kg. Menurut penulis Kenaikan berat badan
Ny.”T” fisiologis, karena batas normal penambahan berat badan ibu
sekitar 9-13 kg selama hamil. Selain itu kenaikan berat badan selama
hamil dapat berpengaruh terhadap kesehatan dan pertumbuhan janin.
Hal ini sesuai dengan pendapat Rukiyah (2010) karena normalnya
penambahan berat badan tiap minggu adalah 0,50 kg dan penambahan
berat badan ibu dari awal sampai akhir kehamilan 9 sampai 13 kg.
Berdasarkan dengan hal tersebut, tidak ada kesenjangan antara fakta
dan teori.
c) LILA (Lingkar Lengan Atas)
Pada saat pemeriksaan kehamilan ukuran LILA Ny.”T” adalah 27
cm. Menurut penulis pengukuran LILA sangat penting karena dari
pengukuran tersebut kita bisa melihat status gizi ibu hamil baik atau tidak.
97
99
LILA ibu sudah jauh melebihi batas normal, jadi gizi ibu sudah terpenuhi
dan sudah tidak dikhawatirkan lagi ibu kekurangan gizi.
Hal ini sesuai dengan teori Sulistyawati (2009), LILA kurang dari
23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status gizi lbu kurang atau buruk.
Berdasarkan hal tersebut tidak ada kesenjangan antara fakta dan
teori.
2) Pemeriksaan fisik khusus
Perubahan fisik yang terjadi pada Ny.”T” saat hamil trimester III,
yaitu muka pucat, simetris, tidak oedem, conjungtiva pucat, sklera putih,
palpebra tidak oedem.
Menurut penulis hal ini patologis Karena muka ibu terlihat pucat
dan konjungtiva tidak berwarna merah muda (pucat) hal ini menunjukan
tanda-tanda terjadinya anemia. Tanda dan gejala anemia yaitu seperti cepat
lelah, sering pusing, kelemahan, pucat pada kulit. Dan maka dari itu ibu
termasuk gejala tersebut yaitu ibu mengalami pusing dan cepat lelah, dan
itu menimbulkan kadar Hb ibu menurun, akibat ibu kurang istirahat yang
cukup, akan tetapi ibu minum tablet Fe setiap hari dan mengonsumsi
nutrisi untuk ibu hamil agar pada saat persalinan tidak terjadi perdarahan,
prematuritas, ketuban pecah dini, dan lain sebagainya.
Hal tersebut tidak sesuai dengan teori Surinah (2009) perubahan
fisiologis yang terjadi pada ibu hamil trimester III didapatkan tidak ada
oedem pada muka, sclera tidak putih, konjungtiva merah muda, tidak ada
pembesaran kelenjar limfe dan tyroid, tidak ada bendungan vena jugularis,
98
100
puting susu menonjol dan kolostrum belum keluar, terjadi pembesaran
membujur pada abdomen.
Berdasarkan hal tersebut, ditemukan kesenjangan antara fakta dan
teori.
TFU (Tinggi Fundus Uteri)
Pada Ny.”T” ukuran TFU menurut Mc. Donald saat UK 32 minggu :
24 cm, UK 35 minggu : 28 cm, UK 38 minggu : 30 cm. Menurut penulis
ukuran TFU Ny.”T” menurut Mc. Donald termasuk fisiologis, perubahan
atau ukuran TFU setiap ibu memang berbeda sesuai dengan bentuk dan
ketebalan dinding perut.
Menurut teori Rustam (2012), ukuran TFU pada UK 30 minggu :
29,5-30 cm, UK 36 minggu : 32 cm. UK 38 minggu : 33 cm, Uk 40
minggu : 37,7 cm.
Berdasarkan hal diatas, tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori.
3) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah (Hb)
Hasil pemeriksaan Hb Ny. “T” pada TM I adalah 9,4 gr% dan pada
TM III adalah 10 gr%.
Menurut penulis Ny. “T” pada TM I Hbnya kurang dari normal yaitu
9,4 gr% hal ini patologis dialami pada ibu hamil TM III. Pada saat hamil
ibu gampang pusing dan cepat lelah dan menyebabkan kadar Hb ibu
kurang dari normal. Hal tersebut menunjukan bahwa ibu tersebut
mengalami anemia ringan. Namun pada TM III Hb ibu naik menjadi 10
gr% walaupun Hb ibu belum mancapai batas normal, ibu sudah tidak
99
101
merasakan pusing lagi karena ibu tetap minum tablet Fe dan calc secara
teratur serta mengonsumsi nutrisi yang telah dianjurkan untuk ibu hamil
anemi seperti mengonsumsi sayuran hijau (bayam, kangkung, daun katuk),
lauk pauk (tempe goreng, telur ceplok), buah-buahan (jeruk), susu
(sapi/kambing), dll agar tidak mengalami faktor resiko pada ibu dan janin
seperti BBLR, prematuritas, partus lama, perdarahan, dll.
Menurut teori (Proverawati, 2011), kadar Hb normal wanita hamil 12
gr% dan menurut WHO tahun 1972 ditetapkan 3 kategori yaitu: normal >
11 gr/dl, ringan 8-11 gr/dl, berat < 8 gr/dl Karena kekurangan Hb saat
hamil dapat mengakibatkan anemia dalam kehamilan. Menurut teori
(Rukiyah, 2010) akibat anemia pada kehamilan adalah resiko kematian
maternal, prematuritas tinggi, BBLR, partus lama, perdarahan, dll.
Berdasarkan hal tersebut, terdapat kesenjangan antara fakta dan teori,
karena HB pada Ny. “T” kurang dari normal.
3. Analisa Data
Analisa data pada Ny.”T” adalah G1P0A0, hamil 31 minggu dengan
Anemia ringan. Menurut penulis anemia ringan sering terjadi selama
kehamilan, dikarenakan terjadi peningkatan kadar cairan plasma selama
kehamilan, (mengencerkan darah / hemodilusi). Analisa data merupakan
kesimpulan antara data subyektif dan data obyektif yang menjadi acuan dalam
melakukan tindakan atau terapi sesuai dengan keadaan pasien.
Hal ini sesuai dengan teori Proverawati (2011) Ketika hamil tubuh
membuat lebih banyak darah untuk berbagi dengan bayinya. Jika tubuh tidak
memiliki cukup zat besi, tubuh tidak dapat membuat sel-sel darah merah yang
100
102
di butuhkan untuk membuat darah ekstra. Banyak wanita mengalami defesiensi
besi (anemia) pada TM II dan TM III.
Berdasarkan hal diatas tidak ada kesenjangan anatara fakta dan teori.
4. Penatalaksanaan
Asuhan pada masa hamil penulis melakukan penatalaksanaan pada Ny.”T”
sebagaimana asuhan yang diberikan untuk Anemia Ringan 10 gr%, pada
kunjungan pertama asuhan yang diberikan yaitu dampak anemia pada
kehamilan, istirahat cukup, mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung zat besi, asam folat, dan kalsium mengkonsumsi tambahan
makanan bergizi yang kaya akan protein dan serat, mengkonsumsi tablet Fe
dan multivitamin, pemeriksaan ulang Hb, tanda bahaya kehamilan, kontrol
ulang. Dan pada kunjungan kedua yaitu memberi konseling untuk selalu
istirahat cukup, Mengingatkan kembali untuk mengkonsumsi tambahan
makanan bergizi yang kaya akan protein dan serat, Memberikan ibu tablet Fe
dan multivitamin, tanda-tanda persalinan, kontrol ulang.
