Upload
andreas-tan
View
215
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ad
Citation preview
Suara
Suara adalah sensasi yang timbul apabila getaran longitudinal molekul di
lingkungan eksternal, yaitu masa pemadatan dan pelonggaran molekul yang terjadi
berselang seling mengenai memberan timpani. Plot gerakan-gerakan ini sebagai
perubahan tekanan di memberan timpani persatuan waktu adalah satuan
gelombang, dan gerakan semacam itu dalam lingukangan secara umum disebut
gelombang suara.
Kriteria orang tuli :
ü Ringan masih bisa mendengar pada intensitas 20-40 dB
ü Sedang masih bisa mendengar pada intensitas 40-60 dB
ü Berat sudah tidak dapat mendengar pada intensitas 60-80 dB
ü Berat sekali tidak dapat mendengar pada intensitas >80 dB
Kebisingan
Dampak negatif utama yang timbul sebagai akibat dari kebisingan terutama
pada aspek kesehatan.Bunyi mendadak yang keras secara cepat diikuti oleh reflek
otot di telinga tengah yang akan membatasi jumlah energi suara yang dihantarkan
ke telinga dalam. Meskipun demikian di lingkungan dengan keadaan semacam itu
relatif jarang terjadi. Kebanyakan seseorang yang terpajan pada kebisingan
mengalami pajanan jangka lama, yang mungkin intermiten atau terus menerus.
Transmisi energi seperti itu, jika cukup lama dan kuat akan merusak organ korti dan
selanjutnya dapat mengakibatkan ketulian permanen.
Kesepakatan para ahli mengemukakan bahwa batas toleransi
untuk pemaparan bising selama 8 jam perhari, sebaiknya tidak melebihi ambang
batas 85 dBA. Pemaparan kebisinganyang keras selalu di atas 85 dBA, dapat
menyebabkan ketulian sementara. Biasanya ketulian akibat kebisingan terjadi tidak
seketika sehingga pada awalnya tidak disadari oleh manusia. Baru setelah beberapa
waktu terjadi keluhan kurang pendengaran yang sangat mengganggu dan dirasakan
sangat merugikan. Pengaruh-pengaruh kebisingan selain terhadap alat
pendengaran dirasakan oleh para pekerja yang terpapar kebisingan keras mengeluh
tentang adanya rasa mual, lemas, stres, sakit kepala bahkan peningkatan tekanan
darah. Apakah kebisingan dapat menyebabkan perubahan yang menetap seperti
penyakit tekanan darah tinggi.
Gangguan kesehatan lainnya selain gangguan pendengaran biasanya
disebabkan karena energi kebisingan yang tinggi mampu menimbulkan efek viseral,
seperti perubahan frekuensi jantung, perubahan tekanan darah, dan tingkat
pengeluaran keringat. Sebagai tambahan, ada efek psikososial dan psikomotor
ringanjika dicoba bekerja di lingkungan yang bising.
Bising menyebabkan berbagai gangguan pada tenaga kerja.Gangguan kesehatan
yang ditimbulkan akibat bising pada tenaga kerja bermacam-macam.
Audiometri test
Audiometry adalah teknik untuk mengidentifikasi prilaku dari kehilangan
kemampuan mendengar dan untuk mendapatkan tingkat pendengaran dengan cara
merekam respon dari pasien setelah memberikan pasien tersebut rangsangan
auditory dengan berbagai intensitas level. Untuk test air conducting, rangasangan
diberikan pada telinga dengan menggunakan earphones. Untuk bone conducting,
sebuah vibrator tulang ditempatkan pada tulang temporal. Dengan prosedur test
kedua telinga di test secara terpisah. Pada audiometry teknik masking merupakan
suatu cara untuk mencegah telinga non test mendapatkan tone dan rangsangan
yang diberikan pada telinga test, akan tetapi pada saat yang sama tidak memberikan
efek “overmasking”. Salah satu cara untuk memberikan efek masking adalah dengan
memberikan wide band noise, narrow band noise atau white noise dengan band
yang terletak pada tengahtengah frekuensi tes. Terdapat dua tipe audiometry yaitu
subjective dan objective. Pada test subjective pasien harus erespon pada saat dia
menerima rangsangan suara dan merekamnya. Pada test objective hanya ada
pemasangan elektroda-elektroda atau probe pada pasien.
