10
Asuhan Persalinan K ala 1 Kala I (dimulai dari his persalinan yang pertama sampai pembukaan serviks menjadi lengkap): 1. Bantulah ibu dalam masa persalinan jika ia tampak gelisah, ketakutan dan kesakitan. Caranya dengan memberikan dukungan dan memberikan motivasi dan berikan informasi mengenai proses dan kemajuan persalinan dan dengarkan keluhan-keluhannya, kemudian cobalah untuk lebih sensitif terhadap perasaannya. 2. Jika si ibu tampak merasa kesakitan, dukungan atau asuhan yang dapat diberikan adalah dengan melakukan perubahan posisi, yaitu posisi yang sesuai dengan keinginan ibu. Namun, jika ibu ingin beristirahat di tempat tidur, dianjurkan agar posisi tidur miring ke kiri. Sarankan agar ibu berjalan, ajaklah seseorang untuk menemaninya (suami atau ibunya) untuk memijat atau mengosok punggungnya atau membasuh wajahnya di antara kontraksi. Ibu diperbolehkan untuk melakukan aktivitas sesuai menahan napasnya sebentar, kemudian dilepaskan dengan cara meniup udara keluar sewaktu terasa kontraksi. 3. Penolong tetap menjaga privasi ibu dalam persalinan dengan cara menggunakan penutup atau tirai dan tidak menghadirkan orang lain tanpa sepengetahuan atau seizin ibu. 4. Menjelaskan kemajuan persalinan dan perubahan yang terjadi secara prosedural yang akan dilaksanakan dan hasil pemeriksaan. 5. Memperbolehkan ibu untuk mandi dan membasuh sekitar kemaluannya setelah buang air besar atau air kecil.

Asuhan Persalinan Kala 1 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

s

Citation preview

Asuhan Persalinan Kala 1

Kala I (dimulai dari his persalinan yang pertama sampai pembukaan serviks menjadi lengkap):1. Bantulah ibu dalam masa persalinan jika ia tampak gelisah, ketakutan dan kesakitan. Caranya dengan memberikan dukungan dan memberikan motivasi dan berikan informasi mengenai proses dan kemajuan persalinan dan dengarkan keluhan-keluhannya, kemudian cobalah untuk lebih sensitif terhadap perasaannya.2. Jika si ibu tampak merasa kesakitan, dukungan atau asuhan yang dapat diberikan adalah dengan melakukan perubahan posisi, yaitu posisi yang sesuai dengan keinginan ibu. Namun, jika ibu ingin beristirahat di tempat tidur, dianjurkan agar posisi tidur miring ke kiri. Sarankan agar ibu berjalan, ajaklah seseorang untuk menemaninya (suamiatau ibunya) untuk memijat atau mengosok punggungnya atau membasuh wajahnya di antara kontraksi. Ibu diperbolehkan untuk melakukan aktivitas sesuai menahan napasnya sebentar, kemudian dilepaskan dengan cara meniup udara keluar sewaktu terasa kontraksi.3. Penolong tetap menjaga privasi ibu dalam persalinan dengan cara menggunakan penutup atau tirai dan tidak menghadirkan orang lain tanpa sepengetahuan atau seizin ibu.4. Menjelaskan kemajuan persalinan dan perubahan yang terjadi secara prosedural yang akan dilaksanakan dan hasil pemeriksaan.5. Memperbolehkan ibu untuk mandi dan membasuh sekitar kemaluannya setelah buang air besar atau air kecil.6. Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak mengeluarkan keringat, maka gunakan kipas angin atau AC dalam kamar atau menggunakan kipas biasa dan menganjurkan ibu untuk mandi sebelumnya.7. Untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh dan mencegah dehidrasi, berikan cukup minum.8. Sarankan ibu untuk buang air kecil sesering mungkin.9. Lakukan pemantauan tekanan darah, suhu, denyut jantung janin, kontraksi, dan pembukaan serviks. Sedangkan pemeriksaan dalam sebaiknya dilakukan selama empat jam sebelum kala I pada persalinan, dan kemudian dokumentasikan hasil temuan pada partograf.

Persiapan dalam Persalinan1. Ruang bersalin dan asuhan bayi baru lahir2. Perlengkapan dan obat esensial3. Rujukan (bila diperlukan)4. Asuhan sayang ibu dalam kala 15. Upaya pencegahan infeksi yang diperlukan

a. Asuhan Sayang Ibu Memberi dukungan emosional kepada ibu bahwa ibu harus bangga dan mensyukuri anugerah yang telah diberikan oleh Allah SWT dan optimis bahwa ibu bisa mendidik anak dengan baik. Mengatur posisi yang nyaman bagi ibu. Cukup asupan cairan dan nutrisi. Keleluasaan untuk mobilisasi, termasuk ke kamar kecil. Penerapan prinsip pencegahan infeksi yang sesuai.

