35
BAB I LATAR BELAKANG I.1. GAMBARAN UMUM DESA SECARA GEOGRAFIS I.1.1. Situasi Keadaan Umum Desa Tanjung Pasir memiliki luas 570 Ha dengan jarak tempuh 47 Km dari ibu kabupatenTangerang, dan merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian dari permukaan laut satu meter dengan suhu udara 30°37°!" #Kartika$atie, %0&%' Gambar 1.1. eta Desa Tan!un" asir #Karti$a%atie& '(1') Sumber : google maps, 2014 Puskesmas Tegal (ngus adalah salah satu puskesmas )ang terletak di $ila)ah *aga Kabupaten Tangerang Propinsi +anten" Ke amatan Teluk *aga Kabupaten T Propinsi +anten, mempun)ai luas $ila)ah 4"7-3"&./ Ha #47,-&3 Km ', terdi daratan %"&70"&%0 Ha dan sa$ah %"5.3"07/ Ha dengan ketinggian dari permukaan laut meter" Topogra1i ke amatan Teluk *aga meliputi 2 &" Daerah sa$ah %" Daerah pantai 3" Daratan rendah dengan ketinggian antara %3 meter diatas permukaan laut 1

Bab 1 Pendahuluan Fix

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pendahuluan

Citation preview

BAB I

LATAR BELAKANG

I.1. GAMBARAN UMUM DESA SECARA GEOGRAFIS

I.1.1. Situasi Keadaan Umum

Desa Tanjung Pasir memiliki luas 570 Ha dengan jarak tempuh 47 Km dari ibu kota kabupaten Tangerang, dan merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian dari permukaan laut satu meter dengan suhu udara 30-37C. (Kartikawatie, 2012)

Gambar 1.1. Peta Desa Tanjung Pasir (Kartikawatie, 2012)

Sumber : google maps, 2014

Puskesmas Tegal Angus adalah salah satu puskesmas yang terletak di wilayah Teluk Naga Kabupaten Tangerang Propinsi Banten. Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang Propinsi Banten, mempunyai luas wilayah 4.763.198 Ha (47,613 Km), terdiri dari luas daratan 2.170.120 Ha dan sawah 2.593.078 Ha dengan ketinggian dari permukaan laut 2-3 meter. Topografi kecamatan Teluk Naga meliputi :1. Daerah sawah

2. Daerah pantai

3. Daratan rendah dengan ketinggian antara 2-3 meter diatas permukaan laut

4. Daerah tambak

Wilayah kerja puskesmas Tegal Angus berada di wilayah kecamatan Teluk Naga dipantai utara kabupaten Tangerang dengan wilayah kerja 2.481.599 Ha (30 km) terdiri dari luas daratan 1.085.060 Ha dan sawah 1.296.539 Ha dengan ketinggian dari permukaan laut 2-3 meter. Temperatur wilayah Puskesmas Tegal Angus cukup panas, yaitu rata-rata antara 30C - 37C.

I.1.2. Batas WilayahBatas batas wilayah Desa Tanjung Pasir seperti yang terlihat pada gambar adalah sebagai berikut (Kartikawatie, 2012) :

1. Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa2. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Tanjung Burung

3. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Muara

4. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tegal Angus, Lemo dan Pangkalan.Gambar 1.2. Peta Batas Wilayah Desa Tanjung Pasir

Sumber : kartikawatie, 2012Terdapat enam desa binaan Puskesmas :a. Desa Lemo

b. Desa Tanjung Pasir

c. Desa Tanjung Burung

d. Desa Pangkalan

e. Desa Tegal Angus

f. Desa Muara

Desa Tanjung Pasir terdiri dari 6 Kepala Dusun, 18 Rukun Warga (RW) dan 31 Rukun Tetangga (RT). Jarak tempuh dari pusat pemerintahan Desa Tanjung Pasir dalam melaksanakan hubungan dan komunikasi kerja dengan pemerintah di atasnya secara berjenjang sebagai berikut (Kartikawatie, 2012) :

1. Dengan kantor kecamatan berjarak :12 km

2. Dengan ibukota kabupaten berjarak :54 km

3. Dengan ibukota provinsi berjarak

:72 km

I.2. GAMBARAN UMUM DESA SECARA DEMOGRAFI

I.2.1. Situasi KependudukanJumlah penduduk Desa Tanjung Pasir sampai dengan tahun 2012 tercatat sebanyak 9.513 jiwa, terdiri dari laki-laki 4884 jiwa dan perempuan 4629 jiwa. Secara rinci klasifikasi penduduk menurut kelompok umur sebagai berikut (Kantor Statistik Kabupaten Tangerang, 2012) : Tabel 1.1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kewarganegaraan

No.Warga NegaraLaki lakiPerempuan

1Warga Negara Indonesia (WNI)4884orang4629orang

2Warga Negara Asing( WNA)- orang- orang

Sumber : (Kantor Statistik Kabupaten Tangerang, 2012)

Tabel 1.2. Jumlah Penduduk Berdasarkan UmurNo.UmurJumlah Penduduk

1.0 4 tahun920 orang

2.5 14 tahun1880 orang

3.15 44 tahun5139 orang

4.45 64 tahun1273 orang

5.>65 tahun301 orang

Sumber : (Kantor Statistik Kabupaten Tangerang, 2012)

Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Tangerang pada tahun 2012 jumlah penduduk di wilayah kerja puskesmas Tegal Angus adalah 53.831 jiwa yang tersebar di 6 desa seperti yang tercantum di tabel bawah ini :NODESALuas wilayah (km)Jumlah pendudukJumlah rumah tanggaRata-rata jiwa/rumah tanggaKepadatan penduduk per km

1234567

1Pangkalan7.5416,8884,1384.082239.79

2Tanjung Burung5.247,6692,4733.101463.55

3Tegal Angus2.839,5132,8793.303361.48

4Tanjung Pasir5.649,5131,7875.321686.70

5Muara5.143,5664967.19693.77

6Lemo3.616,68264810.311850.97

Jumlah30.0053,83112,4214.331,794

Tabel 1.3. Jumlah Penduduk dan Kepadatan di Wilayah KerjaPuskesmas Tegal Angus 2012

Sumber : Kantor BPS Kabupaten Tangerang 2012Jumlah penduduk yang berubah-ubah dikarenakan adanya kelahiran, kematian dan migrasi penduduk. Migrasi penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus cenderung terjadi dengan cepat, mengingat letak wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus yang berbatasan dengan provinsi DKI Jakarta dan Kota Tangerang.

Jumlah penduduk yang cukup besar dan adanya fluktuasi merupakan suatu tantangan dalam pembangunan kesehatan karena adanya perubahan sasaran dan program pembangunan kesehatan sekaligus menjadi faktor pendorong pembangunan karena tersedia SDM (sumber daya manusia) yang cukup untuk menggerakkan pembangunan. Akan tetapi SDM bidangkesehatan masih sangat kurang di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus sehingga diharapkan Puskesmas dapat terus meningkatkan kerjasama lintas sektoral untuk menyesuaikan program puskesmas dengan keadaan penduduk di wilayah kerjanya.

Klasifikasi jumlah penduduk berdasar jenis kelamin di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus dilihat pada tabel dibawah ini :Tabel 1.4. Klasifikasi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

NODesa/kelJumlah Penduduk

Laki-lakiPerempuanJumlah

1Pangkalan8.7108.17816.888

2Tanjung Burung3.9373.7327.669

3Tegal Angus4.8904.6229.512

4Tanjung Pasir4.8844.6299.513

5Muara 1.8201.7463.566

6Lemo 3.4303.2526.682

JUMLAH27.67126.16053.831

Sumber : Kantor BPS kabupaten Tangerang 2012Seperti terlihat pada tabel di atas jumlah penduduk laki-laki lebih banyak daripada jumlah penduduk perempuan. Kondisi ini menuntut perhatian khusus karena saat ini tingkat partisipasi terhadap program kesehatan di puskesmas lebih banyak pada perempuan baik sebagai sasaran kesehatan seperti bumil, bulin maupun kader kesehatan. Program-program seperti KIA-KB dan gizi identik dengan ibu-ibu padahal peran laki-laki juga dibutuhkan. Di lain pihak, kesehatan pengembangan seperti usaha kesehatan kerja mungkin perlu dikembangkan mengingat lebih banyak laki-laki yang bekerja bandingkan perempuan.

