BAB 1 Rek

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pendahuluan

Citation preview

BAB 1GAMBARAN KASUS ATAU FAKTA

Kehadiran reklame selalu didekati dari 3 bentuk kepentingan yaitu pertama; reklame sebagai penyumbang pendapatan daerah (fungsi budgetair), kedua; reklame sebagai elemen estetika perkotaan (fungsi regulerend) dan ketiga; reklame sebagai komoditi bisnis bagi para pengusaha. Dasar Pengenaan Pajak Reklame adalah Nilai Sewa Reklame (NSR), besar kecilnya NSR dipengaruhi oleh lokasi Penempatan Reklame yang dibedakan berdasarkan tarif kelas jalan. Semakin strategis titik/letak pemasangan reklame maka tarif kelas jalannya semakin tinggi/mahal, dengan pertimbangan manfaat yang diperoleh si penyelenggara reklame semakin tinggi, khususnya terkait dengan jangkauan pangsa pasar dan sasaran konsumen yang dituju dari produk yang di promosikan tersebut.Sebagai contoh lokasi penempatan reklame di Jl. Sudirman Thamrin (kelas jalan Protokol A) menempati tarif kelas jalan tertinggi yaitu Rp. 15.000,- / m2 / hari. Terhadap penyelenggaraan reklame selain dipungut Pajak Reklame juga terdapat kewajiban untuk melakukan pembayaran uang jaminan pembongkaran reklame sebesar Rp.5.000 per m2 minimal 2 m2, diterapkannya pemungutan uang jaminan pembongkaran reklame ini bertujuan untuk biaya pelaksanaan pembongkaran reklame oleh Pemerintah Daerah pada kondisi reklame yang sudah habis masa izin tetapi tidak dilakukan perpanjangan izin penyelenggaraannya dan tidak dilakukan pembongkaran oleh pemilik/penyelenggara reklame tersebut.PT. SAMPOERNA melakukan penyelenggaraan reklame rokok dengan ukuran 15 x 15 m di Jl. Jenderal Sudirman, reklame dibangun sejak tanggal 1 Januari 2010 dan pengurusan perizinan baru dilaksanakan pada bulan April 2010 dengan SKPD Pajak Reklame tanggal 1 Mei 2010, diketahui tarif kelas jalan tersebut Rp.15.000/m2 per hari dan jumlah hari setahun adalah 365 hari. Di samping 2itu PT. Sampoerna juga melakukan pemasangan Reklame Rokok pada Kendaraan Operasional milik perusahaan dengan ukuran 2 x 1,5 m2 (Kendaraan tersebut beroperasi di seluruh kelas jalan di DKI Jakarta) dan melakukan pemasangan reklame pada Kendaraan Umum (Bus) route Blok M Kota dengan ukuran 3 x 1,5 m. ( catatan : NSR Reklame berjalan/kendaraan Rp. 5000,- / m2 / hari ).