Yang tidak dianjurkan Kateterisasi rutin Periksa dalam berulang kali (tanpa indikasi yang jelas) Mengharuskan ibu pada posisi tertentu dan membatasi mobilisasi (pergerakan) Memberikan informasi yang tidak akurat atau berlawanan dengan kenyatan

Perubahan PsikologisMasalah psikologis yang mungkin terjadi:a. Kecemasan menghadapi persalinanIntervensinya: kaji penyebab kecemasan, orientasikan ibu terhadap lingkungan, pantau tanda vital (tekanan darah dan nadi), ajarkan teknik-teknik relaksasi, pengaturan nafas untuk memfasilitasi rasa nyeri akibat kontraksi uterus.b. Kurang pengetahuan tentang proses persalinanIntervensinya: kaji tingkat pengetahuan, beri informasi tentang proses persalinan dan pertolongan persalinan yang akan dilakukan, informed consent.c. Kemampuan mengontrol diri menurun (pada kala I fase aktif)Intervensinya: berikan dukungan emosi dan fisik, libatkan keluarga (suami) untuk selalu mendampingi selama proses persalinan berlangsung.

Pengurangan Rasa Sakit (Pain Reliever)Berdasarkan hasil penelitian, pemberian dukungan fisik, emosional dan psikologis selama persalinan akan dapat membantu mempercepat proses persalinan dan membantu ibu memperoleh kepuasan dalam melalui proses persalinan normal. Metode mengurangi rasa nyeri yang dilakukan secara terus-menerus dalam bentuk dukungan harus dipilih yang bersifat sederhana, biaya rendah, risiko rendah, membantu kemajuan persalinan, hasil kelahiran bertambah baik dan bersifat sayang ibu.

Menurut Varney, pendekatan untuk mengurangi rasa sakit dapat dilakukan dengan cara:a. Menghadirkan seseorang yang dapat memberikan dukungan selama persalinan (suami, orang tua).b. Pengaturan posisi: duduk atau setengah duduk, posisi merangkak, berjongkok atau berdiri, berbaring miring ke kiri.c. Relaksasi dan pernafasan.d. Istirahat dan privasi.e. Penjelasan mengenai proses/kemajuan/prosedur yang akan dilakukan.f. Asuhan diri.g. Sentuhan.

Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologis ibu dan keluarga1. Mengatur posisiAnjurkan ibu untuk mengatur posisi yang nyaman selama persalinan, anjurkan suami atau pendamping untuk membantu ibu mengatur posisi. Ibu boleh berjalan, berdiri atau jongkok (membantu proses turunnya bagian terendah janin). Berbaring miring (memberi rasa santai, memberi oksigenisasi yang baik ke janin, mencegah laserasi) atau merangkak (mempercepat rotasi kepala janin, peregangan minimal pada perineum, baik pada ibu yang mengeluh sakit punggung). Posisi terlentang kurang dianjurkan karena dapat menyebabkan menurunnya sirkulasi darah dari ibu ke plasenta berdampak pada terjadinya hipoksia janin.

2. Pemberian cairan dan nutrisiBerikan ibu asupan makanan ringan dan minum air sesering mungkin agar tidak terjadi dehidrasi. Dehidrasi dapat memperlambat kontraksi/ kontraksi menjadi kurang efektif.

3. Buang Air Kecil (BAK)Anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya secara rutin setiap 2 jam sekali atau lebih sering atau jika kandung kemih penuh. Anjurkan ibu untuk berkemih di kamar mandi, jangan dilakukan kateterisasi kecuali ibu tidak dapat berkemih secara normal. Tindakan kateterisasi dapat menimbulkan rasa sakitdan menimbulkan risiko infeksi serta perlukaan pada kandung kemih. Kandung kemih yang penuh dapat menyebabkan: Memperlambat turunnya bagian terendah janin Menimbulkan rasa tidak nyaman Meningkatkan risiko perdarahan pasca persalinan akibat atonia uteri Mengganggu penatalaksanaan distosia bahu Meningkatkan risiko infeksi saluran kemih pasca persalinan

4. Buang Air Besar (BAB)Anjurkan ibu untuk BAB jika perlu. Jika ibu ingin BAB saat fase aktif harus dipastikan apakah yang dirasakan ibu bukan disebabkan oleh tekanan pada rektum, jika ibu belum siap melahirkan diperbolehkan BAB di kamar mandi. Tindakan klisma tidak dianjurkan dilakukan secara rutin karena dapat meningkatkan jumlah feses yang keluar pada kala II dan dapat meningkatkan risiko infeksi.