I.2.2. Keadaan Sosial EkonomiPotensi adalah sumber daya yang berada pada suatu wilayah yang dapat digali dan dimanfaatkan atau dikembangkan. Potensi ini dibagi menjadi dua kategori yaitu

a. Potensi umum

Sumber daya material yang dapat dimanfaatkan secara bersama atau umum oleh masyarakat.

b. Potensi khusus

Semua sumber daya material dan non material yang dimiliki secara pribadi oleh masyarakat.Tabel 1.5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian PokokNo.Mata Pencaharian PokokJumlah Penduduk

1.Buruh/swasta65 orang

2.Praktek Dokter/Bidan6 orang

3.Montir25 orang

4.Nelayan2.331 orang

5.Pedagang1.213 orang

6.Pegawai Negeri Sipil (PNS)15 orang

7.Pengemudi Becak43 orang

8.Pengrajin5 orang

9.Pengusaha8 orang

10.Penjahit24 orang

11.Petani176 orang

12.Peternak6 orang

13.Supir30 orang

14.TNI / POLRI6 orang

15.Tukang Batu42 orang

Sumber : (Kartikawatie, 2012)

Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus terdiri dari campuran budaya asli Tangerang dan budaya Cina yang sudah lama menetap di daerah Tangerang dan sekitarnya. Jumlah pemeluk agama di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 1.6. Jumlah Pemeluk Agama di Wilayah Tegal Angus

NoAgamaJumlah Penduduk

1

2

3

4

5

6Islam

Budha

Kristen

Khatolik

Khonghucu

Hindu45481

3059

671

105

27

1

Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus 2012Seperti terlihat pada tabel diatas bahwa komposisi pemeluk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus di dominasi oleh pemeluk agama Islam dan Budha. Kehidupan agama di wilayah ini berjalan dengan harmonis.

I.2.3. Keadaan Sosial Budaya

Kondisi suasana kehidupan beragama bagi masyarakat Desa Tanjung Pasir cukup baik, rukun, tenang, tentram, saling menghormati, dan tolong menolong dalam menghadapi permasalahan yang timbul ataupun dalam menghadapi musibah dalam kehidupan bermasyarakat, sebagai contoh: musibah kematian dan sebagainya, serta kegiatan sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.Tabel 1.7. Sarana Peribadatan yang Tersedia di Desa Tanjung PasirNo.Tempat PeribadatanJumlah Penduduk

1.Masjid6 Unit

2.Musholla30 Unit

3.Majelis Taklim4 Unit

4.Gereja- Unit

5.Pura- Unit

Sumber : (Kartikawatie, 2012)

1.2.4. Pendidikan

Tingkat pendidikan masyarakat sangat berperan dalam membentuk sikap dan perilaku masyarakat terhadap program kesehatan sehingga pendidikan sangat berperan dalam pembangunan kesehatan.

Sarana pendidikan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus seperti terlihat pada tabel dibawah ini :Tabel 1.8. Sarana Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal AngusNoNama DesaJUMLAH SEKOLAH

PAUDTKRASDMISMPMTSSMASMKMA

1Pangkalan1205121010

2Tanjung Burung1002100000

3Tegal Angus0102221100

4Tanjung Pasir0202101000

5Muara0003000000

6Lemo0003000000

PUSKESMAS13012422100

Sumber data : puskesmas tegal angus 2012Perkembangan pendidikan 2 tahun terakhir (2010-2012) dan tingkat partisipasi sekolah menunjukkan perkembangan ke arah yang lebih baik, terlihat dari jumlah siswa.Tabel 1.9. Lembaga pendidikan

NOLembaga pendidikanTKSDNMISLTP negeriMTSSLTP swasta islamSMU negeriSMK

1Jumlah sekolah5175-3---

2Jumlah murid153 orang1.269 orang876 orang-413 orang---

3Jumlah guru5 orang28 orang16 orang-16 orang---

Tabel 1.10. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

NoTingkat PendidikanJumlah Penduduk

1Belum Sekolah1.976 jiwa

2Usia 7-45 th tidak sekolah145 jiwa

3Tidak tamat SD/Sederajat234 jiwa

4Tamat SD/Sederajat3.789 jiwa

5Tamat SLTP/Sederajat1.653 jiwa

6Tamat SLTA/Sederajat954 jiwa

7Sarjana/D1-D341 jiwa

8Pasca Sarjana/S2-S3-

I.2.5. KesehatanUpaya Pemerintah Desa Tanjung Pasir dengan instansi terkait, dalam hal ini, antara lain :

1. Peningkatan gizi keluarga Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada balita yang ada di setiap posyandu, pemeriksaan kesehatan kepada ibu hamil.2. Pencegahan penyakit, vaksinasi Filariasis (kaki gajah), imunisasi Polio bagi balita, pemberian vitamin A.3. Penyuluhan Kesehatan dan Penyakit antara lain Demam Berdarah Dengue, Flu Burung, Chikungunya, dan sejenisnya.4. Penanganan bagi balita yang kekurangan gizi dengan memberikan susu dan makanan yang bernutrisi.5. Penyuluhan kesehatan tentang bagaimana menjaga dan memelihara lingkungan dengan membersihkan rumah masing-masing dan lingkungan sekitarnya.6. Pemanfaatan pekarangan dengan ditanami sayur mayur dan Tanaman Obat Keluarga (TOGA), Tabulapot dan Tabulakar.7. Peningkatan kualitas kesehatan para LANSIA dengan diadakannya program senam LANSIA dan POSBINDU.I.2.6. Data Puskesmas

1. Pengkajian PHBSDalam rangka meningkatkan Rumah Tangga Ber-PHBS di Kabupaten Tanggerang Dinas Kabupaten Tanggerang melalui Bidang PPK dan puskesmas melaksanakan pendataan dan penilaian rumah tangga sehat yaitu rumah tangga yang melaksanakan 10 (sepuluh) indicator PHBS bagi rumah tangga yang memiliki bayi atau balita dan rumah tangga yang melaksanakan 7 (tujuh) indicator PHBS bagi rumah tangga yang tidak memiliki bayi atau balita. Sasaran dari kegiatan ini adalah 778.228 rumah tangga di 274 desa di Kabupaten Tanggerang. Dan berdasarkan hasil pengkajian, dari 62.371 rumah tangga yang dipantau hanya 29.070 (46,61%) rumah tangga yang dapat dikatakan sebagai rumah tangga sehat. Adapun hasil pengkajian selengkapnya dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 1.11 Capaian PHBS di Kabupaten Tanggerang Tahun 2013NoNama KecamatanJumlah desa/kelurahanJumah rumah tanggaJumlah rumah tangga yang dipantauCapaian PHBS rumah tangga%

1.Salembaran Jaya515925105034733,05

2.Kosambi5223214398360481,95

3.Sindang Jaya718944147051835,24

4.Pagedangan1121.7312.3101.05445,63

5Panongan826.7911.68068941,01

6Cikuya716.0951.9171.40173,08

7Mauk1216.6822.52086134,17

8Pasir Jaya1023.63484042550,60

9Cikupa431.5652.10059328,24

10Tegal Angus712.4211.26020316,11

11Teluk Naga620.3221.4701.05071,43

12Pakuhaji817.9361.68052030,95

13Sukawali612.4191.26048338,33

14Balaraja516.2171.05072368,86

15Gembong410.3971.46295165,05

16Kemiri712.2531.47016611,29

17Curug628.4001.26069355

18Binong115.8562107435,24

19Cisoka1019.3702.23590540,49

20Kelapa dua215.31042035384,05

21Bj. Nangka212.92042033880,48

22Jl. Kutai12.92821019492,38

23Jl. Emas112.39121018186,19

24Sukadiri815.6701.6801.07764,11

25Cisauk36.42194481185,91

26Suradita38.83575311815,67

27Kutabumi967.1121.89040321,32

28Kedaung barat826.2131.6801.21871,5

29Jambe109.6212.10032915,67

30Rajeg 819.3491.68036421,67

31Sukatani514,7471.05061858,86

32Kresek 913.1031.89073438,84

33Gunung kaler936.7001.89063433,54

34Sepatan 820.9341.68097958,27

35Sukamulya818.0021.6801.17469,88

36Mekar baru1010.5701.6801056,25

37Kronjo815.9762.10075135,76

38Jayanti716.3401.68098858,81

39Tigaraksa78.7541.47076752,18

40Pasir nangka720.48674428037,63

41Legok534.8841.05035734

42Bojong kamal36.6981.03146044,62

43Caringin34.58579757772,40

Jumlah274778.22862.37129.07046,6

Sumber data : puskesmas tegal angus 2013

Dari table diatas terlihat bahwa jumlah rumah tangga sehat di Kabupaten Tanggerang pada tahun 2013 adalah 46.61%, pencapaian ini tidak sesuai target yang telah ditetapkan yaittu 65%, hal ini disebabkan karena: Kurangnya dukungan lintas sector dan lintas program untuk mencapai PHBS yang tinggi.