Menurut penulis asuhan yang diberikan kepada ibu sesuai dengan yang
dibutuhkan ibu hamil dengan anemia, dimana pada faktanya setelah diberikan
asuhan Hb ibu berhasil naik dari sebelumnya meskipun belum mencapai batas
normal.
Hal ini sesuai dengan pendapat Rukiyah (2014), asuhan yang diberikan
untuk Anemia Ringan yaitu diantaranya ANC teratur, nutrisi, tablet Fe, tanda-
tanda persalinan, tanda bahaya kehamilan pada trimester III, persiapan
persalinan, dan menurut Sholihah (2008) seperti makanan tambahan dan besi.
Berdasarkan hal diatas, tidak dijumpai kesenjangan antara fakta dan teori.
101
103
4.2 Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin
Pada pembahasan yang kedua, akan dijelaskan tentang kesesuaian teori
dan kenyataan pada Intranatal Care. Berikut akan disajikan data-data yang
mendukung untuk dibahas dalam pembahasan tentang Intranatal Care. Dalam
pembahasan yang berkaitan dengan Intranatal Care maka dapat diperoleh data
pada tabel berikut ini:
100 102
104
Tabel 4.2 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari Variabel INC Ny.“T” di BPM Sri
Setyaningsih, Amd.Keb Desa Kedung Rejo Kecamatan Megaluh Kabupaten
Jombang tahun 2017
INC KALA I KALA II KALA III KALA IV
KELUHAN JAM KETERANGAN
Ibu
mengatakan
perutnya
mulas sejak
jam 11.30
tanggal 13
April 2017
19.00
22.00
TD: 110/80 mmHg
N : 82x/mnt
S : 36,8oC
RR : 20x/ mnt
His : 3x30”
DJJ : 140x/mnt
VT : ø 4 cm, Eff 25 %,
ketuban positif, presentasi
kepala, UUK, Hodge I,
moulase 0
Lama kala II 20
menit.
Bayi lahir
00.20WIB
spontan, jenis
kelamin
perempuan,
langsung
menangis, tonus
otot baik, warna
kulit merah muda,
tidak ada kelainan
kongenital, anus
ada.
Lama kala
III 15 menit.
Plasenta lahir
lengkap
spontan,
kotiledon
utuh.
Lama kala
IV 2 jam.
Perdarahan :
± 150 cc
Observasi 2
jam pp :
TD : 120/80
mmHg
N : 84x/mnt
S : 36,30 C
TFU : 2 jari
bawah pusat
UC : Baik
Konsistensi
: keras
Kantong
kemih
kosong
TD : 110/80 mmHg
N : 82x/mnt
S : 36,8 oC
RR :20x/mnt
His :4x40”
DJJ :144x/mnt
Palpasi : 2/5
VT : ø 7cm, Eff 75 %,
ketuban positif, presentasi
kepala, UUK, Hodge II,
moulase 0
00.00 TD: 110/70 mmHg
N : 80x/mnt
S : 36,7oC
RR : 20x/ mnt
His : 4x40”
VT : ø 10 cm, Eff 100 %,
ketuban negatif,
presentasi kepala, Hodge
IV, moulase 0
Berdasarkan fakta diatas, dapat diperoleh analisa sebagai berikut :
1. Data Subyektif
Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan Ny.”T” pada fase aktif merasakan kenceng-
kenceng dan keluar lendir darah sejak pukul 19.00 WIB. Sedangkan pada fase
aktif keluhan yang dirasakan ibu mulas dan keluar lendir darah.
Menurut penulis pada umumnya tanda-tanda persalinan ibu mengeluh
kenceng-kenceng biasanya disertai dengan keluarnya lendir bercampur darah
103
105
sehingga hal ini merupakan fisiologis yang terjadi pada ibu hamil yang akan
melahirkan.
Menurut teori Manuaba, (2010) keluhan yang sering dirasakan ibu bersalin
yaitu dimulai dengan adanya his yang dipengaruhi oleh hormon esterogen dan
progesterone. Selanjutnya keluar lendir darah terjadi karena adanya pembuluh
darah yang pecah akibat pendataran dan pembukaan servik. Adanya
pengeluaran cairan, hal ini dikarenakan karena ketuban pecah. Sebagian
ketuban pecah menjelang pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban
diharapkan persalinan perlangsung dalam waktu 24 jam.
Berdasarkan hal tersebut diatas, tidak terjadi kesenjangan antara fakta dan
teori.
2. Data Obyektif
Berdasarkan pemeriksaan pada fase aktif yang diperoleh dari Ny.”T”
adalah tanda tanda vital dimana tekanan darah pasien : 110/80 mmHg, nadi :
82x/menit, suhu : 36,8oC, pernafasan : 20x/menit, abdomen TFU 30 cm
(pertengahan pusat dan px), puka, letak kepala, sudah masuk PAP. His :
teratur, 3x dalam 10 menit lama 30 detik. Genetalia tampak pengeluaran lendir
darah., tidak ada kondiloma, tidak ada tanda-tanda infeksi,. Pemeriksaan
dalam : VT pukul 19.15WIB pembukaan 4 cm, eff 25%, ketuban (+),
presentasi kepala, denominator UUK kanan, kepala turun Hodge I, tidak ada
moulase. Menurut penulis dari pengkajian diatas ibu dengan inpartu
mengalami hal yang fisiologis dan masih dalam batas normal.
Sesuai dengan teori Manuaba (2010), pemeriksaan fisik pada ibu
bersalin meliputi muka tidak oedem, konjungtiva merah muda, sklera putih,
104
106
mukosa bibir lembab, payudara bersih, puting susu menonjol, kolostrum
sudah keluar, tidak ada bendungan/ massa abnormal, pemeriksaan abdomen
pada ibu bersalin, meliputi: TFU Mc. Donald (cm) sesuai dengan umur
kehamilan, pemeriksaan Leopold (Leopold I, II, III, dan IV), DJJ (normalnya
120-160x/menit). Genetalia bersih, tidak oedem, tidak varises, tidak ada
kondiloma talata maupun akuminata, tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak ada
pembesaran kelenjar bartholini maupun scene.Ekstremitas atas dan bawah
tidak oedem.
Berdasarkan hal tersebut diatas, tidak ditemukan adanya kesenjangan
antara fakta dan teori.
3. Analisa Data
Pada Ny.”T” adalah G1P0A0 UK 41 minggu, hidup, tunggal.
Menurut penulis persalinan pada Ny “T” adalah normal dengan hamil
cukup bulan, presentasi kepala, yang berlangsung dalam waktu 24 jam dan
tidak menimbulkan komplikasi baik ibu maupun janin. Yang diawali dengan
terjadinya kontraksi/mules yang datang teratur setiap 10-15 menit, dengan 4
tahapan yaitu kala 1, kala 2, kala 3 dan kala 4.
