11
Perancangan Geometrik Jalan BAB I PENDAHULUAN PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN Jalan raya adalah suatu lintasan yang bertujuan melewatkan lalu lintas dari suatu tempat ke tempat lain. Arti lintasan menyangkut tanah yang diperkuat (diperkeras) dan jalur tanah tanpa perkerasan. Sedangkan lalu lintas menyangkut semua benda dan mahluk yang melewati jalan tersebut, baik kendaraan bermotor maupun kendaraan tidak bermotor seperti: sepeda, manusia dan hewan. Dalam perencanaan jalan raya, bentuk geometriknya harus ditetapkan sedemikian rupa sehingga jalan yang bersangkutan dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada lalu lintas sesuai dengan fungsinya. Sesuai dengan peraturan perencanaan Geometrik Jalan Raya No. 13/1970 dari direktorat eksplorasi, survey dan perencanaan, Direktorat Jendral Bina Marga, Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah, maka jalan dibagi berdasarkan: 1. Fungsi jalan, mencakup tiga golongan penting yaitu: a. Jalan Utama Jalan utama adalah jalan raya yang melayani lalu lintas yang cukup tinggi antara kota-kota penting, 1

Bab 1 - Perhitungan LHR

Embed Size (px)

DESCRIPTION

nbvvcg

Citation preview

Page 1: Bab 1 - Perhitungan LHR

Perancangan Geometrik Jalan

BAB I

PENDAHULUAN

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

Jalan raya adalah suatu lintasan yang bertujuan melewatkan lalu lintas dari

suatu tempat ke tempat lain. Arti lintasan menyangkut tanah yang diperkuat

(diperkeras) dan jalur tanah tanpa perkerasan. Sedangkan lalu lintas menyangkut

semua benda dan mahluk yang melewati jalan tersebut, baik kendaraan bermotor

maupun kendaraan tidak bermotor seperti: sepeda, manusia dan hewan.

Dalam perencanaan jalan raya, bentuk geometriknya harus ditetapkan sedemikian

rupa sehingga jalan yang bersangkutan dapat memberikan pelayanan yang optimal

kepada lalu lintas sesuai dengan fungsinya.

Sesuai dengan peraturan perencanaan Geometrik Jalan Raya No. 13/1970

dari direktorat eksplorasi, survey dan perencanaan, Direktorat Jendral Bina

Marga, Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah, maka jalan dibagi

berdasarkan:

1. Fungsi jalan, mencakup tiga golongan penting yaitu:

a. Jalan Utama

Jalan utama adalah jalan raya yang melayani lalu lintas yang cukup tinggi

antara kota-kota penting, sehingga harus direncanakan dapat melayani lalu

lintas yang cepat dan berat.

b. Jalan Sekunder

Jalan sekunder adalah jalan raya yang melayani lalu lintas yang cukup

tinggi antara kota-kota penting dan kota-kota yang lebih kecil serta

sekitarnya.

c. Jalan Penghubung

Jalan penghubung adalah jalan untuk keperluan aktivitas daerah yang juga

dipakai sebagai penghubung antara jalan-jalan dari golongan yang sama

atau berlainan.

1

Page 2: Bab 1 - Perhitungan LHR

Perancangan Geometrik Jalan

2. Volume dan sifat lalu lintas

Volume lalu lintas mempunyai jumlah lalu lintas perhari dalam 1 tahun, ini

dinyatakan dalam satuan harian “Lalu Lintas Harian rata-rata (LHR)”. Dari

besarnya LHR dalam smp menurut data, akan diperoleh klasifikasi jalan yang

bersangkutan.

Menurut peraturan No. 13/1980 tentang jalan, sistem jaringan jalan primer

didefinisikan sebagai berikut: “Jaringan jalan primer merupakan tanggung jawab

pemerintah pusat dan merupakan sistem jalan untuk membantu pembangunan

semua daerah dengan menghubungkan pusat-pusat untuk pelayanan masyarakat

yang merupakan atau akan menjadi kota-kota”.

Kemudian peraturan itu mengelompokan jalan raya menjadi 3 kategori

berdasarkan fungsinya sebagai berikut :

a. Jalan Arteri

Jalan Arteri ini melayani angkutan primer yang memerlukan rute jarak

jauh, kecepatan rata-rata yang tinggi dan jumlah jalan masuk yang

terbatas yang dipilih secara efisien.

b. Jalan Kolektor

Jalan kolektor melayani penampungan dan pendistribusian transportasi

yang memerlukan jarak sedang, Kecepatan rata-rata yang sedang dan

mempunyai jalan masuk yang jumlahnya terbatas.

c. Jalan Lokal

Jalan lokal melayani transportasi lokal yang memerlukan rute jarak

pendek, kecepatan rata-rata yang rendah dan mempunyai jalan masuk

dalan jumlah yang tak terbatas.

2

Page 3: Bab 1 - Perhitungan LHR

Perancangan Geometrik Jalan

PERHITUNGAN LHR DAN KLASIFIKASI JALAN

1. Perhitungan LHR

Perhitungan Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR) berdasarkan data lalu lintas

pada tahun 2010 adalah sebagai berikut:

Jenis Kendaraan Berat Jumlah Tingkat Pertumbuhan

Kendaraan ringan 2 Ton 1.250 11 %

Bus 8 Ton 250 9 %

Truk 2 As 13 Ton 150 7 %

Truk 3 As 20 Ton 50 5 %

Total LHR : 1700 Kendaraan/hari/2 jurusan

Data lain yang diketahui :

- Masa Pelaksanaan Konstruksi : 2 Tahun

- Jalan direncanakan dibuka tahun : 2015

- Perkembangan selama masa Konstruksi: 9 %

- CBR subgrade : 6,5%; 6,5%; 6,5%; 6,5%; 6%;

6%; 6%; 6%; 5,5%; 5,5%;5,5%;

5%; 5%; 5%.