BAB 2PERMASALAHAN

Berdasarkan penjelasan pada bab 1 di atas, hal-hal yang akan di bahas mengenai pajak reklame adalah sebagai berikut:1. Jelaskan pengertian Pajak Reklame, komponen apa yang menjadi Dasar Pengenaan Pajak (DPP) Pajak Reklame dan hitung berapa kewajiban Pajak Reklame yang harus dibayar oleh PT. SAMPOERNA jika masa penyelenggaraan reklame sampai dengan 30 April 2011, termasuk sanksi administrasi berupa bunga dan kenaikan pajak.2. Perlakuan pemajakan apa yang diterapkan dalam rangka mengakomodir ketiga kepentingan dalam penyelenggaraan reklame sebagaimana mukadimah di atas.3. Pada tanggal 1 Mei 2011 PT. SAMPOERNA tidak melakukan perpanjangan izin reklame dan tidak melakukan pembongkaran reklame tersebut dengan pertimbangan pembongakaran reklame akan dilakukan oleh Pemerintah Daerah mengingat saat melakukan pembayaran Pajak Reklame PT SAMPOERNA juga telah melakukan pembayaran uang jaminan bongkar reklame sebesar Rp.5.000 x 225 m2 atau sebesar Rp.1.125.000,-, karena kendala birokrasi, bangunan reklame baru dilakukan pembongkaran oleh aparat Pemerintah Daerah pada tanggal 1 Juli 2011, dari kasus tersebut uraikan pendapat saudara :a. Bagaimana perlakukan pemajakan atas reklame yang masih terpasang dari tanggal 1 Mei 2011 sampai dengan tanggal 1 Juli 2011 ?b. Apakah dapat diterbitkan SKPDKB atas reklame tersebut, dan hitung SKPDKB Pajak Reklamenya.c. Langkah apa yang harus ditempuh oleh Penyelenggaran Reklame atas diterbitkannya SKPDKB tersebut, jika dilakukan permohonan keberatan, uraikan mekanismenya dan penjelasan pertimbangan pengajuan keberatan tersebut ?d. SKPDKB yang telah diterbitkan akan tetap menjadi piutang pajak daerah sebelum dilakukan pembayaran oleh Wajib Pajak, Langkah dan upaya serta kebijakan apa yang harus ditempuh agar kasus Reklame PT. SAMPOERNA ini tidak terulang lagi pada masa yang akan datang. 4. Hitung berapa kewajiban pajak Reklama pada Kendaraan Operasional dan Kendaraan Umum tersebut dan uraikan Analisas Saudara terhadap penetapan NSR Reklame kendaraan sebesar Rp. 5.000,- / m2 / hari dikaitkan dengan asas manfaat bagi wajib Pajak dan Azas keadilan dalam pemungutan pajak yang Saudara ketahui.

BAB 3PERATURAN TERKAIT

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah2. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus ibukota Jakarta Nomor 6 Tahun 2010 tentang Ketentuan Umum Pajak Daerah3. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 91 Tahun 2010 tentang Jenis Pajak Daerah Yang Dipungut Berdasarkan Penetapan Kepala Daerah Atau Dibayar Sendiri Oleh Wajib Pajak

BAB 4PEMBAHASAN

1. Jelaskan pengertian Pajak Reklame, komponen apa yang menjadi Dasar Pengenaan Pajak (DPP) Pajak Reklame dan hitung berapa kewajiban Pajak Reklame yang harus dibayar oleh PT. SAMPOERNA jika masa penyelenggaraan reklame sampai dengan 30 April 2011, termasuk sanksi administrasi berupa bunga dan kenaikan pajak.Jwb:Pengertian pajak reklame Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah a) Pasal 1 ayat 26 dan 27:1. Pajak Reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame.2. Reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang bentuk dan corak ragamnya dirancang untuk tujuan komersial memperkenalkan,menganjurkan, mempromosikan, atau untuk menarik perhatian umum terhadap barang, jasa, orang, atau badan, yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan, dan/atau dinikmati oleh umum.b) Bagian Kesepuluh, mengenai Pajak Reklame, Pasal 47:1. Objek Pajak Reklame adalah semua penyelenggaraan Reklame.2. Objek Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: Reklame papan/billboard/videotron/megatron dan sejenisnya; Reklame kain; Reklame melekat, stiker; Reklame selebaran; Reklame berjalan, termasuk pada kendaraan; Reklame udara; Reklame apung; Reklame suara; Reklame film/slide; dan Reklame peragaan.

