Atresia Eksofagus

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/20/2019 Atresia Eksofagus

    1/12

    ATRESIA EKSOFAGUS

    1. DEFENISI

     Atresia eksofagus merupakan kelainan kongenital yang ditandai dengan

    tidak menyambungnya eksofaguas bagian proksimal dan eksofagus bagian distal.

     Atresia eksofagus dapat terjadi bersama fistula trakeoeksofagus, yaitu kelainan

    kengenital dimana terjadi persambungan abnormal antara eksofagus dan trakeal.Masalah atresia eksofagus adalah ketidakmampuan untuk menelan, makan

    secara normal, bahaya aspirasi termasuk karena saliva sendiri, dan sekresi dari

    lambung.

    2. ETIOLOGISampai saat ini belum diketahui zat teratogen apa yang bisa menyebabkan

    terjadinya kelainan atresia esophagus, hanya dilaporkan angka rekuren sekitar 2 %

     jika salah satu dari saudara kandung yang terkena. Atresia esophagus lebih

    berhubungan dengan sindroma trisomi 2, ! dan " dengan dugaan penyebab

    genetik. #amun saat ini, teori tentang terjadinya atresia esophagus menurut

    sebagian besar ahli tidak lagi berhubungan dengan kelainan genetik. $erdebatan

    tentang proses embriopatologi masih terus berlanjut. Selama embryogenesis

    proses elongasi dan pemisahan trakea dan esofagus dapat terganggu. ika

    pemisahan trekeoesofageal tidak lengkap maka fistula trakeoesofagus akan

    terbentuk. ika elongasi melebihi proliferasi sel sebelumnya, yaitu sel bagian

    depan dan belakang jaringan maka trakea akan membentuk atresia esofagus.

     Atresia esofagus dan fistula trakeoesofagus sering ditemukan ketika bayi memiliki

    kelainan kelahiran seperti&

    'risomi !, " dan 2.

    (angguan saluran pencernaan lain )seperti hernia diafragmatika, atresia

    duodenal, dan anus imperforata*.

    1

     Yovita EFrida Igo Aru

    205 01 0007

  • 8/20/2019 Atresia Eksofagus

    2/12

      (angguan jantung )seperti ventricular septal defect, tetralogifallot, dan

    patent ductus arteriosus*.

      (angguan ginjal dan saluran kencing )seperti ginjal polisistik atau

    horseshoe kidney, tidak adanya ginjal,dan hipospadia*.

      (angguan Muskuloskeletal.

      Sindrom +A'-/ )vertebra, anus, cardiac, tracheosofageal fistula, ginjal,

    dan abnormalitas saluran getah bening*.

      /ebih dari setengah bayi dengan fistula atau atresia esophagus memiliki

    kelainan lahir lain.3. PATOFIOLOGI ATRESIA ESOFAG!S

    0eberapa teori menjelaskan bah1a masalah pada kelainan ini terletak pada proses

    perkembangan esofagus. 'rakea dan esofagus berasal dari embrio yang sama. Selama

    minggu keempat kehamilan, bagian mesodermal lateral pada esofagus proksimal

    berkembang. $embelahan galur ini pada bagian tengah memisahkan esofagus dari trakea

    pada hari ke23 masa gestasi. 4elainan notochord, disinkronisasi mesenkim esofagus dan

    laju pertumbuhan epitel, keterlibatan sel neural, serta pemisahan yang tidak sempurna

    dari septum trakeoesofageal dihasilkan dari gangguan proses apoptosis yang merupakan

    salah satu teori penyebab embriogenesis atresia esofagus. Sebagai tambahan bah1a

    insufisiensi vaskuler, faktor genetik, defisiensi vitamin, obatobatan dan penggunaan

    alkohol serta paparan virus dan bahan kimia juga berkontribusi pada perkembangan

    atresia esofagus.

    anin dengan atresia eksofagus tidak dapat menelan cairan amnion dengan efektif 

    pada janin dengan atresia eksofagus dan '-5 distal, cairan amnion akan melaju menuju

    trakea ke fistula kemudian menuju usus, akibat dari hal ini maka akan terjadi poli

    hidraamnion. $olihidramnion sendiri akan menyebabkan kelahiran premature, janin

    2

  • 8/20/2019 Atresia Eksofagus

    3/12

    sebenaranya dapat memanfaatkan cairan amnion sehingga janin dengan atresi eksofagus

    lebih kecil dari usia gestasinya.

