29
ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA 1. Pengertian Skizofrenia adalah suatu diskripsi sindrom dengan variasi penyebab (banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis atau deteriorating) yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada pertimbangan pengaruh genetik, fisik dan sosial budaya (Rusdi Maslim, 1997; 46). 2. Penyebab a. Keturunan Telah dibuktikan dengan penelitian bahwa angka kesakitan bagi saudara tiri 0,9-1,8 %, bagi saudara kandung 7-15 %, bagi anak dengan salah satu orang tua yang menderita Skizofrenia 40-68 %, kembar 2 telur 2-15 % dan kembar satu telur 61-86 % (Maramis, 1998; 215 ). b. Endokrin Teori ini dikemukakan berhubung dengan sering timbulnya Skizofrenia pada waktu pubertas, waktu kehamilan atau puerperium dan waktu klimakterium., tetapi teori ini tidak dapat dibuktikan. c. Metabolisme Teori ini didasarkan karena penderita Skizofrenia tampak pucat, tidak sehat, ujung extremitas agak sianosis, nafsu makan berkurang dan berat badan menurun serta pada penderita dengan stupor katatonik konsumsi zat asam menurun. Hipotesa ini masih dalam pembuktian dengan pemberian obat halusinogenik.

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KELUHAN SKIZOFRENIA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KELUHAN SKIZOFRENIA

Citation preview

Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KELUHAN SKIZOFRENIA

ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA

1. Pengertian

Skizofrenia adalah suatu diskripsi sindrom dengan variasi penyebab

(banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat

kronis atau deteriorating) yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung

pada pertimbangan pengaruh genetik, fisik dan sosial budaya (Rusdi

Maslim, 1997; 46).

2. Penyebab

a. Keturunan

Telah dibuktikan dengan penelitian bahwa angka kesakitan bagi saudara

tiri 0,9-1,8 %, bagi saudara kandung 7-15 %, bagi anak dengan salah satu

orang tua yang menderita Skizofrenia 40-68 %, kembar 2 telur 2-15 % dan

kembar satu telur 61-86 % (Maramis, 1998; 215 ).

b. Endokrin

Teori ini dikemukakan berhubung dengan sering timbulnya Skizofrenia

pada waktu pubertas, waktu kehamilan atau puerperium dan waktu

klimakterium., tetapi teori ini tidak dapat dibuktikan.

c. Metabolisme

Teori ini didasarkan karena penderita Skizofrenia tampak pucat, tidak

sehat, ujung extremitas agak sianosis, nafsu makan berkurang dan berat

badan menurun serta pada penderita dengan stupor katatonik konsumsi zat

asam menurun. Hipotesa ini masih dalam pembuktian dengan pemberian

obat halusinogenik.

d. Susunan saraf pusat

Penyebab Skizofrenia diarahkan pada kelainan SSP yaitu pada diensefalon

atau kortek otak, tetapi kelainan patologis yang ditemukan mungkin

disebabkan oleh perubahan postmortem atau merupakan artefakt pada

waktu membuat sediaan.

e. Teori Adolf Meyer :

Skizofrenia tidak disebabkan oleh penyakit badaniah sebab hingga

sekarang tidak dapat ditemukan kelainan patologis anatomis atau fisiologis

yang khas pada SSP tetapi Meyer mengakui bahwa suatu suatu konstitusi

yang inferior atau penyakit badaniah dapat mempengaruhi timbulnya

Skizofrenia. Menurut Meyer Skizofrenia merupakan suatu reaksi yang

salah, suatu maladaptasi, sehingga timbul disorganisasi kepribadian dan

Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KELUHAN SKIZOFRENIA

lama kelamaan orang tersebut menjauhkan diri dari kenyataan (otisme).

f. Teori Sigmund Freud

Skizofrenia terdapat (1) kelemahan ego, yang dapat timbul karena

penyebab psikogenik ataupun somatik (2) superego dikesampingkan

sehingga tidak bertenaga lagi dan Id yamg berkuasa serta terjadi suatu

regresi ke fase narsisisme dan (3) kehilangaan kapasitas untuk

pemindahan (transference) sehingga terapi psikoanalitik tidak mungkin.

g. Eugen Bleuler

Penggunaan istilah Skizofrenia menonjolkan gejala utama penyakit ini

yaitu jiwa yang terpecah belah, adanya keretakan atau disharmoni antara

proses berfikir, perasaan dan perbuatan. Bleuler membagi gejala

Skizofrenia menjadi 2 kelompok yaitu gejala primer (gaangguan proses

pikiran, gangguan emosi, gangguan kemauan dan otisme) gejala sekunder

(waham, halusinasi dan gejala katatonik atau gangguan psikomotorik yang

lain).

h. Teori lain

Skizofrenia sebagai suatu sindroma yang dapat disebabkan oleh

bermacam-macaam sebab antara lain keturunan, pendidikan yang salah,

maladaptasi, tekanan jiwa, penyakit badaniah seperti lues otak,

arterosklerosis otak dan penyakit lain yang belum diketahui.

i. Ringkasan

Sampai sekarang belum diketahui dasar penyebab Skizofrenia. Dapat

dikatakan bahwa faktor keturunan mempunyai pengaruh. Faktor yang

mempercepat, yang menjadikan manifest atau faktor pencetus

(presipitating factors) seperti penyakit badaniah atau stress psikologis,

biasanya tidak menyebabkan Skizofrenia, walaupun pengaruhnyaa

terhadap suatu penyakit Skizofrenia yang sudah ada tidak dapat disangkal.

