Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori-teori Umum
Sub Bab ini berisikan teori – teori umum yang digunakan dalam pembuatan
skripsi mengenai sistem informasi dan teknologi informasi.
2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen – komponen
yang saling dan saling berinteraksi untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Sistem terdiri dari beberapa subsistem yang merupakan bagian
kecil yang mendukung sistem utama (Romney & Steinbart, 2015).
Informasi adalah data yang telah diolah untuk memberikan arti dan
memperbaiki proses pengambilan keputusan yang tepat. Seseorang mengambil
keputusan yang lebih baik sebagai kuantitas dan kualitas dari peningkatan
informasi (Romney & Steinbart, 2015).
Sistem informasi adalah kombinasi dari manusia dan teknologi
informasi yang membuat, mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan
mendistribusikan data yang berguna (Valacich & Schneider, 2018).
2.1.2 Pengertian Teknologi Informasi Teknologi informasi adalah suatu kesatuan dari hardware, software,
dan jaringan telekomunikasi yang menopang komponen – komponen sistem
informasi (Valacich & Schneider, 2018).
2.1.3 Pengertian Strategi Pengertian strategi menurut Rangkuti (2014) adalah sebagai alat untuk
mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep mengenai strategi terus
berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep
mengenai strategi selama 30 tahun terakhir.
2.1.4 Perencanaan Strategi Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Menurut Ward dan Peppard (2016), strategi sistem dan teknologi
informasi adalah strategi yang berfokus pada penetapan visi tentang bagaimana
teknologi dapat mendukung dalam memenuhi kebutuhan informasi dan sistem
informasi. 9
10
Model kerangka kerja dari perencanaan strategi sistem dan teknologi
informasi menurut Ward dan Peppard (2016) adalah sebagai berikut:
1. Inputs
Sebagai masukan dalam perencanaan strategis sistem dan teknologi
informasi, terdiri dari:
1) The Internal Business Environment merupakan strategi bisnis yang
digunakan pada masa sekarang, tujuan, sumber daya, proses, dan budaya
organisasi sert nilai dari bisnis itu sendiri. The External Business
Environment meliputi sisi politik, ekonomi, sosial, teknologi, industri,
dan iklim kompetisi dimana perusahaan tersebut beroperasi
2) The Internal IS/IT Environment yaitu pandangan SI/TI terhadap bisnis
pada masa sekarang ini, pengalaman perusahaan dalam bisnis, cakupan
bisnis, dan kontribusinya terhadap pasar, kemampuan perusahaan,
sumber daya dalam perusahaan dan infrastruktur teknologi yang
digunakan.
3) Aplikasi portfolio saat ini dari sistem yang berjalan dan sistem yang
sedang dalam pengembangan atau belum dikembangkan tapi sudah
direncanakan pada perusahaan dan The External IS/IT Environment
meliputi perkembangan teknologi dan peluang yang ada, serta SI/TI yang
digunakan oleh pihak lain terutama konsumen, pesaing dan pemasok.
2. Process
Proses perencanaan strategi SI/TI, proses dimana informasi yang
diperoleh, serta hasil analisis yang diperoleh dari inputs, akan diolah untuk
menghasilkan outputs.
3. Outputs
Merupakan hasil dari proses yang mencakup:
1. IS/IT management strategy yaitu elemen umum dari strategi yang akan
diaplikasikan pada organisasi secara menyeluruh untuk memastikan
konsistensi kebijakan berdasarkan kebutuhan
2. Business IS Strategy, yaitu bagaimana setiap unit dapat memanfaatkan
SI/TI dalam mencapai sasaran bisnisnya. Business IS Strategy mencakup
portfolio aplikasi yang akan dikembangkan untuk setiap unit dan model
bisnis; menjelaskan arsitektur informasi setiap unit.
11
3. IT Strategy yaitu strategi dan kebijakan yang diterapkan untuk mengatur
penggunaan teknologi dalam perusahaan dan mengatur sumber daya
teknisi ahli.
4. Future Application Portfolio
Rincian yang menjelaskan usulan aplikasi yang akan digunakan
perusahaan dalam waktu ke depan, untuk mengintegrasikan setiap unit dari
perusahaan dan menyesuaikan perkembangan teknologi dengan
perkembangan perusahaan.
5. Current Application Portfolio
Rincian mengenai aplikasi sistem informasi yang diterapkan
perusahaan saat ini, dengan melihat keuntungan dan kekuatan yang diperoleh
dengan menggunakan aplikasi tersebut serta melihat dukungan aplikasi yang
ada terhadap kegiatan operasional dan perencanaan strategi sistem dan
teknologi informasi bagi perusahaan untuk menghadapi persaingan dan pasar
pada saat sekarang ini.
2.1.5 SWOT Analysis SWOT adalah singkatan dari Strength, Weakness, Opportunity, Threat.
Analisis SWOT membantu untuk mengindentifikasi kekuatan dan kelemahan
organisasi (S-W) serta membuat peluang menjadi lebih luas dan menganalisa
ancaman (O-T). mengembangkan kesadaran akan pengembilan keputusan.