Kurangnya pembinaan PHBS Petugas Promkes, Puskemas kepada rumah tangga yang ada di wilayahnya karena rata-rata petugas pengelola lebih dari satu program.

Masih rendahnya kemampuan petugas dalam pengelolaan program Promkes karena seringnya dilakukannya pergantiannya petuga Promkes.

Masih minimnya dukungan anggaran untuk pengkajian dan pembinaan PHBS di rumah tangga.

Dalam rangka meningkatkan PHBS di masyarakat, telah dilakukan upaya-upaya kemitraan dengan berbagai pihak, antara lain dengan:

1) Dua puluh Perguruan Tinggi Kesehatan yang telah membinaan 29 Desa binaan di Kabupaten Tanggerang.

2) Perusahaan swasta seperti PT. Sinar Sayap Emas, PT. Mayora, PT. Kalbe Farma, Bank BJB, dll.

3) Forum Kabupaten Tanggerang Sehat.

4) Saka Bakti Husada.

5) Forum Kader.2. Kesehatan Lingkungan Empat indicator keadaan lingkungan dan upaya yang dilakukan untuk menciptakan lingkungan sehat, yaitu presentase keluarga yang memiliki akses air bersih, presentase rumah sehat, keluarga dengan kepemilikan sanitasi dasar, Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) yang sehat.

Beberapa upaya untuk memperkecil resiko turunnya kualitas lingkungan telah dilaksanakan oleh berbagai instasi terkait, swasta, NGO, dll seperti pembangunan sarana sanitasi dasar, pemantauan dan penataan lingkungan, pengukuran dan pengendalian kualitas lingkungan, pemberdayaan masyarakat tentang sanitasi.

Pembangunan sarana sanitasi dasar bagi masyarakat yang berkaitan langsung dengan masalah kesehatan meliputi pembangunan sarana air bersih, jamban sehat, perumahan sehat yang ditanganin secara lintas sector. Sedangkan kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tanggerang meliputi pemberdayaan masyarakat tentang sanitasi melalui pemicuan STBM, stimulant sarana sanitasi dasar, pemantauan kualitas air minum dan air bersih, rehabilitasi sarana air bersih, pemantauan sanitasi rumah sakit, pembinaan dan pemantauan sanitasi tempat-tempat umum, tempat pengolahan makanan, tempat pengelolaan pestisida dsb. Indikator program kesehatan lingkungan sebagai berikut :

Tabel 1.12 Hasil Pencapaian Sasaran Program Penyehatan Lingkungan di Kabupaten Tanggerang Tahun 2011-2013

NoSasaranTahun 2011Tahun 2012Tahun 2013

TargetRealTargetRealTargetReal

1.Prosentasi Rumah Sehat79%73,6%80%62,71%85%71,63%

2.Prosentasi SAB memenuhi syarat kesehata90%88,5%87%91,5%95%92,3%

3.Prosentasi Jamban keluarga memenuhi syarat kesehatan85%76,9%85%71,13%85%74,97%

4.Prosentasi TTU memenuhi syarat kesehatan70%66,2%75%64,69%80%74%

5.Angka Bebas Jentik (ABJ)87%60,9%90%76,16%95%78,80%

6.Prosentase Instusi yang dibina memenuhi syarat kesehatan lingkungan70%71,2%75%69,84%80%67%

Sumber : Bid. P2P-PL Dinas Kesehatan Kab. Tanggerang Tahun 2013Beberapa indicator meningkat dari tahun sebelumnya diantaranya prosentase rumah sehat meningkat dari 62,7% menjadi 71,63%, prosentase jamban keluarga yang memenuhi syarat meningkat dari 71,13% menjadi 74,97% dan prosentasi TTU yang memenuhi syarat kesehatan dari 64,69% menjadi 74,72%. Namun demikian peningkatan tersebut belum mencapai target pada indicator rumah sehat, prosentase sarana air bersih yang memenuhi syarat, prosentase TTU memenuhi syarat kesehatan, ABJ, dan prosentase Institusi yang dibina memenuhi syarat kesehatan lingkungan. Kondisi ini terjadi kemungkinan karena adanya peningkatan jumlah keluarga yang diperiksa sedangkan sarana yang memenuhi syarat walaupun ada peningkatan tetapi jumlahnya kecil. Permasalahan bidang sanitasi tidak hanya masalah snitasi yang tidak memenuhi syarat tetapi juga perilaku. Perilaku sangat menentukan apakah individu mau menggunakan sarana yang ada atau tidak (akses terhadap sarana sanitasi) dan juga pemeliharaan sarana yang ada serta kebutuhan akan saran sanitasi.

Upaya pemberdayaan masyrakat serta perubahan perilaku bidang sanitasi harus lebih intensif dilakukan. Upaya tersebut bertujuan untuk meningkatkan akses maupun kepemilikan sarana sanitasi dasar yang memenuhi syarat kesehatan meliputi sarana air bersih, jamban sehat, pengelolaan sampah, dan pengelolaan air limbah sehat. Sedangkan untuk peningkatan kualitas sarana sanitasi perlu dilakukan bersama sector terkait. Sesuai strategi sanitasi yangs sudah disusun untuk mengatasi masalah ditingkat individu maupun kawasan dan komitmen terhadap memorandum program sanitasi.

3. Rumah SehatRumah sehat adalah rumah yang memiliki sarana sanitasi dasar meliputi jamban/wc, sarana air bersih, tempat sampah dan sarana pembuangan air limbah, cukup ventilasi dan pencahayaan, bebas dari serangga dan binatang penular penyakit serta ada pemanfaatan pekarangan sebagai ruang terbuka hijau.

Hasil inspeksi sanitasi (IS) rumah pada tahun 2013 di 43 puskesmas di Kabupaten Tanggerang didapatkan hasil sebagai berikut : rumah yang diperiksa sebanyak 161.220 rumah, rumah yang sudah memenuhi syarat kesehatan sebanyak 115.482 rumah (71,63%). Jumlah rumah sehat meningkat 8,93% bila dibandingkan dengan hasil inspeksi sanitasi tahun 2012, demikian juga dengan jumlah rumah yang diperiksa. Hasil inspeksin sanitasi rumah tahun 2012 dari 143.217 rumah yang diperiksa, rumah yang sudah memenuhi syarat kesehatan sebanyak 89.811 (62,7%). Dari hasil inspeksi sanitasi permasalahan yang menyebabkan rumah tidak sehat adalah kualitas sarana sanitasi di rumah tersebut yang tidak memenuhi syarat. Berbagai upaya sudah dilakukan untuk meningkatan untuk kualitas rumah menjadi rumah sehat, diantaranya melalui penyuluhan, pemicuan STBM, pemberian stimulan untuk pembuatan sarana sanitasi, pembuatan percontohan rumah sehat bekerja sama dengan SKPD terkait. Melihat pencapaian tahun 2013 maka upaya penyuluhan terhadap masyarakat tentang rumah sehat sehingga masnyarakat dapat meningkatkan kualitas lingkungan rumahnya dan memiliki rumah yang sehat masih perlu ditingkatkan.

4. Penggunaan dan akses air bersihHasil inspeksi sanitasi oleh petugas Puskemas Tahun 2013 tentang penggunaan air bersih pada setiap keluarga, dari 166.601 KKyang diperiksa, sebagian keluarga (92,3%) memiliki akses air bersih dengan perincian sumur gali 18,5%, sumur pompa tahan 16%, ledeng 8,8%, PAH (Penampungan Air Hujan) 0,1%, dan sumur bor/jetpam 49%. Dibandingkan hasil 2012, prosentasi keluarga yang memiliki akses air bersih turun dari 97,5% menjadi 92,3%, karena jumlah yang diperiksa meningkat sedangkan jumlah pengakses air bersih peningkatan sangat kecil.

Selain digunakan untuk mandi dan mencuci baju, berdasarkan hasil inspeksi sanitasi yang dilakukan oleh Petugas Puskesmas, air bersih juga digunakan oleh masyarakat untuk minum. Adapun perincian penggunaan air minum di masyarakat adalah: 9,8% air kemasan, 20,1% air isi ulang, ledeng 8,8% (ledeng meteran 5,9%, ledeng eceran 2,9%), pompa 43,9%, SGL (Sumur Gali) terlindung 13,3%, SGL tidak terlindung 3,5%.

