18
BAB 1 TINJAUAN UMUM AUDITING Tujuan Instruksional Khusus Setelah mempelajari bab ini mahasiswa dapat : 1. Menjelaskan latar belakang timbulnya aktivitas dan sejarah perkembangan audit laporan keuangan. 2. Menjelaskan lingkup profesi dan kode etik akuntan BAHASAN UMUM Timbulnya aktivitas audit Latar belakang timbulnya aktivitas audit adalah karena adanya kebutuhan terhadap informasi yang dapat dipercaya (informasi yang berkualitas). Beberapa hal yang menjadi alasan kredibilitas atau kualitas suatu informasi kurang dapat dipercaya antra lain : 1. Rentang organisasi dan jauhnya informasi Semakin jauhnya bagian-bagian organisasi yang terlibat dalam proses penyediaan informasi, misalnya antara kantor administrasi berada di Jakarta sedangkan lokasi pabrik di Sorong, sementara kantor pemasaran di Singapore. Jika melihat kondisi diatas bagaimana kualitas informasi yang dihasilkan ? Berikan argumentasi dan contoh saudara. 2. Transaksi bisnis yang semakin rumit Bentuk transaksi sekarang semakin rumit dan kompleks, misalnya untuk memperoleh aktiva tetap mesin pabrik transaksi perolehannya dapat dilakukan secara tunai, angsuran dengan down payment (DP), angsuran dengan beban bunga, sewa guna usaha (leasing) dan lainnya. Contoh berikut coba saudara jurnal : a) PT. X membeli kendaraan truk seharga Rp.100.000.000,- tunai Pengauditan hal 1

Bab 1-Tinjauan Umum

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sebuah pengenalan terhadap pengauditan

Citation preview

BAB I

BAB 1 TINJAUAN UMUM AUDITING

Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mempelajari bab ini mahasiswa dapat :

1. Menjelaskan latar belakang timbulnya aktivitas dan sejarah perkembangan audit laporan keuangan.

2. Menjelaskan lingkup profesi dan kode etik akuntan

BAHASAN UMUM

Timbulnya aktivitas audit

Latar belakang timbulnya aktivitas audit adalah karena adanya kebutuhan terhadap informasi yang dapat dipercaya (informasi yang berkualitas).

Beberapa hal yang menjadi alasan kredibilitas atau kualitas suatu informasi kurang dapat dipercaya antra lain :

1. Rentang organisasi dan jauhnya informasi

Semakin jauhnya bagian-bagian organisasi yang terlibat dalam proses penyediaan informasi, misalnya antara kantor administrasi berada di Jakarta sedangkan lokasi pabrik di Sorong, sementara kantor pemasaran di Singapore.

Jika melihat kondisi diatas bagaimana kualitas informasi yang dihasilkan ? Berikan argumentasi dan contoh saudara.

2. Transaksi bisnis yang semakin rumit

Bentuk transaksi sekarang semakin rumit dan kompleks, misalnya untuk memperoleh aktiva tetap mesin pabrik transaksi perolehannya dapat dilakukan secara tunai, angsuran dengan down payment (DP), angsuran dengan beban bunga, sewa guna usaha (leasing) dan lainnya.

Contoh berikut coba saudara jurnal :

a) PT. X membeli kendaraan truk seharga Rp.100.000.000,- tunai

b) PT. X membeli kendaraan truk seharga Rp.100.000.000,- tunai, dengan potongan 5%.

c) PT. X membeli kendaraan truk seharga Rp.100.000.000,- kredit dengan DP 25% sisanya diangsur 10 kali tiap bulan dengan bunga 10%

Apakah saudara merasa ada kesulitan atau keraguan dalam membuat jurnal? Kenapa?

3.Banyaknya data perusahaan

Semakin berkembangnya organisasi dan usaha dapat berakibat semakin banyaknya data-data. Jika pda mulanya perusahaan hanya menjual produk pada pasar lokal dengan transaksi sekitar 100 dalam sehari

4.Kecenderungan atau kecondongan bagi pembuat informasi

Dalam bisnis modern terpisah dengan jelas antara pemilik (pesero) dan kepentingan manajemen pemgelola. Kecenderungan manajemen, untuk kepentingannya selalu melaporkan kinerja sebaik mungkin. Kecondongan ini dapat membuat mutu laporan menjadi tidak berkualitas.

