Upload
truongthu
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Seiring dengan perkembangan globalisasi, persaingan dalam berbisnis terasa
semakin ketat. Tingginya persaingan tersebut membuat perusahaan dituntut untuk
selalu mengatur dan mengontrol operasional perusahaan agar dapat bersaing dan
bertahan dalam persaingan tersebut. Adanya persaingan antara perusahaan
berpengaruh pada para pekerja dan mereka dituntut mengerjakan rutinitas kerja yang
padat. Di samping itu, menurut (Redaksi Agromedia, 2008:1), “kemacetan,
kesibukan, dan tuntutan pekerjaan yang cepat telah menjadi keseharian sebagian
warga kota”. Tuntutan kerja yang padat dapat memicu tekanan tersendiri pada
seseorang sehingga menimbulkan rasa stres, lelah, dan jenuh.
Salah satu alternatif untuk menghilangkan stres dan kejenuhan adalah
memiliki hewan peliharaan (Redaksi Agromedia, 2008:1). Hewan peliharaan pada
umumnya memiliki karakter setia pada pemiliknya, penampilan yang lucu dan
menarik, memiliki suara yang indah, bertingkah menggemaskan, sehingga dapat
menghibur pemiliknya (pet owner). Hewan peliharaan dengan berbagai karakteristik
diatas membuat pet owner merasa senang, tidak merasa kesepian, mengurangi tingkat
2
stres, dan kejenuhan dari padatnya rutinitas pekerjaan (Smolkovic, et al., 2012). Hal
ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Scribani, et al. (2015) bahwa
“memelihara hewan peliharaan juga dapat menurunkan tingkat hormon kortisol
(hormon penyebab stres) dan meningkatkan hormon oksitosin (hormon meningkatkan
rasa bahagia)”. Tidak hanya itu, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh
McConnell et al. (2011) bahwa memelihara hewan peliharaan memberikan dua jenis
manfaat yaitu, psikologis dan fisiologis. Secara fisiologis, jumlah pet owner yang
meninggal akibat serangan jantung (1%) lebih sedikit dibandingkan jumlah
masyarakat yang tidak memiliki hewan peliharaan(7%). Hal ini terjadi karena hewan
peliharaan memberi dukungan sosial kepada pemiliknya secara psikologis. Selain itu,
McConnell et al. (2011) menjelaskan bahwa pet owner lebih menikmati hidup,
sejahtera, sehat, dan kepuasan terhadap cinta kasih yang lebih tinggi dibandingkan
non pet owner. Berdasarkan penelitian McConnell et al. (2011), adanya perbedaan
secara psikologis antara pet owner dan non owner.
3
Tabel 1.1 Rata-rata Perbedaan Rasa Kesejahteraan, Faktor Kepribadian, dan
Dukungan Kasih Sayang. Sumber: McConnell et.al (2011)
Berdasarkan tabel diatas, pet owner memiliki tingkat depresi, rasa kesepian,
rasa khawatir, takut, sifat egois, dan gejala-gejala sakit yang lebih rendah
dibandingkan non pet owner. Bahkan pet owner merasa lebih percaya diri, bahagia,
terbuka, dapat menerima masukkan, dan lebih merasa aman dibandingkan non pet
owner.
Memiliki hewan peliharaan tidak hanya sekedar kegemaran saja, tetapi hewan
peliharaan juga dianggap sebagai teman atau bahkan keluarga. Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh Associated Press (2010) menjelaskan bahwa
Pet Owner Non Pet Owner
Well-being measures
Depression 30.00 31.72
Loneliness 38.64 41.64
Self-estreem 34.27 32.21
Physical illness and symptoms 3.98 4.21
Subjective happiness 5.20 5.06
Exercise and fitness 4.40 3.94
Personality factors
Openness 4.06 3.98
Agreeableness 3.98 3.88
Conscientiousness 4.03 3.68
Extraversion 3.52 3.25
Neuroticism 2.16 2.23
Attachment style endorsement
Secure 4.62 4.50
Fearful 3.16 3.72
Preoccupied 2.53 3.06
Dismissing 3.64 3.10
Variable
4
50% pet owner memperlakukan hewan peliharaan mereka sebagai anggota keluarga,
30% tidur bersama hewan peliharaannya dan 35% hewan peliharaan turut serta dalam
foto keluarga.
Untuk memenuhi kebutuhan hewan peliharaan seperti makanan dan berbagai
perawatan, pet owner tidak segan-segan merogoh kantong untuk memberikan yang
terbaik untuk peliharaannya dengan kualitas dan harga premium. Hal tersebut
dilakukan pet owner sebagai wujud kasih sayang terhadap hewan peliharaannya.
