43
1 Bab 1 Pendahuluan A. Latar Belakang Sejak mencuatnya sederet nama yang dikaitkan dengan pondok pesantren Ngruki dan JAT (Jamaah Anshorut Tauhid) dalam kasus terorisme di Indonesia yang sering kita saksikan di berbagai media saat ini. Nama Abu Bakar Ba‘asyir pun sebagai pimpinan dari kedua lembaga tersebut ikut terseret. Terseret dalam labelisasi Islam radikal bahkan lebih dari itu terseret kedalam ―bui‖. Nama Abu Bakar Baasyir memang sudah sangat terkenal dalam dinamika pergulatan mengenai ideologi negara antara Islam dan kelompok nasionalis. Belum lagi dipertegas dengan seringnya ABB mengeluarkan peryataan yang kontroversial hingga makin lekatnya label Islam radikal itu terhadap dirinya. Walau sebenarnya labelisasi ini masih perlu diperdebatan lagi, karena pada kenyataannya label ini meluas kepada orang-orang yang terindikasi kuat dalam menjalankan agamanya dan simbol-simbolnya seperti jenggot dan cadar. Lalu apa sebenarnya radikalisme itu? Dalam sebuah wawancara dengan majalah Tempo (21/03/2011), Arsyad Mbai menyatakan bahwa radikalisme adalah akar dari terorisme. Menurutnya, ideologi radikal adalah penyebab dari maraknya aksi teror di Indonesia. Sehingga pencegahan terorisme harus diikuti oleh pembrantasan radikalisme, Arsyad Mbai

Bab 1 Pendahuluan - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76749/potongan/S1-2014... · termarjinalkan oleh sejarah tersebut, kasus asas tunggal pancasila rezim

  • Upload
    ngohanh

  • View
    229

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab 1 Pendahuluan - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76749/potongan/S1-2014... · termarjinalkan oleh sejarah tersebut, kasus asas tunggal pancasila rezim

1

Bab 1

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Sejak mencuatnya sederet nama yang dikaitkan dengan pondok pesantren

Ngruki dan JAT (Jamaah Anshorut Tauhid) dalam kasus terorisme di Indonesia

yang sering kita saksikan di berbagai media saat ini. Nama Abu Bakar Ba‘asyir

pun sebagai pimpinan dari kedua lembaga tersebut ikut terseret. Terseret dalam

labelisasi Islam radikal bahkan lebih dari itu terseret kedalam ―bui‖. Nama Abu

Bakar Ba‘asyir memang sudah sangat terkenal dalam dinamika pergulatan

mengenai ideologi negara antara Islam dan kelompok nasionalis. Belum lagi

dipertegas dengan seringnya ABB mengeluarkan peryataan yang kontroversial

hingga makin lekatnya label Islam radikal itu terhadap dirinya. Walau sebenarnya

labelisasi ini masih perlu diperdebatan lagi, karena pada kenyataannya label ini

meluas kepada orang-orang yang terindikasi kuat dalam menjalankan agamanya

dan simbol-simbolnya seperti jenggot dan cadar. Lalu apa sebenarnya radikalisme

itu? Dalam sebuah wawancara dengan majalah Tempo (21/03/2011), Arsyad Mbai

menyatakan bahwa radikalisme adalah akar dari terorisme. Menurutnya, ideologi

radikal adalah penyebab dari maraknya aksi teror di Indonesia. Sehingga

pencegahan terorisme harus diikuti oleh pembrantasan radikalisme, Arsyad Mbai

Page 2: Bab 1 Pendahuluan - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76749/potongan/S1-2014... · termarjinalkan oleh sejarah tersebut, kasus asas tunggal pancasila rezim

2

melihat adanya ideologi tersebut dalam perilaku teror di masyarakat sejak tahun

2000-an.1

Penelitian ini beranjak dari pernyataan Mbai tersebut yakni dalam rangkah

memahami radikalisme yang menjadi sebab maraknya aksi teror saat ini.

Memahami radikalisme itu dimulai dari terbentuknya dalam diri seorang manusia

melalui pemikiran dan aktualisasi dari pemikiran tersebut. Abu Bakar Baasyier

adalah sosok yang tepat untuk diteliti dalam kasus ini. Tokoh Islam yang sangat

terkenal terkait dengan radikalisme dan aksi teror. Harapannya setelah memahami

seorang ABB maka kita bisa ―menjinakannya‖, dan hal ini bisa kita gunakan

untuk sosok lainnya dalam pemberantasan terorisme di Indonesia maupun dunia.

Pemikiran itu adalah mengenai Islam politik yang menginginkan negara dan

Islam sebagai agama itu menjadi sebuah satu kesatuan dan menolak dengan keras

sistem yang menegasikan antara Islam dan politik (baca : sekulerisme). Menolak

keras sekulerisme artinya memperjuangkan dengan keras juga apa yang

diyakininya mengenai sebuah tatanan ideal sebuah negara. Negara dimana Islam

dan politik menjadi satu-kesatuan yang menyeluruh. Kalau bagi ABB demokrasi

yang ruhnya adalah sekulerisme yang kemudian dikufurkan olehnya maka

kemudian penelitian ini berfokus kepada pandangan ABB mengenai demokrasi,

karena semua aktualisasi yang kini kita tangkap dari prilaku politik ABB

bermuara dari pandangan ABB yang mengatakan bahwa demokrasi itu sistem

kufur yang akhirnya ―meroyak‖ kemana-mana. Mengkafirkan Presiden,

mengharamkan hormat kepada bendera, mengkafirkan polisi, densus, para hakim

1 Pada wawancara itu, ia menyatakan bahwa ada ideologi yang terstruktur di balik pelaku teror.

Selama radikalisme tidak dibendung, terorisme tetap akan marak. Ia menyatakan hal ini ketika

mengomentari teror bom buku. Lihat wawancara Majalah Tempo, 21/3/2011

Page 3: Bab 1 Pendahuluan - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76749/potongan/S1-2014... · termarjinalkan oleh sejarah tersebut, kasus asas tunggal pancasila rezim

3

dan menjadi golongan putih (golput ) ketika pemilu. Hingga aksi radikal yang

banyak dilakukan oleh para teroris dikaitkan dengan label mantan murid dan

mantan jamaahnya. Walaupun hal ini sering kali dibantah oleh ABB bahwa ia

tidak mengajarkan hal demikian. Namun pernyataan pengkafiran yang dilontarkan

oleh ABB sangat mungkin dimaknai oleh mantan muridnya sebagai pernyataan

perang hingga akhirnya mereka menembaki polisi dijalanan. Walau hal ini tidak

pernah bisa terkonfirmasi dengan sang teroris karena telah meninggal terlebih

dahulu.

Sebenarnya di Indonesia saat ini banyak tokoh dan gerakan politik yang

memiliki pemikiran yang tujuanya sama dengan ABB yakni tegaknya syariat

Islam di Indonesia. Isu radikalisme dan perang terhadap teroris yang dikomandai

oleh Amerika, pondok pesantren, dan Jamaah Anshorut Tauhid.Ketiga hal itulah

yang membuat sosok ABB menjadi menarik untuk dikaji. Apa menariknya sosok

ABB yang sudah sepuh itu dibanding dengan tokoh Islam lainya hingga namanya

begitu menakutkan bagi barat.

Ruang kebebasan berserikat dan berpendapat telah membuat gerakan

politik Islam tumbuh bak jamur dimusim hujan. Namun gerakan politik tersebut

kebanyakan merupakan perpanjangan tangan dari gerakan politik Islam

transnasional. Gerakan politi itu misalnya gerakan tarbiyah yang kemudian

menjadi Partai Keadilan (PK) dan kini dikenal dengan Partai Keadilan Sejahtera

(PKS) gerakan ini merupakan perpanjangan dari gerakan Ikhawanul Muslimin

(IM) asal Mesir. Walau tidak secara langsung namun pemikiran tokoh – tokoh dan

konsep gerakan tarbiyah sangat banyak di ilhami oleh IM. Selain itu ada Hizbut

Page 4: Bab 1 Pendahuluan - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76749/potongan/S1-2014... · termarjinalkan oleh sejarah tersebut, kasus asas tunggal pancasila rezim

4

Tahrir Indonesia (HTI) yang merupakan perpanjangan dari Hizbut Tahri

International yang berpusat di Yordania. Belum lagi adanya proses

―TALIBANISASI‖ dan ―WAHABINISASI‖ yang juga marak terjadi di

Indonesia. Pengaruh transnasionalisme dari timur tengah telah banyak

mempengaruhi lahirnya gerakan Islam politik di Indonesia.

Mujani (2004) yang menganalisa keterkaitan Islam dan demokrasi di

Indonesia menilai, keberadaan Islam radikal bukan fenomena yang genuine lahir

di Indonesia. Mereka kental dengan pengaruh-pengaruh eksternal Timur Tengah.

Keberadaan gagasan ―Islamisme‖ yang mereka bawa pun tidak sepenuhnya

mencerminkan ke-Indonesia-an. Namun dalam sejarah Indonesia jauh sebelum

hadirnya gerakan Islam radikal saat ini, dahulu kita tahu akan adanya gerakan NII

dengan Kartusuwiryo sebagai pemikirnya yang mempunyai basis Islam militan

tradisionalis. Walau mereka sangat tradisionalis dalam ritual peribadatan namun

disisi lain mereka juga sangat ideologis dalam hal politik. Mereka mengkafirkan

negara, memberontak kepada negara dengan aksis terornya. Hal ini secara

otomatis membantah pandangan Mujani tersebut bahwa radikalisme di Indonesia

tidak sepenuhnya juga dipengaruhi oleh transnasionalisme. Radikalisme akan

selalau hadir selama ketidakadilan terjadi dimana- mana. Elit yang berkuasa

memberikan tafsir bahwa yang ingin melawan mereka dengan ragam stigma

negatif. Padahal sejatinya hadirnya kelompok radikal harus dimaknai sebagai

bahan perenungan bagi para elit akan ulah mereka yang makin hari makin

mengila.

Page 5: Bab 1 Pendahuluan - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76749/potongan/S1-2014... · termarjinalkan oleh sejarah tersebut, kasus asas tunggal pancasila rezim

5

Termarjinalnya politik Islam dalam hegemoni politik internasional

(Amerika Serikat) melahirkan sebuah kesadaran untuk mengembalikan kekuatan

politik Islam. Tidak dapat dipungkiri kesadaran untuk mengembalikan kekuatan

politik Islam itu dibawah oleh transnasiaonalisme Islam timur tengah ke

Indonesia. ABB sebagai tokoh Islam radikal yang banyak terlibat di gerakan Islam

internasional di Malaysia misalnya melalui Jamaah Islamiyah dan di perang

Afganistan juga Baasyier turut andil didalamnya walau hanya sebagai perantara

orang Indonesia yang hendak berjihad kesana. Selain itu warisan sejarah umat

Islam yang banyak diwarnai konflik dengan rezim penindas gerakan Islam politik,

rezim orde baru misalnya. Dalam kasus ini ABB adalah sosok yang

termarjinalkan oleh sejarah tersebut, kasus asas tunggal pancasila rezim orde baru.