Dasar Pengenaan Pajak (DPP) Pajak Reklame Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, pasal 49a. Dasar pengenaan Pajak Reklame adalah Nilai Sewa Reklame.b. Dalam hal Reklame diselenggarakan oleh pihak ketiga, Nilai Sewa Reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan berdasarkan nilai kontrak Reklame.c. Dalam hal Reklame diselenggarakan sendiri, Nilai Sewa Reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung dengan memperhatikan faktor jenis, bahan yang digunakan, lokasi penempatan, waktu, jangka waktu penyelenggaraan, jumlah, dan ukuran media Reklame.d. Dalam hal Nilai Sewa Reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak diketahui dan/atau dianggap tidak wajar, Nilai Sewa Reklame ditetapkan dengan menggunakan faktor-faktor sebagaimana dimaksud pada ayat (3).e. Cara perhitungan Nilai Sewa Reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan dengan Peraturan Daerah.f. Cara perhitungan Nilai Sewa Reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah, Pasal 55a. Dasar pengenaan Pajak Reklame adalah nilai sewa reklame.b. Nilai sewa reklame sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diperhitungkan dengan memperhatikan lokasi penempatan, jenis, jangka waktu penyelenggaraan, dan ukuran media reklame.c. Cara perhitungan nilai sewa reklame sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Daerah.d. Hasil perhitungan nilai sewa reklame sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) ditetapkan dengan keputusan Kepala Daerah.

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus ibukota Jakarta Nomor 6 Tahun 2010 tentang Ketentuan Umum Pajak Daerah:Dasar pengenaan Pajak Reklame adalah Nilai Sewa Reklame.Nilai Sewa Reklame diperhitungkan dengan memperhatikan:a. lokasi penempatan;b. jenis;c. jangka waktu penyelenggaraan; dand. ukuran media reklame.Lokasi penempatan sebagaimana dimaksud di atas, adalah lokasi peletakan reklame menurut kelas jalan yang dirinci sebagai berikut:a. Protokol Ab. Protokol Bc. Protokol Cd. Ekonomi Kelas Ie. Ekonomi Kelas IIf. Ekonomi Kelas III

Perhitungan Pajak Reklame yang terutang :Perhitungan waktu penyelenggaraan reklame PT SAMPOERNA :1 Januari 2010 April 2010 30 April 2010

Pengurusan izin reklame

1 Mei 2010Terbit SKPD Reklame tanpa izin Penyelenggaraan reklame dengan izin Kewajiban Pajak Reklame yang harus dibayar oleh PT SAMPOERNA adalah sebagai berikut : Reklame yang lebih dahulu terpasang sebelum permohonan izin ( 1 Jan s/d April 2010 = 120 hari)Luas reklame= 15 m x 15 m = 225 m2Tarif Kelas Jalan= Rp. 15.000/m/hariPokok Pajak : 25% X (225M2 X Rp.15.000 X 120 hari)= Rp. 101.250.000Tambahan karena reklame rokok:25% X Rp. 101.250.000= Rp. 25.312.500Pokok Pajak terutang= Rp. 126.562.500

Denda karena tidak melakukan perizinan reklame:25%X Rp. 126.562.500 = Rp. 31.640.625Sanksi bunga keterlambatan:2% x 4 bulan x Rp. 126.562.500= Rp. 10.125.000Jumlah pajak terutang = Rp. 168.328.125

Reklame untuk periode 1 Mei 2010 s/d 30 April 2011Pokok Pajak :25% X(225M2X Rp.15.000 X 365 hari)= Rp. 307.968.750Tambahan karena reklame rokok:25%X Rp. 307.968.750= Rp. 76.992.188Pokok Pajak terutang= Rp. 384.960.938

