8
Syarafina Sulwani A31113530 Audit 2 AUDIT TERHADAP SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG USAHA Siklus pendapatan terdiri dari aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan pertukaran barang dan jasa dengan pelanggan dan penagihan pendapatan dalam bentuk kas. Siklus pendapatan terdiri dari sistem penjualan kredit, sistem penjualan tunai, sistem retur penjualan dan sistem penghapusan piutang. Perancangan program audit untuk pengujian pengendalian berbagai sistem informasi akuntansi yang membentuk siklus pendapatan dilaksanakan melalui 5 tahap: a. Pemahaman terhadap sistem informasi akuntansi untuk pelaksanaan transaksi b. Penentuan kemungkinan salah saji potensial dalam setiap tahap pelaksanaan transaksi c. Penentuan aktivitas pengendalian yang diperlukan untuk mendeteksi dan mencegah salah saji potensial dalam setiap tahap pelaksanaan transaksi d. Penentuan prosedur audit untuk mendeteksi efektivitas aktivitas pengendalian e. Penyusunan program audit untuk pengujian pengendalian terhadap transaksi Tujuan Audit spesifik untuk Siklus Pendapatan Kelompok Asersi Tujuan audit terhadap Golongan Transaksi Tujuan Audit terhadap Saldo Akun

audit II bab 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

audit II

Citation preview

Page 1: audit II bab 1

Syarafina Sulwani A31113530Audit 2

AUDIT TERHADAP SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG USAHA

Siklus pendapatan terdiri dari aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan pertukaran

barang dan jasa dengan pelanggan dan penagihan pendapatan dalam bentuk kas. Siklus

pendapatan terdiri dari sistem penjualan kredit, sistem penjualan tunai, sistem retur penjualan

dan sistem penghapusan piutang. Perancangan program audit untuk pengujian pengendalian

berbagai sistem informasi akuntansi yang membentuk siklus pendapatan dilaksanakan

melalui 5 tahap:

a. Pemahaman terhadap sistem informasi akuntansi untuk pelaksanaan transaksi

b. Penentuan kemungkinan salah saji potensial dalam setiap tahap pelaksanaan

transaksi

c. Penentuan aktivitas pengendalian yang diperlukan untuk mendeteksi dan

mencegah salah saji potensial dalam setiap tahap pelaksanaan transaksi

d. Penentuan prosedur audit untuk mendeteksi efektivitas aktivitas pengendalian

e. Penyusunan program audit untuk pengujian pengendalian terhadap transaksi

Tujuan Audit spesifik untuk Siklus PendapatanKelompok Asersi

Tujuan audit terhadap Golongan TransaksiTujuan Audit terhadap Saldo Akun

Keberadaan atau keterjadian

Transaksi penjualan kredit dan tunai mencerminkan produk yang diserahkan kepada customer selama periode yang diaudit.Transaksi adjustment penjualan mencerminkan pengurangan penjualan karena retur penjualan, pencadangan kerugian piutang, dan penghapusan piutang yang diotorisasi selama periode yang diaudit.

Piutang usaha mencerminkan jumlah yang terutang oleh costumer yang ada pada tanggal neraca.

Kelengkapan Semua transaksi penjualan dan adjustment terhadap penjualan yang terjadi selama periode yang diaudit telah dicatat.

Piutang usaha mencakup semua klaim kepada costumer pada tanggal neraca.

Hak dan Entitas memiliki hak atas piutang usaha dan Piutang usaha pada tanggal

Page 2: audit II bab 1

kewajiban kas sebagai hasil dari transaksi dalam siklus pendapatan.

neraca mencerminkan klaim resmi entitas kepada costumer.

Penilaian atau alokasi

Semua transaksi penjualan dan adjustment penjualan telah dicatat dalam jurnal, diringkas, dan diposting ke dalam akun dengan benar.

Piutang usaha mencerminkan klaim yang baik pada tanggal neraca dan sesuai dengan jumlah buku pembatu piutang.Cadangan kerugian piutang mencerminkan estimasi yang masuk akal beda antara jumlah piutang bruto dengan nilai piutang usaha bersih yang dapat direalisasikan.