Hal ini sesuai dengan teori Aziz dan Wildan (2011), penulisan analisa
data pada ibu bersalin yaitu GPAPIAH UK... minggu, tunggal, hidup.
Berdasarkan data diatas, tidak ditemukan kesenjangan antara fakta dan
teori.
100 105
107
4. Penatalaksanaan
Kala I
Berdasarkan fakta, persalinan kala I Ny. "T" Kala I fase Aktif
berlangsung kurang dari 6 jam dari pembukaan 4 ke pembukaan lengkap. Pada
partograf Ny.”T” tidak melewati garis waspada
Menurut penulis hal ini fisiologis, kemajuan persalinan pada ibu bagus
bahwa batas pembukaan persalinan masih dalam batas normal tidak lebih dari
12 jam dan ibu tidak mengalami persalinan lama.
Dan Sesuai dengan teori Manuaba (2010) persalinan kala I
berlangsung antara pembukaan 0-10 cm. Pada permulaan His, kala pembukaan
berlangsung tidak begitu kuat sehingga parturien masih dapat berjalan-jalan.
Lamanya kala 1 untuk primigravidarum sekitar 12 jam sedangkan
multigravidarum sekitar 8 jam. Diperhitungkan pembukaan pada primigravida
1 cm/jam dan pembukaan pada multigravida 2 cm/jam.
Berdasarkan hal diatas tidak ada kesenjangan antara teori dengan
fakta.
Asuhan yang diberikan pada kala I antara lain menjelaskan hasil
pemeriksaan kondisi ibu dan janin, pendampingan keluarga, mengajarkan
tehnik relaksasi, melakukan observasi kemajuan persalinan, memberikan
nutrisi ibu di sela-sela his, mengajarkan posisi nyaman terhadap ibu. Menurut
penulis asuhan yang diberikan tersebut sesuai dengan apa yang dibutuhkan ibu
bersalin pada kala 1.
Hal ini sesuai dengan teori Asuhan Persalinan Normal (APN) kala 1
(Kemenkes RI, 2013) yaitu melakukan observasi kemajuan persalinan seperti
106
108
dari VT tiap 4 jam sekali, TD dan suhu 2 jam sekali, dan memeriksa DJJ,
kontraksi uterus, nadi setiap 30 menit sekali, meminta bantuan keluarga untuk
memberikan posisi nyaman terhadap ibu dan sebagainya.
Berdasarkan hal diatas tidak ada kesenjangan antara teori dengan
fakta.
Kala II
Persalinan kala II Ny.''T'' belangsung selama ±20 menit, tidak ada
penyulit selama proses persalinan. Menurut penulis, kala II terjadi secara
fisiologis dari pembukaan lengkap dan kemudian terdapat tanda gejala kala II
yaitu dorongan meneran, tekanan anus, perineum menonjol, vulva membuka,
sampai lahirnya bayi tidak ada kendala.
Menurut Sulistyawati (2010) bahwa pengeluaran bayi, dimulai dari
pembukaan lengkap sampai bayi lahir. Uterus dengan kekuatan hisnya
ditambah kekuatan meneran akan mendorong bayi hingga lahir. Proses ini
biasanya berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida.
Diagnosis kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk
memastikan pembukaan sudah lengkap dan kepala janin sudah tampak di vulva
dengan diameter 5-6 cm.
Berdasarkan hal diatas tidak ada kesenjangan antara teori dengan
fakta.
Selain itu pada kala II dilakukan asuhan persalinan normal seperti
menyiapkan pertolongan persalinan, menyiapkan ibu dan keluarga untuk
membantu proses bimbingan meneran, membantu kelahiran bayi dengan
asuhan persalinan normal, memfasilitasi IMD. Menurut penulis asuhan
107
109
persalian normal yang diberikan pada kala II tersebut sudah sesuai dengan teori
yang ada. Hal ini sesuai dengan teori asuhan persalinan normal (APN) JNPK-
KR/POGI (2008). Berdasarkan hal ini tidak ada kesenjangan antara fakta dan
teori.
Kala III
Persalinan kala III Ny.”T” berlangsung selama 15 menit, tidak ada
penyulit, plasenta lahir lengkap, ada robekan perineum derajat II. Menurut
penulis hal ini fisiologis dalam kala III dari bayi lahir sampai lahirnya plasenta
karena tidak ada penyulit atau masalah yang menyertai.
Menurut Manuaba (2010), kala III dimulai segera setelah bayi lahir
sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
Berdasarkan hal diatas, tidak dijumpai kesenjangan antara fakta dan teori.
Asuhan yang diberikan pada kala III yang meliputi pemeriksaan ada
janin kedua atau tidak, memberikan oxytocin untuk membantu uterus
berkontraksi baik, menjepit dan memotong tali pusat, melakukan PTT
(Penegangan Tali Pusat Terkendali), mengeluarkan plasenta, melakukan
rangsangan taktil (massase) uterus, memeriksa kelengkapan plasenta, menilai
perdarahan dan laserasi, serta memfasilitasi penjahitan perineum.
Menurut penulis asuhan yang diberikan pada kala III tersebut sudah
sesuai dengan teori yang ada.
Menurut teori Asuhan Persalinan Normal (APN) JNPK-KR/POGI
(2008) bahwa manajemen aktif kala III antara lain pemberian oksitosin segera
setelah bayi lahir, penegangan tali pusat terkendali, dan masase fundus uteri.
Berdasarkan hal diatas, tidak dijumpai kesenjangan antara fakta dan teori.
108
110
Kala IV
Persalinan kala IV Ny.”T” berlangsung selama 2 jam pertama,
perdarahan ± 150cc, dilakukan IMD. Menurut penulis Ny. “T” pada kala IV
fisiologis dan termasuk normal serta perdarahan dalam batas normal tidak
melebihi batas maksimal.
Menurut teori Manuaba (2010), kala IV dimulai dari saat lahirnya
plasenta sampai 2 jam pertama post partum dan perdarahan dianggap masih
normal jika jumlahnya tidak melebihi 400-500 cc. Berdasarkan hal diatas, tidak
ditemui adanya kesenjangan antara fakta dan teori.
Asuhan yang diberikan meliputi mengajarkan ibu dan keluarga untuk
massase uterus, memastikan, memeriksa keaadan ibu dan bayi, mengobservasi
2 jam pp seperti TTV, kontraksi uterus, dan kandung kemih, perdarahan dan
menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin, serta
dekontaminasi tempat bersalin. Menurut penulis asuhan yang diberikan pada
kala IV tersebut sudah sesuai dengan teori yang ada.
Menurut teori Asuhan Persalinan Normal (APN) JNPK-KR/POGI
(2008) asuhan pasca persalinan 2 jam pp antara lain melakukan observasi
pemeriksaan tanda –tanda vital: tekanan darah, nadi, suhu, tinggi fundus uteri,
kontraksi uterus, keadaan kandung kemih, dan terjadinya perdarahan pada ibu
setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit pada
jam kedua pasca persalinan. Berdasarkan hal diatas, tidak ditemui adanya
kesenjangan antara fakta dan teori.