Salah satu perawatan yang pada umumnya diberikan kepada hewan peliharaan ialah
grooming. Grooming adalah salah satu layanan yang disediakan pet shop dan salon
hewan peliharaan untuk merawat dan membersihkan hewan peliharaan. Selain itu,
perawatan yang perlu dilakukan adalah membawa hewan peliharaan ke dokter secara
rutin agar hewan peliharaan selalu sehat. Menurut Drh. Erren definsi sehat tidak
hanya sehat jasmani tetapi juga mental. Hewan adalah makhluk hidup yang perlu
bersosialisasi seperti halnya manusia. Dengan bersosialisasi akan mengasah mereka
menjadi lebih aktif dan interaktif. Kegiatan yang biasanya dilakukan agar hewan
peliharaan dapat bersosialisasi, dengan mengajak mereka untuk bermain di sekitar
rumah agar mereka dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Proses
bersosialiasi ini perlu dilakukan agar hewan peliharaan tidak menjadi stres di
lingkungan yang baru.
Selain tren memelihara hewan yang terus meningkat, peluang bisnis untuk
memenuhi kebutuhan dan perawatan hewan peliharaan juga terus meningkat. Contoh
industri yang telah ada sebagai berikut: bisnis tempat penangkaran (breeder), salon-
5
salon khusus hewan (grooming), petshop, café, dan training center (Redaksi
Agromedia, 2008, p. 5).
1.1.1 Market Overview
1.1.1.1 Global
Amerika Serikat, Inggris, dan Australia merupakan negara dengan jumlah
penduduk yang paling banyak memiliki hewan peliharaan. Berikut adalah
pertumbuhan jumlah penduduk yang memiliki hewan peliharaan dari tahun 1994 –
2009:
Tabel 1.2 Pertumbuhan Jumlah Penduduk Australia yang Memiliki Hewan Peliharaan
Sumber: (Australian Companion Animal Council, 2010)
Tabel 1.3 Pertumbuhan Jumlah Penduduk Amerika Serikat yang Memiliki Hewan
Peliharaan
sumber: Sumber: (Australian Companion Animal Council, 2010)
6
Tabel 1.4 Pertumbuhan Jumlah Penduduk Inggris yang Memilki Hewan Peliharaan
Sumber: (Australian Companion Animal Council, 2010)
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tren memelihara hewan
terus meningkat dan jumlah populasi hewan peliharaan yang juga terus meningkat.
Meningkatnya jumlah pet owner di negara tersebut dikarenakan adanya
pertumbuhan masyarakat urban dan jumlah penduduk yang memiliki penghasilan
lebih. Disamping itu, jumlah industri yang berhubungan dengan kebutuhan hewan
peliharaan juga meningkat seperti industri makanan hewan yang mendominasi pasar
Amerika Serikat sebesar 70% (Kanimozhi & Sumadevi, 2014). Selain itu, jumlah
pertumbuhan penjualan juga terus meningkat hingga mencapai 4% pertahun. Berikut
adalah pertumbuhan penjualan industri Pet Care secara global.
7
Gambar 1.1 Pertumbuhan Penjualan Industri Pet Care
Sumber: (Euromonitor International, 2013)
Berdasarkan Gambar 1.1 menunjukkan bahwa jumlah pertumbuhan penjualan
industri pet care secara global terus meningkat hingga mencapai 4% pertahun. Secara
keseluruhan terdapat 10 negara yang merupakan market terbesar di industri pet care
sebagai berikut:
Gambar 1.2 Market Terbesar di Industri Pet Care
Sumber: (Euromonitor International, 2013)
8
Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa market terbesar untuk
industry Pet Care adalah Amerika Serikat. Menurut The American Pet Product
Association (APPA), 68% dari keluarga di Amerika Serikat memiliki hewan
peliharaan. Sepertiga dari keluarga tersebut memiliki setidaknya 1 anjing (Geissler,
2003). Mereka menghabiskan US$16,1 billion untuk makanan, US$9.9 billion untuk
peralatan, US$9.8 billion untuk dokter hewan, US$2.1 billion untuk membeli hewan
peliharaan dan US$2.9 billion untuk kebutuhan lainnya.
Pasar Amerika Serikat mengeluarkan biaya perawatan hewan peliharaannya
lebih dari US$25 billion pada tahun 2013. Rata-rata pengeluaran pertahun untuk
memenuhi kebutuhan pokok seekor anjing mencapai US$1.000. Disamping itu, pet
owner dapat mengeluarkan US$15.000 pertahun jika ingin memenuhi semua
perawatan dan kebutuhan hewan peliharaannya seperti grooming, training, pet-
sitting, dan nail painting (Dotson & Hyatt, 2008).
Amerika Serikat adalah pasar yang terbesar untuk industri produk dan layanan
hewan. Tren populasi hewan peliharaan di negara ini diprediksikan terus meningkat
hingga 4 tahun mendatang (IBISWorld, 2015).
9
Gambar 1.3 Prediksi Peningkatan Populasi Hewan Peliharaan di Amerika Serikat
Sumber (IBISWorld, 2015)
Jumlah pet owner yang menganggap hewan peliharaannya sebagai teman atau
keluarga terus meningkat dengan rata-rata pertumbuhan 1.9% pertahun.
Meningkatnya jumlah pet owner tersebut akan berpengaruh pada pertumbuhan
industri produk dan jasa dalam memenuhi kebutuhan hewan peliharaan. Peningkatan
ini diprediksikan akan terus bertumbuh hingga tahun 2020 dengan rata-rata
pertumbuhan 3.1% atau peningkatan penjualan mencapai US$20.4 billion.