Inspeksi sanitasi air bersih adalah pemeriksaan sumber air yang digunakan untuk keperluan mandi dan cuci. Dari data diatas terlihat bahwa sumber air yang digunakan sudah memenuhi syarat yang masih ditingkatkan adalah pemantauan kualitas air dari sumber air tersebut. Upaya yang sudah digunakan pemberian stimulant untuk membuat percontohan sarana air bersih, menyediakan desinfektan air didaerah rawan diare dan daerah yang beresiko sanitasi.

5. Keluarga dengan kepemilikan sanitasi dasar

Keluarga dengan kepemilikan sarana sanitasi dasar meliputi kepemilikan jamban keluarga, tempat sampah, dan pengelolaan air limbah keluarga. Keseluruhan hal tersebut sangat diperlukan di dalam peningkatan kesehatan lingkungan.Tabel 1.13

Persentase Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar Memenuhi Syarat Kesehatan Tahun 2011-2013

TahunJaga (%)Tempat sampah (%)SPAL (%)SAB (%)

201176,98182,588,5

201271,1374,7774,297,5

201387,477,683,592,3

Sumber : Bid. P2P-PL Dinas Kesehatan Kab. Tanggerang Tahun 2013Dari hasil inspeksi sanitasi pada tahun 2013 terhadap166.601 keluarga didapatkan, keluarga yang memiliki sanitasi dasar dengan rincian berikut : yang sudah memiliki jamban sebanyak 140.605 KK (87,4%). Sedangkan pada tahun 2012 jumlah keluarga yang memiliki jamban sehat adalah (75,89%). Disebut jamban sehat adalah apabila terdapat tempat buang air besar di suatu tempat yang telah ditentukan atau tidak di sembarang tempat dan memiliki pembuangan air akhir ke tempat septic tank. Di kabupaten Tangerang berdasarkan hasil inspeksi tahun 2013 masih ditemukan masyarakat yang buang air besar di sembarang tempat sebanyak 25% dan pembuangan akhirnya tidak di septic tank sebanyak 12,6%.

Keluarga yang memiliki tempat sampah dari hasil inspeksi pada tahun 2013 sebesar 120.901 KK, sedangkan rumah yang memiliki tempat sampah sehat sebanyak 93.830 KK (77,6%) meningkat 2,86% dibanding tahun 2012 dimana jumlah rumah yang memiliki tempat sampah sehat sebanyak 87.481 KK (74,77%). Indicator untuk menilai tempat sampah sehat adalah tempat sampah organik dan anorganik dipisah dalam tempat yang kedap air dan tertutup.Pengelolaan air limbah dari hasil inspeksi sanitasi tahun 2013, jumlah rumah yang memiliki pengelolaan air limbah sehat sebanyak 99.796 KK (83,5%). Kondisi ini meningkat 9,3% bila dibandingkan tahun 2012 jumlah rumah yang memilikipengelolaan air limbah sehat sebanyak 87.867 KK (74,2%).

Berbagai upaya yang dilakukan pada tahun 2013 untuk meningkatkan kepemilikan maupun pemanfaatan sarana sanitasi sehat adalah melalui penyuluhan, pemberdayaan masyarakat dibidang sanitasi melalui pemicuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di 30 desa dan pemberian stimulant untuk pembuatan percontohan sarana sanitasi di wilayah binaan dan desa resiko tinggi sanitasi. Stimulan percontohan sarana sanitasi dasar diberikan tidak hanya di tingkat rumah tangga tetapi juga di institusi pendidikan (sekolah) sebanyak 7 sekolah berupa sarsandas sekolah (pembuatan wc sekolah 2 pintu) dan percontohan sarana CTPS (cuci tangan pakai sabun)6. Tempat-Tempat Umum

Tempat pengelolaan makanan tempat tertentu yang digunakan untuk melakukan pengolahan makanan yang meliputi tempat penyimpanan bahan makanan, pengolahan makanan, penyediaan makanan dan pendistribusian makanan.Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Pengelolaan yang baik dan benar pada dasarnya adalah mengelola makanan berdasarkan kaidah-kaidah dan prinsip-prinsip hygiene dan sanitasi makanan. Upaya penyehatan makanan ditujukan untuk melindungi masyarakat dan konsumen terhadap penyakit penyakit yang ditularkan melalui makanan dan mencegah keracunan makanan. Upaya tersebut pada dasarnya menyangkut orang yang menangani makanan, tempat pengolahan makanan dan proses pengolahannya, kendala dan permaslahan yang belum dapat ditangani adalah masih rendah hygiene dan sanitasi tempat pengolahan makanan.

Hasil pengawasan terhadap kualitas penyehatan tempat umum dan pengolahan makanan tahun 2011-2013 menunjukan hasil sebagai beikut :

1. Jasa Boga

Pemeriksaan hygiene sanitasi jasa boga dilakukan dalam rangka pemberian sertifikasi jasa boga dan uji petik terhadap jasa boga yang telah memiliki sertifikat laik sehat. Hasil pemeriksaan sarana jasa boga tahun 2013 dari 45 sarana yang telah dari 45 sarana yang telah diperiksa sebanyak 28 (62,22%) memenuhi syarat. Sampai tahun 2013 perusahaan jasa boga yang telah memiliki sertifikat laik sehat sebanyak 34 (23,44%) perusahaan dari 145 perusahaan jasa boga yang terdaftar di dinas kesehatan. Upaya yang telah dilakukan untuk menigkatkan presentase jasa boga yang memiliki sertifikat laik sehat adalah mengadakan kursus hygiene Sanitasi yang dilakukan secara periodic dan membuat surat edaran bahwa semua jasa boga penyedia makanan karyawan untuk perusahaan yang menyediakan karyawan wajib memiliki sertifikat laik sehat. Uji petik pemeriksaan bakteriologi dilakukan terhadap sampel makanan, usap dubur penjamah dan usap alat yang digunakan dalam mengolah makanan.2. Rumah Makan/Restoran

Hasil Pemeriksaan sarana tangga/restoran dari 100 sarana rumah tangga/restoran yang diperiksa pada tahun 2013 didapatkan 85 orang yang memenuhi syarat (85%). Selain itu dari 256 sarana rumah makan restoran diperoleh 17 sarana yang memiliki sertifikat baik sehat rumah makan restoran (6,64%). 3. Industri Rumah Tangga Pangan

Hasil Pemeriksaan sarana industry rumah tangga pangan yang dilakukan pada tahun 2013 sebanyak 120 sarana, 97 sarana (80,83%) memenuhi syarat dan telah tersertifikasi/memiliki izin edar untuk produk pangan yang diproduksi. Uji petik pemeriksaan sarana industri rumah tangga pangan dilakukan terhadap sarana industry rumah tangga pangan yang telah memiliki Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga Pangan (SPP-IRT) dan industry rumah tangga pangan yang ingin mendapatkan Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga Pangan (SPP-IRT). Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan industry rumah tangga pangan yang memiliki SPP-IRT dengan mengadakan Penyuluhan Keamanan Pangan bagi pengusaha dan penanggungjawab produksi. Uji petik pemeriksaan kualitas makanan hasil industry rumah tangga pangan dilakukan pada berbahaya (formalin, boraks, rhodamin b, methanyl yellow).

4. Depot Air MinumHasil pemeriksaan sarana Depot Air Minum (DAM) pada tahun 2013 dilakukan di 100 sarana, 28 sarana (28%) diantaranya Memenuhi Syarat (MS). Masih rendahnya sarana Depot Air Minum yang memenuhi syarat karena masih rendahnya hiegene sanitasi sarana dan hiegene sanitasi perorangan. Uji petik pemeriksaan depot air minum meliputi pemeriksaan kualitas air minum baik secara kimia, fisika dan bakteriologi.Sampai tahun 2013 dari 414 sarana Depot Air Minum hanya 6 sarana yang memiliki sertifikat sehat. Kendala masih rendahnya sarana depot air minum yang memiliki sertifikat sehat adlah pengusaha sudah bisa melakukan kegiatan operasional tanpa rekomendasi dari Dinas Kesehatan.7. Angka Bebas JentikNyamuk aedes aegypti merupakan binatang yang menularkan penyakit demam berdarah dengue (DBD). Tempat perindukan/sarang nyamuk harus diperiksa dan dibersihkan secara rutin minimal satu minggu sekali untuk menghambat perkembangbiakan nyamuk. Gerakan desa bebas jentik dan penyuluhan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) terus dilakukan untuk memotivasi masyarakat agar melakukan PSN terus menerus. Karena cara inilah yang paling efektif untuk memutus rantai penularan penyakit DBD. Pencapaian Angka Bebas Jentik (ABJ) pada tahun 2013 berdasarkan hasil pemeriksaan pada 143.971 rumah/bangunan, sebanyak 113.476 rumah/bangunan (78,82%) tidak ditemukan jentik nyamuk. Diperlukan dukungan dari semua pihak untuk mendorong kebiasaan pemberantasan nyamuk secara teratur.