( Maramis, 1998;218 ).

3. Pembagian Skizofrenia

Kraepelin membagi Skizofrenia dalam beberapa jenis berdasarkan gejala

utama antara lain :

a. Skizofrenia Simplek

Sering timbul pertama kali pada usia pubertas, gejala utama berupa

kedangkalan emosi dan kemunduran kemauan. Gangguan proses berfikir

sukar ditemukan, waham dan halusinasi jarang didapat, jenis ini timbulnya

Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KELUHAN SKIZOFRENIA

perlahan-lahan.

b. Skizofrenia Hebefrenia

Permulaannya perlahan-lahan atau subakut dan sering timbul pada masa

remaja atau antaraa 15-25 tahun. Gejala yang menyolok ialah gangguan

proses berfikir, gangguan kemauaan dan adaanya depersenalisasi atau

double personality. Gangguan psikomotor seperti mannerism, neologisme

atau perilaku kekanak-kanakan sering terdapat, waham dan halusinaasi

banyak sekali.

c. Skizofrenia Katatonia

Timbulnya pertama kali umur 15-30 tahun dan biasanya akut serta sering

didahului oleh stress emosional. Mungkin terjadi gaduh gelisah katatonik

atau stupor katatonik.

d. Skizofrenia Paranoid

Gejala yang menyolok ialah waham primer, disertai dengan waham-

waham sekunder dan halusinasi. Dengan pemeriksaan yang teliti ternyata

adanya gangguan proses berfikir, gangguan afek emosi dan kemauan.

e. Episode Skizofrenia akut

Gejala Skizofrenia timbul mendadak sekali dan pasien seperti dalam

keadaan mimpi. Kesadarannya mungkin berkabut. Dalam keadaan ini

timbul perasaan seakan-akan dunia luar maupun dirinya sendiri berubah,

semuanya seakan-akan mempunyai suatu arti yang khusus baginya.

f. Skizofrenia Residual

Keadaan Skizofrenia dengan gejala primernya Bleuler, tetapi tidak jelas

adanya gejala-gejala sekunder. Keadaan ini timbul sesudah beberapa kali

serangan Skizofrenia.

g. Skizofrenia Skizo Afektif

Disamping gejala Skizofrenia terdapat menonjol secara bersamaaan juga

gejala-gejal depresi (skizo depresif) atau gejala mania (psiko-manik). Jenis

ini cenderung untuk menjadi sembuh tanpa defek, tetapi mungkin juga

timbul serangan lagi.

Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KELUHAN SKIZOFRENIA

A. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

Simtomatologi ( Data Subjektif dan Objektif ) pada klien dengan

Skizofrenia, Delusi dan kelainan-kelainan yang berhubungan dengan

Psikosis didapatkan (Townsend , 1998; 148):

a. Autisme

Merupakan suatu keadaan yang berfokus pada batiniah (inner side).

Seseorang mungkin saja menciptakan dunia sendiri. Kata-kata dan

kejadian-kejadian tertentu mungkin mempunyaai arti yang khusus untuk

orang psikosis, arti suatu simbolik alamiah yang hanya mengerti oleh

individu tersebut.

b. Ambivalensi emosi

Kekuatan emosai cinta, benci dan takut menghasilkan banyak konflik

dalam diri seseorang. Setiap kali terjadi kecenderungan untuk

mengimbangi orang lain sampai netralisasi emosional terjadi dan

akibatnya individu tersebut akan mengalami kelesuan atau rasa acuh tak

acuh.

c. Afek tak sesuai

Afeknya datar, tump[ul dan seringkali tidak sesuai (misalnya pasien

tertawaa saat menceritakan kematian salah seorang orang tuanya).

d. Kehilangan Asosiatif

Istilah ini menggambarkan disorganisasi pikiran yang amat sangat dan

bahasa verbaal dari orang yang psikosis. Pikirannya sangat cepat ,

disertai dengan perpindahaan ide dari suatu pernyataaan kepernyataan

berikut.

e. Ekolalia

Orang yang psikosis seringkali mengulangi kata kata yang didengarnya.

f. Ekopraksia

Orang yang psikosis seringkali mengulangi gerakan orang lain yang

dilihatnya (Ekolalia dan ekopraksia adalah hasil dari batas ego

seseorang yang sangat lemah).

g. Neologisme

Orang yang psikosis seringkali mengulangi kata-kata yang didengarnya.

h. Pikiran konkrit

Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KELUHAN SKIZOFRENIA

Orang psikosis memiliki kesukaran untuk berpikir abstrak dan

mengartikan hanya secara harafiah aspek-aspek yang ada

dilingkungannya.

i. Asosiasi gema / clang

Orang psikosis menggunakan kata-kataa bersajak dengan suaatu pola

yang menyimpang dari ketentuan yang sebenarnya.

j. Kata-kata tak beraturan

Orang yang psikosis akan memakai kata-kata bersama-sama secara acak

daan tak beraturan tanpa hubungaan yang logis.

k. Delusi

Istilah ini menunjukikan adanya ide-ide atau keyakinan-keyakinan yang

salah. Jenis-jenis waham ini mencakup :

(1) Kebesaran

Seseorang memiliki suatu perasaan berlebihan dalam kepentingan

atau kekuasaan.