ASUHAN KALA II PERSALINAN

Proses-proses fisiologis terjadi sejak timbulnya gejala dan tanda kala dua, kemudian berakhir dengan lahirnya bayi. Penolong persalinan, harus memiliki kompetensi untuk memfasilitasi berbagai proses tersebut, mencegah terjadinya berbagai penyulit, mengenali gangguan atau komplikasi sejak tahap yang paling dini, dan menatalaksanai atau merujuk ibu bersalin secara optimal dan tepat waktu. Persalinan kala dua dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II juga disebut sebagai kala pengeluaran bayi.

1. Persiapan Penolong Persalinan1. Sarung tangan1. Pelindung diri1. Persiapan tempat persalinan, peralatan dan bahan 1. Penyiapan tempat dan lingkungan untuk kelahiran bayi1. Persiapan ibu dan keluarga :1. Asuhan sayang ibu 1. Membersihkan perineum 1. Mengosongkan kandung kemih 1. Amniotomi

1. Penatalaksanaan Fisiologis Kala II 1. Membimbing ibu untuk meneran1. Pastikan kala dua dan membimbing ibu untuk meneran1. Membantu ibu memilih posisi saat meneran :1. Posisi duduk/setengah duduk1. Jongkok/berdiri1. Merangkak/miring ke kiri 1. Menilai cara dan kemajuan proses meneran1. Memastikan ibu meneran efektif atau perlu bantuan

1. Menolong Kelahiran Bayi1. Mengatur posisi akhir untuk melahirkan bayi 1. Pencegahan laserasi 1. Episiotomi hanya dilakukan atas indikasi 1. Gawat janin dan bayi akan segera dilahirkan dengan tindakan1. Hambatan dan intervensi untuk segera melahirkan bayi (sungsang, distosia bahu, ekstraksi cunam atau vakum)1. Jaringan parut/rigiditas perineum memperlambat kelahiran bayi 1. Melahirkan kepala dan memeriksa kemungkinan lilitan tali pusat 1. Melahirkan bahu. Antisipasi gejala dan tanda distosia bahu : 1. Kepala seperti tertahan di dalam vagina1. Kepala lahir tetapi tidak terjadi putaran paksi luar1. Kepala sempat keluar tetapi tertarik kembali ke dalam vagina (turtle sign)1. Melahirkan seluruh tubuh bayi1. Mengeringkan tubuh bayi dan meletakkannya pada perut bawah ibu 1. Menyuntikkan oksitosin1. Menjepit tali pusat

1. Pemantauan Selama Kala Dua Persalinan Selama berlangsungnya kala dua persalinan, lakukan pemantauan sebagai berikut :1. Nadi setiap 30 menit 1. Frekuensi dan lama kontraksi setiap 30 menit 1. DJJ setiap selesai meneran atau setiap 5-10 menit 1. Penurunan kepala bayi setiap 30 menit (periksa luar) dan periksa dalam setiap 4 jam atau lebih cepat jika ada indikasi.1. Selaput dan cairan ketuban (U/J/M/D/K)1. Kemungkinan presentasi majemuk atau tali pusat di samping atau terkemuka 1. Putaran paksi luar 1. Kehamilan kembar yang tidak diketahui sebelum bayi pertama lahir1. Catatkan semua pemeriksaan dan intervensi yang dilakukan pada catatan persalinan.

Lakukan tindakan awal dan merujuk ibu apabila ditemukan gejala dan tanda berikut ini :1. Syok1. Dehidrasi berat1. Infeksi atau sepsis1. Preeklampsia berat / eklampsia1. Inersia uteri hipotonik1. Gawat janin (fase kompensasi)1. Bagian terbawah janin masih tinggi setelah dipimpin meneran 1. Ramalan atau dugaan distosia1. Keluar mekonium kental disertai memburuknya kondisi bayi dalam rahim 1. Prolapsus funikuli 1. DJJ makin buruk dengan makin turunnya kepala (lilitan atau simpul tali pusat)1. Kehamilan kembar yang tidak terdiagnosis sebelumnya