22
Hafid Munjinadir, 2015 ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB 1 METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel 1. Lokasi Lokasi penelitian berada beberapa wilayah di Kota Bandung yang memiliki sawah. Kota Bandung dikelilingi oleh pegunungan, sehingga bentuk morfologi wilayahnya bagaikan sebuah mangkok raksasa, secara geografis kota ini terletak di tengah-tengah provinsi Jawa Barat, serta berada pada ketinggian ±768 m di atas permukaan laut, dengan titik tertinggi di berada di sebelah utara dengan ketinggian 1.050 meter di atas permukaan laut dan sebelah selatan merupakan kawasan rendah dengan ketinggian 675 meter di atas permukaan laut. Kota Bandung berada diantara koordinat 06°49’30’’ - 06°58’30”LS dan 107°3300″BT - 107°36’00’’. Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara : Kabupaten Bandung Barat. - Sebelah Selatan : Kabupaten Bandung. - Sebelah Timur : Kabupaten Bandung. - Sebelah Barat : Kabupaten Bandung Barat. 2. Populasi Menurut Sumaatmadja (1988, hlm 122) populasi adalah keseluruhan gejala(fisik,sosial,ekonomi,budaya,politik), individu (manusia baik perorangan maupun kelompok), kasus (masalah peristiwa tertentu) yang ada pada ruang tertentu. Adapun menurut Arikunto (2010, hlm 173) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Berdasarkan pengertian tersebut, maka populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah populasi wilayah dan populasi manusia. Populasi penelitian ini terdiri atas : 1) Populasi wilayah yaitu wilayah penggunaan lahan pertanian sawah di Kota Bandung. Persebaran lahan pertanian di Kota Bandung yang tersebar di 19 Kecamatan. Lebih jelasnya lihat tabel 3.2. pertanian terluas di Kota Bandung berada di Kecamatan Gedebage dengan luas 476 Ha, atau sekitar 49,69 % dari luas wilayah Kecamatan Gedebage. Kecamatan Gedebage

BAB 1 METODOLOGI PENELITIAN A. 1. - [email protected]/19915/6/S_GEO_1106024_Chapter3.pdf · 1,96 x 2,91 10 ² 𝑛= 0,57192686 ² ... hasil produksi dari reproduksi

  • Upload
    doxuyen

  • View
    221

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 1 METODOLOGI PENELITIAN A. 1. - repository@UPIrepository.upi.edu/19915/6/S_GEO_1106024_Chapter3.pdf · 1,96 x 2,91 10 ² 𝑛= 0,57192686 ² ... hasil produksi dari reproduksi

Hafid Munjinadir, 2015 ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB 1

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel

1. Lokasi

Lokasi penelitian berada beberapa wilayah di Kota Bandung yang memiliki

sawah. Kota Bandung dikelilingi oleh pegunungan, sehingga bentuk morfologi

wilayahnya bagaikan sebuah mangkok raksasa, secara geografis kota ini terletak

di tengah-tengah provinsi Jawa Barat, serta berada pada ketinggian ±768 m di atas

permukaan laut, dengan titik tertinggi di berada di sebelah utara dengan

ketinggian 1.050 meter di atas permukaan laut dan sebelah selatan merupakan

kawasan rendah dengan ketinggian 675 meter di atas permukaan laut.

Kota Bandung berada diantara koordinat 06°49’30’’ - 06°58’30”LS dan

107°33′00″BT - 107°36’00’’. Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

- Sebelah Utara : Kabupaten Bandung Barat.

- Sebelah Selatan : Kabupaten Bandung.

- Sebelah Timur : Kabupaten Bandung.

- Sebelah Barat : Kabupaten Bandung Barat.

2. Populasi

Menurut Sumaatmadja (1988, hlm 122) populasi adalah keseluruhan

gejala(fisik,sosial,ekonomi,budaya,politik), individu (manusia baik

perorangan maupun kelompok), kasus (masalah peristiwa tertentu) yang ada

pada ruang tertentu. Adapun menurut Arikunto (2010, hlm 173) populasi

adalah keseluruhan subjek penelitian. Berdasarkan pengertian tersebut, maka

populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah populasi wilayah dan

populasi manusia. Populasi penelitian ini terdiri atas :

1) Populasi wilayah yaitu wilayah penggunaan lahan pertanian sawah di

Kota Bandung. Persebaran lahan pertanian di Kota Bandung yang tersebar

di 19 Kecamatan. Lebih jelasnya lihat tabel 3.2. pertanian terluas di Kota

Bandung berada di Kecamatan Gedebage dengan luas 476 Ha, atau sekitar

49,69 % dari luas wilayah Kecamatan Gedebage. Kecamatan Gedebage

Page 2: BAB 1 METODOLOGI PENELITIAN A. 1. - repository@UPIrepository.upi.edu/19915/6/S_GEO_1106024_Chapter3.pdf · 1,96 x 2,91 10 ² 𝑛= 0,57192686 ² ... hasil produksi dari reproduksi