Penyajian dan pengunkapane

Rincian transaksi penjualan dan adjustment penjualan mendukung penyajian angka penjualan dan piutang usaha dalam laporan keuangan, baik klasifikasinya maupun pengungkapannya.

Piutand usaha diidentifikasi dan diklasifikasi dengan semestinya dalam neraca.Pengungkapan memadai telah dibuat berkaitan dengan piutang usaha yang digadaikan atau dianjakkan.

Pemahaman Bisnis dan Industri KlienLangkah pertama yang dilakukan adalah memperoleh pemahaman

bisnis dan industri klien dalam kaitannya dengan strategi audit, sehingga  akan membantu auditor dalam mengembangkan ekspektasi tentang: Total pendapatan: memahami kapasitas klien, pasar dan pelanggan

klien. Marjin kotor dengan memahami pangsa pasar (market share) dan

keunggulan kompetitif klien di pasar. Piutang bersih berdasarkan periode penagihan rata2 untuk klien dan

industri.

  a.      MaterialitasTotal pendapatan dijadikan ukuran yang materialitas karena dapat menimbulkan piutang usaha dan kas akhir serta arus kas dari operasi.

Page 3: audit II bab 1

Piutang usaha yang disebabkan oleh transaksi penjualan kredit hampir selalu bersifat material terhadap neraca.

   b.     Risiko Inheren. Dalam menilai risiko inheren pada asaesi siklus pendapatan, auditor harus mempertimbangkan faktor pervasive yang mempengaruhi asersi dalam beberapa siklus, termasuk siklus pendapatan.Faktor-faktor yang mendorong manajemen untuk mensalah sajikan asaersi siklus pendapatan yaitu menyatakan pendapatan yang tertalu tinggi  dan menyatakan tertalu tinggi kas atau piutang kotor atau tertalu rendah penyisihan piutang tak tertagih.

  c.      Risiko Prosedur AnalitisRisiko ini merupakan unsur risiko deteksi bahwa prosedur analitis akan gagal mendeteksi salah saji yang material yang merupakan cara yang efektif untuk pemahaman bisnis dan usaha klien. Langkah-langkah yang ditempuh yaitu: Memperoleh pemahaman tentang kapasitas klien. Memahami pangsa pasar klien dan Mengevaluasi hari perputaran piutang usaha.

Mempertimbangkan Komponen Pengendalian Internal1. Lingkungan Pengendalian. Lingkungan pengendalian terdiri dari

beberapa faktor yang dapat mengurangi beberapa resiko inheren yang berkaitan dengan siklus pendapatan.

2. Penilaian Resiko. Penilaian resiko manajemen untuk tujuan pelaporan keuangan adalah sama dengan penilaian inheren oleh auditor eksternal. Upaya yang cermat oleh sebagian manajemen untuk mengidentifikasi jenis-jenis resiko yang bekaitan dengan saldo dan transaksi siklus pendapatan.

3. Informasi dan Komunikasi (Sistem Akuntansi). Pemahaman atas sistem akuntansi pendapatan memerlukan pengetahuan tentang bagaimana. Penjualan diawal, Barang dan jasa diberikan, Piutang dicatata, Kas diterima, Penyesuaian penjualan dilakukan, termasuk

Page 4: audit II bab 1

metode pemrosesan data serta dokumen penting dan catatan yang digunakan.

4. Pemantauan (Monitoring). Komponen ini harus memberikan menajemen umpan balik tentang apakah pengendalian internal yang berkaitan dengan saldo dan transaksi siklus pendapatan telah beroperasi seperti yang diharapkan. Auditor harus memproses pemahaman tentang umpan balik ini dan apakah manajemen telah mengawali setiap tindakan korektif berdasarkan informasi yang diterima dari aktivitas pemantauan.

