29
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Revolusi industri 4.0 yang sudah dimulai sejak awal 2018 telah menjadi fokus baru bagi seluruh sektor industri karena memberikan dampak yang signifikan dimana industri ini menggabungkan teknologi otomatisasi dengan teknologi cyber. Hal ini merupakan tren otomatisasi dan pertukaran data dalam teknologi manufaktur, sehingga pada era ini industri mulai menyentuh dunia virtual, membentuk konektivitas antar manusia, mesin dan dat, yang dikenal dengan nama Internet of Things (IoT). Revolusi industri 4.0 mendorong terbukanya pasar baru dan menjanjikan keuntungan jangka panjang berupa efisiensi dan produktivitas. Sehingga proses mendapatkan barang dan jasa akan menjadi lebih efektif dan efisien bagi konsumen. Untuk itu perusahaan harus dapat memaksimalkan pemanfaatan teknologi baru dan berkembang untuk mencapai tingkat efisiensi produksi dan konsumsi yang lebih tinggi. Dengan begitu ekspansi bisnis ke pasar-pasar baru juga dapat lebih mudah dilakukan. Revolusi ini merupakan sebuah perubahan besar di berbagai sektor industri salah satunya pada industri ekonomi bisnis dimana teknologi informasi dan komunikasi dimanfaatkan sepenuhnya guna mencapai efisiensi setinggi-tingginya sehingga menghasilkan model bisnis baru berbasis digital. Berbagai laporan ekonomi di berbagai negara semakin mengakui pentingnya teknologi dalam meningkatkan produktivitas. Berbagai pakar dalam bidang teknologi sudah memperkirakan bahwa ke depannya teknologi akan berperan penting terutama setelah banyak industri yang merekapitulasi biaya dan hal-hal lain terkait bisnis mereka dengan menggunakan teknologi. Tidak hanya dalam bidang industri skala besar, banyak perusahaan skala kecil seperti startup bisnis dan skala menengah (UKM) muncul dengan penggunaan teknologi. Perkembangan dan kemajuan teknologi informasi (TI) ini telah memacu organisasi untuk mengembangkan bisnis dan menjalankannya dengan cara yang lebih maju, cepat, dan mudah sehingga aktivitas bisnis pun dapat menjadi lebih efisien. Teknologi dan akses yang mudah, cepat, dan mengurangi biaya untuk memasarkan suatu bisnis mengubah cara pebisnis di berbagai negara dalam melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/RS1_2019_1... · 2020. 3. 28. · BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kehidupan masyarakat

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/RS1_2019_1... · 2020. 3. 28. · BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kehidupan masyarakat

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Revolusi industri 4.0 yang sudah dimulai sejak awal 2018 telah menjadi fokus

baru bagi seluruh sektor industri karena memberikan dampak yang signifikan dimana

industri ini menggabungkan teknologi otomatisasi dengan teknologi cyber. Hal ini

merupakan tren otomatisasi dan pertukaran data dalam teknologi manufaktur,

sehingga pada era ini industri mulai menyentuh dunia virtual, membentuk konektivitas

antar manusia, mesin dan dat, yang dikenal dengan nama Internet of Things (IoT).

Revolusi industri 4.0 mendorong terbukanya pasar baru dan menjanjikan

keuntungan jangka panjang berupa efisiensi dan produktivitas. Sehingga proses

mendapatkan barang dan jasa akan menjadi lebih efektif dan efisien bagi konsumen.

Untuk itu perusahaan harus dapat memaksimalkan pemanfaatan teknologi baru dan

berkembang untuk mencapai tingkat efisiensi produksi dan konsumsi yang lebih

tinggi. Dengan begitu ekspansi bisnis ke pasar-pasar baru juga dapat lebih mudah

dilakukan. Revolusi ini merupakan sebuah perubahan besar di berbagai sektor industri

salah satunya pada industri ekonomi bisnis dimana teknologi informasi dan

komunikasi dimanfaatkan sepenuhnya guna mencapai efisiensi setinggi-tingginya

sehingga menghasilkan model bisnis baru berbasis digital.

Berbagai laporan ekonomi di berbagai negara semakin mengakui pentingnya

teknologi dalam meningkatkan produktivitas. Berbagai pakar dalam bidang teknologi

sudah memperkirakan bahwa ke depannya teknologi akan berperan penting terutama

setelah banyak industri yang merekapitulasi biaya dan hal-hal lain terkait bisnis

mereka dengan menggunakan teknologi. Tidak hanya dalam bidang industri skala

besar, banyak perusahaan skala kecil seperti startup bisnis dan skala menengah (UKM)

muncul dengan penggunaan teknologi. Perkembangan dan kemajuan teknologi

informasi (TI) ini telah memacu organisasi untuk mengembangkan bisnis dan

menjalankannya dengan cara yang lebih maju, cepat, dan mudah sehingga aktivitas

bisnis pun dapat menjadi lebih efisien.

Teknologi dan akses yang mudah, cepat, dan mengurangi biaya untuk

memasarkan suatu bisnis mengubah cara pebisnis di berbagai negara dalam melakukan

Page 2: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/RS1_2019_1... · 2020. 3. 28. · BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kehidupan masyarakat

2

bisnis. Biaya untuk transaksi bisnis yang lebih murah serta peningkatan infrastruktur

komunikasi antar negara mendukung suatu praktik bisnis yang disebut globalisasi.

Globalisasi ini akan semakin kompleks seiring dengan kebutuhan masyarakat yang

semakin tinggi akan aplikasi yang berspesifikasi tinggi.

Tingginya kebutuhan perangkat digital dalam berbagai aspek kehidupan manusia

secara tidak langsung telah menciptakan sebuah industri raksasa di bidang teknologi

digital yang melibatkan hampir seluruh negara-negara besar di dunia, dengan nilai

bisnis yang meningkat secara eksponensial. Berbagai studi dan riset menyimpulkan

bahwa terdapat hubungan yang positif antara perkembangan industri TIK (Teknologi

Informasi Komunikasi) dengan pertumbuhan ekonomi suatu negara, salah satunya

dipresentasikan dengan relasi atau kontribusi positif antara pertumbuhan industri TIK

dengan peningkatan GDP (Gross Domestic Product). Hal ini semakin memperlihatkan

betapa penting dan strategisnya peranan industri tersebut dalam meningkatkan kualitas

kehidupan masyarakat suatu negara. Sehingga tidak heran jika hampir seluruh negara

meletakkan TIK sebagai salah satu pilar pembangunan yang penting untuk

diperhatikan kinerjanya.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh manajemen konten yang

menyediakan layanan media daring yang terhubung dengan berbagai situs jejaring

sosial HootSuite pada Januari 2019, dapat dilihat bahwa pada Gambar 1.1 di bawah

terdapat rangkuman data pengguna digital di seluruh dunia dengan total populasi 7.6

milyar yang terbagi menjadi empat kategori. Kategori pengguna Mobile Unik

sebanyak 5.1 milyar, pengguna Internet sebanyak 4.3 milyar, pengguna Media Sosial

Aktif sebanyak 3.8 milyar, dan pengguna Media Sosial Mobile 3.2 milyar.

Gambar 1.1 Data Tren Internet dan Media Sosial 2019 di Dunia

Sumber: Indonesian Digital Report, 2019

Page 3: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/RS1_2019_1... · 2020. 3. 28. · BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kehidupan masyarakat

3

Dari gambaran di atas, menunjukkan bahwa begitu pesatnya perkembangan

internet, yang memunculkan banyak bentuk media baru yang berbasis internet.

Menurut McQuail (2000:127), terdapat empat kategori pengelompokan media baru.

Pertama, media komunikasi interpersonal yang terdiri dari telepon, handphone, e-mail.

Kedua, bermain interaktif seperti komputer, videogame, dan permainan dalam internet.

Ketiga, media pencarian informasi yang berupa portal atau search engine. Keempat,

media partisipasi kolektif seperti penggunaan internet untuk berbagi dan pertukaran

informasi.