8. Institusi Yang Dibina

Institusi meliputi sarana pelayanan kesehatan, sarana pendidikan, sarana ibadah dan perkantoran. Persyaratan institusi sehat diantaranya persyaratan bangunan, ketersediaan sarana sanitasi yang memenuhi kualitas dan kuantitas serta persyaratan kebersihan suatu institusi. Tahun 2013 dari 4.047 institusi yang ada sebanyak 2.711 (67%) institusi yang dibina memenuhi syarat kesehatan.

I.2.7. Data Puskemas Tegal Angus1. TB Paru

Berdasarkan data puskesmas mengenai jumlah kasus TB Paru dan kematian akibat TB Paru menurut jenis kelamin dari 6 kecamatan di Puskesmas Tegal Angus, didapatkan kasus baru pada:

Laki-laki: 26 orang dari 27.671 orang

Perempuan: 21 orang dari 26.160 orang

Total

: 48 orang dari 53.831 orang

Kasus lama: (-)

a) Angka insiden per 100.000 penduduk:

Laki-laki: 94.0

Perempuan: 80.0

Total

: 89.1b) Jumlah BTA (+)

Laki-laki: 13 orang

Perempuan: 14 orang

Total

: 27 orang

c) CDR

Laki-laki: 48.15

Perempuan: 50.0

Total

: 49.09

Sumber: Program P2ML Puskesmas Tegal Angus Tahun 20122. Diare

Berdasarkan data puskesmas mengenai kasus diare didapatkan:

a) Jumlah perkiraan kasus:

Laki-laki: 1.170 orang dari 27.671 orang

Perempuan : 1.107 orang dari 26.160 orang

Total

: 2.277 orang dari 53.831 orang

b) Jumlah kasus yang di tangani

Laki laki : 394 orang (33.7%)

Perempuan: 553 orang (50%

Total

: 947 orang (41.6%)

Sumber: Program P2ML Puskesmas Tegal Angus Tahun 20123. Persalinan Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan

Berdasarkan data puskesmas mengenai persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yaitu:

a) Jumlah ibu yang bersalin: 928 orang dari 1.025 persalinan

b) Jumlah ibu yang nifas

: 1.025 orang

Yankes

: 1.022 orang

Sumber: Program KIA Puskesmas Tegal Angus 20124. Kepemilikan Jamban

a) Presentasi keluarga dengan kepemilikan jamban menurut kecamatan dan puskesmas:

1. Jumlah keluarga: 12.421

2. Jumlah keluarga yang memiliki jamban: 4.968

3. Jumlah keluarga yang diperiksa: 117

4. Jumlah keluarga yang memiliki jamban sehat: 103

Sumber: Program Kesehatan Lingkungan Tegal Angus 20135. Tempat Sampah

a) Presentasi keluarga dengan kepemilikan tempat sampah menurut kecamatan dan puskesmas:

1. Jumlah keluarga: 12.421

2. Jumlah keluarga yang memiliki tempat sampah: 3.106

3. Keluarga yng diperiksa: 117

4. Jumlah keluarga yang memiliki tempat sampah yang sehat : 103

Sumber: Program Kesehatan Lingkungan Tegal Angus 20136. Air Minum

a) Presentasi keluarga menurut jenis sarana air bersih yang digunakan menurut kecamatan puskesmas:

1. Jumlah keluarga : 12.421

2. Jumlah keluarga yang diperiksa: 117b) Jenis sarana air minum

1. Kemasan: (-)

2. Ledeng: 25 keluarga

3. Air isi ulang: 89 keluarga

4. Sumur terlindung: 3 keluarga

Sumber: Program Kesehatan Lingkungan Tegal Angus 20137. Sarana dan Akses Air Bersiha) Presentasi keluarga menurut jenis sarana air bersih yang digunakan menurut kecamatan dan puskesmas

1. Jumlah keluarga: 12.421

2. Jumlah keluarga yang diperiksa: 117Jenis sarana air bersih

1. PDAM : 4 keluarga

2. SGL : 31 keluarga

3. Sumur Bor : 82 keluarga

Sumber: Program Kesehatan Lingkungan Tegal Angus 20138. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

a) Presentasi rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat menurut kecamatan dan puskesmas

1. Jumlah keluarga : 12.421

2. Keluarga yang diperiksa :1260

3. Jumlah yang sesuai dengan kriteria PHBS : 183

Sumber: Program Kesehatan Lingkungan Tegal Angus 20139. Sepuluh Besar Penyakit

Berdasarkan hasil laporan bulanan penyakit (LBI) puskesmas Tegal Angus didapatkan gambaran pola penyakit yang terjadi di Puskesmas Tegal Angus pada tahun 2012 menurut semua golongan umur seperti diagram berikut ini : Diagram 1.1. : Data Sepuluh Besar Penyakit di Puskesmas Tegal Angus

Sumber: Data Surveilance Puskesmas Tegal AngusTabel 1.11. Sarana Pelayanan KesehatanNoSarana Pelayanan KesehatanJumlah

1Poskesdes1 Unit

2Pos KB Keluarga-

3Posyandu6 Unit

4Pos Mandiri-

5Klinik Bersalin/ BKIA-

6Praktek Dokter/ Bidan4 Unit

7Praktek Bidan4 Unit

8Paraji4 Orang

9

Keluarga Berencana

a. Jumlah Pos/ Klinik KB : -

b. Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) : 334 Pasang

c. Jumlah Akseptor KB :

1) Pil

: 127 orang

2) IUD

: 14 orang

3) Kondom: - orang

4) Suntik

: 190 orang

5) Implan : 13 orang Unit

I.2.7 Gambaran Keluarga Binaan

I.2.7.1. Gambaran Umum Keluarga Binaan

Keluarga binaan kelompok kami terdiri dari 3 keluarga, yaitu :

1. Keluarga Tn. Mamit2. Keluarga Tn. Ali3. Keluarga Tn. Atim Keluarga binaan bertempat di Desa Tanjung Pasir, RT 05/RW 06, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Diagnosis komunitas, kami laksanakan dari tanggal 11 Februari sampai dengan 21 Februari 2015. Adapun lokasi pemukiman keluarga binaan kami adalah sebagai berikut :

Keluarga Tn. Mamita. Data Dasar Keluarga Tn. MamitKeluarga binaan Tn. Mamit terdiri dari 4 anggota keluarga, yaitu keluarga Tn. Mamit sebagai kepala keluarga, istrinya bernama Ny. Kholisoh dan dua anak lelaki An. Aldi dan By. Ramadhan.

Tabel. 1.12. Data dasar Keluarga Tn. MamitNoNamaStatus KeluargaJenis Kelamin (L/P)Usia (tahun)PendidikanPekerjaan

1.Tn. MamitKepala KeluargaL35SDNelayan

2.Ny. KholisohIstriP25SDIbu rumah tangga

3.An. AndiAnak pertamaL9SD-

4.By. RamadhanAnak keduaL6 blnBelum sekolah-

Keluarga Tn. Mamit bertempat tinggal di kampung Bangko Tinggi, RT 05/RW 06, Desa Garapan Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Desa Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang. Keluarga tersebut terdiri dari Tn. Mamit sebagai kepala keluarga dengan seorang istri yang bernama Ny. Kholisoh dan dua orang anak lelaki bernama An. Aldi dan By. Ramadhan.