Hafid Munjinadir, 2015 ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

sendiri masuk merupakan pemekaran Kota Bandung kedalam wilayah

Bandung Timur. Kemudian lahan sawah tersempit berada di Kecamatan

Batununggal dengan luas 1 Ha atau sekitar 0,20 % dari luas Kecamatan

Batununggal yang berada di bagian tengah Kota Bandung. Data pada

tabel 3.2 menunjukan luas lahan pertanian per kecamatan di Kota

Bandung yang tersebar di 19 kecamatan. Lahan pertanian kemudian di

klasifikasikan menjadi 3 kategori yaitu kategori luas, sedang dan sempit

dengan perhitungan berikut ini:

𝑛 = Max − Min

3

Dimana :

n = nilai selisih

Max = nilai maksimal pada variabel

Min = nilai minimal pada variabel

3 = 3 Kategori

Pengklasifikasian luas, sedang dan sempitnya lahan pertanian di setiap

kecamatan yang ditunjukan pada tabel 3.2 tersebut berdasarkan

perhitungan yang di sesuaikan dengan luas lahan masing-masing

kecamatan, dengan hasil pada tabel 3.1.

Tabel 1.1Klasifikasi Luas Lahan Pertanian

No. Luas (Ha) Klasifikasi

1 0 – 158 Ha Sempit

2 159 – 316 Ha Sedang

3 >317 Ha Luas

Sumber : Hasil perhitungan penulis, 2015

Page 3: BAB 1 METODOLOGI PENELITIAN A. 1. - repository@UPIrepository.upi.edu/19915/6/S_GEO_1106024_Chapter3.pdf · 1,96 x 2,91 10 ² 𝑛= 0,57192686 ² ... hasil produksi dari reproduksi

Hafid Munjinadir, 2015 ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Tabel 1.2Luas Lahan Pertanian per Kecamatan di Kota Bandung

Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung dan

perhitungan penulis, 2015.

2) Populasi Manusia

Populasi manusia pada penelitian ini adalah seluruh petani sawah yang

ada di Kota Bandung yang tersebar di 19 kecamatan yang ada di Kota

Bandung. Perhatikan Tabel 3.3 berikut :

No Kecamatan Luas Wilayah

(km2)

Luas Lahan

(Ha)

% Kategori

1 Gedebage 958 476 49,69 Luas

2 Ujungberung 640 110 17,19 Sempit

3 Cinambo 368 70 19,02 Sempit

4 Cibiru 632 60 9,49 Sempit

5 Buahbatu 793 55 6,94 Sempit

6 Rancasari 733 40 5,46 Sempit

7 Bandung Kidul 606 35 5,78 Sempit

8 Arcamanik 587 30 5,11 Sempit

9 Panyileukan 510 27 5,29 Sempit

10 Kiaracondong 612 14 2,29 Sempit

11 Mandalajati 667 11 1,65 Sempit

12 Babakan Ciparay 745 10 1,34 Sempit

13 Bandubg Kulon 646 8 1,24 Sempit

14 Antapani 379 7 1,85 Sempit

15 Bojongloa kidul 626 7 1,12 Sempit

16 Regol 43 3 6,98 Sempit

17 Cidadap 611 2 0,33 Sempit

18 Cibeunying Kaler 45 1 2,22 Sempit

19 Batununggal 503 1 0,20 Sempit

Page 4: BAB 1 METODOLOGI PENELITIAN A. 1. - repository@UPIrepository.upi.edu/19915/6/S_GEO_1106024_Chapter3.pdf · 1,96 x 2,91 10 ² 𝑛= 0,57192686 ² ... hasil produksi dari reproduksi

Hafid Munjinadir, 2015 ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Tabel 1.3Jumlah Petani Per Kecamatan di Kota Bandung

No. Kecamatan Jumlah Petani

(jiwa)

1 Gedebage 1534

2 Cinambo 320

3 Ujungberung 6774

4 Cibiru 2111

5 Rancasari 2128

6 Regol 41

7 Buahbatu 6956

8 Bandung Kidul 130

9 Panyileukan 382

10 Arcamanik 1418

11 Kiaracondong 47

12 Cibeunying Kaler 22

13 Antapani 40

14 Mandalajati 2034

15 Babakan Ciparay 1092

16 Bandung Kulon 52

17 Bojongloa kidul 279

18 Cidadap 50

Sumber :Dari berbagai sumber dan perhitungan penulis, 2015.

3. Sampel

Menurut Sumaatmadja (1988, hlm 112) “sampel adalah merupakan

bagian dari populasi (cuplikan, contoh) yang mewakili populasi yang

bersangkutan”. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

penentuan sampel tidak terpaut pada besarnya jumlah sampel tertentu. Yang

penting adalah sampel tersebut haruslah bersifat respresentatif, atau dapat

mewakili populasi yang ada. Dalam penelitian ini terdapat dua macam

sampel, yaitu sampel manusia dan sampel wilayah. Sampel manusia adalah

berupa sebagian petani.