Sejalan dengan revolusi industri 4.0, keempat kategori tersebut semakin marak

digunakan. Mobile device atau yang kerap lebih dikenal sebagai perangkat smartphone

semakin dilengkapi dengan teknologi yang mumpuni untuk melakukan hal-hal yang

sebelumnya hanya bisa dilakukan di perangkat komputer. Pekerjaan yang dulu

dilakukan di depan komputer kini bisa dilakukan di mana dan kapan saja, tidak terikat

ruang dan waktu. Kultur dinamis dan praktis yang ditawarkan oleh mobile device atau

perangkat smartphone ini diprediksi akan menguasai perkembangan industri dunia

ICT (Information and Communication Technology).

Mobile application atau aplikasi dalam perangkat smartphone menjadi bidang

dengan potensi besar dalam industri ICT. Penciptaan program aplikasi merupakan

terobosan penting dalam perkembangan perangkat smartphone, ia membuka jalan bagi

pemanfaatan maksimal dari kultur dinamis dan praktis yang ditawarkan oleh perangkat

smartphone.

Berdasarkan laporan yang dilakukan oleh App Annie pada 2017 yang lalu,

dijelaskan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara pengguna aplikasi mobile

paling aktif di dunia. Indonesia berada di jajaran teratas bersaing dengan deretan

negara-negara yang sudah lebih maju seperti Tiongkok, India, Brazil, dan Korea

Selatan. Lama pengguna aplikasi smartphone tersebut hampir mencapai 250 menit

(atau lebih dari empat jam) dalam satu hari. Gambar 1.2 di bawah menunjukkan

Indonesia berada di posisi negara keempat di bawah Tiongkok, India, dan Amerika

Serikat dalam penggunaan aplikasi hitungan harian.

Laporan ini dapat memberikan gambaran bagaimana aplikasi smartphone di

Indonesia mendapatkan perhatian yang besar diantara para pengguna gadget di dunia.

Page 4: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/RS1_2019_1... · 2020. 3. 28. · BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kehidupan masyarakat

4

Smartphone tanpa aplikasi yang bagus tentu akan kalah bersaing untuk mendapatkan

hati pengguna (customer). Oleh karena itu, aplikasi smartphone yang bagus harus

dapat diciptakan dan dikembangkan agar aplikasinya dapat terus digunakan.

Gambar 1.2 Rata-rata penggunaan dan pengunduhan aplikasi smartphone bulanan

Sumber: App Annie Retrospective Report, 2017

Menurut Jaede Tan, Asia Pacific Regional Director of App Annie, pada

November 2017 yang lalu pasar Indonesia memiliki potensi menjadi pasar aplikasi

smartphone mengungguli negara Inggris dan Amerika Serikat karena masyarakatnya

masih baru saja mengenal smartphone sehingga masyarakat masih mencari-cari dan

mengunduh banyak aplikasi. Namun kemudian para pengguna mulai membentuk

kebiasaan saat menggunakan aplikasi. Dimana mereka cenderung mengunduh banyak

aplikasi tetapi hanya menggunakan beberapa saja. Seperti pada Gambar 1.2 di atas,

terdata bahwa di Indonesia, rata-rata orang hanya aktif menggunakan 39 aplikasi per

bulan.

Tan kemudian menyarankan agar saat sebuah bisnis meluncurkan aplikasinya,

mereka harus benar-benar memahami data dan yang terpenting harus dapat benar-

Page 5: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/RS1_2019_1... · 2020. 3. 28. · BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kehidupan masyarakat

5

benar memberikan solusi. Sebab saat ini biaya untuk mendapatkan pengunduh

(customer acquisition) atau bahkan mendapatkan konsumen (consumer conversion)

sangatlah tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Persaingan aplikasi smartphone semakin sengit. Berdasarkan data dua tahun

yang lalu, sudah ada dua juta aplikasi smartphone yang telah dirilis di seluruh dunia

namun hanya sekitar empat puluh aplikasi saja yang mampu bertahan untuk disimpan

oleh pengguna di smartphonenya.

Melihat tren ini yang semakin berkembang pesat dengan pangsa pasar yang

berpotensi, banyak perusahaan dan individu yang berkompetisi untuk menjadi

Software Developer — individu atau organisasi yang mengembangkan aplikasi

perangkat smartphone. Hingga saat ini, terdapat dua sistem operasi perangkat

smartphone terbesar di dunia yaitu Android dan iOS. Hal ini dapat dibuktikan dengan

data statistik yang terlampir pada Gambar 1.3 dan dirincikan pada Gambar 1.4 serta

Tabel 1.1. Data ini diperoleh dari hasil penelitian tim GlobalStats statcounter secara

global yang terhitung pada bulan Oktober 2019.

Gambar 1.3 Pangsa pasar sistem operasi perangkat smartphone di seluruh dunia bulan

Oktober 2019

Sumber: GlobalStats statcounter, 2019

Pada Gambar 1.3 di atas, terlampir pangsa pasar (world wide market share)

sistem operasi perangkat smartphone di seluruh dunia dengan data pengguna Android

sebesar 76.67% dan data pengguna iOS sebesar 22.09%. Sisa 1.24% pangsa pasar

sistem operasi perangkat smartphone ini dikuasai oleh beberapa sistem operasi lainnya

seperti KaiOS, Samsung, dan Windows. Dari gambaran tersebut, dapat dikatakan

bahwa Android menguasai lebih dari setengah pangsa pasar sistem operasi perangkat

smartphone dunia. Namun keduanya juga memiliki pangsa pasar yang cukup stabil

Page 6: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/RS1_2019_1... · 2020. 3. 28. · BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kehidupan masyarakat

6

dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat lebih detail dari grafik statistik yang terdapat

pada Gambar 1.4 di bawah. Grafik tersebut menunjukkan detail pangsa pasar sistem

operasi perangkat smartphone di seluruh dunia selama setahun tercatat dari Oktober

2018 hingga Oktober 2019.

Gambar 1.4 Grafik pangsa pasar sistem operasi perangkat smartphone di seluruh

dunia selama Oktober 2018-2019

Sumber: GlobalStats statcounter, 2019

Dari grafik di atas, garis merah menunjukkan pangsa pasar Android selama

setahun dari Oktober 2018 hingga Oktober 2019. Sedangkan garis abu-abu di

bawahnya menunjukkan pangsa pasar iOS selama setahun. Keduanya terlihat stabil

dari bulan ke bulan. Sisanya saling menumpuk dekat garis X-Axis. Rincian persentase

grafik pangsa pasar khusus Android dan iOS di atas terlampir dalam Tabel 1.1 di

bawah.

Tabel 1.1 Rincian persentase grafik pangsa pasar Android dan iOS secara global

Date Android iOS

2018-10 74.69 22.34

2018-11 72.35 24.44

2018-12 75.16 21.98

Page 7: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/RS1_2019_1... · 2020. 3. 28. · BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kehidupan masyarakat

7

2019-01 74.45 22.85

2019-02 74.15 23.28

2019-03 75.33 22.4

2019-04 75.22 22.76

2019-05 75.34 22.66

2019-06 76.03 22.04

2019-07 76.08 22.01

2019-08 76.23 22.17

2019-09 76.24 22.48

2019-10 76.67 22.09

Sumber: GlobalStats statcounter, 2019

Dari data rincian yang terlampir pada tabel di atas, dapat dilihat fluktuasi yang

tidak signifikan dari bulan ke bulan. Namun semua data yang terlampir dari Gambar

1.3, Gambar 1.4, dan Tabel 1.1 masih merupakan data global secara keseluruhan

pangsa pasar dunia. Untuk melihat dan memanfaatkan peluang yang ada tentunya para

pebisnis harus mengenali keberagaman pangsa pasar yang ada di Indonesia. Hal ini

penting dilakukan sebelum memulai sebuah proyek atau bisnis di suatu negara untuk

melihat kompetitor yang berada di pangsa pasar yang sama. Hal ini dapat dibuktikan

dengan data statistik yang terlampir pada Gambar 1.5 dan dirincikan pada Gambar 1.6

serta Tabel 1.2 di bawah.

