37
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH DENGAN VERTIGO LAPORAN PENDAHULUAN 1. Anatomi dan Fisiologi Alat vestibuler (alat keseimbangan) terletak di telinga dalam (labirin), terlindung oleh tulang yang paling keras yang dimiliki oleh tubuh. Labirin secara umum adalah telinga dalam, tetapi secara khusus dapat diartikan sebagai alat keseimbangan. Labirin terdiri atas labirin tulang dan labirin membrane, antara labirin membrane dan labirin tulang terdapat perlimfe sedang endolimfe terdapat labirin membrane. Setiap labirin terdiri dari 3 kanalis semi-sirkularis (kss), yaitu kanalis semi-sirkularis horizontal (lateral), kanalis semi-sirkularis anterior (superior) dan kanalis semi-sirkularis posterior (inferior). Selain 3 kanalis ini terdapat pula urtikulus dan sakulus. 2.1. Definisi Vertigo dapat digolongkan sebagai salah satu bentuk gangguan keseimbangan atau gangguan orientasi di ruangan. Banyak system atau organ tubuh yang ikut terlibat dalam mengatur dan mempertahankan keseimbangan tubuh kita. Keseimbangan diatur oleh intergritasi berbagai sistem diantaranya

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH DENGAN VERTIGO … · ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH DENGAN VERTIGO LAPORAN PENDAHULUAN 1. Anatomi dan Fisiologi Alat vestibuler (alat keseimbangan)

  • Upload
    others

  • View
    29

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH DENGAN VERTIGO

    LAPORAN PENDAHULUAN

    1. Anatomi dan Fisiologi

    Alat vestibuler (alat keseimbangan) terletak di telinga dalam (labirin),

    terlindung oleh tulang yang paling keras yang dimiliki oleh tubuh. Labirin secara

    umum adalah telinga dalam, tetapi secara khusus dapat diartikan sebagai alat

    keseimbangan. Labirin terdiri atas labirin tulang dan labirin membrane, antara

    labirin membrane dan labirin tulang terdapat perlimfe sedang endolimfe terdapat

    labirin membrane. Setiap labirin terdiri dari 3 kanalis semi-sirkularis (kss), yaitu

    kanalis semi-sirkularis horizontal (lateral), kanalis semi-sirkularis anterior

    (superior) dan kanalis semi-sirkularis posterior (inferior). Selain 3 kanalis ini

    terdapat pula urtikulus dan sakulus.

    2.1. Definisi

    Vertigo dapat digolongkan sebagai salah satu bentuk gangguan

    keseimbangan atau gangguan orientasi di ruangan. Banyak system atau organ

    tubuh yang ikut terlibat dalam mengatur dan mempertahankan keseimbangan

    tubuh kita. Keseimbangan diatur oleh intergritasi berbagai sistem diantaranya

  • sistem vestibular, sistem visual dan sistem somato sensorik (propioseptik).

    Untuk mempetahankan keseimbangan diruangan, makasedikitnya 2 dari 3

    sistem tersebut daiatas harus difungsikan dengan baik. Pada vertigo, penderita

    merasa atau melihat lingkunganya bergerak atau dirinya bergerak terhadap

    lingkungannya. Gerakan yang dialami biasanya berputar namun kadang

    berbentuk linier seperti mau jatuh atau rasa ditarik menjahui bidang vertikal.

    Pada penderita vertigo kadang-kadang dapat kita saksikan adanya nistagmus.

    Nistagmus yaitu gerakan ritmik yang involunter dari pada bolamata.

    Vertigo adalah salah bentuk gangguan keseimbangan pada telinga bagian

    dalam sehingga menyebabkan penderita merasa pusing dalam artian keadaan

    atau ruang di sekililingya menjadi serasa berputar ataupun melayang. Vertigo

    menunjukkan ketidakseimbangan dalam tonus vestibular. Hal ini dapat terjadi

    akibat hilangnya masukan perifer yang disebabkan oleh kerusakan pada labirin

    dan saraf vestibular atau juga dapat disebabkan oleh kerusakan unilateral dari

    sel inti vestibular atau aktivitas vestibulocerebellar.

    Vertigo adalah sensasi berputar atau pusing yang merupakan suatu

    gejala, penderita merasakan benda-benda disekitanrnya bergerak gerak memutar

    atau bergerak naik turun karena gangguan pada sistem keseimbanagan. (Arsyad

    Soepardi efiaty dan Nurbaiti, 2012)

    2.2. Etiologi

    Vertigo merupakan suatu gejala, penyebabnya antara lain akibat kecelakaan,

    stres, gangguan pada telinga bagian dalam, obat-obatan, terlalu sedikit atau

    banyak aliran darah ke otak, dan lain-lain. Tubuh merasakan posisi dan

    mengendalikan keseimbangan melalui organ keseimbangan yang terdapat di

    telinga bagian dalam. Organ ini memiliki saraf yang berhubungan dengan area

    tertentu di otak. Vertigo bisa disebabkan oleh kelainan di dalam telinga, di dalam

    saraf yang menghubungkan telinga dengan otak dan di dalam otaknya sendiri.

    2.3. Klasifikasi Vertigo

    Vertigo di klasifikasikan menjadi dua kategori berdasarkan saluran

    vestibular yang mengalami kerusakan, yaitu vertigo periferal dan vertigo sentral.

  • Saluran vestibular adalah salah satu organ bagian dalam telinga yang senantiasa

    mengirimkan informasi tentang posisi tubuh ke otak untuk menjaga

    keseimbangan. Vertigo periferal terjadi jika terdapat gangguan di saluran yang

    disebut kanalis semisirkularis, yaitu telinga bagian tengah yang bertugas

    mengontrol keseimbangan.

    a. Vertigo Sentral

    Vertigo sentral terjadi jika ada sesuatu yang tidak normal di dalam otak,

    khususnya di bagian saraf keseimbangan, yaitu daerah percabangan otak dan

    serebelum (otak kecil)

    Gejala vertigo sentral biasanya terjadi secara bertahap, penderita akan

    mengalami hal-hal seperti:

    1. Penglihatan ganda

    2. Sukar menelan

    3. Kelumpuhan otot-otot wajah

    4. Sakit kepala yang parah

    5. Kesadaran terganggu

    6. Tidak mampu berkata-kata

    7. Hilangnya koordinasi

    8. Mual dan muntah-muntah

    9. Tubuh terasa lemah

    Gangguan kesehatan yang berhubungan dengan vertigo sentral

    termasuk antara lain stroke, multiple sklerosis (gangguan tulang

    belakang dan otak), tumor, trauma, di bagian kepal, migren, infeksi,

    kondisi peradangan, neurodegenerative illnesses (penyakit akibat

    kemunduran fungsi saraf) yang menimbulkan dampak pada otak kecil.