Jadi, Total Pajak Reklame PT SAMPOERNA :(Rp. 168.328.125 + Rp. 384.960.938)= Rp. 553.289.063Uang Jaminan Pembongkaran Reklame(225 m2 X Rp. 5000)= Rp. 1.125.000 2. Perlakuan pemajakan apa yang diterapkan dalam rangka mengakomodir ketiga kepentingan dalam penyelenggaraan reklame sebagaimana mukadimah di atas.Jwb:Tiga kepentingan dalam pengenaan pajak reklame : - Kepentingan Pemerintah DaerahDalam hal fungsi budgeter, yaitu memenuhi anggaran pendapatan daerah dari sektor penerimaan pajak rekalame. Kepentingan dalam hal fungsi regulerendYaitu fungsi mengatur, dimana dalam hal ini diatur tentang tata letak yang dapat menunjang keindahan kota dan melihat aspek keamanan masyarakat. Mengenai keindahan kota diatur oleh Dinas Tata Kota setempat dan mengenai aspek keamanan, sebelum reklame dipasang terlebih dahulu melalui izin konstruksi. Kepentingan dalam hal fungsi bisnis pengusahaKepentingan ini berhubungan dengan pengusaha untuk memasarkan produknya pada titik-titik tertentu (titik strategis).Perlakuan-perlakuan perpajakan yang secara khusus ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam rangka mengakomodir kepentingan budgetair, regulerend dan bisnis dalam penyelenggaraan reklame di DKI Jakarta diantaranya adalah: Kompensasi Titik Reklame Penetapan White Area Perizinan Penyelenggaraan Reklame Lelang Titik Reklame Tarif Pajak Reklame untuk Reklame Tertentu

Upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam rangka mengakomodir kepentingan budgetair, regulerend dan bisnis dalam penyelenggaraan reklame di DKI Jakarta diantaranya adalah: Akurasi data Pengawasan Law Enforcement Sumber Daya Manusia Koordinasi dengan Pihak Lain Meningkatkan Tarif Kelas Jalan Pelayanan Sosialisasi

3. Pada tanggal 1 Mei 2011 PT. SAMPOERNA tidak melakukan perpanjangan izin reklame dan tidak melakukan pembongkaran reklame tersebut dengan pertimbangan pembongakaran reklame akan dilakukan oleh Pemerintah Daerah mengingat saat melakukan pembayaran Pajak Reklame PT SAMPOERNA juga telah melakukan pembayaran uang jaminan bongkar reklame sebesar Rp.5.000 x 225 m2 atau sebesar Rp.1.125.000,-, karena kendala birokrasi, bangunan reklame baru dilakukan pembongkaran oleh aparat Pemerintah Daerah pada tanggal 1 Juli 2011, dari kasus tersebut uraikan pendapat saudara :a. Bagaimana perlakukan pemajakan atas reklame yang masih terpasang dari tanggal 1 Mei 2011 sampai dengan tanggal 1 Juli 2011 ?b. Apakah dapat diterbitkan SKPDKB atas reklame tersebut, dan hitung SKPDKB Pajak Reklamenya.c. Langkah apa yang harus ditempuh oleh Penyelenggaran Reklame atas diterbitkannya SKPDKB tersebut, jika dilakukan permohonan keberatan, uraikan mekanismenya dan penjelasan pertimbangan pengajuan keberatan tersebut ?d. SKPDKB yang telah diterbitkan akan tetap menjadi piutang pajak daerah sebelum dilakukan pembayaran oleh Wajib Pajak, Langkah dan upaya serta kebijakan apa yang harus ditempuh agar kasus Reklame PT. SAMPOERNA ini tidak terulang lagi pada masa yang akan datang.Jwb:A. perlakukan pemajakan atas reklame yang masih terpasang STPD (Surat Tagihan Pajak Daerah) adalah Surat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda. STPD diterbitkan apabila :a) Pajak dalam tahun berjalan tidak/atau kurang dibayar;b) STPD terdapat kurang bayar akibat salah tulis/salah hitung;c) SPKD stelah jatuh tempo;d) Sanksi bunga 2% minimal 15 bulan.Penagihan dimulai dengan ST, SP, dan surat lain yang sejenis.Perlakukan pemajakan atas reklame yang masih terpasang dari tanggal 1 Mei 2011 sampai dengan tanggal 1 Juli 2011 terutang pajak dengan perhitungan:Pokok Pajak = 25% x (15x15x 15.000) x 62 Hari = Rp. 52.312.500B. Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus ibukota Jakarta Nomor 6 Tahun 2010 tentang Ketentuan Umum Pajak Daerah, BAB V PENAGIHAN, Bagian Kesatu, STPD, Pasal 16a. Gubernur dapat menerbitkan STPD apabila :a) pajak dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar;b) dari hasil penelitian SPTPD, terdapat kekurangan pembayaran sebagai akibat salah tulis dan atau salah hitung;c) Wajib Pajak dikenakan sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda.b. Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam STPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b. ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% setiap bulan untuk jangka waktu paling lama 15 bulan sejak saat terutangnya pajak.c. Surat Ketetapan Pajak Daerah yang tidak atau kurang dibayar setelah jatuh tempo pembayaran, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% sebulan, dan ditagih melalui STPD. Pasal 171) Penagihan pajak dilakukan terhadap pajak yang terutang dalam SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, STPD, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan dan Putusan Banding.2) Penagihan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1). dilakukan dengan terlebih dahulu memberikan surat teguran atau surat peringatan atau surat lain yang sejenis.3) Surat teguran atau surat peringatan atau surat lain yang sejenis, sekurang-kurangnya memuat :a) nama wajib pajak dan/atau penanggung pajak;b) besarnya utang pajak;c) perintah untuk membayar;d) jangka waktu pelunasan utang pajak.4) Dalam rangka pelaksanaan penagihan, dapat meminta bantuan kepada aparat penegak hukum lain.