Metode SWOT awalnya dikembangkan untuk bisnis dan industri,
tetapi juga bermanfaat dalam pekerjaan kesehatan dan pembangunan
masyarakat, pendidikan, dan bahkan untuk pertumbuhan pribadi (Musa
Tuncay, 2015).
SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk
mengevaluasi Strength, Weakness, Opportunity dan Threat yang terlibat dalam
proyek, organisasi, atau dalam usaha bisnis.
1. Strength adalah aspek atau karakteristik binis, atau tim proyek yang
memberikannya.
2. Weakness adalah aspek atau karakteristik yang menempatkan organisasi
pada posisi yang kurang menguntungkan, relatif terhadap orang lain.
3. Opportunity adalah prospek internal dan eksternal yang dapat
meningkatkan performa kinerja organisasi didalam suatu proyek.
12
4. Threat adalah faktor yang mempengaruhi internal dan eksternal
dilingkungan yang dapat menyebabkan masalah untuk proyek.
SWOT berfokus pada faktor internal dan external.
� Faktor internal dapat meliputi: Personil, keuangan, kemampuan
penggalangan dana, dan kinerja dewan, dll.
� Faktor eksternal dapat mencakup: Iklim ekonomi, perubahan teknologi,
undang-undang, perubahan budaya sosial, pesaing, dll.
SWOT dapat digunakan di perusahaan bisnis, departemen pemerintah,
dan organisasi nirlaba. SWOT dapat dilakukan untuk perencanaan bisnis,
perencanaan strategis, evaluasi pesaing, pengembangan pemasaran, dan
laporan penelitian (Quincy, Lu dan Huang, 2012).
2.1.6 Penentuan Strategi Internal (IFAS) Menurut Rangkuti (2014) Setelah faktor-faktor strategi internal
perusahaan diidentifikasikan, suatu tabel IFAS (Internal Factors Analysis
Summary) disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategi internal tersebut
dalam kerangka Strength and Weakness perusahaan. Tahapnya adalah:
1. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan
perusahaan dalam kolom.
2. Penentuan rating dari internal diadakan dengan penilaian terhadap variabel
tersebut dimana pengukuran variabel kekuatan, kelemahann, peluang dan
ancaman menggunakan skala original dengan skala rentang 1-. Pemberian
nilai bobot dan rating berfungsi untuk mengetahui apakah faktor strategis
perusahaan dapat menjadi faktor kekuatan dan peluang, sedangkan nilai
negatif dapat menjadi faktor ancaman dan kelemahan . adapun perhitungan
bobot dapat dirumuskan sebagai berikut:
Bobot = penilaian x 1 total penilaian
3. Hitung rating untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai
dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor
tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang
bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai
+1 sampai dengan +4 (sangat baik) dengan membandingkan rata industri
13
atau dengan pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat negatif
kebalikanya. Contohnya jika kelemahan besar sekali dibandingkan dengan
rata-rata industri yang nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan
dibawah rata-rata industri, nilainya adalah 4.
4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk
memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor
pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai
dari 4.0 (outstanding) sampai dengan 1.0 (poor).
5. Untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang
bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu
bereaksi terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya. Total skor ini dapat
digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan
lainnya dalam kelompok industri yang sama.
2.1.7 Penentuan Strategi External (EFAS) Menurut Rangkuti (2014) Sebelum membuat matrik faktor strategi
eksternal, kita perlu mengetahui terlebih dahulu Faktor Strategi Eksternal
(EFAS) yaitu External Opportunities and External Threats. Berikut ini adalah
cara-cara penentuan Faktor Strategi Eksternal (EFAS):
1. Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman).
2. Penentuan rating dari eksternal diadakan dengan penilaian terhadap
variabel tersebut dimana pengukuran variabel kekuatan, kelemahann,
peluang dan ancaman menggunakan skala original dengan skala rentang 1-
4. Pemberian nilai bobot dan rating berfungsi untuk mengetahui apakah
faktor strategis perusahaan dapat menjadi faktor kekuatan dan peluang,
sedangkan nilai negatif dapat menjadi faktor ancaman dan kelemahan.
Adapun perhitungan bobot dapat dirumuskan sebagai berikut:
Bobot = enilaian x 1 total penilaian
3. Hitung rating untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai
dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor
tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang
bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai
+1 sampai dengan +4 (sangat baik) dengan membandingkan rata industri
atau dengan pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat negatif
14
kebalikanya. Contohnya jika kelemahan besar sekali dibandingkan dengan
rata-rata industri yang nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan
dibawah rata-rata industri, nilainya adalah 4.
4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk
memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor
pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai
dari 4.0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).
5. Untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang
bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu
bereaksi terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya. Total skor ini dapat
digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan
lainnya dalam kelompok industri yang sama.