(2) Curiga

Seseorang merasa terancam dan yakin bahwa orang lain bermaksud

untuk membahayakan atau mencurigai dirinya.

Siar Semua kejadian dalam lingkungan sekitarnya diyakini

merujuk/terkait kepada dirinya.

(3) Kontrol

Seseorang percaya bahwa obyek atau orang tertentu mengontrol

perilakunya.

l. Halusinasi

Istilah ini menggambarkan persepsi sensori yang salah yang mungkin

meliputi salah satu dari kelima pancaindra. Halusinasi pendengaran dan

penglihatan yang paling umum terjadi, halusinasi penciuman, perabaan,

dan pengecapan juga dapat terjadi.

m. Regresi

Suatu mekanisme pertahanan ego yang paling mendasar yang digunakan

oleh seseorang psikosis. Perilaku seperti anak-anak dan tehnik-tehnik

yang dirasa aman untuk dirinya digunakan. Perilaku sosial yang tidak

sesuai dapat terlihat dengan jelas.

n. Religius

Orang psikosis menjadi penuh dengaaan ide religius, pikiran mekanisme

pertahanan yang digunakan dalam suatu usaha untuk menstabilkan dan

Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KELUHAN SKIZOFRENIA

memberikan struktur bagi pikiran dan perilaku disorganisasi.

Dari hasil pengkajian diperoleh analisa/ pohon masalah sebagai

berikut :Diagnose Keperawatan dan Perencanaan (Tujuan, Intervensi ,

Rasional dan kriteria hasil):

1. Resiko tinggi terhadap kekerasan : diarahkan pada diri sendiri atau

orang lain berhubungan dengan :

(1) Kurang rasa percaya : kecurigaan terhadap orang lain

(2) Panik

(3) Rangsangan katatonik

(4) Reaksi kemarahan/amok

(5) Instruksi dari halusinaasi

(6) Pikiran delusional

(7) Berjalan bolak balik

(8) Rahang kaku; mengepalkan tangan, postur tubuh yang kaku

(9) Tindakan agresif : tujuan merusak secara langsung benda-benda

yang berada dalam lingkungan sekitarnya

(10) Perilaku merusak diri atau aktif; tindakan bunuh diri yang agresif

(11) Perkataaan yang mengaaancam yang bermusuhan; tindakan

menyombongkan diri untuk menyiksa orang lain secara psikologis

(12) Peningkatan aktifitas motorik,langkah kaki,rangsangan,mudah

tersinggung, kegelisahan.

(13) Mempersepsikan lingkungan sebagai suatu ancaman.

(14) Menerima “suruhan” melalui pendengaran atau penglihatan sebagai

ancamaN.

Perencanaan :

Sasaran / Tujuan :

Tujuan jangka panjang:

Pasien tidak akan membahayakan dirinya dan orang lain selama di

Rumah Sakit.

Tujuan jangka pendek :

Dalam 2 minggu pasien dapat mengenal tanda-tanda peningkatan

ansietas dan kegelisahan dan melaporkan kepada perawat agaar

diberikan intervensi sesuai kebutuhan.

Intervensi dan rasional :

(a) Pertahankan agar lingkungan pasien pada tingkat stimulus yang rendah

(penyinaran rendah, sedikit orang, dekorasi yang sederhana,tingkat

kebisingan rendah ).

Rasional :

Tingkat ansietas akan meningkat dalam lingkungan yang penuh

stimulus.Individu-individu yang ada mungkin dirasakan sebagai suatu

Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KELUHAN SKIZOFRENIA

ancaman karena mencurigakan, sehingga akhirnya membuat pasien

agitasi.

(b) Obserfasi secara ketat perilaku pasien (setiap 15 menit).Kerjakaan hal

ini Sebagai suatu kegiatan yang rutin untuk pasien untuk menghindari

timbulnya kecurigaan dalam diri pasien.

Rasional :

Obserfasi ketat merupakan hal yang penting, karena dengan demikian

intervensi yang tepat dapat diberikan segera dan untuik selalu

memastikan bahwa pasien berada dalam keadaan aman.

(c) Singkirkan semua benda-benda yang dapat membahayakan dari

lingkungan sekitar pasien,

Rasional:

Jika pasien berada dalam keadaan gelisah, bingung, pasien tidak akan

menggunakan benda-benda tersebut untuk membahayakan diri sendiri

maupun orang lain.

(d) Coba salurkan perilaku merusak diri ke kegiatn fisik untuk menurunkan

ansietas pasien (mis,memukuli karung pasir).

Rasional :

Latihan fisik adalah suatu cara yang aman dan efektf untuk

menghilaangkan ketegangan yang terpendam.