Dengan kesadaran sejarah serta adanya ruang demokrasi yang terbuka bagi

siapapun membuat ABB ingin mengembalikan posisi gerakan Islam di Indonesia.

Walau kesemua gerakan ini memiliki kesamaan tujuan yakni tegaknya

syariat Islam di Indonesia namun mereka memilik cara yang berbeda dalam

memperjuangkannya. Kesamaan tujuan tidak membuat ABB lantas bergabung

menjadi anggota atau ketua dari kedua gerakan politik transnasional ini. ABB

memilih membuat gerakan politik sendiri yang didasari pada pemikiran politik

yang dimilikinya. Hal ini sebenarnya terkesan sebagai suatu perpecahan gerakan

politik islam, tapi hal ini tidak bisa juga disatukan karena masing-masing gerakan

punya figur sendiri dan memiliki pemikiran sendiri-sendiri.

Tidak bisa dipungkiri bahwa akan adanya persaingan dan konflik diantara

mereka. Konflik internal gerakan politik Islam ini lah yang sebenarnya memiliki

Page 6: Bab 1 Pendahuluan - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76749/potongan/S1-2014... · termarjinalkan oleh sejarah tersebut, kasus asas tunggal pancasila rezim

6

andil yang cukup besar dalam membuat lambannya Islam politik berkuasa.

Konflik internal itu misalnya dalam pilihan masuk parlemen atau ekstra-

parlementer. Kelompok ekstra-parlementer memandang bahwa gerakan politik

yang masuk parlemen itu tidak berdakwah sesuai ajaran nabi, cinta pada jabatan

dan lainya yang berbasis pada keyakinan mereka bahwa parlemen sebagai bagian

dari demokrasi adalah haram. Sedangkan kelompok gerakan yang masuk

parlemen memandang bahwa gerakan politk Islam diluar parlemen itu cuma

berkoar-koar dijalanan tanpa kontribusi yang nyata. Pilihan mereka masuk

kedalam parlemen adalah bagian dari dakwah Islam dan memanfaatkan sarana

yang ada saat ini. Belum lagi konflik dalam hal peribadatan misalnya masalah

antara mengunakan doa qunut atau tidak yang merupakan bentuk benturan islam

transnasional dan tradisional, konfik-konflik yang sebenarnya tidak perlu terjadi

tapi ini lah kenyataan pahit gerakan politik Islam saat ini. Konflik yang

menghambat akan terjadinya sebuah sinergisitas antara gerakan politik Islam yang

akhirnya berakibat pada buruknya kondisi umat Islam.

Demokrasi memberikan ruang kepada perbedaan gerakan politik tersebut

sehingga mereka bisa memilih jalan untuk mengaktualisasikan diri mereka sesuai

dengan nilai yang mereka yakini. Gerakan politik ini akhirnya terbagi menjadi dua

yakni masuk kedalam sistem dengan menjadi partai politik yang bisa

menempatkan wakilnya di legislatif dan menjadi gerakan politik ekstra-

parlementer yang fokusnya adalah membenahi dan mendidik masyarakat dengan

nilai – nilai keislaman secara langsung. Masuk kedalam sistem menjadi pilihan

gerakan tariyah melalui partainya PKS, sedangkan menjadi ekstra-parlementer

Page 7: Bab 1 Pendahuluan - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76749/potongan/S1-2014... · termarjinalkan oleh sejarah tersebut, kasus asas tunggal pancasila rezim

7

menjadi pilihan HTI dan ABB dengan organisasinya (baca:MMI dan JAT) dan

gerakan Islam lainnya baik transnasional maupun tradisional.

Pilihan masuk kedalam sistem dengan menjadi partai politik dan menjadi

gerakan politik ekstra-parlementer yang mereka lakukan itu bukan tanpa dasar, itu

adalah aktualisasi dari pemikiran politik yang mereka yakini. Aktualisasi diri ini

bermuara dari pandangan mereka tentang demokrasi, bagi gerakan tarbiyah

demokrasi adalah sistem yang dekat dengan islam. Demokrasi harus dinikmati

sebagai sebuah kendaraan untuk menciptakan sebuah masyarakat yang madani.

Pandangan ini akhirnya membuat gerakan tarbiyah bertransformasi menjadi

sebuah partai politik (baca:PKS) yang saat dikenal sebagai partai dakwah.

Selain itu, ada juga pandangan yang sangat keras terhadap demokrasi.

Pandangan ini menyakini bahwa demokrasi sistem kufur atau thogut yang bagi

mereka haram untuk terlibat didalamnya yakni dengan masuk kedalam sistem

demokrasi itu. Mereka menyakini bahwa demokrasi sistem yang menuhankan

rakyat dan mengabaikan syariat. Mereka juga berpandangan bahwa terlibat dalam

sistem demokrasi itu tidak dicontohkan oleh nabi Muhammad SAW, dan tidak

bisa dijadikan jalan untuk sebuah perubahan mendasar dimasyarakat

(baca:revolusi). Bagi mereka perubahan mendasar disebuah negara selalu bermula

dari gerakan ekstra-parlementer berkaca pada revolusi besar didunia seperti

Inggris, Perancis, Dll. Belum lagi ditambah dengan fakta banyak partai politik

Islam yang memenangkan pemilu namun akhirnya gagal merubah idelogi negara

karena tekanan dari Amerika Serikat dan barat seperti yang terjadi di Aljazair dan

Palestina serta Sudan. Hal ini lah yang akhirnya membuat mereka semakin yakin

Page 8: Bab 1 Pendahuluan - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76749/potongan/S1-2014... · termarjinalkan oleh sejarah tersebut, kasus asas tunggal pancasila rezim

8

dengan pilihan menjadi gerakan politik ekstra-parlementer. Pemikiran ini

akhirnya menimbulkan perilaku politik yang khas bagi mereka yakni ketika

pemilu mereka menjadi golongan putih (golput) karena bagi mereka haram

hukumnya memilih wakil rakyat yang tidak menerapkan hukum tuhan. Namun

disisi lain mereka menikmati ruang kebebasan yang diberikan oleh demokrasi.

Tidak hanya menjadi golput ketika pemilu bahkan prilaku politik mereka

ada yang lebih radikal daripada itu. Keradikalan itu adalah misalnya dengan

mengatakan bahwa negeri yang mayoritas penduduknya beragama islam adalah

negeri kafir. Pengkafiran yang akhirnya meluas kepada pengkafiran kepada

pejabat negara mulai dari presiden2, hingga kepada polisi dan densus

3. Jihad

menjadi pilihan yang dianggap paling shahih bagi mereka untuk menegakan

negara Islam seperti yang terjadi hari ini bagaimana Al-Qaedah telah

menjalankanya.

Walaupun bagi ABB pelaksanaan jihad untuk kasus Indonesia belumlah

tepat, bahkan beliau mengatakan bahwa perang secara terbuka adalah sebuah

kesalahan yang sangat fatal dalam perjuangan. Tidak hanya itu ABB juga

mengatakan dan memberi sebutan yang khas kepada para pelaku bom Indonesia

yang tujuannya adalah Islam dengan sebutan ―mujahid salah jalan‖. Sebuah

2 Bagi ABB presiden NKRI dari Soekarno hingga SBY adalah kafir .

http://nasional.news.viva.co.id/news/read/216626-ba-asyir--dari-soekarno-hingga-sby--kafir-

diunduh pada tanggal 11 oktober 2012 pukul 00: 29

bahkan lebih dari itu mereka adalah Thogut, sesembahan selain Alloh.

http://arrahmah.com/read/2012/01/11/17338-ustadz-abu-bakar-baasyir-penguasa-nkri-sejak-

merdeka-hingga-saat-ini-adalah-thaghut.html diunduh pada tanggal 12 April 2012 pukul 01 :24 3 ABB pernah menulis sebuah surat yang ditujukan kepada pihak kepolisian dalam surat itu ABB

mengatakan bahwa polri dan densus adalah musuh Alloh dan musuh Rasul.

http://www.muslimdaily.net/features/6876/surat-dari-ustadz-abu-bakar-ba%27asyir-densus-88-

adalah-musuh-allah-dan-rasulnya diunduh pada tanggal 10-04-2012 pukul 21:51

Page 9: Bab 1 Pendahuluan - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76749/potongan/S1-2014... · termarjinalkan oleh sejarah tersebut, kasus asas tunggal pancasila rezim

9

sebutan yang membuat kelompok para teroris itu tidak terima dan sedikit marah.

Dengan pemahamannya ini lah ABB selalu menolak segala bentuk tuduhan

negara kepadanya akan keterlibatan dalam aksi teror di Indonesia.

Tidak hanya itu pemikiran memang unik dan berbeda hal ini juga terlihat

ketika ABB memutuskan mundur dari Amir Majelis Mujahidin Indonesia (MMI).4

Sebuah organisasi yang dicap sebagai organisasi Islam radikal dan memiliki

tujuan tegaknya syariat Islam dinegeri pertiwi ini. Mundur dari MMI bagi ABB

bukan tanpa asalan yang kuat, ketidaksesuaian pemikiran ABB mengenai

kepemimpinan sebuah gerakan dengan yang diterapkan MMI alasan yang sangat

prinsip bagi ABB. Setelah mundur dari MMI ABB mendirikan sebuah gerakan

baru yang bernama Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) yang kini dikenal oleh

masyarakat sebagai organisasi yang anggota banyak terlibat dengan kasus

terorisme di Indonesia, bahkan pihak Amerika menyatakan bahwa JAT organisasi

teroris di asia tenggara.5

Pemikiran yang dimilik ABB ini hanya bisa hidup ketika demokrasi

memberikan ruang kepadanya, seperti yang kita ketahui bahwa ABB dengan

pemikirannya ini sempat diperkarakan oleh rezim orde baru yang berujung

kaburnya ABB dan temannya Abdullah Sungkar ke Malaysia. Berhembusnya

4 ABB terpilih menjadi Amir Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) pada kongres Mujahidin I di

stadion Kridosono Yogyakarta pada tanggal 7 Agustus 2000, Namun pada tanggal 19 Juli 2008

Abu Bakar Baasyier memilih mundur sebagai amir Majelis Mujahidin Indonesia, sebuah

keputusan yang membuat kaget banyak orang. Keputusan ini Baasyier lakukan didasari oleh

perbedaan pemikiran mengenai tata kelolah sebuah organisasi khususnya masalah kepemimpinan

MMI. 5Banyakanya anggota JAT dan alumni ponper Ngruki yang semua lembaga ini melibatkan ABB

sebagai pimpinananya, akhirnya Amerika Serikata mengeluarkan pernyataan bahwa JAT adalah

organisasi teroris. http://nasional.kompas.com/read/2012/02/04/24/09334124/AS.Nyatakan.

