35
MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DEMOKRASI DI INDONESIA DISUSUN OLEH : KARINA HANAWANTIKA 13211905 2EA27 Kewarganegaraan deemokrasi Page 1

BAB 1 - Kewarganegaraan Demokrasi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 1 - Kewarganegaraan Demokrasi

MAKALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

DEMOKRASI DI INDONESIA

DISUSUN OLEH :

KARINA HANAWANTIKA

13211905

2EA27

Kewarganegaraan deemokrasiPage 1

Page 2: BAB 1 - Kewarganegaraan Demokrasi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas

rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang

berjudul “Demokrasi di Indonesia “.

Penulisan ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk

menyelesaikan tugas mata kuliah softskill. Dalam penulisan makalah ini

penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis

penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang penulis miliki.

Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi

penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Akhirnya sebagai penulis berharap semoga Allah memberikan pahala

yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat

menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal’Alamiin.

                                                                                               

Jakarta, 29 Mei 2013

        Penulis

Kewarganegaraan deemokrasiPage 2

Page 3: BAB 1 - Kewarganegaraan Demokrasi

DAFTAR ISI

Cover……………………….……………………….………………… 1

Kata Pengantar………………………………………………………. 2

Daftar Isi…………………..…………………………………………… 3

BAB 1 PENDAHULUAN..

1. Latar Belakang…………………………………………………….. 4

1.2 Identifikasi Masalah……………………………………………… 7

1.3 Tujuan…………………………………………………………….. 8

1.4 Batasan Masalah………………………………………………… 9

BAB 2 TEORI BUDAYA DEMOKRASI

2.1 Pengertian Demokrasi…………………………………………... 10

2.2 Landasan-landasan Demokrasi………………………………… 15

2.3 Sejarah dan Perkembangan Demokrasi………………………. 16

BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan…………………………………………….…………… 23

B. Saran……………………………………………………………….. 24

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………. 26

Kewarganegaraan deemokrasiPage 3

Page 4: BAB 1 - Kewarganegaraan Demokrasi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makalah ini dilatari oleh maraknya konflik sosial yang terjadi di

belahan bumi Indonesia, terutama yang berbasis isu agama. Beberapa

tahun terakhir ini, kekerasan berbasis isu agama begitu cepat menyebar ke

berbagai lapisan masyarakat. Ketentraman hidup masyarakat sangat

terganggu oleh kerentanan yang luar biasa oleh kondisi keberagamaan

tersebut. Sedikit saja ego keagamaan disinggung, maka reaksi yang

ditimbulkan sangat besar dan berlebihan. Reaksi tersebut saat ini hampir

selalu berupa kekerasan yang menciptakan kecemasan dan kaitannya

dengan hubungan antar umat beragama di masyarakat. Agama sering kali

dijadikan titik singgung paling sensitif dalam pergaulan masyarakat yang

majemuk. Maka dari itu sangat perlu usaha manusia untuk mewujudkan

hubungan yang harmonis antar umat manusia, salah satu caranya yaitu

mengembangkan sikap toleransi.

Kehendak rakyat adalah dasar utama kewenangan pemerintahan

menjadi basis tegaknya system politik demokrasi. Demokrasi meletakkan

rakyat pada posisi penting, hal ini karena masih memegang teguh rakyat

selaku pemegang kedaulatan.

Bisa dikatakan bahwa Indonesia sangat berpotensi menjadi kiblat

demokrasi di kawasan Asia, berkat keberhasilan mengembangkan dan

melaksanakan sistem demokrasi. Menurut Ketua Asosiasi Konsultan Politik

Kewarganegaraan deemokrasiPage 4

Page 5: BAB 1 - Kewarganegaraan Demokrasi

Asia Pasifik (APAPC), Pri Sulisto, keberhasilan Indonesia dalam bidang

demokrasi bisa menjadi contoh bagi negara-negara di kawasan Asia yang

hingga saat ini beberapa di antaranya masih diperintah dengan ‘tangan

besi’. Indonesia juga bisa menjadi contoh, bahwa pembangunan sistem

demokrasi dapat berjalan seiring dengan upaya pembangunan ekonomi.