    Penyebab dan Gejala keluhan vertigo biasanya datang mendadak, diikuti

    gejala klinis tidak nyaman seperti banyak berkeringat, mual, dan muntah.

    Faktor penyebab vertigo adalah sistemik, neurologik, ophtalmologik,

    otolaringologi, psikogenik, dapat disingkat SNOOP. Vertigo Non

    Vestibuler: akibat kelainan sistem somatosensorik dan visual

  • b. Vertigo Perifer

    Vertigo perifer terjadi jika terdapat gangguan di saluran yang disebut kanalis

    semisirkularis, yaitu telinga bagian tengah yang bertugas mengontrol

    keseimbangan.

    Vertigo jenis ini biasanya diikuti gejala gejala seperti:

    1. Pandangan gelap

    2. Rasa lelah dan stamina menurun

    3. Jantung berdebar

    4. Hilang keseimbangan

    5. Tidak mampu berkonsentrasi

    6. Perasaan seperti mabuk

    7. Otot terasa sakit

    8. Mual dan muntah-muntah

    9. Memori dan daya pikir menurun

    10. Sensitif pada cahaya terang dan suara

    11. Berkeringat

    Gangguan kesehatan yang berhubungan dengan vertigo periferal

    antara lain penyakit-penyakit seperti Benign Parozysmal Positional

    Vertigo atau BPPV (gangguan keseimbangan karena ada perubahan

    posisi kepala), meniere’s disease (gangguan keseimbangan yang sering

    kali menyebabkan hilang pendengaran), vestibular neuritis (peradangan

    pada sel-sel saraf keseimbangan) dan labyrinthitis (radang di bagian

    dalam pendengaran)

    2.4. Manifestasi klinik

    Manifestasi klinis pada klien dengan vertigo yaitu perasan berputar yang

    kadang-kadang disertai gejala sehubungan dengan reak dan lembab yaitu mual,

    muntah, rasa kepala berat, nafsu makan turun, lelah, lidah pucat dengan selaput

    putih lengket, nadi lemah, nyeri kepala, penglihatan kabur, tinitus, mulut pahit,

    mata merah, mudah tersinggung, gelisah, lidah merah dengan selaput tipis.

    Pasien vertigo akan mengeluh jika posisi kepala berubah pada suatu

    keadaan tertentu. Pasien akan merasa berputar atau merasa sekelilingnya

  • berputar jika akan ke tempat tidur, berguling dari satu sisi ke sisi lainnya, bangkit

    dari tempat tidur di pagi hari, mencapai sesuatu yang tinggi atau jika kepala

    digerakkan ke belakang. Biasanya vertigo hanya berlangsung 5-10 detik.

    Kadang-kadang disertai rasa mual dan seringkali pasien merasa cemas.

    Penderita biasanya dapat mengenali keadaan ini dan berusaha menghindarinya

    dengan tidak melakukan gerakan yang dapat menimbulkan vertigo. Vertigo

    tidak akan terjadi jika kepala tegak lurus atau berputar secara aksial tanpa

    ekstensi, pada hamper sebagian besar paisen, vertigo akan berkurang dan

    akhirnya berhenti secara spontan dalam beberapa hari atau beberapa bualan,

    tetapi kadang-kadang dapat juga sampai beberapa tahun.

    Pada anamnesis, pasien mengeluhkan kepala terasa pusing berputar pada

    perubahan posisi kepala dengan posisi tertentu. Secara klinis vertigo terjadi pada

    perubahan posisi kepala dan akan berkurang serta akhirnya berhenti secara

    spontan setelah beberapa waktu. Pada pemeriksaan THT secara umum tidak

    didapatkan kelainan berarti, dan pada uji kalori tidak ada paresis kanal.

    Uji posisi dapat membantu mendiagnosis vertigo, yang paling baik adalah

    dengan melakukan maneuver Hallpike: penderita duduk tegak, kepalanya

    dipegang pada kedua sisi oleh pemeriksa, lalu kepala dijatuhkan mendadak

    sambil menengok ke satu sisi. Pada tes ini akan didapatkan nistagmus posisi

    dengan gejala:

    1. Penderita vertigo akan merasakan sensasi gerakan seperti berputar, baik

    dirinya sendiri atau lingkungan

    2. Merasakan mual yang luar biasa

    3. Sering muntah sebagai akibat dari rasa mual

    4. Gerakan mata yang abnormal

    5. Tiba-tiba muncul keringat dingin

    6. Telinga sering terasa berdenging

    7. Mengalami kesulitan bicara

    8. Mengalami kesulitan berjalan karena merasakan sensasi gerakan

    berputar

    9. Pada keadaan tertentu, penderita juga bisa mengalami gangguan

    penglihatan

  • 2.5. Pemeriksaan Penunjang

    1. Pemeriksaan CT-scan atau MRI kepala dapat menunjukkan kelainan tulang

    atau tumor yang menekan saraf. Jika diduga infeksi maka bisa diambil

    contoh cairan dari telinga atau sinus atau dari tulang belakang.

    2. Pemeriksaan angiogram, dilakukan karena diduga terjadi penurunan aliran

    darah ke otak. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat adanya sumbatan

    pada pembuluh darah yang menuju ke otak.

    3. Pemeriksaan khusus : ENG, Audiometri dan BAEP, psikiatrik.

    4. Pemeriksaan tambahan : EEG, EMG, EKG, laboratorium, radiologik.

    5. Pemeriksaan fisik : mata, alat keseimbangan tubuh, neurologik, otologik,

    pemeriksaan fisik umum.