JAT.sebagai.Organisasi.Teroris

Diunduh pada tanggal 16 Oktober 2012 pukul 18:25WIB

Page 10: Bab 1 Pendahuluan - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76749/potongan/S1-2014... · termarjinalkan oleh sejarah tersebut, kasus asas tunggal pancasila rezim

10

angain segar demokrasi membuat ABB kembali lagi ke Indonesia, bukan untuk

mendukung dan mengamankannya tapi untuk memanfaatkanya kemudian

menghancurkannya. Mengunakan demokrasi untuk membunuh demokrasi

begitulah kira-kira kiasannya. Pembunuhan yang dimulai dengan pernyataan

pengkafiran, pengkafiran yang bermakna halal darahnya demokrasi untuk

ditumpahkan. Ruang demokrasi tidak untuk menjadikan mereka terlibat secara

politik perjuangan melalui mekanisme yang telah demokrasi berikan yakni

melalui jalan parlemen. Namun bagi mereka memilih jalan ekstra-parlemen lebih

sesuai dengan khitah perjuangan.

Bagi ABB demokrasi telah membajak hak preogatif Alloh yakni hak

menetapkan hukum, dalam demokrasi manusia yang menetapkan suatu hukum

tidak mendasarinya kepada hukum Alloh yakni syariat Islam. Menurut pemikiran

ABB demokrasi itu haram, pemikiran ini didasari oleh Islam yang diyakininya.

Letak keharaman itu terlihat ketika demokrasi menyerahkan kedaulatan dalam

membuat atau menetapkan hukum kepada manusia yang tidak menjadikan syariat

Islam sebagai dasar pijakannya. Pijakan pandangan ABB mengenai demokrasi ini

misalnya terdapat dalam Al-Qur‘an surat Al-Maidah ayat 446, sampai dengan 47

akhir ayat menegaskan bahwa barang siapa yang tidak berhukum atau

memutuskan suatu perkara dengan hukum Alloh maka ia kafir, zalim dan fasik

serta di surat Yusuf ayat 40 yang berbunyi bahwa pembuat hukum itu adalah hak

Alloh semata dan surat serta ayat lainya yang jadi ladasan pemikiran politik ABB

mengenai demokrasi.

6 Surat Al-Maidah ayat 44 : ,………………….. barang siapa yang tidak memutuskan perkara

dengan hokum Alloh maka ia kafir. Dan seterusnya yakni dzalim dan fasik.

Page 11: Bab 1 Pendahuluan - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76749/potongan/S1-2014... · termarjinalkan oleh sejarah tersebut, kasus asas tunggal pancasila rezim

11

Dari sini dapat kita pahami bahwa pernyataan ABB yang mengkafirkan

negara Indonesia, mengkafirkan presiden dan pejabat pemerintah lainya seperti

densus dan kepolisian. Semua disebabkan oleh sistem demokrasi yang tengah

berjalan di negeri kita tecinta ini. Mengkafirkan negara yang mayoritas

pendudukanya beragama islam, karena ABB tidak melihat agama penduduknya

tapi melihat sistem yang mengaturnya. Mengkafirkan presiden republik Indonesia

walaupun sang presiden beragama Islam, karena bagi ABB sang presiden tidak

menerapkan hukum Islam dan mengkafirkan densus dan kepolisian yang

kebanyakan juga mereka yang beragama islam karena dinilai densus dan

kepolisian karena sering memusuhi gerakan Islam dengan isu terorisme. Maka

pengkafiran menjadi sebuah pernyataan perang terhadap negara hingga akhirnya

aksi pembunuhan seperti bom dan penembakan terhadap polisi yang baru-baru ini

sering terjadi terhadap pejabat negara menjadi halal. Walau Ba‘asyir dengan

umurnya yang sudah sangat tua dan kondisi fisik yang lemah sangat tidak

mungkin beliau terlibat disana. Namun Ba‘asyir konsisten terus mengelorakan

semangat perjuangan terhadap negara yang dinilainya sering melecehkan Islam.

Kalau Robert Millar (2007) mendefenisikan radikalisme itu meliputi

gagasan dan tindakan, jelaslah bahwa pemikiran yang melekat pada diri ABB

adalah bagian dari radikalisme. Kalau fundamentalisme itu bermakna sebagai

keinginan kelompok tertentuk untuk kembali kepada ajaran agamanya yang

murni. ABB sebagai sosok yang radikal pemikirannya tentu keinginan terbesarnya

adalah kembalinya ia bersama kelompoknya kedalam konsep ideologi, gagasan

dari agama yang ia yakini. Kalau demokrasi bagi keyakinan ABB dan

Page 12: Bab 1 Pendahuluan - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76749/potongan/S1-2014... · termarjinalkan oleh sejarah tersebut, kasus asas tunggal pancasila rezim

12

kelompoknya sebagai sesuatu yang haram dan harus dilenyapkan. Maka dari sini

lah artinya penting penelitian ini untuk dilakukan sebagai upaya untuk menjaga

dan menyelamatkan demokrasi kita dari serangan kaum radikal itu. Bukan dengan

tindakan militer yang hanya akan membuat mereka menjadi semakin brutal tapi

dengan memahami isi dari otak mereka. Pemikiran semacam ini tidak serta merta

mengkristal dalam logika mereka tapi ada proses panjang yang akhirnya membuat

mereka memiliki pemikiran radikal ini. Penelitian ini dilakukan untuk melihat dan

menganalisa proses pengkristalan pemikiran politik tersebut dalam diri seorang

yang memiliki peranan penting dalam studi pemikiran Islam radikal di Indonesia.

Fokusnya adalah bagaimana proses terbentuknya pemikiran politik ABB yang

mengharamkan demokrasi dan mengakafirkan negara dan pejabat negara

(baca:presiden ). Selain itu penting rasanya untuk kita bersikap lebih adil terhadap

sosok ABB. Penelitian akan memaparkan cerita panjang sosok seorang Abu Bakar

Baasyier dengan segala stigma buruk yang didapatkan, dengan seagala dukungan

dan pujian yang sampai hari ini masih terus ada. Adil dalam memahami

pemikiran yang dimilikinya, seperti memahami pandangan beliau terkait aksi

terorisme di Indonesia. Harapannya penelitian ini menjadi jawaban diantara

kebingungan publik atas sosok ustad yang sudah sepuh ini. Benerkah Abu Bakar

Baasyir memiliki pemikiran seperti halnya para teroris itu atau ini hanya sebuah

cara negara dalam memberikan tafsiran ―benar atau salah‖ terhadap ―kawan dan

lawanya‖. Atau ini cara negara mengumpulkan pundi – pundi uang ditengah

―seksinya‖ issu terorisme untuk dijual dalam pasar global saat ini.

Page 13: Bab 1 Pendahuluan - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76749/potongan/S1-2014... · termarjinalkan oleh sejarah tersebut, kasus asas tunggal pancasila rezim

13

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses terbentuknya pemikiran politik Abu Bakar

Baasyier?

2. Bagaimana pemikiran politik Abu Bakar Ba‘asyir tentang demokrasi,

pengkafiran pemimpin negara dan aparatnya, serta tentang jihad?

Penulisan skripsi ini tidak sekedar menjelaskan dinamika pemikiran politik

Abu Bakar Ba‘asyir. Namun juga menjelaskan strugle of power antara Ba‘asyir

sebagai aktor politik yang tidak hanya memiliki pemikiran politik namun juga

memiliki cita – cita politik. Bagi Ba‘asyir tidak hanya negara harus didasarkan

pada agama (Islam) namun juga agama (Islam) harusnya menjadi alat penyadaran

untuk merebut kekuasaan saat ini.

C. Tujuan Penelitian

1. Ingin mengetahui proses terbentuknya pemikiran politik Abu

Bakar Baasyier.

2. Ingin melihat hubungan pemikiran politik Abu Bakar Baasyier

dengan kasus terorisme di Indonesia.

3. Ingin menambah khasanan baru dalam study pemikiran politik.

4. Ingin mengungkap misteri dinamika pergulatan kelompok Islam

radikal dalam memperjuangkan syariah Islam.

D. Kerangka Teori

D.1 Agama ( Islam ) sebagai Ideologi

Sebelum melihat proses terbentuk pemikiran politik ABB penting untuk

melihat basis pemikirannya terlebih dahulu artinya penting untuk melihat pijakan

Page 14: Bab 1 Pendahuluan - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76749/potongan/S1-2014... · termarjinalkan oleh sejarah tersebut, kasus asas tunggal pancasila rezim

14

dasar (ideologi) dalam pemikiran politik ABB tersebut. Dari beragam

aktualisasinya dan simbol yang dikenakan oleh ABB maka mudah untuk

memastikan bahwa dasar pijakan pemikiran (ideologi ) ABB adalah Islam.

Intinya cara berpikir atau sudut pandang pemikiran ABB adalah agama. Agama

memberikannya gambaran tentang tataran ideal sebuah masyarakyat ( peradaban).

Thomas P. Jenkin dalam The Study of Political Teori7 menjelaskan bahwa

idelogi termasuk kedalam teori – teori yang mempunyai dasar moral atau bersifat

akhlak yang menentukan norma-norma untuk perilaku politik. Idelogi adalah

kumpulan ide-ide yang didasarkan kepada sebuah nilai atau norma yang dimiliki

oleh seseorang atau sekelompok orang yang menentukan sikap dan perilaku

politiknya terhadap permasalahan politik yang dihadapi. Dengan ideologi

seseorang atau sekelompok orang memiliki keyakinan akan suatu pola tata tertib

sosial politik yang ideal. Dalam perjalanan perkembangannya idelogi sangat

dipengaruhi oleh situasi dan kejadian serta pengalaman yang dialami oleh

sekelompok orang atau seseorang yang menyakini. Hal ini membuat ideology

akan terus berkembang mengikuti kejadian dan situasi serta pengalaman yang

membuatnya berubah menyesuaikan diri dengan keadaan tersebut.

Agama yang mempunyai prinsip dan konsep tertentu yang sarat akan nilai

tapi disisi lain agama juga tidak mengabaikan perkembang masyarakat sekitar

yang tidak bertentangan dengan prinsip dan konsepnya maka jelaslah bahwa

agama termasuk dalam pembagian ini. Walaupun agama mempunyai konsep yang

tunggal namun ketika masuk kedalam diri seseorang tidak semua menghasilkan

7 Miriam Budiardjo, Dasar- Dasar Ilmu Politik, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2008) hlm :

43

Page 15: Bab 1 Pendahuluan - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76749/potongan/S1-2014... · termarjinalkan oleh sejarah tersebut, kasus asas tunggal pancasila rezim

15

kesaman dalam pergerakannya. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan tafsir

terhadap konsep agama tadi. Islam sebagai sebuah agama jelas memiliki banyak

sekali ragam mazhab didalamnya.

D.2. Wahabisme sebagai salah satu Isme dalam Islam

Dalam perkembangan Islam mengalami beragam benturan dengan

beragam peradaban diluar Islam Seperti peradaban barat, atau pun kebudyaan

lokal. Benturan itu pun melahirkan beragam reaksi yang akhirnya melahirkan

sebuah -isme lainya. Ketika berbenturan dengan peradaban barat misalnya ada

yang adaptif dan ada yang resisten. Adaptif dengan barat lahirlah sebuah paham

yang disebut dengan Liberalisme Islam atau yang lebih sering dikenal dengan

Islam liberal. Resisten dengan peradaban barat lahirnya sebuah bentuk

radikalisme Islam atau Islam Radikal. Begitupun ketika Islam berbenturan dengan

konteks lokal negeri ini perpaduan Islam dengan budaya akhirnya melahirkan

Tradisionalisme Islam atau Islam Tradisional.