            Tahukah anda apa itu demokrasi?? Dan bagaimana bentuk

demokrasi itu dalam sistem suatu negara?? Dan apa pengaruhnya untuk

dunia pendidikan?. Dalam makalah ini saya akan membahas

permasalahan-permasalahan tersebut untuk menambah pengetahuan bagi

para pembaca makalah ini.

Setiap Negara menganut system ketatanegaraan. Salah satu

contohnya adalah sistem pemerintahan demokrasi. Salah satu sistem

pemerintahan klasik yang sudah ada sejak zaman Yunani kuno.

Demokrasi sebagai dasar hidup bernegara pada umumnya

memberikan pengertian bahwa pada tingkat terakhir rakyat memberikan

ketentuan dalam masalah-masalah pokok yang mengenai kehidupannya,

termasuk dalam menilai kebijaksanaan tersebut menentukan kehidupan

rakyat. Dengan demikian Negara demokrasi adalah bentuk atau

mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya

mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warga negara) atas negara

untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.

Berdasarkan ketertarikan penulis terhadap hal tersebut, maka lahirlah

makalah yang berjudul “Makna Demokrasi dalam Pancasila Sila ke-4”.

Kewarganegaraan deemokrasiPage 5

Page 6: BAB 1 - Kewarganegaraan Demokrasi

Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan

suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan

warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara

tersebut.

Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi

ketiga kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk

diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas

(independen) dan berada dalam peringkat yang sejajar satu sama lain.

Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan

agar ketiga lembaga negara ini bisa saling mengawasi dan saling

mengontrol berdasarkan prinsip checks and balances.

Ketiga jenis lembaga-lembaga negara tersebut adalah lembaga-lembaga

pemerintah yang memiliki kewenangan untuk mewujudkan dan

melaksanakan kewenangan eksekutif, lembaga-lembaga pengadilan yang

berwenang menyelenggarakan kekuasaan judikatif dan lembaga-lembaga

perwakilan rakyat (DPR, untuk Indonesia) yang memiliki kewenangan

menjalankan kekuasaan legislatif. Di bawah sistem ini, keputusan legislatif

dibuat oleh masyarakat atau oleh wakil yang wajib bekerja dan bertindak

sesuai aspirasi masyarakat yang diwakilinya (konstituen) dan yang

memilihnya melalui proses pemilihan umum legislatif, selain sesuai hukum

dan peraturan. Selain pemilihan umum legislatif, banyak keputusan atau

hasil-hasil penting, misalnya pemilihan presiden suatu negara, diperoleh

melalui pemilihan umum. Pemilihan umum tidak wajib atau tidak mesti

diikuti oleh seluruh warganegara, namun oleh sebagian warga yang berhak

dan secara sukarela mengikuti pemilihan umum. Sebagai tambahan, tidak

semua warga negara berhak untuk memilih (mempunyai hak pilih).

Kewarganegaraan deemokrasiPage 6

Page 7: BAB 1 - Kewarganegaraan Demokrasi

     Kedaulatan rakyat yang dimaksud di sini bukan dalam arti hanya

kedaulatan memilih presiden atau anggota-anggota parlemen secara

langsung, tetapi dalam arti yang lebih luas. Suatu pemilihan presiden atau

anggota-anggota parlemen secara langsung tidak menjamin negara

tersebut sebagai negara demokrasi sebab kedaulatan rakyat memilih

sendiri secara langsung presiden hanyalah sedikit dari sekian banyak

kedaulatan rakyat. Walapun perannya dalam sistem demokrasi tidak besar,

suatu pemilihan umum sering dijuluki pesta demokrasi. Ini adalah akibat

cara berpikir lama dari sebagian masyarakat yang masih terlalu tinggi

meletakkan tokoh idola, bukan sistem pemerintahan yang bagus, sebagai

tokoh impian ratu adil. Padahal sebaik apa pun seorang pemimpin negara,

masa hidupnya akan jauh lebih pendek daripada masa hidup suatu sistem

yang sudah teruji mampu membangun negara. Banyak negara demokrasi

hanya memberikan hak pilih kepada warga yang telah melewati umur

tertentu, misalnya umur 18 tahun, dan yang tak memiliki catatan kriminal

(misal, narapidana atau bekas narapindana).