Tn. Mamit, berusia 35 tahun, bekerja sebagai seorang nelayan di daerah Tanjung Pasir dengan penghasilan berkisar Rp 3.000.000 - 4.000.000,00 per bulan. Pendapatan Tn. Mimit digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, seperti membeli air, makanan, pengobatan dan lain-lain. Tn. Mamit mampu membaca dan menulis karena dia sempat mengenyam pendidikan hingga lulus Sekolah Dasar (SD). Istrinya, Ny. Kholisoh, yang berusia 25 tahun, bekerja sebagai ibu rumah tangga. Ny. Kholisoh pernah mengenyam sampai pendidikan Sekolah Dasar (SD). Pasangan ini menikah saat Tn. Mimit berumur 21 tahun dan Ny. Kholisoh berusia 11 tahun. Saat hamil, Ny. Kholisoh rutin memeriksakan kandungannya di posyandu dan saat melahirkan dibantu oleh bidan.b. Bangunan Tempat Tinggal

Keluarga Tn. Kholisoh tinggal di perumahan yang dikelilingi oleh empang. Rumah ini milik sendiri, dengan luas tanah sekitar 50 m2 dan luas bangunan berukuran 7 m x 5 m. Bangunan tempat tinggal tidak bertingkat, berlantaikan keramik, beratap genteng tanpa plafon, dan dindingnya terbuat dari batu bata dengan cat warna orange yang sudah terkelupas. Ventilasi yang ada berasal dari pintu depan dan jendela di ruang tamu dan kamar tidur yang jarang dibuka sehingga rumah tersebut jarang dimasuki cahaya matahari dan sirkulasi udara tidak berjalan dengan baik. Rumah ini terdiri dari satu ruang tamu, satu kamar tidur, ruang dapur, satu kamar tidak terpakai namun tidak memiliki kamar mandi dan jamban pribadi. Keluarga ini menggunakan kamar mandi yang terbuat dari bilik anyaman bambu yang terdiri dari ember besar dan pancuran air yang ditampung untuk mandi, mencuci piring dan mencuci pakaian. Jika buang air besar, mereka selalu pergi ke jamban yang berada di empang dekat rumah tetangga mereka. Keluarga Tn. Mamit melakukan ini karena mereka berusaha menghemat penggunaan air, tidak tersedia nya lahan pembuatan jamban dan tidak tersedia jamban yang layak. Selain digunakan oleh anggota keluarga Tn. Mamit, jamban ini juga sering di gunakan oleh warga lain yang berada di sekitar rumah.

Keluarga Tn. Mamit sering menggunakan air sumber air dari PDAM yang dialirkan dari rumah RW sekitar. PDAM diabayar setiap bulan dengan iuran Rp 100.000,00 dan galon sebagai sumber air untuk keperluan sehari-hari yang di belinya seharga Rp 4000 per galon. Dalam sehari keluarga Tn. Ali memerlukan 1 galon untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari.

Keluarga Tn. Mamit tidak memiliki pekarangan disamping rumah, membuang limbah rumah tangga (sampah), Tn. Mamit dan keluarga sering membuang dan mengumpulkan sampah sebelah rumah dan jika di rasa sudah cukup banyak, sampah dibakar di lahan kosong di sebelah rumahnya.

Gambar 1.3. Denah Rumah Tn. Mamit

c. Lingkungan Pemukiman

Rumah Tn. Mamit terletak dipemukiman yang padat penduduk. Dibagian depan terdapat jalan setapak, disamping kiri rumah terdapat empang, tempat pembuangan dan pembakaran sampah sementara dibagian kanan terdapat rumah tetangga dan bagian belakang rumah terdapat kuburan. Limbah cair dimasukkan plastik dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.

d. Pola Makan

Keluarga Tn. Mamit memiliki kebiasaan makan dua kali sehari. Ny. Kholisoh memasak makanan dengan menu seadanya, contoh menu yang disajikan sehari-hari ialah nasi, tahu, tempe dan terkadang makan ikan atau ikan asin. Menurut penuturannya Ny. Kholisoh, semua makanan dimasak sampai matang. Ny. Kholisoh terkadang membeli makanan diluar.

e. Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak

Anak pertama pasangan Tn. Mamit dan Ny. Kholisoh adalah dua orang anak lelaki, bernama An. Aldi yang sekarang berusia 9 tahun, yang sekarang duduk di bangku sekolah dasar kelas 5 SD. Proses kelahiran ditolong oleh bidan setempat bernama Krisna. Sejak lahir An. Andi tidak dibawa ke posyandu dan tidak mendapatkan imunisasi. An. Andi tidak diberikan ASI eksklusif. Sedangkan By. Ramadhan berusia 6 bulan, proses kelahiran ditolong oleh bidan setempat bernama krisna. Sejak lahir by. Ramadhan belum dibawa ke posyandu dan tidak mendapatkan imunisasi.Saat ini Ny. Kholisoh menjalani program Keluarga Berencana (KB) berupa pil 28 hari di bidan.

f. Kebiasaan Berobat

Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga ini biasanya memilih obat warung dulu bila tak ada perbaikan baru berobat ke klinik Tegal Angus ke bidan Iik dan bidan Krisna. Pasien memakai jamkesmas dan bila diminta bayaran hanya membayar Rp. 3000.g. Riwayat Penyakit

Keluarga Tn. Mamit jarang berobat ke Puskesmas karena menurutnya keluarganya jarang ada yang sakit dan lebih memilih membeli obat warung. Penyakit yang sering diderita anggota keluarga Tn. Mamit adalah sakit pilek dan gatal pada kaki terutama Tn. Mamit.h. Perilaku Dan Aktivitas Sehari-Hari

Dikeluarga Tn. Mamit tidak ada yang merokok. Keluarga Tn. Mamit mengaku mencuci tangan sebelum makan dan jika tangan tampak kotor dengan menggunakan sabun. Kebiasaan berolahraga tidak ada.Keluarga Tn. Alia. Data Dasar Keluarga Tn. AliKeluarga binaan Tn. Ali terdiri dari 8 anggota keluarga, yaitu keluarga Tn. Ali sebagai kepala keluarga, istrinya bernama Ny. Naswah, 3 orang anak dan 3 orang menantu .

Tabel. 1.12. Data dasar Keluarga Tn. AliNoNamaStatus KeluargaJenis Kelamin (L/P)Usia (tahun)PendidikanPekerjaan

1.Tn. AliKepala KeluargaL55SDPegawai konveksi

2.Ny. NaswahIstriP50SDIbu rumah tangga

3.Tn. GunawanAnak pertamaL25SDNelayan

4.Tn. NasrudinAnak keduaL22SDNelayan

5.Ny. KholisohAnak ketigaPr20SDIbu rumah tangga

6.Ny. NesaAnak keempatPr19SDIbu rumah tangga

7.Ny. LindahAnak kelimaPr18SDIbu rumah tangga

Keluarga Tn. Ali bertempat tinggal di kampung Bangko Tinggi RT05/RW06, desa Garapan Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Keluarga tersebut terdiri dari Tn. Ali sebagai kepala keluarga dengan seorang istri yang bernama Ny. Naswah, dua orang anak lelaki dan 3 orang anak perempuan.

Tn. Ali, berusia 55 tahun, bekerja sebagai seorang nelayan di daerah Tanjung Pasir dengan penghasilan berkisar Rp 200.000-400.000,00 per bulan. Pendapatan Tn. Ali digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, seperti membeli air, makanan, pengobatan dan lain-lain. Tn. Ali mampu membaca dan menulis karena dia sempat mengenyam pendidikan hingga lulus Sekolah Dasar (SD). Istrinya, Ny. Naswah, yang berusia 50 tahun, bekerja sebagai ibu rumah tangga. Ny. Naswah tidak pernah mengenyam pendidikan sekolah. Pasangan ini menikah saat Tn. Ali berumur 30 tahun dan Ny. Naswah berusia 24 tahun. Saat hamil, Ny. Naswah tidak pernah memeriksakan kandungannya dan saat melahirkan dibantu oleh dukun beranak.

Namun untuk ketiga anaknya pada saat hamil mereka rutin memeriksakan kehamilannya ke bidan desa terdekat dan saat melahirkan juga dibantu oleh bidan desa.

b. Bangunan Tempat TinggalKeluarga Tn. Ali tinggal di perumahan padat penduduk yang dikelilingi oleh empang. Rumah ini milik sendiri, dengan luas tanah sekitar 200 m2 dan luas bangunan berukuran 9 m x 6 m. Luas tanah dibagi dua rumah yaitu untuk dirinya sendiri dan untuk anak perempuannya. Bangunan tempat tinggal tidak bertingkat, berlantaikan keramik, beratap genteng dengan plafon terbuat dari terpal plastik, dan dindingnya terbuat dari batu bata. Ventilasi yang ada berasal dari pintu depan dan jendela yang jarang dibuka sehingga rumah tersebut jarang dimasuki cahaya matahari dan sirkulasi udara tidak berjalan dengan baik. Rumah ini terdiri dari satu ruang tamu, tiga kamar tidur, tidak memiliki ruang dapur dan tidak memiliki kamar mandi maupun jamban. Keluarga ini menggunakan dapur bersatu dengan ruang tengah sehingga jika memasak asap yang berasal dari masakan tersebut terkumpul di dalam rumahnya. Kamar mandi terletak diluar rumah digunakan secara bersama-sama dengan anaknya yang terbuat dari bilik bambu terdiri dari bak mandi untuk mandi, mencuci piring dan mencuci pakaian. Jika buang air besar, mereka selalu pergi ke jamban yang berada di empang belakang rumah tetangganya. Keluarga Tn. Ali melakukan ini karena mereka tidak memiliki lahan lebih untuk membuat kamar mandi dan jamban sendiri serta tidak memiliki uang untuk membangunnya, terkadang untuk kebutuhan sehari-hari mereka saja sulit. Selain digunakan oleh anggota keluarga Tn. Ali, jamban ini juga sering digunakan oleh warga lain yang berada di sekitar rumah.

