41
Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Tahap Perkembangan Childbearing BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang secara terus menerus mengakibatkan tingkat pendidikan dan teknologi semakin maju. Orang dengan mudah berobat dan tidak takut dengan penyakit berbahaya. Tapi hal ini dipengaruhi oleh peningkatan biaya pengobatan sementara masyarakat, masih banyak yang hidup dibawah garis kemiskinan. Oleh karena itu masyarakat Indonesia harus sudah mengenal kesehatan keluarga dari sekarang agar masyarakat mengenal arti pentingnya kesehatan. Agar masyarakat Indonesia hidup sehat keperawatan keluarga merupakan salah satu area spesalis dalam keperawatan yang berfokus kepada keluarga sebagai target pelayanan. Tujuan dari keperawatan keluarga adalah untuk meningkatkan kesehatan keluarga secara menyeluruh bagi anggota keluarga. Karakteristik keluarga terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan, atau adopsi, anggota keluarga biasanya hidup bersama, atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial yaitu suami, istri, anak, kakak, dan adik yang mempunyai tujuan. Perawat perlu mengetahui dan memiliki pikiran yang terbuka mengenai konsep

Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Tahap Perkembangan Childbearing

Embed Size (px)

DESCRIPTION

dvv

Citation preview

Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Tahap Perkembangan Childbearing

BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang secara terus menerus

mengakibatkan tingkat pendidikan dan teknologi semakin maju. Orang dengan mudah berobat

dan tidak takut dengan penyakit berbahaya. Tapi hal ini dipengaruhi oleh peningkatan biaya

pengobatan sementara masyarakat, masih banyak yang hidup dibawah garis kemiskinan. Oleh

karena itu masyarakat Indonesia harus sudah mengenal kesehatan keluarga dari sekarang agar

masyarakat mengenal arti pentingnya kesehatan. Agar masyarakat Indonesia hidup sehat

keperawatan keluarga merupakan salah satu area spesalis dalam keperawatan yang berfokus

kepada keluarga sebagai target pelayanan. Tujuan dari keperawatan keluarga adalah untuk

meningkatkan kesehatan keluarga secara menyeluruh bagi anggota keluarga.

Karakteristik keluarga terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan

darah, perkawinan, atau adopsi, anggota keluarga biasanya hidup bersama, atau jika terpisah

mereka tetap memperhatikan satu sama lain. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan

masing-masing mempunyai peran sosial yaitu suami, istri, anak, kakak, dan adik yang

mempunyai tujuan. Perawat perlu mengetahui dan memiliki pikiran yang terbuka mengenai

konsep keluarga. Sekilas keluarga memiliki hal-hal yang umum, tetapi setiap bentuk keluarga

memiliki kekuatan dan permasalahan yang unik. Keluarga banyak menghadapi tantangan seperti

salah satunya pada tahap perkembangan keluarga childbearing. Periode childbearing adalah

waktu transisi fisik dan psikologis bagi ibu dan seluruh keluarga. Orang tua harus beradaptasi

terhadap perubahan struktur karena adanya anggota baru dalam keluarga, yaitu bayi. Dengan

kehadiran bayi maka sistem dalam keluarga akan berubah dan pola interaksi dalam keluarga

harus dikembangkan.

Pada periode transisi, keluarga membutuhkan adaptasi yang cepat, sehingga kondisi ini

menempatkan keluarga menjadi sangat rentan dan mereka memerlukan bantuan untuk

beradaptasi dengan peran yang baru. Stress dari berbagai sumber dapat berefek negatif pada

fungsi dan interaksi ibu dengan bayi dan keluarga, yang berdampak pada kesehatan fisik ibu dan

bayi. Maka dari itu kelompok tertarik untuk membahas mengenai konsep keluarga dan tumbuh

kembang keluarga child bearing.

B.     TUJUAN PENULISAN

1.      Umum

Setelah membaca makalah ini, mahasiswa diharapkan mampu :

a.   Memahami konsep dasar keluarga.

b.  Memahami konsep keluarga dalam periode child-bearing.

c.  Memahami asuhan keperawatan keluarga dengan tahap perkembangan childbearing.

2.      Khusus

Setelah membaca makalah ini, mahasiswa diharapkan mampu:

a.         Menjelaskan definisi konsep dasar keluarga dalam periode child-bearing

b.        Mengaplikasikan asuhan keperawatan keluarga dengan tahap perkembangan childbearing

C.     METODE PENULISAN

Metode penulisan yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah metode deskriptf

idan menggunakan pendekatan teknik studi kepustakaan yaitu dengan mempelajari teori dan

membaca literatur yang berhubungan dengan judul makalah.