    2.6. Penatalaksanaan

    1. Penatalaksanaan Medis

    Beberapa terapi yang dapat diberikan adalah terapi dengan obat-obatan

    seperti:

    a) Anti kolinergik

    - Sulfas atropine : 0,4 mg/im

    - Scopolamine : 0,6 mg IV bisa diulang tiap 3 jam

    b) Simpatomimetika

    - Epidame 1,5 mg IV bisa di ulang tiap 30 menit

    c) Menghambat aktivitas nukleus vestibuler

    - Golongan antihistamin

    Golongan ini, yang menghambat aktivitas nukleus vestibuler adalah

    :

    1) Diphenhidramin: 1,5 mg/im/oral bisa diulang tiap 2 jam

    2) Dimenhidrinat: 50-100 mg/ 6 jam

    2.7. Pencegahan

    Berbagai jenis gejala vertigo bisa hilang sendiri. Banyak orang yang

    menganggap bahwa ini adalah gangguan normal pada semua orang dan bisa

    sembuh tanpa perawatan. Tapi beberapa orang juga bisa mengalami kondisi yang

  • lebih parah. Jadi perawatan untuk vertigo tetap dibutuhkan. Selain itu upaya untuk

    mencegah vertigo lebih baik dilakukan sebelum gejala penyakit ini menjadi lebih

    parah.

    Berikut ini adalah beberapa macam tindakan pencegahan untuk vertigo:

    1. Menerapkan gaya hidup sehat. Gaya hidup sehat dengan konsumsi makanan

    seimbang nutrisi dan olahraga ringan bisa menjadi pencegahan untuk vertigo.

    Anda bisa mengurangi konsumsi makanan cepat saji, dan selalu menerapkan

    latihan ringan. Tidak hanya untuk pencegahan penyakit vertigo,

    menerapkan gaya hidup sehat juga baik bagi kesehatan tubuh. Salah satunya

    gaya hidup sehat awet muda.

    2. Mengurangi semua faktor resiko seperti mencegah stroke, kolesterol tinggi,

    kadar gula tinggi dan berat badan berlebih. Kondisi ini diperlukan untuk tetap

    mempertahankan kondisi kesehatan dalam tahap yang stabil dan baik. Resiko

    vertigo selalu lebih tinggi pada orang yang beresiko menderita stroke.

    3. Penderita vertigo bisa mengendalikan gangguan ini dengan menjalani

    perawatan sesuai dengan penyebabnya. Jika penyebabnya infeksi telinga maka

    harus melakukan perawatan untuk mengatasi masalah infeksi pada telinga.

    4. Konsumsi berbagai jenis buah-buahan yang mengandung banyak air seperti

    buah pir, apel, belimbing dan jenis buah lain. Selain itu asupan sayuran hijau

    juga sangat baik untuk mencegah vertigo.

    5. Mengendalikan diri agar kondisi pikiran dan perasaan tidak terlalu tertekan

    sehingga terhindar dari stres.

    2.8. Komplikasi

    1. Cidera fisik

    http://halosehat.com/gaya-hidup/gaya-hidup-sehat/20-gaya-hidup-sehat-untuk-awet-muda-bebas-dari-penyakit

  • Pasien dengan vertigo ditandai dengan kehilangan keseimbangan akibat

    teganggunya saraf VIII (Vestibularis), sehingga pasien tidak mampu

    mempertahankan diri untuk tetap berdiri dan berjalan

    2. Kelemahan otot

    Pasien yang mengalami vertigo seringkali tidak melakukan aktivitas. Mereka

    lebih sering untuk berbaring atau tiduran, sehingga berbaring yang terlalu lama

    dan gerak yang terbatas dapat menyebabkan kelemahan otot.

    ASUHAN KEPERAWATAN VERTIGO

    I. Pengkajian

    A. Anamnesis

    1. Identitas klien

    Nama, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, umur, pekerjaan, alamat,

    agama, suku, bangsa, pendidikan terakhir, status perkawinan, diagnose

    medis, tgl MRS

    2. Keluhan utama

    Pada pasien vertigo biasanya yang dikeluhkan adalah pusing berputar,

    mual, muntah

    3. Riwayat penyakit sekarang

    Pertama-tama ditanyakan bentuk vertigonya : melayang, goyang,

    berputar tujuh keliling, rasa naik perahu dan sebagainya. Perlu diketahui

    juga keadaan yang memprovokasi timbulnya vertigo: perubahan posisi

    kepala dan tubuh, keletihan, ketegangan. Profil waktu: apakah timbulnya

    akut atau perlahan-lahan, hilang timbul, paroksimal, kronik, progresif

    atau membaik. Beberapa penyakit tertentu mempunyai profil waktu yang

    karakteristik. Apakah juga ada gangguan pendengaran yang biasnya

    menyertai/ditemukan pada lesi alat vestibuler atau nervus vestibuler.

    4. Riwayat penyakit dahulu

    Penggunaan obat-obatan seperti sterptomisin, kanamisin, salisilat,

    antimalaria dan lain-lain yang diketahui ototoksik/vestibulotoksik dan

    adanya penyakit sistemik seperti anemia, penyakit jantung, hipertensi,

  • hipotensi, penyakit paru juga perlu ditanyakan juga kemungkinan trauma

    akustik.

    B. Pemeriksaan Fisik

    1. B1 Breathing (Sistem Pernafasan)

    Bentuk dada : normal

    Pola nafas : normal

    Suara nafas : normal

    Retraksi otot bantu napas : tidak ada

    Alat bantu pernapasan : tidak ada

    2. B2 Blood (Sistem Kardiovaskuler)

    Irama jantung : regular, s1 s2 tunggal

    Akral : hangat

    Tekanan darah : hipotensi

    3. B3 Brain (Sistem Persyarafan)

    Tinitus, penurunan pendengaran, vertigo

    4. B4 Bladder (Sistem Perkemihan)

    Normal

    5. B5 Bowell (Sistem Pencernaan)

    Asupan nutrisi : terganggu akibat mual, muntah dan anoreksia

    6. B6 Bone (Sistem Integumen dan Muskuloskeletal)

    Turgor kulit : menurun

    Mobilitas fisik : lemah, malaise

    C. Dignosa Keperawat

    1. Resiko cedera berhubungan dengan kerusakan keseimbangan (N.VIII)

    2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan tirah baring

    3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan

    Tidak adekuatnya intake makanan

    4. Gangguan presepsi pendengaran berhubungan dengan tinitus

    5. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan metode koping tidak

    adekuat

    6. Gangguan rasa nyaman (nyeri akut) berhubungan dengan Agen cedera

    biologi.