Jadi, karena PT SAMPOERNA tidak melakukan perpanjangan izin reklame dan tidak melakukan pembongkaran reklame tersebut, maka pihak Pemerintah Daerah menerbitkan SKPDKB untuk periode 1 Mei 2011 s/d 1 Juli 2011 sebesarLuas= 15 x 15m= 225mTarif kelas jalan= 15.000/m/hariJangka waktu = 62 hari (1 Mei s/d 1 Juli 2011)DPP = NSR = 225 x 62 x 15.000= 209.250.000Pajak Reklame = 25% x 209.250.000= 52.312.500Pajak Tambahan untuk Rokok25% x 52.312.500 = 13.078.125Jumlah Pajak terutang = 65.390.625Denda= 2% x 2bulan x 65.390.625 = 2.615.625Total yang harus dibayar = 68.006.250

C. Keberatan ini diajukan karena birokrasi pelaksanaan pembongkaran reklame oleh pihak pemerintah daerah yang memakan waktu yang cukup lama, maka hal tersebut menyebabkan kerugian pihak PT. Sampoerna yang diharuskan membayar pajak terhutang beserta sanksi selama pembongkaran belum terlaksana.Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus ibukota Jakarta Nomor 6 Tahun 2010 tentang Ketentuan Umum Pajak Daerah Pasal 31 mengenai Keberatan:(2) Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan hanya kepada Gubernur atau pejabat yang ditunjuk atas suatu:a) SPPT; (Surat Pemberitahuan Pajak Terutang)b) SKPD; (Surat Ketetapan Pajak Daerah)c) SKPDKB;(Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar)d) SKPDKBT;(Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan)e) SKPDLB;( Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar)f) SKPDN; Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil)g) Pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan.Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan disertai alasan-alasan yang jelas, dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan atas ketetapan pajak secara jabatan, Wajib Pajak harus dapat membuktikan ketidakbenaran ketetapan pajak tersebut.(3) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan disertai alasan-alasan yang jelas.(4) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 bulan sejak tanggal diterimanya surat ketetapan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kecuali apabila Wajib Pajak dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaannya.(5) Keberatan dapat diajukan apabila Wajib Pajak telah membayar paling sedikit sejumlah yang telahdisetujui Wajib Pajak.(6) Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), (2), (3), dan (4), tidak dianggap sebagai Surat Keberatan, sehingga tidak dipertimbangkan.(7) Tanda penerimaan surat Keberatan yang diberikan oleh Gubernur atau Pejabat yang ditunjuk atau tandapengiriman surat Keberatan melalui pos tercatat sebagai tanda bukti penerimaan surat Keberatan.(8) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar pajak dan pelaksanaan penagihan pajak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 34(1) Gubernur atau pejabat yang ditunjuk dalam jangka waktu paling lama 12 bulan sejak tanggal Surat Keberatan diterima, harus memberikan keputusan atas keberatan yang diajukan.(2) Keputusan atas keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian, menolak, atau menambah besarnya pajak yang terutang.(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewat dan Gubernur atau pejabat yang ditunjuk tidak memberi suatu keputusan, maka keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan.(4) Dalam hal Keberatan Wajib Pajak ditolak atau dikabulkan sebagian, Wajib Pajak dikenai sanksiadministrasi berupa denda sebesar 50% (lima puluh persen) dari jumlah pajak berdasarkan SuratKeputusan Keberatan dikurangi dengan pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan.