Gambar 1.5 Pangsa pasar sistem operasi perangkat smartphone di Indonesia sampai

Oktober 2019

Sumber: GlobalStats statcounter, 2019

Gambar 1.5 di atas menunjukkan hasil penelitian tim GlobalStats statcounter, di

Indonesia yang terhitung pada bulan Oktober 2019, bahwa 94.17% pangsa pasar

Page 8: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/RS1_2019_1... · 2020. 3. 28. · BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kehidupan masyarakat

8

sistem operasi perangkat smartphone di Indonesia dikuasai oleh Android kemudian

diikuti dengan iOS sebesar 5.27%. Sisa 0.56% terbagi ke empat sistem operasi

perangkat smartphone lainnya seperti Nokia dan Series 40 yang mana masing-masing

memiliki pangsa pasar sebesar 0.1%, sistem operasi Tizen 0.09%, dan sistem operasi

Windows sebesar 0.06%.

Gambar 1.6 Grafik pangsa pasar sistem operasi perangkat smartphone di Indonesia

dari bulan Januari hingga Desember 2016

Sumber: GlobalStats statcounter, 2019

Dari grafik di atas, garis merah menunjukkan pangsa pasar Android selama

setahun terhitung dari bulan Januari 2016 hingga Desember 2016. Sedangkan garis

abu-abu yang berada di salah satu tumpukan di bawahnya menunjukkan pangsa pasar

iOS pada awal hingga akhir tahun 2016. Dari grafik tersebut terlihat bahwa pangsa

pasar iOS terlihat jauh lebih stabil dari bulan ke bulan dibandingkan pangsa pasar

Android. Hal ini dikarenakan Android mengeluarkan banyak macam perangkat

smartphone yang mampu menjangkau pasar Indonesia dalam periode waktu yang

cepat. Banyak jenis perangkat smartphone Android yang diproduksi dalam periode

satu tahun dengan jangka jarak yang cukup singkat di setiap jenis perangkat

smartphonenya. Hal ini disebabkan karena ambisi Android yang ingin menguasai atau

menjangkau seluruh pangsa pasar gadget Indonesia dengan menawarkan perangkat

Page 9: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/RS1_2019_1... · 2020. 3. 28. · BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kehidupan masyarakat

9

smartphone untuk kaum menengah ke bawah, menengah, dan menengah ke atas.

Sehingga tidak heran jika pangsa pasarnya mampu mencapai angka 70% ke atas setiap

bulannya. Rincian persentase grafik pangsa pasar khusus Android dan iOS di atas

terlampir dalam Tabel 1.2 di bawah.

Tabel 1.2 Rincian persentase grafik pangsa pasar Android dan iOS di Indonesia

Date Android iOS

2016-01 75.61 2.91

2016-02 76.36 2.77

2016-03 77.61 2.67

2016-04 79.05 2.55

2016-05 79.87 2.38

2016-06 77.1 3.28

2016-07 73.8 3.5

2016-08 72.51 3.94

2016-09 72.34 3.97

2016-10 73.25 4.09

2016-11 74.03 4.26

2016-12 76.46 4.09

Sumber: GlobalStats statcounter, 2019

Jika menggabungkan antara Tabel 1.2 yang menunjukkan rincian grafik

kondisi pangsa pasar sistem operasi perangkat smartphone di Indonesia pada tahun

2016 dengan Gambar 1.5 yang menunjukkan grafik kondisi pangsa pasar sistem

operasi perangkat smartphone di Indonesia tercatat hingga bulan Oktober 2019 maka

dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan pangsa pasar Android terus berkembang

bahkan mampu menguasai hingga lebih dari 90% pangsa pasar di Indonesia. Hal ini

membuktikan bahwa pangsa pasar sistem operasi perangkat smartphone di Indonesia

didominasi oleh Android. Namun meskipun begitu, faktor utama yang mempengaruhi

pengguna untuk melakukan pemilihan sistem operasi perangkat smartphonenya

cenderung dititikberatkan pada harga dari produk yang ditawarkannya. Sebagai negara

berkembang, banyak penduduk Indonesia yang masih berpenghasilan rendah dan hal

ini kurang sesuai dengan target pasar iOS yang menawarkan produk dengan range

Page 10: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/RS1_2019_1... · 2020. 3. 28. · BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kehidupan masyarakat

10

harga untuk pasar elite. Sehingga Android mampu mendominasi pasar Indonesia

karena harga produk yang ditawarkan lebih sesuai dengan kondisi pasar Indonesia.

Dewasa ini, selain spesifikasi dan harga yang ditawarkan, sistem operasi (OS)

telah menjadi salah satu faktor penting bagi para pengguna smartphone dalam

menentukan pilihannya. Kinerja sistem operasi sudah terbukti mampu mempengaruhi

banyak hal. Mulai dari user ecperience (UX), fitur-fitur yang ditawarkan, hingga

jadwal pembaruan softwarenya. Menurut Vines dari Priceprice.com, terdapat beberapa

aspek yang membuat iOS lebih unggul dibandingkan Android. Berikut adalah

beberapa keunggulan iOS dibandingkan Android:

1. iOS memiliki sistem keamanan dan privasi yang lebih maksimal karena Apple

sangat memprioritaskan privasi di atas segalanya sehingga celah keamanannya

juga lebih minim dibandingkan sistem operasi lainnya. Hal ini dibuktikan dari

perjalanan iOS yang berhasil membuat tidak ada satu hacker pun yang mampu

membobol fitur keamanan iOS, bahkan teknisi sekelas FBI sekalipun. Sistem

keamanannya juga mampu melindungi pengguna dari serangan berbagai jenis

malware yang berasal dari aplikasi-aplikasi ilegal. Berbeda dengan Android

yang mengizinkan pengguna mengunduh aplikasi dari berbagai sumber, iOS

lebih membatasi akses penggunanya untuk mengunduh aplikasi dari sumber-

sumber kredibel yang sudah melalui proses penyaringan. Sehingga, untuk

membuat sebuah aplikasi di Android akan lebih mudah untuk dipublikasikan

dalam Play Store dibandingkan membuat dan mengembangkan sebuah aplikasi

di iOS yang memiliki banyak aturan, syarat dan ketentuan untuk dipubilkasikan

dalam App Store. Maka dari itu, untuk dapat berhasil masuk dan

mempublikasikan aplikasi dalam App Store jauh lebih sulit dibandingkan Play

Store.

2. Kinerja smartphone iOS lebih optimal dari Android karena performa

smartphone iOS jauh lebih cepat, stabil, dan terasa halus sekalipun digunakan

untuk mengakses aplikasi yang berat.

3. Update software panjang dan lebih cepat sangat dibutuhkan karena teknologi

berkembang dengan pesat, jika tidak ada pembaruan maka pengguna dapat

ketinggalan jaman. Dalam setiap pembaruannya, Apple selalu menyertakan

sistem keamanan lengkap dengan menawarkan berbagai fitur-fitur baru yang

dibawa oleh seri iPhone terbaru.

Page 11: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/RS1_2019_1... · 2020. 3. 28. · BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kehidupan masyarakat

11

4. Memiliki masa pemakaian yang lebih lama, karena iOS mendapatkan jatah

pembaruan software sampai empat tahun dari waktu rilis, sehingga pengguna

tidak perlu repot untuk membeli smartphone baru jika ingin menikmati fitur

baru. Terlepas dari itu, ketika sudah bosan dan ingin membeli smartphone baru,

harga jual iOS juga tidak terpaut jauh dari harga barunya, jadi pelanggan tidak

akan terlalu rugi. Namun hal ini berbanding terbalik dengan harga jual Android

yang sangat tidak tentu. Harga yang ditawarkan mudah jatuh dalam waktu yang

singkat.