    #eonatus dengan atresia eksofagus tidak dapat menelan dan menghasilkan banyak

    air liur. $neumonia aspirasi dapat terjadi jika terjadi aspirasi susu maupun air liur. Apabila

    '-5 distal dapat paruparu dapat terpapar asam lambung. 6dara dari trakea juga dapat

    mengalir ke ba1ah fistula ketika bayi menangis atau menerima ventilasi. 7al ini dapat

    menyebabkan perforasi gaster akut yang seringkali mematikan. $enelitian mengenai

    manometrik eksofagus menunjukan eksofagus distal seringkali dismotil dengan peristaltik

    yang jelek atau tanpa peristaltic hal ini menibulkan berbagai derajat disfagi setelah

    manipulasi dan berlanjut menuju refluks eksofagus.

    'rakea juga dapat kolaps secara parsial setelah makan, setelah manipulasi, atau

    ketika refluks eksofagus, yang menjurus ke kegagalan napas, hipoksia bahkan apnea.

    ". LASIFIASI ATRESIA ESOP#AG!S $EN!R!T %OG#T

    a. Atr&'ia &'o()agu' t&ri'o*a'i ta+(a ,i'tu*a E'o,agu' di'ta* da+

    (ro-'ia*  benarbenar berakhir tanpa hubungan dengan segmen

    esophagus proksimal, dilatasi dan dinding menebal dan biasanya berakhir 

    setinggi mediastinum posterior sekitar vetebra thorakalis 88. -sofagus distal

    pendek dan berakhir pada jarak yang berbeda diatas diagframa.

    /. Atr&'ia &'o,agu' d&+ga+ ,i'tu*a tra-&o&'o,agu' (ro-'ia*. (ambar kelainan

    yang jarang ditemukan namun perlu dibedakan dari jenis terisolasi. 5istula bukan

    pada ujung distal esofagus tapi berlokasi 2 cm diatas dinding depan esofagus.

    3

  • 8/20/2019 Atresia Eksofagus

    4/12

    . Atr&'ia &'o()agu' d&+ga+ ,i'tu*a tra-&o&'o,agu' di'ta*. Merupakan gambar 

    yang paling sering pada proksimal esophagus, terjadi dilatasi dan penebalan

    dinding otot berujung pada mediastinum superior setinggi vetebra thoracal 88898+.

    -sofagus distal )5istel*, yang mana lebih tipis dan sempit, memasuki dinding

    posterior trakea setinggi carina atau 2 cm diatasnya. arak antara esophagus

    proksimal yang buntu dan fistula trakheaesofagus distal bervariasi mulai dari

    bagian yang overlap hingga yang berjarak jauh.d. Atr&'ia &'o,agu' d&+ga+ ,i'tu*a tra-&o&'o,agu' di'ta*  dan proksimal

    $ada kebanyakan bayi, kelainan ini sering terle1ati )misdiagnosa* dan diterapi

    sebagai atresia proksimal dan fistula distal. Sebagai akibatnya infeksi saluran

    pernapasan berulang, pemeriksaan yang dilakukan memperlihatkan suatu fistula

    dapat dilakukan dan diperbaiki keseluruhan. seharusnya sudah dicurigai dari

    kebocoran gas banyak keluar dari kantong atas selama membuat9merancang

    anastomase.&. Fi'tu*a tra-&o'o,agu' ta+(a atr&'ia. 'erdapat hubungan seperti fistula antara

    esophagus yang secara anatomi cukup intak dengan trachea. 'raktus yang seperti

    fistula ini biasa sangat tipis dengan diameter !: mm dan umumnya berlokasi pada

    daerah servikal paling ba1ah. 0iasanya satu tapi pernah ditemukan dua atau tiga

    fistula.

    4

  • 8/20/2019 Atresia Eksofagus

    5/12

    Ga/ar.1 atr&'ia &-'o,agu' da+ ,i't&*tra-&o&-'o,agu'

    5. DIAGNOSISa. Ga/ara+ *i+i-

    Secara umum atresia esofagus harus dicurigai pada pasien dengan& )*. 4asus

    polihidramnion ibu, )2*. ika kateter yang digunakan untuk resusitasi pada 1aktu lahir tidak

    bisa dimasukkan ke dalam lambung. )!*. ika bayi mengeluarkan sekresi mulut yang

    berlebihan. );*. ika tersendak, sianosis, atau batuk dalam upaya menelan makanan.