10
Gambar 1.4 Prediksi Peningkatan Pendapatan Industri
Sumber (IBISWorld, 2015)
IBISWorld (2015) memprediksikan persaingan industri akan semakin ketat
dengan masuknya pesaing dengan menggunakan teknologi seperti e-commerce dan
bisnis online lainnya. Bahkan, bisnis dengan menggunakan e-commerce
diprediksikan akan memiliki pertumbuhan penjualan yang lebih signifikan
dibandingkan industri biasa seperti petshop, produk makanan, mainan dan lain-
lainnya.
11
Gambar 1.5 Persaingan Industri Hewan Peliharaan
Sumber: (IBISWorld, 2015)
1.1.1.2 Indonesia
Tren memiliki hewan peliharaan juga diminati oleh masyarakat Indonesia. Hal
ini terbukti dari jumlah pertumbuhan populasi anjing ras di Indonesia bertumbuh rata-
rata 3% pertahunnya. Pertumbuhan ini didukung oleh jumlah anjing ras yang di-
import dari luar negeri seperti Eropa, Thailand, maupun Taiwan sebanyak 529 ekor
anjing ras pada tahun 2013. Selain anjing ras, pertumbuhan populasi kucing ras di
12
Indonesia juga meningkat hingga mencapai 20% pertahunnya. Rata-rata pertumbuhan
kucing yang diimport ke Indonesia mencapai 12% setiap tahunnya hingga pada tahun
2013 jumlah kucing ras yang di-import ke Indonesia adalah 994 ekor (Indonesian Cat
Association - Federation Internationale Feline, 2016). Berikut adalah tabel
pertumbuhan anjing dan kucing ras di Indonesia.
Gambar 1.6 Pertumbuhan Jumlah Import Anjing dan Kucing Ras di Indonesia
Sumber: Perkin dan Indonesian Cat Association - Federation Internationale Feline
13
Gambar 1.7 Pertumbuhan Jumlah Populasi Anjing dan Kucing Ras di Indonesia
Sumber: Perkin dan Indonesian Cat Association - Federation Internationale Feline
Pertumbuhan tren pet owner dan populasi hewan peliharaan ini berdampak
positif terhadap industri makanan hewan peliharaan. Perkembangan penjualan produk
makanan hewan peliharaan di Indonesia setiap tahunnya bertumbuh 10% hingga 15%
seperti yang dijelaskan oleh Thomas Aquinas Nugroho sebagai Country Business
Manager Nestle Purina Petcare yang merupakan market leader produk makan hewan
peliharaan di Indonesia (Ramdhani, 2014).
14
Gambar 1.8 Pertumbuhan Pet Care di Indonesia
Sumber: (Euromonitor International, 2013)
Pertumbuhan tren pet owner Indonesia tersebar dari Sumatera, Jawa,
Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, Bali dan NNT. Pertumbuhan industri ini
berkembang secara signifikan khususnya di Jakarta. Hal ini terlihat jelas pada
pertumbuhan jumlah petshop yang ada di Jakarta.
15
Gambar 1.9 Jumlah Petshop di Jakarta
Sumber (http://anjingdijual.com/alamat/petshop/dki-jakarta)
Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa market industri hewan
peliharaan lebih berkembang signifikan pada daerah Jakarta Barat, Jakarta Selatan,
dan Jakarta Utara. Oleh karena itu, penelitian petshop selanjutnya diadakan pada
ketiga daerah tersebut. Petshop pada umumnya menjual hewan peliharaan, makanan,
mainan dan produk perawatan lainnya. Namun, petshop sekarang tidak hanya
menjual produk tetapi juga menyediakan berbagai layanan perawatan untuk hewan
peliharaan seperti grooming dan hotel. Hasil survei yang dilakukan oleh penulis
terdapat 60% petshop yang menjual produk dan layanan (service).
16
Gambar 1.10 Persentase Jumlah Petshop yang Menjual Produk dan Layanan di
Jakarta. Sumber: Penulis
Berdasarkan survei ke beberapa petshop di Jakarta, umumnya petshop selalu
menambah variasi produk dan layanan setiap tahunnya. Terdapat 90% petshop yang
menambahkan variasi produk, dan 60% petshop yang menambah jenis pelayanannya
setiap tahunnya. Selain itu, adanya kenaikan harga produk sebesar 5-20% setiap
tahunnya. Akan tetapi, dari harga layanan terdapat 77% petshop tidak adanya
kenaikan harga setiap tahunnya. Dalam satu hari umumnya pet shop memiliki rata-
rata jumlah transaksi penjualan produk mencapai 27 transaksi per hari. Rentang harga
produk yang biasa dijual mulai dari Rp25.000 hingga Rp1.000.000. Pemilik petshop
ini menceritakan pendapatan yang dihasilkan perhari dari penjualan produk hewan ini
dapat mencapai Rp10.000.000 hingga Rp15.000.000 bahkan lebih. Selain produk,
rata-rata transaksi penjualan layanan (service) dapat mencapai 20 transaksi
perharinya. Rentang harga layanan dimulai dari Rp Rp35.000 - Rp1.000.000. Bahkan,
ada 70% petshop yang menambah fasilitas dan membuka cabang agar dapat
memenuhi kebutuhan pasar yang lebih luas lagi.