1.2 Identifikasi Masalah

Dalam pelaksanaanya, banyak sekali penyimpangan terhadap nilai-

nilai demokrasi baik itu dalam kehidupan sehari-hari di keluarga maupun

masyarakat.

Kewarganegaraan deemokrasiPage 7

Page 8: BAB 1 - Kewarganegaraan Demokrasi

Permasalahn yang muncul diantaranya yaitu:

• Belum tegaknya supermasi hukum.

• Kurangnya partisipasi masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara.

• Pelanggaran terhadap hak-hak orang lain.

• Tidak adanya kehidupan berpartisipasi dalam kehidupan bersama

Untuk mengeliminasi masalah-masalah yang ada, maka makalah ini

akan memaparkan pentingnya budaya demokrasi dalam kehidupan sehari-

hari. Untuk itu, penulis menyusun makalah ini dengan judul “ BUDAYA

DEMOKRASI ”.

1.3 Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah :

1. Memaparkan masalah-masalah yang timbul yang diakibatkan

penyimpangan dari nilai-nilai demokrasi dalam kehidupa sehari-hari.

2. Memaparkan sejumlah sumber hukum yang menjadi landasan

demokrasi

3. Memaparkan contoh nyata penerapan budaya demokrasi dalam

kehidupan sehari-hari.

Kewarganegaraan deemokrasiPage 8

Page 9: BAB 1 - Kewarganegaraan Demokrasi

1.4 Batasan Masalah

Karena banyaknya permasalahan-permasalahan yang timbul, maka

makalah ini hanya akan membahas tentang pentingnya budanya

demokrasi dalam kehidupan sehari-hari baik itu dalam keluarga maupun

masyarakat, berbangsa dan bernegara.

Kewarganegaraan deemokrasiPage 9

Page 10: BAB 1 - Kewarganegaraan Demokrasi

BAB II

TEORI BUDAYA DEMOKRASI

2.1 Pengertian Demokrasi

Demokrasi berasal dari kata yunani demos dan kratos, demos artinya

rakyat, kratos berarti pemerintah. Jadi , demokrasi berarti pemerintah

rakyat , yaitu pemerintah yang rakyatnya memegang peranan yang sangat

menentukan.

Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan

suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan

warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara

tersebut.

Berikut pengertian Demokrasi bagi para Tokoh :

1. Menurut Internasional Commision of Jurits.

Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan oleh rakyar dimana

kekuasaan tertinggi ditangan rakyat dan di jalankan langsung oleh mereka

atau oleh wakil-wakil yang mereka pilih dibawah sistem pemilihan yang

bebas. Jadi, yang di utamakan dalam pemerintahan demokrasi adalah

rakyat.

2. Menurut Lincoln.

       Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan

untuk rakyat (government of the people, by the people, and for the people).

Kewarganegaraan deemokrasiPage 10

Page 11: BAB 1 - Kewarganegaraan Demokrasi

3. Menurut C.F Strong.

       Suatu sistem pemerintahan di mana mayoritas anggota dewasa

dari masyarakat politik ikut serta atas dasar sistem perwakilan yang

menjamin bahwa pemerintahan akhirnya mempertanggungjawabkan

tindakan-tindakan kepada mayoritas itu.

Tokoh-tokoh yang mempunyai andil besar dalam memperjuangkan

demokrasi, antara lain sebagai berikut :

a.    John Locke (Inggris)

John Locke menganjurkan perlu adanya pembagian kekuasaan dalam

pemerintahan negara, yaitu sebagai berikut:

Kekuasaan Legislatif yaitu kekuasaan pembuat undang-undang.

Kekuasaan Eksekutif yaitu kekuasaan melaksanakan undang-

undang.