Kepala Daerah dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan sejak tanggal Surat Keberatan diterima, harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan. Keputusan Kepala Daerah atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian, menolak, atau menambah besarnya pajak yang terutang. Apabila jangka waktu telah lewat dan Kepala Daerah tidak member suatu keputusan, keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan. Apabila pengajuan keberatan atau permohonan banding dikabulkan sebagian atau seluruhnya, kelebihan pembayaran pajak dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan.D. Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh PT SAMPOERNA agar kesalahan yang serupa tidak terulang : Pihak PT SAMPOERNA menyampaikan pemberitahuan tidak memperpanjang reklame tersebut kepada Dinas terkait; Apabila setelah masa reklame telah selesai, PT SAMPOERNA melakukan pembongkaran reklame tersebut sendiri.

4. Hitung berapa kewajiban pajak Reklame pada Kendaraan Operasional dan Kendaraan Umum tersebut dan uraikan Analisas Saudara terhadap penetapan NSR Reklame kendaraan sebesar Rp. 5.000,- / m2 / hari dikaitkan dengan asas manfaat bagi wajib Pajak dan Azas keadilan dalam pemungutan pajak yang Saudara ketahui.Jwb:Jenis Kendaraan= Bis KotaLuas Reklame= 3 x 1,5m= 4,5m Lokasi = Blok M KotaPajak Reklame terutang= 25% x (5.000 x 635 x 4,5) = 2.035.125

Jenis Kendaraan= OperasionalLuas Reklame= 2 x 1,5m= 4m Lokasi= Seluruh jalanPajak Reklame terutang = 25% x (5.000 x 635 x 4,5) = 2.035.125

Dasar Pengenaan Pajak Reklame adalah Nilai Sewa Reklame (NSR), besar kecilnya NSR dipengaruhi oleh lokasi Penempatan Reklame yang dibedakan berdasarkan tarif kelas jalan. Semakin strategis titik / letak pemasangan reklame maka tarif kelas jalan nya semakin tinggi/mahal, dengan pertimbangan manfaat yang diperoleh si penyelenggara reklame semakin tinggi, khususnya terkait dengan jangkauan pangsa pasar dan sasaran konsumen yang dituju dari produk yang di promosikan tersebut.Untuk pengenaan nilai sewa reklame berjalan atau kendaraan tidak berdasarkan lokasi penempatannya. Nilai sewa reklame untuk jenis reklame berjalan atau kendaraan hanya mengacu kepada jangka waktu penyelenggaraan dan ukuran media reklamenya saja dan tidak membedakan tarif kelas jalan, hal ini dikarenakan reklame tidak berdiam disuatu lokasi.Penetapan tarif kelas jalan reklame berjalan atau kendaraan bersifat flat atau disamaratakan. Besaran nilai sewa tidak mengacu kepada lokasi penempatan sebagai penentu kelas jalan atau domisili sebagai dasar dari pengenaan pajaknya serta tidak meihat trayek yang dilalui oleh kendaraan tersebut. Sehingga penyelenggara reklame berjalan kendaraan dapat leluasa melintasi jalan di Jakarta termasuk melewati titik-titik strategis untuk promosi.