109
111
4.3 Asuhan Kebidanan pada BBL
Pada pembahasan yang selanjutnya, akan dijelaskan tentang kesesuaian
teori dan kenyataan Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir (BBL). Berikut ini
akan disajikan data-data yang mendukung untuk dibahas dalam pembahasan
tentang Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir (BBL). Dalam pembahasan yang
berkaitan tentang Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir (BBL), maka
berdasarkan fakta, diperoleh data bayi Ny.”T”, usia 1 jam bayi sudah BAB 1
kali berwarna mekonium dan sudah BAK 1 kali, warna jernih. Bayi sudah
menyusu, pada saat dilakukan IMD, panjang badan 47 cm, berat badan 2900
gram, lingkar kepala 32 cm, hasil pemeriksaan fisik tidak ada kelainan.
Berdasarkan fakta diatas, dapat diperoleh analisa sebagai berikut.
Tabel 4.3 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari Variabel Bayi Baru Lahir bayi
Ny. “N” di BPM Sri Setyaningsih, Amd.Keb Desa Kedung Rejo Kecamatan
Megaluh Kabupaten Jombang tahun 2017
Asuhan BBL 14 April 2017
Penilaian Awal
Apgar score
Inj. Vit K
Salep Mata
BB
PB
Lingkar Kepala
Lingkar Dada
Lila
BAK
BAB
Menangis spontan, warna
kulit kemerahan reflek baik
9-10
Sudah diberikan
Sudah diberikan
2900 gram
47 cm
32 cm
33 cm
11 cm
Kuning jernih
Mekonium
Sumber : Data Primer, 2017
1. Data Subyektif
a. Eliminasi
Berdasarkan fakta, pada usia 1 jam bayi Ny. ''T'' sudah BAK,
warna kuning jernih, dan BAB warna hitam.
110
112
Menurut penulis jika bayi BAB warna hitam berarti normal
karena mekonium yang telah keluar dalam 24 jam pertama setelah
lahir menandakan anus telah berfungsi. Dan jika BAK bayi warna
kuning jernih berarti normal karena jika bayi tidak BAK dalam 24
jam pertama setelah lahir maka bidan harus mengkaji kondisi uretra.
Hal ini fisiologis, sesuai dengan pendapat Muslihatun (2010),
Bayi baru lahir normal biasanya kencing lebih dari 6 kali perhari.
Bayi baru lahir normal BAB berwarna hitam (mekonium) .
Berdasarkan data tersebut diatas, tidak ada kesenjangan antara fakta
dan teori.
b. Nutrisi
Bayi Ny. “T” sudah menyusu pada saat dilakukan IMD. Menurut
penulis, saat bayi lahir melakukan IMD yang bertujuan untuk
mendekatkan kontak ibu dengan bayi dan asupan nutrisi bayi terpenuhi.
Pemberian ASI eksklusif sedini mungkin dan sesering mungkin sangat
penting bagi tumbuh kembang bayi, mudah dicerna dan efisien,
mencegah infeksi, mengurangi perdarahan pada ibu, dan bisa menjadi
alat kontrasepsi alamiah.
Hal ini fisiologis, sesuai dengan teori Sarwono (2010), dengan
dilakukannya IMD akan meningkatkan ikatan kasih sayang antara ibu
dan anak pada 1-2 jam pertama, anjuran ibu memberikan ASI dini
(dalam 30 menit-1jam setelah lahir) dan eksklusif. Prosedur pemberian
ASI dijadwal siang malam (minimal 8 kali dalam 24 jam) atau setiap
111
113
bayi mengiginkan. Berdasarkan fakta diatas tidak dijumpai kesenjangan
antara fakta dan teori.
2. Data Obyektif
a. Tanda-tanda vital
Tanda-tanda vital bayi Ny. “T” dalam batas normal. Menurut
penulis, hal ini fisiologis tidak ada kelainan, Pemeriksaan tanda vital
pada bayi harus dilaksanakan, hal ini dilakukan sebagai pemantauan
keadaan bayi, karena pada bayi baru lahir masih dalam tahap beradaptasi
dengan lingkungan barunya, sehingga dikhawatirkan terjadi dapat
mempengaruhi keadaan bayi seperti hipotermi atau gangguan pernafasan
Sesuai dengan teori Muslihatun (2010) suhu bayi normal adalah
antara 36,5-37,5 0C. Pernafasan bayi normal 30-60 kali/menit. Denyut
jantung normal bayi antara 100-160 kali/menit, tetapi dianggap masih
normal jika diatas 160 kali/menit dalam jangka waktu pendek, beberapa
kali dalam 1 hari selama beberapa hari pertama kehidupan, terutama bila
bayi mengalami distres. Berdasarkan hal tersebut diatas tidak ditemukan
adanya penyimpangan antara fakta dan teori.
b. Pemeriksaan fisik
Pada Bayi Ny. “T” warna kulit kemerahan, tidak ada kelainan pada
anggota tubuh, tidak ada tanda-tanda infeksi tali pusat, anus ada, tidak
ada kelainan pada ekstermitas.
Menurut penulis, pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir sangat
penting karena dengan melakukan pemeriksaan fisik, kita dapat
112
114
menyimpulkan resiko atau kelainan pada bayi baru lahir, dengan begitu
petugas tahu tindakan apa yang akan dilaksanakan selanjutnya.
Hal ini fisiologis sesuai dengan teori Vivian (2013), warna kulit
bayi harus berwarna merah muda yang bersih, tidak ada kelaianan pada
anggota tubuh, dan tidak ada tanda –tanda infeksi tali pusat. Berdasarkan
data tersebut diatas, tidak dijumpai penyimpangan antara fakta dan teori.
c. Antropometri
1) Berat Badan
Berat badan lahir bayi Ny.”T” 2900 gram. Menurut penulis, hal
ini normal karena BB bayi tidak <2500. Sesuai dengan pendapat
Muslihatun(2010), berat BBL cukup bulan antara 2500 sampai 4000
gram. Berdasarkan hal diatas, tidak ditemukan penyimpangan antara
fakta dan teori.
2) Panjang Badan
Panjang badan bayi Ny.”T” 47 cm. Menurut penulis, hal ini
fisiologis karena panjang bayi tidak melebihi ukuran normal, dan
tidak kurang dari ukuran normal atau tidak menunjukkan bayi kerdil.
Sesuai dengan pendapat Muslihatun (2010), panjang badan
neonatus cukup bulan 45 sampai 54 cm. Berdasarkan hal tersebut,
tidak ditemui kesenjangan antara fakta dan teori.
3) Lingkar kepala
Ukuran lingkar kepala bayi Ny.“T” fisiologis. Menurut penulis
pengukuran kepala dilakukan untuk mengetahui apakah ada kelainan
pada besar kepala bayi yang dapat merujuk ke bayi prematur atau
100
113
115
adanya kelainan lain seperti hydrocepalus. Sesuai dengan teori Dewi
(2010) bahwa LK 33-35 cm. Berdasarkan hal tersebut, tidak ada
kesenjangan antara fakta dan teori.
4) Lingkar dada
Lingkar dada bayi Ny.”T” 33 cm. Menurut penulis, hal ini
fisiologis karena lingkar dada bayi dalam batas normal. Sesuai
dengan pendapat Muslihatun (2010), Panjang lingkar dada 30-38 cm.