5. Penilaian Awal atas Resiko Pengendalian dan Strategi Audit Pendahuluan.

Aktivitas Pengendalian Transaksi Penjualan KreditDokumen dan catatan umum, yang digunakan yaitu pesanan pelanggan, pesanan penjualan, dokumen pengiriman, faktur penjualan, daftar harga yang diotorisasi, file transaksi penjualan, jurnal penjualan, file induk pelenggan dan piutang usaha. Fungsi-fungsi pendapatan:

Memprakarsai penjualan (penerimaan pesanan & persetujuan kredit)

Pengiriman barang dan jasa (pemenuhan & pengiriman pesanan penjualan)

Pencatatan penjualan (penagihan pelanggan & pencatatan penjualan)

Untuk merencanakan audit maka auditor harus memperoleh pemahaman terhadap siklus pendapatan agar dapat 1) mengidentifikasi jenis salah saji yang potensial   2) mempetimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi salah saji yang material dan 3) merancang pengujian subtansif.

Pengujian Substansif Atas Piutang Usaha1. Prosedur awal, yaitu memperoleh pemahaman tentang bisnis dan

usaha klien dan melaksanakan prosedur awal atas saldo dan catatan piutang usaha yang menjadi sasaran lebih lanjut.

Page 5: audit II bab 1

2. Prosedur analisis, yaitu melaksanakan prosedur analisis dengan mengembangkan harapan tentang piutang usaha, menghitung rasio piutang dan penjualan serta menganalisinya.

3. Pengujian rincian transaksi, yaitu memvoaching sampel catatan transaksi penjualan dan piutang, dan melaksanakan pengujian pisah batas.

4. Pengujian rincian saldo, yaitu mengkonfirmasikan piutang usaha.5. Pengujian rincian saldo, estimasi akuntansi (penyisihan piutang)6. Prosedur yang dibutuhkan  penyajian dan pengungkapan yaitu

mengkonfirmasikan piutang dan membandingkan penyajian laporan dgn SAK.

Tujuan Pengujian Substantive terhadap Piutang Usaha:1. Memperoleh tentang keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi2. Membuktikan keberadaan piutang usaha dan keterjadian transaksi

yang terkait3. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat4. Membuktikan kewajaran penilaian piutang usaha dan kewajaran

penyajian  serta pengungkapan piutang usaha di neraca.

Konfirmasi Piutang UsahaTujuan utama konfirmasi piutang usaha adalah untuk memenuhi tujuan

eksistensi, keakuratan serta pisah batas.    1.     Konfirmasi Positif, Adalah komunikasi dengan debitor yang meminta

pihak penerima untuk mengkonfirmasi secara langsung apakah saldo yang dinyatakan pada permintaan konfirmasi itu benar atau salah.

  2.     Konfirmasi Negatif. Konfirmasi negatif juga diajukan kepada debitor tetapi hanya akan meminta respon jika debitor tidak setuju dengan jumlah yang dinyatakan. Penentuan jenis konfirmasi mana yang akan digunakan berada di tangan auditor dan harus berdasarkan fakta dalam audit.

Aktvitas Pengendalian Transaksi Penerimaan Kas

Page 6: audit II bab 1

Penerimaan kas merupakan hasil dari beberapa aktivitas. Sebagai contoh, kas diterima dari transaksi pendapatan, pinjaman janka pendek dan pinjaman jangka panjang, serta aktiva lainnya. Lingkup bagian ini dibatasi pada penerimaan kas dari penjualan tunai dan penagihan dari pelanggan atas penjualan kredit. Dokumen dan catatan penting yang digunakan dalam pemerosesan penerimaan kas adalah sebagai berikut:Bukti penerimaan uang (remittance advice) ; Pendaftaran ; Lembar perhitungan kas. ; Ikhtisar kas harian ; Slip deposit yang disahkan; File transaksi penerimaan kas ; Jurnal penerimaan kas

Fungsi penerimaan kas, yang meliputi pemrosesan penerimaan dari penjualan tunai dan kredit,  termasuk subfungsi berikut: Menerima penerimaan kas, Menyetorkan kas ke bank dan Mencatat penerimaan kas.