Keluarga Tn. Ali sering menggunakan sumber air dari PDAM yang dialirkan dari rumah RW sekitar. PDAM diabayar setiap bulan dengan iuran Rp 100.000,00. Mereka juga menggunakan air dirigen sebagai sumber air jika air dari PDAM kering yang dibelinya seharga Rp 1000 per derigen. Dalam sehari kelurga Tn. Ali memerlukan 10 dirigen untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari.Keluarga Tn. Ali memiliki pekarangan disamping rumah. Dalam membuang limbah rumah tangga (sampah), Tn. Ali dan keluarga sering membuang dan mengumpulkan sampah di dapur dan jika di rasa sudah cukup banyak, sampah dibakar di belakang rumah.

Gambar 1.4. Denah Ruman Tn. Alic. Lingkungan Pemukiman

Rumah Tn. Ali terletak dipemukiman yang padat penduduk. Dibagian depan terdapat jalan setapak, bagian belakang terdapat empang, tempat pembuangan dan pembakaran sampah dan dibagian kanan terdapat pekarangan sementara dibagian kiri terdapa tanah kosong yang dipenuhi sampah. Limbah cair dialirkan ke jalan.

d. Pola Makan

Keluarga Tn. Ali memiliki kebiasaan makan dua kali sehari. Ny. Naswah memasak makanan dengan menu seadanya, contoh menu yang disajikan sehari-hari ialah nasi, tahu, tempe dan terkadang makan ikan. Menurut penuturannya Ny. Naswah, semua makanan dimasak sampai matang. Ny. Naswah tidak membeli makanan diluar.e. Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak

Proses kelahiran Ny. Naswah ditolong oleh dukun beranak, tidak pernah memeriksakan kehamilan di bidan ataupun puskesmas karena dulu jarak antara rumah dan fasilitas kesehatannya jauh. Semua anaknya dahulu jarang dibawa ke posyandu sehingga tidak mendapatkan imunisasi yang lengkap. Ketiga anaknya Ny, Naswah dalam proses kelahirannya ditolong oleh bidan desa didekat rumahnya dan juga rutin memeriksakan kehamilannya di bidan maupun posyandu. Ny. Naswah memiliki 6 orang cucu, paling besar berusia 6 tahun. Keenam orang cucunya sudah mendapatkan imunisasi namun Ny. Naswah tidak mengerti dan mengetahui imunisasi apa saja yang sudah diberikan. Saat ini Ny. Naswah tidak menjalani program Keluarga Berencana (KB) namun untuk ketiga anaknya menjalani program KB berupa suntik tiga bulan sekali di bidan.

f. Kebiasaan Berobat

Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga ini biasanya berobat ke puskesmas. Biasanya ada juga bidan keliling yang mendatangi pemukiman Tn. Ali untuk mengobati anggota warga yang sakit. Namun jika ada anggota kelurga yang sakit, Tn.Ali lebih memilih untuk membeli obat di warung.i. Riwayat Penyakit Keluarga Tn. Ali lebih memilih membeli obat warung apabila hanya batuk pilek biasa dan baru berobat ke Puskesmas jika sudah berlangsung lebih karena menurutnya keluarganya jarang ada yang sakit dan lebih memilih membeli obat warung. Penyakit yang sering diderita anggota keluarga Tn. Ali adalah batuk lama lebih dari 3 bulan yang dialami oleh anak ketiga, Ny.Naswah menderita nyeri dan bengkak pada sendi lutut kaki kiri dan Suami dari Ny. Nesa (anak ketiga Ny.Naswah) menderita penyakit Asma sejak kecil.j. Perilaku Dan Aktivitas Sehari-Hari

Tn. Ali memiliki kebiasaan merokok setiap hari, sehari bisa menghabiskan rokok sebanyak 1 bungkus rokok super. Selain Tn. Ali, menantunya juga memiliki kebiasaan yang sama dengan Tn. Ali yang bisa menghabiskan rokok sebanyak 1 bungkus rokok. Tn. Ali sering merokok di dalam maupun di luar rumah. Keluarga Tn. Ali mengaku mencuci tangan sebelum makan dan jika tangan tampak kotor dengan menggunakan sabun. Kebiasaan berolahraga tidak ada. Walaupun mereka sudah mengetahui bahaya dari merokok bagi dirinya, keluarga maupun lingkungan sekitarnya, mereka tetap melakukan kebiasaan tersebut.Keluarga Tn. Atima. Data Dasar Keluarga Tn. AtimKeluarga binaan terdiri dari lima anggota keluarga, yaitu keluarga Tn. Atim, istrinya Ny. Isi dan kelima anaknya. Kelima anaknya sudah menikah, namun hanya 1 yang tidak tinggal bersama dengan Tn.Atim dan Ny. Isi yaitu Ny. Ani. Tabel 1.13. Data dasar Keluarga Tn. AtimNoNamaStatus KeluargaJenis Kelamin (L/P)Usia (tahun)PendidikanPekerjaan

1.Tn. AtimKepala KeluargaL55SDNelayan Empang

2.Ny. IsiIstriP50SDIbu rumah tangga

3.Ny. TinahAnak pertamaP35SDIbu rumah tangga

4. Tn. UdinAnak ketigaL25SDBuruh

5.Ny. TiaAnak keempatP20SDIbu rumah tangga

6.Ny. LiaAnak kelimaP18SDIbu rumah tangga

Keluarga binaan terdiri dari enam anggota keluarga. Keluarga Tn. Atim bertempat tinggal di kampung Bangko Tinggi RT05/RW06, desa Garapan Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Keluarga tersebut terdiri dari Tn. Atim sebagai kepala keluarga dengan seorang istri yang bernama Ny. Isi, 4 orang anak perempuan bernama Ny. Tinah, Ny. Ani, Tn. Udin, Ny. Tia dan Ny. Lia, 4 orang menantu laki laki dan 1 orang cucu perempuan bernama An. Nabila dan 1 orang cucu laki-laki.Tn.Atim, berusia 55 tahun, bekerja sebagai seorang nelayan di daerah tanjung pasir dengan penghasilan berkisar antara Rp 1.200.000,- Rp 1.500.000,- per bulan. Pendapatan Tn. Atim digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, seperti membeli bahan makanan sehari hari dan lain-lain. Untuk kebutuhan sehari-hari Tn. Atim juga dibantu dari anak dan menantu mereka yang tinggal serumah. Tn. Atim mampu membaca dan menulis karena dia sempat mengenyam pendidikan hingga SD. Istrinya, Ny.Isi, yang berusia 50 tahun, bekerja sebagai ibu rumah tangga dan memiliki usaha kecil-kecilan dengan membuka warung bahan-bahan keperluan sehari-hari dengan bantuan pinjaman dari koperasi. Ny. Isi sempat mengenyam pendidikan SD, sehingga Ny. Isi dapat membaca dan menulis. Anak pertama pasangan Tn.Atim dan Ny.Isi adalah seorang anak perempuan, bernama Ny. Tinah yang berusia 35 tahun, sudah menikah dengan Tn. Sapri yang berusia 35 tahun bekerja sebagai buruh dengan penghasilan berkisar antara Rp. 1.000.000,- 1.200.000,00 . Anak kedua Tn. Atim dan Ny. Isi sudah menikah dengan Tn. Marsad yang berusia 34 tahun yang bekerja sebagai buruh dengan penghasilan Rp. 1.700.000,00 namun tidak tinggal bersama satu rumah. Anak ketiga pasangan Tn. Atim dan Ny. Isi bernama Tn. Udin yang berusia 25 tahun yang bekerja sebagai buruh dengan penghasilan Rp. 1.800.000,00. Anak keempat Tn. Atim dan Ny. Isi sudah menikah dengan Tn. Ujang yang berusia 28 tahun yang bekerja sebagai buruh dengan penghasilan Rp. 1.800.000,00. Anak kelima Tn. Atim dan Ny. Isi sudah menikah dengan Tn. Ahmad yang berusia 22 tahun yang bekerja sebagai nelayan dengan penghasilan Rp. 1.000.000,00. Tn. Atim dan Ny. Isi mempunyai cucu perempuan bernama An. Nabila yang berusia 6 tahun yang pada saat ini belum bersekolah dan 1 orang cucu laki-laki bernama An. Rafi yang berusia 8 bulan.b. Bangunan Tempat TinggalKeluarga Tn. Atim tinggal di perumahan yang padat penduduk dikelilingi oleh empang. Rumah ini milik sendiri, dengan luas tanah sekitar 70 m2 dan luas bangunan berukuran 7 m x 5 m. Bangunan tempat tinggal tidak bertingkat, berlantaikan keramik, beratap genteng, tidak memiliki plafon dan dindingnya terbuat dari batu bata. Ventilasi yang ada hanya berasal dari pintu depan sehingga rumah tersebut jarang dimasuki cahaya matahari dan sirkulasi udara tidak berjalan dengan baik. Rumah ini terdiri dari satu ruang tamu, tiga kamar tidur, 1 ruang dapur dan 1 kamar mandi tanpa disertai jamban pribadi yang berada di bagian belakang rumah. Keluarga ini menggunakan kamar mandi yang terdiri dari bak penampungan air hanya untuk mandi, mencuci piring dan mencuci pakaian. Jika buang air besar, mereka selalu pergi ke jamban yang berada di empang dekat rumahnya. Selain digunakan oleh anggota keluarga Tn. Atim, Jamban ini juga sering digunakan oleh warga lain yang berada di sekitar rumah. Walaupun pemerintah sebenarnya sudah membuatkan wc umum untuk warga sekitar namun wc tersebut tidak pernah dirawat dan dipergunakan kembali dikarenakan selain letaknya yang cukup jauh dari tempat tinggal, wc yang dibuat juga hanya 2 buah untuk seluruh warga di Rw. 05 dan juga jarak dan tempat pembuangan limbahnya (septitank) yang terlalu dekat dan kecil sehingga meluap.Keluarga Tn. Atim sering menggunakan air dari PDAM dan dirigen sebagai sumber air untuk keperluan sehari-hari. Dalam sehari kelurga Tn. Atim memerlukan 8 dirigen untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari. Sumber air yang berasal dari PDAM mereka melakukan iuran Rp 100.000,00 per bulan sedangkan dirigen dibelinya dengan harga Rp 1000,00 per dirigenKeluarga Tn. Atim tidak memiliki pekarangan. Dalam membuang limbah rumah tangga ( sampah), Tn. Atim dan keluarga sering membuang dan mengumpulkan sampah di dapur dan jika di rasa sudah cukup banyak, sampah dibakar di belakang rumah.