5.Perlunya verifikasi independen

Dalam kaitannya dengan kecenderungan kepentingan manajemen diatas dalam menyajikan laporan keuangan (financial report), pihak pemakai laporan menghendaki adanya pengecekan oleh pihak lain agar dapat dipercaya (menjadi financial statement).

Sejarah singkat perkembangan bidang auditing

Secara fungsional auditing telah diterapkan sejak lama, bahkan sejak jaman kerajaan Mesir Kuno dan masa Kekaisaran Romawi dan China dimana raja-raja pada masa itu selalu mempercayakan kepada seseorang untuk mengawasi kekayaan (catatan upeti) dari kerajaan dibawah kekuasaannya.

Sementara dunia perdagangan dan industri juga pengetahuan ekonomi berkembang dengan pesat, hingga pada abad pertengahan terjadi revolusi industri. Spesialisasi industri di Inggris dan transfer iptek serta investasi modal ke AS (abad 16 - 18), memunculkan kebutuhan dan kegiatan audit (pemeriksaan) untuk kepentingan para investor. Sampai keluarnya peraturan tentang profesi akuntan di Inggris (British Companies Act 1862). Kegiatan audit saat itu merupakan financial audit atau pemeriksaan keuangan.

Menurut Larry P. Bailey (contemporary auditing) dari sudut pendekatan dan tujuan audit secara garis besar perkembangan bidang auditing dibagi menjadi 4 (empat) yaitu :

1. Era pra-revolusi inustri, dimana pendekatan auditnya dengan testing atau pengujian 100% dan tujuan audit adalah untuk menemukan dan mencegah kecurangan (fraud) serta mene-mukan dan mencegah kesalahan pembukuan (errors).

2. Era revolusi industri sampai tahun 1900, pendekatan auditnya dengan testing atau pengujian 100%, tujuan audit menemukan dan mencegah kecurangan (fraud).

3. Era antara tahun 1900 sampai 1930, pendekatan audit testing 100% dengan sebagian testing yang lebih kecil, tujuan audit adalah pernyataan kebenaran atas Neraca dan Laba/Rugi.

4. Era dari tahun 1930 - sampai sekarang, pendekatan audit metode sampling, tujuan utama audit untuk menyatakan pendapat kewajaran laporan keuangan.

Carmichael dan Willingham (dalam perspective auditing), meneliti dan mengelompokkan sesuai perkembangan tujuan audit, batas pengujian dan pentingnya penilaian internal control (pengendalian intern). Titik beratnya disini disampaikan tentang pentingnya penilaian pengendalian intern dalam audit laporan keuangan, perkembangannya sbb :

1. Sampai dengan tahun 1905 pengendalian intern dalam audit tidak diperlukan.

2. Tahun 1905-1933 pengendalian intern dalam audit sedikit diakui.

3. Tahun 1933-1940 pengendalian intern dalam audit semakin diakui.

4. Tahun 1940-sekarang pengendalian intern dalam audit sangat diakui. Hal ini ditegaskan juga dalam standar auditing, standar pekerjaan lapangan kedua.

Auditing telah menjadi sarana bidang pengawasan yang penting dalam organisasi, ditinjau dari aspek keuangan dan ekonomis. Meskipun perkembangan bidang auditing sebagian besar memusatkan perhatian pada kelayakan (kewajaran) laporan keuangan (financial statement), tetapi sekarang telah mengarah pada terpenuhinya kebutuhan informasi yang lebih luas dan lebih bermanfaat sejalan dengan tuntutan perkembangan lingkungan perusahaan / industri dan organisasi (struktur dan cara evaluasinya). Dari bidang financial audit kemudian mengarah ke bidang non financial audit, baik teknik dan prosedur yang diterapkan termasuk berpengaruh pada jenis-jenis audit lainnya.

Jenis auditingPerlu kiranya untuk meninjau jenis auditing agar mendapat gambaran, karena dalam beberapa hal ada persamaan dan juga perbedaan esensial, sehingga dapat membantu memahami sasaran dan kerangka masing-masing.

Ada 2 (dua) jenis auditing yang utama, yaitu :

1. Financial Auditing (General Auditing)

2. Non Financial Auditing

Financial auditing menitikberatkan pada pengujian kuantitatif untuk mencapai sasaran substantif (substantive objective) terhadap asersi yang diperiksa. Sedangkan audit yang mengarah pada non financial, meskipun tidak mutlak, adalah untuk menentukan ketaatan terhadap prosedur dan kebijaksanaan organisasi, pengukuran kinerja, tujuan sosial (non profit oriented) dan sebagainya.