D.    RUANG LINGKUP PENULISAN

Dalam menyusun makalah ini penulis membatasi ruang lingkup penulisannya, yaitu

asuhan keperawatan keluarga khususnya pada keluaga pada tahap childbearing.

BAB II

TINJAUAN TEORI

A.    KONSEP DASAR KELUARGA

a.      Pengertian

Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi

yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan

fisik, mental emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga. (Duvall dan Logan,1986, dalam

Setiawati, 2008 : hal 67)

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena

adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka saling berinterakasi satu dengan yang

lainnya, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu

budaya. (Bailon dan Magiaya, 1978, dalam Setiawati, 2008: hal 68)

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah yang

sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan yang terus menerus, yang tinggal dalam satu

atap, yang mempunyai ikatan emosional dan mempunyai kewajiban antara satu orang dengan

orang yang lainnya. (Bergess, 1962, dalam Setiawati, 2008: hal 13)

Menurut kelompok keluarga adalah sekumpulan individu yang tinggal serumah karena

adanya hubungan darah, perkawinan ataupun adopsi, yang saling berinteraksi dan

mempertahankan kebudayaan.

b.      Tipe keluarga

Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai macam pola

kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial, maka tipe keluarga berkembang mengikutinya.

Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan, maka

perawat perlu memahami beberapa tipe keluarga. (Mubarak, dkk, 2011, : hal 70 - 71)

a.      Tradisional Nuclear

Keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang tinggal dalam satu

rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu

atau kedduanya dapat bekerja diluar rumah.

b.      Extended Family

Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek,

kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan lain sebagainya.

c.       Reconstituted Nuclear

Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami

atau istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak-anaknya, baik

itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru. Satu

atau keduanya dapat bekerja diluar rumah.

d.      Niddle Age/Aging Couple

Suami sebagai pencari uang, istridi rumah atau kedua-duanya bekerja di

rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah/ perkawinan/

meniti karir.

e.       Dyadic nuclear

Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak, keduanya

atau salah satu bekerja diluar rumah.

f.       Single Parent

Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasanganya dan

anak-anaknya dapat tinggal dirumah atau diluar rumah.

g.      Dual cariier

Suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak

h.      Commuter married

Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak

tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.

i.        Single adult

Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya

keinginan untuk kawin.

j.        Three Generation

Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah

k.      Institusional

Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalamm suatu panti-panti.

l.        Communal

Satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogamy dengan

anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.

m.    Group Marriage

Satu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunanya didalam satu

kesatuan keluarga dan tiiap individu menikah dengan yang lain dan semua

adalah orang tua dari anak-anak.

n.      Unmarried parent and Child

Ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, anak diadopsi.

o.      Cohibing Couple

Dua orang atau pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.

c.     Struktur keluarga

Struktur keluarga terdiri dari beberapa macam, diantaranya: (Friedmann,

1989, dalam Mubarak, dkk, 2011 : hal 68 – 69 )

a)      Patrilinear

Patrilinear adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak keluarga

sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui

jalur garis ayah

b)     Matrilinear

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dari

beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalir garis ibu.

c)      Matrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri

d)     Patrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami

e)      Keluarga kawinan

Adalah hubungan suami istri sebagai dasar pembinaan keluarga, dan

beberapa sanak saudara menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan

dengan suami istri.

Ada beberapa ciri-ciri struktur keluarga, yaitu: (friedmann, 1998,

dalam Mubarak, dkk, 2011 : hal 69)

a.      Terorganisasi

Saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.

b.      Ada keterbatasan

Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai

keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.

c.       Ada perbedaan dan kekhususan

Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-

masing.

d.   Bentuk- Bentuk Keluarga

1.    Sussman (1974) dan Maclin (1988) ( dalam Setiawati, 2008 : hal 16-17)

a.       Keluarga tradisional

a)         Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri atas ayah, ibu dan anak.

b)        Pasanagn inti adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri saja.

c)         Keluarga dengan orang tua tunggal adalah satu orang yang mengepalai

keluarga sebagai konsekuensi perceraian.

d)        Bujangan yang tinggal sendirian.

e)         Keluarga besar 3 generasi.

f)         Pasangan usia pertengahan atau pasangan lansia.

b.    Keluarga non Tradisional

a)         Keluarga dengan orang tua yang memiliki anak tanpa menikah.

b)        Pasangan yang memiliki anak tanpa menikah.

c)         Pasangan yang hidup bersama tanpa menikah (kumpul kebo)

d)        Keluarga gay.

e)         Keluarga lesbi.

f)         Keluarga komuni: keluarga dengan lebih dari satu pasangan monogami

dengan anak-anak yang secara bersama- sama mengunakan fasilitas,

sumber dan memiliki pengalaman yang sama.

2.    Anderson Carter ( dalam Setiawati, 2008 : 17)

a.       Keluarga inti (nuclear family)

Keluarga yang terdiri atas ayah, ibu dan anak-anak.

b.      Keluarga besar (ekstensed family)

Keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, nenek, kakek, keponakn ,

sepupu, paman, bibi dsb.

c.       Keluarga berantai (sereal family)

Keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali

dan merupakan satu keluarga inti.

d.      Keluarga duda / janda (single family)

Keluraga yang terjadi karena perceraian atau kematian.

e.       Keluarga berkomposisi

Keluarga yang perkawinannyaberpologami dan hidup secara bersama-sama.

f.       Keluarga kabitas

Dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk satu keluarga.

d.      Fungsi keluarga

Friedmann mengidentifikasikan lima prinsip fungsi dasar keluarga,

diantaranya adalah fungsi afektif, fungsi sosialisasi, fungsi reproduksi, fungsi

ekonomi, dan fungsi keperawatan keluarga. (Friedmann, 1998, dalam Mubarak,

dkk, 2011: 76-78)

a)        Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang

mkerupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk

pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif

tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga.

Tiap anggota keluarga slaing mempertahankan iklim yang positif. Hal

tersebut dapat dipelajari dan didkembangkan melalui interaksi dan hubungan

dalam kelduarga. Dengan demikian, keluarga yang berhasil melaksanakan

fungsi afektif, seluruh anggota keluarga dapat mengembangkan konsep diri

positif.

b)        Fungsi sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui

individu, yang menghasilkan interaksi social dan belajar berperan dalam

lingkungan sosial. Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir. Keluarga

merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang

baru lahir dia akan menatap ayah, ibu dan orang-orang yang disekitarnya.

Kemudian beranjak balita dia mulai belajar bersosialisasi dengan lingkungan

sekitar meskipun demikian keluarga tetap berperan penting dalam

bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai

melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan

dalam sosialisasi anggota keluarga belajar disiplin, belajar norma-norma,

budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi keluarga.

c)        Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya

manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk

memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk

keluarga adalah untuk meneruskan keturunan.

d)       Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan

seluruh anggota keluargta seperti memenuhi kebutuhan akan makanan,

pakaian, dan tempat tinggal. Banyak pasangan sekarang kita lihat dengan

penghasilan yang tidak seimbang antara suami dan istri hal ini menjadikan

permasalahan yang berujung pada perceraian.

e)        Fungsi perawatan kesehatanjuga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan

praktek asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan

kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan

keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status

kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan

kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan.

Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup

menyelesaikan masalah kesehatan.

B.     KONSEP DASAR KELUARGA DENGAN TAHAP CHILDBEARING

Perkembangan keluarga adalah proses perubahan yang terjadi pada system

keluarga meliputi perubahan pola interaksi dan hubunga antara anggotanya di

sepanjang waktu. Siklus perkembangan keluarga sebagai komponen kunci dalam

setiap kerangka kerja yang memandang keluarga sebagai suatu system.

Perkembangan ini terbagi menjadi beberapa tahap atau kurun waktu tertentu. Pada

setiap tahapnya keluarga memiliki tugas perkembangan yang harus dipenuhi agar

tahapan tersebut dapat dilalui dengan sukses. Kerangka perkembangan keluarga

menurut Evelyn Duvall memberikan pedoman untuk memeriksa dan menganalisa

perubahan dan perkembangan tugas-tugas dasar yang ada dalam keluarga selama

siklus kehidupan mereka.

1.         Tahap-tahap perkembangan keluarga ‘Childbearing” (kelahiran anak pertama).

Tahap perkembangna keluarga dibagi sesuai kurun waktu tertentu yang

dianggap stabil, misalnya keluarga dengan anak pertama berbeda dengan anak

keluarga remaja. Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangan

secara unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama.

Tiap tahap perkembangan membutuhkan tugas dan fungsi keluarga agar dapat

melalui tahap tersebut. Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari

kehamilan sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama

berusia 30 bulan (3,2 tahun) merupakan tahap perkembangan keluarga

childbearing. Kehamilan dan kelahiran bayi pertama dipersiapkan oleh pasangan

suami istri melalui beberapa tugas perkembangan yang penting. Kelahiran bayi

pertama memberikan perubahan yang besar bagi keluarga, sehingga pasangan

harus beradaptasi dengan peranya untuk memenuhi kebutuhan bayi. Sering

terjadi dengan kelahiran bayi, pasangan merasa diabaikan karena focus perhatian

kedua pasangan tertuju pada bayi. Suami merasa belum siap menjadi ayah atau

sebaliknya istri belum siap menjadi ibu. Peran utama perawat keluarga adalah

mengkaji peran orang tua; bagaimana orang tua berinteraksi dan merawat bayi

serta bagaimana bayi berespon. Perawat perlu memfasilitasi hubungan orang tua

dan bayi yang positif dan hangat sehingga jalinan kasih sayang antara bayi dan

orang tua dapat tercapai.

2.         Tugas perkembangan dengan keluarga childbearing

Tahap ini dimulai dimulai saat ibu hamil sampai dengan kelahiran anak

pertama dan berlanjut sampai dengan anak pertama berusia 30 bulan. Ada

beberapa hal tugas perkembangan keluarga pada fase childbearing yaitu: (Duval,

dalam buku Santun Setiawati : 19 dan dalam buku Mubarak, dkk : 87-88).

a.         Persiapan menjadi orang tua dan merawat bayi

b.        Membagi peran dan tanggung jawab

c.         Menata ruang untuk anak atau mengembangkan suasana rumah yang

menyenangkan

d.        Mempersiapkan biaya atau dana Child Bearing

e.          Memfasilitasi role learning anggota kleuarga

f.         Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan bayi sampai balita

g.        Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin

h.        Beradaptasi pada pola hubunga seksual

i.          Mensosialisasikan anak dengan lingkungan keluarga besar masing-masing

pasangan.

Sedangkan menurut Carter dan Mc. Goldrik, 1988, Duval dan Miller, 1985,

(Dalam buku “ilmu keperawatan komunitas”, hal: 87-88) tugas perkembangan

keluarga pada tahap ini adalah sebagai berikut:

a.         Membentuk keluraga muda sebagai sebuah unit yang mantap

( mengintegrasikan bayi baru ke dalam keluarga).

b.         Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan

anggota keluarga .

c.         Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.

d.        Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan

peran-peran orang tua, kakek, dan nenek.

3.                Fungsi perawat dalam tahap perkembangan keluarga dengan childbearing.

Sebagi kekhususan perawatan keluarga memiliki peran yang cukup banyak

dalm memberikan asuhan keperawatan keluarga.

Fungsi perawat dalam tahap ini adalah melakukan perawatn dan konsultasi

antara lain (Mubarak, dkk : 88) :

a.         Bagaimana cara menentukan gizi yang baik untuk ibu hamil dan bayi,

b.        Mengenali gangguan kesehatn bayi secara dini dan mengatasinya,

c.         Imunisasi yang dibutuhkan anak,

d.        Tumbang anak yang baik,

e.         Interaksi keluarga,

f.         Keluarga berencana, serta

g.        Pemenuhan kebutuhan anak terutama pada ibu yang bekerja.

4.                Asuhan keperawatan tahap perkembangan keluarga dengan childbearing.

Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan

menggunakan pendekatan sistematis untuk bekerjasama dengan keluarga dan

individu sebagai anggota keluarga. Tahapan dari proses keperawatan keluarga

adalah sebagai berikut:

a.      Tahap Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap terpenting dalam proses keperawatan,

mengingat pengkajian sebagai awal bagi keluarga untuk mengidentifikasi data

yang ada pada keluarga. Oleh karena itu, perawat keluarga diharapkan

memahami betul lingkup, metode, alat bantu, dan format pengkajian yang

digunakan. Data-data yang dikumpulkan antara lain: (Santun setiawan dkk,

hal 45)

a)        Data umum

b)        Riwayat dan tahapan perkembangan

c)        Lingkungan

d)       Struktur keluarga

e)        Fungsi keluarga

f)         Stress dan koping keluarga

g)        Harapan keluarga

h)        Data tambahan

i)          Pemeriksaan fisik

Dari hasil pengumpulan data tersebut maka akan dapat diidentifikasi masalah

kesehatan yang dihadapi keluarga.

b.      Tahap perumusan diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan kumpulan pernyataan, uraian dari hasil

wawancara, pengamatan langsung dan pengukuran dengan menunjukan status

kesehatan mulai dari potensial, resiko tinggi sampai dengan masalah yang

aktual. (Santun setiawan dkk, hal 48)

c.       Tahap penyusunan rencana keperawatan

Apabila masalah kesehatan maupun masalah keperawatan telah

teridentifikasi, maka langkah selanjutnya adalah menyusun rencana

keperawatan sesuai dengan urutan prioritas masalahnya. Rencana

keperawatan keluarga merupakan kumpulan tindakan yang direncanakan oleh

perawat untuk dilaksanakan dalam menyelesaikan atau mengatasi masalah

kesehatan atau masalah kesehatan yang telah diidentifikasi. (Mubarak dkk,

2011,hal 106)

d.      Tahap pelaksanaan keperawatan keluarga

Pelaksanaan merupakan salah satu dari proses kepearawatan keluarga

dimana perawat mendapat kesempatan untuk membangkitkan minat keluarg

dalam mengadakan perbaikan kearah perilaku yang hidup sehat. (Mubarak

dkk, 2011,hal 108)

e.       Tahap evaluasi

Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, tahap penilaian

dilakukan untuk melihat keberhasilannya. Bila tidak atau belum berhasil,

maka perlu disusun rencana baru yang sesuai. Sesuai tindakan keperawatan

mungkin tidak dapat dilakuka dalam satu kali kunjungan ke keluarga. Oleh

karena itu, kunjungan dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan waktu

dan ketersediaan keluarga. (Mubarak dkk, 2011,hal 109)

BAB III

PROSES KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.Y DAN NY.F

(PASANGAN CHILDBEARING)

A.       PENGKAJIAN KELUARGA

1.      Identitas kepala keluarga

Nama : Tn. Y

Umur : 27 tahun

Agama : Islam

Suku : Melayu

Pendidikan : S1 ekonomi

Alamat : jl. 28 oktober komp. Pemda Gg. Kartika no.33

2.      Komposisi keluarga

N

oNama L/P Umur Hub. keluarga Pendidikan

Status kes BB

1 Firdah yuaningsih P 25 tahun Istri PGSD sehat 45 kg

2Riskiya

ramadhaniaP 1 tahun Anak -

sakit 12 kg

1.      Genogram

Keterangan :

= Laki – Laki

= Perempuan

= Sakit

= tinggal serumah

2.      Type keluarga:

a. jenis type keluarga: tradisional nuclear

b. masalah yang terjadi dengan type keluarga: Ny. F mengatakan tidak ada masalah

dengan type keluarga”

3.      Suku bangsa:

a.       Asal suku bangsa: Tn. A dan Ny. F sama-sama bersuku melayu

b.      Budaya yang berhubungan dengan kesehatan: Ny. F mengatakan tidak ada

budaya yang bertentangan dengan kesehatan”

4.      Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan: menurut Ny. F selalu

berusaha melaksanakan sholat 5 waktu walaupun dalam keadaan kurang sehat

5.      Status sosial ekonomi keluarga:

a.       Anggota keluarga yang mencari nafkah: yang mencari nafkah Tn. A yang sebagai

kepala keluarga dan Ny. Y juga membantu mencari nafkah

b.      Penghasilan: Rp. 3.000.000 penghasilan Tn. A dan 2.000.000 untuk penghasilan

Ny. Y

c.       Upaya lain: Ny. F mengatakan bahwa Tn. Y dan Ny. F memiliki usaha

menyewakan mobil

d.      Harta benda yang dimiliki: mobil, motor, sepeda, dan memiliki perabotan rumah

yang lengkap

e.       Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan: Ny. F mengatakan kebutuhan yang

dikeluarkan tiap bulan yaitu membayar cicilan mobil, berbelanja untuk kebutuhan

sehari-hari seperti susu anaknya, berbelanja makanan sehari-hari.

f.       Aktivitas rekreasi keluarga: klien biasa setiap hari libur berkunjung ke rumah

paman. Jika liburan panjang keluarga pergi ke kampong halaman mengunjungi

orang tua.

6.      Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

1.      Tahap perkembangan keluarga saat ini: Keluarga Tn. Y dan Ny. F baru memiliki

anak 1, jadi keluarga Tn. A dan Ny. F berada pada tahap perkembangan keluarga

dengan childbearing.

2.      Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya:

Saat ini keluarga Ny. F dan Tn. A sebagai keluarga childbearing yang memiliki

anak 1 dan rencana untuk memiliki anak lagi. Menurut Ny. F nanti setelah 3 tahun

anaknya, ingin memiliki anak lagi. Namun Ny. F belum pernah bicarakan dengan

suaminya. Menurut Ny. F saat ini dia dengan suaminya berusaha untuk membina

hubungan dengan keluarga lain, teman dan masyarakat sekitar. Menurut Ny. F

pula bahwa dirinya dan suaminya mau bekerja mencari uang dulu baru

merencanakan punya anak lagi.

3.      Riwayat kesehatan keluarga inti:

a) riwayat kesehatan keluarga saat ini: “anak saya sering mengalami perut

kembung, demam, dan sakit perut dan suami saya memiliki penyakit ambien”

b) riwayat penyakit keturunan: “tidak ada penyakit keturunan di keluarga”

4.      Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga:

No Nama Umur BBKeadaan

kesehatan

Iminisasi(B

CG/polio/

DPT/HB/

campak)

Masalah

kesehatan

Tindakan

yang telah

dilakukan

1Yusuf

zakarillahL 60 kg

Kurang

sehat

Sakit

ambien

Pergi ke

dokter

2Firdah

yuaningsihP 49 kg sehat Campak - -

3Riskiya

ramadhaniaP 12 kg

Kurang

sehat

BCG,

Campak

Sering

kembung,

demam,

dan sakit

perut

Pergi ke

dokter

5.      Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan: menurut Ny. F keluarga

menggunakan jamkesmas dari kantor Tn. Y

6.      Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya: Menurut pengakuan keluarga, anaknya

pernah dirawat di rumah sakit karena tipes selama 5 hari. Dari riwayat kesehatan

keluarga Tn. Y dan Ny. F tidak ada yang memilki penyakit kronis maupun

penyakit keturunan.

7.      Pengkajian lingkungan

1.      Karakteristik rumah

a.       Luas rumah : 154 M2

b.      Type rumah : tipe 80

c.       Kepemilikan : hak pemilik

d.      Jumlah dan ratio kamar/ruang: 3 ruang kamar, 1 ruang tamu, 1 dapur, dan 1 ruang

keluarga

e.       Ventilasi/jendela: jumlah ventilasi dirumah ada 5 buah, namun hanya 2 jendela

yang sering dibuka

f.       Pemanfaatan ruangan: di ruang keluarga tempat keluarga berkumpul menonton tv

g.      Sumber air minum : air hujan

h.      Kamar mandi/wc : kamar mandi dan wc masing-masing berjumlah satu dan

terpisah

i.        Sampah: sampah di buang di belakang rumah kemudian dibakar

j.        Kebersihan lingkungan : lingkungan rumah klien kurang bersih

2.      Karakteristik tetangga dan komunitas RW

a.       Kebiasaan : setiap tanggal 6 selalu mengikiti pengajian

b.      Aturan/kesepakatan : tidak ada aturan yang mengikat

c.       Budaya : setiap hari minggu mengadakan kerja bakti

3.      Mobilitas geografis keluarga : menurut Ny. F belum pernah pindah rumah

4.      Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat: menurut Ny. F tidak ada

perkumpulan atau pertemuan-pertemuan khusus dan biasanya berkumpul hanya di

waktu-waktu tertentu seperti lebaran kemarin semua keluarga berkumpul.

5.      System pendukung keluarga : Saat ini dalam keluarga tidak terdapat anggota keluarga

yang sakit, hubungan satu anggota keluarga dengan yang lainnya cukup baik dan

sudah terbiasa saling tolong menolong.

8.      Struktur keluarga

a.       Pola/cara komunikasi keluarga: Menurut Ny. F dalam keluarganya berkomunikasi

biasa menggunakan bahasa melayu, menurut Ny. F dirinya juga cepat akrab

dengan keluarga suaminya.

b.      Struktur kekuatan keluarga : Dalam pengambilan keputusan keluarga Tn. Y dan

Ny. F selalu memutuskan secara bersama-sama atau musyawarah. Perbedaan-

perbedaan pendapat yang ada selalu bisa di atasi jika mereka bermusyawarah

c.       Struktur peran : Dalam keluarga Ny. F, Tn. Y sebagai kepala keluarga

berkewajiban mencari nafkah untuk keluarga dan dibantu oleh Ny. F yang turut

bekerja membantu suaminya tetapi dirinya juga tetap melakukan perannya sebagai

isteri yang harus menyiapkan semua keperluan suaminya di rumah. Menurutnya di

rumah jarang masak karena cuma berdua sehingga sering membeli yang sudah

jadi saja.

d.      Nilai dan norma keluarga : Sebagai bagian dari masyarakat pontianak dan

beragama islam keluarga memiliki nilai-nilai dan norma yang dianut seperti sopan

santun terhadap orang tua, suami terhadap isteri. Selama ini dirinya dan suaminya

makan bersama kalau malam hari, karena siang hari suaminya kerja sampai sore.

9.      Fungsi keluarga

a.       Fungsi afektif : Menurut Ny. F belum pernah menemukan masalah. Tn. A dan

Ny. F selalu memberikan dukungan satu sama lain. Hubungan antara dirinya

dengan suaminya sampai sejauh ini baik dan hubungna dengan keluarga besarnya

pun baik. Mereka selalu menumbuhkan sikap saling menghargai.

b.      Fungsi sosialisasi :

1)      Kerukunan hidup dalam keluarga : Hubungan antara dirinya dengan

suaminya sampai sejauh ini baik dan hubungna dengan keluarga besarnya pun

baik. Hubungan keluarga dengan orang lain pun baik, terutama tetangga-

tetangga terdekat.

2)      Interaksi dan hubungan dalam keluarga : interaksi dan hubungan dalam

keluarga baik-baik saja.

3)      Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan : menurut

Ny. F yang selalu mengambil keputusan ialah Tn. Y .

4)      Kegiatan keluarga waktu senggang: kegiatan di waktu senggang keluarga

sering jalan-jalan bersama anaknya.

5)      Partisipasi dalam kegiatan social : membantu dalam kegiatan gotong royong

c.       Fungsi perawatan kesehatan

Menurut Ny. F sebenarnya dalam keluarganya belum mengetahui tentang

bagaimana memberikan perlindungan yang terbaik untuk anaknya. Karena kesibukan

dari suami istri anak menjadi kurang perhatian. Karena sejauh ini anak lebih banyak

menghabiskan waktunya dengan pengasuhnya.

d.      Fungsi reproduksi

1)      Perencanaan jumlah anak : Menurut Ny. F ingin memiliki anak 2 orang saja yakni

seorang laki-laki dan seorang perempuan

2)      Akseptor : Ya, yang digunakan alat kontrasepsi yang berbentuk pil

e.       Fungsi ekonomi

1)      Upaya pemenuhan sandang pangan: Ny. F mengatakan penghasilannya dan

suaminya sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan

keluarga Tn. Y dan Ny. F tersebut.

10.  Stres dan Koping Keluarga

a.         Stressor jangka pendek: Menurut Ny. F dirinya tidak tahu dari pihak suaminya

apakah sedang mengalami beban pikiran atau tidak, tetapi dari dirinya yang jadi

stressor adalah adaptasi dengan adanya memiliki anak.

b.        Respon keluarga terhadap stressor: Baik, menurut Ny. F dirinya yakin perlakuan

dari keluarga suaminya tergantung dari dirinya dan sekarang dirinya sedang

berusaha belajar menjadi ibu rumah tangga yang baik dengan belajar mengurusi

anak.

c.         Strategi koping: Untuk menghadapi stressor Ny. F lebih banyak belajar pada

orang tuanya tentang cara mengurus rumah tangga.

11.  Keadaan Gizi Keluarga

a.         Pemenuhan gizi: Pemenuhan gizi keluarga terpenuhi.

12.  Harapan Keluarga

a.          Terhadap masalah kesehatannya : Keluarga berharap agar tetap sehat.

b.         Terhadap petugas kesehatan yang ada: Dengan adanya petugas kesehatan yang

datang ke rumahnya menurutnya mengharapkan supaya petugas kesehatan bisa

memberikan pengetahuan kepada masyarakat dengan penyuluhan-penyuluhan

seperti saat ini diharapkan dapat membantu dirinya mempersiapkan bagaimana

sebenarnya kesehatan dalam rumah tangga yang baru dibangunnya.

13.  Pemeriksaan fisik

No VariabelNama Anggota Keluarga

Tn. Y Ny. F An. R

1 Riwayat penyakit saat ini - - -

2 Keluhan yang dirasakan - - Anak sulit

makan, anak

lebih suka

makan snack

disbanding

makan nasi

3 Tanda dan gejala

Berat badan

anak turun 1 kg

dari berat

badan

sebelumnya

4Riwayat penyakit

sebelumnya

Klien sering

memaksakan untuk

BAB

Anak lebih

sering demam,

perut kembung

dan sakit perut

5 Tanda-tanda vital

TD = 120/80

mmHg

S = 36,5oC

RR = 24 x/menit

N = 80 x/menit

TD = 120/80

mmHg

S = 36,5oC

RR = 20

x/menit

N = 77 x/menit

S = 36,5oC

6 Sistem kardiovaskuler

Letak normal ics 2

dan 3 – 5dan 6

Ictus cordis normal

yaitu ics 5 dan 6

Irama teratur, suara

tambahan tidak ada

Letak normal

ics 2 dan 3 –

5dan 6

Ictus cordis

normal yaitu

ics 5 dan 6

Irama teratur,

sura tambahan

tidak ada

7 Sistem respirasi Saat bernafas tidak

menggunakan otot

bantuan pernafasan.

Tidak ada bengkak,

lesi (-)

Saat bernafas

tidak

menggunakan

otot bantuan

pernafasan.

Saat bernafas

tidak

menggunakan

otot bantuan

pernafasan.

Tidak ada

penimbunan cairan

Bunyi nafas

vesikuler

Tidak ada

bengkak, lesi

(-)

Tidak ada

penimbunan

cairan

Bunyi nafas

vesikuler

Tidak ada

bengkak, lesi

(-)

Tidak ada

penimbunan

cairan

Bunyi nafas

vesikuler

8 Sistem GI tract

Simetris, warna

normal, asites (-)

Tidak ada nyeri

tekan, tidak ada

benjolan

Bising usus (+)

Organ pada

abdomen normal

Simetris, warna

normal, asites

(-)

Tidak ada nyeri

tekan, tidak ada

benjolan

Bising usus (+)

Organ pada

abdomen

normal

Simetris, warna

normal, asites

(-)

Tidak ada nyeri

tekan, tidak ada

benjolan

Bising usus (+)

Organ pada

abdomen

normal

9 Sistem musculoskeletal

Berfungsi dengan

baik

Reflek patella (+)

Berfungsi

dengan baik

Reflek patella

(+)

Berfungsi

dengan baik

Reflek patella

(+)

10 Sistem genetalia - - -

ANALISA DATA

DataKemungkinan

PenyebabMasalah / Diagnosis

DS:

s-Keluarga

mengatakan tidak

tahu penyebab An.

R susah untuk

-Gangguan

pemenuhan nutrisi

pada An. R keluarga

Tn. Y

-Gangguan pemenuhan nutrisi

pada Tn. Y khususnya An. R

b/d ketidakmampuan keluarga

mengenal masalah

makan

-Keluarga

mengatakan berat

badan An. R

menurun

-Keluarga

mengatakan takut

hal itu dapat

menganggu

pertumbuhan dan

perkembangan An.

R

-Keluarga

mengatakan An. R

hanya

menghabiskan nasi

½ porsi

DO:

-BB An. R turun

menjadi 11 kg

-Anak tampak

rewel beberapa

bulan ini

-Makan An. R

sangat sedikit

DS:

-Ny. F mengatakan

takut hal ini akan

menyebabkan

pertumbuhan An. R

terganggu

-Ansietas/cemas

tingkat sedang pada

An. R keluarga Tn.

Y

-Ansietas/cemas tingkat

sedang pada Tn. Y khususnya

Ny. F b/d ketidakmampuan

keluarga mengenal masalah

-Ny. F mengatakan

berat badan An. R

turun

-Ny. F mengatakan

tidak tahu mengapa

An. R pada saat

sekarang susah

untuk makan

DO:

-BB An. R adalah

11 kg

- An.R tampak

rewel

SKORING

Ansietas/cemas tingkat sedang pada keluarga pada keluarga Tn. Y khususnya pada Ny. F b/d

ketidak mampuan keluarga mengenal masalah

Kriteria Bobot Pembenaran

Sifat masalah

o   Ancaman

2/3 x 1= 2/3

Kemungkinan masalah dapa

diubah

o   Mudah

2/2 x 2= 2

Potensial masalah dapat 3/3 x 1 = 1

dicegah

o   Tinggi

Munculnya masalah

o   Segera ditangani

2/2 x 3 = 3

JUMLAH 5 2/3

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan

Kriteria Hasil

Intervensi Rasional

1 Gangguan pemenuhan

nutrisi pada keluarga Tn.

Y khususnya An. R b/d

ketidakmampuan keluarga

mengenal masalah

Kebutuhan

nutrisi

terpenuhi,

setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 3x24

jam dengan

KH:

-Menyebutkan

pengertian

kebutuhan

nutrisi

-Menyebutkan

penyebab

gangguan

kebutuhan

nutrisi

1. Mengenalkan

pengetahuan

keluarga tentang

kebutuhan nutrisi

2. Berikan

reinformcement(+)

3. Diskusikan

kepada keluarga

pengertian

kebutuhan nutrisi

Kebutuhan

nutrisi adalah

proses

pemasukan dan

pengolahan zat

makanan oleh

tubuh yang

bertujuan

menghasilkan

energy dan

digunakan

dalam aktivitas

tubuh

DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2011. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi.

Jakarta: Salemba Medika

Setiawati, Satun, dkk. 2008. Penutun Praktis Asuhan Keperawatan Keluaraga. Jakarta:

Trans Info Media

Makalah

Keperawatan Keluarga

(Tahap Perkembangan Pasangan Menanti Kelahiran Anak Pertama)

Mega Septiana Putri

Adi Wicaksono

Afna Nur Hikmah

Ayu Rahmawati Utami

Gesit Pribadi

Mukhlis Amrulloh

Eza Kemal.F

Tri Ardi Yudiawan

Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Fakultas Ilmu Kesehatan

Keperawatan S1