    $ada bayi yang dengan hanya atresia, diagnosis biasanya dibuat setelah

    kelahiran. Saliva secara penuh mengisi mulut, kemudian mengalami regurgitasi. 0ayi

    dengan fistula pada bagian proksimal menghambat pernafasan, distress, dan sianosis

    selama makan. $ada bayi dengan atresia dan fistula distal menghasilkan saliva yang

    banyak dan regurgitasi muncul bersamaan dengan sianosis dan pneumonia sekunder 

    yang terjadi akibat refluks dari isi lambung. Selain itu, udara biasanya masuk keperut,

    sehingga perut menjadi timpani dan mungkin menjadi begitu kembung sehingga

    mengganggu pernapasan. ika kedua fistula proksimal dan distal ada, biasanya fistula

    proksimal yang memberikan gejala. 'ipe yang berikutnya merupakan tipe fistula

    trakeoesofagus tanpa atresia atau fistula tipe7, akan menimbulkan gejala batuk dan

    5

  • 8/20/2019 Atresia Eksofagus

    6/12

    tersedak se1aktu makan, pneumonia berulang dan distensi abdomen intermitten. $ada

    beberapa kasus yang jarang, kelainan dapat diagnosis pada masa kanakkanak.

    Sedangkan pada pasien de1asa biasanya muncul dengan pneumonia rekuren dan

    bronkiektasis.

    /. P&&ri-'aa+ P&+u+a+g

    aFoto T)ora-'.

    (ambaran penebalan pada dinding posterior trakea merupakan suatu petunjuk

    adanya kelainan pada esofagus.

  • 8/20/2019 Atresia Eksofagus

    7/12

      0erikut gambaran foto thorak yang didapatkan sesuai dengan tipe atresia

    esofagus yang ada&

    . Atresia esofagus tanpa fistula.

  • 8/20/2019 Atresia Eksofagus

    8/12

    alternatif. ika pasien diintubasi atau dengan foto kontas menunjukkan trakea tanpa

    gambaran fistula, maka esofagram sebaiknya dilakukan.

    b* omputed 'omography )'*

    $emeriksaan 'scan jarang dilakukan untuk mendiagnosa atresia esofagus.

    $emeriksaan ini merupakan periksaan ! dimensi esofagus dalam hubungannya dengan

    struktur yang berdekatan. 0iasanya pemeriksaan ini digunakan pada pasien yang lebih

    de1asa. (ambar 'scan penampakan aksial sulit untuk diindefikasi= fistula kemungkinan

    hanya terlihat sebagian. $emeriksaan ' penampakan sagital selalu digunakan untuk

    diagnosis atresia esofagus pada neonatus secara akurat. Metode ini dapat

    memperlihatkan gambar panjang esofagus, lengkap dengan atresia, fistula dan batas

    batasnya. $emeriksaan ini jika dikombinasikan dengan endoskopi akan lebih memberi

    keuntungan, sebagai tambahan untuk memfasilitasi pemahaman hubungan anatomi yang

    kompleks.

    c* 6ltrasonografi )6S(*

    6S( merupakan pemeriksaan yang tidak rutin dilakukan untuk diagnosis atresia

    esofagus setelah kelahiran, akan tetapi dapat digunakan sebelum kelahiran. $ada

    pemeriksaan ini ditemukan adanya gelembung udara pada perut fetus yang

    dikombinasikan dengan polihidramnion pada ibu yang mengarah ke diagnosis atresia

    esofagos.

