22
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi dan Pengertian Geologi Geologi merupakan suatu bidang imi pengetahuan kebumian yang mempelajari ssegala sesuatu mengenai planet bumi beserta isinya yang pernah ada. Geologi digolongkan sebagai ilmu yang kompleks karena mempunyai cakupan pembahasan materi yang beraneka ragam. Ilmu ini mempelajari dari benda-benda kecil seperti atom hingga benda-benda besar seperti benua, samudra dan rangkaian pegunungan. Karena luasnya bidang-bidang yang dicakup, maka geologi dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu Geologi Fisik dan Geologi Dinamis. Geologi Fisik atau Physical Geology, adalah suatu studi yang mengkhususkan mempelajari sifat-sifat fisik dari bumi, seperti susunan dan komposisi dari pada bahan-bahan yang membentuk bumi, selaput udara yang mengitari bumi, khususnya bagian yang melekat dan berinteraksi dengan bumi, kemudian selaput air atau hidrosfir, serta proses-proses yang bekerja diatas permukaan bumi yang dipicu oleh energi Matahari dan tarikan gayaberat bumi. Proses-proses yang dimaksud itu, dapat dijabarkan sebagai pelapukan, pengikisan, pemindahan dan pengendapan.

BAB 1 FIX

Embed Size (px)

DESCRIPTION

lingkungan

Citation preview

Page 1: BAB 1 FIX

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Definisi dan Pengertian Geologi

Geologi merupakan suatu bidang imi pengetahuan kebumian yang mempelajari ssegala

sesuatu mengenai planet bumi beserta isinya yang pernah ada. Geologi digolongkan

sebagai ilmu yang kompleks karena mempunyai cakupan pembahasan materi yang

beraneka ragam. Ilmu ini mempelajari dari benda-benda kecil seperti atom hingga

benda-benda besar seperti benua, samudra dan rangkaian pegunungan.

Karena luasnya bidang-bidang yang dicakup, maka geologi dibagi menjadi 2 kelompok,

yaitu Geologi Fisik dan Geologi Dinamis. Geologi Fisik atau Physical Geology, adalah

suatu studi yang mengkhususkan mempelajari sifat-sifat fisik dari bumi, seperti

susunan dan komposisi dari pada bahan-bahan yang membentuk bumi, selaput udara

yang mengitari bumi, khususnya bagian yang melekat dan berinteraksi dengan bumi,

kemudian selaput air atau hidrosfir, serta proses-proses yang bekerja diatas permukaan

bumi yang dipicu oleh energi Matahari dan tarikan gayaberat bumi. Proses-proses yang

dimaksud itu, dapat dijabarkan sebagai pelapukan, pengikisan, pemindahan dan

pengendapan.

Sedangkan Geologi Dinamis adalah bagian dari Ilmu Geologi yang mempelajari dan

membahas tentang sifat-sifat dinamika bumi. Sisi ini berhubungan dengan perubahan-

perubahan pada bagian bumi yang diakibatkan oleh gaya-gaya yang dipicu oleh energi

yang bersumber dari dalam bumi, seperti kegiatan magma yang menghasilkan

vulkanisma, gerak-gerak litosfir akibat adanya arus konveksi, gempabumi dan gerak-

gerak pembentukan cekungan pengendapan dan pegunungan.

Ilmu geologi berkembang pesat pada abad 20, dimana dengan dicetuskannya Konsep

Tektonik Global Yang Baru (The New Global Tectonic) dengan Teori Tektonik

Lempengnya. Teori ini telah menimbulkan suatu revolusi dalam pemikiran-

pemikirannya dan telah banyak mempengaruhi cabang-cabang lainnya dari ilmu geologi

Page 2: BAB 1 FIX

seperti petrologi, stratigrafi, geologi struktur, tektonik serta implikasinya terhadap

pembentukan cebakan mineral, minyak bumi dan sebagainya.