17
1.1.2 Consumer Behavior
Berdasarkan market overview baik secara global maupun market Indonesia
dapat disimpulkan pet owner rela menghabiskan uang mereka untuk membeli produk
dan layanan dengan harga yang premium sebagai wujud kasih sayangnya kepada
hewan peliharaan. Pernyataan ini didukung oleh (Stewart, 2014) yang menjelaskan
bawah pemeliharaan hewan menjadikan pembeli tingkat premium. Menurut survei,
70% dari pemilik hewan mau membayar lebih untuk menjamin kesehatan hewan
peliharaannya, dan 30 % lainnya mau membeli barang-barang hewan peliharaan yang
merupakan kualitas barang terbaik, walaupun mahal (Stewart, 2014). Berikut adalah
pertumbuhan pasar makanan anjing dan kucing 2013:
Gambar 1.11 Pertumbuhan Industri Makanan Anjing dan Kucing
Sumber: (Euromonitor International, 2013)
Pertumbuhan pasar makanan anjing dan kucing dengan harga premium rata-
rata lebih tinggi dibandingkan makanan dengan harga menengah ke bawah
(Euromonitor International, 2013). Selain itu, pet owner Indonesia juga memiliki tren
18
yang sama untuk membeli produk dan layanan dengan harga premium. Hal ini
didukung oleh hasil survei yang telah dilakukan oleh penulis terhadap pet owner yang
berada di Jakarta. Berikut adalah hasil survei:
Tabel 1.5 Rata-Rata Biaya Produk Makanan Hewan Peliharaan Perbulan di Jakarta.
Sumber: Penulis
Rata-Rata Biaya Produk Makanan Perbulan Anjing Kucing
Tidak ada biaya 6% 0%
Rp1-Rp100.000 4% 16%
Rp100.001– Rp500.000 60% 60%
Rp500.001–Rp1.000.000 21% 19%
> Rp1.000.000 9% 5%
Tabel 1.6 Rata-Rata Biaya Layanan Hewan Peliharaan Perbulan di Jakarta
Sumber: Penulis
Rata-Rata Biaya Layanan Perbulan Anjing Kucing
Tidak ada biaya 19% 9%
Rp1 – Rp100.000 0% 26%
Rp100.001 – Rp500.000 47% 54%
Rp500.001 – Rp1.000.000 0% 11%
> Rp1.000.000 34% 0%
19
Gambar 1.12 Jumlah Perawatan Hewan Peliharan Perbulan di Jakarta
Sumber: Penulis
Tabel 1.7 Kenaikan Harga Produk Makanan Hewan Peliharaan Pertahun
Sumber: Penulis
Kenaikan Harga Produk Makanan Pertahun Anjing Kucing
Tidak naik, sama saja 11% 21%
Ya, naik sekitar Rp1.000 – Rp10.000 27% 37%
Ya, naik sekitar Rp10.001 – Rp20.000 27% 23%
Ya, naik sekitar Rp20.001 – Rp30.000 16% 11%
Ya, naik lebih dari Rp30.000 18% 9%
20
Tabel 1.8 Kenaikan Harga Perawatan Hewan Peliharaan Pertahun
Sumber: Penulis
Kenaikan Harga Perawatan Pertahun Anjing Kucing
Tidak naik, sama saja 18% 24%
Ya, naik sekitar Rp1.000 – Rp10.000 12% 36%
Ya, naik sekitar Rp10.001 – 20.000 42% 24%
Ya, naik sekitar Rp20.001 – Rp30.000 27% 16%
Ya, naik lebih dari Rp30.000 0% 0%
Berdasarkan hasil survei diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata pet owner
menghabiskan Rp100.000 hingga Rp1.000.000 untuk membeli makanan dan layanan
(service) untuk hewan peliharaannya. Rata-rata hampir 50% pet owner membawa
hewan peliharaannya untuk perawatan satu hingga dua kali perbulan. Pet owner
selalu memberikan produk dan layanan premium ini walaupun harga produk dan
layanan (service) setiap tahun naik Rp10.000 hingga Rp30.000.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Cheong dan Yi (2015) ada empat
motif yang membuat pet owner rela membeli produk dan jasa hewan peliharaan
dengan harga premium. Motif pertama adalah mencintai hewan peliharaan berarti
mencintai diri sendiri, motif kedua adalah rasa kepemilikan, motif ketiga adalah rasa
sayang, dan terakhir adalah rasa perlu pengorbanan. American Animal Hospital
Association (AAHA) menjelaskan 80% pet owner merasa hewan peliharaannya
21
merupakan sahabat dan 72% merasa hewan peliharaan memberikan rasa kasih
sayang. Temuan ini menjelaskan bahwa pet owner menganggap hewan peliharaan
adalah perpanjangan atau bagian dari diri mereka. Akibatnya, pet owner membelikan
pakaian hewan peliharaannya dan aksesoris yang disukainya walaupun hewan
peliharaan tidak nyaman menggunakan barang-barang tersebut.