5. Banyak aplikasi populer yang tersedia lebih dulu di iOS. Data membuktikan

aplikasi populer kerap kali tersedia lebih dulu di iOS kemudian baru meluncur

di Play Store untuk perangkat Android.

Penjelasan kelima poin di atas kemudian dapat menunjukkan bagaimana iOS

mampu berhasil meluncurkan aplikasi-aplikasi smartphone yang laku dan ramai di

pasaran. Mulai dari aplikasi berupa games biasa hingga aplikasi yang dibuat untuk

mengatasi masalah dan memberikan solusi bagi para penggunanya. Namun perlu juga

diketahui bahwa tidak banyak aplikasi yang mampu bertahan di App Store karena

jarang dipakai, hanya dipakai sekali, bahkan tidak sedikit aplikasi yang hanya diunduh

namun tidak dipakai. Skenario terakhirnya adalah aplikasi yang sudah ada di App Store

itu tidak diunduh sama sekali karena branding atau promosi yang kurang gencar dari

tim pembuat aplikasinya. Kasus-kasus seperti ini seringkali disebut sebagai proyek

gagal (fail project) oleh para pengembang aplikasinya (developer). Dari sini dapat

dilihat bahwa banyak proyek yang gagal memenuhi tujuan. Tingkat keberhasilan

proyek hanya mencapai 64% (Project Management Institute, 2015). Hal ini karena

proyek tidak dikelola dengan baik. Lingkup kerja melebihi kesepakatan, tidak selesai

tepat waktu, menghasilkan hasil buruk, menghabiskan sumber daya dan biaya (Project

Management Institute, 2017) merupakan beberapa hal yang menyebabkan banyak

proyek gagal pada umumnya. Padahal proyek adalah kegiatan yang memiliki batasan

lingkup kerja, waktu, dan sumber daya. Kondisi-kondisi tersebut merugikan para

stakeholder (pemangku kepentingan) dan perusahaan. Pengelolaan proyek harus

disertai dengan pemahaman manajemen proyek (project management) yang baik.

Saat ini, proyek-proyek ICT mendukung berbagai kegiatan organisasi yang

berkisar dari mempertahankan sistem yang ada hingga mengembangkan ide-ide

inovatif yang memanfaatkan teknologi yang muncul seperti pencetakan 3-D (3-D

Page 12: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/RS1_2019_1... · 2020. 3. 28. · BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kehidupan masyarakat

12

printing) atau komputasi awan (cloud computing) dan komputasi bergerak (mobile

computing). Proyek ICT dapat relatif mudah seperti meningkatkan network atau

mengembangkan situs web sederhana, sementara aplikasi perusahaan besar, mahal,

dan berisiko seperti ERP (enterprise resource planning atau perencanaan sumber daya

perusahaan) dan CRM (customer relationship management atau manajemen hubungan

pelanggan) dapat mendukung proses dan kegiatan bisnis inti di seluruh organisasi.

Selain itu, media sosial dan big data analytics semakin mendefinisikan kembali

hubungan pelanggan dan meningkatkan pengalaman pelanggan. Sejumlah perusahaan

berharap bahwa realitas alternatif atau bagaimana orang menggunakan teknologi

dalam kehidupan sehari-hari mereka akan diintegrasikan ke dalam produk konsumen

seperti smartphones, smart watches, dan smart glasses.

Maka dari itu, sebagai seorang manajer proyek (project manager) atau anggota

tim proyek, yang akan terlibat dalam proyek yang lebih dinamis, lebih tersebar secara

geografis, dan lebih beragam secara etnis atau budaya daripada sebelumnya. Risiko

dan imbalan pada era yang serba dinamis ini akan lebih besar daripada masa lalu. Oleh

karena itu, seperangkat keterampilan manajemen teknis, nonteknis, dan proyek yang

solid yang didasarkan pada pengalaman masa lalu dan disesuaikan dengan lingkungan

yang baru dan dinamis ini akan diperlukan untuk berhasil mengelola proyek-proyek

ICT.

Pemahaman dan penguasaan mengenai project management yang baik mampu

meningkatkan tingkat kesuksesan proyeknya terutama dalam proyek-proyek ICT.

Salah satu kesalahan yang seringkali terjadi dan mengakibatkan kegagalan dalam

manajemen proyek khususnya pada proyek ICT adalah ketidakmampuan project

manager ataupun anggota terlibat dalam tim untuk mempertimbangkan atau

mengabaikan risiko-risiko yang mungkin timbul dan terjadi dalam proses pengerjaan

proyeknya.

Menurut buku Guide of the Project Management Body of Knowledge

(PMBOK Guide), meskipun ICT (Information and Communication Technology)

menjadi lebih dapat diandalkan, lebih cepat, dan lebih murah, namun biaya,

kompleksitas, dan risiko dalam mengelola proyek-proyek ICT terus menjadi tantangan

bagi banyak organisasi. Banyak cerita kegagalan proyek ICT yang dialami oleh

organisasi atau perusahaan skala besar maupun kecil dalam dunia industri ekonomi

Page 13: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/RS1_2019_1... · 2020. 3. 28. · BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kehidupan masyarakat

13

bisnis. Kegagalan proyek-proyek tersebut seringkali berakhir dengan tuntutan hukum

yang merugikan banyak pihak, baik pihak internal maupun pihak eksternal dalam

organisasi seperti merusak karir sumber daya manusianya dan merusak hubungan

dengan para pemangku kepentingan.

Menurut buku Information Technology Project Management edisi kelima yang

ditulis oleh Jack T. Marchewka, jumlah alasan penyebab proyek gagal hampir tidak

terbatas. Secara umum, sebuah proyek tidak gagal karena satu alasan, tetapi karena

sejumlah besar masalah, isu-isu, dan tantangan yang dibangun di atas satu sama lain.

Namun, seperti yang dipaparkan dalam Tabel 1.3 di bawah, sebagian besar alasan

kegagalan proyek dapat dikelompokkan ke dalam empat kategori: orang, proses,

teknologi, dan organisasi.

Tabel 1.3 Contoh Alasan Penyebab Kegagalan Proyek

Orang Proses Teknologi Organisasi • Kurangnya

dukungan dari Top level management

• Keterlibatan pengguna yang tidak efektif

• Kurangnya keterampilan

• Kurang pengalaman • Komunikasi buruk

• Kurang akuntabilitas • Pembagian peran

dan tanggung jawab yang tidak jelas

• Sasaran pemangku kepentingan yang bertentangan

• Keputusan yang buruk

• Tujuan dan target yang tidak jelas

• Perencanaan yang buruk

• Kurangnya kontrol

• Persyaratan yang tidak jelas

• Mengubah persyaratan

• Pengujian yang tidak memadai

• Tidak ada atau tidak mengikuti Manajemen proyek dan proses pengembangan produk

• Eksekusi yang buruk

• Usang / Kuno • Tidak terbukti • Tidak

Kompatibel

• Kurang terarah

• Mengubah prioritas

• Kurang pendanaan

• Persaingan untuk pendanaan

• Politik dalam organisasi

• Birokrasi • Kurang

pengawasan • Manajemen

perubahan yang buruk

Sumber: Information Technology Project Management 5th Edition, 2019

Page 14: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/RS1_2019_1... · 2020. 3. 28. · BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kehidupan masyarakat

14

Berikut adalah penjelasan untuk masing-masing kategori:

1. Orang — Orang adalah pemangku kepentingan suatu proyek, dan

pemangku kepentingan dapat memiliki peran dan minat yang beragam

dalam keberhasilan atau kegagalan proyek. Dukungan dari manajemen

puncak atau eksekutif tingkat tinggi secara konsisten peringkat sebagai

salah satu kriteria paling penting untuk keberhasilan proyek. Dukungan

manajemen tingkat atas sangat penting dalam hal memperoleh dan

mempertahankan dukungan keuangan untuk proyek. Dukungan nyata oleh

manajemen senior juga penting dalam hal dukungan emosional dan

negosiasi atau penyelesaian konflik organisasi. Pengguna dapat dianggap

sebagai pelanggan proyek. Pengguna adalah pemangku kepentingan

proyek yang penting yang harus dilibatkan dalam keputusan penting

karena mereka mungkin memiliki pengetahuan penting tentang bisnis dan

proses yang tidak dimiliki oleh orang yang lebih teknis. Bekerja sama

secara erat, para pengguna dan pengembang dapat lebih memahami

peluang bisnis dan keterbatasan teknologi. Keterlibatan pengguna yang

tidak efektif dapat menyebabkan peluang yang terlewatkan, harapan yang

tidak realistis, atau kurangnya dukungan. Masalah terkait orang lain yang

berkontribusi pada kegagalan proyek termasuk komunikasi yang buruk,

serta tidak memiliki orang yang tepat di tim proyek sehubungan dengan

keterampilan, pengalaman, atau kemampuan pengambilan keputusan.