Berdasarkan hal tersebut, tidak ditemukan adanya kesenjangan
antara fakta dan teori.
5) Lingkar Lengan
Lingkar lengan bayi Ny.“T” adalah 11 cm. Menurut penulis
pengukuran lingkar lengan ini dilakukan untuk mengetahui status
gizi bayi baru lahir, dan untuk menentukan tindakan selanjutnya
yang akan dilaksanakan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Dewi (2013) bahwa pengukuran
dilakukan pada pertengahan lengan bayi, normalnya 11-12 cm.
Berdasarkan hal tersebut, tidak terdapat kesenjangan antara fakta dan
teori
3. Analisa data
Analisa data pada bayi Ny. “T” usia 1 jam dengan bayi baru lahir
normal. Menurut penulis sesuai analisa data bayi baru lahir normal dapat
dikategorikan normal yaitu dengan keadaan usian cukup bulan, menangis
spontan, tidak ada kelainan.
114
116
Hal ini sesuai menurut Kementerian Kesehatan RI (2010) diagnosa
asuhan kebidanan pada Bayi baru lahir fisiologis yaitu : Bayi baru lahir
usia.....hari fisiologis. Berdasarkan hal tersebut, tidak ada kesenjangan
antara fakta dan teori.
4. Penatalaksanaan
Pada asuhan bayi baru lahir penulis melakukan penatalaksanaan
pada By. Ny “T” sebagaimana untuk asuhan bayi baru lahir normal
menjaga kehangatan bayi, memberikan salep mata, memberikan vitamin
K, memberitahu ibu cara menyusui yang baik dan benar dan KIE
perawatan bayi baru lahir.
Menurut penulis asuhan yang dilaksanakan pada bayi normal
tersebut harus dilaksanankan mengingat bayi baru lahir masih dalam
proses adaptasi sehingga rawan terkena gangguan atau pennyakit yang
beresiko, dan ibu bayi perlu diberi KIE mengenai perawatan dan nutrisi
bayi yang baik.
Hal ini sesuai dengan buku acuhan APN (2012) penatalaksanaan
pada BBL fisiologis, meliputi pencegahan infeksi, penilaian segera
setelah lahir, pencegahan kehilangan panas, merawat tali pusat,
pemberian ASI, pencegahan infeksi mata, pemeberian salep mata dan Vit
K, pemberian imunisasi pada bayi baru lahir, pemeriksaan bayi baru
lahir. Berdasarkan hal tersebut, tidak ditemukan kesenjangan antara fakta
dan teori.
115
117
4.4 Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas
Pada pembahasan yang ketiga akan dijelaskan tentang kesesuaian teori
dan kenyataan pada post natal care. Berikut akan disajikan data-data yang
mendukung untuk dibahas dalam pembahasan tentang asuhan kebidanan pada
post natal care. Dalam pembahasan yang berkaitan dengan tentang post natal
care, maka dapat diperoleh data pada tabel berikut ini:
Tabel 4.4 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari Variabel PNC Ny.”T ” di
BPM Sri Setyaningsih, Amd.Keb Desa Kedung Rejo Kecamatan
Megaluh Kabupaten Jombang tahun 2017 Tanggal PNC 14 April 2017 21 April 2017 05 Mei 2017 07 04 Juni 2017
Post Partum 6 jam 7 hari 2 minggu 6 minggu
Anamnesa Mulas Tidak ada
keluhan
Tidak ada
keluhan
Tidak ada
keluhan
Eliminasi
BAK 2-3 x/ hari,
warna kuning jernih
Ibu BAB 1x/hari
konsistensi lembek
BAK 2-3x/
hari, warna
kuning jernih
BAB 1x/ hari,
konsistensi
lembek
BAK 3-4x/
hari, warna
kuning
jernih BAB
2x/ hari,
konsistensi
lembek
BAK 3-4 x/
hari, warna
kuning jernih
BAB 2x/hari,
konsistensi
lembek
Tekanan Darah 120/80 mmHg 110/70 mmHg 110/70
mmHg
110/70
mmHg
Laktasi
ASI sudah keluar
lancar, tidak ada
bendungan, tidak ada
massa abnormal
ASI keluar
lancar, tidak
ada
bendungan,
tidak ada
massa
abnormal
ASI keluar
lancar, tidak
ada
bendungan,
tidak ada
massa
abnormal
ASI keluar
lancar, tidak
ada
bendungan,
tidak ada
massa
abnormal
Involusi
TFU
TFU 2 jari bawah
pusat, kontaksi
uterus baik, kandung
kemih kosong
Pertengahan
pusat-
symphisis,
kontraksi
uterus baik,
kandung
kemih kosong
TFU tidak
teraba
TFU normal
Loch
ea
Lochea rubra Lochea serosa Lochea alba Tidak ada
Sumber : Data Primer 2017
116
118
Berdasarkan fakta diatas, dapat diperoleh analisa sebagai berikut :
1. Data Subyektif
1) Keluhan
Pada 6 jam post partum Ny. “T” mengeluh perutnya agak mulas,
pada 7 hari post partum, 2 minggu post partum, 6 minggu post partum ibu
tidak ada keluhan.
Menurut penulis, Ny”T” pada saat 6 jam masih merasa mules
dikarenakan uterus mengalami involusi uterus untuk kembali kebentuk
semula, hal ini fisiologis dialami pada ibu post partum, karena rasa mules
tersebut merupakan tanda kontraksi uterus baik. Pada 7 hari post partum, 2
minggu post partum dan 6 minggu post partum ibu tidak ada keluhan
karena masa nifas ibu berjalan dengan fisiologis
Menurut teori Sulistyawati (2011) involusi/pengerutan rahim
merupakan suatu keadaan kembalinya uterus pada kondisi sebelum hamil,
dengan involusi ini, lapisan luar dari desidua yang mengelilingi situs
plasenta akan menjadi neurotic (layu/mati). Berdasarkan hal tersebut, tidak
ada kesenjangan antara fakta dan teori.
2) Eliminasi
Ny. "T" pada 6 jam post partum belum BAK 2-3x/hari, BAB
1x/hari, pada 6 hari post partum BAK 2-3x/hari, BAB 1x/hari dengan
konsistensi lembek, pada 2 minggu, 6 minggu post partum BAK dan BAB
sudah lancar. Menurut penulis selama ibu mengonsumsi cukup nutrisi
(terutama serat) dan banyak minum air, proses eliminasi akan tetap lancar.
117
119
Hal ini fisiologis sesuai dengan pendapat Sulistyawati (2009),
pasien harus BAK dalam waktu 6 jam post partum, semakin lama urine
tertahan dalam kandung kemih maka dapat mengakibatkan kesulitan pada
organ perkemihan. Dalam waktu 24 jam pasien harus sudah BAB, untuk
meningkatkan volume feses, pasien di anjurkan untuk makan tinggi serat
dan banyak minum air putih. Berdasarkan hal diatas, tidak ada
kesenjangan antara fakta dan teori.
2. Data Obyektif
1) Laktasi
Berdasarkan fakta bahwa Ny. “T” kolostrum keluar saat bayi lahir
dan ASI sudah keluar lancar, tidak ada bendungan.