1) Sampel Wilayah

Page 5: BAB 1 METODOLOGI PENELITIAN A. 1. - repository@UPIrepository.upi.edu/19915/6/S_GEO_1106024_Chapter3.pdf · 1,96 x 2,91 10 ² 𝑛= 0,57192686 ² ... hasil produksi dari reproduksi

Hafid Munjinadir, 2015 ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Bandung memiliki 30 Kecamatan yang tersebar di seluruh Kota Bandung.

Namun dari semua kecamatan, hanya 19 kecamatan yang masih memiliki

lahan pertanian sawah dengan luas lahan yang berbeda-beda.Sampel wilayah

pada penelitian ini adalah Kecamatan Gedebage untuk mewakili klasifikasi

lahan kategori luas dan Kecamatan Buahbatu, Kecamatan Bandung Kulon

dan Kecamatan Cidadap untuk mewakili klasifikasi lahan kategori sempit.

Sampeldari kategori sempit diambil berdasarkan letak lahan yang dianggap

mewakili Kota Bandung. Perhatikan Tabel 3.4 berikut ini :

Tabel 1.4Sampel Wilayah Penelitian

No Kecamatan Luas Wilayah

(KM2)

Luas Lahan

Sawah (Ha)

Lokasi

1 Gedebage 958 476 Timur

2 Buah Batu 793 55 Selatan

3 Bandung Kulon 646 8 Barat

4 Cibiru 632 60 Utara

Sumber : Hasil perhitungan penulis, 2015.

2) Sampel Manusia

Penentuan Penetuan jumlah sampel dalam penelitian ini

menggunakan pendekatan Dixon dan B. Leach (Rego, 2012:30) dengan

rumus:

𝑛 = Z x V

C ²

Dimana :

n = Jumlah sample

Z = tingkat kepercayaan (Confindence level) nilai confindence level 95%

adalah 1.96

V = Variabilitas dalam persen dihitung dengan rumus :

𝑉 = 𝑝(100 − 𝑝)

Keterangan :

Page 6: BAB 1 METODOLOGI PENELITIAN A. 1. - repository@UPIrepository.upi.edu/19915/6/S_GEO_1106024_Chapter3.pdf · 1,96 x 2,91 10 ² 𝑛= 0,57192686 ² ... hasil produksi dari reproduksi

Hafid Munjinadir, 2015 ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

𝑝 = Persentasi karakteristik sampel yang dianggap benar, rumus

untuk menghitung jumlah p:

𝑝 =jumlah petani

Jumlah Pendudukx 100%

kecamatan Gedebage :

𝑝 =1543

26937x 100%

𝑝 = 5,72%

𝑉 = 𝑝(100 − 𝑝)

𝑉 = 5,72(100 − 5,72)

𝑉 = 23,23

kecamatan Buah Batu ∶

𝑝 =2226

88596x 100%

𝑝 = 2,51%

𝑉 = 𝑝(100 − 𝑝)

𝑉 = 2,51(100 − 2,51)

𝑉 = 15,65

Kecamatan Cibiru :

𝑝 =50

58672x 100%

𝑝 = 0,08%

𝑉 = 𝑝(100 − 𝑝)

𝑉 = 0,08(100 − 0,08)

𝑉 = 2,91

Kecamatan Bandung Kulon :

𝑝 =52

136738x 100%

𝑝 = 0,03%

𝑉 = 𝑝(100 − 𝑝)

𝑉 = 0,03(100 − 0,03)

𝑉 = 1,9

Page 7: BAB 1 METODOLOGI PENELITIAN A. 1. - repository@UPIrepository.upi.edu/19915/6/S_GEO_1106024_Chapter3.pdf · 1,96 x 2,91 10 ² 𝑛= 0,57192686 ² ... hasil produksi dari reproduksi

Hafid Munjinadir, 2015 ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

C = Batas kepercayaan (Confindence level) dalam persen

Maka perhitungan jumlah sample adalah :

𝑛 = Z x V

C ²

Kecamatan Buah Batu :

𝑛 = 1,96 x 15,65

10 ²

𝑛 = 3,06751007 ²

𝑛 = 9,40

Kecamatan Gede Bage :

𝑛 = 1,96 x 23,23

10 ²

𝑛 = 4,55465374 ²

𝑛 = 20,74

Kecamatan Cibiru :

𝑛 = 1,96 x 2,91

10 ²

𝑛 = 0,57192686 ²

𝑛 = 0,32

Kecamatan Bandung Kulon :

𝑛 = 1,96 x 1,94

10 ²

𝑛 = 0,38214707 ²

𝑛 = 0,14

Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa jumlah sampel

penduduk dalam penelitian ini sebanyak 9 sampel di Kecamatan Buah Batu,

21 sampel di Kecamatan Gede Bage, 1 sampel di Kecamatan Cibiru 2 dan 1

sampel di Kecamatan Bandung Kulon (dibulatkan). Sehingga total sampel

manusia berjumlah 32 petani. Perhatikan Tabel 3.5 berikut.