Seringkali konflik muncul jika pemangku kepentingan memiliki tujuan

atau kepentingan yang bersaing atau jika peran, tanggung jawab, dan

akuntabilitas tidak didefinisikan dengan baik.

2. Proses — Proses termasuk satu set manajemen proyek dan proses

pengembangan produknya. Proses manajemen proyek menentukan tujuan

dan sasaran proyek serta membantu mengembangkan dan melaksanakan

rencana proyek yang realistis. Proses produk fokus pada produk, proses,

atau sistem baru yang akan dirancang, dibangun, diuji, dan

diimplementasikan. Proses yang tidak didefinisikan atau diikuti dapat

menyebabkan kualitas yang buruk dalam hal solusi tidak memberikan nilai

yang diharapkan atau tidak memenuhi jadwal, anggaran, atau tujuan

kualitas. Seringkali, persyaratan yang tidak didefinisikan dengan benar

Page 15: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/RS1_2019_1... · 2020. 3. 28. · BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kehidupan masyarakat

15

mengarah pada pekerjaan tambahan atau produk, proses, atau sistem yang

tidak diminta atau tidak dibutuhkan oleh pemangku kepentingan.

Singkatnya, proyek ini tidak dilaksanakan dengan baik.

3. Teknologi — hanya 3 persen dari kegagalan proyek ICT yang dapat

dikaitkan dengan tantangan teknis. Namun, proyek menghadapi risiko

kegagalan jika suatu teknologi usang, tidak terbukti, atau tidak kompatibel

dengan pengembangan produk, proses, atau sistem proyek. Memilih

teknologi yang tepat berarti memiliki alat yang tepat untuk pekerjaan dan

bahwa produk, proses, atau sistem tidak terhalang oleh teknologi yang

tidak dapat diskalakan, integratif, dikelola, atau didukung di masa depan.

4. Organisasi — Masalah dalam organisasi juga dapat menyebabkan

kegagalan proyek. Kurangnya arahan yang jelas dalam hal strategi dapat

memungkinkan organisasi untuk mendanai proyek yang salah atau

mengabaikan pemenang potensial. Dalam lingkungan yang dinamis,

perubahan persyaratan dalam hal undang-undang, persaingan, atau

permintaan pelanggan dapat menciptakan target bergerak untuk produk,

layanan, atau sistem proyek ketika prioritas organisasi berubah. Pendanaan

dapat berdampak pada proyek jika unit bisnis dalam organisasi bersaing

untuk dana terbatas atau jika organisasi mengalami penurunan keuangan.

Manajemen dapat menciptakan masalah sendiri karena kurangnya

pengawasan atau melalui birokrasi aturan dan kebijakan yang terlalu rumit

dan tak tergoyahkan. Selain itu, tidak memiliki rencana organisasi untuk

mempersiapkan para pemangku kepentingan untuk perubahan organisasi

yang direncanakan proyek dapat menyebabkan tenggat waktu yang

terlewati karena konflik dan perlawanan dari para pemangku kepentingan.

Maka dari itu, sebagai seorang manajer proyek (project manager) atau anggota

tim proyek, yang akan terlibat dalam proyek yang lebih dinamis, lebih tersebar secara

geografis, dan lebih beragam secara etnis atau budaya daripada sebelumnya. Risiko

dan imbalan pada era yang serba dinamis ini akan lebih besar daripada masa lalu.

Seperangkat keterampilan manajemen teknis, nonteknis, dan proyek yang solid yang

didasarkan pada pengalaman masa lalu dan disesuaikan dengan lingkungan yang baru

dan dinamis ini akan diperlukan untuk berhasil mengelola proyek-proyek ICT.

Page 16: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/RS1_2019_1... · 2020. 3. 28. · BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kehidupan masyarakat

16

Meminimalisir probabilitas kegagalan dalam setiap proyek ICT, dapat

dilakukan dengan menganalisis risiko dalam setiap tahap perencanaannya (planning).

Sehingga project manager harus dapat mengukur, menghitung, memperkirakan, dan

mengantisipasi segala risiko kemungkinan yang dapat timbul. Hal ini harus

dipertimbangkan dari segala sudut pandang (setiap pemangku kepentingan) yang

berbeda sehingga ada mitigasi untuk risiko yang akan timbul. Namun tidak hanya pada

tahap perencanaan saja, pada tahap eksekusi pengembangan proyeknya juga

diperlukan controlling, monitoring, dan evaluasi. Hal ini dilakukan agar risiko yang

terjadi dengan kondisi yang tidak diperkirakan sebelumnya dapat segera ditangani dan

proyek dapat tetap berjalan. Hingga pada akhirnya proyek dapat tetap selesai tepat

waktu dengan memenuhi segala requirement dari product ownernya. Oleh karena itu,

manajemen risiko proyek terutama terkait dengan risiko biaya, waktu, dan cakupan

pekerjaan proyek dalam project management merupakan komponen yang harus

dipahami dan dipelajari untuk diantisipasi.

Manajemen risiko proyek dapat memberikan dampak positif pada pemilihan

proyek, penentuan ruang lingkup proyek, dan pengembangan jadwal yang realistis

(realistic timeline) serta perkiraan biaya. Hal ini dapat membantu para pemangku

kepentingan proyek (stakeholders) untuk lebih memahami sifat proyek yang sedang

dikerjakan, melibatkan anggota tim dalam menentukan kekuatan (strength) dan

kelemahan (weakness) proyek, serta membantu mengintegrasikan bidang pengetahuan

manajemen proyek lainnya. Perencanaan yang baik dipercaya dapat memberikan

performa yang baik juga ketika mengeksekusikan strategi perencanaannya. Namun

sayangnya, hal-hal yang sudah direncanakan jarang berjalan sesuai rencana karena

proyek tersebut harus beradaptasi dengan lingkungan yang dinamis. Di sinilah peran

manajemen risiko proyek dapat membantu mengoptimalkan hasil proyek meskipun

dihadapkan pada lingkungan yang dinamis karena manajemen risiko proyek berfokus

pada identifikasi, analisis, dan pengembangan strategi untuk merespons risiko proyek

secara efisien dan efektif.

Namun, perlu diingat bahwa tujuan manajemen risiko bukanlah untuk

menghindari risiko dengan cara apa pun, tetapi untuk membuat keputusan yang terbaik

mengenai risiko apa yang layak diambil dan untuk merespons risiko tersebut dengan

cara yang tepat. Maka dari itu, manajemen risiko proyek juga menyediakan sistem

peringatan dini untuk masalah-masalah yang akan datang dan yang perlu ditangani

Page 17: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/RS1_2019_1... · 2020. 3. 28. · BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kehidupan masyarakat

17

atau diselesaikan. Meskipun begitu, banyak organisasi yang kurang waspada dalam

mengidentifikasi peluang dan akhirnya mendapati diri mereka dalam keadaan krisis

yang ditandai dengan ketidakmampuan membuat keputusan yang efektif dan tepat

waktu. Hal ini dikarenakan para pemangku kepentingan proyek gagal untuk

merencanakan hal-hal yang tidak terduga dan cenderung mengatasi risiko setelah

risiko tersebut menjadi masalah.