Beberapa teknik audiometry berdasarkan rangsangan yang diberikan:
1.Pure Tone Audiometry
Prosedur ini akan memberikan gambaran yang luas mengenai tingkat
kehilangan pendengaran pasien dan penyebabnya. Pasien akan memberikan
respon terhadap rangsangan tone yang diberikan. Tone yang diberikan dengan cara
dari frekuensi rendah ke tinggi . Tone sebesar 30dB HL diberikan kepada pasien
sebagai rangsangan awal, jika respon positif maka level tone akan diturunkan
sebesar 10 dB HL sampai pasien tidak memberikan respon. Pada rangsangan
pertama jika pasien tidak mendengar maka level tone dinaikkan 10 dB HL sampai
terdengar oleh pasien kemudian diturunkan per 5 dB atau naik 5 dB HL. Frekuensi
yang diujikan berkisar 125-500 Hz.
2.Tone Decay Test (TDT)
Digunakan untuk mendeteksi kelainan pada jalur sensorineural. Prosedurnya
adalah, operator memilih frekuensi untuk kemudian pasien diinstruksikan untuk
merespon pada saat pasien mendapat rangsangan dan akan memberikan respon
lagi pada saat tidak dapat menerima rangsangan tersebut, durasi diantara keduanya
kemudian diukur. Tone yang dipakai diberikan dari frekuensi tinggi ke rendah.
Dengan 30 dB HL pada saat pertama untuk kemudian selama 1 menit pasien dapat
mendengarkan maka tone level akan diturunkan dengan skala 5 dB HL, hal ini
diulangi sampai tone tidak dapat didengarkan lagi selama kurang dari 1 menit.
3.Short Increment Sensitivity Index (SISI)
SISI digunakan untuk mendeteksi penyakit di cochleat atau recrocochlear
lesions. Test ini menggambarkan kapasitas pasien untuk mendeteksi perbedaan
kenaikan intensitas 1 dB, yang dalam rentan waktu 5 detik pada frekuensi tertentu.
Operator akan menset frekuensi pada level 20 dB, tone yang diberikan dengan
madulasi singkat 1 dB diatas carrier tone setiap 5 detik. Kenaikan 1 dB
dipresentasikan dengan interval 300 ms, dengan rise time dan fall time sebesar 50
ms. Respon pasien pada saat dapat membedakan perbedaan level adalah yang
diukur.
4.Bekesy Audiometry
Merupakan test audiometry yang dapat dijalankan secara automatis. Hal ini
dikarenakan frekuensi dan intensitas akan turun dan naik secara otomatis,
sedangkan respon pasien terhadap tone yang menjadi data diukur pada tes tesebut.
5.Speech Audiometry
Pure tone audiometry adalah test yang mengacu pada sensitivitas pasien
sedangkan speech audiometry mengacu kepada integritas seluruh system auditory
dengan mengacu pada kemampuan secara jelas mendengarkan dan mengerti
pembicaraan.
Manfaat audiometri
1) Untuk kedokteran klinik, khususnya penyakit telinga
2) Untuk kedokteran klinik Kehakiman,tuntutan ganti rugi
3) Untuk kedokteran klinik Pencegahan, deteksi ktulian pada anak-anak
Tujuan
Ada empat tujuan (Davis, 1978) :
1) Mediagnostik penyakit telinga
2) Mengukur kemampuan pendengaran dalam menagkap percakpan
sehari-hari, atau dengan kata lain validitas sosial pendengaran : untuk
tugas dan pekerjaan, apakah butuh alat pembantu mendengar atau
pndidikan khusus, ganti rugi (misalnya dalam bidang kedokteran
kehkiman dan asuransi).
3) Skrinig anak balita dan SD
4) Memonitor untuk pekerja-pekerja dinetpat bising.
Interpretasi
Normal / tidak ada penurunan pendengaran apabila :
Nilai Ambang pendengaran < 25 dB baik pada BC atau AC pada semua
frekuensi.
SNHL / NIHL :
o AC turun, BC turun
o Kurva AC dan BC berhimpitan.
o Adanya Takik pada Frekuensi 4000 Hz.
CHL :
o AC turun, BC normal
o Kurva AC dan BC ada Gap.
Campuran :
o AC turun, BC Normal dan turun
o Kurva AC dan BC ada yg berhimpitan dan ada
Hasil dan Pembahasan
Pasien OP : Saraswati
Hasil dan pembahasan :
Didapatkan hasil pendengaran dalam batas normal tidak ada perbedaan signifikan
antara telinga kanan maupun telinga kiri.Jika ada perbedaan signifikan maka
terdapat kelainan pendengaran