Jenis auditing berdasarkan tekanan sasaran (tujuan) pemeriksaan dibedakan antara lain :

1. Financial audit 6. Administrative audit

2. Performance audit 7. Special audit

3. Operations audit 8. Social audit

4. Program audit 9. Tax audit

5. Management audit 10. Environment audit

11. Forensic AuditBidang atau titik berat pembahasan dalam buku ini adalah bidang financial audit/general audit/external audit. Beberapa persamaan dari masing-masing jenis audit diatas :

1. Pengukuran pada standar tertentu

2. Bersifat deduktif (menarik kesimpulan dari hal-hal umum ke hal khusus)

3. Ada metodologi penilaian, seperti halnya bidang pengetahuan lainnya, dengan mendasarkan pada sample (analisa faktual) yang jumlahnya relatif lebih kecil

4. Keharusan pelaksana audit (auditor) yang independen

Sedangkan perbedaan pokok dari beberapa bidang auditing tersebut diatas terletak pada penekanan tujuan dan obyek-obyek auditnya.

Tipe AuditingAudit dapat dikelompokkan berdasarkan tujuan dilaksanakannya audit itu sendiri menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu :

1. Audit laporan keuangan (financial statement audit)

Tujuannya untuk mengukur tingkat kewajaran laporan keuangan yang disajikan manajemen perusahaan.

2. Audit ketaatan (compliance audit)

Tujuannya untuk mengukur proses penetapan kebijakan dan tingkat ketaatan semua lapisan manajemen terhadap kebijakan-kebijakan yang ditetapkan perusahaan. Audit ini untuk manajemen level atas (policy atau decision).

3. Audit operasional (operational audit)

Tujuannya untuk mengukur tingkat keberhasilan operasional semua tingkat manajemen sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan perusahaan. Audit ini untuk manajemen level bawah (operasional).

Tipe Akuntan

Tipe atau kelompok akuntan tidak dibedakan sesuai tipe atau bidang auditing diatas, karena akuntan adalah profesi akuntansi secara umum. Di Indonesia profesi akuntan diwadahi dalam oleh Ikatan Akuntan Indonesia.

Pengelompokkan akuntan khususnya di Indonesia, adalah sbb :

1. Akuntan pendidik

Para akuntan yang menekuni dan mengembangkan ilmu akuntansi seperti dosen atau pengajar, peneliti, dll.

2. Akuntan pemerintah

Para akuntan yang menjadi bagian kepentingan pemerintah, seperti Bepeka, BPKP, Akuntan Dirjen Pajak, dll.

3. Akuntan perusahaan (swasta)

Para akuntan yang menjalankan profesinya dalam perusahaan secara praktis, seperti bidang analis sistem, keuangan, pajak, penganggaran, auditor intern, akuntans biaya (cost accountant), dll.

4. Akuntan publik

Para akuntan yang menjalankan profesi pelayanan atau jasa-jasa untuk umum (publik) dalam organisasi Kantor Akuntan Publik (KAP) sesuai dengan ketentuan / aturan yang ada.

Di USA organisasi akuntan sudah berkembang sesuai dengan bidang-bidang spesifik seperti organisasi akuntan pendidik, organisasi akuntan publik, akuntan manajemen, akuntan pajak, akuntan keuangan, akuntan khusus internal audit, dll. Masing-masing secara profesional mengembangkan lingkup bidangnya termasuk masing-masing mempunyai kode etik tersendiri dan juga menerbitkan bulletin, jurnal, opini, dan standar, dll.

FINANCIAL AUDIT

Definisi auditing umum

Terdapat beberapa definisi auditing seiring perkembangannya, antara lain yang dikemukakan oleh Miller dan Bailley, Auditing Practices Committee (APC), AICPA, ASOBAC, dan lainnya. Dari beberapa definisi tersebut minimal terdapat tiga unsur fundamental, yaitu :

1. Independensi auditor (independence)

2. Pembuktian (evidence)

3. Laporan auditor (auditor report)

Definisi financial audit

Auditing Practices Committee (APC) mengemukakan definisi auditing sbb :

An audit is the independent examination of, and expression of opinion on, the financial statements of an enterprise by an appointed auditor in pursuance of that appointment and in complience with any relevant statutory obligation.

