Upload
vegard-bravo
View
121
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko
1.1. DASAR HUKUM RTRW KABUPATEN MUKOMUKO
Pembentukan Kabupaten Mukomuko dalam dimensi pembagian
kewenangan tidak hanya antara pemerintah pusat atau propinsi
dengan pemerintah kabupaten, tetapi lebih luas lagi adalah pembagian
kewenangan kepada seluruh komponen Kabupaten Mukomuko yakni
swasta dan masyarakat. Kenyataan ini sebagai peluang bagi
pemerintah daerah, swasta dan masyarakat dalam menentukan sendiri
arah pembangunan ke depan sesuai dengan aspirasi, potensi dan
kebutuhan daerah.
Dalam masa terbentuknya yang relatif baru Kabupaten Mukomuko
membutuhkan banyak landasan-landasan pembangunan, guna
menjaga pencapaian tujuan pembentukan kabupaten Mukomuko dapat
terwujud di masa mendatang. Dan dengan kewenangan yang diberikan
kesempatan untuk berkreasi dan berinisiatif dalam mempersiapkan
landasan-landasan pembangunan sesuai kebutuhan dan potensi, tanpa
harus menunggu petunjuk dan arahan pemerintah pusat atau propinsi.
Secara teoritis dan praktis bagi sebuah daerah yang baru
dimekarkan dibutuhkan banyak jenis rencana pembangunan mulai
yang bersifat sektoral, instansional maupun kewilayahan. Paradigma
Perencanaan yang saat ini berkembang menempatkan bahwa Rencana
P e n d a h u l u a n 1-1
BAB 1PENDAHULUAN
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko
Tata Ruang Wilayah menjadi lokomotif bagi rencana lainnya, atau
dapat dikatakan bahwa Rencana-rencana pembangunan yang terpadu
(intergrated) tersebut di atas, diderivasi dari sebuah Rencana Tata
Ruang. Hal ini sedang dilaksanakan bagi Kabupaten Mukomuko,
sehingga dapat diharapkan Recana Tata Ruang yang disusun dapat
menjadi acuan bagi penyusunan rencana-rencana pembangunan di
Kabupaten Mukomuko.
Prinsip dasar dalam penataan ruang adalah membangun kinerja
ruang yang sesuai pemanfaatan daerah, dalam hal ini dimaksudkan
rencana tata ruang Kabupaten Mukomuko bertujuan untuk
mewujudkan ruang Kabupaten Mukomuko yang serasi, selaras dan
seimbang dimasa yang akan datang. Berdasarkan Undang-undang
Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, disebutkan bahwa
Penataan Ruang meliputi Perencanaan Tata Ruang, Pemanfaatan Tata
ruang dan Pendalian Tata Ruang. Sedangkan dengan aspek legal ini
penataan ruang tidak hanya terbatas pada penyusunan rencana tetapi
lebih nyata hasilnya, bila diikuti dengan pemanfaatan dan
pengendalian ruang yang sesuai dengan rencana.
Sesuai dengan konteks pemanfaatan dan pengendalian ruang
dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah yang berpedoman
pada Peraturan Mentri Pekerjaan Umum No 16 Tahun 2009. Namun
demikian perlu perundang-undangan yang lain sebagai dasar
penyusunan RTRW Kabupaten Muko-Muko tersebut. Perundang-
undangan dan peraturan lainnya yang dijadikan landasan dalam
P e n d a h u l u a n 1-2
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko
penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Mukomuko
adalah :
1. Undang-Undang No.5 Tahun 1960, tentang Peraturan Dasar
Pokok-Poko Agraria.
2. Undang-Undang No. 11 Tahun 1967, tentang Ketentuan
Pertambangan.
3. Undang-Undang No. 11 Tahun 1974, tentang Pengairan.
4. Undang-Undang No. 13 Tahun 1980, tentang Jalan.
5. Undang-Undang No. 5 Tahun 1980, tentang Konservasi
Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
6. Undang-Undang No. 9 Tahun 1990, tentang Kepariwisataan.
7. Undang-Undang No.04 Tahun 1992, tentang Perumahan dan
Permukiman.
8. Undang-Undang No.05 Tahun 1992, tentang Cagar Budaya.
9. Undang-Undang No.12 Tahun 1992, tentang Sistem
Budidaya Tanaman.
10. Undang-Undang No. 24 Tahun 1992, Tentang, Penataan
Ruang.
11. Undang-Undang No.14 Tahun 1992, tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan.
12. Undang-Undang No.23 Tahun 1997, tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
13. Undang-Undang No. 36 Tahun 1999, tentang Telekomunikasi
14. Undang-Undang No. 41 Tahun 1999, tentang Kehutanan
P e n d a h u l u a n 1-3
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko
15. Undang-Undang No.20 Tahun 2002, tentang
Ketenagalistrikan.
16. Undang-Undang No.03 Tahun 2003, tentang Pembentukan
Kabupaten Mukomuko.
17. Undang-Undang No.32 Tahun 2004, tentang Pemerintah
Daerah (dh.UU No.22/1999).
18. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007
Tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);
19. Undang-Undang No.26 Tahun 2007, tentang Penataan Ruang
Nasional, Provinsi dan Wilayah Kota/Kabupaten.
20. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2007
Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4739);
21. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2007
Tentang Energi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4746 );
22. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
P e n d a h u l u a n 1-4
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4844);
23. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008
Tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 64,Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4849);
24. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008
tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4851);
25. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009
tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4956);
26. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009
tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4959);
27. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009
tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4966);
28. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69 Tahun
1996 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban, Serta Bentuk
Tata Cara Peran Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang
P e n d a h u l u a n 1-5
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor
104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3660);
29. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu)
No.1 Tahun 2004, tentang Perubahan UU No.41 Tahun 1999
tentang Kehutanan.
30. Peraturan Pemerintah No.33 Tahun 1970, tentang
Perencanaan Hutan.
31. Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 1985, tentang Jalan.
32. Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1985, tentang
Perlindungan Hutan.
33. Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1990, tentang
Pengendalian Pencemaran Air.
34. Peraturan Pemerintah No.35 Tahun 1991, tentang Sungai.
35. Peraturan Pemerintah No.69 Tahun 1996, tentang
Pelaksanaan Hak dan Kewajiban, serta Bentuk dan Tata Cara
Peran Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang.
36. Peraturan Pemerintah No.47 Tahun 1997, tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional.
37. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1999, tentang
Pengendalian Pencemaran dan/atau Perusakan Laut.
38. Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 1999, tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan.
39. Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 2000, tentang Tingkat
Ketelitian Peta untuk Penataan Ruang Wilayah.
P e n d a h u l u a n 1-6
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko
40. Peraturan Pemerintah No.77 Tahun 2001, tentang Irigasi.
41. Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2002, tentang Tata
Hutan dan Rencana Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan,
dan Penggunaan Kawasan Hutan.
42. Peraturan Pemerintah No.16 Tahun 2004, tentang
Penatagunaan Tanah.
43. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2004 Tentang Perencanaan Kehutanan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 146; Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4452);
44. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4490);
45. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun
2005 tentang Pembinaan dan Pengawasan Atas
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
46. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2006 tentang Irigasi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2006 Nomor 46,Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4624);
P e n d a h u l u a n 1-7
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko
47. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun
2006 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4655);
48. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun
2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana
Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 22;
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4696);
49. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun
2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
50. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun
2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
(Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48,
Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
51. Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990, tentang Pengelolaan
Kawasan Lindung.
52. Keputusan Presiden No. 62 Tahun 2000, tentang Koordinasi
Penataan Ruang Nasional.
P e n d a h u l u a n 1-8
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko
53. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No.
32/KPTS/M/2002, tentang Penetapan Enam Pedoman Bidang
Penataan Ruang.
54. Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
174 Tahun 2004 tentang Pedoman Koordinasi Penataan
Ruang Daerah;
55. Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor :
420/Kpts-Ii/1999 Tanggal : 15 Juni 1999 tentang :
Penunjukan Kawasan Hutan di Provinsi Bengkulu Seluas :
920.964 Ha sebagai Kawasan Hutan.
56. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 11/PRT/M/2009
Tentang Pedoman Persetujuan Substansi Rancangan
Peraturan Daerah Tentang Rancangan Tata Ruang Wilayah
Propinsi dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota,
beserta rencana rinciannya.
57. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 16/PRT/M/2009,
Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten.
58. Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 3 Tahun 2006
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi
Bengkulu Tahun 2005-2010.
59. Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 4 Tahun 2008
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Tahun 2005 – 2025.
P e n d a h u l u a n 1-9
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko
1.2. PROFIL WILAYAH KABUPATEN MUKOMUKO
1.2.1. Gambaran Umum Kabupaten Mukomuko
Wilayah perencanaan didalam Penyusunan Rencana Umum Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Mukomuko adalah Kabupaten Mukomuko.
Kabupaten ini berdiri berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia
No. 03 Tahun 2003. Pada awal pembentukannya kabupaten ini terbagi
menjadi 5 (lima) dan saat ini sudah berkembang menjadi 15 (lima
belas) kecamatan yaitu Kecamatan Ipuh, Kecamatan Air Rami,
Kecamatan Malin Deman, Kecamatan Pondok Suguh, Kecamatan
Sungai Rumbai, Kecamatan Teramang Jaya, Kecamatan Teras
Terunjam, Kecamatan Penarik, Kecamatan Selagan Jaya, Kecamatan
Kota Mukomuko, Kecamatan Air Dikit, Kecamatan XIV Koto, Kecamatan
Lubuk Pinang, Kecamatan Air Majunto dan Kecamatan V Koto dengan
luasan Secara geografis 4.036,70 KM2..
Akan tetapi pada hakikatnya wilayah perencanaan dalam lingkup
wilayah yang lebih luas (makro) tidak hanya terbatas sampai kepada
wilayah Kabupaten Mukomuko, akan tetapi juga meliputi upaya
pemahaman dan mengevaluasi berbagai potensi dan interaksinya
terhadap wilayah Kabupaten Mukomuko dari wilayah di dalam
konstelasi yang lebih luas, maka perlu dilakukan pemahaman
mengenai posisi dan kedudukan Kabupaten Mukomuko didalam sistem
perwilayahan Provinsi Bengkulu.
P e n d a h u l u a n 1-10
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko
Kabupaten Mukomuko termasuk dalam wilayah Propinsi Bengkulu yang
dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 3 tahun 2003, tentang
pembentukan Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Seluma dan
Kabupaten Kaur. Secara geografis Kabupaten Mukomuko terletak pada
101001’15,1” – 101051’29,6” BT dan pada 02016’32,0” – 03007’46,0”LS.
Kabupaten Mukomuko terletak di pantai barat Sumatera dan membujur
sejajar Bukit Barisan.
Batas-batas wilayah Kabupaten Mukomuko adalah:
a. Sebelah Utara :Kabupaten Pesisir selatan, Sumatera barat
b. Sebelah Timur :Kabupaten Kerinci dan Kabupaten Merangin
Jambi.
c. Sebelah Selatan :Kecamatan Putri Hijau, Kabupaten
Bengkulu Utara.
d. Sebelah Berat :Dengan Samudera Hindia
P e n d a h u l u a n 1-11
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko
P e n d a h u l u a n 1-12
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko
DISINI PETA ORIENTASI
P e n d a h u l u a n 1-13
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko
DISINI PETA ADMINISTRASI
P e n d a h u l u a n 1-14
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko
Luas wilayah Kabupaten Mukomuko adalah 403.670 Ha atau 4.036,7 km2,
dan luas wilayah laut 72.760 ha atau 727,60 km2 (dihitung sejauh 4 mil dari
garis pantai). Diawal pembentukan Kabupaten Mukomuko memiliki 5 (lima)
Kecamatan definitif, 106 Desa dan 3 Kelurahan.
Seiring dengan perkembangan otonomi daerah kini kecamatan di
Mukomuko berjumlah 15 (lima) kecamatan Definitif. yaitu Kecamatan Air
Dikit, Air manjuto, Kecamatan Air Rami, Kecamatan Lubuk Pinang,
Kecamatan malin Deman, Kecamatan Ipuh, Kecamatan Kota Mukomuko,
Kecamatan Penarik, Kecamatan Pondok Suguh, Kecamatan Selagan Raya,
Kecamatan Sungai Rumbai, Kecamatan Teramang Jaya, Kecamatan Teras
Terunjam, Kecamatan V Koto dan Kecamatan XIV Koto. Pada Tabel 1.1.
digambarkan luas wilayah pada 15 Kecamatan tersebut.
Tabel 1.1
Luas Wilayah Kecamatan Kabupaten Mukomuko
No KecamatanJumlah desa
Luas Area(KM2)
Ibukota Kecamatan
1 Ipuh 15 198,11 Ipuh2 Malin Deman 7 964,60 Talang Arah3 Air Rami 12 292,99 Arga Jaya4 Pondok Suguh 9 219,98 Pondok Suguh5 Sungai Rumbai 8 511,30 Gajah Mati6 Teramang Jaya 12 285,72 Pasar Bantal7 Teras Terunjam 8 144,36 Teras Terunjam8 Penarik 10 296,64 Penarik9 Selagan Jaya 12 339,00 Sungai Ipuh
10 Kota Mukomuko 8 227,00 Mukomuko11 Air Dikit 4 91,00 Dusun Baru12 XIV Koto 6 77,00 Lubuk Sanai13 Lubuk Pinang 7 92,71 Lubuk Pinang
P e n d a h u l u a n 1-15
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko
14 Air Majunto 8 127,29 Pondok Makmur15 V Koto 6 169,00 Lalang Luas
Sumber : Kabupaten Mukumuko dalam Angka 2009
Gambar 1.3. Prosentase Luas Kecamatan Kabupaten Mukomuko
4.9123.9
7.26
5.4512.677.083.58
7.35
8.4 5.622.25
1.912.3
3.154.19
IpuhMalin DemanAir RamiPondok SuguhSungai RumbaiTeramang JayaTeras TerunjamPenarikSelagan JayaKota MukomukoAir DikitXIV KotoLubuk PinangAir MajuntoV Koto
Selanjutnya keadaan topografi di wilayah Kabupaten Mukomuko didominasi
oleh kawasan landai sampai berbukit-bukit, sedikit sekali yang bergunung-
gunung. Berdasarkan ketinggian tempat diatas permukaan laut, maka
wilayah kabupaten Mukomuko mempunyai ketinggian dibawah 500 meter
diatas permukaan laut sekitar 83,12%, hanya sekitar 16,88% yang memiliki
ketinggian di atas 500 meter diatas permukaan laut.
Berdasarkan kelerengannya, Kabupaten Mukomuko didominasi oleh
kawasan yang mempunyai kelerengan antara 0 – 5% dengan luas 133.637
P e n d a h u l u a n 1-16
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko
ha, diikuti kawasan yang mempunyai kelerengan antara 8 – 15% dengan
luas 71.431,41 ha, diikuti kawasan yang mempunyai kelerengan antara 25-
45% dengan luas 68.465,63 ha, dan selanjutnya kawasan yang mempunyai
kelerengan paling kecil yaitu kelerengan > 45% dengan luas 15.675,95 ha.