Page 8: BAB 1 METODOLOGI PENELITIAN A. 1. - repository@UPIrepository.upi.edu/19915/6/S_GEO_1106024_Chapter3.pdf · 1,96 x 2,91 10 ² 𝑛= 0,57192686 ² ... hasil produksi dari reproduksi

Hafid Munjinadir, 2015 ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Tabel 1.5 Jumlah Sampel Manusia

No. Kecamatan Sampel

1 Gedebage 21

2 Buahbatu 9

3 Bandung Kulon 1

4 Cibiru 2

Jumlah 33

Sumber : Hasil perhitungan, 2015

B. Metode dan Pendekatan Penelitian

1. Metode Penelitian

Menurut penelitian merupakan satu cara yang dipergunakan dalam

pengumpulan dan analisis data, serta menginterpretasikan data yang diperoleh

menjadi suatu kesimpulan. Hal ini sejalan dengan pendapat Surakhmad (1990,

hlm 131) :

“Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan,

misalanya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan mempergunakan

teknik dan alat-alat tertentu. Cara utama itu dipergunakan setelah penyelidik

memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan serta

situasi penyelidikan”.

Sesuai dengan pendapat di atas, maka dalam suatu penelitian diperlukan

suatu metode yang sesuai dengan tujuan penelitian dan karakteristik masalah

yang diteliti.Oleh karena itu dalam penelitian ini menggunakan metode

deskriptif yang didukung oleh studi kepustakaan, wawacara, pengamatan

(observasi).

Penggunaan metode penelitian deskriptif dalam penelitian ini adalah metode

survey. Metode survey pada penelitian ini dimaksudkan guna pegamatan

langsung di lapangan untuk lebih memahami kondisi setempat serta

pengumpulan berbagai data yang berhubungan dengan kondisi suatu lahan. Data

Page 9: BAB 1 METODOLOGI PENELITIAN A. 1. - repository@UPIrepository.upi.edu/19915/6/S_GEO_1106024_Chapter3.pdf · 1,96 x 2,91 10 ² 𝑛= 0,57192686 ² ... hasil produksi dari reproduksi

Hafid Munjinadir, 2015 ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

diperoleh melalui beberapa tekhnik, seperti wawacara, pengamatan (observasi),

dan studi kepustakaan/studi literatur.

Page 10: BAB 1 METODOLOGI PENELITIAN A. 1. - repository@UPIrepository.upi.edu/19915/6/S_GEO_1106024_Chapter3.pdf · 1,96 x 2,91 10 ² 𝑛= 0,57192686 ² ... hasil produksi dari reproduksi

Hafid Munjinadir, 2015 ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Pelaksanaan metode survey pada penelitian ini menggunakan beberapa

instrument baik untuk meneliti aspek sosial maupun fisik. Untuk penelitian

aspek sosial menggunakan instrument berupa angket maupun format wawancara,

sedangkan untuk penelitian fisik instrument yang digunakan berupa format

observasi.

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan keruangan (spasial). Pendekatan

spasial mnganalisis gejala atau fenomena geografis berdasarkan penyebaranyya

dalam ruang. Analisis spasial merupakan pendekatan yang khas dalam geografi,

sebab merupakan studi tentang keanekaragaman ruang muka bumi dengan

membahas masing-masing aspek keruanganya.

Aspek-aspek ruang muka bumi meliputi faktor lokasi, kondisi alam dan

kondisi sosial budaya masyarakat. Dalam mengkaji aspek tersebut, peneliti

memperthatikan faktor letak, distribusi (persebaran), interelasi serta interaksi.

Karena itu, analisis keruangan dapat dijadikan dasar untuk perencanaan

penggunaann lahan tertentu. Pendekatan pada penelitian ini membahas mengenai

faktor fisik dan sosial yang menyebabkan ketersediaan lahan sawah yang saat ini

masih ada dan tersebar di Kota Bandung.

C. Definisi Operasional

1. Eksistensi

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2002, hlm 357), eksistensi adalah

keberadaan,kehadiran yang mengandung unsur bertahan. Sedangkan menurut

Abidin (2007, hlm 58) mengemukakan bahwa:

“eksistensi seharusnya dipahami bukan sebagai substansi, mekanisme-

mekanisme, pola-pola statis,melainkan sebagai “gerak”, atau “menjadi”

sebagai sesuatu yang “mengada”. Konteks eksistensi haruslah berdasarkan

pada kenyataan bahwa menyadari ada pada saat ini dalam ruang dan waktu

dan melakukan sesuatu kemudian”.