Kekuasaan Federatif yaitu kekuasaan untuk menetapkan perang dan

damai, membuat perjanjian (aliansi) dengan negara lain, atau membuat

kebijaksanaan/perjanjian dengan semua orang atau badan luar negeri.

b.   Montesquieu (Prancis)

Kekuasaan negara dalam melaksanakan kedaulatan atas nama seluruh

rakyat untuk menjamin, kepentingan rakyat harus terwujud dalam

pemisahaan kekuasaan lembaga-lembaga negara, antara lain sebagai

berikut:

Kekuasaan Legislatif yaitu kekuasaan pembuat undang-undang.

Kewarganegaraan deemokrasiPage 11

Page 12: BAB 1 - Kewarganegaraan Demokrasi

Kekuasaan Eksekutif yaitu kekuasaan melaksanakan undang-

undang.

Kekuasaan Yudikatif yaitu kekuasaan untuk mengawasi pelaksanaan

undang-undang oleh badan peradilan.

c.    Abraham Lincoln (Presiden Amerika Serikat)

Menurut Abraham Lincoln “Democracy is government of the people, by

people, by people, and for people”. Demokrasi adalah pemerintahan dari

rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

Didalam The Advance Lear ner’s Distionary of Current English (Hor

nby , dan kawan kawan :261) di kemukakan bahwa yang di maksud

dengan democracy adalah:

“(1) Country with principles of government in which all adult citizens

share through their ellected representatives; (2) country with government

which encourages and allow right of citizenship such as freedom of

speech,relegion, opinion, and association, the assertion of rule of law ,

majority rule, accompanied by respect for the right of minorityes. (3) society

in which there is tretment of each other by citizen as equals.”

Dari kutipan pengertian tersebut tampak bahwa kata demokrasi

merujuk kepada konsep kehidupan negara atau masyarakat , dimana

warga negara dewasa turut berpartisipasi dalam pemerintah melalui

wakilnya yang di pilih melalui pemilu. Pemerintah di negara demokrasi juga

mendorong dan menjamin kemerdekaan berbicara , beragama,

berpendapat, berserikat setiap warga negara , menegakkan rule of law ,

Kewarganegaraan deemokrasiPage 12

Page 13: BAB 1 - Kewarganegaraan Demokrasi

adanya pemerintah mayoritas yang menghormati hak hak kelompok

minoritas; dan masyarakat yang warga negaranya saling memberi peluang

yang sama untuk mendapatkan kehidupan yang layak.

Budaya Prinsip Demokrasi

Pada hakikatnya demokrasi adalah Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah

kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Kerakyatan adalah

kekuasaan tertinggi yang berada di tangan rakyat. Hikmah kebijaksanaan

adalah penggunaan akal pikiran atau rasio yang sehat dengan selalu

mempertimbangkan persatuan dan kesatuan bangsa.

 

Permusyawaratan adalah tata cara khas kepribadian Indonesia dalam

merumuskan dan memutuskan sesuatu hal berdasarkan kehendak rakyat

sehingga mencapai mufakat.

Isi pokok-pokok demokrasi Pancasila, antara lain sebagai berikut :

Pelaksanaan demokrasi harus berdasarkan Pancasila sesuai dengan

yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat.

Demokrasi harus menghargai hak asasi manusia serta menjamin

hak-hak minoritas.

Pelaksanaan kehidupan ketatanegaraan harus berdasarkan atas

kelembagaan.

Kewarganegaraan deemokrasiPage 13

Page 14: BAB 1 - Kewarganegaraan Demokrasi

Demokrasi harus bersendikan pada hukum seperti dalam UUD 1945.

Indonesia adalah negara hukum (rechstaat) bukan berdasarkan kekuasaan

belaka (machstaat).

Demokrasi Pancasila juga mengajarkan prinsip-prinsip, antara lain

sebagai berikut:

a. Persamaan

b. Keseimbangan hak dan kewajiban

c. Kebebasan yang bertanggung jawab

d. Musyawarah untuk mufakat.

e. Mewujudkan rasa keadilan sosial.

f. Mengutamakan persatuan nasional dan kekeluargaan.

g. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional.