Jenis tanah Kabupaten Mukomuko pada umumnya bukan merupakan jenis
tanah yang tunggal tetapi merupakan asosiasi dari beberapa jenis tanah
yang proporsinya berbeda, dari sangat dominan ( 75%), dominan (50-
75%), cukup dominan (25-49), sedikit dominan (10-24%) dan sedikit sekali
dominan ( 10%). Jenis tanah di Kabupaten Mukomuko adalah pada tingkat
klasifikasi Great Group asosiasi antara Dystropepts, Haplohumults dan
Humitropepts mempunyai kawasan yang paling luas yaitu 126.830,86 ha
atau 31,42% dari seluruh wilayah Kabupaten Mukomuko.
P e n d a h u l u a n 1-17
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko
Di sini Peta Tutupan Lahan
P e n d a h u l u a n 1-18
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko
DISNI PETA KELAS LERENG
P e n d a h u l u a n 1-19
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko
Tekstur tanah di wilayah Kabupaten Mukomuko didominasi oleh tekstur
tanah halus baik pada top soil maupun pada sub soil (sebesar 44,02%
dari seluruh wilayah). Kedalaman efektif tanah yang dominan untuk
masing-masing satuan lahan terbagi ke dalam dua kelompok yaitu
kedalaman efektif tanah pada tanah mineral dan kedalaman efektif
tanah pada tanah gambut. Kedalam efektif tanah pada tanah mineral
didominasi oleh kawasan dengan kelas Sangat Dalam, yaitu dengan
kedalaman antara 101-150 cm, yang meliputi kawasan seluas
273.030,64 ha atau 67,64% dari wilayah Kabupaten Mukomuko.
Kemudian diikuti dengan kelas Dalam yaitu dengan kedalaman antara
76-100 cm, yang meliputi kawasan seluas 118.128,80 ha atau 29,26%
dari wilayah Kabupaten Mukomuko.
Kedalaman efektif tanah pada tanah gambut di wilayah Kabupaten
Mukomuko mempunyai kedalaman dengan kelas Sangat Dalam, yaitu
antara 76-200 cm. Kawasan gambut ini meliputi luas lebih kurang
14.016,70 hektar.
Keadaan iklim Kabupaten Mukomuko umumnya seragam dengan curah
hujan tinggi. Iklim di Kabupaten Mukomuko tidak dapat dipisahkan
dengan iklim di wilayah Propinsi Bengkulu secara keseluruhan.
Berdasarkan tipe iklim menurut kreteria Schmid dan Ferguson,
Oldeman serta tipe iklim menurut Koppen, iklim di Kabupaten
Mukomuko adalah sebagai berikut:
P e n d a h u l u a n 1-20
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko
1. Menurut Schmidt dan Ferguson, Kabupaten Mukomuko
mempunyai tipe iklim A (sangat basah)
2. Menurut Oldeman, Kabupaten Mukomuko mempunyai tipe iklim
B
3. Menurut Koppen, Kabupaten Mukomuko mempunyai tipe iklim A
dan B1
Curah hujan di kabupaten Mukomuko selama periode tahun 2008
tercatat cukup tinggi rata-rata 2.428 mm dan tertinggi pada bulan
desember yaitu 390 mm sedangkan yang terendah pada bulan juni
yaitu 55 mm. Rata-rata hari hujannya adalah 170 hari dalam setahun
atau rata-rata 14 hari/bulan. Kelembaban udara berkisar antara 84%-
90%.
Kabupaten Mukomuko mempunyai Daerah Aliran Sungai cukup luas
dengan kondisi bentuk wilayah tangkapan bergelombang sampai terjal.
Kondisi yang demikian, ditambah dengan jumlah curah hujan yang
tinggi serta perbedaan elevasi yang tinggi pada jarak hulu-hilir yang
relatif pendek, menyebabkan fluktuasi debit aliran sungai pada waktu-
waktu tertentu sangat besar. Pada daerah tertentu dengan debit yang
demikian akan menyebabkan sering terjadinya pelimpahan air sungai
ke darah disekitar aliran, sehingga beberapa daerah kadang terjadi
banjir pada musim hujan.
Sungai-sungai kecil dengan daerah tangkapan yang relatif lebih sempit
umumnya mempunyai debit air kecil, air bersifat masam, berwarna
P e n d a h u l u a n 1-21
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko
coklat sampai kehitaman yang menandakan kadar fenol yang tinggi.
Beberapa sungai mempunyai kawasan bergambut dengan sifat masam
dengan kedalam gambut yang beragam dari 25 cm hingga lebih dari
100 cm.
DISINI PETA HIDROLOGI
P e n d a h u l u a n 1-22
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko
DISINI PETA DAS
P e n d a h u l u a n 1-23
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko
Memperhatikan fisiografi yang beragam, Kabupaten Mukomuko yang
memiliki keragaman topografi dari landai, berkelombang, berbukit
sampai bergunung dengan jarak yang relatif tidak terlalu jauh (kurang
dari 60 km), maka sungai-sungai yang bermuara di pantai relatif
pendek dengan perbedaan elevasi yang agak tinggi, sehingga aliran
sungai memiliki energi potensial yang tinggi, kecepatan tinggi,
sehingga kemungkinan membawa konsentrasi bahan-bahan terangkut
yang tinggi pula. Hal tersebut ditambah oleh sifat tanah di kawasan
bergelombang yang umumnya mempunyai erodibilitas yang tinggi.
Akibatnya sedimentasi di beberapa muara sungai yang terjadi di
kawasan pantai cukup tinggi. Hal demikian seharusnya menjadi
perhatian penting bagi pengelola kawasan. Pengelolaan daerah aliran
P e n d a h u l u a n 1-24
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko
sungai (DAS), khususnya kawasan hulu harus dilakukan dengan baik.
Apabila kerentanan lahan di daerah aliran sungai (DAS) di Kabupaten
Mukomuko ini tidak dikonservasi dengan baik, maka di masa yang
akan datang kerusakan lahan akan menghancur sumberdaya lahan
bagi pertanian dalam arti luas, dan lebih jauh akan mempengaruhi
kawasan muara dan pantai dengan sedimentasi yang sifatnya
merugikan.
Tabel 1.2. Sungai dan Anak Sungai Kabupaten MukomukoNo Nama Sungai Anak Sungai1 Air Rami2 Air Buluh
3 Air Ipuh
- Sungai Ikan- Air Ipuh Panjang- Air Ipuh Tengah- Air Ipuh Hijau
4 Air Retak- Sungai Puar- Air Retak
5 Air Hitam- Sungai Geregas- Air Hitam
6 Air Teramang
- Sungai Lupuh - Sungai Oba- Air Berau- Air Telon- Air Berau Kanan - Air Lubuk Panjang- Air Bengkok
7 Air Bantal - Air Bantal Kanan 8 Air Pelabuhan Gedang - Air dikit
9 Air selagan
- Sungai Betung- Sungai Deneh- Sungai Kepahyang- Sungai Hulu Ipuh- Sungai Mayan- Air Selagan
10 Air Manjunto
- Sungai Batu- Sungai Kehendak- Sungai Riang- Sungai serigigit- Sungai Jernih- Sungai Kiang
P e n d a h u l u a n 1-25
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko
Sumber : Data Diolah, 2010
1.2.2. Kependudukan
Penduduk Kabupaten Mukomuko tahun 2008 sebanyak 142.047 jiwa.
Apabila luas Kabupaten Mukomuko 4.036,7 km2 maka kepadatan
penduduk Kabupaten Mukomuko adalah 35,19 jiwa/km2. Kepadatan
penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan XIV Koto yaitu 140,70 jiwa/
km2, kemudian diikuti oleh Kecamatan Lubuk Pinang sebesar 126,43
jiwa/km2, dan yang panggil rendah terdapat di kiecamatan air rami
sebesar 10,15 jiwa/km2.