(e) Staf harus mempertahankan daan menampilkan perilaku yang tenang

terhadap pasien.

Rasional :

Ansietas menular dan dapat ditransfer dari perawat kepada pasien.

(f) Miliki cukup staf yang kuat secara fisik yang dapat membantu

mengamankan pasien jika dibutuhkan.

Rasionaal :

Hal ini dibutuhkan untuk mengontrol situasi dan juga memberikan

keamanan fisik kepada staf.

(g) Berikan obat-obatan stranquliser sesuai program terapi pengobatan.

Paantau keefektifan obat-obatan dan efek sampingnya.

Rasional :

Cara mencapai “ batasaan alternatif yang paling sedikit “ harus diseleksi

ketika merencanakan intervensi untuk psikiatri.

Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KELUHAN SKIZOFRENIA

(h) Jika pasien tidak menjadi tenang dengan cara “ mengatakan sesuatu

yang lebih penting daripada yang dikatakan oleh pasien (menghentikan

pembicaraan ) “ atau dengan obat-obatan, gunakan alat-alat pembatasan

gerak ( fiksasi ). Pastikan bahwa anda memiliki cukup banyak staf untuk

membantu. Ikuti protokol yang telah ditetapkan oleh institusi.Jika pasien

mempunyai riwayat menolak obat-obatan, berikan obat setelah fiksasi

dilakukan.

(i) Observasi pasien yang dalam keadaan fiksasi setiap 15 menit (sesuai

kebijakan institusi). Pastikan bahwa sirkulasi pasien tidak terganggu

(periksa suhu, warna dan denyut nadi pada ekstremitaas pasien). Bantu

pasien untuk memenuhi , kebutuhannya untuk nutrisi, hidrasi dan

eliminasi. Berikan posisi yang memberikan rasa nyaman untuk pasien

dan daapat mencegah mencegah aspirasi.

Rasional :

Keamanan klien merupakn prioritas keperawatan.

(j) Begitu kegelisahan menurun, kaji kesiapan pasien untuk dilepaskan dari

fiksasi. Lepaskan satu persatu fiksasi pasien atau dikurangi secara

bertahap, jangan sekaligus, sambil terus mengkaji respons pasien.

Rasional :

Meminimalkan resiko kecelakaan bagi pasien dan perawat.

Kriteria hasil :

(a) Ansietas dipertahankan pada tingkat dimana pasien tidak menjadi

agresif

(b) Pasien memperlihatkan rasa percaya kepada oraang lain

disekitarnya

(c) Pasien mempertahankan orientasi realitanya.

2. Isolasi sosial berhubungan dengan :

(1) kurangnya rasa percaya diri kepada orang lain

(2) panik

(3) regresi ketahap perkembangan sebelumnya

(4) waham

(5) sukar berinteraksi dengan orang lain pada masa lampau

(6) perkembangan ego yang lemah

(7) represi rasa takut.

Batasan karakteristik :

(1) Menyendiri dalam ruangan

Page 9: ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KELUHAN SKIZOFRENIA

(2) Tidak berkomunikasi, menarik diri, tidak melakukan kontak mata

(mutisme, autisme ).

(3) Sedih, afek datar

(4) Adanya perhatian daan tindakan yang tidak sesuai dengan

perkembangan usianya

(5) Berfikir tentang sesuatu menurut pikirannya sendiri, tindakan yang

berulang-ulang dan bermakna

(6) Mendekati perawat untuk berinteraksi namun kemudian menmolak

untuk berespons terhadap penerimaan perawat terhadap dirinya.

(7) Mengekspresikan perasaan penolakan atau kesepian kepada orang

lain.

Perencanaan :

Sasaran / Tujuan

Jangka Panjang :

Pasien dapat secara sukarela meluangkan waktu

bersama paaaasien lain dan perawat daaalam aktivitas

kelompok di unit rawat inap.

Jangka pendek :

Pasien siap masuk dalam terapi aktifitas ditemani oleh

seorang perawat yang dipercayanya dalamn satu

minggu.

Intervensi dan rasional :

(a) Perlihatkan sikap menerima dengan cara melakukan kontak yang sering

tapi singkat.

Rasional :

Sikap menerima dari orang lain akan meningkatkan harga diri pasien

dan memfasilitasi rasa percaya kepaada oraang lain.

(b) Perlihatkan penguatan positif kepada pasien

Rasional :

Membuat pasien merasa menjadi seseorang yang akan berguna.

(c) Temani pasien untuk memperlihatkan dukungan selama aktivitas

kelompok yang mungkin merupakan hal yang menakutkan atau sukar

untuk pasien

Rasional :

Kehadiran seseorang yang dipercayai akan memberikan rasa aman

kepada klien.

(d) Jujur dan menepati semua janji

Rasional

Kejujuran dan rasa membutuhkan menimbulkan suatu hubungan saling

Page 10: ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KELUHAN SKIZOFRENIA

percaya.

(e) Orientasikan pasien pada waktu, orang, tempat, sesuai kebutuhan.

(f) Berhati-hatilah dengan sentuhan. Biarkan pasien mendapat ruangan

extra dan kesempatan untuk keluar ruangan jika pasien menjadi begitu

ansietas.