  • D. Intervensi Keperawatan

    No. Diagnose Noc Nic Rasional

    1. Resiko cedera

    berhubungan

    dengan kerusakan

    keseimbangan

    (N.VIII)

    Setelah dilakukan

    tindakan keperawatan

    selama 1x24 jam

    diharapkan Resiko

    cedera dapat teratasi

    dengan kriteria hasil

    1. Mampu

    mengembangk

    an strategi

    pengendalian

    risiko yang

    efektif

    2. Mampu

    menerapkan

    strategi

    pengendalian

    risiko pilihan

    1. Pencegahan

    Jatuh

    a. Identifikasi

    faktor

    lingkungan

    yang

    memungki

    nkan risiko

    jatuh

    (misalnya

    lantai licin,

    karpet yang

    sobek, anak

    tanggan

    tanpa pagar

    pengaman,

    jendela,

    dan kolam

    renang)

    2. Identifikasi

    Risiko

    a. Identifikasi

    faktor yang

    mempengar

    uhi

    1. Mempraktikk

    an tindakan

    kewaspadaan

    khusus

    bersama

    pasien yang

    berisiko

    terhadap

    cedera akibat

    terjatuh

    (CATATAN:

    jika pasien

    membutuhkan

    Pencegahan

    Jatuh,

    gunakan

    diagnosis

    keperawatan

    Risiko Jatuh)

    2. Menganalisis

    faktor risiko

    potensial,

    menentukan

    risiko

    kesehatan, dan

  • kebutuhan

    keamanan,

    misalnya

    perubahan

    status

    mental,

    derajat

    keracunan,

    keletihan,

    usia

    kematanga

    n,

    pengobatan

    , dan defisit

    motorik

    atau

    sensorik

    (misalnya

    berjalan

    b. dan

    keseimban

    gan)

    3. Edukasi

    Kesehatan

    a. Berikan

    materi

    edukasi

    yang

    berhubunga

    n dengan

    strategi dan

    memprioritask

    an strategi

    penurunan

    risiko individu

    atau kelompok

    3. Mengembang

    kan dan

    memberikan

    bimbingan

    dan

    pengalaman

    belajar untuk

    memfasilitasi

    adaptasi

    secara sadar

    perilaku yang

    kondusif

    untuk

    kesehatan

    individu,

    keluarga,

    kelompok,

    dan komunitas

  • tindakan

    untuk

    mencegah

    cedera

    2. Intoleransi aktivitas

    berhubungan

    dengan tirah baring

    Setelah dilakukan

    tindakan keperawatan

    selama 1x24 jam

    diharapkan Mampu

    menoleransi aktivitas

    yang biasa dilakukan

    dengan kriteria hasil:

    1. Penghematan

    energi

    2. Kebugaran

    fisik

    3. Perawatan-

    Diri: aktivitas

    kehidupan

    sehari-hari

    (AKSI)

    1. Terapi

    Aktivitas

    a. Evaluasi

    motivasi

    dan

    keinginan

    pasien

    untuk

    meningkatk

    an aktivitas

    2. Manajemen

    Energi

    a. Tentukan

    penyebab

    kelitahan

    (misalnya

    perawatan,

    nyeri dan

    1. Memberi

    anjuran

    tentang dan

    bantuan dalam

    aktivitas fisik,

    frekuensi, atau

    durasi

    aktivitas

    individu (atau

    kelompok)

    2. Mengatur

    penggunaan

    energi untuk

    mengatasi

    atau

    mencegah

    kelelahan dan

  • pengobatan

    )

    b. Pantau dan

    dokumenta

    sikan pola

    tidur pasien

    dan

    lamanya

    waktu tidur

    dalam jam

    3. Terapi Latihan

    Fisik:

    Mobilitas

    Sendi

    a. Bantu

    pasien

    untuk

    mengubah

    posisi

    secara

    berkala,

    bersandar,

    duduk,

    berdiri, dan

    ambulasi

    sesuai

    toleransi

    4. Bantu

    Perawatan-

    Diri: AKSI

    mengoptimalk

    an fungsi

    3. Menggunakan

    gerakan tubuh

    aktif atau pasif

    untuk

    mempertahan

    kan atau

    memperbaiki

    fleksibilitas

    sendi

    4. Membantu

    dan

    mengarahkan

    individu untuk

    melalukan

    aktivitas

    kehidupan

    sehari-hari

    instrumental

    (AKSI) yang

    diperlukan

    untuk

    berfungsi

    dirumah atau

    dikomunitas.

  • a. Kaji tingkat

    kemampua

    n pasien

    untuk

    berpindah

    dari tempat

    tidur,

    berdiri,

    ambulasi,

    dan

    melakukan

    AKS dan

    AKSI

    3. Ketidakseimban

    gan nutrisi

    kurang dari

    kebutuhan

    tubuh

    berhubungan

    dengan Tidak

    adekuatnya

    intake makanan

    Setelah dilakukan

    tindakan keperawatan

    selama 1x24 jam

    diharapkan pasien

    tidak mual dan muntah

    dengan kriteria hasil :

    1. Mampu

    enoleransi diet

    yang

    dianjurkan

    2. Dapat

    melaporkan

    tingkat energy

    yang adekuat

    1. Manajemen

    Nutrisi

    a. Tentukan

    kemampua

    n pasien

    untuk

    memenuhi

    kebutuhan

    nutrisi

    b. Berikan

    informasi

    yang tepat

    tentang

    kebutuhan

    nutrisi dan

    bagaimana

    memenuhin

    ya

    1. Membantu

    atau

    menyediakan

    asupan

    makanan dan

    cairan diet

    seimbang

    2. Pemberian

    makanan dan

    cairan untuk

    mendukung

    proses

    metabolic

    pasien yang

    malnutrisi

    atau berisiko

    tinggi

  • 2. Terapi Nutrisi

    a. Buat

    perencanaa

    n makan

    dengan

    pasien yang

    masuk

    dalam

    jadwal

    makan,

    lingkungan

    makan,

    kesukaan

    dan

    ketidaksuk

    aan pasien,

    serta suhu

    makanan

    b. Tawarkan

    makanan

    porsi besar

    di siang

    hari ketika

    nafsu

    makan

    tinggi

    3. Pemantauan

    Nutrisi

    a. Pantau nilai

    laboratoriu

    m,

    terhadap

    malnutrisi

    3. Mengumpulka

    n dan

    menganalasis

    data pasien

    untukmencega

    h dan

    meminimalka

    n kurang gizi

  • khususnya

    transferin,

    albumin,

    dan

    elektrolit

    4. Gangguan presepsi

    pendengaran

    berhubungan

    dengan tinitus

    Setelah dilakukan

    tindakan keperawatan

    selama 1x24 jam

    diharapkan

    pendengaran dapat

    normal kembali

    dengan kriteria hasil :