Analisis risiko proyek dalam proyek ICT dapat dilaksanakan dalam kerangka

yang dipakai oleh proyek ICT itu sendiri. Sehingga analisis risiko itu akan mengikuti

tahapan skema kerja proyek ICT tersebut. Salah satu skema kerangka proyek ICT itu

adalah scrum. Scrum adalah sebuah kerangka kerja untuk mengembangkan,

menghantarkan, dan mengelola produk yang kompleks dimana orang-orang dapat

mengatasi masalah kompleks adaptif, dan disaat yang bersamaan mereka juga

menghantarkan produk dengan nilai setinggi mungkin secara produktif dan kreatif.

Scrum adalah kerangka kerja proses yang telah digunakan untuk mengelola

pengembangan produk kompleks sejak awal tahun 1990-an. Scrum bukanlah sebuah

proses, teknik, ataupun metodologi melainkan sebuah kerangka kerja yang dapat

menggunakan bermacam proses dan teknik di dalamnya. Scrum mengekspos ketidak-

efektifan dari manajemen produk dan teknik kerja tim, sehingga tim dapat secara terus-

menerus meningkatkan kinerja produk, tim, dan lingkungan kerja tim. Kerangka kerja

ini terdiri dari Scrum Team dan peran-peran, acara-acara, artefak-artefak dan aturan-

aturan terkait. Setiap komponen di dalam kerangka kerja ini memiliki tujuan tertentu

dan sangat penting bagi keberhasilan penggunaan scrum. Aturan scrum mengikat

peran-peran, acara-acara, dan artefak-artefak, serta menjaga hubungan dan interaksi

antar komponen tersebut.

Dewasa ini, kerangka kerja scrum sudah sangat lumrah digunakan untuk

beragam bentuk proyek di berbagai industri. Namun scrum paling sering dan familiar

untuk diimplementasikan dalam industri ICT karena scrum merupakan kerangka kerja

yang fleksibel dan strategi pengembangan proyek ICTnya menyeluruh dimana seluruh

tim bekerja sebagai satu unit dalam mencapai goal atau tujuan dan visi yang sama.

Prinsip utamanya adalah scrum mampu menerima perubahan-perubahan dadakan yang

mungkin saja terjadi dari client’s requirement. Scrum juga dapat memaksimalkan

seluruh anggota tim untuk menyesuaikan perubahan mendadak ini. Sehingga scrum

dinyatakan sebagai kerangka kerja yang paling sesuai dalam proyek pengembangan

Page 18: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/RS1_2019_1... · 2020. 3. 28. · BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kehidupan masyarakat

18

sebuah aplikasi mobile (smartphone) di lingkungan yang dinamis ini. Hal ini kemudian

ditangkap dan diimplementasikan oleh sebuah institusi edukasi yang bergerak di

bidang akademi untuk industri computer software memiliki misi untuk membangun

Apps (aplikasi) Ekonomi Indonesia dengan membentuk para World Class Developer.

Program akademi yang ditawarkan berfokus pada pengembangan dan peningkatan

kemampuan terkait dengan platform iOS. Para peserta program ini diharapkan mampu

berkolaborasi dengan tim untuk menciptakan sebuah aplikasi iOS, tvOS, watchOS,

dan/atau macOS sesuai dengan hasil riset dan pengembangannya, yang kemudian akan

diterbitkan pada App Store.

Apple Developer Academy @ BINUS – institusi edukasi yang telah disebut

sebelumnya – selalu berusaha menekankan proses riset agar aplikasi mobilenya benar-

benar bisa menjawab permasalahan yang ada dan menjadi solusi untuk masalah para

pengguna. Untuk itu proses riset, proses pengembangan, dan pemahaman manajemen

proyek yang baik harus dapat diimplementasikan kepada setiap proyek pembuatan dan

pengembangan mobile applicationnya.

Sejauh ini sudah ada beberapa aplikasi mobile dari beberapa tim maupun

peserta program akademi yang telah berhasil dengan sukses masuk ke pasar Indonesia

melalui App Store dan memiliki peminat yang cukup banyak. Pencapaian ini tentu

tidak terjadi secara instan begitu saja. Meski Apple Developer Academy @ BINUS

selalu memberikan batas waktu pengerjaan proyeknya, akan tetapi beberapa tim dan

individu peserta program yang telah berhasil itu mampu menunjukkan beberapa hal

terkait dengan manajemen waktu, biaya, dan cakupan pekerjaannya. Pada aspek

manajemen waktu, mereka mampu menyelesaikan pengerjaan proyeknya tepat waktu

atau bahkan sebelum batas garis waktu yang ditentukan oleh Apple Developer

Academy @ BINUS. Sehingga akhirnya mereka mampu melakukan tahap

pengembangan berkelanjutan dan memulai future developmentnya lebih awal

dibandingkan tim atau peserta lainnya. Hal ini berkaitan dengan aspek cakupan

pekerjaan proyeknya yang kemudian menjadi lebih luas dan lebih lebar karena mulai

melakukan pengembangan-pengembangan untuk terus memperbaharui versi proyek

aplikasinya. Aspek manajemen biaya akan disesuaikan dengan kebutuhan masing-

masing tim ataupun peserta program.

Page 19: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/RS1_2019_1... · 2020. 3. 28. · BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kehidupan masyarakat

19

Keberhasilan yang telah dicapai oleh beberapa tim tersebut mengakui bahwa

memiliki project manager yang berpengalaman sehingga manajemen proyeknya

sangat teratur dan rapih. Alhasil, proyek dapat selesai tepat waktu. Adapun beberapa

yang mengaku bahwa ambisi masing-masing anggota tim yang ingin mengasah dan

memperdalam keterampilannya di Apple Developer Academy @ BINUS berkontribusi

besar dalam kecepatan proses pengerjaan proyeknya. Hal lain yang ikut berpengaruh

besar seperti soft skills masing-masing anggota tim dimana di dalamnya terdapat

keterampilan berkomunikasi, kepemimpinan, kolaborasi, kerjasama, dan masih

banyak lagi.

Namun apabila ditinjau lebih dalam, tidak sedikit peserta ataupun tim

pengembang aplikasi mobile di Apple Developer Academy @ BINUS yang tidak

mampu mengikuti garis waktu yang telah ditetapkan oleh Apple Developer Academy

@ BINUS. Proyek yang tidak selesai ini terpaksa menampilkan progress dan

prototipenya saja pada saat review app – hari khusus dimana setiap tim atau peserta

program akan melakukan presentasi akhir untuk menceritakan tentang aplikasi yang

telah dibuatnya kepada para VIP dari Apple Developer Academy – untuk diberi

feedback dan tinjauan kembali. Adapun kasus yang telah terjadi beberapa kali dimana

deadline yang telah ditetapkan oleh Apple Developer Academy @ BINUS terpaksa

diundur secara serentak karena masih banyak tim peserta program yang belum siap

dan selesai mengembangkan aplikasinya. Padahal dengan jadwal yang cukup ketat

dalam setiap pembuatan dan pengembangan proyeknya, banyak tim mengaku telah

menerapkan kerangka kerja scrum karena dirasa cocok dan efisien untuk pengerjaan

proyeknya yang memiliki keterbatasan dan sensitivitas terhadap variabel waktu.

