9
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebisingan adalah terjadinya bunyi yang tidak dikehendaki sehingga mengganggu atau membahayakan kesehatan (Depkes RI, 2002). Suara bising tidak disukai orang yang mendengarkan dan memengaruhi suara yang ingin didengarkan (Jeyaratnam dan Koh, 2009). Suara bising selain mengganggu indera pendengaran juga dapat menyebabkan stress, kecemasan, dan denyut jantung bertambah (Mulia, 2005). Paparan suara bising yang keras atau terus menerus dapat mengganggu fungsi telinga dalam hal pendengaran. Bila paparan bising melampaui ambang batas yang diperkenankan berlangsung dalam waktu yang lama dan tanpa disadari dapat menyebabkan ketulian (Kirchner, 2012 dan Arifiani, 2004). Ketulian akan mengakibatkan menurunnya kualitas hidup (Quality of Life) seseorang dan berdampak terhadap kualitas sumber daya manusia (Arifiani, 2004 dan Hani, AR, 2010). Banyak hal yang mempermudah seseorang menjadi tuli akibat bising antara lain 1

BAB 1 rev 2siip

  • Upload
    hidayat

  • View
    25

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

c

Citation preview

Page 1: BAB 1 rev 2siip

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebisingan adalah terjadinya bunyi yang tidak dikehendaki sehingga

mengganggu atau membahayakan kesehatan (Depkes RI, 2002). Suara bising

tidak disukai orang yang mendengarkan dan memengaruhi suara yang ingin

didengarkan (Jeyaratnam dan Koh, 2009). Suara bising selain mengganggu

indera pendengaran juga dapat menyebabkan stress, kecemasan, dan denyut

jantung bertambah (Mulia, 2005).

Paparan suara bising yang keras atau terus menerus dapat mengganggu

fungsi telinga dalam hal pendengaran. Bila paparan bising melampaui ambang

batas yang diperkenankan berlangsung dalam waktu yang lama dan tanpa

disadari dapat menyebabkan ketulian (Kirchner, 2012 dan Arifiani, 2004).

Ketulian akan mengakibatkan menurunnya kualitas hidup (Quality of Life)

seseorang dan berdampak terhadap kualitas sumber daya manusia (Arifiani,

2004 dan Hani, AR, 2010). Banyak hal yang mempermudah seseorang

menjadi tuli akibat bising antara lain intensitas bising dan lama paparan

bising (Soepardi et al., 2007), sedangkan untuk pencegahannya dapat

digunakan Alat Pelindung Telinga (APT) yang menurunkan intensitas

kebisingan sampai beberapa desibel (Budiono, 2003).

Ketulian yang terjadi dalam industri menduduki urutan pertama dalam

daftar penyakit akibat kerja di Amerika Serikat dan Eropa (Tana et al, 2002).

Dengan prevalensi 7% dari populasi negara barat dan 21% di negara

berkembang (Nelson DI et al., 2005) . Di Amerika sekitar 9 juta karyawan

terekspos kebisingan dengan intensitas diatas 85 dB (Suter, 2000) dan sekitar

8 juta mengalami Noise Induced Hearing loss (NIHL) (USDOL-OSHA,

2002).

1

Page 2: BAB 1 rev 2siip

2

Penelitian tentang gangguan pendengaran akibat bising telah banyak

dilakukan di Indonesia. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Tjan (2012)

yang melakukan penelitian terhadap efek bising mesin elektronika terhadap

gangguan fungsi pendengaran pada pekerja di kecamatan Sario, Kota Manado,

Sulawesi Utara, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat gangguan

pendengaran sebesar 75% pada seluruh pekerja. Gangguan pendengaran yang

paling banyak diderita oleh pekerja adalah tuli sensorineural (persepsi) yang

umumnya terjadi pada kedua telinga. Pekerja yang bekerja pada intensitas

bising yang tinggi memiliki resiko lebih besar menderita gangguan

pendengaran.

Penelitian lain dilakukan oleh Andrias (2011) di Jawa Tengah Kabupaten

Karanganyar tentang pengaruh intensitas kebisingan terhadap ambang dengar

pada tenaga kerja di PT Sekar Bengawan yang bergerak di bidang tekstil. Dari

penelitian didapatkan kebisingan tertinggi di bagian colour mixer dengan

intensitas 91.6 dB dan terdapat 70% karyawan mengalami penurunan

pendengaran pada telinga kanan serta 65% karyawan mengalami penurunan

pendengaran pada telinga kiri.

Penelitian lain di Kalimantan Barat oleh Joneri (2012), tentang pengaruh

faktor-faktor paparan bising mesin pesawat terbang terhadap gangguan

kemampuan pendengaran pada karyawan yang bekerja di Apron Bandara

Supadio Pontianak. Dari penelitian diketahui kebisingan tertinggi di Apron

Bandara Supadio adalah 86 dB dan dari 60 orang karyawan terdapat 28

karyawan (46%) mengalami gangguan pendengaran akibat paparan bising.