Ketiga –isme yang saat ini menjadi sebuah mazhab dalam perkembangan

Islam di Indonesia. Tidaknya menjadi sebuah mazhab dalam hal peribadatan tapi

juga menjadi mazhab politik. –Isme yang mempunyai cara pandang yang berbeda-

beda satu sama lain. Islam Radikal misalnya dengan ciri khas pemikirannya

tentang negara Islam atau khilafah Islamiyah. Tidak hanya itu mereka juga sangat

anti dengan barat segala sesuatu utamanya produk pemikiran barat seperti

demokrasi, sekulerisasi, pluralisme adalah haram bagi mereka. Islam Tradisional

pun punya ciri khas utamanya dalam hal peribadatan yang sangat dekat dengan

nuansa kebudayaan seperti yasinan, tahlil, istighoza, dll. Dalam hal pemikiran

Page 16: Bab 1 Pendahuluan - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76749/potongan/S1-2014... · termarjinalkan oleh sejarah tersebut, kasus asas tunggal pancasila rezim

16

politik kelompok Tradisionalis ini pun cendrung lebih moderat dan apolitis. Islam

Liberal adalah bentuk lawan dari Islam Radikal. Kalau Islam Radikal menolak

segala bentuk produk pemikiran barat Islam Liberal sebaliknya yakni bersahabat

dan menjadikan pemikiran barat sebagai sesuatu yang harus digunakan oleh umat

Islam saat ini. Bagi Islam Liberal kemajuan Islam akan tercapai jika umat Islam

mengekor pada perabadan barat.

Secara garis beras ada tiga –isme dalam manhaj gerakan Islam kotemporer

yakni Ikhwanisme, Wahabisme, dan Jihadisme. Ketiga –isme ini menjadi penting

dalam kajian gerakan politik Islam saat ini. Dimana hampir disetiap negeri Islam

gerakan ini hadir tumbuh dan berkembang bersama gesekan dengan kelompok

Islam lainnya. Ketiga –isme yang sering disebut sebagai gerakan Islam

transnasional. Sebuah ideologi baru setelah ideologi Islam itu sendiri bahkan

bagian sebagian penganutnya ketiga –isme ini adalah Islam itu sendiri. Tidak

heran sebagian dari mereka mengkafirkan orang yang diluar paham yang mereka

yakini ini. Semua mazhab politik ini menginginkan akan tegaknya sebuah

peradaban Islam walaupun dengan pemikiran dan cara yang berbeda. Ada yang

dengan cara berjuang melalui terlibat aktif dalam dunia politik praktis yakni

dengan masuk kedalam parlemen, ada yang fokus gerakannya adalah dengan

kembali memurnikan ajaran Islam yang bagi mereka sudah tercemar beragam

―polusi‖, Ada juga dengan gerakan memerangi kaum kafir secara langsung baik

dinegara konflik perang ataupun negara damai. Bagi mereka jihad adalah kunci

untuk mengembalikan kejayaan Islam yang telah lama mati. Ketiga

Page 17: Bab 1 Pendahuluan - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76749/potongan/S1-2014... · termarjinalkan oleh sejarah tersebut, kasus asas tunggal pancasila rezim

17

mazhab/paham inilah yang banyak mempengaruhi pemikiran politik Abu Bakar

Baasyier.

Secara garis besar ketiga mazhab itu mempunyai induk pemikiran teologis

yang sama yakni merujuk pada sebuah istilah yang disebut salafy. Cara beragama

dengan mengikuti para pendahulu yakni salafus shaleh. Manhaj atau jalan para

salafus shaleh begitulah mereka lazim menyebutnya. Istilah salafi sebenarnya

semakna dengan ahlul sunna wal jamaah namun kemudian dalam kelompok ahlul

sunnah ini umat Islam terpecah lagi kedalam manhaj – manhaj keagamaan lagi.

Istilah salafy ini menjadi popular setelah munculnya gerakan yang dipelopori oleh

Muhammad bin Abdul Wahab akan pentingnya menjadi seorang salafy. Menjadi

seorang salafy artinya menjadi seorang muslim yang beragama sesuai dengan apa

yang nabi dan para sahabat beserta tabiin jalankan. Mereka menamakan diri

jamaah yang tidak terlembaga ini dengan sebutan salafi. Tidak terlembaga karena

jamaah ini tidak pernah didirikan oleh siapapun dan tidak pernah punya pimpinan

soerang pun rujukan mereka hanya digerakan oleh rujukan utama mereka yakni Al

– Quran, hadist nabi, ijma sahabat, perkataan ulama mereka dari Ibnu Taymiyya

hingga Nasirudin al –albani dan Bin Baz. Banyak juga yang menamakan jamaah

ini dengan sebutan wahabi merujuk nama sang pelopor yakni Muhammad bin

Abdul Wahab. Sebuah nama yang tidak disukai oleh mereka sendiri namun nama

ini terlanjur melekat hingga sulit untuk dihindarkan lagi. Wahabisme selalu

disandarkan ketika ada sekelompok umat Islam yang sering mengeluarkan kata –

kata bid‘ah, sesat, kafir, musyrik. Melakukan permurnian ajaran agama atau yang

sering disebut sebagai gerakan purifikasi tauhid. Memerangi semua bentuk ibadah

Page 18: Bab 1 Pendahuluan - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76749/potongan/S1-2014... · termarjinalkan oleh sejarah tersebut, kasus asas tunggal pancasila rezim

18

dan amalan yang dilakukan oleh umat Islam yang dianggap tidak ada tuntunan.

Ibadah yang tidak ada tuntunan yang dicontohkan oleh nabi Muhammad dan para

sahabatnya. Gerakan ini hadir sebagai sebuah jawaban ketika pada waktu itu

memang harus diakui banyak praktik – praktik ajaran yang menyimpang. Gerakan

ini kemudian menjadi menakutkan ketika ia dijadikan oleh para kepala suku

sebagai sebuah legitimasi dalam menaklukan suku yang lainnya. Dan itu memang

terjadi hingga kemudian wahabisme diformalkan dalam sebuah negara yang kini

kita kenal dengan nama Arab Saudi. Paska hadirnya negara Arab Saudi yang

merupakan hasil simbosis mutualisme kepentingan agama dan politik di Arab

Saudi sendiri paham mengkafirkan yang berbeda atau utama pengkafirkan kepada

negara itu menjadi hilang. Bahkan mereka memandang bahwa orang – orang yang

memiliki paham pengkafiran itu sebagai khawarij yang mereka anggap sebagai

anjing – anjing neraka. Arab Saudi yang merupaka sekutu dekat Amerika Serika

dengan prilaku para elit kerajaan yang jauh dari nilai – nilai Islam hingga hari ini

diyakini oleh para penganut wahabisme baik di Arab Saudi maupun diluar

dianggap sebagai sebuah negara Islam. Penulis belum menemukan secara pasti

kapan pemahaman pengkafiran terhadap negara dalam lingkup negara Arab Saudi

itu menjadi hilang. Namun dibalik ini semua adalah jelas ini bagian dari cara para

elits kerajaan Arab Saudi untuk mengamankan kekuasaannya. Mereka tidak mau

kemudian paham pengkafiran itu kemudian menyerang mereka sendiri dan

mengancam kekuasaan mereka. Namun pemahaman pengkafirkan kepada negara

atau kekuasaan yang tidak menjalankan syariat Islam itu kemudian lahir lagi. Ia

lahir dari pemahaman yang sama dengan apa yang Muhammad bin Abdul Wahab

Page 19: Bab 1 Pendahuluan - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76749/potongan/S1-2014... · termarjinalkan oleh sejarah tersebut, kasus asas tunggal pancasila rezim

19

pahami sebenarnya. Pemikiran Ba‘asyir ada dalam lingkaran ini akan terjawab

sepenuhnya di pembahasan bab tiga. Bagaimana Ba‘asyir memaknai kalimat

tauhid yang rujukannya adalah kitab – kitab tauhid dari Muhammad bin Abdul

Wahab atau bagaiman Ba‘asyir memaknai bahwa salah satu thogut itu adalah

penguasa atau ideologi yang tidak menjalankan syariat Islam dan rujukannya itu

Ba‘asyir sebutkan pengertian thoghut menurut Muhammad bin Abdul Wahab.

Belum lagi ketika pengkafirkan Ibnu Taymiyyah kepada penguasa Mongol yang

beragama Islam namun kemudian menerapkan sebuah ideologi negara yang tidak

Islami.

Kalau kita membahas Wahabisme tentu kita akan membahas sosok

Muhammad bin Abdul Wahab karena dari nama inilah kata Wahabi sebagai

sebuah aliran dalam Islam itu berasal. Menjelaskan sosok Muhammad bin Abdul

Wahab menjadi penting untuk menjelaskan tentang pemahaman keagamaannya

dan sepak terjang dirinya dalam lintasan sejarah umat Islam. Dari sini akan

ditemukan jawaban mengapa hari ini paham wahabi sering dikait – kaitkan

dengan pemahaman Islam yang radikal seperti pahamnya Al – Qaedah dan

Taliban di Afganistan sana. ―Setiap kelompok (radikal) Islam yang hingga tingkat

berbeda dikecam oleh dunia seperti Taliban dan Al – Qaedah, amat dipengaruhi

oleh pemikiran wahabi.‖8

Wahabi di identikkan dengan Islam yang keras suka membid‘ahkan dan

mengkafirkan pemahaman yang tidak sesuai dengan pemahamannya mereka.

Mengkaitkan wahabi dengan citra yang mudah mengkafirkan itu bukan tanpa

8 Khaled Abou El Fadl, Great Theft : Wreststling Islam from the Extremists ( San Francisco :

Harper Collins,2005),h.45

Page 20: Bab 1 Pendahuluan - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76749/potongan/S1-2014... · termarjinalkan oleh sejarah tersebut, kasus asas tunggal pancasila rezim

20

alasan. Sebabnya mereka yang mengkaitkan itu paham betul bagaimana

pengkafirkan itu dilakukan oleh Muhammad bin Abdul Wahab dalam perjuangan

dakwahnya. Lalu kalau pemahaman ini kita kaitan dengan prilaku Ba‘asyir yang

suka mengkafirkan negara dan pejabatnya maka tepatlah jikalau wahabisme

menjadi kerangka dalam tulisan ini untuk menjelaskan pemahaman keagamaan

Ba‘asyir. Karya David Cook (2005) yang antara lain menyebut sumbangan

wahabisme dalam penyebaran doktrin takfir (pengkafiran) yang melahirkan

pandangan bahwa seorang muslim pun dapat dijadikan sasaran dalam pelaksanaan

jihad.9 Untuk itu menjadi penting untuk menguraikan tentang sosok Muhammad

bin Abdul Wahab dalam pembahasan ini. Untuk melihat bagaimana pengkafiran

itu ia lakukan.