    1. Berinteraksi

    secara sesuai

    dengan orang

    lain dan

    lingkungan

    2. Menginterpret

    asikan gagasan

    yang

    dikomunikasia

    n oleh orang

    lain secara

    benar

    1. Stimulasi

    Kognitif

    a. Tingkatkan

    jumlah

    stimulus

    untuk

    mencapai

    input

    sensori

    yang sesuai

    (misalnya,

    peningkata

    n interaksi

    sosial;

    jadwal

    kontak; dan

    sediakan

    radio,

    telivisi, dan

    jam dinding

    dengan

    angka-

    angka yang

    besar)

    1. Meningkatkan

    kesadaran dan

    pemahaman

    terhadap

    sekitar

    melalui

    penggunaan

    stimulus

    terencana

    2. Membantu

    pembelajaran

    dan

    penerimaan

    metode

    alternatif

    untuk

    menjalani

    hidup dengan

    penurunan

    fungsi

    pendengaran

  • 2. Peningkatan

    Komunikasi:

    Defisit

    Pendengaran

    a. Beri satu

    arahan

    yang

    sederhana

    dalam satu

    waktu

    b. Tinggikan

    volume

    suara jika

    diperlukan

    c. Hindari

    berteriak

    pada pasien

    yang

    mengalami

    gangguan

    komunikasi

    5. Koping individu

    tidak efektif

    berhubungan

    dengan metode

    koping tidak

    adekuat

    Setelah dilakukan

    tindakan keperawatan

    selama 1x24 jam

    diharapkan pasien

    dapat menunjukkan

    koping yang efektif

    dengan kriteria hasil :

    1. Mengidentifik

    asi pola koping

    yang efektif

    1. Peingkatan

    Koping

    a. Berikan

    informasi

    yang

    faktual

    terkait

    dengan

    diagnosis,

    1. Membantu

    pasien untuk

    beradaptasi

    dengan

    presepsi

    stresor,

    perubahan,

    atau

    ancamanyang

    menganggu

  • dan tidak

    efektif

    2. Mencari

    informasi

    terkait dengan

    penyakit dan

    pengobatan

    3. Mengidentifik

    asi berbagai

    strategi koping

    4. Menggunakan

    strategi koping

    yang paling

    efektif

    terapi, dan

    prognosis

    b. Anjurkan

    pasien

    untuk

    menggunak

    an teknik

    relaksasi,

    jika perlu

    c. Ajarkan

    strategi

    penyelesaia

    n masalah

    d. Berikan

    informasi

    mengenai

    sumber-

    sumber di

    komunitas

    pemenuhan

    tuntutan dan

    peran hidup

    6. Gangguan rasa

    nyaman (nyeri akut)

    berhubungan

    dengan Agen cedera

    biologi

    Setelah dilakukan

    tindakan keperawatan

    selama 1x24 jam

    diharapkan nyeri dapat

    diminimalkan kembali

    dengan kriteria hasil:

    1. Mampu

    mengeskpresik

    an nyeri pada

    wajah

    2. Mampu

    mempertahank

    1. Manajemen

    Nyeri

    a. Lakukan

    pengkajian

    nyeri yang

    komprehen

    sif meliputi

    lokasi,

    karakteristi

    k, awitan

    dan durasi,

    frekuensi,

    kualitas,

    intensitas

    atau

    keparahan

    nyeri, dan

    1. Meringankan

    atau

    mengurangi

    nyeri sampai

    pada tingkat

    kenyamanan

    yang dapat

    diterima oleh

    pasien

    2. Menggunakan

    agens-agens

    farmakologi

  • an tingkat

    nyeri pada

    skala 0-10 atau

    kurang

    3. Mampu

    melaporkan

    nyeri kepada

    penyedia

    layanan

    kesehatan

    faktor

    presipitasin

    ya

    b. Berikan

    informasi

    tentang

    nyeri

    seperti

    penyebab

    nyeri,

    berapa

    lama akan

    berlangsun

    g, dan

    antisipasi

    ketidaknya

    manan

    akibat

    prosedur

    c. Gunakan

    tindakan

    pengendali

    an nyeri

    sebelum

    nyeri

    menjadi

    berat

    d. Bantu

    pasien

    mengidenti

    fikasi

    tindakan

    kenyamana

    n yang

    efektif di

    masa lalu

    seperti,

    distraksi,

    relaksasi,

    atau

    kompres

    untuk

    mengurangi

    atau

    menghilangka

    n nyeri

  • hangat/ding

    in

    2. Pemberian

    Analgesik

    a. Sesuaikan

    frekuensi

    dosis sesuai

    indikasi

    melalui

    pengkajian

    nyeri dan

    efek

    samping

    ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM NEUROBEHAVIOUR

    PADA Tn.S DENGAN VERTIGO DI RUANG MAWAR I

  • RSI A.YANI

    Kasus pemicu

    Tn.S seorang pedang berusia 58 , kesehariannya bejualan sayur keliling. Tn. S

    mengeluh pusing seperti berputar-putar, tidak nafsu makan, tidak bisa tidur,

    mual dan muntah. Kurang lebih 2 minggu sebelum masuk rumah sakit pasien

    mengeluh kepala pusing, nyeri kedua pipi hingga sekitar mata, sakit bertambah

    saat pasien menunduk dan duduk, dan leher terasa cengeng/pegel-

    pegel.Kemudian dibawa ke puskesmas hasilnya tidak ada perubahan dan

    akhirnya dibawa ke RSI A.YANI melalui UGD. Pasien terpasang infus RL

    20tpm, dan dan diambil sampel darah, TD: 130/90 mmHg, S: 370 C, RR:

    24x/menit, N: 95x/menit.