Berdasarkan definisi yang dipaparkan di atas maka dapat disimpulkan bahwa

eksistensi adalah proses atau gerak untuk menjadi ada. Dalam bidang pertanian

khususnya padi sawah, eksistensi dapat diartikan sebagai aktifitas pertanian yang

berada di suatu tempat dan perkembanganya relative tetap. Adapun yang

Page 11: BAB 1 METODOLOGI PENELITIAN A. 1. - repository@UPIrepository.upi.edu/19915/6/S_GEO_1106024_Chapter3.pdf · 1,96 x 2,91 10 ² 𝑛= 0,57192686 ² ... hasil produksi dari reproduksi

Hafid Munjinadir, 2015 ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

dimaksud penulis dengan eksistensi disini adalah eksistensi pertanian sawah padi

di Kota Bandung.

2. Lahan Pertanian Sawah

Penggunaan lahan dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu

penggunaan lahan pertanian dan penggunaan lahan non pertanian. Penggunaan

lahan pertnaian dibagi menjadi beberapa penggunaan lahan, seperti : sawah

irigasi, sawah tadah hujan, perkebunan, tegalan, hutan produksi dan sebagainya.

Sedangkan lahan non pertanian seperti : pemukiman, perindustrian, jalan, dan

lain-lain.

Pertanian adalah sejenis proses produksi yang khas yang didasarkan atas

proses-proses pertumbuhan tanaman dan hewan. Hal ini dikemukakan oleh

mosher dalam Banoewidjojo (1983, hlm 20), dalam pengertian di atas dapat

diartikan bahwa pertanian merupakan usaha mengembangbiakan atau menambah

hasil produksi dari reproduksi hewan dan tumbuhan.

Salah satu penggunaan lahan yang sudah disebutkan di atas adalah

sawah.Sawah adalah bentuk pertanian lahan basah karena menggunakan banyak

air dalam kegiatan pertaniannya dan sawah juga bertujuan untuk ditanami padi,

tetapi pada kenyataanya sawah juga dimanfaatkan untuk tanaman palawija

lainnya secara bergiliran. Adapun yang dimaksud penulis dari lahan pertanian

sawah padi yang ada di Kota Bandung.

3. Lahan Pertanian di Kota

Lahan pertanian kota merupakan lahan usaha tani yang membudidayakan

tanaman sawah padi yang berada di perkotaan. Padahal secara umum kota dapat

dicirikan dengan adanya fasilitas yang lengkap seperti, jalan raya, sekolah,

rumah sakit, bank dan bangunan-bangunan yang besar. Seperti yang dikemukan

oleh Maryani dan Waluya (2008, hlm 25) bahwa kota dapat dipandang sebagai

suatu wilayah di permukaan bumi yang sebagian besar arealnya terdiri atas

benda-benda hasil rekayasa manusia serta tempat pemusatan penduduk yang

tinggi dengan mata pencaharian diluar sektor pertanian. Adapun yang dimaksud

penulis dari lahan pertanian sawah yang berada di area Kota Bandung.

Page 12: BAB 1 METODOLOGI PENELITIAN A. 1. - repository@UPIrepository.upi.edu/19915/6/S_GEO_1106024_Chapter3.pdf · 1,96 x 2,91 10 ² 𝑛= 0,57192686 ² ... hasil produksi dari reproduksi

Hafid Munjinadir, 2015 ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

D. Variabel Penelitian

Arikunto (2002, hlm 104), menyatakan bahwa: “Variabel adalah gejala yang

bervariasi, yang menjadi objek penelitian”. Berdasarkan kutipan tersebut dapat

disimpulkan bahwa dalam satu penelitian memiliki variabel yang akan menjadi

objek suatu penelitian. Untuk variabel pada penelitian ini tertera pada tabel 3.6

berikut :

Tabel 1.6Variabel Penelitian

Sumber : diolah dari berbagai sumber oleh penulis, 2015

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang akurat dan aktual dalam penelitian, maka

penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Observasi Lapangan

Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara meneliti secara langsung

dan mengamati objek di lapangan. Perolehan data primer dari lapangan akan

sangat membantu dalam kelengkapan data untuk selanjutnya diolah dan

dianalisis oleh penulis untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik.

Observasi lapangan secara langsung akan dilakukan untuk mengetahui secara

Variabel Bebas (X) Variabel Terikat (Y)

1. Faktor Fisik

a. Aksesibilitas

b. Morfologi

c. Hidrologi

d. Jenis Tanah

2. Faktor Sosial dan Ekonomi

a. Kebijakan Pemerintah

b. Status Kepemilikan Tanah

c. Tenaga Kerja

d. Pendapatan Petani

e. Pengeluaran Petani

Eksistensi Lahan Pertanian

Page 13: BAB 1 METODOLOGI PENELITIAN A. 1. - repository@UPIrepository.upi.edu/19915/6/S_GEO_1106024_Chapter3.pdf · 1,96 x 2,91 10 ² 𝑛= 0,57192686 ² ... hasil produksi dari reproduksi

Hafid Munjinadir, 2015 ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

langsung kondisi di lapangan terutama yang terkait dengan variabel eksistensi

lahan pertanian perkotaan yaitu variabel fisik dan sosial yang diindikasikan

menjadi faktor bertahannya lahan pertanian.