 

Ada 11 prinsip yang diyakini sebagai kunci untuk memahami

perkembangan demokrasi, antara lain sebagai berikut :

1. Pemerintahan berdasarkan konstitusi

2. Pemilu yang demokratis

3. Pemerintahan lokal (desentralisasi kekuasaan)

4. Pembuatan UU

5. Sistem peradilan yang independen

6. Kekuasaan lembaga kepresidenan

7. Media yang bebas

8. Kelompok-kelompok kepentingan

9. Hak masyarakat untuk tahu

Kewarganegaraan deemokrasiPage 14

Page 15: BAB 1 - Kewarganegaraan Demokrasi

10. Melindungi hak-hak minoritas

11. Kontrol sipil atas militer

2.2 Landasan-landasan Demokrasi

2.2.1 Pembukaan UUD 1945

1. Alinea pertama

Kemerdekaan ialah hak segala bangsa.

2. Alinea kedua

Mengantarkan rakyat Indonesia kepintu gerbang kemerdekaan Indonesia

yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

3. Alinea ketiga

Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan didorong oleh keinginan

luhur supaya berkehidupan dan kebangsaaan yang bebas.

4. Alinea keempat

Melindungi segenap bangsa.

2.2.2 Batang Tubuh UUD 1945

1. Pasal 1 ayat 2

Kedaulatan adalah ditangan rakyat.

Kewarganegaraan deemokrasiPage 15

Page 16: BAB 1 - Kewarganegaraan Demokrasi

2. Pasal 2

Majelis Permusyawaratan Rakyat.

3. Pasal 6

Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.

4. Pasal 24 dan Pasal 25

Peradilan yang merdeka.

5. Pasal 27 ayat 1

Persamaan kedudukan di dalam hukum.

6. Pasal 28

Kemerdekaan berserikat dan berkumpul.

2.2.3 Lain-lain

1. Ketetapan MPR RI No. XVII/MPR/1998 tentang hak asasi

2. UU No. 39 tahun 1999 tentang HAM

2.3 Sejarah dan Perkembangan Demokrasi

  Isitilah “demokrasi” berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di

Athena kuno pada abad ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap

sebagai contoh awal dari sebuah sistem yang berhubungan dengan hukum

Kewarganegaraan deemokrasiPage 16

Page 17: BAB 1 - Kewarganegaraan Demokrasi

demokrasi modern. Namun, arti dari istilah ini telah berubah sejalan

dengan waktu, dan definisi modern telah berevolusi sejak abad ke-18,

bersamaan dengan perkembangan sistem “demokrasi” di banyak negara.

Kata “demokrasi” berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti

rakyat, dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat

diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai

pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep demokrasi

menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini

menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator

perkembangan politik suatu negara.

     Demokrasi menempati posisi vital dalam kaitannya pembagian

kekuasaan dalam suatu negara (umumnya berdasarkan konsep dan

prinsip trias politica) dengan kekuasaan negara yang diperoleh dari rakyat

juga harus digunakan untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

Prinsip semacam trias politica ini menjadi sangat penting untuk

diperhitungkan ketika fakta-fakta sejarah mencatat kekuasaan pemerintah

(eksekutif) yang begitu besar ternyata tidak mampu untuk membentuk

masyarakat yang adil dan beradab, bahkan kekuasaan absolut pemerintah

seringkali menimbulkan pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia.

Demikian pula kekuasaan berlebihan di lembaga negara yang lain,

misalnya kekuasaan berlebihan dari lembaga legislatif menentukan sendiri

anggaran untuk gaji dan tunjangan anggota-anggotanya tanpa

mempedulikan aspirasi rakyat, tidak akan membawa kebaikan untuk

rakyat.

Intinya, setiap lembaga negara bukan saja harus akuntabel Kewarganegaraan deemokrasi

Page 17

Page 18: BAB 1 - Kewarganegaraan Demokrasi

(accountable), tetapi harus ada mekanisme formal yang mewujudkan

akuntabilitas dari setiap lembaga negara dan mekanisme ini mampu

secara operasional (bukan hanya secara teori) membatasi kekuasaan

lembaga negara tersebut.