Selain itu, pet owner merasa memiliki hubungan unconditional love terhadap
hewan peliharannya (Cheong & Yi, 2015). Menurut Dotson dan Hyatt (2008),
“Hewan peliharaan memiliki beberapa peranan dalam memenuhi kebutuhan pet
owner. Peran pertama (projective function) adalah hewan peliharaan merupakan
sebuah simbol atau perpanjangan diri dalam kehidupan sosial. Peran kedua
(sociability function) adalah hewan peliharaan menfasilitasi interaksi interpersonal.
Peran ketiga (surrogate function) adalah sebagai pengganti teman”. Oleh karena itu,
pet owner biasa bergabung bersama komunitas sesama pecinta hewan peliharaan
lainnya. Komunitas anjing ras yang ada di Indonesia adalah sebagai berikut:
Tabel 1.9 Komunitas Anjing Indonesia 2014
Sumber: Perkin
No Nama Deskripsi
1 IGSC Indonesian German Shepherd Dog
2 KDI Klub Dobermann Indonesia
3 KBI Klub Boxer Indonesia
4 KRI Klub Rottweiler Indonesia
22
No Nama Deskripsi
5 KMPI Klub Miniature Pinscher Indonesia
6 IPC Indonesian Pomerian Club
7 GRCI Golden Retriever Club of Indonesia
8 HTAKB Himpunan Trah Anjing Kintamani Bali
9 KBSI Klub Belgian Shepherd Indonesia
10 KSHI Klub Siberian Husky Indonesia
11 KSI Klub Samoyed Indonesia
12 KAI Klub Agility Indonesia
Selain itu, pet owner memperlakukan hewan peliharaannya seperti anak dan
merayakan ulang tahunnya. Hal ini didukung oleh hasil penelitian dari Walsh (2009)
menjelaskan pet owner merayakan ulang tahun hewannya “bark mitzvahs” sebagai
wujud cinta kasih dan anggota keluarga. Bahkan, menurut Kathy dan Salzberg (2011)
terdapat 79% pet owner Amerika Serikat merayakan ulang tahun hewan peliharaan
masing-masing.
Selayaknya manusia, momen ulang tahun hewan peliharaan merupakan
momen yang patut dirayakan dan diabadikan (Harrington, 2014). Merayakan ulang
tahun dan perkawinan hewan pelihara sebagai wujud kasih sayang, juga sebagai
wujud suka cita yang dirayakan bersama para undangan berserta keluarga. Akan
tetapi, pet owner harus meluangkan waktu, biaya, dan tenaga yang besar untuk
mempersiapkan perayaan momen perkawinan tersebut. Hal yang perlu dipersiapkan
23
adalah kue ulang tahun, lokasi, dekorasi, catering, kostum, konsep, pembawa acara,
urutan acara, souvenir, surat undangan, dan entertainment serta vendor yang dapat
memenuhi keinginan pemilik hewan tersebut.
Namun anjing dan kucing tidak memiliki masa hidup yang panjang seperti
manusia. Rata-rata maksimum umur anjing 12 tahun dan sedangkan kucing 15 tahun
(American Association for the Advancement of Science, 2015). Oleh karena itu, pet
owner ingin memiliki keturunan hewan peliharaannya dengan melakukan
perkawinan, agar mendapatkan keturunan yang memiliki karakteristik yang sama.
Namun, sebagian pet owner merasa kesulitan menemukan pasangan yang cocok
untuk hewan peliharaannya karena keterbatasan informasi. Selain itu, sebagai wujud
kasih sayang pet owner kepada hewan peliharaannya, mereka ingin merayakan
momen penting tersebut. Namun, sama halnya seperti perayaan ulang tahun,
persiapan perayaan perkawinan juga memerlukan waktu yang cukup panjang dan
melelahkan.
Tren memelihara hewan ini telah menjadi lifestyle masyarakat secara global
dan Indonesia khususnya Jakarta. Bahkan, sebagian pet owner menjadikan hewan
peliharaannya sebagai teman untuk jalan-jalan dan menjadi ajang untuk
memperlihatkan kelucuan, keunikan hewan peliharaannya pada masyarakat. Hal ini
dapat dilihat pada perkumpulan pet owner khususnya anjing yang membawa
peliharaannya ke Mall Central Park (CP) untuk bersosialisasi dengan orang-orang
baru atau anjing lainnya. (Cheong & Yi, 2015) menjelaskan bahwa hewan peliharaan
tidak hanya perpanjangan diri pemiliknya tetapi juga merupakan lifestyle.
24
Gambar 1.13 VALS Framework
Sumber: SRI International (Strategic Business Insights, 2016)
Berdasarkan framework VALS, pet owner Indonesia dapat dikategorikan
sebagai achivers yang membeli produk premium. Hal tersebut dikarenakan
masyarakat Indonesia cenderung ingin menunjukan kesuksesan mereka kepada orang
lain, dan mementingkan lifestyle.