2. Penyebaran Angket

Menurut Riduwan (2011, hlm 25) angket/kuisioner adalah daftar pertanyaan

yang diberikan kepada orang yang bersedia memberikan respon (informan)

sesuai dengan permintaan pengguna (peneliti). Kuisioner ini berisikan

pertanyaan untuk mengukur variabel respon (persepsi, sikap dan prilaku) dalam

bentuk pertannyaan yang telah disusun secara terstruktur. Penggunaan angket

dianggap lebih efektif untuk menghimpun data lapangan yang luas dengan

waktu yang cukup singkat jika harus dibandingkan dengan teknik pengambilan

data yang lainnya.

3. Studi Literatur

Studi literatur dimaksudkan untuk mencari teori-teori tentang eksistensi

lahan pertanian dari berbagai sumber baik dari buku, internet, artikel, karya tulis

dan lain-lain.

4. Studi Dokumentasi

Menurut Fathoni (2006, hlm.112) studi dokumentasi adalah teknik

pengumpulan data dengan mempelajari catatan-catatan mengenai data pribadi

responden. Teknik ini dilakukan dengan mengumpulkan data dan pengkajian

terhadap dokumen yang tersedia. Studi dokumentasi dilakukan untuk

melengkapi data dalam rangka rangka untuk analisis masalah terkait, berupa

catatan, buku, media cetak dengan cara medokumentasikan atau memotret

fenomena yang ada.

F. Tahapan Penelitian

Tahapan dalam penilitian ini adalah sebagai berikut :

1. Persiapan

Page 14: BAB 1 METODOLOGI PENELITIAN A. 1. - repository@UPIrepository.upi.edu/19915/6/S_GEO_1106024_Chapter3.pdf · 1,96 x 2,91 10 ² 𝑛= 0,57192686 ² ... hasil produksi dari reproduksi

Hafid Munjinadir, 2015 ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Tahap persiapan dilakukan dengan cara mempersiapkan data yang diperlukan

untuk penelitian seperti mempersiapkan instrumen penelitian dan pedoman

observasi.

2. Survey Lapangan dan Pengolahan Data

Survey lapangan dilakukan untuk menyesuaikan data yang diperoleh dari

instansi terkait dengan keadaan sesungguhnya.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumetasi yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan

menghadirkan data-data yang telah terhimpun khususnya data dari Dinas

Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung dan data lainnya yang

mendukung untuk penelitian ini.

G. Alat Pengumpul Data

Adapun alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Peta RBI Lembar Bandung, Ujung Berung, Cimahi dan Lembang tahun 2001.

Peta ini digunakan untuk menganalisis kawasan pertanian di Kota Bandung

terkait dengan eksistensi lahan pertanian kota.

2. Alat tulis untuk mencatat hasil penelitian lapangan.

3. Instrumen penelitian berupa pedoman wawancara dan lembar observasi

sebagai acuan dalam melakukan kegiatan wawancara dengan objek penelitian

terkait dengan eksistensi lahan pertanian.

4. GPS digunakan untuk menentukan lokasi sebaran lahan pertanian responden.

5. Kamera digunakan untuk mendokumentasikan berbagai objek hasil penelitian

di lapangan.

H. Instrumen Penelitian

Instumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan

data atau informasi yang bermanfaat dan dapat menjawab permasalahan

penelitian. Dalam penelitian terdapat variabel terikat yaitu eksistensi lahan

pertanian dan variabel bebas yaitu faktor fisik dan faktor sosial dan ekonomi

masyarakat petani. Kisi-kisi instrumen terdapat pada tabel 3.7.

Page 15: BAB 1 METODOLOGI PENELITIAN A. 1. - repository@UPIrepository.upi.edu/19915/6/S_GEO_1106024_Chapter3.pdf · 1,96 x 2,91 10 ² 𝑛= 0,57192686 ² ... hasil produksi dari reproduksi

Hafid Munjinadir, 2015 ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

I. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data yang digunakan digunakan penulis pada penelitian ini

berdasarkan dari Pabundi (2005, hlm 91) yaitu :

a. Editing data, data yang terkumpul di baca kembali kemudian diperbaiki jika

ada hal-hal yang masih kurang. Data yang akan diolah lebih lanjut adalah data

yang cukup baik dan relevan terhadap tujuan penelitian.

b. Coding, pengklasifikasian atau pengelompokan jawaban menurut macamnya

yang bertujuan untuk mempermudah dalam analisis sehingga dapat diketahui

apakah data tersebut sudah memenuhi terhadap pertanyaan peneliti.

c. Entry, setelah dilakukan coding maka dilakukan entry data dimana setelah

diklasifikasikan data dimasukan ke dalam kolom-kolom yang terdapat pada

Ms Excel.

d. Tabulasi, hasil dari coding dan entry , data-data yang sudah terkumpul

didalam tabel kemudian dapat menghasilkan angka-angka sehingga dapat

dihitung jumlah masalah dalam berbagai kategori kemudian ditampilkan

dalam bentuk tabel.