Rasional :

Pasien yang curiga dapat saja menerima sentuhan sebagai suatu bahasa

tubuh yang mengisyaratkan ancaman.

(g) Berikan obat-obat penenang sesuai program pengobatan pasien. Pantau

keefektifan dan efek samping obat.

Rasional :

Obat-obatan anti psikosis menolong untuk menurunkan gejala-gejala

psikosis pada seseorang, dengan demikian memudahkan interaaksi

dengan orang lain.

(h) Diskusikan dengan pasien tanda-tanda peningkatan ansietas dan tehnik

untuk memutus respon ( misalnya latihan relaksasi, “berhenti berfikir

“ ).

Rasional :

Perilajku maladaptif seperti menarik diri dan curiga dimanifestasikan

selama terjadi peningkatan ansietas.

(i) Berikan pengakuan dan penghargaan tanpa disuruh pasien dapat

berinteraksi dengan orang lain.

Rasional :

Penguatan akan meningkatkan harga diri pasien dan mendoirong

terjadinya pengulangan perilaku tersebut.

Kriteria hasil :

(a) Pasien dapat mendemonstrasikan keinginan dan hasrat untuk

bersosialisasi dengan orang lain

(b) Pasien dapat mengikuti aktivitas kelompok tanpa disuruh

(c) Pasien melakukan pendekatan interaaaaksi satu-satu dengan orang

lain dengan cara yang sesuai / dapat diterima.

3. Koping Individu tak efektif berhubungan dengan :

(1) Ketidakmampuan untuk percaya kepada orang lain

(2) Panik

(3) Kesensitifan ( kerentanan ) seseorang

(4) Rendah diri

Page 11: ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KELUHAN SKIZOFRENIA

(5) Contoh peraan negatif

(6) Menekan rasa takut

(7) Sistem pendukung tidak adekuat

(8) Ego kurang berkembang

(9) Kemungkinan faktor heriditer

(10) disfungsi sistem keluarga.

Batasan Karakteristik :

(1) kelainan daalam partisipasi sosial

(2) ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar

(3) penggunaan mekanisme pertahanan diri tidak sesuai

Perencanaan

Tujuan

Jangka panjang

Pasien dapat mendemonstrasikan lebih banyak penggunaan

ketrampilan koping adaptif, yang dibuktikan oleh adanya

kesesuaian antara interaksi dan keinginan untuk

berpartisipasi dalam masyarakat.

Jangka Pendek :

Pasien akan mengembangkan rasa percaya kepada satu orang

perawat dalam satu minggu.

Intervensi dan rasional :

(a) Dorong perawat yang sama untuk bekerjasama dengan pasien sebanyak

mungkin

Rasional :

Mempermudah perkembangan hubungan saling percaya.

(b) Hindari kontak fisik

Rasional

Pasien yang curiga mungkin mengartikan sentuhaan sebagai bahasa

tubuh yang mengisyaratkan ancaman.

(c) Hindari tertawa, berbisik-bisik, atau bicara pelan-pelan didekat pasien

sehingga pasien daapat melihat hal tersebut namun tak dapat mendengar

apa yang dibicarakan.

Rasional

Pasien curiga seringkali yakin bahwa orang lain sedang membicarakan

dirinya, dan sikap yang serba rahasia akan mendukung munculnya rasa

curiga.

(d) Jujur dan selalu tepati janji.

Rasional

Page 12: ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KELUHAN SKIZOFRENIA

Kejujuran rasa membutuhkan orang lain akan mendukung munculnya

suatu hubungan saling percaya.

(e) Kemungkinan besar dibutuhkan pendekataaan yang kreatif untuk

mendukung masukan makanan ( misalnya makanan kaleng, makanan

milik pribadi atau makanan khas keluarga yang akan memberikan

kesempatan lebih besar untuk hal ini ).

Rasional

Pasien curiga sering yakin bahwa mereka akan diuracuni sehingga

pasien menolak untuk makan makanan yang disiapkan oleh seseorang

dalam piringnya.

(f) Periksa mulut pasien setelah minum obat

Rasional

Meyakinkan bahwa pasien telah menelan obatnya dan tidak mencoba

obat tersebut.

(g) Jangan berikan kegiatan yang bersifat kompetitif. Kegiatan yang

mendukung adanya hubungan interpersonal ( satu-satu ) dengan perawat

atau terapis adalah kegiatan yang terbaik.

Rasional

Kegiatan kompetitif merupakan kegiatan yang sangat mengancam

paasien-pasien curiga.

(h) Motivasi pasien untuk mengatakan perasaan yang sebenarnya. Perawat

harus menghindari sikap penolakan tehadap perasaan maraah yang

ditujukan pasien langsung kepada diri perawat.

Rasional

Mengungkapkan perasaan secara verbal dalam suatu lingkungan yang

tidak mengancam mungkin akan menolong pasien untuk sampai kepada

saat tertentu dimana pasien dapat mencurahkan perasaan yang telah

lama terpendam.

(i) Sikap asertif, sesuai kenyataan, pendekatan yang bersahabat akan

menjadi hal yang tidak mengancam pasien yang curiga.