Selain itu, sebagian besar non pet owner memiliki motivasi sebagai achiever
yang mengejar pencapaian, mengutamakan lifestyle, suka menjadi pusat perhatian,
dan memilih produk dengan harga premium untuk membukti kepada orang lain
kesuksesan mereka. Hal ini terbukti dari sebagian besar konsumen di Indonesia,
25
khususnya Jakarta yang memiliki keinginan yang sangat besar untuk mengikuti tren.
Contohnya, saat ini maraknya merayakan bridal shower atau perayaan sebelum
melepas masa lajang dengan sahabat. Acara tersebut merupakan salah satu tren dari
negara luar, dan sekarang sudah mulai menjadi tren tersendiri di Indonesia. Sehingga
penulis memprediksikan bahwa ada peluang besar non pet owner yang memiliki
motivasi achiever mengikuti tren menjadi pet owner yang merayakan ulang tahun dan
perkawinan hewan peliharaannya.
1.1.3 Urgency
Gambar 1.14 Prediksi Pertumbuhan GDP Dunia
Sumber: (Euromonitor International, 2013)
26
Gambar 1.15 Prediksi Pertumbuhan GDP Indonesia
(The World Bank Group, 2016)
Gambar 1.16 Pertumbuhan Industri Pet Care Dunia
Sumber: (Euromonitor International, 2013)
Menurut Euromonitor International (2013) memproyeksikan 66%
pertumbuhan GDP dunia dihasilkan oleh negara berkembang (emerging market).
27
Bahkan terdapat 88% populasi dunia hidup dalam emerging market tersebut.
Sehingga, pertumbuhan pendapatan tinggi bertumbuh dengan cepat pada negara
emerging market ini. Indonesia merupakan salah satu emerging market yang
memiliki pertumbuhan GDP yang baik setiap tahunnya.
Selain itu, Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan industri pet
care yang terbesar kedua di dunia yaitu 5% sampai 9%. Rata-rata total
pengeluaran produk dan perawatan hewan peliharaan dalam setahun mencapai
US$35.297.571. Tipe perilaku konsumen pet owner di Jakarta selalu ingin
membeli produk atau layanan premium, mengikuti tren dan lifestyle. Bahkan, non
pet owner juga memiliki motivasi achiever yang sama dengan pet owner yaitu
mementingkan lifestyle dan status sosial. Pertumbuhan pet care yang signifikan,
perilaku pet owner dan non pet owner yang memiliki potensi besar untuk menjadi
pet owner membuat peluang industri hewan peliharaan ini sangat menjanjikan.
Selain itu mengikuti tren dan lifestyle, latar belakang rasa sayang,
perpanjangan diri, dan umur hewan peliharaan yang pendek membuat pet owner
merayakan dan mengabadikan ulang tahun dan perkawinan hewan peliharaannya.
Namun, belum ada wadah yang dapat memenuhi kebutuhan pet owner tersebut.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan urgency yang telah dipaparkan diatas, dapat dikerucutkan
menjadi beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
28
1. Adanya keinginan pet owner Indonesia untuk mengikuti tren dan
perkembangan lifestyle dari negara luar yang dapat merepresentasikan
status sosial pet owner.
2. Keterbatasan informasi pet owner untuk menemukan pasangan hewan
peliharaannya.
3. Perencanaan perayaan ulang tahun atau perkawinan yang rumit, lama, dan
memerlukan tenaga yang besar untuk mencari vendor yang sesuai dan
dapat mengimplementasikannya.
4. Padatnya rutinitas pet owner, adanya keterbatasan waktu untuk membeli
kebutuhan hewan peliharaannya, dan membutuhkan sarana yang dapat
memudahkan dalam memenuhi kebutuhan hewan peliharaannya.
Berdasarkan rumusan masalah diatas, penulis melihat adanya peluang bisnis
yang dapat mengatasi masalah dari pet owner. Oleh karena itu, penulis merancang
bisnis model Pet Celebration Planner untuk mempersiapkan, mengabadikan
perayaan ulang tahun atau perkawinan, menyediakan sarana mempertemukan
pasangan yang sesuai untuk kucing dan anjing ras, dan menyediakan platform market
place untuk memudahkan pet owner mencari kebutuhan hewan peliharaannya.
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT
1.3.1 Tujuan
Tujuan pembuatan bisnis model adalah sebagai berikut:
1. Menggagas suatu bisnis model yang selalu memahami kebutuhan pet owner.
29
2. Menyediakan layanan dan jasa konsultasi untuk membantu mempersiapkan
perayaan dan mengabadikan momen ulang tahun dan perkawinan hewan
peliharaan dengan praktis dan mudah.
3. Menyediakan berbagai kebutuhan untuk merayakan ulang tahun dan
perkawinan hewan peliharaan seperti kue, lokasi, dekorasi, catering, kostum,
konsep, pembawa acara, urutan acara, souvenir, surat undangan, dan
entertainment.