Muhammad bin Abdul Wahab lahir pada 115/1703 di kota kecil al

‗Uyaynah di Najad, wilayah bagian timur dari apa yang dewasa ini disebut

sebagai kerajaan Arab Saudi. Ayah sekaligus guru pertama Muhammad bin Abdul

Wahab adalah seorang hakim di al ‗Uyaynah yang menjalankan tugasnya sesuai

dengan mazhab hambali yang telah menjadi tradisi di wilayah itu.10

Kemudian ia

menghabiskan waktu selama empat tahun untuk belajar di Madinah. Mungkin

perlu dicatat bahwa pada waktu itu Madinah masih menjadi pusat pengetahuan

dan pertukaran intelektual Islam yang penting, yang menarik banyak sarjana dan

pelajar dair berbagai belahan dunian Islam. Diantara orang yang tercatat pernah

menjadi guru dari Muhammad bin Abdul Wahab adalah Syaikh ‗Abdullah bin

9 David Cook, Understanding Jihad (Barkeley, Los Angeles, London : University of California

Press, 2005), hh 74-75. 10

Algar, Hamid. 2008. Wahabisme Sebuah Tinjauan Kritis. Jakarta : Paramadina. Hal 34

Page 21: Bab 1 Pendahuluan - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76749/potongan/S1-2014... · termarjinalkan oleh sejarah tersebut, kasus asas tunggal pancasila rezim

21

Ibrahim yang juga berasal dari Najad dan Muhammad Hayat al – Sindi seorang

ahli hadist dari India.11

Lebih penting lagi, Muhammad bin Abdul Wahab dikatakan lebih banyak

menghabiskan waktunya dimadinah untuk mempelajari karya – karya Ibnu

Taymiyyah. Ibnu Taymiyyah memiliki kesamaan dengan Muhammad bin Abdul

Wahab dalam hal kegemarannya berpolemik. Sasarannya meliputi agama Kristen,

aliran Syiah, praktik dan doktrin kaum sufi dan Mu‘tazilah. Wahabisme

senantiasa diklaim mencerminkan kemunculan yang tertunda dari warisan Ibnu

Taymiyyah.12

Dari Madinah Muhammad bin Abdul Wahab kembali ke Huraymilah dan

tidak lama kemudian ia pergi ke Basrah, untuk alasan yang tidak begitu jelas. Ia

menetap di sebuah desa yang bernama al – Majmu‘ah. Disana dalam kata – kata

sejarawan Saudi, ‗Utsman bin ‗Abdullah bin Bisyr, ― ia mengecam hal – hal

tertentu yang berkaitan dengan syirik dan bid‘ah.13

Lalu kemudian kembali lagi ke

Huraymilah disana ia bergabung dengan ayahnya untuk membasmi kebodohan,

syirik dan bid‘ah dengan semangat yang tak kenal lelah, sehingga ayanya lelah

menghadapi sikapnya. Sebagaimana diungkapkan oleh ‗Utsman bi Bisyr, ―terjadi

perdebatan diantara keduanya. Disana ia juga menyisihkan waktu untuk

menyusun buku kecil yang diberi judul kitab al – Tawhid.14

Kitab yang hari ini

banyak mempengaruhi pemahaman umat Islam tentang apa itu tauhid dan seluk

beluknya.

11

Ibid hal 36 12

Ibid hal 38 13

Ibid hal 41 14

Ibid hal 44

Page 22: Bab 1 Pendahuluan - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76749/potongan/S1-2014... · termarjinalkan oleh sejarah tersebut, kasus asas tunggal pancasila rezim

22

Kematian ayah dari Muhammad bin Abdul Wahab pada 1153/1740 M

tampaknya telah membebaskan Muhammad bin Abdul Wahab dari segala

hambatan dalam upaya membasmi apa yang dipandangnya sebagai praktek -

praktek syirik. Meskipun ia mengumpulkan sejumlah pengikut, ia segera

mendapati sebagai hal yang politis untuk meninggalkan Huraymilah dan dapat

kembali ke al – ‗Uyaynah yang kini memiliki kondisi yang lebih menguntungkan

dibandingkan empat belas tahun sebelumnya ketika ia dipaksa meninggalkan kota

itu. Kini penguasa al – ‗Uyaynah Utsman ibn Mua‘ammar memperluas

perlindungannya kepada Muhammad bin Abdul Wahab dan besumpah untuk setia

pada pemahaman tauhid yang didakwahkan oleh Muhammad bin Abdul Wahab.

Aliansi ini diperkuat dengan pernikahan Muhammad bin Abdul Wahab dengan al

– Jauhara, bibi dari Utsman bin Mua‘ammar. Dengan mendapatkan dukungan

kekuasaan dan perlindungan Utsman bin Mua‘ammar ini Muhammad bin Abdul

Wahab menjadi lebih leluasa dalam mendakwahkan ajarannya. Ia mulai

menyingkirkan bahkan menghancurkan apa yang menjadi rintangan dalam

aktivitas dakwahnya seperti menghancurkan Zayd bin al – Khattab seorang

sahabat nabi.15

Koaliasi agama dan politik ini sangat menguntungkan bagi

keduanya. Muhammad bin Abdul Wahab menjadi leluasa dalam menyebarkan

ajarannya dan Utsman bin Mua‘ammar akan mendapatkan perluasan wilayah dari

daerah taklukan. Untuk menjalankan misi ini Utsman menyediakan pasukan

bersenjara terdiri dari enam ratus orang dan sekelompok kecil pengikutnya.16

Namun sayang koalisi ini tidak berjalan lama Utsman bin Mua‘ammar menyerah

15

Ibid hal 50 16

Ibid

Page 23: Bab 1 Pendahuluan - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76749/potongan/S1-2014... · termarjinalkan oleh sejarah tersebut, kasus asas tunggal pancasila rezim

23

pada kekuasaan sukau yang lebih kuat. Muhammad bin Abdul Wahab di usir dair

al ‗ Uyaynah. Namun kemudian Muhammad bin Abdul Wahab pindah ke al –

Dir‘iyyah dari sinilah kepentingan agama dan politik itu kembali bertemu lagi.

Muhammad bin Abdul Wahab menjalin koalisi baru dengan Muhammad bin Saud

penguasa kora al – Dir‘iyyah.17

Koalisi ini terus berkembang dan menjadi

permanen hingga hari ini yang melahirkan sebuah entitas politik baru yakni Arab

Saudi dan Wahabisme.

Muhammad bin Saud menjanjikan bantuan kepada Muhammad bin Abdul

Wahab dalam mengobarkan jihad melawan siapapun yang menyimpang dari

pemahamannya mengenai tauhid. Ia hanya memilih satu pengecualian : bahwa

Muhammad bin Abdul Wahab mencegahnya untuk mengenakan pajak tahunan

yang lazim dikenakan pada penduduk al – Dir‘iyyah. Muhammad bin Abdul

Wahab menyakinkan Muhammad bin Saud bahwa jihad yang akan dilakukannya

akan menghasilkan harta rampasan perang yang jauh lebih besar dari nilai pajak

yang akan diperolehnya. Oleh karena itu segala sesuatunya dipersiapkan dalam

rangka memulai proyek pembunuhan dan penjarahan di seluruh wilayah Arab.18

Pada 1159 H/1746 M koalisi Wahabi dan Saudi melakukan proklamasi

formal jihad melawan semua orang yang tidak sejalan dengan pemahaman tauhid

wahabisme karena orang – orang itu dianggap sebagai kafir, musyrik dan

murtad.19

Dalam kurun waktu lima belas tahun sesudah kelompok wahabi

mendeklarasikan jihad, wilayah Arab yang luas telah ditaklukan. Pertama, mereka

menaklukan sebagian besar wilayah Najad. Lalu suku – suku di Arab Tengah.

17

Ibid hal 51 18

Ibid hal 53 19

Ibid hal 53

Page 24: Bab 1 Pendahuluan - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76749/potongan/S1-2014... · termarjinalkan oleh sejarah tersebut, kasus asas tunggal pancasila rezim

24

Kemudian ‗Asir dan sebagian dari Yaman dikuasai mereka.20

Kemudian gerakan

Wahabisme itu terus berkembang hingga akhirnya mereka terpaksa berhadapan

dengan Turky Utsmani yang merupakan kekhilafahan sah umat Islam saat itu.

Kekhilafahan ini pun tidak luput dengan paham pengkafiran dan ketika sudah

dikafirkan artinya ia harus diperangi. Fatwa Turky Utsmani sebagai al dawlah al

kufriyah (Negara kafir) dan menyatakan barang siapa yang mendukungnya adalah

sama berdosanya dengan mendukung orang Kristen atau Yahudi. Sang ulama

memakai fatwa Ibnu Taymiyyah sebagai rujukannya. Menurutnya Turky Utsmani

sama persis dengan bangsa Mongol yang sebelumnya pernah menyerang wilayah

muslim dan kemudian masuk Islam. Namun seperti para pimpinan bangsa

Mongol, pemimpin Turky masuk Islam hanya dalam nama saja. Mereka justru

musuh utama Islam, karena mengerogoti Islam dari dalam sembari berpura – pura

sebagai muslim sejati.21

Hal ini juga yang menjadi dasar Ba‘asyir dalam

mengkafirkan para presiden atau penguasa negara yang sebenarnya mereka

beragama Islam atau muslim. Untuk lebih jelasnya lihat di bab tiga tentang sebab

murtadnya penguasa muslim disana Ba‘asyir juga mengunakan fatwa Ibnu

Taymiyya tentang penguasa Mongol tersebut. Dari sini dapat kita ketahui bahwa

pemikiran Ba‘asyir berakar pada ajaran wahabisme. Pemikiran ini tentu bukan

suatu kebetulan yang akhirnya melahirkan pemikiran pengkafiran kepada

penguasa muslim. Pemikiran ini lahir sebagai sebuah akibat karena mereka

memiliki pemahaman akan tauhid yang sama.

20

Ibid hal 56 21 Khaled Abou El Fadl, Great Theft : Wreststling Islam from the Extremists ( San Francisco :

Harper Collins,2005) penulis membacanya dalam versi terjemahan Khaled Abou el Fadl. 2006

Selamatkan Islam dari Muslim Puritan.Jakarta:Serambi hal 68

Page 25: Bab 1 Pendahuluan - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76749/potongan/S1-2014... · termarjinalkan oleh sejarah tersebut, kasus asas tunggal pancasila rezim

25

D.3. Konteks Sosial Sebagai Pembentuk Pemikiran

Ijinkan saya memulai penjelasan ini dengan sebuah cerita22

: Di sebuah

negara totaliter, seorang pejabat negara datang menemui seorang petani miskin.