Gambar 1.5. Denah rumah Tn. Atimc. Lingkungan Pemukiman

Rumah Tn. Atim terletak dipemukiman yang padat penduduk. Dibagian depan terdapat jalan setapak, bagian belakang terdapat rumah tetangga, samping kanan terdapat empang, tempat pembuangan dan pembakaran sampah dan terdapat pekarangan dibagian kiri. Limbah cair dialirkan ke jalan.

d. Pola Makan

Keluarga Tn. Atim memiliki kebiasaan makan dua kali sehari. Ny. Isi memasak makanan dengan menu seadanya, contoh menu yang disajikan sehari-hari ialah nasi, ikan, sayur mayor, tahu dan tempe. Menurut penuturannya Ny. Isi, semua makanan dimasak sampai matang. Ny. Isi tidak pernah membeli makanan diluar. e. Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak

Saat hamil, Ny. Isi jarang memeriksakan kandungannya di bidan dan saat melahirkan kelima anaknya dibantu oleh dukun. Kelima anak pasangan Tn. Atim dan Ny. Isi diimunisasi dan rutin dibawakan ke posyandu. Ny. Isi tidak ingat sampai kapan ia memberikan ASI pada anaknya. Saat ini Ny. Isi sudah menopause. Ny.Isi sempat menggunakan KB suntik 3 bulan sekali hingga tahun 2013.f. Kebiasaan BerobatKetika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga ini biasanya berobat ke puskesmas. Biasanya ada juga bidan keliling yang mendatangi pemukiman Tn. Atim untuk mengobati anggota warga yang sakit. Namun jika ada anggota kelurga yang sakit, Tn. Atim lebih memilih untuk datang langsung ke Puskesmas. g. Riwayat Penyakit

Keluarga Tn. Atim sering berobat ke Puskesmas karena menurutnya kesehatan keluarganya sangat penting. Penyakit yang sering diderita anggota keluarga Tn. Atim adalah sakit kepala, flu dan maag. Namun akhir-akhir ini cucu pertama mengalami sesak nafas disertai suara mengi, sesak biasanya muncul lebih berat pada malam hari ditambah dengan udara dingin sejak 3 minggu yang lalu. Sudah dibawa berobat ke Puskesmas 4x namun tidak ada perubahan yang berarti. Riwayat asma di keluarga tidak ada, riwayat alergi pada keluarga tidak ada.

h. Perilaku Dan Aktivitas Sehari-Hari

Tn. Atim memiliki kebiasaan merokok setiap hari, sehari bisa 1-2 bungkus rokok filter. Selain Tn. Atim, semua menantunya juga memiliki kebiasaan yang sama dengan Tn. Atim dan Tn. Atim sering merokok di dalam maupun luar rumah. Keluarga Tn. Atim mengaku mencuci tangan sebelum makan dan jika tangan tampak kotor dengan menggunakan sabun. Kebiasaan berolahraga tidak ada.I.3 Penentuan Area Masalah

I.3.1 Rumusan Area Masalah

Pada saat kunjungan ke kampung Bangko Tinggi RT05/RW06, desa Garapan Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang dianalisa data Puskesmas Tegal Angus, mencakup angka kesakitan dan angka kematian. Kemudian dilakukan analisa data dari Puskesmas Tegal Angus yang berhubungan dengan sepuluh penyakit terbesar pada daerah Tanjung Pasir. untuk menentukan prioritas masalah dengan metode Delphi. Setelah mendapatkan data sekunder dari puskesmas selanjutnya diidentifikasi langsung pada 3 keluarga binaan dan setelah melakukan identifikasi ke beberapa rumah keluarga binaan di kampung Bangko Tinggi RT05/RW06, desa Garapan Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, didapatkan area permasalahan, diantaranya adalah: Area Masalah Non-Disease

1. Kurangnya kesadaran dalam pemakaian dan perawatan jamban yang umum2. Ketidaksediaan jamban keluarga3. Kurangnya sarana sanitasi lingkungan (bak tempat sampah, tempat sampah dalam rumah)4. Kurangnya pengetahuan ventilasi udara pada keluarga binaan5. Kurangnya pengetahuan akan pentingnya sirkulasi udara dan pencahayaan yang cukup untuk rumah sehat6. Kurangnya kesadaran dalam bahaya merokok bagi dirinya, keluarga dan lingkungan sekitar7. Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya imunisasi pada balita dan anak-anak Area Masalah Disease1. Terjadinya kejadian ISPA berulang pada keluarga binaan2. Terjadinya kejadian gatal-gatal pada daerah ekstremitas ketika terjadi banjir pada keluarga binaan

Dari observasi yang telah dilakukan ke beberapa rumah keluarga binaan di kampung Bangko Tinggi RT05/RW06, desa Garapan Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, didapatkan area permasalahan yang sama pada keluarga binaan dan diputuskan untuk mengangkat permasalahan tentang Kurangnya kesadaran dalam pemakaian dan perawatan jamban yang bersih dengan alasan berdasarkan hasil dari presurvey yang telah dilakukan sebelumnya didapatkan area masalah mengenai perilaku dan kurangnya kesadaran dari masyarakat untuk membuat dan memakai jamban keluarga serta merawat jamban keluarga maupun jamban umum.Jendela 2

Jendela 1

Ruang tamu

5 Meter

TAMPAK DEPAN

Pintu 1

Kamar 1

TAMPAK BELAKANG

U

Dapur

Kamar 2

7 Meter

Pintu 2

Mandi Cuci

Kotak Bambu

TAMPAK BELAKANG

Mandi Cuci

Dapur

Pintu 2

Kamar 3

6 Meter

Ruang Tengah

U

9 Meter

Kamar 2

Ruang tamu

Kamar 1

Pintu 1

Jendela 1

Jendela 2

TAMPAK DEPAN

Mandi Cuci

Warung

Kamar 1

Kamar 2

Kamar 3

5 Meter

TAMPAK BELAKANG

Jendela 1

U

TAMPAK DEPAN

Pintu 1

Ruang Tamu

Jendela 1

Dapur

7 Meter

10