Tabel 1.11. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Mukomuko
No Kecamatan
Luas
Wilayah
(KM2)
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
Kepadata
n
(jiwa/
KM2)
1 Ipuh 198,11 15.671 79,10
2 Air Rami 964,60 9.794 10,15
3 Malin Deman 292,99 5.243 17,89
4 Pondok Suguh 219,98 8.591 38,05
5 Sungai Rumbai 511,30 6.100 11,93
6 Teramang Jaya 285,72 9.160 32,06
7 Teras Terunjam 144,36 6.795 47,07
8 Penarik 296,64 17.251 58,15
9 Selagan Jaya 339,00 8.306 24,50
10 Kota Mukomuko 227,00 12.469 54,93
11 Air Dikit 91,00 5.755 63,24
12 XIV Koto 77,00 10.843 140,70
13 Lubuk Pinang 92,71 11.720 126,43
14 Air Majunto 127,29 8.614 67,07
15 V Koto 169,00 5.744 33,99
P e n d a h u l u a n 1-26
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko
Jumlah 4.046,7 142.047 35,19
Sumber : Kabupaten Mukomuko Dalam Angka 2009
Perbandingan antara jumlah penduduk pria dengan jumlah penduduk
wanita (sex ratio) sebesar 107,60. Sex rasio di Kecamatan Air Rami
paling tinggi yaitu 118,42 dibandingkan dengan kecamatan lainnya.
Dominasi mata pencaharian masyarakat Kabupaten Muko-muko adalah
di sektor peretanian, baik sebagai petani baik petani kebun, ladang,
dan atau persawahan.
Disini Peta sebaran Penduduk
P e n d a h u l u a n 1-27
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko
Tabel 1.12. Jumlah Penduduk Dan Sex Ratio Kabupaten Mukomuko
P e n d a h u l u a n 1-28
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko
N
oKecamatan Laki-Laki
Perempua
nJumlah
Seks
Ratio
1 Ipuh 7.955 7.716 15.671 103,10
2 Air Rami 5.310 4.481 9.794 118,42
3 Malin Deman 2.792 2.451 5.243 113,91
4 Pondok Suguh 4.391 4.200 8.591 104,55
5 Sungai Rumbai 3.101 2.999 6.100 103,40
6 Teramang Jaya 4.755 4.405 9.160 107,95
7 Teras Terunjam 3.554 3.241 6.795 109,66
8 Penarik 9.002 8.249 17.251 109,19
9 Selagan Jaya 4.332 3.974 8.306 109,01
10 Kota Mukomuko 6.285 6.184 12.469 101,63
11 Air Dikit 3.018 2.737 5.755 110,27
12 XIV Koto 5.657 5.177 10.843 109,27
13 Lubuk Pinang 5.989 5,731 11.720 104,50
14 Air Majunto 4.571 4.043 8.614 113,06
15 V Koto 2.910 2.834 5.744 102,68
Jumlah 73.622 68.425 142.047 107,60
Sumber Data : KabupatenMukomuko Dalam Angka 2009
Laju pertumbuhan penduduk tahun 2007 ke tahun 2008 yaitu 2,5%,
Dengan demikian pada tahun 2020 jumlah penduduk Kabupaten
Mukomuko lebih kurang di proyeksikan sebesar 270.730 jiwa. Sejalan
dengan itu berbagai parameter kependudukan diperkirakan akan
mengalami perbaikan yang ditunjukkan dengan menurunnya angka
kelahiran, meningkatnya usia harapan hidup, dan menurunnya angka
kematian bayi. Meskipun demikian pengendalian kuantitas dan laju
pertumbuhan penduduk penting diperhatikan untuk menciptakan
keseimbangan penduduk. Kondisi tersebut perlu dimanfaatkan secara
P e n d a h u l u a n 1-29
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko
optimal untuk meningkatkan kualitas SDM, daya saing dan
kesejahteraan rakyat. Disamping itu persebaran dan mobilitas
penduduk perlu pula mendapatkan perhatian khusus, sehingga
ketimpangan persebaran dan kepadatan penduduk antara kabupaten
dan kecamatan serta perkotaan dan pedesaan dapat dikurangi.
Tantangan yang sangat besar disamping laju pertumbuhan penduduk
adalah banyaknya pengangguran baik bagi penduduk miskin yang
tingkat pendidikannya tidak tamat SD, maupun bagi penduduk yang
pendidikannya SMP ke atas. Oleh karena itu upaya penciptaan
lapangan kerja juga dikaitkan dengan pendidikan dan SDA yang ada
dan pengelolaan bantuan kepada penduduk miskin dan pengangguran,
baik melalui pendidikan, pelatihan, maupun dukungan dana seperti
Bantuan Operasional Sekolah (BOS), PKPS BBM, dan Kompensasi
Daerah Tertinggal (KDT) yang bersih dari KKN.
Pendidikan merupakan wahana dan sekaligus cara untuk membangun
manusia, baik sebagai insan mupun sebagai sumberdaya
pembangunan. Melalui pendidikan diharapkan dapat dibentuk manusia
Indonesia yang berkualitas yang memiliki kemampuan untuk
memanfaatkan, mengembangkan, serta menguasai ilmu pengetahuan
dan teknologi serta seni yang diperlukan untuk mendukung
pembangunan ekonomi, sosial budaya dan berbagai bidang lainnya.
Kualitas SDM yang tinggi akan menjadi faktor pendukung bagi
keberhasilan pelaksanaan pembangunan. Sebaliknya, rendahnya
P e n d a h u l u a n 1-30
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko
kualitas SDM dapat menjadi salah satu penyebab ketidak berhasilan
pembangunan.
1.2.3.Potensi Bencana Alam
Di dalam penyusunan Rencana Tata Ruang dan Wilayah, pemerintah
daerah harus juga mempertimbangkan potensi bencana di samping
mempertimbangkan aspek-aspek yang menguntungkan. Dengan
mempertimbangkan potensi bencana diharapkan kemunculan potensi
itu bisa diminimalkan. Hal tersebut di amanatkan juga pada Permen PU
no 26 Tahun 2009 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten.Tantangan yang dihadapi setiap daerah di Indonesia di era
otonomi daerah, adalah keterbatasan sumber daya manusia dan
infrastruktur yang memadai. Keterbatasan itulah, yang seringkali
dijadikan alasan bagi daerah untuk melakukan pembangunan dan
mencari pendapatan, tanpa mempertimbangkan penataan ruang yang
benar.
Kabupaten Mukomuko rentan bencana khususnya kategori gempa dan
tsunami, karena berada di pertemuan lempeng aktif Indoaustralia dan
Eurasia. Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik,
yaitu pergeseran lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang
mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar.
P e n d a h u l u a n 1-31
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko
Gempa bumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di
bumi, getaran gempa bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh
bagian bumi. Gempa bumi tektonik disebabkan oleh perlepasan
(tenaga) yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik
seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba.
Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai
kecacatan tektonik. Teori dari tectonic plate (lempeng tektonik)
menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan,
sebagian besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan
mengapung di lapisan. Lapisan tersebut begerak perlahan sehingga
berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang
menyebabkan terjadinya gempa.
P e n d a h u l u a n 1-32
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko
DISINI PETA RAWAN BENCANA
P e n d a h u l u a n 1-33
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko
Selain itu potensi bencana lainnya di Kabupaten Mukomuko yang
terletak di pinggir kawasan pantai barat Bengkulu, sangat rawan
ancaman abrasi laut dan banjir dari beberapa anak sungai di wilayah
itu, terlebih kawasan hutannya sudah rusak akibat perambahan.