2. Analisis Data

Analisis dilakukan setelah selesai mengumpulkan data secara lengkap dari

lapangan. Adapun analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Analisis Deskriptif

Analisis yang digunakan untuk mendeskripsikan gejala yang nampak di

daerah penelitiannya serta kondisi dari keadaan masalah yang diteliti mulai

dari mengolah, menginterpretasi data, dan informasi lain berdasarkan data

yang sudah dianalisis secara berskala dari literatur dan hasil observasi di

lapangan. Mendeskripsikan eksistensi lahan pertanian sawah di Kota

Bandung melalui data primer yang didapat dari responden dan data

pendukung seperti dari data dokumentasi yang ada.

Page 16: BAB 1 METODOLOGI PENELITIAN A. 1. - repository@UPIrepository.upi.edu/19915/6/S_GEO_1106024_Chapter3.pdf · 1,96 x 2,91 10 ² 𝑛= 0,57192686 ² ... hasil produksi dari reproduksi

Hafid Munjinadir, 2015 ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Tabel 1.7Kisi-kisi Instrumen Penelitian

No Variabel Sub

Variabel

Indikator Bentuk

Instrumen

No Item Sasaran Point pertanyaan

1 Faktor Sosial

dan Ekonomi

Karakteistik

Petani

- Identitas petani Format

Angket

1A – 1E Petani Nama, umur, pekerjaan pokok, pekerjaan sampingan,

Status

Kepemilikan

Lahan

- Status lahan

- Luas lahan

- Kepemilikan lahan

2A – 2C - status kepemilikan lahan

- asal-usul lahan pertanian

- luas lahan

- sistem sewa, jika menyewa

Tenaga kerja - Sistem tenaga kerja

- Jumlah tenaga kerja

3A – 3C - Pengerjaan sawah

- Jumlah tenaga kerja

- Sistem ketenaga kerjaan

- Upah tenaga kerja

Modal - Modal usaha tani - Sumber dana

Pengeluaran - Harga bibit

- Harga pupuk

- Sumber air

- Pestisida

- Upah tenaga kerja

4A – 4H - Biaya bibit dalam sekali tanam

- Biaya pupuk dalam sekali tanam

- Biaya pengairan sawah dalam sekali tanam

- Biaya pestisida dalam sekali tanam

- Biaya upah untuk karyawan dalam sekali

tanam

Pendapatan - RESPONDEN

panen

- hasil panen

- kualitas padi

- waktu panen

5A – 5D - Jumlah panen dalam 1 tahun

- -hasil produksi panen

- Jumlah hasil panen dalam 1 kali panen (ton)

- Kualitas padi

- Harga gabah per ton

Page 17: BAB 1 METODOLOGI PENELITIAN A. 1. - repository@UPIrepository.upi.edu/19915/6/S_GEO_1106024_Chapter3.pdf · 1,96 x 2,91 10 ² 𝑛= 0,57192686 ² ... hasil produksi dari reproduksi

Hafid Munjinadir, 2015 ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Sumber : berbagai sumber dan diolah oleh penulis, 2015.

- Harga gabah - Harga beras per ton

2 Faktor Fisik Identitas

Lokasi

- Koordinat

Morfologi - Ketinggian

- Kemiringan Lereng

- Jenis batuan

- Tingkat erosi

Hidrologi - Kualitas air

- Sumber pengairan

- Tingkat kecukupan

Tanah - Jenis tanah

Page 18: BAB 1 METODOLOGI PENELITIAN A. 1. - repository@UPIrepository.upi.edu/19915/6/S_GEO_1106024_Chapter3.pdf · 1,96 x 2,91 10 ² 𝑛= 0,57192686 ² ... hasil produksi dari reproduksi

Hafid Munjinadir, 2015 ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

b. Skala Likert

Skala Likert menurut Riduwan (2009, hlm 87) digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian

atau gejala sosial. Dalam penelitian ini menggunakan skala likert untuk

menganalisis pendapat dan persepsi petani mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi bertahannya lahan pertanian sawah dan keadaan di masa yang

akan datang di Kota Bandung.

Pengukuran berdasarkan indikator yang telah diturunkan dari Variabel

menggunakan skala 1-5 dengan keterangan yang dihubungkan sesuai

jawaban, adapun skala likert pada tabel berikut :

Tabel 1.8Alternatif Jawaban Menggunakan Skala Likert

Indikator

Nilai/Kategori Jawaban

Sangat

Baik

Baik Cukup

Baik

Kurang

Baik

Tidak

Baik

Pernyataan 5 4 3 2 1

Sumber : Riduwan, 2009

Keterangan dari tabel di atas memiliki masing-masing nilai yang mana dari

nilai tersebut akan diakumulasikan dan dilakukan perhitungan. Adapun

keterangan nilai dari sekala Likert yang digunakan yaitu :