Sehingga meskipun scrum diakui menjadi kerangka kerja yang paling efisien dalam

pengerjaan sebuah proyek, khususnya pada proyek-proyek ICT seperti pada

pengembangan mobile application, banyak proyek tim peserta program yang ada di

Apple Developer Academy @ BINUS yang akhirnya menjadi kurang efisien karena

tim tidak mampu mengelola risiko-risiko yang timbul dalam proses pengembangan

proyeknya. Hal ini tentu menjadi sebuah masalah yang harus diperhatikan karena dapat

merugikan seluruh pemangku kepentingan baik itu untuk keberlangsungan tim proyek

itu sendiri maupun keberlangsungan institusi atau organisasinya. Masalah bagi

keberlangsungan timnya sendiri jika dalam proses pengembangan proyek aplikasinya

yang menggunakan kerangka kerja scrum, project manager beserta seluruh anggota

Page 20: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/RS1_2019_1... · 2020. 3. 28. · BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kehidupan masyarakat

20

terlibat tidak dapat menganalisis risiko manajemen waktu, biaya, dan cakupan

pekerjaannya.

Dengan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan “Analisis

Manajemen Waktu, Biaya, dan Cakupan Pekerjaan dalam Kerangka Kerja

Scrum untuk Pengembangan Mobile Application: Studi Kasus Proyek Aplikasi

Ollus pada Apple Developer Academy @ BINUS”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas bahwa menganalisis

manajemen proyek dapat diukur melalui tiga variabel penting dalam project scope

management yaitu cakupan pekerjaan (scope), biaya (cost), dan waktu pengerjaan

(time). Maka untuk mencapai target pengembangan mobile application menggunakan

kerangka kerja scrum, diperlukan perhatian khusus pada analisis manajemen proyek

selama proses pengerjaan proyeknya.

Berdasarkan pemaparan latar belakang terkait dengan manajemen proyek dalam

kerangka kerja scrum untuk pengembangan proyek aplikasi Ollus, maka permasalahan

dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana masalah manajemen proyek dalam kerangka kerja scrum pada

pengembangan proyek aplikasi Ollus?

2. Faktor-faktor apa yang mendorong munculnya permasalahan manajemen

proyek dalam kerangka kerja scrum pada pengembangan proyek aplikasi

Ollus?

3. Bagaimana strategi yang dilakukan tim Ollus untuk mengatasi permasalahan

manajemen proyek dalam kerangka kerja scrum untuk mengoptimalkan

pengembangan proyek aplikasi Ollus?

1.3 Ruang Lingkup

Penelitian ini dilakukan di Apple Developer Academy @ BINUS yang terletak di

Jalan BSD Green Office Park 9 Sampora, Cisauk, Tangerang, Banten 15345.

Untuk membuat pembahasan penelitian ini menjadi lebih terarah, maka penulis

memberi ruang lingkup pada skripsi ini. Adapun yang menjadi ruang lingkup adalah:

Page 21: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/RS1_2019_1... · 2020. 3. 28. · BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kehidupan masyarakat

21

1. Studi kasus proyek yang diambil hanya satu yaitu proyek aplikasi Ollus yang

dilaksanakan hanya selama tiga bulan terhitung dari 23 September 2019 s/d

20 Desember 2019. Waktu pengerjaan proyek sangat terbatas karena periode

program akademi yang ditawarkan oleh Apple Developer Academy @

BINUS juga terbatas yaitu hanya sembilan bulan periode Maret 2019 hingga

Januari 2020.

2. Analisis manajemen proyek yang diteliti dalam penelitian ini hanya meliputi

manajemen waktu, biaya, dan cakupan pekerjaan proyeknya. Dimana proyek

aplikasi Ollus ini memiliki time constraint yang sangat tinggi.

3. Anggota tim yang membuat dan mengembangkan proyek aplikasi Ollus

masih merupakan first timer untuk menerapkan kerangka kerja scrum secara

keseluruhan. Implikasinya adalah kemungkinan risiko manajemen waktu

yang timbul menjadi lebih banyak.

4. Product owner dalam proyek aplikasi Ollus adalah group mentor yang

merupakan bagian dari pengajar di Apple Developer Academy @ BINUS

yang terdiri dari tiga orang saja sehingga informan wawancara cukup

terbatas.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan formulasi rumusan masalah yang telah disampaikan di atas, tujuan

yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui masalah manajemen proyek dalam kerangka kerja scrum

pada pengembangan proyek aplikasi Ollus.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong munculnya permasalahan

manajemen proyek dalam kerangka kerja scrum pada pengembangan proyek

aplikasi Ollus.

3. Untuk mengetahui strategi yang dilakukan tim Ollus untuk mengatasi

permasalahan manajemen proyek dalam kerangka kerja scrum untuk

mengoptimalkan pengembangan proyek aplikasi Ollus.

1.5 Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini, manfaatnya dibagi menjadi tiga kategori agar para pembaca

dapat memahami hasil penelitiannya. Maka dari itu, manfaat penelitian ini kemudian

Page 22: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/RS1_2019_1... · 2020. 3. 28. · BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kehidupan masyarakat

22

dibagi menjadi tiga kategori yaitu manfaat bagi perusahaan, manfaat bagi penulis, dan

manfaat bagi akademis. Berikut adalah penjelasan manfaat masing-masing kategori:

• Manfaat Bagi Perusahaan

Perusahaan atau instistusi Apple Developer Academy @ BINUS dapat

mengetahui permasalahan dan faktor pendorong masalahnya dalam

manajemen proyek pengembangan mobile application menggunakan

kerangka kerja scrum dan memperoleh informasi yang bermanfaat dalam

menyusun suatu perencanaan proyek dengan mengantisipasi dan

memperhitungkan risiko manajemennya.

• Manfaat Bagi Penulis

Menambah wawasan dan pengalaman penulis dalam mengatasi

permasalahan sebuah proyek (project management) yang dinamis dan

memiliki tingkat ketidakpastian yang tinggi khususnya pada proyek

pengembangan mobile application yang menggunakan kerangka kerja

scrum. Selain itu untuk menambah pengetahuan dan pengalaman penulis

mengenai manfaat dan penerapan project scope management, the triple

constraint theory of project management, dan proses manajemen risiko

proyek untuk mengelola risiko yang ada. Sehingga penulis memperoleh

tambahan pengetahuan tentang masalah-masalah atau risiko-risiko, faktor

penyebab, dan cara ataupun strategi pengelolaan risiko manajemen proyek

pengembangan sebuah proyek mobile application yang menggunakan

kerangka kerja scrum.

• Bagi Akademis

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan untuk menambah

referensi sebagai bahan penelitian yang akan datang dengan materi yang

berhubungan.

1.6 State of The Art

State of The Art atau SOTA berisi tentang kumpulan penelitian sebelumnya yang

berfungsi untuk menjadi panduan penulis dalam menganalisis data yang telah

terkumpul dan memperkaya pembahasan penelitian, serta membedakannya dengan

penelitian yang sedang dilakukan oleh penulis. Dalam penelitian ini disertakan enam

jurnal internasional penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan konsep project

Page 23: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/RS1_2019_1... · 2020. 3. 28. · BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kehidupan masyarakat

23

risk management. Tabel 1.4 di bawah melampirkan beberapa jurnal tersebut antara

lain:

Tabel 1.4 State of The Art

No. Penulis, Tahun, Judul Jurnal, Nama Jurnal

Metode Hasil Adaptasi

1. Nitin Uikey & Ugrasmen Suman

(2015), Risk Based Scrum Method: A Conceptual

Framework, IEEE Conference Paper

Kualitatif

Literature Review

RBSM menunjukkan fungsi proses manajemen risiko untuk mencapai kesuksesan proyek yang menggunakan kerangka kerja Scrum adalah dengan memfasilitasi model dengan dengan identifikasi risiko, analisis, perencanaan respons, dan pelaksanaan/ eksekusinya. Kerangka kerja ini menjelaskan berbagai komponen baru yang ditambahkan ke model scrum seperti identifikasi risiko produk, revisi product backlog, bagan penilaian risiko dan berbagai proses manajemen risiko. RBSM adalah kerangka kerja metode Scrum berbasis risiko yang menyelesaikan kesulitan proyek Scrum dan terbukti dapat membuat organisasi tetap kompetitif dalam

Risk Based Scrum Method (RBSM) Framework yang menggabungkan proses manajemen risiko ke dalam kerangka kerja scrum beserta dengan beberapa komponen tambahannya akan menjadi dasar acuan yang kemudian akan disesuaikan kembali pada studi kasus proyek penelitian.