Selanjutnya menurut A Statement Of Basic Auditing Concept (ASOBAC) auditing :

adalah sebagai suatu proses sistematik untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan.

Dari definisi tersebut terdapat 7 unsur (elemen), yaitu :

1. Proses yang sistematik

Pemeriksaan dilakukan dengan proses tahapan tertentu yang ditetap auditor (salah stunya adalah harus mendasarkan pada ketentuan standar auditing)

2. Menghimpun dan mengevaluasi bukti secara obyektif

Pekerjaan auditor melakukan pembuktian (eviden matter) secara obyektif

3. Asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi

Obyek yang diperiksa adalah pertanggungjawaban oleh suatu pihak kepada pihak lain. Dalam hal ini obyek financial audit adalah laporan keuangan.

4. Menentukan tingkat kesesuaian

Mengukur apakah laporan keuangan yang diaudit telah sesuai dengan kriteria, pedoman atau standar penyusunan laporan keuangan yang berlaku umum.

5. Kriteria yang telah ditentukan

Kriteria, pedoman atau standar yang berlaku umum untuk penyusunan laporan keuangan di Indonesia adalah Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh IAI mulai berlaku 1994.

6. Menyampaikan hasilnya

Hasil akhir audit harus disampaikan / dilaporkan kepada pihak pemberi tugas. Tidak untuk kepentingan auditor sendiri.

7. Para pemakai yang berkepentingan

Hasil akhir audit berlaku umum dan sama pada semua pemakai yang bekepentingan. Akuntan publik utamanya menyampaikan / melaporkan kepada pihak pemberi tugas. Biasanya adalah Direksi/Komisaris untuk Pemegang Saham, atau Pemegang Saham untuk tujuan pihak lain (Bank, Calon kreditur lainnya).

PROFESI AKUNTAN PUBLIK DI INDONESIA

Secara umum seorang yang mempunyai kemampuan dan integritas dalam bidang akuntansi dapat disebut sebagai akuntan. Namun akuntan dalam pengertian gelar diperoleh melalui proses baik secara edukatif maupun persyaratan lainnya. Di Indonesia pemakaian gelar akuntan diatur dalam UU. No.34 tahun 1954.

Akuntan publik sebagai suatu profesi seperti halnya dokter, pengacara (advokat), notaris, dan lainnya dalam menjalankan praktek harus memperoleh ijin praktek dari Depkeu.

Persyaratan profesi akuntan publik

Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi profesi sebagai akuntan publik antara lain :

1. Memiliki kualifikasi sebagai akuntan publik, antara harus memiliki :

Ijasah sarjana akuntansi dan ijasah akuntan sesuai UU No.34/1954

PTN seperti UI, UGM, USU, Unpad, Undip, Unair, Unibraw, STAN

Beberapa PTN dan PTS harus mengikuti Ujian Negara Akuntansi 1 (UNA dasar), UNA 2 (UNA profesi) sesuai Pengumuman Dirjen Pendidikan Tinggi dengan Proyek PPA Depdikbud. Penyelenggara UNA adalah Konsorsium Ilmu Ekonomi, dengan tempat pendaftaran antara lain, Pusat Pengembangan Akuntansi (PPA) Unibraw Malang untuk wilayah Malang, Jember dan Denpasar.

Register akuntan negara dari Depkeu. Kode register negara untuk akuntan senior (lulusan Akuntansi Perguruan Tinggi di Indonesia dibawah binaan Belanda/USA) dengan kode Reg. A-No. . . . dst. Sedangkan sekarang menggunakan kode D, misalnya :

Dra. Indrayati Reg. D-5674, Drs. Hari Purnomo Reg. D-5735,

Drs. Sumiadji Reg. D-7695, Dra. Elvyra Handayani Reg. D-16875

KTP dan NPWP

Kantor praktek dan staf yang memadai

Surat ijin dari atasan bagi yang bekerja di lembaga negara (departemen) diluar Depkeu (yang bekerja di Depkeu tidak boleh)

Pengalaman di KAP minimal 2 tahun (bidang auditing)

Rekomendasi dari pengurus pusat

Pada perkembangannya sekarang (sejak 1997) untuk menjadi akuntan publik harus mengikuti Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP).