Sang pejabat negara ini ingin menguji jiwa patriotism rakyatnya. Dimulailah

sebuah pertanyaan olehnya :

―Saudara, apakah anda rela mengorbankan tanah anda untuk negara?‖

―siap, ― jawab si petani miskin

―Bagaimana dengan rumah anda?‖

―siap, ― jawab petani lagi

Sang pejabat pun bangga mendengar jawaban petani miskin, lalu diajukannya

lagi sebuah pertanyaan.

― Tentunya anda juga rela mengorbankan ayam dan itik anda untuk

kepentingan negara?‖

―tidak!‖ jawab petani miskin

Pejabat negara ini pun terperanjat penuh keheranan, lalu balik bertanya lagi :

―Lho, mengapa tidak?‖

Si petani dengan tenang menjawab :

―Karena saya memiliki ayam dan itik!‖

Dari cerita diatas menunjukkan bahwa apa yang dilakukan oleh si petani

miskin sangat dipengaruhi oleh kepentingan dirinya dan kondisi yang

melatarbelakanginya. Si petani miskin rela menyerahkan tanah dan rumahnya

untuk negara karena memang si petani tidak memiliki tanah dan rumah.

22

Dari patriotism ayan dan itik sampai ke sosiologi pengetahuan sebuah pengantar dari Dr. Arief

Budiman dalam Ideologi dan Utopia Karl Mannheim hal : xiii

Page 26: Bab 1 Pendahuluan - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76749/potongan/S1-2014... · termarjinalkan oleh sejarah tersebut, kasus asas tunggal pancasila rezim

26

Sedangkan si petani ini tidak mau menyerahkan ayam dan itiknya untuk negara

karena ia memiliki ayam dan itik tersebut. Pejabat negara tentu bisa

menyimpulkan bahwa rakyanya ini memiliki jiwa patriotisme yang rendah tapi

bagi si petani itulah caranya untuk mengamankan kepentingannya dari pejabat

negara tersebut.

Petani itu telah melakukan sesuatu yang menurutnya benar, benar

berdasarkan pengetahuan yang ada dalam dirinya. Kalau mau lebih didalami lagi

maka penulusuran harus dilakukan adalah bagaimana proses pengetahuan itu

terbentuk dalam diri seorang petani. Ada akumulasi proses yang hingga akhirnya

membuat dia tidak mau menyerahkan ayam dan itiknya kepada negara. Bisa jadi

karena itu memang harta satu-satunya yang dimiliki atau bisa jadi juga sang petani

tidak memiliki kepercayaan dan kebanggan akan negara yang memiliki pejabat

yang korup. Setiap perilaku manusia sejatinya didasari oleh pengetahuan. Proses

penelusuran terbentuknya pengetahuan dalam diri seseorang itu lah yang

ditelusuri oleh sosiologi pengetahuan.

Dalam bukunya Ideologi and Utopia an Introduction to the Sociology of

Knowledge Karl Mannheim mengatakan23

: ― Sosiologi pengetahuan adalah salah

satu cabang – cabang dari termuda dari sosiologi ; sebagai teori cabang ini

berusaha menganalisis kaiatan antara pengetahuan dan eksistensi ; sebagai riset

sosiologis historis cabang ini berusaha menelusuri bentuk – bentuk yang diambil

oleh kaitan itu dalam perkembangan intelektual manusia. ― Dengan mengunakan

prinsip ini yakni melihat pengetahuan manusia dalam kontek sosial

23

Ibid hal : xiv

Page 27: Bab 1 Pendahuluan - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76749/potongan/S1-2014... · termarjinalkan oleh sejarah tersebut, kasus asas tunggal pancasila rezim

27

kesejarahannya maka kita bisa melihat penyebab hadirnya pemikiran tersebut.Ini

sejalan dengan apa yang dinyatakan oleh seorang cendikiawan muda Islam,

Ahmad Wahib (1981) : kita harus kembali ke belakang pendirian-pendirian

(hukum-hukum) yang turun 14 abad yang lalu. Bunyi-bunyi nas atau ayat-ayat

adalah pengucapan situasional dari suatu ide yang melatarbelakanginya.24

Asbabul

Nuzul kalau dalam bahasa agama Islam yakni sebab yang mendasari lahirnya

sebuah produk aturan/pemikiran. Secara sederhana bisa diselaraskan dengan sebab

yang melatari pemikiran politik Abu Bakar Baasyier yang berdasar pada

kontekstual sosial dan politik serta pengalaman yang dialaminya.

Objektivitas dalam sebuah pengetahuan sangat dijunjung tinggi bagi para

cendikiawan baik dari ilmu sosial maupun alam. Pengetahuan yang tidak objektif

bisa dikatakan sebagai suatu pengetahuan yang keliru. Menurut Mannheim

ideologi adalah bentuk pengetahuan yang subjektif dan artinya ideologi itu adalah

salah. Sebuah pengetahuan dikatakan objektif jika secara epistimologi tidak

adanya hubungan antara subjek yang mengetahui dan objek yang diketahui.

Ideologi adalah bentuk pengetahuan seseorang yang telah tercampur oleh

perasaan, kepentingan atau faktor lain dari yang bersangkutan. Artinya menurut

sosiologi pengetahuan ideologi seseorang tidak terlepas dari unsur subjektivitas

sang pemikir. Subjektivitas itu sangat erat dengan pemikir sebagai produk sosial.

Kontek sosial yang dialami oleh pemikir hanya dialami oleh pemikir saja hal

inilah yang membuat Mannheim mengatakan bahwa ideologi itu bersifat utopia

alias tidak bisa berlaku untuk semua orang. Hal inilah yang menjadi nilai lebih

24

Ibid hal : xxiv

Page 28: Bab 1 Pendahuluan - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76749/potongan/S1-2014... · termarjinalkan oleh sejarah tersebut, kasus asas tunggal pancasila rezim

28

sosiologi pengetahuan dalam melacak sebuah produk pemikiran. Pemikiran tidak

hanya dilihat dari permukaan saja tapi lebih dalam dari itu yakni melacak sebab

lahirnya pemikiran tersebut hingga tampil kepermukaan.

Bagi sosiologi pengetahuan usaha untuk menghilang hubungan antara

subjek dengan objek atau antara pemikir dengan eksistensi adalah upaya yang sia-

sia. Untuk itu daripada sia-sia lebih baik hubungan itu diakui dan dinyatakan

secara terbuka sebagai unsur pembentuk sebuah pengetahuan. Sebab lahirnya

pemikiran itu menjadi sebuah realita yang akan terungkap dibalik lahirnya sebuah

produk pemikiran. Hal ini membuat hasil yang didapatkan akan lebih dalam

karena tidak melihat dari permukaan pemikiran saja tapi lebih dari itu yakni

melihat sebab lahirnya pemikiran tersebut. Inilah kelebihan sosiologi pengetahuan

dibandingkan dengan teori lainnya. Selain itu sosiologi pengetahuan juga

memandang bahwa objek itu akan menimbulkan banyak sekali penafsiran.

Sehingga susah untuk memilih mana yang shahih kebenarannya. Sosiologi

pengentahuan memandang kebenaran itu akan didapatkan jika kita menelusuri

jejak sang pemikir langsung. Yakni subjek yang menghasilkan gagasan, ideologi,

pemikiran tersebut.

Pengertian ideologi sebenarnya sudah baku dalam ilmu sosial. Ideologi

dalam pengertian populernya dimaknai sebagai sesuatu yang tidak sesuai dengan

kebenaran. Pengetahuan yang bersifat ideologis berati pengetahuan yang lebih

sarat dengan keyakinan subjektif seseorang daripada fakta empiris.25

Seperti

25

Ibid hal : xxvii

Page 29: Bab 1 Pendahuluan - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76749/potongan/S1-2014... · termarjinalkan oleh sejarah tersebut, kasus asas tunggal pancasila rezim

29

dinyatakan dalam The World Book Encyclopedia (1990 : volume 10, hlm : 47 )26

:

Idelogi tidak didasarkan pada informasi faktual dalam memperkuat

kepercayaannya. Orang menerima sebuah sistem pikiran tertentu ini cenderung

menolak sistem pikiran yang lain yang tidak sama dalam menjelaskan kenyataan

yang sama. Untuk orang-orang ini, hanya kesimpulan yang didasarkan pada

ideologi mereka yang dianggap logis dan benar. Karena itu, orang yang secara

kuat menganut sebuah ideologi tertentu mengalami kesukaran untuk mengerti dan

berhubungan dengan penganut ideologi lain. Penjelasan diatas sangat tepat jika

kita dikaitkan dengan sosok Abu Bakar Baasyier dimana ideologi Islam

membuatnya tidak menganggap ideologi diluar Islam karena baginya itu sebuah

kesalahan bahkan kekafiran. Terlihat juga dalam interaksinya dengan penganut

ideologi lain yang menurutnya kafir tersebut hingga akhirnya Baasyier sering

keluar masuk penjara karena keteguhannya dalam menganut ideologi yang

diyakininya. Hal inilah yang menjadikan sosiologi pengetahuan sebagai pilihan

acuan teori yang tepat untuk memahami sebab lahirnya pemikiran politik Abu

Bakar Baasyier.

Tidak hanya memandang ideologi diluar ideologinya sebagai suatu yang

salah atau cara pandang yang salah. Tapi seseorang yang menganut ideologi

tertentu akan memandang bahwa ideologi diluar ideologinya adalah sebuah utopis

alias tidak relevan untuk diterapkan pada kondisi atau realitas saat ini. Hal ini juga

terjadi pada Abu Bakar Baasyier yang memandang demokrasi tidak hanya sebagai

sebuah ideologi kufur tapi juga tidak tepat untuk dijadikan sistem dalam

26

ibid

Page 30: Bab 1 Pendahuluan - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76749/potongan/S1-2014... · termarjinalkan oleh sejarah tersebut, kasus asas tunggal pancasila rezim

30

bernegara terutama negara yang mayoritas penduduknya umat Islam. Pun

sebaliknya bagi orang yang menyakini demokrasi sebagai pilihan sistem

bernegara terbaik saat ini memandang bahwa ideologi Baasyier yakni penerapan

Islam melalui sebuah negara adalah sebuah ideologi yang utopis. Ideologi adalah

tatanan ideal sebuah sistem masa depan yang itu belum terjadi. Negara Islam

adalah tatanan masa depan yang diidamkan oleh Baasyier dan teman-temanya.

Impian Baasyier ini bagi ideologi lain seperti kapitalisme adalah utopis sebuah

tatanan yang tidak akan pernah terwujud yang disebut dengan utopia.

Hal inilah yang dikatakan oleh Mannheim dalam ideologi dan utopia.

Ideologi dan utopia sama-sama berbicara tentang masa depan, yang satu

berdasarkan sistem/ideologi yang diyakininya dan yang satu berdasarkan sistem

lain. Walau pun mereka yang berseberangan ideologi ini memilih ideologi

berdasarkan realitas atau konteks sosial yang sama. Namun menghasilkan sebuah

pemaknaan yang berbeda hingga berbeda pula buah pemikirannya. Dari sini

terlihatlah orang yang menyakini ideologi tertentu akan menilai sebuah ideologi

diluarnya berdasarkan hasil dari pemaknaannya terhadap sebuah konteks sosial

yang meliputi dan dialaminya. Konteks sosial yang dilaluinya sejak pertama kali

buah pikirannya itu tercipta tentu akan menjadi sebuah pengalaman hidup yang

akhirnya menjadi sebuah sistem nilai (Ideologi) yang diyakininya sebagai sebuah

solusi masa depan atas masalah sosial yang saat ini dihadapinya.