    I. PENGKAJIAN

    A. Identitas

    Nama : Tn.S

    Umur : 58 tahun

    Alamat : Manyar 1/1 Surabaya

    Pekerjaan : Pedagang

    Status Perkawinan : Kawin

    Pendidikan : SD

    Agama : Islam

    Bangsa : Indonesia

    Suku : Jawa

    No. Register : 14058

    Diagnosa : Vertigo

    Tgl/Jam MRS : 20 Mei 2020/10.00 WIB

    Tgl/Jam pengkajian : 22 Mei 2020/09.30 WIB

    B. Keluhan Utama

  • Pasien mengatakan pusing seperti berputar-putar, tidak nafsu makan, tidak bisa

    tidur, mual dan muntah.

    C. Riwayat Kesehatan

    1. Riwayat Penyakit Sekarang

    Kurang lebih 2 minggu sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluh kepala

    pusing, nyeri kedua pipi hingga sekitar mata, sakit bertambah saat pasien

    menunduk dan duduk, dan leher terasa cengeng/pegel-pegel.

    Kemudian dibawa ke puskesmas hasilnya tidak ada perubahan dan akhirnya

    dibawa ke RSI A.YANI melalui UGD. Pasien terpasang infus RL 20tpm,

    dan dan diambil sampel darah, TD: 130/90 mmHg, S: 370 C, RR: 24x/menit,

    N: 95x/menit.

    2. Riwayat Penyakit Dahulu

    Sebelumnya Tn.S belum pernah mengalami penyakit ini

    3. Riwayat Penyakit Keluarga

    Di dalam keluarga Tn.S tidak ada yang memiliki penyakit yang sama seperti

    yang Tn.S derita saat ini.

    D. Pemeriksaan Fisik

    1. Keadaan Umum

    Kesadaran : Composmentis

    TD : 130/90 mmHg

    S : 370 C

    N : 95x/menit

    RR : 22x/menit

    2. B1 Breathing (Sistem Pernafasan)

    Bentuk dada : normal

    Pola nafas : normal

    Suara nafas : normal

    Retraksi otot bantu napas : tidak ada

    Alat bantu pernapasan : tidak ada

    3. B2 Blood (Sistem Kardiovaskuler)

  • Irama jantung : regular, s1 s2 tunggal

    Akral : hangat

    Tekanan darah : hipotensi

    4. B3 Brain (Sistem Persyarafan)

    Tinitus, penurunan pendengaran, vertigo

    5. B4 Bladder (Sistem Perkemihan)

    Normal

    6. B5 Bowell (Sistem Pencernaan)

    Asupan nutrisi : terganggu akibat mual, muntah dan anoreksia

    7. B6 Bone (Sistem Integumen dan Muskuloskeletal)

    Turgor kulit : menurun

    Mobilitas fisik : lemah, malaise

    E. Pemeriksaan Penunjang

    Hasil Laboratorium

    Hari/Tgl/Jam Jenis

    pemeriksaan

    Nilai Normal dan

    satuan

    Hasil Keterangan

    Senin, 22 Mei

    2020

    09.00

    GDS

    Hb

    Leukosit

    Eritrosit

    Hct

    Eosinofil

    Basofil

    Batang

    Segmen

    Limfosit

    Monosit

    Trombosit

    MCV

    MCH

    MCHC

    100 s/d 150 mg

    14-18 g/dL

    5000-10000/mm3

    4,5-5,5 juta/mm3

    40-43%

    1-3%

    0-1%

    2-6%

    50-70%

    20-40%

    2-8%

    150000-300000 mm3

    82-92 mikron 3

    27-32 piko gram

    32-37%

    127 mg

    12.8 g/dL

    6000/mm3

    4800000/mm3

    42%

    0%

    0%

    0%

    69 %

    27%

    4%

    214000 mm3

    88 mikron 3

    31 piko gram

    36%

    Normal

    Turun

    Normal

    Normal

    Normal

    Turun

    Normal

    Turun

    Normal

    Normal

    Normal

    Normal

    Normal

    Normal

    Normal

  • F. Terapi Medis

    Hari/Tgl/Jam Jenis Terapi Dosis Golongan dan

    Kandungan

    Fungsi dan

    Farmakologi

    Senin, 22 Mei

    2020

    Cairan IV:

    Infus RL

    Ranitidin

    Obat Peroral:

    - Sohobion

    - Mertigo

    20 tpm

    25 mg

    100 mg

    6 mg

    Cairan

    elektrolit

    Obat saluran

    cerna

    Vitamin B

    Antineoplastik,

    Imunosupresan

    Keseimbangan

    cairan dan

    elektrolit

    dalam tubuh

    Terapi tukak

    lambung,

    mengatasi

    mual

    Terapi

    defisiensi Vit

    B1, B6, dan

    B12

    Mengobati

    vertigo dan

    yang

    berhubungan

    dengan

    gangguan

    keseimbangan

    II. ANALISA DATA

    No. Hari/Tgl/Jam Data Fokus Problem Etiologi TTD

  • 1. Senin, 22 Mei

    2020

    09.30 WIB

    DS :

    Paseien mengatakan pusing

    berputar-putar

    P: nyeri karena vertigo

    Q: seperti ditarik-tarik

    R: kedua pipi sampai sekitar mata

    S: 9

    T: saat duduk/menduduk

    DO:

    TD:130/90 mmHg

    S: 370 C

    N: 95x/menit

    RR: 22x/menit

    Pasien tampak meringis kesakitan

    Pasien tampak resah

    Gangguan

    rasa nyaman

    (nyeri akut)

    Agen cedera

    biologi

    2. Senin, 22 Mei

    2020

    09.30 WIB

    DS:

    Pasien mengatakan nafsu makan

    berkurang, mual muntah, dan lidah

    terasa pahit serta tidak makan

    selama 3 hari dan hanya minum air

    putih.