2. Mentaati kode etik profesi (kode etik IAI) dan aturan profesi yang berlaku.

Organisasi Kantor Akuntan Publik (KAP-Terdaftar)

Kantor akuntan publik dapat dimiliki oleh satu atau beberapa orang akuntan. Pemilik ini biasanya disebut partner, yang sekaligus namanya dipakai sebagai nama dari kantornya misalnya KAP. Drs. Tony dan Apit atau KAP Drs. Tony, Apit dan Ahmad, atau KAP. Drs. Tony dan Rekan. Rekan untuk menunjukan adanya beberapa partner (yang nama berhak ditulis pada nama KAP)

Ada sebutan lain bagi pemilik KAP namun namanya tidak diperkenankan ikut sebagai nama KAP (oleh partner lain) yaitu disebut principal (pemilik). KAP di Indonesia yang terkenal (kebanyakan kerjasama dengan KAP luar negeri) antara lain : Prastya & Utomo (SGV), Sudjendro (KPMG), HTM, Sidharta, Santoso Harsokusumo, Tanzil , dll.

Organisasi dalam suatu KAP dapat digambarkan seperti berikut :

Partner

Manajer

Supervisor /

Senior staf

Technical/Junior staf

Tanggung jawab dalam pelaksanaan audit masing-masing jenjang diatas sbb :

Partner:sebagai auditor yang paling bertanggungjawab dalam berhubungan dengan kliennya (top legal client relationship).. Menelaah pekerjaan akhir audit, menandatangani laporan audit dan bertanggungjawab atas segala hal yang terkait dengan pekerjaan audit.

Manajer:auditor yang mewakili KAP di lapangan. Bertugas menelaah secara rinci pekerjaan audit dan mengkoodinasi supervisor.

Supervisor:auditor yang mengkoodinasi staf-staf teknik, bertanggung jawab langsung atas perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan audit.

Staf teknik:staf pelaksana langsung yang bertanggungjawab atas semua pekerjaan teknis lapangan (banyak berada di tempat klien).

Staf teknik

Technical staf atau Junior staf adalah staf pelaksana yang langsung melakukan pemeriksaan di tempat klien dan bertanggungjawab atas semua pekerjaan teknis lapangan. Posisi jabatan staf teknik banyak diisi oleh para akuntan pemula (sarjana) dan lulusan Diploma III Akuntansi. Inipun tergantung kantor akuntan yang membutuhkan, besar kecilnya kantor akuntan yang bersangkutan. Tidak kalah pentingnya adalah pengalaman staf tersebut dalam melakukan audit (terutama pengalaman pada perusahaan tertentu). Bisa jadi lulusan (S1) sarjana pada saat memulai kariernya di KAP menjadi staf teknik dibawah supervisi lulusan Diploma III tapi yang lebih berpengalaman.

Pekerjaan yang sering menjadi bagian staf teknik antara lain dapat digambarkan sbb :

a. Pekerjaan kantor1. Mengikuti dan berperan aktif berkoordinasi dengan tim audit (mulai manager atau supervisor) di KAP dalam menentukan jadwal waktu dan staf yang ditugaskan.

2.Menyusun rencana pekerjaan audit.

3.Jika kliennya adalah klien lama KAP yang bersangkutan, staf menyiapkan file audit tahun lalu sebagai referensi/rujukan kerja (baik permanent file maupun current file)

4.Setelah selesai melakukan pemeriksaan secara menyeluruh, menyiapkan draft opini dan laporan keuangan auditan (setelah diaudit). Teknis pembuatannya yang efektif jika klien lama adalah mengkopi file disket tahun lalu kemudian dilakukan editing file untuk tahun kini.

b. Pekerjaan lapangan

1.Melakukan pemeriksaan dan melaporkan hasilnya secara teratur kepada staf audit diatasnya.

2.Aktif mengikuti atau mewakili staf diatasnya untuk diskusi atau koordinasi dengan Bag. Akuntansi atau staf lainnya.

Bidang-bidang jasa akuntan publik

Ijin berdirinya KAP itu sebenarnya hanya untuk pelaksanaan jasa audit. Dalam praktek, bidang jasa yang lain (juga boleh dikerjakan oleh selain akuntan publik) dapat diberikan sesuai keahlian yang dimiliki, seperti perancangan sistem informasi dan akuntansi, bidang perpajakan, konsultasi manajemen, dll. Artinya bidang tersebut, kecuali audit laporan keuangan dapat dikerjakan oleh selain KAP misalnya oleh PT. Apetindo Konsultan.