1.2 Sejarah Perkembangan Ilmu Geologi

Orang tertarik mempelajari Ilmu Geologi karena rasa ingin tahu dan apa yang dirasakan

mereka seperti bencana alam dan dimulai sekitar 500 hingga 300 tahun sebelum Masehi

oleh pakar-pakar filsafat Yunani dan geologi yang berkembang menjadi Ilmu

Pengetahuan tentang Bumi. Ilmu geologi dipakai sebagai ilmu terapan dalam rangka

pemenuhan kebutuhan manusia sebagai penuntun dalam eksplorasi, penyediaan sarana

seperti lokasi hunian, air, dan juga menanggulangi terjadinya bencana lingkungan

akibat aktivitas di atas.

1.3 Arti Waktu dalam Geologi

Landasan prinsip dalam mempelajari ilmu geologi yaitu bumi harus dianggap sebagai

suatu benda yang secara dinamis berubah sepanjang masa. Sehingga, salah satu segi

yang khas dalam geologi adalah masalah ‘waktu’. Lalu muncul pertanyan apakah

proses-proses alam yang kita amati sekarang juga berlangsung dimasa lampau selama

bumi berkembang? James Hutton yang dianggap sebagai bapak ilmu geologi modern

menjawab hal tersebut dalam pernyataannya yang dikenal sebagai “doctrine of

unifornitarianism”.

Pemikiran-pemikiran yang dikemukakan antara lain: (1) apa yang kita lihat dan amati di

bumi sekarang juga berlangsung di masa lampau. (2) Proses-proses tersebut bekerja

sangat lambat tetapi dapat menyebabkan perubahan-perubahan yang sangat besar pada

bumi, sehingga dapat disimpulkan bahwa umur bumi sangat tua. (3) Bumi bersifat

dinamis, yang artinya secara terus-menerus mengikuti suatu pola siklus yang berulang.

Pada masa ini, terdapat sekelompok orang yang meyakini bahwa kejadian-kejadian di

bumi berubah secara tiba-tiba melalui penghancuran yang berlangsung secara cepat. Hal

ini bertentangan dengan teori-teori Hutton. Pemikiran tersebut berdasarkan kejadian-

Page 3: BAB 1 FIX

kejadian yang berlangsung mendadak dan relatif cepat seperti meletusnya gunung api,

tanah longsor, gempa bumi, dan sebagainya.

“The present is the key to the past”. Karena pada hakikatnya, kita dapat membaca dan

menafsirkan proses-proses dari pembentukan bumi di masa lampau dengan

membandingkannya pada kejadian-kejadian yang sama yang sekarang sedang berjalan.

Pada kenyataannya tidak semua peristiwa di bumi dapat dijelaskan oleh doktrin

tersebut, seperti pembentukan atmosfir dan litosfir yang hanya terjadi sekali dalam

sejarah. Selain itu, masalah lainnya adalah banyak bukti-bukti yang telah terhapus oleh

pengikisan ataupun tertutup oleh endapan di bumi. Namun, terlepas dari hal-hal tersebut

para ilmuwan kebumian masih tetap berpegang pada prinsip tersebut untuk menafsirkan

proses-proses yang pernah berlangsung di bumi serta meramalkan gejala-gejala alam

yang mungkin terjadi secara ilmiah.

1.4 Skala Waktu Geologi

Pada dasarnya bumi secara konstan berubah dan tidak ada satupun yang terdapat diatas

permukaan bumi yang benar-benar bersifat permanen. Bebatuan yang berada diatas

bukit mungkin dahulunya berasal dari bawah laut. Oleh karena itu untuk mempelajari

bumi maka dimensi waktu menjadi sangat penting, dengan demikian mempelajari

sejarah bumi juga menjadi hal yang sangat penting pula.

Sama halnya dengan perhitungan waktu dalam kehidupan manusia, maka dalam

mempelajari sejarah bumi juga dipakai suatu jenis penanggalan, yang dikenal dengan

nama Skala Waktu Geologi. Skala Waktu Geologi berbeda dengan penanggalan yang

kita kenal sehari-hari. Skala waktu geologi dapat diumpamakan sebagai sebuah buku

yang tersusun dari halaman-halaman, dimana setiap halaman dari buku tersebut diwakili

oleh batuan.

Terdapat 2 skala waktu yang dipakai untuk mengukur dan menentukan umur Bumi.