Page 24: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/RS1_2019_1... · 2020. 3. 28. · BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kehidupan masyarakat

24

lingkungan bisnis. Kerangka ini dapat bermanfaat untuk mengidentifikasi opsi strategis terbaik untuk proyek Scrum software. Selain itu juga dapat berguna untuk perencanaan dan pengendalian proyek yang lebih baik dan untuk mengevaluasi berbagai skema perencanaan dan kinerja.

2. Breno G. Tavares, Carlos Eduardo S. da Silva, & Adler

D. de Souza (2017), Risk

Management in Scrum Projects: A

Bibliometric Study, Journal of Communications

Software and Systems Vol. 13

No.1

Kuantitatif & Kualitatif

Survey, Analisis

Bibliometrik, Literature

review

Kerangka kerja Scrum menggunakan pendekatan iteratif dan inkremental untuk mengoptimalkan prediktabilitas dan pengendalian risiko. Penggunaan sprint juga mendukung manajemen risiko karena membatasi risiko biaya per bulan.

Scrum life cycle dan risk management in scrum projects yang kemudian akan disesuaikan kembali dengan studi kasus proyek penelitiannya. Pembahasan dari salah satu jurnal referensinya yang berjudul “A Critical review and empirical study on success of risk management activity with respect to Scrum” yang berpendapat bahwa – manajemen risiko dalam Scrum tidak sebagus dalam praktik manajemen tradisional karena beberapa praktik

Page 25: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/RS1_2019_1... · 2020. 3. 28. · BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kehidupan masyarakat

25

manajemen risiko tertentu tidak dapat terpenuhi kecuali aktivitas identifikasi risiko – akan menjadi pertimbangan dalam studi kasus proyek penelitian.

3. Muhammad Hammad & Irum

Inayat (2018), Integrating Risk Management in

Scrum Framework, IEEE

Conference

Kualitatif

Studi Kasus

Teknik poker risiko

Hasil penelitian menunjukkan jumlah risiko yang teridentifikasi dalam sprint berikutnya dan nilai risiko kotor (gross risk value) proyeknya meningkat secara signifikan apabila risiko tidak dimitigasi. Hal ini menunjukkan bahwa proses manajemen risiko berulang yang terintegrasi dalam kerangka kerja Scrum dapat mengarah pada proyek yang sukses dengan tingkat kegagalan yang lebih rendah.

Penjelasan dan ilustrasi dari Integration of risk management process with scrum framework yang mencakup risk repository, risk probability chart and rating matrix, dan risk register dapat menjadi panduan untuk pembahasan penelitian. Proses dan langkah eksperimen yang dilakukan dapat menjadi langkah dan acuan untuk pembahasan studi kasus proyek penelitian ini.

4. Sunil Kumar Khatri, Khushboo Bahri, & Prashant Johri (2014), Best

Practices for Managing Risk in

Adaptive Agile Process,

Proceedings of International

Conference on

Kualitatif

Literature Review

Semua risiko sesuai definisinya berpotensi membahayakan sistem jika terjadi. Setiap tingkat abstraksi mencakup urutan meetings dan kegiatan. Dengan demikian tidak ada banyak tambahan upaya dan waktu yang

Terdapat beberapa tipe risiko dalam metode Agile seperti; team structure, effort estimation, defining ownership, expatriation level. Flowchart to define risk management in

Page 26: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/RS1_2019_1... · 2020. 3. 28. · BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kehidupan masyarakat

26

Reliability, Infocom

Technologies and Optimization

diperlukan, dan aktivitas risiko dapat dimasukkan selama seluruh kegiatan di setiap tingkat abstraksinya. Risiko-risiko yang dianalisis dalam meeting dapat didokumentasikan dengan format matriks sederhana yang dapat menunjukkan definisi risiko, ukuran, dampak, dan probabilitas. Aktivitas ini dapat menjadi lebih efisien jika lebih fokus pada solusi risiko daripada menganalisis dampaknya. Dengan demikian segala jenis risiko yang ditunjukkan oleh anggota dapat didokumentasikan dalam pola yang sama dan solusi yang layak. Hal ini dapat membantu dalam mengenali kemungkinan risiko yang mungkin terjadi di masa depan dan langkah-langkah untuk mengelola dan menangani risiko ini, bersama dengan ukuran, probabilitas dan dampaknya.

agile process, serta ilustrasi analisis dan dokumentasi risiko dalam siklus Scrum juga dapat menjadi salah satu pertimbangan yang kemudian akan disesuaikan dengan topik pembahasan dan studi kasus proyek penelitian.

Page 27: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/RS1_2019_1... · 2020. 3. 28. · BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kehidupan masyarakat

27

Ilustrasi dan penjelasan yang dibahas menunjukkan kemungkinan tipe risiko yang dapat timbul dalam proses agile, juga mendefinisikan tingkat abstraksi dalam proses Scrum dan tingkat analisis risiko serta mendefinisikan para pemangku kepentingan di setiap tingkat. Hal ini dapat menunjukkan praktik terbaik untuk mendokumentasikan risiko dalam proses agile dan mengusulkan pedoman untuk membantu dalam mengelola risiko agar jauh lebih terstruktur dari sebelumnya.

5. Martin Tomanek & Jan Juricek

(2015), Project Risk Management Model Based on PRINCE2 and

Scrum Framework, International Jourrnal of Software

Engineering & Applications

(IJSEA) Vol. 6 No.1

Kuantitatif

Survei

Teknik manajemen risiko dalam APM dapat diperbaiki dengan menyelaraskan teknik manajemen risiko antara kerangka kerja manajemen proyek PRINCE2 dan kerangka kerja scrum. Namun terdapat beberapa teknik lain yang telah dikembangkan seperti story-risk prioritization matrix atau risk burn-down technique.

Penjelasan mengenai risiko manajemen di dalam kerangka kerja scrum dan Breakdown tahapan dalam kerangka kerja scrum untuk mengurangi risiko yang ada seperti pada sprint planning meeting yang dianggap menjadi stage paling kritikal untuk mengidentifikasi

Page 28: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/RS1_2019_1... · 2020. 3. 28. · BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kehidupan masyarakat

28

risiko dan merencanakan aksi untuk mitigasinya.

6. Adrialdo Azanha, Ana Rita

Tiradentes Terra

Argoud, João Batista de Camargo

Junior & Pedro Domingos Antoniolli

(2017), Agile Project

Management with Scrum: Case

Study of a Brazilian

Pharmaceutical Company IT

Project, International

Journal of Managing Projects in

Business, Vol. 10 No.1, pp. 121-142

Eksploratif Kualitatif

Studi Kasus Wawancara, observasi,

dan pengumpulan

data dokumen

Ada beberapa manfaat dalam Agile framework seperti peningkatan motivasi dan kepuasan staf, kontrol yang lebih baik terhadap requirements khususnya kualitas delivered system yang lebih tinggi, serta menambah value organisasi. Selain itu, kerangka kerja ini memungkinkan efisiensi waktu pengembangan proyeknya hingga 75 persen dibandingkan metode tradisional. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Scrum framework terbukti dapat menjadi pilihan yang layak bagi pendekatan manajemen proyek.

Dari jurnal terkait, bagian yang dapat digunakan adalah beberapa landasan teori terkait dengan Agile Project Management (APM) dan scrum framework serta hasil penelitiannya yang menunjukkan keunggulan menggunakan APM dibandingkan pendekatan tradisional.

Sumber: Penulis, 2019

Page 29: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/RS1_2019_1... · 2020. 3. 28. · BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kehidupan masyarakat

1