Menurut penulis, sesering mungkin bayi menyusu semakin baik
untuk merangsang produksi ASI keluar sebaliknya jika bayi tidak menyusu
sementara produksi ASI meningkat kemungkinan akan terjadi bendungan
ASI jika tidak diatasi secepatnya.
Menurut teori Sulistyawati (2011), selama kehamilan horman
estrogen dan progesterone menginduksi perkembangan alveoli dan duktus
laktiferus didalam payudara, serta merangsang produksi kolostrum, cairan
pertama yang diperoleh bayi dari ibunya sesudah dilahirkan adalah
kolostrum yang mengandung campuran yang kaya akan protein, mineral,
dan antibody. Berdasarkan hal tersebut, tidak tada kesenjangan antara
fakta dan teori.
2) Involusi
1) TFU
118
120
Ny. ''T'' pada 6 jam post TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi
uterus baik, kandung kemih kosong, pada 7 hari post partum TFU
antara sympisis dan pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih
kosong, pada 2 minggu post partum TFU tidak teraba pada 6 minggu
post partum TFU sudah tidak teraba.
Menurut penulis kontraksi uterus Ny.“T” sangat baik sehigga
involusi uterus berjalan normal pada 6 minggu TFU sudah tidak
teraba. Pada hari ke 1 sampai 14 berjalan secara fisiologis dan tidak
ditemukan adanya kontraksi yang lembek (atonia uteri) maka dari itu
selalu dilakukan observasi involusi uteri sesuai dengan standar asuhan
kunjungan masa nifas.
Hal ini sesuai dengan teori Sulistyowati (2009), Saat bayi
lahir TFU setinggi pusat berat , Uri Lahir TFU 2 jari bawah pusat, 1
minggu post partum TFU pertengahan pusat symfisis, 2 minggu post
partum TFU teraba di atas symfisis, 6 minggu post partum TFU tidak
teraba. Berdasarkan hal tersebut tidak ada kesenjangan antara fakta dan
teori.
2) Lochea
Berdasarkan fakta, pada Ny. “T”, pada 6 jam post partum
lochea rubra, pada 7 hari post partum lochea S erosa , pada 2 minggu
post partum lochea alba, dan pada 6 minggu post partum tidak
mengerluarkan cairan. Menurut penulis, hal ini fisiologis karena
pengeluaran lochea sesuai dengan teori yang ada, tidak ada infeksi
atau kelainan yang menyertai dan tidak ada keluhan.
119
121
Sesuai dengan pendapat Sulistyawati (2011), Lochea rubra:
Berwarna merah, berlangsung selama 1-3 hari post partum, Lochea
sanguinolenta : Warnanya merah kuning berisi darah dan lendir,
terjadi pada hari ke 4-7 hari post partum, Lochea serosa : Berwarna
kuning dan cairan ini tidak berdarah lagi pada hari ke 7-14 post
partum, Lochea alba : Cairan putih yang terjadi pada hari setelah 2
minggu post partum. Berdasarkan teori dan fakta diatas tidak
ditemukan adanya kesenjangan.
3. Analisa Data
Analisa data pada Ny.”T” adalah P1A0 post partum dengan nifas
fisiologis. Menurut penulis, nifas normal adalah nifas yang berlangsung 6
minggu tanpa ada keluhan dan penyulit pada masa nifas sehingga nifas
berjalan secara fisiologis.
Menurut pendapat Sulistyawati (2011), nifas fisiologis adalah nifas
yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu
dengan kondisi yang baik tanpa ada komplikasi dan penyulit pada masa nifas.
Berdasarkan teori dan fakta diatas tidak ditemukan adanya kesenjangan.
4. Penatalaksanaan
Penulis melakukan penatalaksanaan Asuhan Kebidanan Ibu Nifas pada
Ny. “N” sebagaimana untuk ibu nifas normal karena tidak ditemukannya
masalah, seperti melakukan observasi pengeluaran pervaginam, tinggi fundus
uteri, dan proses laktasi, memberikan KIE tentang tanda bahaya nifas, ASI
eksklusif, nutrisi, kontrol ulang, dan sebagainya.
120
122
Menurut penulis, dengan diberikan penatalaksanaan yang sesuai
dengan asuhan pada ibu nifas dapat melakukan deteksi dini tanda bahaya
masa nifas seperti demam, perdarahan, lochea berbau, bendungan ASI untuk
meminimalisir adanya komplikasi. Selain itu juga memberikan dampak yang
positif bagi ibu dan bayi seperti mengajari ibu bagaimana cara menyusui yang
benar, melakukan perawatan bayi sehari-hari, konseling tentang KB yang
digunakan agar ibu merasa mantap dan nyaman menggunakan alat
kontrasepsi.
Hal ini sesuai dengan pendapat Manuaba (2010), pemberian KIE
tentang penyuluhan gizi, suplemen bezi atau vitamin A, kebersihan diri,
perawatan payudara, istirahat dan tidur, pemberian ASI, senam nifas,
hubungan seksual, keluarga berencana, tanda-tanda bahaya dalam masa nifas
Berdasarkan data tersebut diatas, tidak dijumpai penyimpangan antara fakta
dan teori.
4.5 Asuhan Kebidanan pada Neonatus
Pada pembahasan yang kelima, akan di jelaskan tentang kesesuaian
teori dan kenyataan asuhan kebidanan pada neonatus. Berikut akan disajikan
data-data yang mendukung untuk dibahas dalam pembahasan tentang asuhan
kebidanan pada neonatus. Dalam pembahasan yang berkaitan dengan tentang
asuhan kebidanan pada neonatus, maka dapat diperoleh data sebagai berikut:
121
123
Tabel 4.5 Distribusi Data Subyektif dan Data Obyektif dari Variabel Neonatus Bayi Ny ”T”
di BPM Sri Setyaningsih, Amd.Keb Desa Kedung Rejo Kecamatan Megaluh
Kabupaten Jombang tahun 2017
Tgl Kunjungan Neo 14 April 2017 21 April 2017 02 Mei 2017
ASI Ya Ya Ya
BAK Sering warna
kuning jernih
Sering warna
kuning jernih
Sering warna kuning
jernih.
BAB 1x meconium 2-3x sehari
warna kuning
6-8 kali/ hari, warna
kuning, BAB cair
BB 2900 gram 2900 gram 2800 gram
Ikterus Tidak Tidak Tidak
Tali pusat Belum lepas Sudah lepas Sudah lepas
Sumber: Data primer, 2017
Berdasarkan fakta diatas, dapat diperoleh analisa sebagai berikut :
1. Data Subyektif
a. Eliminasi
Berdasarkan fakta, pada usia 6 jam bayi Ny.“T” BAK warna
kuning jernih dan BAB warna hitam (mekonium), pada usia 7 hari
BAK warna kuning jernih dan BAB warna kuning, pada usia 28 hari
BAK warna kuning jernih dan BAB warna kuning.
Menurut penulis jika usia 1 hari BAB warna hitam normal karena
mengandung mekonium dan pada usia 7 hari BAB warna kuning
berarti normal dan jika BAK bayi warna kuning jernih berarti
normal.