Longsor di Desa Gajah Makmur dan Talang Arah terancam kelaparan,
mereka tidak bisa lagi keluar menuju Kota Ipuh untuk membeli beras
dan kebutuhan lainnya. Diantara Desa Tanjung Alai Kecamatan Lubuk
Pinang yang berada di dekat daerah aliran sungai (DAS) Manjuto,
sedikitnya 80 rumah di desa tersebut nyaris terendam air setinggi 1,5
meter pada September 2010. Tak hanya merendam rumah, kerugian
juga harus ditanggung petani desa tersebut dengan rusaknya sekitar
15 hektar sawah yang baru saja ditanami padi. Selain, Tanjung Alai,
banjir juga melanda Desa Tanah Harapan Kecamatan Kota Mukomuko
yang berada di pinggir DAS Selagan. Hanya saja tak separah Desa
Tanjung Alai. Air merendam 5 rumah warga. Selain banjir yang
disebabkan meluapnya dua sungai besar (Manjuto dan Selagan),
beberapa kawasan lainnya yang berada di daerah dataran rendah dan
dekat rawa, tak luput dari potensi banjir.
Air merendam hingga seratus rumah lebih tersebar di beberapa lokasi.
Antara lain, Kelurahan Bandaratu, Kota Mukomuko, tepatnya di
kawasan dekat Danau Nibung.
Kadangkala bencana seperti gempa dan isu tsunami serta kejadian
bencana lainnya seperti banjir menyebabkan terjadinya gelombang
P e n d a h u l u a n 1-34
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko
pengungsian tinggi. Umumnya warga masih tetap bertahan di
rumahnya masing-masing. Terdapat Desa yang terendam banjir
memang sudah jadi langganan banjir setiap tahun. Warga sudah
sangat biasa karena jika terjadi hujan deras maka rumah akan
kebanjiran luapan sungai setempat. Kultur bencana muncul pada
beberapa masyarakat Mukomuko dimana warga masyarakat juga
sudah paham apa yang harus dilakukan menghadapi potensi banjir
tersebut, sehingga kerugian materi dapat ditekan.
Meluapnya sungai ini bisa jadi karena kerusakan hutan dan DAS, serta
masih buruknya sistem drainase yang ada. Air akan surut kembali jika
cuaca mulai membaik dan warga pun mulai bisa membersihkan
rumahnya masing-masing.
Selain itu, Kecamatan Ipuh, Kabupaten Mukomuko longsor berpotensi
di sungai Batang Muar. Pada musim hujan tebing dengan ketinggian
kurang lebih sekitar 20 meter dengan posisi landai itu akan semakin
cepat longsor dan memperpendek jarak dengan rumah penduduk.
Tentu saja apabila permasalahan ini tidak segera ditangani, maka
dalam waktu dekat puluhan rumah itu akan masuk ke sungai Muar
karena pada kawasan tersebut kondisi tebing penahan rumah yang
berbatasan dengan sungai.
Di samping puluhan rumah di desa itu yang akan menjadi korban
pengikisan tebing tebing, jalan lintas Sumatera yang melewati desa itu
juga terancam keselamatannya dimana jarak antara tebing dengan
P e n d a h u l u a n 1-35
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko
tebing sungai batang muar ini berkisar antara 25-30 meter dan terus
mendekati jalan nasional. Hal ini disebabkan musim hujan dan yang
mempercepat runtuhnya tebing juga faktor pembuangan air yang
berasal dari rumah tangga menyebabkan tebing semakin terkikis.
Sepanjang 800 meter jalan nasional yang melewati desa tersebut akan
ikut berpotensi runtuhnya tebing, karena posisi tebing semakin
mendekat dengan jalan lintas Sumatera.
Dari hasil pemetaan yang dilakukan tim Dinas Kimpraswil Provinsi
Bengkulu, terdapat titik daerah rawan longsor dan banjir yakni jalur
Ipuh-Bantal-Muko Muko-perbatasan dengan Sumatera Barat, daerah
yang rawan longsor berada pada kilometer 169+600 dan kilometer
301+000. Kemudian jalur Panarik-Lubuk Pinang, rawan longsor pada
kilometer 239+200 sampai kilometer 281+700.
1.2.4.Potensi Sumberdaya Alam
a. Pertanian
Sumberdaya alam kabupaten Mukomuko sangat didominasi oleh sektor
pertanian. Hal ini terlihat dari kontribusi sektor pertanian yang sangat
signifikan terhadap PDRB yaitu sebesar 51,18 persen pada tahun 2008.
Lebih kurang 78 persen penduduk kabupaten ini bergerak di sektor
tersebut. Pertanian tanaman pangan meliputi padi, palawija, sayur-
sayuran dan buah-buahan. Padi merupakan tanaman pokok bagi petani
secara umum produksi padi di kabupaten mukomuko pada tahun 2008
sebesar 59,30 Ton. Tanaman palawija terdiri dari jagung, kedelai, ubi
P e n d a h u l u a n 1-36
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko
kayu, ubi jalar, kacang tanah dan kacang hijau secara umum disebut
tanaman yang ditanam dilahan kering, dapat dilihat pada Tabel 1.13.
Tabel 1.13 Produksi Padi Ladang Dan Padi Sawah Menurut Kecamatan Di
Kabupaten Mukomuko Tahun 2008No KECAMATAN PADI SAWAH PADI LADANG1 Ipuh 4.156 962 Air rami 1.890 1003 Malin Deman 645 944 Pondok Suguh 1.824 1445 Sungai Rumbai 150 696 Teramang Jaya 1.792 1847 Teras Terunjam 600 1468 Penarik 1.245 1209 Selagan Raya 10.578 22
10 Kota Mukomuko 3.150 3011 Air Dikit 180 6412 XIV Koto 10.810 3413 Lubuk Pinang 13.250 2214 Air Manjunto 4.365 3815 V Koto 3.906 32
JUMLAH ¿∑ (ABOVE)58.541 1631,966
Sumber : Kabupaten Mukomuko Dalam Angka, 2009
P e n d a h u l u a n 1-37
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko
Produksi sayur-sayuran di Kabupaten Mukomuko terutama adalah
kacang panjang, cabe dan terung. Namun produksi tanaman ini
berfluktuasi sama dengan hasil produksi buah-buahan, dapat dilihat
pada Tabel 1.14 dan Tabel 1.15.
b. Perkebunan
Selanjutnya adalah subsektor perkebunan yang memiliki potensi yang
cukup besar untuk dikembangkan di Kabupaten Mukomuko, hal ini
dapat dilihat pada beraneka ragam jenis tanaman di Kabupaten
Mukomuko. Pada umumnya kondisi tanaman berkategori muda dan
sebagian tanaman sudah menghasilkan. Jenis tanaman yang paling
dominan adalah kelapa sawit dan karet.