  • 8/20/2019 Atresia Eksofagus

    9/12

    d* Magnetic esonance 8maging )M8*

    Seperti pemeriksaan 6S(, M8 tidak disarankan untuk diagnosa atresia esofagus

    pada bayi setelah kelahiran. Meskipun begitu, M8 memberikan gambar esofagus dan

    sekitarnya pada posisi sgital dan karonal, dan resolusi kontrasnya lebih baik dibandingkan

    'scan. M8 sangat jarang digunakan untuk menjelaskan lokasi arkus aorta, tetapi sering

    digunakan untuk diagnosa molformasi congenital. 'idak seperti 6S(, pemeriksaan M8

    pada prenatal memberikan ganbar lesi sekitar esofagus dan hubungan dan hubungan

    anatomi. M8 pada fetus memberikan bukti akurtat untuk diagnosis atresia esofagus pada

    anak dengan resiko tinggi berdasarkan penemuan 6S(. Akan tetapi, pemeriksaan M8

    sulit untuk dilakukan pada kasus polihidramnion karena kualitas gambar jelek.

    e* #uclear 8maging

    0iasanya pemeriksaan ini tidak digunakan untuk mrngevaluasi atresia esofogus.

    Meskipun demikian pemeriksaan ini digunakan pada beberapa keluhan motilitas setelah

    perbaikan. $emeriksaan scintigraph dan radionuclide dapat mendeteksi dan menghitung

    esofagus transit, esofagus clearance dan (-.

    f* Angiografi.

     Angiografi umumya tidak digunakan untuk diagnosis anak dengan atresia esofagus.

    'etapi pemeriksaan biasa digunakan untuk perencanaan penggantian atau perbaikan

    organ esofagus, jika hal itu menjadi penanganan yang dipilih.

    +88.

  • 8/20/2019 Atresia Eksofagus

    10/12

    'anda a1al dari atresia esofagus pada bayi yang berupa polihidramnion

    menyebabkan atresia esofagus memiliki banyak diferensial diagnosis, antara lain &

    . Atresia intestinal

    2. 7idrofetalis.

    !. acat batang otak.

    ;. 7ernia difragmatika.

    :. /esi intrathorakal

    . PENATALASANAAN

     Atresia merupakan kasus ga1at darurat. $rabedah, penderita seharusnya

    ditengkurapkan untuk mengurangi kemungkinan isi lambung masuk ke paruparu. 4antong

    esofagus harus secara teratur dikosongkan dengan pompa untuk mencegah aspirasi

    sekret. $erhatikan yang cermat harus diberikan terhadap pengendalian suhu, fungsi

    respirasi, dan pengelolaan anomaly penyerta.)>*

    Sebelum dilaksanakan tindakan bedah, maka anomali kogenital lain pada bayi terlebih

    dahulu dievaluasi. 5oto thoraks dapat mengevaluasi abnormalitas skeletal, malformasi

    kordiovaskular, pneumonia dan lengkung aorta kanan. 5oto abdomen bertujuan

    mengevaluasi abnormalitas skeletal, obstruksi intestinal dan malrotasi. 5oto thoraks dan

    abdomen biasanya sudah mencukupi, penggunaan kontraks tidak terlaku sering

    dibutuhkan untuk mengevaluasi atresia esofagus. -chocardiogram dan renal

    ultrasonogram mungkin dapat membantu. 'erkadang karena keadaan penderita, maka

    operasi dilakukan secara bertahap, tahap pertama biasanya adalah pengikatan fistula dan

    pemasukan pipa gastrotomi untuk memasukkan makanan, dan langkah kedua adalah

    10

  • 8/20/2019 Atresia Eksofagus

    11/12

    anastomosis primer, makanan le1at mulut biasanya dapat diterima. -sofagografi pada

    hari kesepuluh akan menolong keberhasilan anastomosis.

    >. O$PLIASI Adapun komplikasikomplikasi yang bisa timbul setelah operasi perbaikan pada

    atresia esofagus dan fistula trakeoesofagus adalah sebagai berikut=

    .

  • 8/20/2019 Atresia Eksofagus

    12/12

    >. Meningkatkan infeksi saluran pernafasan.pencegahan keadaan ini adalah dengan

    mencegah kontak dengan orang yang menderita 5lu, dan meningkatkan daya tahan tubuh

    dengan mengkonsumsi vitamin dan suplemen.

    4. PROGNOSIS

    $rognosis menjadi lebih buruk bila diagnosis terlambat akibat penyulit dari paru,

    keberhasilan dari pembedahan tergantung dari beberapa faktor resiko antara lain berat

    badan bayi lahir, ada atau tidaknya komplikasi pneumonia, dan kelainan kongenital lainnya

    yang menyertai. $rognosis jangka panjang tergantung pada ada tidaknya kelainan

    ba1aan lain yang mungkin multiple.

    12