Rasional

Pasien curiga tidak memiliki kemampuan untuk berhubungaan dengan

sikap yang bersahabat atau yang ceria sekali.

Kriteria Hasil :

(a) Pasien dapaat menilai situasi secara realistik daan tidak melakukan

tindakan projeksi perasaannya dalam lingkungan tersebut.

Page 13: ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KELUHAN SKIZOFRENIA

(b) Pasien dapat mengakui dan mengklarifikasi kemungkinan salah

interpretasi terhadap perilaku dan perkataan orang lain

(c) Pasien makan makanan dari piring Rumah Sakit dan minum obat

tanpa memperlihatkan rasa tidak percaya

(d) Pasien dapat berinteraksi secara tepat / sesuai dengan kooperatif

dengan perawat dan rekan-rekannya.

4. Perubahan persepsi sensori :

Pendengaran/penglihatan.berhubungan dengan :

(1) panik

(2) menarik diriasa

(3) strss berat, mengancam ego yang lemah.

Batasan karakteristik :

(1) berbicara dan tertawa sendiri

(2) bersikap seperti mendengarkaan sesuatu ( memiringkan kepala

kesatu sisi seperti jika seseorang sedang mendengarkan sesuatu ).

(3) Berhenti berbicara ditengah-tengah kalimat unutk mendengarkaan

sesuatu

(4) Disorientasi

(5) Konsentrasi rendah

(6) Pikiran cepat berubah-ubah

(7) Kekacauan alur fikiran

(8) Respon yang tidak sesuai

Perencanaan :

Tujuan

Jangka Panjang :

Pasien dapat mendefinisikan dan memeriksa realitas, mengurangi

terjadinya halusinasi.

Jangka Pendek :

Pasien dapat mendiskusikan isi halusinasinya dengan perawat dalaam

waaktu 1 minggu.

Intervensi dan rasional :

(a) Observasi pasien dari tanda-tanda halusinasi ( sikap seperti

mendengarkan sesuatu, bicara atau tertawa sendiri, terdiam ditengah-

tengah pembicaraan ).

Rasional :

Intervensi awal akan mencegaah respons agresif yang diperintah dari

halusinasinyaa.

(b) Hindari menyentuh pasien sebelum mengisyaratkan kepadanya bahwa

Page 14: ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KELUHAN SKIZOFRENIA

kita juga tidak apa-apa diperlakukan seperti itu

Rasional :

Pasien dapat saja mengartikan sentuhan sebagaai suatu ancaman dan

berespons dengan cara yang agresif.

(c) Sikap menerima akan mendorong pasien untuk menceritakan isi

halusinaasinya dengan perawat.

Rasional

Penting untuk mencegah kemungkinan terjadinya cedera terhadap pasien

atau orang lain karena adanya perintah dari halusinasi.

(d) Jangan dukung halusinasi. Gunakan kata-kata “suara tersebut” daripada

kata-kata “mereka” yang secara tidak langsung akan memvalidasi hal

tersebut. Biarkan pasien tahu bahwa perawat tidak sedang membagikaan

persepsi. Kaaaatakan “meskipun saya menyadari bahwa suara-suara

tersebut nyata untuk anda, saya sendiri tidak mendengarkan suara-suara

yang berbicara apapun.”

Rasional

Perawat harus jujur kepada pasien sehingga pasien menyadari bahwa

halusinasi tersebut adalah tidak nyata.

(e) Coba untuk menghubungkan waktu terjadinya halusinaasi dengan waktu

meningkatnmya ansietas. Bantu pasien untuk mengerti hubungaan ini.

Rasional :

Jika pasien dapat belajar untuk menghentikan peningkatan ansietas,

halusinasi dapat dicegah.

(f) Coba untuk mengalihkan pasien dari halusinasinya.

Rasional

Keterlibatan pasien dalam kegiatan-kegiataan interpersonal dan jelaskan

tentang situasi kegiatan tersebut, hal ini akan menolong pasien untuk

kembali kepada realita.

Kriteria hasil evaluasi

(a) Pasien dapat mengakui bahwa halusinasi terjadi pada saat ansietas

meningkat secara ekstrem.

(b) Pasien dapat mengatakan tanda-tanda peningkatan ansietas dan

menggunakan tehnik-tehnik tertentu untuk memutus ansietas tersbut

5. Perubahan proses pikir,berhubungan:

(1) Ketidakmampuan mempercayai orang lain.

(2) Panik

(3) Menekan rasa takut

(4) Stres yang cukup berat

(5) Kemungkinan faktor herediter

Page 15: ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KELUHAN SKIZOFRENIA

Batasan Karakteristik :

(1) Waham (ide-ide yang salah)

(2) Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi

(3) Kewaspadaan yang berlebihan

(4) Kelainan rentang perhatian-distrakbilitas

(5) Ketidaktepatan interpretasi lingkungan

(6) Kelainan kemampuan mengambil / membuat keputusan,

menyelesaikan masalah , alasan , pemikiran abstrak atau

konseputulisasi , berhitung

(7) Perilaku sosial yang tidak sesuai ( merefleksikan ketidaktepatan

pemikiran ).