P e n d a h u l u a n 1-38
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko
Tabel 1.14. Produksi Sayuran Dirinci Menurut Kecamatan di Kabupaten Mukomuko
No KECAMATANKacang
PanjangCabe Tomat Terung Buncis Ketimun Labu Siam
Kangkung
Bayam
1 Ipuh 207 910 150 1.950 - 1.080 - 96 60
2 Air rami 128 630 - 1.235 - 720 - 80 36
3 Malin Deman 135 420 - 1.105 - 660 - 72 42
4 Pondok Suguh 180 1.050 175 1.495 - 1.140 - 144 72
5 Sungai Rumbai 56 210 - 715 - 360 - 24 -
6 Teramang Jaya 117 630 - 975 - 900 - 96 42
7 Teras Terunjam 120 630 125 1.105 - 960 - 112 48
8 Penarik 162 490 - 1.365 - 1.140 - 128 90
9 Selagan Raya 36 - - - - - - - -
10 Kota Mukomuko 225 1.400 - 1.950 - 1.320 - 160 102
11 Air Dikit 189 700 - 1.885 - 1.620 - 168 96
12 XIV Koto 270 1.050 - 2.015 - 1.560 - 200 114
13 Lubuk Pinang 288 980 - 1.275 - 1.440 - 160 84
14 Air Manjunto 207 770 - 1.755 - 1.560 - 184 72
15 V Koto 198 840 75 1.820 - 1.080 - 120 54
JUMLAH 2.518 10.710 3292,45 21.645 - 15.540 - 1.744 912Sumber : Mukomuko Dalam Angka, 2009
P e n d a h u l u a n 1-39
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko
Tabel 1.15Produksi Tanaman Buah-Buahan Dirinci Menurut Kecamatan
Di Kabupaten Mukomuko
No Kecamatan Alpukat ManggaRambuta
nDuku Jeruk
Duria
nJambu
1 Ipuh 177 250 268 69 42 430 108
2 Air rami 69 92 104 126 39 280 78
3 Malin Deman 36 48 384 126 36 285 90
4 Pondok Suguh 33 96 352 15 96 480 69
5 Sungai
Rumbai
21 27 188 21 24 215 63
6 Teramang
Jaya
30 39 156 27 33 130 45
7 Teras
Terunjam
21 51 104 18 27 175 51
8 Penarik 36 66 124 9 18 210 54
9 Selagan Raya 18 36 86 21 9 130 78
10 Kota
Mukomuko
24 48 68 6 12 65 69
11 Air Dikit 28 39 64 6 5 80 135
12 XIV Koto 57 86 92 27 9 60 63
13 Lubuk Pinang 48 78 108 21 21 65 39
14 Air Manjunto 39 36 72 30 24 75 78
15 V Koto 36 33 80 34 13 85 75
JUMLAH 673 1.025 2.250 556 408 2.765 1.095
Sumber : Mukomuko Dalam Angka, 2009
P e n d a h u l u a n 1-40
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko
P e n d a h u l u a n 1-41
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko
Tabel. 1.16Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat Menurut Jenis Tanaman Dirinci Menurut Kecamatan di Kabupaten Mukomuko
No KECAMATAN Aren KemiriKelapa Sawit
Kapuk Cokelat Kopi Lada Karet KelapaKayu Manis
1 Ipuh - - 125.990,07
- - - - 1.315,00 250,20 -
2 Air rami - 2,00 45.259,00 - 4,00 - 3,15 425,05 - 15,25
3 Malin Deman - - 37.323,00 - 2,06 - - 343,06 - -
4 Pondok Suguh - - 48.475,00 - - - - 411,08 - -
5 Sungai Rumbai - 3,00 55.347,00 - - - - 433,08 - -
6 Teramang Jaya 17,00 - 56.225,20 - - 22,20 - 325,03 - -
7 Teras Terunjam 11,05 5,05 47.327,00 7,50 - 25,07 - 547,07 2.333,20 -
8 Penarik - - 52.470,00 - - - - 874,09 - 16,25
9 Selagan Raya - - 35.550,00 - - - - 445,08 - -
10 Kota Mukomuko - - 51.434,00 - - - - 569,07 236,20 -
11 Air Dikit - - 59.227,00 - - - - 332,05 - -
12 XIV Koto - - 56.523,00 2,10 - - - 425,04 121,20 -
13 Lubuk Pinang - - 40.263,00 3,00 - - - 379,05 - -
14 Air Manjunto - - 47.675,00 - - - - 333,03 - -
15 V Koto 5,50 - 50.775,00 - 1,30 10,1 - 450,02 - -
JUMLAH 33,55 10,05 0 12,60 7,36 57,35 3,15 7.606,8 829,80 31,50
P e n d a h u l u a n 1-42
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko
0Sumber : Mukomuko Dalam Angka, 2009
P e n d a h u l u a n 1-43
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko
c. Peternakan dan Kelautan
Sub sektor peternakan mencakup ternak besar dan unggas, umumnya
ternak yang diusahakan di Kabupaten Mukomuko adalah sapi, kerbau,
kambing, dan jenis unggas.
Tabel 1.17
Jumlah Pemotongan Ternak di Kabupaten Mukomuko
JENIS TERNAKTAHUN
2006 2007 2008No (1) (2) (3) (4)1 Sapi - - -2 Kerbau 126 96 1033 Kambing 1.352 1.503 1.5354 Domba 189 189 1355 Babi 63 55 1936 Ayam Buras 145.754 - 7.2007 Ayam Petelur - - -8 Ayam Ras
Pedaging8.754 6.339 137.000
9 Itik 5.632 1.105 2.125Sumber : Mukomuko Dalam Angka, 2009
Kabupaten Mukomuko mempunyai garis pantai sepanjang 98,17 Km,
dengan demikian luas kawasan laut sejauh 4 mil dari garis pantai
meliputi wilayah seluas lebih kurang 72.760,106 Ha atau 727.601,06
Km2. Pantai Barat Kabupaten Mukomuko memanjang dari arah Barat
Laut (di perbatasan Propinsi Sumatera Barat) sampai arah Tenggara
(sebelah selatan Air Rami) membentuk garis pantai yang relatif lurus,
seperti halnya pantai-pantai yang berhadapan dengan perairan
samudra.
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko
Potensi lautan merupakan potensi penangakapan ikan di laut. Hingga
saat ini, belum tersedia data potensi sumberdaya ikan (SDI) yang ada
di laut Kabupaten Mukomuko. Untuk memberikan gambaran potensi,
maka akan didekati dengan potensi sumberdaya ikan di laut Propinsi
Bengkulu. Propinsi Bengkulu memiliki potensi perikanan pada laut
teritorial (0-12 mil) sebesar 46.195 ton dan pada ZEE sebesar 80.022
ton. Dengan demikian, total potensi SDI di Propinsi Bengkulu adalah
126.217 ton.
Panjang garis pantai Kabupaten Mukomuko sekitar 14% dari panjang
garis pantai Propinsi Bengkulu. Dengan menggunakan pendekatan
perbandingan yang proporsional, potensi SDI Kabupaten Mukomuko
sekitar 17.670 ton. Potensi ini memberikan peluang untuk
meningkatkan jumlah dan produktivitas nelayan. Apalagi, nelayan
tidak hanya menangkap ikan di laut Mukomuko saja, tetapi juga bisa
menjangkau wilayah yang lebih jauh, tergantung pada armada dan
teknologi penangkapan yang digunakan. Disamping memiliki SDI, laut
juga dapat dimanfaatkan untuk aktivitas ekonomi lainnya seperti
budidaya rumput laut.
a. Potensi Investasi sektor perikanan di Kabupaten Mukomuko
memiliki prospek yang cukup luas, hal ini terlihat dari wilayah
pantai yang dimiliki. Jenis-jenis ikan laut yang tedapat di wilayah
pantai Kabupaten Mukomuko adalah sebagai berikut; Cakalang
(Katsuwomus pelamis), Tongkol (Euthiynmus sp), Tenggiri
(Scomberomorus sp), Madidihang (Thunmus albacares),
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko
Albakora (Thunmus alalunga), Setuhuk hitam (Makaira indica),
Setuhuk loreng (Makaira nitsukurii), Setuhuk biru (Makaira
mazara), Layaran (Istiophorus platypterus), Ikan cucut (Isurus
glaucus), Ikan pelagis kecil, Udang Penaide dan ikan Demersal.
b. Pada perikanan darat, peluang investasi juga memiliki prospek
yang cukup luas, saat ini peluang ini belum sama sekali
tersentuh oleh investor, antara lain : Kolam air tawar, tambak
udang dan tambak ikan bandeng.
c. Potensi wisata bahari di Kabupaten Mukomuko adalah
konservasi penyu dan pusat penelitian penyu, daerah konservasi
penyu di Kabupaten Mukomuko berada di Desa Retak Ilir,
Kecamatan Ipuh.
Potensi sumberdaya ikan di Wilayah Perairan Laut Kabupaten
Mukomuko adalah ikan-ikan sebagaimana didiskripsikan dalam tabel
1.18.