- Umur rencana jalan : 10 tahun

Untuk menghitung besar lalu lintas harian rata-rata (LHR) dengan rumus :

LHR = ( 1 + i )n x Jumlah Kendaraan.

LHRsmp = ( LHR ) x Faktor ekivalen

Dimana :

LHR : Lalu Lintas Harian rata-rata ( kend/hari/2jurusan)

i : Perkembangan lalu lintas

n : Jumlah tahun rencana

LHRsmp : Pengekivalenan LHR dalam satuan mobil penumpang

3

Page 4: Bab 1 - Perhitungan LHR

Perancangan Geometrik Jalan

Angka Ekuivalen berdasarkan beban sumbu kendaraan :

Angka Ekuivalen Sumbu Tunggal

E=( beban sumbutunggal ( kg )8160 )

4

Angka Ekuivalen sumbu Ganda

E=0,086( beban sumbutunggal ( kg )8160 )

4

Kendaraan ringan (2 Ton) : E=( 20008160 )

4

=0,0036

Bus (8 Ton) : E=( 80008160 )

4

=0,9238

Truk 2 As (10 Ton) : E=( 100008160 )

4

=2,2555

Truk 3 As (12 Ton) : E=( 120008160 )

4

=4,6770

a. LHR pada tahun 2012

Kendaraan ringan : 1250 kend/hari

Bus : 250 kend/hari

Truk 2 As : 150 kend/hari

Truk 3 As : 50 kend/hari

b. LHR selama masa pelaksanaan konstruksi (2010 – 2015)

(Selang waktu 5 tahun)

Kendaraan ringan : ( 1 + 0,11 )5 x 1250 = 2106,323 kend/hari

Bus : ( 1 + 0,09 )5 x 250 = 384,656 kend/hari

Truck 2 As : ( 1 + 0,07 )5 x 150 = 210,383 kend/hari

Truck 3 As : ( 1 + 0,05 )5 x 50 = 63,814 kend/hari

4

Page 5: Bab 1 - Perhitungan LHR

Perancangan Geometrik Jalan

c. LHR selama umur rencana (2015 – 2025)

(Selang waktu 10 tahun)

Kendaraan ringan : ( 1 + 0,11 )10 x 2106,323 = 5980,737 kend/hari

Bus : ( 1 + 0,09 )10 x 384,656 = 910,621 kend/hari

Truck 2 As : ( 1 + 0,07 )10 x 210,383 = 413,855 kend/hari

Truck 3 As : ( 1 + 0,05 )10 x 63,814 = 103,946 kend/hari

Jadi jumlah LHR dalam satuan mobil penumpang (smp) adalah :

Kendaraan ringan : 5980,737 x 0,0036 = 21,53 smp/hari

Bus : 910,621 x 0,9238 = 841,23 smp/hari

Truck 2 As : 413,855 x 2,2555 = 933,45 smp/hari

Truck 3 As : 103,946 x 4,6770 = 486,16 smp /hari

LHRtotal = 2282,37 smp/hari

Klasifikasi jalan sebagai berikut:

Klasifikasi Fungsi Kelas LHR (dalam SMP / hari)

Utama I > 20000

Sekunder

II A 6000 – 20000

II B 1500 – 8000

II C < 2000

Penghubung III -

Berdasarkan daftar standar perencanaan geometrik jalan, maka jalan dengan

LHR 2282,37 smp/hari termasuk dalam klasifikasi “Jalan Raya Sekunder”

5

Page 6: Bab 1 - Perhitungan LHR

Perancangan Geometrik Jalan

2. Penentuan Klasifikasi Medan

Klasifikasi medan dapat dibedakan berdasarkan lereng melintang. Untuk

menghitung lereng melintang dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

Lereng melintang =

yx

100%

Dimana :

y = Kontur tertinggi – kontur terendah

x = Panjang Horizontal

Golongan Medan Lereng Melintang

Datar

Perbukitan

Pergunungan

0 s/d 9,9 %

10 s/d 24,9%

≥ 25,0 %

Perhitungan :

Dari peta situasi didapat

Bentang A-2

d = 11,8 + 9,2 cm = 21 cm = 0,21 m

Lereng melintang ( ln )=Selisi h konturdn × skala

×100 %= yx

×100 %

L1=200−150

0,21× 10000× 100 %=2,381 %

6

Page 7: Bab 1 - Perhitungan LHR

Perancangan Geometrik Jalan

Bentang 1-B

d = 9,3 + 9,6 cm = 0,189 m

Lereng melintang ( ln )=Selisi h konturdn × skala

×100 %= yx

×100 %

L1=100−50

0,189 ×10000× 100 %=2,646 %

Karena besarnya lereng melintang antara 0,122% s/d 0,101%, maka

klasifikasi medan termasuk golongan “Datar”.

Dari daftar standar perencanaan geometrik, LHRtotal = 2282,37 smp/hari

termasuk dalam klasifikasi “Jalan Raya Utama” dengan klasifikasi medan “Datar”

akan didapat data sebagai berikut :

- Kecepatan rencana : 120 Km/jam

- Lebar daerah penguasaan minimum : 60 meter

- Lebar perkerasan minimum : 2 x 3,75 meter

- Lebar bahu : 3,50 meter

- Lereng melintang bahu : 4%

- Lereng melintang perkerasan : 2%

- Miring tikungan maksimum : 10%

- Jari-jari (R) lengkung minimum : 560 m

- Landai maksimum : 3 %

7

Page 8: Bab 1 - Perhitungan LHR

Perancangan Geometrik Jalan

8