Untuk menjalankan profesi akuntan publik, IAI telah menerbitkan Standar Profesional Akuntan Publik (disingkat SPAP) yang berlaku sejak 1994 sebagai pengganti NPA Norma Pemeriksaan Akuntan (yang hanya memuat kriteria atau standar khusus untuk pemeriksaan laporan keuangan saja), yang berisi standar- standar yang menjadi pedoman akuntan publik dalam melaksanakan pekerjaan jasa-jasa yang diberikannya. SPAP terdiri dari SA (Standar Auditing), SAT (Standar Atestasi), SAR (Standar Akuntansi dan Review) dan PAIK (Pedoman Audit Industri Kecil). Untuk SPAP secara khusus dibahas dalam bagian bab tersendiri.

KODE ETIK PROFESIONAL - AKUNTAN

Sebagaimana kelompok profesi umumnya, akuntan di Indonesi juga mempunyai kode etik yang diatur dalam Kode Etik Akuntan Indonesia. Kode etik berlaku bagi semua person atau staf dan karyawan yang terlibat bekerja di Kantor Akuntan Publik mulai pimpinan sampai karyawan bawahan yang berlaku mengikat untuk semua.

Definisi kode etik

Kode etik merupakan sifat manusia yang ideal atau disiplin pribadi diluar ketentuan Undang-undang. Definisi ini bersifat universal dan abstrak, tidak operatif. Oleh karena kode etik sebagai pedoman yang harus aplikatif maka disusunlah dalam bentuk aturan, ketentuan-ketentuan yang umumnya dibagi dengan pasal-pasal.

Perlunya kode etik

Setiap profesi umumnya mempunyai kode etik. Kode etik merupakan prinsip moral yang mengatur tata hubungan suatu profesi, hubungan antar anggota, hubungan anggota dengan masyarakat dan hubungan organisasi (IAI) dengan masyarakat (perusahaan). Yang paling sulit dan perlu perhatian lebih dalam hubungannya dengan masyarakat luas karena masyarakat sebagai pengguna jasa audit menuntut dan menaruh kepercayaan serta sangat berharap besarnya tanggungjawab akuntan publik. Permasalahan ini secara tidak langsung dapat diantisipasi jika akuntan publik khususnya dapat menjaga kepercayaan masyarakat tersebut dengan mematuhi kode etik akuntan.

Tujuan kode etik

Kode etik dirumuskan untuk menjaga eksistensi organisasi atau profesi akuntan karena masyarakat pada prinsipnya akan menghargai profesi yang menerapkan standar mutu / kualitas yang tinggi. Standar kualitas profesi yang tinggi hanya dapat dicapai jika profesi yang bersangkutan berpegang pada kode etiknya. Sebaliknya tanpa kode etik atau tindakan pelecehan terhadap kode etik akan menghancurkan profesi dan organisasinya dan tidak mungkin profesi akuntan akan tidak eksis lagi.

Kode etik di USA

Di USA, organisasi akuntan telah berkembang sesuai profesi dan keahlian khususnya. Masing-masing organisasi berdiri secara eksis dan solid, mengembangkan bidang keahlian akuntansi melalui berbagai media (jurnal, bulletin, opinion) yang dimilikinya dan termasuk juga merumuskan sendiri dan mematuhi kode etiknya masing-masing. Organisasi akuntan di USA telah berkembang, antara lain :

1. AICPA: American Institute of Certified Public Accountant

2. AAA: The American Accounting Assosiation

3. NAA: The National Assosiation of Accounting

4. IIA: The Institute of Internal Auditor

5. IFA: The Institute of Financial Analysis

Kode Etik Akuntan di Indonesia

Kode etik akuntan Indonesia mengalami perkembangan. Kode etik I, dirumuskan pada Konggres IAI ke II tanggal 2 Desember 1973. Dalam kode etik yang pertama ini hanya tercermin kode etik bagi akuntan publik, karena kode etik ini banyak dipengaruhi oleh kode etik AICPA - USA.