Demokrasi Indonesia pasca kolonial, kita mendapati peran demokrasi

yang makin luas. Di zaman Soekarno, kita mengenal beberapa model

demokrasi. Partai-partai Nasionalis, Komunis bahkan Islamis hampir

semua mengatakan bahwa demokrasi itu adalah sesuatu yang ideal.

Bahkan bagi mereka, demokrasi bukan hanya merupakan sarana, tetapi

demokrasi akan mencapai sesuatu yang ideal. Bebas dari penjajahan dan

mencapai kemerdekaan adalah tujuan saat itu, yaitu mencapai sebuah

demokrasi. Oleh karena itu, orang makin menyukai demokrasi.

Demokrasi yang berjalan di Indonesia saat ini dapat dikatakan adalah

Demokrasi Liberal. Dalam sistem Pemilu mengindikasi sistem demokrasi

liberal di Indonesia antara lain sebagai berikut: 

1. Pemilu multi partai yang diikuti oleh sangat banyak partai. Paling sedikit

sejak reformasi, Pemilu diikuti oleh 24 partai (Pemilu 2004), paling banyak

48 Partai (Pemilu 1999). Pemilu bebas berdiri sesuka hati, asal memenuhi

syarat-syarat yang ditetapkan KPU. Kalau semua partai diijinkan ikut

Pemilu, bisa muncul ratusan sampai ribuan partai.

2. Pemilu selain memilih anggota dewan (DPR/DPRD), juga memilih

anggota DPD (senat). Selain anggota DPD ini nyaris tidak ada guna dan

kerjanya, hal itu juga mencontoh sistem di Amerika yang mengenal

kedudukan para anggota senat (senator).

Kewarganegaraan deemokrasiPage 18

Page 19: BAB 1 - Kewarganegaraan Demokrasi

3. Pemilihan Presiden secara langsung sejak 2004. Bukan hanya sosok

presiden, tetapi juga wakil presidennya. Untuk Pilpres ini, mekanisme

nyaris serupa dengan pemilu partai, hanya obyek yang dipilih berupa

pasangan calon. Kadang, kalau dalam sekali Pilpres tidak diperoleh

pemenang mutlak, dilakukan pemilu putaran kedua, untuk mendapatkan

legitimasi suara yang kuat.

4. Pemilihan pejabat-pejabat birokrasi secara langsung (Pilkada), yaitu

pilkada gubernur, walikota, dan bupati. Lagi-lagi polanya persis seperti

pemilu Partai atau pemilu Presiden. Hanya sosok yang dipilih dan level

jabatannya berbeda. Disana ada penjaringan calon, kampanye, proses

pemilihan, dsb.

5. Adanya badan khusus penyelenggara Pemilu, yaitu KPU sebagai

panitia, dan Panwaslu sebagai pengawas proses pemilu. Belum lagi tim

pengamat independen yang dibentuk secara swadaya. Disini dibutuhkan

birokrasi tersendiri untuk menyelenggarakan Pemilu, meskipun pada

dasarnya birokrasi itu masih bergantung kepada Pemerintah juga.

6. Adanya lembaga surve, lembaga pooling, lembaga riset, dll. yang aktif

melakukan riset seputar perilaku pemilih atau calon pemilih dalam Pemilu.

Termasuk adanya media-media yang aktif melakukan pemantauan proses

pemilu, pra pelaksanaan, saat pelaksanaan, maupun paca pelaksanaan.

7. Demokrasi di Indonesia amat sangat membutuhkan modal (duit). Banyak

sekali biaya yang dibutuhkan untuk memenangkan Pemilu.

Kewarganegaraan deemokrasiPage 19

Page 20: BAB 1 - Kewarganegaraan Demokrasi

Konsekuensinya, pihak-pihak yang berkantong tebal, mereka lebih

berpeluang memenangkan Pemilu, daripada orang-orang idealis, tetapi

miskin harta.Akhirnya, hitam-putihnya politik tergantung kepada tebal-

tipisnya kantong para politisi.

Semua ini dan indikasi-indikasi lainnya telah terlembagakan secara

kuat dengan payung UU Politik yang direvisi setiap 5 tahunan. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa sistem demikian telah menjadi realitas politik

legal dan memiliki posisi sangat kuat dalam kehidupan politik nasional.