Tabel 1.18 Jenis-Jenis Ikan di Perairan Laut Kabupaten Mukomuko
No Jenis Sumberdaya Ikan
1. Cakalang(Katsuwonus pelamis)
2. Tongkol (Euthynnus sp)
3. Tenggiri (scomberomorus sp)
4. Madidihang(thunnus albacores)
5. Albakora(Thunnusalalunga)
6. Setuhuk hitam(Makaira indica)
7. Setuhuk loreng(M.nitsukuri)
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko
8. Setuhuk biru(M.mazara)
9. Ikan Pedang(Xiphias gladius)
10. Layaran(Istiophorus platypterus)
11. Ikan cucut(Isurus Glaucus)
12. Ikan pelagis kecil
13. Udang penaid
14. Ikan Demersal
Tabel 1.19 Lokasi dan Jenis Ikan tuna Kabupaten Mukomuko
LOKASI JENIS TUNA
Samudera
Hindia Barat
Sumatera
Madidihang(yellow fin tuna)
TunaMataBesar(bigeye tuna)
Tuna albakora(albacore)
Rumput Laut
Dewasa ini usaha pengelolaan sumberdaya laut terus dilakukan.
Rumput laut salah satu jenis komoditi yang berpotensi meningkat pada
masa-masa akan datang di Kabupaten Mukomuko. Selama ini sebagian
kecil sudah di ambil oleh beberapa nelayan untuk dijual, namun
pemanfaatannya serta toknologi yang di gunakan masih sangat
rendah. Berikut ini jenis rumput laut yang berada di pesisir pantai
Kabupaten Mukomuko.
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko
Tabel 1.20 Jenis dan Species Rumpul Laut Mukomuko
Jenis Species
Alaga Merah- Euchema Spinosum- Glacilaria sp- Gelidium sp
Alga Coklat - Sargassum sp- Turbinaria sp
Terumbu Karang
Perairan pantai kabupaten Mukomuko Lebih kurang 234 Hektar
perairan dengan terumbu karang yang terdiri dari habitat berbagai
jenis ikan, gurita, lobster dan lain-lainnya. Kondisi wilyah Mukomuko
yang berhadapan langsung dengan Samudra Hindia yang biasanya
menjadi lahan pengembangan dan konservasi terumbu karang yang
potensial.
Terumbu karang adalah habitat beragam biota : avertebrata,
ganggang, ikan dan reptile. Terumbu karang, khususnya terumbu
karang tepi berperan sebaga pelindung pantai dari hempasan ombak
dan arus kuat yang berasl dari laut. Selain itu terumbu karang
mempunyai peran utama sebagai habitat tempat hidup,tempat
mencari makan, tempat asuhan dan pembebasan, tempat pemijahan
berbagai jenis biota laut.
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko
Ekosistem terumbu karang yang ada pada suatu perairan yang
mempunyai 3 tipe yaitu terumbu karang tepi,penghalang da
atol.Terumbu karang di perairan Mukomuko termasuk dalam tipe
terumbu karang tepi atau pantai.Terumbu karang karang ini terdapat
di sepanjang pantai dan mencapai kedalaman tidak lebih dari 25 m
serta pertumbuhan baik terdapat di daerah yang menerima pukulan
ombak.
Terumbu karang mempunyai beberapa fungsi yaitu: sebagai habitat
biota laut, sebagai pelindung fisik pantai dan pulau-pulau. Sebagai
sumber keindahan, sumberdaya hayati(perikanan), sumber bahan
industri dan konstruksi serta sebagai daerah rekreasi wisata.
1.2.5.Potensi Ekonomi Wilayah
Struktur perekonomian Kabupaten Mukomuko dapat dilihat
berdasarkan kontribusi yang disumbangkan oleh masing-masing sektor
yang tercantum didalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Indikator Produk Domestik Regional Bruto terdapat 9 (sembilan )
sektor, dimana setiap sektor tersebut di dukung oleh masing-masing
sub sektor kegiatan/lapangan usaha. Masing-masing sektor tersebut
meliputi : 1). Sektor pertanian, 2). Sektor pertambangan dan
penggalian, 3). Sektor industri pengolahan, 4). Sektor listrik, gas dan
air bersih, 5). Sektor bangunan, 6). Sektor perdagangan, hotel dan
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko
restoran, 7). Sektor pengangkutan dan komunikasi, 8). Sektor
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dan 9). Sektor jasa-jasa.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku
selama Tahun 2006-2008 menunjukkan kontribusi terbesar dari
sembilan sektor tersebut berada pada sektor pertanian, disusul oleh
sektor perdagangan, hotel dan restoran, kemudian sektor jasa, sektor
pengangkutan dan komunikasi, sektor bangunan, sektor keuangan,
sewa, dan jasa perusahaan, sektor industri pengolahan dan pada
nomor urut terakhir adalah sektor listrik, gas, dan air bersih. Apabila
dilihat berdasarkan pertumbuhhannya tidak selaras dengan besarnya
kontribusi pada masing-masing sektor. Sektor pertanian merupakan
sektor yang memberikan kontribusi terbesar namun sektor ini
pertumbuhannya berada pada nomor urut 6 atau dibawah
pertumbuhan industri pengolahan, Jasa-jasa, Hotel dan Restoran,
Bangunan dan Pengangkutan dan Komunaksi.
Sedangkan pertumbuhan PDRB Kabupaten Mukomuko tahun 2006-
2008 berdasarkan harga berlaku pertumbuhan rata-rata sebesar
11,28%. Apabila dirinci masing-masing sektor terdapat 6 sektor yang
pertumbuhannya diatas rata-rata pertumbuhan PDRB Kabupaten
Mukomuko atas dasar harga berlaku yaitu Jasa-Jasa 18,67%, Industri
pengolahan sebesar 13,60%, Keuangan dan Sewa sebesar 12,80% ,
Bangunan 12,08%, Hotel dan Restoran 12,08% dan sektor pertanian
sebesar 11,74%.
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko
Sedangkan sektor-sektor yang pertumbuhannya dibawah pertumbuhan
PDRB Kabupaten Mukomuko Tahun 2006-2008 atas dasar harga
berlaku meliputi sektor pertambangan dan pengalian sebesar 7,87%,
Listri dan Air Bersih 2,17%, dan sektor pengangkutan dan komunikasi
sebesar 10,51%. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.21.
Tabel 1.21.PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha
Kabupaten Mukomuko Tahun 2006-2008
Sektor
PDRB (juta Rupiah) Pertum-
buhan (%)
Kontribusi
2006 2007 2008 2006 2007 2008
Pertanian 420.736,00466,647,00
519.617,10 11,74 51,72 51,49 51,18
Pertambangan & Pengalian
49.663,00 53.445,00 57.614,87 7,87 6,10 5,90 5,67
Industri Pengolahan
51.445,00 57.102,00 66.775,15 13,60 6,32 6,30 6,58
Listrik Gas dan Air Bersih
1.594,00 1697,67 1.594,00 2,17 0,20 0,90 0,16
Bangunan 23.453,00 26,775,63 31.512,00 12,08 2,88 2,95 3,10
Perdangan Hotel dan Restoran
157.843,00178.703,30
194.205,00 12,08 19,40 19,72 19,13
Pengangkutan dan Komunikasi
32.070,00 34.872,02 39.380,00 10,51 3,94 3,85 3,88
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
27.380,00 30.495,24 34.781,00 12,80 3,37 3,36 3,43
Jasa – Jasa 49.388,00 56.607,08 69.844,00 18,67 6,07 6,25 6,88
Jumlah813.565,00
90.310,10
1.015.322,00
11,28 100 100 100
Sumber : Mukomuko Dalam Angka 2009
Selanjutnya dari sisi keuangan yang mencakup penerimaan dan
pengeluaran pemerintah daerah dan pertumbuhannya. Pada tahun
Anggaran 2008 jumlah realisasi penerimaan Kabupaten Mukomuko
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko
sebesar Rp. 333,46 Milyrad dan Realisasi pengeluaran Rp. 291,76
Milyard sehingga surplus sebesar 41,69 Milyar.