Perencanaan

Tujuan

Jangka panjang

Tergantung pada proses kekronisan penyakit , pilih tujuan jangka

panjang yang paling realitis untuk pasien :

(1) Pasien dapat menyatakan berkurangnya pikiran-pikiran waham

(2) Pasien mampu membedakan antara pikiran waham dengan

realita SKIZOFRENIK , DELUSI , DAN KELAINAN-

KELAINAN PSIKOSIS

Jangka pendek

Pasien dapat mengakui dan mengatakan bahwa idi-ide yang salah itu

terjadi khususnya pada saat ansietas meningkat dalam 2 minggu.

Intervensi dan rasional :

(a) salah tersebut, sementara itu biarkan pasien tahu bahwa anda tidak

Tunjukkan bahwa anda menerima keyakinan pasien yang mendukung

keyakinan\tersebut.

Rasional :

Penting untuk dikomunikasikan kepada pasien bahwa anda tidak

menerima delusi sebagai suatu realita.

(b) Jangan menambah atau menyangkal keyaakinan pasien. Gunakan tehnik

keraguan yang beralasan sebagai tehnik terapiutik :” saya merasa sukar

untuk mempercayai hal tersebut”.

Rasional :

Membantah pasien atau menyangkal keyakinannya tidak akan

bermanfaat apa-apa; Ide-ide waham tidak dapat dikurangi dengan

pendekaatan ini, daan mungkin akan menghlangi perkembangan

hubungan saling percaya.

Page 16: ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KELUHAN SKIZOFRENIA

(c) Bantu paasien untuk mencoba menghubungkan keyakinan-keyakinan

yang salah tersebut dengan peningkataan ansietas yang dirasakan oleh

pasien. Diskusikan tehnik-tehnik yang dapat digunakan untuk

mengontrol ansietas (misalnya latihan nafas dalam, latihan-latihan

relaksasi yang lain, tehnik berhenti berfikir).

Rasional :

Jika pasien dapat belajar untuk menghentikan ansietas yangt meningkat,

pikiran wahamnya mungkin dapat dicegah.

(d) Fokus dan kuatkan pada realita. Kurangi lamanya ingatan tentang

pikiran irasional. Bicara tentang kejadian-kejadian dan orang yang nyata

Rasional

Diskusi yang berfokus pada ide-ide yang salah tidak akan berguna dan

mencapai tujuan, dan mungkin membuat psikosisnya menjadi lebih

buruk.

(e) Bantu dan dukung pasien dalam usahanya untuk mengungkaaapkan

secara verbal perasaan ansietas, takut atau tidak aman

Rasional

Ungkapan perasaan secara verbal dalam lingkungan yang tidak

mengancam akan menolong pasien untuk mengungkapkan perasaannya

yang mungkin sudah dipendam cukup lama.

Kriteria hasil evaluasi :

(a) Mengungkapkan secara verbal refleksi dan proses pikir yang

berorientasi pada realita

(b) Pasien dapat mempertahankaan aktivitas sehari-hari yang mampu

dilakukan olehnya

(c) Pasien mampu menahan diri dari berespons terhadaap pikiran-

pikiraan delusi, bila pikiran-pikiran tersebut muncul.

6. Kerusakan Komunikasi Verbal, berhubungan dengan :

(1) ketidakmampuan untuk percayaa kepada orang lain

(2) panik

(3) regresi ketahap perkembangan sebelumnya

(4) menarik diri

(5) kelainan, pikiran yang tidak realistik

Batasan karakteristik :

(1) tidak adanya asosiasi antara ide yang saatu dengaan yang lainnya

(2) menggunakan kata-kata yang berarti simbolik untuk individu

tersebut (neologisme)

(3) menggunakan kata-kata yang tidak mempunyai arti, tidak

berhubungaan (baahasa “gado-gado”)

Page 17: ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KELUHAN SKIZOFRENIA

(4) menggunakan kata-kata bersajak dengan bentuk kata yang tidak

umum (asosiasi gema)

(5) pengulangan kata yang didengar (ekolalia)

(6) mengungkapkan refleksi pikiran kongkrit (ketidakmampuan untuk

berfikir abstrak ).

(7) Kontak mata kurang (tidak ada kontak mata atau tidak mau menatap

langsung kedalam mata lawan bicara).

Perencanaan

Tujuan

Jangka Panjang :

Pasien dapat menunjukkan kemampuan dalam melakukan

komunikasi verbal dengan perawat dan sesama pasien dalam suatu

lingkungan sosial dengan cara yang sesuai/dapat diterima.

Jangka Pendek :

Pasien dapat menunjukkan kemampuan untuk bertahan pada satu

topik, menggunakaan ketepatan kata, melakukan kontak mata

intermittent selama 5 menit dengan perawat dalam waktu 1

minggu.

Intervensi dan rasional :

(a) Gunakan tehnik validaasi dan klarifikasi untuk mengerti pola

komunikasi pasien.

Rasional

Tehnik ini menyatakan kepada pasoien bagaimana ia dimengerti oleh

orang lain, sedangkan tanggungjawab untuk mengerti ada pada perawat.

(b) Pertahankan konsistensi perawat yang bertugas.

Rasional

Mempermudah rasa percaya dan kemampuan untuk mengerti tindakan

dan komunikasi klien.