Kode etik II, baru berupa draft atau konsep saja, belum pernah disahkan dan diterapkan. Kode etik II ini sebenarnya ingin menerapkan seperti yang berlaku di USA, dimana kode etik dipisahkan untuk tiap kelompok akuntan. Tetapi permasalahannya jika di USA setiap konsentrasi keahlian akuntan sudah ada organisasi profesinya, sedangkan organisasi akuntan di Indonesia hanya satu yaitu IAI. Benturan kondisi ini yang menyebabkan kode etik II kurang relevan dan tidak diberlakukan.

Kode etik III, dirumuskan pada Konggres IAI ke V di Surabaya tanggal 20 sampai 30 Agustus 1986, merupakan pengembangan kode etik I.

Tahun 1999 IAI merencakan akan merubah kode etik yang ada, sehingga masih berlaku kode etik III.

Materi kode etik III ini ada 26 pasal yang dibagi menjdai 3 (tiga) bagian yaitu :

1. Untuk Akuntan Secara Umum : pasal 1 sampai pasal 11

2. Untuk Akuntan Publik: pasal 12 sampai pasal 25

3. Penutup : pasal 26

Bagian untuk akuntan publik diperinci sbb :

1. Kepribadian: pasal 12 sampai pasal 14

2. Kecakapan profesional: pasal 15 sampai pasal 18

3. Tanggung jawab pada klien: pasal 19 sampai pasal 20

4. Tanggungjawab pada rekan seprofesi: pasal 21 sampai pasal 22

5. Tanggungjawab lainnya: pasal 23 sampai pasal 25

Perkembangan terakhir (tahun 2000) IAI telah menerbitkan draft kode etik yang baru (website IAI)

Kaidah inti kode etik

Kaidah inti kode etik terletak pada Indepensi, Obyektivitas dan Integritas atau disingkat IOI. Tiga unsur ini menjadi kaidah inti atau unsur inti.

Independensi

Masalah independensi sangat penting bagi eksistensi profesi akuntan (khususnya akuntan publik). Independensi selalu menjadi sorotan masyarakat. Independen artinya bebas dari pengaruh atau tidak dibawah kendali (pengaruh) pihak lain termasuk klien yang membayar fee audit. Unsur ini merupakan kelemahan dalam masalah independensi ini, artinya sulit menilai apakah auditor independen atau tidak, karena kenyataannya memang menerima atau menarik honor audit dari kliennya.

Intepretasi terhadap independensi ditinjau dari 3 (tiga) aspek berikut :

1. Independence in fact, bebas dalam kenyataan, hubungan pribadi auditor dalam arti secara phisik dengan kliennya, misalnya tidak menjabat sebagai anggota komisaris atau direksi.

2. Independence in appearance, bebas secara penampilan. Bebas ini ditinjau oleh pihak lain terhadap auditor sehubungan dengan pelaksanaan audit dan atau obyek auditnya, misalnya auditor tidak mempunyai hubungan keuangan, hutang piutang, investasi, pemegang saham, dst.

3. Independence in competence, bebas dari sudut keahlian atau kompetensinya sebagai auditor. Artinya independen dalam melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan audit karena keahlian profesinya. Pendapatnya secara profesi tidak boleh dipengaruhi.

Obyektivitas

Obyektif merupakan lawan subyektif artinya dalam audit auditor harus bekerja secara obyektif, didukung fakta yang dapat diterima secara universal. Obyektivitas lebih banyak ditentukan dari dalam diri auditor. Setiap pelaksanaan auditnya, auditor harus bersikap obyektif.

Integritas

Integritas mencerminkan kepedulian yang tinggi terhadap profesi akuntansi umumnya dan auditing khususnya. Untuk memenuhi tingkat integritas ini akuntan publik selalu mengembangkan pengetahuan, pengalaman atau profesionalismenya melalui pendidikan formal dan non formal.

LATIHAN SOAL

1. Jelaskan singkat faktor-faktor yang menyebabkan laporan keuangan menjadi tidak berkualitas.

2. Sebutkan definisi financial atau general audit.

3. Jelaskan struktur organisasi dan tanggungjawab yang umum pada KAP.

4. Sebutkan definisi kode etik profesi akuntan Indonesia dan pengelompokan pasal-pasalnya.

5. Jelaskan singkat kaidah inti kode etik IOIPartner membawahi satu atau lebih manajer audit. Seorang manajer audit membawahi satu atau lebih supervi-sor atau staf senior. Seorang senior staf akan membawahi beberapa technical staf atau staf junior

Pengauditanhal 3