Tabel 1.22.Realisasi Pengeluaran dan Penerimaan Daerah
Kabupaten MukomukoTAHUN
ANGGARANPENERIMAAN PENGELUARAN
SURPLUS/ DEFISIT
2005 114.998.900.087
106.464.933.566
8.533.966.521
2006 236.590.195.867
235.363.489.708
1.226.706.159
2007 307.068.651.436
415.446.914.534
108.378.263.098
2008 333.464.564.722
291.765.067.966
41.699.496.756
Sumber : Bagian Keuangan Pemerintah Kabupaten Mukomuko
Dari sektor perpajakan di Kabupaten Mukomuko tahun 2008 adalah
sebesar 30,015 untuk pedesaan, 21.507 untuk kawasan kota dan 16
untuk kawasan perkebunan. Wajib pajak di pedesaan adalah wajib
pajak terbesar. Selanjutnya untuk realisasi penerimaam PBB sebesar
174.664.034 di kawasan desa, Rp. 126.056.902 untuk kawasan kota.
Realisasi pajak netto perbulan pada tahun 2008 adalah 1.288.076.364.
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko
Tabel 1.23Realisasi Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB)
Di Kabupaten MukomukoN
oKecamatan Pedesaan Perkotaan
Perkebun
an
Kehutan
an
1 Ipuh 20.728.877 912.960
2 Air Rami 29.819.313 -
3 Malin Deman 6.821.748 -
4Pondok
Suguh14.894.859 2.485.904
5Sungai
Rumbai13.240.992 -
6Teramang
Jaya10.714.482 -
7Teras
Terunjam5.246.468 1.343.548
8 Penarik 20.923.363 34918145
9 Selagan Jaya 4.873.343
1
0
Kota
Mukomuko- 26.811.89
1
1Air Dikit - 24.877.506
1
2XIV Koto - 17.681.078
1
3
Lubuk
Pinang14.955.064
176.025.86
5
1
4Air Majunto 27.343.777
1
5V Koto 5.101.748
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko
Jumlah174.664.0
34
126.056.9
22
Sumber : Dinas Pendapatan dan Kekayaan Daerah
Dalam perencanaan wilayah, salah satu poin pentinga adalah
penentuan sector basis. Sektor basis tersebut dapat ditunjukan dengan
nilai Loquetion Question (LQ), dimana LQ besar 1 adalah merupakan
sektor basis. Formulasi nilai LQ menggunakan perbandingan dengan
data diatasnya dalam hal ini tentu juga melihat komposisi PDRB
provinsi Bengkulu.
Tabel 1.24 Nilai LQ sebagai Indikoator Sektor Basis
Kabupaten Mukomuko
Sektor PDRB (juta Rupiah)
KeteranganProvinsi Mukomuko LQ
Pertanian 5.187.162
519.617,101,26
Basis
Pertambangan & Pengalian
412.95057.614,87 0,86 Non Basis
Industri Pengolahan
510.46566.775,15 1,65 Basis
Listrik Gas dan Air Bersih
62.528 1.594,00 0,33 Non Basis
Bangunan
394.94331.512,00 1,01 Basis
Perdangan Hotel dan Restoran
2.548.023
194.205,00 0,96Berpotensi
Basis
Pengangkutan dan Komunikasi
1.155.840
39.380,00 0,43 Non Basis
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
576.692
34.781,00 0,76 Non Basis
Jasa – Jasa
1.971.71869.844,00 0,44 Non basis
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko
Jumlah12.820.32
1 1.015.322,00
Dengan memperhatikan sector basis yang ada maka dapat dijelaskan
terdapat 3 sektor utama yang berpotensi untuk dikembangakan, tentu
saja yang pertama adalah sector pertanian dengan indeks LQ 1,26.
Selanjutnya adalah Industri pengolahan dengan indek 1,01 dan
terakhir adalah sektor bangunan. Sektor perdagangan hotel dan
restoran mempunyai indek yang mendekati 1, walaupun sector ini
tidak sector basis tapi berpotensi untuk di kembangkan sebagai sector
ekonomi basis yang menunjang perekonomian regional di Kabupaten
Mukomuko.
1.3. ISU-ISU STRATEGIS
Beberapa isu strategis yang mempunyai pengaruh langsung maupun
tidak langsung terhadap perkembangan wilayah Provinsi ini
diantaranya :
Tabel 1.25 Isu-Isu Strategis
No.
Sektor Isu Strategis
1. Geografis 1. Aksesibilitas yang rendah terhadap jalur transportasi darat diketahui bahwa jalur barat hanya di lewati oleh kendaraan menuju Sumatera Barat saja
2. Rawan bencana gelombang laut, tsunami, gempa bumi, tanah longsor, banjir dan gelombang (Rob)
.2. Administratif Kabupaten Mukomuko pada Tahun 2003 hanya
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko
terdiri dari 5 Kecamatan sekarang telah mengalami pemekaran menjadi 15 Kecamatan. Sehingga menyebabkan permasalahan penetapan batas antara Kecamatan masih belum baku dan data-data administrasi kecamatan (terutama yang menyangkut luasan dan peta) belum dapat disajikan secara lengkap. Namun demikian tapal batas dengan Propinsi Sumatera Barat tidak menjadi isu krusial.
3. Sumber Daya Alam(Geologi, Topografi, Tanah)
Memiliki kesuburan tanah yang tinggi ,sehingga sangat sesuai untuk Pertanian tanaman pangan dan Perkebunan. Pertanian tanaman pangan terutama padi tadah hujan, jagung, kedelai, kacang tanah dan ubi kayu. Perkebunan meliputi karet, kelapa sawit, kelapa, kakao, kopi dan teh.
Kaya akan sumber daya mineral tambang batu bara, timbal dan emas primer diutara dan Muko-Muko
Atraksi wisata alam pantai dan perkebunan Limitasi fisik berupa kawasan lindung TNKS Ancaman tsunami, gempa, banjir, abrasi dan
intrusi air laut di pesisir barat Kabupaten Mukomuko
4. Sosial Budaya Terdiri dari beragam suku bangsa dengan khasanah budaya yang beragam potensi untuk atraksi wisata budaya
Pertumbuhan penduduk dan kegiatan perkotaan masih sangat terkonsentrasi di Mukomuko Kota
5. Ekonomi Kegiatan ekonomi masih sangat bertumpu di sektor primer, sehingga kurang memberikan nilai tambah bagi masyarakat
Kegiatan pertanian belum didukung Terminal Agribisnis dan SAPRODI pertanian
Potensi wisata belum direncanakan secara terpadu dan terintegrasi
Potensi wisata belum didukung prasarana yang memadai
6. Infrastruktur Wilayah
Fasilitas infrastruktur (sarana dan prasarana) yang masih belum memadai dan harus terus dikembangkan seperti transportasi darat, transportasi laut dan udara dan energy listrik. Terutma sarana jalan Raya masih Banyak dalam kerusakan berat baik jalan Propinsi maupun Kabupaten
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko
7 Lingkungan Hidup Banyak terjadi perambahan hutan pada kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKAS)
Banyak kawasan rawan bencana seperti pinggiran sungai Air Majunto
Beberapa Perijinan Kawasan Pertambangan terletak di Kawasan Hutan
Pemanfaatan ruang kegiatan wilayah di beberapa kecamatan harus dikendalikan secara ketat karena banyak areal yang merupakan kawasan lindung (TNKS)
Jalan Negara sepanjang pesisir barat rentan terhadap abrasi dan intrusi air laut