Wafi Nur Muslihatun (2010), Warna feses bayi berubah menjadi
kuning pada saat bayi berumur 4-5 hari dan BAK bayi sebanyak 6-8
kali/hari pada hari setelah dilahirkan. Berdasarkan data tersebut
diatas, tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori.
122
124
b. Nutrisi
Berdasarkan fakta, bayi Ny.“T” sudah menyusu pada saat
dilakukan IMD 1 jam setelah kelahiran sampai seterusnya dan
sesering mungkin pada setiap harinya.
Menurut penulis bayi harus diberi ASI sampai bayi berumur 6
bulan tanpa makanan pendamping karena ASI sangatlah berguna
untuk bayi.
Menurut teori Wafi Nur Muslihatun (2010), ASI Ekslusif
mengandung zat gizi yang diperlukan untuk tumbuh kembang bayi.
Prosedur pemberian ASI dijadwal siang malam (minimal 8 kali
dalam 24 jam) atau setiap bayi menginginkan. Berdasarkan data
diatas, tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori.
2. Data Obyektif
a. Tanda-tanda vital
Tanda-tanda vital bayi Ny.“T” dalam batas normal. Menurut
penulis pemeriksaan tanda vital bayi sangat mutlak dilakukan karena
dari pemeriksaan tersebut kita bisa mendeteksi dini adanya
komplikasi yang dapat terjadi pada neonatus.
Sesuai teori Uliyah (2008) suhu bayi normal adalah antara
36,5oC-37,5
oC, dan frekuensi pernafasan normal neonatus yaitu 30-
60 x/menit dan nadi yaitu dari 120-160x/ menit. Berdasarkan hal
tersebut diatas, tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori.
123
125
b. Antropometri
Berat badan lahir bayi Ny.”T” saat umur 3 hari dengan berat
badan 2900 gram, umur 7 hari dengan berat badan 2900 gram, dan
umur 28 hari dengan berat badan 2800 gram.
Menurut penulis, terjadi penurunan berat badan pada neonatus
umur 28 hari, akan tetapi hal tersebut masih fisiologis karena bayi
baru lahir membutuhkan adaptasi pada bulan pertama kelahiran.
Menurut Padila (2014). Neonatus biasanya ditimbang dalam
beberapa menit setelah kelahiran dan pengukuran yang terjadi dasar
untuk memantau berat badan neonatus. Biasanya penyebab
penurunan berat badan adalah asupan yang tidak adekuat.
Menunjukkan penurunan berat badan 7% dari berat lahir menjadi
perhatian khusus. Berdasarkan hal diatas, terdapat kesenjangan
antara fakta dan teori
c. Pemeriksaan fisik
Pada Bayi Ny.”T”, warna kulit selama kunjungan merah muda,
mata tidak ikterus, tidak ada kelainan pada anggota tubuh, tidak ada
tanda-tanda infeksi tali pusat, tali pusat sudah lepas pada hari
keenam, anus ada, tidak ada kelainan pada ekstremitas. tidak ada
kelainan pada ekstremitas.
Menurut penulis, pemeriksaan fisik pada neonatus sangat penting
karena dengan melakukan pemeriksaan kita bisa menyimpulkan
resiko atau komplikasi yang menyertai, selain itu bisa mencegah
terjadinya tanda bahaya pada bayi.
124
126
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Muslihatun (2010) warna
kulit bayi harus berwarna merah muda yang bersih, tidak ada
kelainan pada anggota tubuh, dan tidak ada tanda-tanda infeksi tali
pusat. Berdasarkan hal tersebut, tidak ada kesenjangan antara fakta
dan teori.
3. Analisa Data
Analisa data By Ny.”T” Neonatus cukup bulan dengan Neonatus
fisiologis. Menurut penulis, neonatus fisiologis adalah neonatus yang
lahir aterm/cukup bulan dan selama bayi maupun neonatus tidak terjadi
komplikasi.
Hal ini fisiologis sesuai dengan teori Vivian (2013), berat neonatus
cukup bulan antara 2500 sampai 4000 gram. Berdasarkan hal diatas,
tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori
4. Penatalaksanaan
Pada asuhan neonatus, penulis melakukan penatalaksanaan pada
Bayi Ny.”T” sebagaimana untuk neonatus normal karena tidak
ditemukan masalah selama kunjungan. Asuhan yang diberikan yaitu
memberikan KIE, seperti KIE tanda bahaya neonatus, imunisasi, ASI
eksklusif, perawatan bayi sehari-hari . KIE diberikan secara bertahap
agar ibu lebih mudah dalam memahami penjelasan yang diberikan,
imunisasi, kontrol ulang.
Menurut penulis pemberian KIE untuk neonatus normal sangat perlu
karena bertujuan untuk mencegah terjadinya bahaya pada neonatus,
bayi mendapatkan nutrisi penuh dari ASI dengan cara menyusu yang
125
127
benar, memantau pertumbuhan pada bayi dengan kontrol ulang secara
rutin dan menjadwalkan imunisasi sesuai dengan umur bayi.
Hal ini sesuai dengan teori Dewi (2010) bahwa penatalaksanaan pada
neonatus fisiologis ialah sesuai kebutuhannya, meliputi KIE perawatan
bayi sehari-hari, ASI eksklusif, tanda bahaya neonatus, imunisasi,
kontrol ulang, dan sebagainya. KIE diberikan secara bertahap agar ibu
lebih mudah dalam memahami penjelasan yang diberikan, imunisasi,
dan kontrol ulang. Berdasarkan hal tersebut, tidak ada kesenjangan
antara fakta dan teori.
4.6 Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana (KB)
Pada pembahasan yang keenam akan dijelaskan tentang kesesuaian
teori dan kenyataan pada Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana. Berikut
akan disajikan data-data yang mendukung untuk dibahas dalam pembahasan
tentang Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana. Dalam pembahasan yang
berkaitan dengan Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana, maka dapat
diperoleh data pada tabel berikut ini:
Tabel 4.6 Distribusi Data Subyektif dan Data Obyektif dari Variabel Keluarga Berencana di
BPM Ita Afriati Ningrum, Amd.Keb Desa Peterongan Kecamatan Peterongan
Kabupaten Jombang tahun 2017
Tanggal 06 Juni 2017 11 Juni 2017
Subyektif
TTV
BB
Memberikan konseling secara
dini kepada ibu.
TD : 110/70 mmHg
N : 80x/menit
S : 36ºC
RR : 20x/menit
58 kg
Ibu mengatakan ingin
menggunakan KB pil
TD : 100/70 mmHg
N : 80x/menit
S : 36ºC
RR : 20x/menit
58 kg
Sumber : Data Primer, 2017
126
128
1. Data Subjektif
Berdasarkan fakta, Ny “T” ingin menggunakan kontrasepsi KB pil
pasca melahirkan setelah haid. Menurut penulis, Ny “T” menggunakan
Kontrasepsi KB pil, efektivitasnya tinggi, efek sampingnya juga sedikit
dengan keuntungan yang banyak, dukungan suami juga mempengaruhi Ny
“T” dalam memilih KB yang akan digunakan.