    DO:

    A:

    BB: 64kg, TB: 163 cm, IMT:

    24,08 kg/BB

    B:

    HCT: 42%

    HB : 12,8 g/dL

    C:

    Pasien tampak mual muntah

    Turgor kurang elastis

    Resiko nutrisi

    kurang dari

    kebutuhan

    tubuh

    Tidak

    adekuatnya

    intake

    makanan

  • Pasien tampak lemas

    Konjungtiva tidak anemis

    D:

    Menghabiskan 1/4 porsi makan

    3. Senin, 22 Mei

    2020

    09.30 WIB

    DS:

    Pasien mengatakan pusing seperti

    berputar-putar dan tambah parah

    jika digunakan untuk menunduk

    dan duduk

    DO:

    TD: 130/90 mmHg

    Tidak familiar terhadap ruangan

    Tidak ada pegangan dan

    pengawasan saat menuju kamar

    mandi

    Resiko cedera Gangguan

    keseimbanga

    n (N VIII)

    III. DIAGNOSA KEPERAWATAN

    1. Gangguan rasa nyaman (nyeri akut) berhubungan dengan Agen cedera biologi

    2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

    Tidak adekuatnya intake makanan

    3. Resiko cedera berhubungan dengan Gangguan keseimbangan (N VIII)

    IV. INTERVENSI KEPERAWATAN

    No. Hari/Tgl/Jam Dignosa

    Keperawatan

    NOC NIC Rasional

    1. Senin, 22 Mei

    2020

    10.00 WIB

    Gangguan rasa

    nyaman (nyeri

    akut)

    berhubungan

    dengan Agen

    cedera biologi

    Setelah

    dilakukan

    tindakan

    keperawatan

    selama 1x24

    jam diharapkan

    masalah

    1. Manajemen

    Nyeri

    a. Lakuka

    n

    pengkaj

    ian

    nyeri

    1. Meringa

    nkan

    atau

    mengura

    ngi nyeri

    sampai

    pada

  • keperawatan

    gangguan rasa

    nyaman nyeri

    dapat

    diminimalkan

    kembali

    dengan kriteria

    hasil :

    1. Mampu

    menges

    kpresik

    an nyeri

    pada

    wajah

    2. Mampu

    mempe

    rtahank

    an

    tingkat

    nyeri

    pada

    skala 0-

    10 atau

    kurang

    3. Mampu

    melapo

    rkan

    nyeri

    kepada

    penyedi

    a

    layanan

    yang

    kompre

    hensif

    meliputi

    lokasi,

    karakter

    istik,

    awitan

    dan

    durasi,

    frekuen

    si,

    kualitas,

    intensita

    s atau

    keparah

    an

    nyeri,

    dan

    faktor

    presipit

    asinya

    b. Berikan

    informa

    si

    tentang

    nyeri

    seperti

    penyeba

    b nyeri,

    berapa

    lama

    tingkat

    kenyama

    nan yang

    dapat

    diterima

    oleh

    pasien

  • kesehat

    an

    akan

    berlangs

    ung, dan

    antisipa

    si

    ketidak

    nyaman

    an

    akibat

    prosedu

    r

    c. Gunaka

    n

    tindaka

    n

    pengend

    alian

    nyeri

    sebelum

    nyeri

    menjadi

    berat

    d. Bantu

    pasien

    mengid

    entifika

    si

    tindaka

    n

    kenyam

    anan

    yang

    2. Menggu

    nakan

    agens-

    agens

    farmakol

    ogi untuk

    mengura

    ngi atau

    menghila

  • efektif

    di masa

    lalu

    seperti,

    distraksi

    ,

    relaksas

    i, atau

    kompre

    s

    hangat/

    dingin

    2. Pemberian

    Analgesik

    a. Sesuaik

    an

    frekuen

    si dosis

    sesuai

    indikasi

    melalui

    pengkaj

    ian

    nyeri

    dan efek

    samping

    ngkan

    nyeri

    2. Senin, 22 Mei

    2020

    10.00 WIB

    Ketidakseimba

    ngan nutrisi

    kurang dari

    kebutuhan

    tubuh

    Setelah

    dilakukan

    tindakan

    keperawatan

    selama 1x24

    1. Manajemen

    Nutrisi

    a. Tentuka

    n

    kemam

    1. Memban

    tu atau

    menyedi

    akan

    asupan

  • berhubungan

    dengan Tidak

    adekuatnya

    intake

    makanan

    jam diharapkan

    pasien tidak

    mual dan

    muntah dengan

    kriteria hasil :

    1. Mampu

    enolera

    nsi diet

    yang

    dianjur

    kan

    2. Dapat

    melapo

    rkan

    tingkat

    energy

    yang

    adekuat

    puan

    pasien

    untuk

    memen

    uhi

    kebutuh

    an

    nutrisi

    b. Berikan

    informa

    si yang

    tepat

    tentang

    kebutuh

    an

    nutrisi

    dan

    bagaima

    na

    memen

    uhinya

    2. Terapi

    Nutrisi

    a. Buat

    perenca

    naan

    makan

    dengan

    pasien

    yang

    masuk

    makanan

    dan

    cairan

    diet

    seimban

    g

    2. Pemberi

    an

    makanan

    dan

    cairan

    untuk

    menduku

    ng proses

    metaboli

    c pasien

    yang

    malnutri

    si atau

    berisiko

    tinggi

    terhadap

    malnutri

    si

    3. Mengum

    pulkan

    dan

    mengana

    lasis data

    pasien

  • dalam

    jadwal

    makan,

    lingkun

    gan

    makan,

    kesukaa

    n dan

    ketidaks

    ukaan

    pasien,

    serta

    suhu

    makana

    n

    b. Tawark

    an

    makana

    n porsi

    besar di

    siang

    hari

    ketika

    nafsu

    makan

    tinggi

    3. Pemantauan

    Nutrisi

    a. Pantau

    nilai

    laborato

    untukme

    ncegah

    dan

    memini

    malkan

    kurang

    gizi

  • rium,

    khususn

    ya

    transferi

    n,

    albumin

    , dan

    elektroli

    t

    3. Senin, 22 Mei

    2020

    10.00 WIB

    Resiko cedera

    berhubungan

    dengan

    Gangguan

    keseimbangan

    (N VIII)