4. Menyediakan wadah untuk pet owner untuk berbagi informasi dan
menemukan pasangan yang cocok bagi hewan peliharaannya.
5. Menyediakan platform market place kebutuhan hewan peliharaan, sehingga
dapat mempermudah supplier dan pelanggan untuk bertransaksi dengan
mudah dan aman
1.3.2 Manfaat
Adapun manfaat dari bisnis model ini adalah sebagai berikut:
1. Menciptakan business model dibidang event organizer untuk merayakan ulang
tahun atau perkawinan anjing dan kucing ras yang memenuhi kriteria
desireable, feasible, dan viable.
2. Merancang model bisnis yang dapat menjadi solusi bagi masyarakat,
komunitas, dan pet owner untuk mempermudah persiapan perayaan dan
mengabadikan perayaan ulang tahun atau perkawinan hewan peliharaannya.
30
3. Menyediakan wadah yang dapat mempermudah pet owner untuk saling
bertukar informasi dan mempertemukan pasangan yang cocok untuk hewan
peliharaannya.
4. Memudahkan pet owner untuk memenuhi kebutuhan hewan peliharaannya,
dengan transaksi melalui platform / market place Happy Buddy yang telah
bekerja sama dengan supplier.
1.4 RUANG LINGKUP
Ruang lingkup yang dibahas pada penulisan bisnis model Pet Celebration
Planner: Happy Buddy dibatasi dalam beberapa cangkupan, sebagai berikut:
1. Pet Celebration Planner: Happy Buddy adalah penyedia jasa untuk
menyiapkan dan mengabadikan perayaan ulang tahun dan perkawinan hewan
peliharaan dan menyediakan layanan untuk memudahkan pelanggan
menemukan pasangan bagi peliharaannya.
2. Perancangan model bisnis ini dikhususkan kepada anjing dan kucing ras.
3. Segmentasi geografi adalah Jakarta.
4. Pet owner yang berstatus sosial menengah ke atas.
1.5 IDE BISNIS
1.5.1 What
Happy Buddy adalah menyediakan jasa yang membantu dalam
mempersiapkan, mengabadikan dan mewujudkan perayaan ulang tahun dan
perkawinan hewan peliharaan khususnya kucing dan anjing ras. Agar proses
31
persiapan dapat berjalan lancar Happy Buddy menyediakan jasa konsultasi untuk
mempersiapkan perayaan termasuk kelengkapan perayaan seperti kue, lokasi,
dekorasi, catering, kostum, konsep, pembawa acara, urutan acara, souvenir, surat
undangan, dan entertainment. Selain itu, Happy Buddy juga menyediakan wadah
untuk pet owner untuk berbagai informasi tentang hewan peliharaannya dan juga
menjadi wadah untuk mencari jodoh atau pasangan yang cocok bagi hewan
peliharaannya. Happy Buddy menyediakan platform market place untuk
kebutuhan hewan peliharaan melalui website resmi Happy Buddy. Sehingga dapat
mempermudah pet owner dalam mencari kebutuhan yang diperlukan untuk hewan
peliharaannya melalui belanja ditoko online supplier yang telah bekerja sama
dengan Happy Buddy.
1.5.2 Who
Sebagai event-organizer khusus untuk hewan peliharaan, target market Happy
Buddy ialah yang memelihara anjing atau kucing di wilayah Jakarta dan ingin
merayakan momen ulang tahun dan perkawinan. Untuk target pasar Happy Buddy
ialah pet owner yang memiliki status sosial menengah ke atas.
1.5.3 Where
Untuk menggunakan jasa Happy Buddy dapat diakses melalui dua cara yaitu
melalui online dan offline. Jika pelanggan ingin memesan dan konsultasi secara
langsung bersama tim Happy Buddy (offline) dapat langsung ke kantor Happy Buddy
– Jakarta Barat. Happy Buddy berlokasi di wilayah Jakarta Barat karena, banyaknya
32
komunitas hewan peliharaan yang tersebar di daerah Jakarta Barat, sehingga lokasi
tersebut memiliki pontensi yang besar untuk membuka bisnis.
Selain itu, jika ingin melakukan pemesanan acara secara online, pelanggan
dapat mengakses melalui website resmi atau mobile phone. Metode komunikasi bisa
melalui email, telepon dan terdapat juga layanan online chatting yang siap menjawab
pertanyaan pelanggan seputar rencana perayaan yang ingin digelar.
1.5.4 When
Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan industri pet care yang
terbesar kedua di dunia yaitu 5-9%. Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa industri
hewan peliharaan merupakan salah satu peluang bisnis yang sangat menjanjikan.
Dilihat dari perilaku konsumen khususnya di Jakarta selalu ingin membeli produk
atau layanan premium, mengikuti trend dan lifestyle dari luar negeri. Budaya
merayakan ulang tahun dan perkawinan untuk hewan peliharaan bukan suatu hal yang
baru lagi dan sudah sangat berkembang di Amerika. Melihat adanya tren tersebut para
pet owner Indonesia khususnya Jakarta ingin menyelanggarakan perayaan ulang
tahun dan perkawinan untuk hewan peliharaannya. Akan tetapi belum adanya wadah
yang dapat membantu untuk menyelenggarakan dan memenuhi kebutuhan pet owner
tersebut.