Pertama, adalah Skala Waktu Relatif, yaitu skala waktu yang ditentukan berdasarkan

Page 4: BAB 1 FIX

atas urutan perlapisan batuan-batuan serta evolusi kehidupan organisme dimasa yang

lalu; Kedua adalah Skala Waktu Absolut (Radiometrik), yaitu suatu skala waktu geologi

yang ditentukan berdasarkan pelarikan radioaktif dari unsur-unsur kimia yang

terkandung dalam bebatuan. Skala relatif terbentuk atas dasar peristiwa-peristiwa yang

terjadi dalam perkembangan ilmu geologi itu sendiri, sedangkan skala radiometri

(absolut) berkembang belakangan dan berasal dari ilmu pengetahuan fisika yang

diterapkan untuk menjawab permasalahan permasalahan yang timbul dalam bidang

geologi.

1.4.1 Skala Waktu Relatif

Sebelum para ahli geologi dapat menentukan umur batuan berdasarkan angka, mereka

mengembangkan skala waktu geologi secara relatif. Berdasarkan skala waktu relatif,

bumi dikelompokkan menjadi Eon (masa) yang menjadi Era (Kurun), Era dibagi-bagi

kedalam Period (Zaman), dan zaman menjadi Epoch (Kala).

Bagi para ahli geologi, nama-nama seperti Paleozoikum atau Kenozoikum mempunyai

arti tertentu, yang dipakai sebagai kunci dalam membaca skala waktu geologi. Sebagai

contoh, kata Zoikum berarti kehidupan binatang, dan kata Paleo yang berarti purba,

maka arti kata Paleozoikum adalah kehidupan binatang-binatang purba. Meso

mempunyai arti tengah/pertengahan, dan Keno yang berarti sekarang. Sehingga urutan

telatif dari ketiga kurun tersebut adalah Paleozoikum, Mesozoikum, dan Kenozoikum.

Fosil merupakan sisa-sisa organisme yang masih dapat dikenali, seperti tulang,

cangkang, daun, atau bukti lainnya seperti jejak-jejak, lubang atau kesan kehidupan

masa lalu. Para ahli kebumian yang mempelajari tentang fosil dikenal sebagai

Paleontolog, yaitu seseorang yang mempelajari bentuk-bentuk kehidupan purba. Fosil

dipakai sebagai dasar dari skala waktu geologi. Batuan yang terbentuk pada Masa

Proterozoikum mengandung fosil dari organisme sederhana, seperti bacteria, dan algae.

Batuan yang terbentuk pada Masa Fanerozoikum mengandung fosil dari binatang yang

kompleks dari tanaman, seperti dinosaurus, dan mamalia.

Page 5: BAB 1 FIX

KURUN MASA ZAMAN KALA

F

A

N

E

R

O

Z

O

I

K

U

M

Kenozoikum

KuarterHolosenPlistosen

Tersier

PliosenMiosen

OligosenEosen

Paleosen

Mesozoikum

KapurAkhirAwal

JuraAkhir

TengahAwal

TriasAkhirAwal

Paleozoikum

PermAkhirAwal

Karbon AtasAkhir

TengahAwal

Karbon BawahAkhirAwal

DevonAkhir

TengahAwal

SilurAkhir

TengahAwal

OrdovisiumAkhir

TengahAwal

KambriumAkhir

TengahAwal

PROTEROZOIKUMAkhir

TengahAwal

ARKEANAkhir

TengahAwal

Tabel 1.1

Page 6: BAB 1 FIX

Skala Waktu Geologi Relatif

1.4.2 Skala Waktu Absolut (Radiometrik)

Page 7: BAB 1 FIX

Skala waktu relatif didasarkan atas kehidupan masa lalu (fosil), dan para ahli geologi

dapat mengetahui bahwa:

1. Bumi telah berumur sekitar 4,5 milyar tahun

2. Fosil yang tertua diketahui berasal dari batuan yang diendapkan kurang lebih 3,5

milyar tahun lalu

3. Fosil yang memiliki cangkang dalam jumlah yang berlimpah diketahui pertama kali

muncul pada batuan yang berumur 570 juta tahun yang lalu

4. Umur gunung es yang terakhir terbentuk adalah 10.000 tahun yang lalu

Para ahli geologi, dan paleontolog percaya bahwa umur bumi cukup tua, dan mereka

mentukannya dengan cara penafsiran. Penentuan umur batuan dapat diketahui dengan

diketemukannya unsur radioaktif, dan mineral secara alamiah. serta dipakai untuk

menghitung unsur secara absolut dalam ukuran tahunan dari suatu batuan.

Atom tersusun dari satu inti atom yang terdiri dari proton, neutron yang dikelilingi oleh

suatu kabut elektron. Isotop dari suatu unsur atom dibedakan hanya dari jumlah neutron

pada inti atomnya. Isotop radioaktif (the parent) dari satu unsur kimia secara alamiah

akan berubah menjadi isotop yang stabil (the daughter) dari unsur kimia lainnya melaui

pertukaran di dalam inti atomnya.

Perubahan dari parent ke daughter terjadi pada kecepatan yang konstan, dan dikenal

dengan “waktu paruh” (half-life). Waktu paruh dari suatu isotop radiaktif adalah

lamanya waktu yang diperlukan oleh isotop radioaktif berubah menjadi 12

nya dari dari

atom parent melalui proses peluruhan. Dari hasil pengukuran menunjukkan bahwa sisa

hasil peluruhan dari sejumlah atom-atom parent dan atom-atom daughter dapat dipakai

untuk menentukan umur suatu batuan.

Untuk menentukan umur geologi, ada empat seri peluruhan parent/daughter, yaitu

Carbon/Nitrogen (C/N), Potassium/Argon (K/Ar), Rubidium/Stronsium (Rb/Sr), dan

Uranium/Lead (U/Pb). Penentuan umur dengan mengguanakan isotop radioaktif adalah

pengukuran yang memiliki kesalahan yang relatif kecil, namun kesalahan yang terlihat

kecil dalam umur geologi memiliki tingkat kisaran kesalahan beberapa tahun hingga

Page 8: BAB 1 FIX

jutaan tahun. Teknik isotop dipakai untuk mengukur waktu pembentukkan suatu

mineral tertentu yang terdapat dalam batuan. Untuk menetapakn umur absolut terhadap

skala waktu geologi, batuan dapat di-dating secara isotopik dan dapat ditetapkan umur

relatifnya karena kandungan fosilnya.

Rumus matematis untuk penentuan umur geologi dengan menggunakan unsur radioaktif

adalah sebagai berikut:

t = 1λ

ln ( 1 + Dp

)

dimana: t = umur batuan atau contoh mineral

D = jumlah atom daughter hasil peluruhan saat ini

P = jumlah atom parent dari parent isotop saat ini

λ = konstanta peluruhan

(Konstanta peluruhan untuk setiap parent isotop adalah berelasi dengan waktu

paruhnya, t 12

dengan persamaan sebagai berikut t 12

= ln 2

λ)

Skala waktu geologi merupakan hasil dari penelitian yang berlangsung cukup lama dan

merupakan hasil penentuan umur dengan berbagai macam teknik dating yang digunakan

untuk menjelaskan waktu dan hubungan antar peristiwa yang terjadi sepanjang sejarah

Bumi.

Tabel 1.3

Isotop Radioaktif Parent, Daughter dan Waktu Paruh

Isotop ParentHasil Peluruhan

(Daughter Product)

Nilai Waktu

Paruh

Uranium-238 Lead-206 4.5 milyar tahun

Uranium-235 Lead-207 704 juta tahun

Thorium-232 Lead-208 14.0 milyar tahun

Rubidium-87 Strontium-87 48.8 milyar tahun

Potassium-40 Argon-40 1.25 milyar tahun

Page 9: BAB 1 FIX

Samarium-147 Neodymium-143 106 milyar tahun

Tabel 1.2

Skala Waktu Geologi Relatif dan Umur Radiometri

KURUN MASA ZAMANJuta Tahun Yang Lalu

F

A

N

E

R

O

Z

O

I

K

U

M

Kenozoikum

Kuarter1,6

66

138

205

240

290

330

360

410

435

500

570

Tersier

Mesozoikum

Kapur

Jura

Trias

Paleozoikum

Perm

Karbon Atas

Karbon Bawah

DevonSilur

Ordovisium

Kambrium

PROTEROZOIKUM

AkhirTengahAwal

2500

ARKEANAkhir

TengahAwal

3800

Pra - Arkean

Page 10: BAB 1 FIX

1.4.3 Umur Bumi

Para ahli ilmu kebumian belum mendapatkan cara yang tepat untuk menentukan umur

Bumi secara pasti tetapi para ahli mampu menentukan umur dari Sistem Tata Surya dan

dapat menghitung umur Bumi dengan mengasumsikan bahwa Bumi dan benda-benda

padat yang ada di dalam Sistem Tata Surya terbentuk pada saat yang bersamaan dan

sudah pasti memiliki umur yang sama pula.

Umur dari batuan-batuan yang ada di Bumi dan di Bulan serta Meteorit dapat dihitung

dengan pemanfaatkan unsur-unsur isotop radioaktif yang terjadi secara alamiah di

dalam batuan dan mineral, dengan kisaran waktu paruh diatas 700 juta tahun atau lebih

dari 100 milyar tahun untuk menjadi unsur-unsur isotop yang stabil. Teknik tersebut

dikenal dengan “penanggalan radioaktif” yang dipakai untuk menghitung umur batuan

saat batuan tersebut terbentuk.

Batuan tertua yang berumur 3.5 milyar tahun dapat dijumpai hampir disemua benua

yang ada di Bumi. Batuan tertua tersebut dapat dijumpai di Acasta Gneisses yang

berumur 4.03 milyar tahun dan di Greenland pada batuan Isua Supracrustal, berumur

3.4-3.5 milyar tahun. Selain itu, penentuan umur batuan yang mendekati batuan tertua

juga dijumpai di Minnesota River Valley dan Michigan yang berumur 3.5-3.7 milyar

tahun, di Swaziland, berumur 3.4-3.5 milyar tahun dan di Australia Barat berumur 3.4-

3.6 milyar tahun.

Batuan-batuan tersebut telah diuji melalui metoda penanggalan radiometrik dan

hasilnya tetap/konsisten, sehingga dapat diyakini kebenarannya. Pada batuan-batuan

tersebut tidak berasal dari batuan kerak bumi tetapi berasal dari aliran lava dan batuan

sedimen yang diendapkan di lingkungan air dangkal, dan dari genesa batuan-batuan

yang mengindikasikan bahwa sejarah bumi sudah berjalan sebelum batuan tersebut

terbentuk atau diendapkan.

Berdasarkan hasil penentuan, umur dari batuan-batuan dan kristal tertua menunjukkan

bahwa Bumi paling tidak berumur 4.3 milyar tahun, tetapi belum dapat memastikan

umur dari Bumi tersebut. Penentuan umur Bumi yang paling baik dengan didasarkan

Page 11: BAB 1 FIX

atas ratio unsur Pb dalam Troilite pada batuan Iron Meteorit yang diambil dari Canyon

Diablo Meteorite menunjukkan umur 4.54 milyar tahun. Penentuan umur bumi tidak

saja datang dari penanggalan batuan saja tetapi dengan mempertimbangkan bahwa bumi

dan meteorit sebagai bagian dari satu sistem yang sama.

Para ahli memakai pendekatan ini untuk menentukan waktu yang dibutuhkan oleh

isotop di dalam bijih timah hitam (Pb) tertua yang ada di Bumi, dengan jumlah yang

sedikit. Dari hasil perhitungan, umur Bumi, Meteorit serta Sistem Tata Surya adalah

4.54 milyar tahun dengan tingkat kesalahan kurang dari 1 persen.

1.5 Konsep-Konsep dan Hukum-Hukum dalam Ilmu Geologi

Pemahaman tentang konsep-konsep dan hukum-hukum dalam ilmu geologi sangatlah

penting dan merupakan dasar dalam mempelajari ilmu geologi. Adapun hukum dan

konsep geologi yang menjadi acuan dalam geologi antara lain adalah konsep tentang

susunan, aturan dan hubungan antar batuan dalam ruang dan waktu. Pengertian ruang

dalam geologi adalah tempat dimana batuan itu terbentuk sedangkan pengertian waktu

adalah waktu Pembentukan batuan skala waktu geologi. Berikut dijelaskan mengenai

konsep-konsep dan hukum-hukum dalam ilmu geologi:

1. Doktrin Uniformitarianisme

Uniformitarianisme merupakan konsep dasar geologi modern. Doktrin ini

dicetuskan oleh James Hutton, bapak geologi modern, seorang ahli fisika

Skotlandia. Pada tahun 1795 James Hutton menerbitkan buku yang berjudul

“Theory of Earth”, dimana ia mencetuskan doktrinnya yang terkenal tentang

Uniformitarianisme.

Doktrin ini menyatakan bahwa hukum-hukum fisika, kimia, dan biologi yang

berlangsung saat ini berlangsung juga pada masa lampau. Artinya, gaya-gaya dan

proses-proses yang membentuk permukaan bumi yang seperti kita amati saat ini

telah berlangsung sejak terbentuknya bumi. Doktrin ini lebih terkenal sebagai “the

present is the key to the past”. Dengan demikian jelaslah bahwa geologi sangat erat

kaitannya dengan waktu. Pada tahun 1785, Hutton mengemukakan perbedaan yang

Page 12: BAB 1 FIX

jelas antara hal yang alami dan asal-usul batuan beku dan sedimen. Ia berhasil

menyusun urutan intrusi yang menjelaskan asal-usul gunung api. Dia

memperkenalkan hukum superposisi yang menyatakan bahwa pada tingkatan yang

tidak rusak, lapisan yang paling dasar adalah yang paling tua. Ahli paleontologi

telah mulai menghubungkan fosil-fosil khusus pada tingkat individu dan telah

menemukan bentuk pasti yang dinamakan indek fosil. Indek fosil telah digunakan

secara khusus dalam mengidentifikasi horison dan hubungan suatu tempat dengan

tempat lainnya.

William Smith (1769-1839) mengemukakan suatu konsep yang diterapkan pada

perulangan lapisan-lapisan batuan sedimen yang ada di Inggris. Smith telah

membuktikan bahwa dalam periode waktu yang sama kan terjadi perulangan lapisan

batuan yang sama dan setiap formasi pada lapisan batuan akan memperlihatkan

karater yang sama. Berdasarkan hal tersebut, Smith mengajukan suatu konsep yang

dikenal dengan hukum suksesi fauna.

2. Hukum Superposisi (Nicholas Steno)

a. Horizontalitas (Horizontally)

Kedudukan awal pengendapan suatu lapisan batuan adalah horisontal,

kecuali pada tepi cekungan memiliki sudut kemiringan asli (initial-dip)

karena dasar cekungannya yang memang menyudut.

b. Superposisi (Superposition)

Dalam kondisi normal (belum terganggu), perlapisan suatu batuan yang

berada pada posisi paling bawah merupakan batuan yang pertama terbentuk

dan tertua dibandingkan dengan lapisan batuan di atasnya.

c. Kesinambungan Lateral (Lateral Continuity)

Pelamparan suatu lapisan batuan akan menerus sepanjang jurus perlapisan

batuannya. Dengan kata lain bahwa apabila pelamparan suatu lapisan batuan

sepanjang jurus perlapisannya berbeda litologinya maka dikatakan bahwa

perlapisan batuan tersebut berubah facies. Dengan demikian, konsep

perubahan facies terjadi apabila dalam satu lapis batuan terdapat sifat, fisika,

kimia, dan biologi yang berbeda satu dengan yang lainnya.

Page 13: BAB 1 FIX

3. Keselarasan dan Ketidakselarasan (Conformity dan Unconformity)

a. Keselarasan (Conformity)

Hubungan antara satu lapis batuan dengan lapis batuan lainnya di atas atau

di bawahnya yang kontinyu (menerus), tidak terdapat selang waktu

(rumpang waktu) pengendapan. Secara umum di lapangan ditunjukkan

dengan kedudukan lapisan strike/dip) yang sama atau hampir sama, dan

ditunjang di laboratorium oleh umur yang kontinyu.

b. Ketidakselarasan (Unconformity)

Hubungan antara satu lapis batuan dengan lapis batuan lainnya (batas atas

atau bawah) yang tidak kontinyu (tidak menerus), yang disebabkan oleh

adanya rumpang waktu pengendapan. Dalam geologi dikenal 3 jenis

ketidakselarasan, yaitu:

1) Angular Unconformity (ketidakselarasan bersudut) adalah salah satu

jenis ketidakselarasan yang hubungan antara satu lapis batuan

(sekelompok batuan) dengan satu batuan lainnya (kelompok batuan

lainnya), memiliki hubungan/kontak yang membentuk sudut.

2) Nonconformity adalah salah satu jenis ketidakselarasan yang hubungan

antara satu lapis batuan (sekelompok batuan) dengan satu batuan beku

atau metamorf.

3) Disconformity adalah salah satu jenis ketidakselarasan yang hubungan

antara satu lapis batuan (sekelompok batuan) dengan satu batuan lainnya

(kelompok batuan lainnya) yang dibatasai oleh satu rumpang waktu

tertentu (ditandai oleh selang waktu dimana tidak terjadi pengendapan).

4. Genag Laut dan Susut Laut (Transgresi dan Regresi)

a. Transgresi (Genang Laut)

Transgresi dalam pengertian stratigrafi/sedimentologi adalah laju penurunan

dasar cekungan lebih cepat dibandingkan denagn pasokan sedimen (sedimen

supply). Garis pantai maju ke arah daratan.

b. Regresi (Susut Laut)

Page 14: BAB 1 FIX

Regresi dalam pengertian stratigrafi/sedimentologi adalah laju penurunan

dasar cekungan lebih lambat dibandingkan dengan pasokan sedimen

(sediment supply). Garis pantai maju ke arah lautan.

5. Hubungan Potong-Memotong

Hubungan potong memotong (cross-cutting relationship) adalah hubungan

kejadian antara satu batuan yang dipotong/diterobos oleh batuan lainnya, dimana

batuan yang dipotong/diterobos terbentuk labih dahulu dibandingkan dengan

batuan yang memotong/menerobos.

Page 15: BAB 1 FIX

KESIMPULAN

Geologi merupakan suatu bidang imi pengetahuan kebumian yang mempelajari segala

sesuatu mengenai planet bumi beserta isinya yang pernah ada. Geologi digolongkan

sebagai ilmu yang kompleks karena mempunyai cakupan pembahasan materi yang

beraneka ragam. Ilmu ini mempelajari dari benda-benda kecil seperti atom hingga

benda-benda besar seperti benua, samudra dan rangkaian pegunungan. Ilmu Geologi

dimulai sekitar 500 hingga 300 tahun sebelum Masehi oleh pakar-pakar filsafat Yunani

dan geologi yang berkembang menjadi Ilmu Pengetahuan tentang Bumi.

Untuk mempelajari bumi maka dimensi waktu menjadi sangat penting, dengan

demikian mempelajari sejarah bumi juga menjadi hal yang sangat penting pula. Sama

halnya dengan perhitungan waktu dalam kehidupan manusia, maka dalam mempelajari

sejarah bumi juga dipakai suatu jenis penanggalan, yang dikenal dengan nama Skala

Waktu Geologi. Terdapat 2 skala waktu yang dipakai untuk mengukur dan menentukan

umur bumi, yaitu Skala Waktu Relatif dan Skala Waktu Nisbi.

Pemahaman tentang konsep-konsep dan hukum-hukum dalam ilmu geologi sangatlah

penting dan merupakan dasar dalam mempelajari ilmu geologi. Adapun hukum dan

konsep geologi yang menjadi acuan dalam geologi antara lain adalah konsep tentang

susunan, aturan dan hubungan antar batuan dalam ruang dan waktu. Konsep-konsep dan

hokum-hukum dalam geologi antara lain:

1. Konsep Uniformitarianisme

2. Hukum Superposisi

3. Keselarasan dan Ketidakselarasan

4. Transgresi dan Regresi

5. Hubungan Potong Memotong