Selain perusahaan yang telah diteliti diatas, perusahaan kayu juga

merupakan salah satu tempat industri yang dapat menimbulkan kebisingan. Di

Kalimantan Barat satu-satunya perusahaan yang bergerak di industri kayu

adalah PT. Alas Kusuma Group yang menghasilkan produk-produk seperti

Plywood, Block Board, Sawn Timber dan Paper Overlay. Perusahaan PT. Alas

Kusuma Group di Kabupaten Kubu Raya mempunyai 2 line business yaitu PT.

Harjohn Timber Ltd dan PT. Sari Bumi Kusuma.

Page 3: BAB 1 rev 2siip

3

Berdasarkan survei pendahuluan dari pemeriksaan yang dilakukan oleh

HIPERKES tentang kebisingan di PT. Alas Kusuma Group terdapat beberapa

lokasi di bagian produksi yang memiliki tingkat kebisingan mencapai 93,3 dB,

diatas Nilai Ambang Batas (NAB) (Profil PT. Alas Kusuma Group). Hal ini

dapat berdampak negatif terhadap para pekerja yang berada di area tersebut,

yang mendengarkan kebisingan selama jam kerja berlangsung setiap harinya.

Apabila tidak diperhatikan akan berdampak pada fungsi pendengaran para

pekerja sehingga berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Oleh karena itu

perlu dilakukan penelitian apakah pengaruh paparan bising mesin perusahaan

dapat mengakibatkan penurunan kemampuan pendengaran karyawan yang

bekerja di bagian produksi PT Alas Kusuma Group.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

Bagaimana pengaruh paparan bising mesin bagian produksi terhadap

gangguan pendengaran sensorineural pada pekerja di bagian produksi PT

Alas Kusuma Kabupaten Kuburaya?

C. Tujuan Penelitian

C.1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh paparan bising mesin bagian produksi terhadap

gangguan pendengaran sensorineural pada karyawan yang bekerja di PT

Alas Kusuma Kabupaten Kuburaya

C.2. Tujuan Khusus

1. Mengukur tingkat kebisingan yang mempengaruhi gangguan

pendengaran.

2. Mengetahui pengaruh intensitas bising terhadap gangguan pendengaran

sensorineural pekerja.

Page 4: BAB 1 rev 2siip

4

3. Mengetahui pengaruh masa kerja di lingkungan bising terhadap

gangguan pendengaran sensorineural pekerja.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat bagi:

1. Instansi di PT Alas Kusuma Group

Masukan bagi PT Alas Kusuma Group mengenai gambaran pengaruh

antara kebisingan dan gangguan pendengaran, sehingga PT Alas Kusuma

Group agar bisa lebih memikirkan tindakan preventif untuk melindungi

karyawannya sehingga dapat meningkatkan etos kerja karyawan.

2. Karyawan PT Alas Kusuma

Mengetahui kesehatan kemampuan pendengaran karyawan dan

mengetahui dampak paparan bising mesin terhadap kemampuan

pendengaran, sehingga bisa dilakukan tindakan preventif dengan

menggunakan alat pelindung telinga

3. Peneliti

Peneliti dapat mengetahui tentang hubungan penurunan fungsi

pendengaran akibat paparan bising pada karyawan di PT Alas Kusuma

dan faktor apa saja yang mempengaruhinya, sebagai aplikasi teori dan

metode yang telah didapat di bangku kuliah.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian terdahulu yang relevan dan pernah dilakukan antara lain:

No. Peneliti Judul Penelitian Perbedaan dengan

peneliti

1 Alrahman

Joneri.2012.Skripsi

yang dipublikasi

Pengaruh Faktor-Faktor

Paparan Bising Mesin

Pesawat Terbang

1. Populasi:

Populasi pada

penelitian ini

Page 5: BAB 1 rev 2siip

5

Terhadap Gangguan

Kemampuan

Pendengaran Pada

Karyawan Yang

Bekerja Di Apron

Bandara Supadio

Pontianak Pada Bulan

Januari 2011

adalah para

karyawan yang

bekerja di

Apron Bandara

Supadio

Pontianak.

2. Muyassaroh dan

Halim

habibi.2011.Jurnal

yang dipublikasi

Hubungan Lama

Paparan Bising dengan

Kejadian Kurang

Pendengaran Pada

Musisi

1. Populasi:

Populasi pada

penelitian ini

adalah Musisi di

Semarang

2. Instrumen

Penelitian:

Pada penelitian

ini

menggunakan

audiometri.

3. Isi:

Penelitian ini

hanya melihat

hubungan lama

paparan bising

dengan kurang

pendengaran

3 Lusianawaty Tana,

dkk.2002.Jurnal

yang dipublikasi

Gangguan Pendengaran

Akibat Bising Pada

Pekerja Perusahaan

Baja di Pulau Jawa

1. Populasi:

Populasi pada

penelitian ini

adalah pekerja

Page 6: BAB 1 rev 2siip

6

perusahaan baja

di Pulau Jawa.

2. Instrumen

Penelitian:

Pada penelitian

ini

menggunakan

audiometri

3. Isi:

Penelitian ini

hanya

menghubungkan

variabel umur

pekerja dan

masa kerja

dengan

kemampuan

pendengaran