Pesta demokrasi yang kita gelar setiap 5 tahun ini haruslah memiliki visi

kedepan yang jelas untuk membawa perubahan yang fundamental bagi

bangsa Indonesia yang kita cintai ini, baik dari segi perekonomian,

pertahanan, dan persaiangan tingkat global. Oleh karena itu, sinkronisasi

antara demokrasi dengan pembangunan nasional haruslah sejalan bukan

malah sebaliknya demokrasi yang ditegakkan hanya merupakan untuk

pemenuhan kepentingan partai dan sekelompok tertentu saja.

Jadi, demokrasi yang kita terapkan sekarang haruslah mengacu pada

sendi-sendi bangsa Indonesia yang berdasarkan filsafah bangsa yaitu

Pancasila dan UUD 1945.

Penerapan Budaya Demokrasi Dalam Kehidupan Sehari-hari

Di Lingkungan Keluarga

Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan keluarga dapat

diwujudkan dalam bentuk sebagai berikut:

- Kesediaan untuk menerima kehadiran sanak saudara;

Kewarganegaraan deemokrasiPage 20

Page 21: BAB 1 - Kewarganegaraan Demokrasi

- Menghargai pendapat anggota keluarga lainya;

- Senantiasa musyawarah untuk pembagian kerja;

- Terbuka terhadap suatu masalah yang dihadapi bersama.

Di Lingkungan Masyarakat

Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan masyarakat dapat diwujudkan

dalam bentuk sebagai berikut:

- Bersedia mengakui kesalahan yang telah dibuatnya;

- Kesediaan hidup bersama dengan warga masyarakat tanpa diskriminasi;

- Menghormati pendapat orang lain yang berbeda dengannya;

- Menyelesaikan masalah dengan mengutamakan kompromi;

- Tidak terasa benar atau menang sendiri dalam berbicara dengan warga

lain.

Di Lingkungan Sekolah

Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan sekolah dapat diwujudkan

dalam bentuk sebagai berikut:

- Bersedia bergaul dengan teman sekolah tanpa membeda-bedakan;

- Menerima teman-teman yang berbeda latar belakang budaya, ras dan

agama;

- Menghargai pendapat teman meskipun pendapat itu berbeda dengan kita;

- Mengutamakan musyawarah, membuat kesepakatan untuk

menyelesaikan masalah;

- Sikap anti kekerasan.

Di Lingkungan Kehidupan Bernegara

Kewarganegaraan deemokrasiPage 21

Page 22: BAB 1 - Kewarganegaraan Demokrasi

Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan kehidupan bernegara dapat

diwujudkan dalam bentuk sebagai berikut:

Besedia menerima kesalahan atau kekalahan secara dewasa dan ikhlas;

Kesediaan para pemimpin untuk senantiasa mendengar dan menghargai

pendapat warganya;

Memiliki kejujuran dan integritas;

Memiliki rasa malu dan bertanggung jawab kepada publik;

Menghargai hak-hak kaum minoritas;

Menghargai perbedaan yang ada pada rakyat;

Mengutamakan musyawarah untuk kesepakatan berrsama untuk

menyelesaikan masalah-masalah kenegaraan.

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Kewarganegaraan deemokrasiPage 22

Page 23: BAB 1 - Kewarganegaraan Demokrasi

    Dari pengalaman masa lalu bangsa kita, kelihatan bahwa

demokrasi belum membudaya. Kita memang telah menganut demokrsai

dan bahkan telah di praktekan baik dalam keluarga, masyarakat, maupun

dalam kehidupan bebangsa dan bernegara. Akan tetapi, kita belum

membudanyakannya. 

Membudaya berarti telah menjadi kebiasaan yang mendarah daging.

Mengatakan “Demokrasi telah menjadi budaya” berarti penghayatan nilai-

nilai demokrasi telah menjadi kebiasaan yang mendarah daging di antara

warga negara. Dengan kata lain, demokrasi telah menjadi bagian yang

tidak dapat dipisah-pisahkan dari kehidupanya. Seluruh kehidupanya

diwarnai oleh nilai-nilai demokrasi.