    Setelah

    dilakukan

    tindakan

    keperawatan

    selama 1x24

    jam diharapkan

    Resiko cedera

    dapat teratasi

    dengan kriteria

    hasil

    1. Mampu

    menge

    mbang

    kan

    strategi

    pengen

    dalian

    risiko

    yang

    efektif

    2. Mampu

    menera

    pkan

    1. Pencegahan

    Jatuh

    a. Identifi

    kasi

    faktor

    lingkun

    gan

    yang

    memun

    gkinkan

    risiko

    jatuh

    (misaln

    ya lantai

    licin,

    karpet

    yang

    sobek,

    anak

    tanggan

    tanpa

    pagar

    pengam

    1. Mempra

    ktikkan

    tindakan

    kewaspa

    daan

    khusus

    bersama

    pasien

    yang

    berisiko

    terhadap

    cedera

    akibat

    terjatuh

    (CATAT

    AN: jika

    pasien

    membut

    uhkan

    Pencega

    han

    Jatuh,

    gunakan

  • strategi

    pengen

    dalian

    risiko

    pilihan

    an,

    jendela,

    dan

    kolam

    renang)

    2. Identifikasi

    Risiko

    a. Identifi

    kasi

    faktor

    yang

    mempe

    ngaruhi

    kebutuh

    an

    keaman

    an,

    misalny

    a

    perubah

    an status

    mental,

    derajat

    keracun

    an,

    keletiha

    n, usia

    kematan

    gan,

    pengoba

    tan, dan

    diagnosi

    s

    keperaw

    atan

    Risiko

    Jatuh)

    2. Mengana

    lisis

    faktor

    risiko

    potensial

    ,

    menentu

    kan

    risiko

    kesehata

    n, dan

    memprio

    ritaskan

    strategi

    penuruna

    n risiko

    individu

    atau

    kelompo

    k

  • defisit

    motorik

    atau

    sensorik

    (misaln

    ya

    berjalan

    dan

    keseimb

    angan)

    3. Edukasi

    Kesehatan

    a. Berikan

    materi

    edukasi

    yang

    berhubu

    ngan

    dengan

    strategi

    dan

    tindaka

    n untuk

    menceg

    ah

    cedera

    3. Mengem

    bangkan

    dan

    memberi

    kan

    bimbing

    an dan

    pengala

    man

    belajar

    untuk

    memfasil

    itasi

    adaptasi

    secara

    sadar

    perilaku

    yang

    kondusif

    untuk

    kesehata

    n

    individu,

    keluarga,

    kelompo

    k, dan

  • komunit

    as

    V. IMPLEMENTASI

    No. Dx Tanggal dan Jam Implementasi TTD

    1. Senin, 22 Mei 2020

    10.30 WIB

    10.45 WIB

    10.50 WIB

    11.00 WIB

    11.05

    Melakukan pengkajian nyeri yang

    komprehensif meliputi lokasi,

    karakteristik, awitan dan durasi,

    frekuensi, kualitas, intensitas atau

    keparahan nyeri, dan faktor

    presipitasinya

    Memberikan informasi tentang

    nyeri seperti penyebab nyeri,

    berapa lama akan berlangsung,

    dan antisipasi ketidaknyamanan

    akibat prosedur

    Mengunakan tindakan

    pengendalian nyeri sebelum nyeri

    menjadi berat seperti mengnjurkan

    pasien untuk berbaring

    Membantu pasien

    mengidentifikasi tindakan

    kenyamanan yang efektif di masa

    lalu seperti, distraksi, relaksasi,

    atau kompres hangat/dingin

    Menyesuaikan frekuensi dosis

    sesuai indikasi melalui pengkajian

  • nyeri dan efek samping dengan tim

    dokter

    2. Senin, 22 Mei 2020

    11.15

    11.25

    11.35

    11.40

    11.43

    Menentukan kemampuan pasien

    untuk memenuhi kebutuhan nutrisi

    Memberikan informasi yang tepat

    tentang kebutuhan nutrisi dan

    bagaimana memenuhinya

    Membuat perencanaan makan

    dengan pasien yang masuk dalam

    jadwal makan, lingkungan makan,

    kesukaan dan ketidaksukaan

    pasien, serta suhu makanan

    Menawarkan makanan porsi besar

    di siang hari ketika nafsu makan

    tinggi

    Memantau nilai laboratorium,

    khususnya transferin, albumin,

    dan elektrolit

    3. Senin, 22 Mei 2020

    11.46

    11.50

    12.00

    Mengidentifikasi faktor

    lingkungan yang memungkinkan

    risiko jatuh (misalnya lantai licin,

    karpet yang sobek, anak tanggan

    tanpa pagar pengaman, jendela,

    dan kolam renang)

    Mengidentifikasi faktor yang

    mempengaruhi kebutuhan

    keamanan, misalnya perubahan

    status mental, derajat keracunan,

    keletihan, usia kematangan,

    pengobatan, dan defisit motorik

    atau sensorik (misalnya berjalan

    dan keseimbangan)

  • Memberikan materi edukasi yang

    berhubungan dengan strategi dan

    tindakan untuk mencegah cedera

    VI. EVALUASI

    Hari/Tgl/Jam No.

    Dx

    EVALUASI TTD

    Senin, 22 Mei

    2020

    14.00

    1. S: Pasien mengatakan masih nyeri kepala

    O: k/u lemah , TD : 130/90 mmHg, N: 95

    x/menit, S: 370 C, RR: 22 x/menit

    Pasien tampak resah , skala nyeri 7

    A: Masalah belum teratasi

    P: Intervensi dilanjutkan (1,2,3,4,5)

    Senin, 22 Mei

    2020

    14.00

    2. S: Pasien mengatakan jika makan sudah

    habis 1 porsi dan tidak mual

    O: Intake meningkat dari ¼ porsi menjadi

    1 porsi

    A: Masalah teratasi

    P: Intervensi dihentikan

    Senin, 22 Mei

    2020

    14.00

    3. S: Pasien mengatakan sudah bisa duduk

    dan menduduk dan

    O: TD : 130/90 mmHg

    N: 95 x/menit

    S: 370 C

    RR: 22 x/menit

    A: Masalah teratasi

    P: Intervensi dihentikan