2
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Skizofrenia merupakan suatu sindroma klinis yang ditandai oleh psikopatologi yang disruptif dan melibatkan aspek kognisi, persepsi dan aspek lain perilaku. Ekspresi dari manifestasi penyakit ini bervariasi diantara pasien tetapi efeknya selalu berat dan bertahan dalam jangka waktu yang lama. Skizofrenia mengenai segala lapisan kelas dan umumnya muncul pada usia kurang dari 25 tahun, lalu selanjutnya menetap sepanjang hidup. Meskipun didiagnosis sebagai penyakit tunggal, skizofrenia mungkin terdiri atas suatu kumpulan gangguan dengan etiologi beragam, dan bervariasi dalam manifestasi klinis, respons pengobatan dan perjalanan penyakitnya. Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan mengatakan bahwa jumlah penderita gangguan kesehatan jiwa di masyarakat sangat tinggi, yakni satu dari empat penduduk Indonesia menderita kelainan jiwa rasa cemas, depresi, stress, penyalahgunaan obat, kenakalan remaja sampai skizofrenia. Di era globalisasi gangguan kejiwaan meningkat sebagai contoh penderita tidak hanya dari kalangan kelasa bawah, sekarang kalangan pejabat dan masyarakat lapisan menengah ke atas juga terkena gangguan jiwa. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RisKesDa) 2007 disebutkan, rata-rata nasional gangguan mental emosional ringan, seperti cemas dan depresi pada penduduk berusia 15 tahun ke atas mencapai 1

BAB 1 SP

Embed Size (px)

DESCRIPTION

SP

Citation preview

BAB 1PENDAHULUAN

1.1Latar BelakangSkizofrenia merupakan suatu sindroma klinis yang ditandai oleh psikopatologi yang disruptif dan melibatkan aspek kognisi, persepsi dan aspek lain perilaku. Ekspresi dari manifestasi penyakit ini bervariasi diantara pasien tetapi efeknya selalu berat dan bertahan dalam jangka waktu yang lama. Skizofrenia mengenai segala lapisan kelas dan umumnya muncul pada usia kurang dari 25 tahun, lalu selanjutnya menetap sepanjang hidup. Meskipun didiagnosis sebagai penyakit tunggal, skizofrenia mungkin terdiri atas suatu kumpulan gangguan dengan etiologi beragam, dan bervariasi dalam manifestasi klinis, respons pengobatan dan perjalanan penyakitnya. Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan mengatakan bahwa jumlah penderita gangguan kesehatan jiwa di masyarakat sangat tinggi, yakni satu dari empat penduduk Indonesia menderita kelainan jiwa rasa cemas, depresi, stress, penyalahgunaan obat, kenakalan remaja sampai skizofrenia. Di era globalisasi gangguan kejiwaan meningkat sebagai contoh penderita tidak hanya dari kalangan kelasa bawah, sekarang kalangan pejabat dan masyarakat lapisan menengah ke atas juga terkena gangguan jiwa. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RisKesDa) 2007 disebutkan, rata-rata nasional gangguan mental emosional ringan, seperti cemas dan depresi pada penduduk berusia 15 tahun ke atas mencapai 11,6%, dengan angka tertinggi terjadi di Jawa Barat, sebesar 20%. Sedangkan yang mengalami gangguan mental berat, seperti psikotis, skizofrenia, dan gangguan depresi berat, sebesar 0,46%.Kegawatdaruratan Psikiatrik merupakan aplikasi klinis dari psikiatrik pada kondisi darurat. Kondisi ini menuntut intervensi psikiatrik seperti percobaan bunuh diri, penyalahgunaan obat, depresi, penyakit kejiwaan, kekerasan atau perubahan lainnya pada perilaku. Pelayanan kegawatdaruratan psikiatrik dilakukan oleh para profesional di bidang kedokteran, ilmu perawatan, psikologi dan pekerja sosial. Permintaan untuk layanan kegawatdaruratan psikiatrik dengan cepat meningkat di seluruh dunia sejak tahun 1960-an, terutama di perkotaan. Penatalaksanaan pada pasien kegawatdaruratan psikiatrik sangat kompleks. Para profesional yang bekerja pada pelayanan kegawatdaruratan psikiatrik umumnya beresiko tinggi mendapatkan kekerasan akibat keadaan mental pasien mereka.

1