Page 31: Bab 1 Pendahuluan - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76749/potongan/S1-2014... · termarjinalkan oleh sejarah tersebut, kasus asas tunggal pancasila rezim

31

―Bukanlah kesadaran manusia yang menentukan keadaan mereka melainkan

sebaliknya, keadaan sosial lah yang menentukan kesadaran mereka.‖27

Pemikiran

politik Abu Bakar Baasyier dilatarbelakangi oleh konteks sosial yang terjadi. Jika

penelitian ini bertujuan untuk mencari sebab yang melatar belakangi pemikiran

politik Abu Bakar Baasyier. Maka kemudia menjadi jelas penelitian ini dilakukan

dengan melacak kehidupan sosial Abu Bakar Baasyier. Mencari konteks sosial

dalam pengalaman hidupnya yang menjadi pemicu lahirnya sebuah pemikiran

tersebut. Kontek sosial tersebut seperti melihat kehidupan masa kecil sosok ABB,

melihat perjalanan pendidikannya, perjalanannya dalam dunia pergerakan,

interaksinya dengan tokoh-tokoh penting, serta kontek politik yang dihadapinya.

D. 4. Manajemen Pengetahuan

Intinya manajemen pengetahuan adalah suatu cara pengelolaan

pengetahuan yang didapatkan seseorang hingga akhirnya menjadi suatu bentuk

pemikiran tertentu. Menurut Davenport manajemen pengetahuan adalah proses

menterjemahkan pelajaran yang dipelajari, yang ada dalam diri/pikiran seseorang

menjadi informasi yang dapat digunakan oleh setiap orang. Manajemen

pengetahuan adalah suatu disiplin yang memperlakukan modal intelektual aset

yang dikelola ( Jerry Honeycutt, 2000 ).

Dalam kinerjanya manajemen pengetahuan terdiri dari people, place, dan

content. Ketiga hal ini lah yang akan memudahkan dalam mengelola sebuah

pengetahuan. People yakni orang atau tokoh yang menjadi sosok sumber dari

pengetahuan itu. Ia adalah yang mengajarkan sebuah pengetahuan/pemikiran

27

Marx, Karl, A Contribution to the Critique of Political Ekonomy, diterjemahkan oleh N.I Stone

(Chicago, 1913), hlm. 11-12.

Page 32: Bab 1 Pendahuluan - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76749/potongan/S1-2014... · termarjinalkan oleh sejarah tersebut, kasus asas tunggal pancasila rezim

32

tertentu kepada orang lain. Darinya lah seseorang kemudian menjadi mengetahui

suatu pengetahuan/pemikiran tertentu. Place adalah tempat terjadi proses

pertukaran pengetahuan/pemikiran. Tempat terjadinya interaksi pengetahuan itu

bisa berupa banyak hal seperti dalam sebuah diskusi, dalam sebuah pengajian,

ceramah, seminar, atau dalam sebuah lembaga pendidikan resmi seperti kampus

ataupun pondok pesantre. Ataupun dalam kecanggihan teknologi informasi saat

ini place bisa juga dimasukan kedalamnya adalah ruang transfer pengetahuan

dalam bentuk virtual atau maya seperti facebook, twitter, blog, web. Content

disini tidak lain adalah isi dari pengetahuan atau pemikiran yang diberikan oleh

tokoh ( people ) dan kemudian ditransferkan kepada orang lain dalam bentuk

diskusi, ceramah, atau lembaga pendidikan resmi dalam sebuah tempat ( Place ).

Dalam kaitannya dengan pembahasan mengenai bagaimana proses

terbentuknya pemikiran politik Ba‘asyir. People, place dan content jelas adalah

sebuah tawaran teoritis untuk memudahkan dalam memetakan terbentuknya

pemikiran Ba‘asyir tesebut. People akan memudahkan penulisan ini dalam

mengelola pemetaan tentang siapa saja yang telah menjadi guru bagi Ba‘asyir.

Place akan memudahkan dimana saja tempat pengetahuan itu Ba‘asyir dapatkan.

Lalu content apa saja isi pengetahuan/pemikiran yang Ba‘asyir dapatkan. Dari

sini proses terbentuknya pemikiran politik ABB dapat digambarkan dalam sebuah

tabel manajemen pengetehuan. Tabel ini akan membantu dalam menjelaskan

tentang siapa saja dan dimana saja pengetahuan itu Ba‘asyir dapatkan.

Page 33: Bab 1 Pendahuluan - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76749/potongan/S1-2014... · termarjinalkan oleh sejarah tersebut, kasus asas tunggal pancasila rezim

33

Tabel Manajemen Pengetahuan Proses terbentuknya pemikiran politik ABB

No People Place Content

1. Ibu Keluarga Mendapatkan pendidikan agama

yang baik dari seorang ibu yang

religius. Pondasi awal yang

sangat penting bagi tumbuh

tembang pemahaman keagamaan

seorang anak dikemudian hari.

2. Organisasi

Kepemudaan

Islam

Kepanduan Islam,

Gerakan Pemuda

Islam Indonesia

(GPII)

Dari aktivitas ini menjadi pondasi

awalan untuk diri Ba‘asyir akan

pentingnya hidup dalam aktivitas

sebuah organisasi pergerakan

Islam. Aktivitas yang hingga hari

ini masih Ba‘asyir tekuni dengan

usianya yang tidak muda lagi.

3. KH. Zarkasyi Pondok Pesantren

Gontor

Dua hal penting yang sangat

berpengaruh dari didikan pondok

pesantren ini yang sangat

membekas bagi Ba‘asyir :

Pentingnya penerapan syariat

Islam dan pentingnya

mendakwahkan Islam melalui

institusi pondok pesantren.

Page 34: Bab 1 Pendahuluan - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76749/potongan/S1-2014... · termarjinalkan oleh sejarah tersebut, kasus asas tunggal pancasila rezim

34

4. Kampus Universitas Al -

irsyad

Dengan bermodal basic ke

Islaman yang kuat dan

pengalaman organisasi yang

bagus. Kampus benar – benar

dimaksimalkan oleh Ba‘asyir. Di

Al – Irsyad Ba‘asyir benar –

benar menjadi aktivis Islam yang

kemudian banyak berbenturan

dengan literatur – literatur

pemikiran – pemikiran tokoh –

tokoh pergerakan Islam seperti

Hasan al – Banna, Sayyid Qutb,

Said Hawwa, Jamaludin al

Afgani, Rasyid Ridho,

Muhammad Abdul Wahab dan

juga pemikiran – pemikiran

ulama – ulama yang lebih klasik

lagi seperti Ibnu Taymiyyah, Ibnu

Qayim al Jauziyah dll. Kampus

Al – Irsyad adalah candradimuka

tempat dialetika bagi Ba‘asyir.

5. SM.

Kartosuwiryo,

Negara Islam

Indonesia/NII

Sudah sangat yakin untuk

memperjuangkan penerapan

Page 35: Bab 1 Pendahuluan - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76749/potongan/S1-2014... · termarjinalkan oleh sejarah tersebut, kasus asas tunggal pancasila rezim

35

Rasul Sayyaf,

Abdullah Azzam,

Syafar Hawali

(Malaysia,

Afganistan)

syariat Islam dengan memilih

bergabung dengan NII.

Menyakini pancasila musyrik.

Menyakini doktrin NII tentang

iman, hijrah dan jihad. Hijrah ke

Malaysia adalan bentuk dari

keyakinan itu. Selama di NII

Ba‘asyir juga mengurus

keberangkatan anggota NII

lainnya ke medan perang

Afganistan. Dari Afganistan

kemudian membuat Ba‘asyir

banyak berinteraksi dengan

pemikiran – pemikiran pada

ulama – ulama jihad Afganistan

seperti Abdullah Azzam, Rasul

Sayyaf, Safar Hawali, Abu

Muhammad al – Maqdisi. Dari

mereka Ba‘asyir jadi

meninggalkan NII karena banyak

memiliki perbedaan dengan elit

NII yang ada di Jawa Barat.

Ketika pulang ke Indonesia

Page 36: Bab 1 Pendahuluan - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76749/potongan/S1-2014... · termarjinalkan oleh sejarah tersebut, kasus asas tunggal pancasila rezim

36

Ba‘asyir menyakini tentang

kufurnya sistem demokrasi. Basis

dari pemikiran ini adalah dari

kitab – kitab ulama – ulama

jihadis dari Afganistan tadi

seperti Safar Hawali, al Maqdisi.

Pemikiran ini lahir atas respon

sedang bergulirnya demokratisasi

di Indonesia.

6. Aman

Abdurahman

Lapas Pasir Putih

Nusakambangan

Penjara gagal menjalankan

program deradikalisasi kepada

Ba‘asyir. Selama dalam penjara

Ba‘asyir justru semakin radikal

karena banyak bersinggungan

dengan pemikiran Aman

Abdurahman. Ba‘asyir jadi lebih

mudah dalam mengkafirkan

orang. Kalau dulu yang

dikafirkan adalah sistemnya kini

telah menunjuk pekerjaan

tertentu. Ba‘asyir memurtadkan

anggota DPR, Hakim hingga

tentara dan polisi. Menthogutkan

Page 37: Bab 1 Pendahuluan - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76749/potongan/S1-2014... · termarjinalkan oleh sejarah tersebut, kasus asas tunggal pancasila rezim

37

presiden dari Soekarno hingga

SBY. Tidak hanya itu Ba‘asyir

menganggap tidah sah sholat

dibelakang imam yang menyakini

pancasila. Wujud dari semua

pemikiran selama dipenjara ini

adalah ada di buku Ba‘asyir yakni

Tadzkiroh I dan Tadzkiroh II.

E. Definisi Konseptual

Definisi konsep merupakan definisi yang telah menjadi teori umum dan

termuat dalam buku maupun teks. Definisi konsep bermanfaat untuk memberikan

batasan terhadap tema yang hendak diteliti, sehingga nantinya konsep – konsep

yang ada menjadi terfokus dan tidak melebar kemana - mana. Disini , yang

menjadi definisi konsep dalam penelitian ini adalah :

Pemikiran politik : Macam pemikiran yang bertujuan untuk

memberikan solusi atas masalah-masalah yang ditimbulkan oleh

masyarakat politik. Suatu masyarakat dikatakan sebagai masyarakat

politik jika ia mempunyai lembaga kekuasaan yang khusus yang

dapat menetapkan hukum dan undang-undang untuk mengatur

perilaku masyarakat. Lalu undang-undang itu dipatuhi secara umum

oleh masyarakat dan diakui mempunyai dengan sukarela atau

Page 38: Bab 1 Pendahuluan - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76749/potongan/S1-2014... · termarjinalkan oleh sejarah tersebut, kasus asas tunggal pancasila rezim

38

terpaksa, juga diakui sebagai kekuasaan tertinggi dalam masyarakat

itu dan dapat memberikan hukuman material.28

F. Definisi Operasional

Definisi operasional dapat dikatakan adalah turunan dari definisi

konseptual. Definisi operasional adalah proses mendefinisikan variable dengan

tegas , sehingga menjadi faktor – faktor yang dapat diukur. Di dalam penelitian ini

, variable yang akan diteliti adalah proses terbentuknya pemikiran politik Abu

Bakar Baasyier.