Hal tersebut merupakan suatu peluang besar bagi Happy Buddy untuk
merancang bisnis model Pet Celebration Planner. Bisnis model ini akan selesai pada
tahun 2016 dan bisnis akan diimpelementasikan pada tahun 2017.
33
1.5.5 Why
Dengan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, penulis melihat ada
peluang besar untuk masuk ke industri event organizer khususnya untuk hewan
peliharaan dan menjadi pioneer di Indonesia. Selain untuk memenuhi kebutuhan pet
owner untuk merayakan ulang tahun dan perkawinan hewan peliharaannya, Happy
Buddy menyediakan wadah untuk mencarikan informasi pasangan yang cocok untuk
hewan peliharaan.
Rutinitas pet owner yang tinggi membuat keterbatasan waktu bagi pet owner
untuk membeli kebutuhan hewan peliharaannya dengan kualitas dan produk yang
sesuai dengan keinginan. Oleh karena itu, Happy Buddy menyediakan platform yang
digunakan sebagai market place untuk memberi kemudahan pet owner untuk
membeli kebutuhan tersebut secara online, praktis, mudah, dan aman.
Nilai dasar yang dipegang teguh oleh Happy Buddy ialah mengutamakan
kebahagiaan hewan peliharaan dan pemiliknya. Nilai ini dapat terwujud dengan
memberikan layanan dan produk yang terbaik untuk seluruh pelanggan dan selalu
mengayomi komunitas yang terus bertumbuh bersama Happy Buddy serta terus
berinovasi agar tetap dapat sustain dan membahagiakan pelanggan dalam ruang
lingkup yang lebih luas lagi.
1.5.6 How
Dengan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, penulis melihat ada
peluang besar untuk masuk ke industri event organizer khususnya untuk hewan
34
peliharaan dan menjadi pioneer di Indonesia. Selain untuk memenuhi kebutuhan pet
owner untuk merayakan ulang tahun dan perkawinan hewan peliharaannya, Happy
Buddy menyediakan wadah market place untuk memudahkan pet owner mencari
kebutuhan hewan peliharaannya. Nilai dasar yang dipegang teguh oleh Happy Buddy
ialah mengutamakan kebahagiaan hewan peliharaan dan pemiliknya. Nilai ini dapat
terwujud dengan memberikan layanan dan produk yang terbaik untuk seluruh
pelanggan dan selalu mengayomi komunitas yang terus bertumbuh bersama Happy
Buddy serta terus berinovasi agar tetap dapat sustain dan membahagiakan pelanggan
dalam ruang lingkup yang lebih luas lagi.
1.6 SISTEMATIKA PENULISAN
Business Model Creation ini akan dibagi menjadi 5 (lima) bab, sebagai
berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab satu ini menjelaskan latar belakang dari ide Pet Celebration Planner:
Happy Buddy. Latar belakang membahas tentang perkembangan hewan di Indonesia,
perilaku konsumen, dan permasalahan yang dihadapi. Selain itu, bab ini menjelaskan
tujuan dan manfaat dengan mengadakan bisnis ini, ruang lingkup, ide bisnis, dan
sistematika penulisan.
BAB 2 LANDASAN TEORI
Bab dua ini menjabarkan teori-teori yang menjadi landasan bisnis ini dan
analisis yang dibutuhkan dalam penulisan Business Model Creation ini. Selain itu,
35
bab ini akan menjelaskan hasil analisis pasar, lingkungan, industri, pesaing, dan teori
lainnya yang berhubungan.
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BISNIS
Bab tiga ini menguraikan secara menyeluruh desain business model yang
terdiri dari business model canvas. Pembahasan business model canvas atau 9
(Sembilan) building blocks yang terdiri dari customer segmentation, value
proposition, channels, customer relationship, revenue, key activities, key resources,
key partnership, dan cost akan dibahas secara satu persatu. Selain itu, bab ini juga
akan mencangkup bagaimana pandangan dari penulis untuk menerapakan konsep
tersebut dalam bisnis event organizer Happy Buddy.
BAB 4 RENCANA BISNIS
Bab empat membahas tentang perencanaan bisnis (business plan) seperti
perusahaan, strategi marketing yang digunakan untuk menarik calon pelanggan
(potential customer), analisa TOWS, opersional, pemberdayaan karyawan, struktur
organisasi, perencanan teknologi, dan financial projection serta prototype bisnis.
36
BAB 5 KESIMPULAN
Bab lima merupakan bab penutup dari business model creation ini yang
menyimpulkan isi dari bab 1 hingga bab 4 serta studi kelayakan (feasibility) dari
bisnis Pet Celebration Planner: Happy Buddy. Selain itu, bab ini juga menjelaskan
potensi-potensi usaha yang dapat dikembangkan dikemudian hari untuk mengikuti
perkembangan zaman dan teknologi.