     Namun, itu belum terjadi. Di media massa kita sering mendengar

betapa sering warga negara, bahkan pemerintah itu sendiri, melanggar

nilai-nilai demokrasi. Orang-orang kurang menghargai kebabasan orang

lain, kurang menghargai perbedaan, supremasi hukum kurang ditegakan,

kesamaan kurang di praktekan, partisipasi warga negara atau orang

perorang baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kehidupan pilitik

belum maksimal, musyawarah kurang dipakai sebagai cara untuk

merencanakan suatu program atau mengatasi suatu masalah bersama,

dan seterusnya. Bahkan dalam keluarga dan masyarakat kita sendiri, nilai-

nilai demokrasi itu kurang di praktekan.

1.      Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem

pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat

(kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah

negara tersebut.

Kewarganegaraan deemokrasiPage 23

Page 24: BAB 1 - Kewarganegaraan Demokrasi

2.      Pada kata Demokrasi ternyata memiliki hubungan yang sangat

erat dengan pancasila sila ke-4 yang berbunyi (“Kerakyatan yang dipimpin

oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan” ).

3.      Pelaksanaan demokrasi di Indonesia sudah berjalan dengan

baik, di buktikan dengan kedudukan Indonesia sebagai negara dengan

populasi 4 besar dunia yang berhasil melaksanakan demokrasi dan juga

Menurut Ketua Asosiasi Konsultan Politik Asia Pasifik (APAPC), Pri Sulisto,

keberhasilan Indonesia dalam bidang demokrasi bisa menjadi contoh bagi

negara-negara di kawasan Asia yang hingga saat ini beberapa di

antaranya masih diperintah dengan „tangan besi‟.

B.Saran

Mewujudkan budaya demokrasi memang tidak mudah. Perlu ada

usaha dari semua warga negara. Yang paling utama, tentu saja, adalah:

1. Adanya niat untuk memahami nilai-nilai demokrasi.

2. Mempraktekanya secara terus menerus, atau membiasakannya.

Memahami nilai-nilai demokrasi memerlukan pemberlajaran, yaitu

belajar dari pengalaman negara-negara yang telah mewujudkan budaya

demokrasi dengan lebih baik dibandingkan kita. Dalam usaha

mempraktekan budaya demokrasi, kita kadang-kadang mengalami

kegagalan disana-sini, tetapi itu tidak mengendurkan niat kita untuk terus

berusaha memperbaikinya dari hari kehari. Suatu hari nanti, kita berharap

bahwa demokrasi telah benar-benar membudaya di tanah air kita, baik

Kewarganegaraan deemokrasiPage 24

Page 25: BAB 1 - Kewarganegaraan Demokrasi

dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, maupun dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara.

Mari kita tentukan kemana arah pembangunan demokrasi pancasila

akan kita bawa. Tentunya dengan memperhatikan nilai-nilai yang ada pada

pancasila sebagai Ideologi bangsa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

1. “http://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi“

Kewarganegaraan deemokrasiPage 25

Page 26: BAB 1 - Kewarganegaraan Demokrasi

2. “http://dondsor.blogster.com/demokrasi_dan_Konstitusi.html“

3. Abdulkarim, Aim, Drs, M.Pd. 2004 “Kewarganegaraan untuk SMP Kelas

II Jilid 2”. Bandung: Grafindo Media Pratama.

4. Wijianti, S.Pd. dan Aminah Y., Siti, S.Pd. 2005 “ Kewarganegaraan

(Citizenship)”. Jakarta: Piranti Darma Kalokatama.

5. Dahlan, Saronji, Drs. Dan H. Asy’ari, S.Pd, M.Pd. 2004

“Kewarganegaraan Untuk SMP Kelas VIII Jilid 2”. Jakarta: Erlangga.

6.Bestari, Prayoga dkk. 2008. Menjadi Warga Negara Yang Baik. Jakarta.

PT. Pribumi Mekar

Kewarganegaraan deemokrasiPage 26