Hal ini sesuai dengan teori Affandi (2012). Bahwa bagi wanita yang
masih berusia produktif dan menyusui dianjurkan menggunakan KB pil
yang hanya mengandung hormone progesterone sehingga tidak
mempengaruhi ASI. Berdasarkan hal tersebut, tidak ditemui kesenjangan
antara fakta dan teori.
2. Data Objektif
Berdasarkan fakta, Ny “T” dilakukan pengkajian keadaan umum,
TTV, dan pemeriksaan fisik.
Hal ini sesuai dengan pendapat Affandi (2012) waktu pelaksanaan
KB pil saat selama siklus haid, asal Ibu tersebut tidak hamil, Mulai hari
pertama sampai hari ke-7 siklus haid, Ibu yang tidak haid dapat diberikan
setiap saat asalkan saja Ibu tersebut tidak hamil, ibu boleh melakukan
hubungan seksual sesuai dengan keinginan. Berdasarkan hal tersebut, tidak
ditemui kesenjangan antara fakta dan teori.
3. Analisa Data
Analisa data pada Ny.”T” terkait dengan KB adalah P1A0 akseptor
baru KB pil. Hal ini sesuai dengan teori Saifuddin (2010) Akseptor baru/
127
129
lama KB. Berdasarkan hal tersebut, tidak ada kesenjangan antara fakta dan
teori.
4. Penatalaksanaan
Pada asuhan kebidanan untuk akseptor KB, penulis melakukan
penatalaksanaan pada Ny”T” sebagaimana untuk akseptor KB pil post
partum, karena tidak ditemukannya masalah menganjurkan ibu untuk
makan-makanan rendah kalori seperti sayur, buah dan tidak mengemil dan
hindari makanan yang berkalori seperti daging, gorengan dan hindari
mengemil. Menurut penulis dengan menganjurkan ibu makan-makanan
rendah kalori seperti sayur, buah dan hindari makanan yang berkalori akan
membuat berat badan ibu tetap normal dan tidak sampai terjadi obesitas.
Hal ini sesuai dengan pendapat Affandi (2012) peningkatan berat badan
pada akseptor KB pil dapat diatasi dengan memberikan KIE efek samping
pil, diet rendah kalori, serta olah raga yang teratur. Keuntungan dan efek
samping, menganjurkan klien untuk kontrol jika pil sudah habis /segera
jika ada keluhan.Berdasarkan hal tersebut, tidak ditemukan kesenjangan
antara fakta dan teori. Berdasarkan hal tersebut, tidak ditemukan
kesenjangan antara fakta dan teori.
128
129
129
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Asuhan Kebidanan pada Ny. “T” telah dilakukan selama kurang lebih 5
bulan yang di mulai dari masa hamil dengan usia kehamilan 31 minggu.
Kemudian bersalin, nifas, BBL, neonates sampai KB. Maka dari itu dapat
disimpulkan :
1. Asuhan Kebidanan Kehamilan Trimester III pada Ny. “T” G1P0A0 dengan
Anemia Ringan.
2. Asuhan Kebidanan Persalinan pada Ny. “T” P10001 adalah persalinan
normal tanpa ada penyulit/komplikasi.
3. Asuhan Kebidanan Nifas pada Ny. “T” P10001 adalah nifas normal tanpa
ada penyulit/komplikasi.
4. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir pada bayi Ny. “T” adalah Bayi Baru
Lahir Normal tanpa ada kelainan.
5. Asuhan Kebidanan Neonatus pada bayi Ny. “T” adalah Neonatus tanpa
ada penyulit/komplikasi.
6. Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana pada Ny. “T” P10001 dengan
Akseptor baruKB pil
5.2 Saran
1. Bagi Bidan
Diharapkan dari hasil penulisan dapat memberikan masukan terhadap tenaga
kesehatan khususnya bagi bidan praktek mandiri untuk lebih memperhatikan
130
dan meningkatkan tindakan yang diberikan pada ibu hamil dengan anemia
ringan agar terhindar dari komplikasi saat kehamilan, persalinan dan nifas.
2. Bagi Ibu Hamil
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi pengetahuan dan wawasan
bagi para ibu hamil tentang bagaimana mencegah anemia pada kehamilan
dan bagaimana cara mengatasi anemia agar tidak terjadi komplikasi yang
lebih berat lagi.
3. Bagi Penulis
Diharapkan mendapatkan pengalaman serta dapat menerapkan antara teori
dengan kasus nyata dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil
dengan Anemia Ringan.
130
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, Biran (2011). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Jakarta:
Penerbit PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Aziz dan Wildan. 2011. Kebutuhan Dasar Pada Masa Kehamilan Persalinan dan
Nifas. Jakarta: Selemba Medika
Dewi, Vivian Nanny Lia. 2013. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta :
Salemba Medika.
Dinkes Jombang, Profil Kesehatan Jombang 2014. Dinkes Jombang 2014
JNPK-KR/POGI. 2008. Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusu Dini.
Jakarta : USAID dari rakyat Amerika.
Kementrian Kesehatan R.I. 2013. Jumlah Anemia Pada Ibu Hamil.
http//:www.emprint.ums.ac.id. diakses pada tanggal 23 Februari 2017
Kemenkes RI. 2010. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial.
Pedoman Teknis Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta :
KementerianKesehatan, 2010.
Kusmiati, Y. 2010. Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu Hamil).
Yogyakarta:Fitramaya
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan
Keluarga Berencana : Untuk Pendidikan BidanEdisi 2. Jakarta : EGC
Mochtar, Rustam. 2011. Sinopsis Obstetri Edisi 3. Jakarta : EGC
Muslihatun, W N. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta :
Fitramaya
Padila, 2014. Keperawatan maternitas. Yogyakarta : Nuh medika
Prawiroharjo, Sarwono. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatus. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Prawirohardjo, Sarwono. 2013. Ilmu kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawihardjo
Profil Kesehatan Jawa Timur. 2014. http//:Dinkes.prov.go.id.diakses pada tanggal
23 Februari 2017
Proverawati, Atikah. 2011. Anemia Dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta : Nuh
Medika
130
Roumali, Suryati. 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan 1 : Konsep Dasar Asuhan
Kehamilan. Yogyakarta : Nuha Medika
Rukiayah, Ai Yeyeh dan Lia Yulianti. 2010. Asuhan Kebidanan 4 (Patologi
Kebidanan). Jakarta: Trans Info Media
Saifuddin, Abdul Bari. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta: Bina Pustaka
Sholihah, 2005.Laporan Hubungan Pola Makan Pada IbuHamil.
https://yuyunmuf.wordpress.comdiakses 23 Februari 2017
Suherni, 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya
Sulistyawati, Ari, dan Esti Nugraheny. 2013. Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Bersalin. Jakarta : Salemba Medika
Sulistyawati, Ari, 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas.
Yogyakarta: Penerbit ANDL
Sulistyawati, Ari, 2010. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta: Selemba
Medika
Sulistyawati, Ari.2011. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta:
Salemba Medika.
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Kunjungan ANC ke -1
Kunjungan ANC ke-2
Kunjungan INC dan BBL
Kunjungan PNC
Kunjungan Neonatus
Facial wajah
Senam ibu hamil
Lampiran 12