Kehidupan masa kecil Abu Bakar Baasyier

Proses pendidikan yang didapatkan

Memasuki dunia pergerakan Islam ketika remaja

Tokoh dan gerakan Islam yang berpengaruh

Tekanan Rezim politik yang berkuasa

Hijrah ke Malaysia

Pembentukan karakteristik pemikiran

G. Metode Penelitian

G.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dimana peneliti

hanya memaparkan dan mengambarkan sebuah fenomena yang terjadi sebagai

jawaban atas pertanyaan penelitian. Peneliti akan mendeskripsikan apa adanya

hasil temuanya terkait dengan proses terbentuknya pemikiran politik Abu Bakar

Ba‘asyier. Metode kualitatif sebagaimana didefenisikan oleh Bogdan dan Taylor

28

Terjemah bebas dari Anthony Quinton, Political Philosophy (Oxford University Press ), hlm.6.

Page 39: Bab 1 Pendahuluan - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76749/potongan/S1-2014... · termarjinalkan oleh sejarah tersebut, kasus asas tunggal pancasila rezim

39

adalah sebuah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati. Pendekatan ini

diarahkan pada latar belakang dan individu secara holistic (utuh). Sementara

metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk mendeskripsikan objek-

objek, kasus-kasus dan situasi dengan teliti. Metode ini mencoba untuk merangkai

kenyataan menjadi sebuah cerita. Melalui penelitian kualitatif ini juga penulis

dapat menjelaskan fenomena yang dialami subjek penelitian meliputi perilaku,

persepsi, motivasi, tindakan dan lainnya secara holistik dan dideskripsikan dalam

bentuk kata-kata dan bahasa.29

Desain penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah

dengen pendekatan biografi. Leon Edel menyatakan menulis biografi berarti

menuliskan cerita kehidupan.30

Desain penelitian biografi membuat penulis akan

berfokus pada cerita kehidupan yang sebenarnya dari individu atau kelompok

yang diteliti. Untuk melihat kehidupan yang sebenarnya perlu dilakukan sebuah

eksplorasi kehidupan mendalam dengan cara pengambilan data melalui

wawancara atau studi pustaka yang memuat cerita kehidupan individu atau

kelompok yang akan ditulis kembali sebagai sebuah hasil penelitian.

Hasil dari desain biografi ini adalah sebuah narrative dengan tetap

mengutamakan independensi dan netralitas penulis. Hal ini penting karena dalam

biografi sangat ditekankan agar terhindar dari pemujaan berlebihan terhadap

tokoh/sosok yang diteliti. Selain itu dengan biografi penulis dituntut untuk

29

Moloeng, Lexi j. 2006, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakaya,Bandung hlm.6 30

Norman K. Denzin & Yvona S. Linconln (ed), Handbook of Qualitative Research, hlm. 286

Page 40: Bab 1 Pendahuluan - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76749/potongan/S1-2014... · termarjinalkan oleh sejarah tersebut, kasus asas tunggal pancasila rezim

40

menemukan bagian cerita terpenting dalam kehidupan sosok yang diteliti yang

disebut dengan Epifani. Hal ini jelas akan sangat memudahkan jika digunakan

untuk melihat bagaimana proses terbentuknya pemikiran politik Abu Bakar

Baasyier. Epifani akan menjelaskan bagian-bagian penting dalam cerita kehidupan

Abu Bakar yang menjadi latar belakang sebab lahirnya pemikiran politiknya.

Tujuan utama penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan bagaimana

terbentuknya pemikiran politik Abu Bakar Baasyier. Dengan pertanyaan dasar

bagaimana maka jelaslah dibutuhkan sebuah eksplorasi yang mendalam terkait

cerita kehidupan Abu Bakar Baasyier. Eksplorasi dilakukan dengan dimulai dari

mencari tahu pengalaman kehidupan Abu Bakar Baasyier dalam proses

kehidupannya mulai dari anak-anak, remaja, tua dan seterusnya sehingga terjawab

rumusan pertanyaan dari penelitian ini. Mendalami atas setiap interaksi sosial

Baasyier dengan banyak hal dan banyak orang, mendalami tekanan politik rezim

yang berkuasa, mendalam setiap epifani dalam kehidupan Baasyier. Sehingga

terciptalah sebuah narrative yang kronologis.

H. Teknik Pengumpulan Data

H.1. Sumbe Data

Sumber data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua hal, yakni data

primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung

kepada Abu Bakar Baasyier mengenai proses-proses terciptanya pemikiran politik

yang diyakininya. Sedangkan data sekunder didapatkan melalui artikel-artikel

terkait yang digunakan untuk memperbuat data primer. Data – data cerita

Page 41: Bab 1 Pendahuluan - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76749/potongan/S1-2014... · termarjinalkan oleh sejarah tersebut, kasus asas tunggal pancasila rezim

41

pengalaman kehidupan Ba‘asyir dari kecil hingga proses terciptanya pemikiran

politik itu hadir menjadi data utama dalam penelitian ini. Data ini di eksplorasi

melalui sebuah wawancara yang mendalam terhadap Baasyier sendiri. Sedangkan

data sekunder seperti pendapat orang/kelompok terhadap diri Abu Bakar Baasyier.

Orang tersebut misalnya dari gerakan Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) dimana

ABB sendiri menjabat sebagai amir disana. Selain itu data – data yang bersifat

dokumentasi dari buku ataupun dari internet terkait dengan ABB.

H.2. Cara Mengumpulkan Data

Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui semi-structured

intervew dimana dalam interview ini terdapat beberapa pertanyaan yang akan

dijadikan sebagai bahan acuan namun peneliti masih memiliki peluang untuk

melakukan improvisasi atau pengembangan dari pertanyaan tersebut. Wawancara

akan dilakukan sebaik mungkin yakni dengan wawancara ABB langsung di lapas

Pasir Putih Nusakambangan Cilacap yang merupakan tempat dimana ustad ABB

ditahan saat ini. Selain itu wawancara juga dilakukan dengan anaknya yakni

Abdurohim Ba‘asyir yang tinggal di pondok pesantren Al-Mukmin Ngruki.

Abdurohim Ba‘asyir dipilih karena memang kegiatannya banyak bersingungan

langsung dengan sang ayah mengingat aktivitas dakwah (JAT) dan juga tinggal

dalam satu rumah.

Sedangkan untuk data sekunder diperoleh melalui buku-buku dan artikel-

artikel yang terkait dengan tema penelitian. Buku-buku tersebut bisa didapatkan di

Page 42: Bab 1 Pendahuluan - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76749/potongan/S1-2014... · termarjinalkan oleh sejarah tersebut, kasus asas tunggal pancasila rezim

42

ABB center, Jamaah Anshorut Tauhid, toko-toko buku islam dan artikel itu bisa

diperoleh dari media cetak maupun elecktronik.

I. Teknik Analisa Data

Dalam teknik analisa kualitatif penulis tidak bertujuan mencari kebenaran

dan moralitas, melainkan pemahaman.31

Pertama : data- data yang didapat

melalui wawancara dimulai dengan mengelempokan data dan peringkasan data

untuk memudahkan dalam mengurutkan peristiwa dan jalan hidup seorang ABB.

Kedua, data yang telah dikategorisasi dihubungkan dengan teori yang digunakan

dalam kerangka teori. Hal ini dilakukan untuk menemukan bagian penting dalam

kehidupan ABB (epifani ) dalam proses terbentuknya pemikiran politiknya.

Ketiga, dilakukan rekonstruksi kehidupan yang telah didapatkan. Identifikasikan

faktor-faktor yang menjelaskan proses terciptanya pemikiran politik Abu Bakar

Baasyier. Terakhir, penulis menemukan titik temu yang menjadi kesimpulan

dalam menyusun kronologi kehidupan ABB. Menjelaskan epifani yang menjadi

proses terciptanya pemikiran politik ABB.

J. Sistematika Penulisan Bab

Penulisan penelitian ini akan dibagi menjadi 5 Bab. Bab pertama berisi

latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian serta kerangka teori yang

digunakan untuk menjawab pertanyaan dalam penelitian ini. Bab kedua besisi

tentang penjelasan Sosok tokoh dalam penelitian ini yakni Abu Bakar Baasyier.

Mulai dari masa kecil, pendidikan, pekerjaan, pernikahan, dari masa-masa

tersebut penulis dapat menemukan epifani yang menjadi sebab terjunya ABB

31

Lexi J. Moleong, Op. Cit, hlm.103

Page 43: Bab 1 Pendahuluan - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76749/potongan/S1-2014... · termarjinalkan oleh sejarah tersebut, kasus asas tunggal pancasila rezim

43

dalam dunia pergerakan Islam. Dari bab ini akan terlacak bagaimana proses

tercipta atau terakumulasinya pemikiran itu dalam diri Ba‘asyir. Bab ketiga berisi

penjelasan mengenai pemikiran politik Abu Bakar Baasyier. Dimulai dari

landasan dasar yang mendasari terciptanya pemikiran tersebut. Pemikiran

Ba‘asyir mengenai demokrasi dan pemikiran mengenai penguasa itu thogut yang

akan dibahas. Mengapa demokrasi demokrasi dikafirkan dan mengapa para

presiden republik ini dikatakan thogut oleh Ba‘asyir disinilah harapannya akan

menemukan sebuah jawaban akan pemikiran kontroversial Ba‘asyir yang sering

kita saksikan dimedia – media. Serta pemikiran Abu Bakar Ba‘asyir mengenai

jihad hal ini penting mengingat Ba‘asyir sering kali bahkan saat ini dipenjara

karena dianggap terkait dengan aksi pelatihan terorisme di Aceh. Apa benar

Ba‘asyir membolehkan aksi terorisme dan mengkategorikan aksi itu sebagai

sebuah jalan perang dijalan Allah atau itu adalah sebuah aksi perjuangan yang

keliru. Hal inilah yang akan ditemukan dalam pembahasan ini. Bab keempat berisi

kesimpulan yang memberikan sebuah jawaban atas rumusan masalah dalam

penelitian ini. Simpulan mengenai bagaimana proses terbentuknya pemikiran

politik Ba‘asyir. Menjelaskan bagaimana persingungannya dengan beragam

gerakan dan beragam tokoh serta beragam tekanan politik berupa penjara yang

dialaminya hingga akhirnya pemikiran itu muncul kepermukaan sebagai sebuah

cara Ba‘asyir merespon kedzaliman terhadap dirinya secara pribadi dan

kedzaliman terhadap perjuangan yang telah lama ia geluti.