1) Sangat Baik : (SB) Nilai 5

2) Baik : (B) Nilai 4

3) Cukup Baik : (CB) Nilai 3

4) Kurang Baik : (KB) Nilai 2

5) Sangat Tidak Baik : (STB) Nilai 1

Angket yang telah disebar dan diisi oleh petani selanjutnya jawaban

ditabulasi dan didapat kecenderungan atas jawaban petani tersebut. Angket

yang berisikan tabel dengan item faktor eksistensi pertanian yang kemudian

diukur dengan menggunakan skala Likert akan diolah dalam perhitungan

yaitu :

Skor Indeks = ((F1x1)+(F2x2)+(F3x3)+(F4x4)+(F5x5))

Page 19: BAB 1 METODOLOGI PENELITIAN A. 1. - repository@UPIrepository.upi.edu/19915/6/S_GEO_1106024_Chapter3.pdf · 1,96 x 2,91 10 ² 𝑛= 0,57192686 ² ... hasil produksi dari reproduksi

Hafid Munjinadir, 2015 ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Keterangan :

F1 = RESPONDEN jawaban responden yang menjawab 1 ( Sangat Tidak

Baik)

F2 = RESPONDEN jawaban responden yang menjawab 2 ( Kurang Baik)

F3 = RESPONDEN jawaban responden yang menjawab 3 ( Cukup Baik )

F4 = RESPONDEN jawaban responden yang menjawab 4 ( Baik )

F5 = RESPONDEN jawaban responden yang menjawab 5 ( Sangat Baik )

Hasil perhitungan yang telah dilakukan, maka selanjutnya adalah interpretasi

skor yang mencakup hasil dari setiap analisis data yang telah dilakukan dalam

analisis dari setiap jawaban responden yang dijadikan sampel penelitian.

berikut adalah tabel 3.9 persentase hasil akumulasi skala Likert yang akan

digunakan :

Tabel 1.9Kriteria Interpretasi Skor

Angka 0%-20% Sangat lemah

Angka 21%-40% Lemah

Angka 41%-60% Cukup

Angka 61%-80% Kuat

Angka 81%-100% Sangat Kuat

Sumber : Riduwan, 2011

c. Analisis Statistik

Analsis statistik adalah analisis yang digunakan untuk mengaetahui

kecenderugan-kecenderungan jawaban responden yang digunakan

berdasarkan metode persentase menurut Santoso (2001, hlm 299) dengan

rumus sebagai berikut:

P =𝑓

𝑛 × 100 %

Keterangan:

P = Persentase

f = data yang didapat

n = Jumlah seluruh data

Page 20: BAB 1 METODOLOGI PENELITIAN A. 1. - repository@UPIrepository.upi.edu/19915/6/S_GEO_1106024_Chapter3.pdf · 1,96 x 2,91 10 ² 𝑛= 0,57192686 ² ... hasil produksi dari reproduksi

Hafid Munjinadir, 2015 ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

100 % = Bilangan konstan

Angka yang dimasukan ke dalam rumus di atas merupakan data yang

diperoleh dari hasil jawaban responden atas pertanyaan yang diajukan. Hasil

perhitungan tersebut kemudian dibandingkan dengan kriteria yang telah

ditentukan.

Kriteria penjabaran mengenai nilai persentase yang akan dihasilkan dari

penghitungan yaitu menggunakan persentase hasil penelitian yang

dikemukakan oleh Effendi dan Manning (dalam Mahardika,2014, hlm 49)

yang dapat dilihat pada tabel 3.10.

Tabel 1.10Persentase Hasil Penelitian

Persentase Kriteria

100 % Seluruhnya

75% - 99% Sebagian besar

51% - 74% Lebih dari setengahnya

50% Setengahnya

25% - 49% Kurang dari setengahnya

1% - 24% Sebagian kecil

0% Tidak ada / tidak seorangpun

Sumber : Effendi dan Manning (dalam Mahardika,2014, hlm 49)

Page 21: BAB 1 METODOLOGI PENELITIAN A. 1. - repository@UPIrepository.upi.edu/19915/6/S_GEO_1106024_Chapter3.pdf · 1,96 x 2,91 10 ² 𝑛= 0,57192686 ² ... hasil produksi dari reproduksi

Hafid Munjinadir, 2015 ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

J. Alur Penelitian

Masalah di Lapangan

KESIMPULAN

1. Analisis Deskriptif

2. Persentase

3. Skala Likert

Pengolahan Data dan

Analisis Data

Data Primer

- Wawancara

- Observasi

Pengumpulan Data Memberi Manfaat kepada

Penulis, Pemerintah, dan

wisatawan

Tujuan yang Dicapai Rumusan Masalah

Observasi Lapangan

Tahap Awal

Data Sekunder

Dinas Pertanian

dan Ketahanan

Pangan

Bappeda Kota

Bandung

Page 22: BAB 1 METODOLOGI PENELITIAN A. 1. - repository@UPIrepository.upi.edu/19915/6/S_GEO_1106024_Chapter3.pdf · 1,96 x 2,91 10 ² 𝑛= 0,57192686 ² ... hasil produksi dari reproduksi

Hafid Munjinadir, 2015 ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu