Upload
syifa-tp
View
241
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba
1/36
1 | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam mengambil keputusan-keputusan bisnis, manajemen menaruh perhatian
besar pada peluang-peluang laba dari serangkaian alternative tindakan yang dihadapinya.
menyangkut alternatif tindakan yang melibatkan perubahan tingkat kegiatan usaha, laba
tidaklah selalu berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan usaha. Hal ini
diakibatkan oleh pola perilaku biaya. Konsekuensinya kalangan manajer perlu menyadari
bahwa evaluasi-evaluasi yang lebih cermat dapat dilakukan terhadap peluang-peluang
laba dengan cara mempelajari hubungan-hubungan di antara biaya, volume penjualan,
dan laba. Kajian-kajian terhadap faktor faktor tersebut seyogyanya akan membuahkan
keputusan-keputusan yang lebih sehat.
Analisis Biaya, Volume dan Laba merupakan alat yang menyediakan informasi
bagi manajemen mengenai hubungan antara biaya, laba, bauran produl, dan volume
penjualan suatu produk atau pun jasa. Analisis biaya volume laba (cost-volume-profit
analysis) adalah analisis pola-pola prilaku biaya yang mendsari hubungan-hubungan
antara biaya,volume, dan laba. Analisis biaya-volume-laba kerap pula disebut analisis
titik impas (break-even analysis) karena signifikansiume mengacu pada sebuah pemicu
biaya aktivitas, seperti unit penjualan, yang diasumsikan berkorelasi dengan perubahan-
perubahan pendapatan, biaya, dan laba. Analisis biaya-volume-laba merupakan persoalan
yang kompleks karena hubungan-hubungan tersebut kerap dipengaruhi oleh faktor-faktor
yang seluruhnya atau sebagian diluar kendali manajemen. Sebagai contoh, harga jualsebuah produk dipengaruhi tidak hanya oleh biaya produksi saja, yang biasanya berada
dibawah kendali manajemen, tetapi juga oleh perubahan-perubahan trend perilaku
konsumen dan tindakan-tindakan pesaing yang umumnya diluar wilayah kendali
manajemen.
8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba
2/36
2 | P a g e
Analisis titik impas itu sendiri digunakan untuk menentukan tingkat penjualan dan
bauran produk yang diperlukan hanya untuk menutup semua biaya yang terjadi selama
satu periode tersebut. Titik impas adalah titik dimana biaya dan pendapatan adalah sama.
Sehingga dalam keadaan ini perusahaan tidak mengalami untung maupun rugi atau bias
juga dikatakan laba yang dicapai adalah (0). Dalam konsep ini berarti jika penjualan jatuh
dibawah titik impas maka perusahaan akan mengalami kerugian sedangkan sebaliknya
jika perusahaan mengalami kenaikan penjualan maka perusahaan dapat dikatakan telah
mengalami keuntungan dalam operasi perusahaan tersebut.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Analisis B-V-L dan Model dari Analisis B-V-L?
2. Apa yang dimaksud analisis B-V-L untuk Perencanaan Titik Impas?
3.
Apa yang dimaksud analisis B-V-L untuk Perencanaan Pendapatan Biaya?
4. Bagaimana penerapan B-V-L dalam suatu perusahaan?
C.
Tujuan
1.
Mahasiswa dapat memahami tentang analisis B-V-L beserta dengan model dari
analisis B-V-L
2. Mahasiswa dapat mengetahui tentang analisis B-V-L dalam Perencanaan Tititk
Impas
3.
Mahasiswa dapat mengetahui tentang analisis B-V-L dalam Perencanaan Pendapatan
Biaya
4. Mahasiswa dapat menetahui serta memahami penerapan B-V-L di dalam perusahaan
D.
Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini, secara sistematika kami membaginya menjadi 3
BAB yang berhubungan dengan makalah diuraikan sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan terdiri dari: Latar Belakang, Rumusan Masalah, Sistematika
Penulisan, dan Tujuan Penulisan.Bab II Pembahasan terdiri dari Model Analisis Biaya, Volume, dan Laba, Analisis BVL
Untuk Perencanaan Titik Impas, Analisis BVL Untuk Perencanaan Pendapatan Biaya
Bab III Penutup terdiri dari: Kesimpulan dan Saran.
Daftar Pustaka
8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba
3/36
3 | P a g e
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Analisis B-V-L dan Model dari Analisis B-V-L
Analisis Biaya-Volume-Laba (B-V-L) merupakan suatu alat yang sangat
berguna untuk perencanaan dan pengambilan keputusan. Oleh karena analisis B-
V-L menekankan keterkaitan antara biaya kuantitas yang terjual, dan harga, maka
semua informasi keuangan perusahaan terkandung di dalam analisis B-V-L ini.
Analisis B-V-L ini dapat menjadi suatu alat yang bermanfaat untuk
mengidentifikasi cakupan dan besarnya kesulitan ekonomi yang dihadapi suatu
devisi dan dapat membantu mencari pemecehan dari masalah atau kesulitan
tersebut.
Analisis B-V-L dapat juga mengatasi banyak isu lainnya, seperti jumlah
unit yang harus dijual untuk mencapai titik impas, dampak pengurangan biaya
tetap terhadap titik impas, dan dampak kenaikan harga terhadap laba perusahaan.Selain itu, analisis ini memungkinkan para manager untuk melakukan analisis
sensitivitas dari berbagai tingkat harga atau biaya terhadap laba.
Ada beberapa asumsi yang mendasari analisis biaya-volume-laba, yaitu :
a) Harga jual konstan dalam cakupan yang relevan.
b) Biaya bersifat liniar dalam rentang cakupan yang cukup relevan dan dapat dibagi
secara akurat kedalam elemen biaya tetap dan biaya variabel.
c) Dalam perusahaan dengan multi produksi, bauran penjualannya tetap.
d) Dalam perusahaan manufaktur, persediaan tidak mengalami perubahan. Unit yang
diproduksi sama dengan unit yang terjual.
8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba
4/36
4 | P a g e
Pengertian B-V-L menurut para ahli adalah sebagai berikut :
Mulyadi (1993) mengatakan bahwa analisis biaya-volume-laba merupakan
suatu teknik untuk mengetahui pengaruh harga jual, volume penjualan dan biaya
terhadap laba perusahaan. Analisis biaya-volume-laba membantu manajemen
dalam perencanaan laba jangka pendek.
Supriyono (1989) mengatakan bahwa analisis biaya-volume-laba
seringkali secara sederhana dijelaskan sebagai analisis impas, hal ini kurang tepat
karena analisis impas hanya merupakan salah satu bagian dari konsep analisis
biaya-volume-laba. Namun demikian juga harus menyadari bahwa analisis impas
adalah bagian kunci dari analisis biaya-volume-laba. Titik berat analisis impas
adalah pada tingkat berapa penjualan dapat menghasilkan laba sama dengan nol,
sedangkan analisis biaya-volume-laba menekankan sampai seberapa jauh
perubahan-perubahan pada biaya, volume dan harga jual berakibat pada
perubahan laba perusahaan.
Menurut Matz (1992) analisis biaya-volume-laba biasanya disusun dari
angka-angka anggaran tahunan, tetapi angka-angka dari laporan bulanan juga
dapat digunakan. Selanjutnya, analisis ini dapat digunakan pada kelompok
produk, saluran distribusi, metode penjualan tertentu dan juga penentuan laba.
Tujuan B-V-L adalah untuk menentukan volume penjualan dan bauran
produk yang diperlukan untuk mencapai target laba. B-V-L didasarkan pada
hubungan akuntansi berikut ini:
Setara dengan
8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba
5/36
5 | P a g e
Margin Kontribusi
Margin kontribusi adalah jumlah yang tersisa dari pendapatan dikurangi
beban variabel. Jadi, ini adalah jumlah yang tersedia untuk menutup beban tetap
dan kemudian menjadi laba untuk periode tersebut. Margin kontribusi digunakan
dulu untuk menutup beban tetap dan sisanya akan menjadi laba. Jika margin
kontribusi tidak cukup untuk menutup beban tetap perusahaan, maka akan terjadi
kerugian untuk periode tersebut. Ketika titik impas dicapai, laba bersih akan
bertambah sesuai dengan margin kontribusi per unit untuk setiap tambahan
produk yang terjual. Untuk memperkirakan pengaruh kenaikan penjaulan yang
direncanakan terhadap biaya, manajer cukup mengalikan peningkatan dalam unit
yang terjual dengan margin kontribusi yang per unit. Hasilnya akan
menggambarkan peningkatan laba yang diharapkan.
Ratio Margin Kontribusi
Rasio marjin kontribusi adalah perbandingan antara marjin kontribusi
(total penghasilan dikurangi biaya variabel) dengan total penghasilan/penjualan.
Rasio margin kontribusi berfungsi dalam menetapkan kebijakan bisnis. Apabila
rasio margin kontribusi perusahaan besar dan tingkat produksinya dibawah
kapasitas maksimal maka dapat diprediksi adanya kenaikan laba operasi dari suatu
kenaikan volume penjualan, sehingga perusahaan bisa mengambil kebijakan
dengan lebih mempromosikan barang karena perubahan pada laba operasi akan
dihasilkan dari perubahan volume penjualan.
Rasio Margin Kontribusi (Ratio Contribution Margin / RCM) berguna
karena menunjukkan bagaimana margin kontribusi akan dipengaruhi oleh
perubahan total penjualan. Beberapa manager lebih suka menggunakan rasio
margin kontribusi dari pada margin kontribusi per unit. Cara menghitung margin
kontribusi yaitu sebagai berikut:
8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba
6/36
6 | P a g e
Margin Keamanan
Margin Keamanan adalah kelebihan dari penjualan yang dianggarkan
diatas titik impas volume penjualan. Margin keamanan menjelaskan jumlah
dimana penjualan dapat menurun sebelum kerugian mulai terjadi. Semakin tinggi
margin keamanan, semakin rendah resiko untuk tidak balik modal. Margin
keamanan juga dapat disajikan dalam bentuk presentase. Presentase ini didapat
dengan membagi margin keamanan dalam dollar dengan total penjualan.
Anggaran fleksibel dan kartu biaya standar juga merupakan sumber data yang
baik karena memisahkan biaya tetap dari biaya variabel.
Margin of safety memberikan informasi tentang seberapa jauh realisasi
penjualan dapat turun dari rencana penjualan agar perusahaan tidak menderita
kerugian. Penurunan realisasi penjualan dari rencana penjualan maksimum harus
sebesar magin of safety agar perusahaan tidak menderita kerugian. Berikut ini
rumus dari margin of safety:
Keterangan :
MS : Margin of Safety atau batas keamanan
SB :Sales Budgeted atau penjualan yang dianggarkan
SBE :Sales at BEP atau penjualan pada saat break even
8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba
7/36
7 | P a g e
Perusahaan yang mempunyai margin of safety yang besar lebih baik
dibandingkan dengan perusahaan yang mempunyai margin of safetyyang rendah,
karena margin of safety memberikan gambaran kepada manajemen beberapa
penurunan yang dapat ditolerir sehingga perusahaan tidak menderita rugi tetapi
juga belum memperoleh laba.
B.
Manfaat dan Keterbatasan Analisis Biaya-Volume-Laba
Ada banyak manfaat dari analisis biaya-volume-laba yang dapat
dimanfaatkan oleh perusahaan. Matz (1988) mengatakan bahwa kegunaan analisis
biaya-volume-laba diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Membantu Pengendalian melalui anggaran
2.
Meningkatkan dan menyeimbangkan penjualan3. Menganalisis dampak perubahan volume penjualan
4. Menganalisis harga jual sebagai dampak perubahan biaya
5. Menganalisis margin kontribusi
Analisis biaya-volume-laba juga mempunyai berbagai dasar anggapan, jika
dasar anggapan tersebut tidak terpenuhi karena faktor-faktor tertentu telah
berubah dibanding dengan prediksi semula maka analisis ini perlu disesuaikan
dengan perubahan faktor-faktor tersebut. Menurut Supriyono (1989) dasar yang
digunakan pada analisis biaya-volume-laba adalah sebagai berikut :
1. Harga jual produk per unit yang dianggarkan tetap konstan pada berbagai
tingkat volume penjualan dalam periode yang bersangkutan.
2. Semua biaya yang dianggarkan dapat dikelompokkan ke dalam elemen
biaya tetap dan biaya variabel yang mempunyai tingkat variabilitas terhadap
produk yang diproduksi atau dijual, bukan terhadap dasar kegiatan yang
lain.
3. Harga dari biaya yang dianggarkan tetap konstan pada berbagai tingkat
kegiatan sehingga biaya dapat dianggarkan dalam garis lurus.
4. Kapasitas yang dimiliki perusahaan tidak berubah misalnya karena ekspansi,
karena perubahan kapasitas yang dimiliki akan merubah pula pola hubungan
biaya-volume dan laba.
8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba
8/36
8 | P a g e
5. Tingkat efisiensi perusahaan tidak berubah karena program efisiensi yang
sangat berhasil atau sebaliknya terjadi pemborosan yang luar biasa akan
bepengaruh pada pola hubungan B-V-L.
6. Tingkat dan metode teknologi yang dimiliki perusahaan tidak berubah,
karena perubahan teknologi juga dapat mengubah pola hubungan B-V-L.
7. Apabila perusahaan menjual berbagai macam produk, maka komposisi
produk yang dianggarkan pada berbagai tingkat penjualan tidak berubah.
C.
Penggolongan Biaya Menurut Perilaku Biaya
Untuk dapat menyajikan informasi biaya yang bermanfaat pada berbagai
tingkatan manajemen, akuntansi manajemen harus dapat menggolongkan biaya
sesuai dengan informasi yang diperlukan, kebutuhan informasi ini mendorong
timbulnya berbagai cara penggolongan biaya. Pola perilaku biaya memberikan
pandangan yang berharga untuk perencanaan dan pengawasan operasi-operasi
jangka pendek dan jangka panjang. Atas dasar perilakunya, maka biaya dapat
dikelompokkan ke dalam tiga jenis biaya yaitu biaya tetap, biaya variabel dan
biaya semi variabel.
1.
Biaya TetapBiaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran
perubahan volume kegiatan tertentu. Biaya tetap per satuan berubah karena
adanya perubahan volume kegiatan. contoh dalam pengambilan keputusan
pembelian generator listrik untuk keperluan perusahaan, perusahaan akan
memperhitungkan permintaan pasar dalam jangka panjang terhadap produk
yang dihasilkan. Untuk keperluan perencanaan dan pengendalian, maka
biaya tetap harus dapat dipecah menjadi :
a) Committed Fixed Cost
Committed Fixed Cost sebagian besar berupa biaya tetap yang
timbul dari kepemilikan pabrik, equipment dan organisasi pokok.
Dalam hal ini Committed Fixed Cost berupa semua biaya yang tetap
dikeluarkan, yang tidak dapat dikurangi guna mempertahankan
8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba
9/36
9 | P a g e
kemampuan perusahaan di dalam memenuhi tujuan-tujuan jangka
panjangnya. Contoh Committed Fixed Cost adalah biaya depresiasi,
PBB, sewa, asuransi dan gaji karyawan utama. Biaya ini terutama
dipengaruhi oleh ramalan penjualan jangka panjang.
b) Discreationary Fixed Cost
Discretionary Fixed Cost merupakan biaya (a) yang timbul dari
keputusan penyediaan anggaran secara berkala (biasanya tahunan) yang
secara langsung mencerminkan kebijakan manajemen puncak mengenai
jumlah maksimum biaya yang diizinkan untuk dikeluarkan (yang diukur
dengan volume penjualan atau produk). Discretionary Fixed Cost tidak
mempunyai hubungan dengan volume kegiatan. Contohnya adalah
biaya riset dan pengembangan dan biaya program pelatihan karyawan.
Discretionary Fixed Cost ini dapat dihentikan sama sekali
pengeluarannya atas kebijakan manajemen.
2. Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya sebanding dengan
perubahan volume kegiatan. Biaya variabel perusahaan unit konstan (tetap)
dengan adanya perubahan volume kegiatan. Biaya bahan baku merupakan
contoh biaya variabel yang berubah sebanding dengan perubahan volume
produksi. bila dihubungkan dengan karakteristik biaya terhadap keluarannya
maka biaya variabel dapat digolongkan menjadi :
a) Enginereed Variable Cost
Hampir semua biaya variabel merupakan Enginereed Variable
Cost.Enginereed Variable Cost merupakan biaya yang antara masukan
dan keluarannya mempunyai hubungan erat dan nyata. Contoh
Enginereed Variable Cost adalah biaya bahan baku.
b) Discreationary Varible Cost
Telah disebutkan di atas bahwa hamper semua biaya variabel
merupakanEnginereed Variable Cost, tapi ada beberapa biaya variabel
yang pantas untuk dikelompokkan ke dalam Discretionary Variable
Cost. Hal ini disebabkan karena Discretionary Variable Cost tersebut
8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba
10/36
10 | P a g e
bersifat variabel, berubah sebanding dengan volume kegiatan karena
manajemen memutuskan kebijakan demikian. Contohnya adalah biaya
iklan yang ditetapkan oleh manajemen puncak sebesar 2% dari hasil
penjualan, biaya iklan akan berubah sebanding dengan perubahan
volume penjualan.
3.
Biaya Semi Variabel
Biaya semi variabel adalah biaya yang memiliki unsur tetap dan
variabel didalamnya. Unsur biaya tetap merupakan jumlah biaya minimum
untuk menyediakan jasa, sedangkan unsur biaya variabel merupakan bagian
dari biaya semi variabel yang dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan.
Ada dua pendekatandalam memperkirakan fungsi biaya :
a) Pendekatan Historis : Dalam hal pendekatan historis, fungsi biaya
ditentukan dengan cara menganalisis perilaku biaya di masa yang lalu.
b) Pendekatan Analisis : Dalam pendekatan analisis diadakan kerja sama
di antara orang-orang teknik dan staf penyusunan anggaran untuk
mengadakan penyelidikan terhadap tiap-tiap fungsi guna menentukan
pentingnya fungsi tersebut, metode pelaksanaan pekerjaan yang paling
efisien dan jumlah biaya yang bersangkutan dengan pelaksanaan pekerjaan
tersebut pada berbagai tingkat kegiatan.
D.
Analisis B-V-L untuk Perencanaan Titik Impas
Titik impas merupakan suatu kondisi dimana perusahaan tidak memperoleh
laba dan tidak menderita kerugian. Dengan kata lain suatu usaha dikatakan impas jika
jumlah pendapatan sama dengan jumlah biaya. Analisis impas adalah suatu cara
untuk mengetahui volume penjualan minimum agar suatu usaha tidak menderita
kerugian tetapi juga belum memperoleh laba, dengan kata lain laba sama juga dengan
nol. Cara untuk mengetahui impas yaitu melalui pendekatan teknik dengan
persamaan :
8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba
11/36
8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba
12/36
12 | P a g e
Ekspansi akan mengakibatkan peningkatan biaya-biaya tetap
dan variabel, tetapi juga akan meningkatkan penjualan yang
dihaarapkan.
c) Proyek modernisasi dan otomatisasi
Apabila terjadi peningkatan investasi peralatan produksi yang
mampu menekan biaya variabel khususnya biaya tenaga kerja
langsung. Analisis break even dapat digunakan untuk menganalisis
konsekuensi proyek tersebut.
Dasar Asumsi Analisis Break Even
Analisis break even mempunyai beberapa asumsi yang tercermin dalam
anggaran perusahaan masa yang akan datang. Dasar asumsi yang mendasari
analisis break even menurut Abdul Halim dan Bambang Supomo (2005:58)
sebagai berikut:
a) Harga jual per unit tidak berubah-ubah pada berbagai volume penjualan.
b) Perusahaan berproduksi pada jarak kapasitas yang secara relative konstan.
c) Biaya dapat dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap
jumlahnya tidak berubah dalam jarak kapasitas tertentu, sedangkan biaya
variabel berubah secara proporsional dengan perubahan volume kegiatan
perusahaan.
d) Jumlah perubahan persedaiaan awal dan persediaan akhir tidak berarti.
e) Jika perusahaan menjual lebih dari satu macam produk, komposisi produk
yang dijual dianggap tidak berubah.
Perhitungan Break Even Point (BEP)
Break even point (BEP) dapat dihitung menggunakan metode persamaandan metode marjin kontribusi. Kedua metode tersebut memberikan hasil yang
sama.
8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba
13/36
13 | P a g e
a) Pendekatan Persamaan
Pendekatan persamaan memanfaatkan data-data dari laporan laba
rugi yang disusun dengan format kontribusi. Persamaannya adalah sebagai
berikut.
b) Pendekatan Marjin Kontribusi
Penelitian ini menggunakan pendekatan marjin kontribusi dengan
alasan bahwa pendekatan marjin kontribusi memiliki kelebihan yaitu dapat
menunjukan secara jelas bagaimana biaya berubah bersama dengan
perubahan tingkat penjualan.
Marjin kontribusi adalah selisih antara hasil penjualan setelah
dikurangi biaya variabel. Jumlah marjin kontribusi dapat digunakan untuk
menutup biaya tetap dan membentuk laba. Break even point yang dicari
dengan metode marjin kontribusi dicapai ketika jumlah marjin kontribusi
sama besarnya dengan biaya tetap.
E.
Metode dan Penerapan Analisis Hubungan B-V-L
Adanya penerapan pada analisis hubungan Biaya-Volume-Laba
diharapkan akan memberikan dampak pengaruh dari margin kontribusi terhadap
perubahan dalam biaya variabel, biaya tetap, harga jual, dan volume penjualan.
Beberapa pengaruh penerapan dalam analisis hubungan B-V-L :
1) Perubahan dalam Biaya Tetap dan Volume Penjualan
Manajemen perusahaan mempertimbangkan untuk meningkatkan
anggaran iklan per bulan sebesar $10,000 akan meningkatkan penjualan
sebesar $30,000 dan 520 unit. Perubahan tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut ini
8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba
14/36
14 | P a g e
A
Asumsikan tidak ada faktor lain yang diperhitungkan maka
peningkatan anggaran iklan akan meningkatkan laba bersih sebesar $ 2,000.
terdapat 2 cara cepat perhitungan diatas yaitu :
Perhitungan I
Proyeksi Margin Kontribusi
($130,000 x 40% rasio CM)$ 52,000
Total Margin Kontribusi
($100,000 x 40% rasio CM)$ 40,000
Peningkatan Margin Kontribusi 12,000
Perubahan dalam biaya tetap
(-/-) Peningkatan biaya iklan $ 10,000
Peningkatan Laba Bersih $ 2,000
Sekarang Revisi
Penjualan &
Biaya Iklan
Peningkatan %
Penjualan
Penjualan $ 100,000 $ 130,000 $30,000
100%
(-/-) B.
Variabel
60,000 78,000
18,000
60%
Margin
kontribusi
40,000 52,000
12,000
40%
(-/-)Beban
tetap
35,000 45,000 0
Laba bersih $ 5,000 $ 7,000 $ 12,000
8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba
15/36
15 | P a g e
Perhitungan II
Peningkatan Margin Kontribusi
($30,000 x 40% rasio CM) $ 12,000
(-/-) Peningkatan biaya iklan 10,000
Peningkatan Laba Bersih $ 2,000
Perhitungan ini lebih singkat tidak perlu menyiapkan laporan laba
rugi dan melibatkan analisis perningkatan yang memperhitungkan faktor
pendapatan, biaya dan volume yang akan berubah jika terdapat perubahan
diantara faktor-faktor diatas.
2) Perubahan dalam Biaya Variabel dan Volume Penjualan
Manajemen perusahaan mempertimbangkan penggunaan komponen
berkualitas lebih tinggi yang akan mengakibatkan naiknya biaya variabel
sebesar $10 namun dengan perbaikan komponen akan meningkatkan
penjualan menjadi 480 unit per bulan. Perubahan tersebut dapat dilihat pada
tabel berikut ini
Perhitungan
Proyeksi Margin Kontribusi
(480 unit x $90 per unit )$ 43,200
Total Margin Kontribusi saat ini
(400 x $100 per unit)40,000
Peningkatan Margin Kontribusi $ 13,200
Dari hasil perhitungan disimpulkan peningkatan biaya variabel dapat
dilakukan karena dapat meningkatkan penjualan sehingga meningkatkan
total margin kontribusi dan laba bersih sebesar $ 3,200.
8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba
16/36
16 | P a g e
3) Perubahan dalam Biaya Tetap, Harga Jual, dan Volume Penjualan
Manajemen perusahaan mempertimbangkan menurunkan harga jual
sebesar $20 per unit dan meningkatkan biaya iklan sebesar $15,000 per
bulan namun dapat meningkatkan penjualan sebesar 50% atau menjadi 600
unit. Perubahan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Perhitungan dan Laporan Laba Rugi
Proyeksi Total Margin
Kontribusi
(600 unit x $ 80 per unit)
$ 48,000
Total Margin Kontribusi
sekarang
(400 unit x $100 per unit)
$ 40,000
Peningkatan Margin
Kontribusi8,000
Perubahan dalam biaya
tetap
(-/-) Peningkatan biaya
iklan$ 15,000
Penurunan Laba Bersih ($ 7,000)
Sebelum Revisi Sesudah Revisi
Total Per Unit Total Unit Selisih
Penjualan $ 100,000 $ 250 $ 138,000 $ 230 $ 38,000(-/-) B. Variabel 60,000 150 90,000 150 30,000
Margin kontribusi 40,000 $ 100 48,000 $ 80 8,000
(-/-) Beban tetap 35,000 50,000 15,000
Laba bersih $ 5,000 $ 2,000 ($ 7,000)
8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba
17/36
17 | P a g e
Perubahan seharusnya tidak dilakukan karena mengakibatkan penurunan laba
bersih.
4) Perubahan dalam Biaya Variabel, Biaya Tetap, dan Volume Penjualan
Manajemen perusahaan mempertimbangkan mengganti sistem kompensasi
dari gaji tetap dengan total $6,000 per bulan menjadi komisi sebesar $15 per unit
sehingga dapat meningkatkan penjualan sebesar 15% atau menjadi 460 unit.
Perubahan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Perhitungan dan Laporan Laba Rugi
Proyeksi Total Margin
Kontribusi
(460 unit x $ 85 per unit)
$ 39,100
Total Margin Kontribusi
sekarang
(400 unit x $100 per unit)
$ 40,000
Peningkatan Margin
Kontribusi(900)
Perubahan dalam biaya
tetap :
(+/+) Perubahan gaji
menjadi komisi$ 6,000
Penurunan Laba Bersih $ 5,100
Sebelum Revisi Sesudah
Revisi
Total Per
Unit
Total Per
Unit
Selisih
Penjualan $ 100,000 $ 250 $ 115,000 $ 250 $ 15,000
(-/-) B. Variabel 60,000 150 75,900 165 15,900
Margin 40,000 $ 100 39,100 $ 85 $ 900
8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba
18/36
18 | P a g e
kontribusi
(-/-) Beban tetap 35,000 29,000 ( 6,000)
Laba bersih $ 5,000 $ 10,100 $ 5,100
Perubahan seharusnya dilakukan. Biaya tetap akan menurun sebesar $
6,000 dari $35,000 menjadi $29,000 dan margin kontribusi per unit menurun
menjadi $85. implikasi dari semua itu akan meningkatkan laba bersih yang
berasal dari penghematan biaya tetap tadi.
5) Perubahan dalam Harga Jual Reguler
Manajemen perusahaan mempertimbangkan selain penjualan biasa, untuk
menjual 150 unit kepada penjual grosir dengan harga khusus. Manajemen sedang
menyusun harga jual khusus agar mendapatkan laba bulanan sebesar $3,000.
Perhitungan
Biaya variabel per unit $ 150
Proyeksi Laba per unit
($3,000 / 150 unit)$ 20
Proyeksi Harga jual per unit $ 170
Beban tetap tidak diperhitungkan karena tidak terpengaruh oleh penjualan
harga khusus dimana biaya tetap akan sama jumlahnya berapapun unit terjual dan
harga yang dkenakan.
8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba
19/36
19 | P a g e
F. Penerapan Analisis Biaya,Volume dan Laba Pada PR. Kreatifa
Mandiri
Berdasarkan judul yang diteliti yaitu Analisis Break Even Terhadap
Perencanaan Laba PR. Kreatifa Hasta Mandiri, Yogyakarta maka ada satu jenisanalisis B-V-L dalam perencanaan laba yang diterapkan oleh PR. Kreatifa
Mandiri yaitu melalui analisis break even. Dalam penelitian ini menggunakan
data yang menjadi dasar dalam perhitungan perencanaan laba yang dilakukan
dengan analisis break even, data tersebut adalah sebagai berikut :
1) Data Realisasi Volume Penjualan tahun 2008,2009,2010
Produk 2008 2009 2010
Rokok Rush
Rokok Exo
3.039.940 pak
2.026.620 pak
3.869.310 pak
2.579.540 pak
1.982.820 pak
1.321.880 pak
Total 5.066.560 pak 6.448.850 pak 3.304.700 pak
2) Data anggaran Volume Penjualan tahun 2009,2010,2011
Produk 2009 2010 2011
Rokok Rush
Rokok Exo
3.236.230 pak
2.157.480 pak
4.103.350 pak
2.735.560 pak
2.385.050 pak
1.572.030 pak
Total 5.393.710 pak 6.838.910 pak 3.957.910 pak
3) Data Realisasi Penjualan Tahun 2008,2009,2010
Data Realisasi Penjualan 2008
Produk Harga/Unit
(Rp)
Vol. Penjualan
(pak)
Hasil Penjualan
(Rp)
Rokok Rush
Rokok Exo
4.035
4.035
3.039.940 pak
2.026.620 pak
12.266.157.900
8.177.411.700
Total 5.066.560 pak 20.443.569.600
8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba
20/36
20 | P a g e
Data Realisasi Penjualan 2009
Produk Harga/Unit
(Rp)
Vol. Penjualan
(pak)
Hasil Penjualan
(Rp)
Rokok Rush
Rokok Exo
4.555
4.555
3.869.310 pak
2.579.540 pak
17.624.707.050
11.749.804.700
Total 29.374.511.750
Data Realisasi Penjualan 2010
Produk Harga/Unit
(Rp)
Vol. Penjualan
(pak)
Hasil Penjualan
(Rp)
Rokok Rush
Rokok Exo
4.700
4.700
1.982.820 pak
1.321.880 pak
9.319.254.000
6.212.836.000
Total 15.532.090.000
4) Data anggaran penjualan 2009,2010,2011
Data anggaran penjualan 2009
Produk Harga/Unit
(Rp)
Vol. Penjualan
(pak)
Hasil Penjualan
(Rp)
Rokok Rush
Rokok Exo
3.900
4.200
3.236.230 pak
2.157.480 pak
12.621.297.000
9.061.416.000
Total 21.682.713.000
Data anggaran penjualan 2010
Produk Harga/Unit
(Rp)
Vol. Penjualan
(pak)
Hasil Penjualan
(Rp)
Rokok Rush
Rokok Exo
4.350
4.750
4.103.350 pak
2.735.560 pak
17.849.572.500
12.993.910.000
Total 30.843.482.500
8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba
21/36
21 | P a g e
Data anggaran penjualan 2011
Produk Harga/Unit
(Rp)
Vol. Penjualan
(pak)
Hasil Penjualan
(Rp)
Rokok Rush
Rokok Exo
4.500
4.950
2.358.050 pak
1.572.030 pak
10.611.225.000
7.781.548.500
Total 18.392.773.500
5) Data Realisasi Biaya Produksi 2008,2009,2010
Biaya Produksi 2008 (Rp) 2009 (Rp) 2010 (Rp)
1) Biaya Bahan Baku
a) Tembakau
b) Saos
c) Cengkeh
2.655.435.600
357.751.800
77.980.900
4.798.396.000
624.455.400
301.123.500
1.786.588.500
198.750.600
51.000.000
2) BTKL 628.975.000 1.805.644.300 515.375600
3) Biaya overhead
Pabrik
a)
Bahan
Penolong
b) Biaya Listrik
c) Biaya
Reparasi &
pemeliharaan
d) Biaya Bahan
Bakar
e) Depresiasi
f) Asuransi
7.998.985.000
80.600.000
18.500.000
455.433.300
4.388.678.400
252.678.000
11.255.467.800
272.000.000
25.000.000
877.800.500
5.334.780.900
170.000.000
4.687.500.000
71.650.000
16.450.000
218.500.000
3.871.010.650
80.500.000
Biaya Non Produksi
1) Biaya Adm &
8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba
22/36
22 | P a g e
Umum
a) Biaya Gaji
b) Biaya Pos dan
Telepon
c) Supplies
Kantor
855.750.000
62.000.000
25.350.000
903.845.700
82.000.000
25.000.000
485.365.750
51.500.500
17.350.000
2) Biaya Pemasaran
a) Biaya Iklan
b) Perjalanan
Dinas
c) Biaya
Pengiriman
250.688.500
80.000.000
15.780.000
198.500.000
105.000.000
32.500.000
155.000.000
55.000.000
21.500.000
TOTAL 18.204.586.500 26.811.514.100 12.283.041.600
6) Data anggaran biaya produksi tahun 2009,2010,2011
Biaya Produksi 2008 (Rp) 2009 (Rp) 2010 (Rp)
4) Biaya Bahan Baku
a)
Tembakaub) Saos
c) Cengkeh
2.825.785.900359.750.000
80.880.000
4.798.396.000624.455.400
301.123.500
1.786.588.500198.750.600
51.000.000
5) BTKL 710.500.000 1.805.644.300 515.375600
6) Biaya overhead
Pabrik
g) Bahan Penolong
h) Biaya Listrik
i) Biaya Reparasi
& pemeliharaan
j) Biaya Bahan
Bakar
k) Depresiasi
8.000.985.000
80.600.000
18.500.000
650.500.000
4.388.678.400
11.255.467.800
272.000.000
25.000.000
877.800.500
5.334.780.900
4.687.500.000
71.650.000
16.450.000
218.500.000
3.871.010.650
8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba
23/36
23 | P a g e
l) Asuransi 252.678.000 170.000.000 80.500.000
Biaya Non Produksi
3) Biaya Adm &
Umum
d) Biaya Gaji
e) Biaya Pos dan
Telepon
f) Supplies Kantor
855.750.000
62.000.000
25.350.000
903.845.700
82.000.000
25.000.000
485.365.750
51.500.500
17.350.000
4) Biaya Pemasaran
d) Biaya Iklan
e) Perjalanan
Dinas
f) Biaya
Pengiriman
250.688.500
80.000.000
15.780.000
198.500.000
105.000.000
32.500.000
155.000.000
55.000.000
21.500.000
TOTAL 18.204.586.500 26.811.514.100 12.283.041.600
Langkah yang dilakukan PR. Kreatifa Hasta Mandiri untuk perencanaan
labanya dengan analisis break even adalah dengan memisahkan antara total biaya
tetap, total biaya variabel dan total biaya semi variabel. Hasil pengklasifian
tersebut akan dijadikan dasar perusahaan untuk melakukan proyeksi perencanaan
biaya, perencanaan laba dan menyusun anggaran lain. Berikut data perhitungan
pemisahan biaya tetap, variabel dan semi variabel :
Realisasi Biaya Tetap tahun 2008,2009, dan 2010, Anggaran Biaya Tetap tahun
2009,2010, dan 2011
Jenis Biaya 2008/2009
( Rp)
2009/2010
(Rp)
2010/2011
(Rp)
1. Biaya Overhead Pabrik
a) Depresiasi
b) Biaya Listrik
4.388.678.400
22.497.500
5.334.780.900
87.539.700
3.871.010.650
63.947.300
8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba
24/36
24 | P a g e
Realisasi biaya variabel tahun 2008,2009, dan 2010
Jenis Biaya 2008 (Rp) 2009 (Rp) 2010 (Rp)
1. Biaya Bahan Baku
a) Tembakau
b) Saos
c) Cengkeh
2.655.435.600
357.751.800
77.980.900
4.798.396.000
624.455.400
301.123.500
1.786.588.500
198.750.600
51.000.000
2.
Biaya tenaga kerja Langsung 628.975.000 1.805.644.300 515. 375600
c) Biaya Reparasi
& Pemeliharaan
d) Asuransi
14.489.300
252.687.000
11.206.500
170.000.000
8.851.400
80.500.000
2.
Biaya Administrasi umu m
a)
Biaya gaji
b) Biaya pos dan
telepon
c) Supplies kantor
855.750.000
62.000.000
25.350.000
903.845.700
82.000.000
25.000.000
485.365.750
51.500.500
17.350.000
3. Biaya Pemasaran
a)
Iklan/promosi
b) Perjalanan dinas
250.688.500
80.000.000
198.500.000
105.000.000
155.000.000
55.000.000
Total Biaya Tetap 5.952.140.700 6.917.872.800 4.788.525.600
8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba
25/36
25 | P a g e
3. Biaya Overhead Pabrik
a) Biaya Penolong
b) Biaya Listrik
c) Biaya Reparasi dan
Pemeliharaan
d) Biaya bahan bakar
7.998.985.000
58.102.500
4.010.700
455.433.300
11.255.467.800
184.460.300
13.793.500
877.800.500
4.687.500.000
7.702.700
7.598.600
218.500.000
4. Biaya Pemesanan
a) Biaya pengiriman 15.780.000 32.500.000 21.500.000
Total Biaya Variabel 12.207.601.700 19.719.557.800 8.187.679.500
Anggaran Biaya Variabel tahun 2009,2010, dan 2011
Jenis Biaya 2009 (Rp) 2010 (Rp) 2011 (Rp)
1. Biaya Bahan Baku
a)
Tembakaub) Saos
c) Cengkeh
2.825.785.900359.750.000
80.880.000
5.188.745.200650.750.000
510.567.800
1.850.800.500210.050.500
55.000.000
2. Biaya tenaga kerja langsung 710.500.000 1.805.644.400 550.985.700
3. Biaya overhead pabrik
a) Bahan Penolong
b) Biaya Listrik
c) Biaya Reparasi &
pemeliharaan
d) Biaya Bahan Bakar
8.000.985.000
58.102.500
4.010.700
650.500.000
11.500.000.000
184.460.300
13.793.500
950.000.000
5.100.041.500
7.702.700
7.598.600
375.500.000
4.
Biaya Pemasaran
a) Biaya Pengiriman 21.000.000 35.000.000 30.000.000
8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba
26/36
26 | P a g e
Total Biaya Variabel 12.711.514.100 20.768.961.200 8.187.679.500
Hasil Pemisahan Biaya Semi Variabel Tahun 2008/2009
Keterangan Biaya Tetap
(Rp)
Biaya Variabel
(Rp)
Biaya Listrik 22.497.500 58.102.500
Biaya Reparasi & Pemeliharaan 14.489.300 4.010.700
Hasil Pemisahan Biaya Semi Variabel Tahun 2009/2010
Keterangan Biaya Tetap
(Rp)
Biaya Variabel
(Rp)
Biaya Listrik 87.539.680 184.460.320
Biaya Reparasi & Pemeliharaan 11.206.528 13.793.472
Hasil Pemisahan Biaya Semi Variabel Tahun 2009/2010
Keterangan Biaya Tetap(Rp)
Biaya Variabel(Rp)
Biaya Listrik 63.947.340 7.702.660
Biaya Reparasi & Pemeliharaan 8.851.430 7.598.570
Berdasarkan datadata diatas perusahaan dapat melakukan proyeksi perencanaan
biaya, perencanaan laba dan menyusun anggaran lain. Selain itu manajemen juga dapat
merencanakan laba yang diingikan perusahaan sesuai dengan kemampuan perusahaan.
Berikut adalah rencana laporan laba dengan metodde kontribusi :
8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba
27/36
27 | P a g e
Laporan anggaran laba kontribusi tahun 2009
Unit yang terjual
Harga Jual
Penjualan
Biaya Variabel
CM
Biaya Tetap
Laba Bersih
Rokok Rush Rokok Exo Total
3.236.230
Rp.3.900
Rp.12.621.297.000
Rp.8.029.782.500
Rp.4.591.514.500
Rp.3.571.284.420
Rp.1.020.230.080
2.157.480
Rp.4.200
Rp.9.061.416.000
Rp.4.681.731.600
Rp.4.379.684.400
Rp.2.380.856.280
Rp.1.998.828.120
Rp.21.682.713.000
Rp.12.711.514.100
Rp.8.971.198.900
Rp.5.952.140.700
Rp.3.019.058.200
Rasio Contribution Margin (RCM ) tahun 2009 dapat dihitung sebagai berikut:
RCM masing-masing produk tahun 2009 adalah :
Ratio contribution margin (RCM) sangat penting dalam menentukan kebijakan
bisnis, karena menunjukan bagaimana contributionmargin akan dipengaruhi oleh total
penjualan. Tahun 2009 PR. Kreatifa Hasta Mandiri memiliki ratio contribution margin
(RCM) 41%. Hal ini berarti bahwa PR. Kreatifa Hasta Mandiri merencanakan
peningkatan penjualan sebesar Rp.21.682.713.000 untuk tahun 2009, manajemen
dapat menentukan contibution margin sebesar Rp.8.971.198.900 dan memperoleh laba
sebesar Rp.3.019.058.200. Melalui perhitungan masing-masing produk maka produksi
rokok Exo lebih diutamakan, karena ratiomargin contribution rokok Exo lebih besar
dari pada rokok Rush yaitu sebesar 48%. Artinya peningkatan penjualan rokok Exo
8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba
28/36
28 | P a g e
sebesar Rp.9.061.416.000 untuk tahun 2009, manajemen dapat menentukan
contribution margin sebesar Rp.4.379.684.400 memperoleh laba Rp.1.998.828.120.
Laporan anggaran laba kontribusi tahun 2010
Unit yang terjual
Harga Jual
Penjualan
Biaya Variabel
CM
Biaya Tetap
Laba Bersih
Rokok Rush Rokok Exo Total
4.103.350
Rp.4.350
Rp.17.849.572.500
Rp.12.104.882.500
Rp.5.744.690.000
Rp.4.150.723.680
Rp.1.593.966.320
2.735.560
Rp.4.750
Rp.12.993.910.000
Rp.8.734.078.700
Rp.4.259.831.300
Rp.2.767.149.120
Rp.1.492.682.180
Rp.30.843.482.500
Rp.20.838.961.200
Rp.10.004.521.300
Rp.6.917.872.800
Rp.3.086.648.500
Rasio Contribution Margin (RCM ) tahun 2010 dapat dihitung sebagai berikut:
RCM masing-masing produk tahun 2010 adalah :
Tahun 2010 PR. Kreatifa Hasta Mandiri memiliki ratiocontribution margin
(RCM) 32%. Hal ini berarti bahwa PR. Kreatifa Hasta Mandiri merencanakan
peningkatan penjualan sebesarRp.30.843.482.500, manajemen dapat menentukan
contibution margin sebesar Rp.10.004.521.300 dan memperoleh laba sebesar
Rp.3.086.648.500.Melalui perhitungan masing-masing produk maka produksi rokok
Exo lebih diutamakan, karena ratio margin contribution rokok Exo lebih besar dari
8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba
29/36
29 | P a g e
pada rokok Rush yaitu sebesar 33%. Artinya peningkatan penjualan rokok Exo sebesar
Rp.12.993.910.000 untuk tahun 2010, manajemen dapat menentukan contribution
margin sebesar Rp.4.259.831.300 memperoleh laba Rp.1.492.682.180.
Laporan anggaran laba kontribusi tahun 2011
Unit yang terjual
Harga Jual
Penjualan
Biaya Variabel
CM
Biaya Tetap
Laba Bersih
Rokok Rush Rokok Exo Total
2.358.050
Rp.4.500
Rp.10.611.225.000
Rp.4.716.100.000
Rp.5.895.125.000
Rp.2.873.115.360
Rp.3.022.009.640
1.572.030
Rp.4.950
Rp.7.781.548.500
Rp.3.471.579.500
Rp.4.309.969.000
Rp.1.915.410.240
Rp.2.394.558.760
Rp.18.392.773.500
Rp.8.187.679.500
Rp.10.205.094.000
Rp.4.788.525.600
Rp.5.416.568.400
Rasio Contribution Margin (RCM ) tahun 2011 dapat dihitung sebagai berikut:
RCM masing-masing produk tahun 2011 adalah :
Tahun 2011 PR. Kreatifa Hasta Mandiri memiliki ratio contribution margin
(RCM) 55%. Hal ini berarti bahwa PR. Kreatifa Hasta Mandiri merencanakan
peningkatan penjualan sebesarRp.18.392.773.500, manajemen dapat menentukan
contribution margin sebesar Rp.10.205.094.000 dan memperoleh laba sebesar
Rp.5.416.568.400.Melalui perhitungan masing-masing produk maka produksi rokok
8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba
30/36
30 | P a g e
Rushlebih diutamakan, karena ratio margin contribution rokok Rush lebih besardari
pada rokok Exo yaitu sebesar 56%. Artinya peningkatan penjualanrokok Rush sebesar
Rp. 10.611.225.000 untuk tahun 2011, manajemen dapat menentukan contribution
margin sebesar Rp. 5.895.125.000memperoleh laba Rp. 3.022.009.640.
Dalam perhitungan RCM untuk masing-masing produk maka dapat diketahui
bahwa produk yang memiliki RCM lebih besar dapat diutamakan dalam produksinya.
Berikut adalah produk yang diutamakan produksinya pada tahun 2009,2010, dan 2011 :
Keterangan 2009 2010 2011
Produksi diutamakan
RCM
Laba
Rokok Exo
48%
Rp.1.998.828.120
Rokok Exo
33%
Rp.1.492.682.180
Rokok Rush
56%
Rp.3.022.009.640
PerhitunganBreak Even Point (BEP)
1. BEP tahun 2009 adalah :
BEP masing-masing produk tahun 2009 dapat dihitung sebagai berikut :
Pada tahun 2009 BEP total perusahaan sebesar Rp.14.517.416.341,00.
Perhitungan BEP masing-masing produk yaitu untuk produk rokok Rush sebesar
Rp.9.920.234.500,00, sedangkan untuk produk rokok Exo sebesar
Rp.4.960.117.250,00. Analisis tersebut menunjukan bahwa perusahaan lebih baik
8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba
31/36
31 | P a g e
memperbanyak produksi rokok Exo karena BEP rokok Exo lebih kecil daripada
rokok Rush.
2. BEP tahun 2010 adalah:
BEP masing-masing produk tahun 2009 dapat dihitung sebagai berikut :
Tahun 2010 BEP total perusahaan sebesar Rp.21.618.352.500,00.
Perhitungan BEP masing-masing produk yaitu untuk produk rokok Rush sebesar
RP.12.917.011.500,00, sedangkan untuk produk rokok Exo sebesar
Rp.8.385.300.364,00. Analisis tersebut menunjukan bahwa perusahaan lebih baik
memperbanyak produksi rokok Exo karena BEP rokok Exo lebih kecil daripada
rokok Rush.
3. BEP tahun 2011 adalah :
BEP masing-masing produk tahun 2009 dapat dihitung sebagai berikut :
Tahun 2011 BEP total perusahaan sebesar Rp.8.706,410.182,00.
Perhitungan BEP masing-masing produk yaitu untuk produk rokok Rush sebesar
RP.5.130.563.143,00, sedangkan untuk produk rokok Exo sebesar
Rp.3.482.564.073,00. Analisis tersebut menunjukan bahwa perusahaan lebih baik
memperbanyak produksi rokok Exo karena BEP rokok Exo lebih kecil daripada
rokok Rush.
8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba
32/36
32 | P a g e
PerhitunganMargin of Safety (MOS)
1. Margin of Safety(MOS) total yahun 2009 dapat dihitung sebagai berikut:
Dalam rupiah = 34% x 21.682.713.000 = Rp. 7.372.122.420,00
Margin of Safety(MOS) masing-masing produk tahun 2009 dapat dihitung
sebagai berikut:
Dalam rupiah = 46% x 9.061.416.000 = Rp. 4.168.251.360,00
Margin of safety tahun 2009 sebesar 34% menunjukan bahwa jumlah
penjualan yang nyata berkurang atau menyimpang lebih besar dari 34% (dari
penjualan yang direncanakan) perusahaan akan menderita rugi. Margin of safety
masing-masing produk tahun 2009 pada rokok Rush sebesar 22% sedangkan pada
rokok Exo sebesar 46%. Hasil ini menunjukan penjualan rokok Rush lebih rawan
mengalami kerugian karena memiliki MOS lebih kecil dari rokok Exo. Semakin
kecil MOS berarti semakin cepat perusahaan menderita kerugian, dalam hal ini
terdapat penurunan jumlah penjualan yang nyata.
2. Margin of Safety(MOS) total tahun 2010 dapat dihitung sebagai berikut:
Dalam rupiah = 31% x 30.843.482.500 = Rp. 9.561.479.575,00
Margin of Safety(MOS) total tahun 2010 dapat dihitung sebagai berikut:
8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba
33/36
33 | P a g e
Dalam rupiah = 28% x 17.849.572.500 = Rp. 4.997.880.300,00
Dalam rupiah = 35% x 12.993.910.000 = Rp. 4.547.868.500,00
Margin of safety tahun 2010 sebesar 31% menunjukan bahwa jumlah
penjualan yang nyata berkurang atau menyimpang lebih besar dari 31% (dari
penjualan yang direncanakan) perusahaan akan menderita rugi. Margin of safety
masing-masing produk tahun 2010 pada rokok Rush sebesar 28% sedangkan pada
rokok Exo sebesar 35%. Hasil ini menunjukan penjualan rokok Rush lebih rawan
mengalami kerugian karena memiliki MOS lebih kecil dari rokok Exo. Semakin
kecil MOS berarti semakin cepat perusahaan menderita kerugian, dalam hal initerdapat penurunan jumlah penjualan yang nyata.
3. Margin of Safety(MOS) total tahun 2011 dapat dihitung sebagai berikut:
Dalam rupiah = 53% x 18.392.773.500 = Rp. 9.748.169.955,00
Margin of Safety(MOS) total tahun 2011 dapat dihitung sebagai berikut:
Dalam rupiah = 51% x 10.611.225.000 = Rp. 5.411.724.750,00
Dalam rupiah = 56% x 7.781.548.500 = Rp. 4.357.667.160,00
Margin of safety tahun 2011 sebesar 53% menunjukan bahwan jumlah
penjualan yangnyata berkurang atau menyimpang lebih besar dari 53% (daripenjualan yang direncanakan) perusahaan akan menderita rugi. Margin of safety
masing-masing produk tahun 2011 pada rokok Rush sebesar 51% sedangkan pada
rokok Exo sebesar 56%. Hasil ini menunjukan penjualan rokok Rush lebih rawan
mengalami kerugian karena memiliki MOS lebih kecil dari rokok Exo. Semakin
8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba
34/36
34 | P a g e
kecil MOS berarti semakin cepat perusahaan menderita kerugian, dalam hal ini
terdapat penurunan jumlah penjualan yang nyata.
Margin of Safety menunjukan jarak antara penjualan yang direncanakan
dengan penjualan pada break even. Melalui perhitungan margin of safety masing-
masing produk dari tahun 2009, 2010 dan 2011, produk yang memiliki margin of
safety lebih kecil menunjukan hasil penjualan produk tersebut lebih rawan
mengalami kerugian. Berikut ini adalah produk rokok yang lebih rawan
mengalami kerugian dalam produksinya pada tahun 2009, 2010 dan 2011 yang
disajikan dalam tabel:
Produk MOS MOS
dalam rupiah
2009
2010
2011
Rokok Rush
Rokok Rush
Rokok Rush
22%
28%
51%
Rp. 2.776.685.340
Rp. 4.997.880.300
Rp. 5.411.724.750
8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba
35/36
35 | P a g e
BAB III
KESIMPULAN
Analisis Biaya-Volume-Laba (B-V-L) merupakan suatu alat yang sangat berguna untuk
perencanaan dan pengambilan keputusan. Oleh karena analisis B-V-L menekankan keterkaitan
antara biaya kuantitas yang terjual, dan harga, maka semua informasi keuangan perusahaan
terkandung di dalam analisis B-V-L ini.
Dalam kasus PR. Kreatifa Mandiri menunjukkan bahwa management perusahaan tersebut
ingin merencanakan laba yang diperoleh perusahaan sesuai dengan kemampuan perusahaan.
Dimana perusahaan ini menggunakan analisis BreakEvent Point dalam mengklasifikasikan
Biaya yang ada dalam perusahaan. Setelah melakukan pengklasifikasian, perusahaan membuat
data realisasi biaya tetap, data realisasi biaya variabel, dan data realisasi biaya semi variabel.
Dari data total realisasi tersebut perusahaan dapat melakukan perhitungan Rasio Contribution
Margin (RCM) sangat penting dalam menentukan kebijakan bisnis, karena menunjukan
bagaimana contributionmargin akan dipengaruhi oleh total penjualan. Selain itu perusahaan juga
akan menghitung Break Event Point(BEP) dimana manager perusahaan ingin mengatahui total
penjualan yang harus dilakukan agar perusahaan berada pada kondisi tidak untung dan juga tidak
rugi. Setelah itu perusahaan juga akan menghitung Margin of Safety (MOS), perhitungan ini
berguna bagi perusahaan untuk mengetahui tingkat resiko yang ada dalam produksi masing-
masing jenis produk.
Perhitungan yang dijelaskan diatas akan digunakan untuk menentukan kebijakan yang
akan diambil oleh perusahaan untuk dapat memperoleh laba seperti yang diharapkan perusahaan.
Setidaknya perhitungan diatas akan memperkecil kemungkinan terjadinya kerugian yang akan
dialami oleh perusahaan.
8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba
36/36
DAFTAR PUSTAKA
www.wikipedia.com
www.google.co.id
http://feuh-kel11.blogspot.com/2013/09/analisis-hubungan-biaya-volume-laba-bv.html
http://catatanlengkapfatma.blogspot.com/2013/12/analisis-biaya-volume-laba.html
http://aristiyan.blogspot.com/2013/10/analisis-biaya-volume-laba.html
http://www.wikipedia.com/http://www.wikipedia.com/http://www.google.co.id/http://www.google.co.id/http://feuh-kel11.blogspot.com/2013/09/analisis-hubungan-biaya-volume-laba-bv.htmlhttp://feuh-kel11.blogspot.com/2013/09/analisis-hubungan-biaya-volume-laba-bv.htmlhttp://catatanlengkapfatma.blogspot.com/2013/12/analisis-biaya-volume-laba.htmlhttp://catatanlengkapfatma.blogspot.com/2013/12/analisis-biaya-volume-laba.htmlhttp://aristiyan.blogspot.com/2013/10/analisis-biaya-volume-laba.htmlhttp://aristiyan.blogspot.com/2013/10/analisis-biaya-volume-laba.htmlhttp://aristiyan.blogspot.com/2013/10/analisis-biaya-volume-laba.htmlhttp://catatanlengkapfatma.blogspot.com/2013/12/analisis-biaya-volume-laba.htmlhttp://feuh-kel11.blogspot.com/2013/09/analisis-hubungan-biaya-volume-laba-bv.htmlhttp://www.google.co.id/http://www.wikipedia.com/