(c) Jelaskan kepada pasien dengan cara yang tidaaak mengancaaaam

bagaimana perilaku dan pembicaraannya diterima dan mungkin juga

dihindari oleh orang lain.

(d) Jika pasien tidak mampu atau tidak ingin bnicara (autisme), gunakan

tehnik mengatakan secara tidak langsung

Rasional

Menolong untuk menyampaikan rasa empaty, mengembangkan rasa

percaaaya dan akhirnya mendorong pasien untuk mendiskusikan hal-hal

yang menyakitkan dirinya.

(e) Antisipasi dan penuhi kebutuhan pasien sampai pola komunikasi yang

memuaskan kembali.

Rasional

Kenyamanan dan keamanan pasien merupakan prioritas keperawatan

Page 18: ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KELUHAN SKIZOFRENIA

Kriteria hasil evaluasi :

(a) Pasien dapat berkomunikasi dengan cara yang dapat dimengerti

oleh orang lain

(b) Pesan non verbal pasien sesuai dengan verbalnya

(c) Pasien dapat mengakui bahwa disorganisasi pikiran daaan kelainan

komunikasiu verbal terjadi pada saat adanya peningkatan ansietas,

lakukan kontak kepada pasien untuk memutus proses.

7. Kurang perawatan diri berhubungan dengan :

(1) menarik diri

(2) regresi

(3) panik

(4) ketidakmampuan mempercayai orang lain.

Batasan Karakteristik :

(1) mengalami kesukaraan daaalam mengambil atau ketidakmampuan

untuk membawa makanan dari piring kedaalam mulut

(2) ketidakmampuan / menolak untuk membersihkan tubuh atau

bagian-bagian tubuh

(3) kelainan kemampuan atau kurangnya minat dalam memilih

pakaiaan yang sesuai untuk dikenakan, berpakaian, merawat atau

mempertahankan penampilan pada tahap yang emuaskan.

(4) Ketidakmampuan atau tidak adanya keinginan untuk melakukan

defekasi dan berkemih tanpa bantuan.

Perencanaan

Tujuan :

Jangka Panjang

Pasien mampu melakukan kegiatan hidup sehari-hari secara

mandiri dan mendemonstrasikan suatu keinginan untuk

melakukannya.

Jangka Pendek

Pasien dapat mengatakan keinginan untuk melakukan kegiatan

hidup sehari-hari dalam 1 minggu.

Intervensi dan rasional :

(a) Dukung pasien untuk melakukan kegiatan hidup sehari-hari sesuai

tingkat kemampuan pasien.

Rasional :

Keberhasilan menampilkan kemandirian dalam melakukan suatu

aktivitas akan meningkatkanharga diri.

(b) Dukung kemandirian pasien, tapi berikan bantuan saat pasien tidak

mampu melakukan beberapa kegiatan.

Page 19: ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KELUHAN SKIZOFRENIA

Rasional

Kenyamanan dan keamanan pasien merupakan prioritas dalam

keperawatan.

(c) Berikan pengakuan dan penghargaan positif untuk kemampuannya yang

mandiri

Rasional

Penguatan positif akan meningkatkan harga diri daan mendukung

terjadinya pengulanganperilaku yang diharaapkan.

(d) Perlihatkan pasien secara kongkrit, bagaimana melakukan kegiatan

yangf menurut pasien sulit untuk dilakukannya.

Rasional

Dengan berlakunya pikiran kongkrit , penjelasan harus diberikan sesuai

dengan tingkat pengertian yang nyata.

(e) Buat catatan secara terinci tentang masukan makanan dan cairan

Rasional

Informasi penting untuk mendapatkan suatu pengkajian nutrisi yang

adekuat.

(f) Berikan makaanan kudapan dari cairan diantara waktu makan.

Rasional

Pasien mungkin tidak mampu mentoleransi makanan dalam jumlah yang

besar pada saat makan dan mungkin untuk itu membutuhkan

penambahan makanan diluar waktu makan.

(g) Jika pasien tidak makan karena curiga dan takut diracuni, berikan

makanan kaleng dan biarkan pasien sendiri yang membuka kalengnya,

atau jika memungkinkan sarankan untuk makanan tersebut dimakan

secara bersama-sama.

Rasional

Pasien akan melihat setiap orang makan dari hidangan yang sama

sehingga kecurigaan berkurang/hilang.

(h) Jika pasien mengotori dirinya, tetapkan jadwal rutin untuk kebutuhan

defekasi dan berkemih. Bantu pasien kekamar mandi setiap satu atau 2

jam sesuai jadwal yang telah ditetapkan sesuai kebutuhan, sampai pasien

mampu memenuhi kebutuhan tanpa bantuan.

Kriteria hasil evaluasi :

(a) pasien makan sendiri tanpa bantuan

(b) pasien memilih pakaian yang sesuai, berpakaian merawat dirinya

taaanpa bantuan

(c) pasien mempertahankan kebersihan diri secara optimal dengan

mandi setiap hari dan melakukan prosedur defekasi dan berkemih

Page 20: ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KELUHAN SKIZOFRENIA

tanpa bantuan .