2.1.8 Hitungan Matrix Kuadran Hasil analisis pada tabel matriks faktor strategi internal dan faktor
strategieksternal dipetakan pada matriks posisi dengan cara Analisis SWOT
adalah sebagai berikut :
1. Sumbu horizontal (x) menunjukkan kekuatan dan kelemahan,sedangkan
sumbu vertikal (y) menunjukkan peluang dan ancaman.
2. Posisi perusahaan ditentukan dengan hasil sebagai berikut :
1) Kalau peluang lebih besar daripada ancaman maka nilai y > 0 dan
sebaliknya kalau ancaman lebih besar daripada peluang maka
nilainya y < 0.
2) Kalau kekutan lebih besar daripada kelemahan maka nilai x > 0 dan
sebaliknya kalau kelemahan lebih besar daripadakekuatan maka nilai
x < 0.
15
Gambar 2. 1 Kuadran dalam analisis SWOT
(Rangkuti, 2014)
3. Pengertian tiap Kuadran
1) Kuadran I
a. Merupakan posisi menguntungkan
b. Perusahaan mempunyai peluang dan kekuatan sehingga ia
dapatmemanfaatkan peluang secara maksimal
c. Seyogianya dapat menerapkan strategi yang mendukung
kebijakan pertumbuhan yang agresif.
2) Kuadran II
a. Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan
mempunyaikeunggulan sumber daya.
b. Perusahaan-perusahaan pada posisi seperti ini
menggunakankekuatannya untuk memanfaatkan peluang
jangka panjang.
c. Dilakukan dengan penggunaan diversifikasi produk atau
pasar.
3) Kuadran III
a. Perusahaan menghadapi peluang besar tetapi sumber
dayanyalemah, karena itu dapat memanfaatkan peluang
tersebut secaraoptimal fokus strategi perusahaan pada
16
posisi seperti inilah dapatmeminimalkan kendala-kendala
internal perusahaan.
4) Kuadran IV
a. Merupakan kondisi yang serba tidak menguntungkan
b. Perusahaan menghadapi berbagai ancaman eksternal
sementarasumberdaya yang dimiliki mempunyai banyak
kelemahan
c. Strategi yang diambil: defensif, penciutan dan likuidasi.
2.1.9 PEST Analysis PEST adalah analisis yang melihat pada faktor – faktor lingkungan
eksternal bisnis yang meliputi bidang politik, ekonomi, sosial dan teknologi.
PEST digunakan untuk menilai situasi, strategi atau posisi, arah perusahaan,
dan rencana pemasaran atau ide, dimana nantinya dari analisis ini dapat
diambil suatu peluang atau ancaman baru bagi perusahaan (Ward & Peppard,
2016).
Faktor PEST:
1) Political
Meliputi hukum yang berlaku, kebijakan pemerintah, dan aturan formal
atau informal di lingkungan perusahaan.
2) Economic
Meliputi semua faktor yang mempengaruhi daya beli dari pelanggan dan
mempengaruhi ukuran dari besarnya pangsa pasar yang ada.
3) Social
Meliputi semua faktor yang dapat mempengaruhi kebutuhan dari
pelanggan dan mempengaruhi ukuran dari besarnya pangsa pasar yang
ada.
4) Technological
Meliputi semua hal yang dapat membantu dalam menghadapi tantangan
bisnis dan mendukung efisiensi proses bisnis perusahaan.
2.1.10 Five Forces Porter Five Forces Porter adalah analisis kompetitif yang berfokus pada
pendekatan lima model Porter yang digunakan untuk mengembangkan strategi
17
perusahaan (David, 2011). Persaingan itu, menurut porter adalah sebagai
berikut:
1) Bargaining power of consumers
2) Bargaining power of supplies
3) Rivalry among competing firms
4) Potential development of substitute products
5) Potential entry of new competitors
Gambar 2. 2 Five Forces Porter (David, 2011)
2.1.11 Value Shop Analysis Value Shop adalah gambaran analisis kumpulan aktivitas dan kegiatan
perusahaan yang bergerak pada bidang jasa. Value Shop menguraikan aktivitas-
aktivitas di perusahaan yang dikelompokkan menjadi dua aktivitas besar, yaitu
primary activity dan support activity (Ward dan Peppard, 2016).
Primary activity adalah seluruh aktivitas yang berkaitan langsung
dengan proses untuk menghasilkan jasa yang siap diserahkan kepada
pelanggan. Sedangkan support activity adalah aktivitas pendukung yang tidak
berkaitan langsung dengan aktivitas untuk menghasilkan jasa (Ward dan
Peppard, 2016).
1) Primary Activity
Merupakan aktivitas utama pada perusahaan yang bertujuan untuk
memberikan kepuasan kepada konsumen. Primary activity terdiri dari:
1. Business Acquisition
18
Kegiatan yang merumuskan kebutuhan dan keinginan dari pelanggan
berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari pelanggan.
Dengan kegiatan ini dapat disimpulkan apakah kebutuhan dan
keinginan pelanggan telah dicukupi oleh perusahaan.
2. Problem Specification
Kegiatan yang merumuskan masalah-masalah yang terjadi dalam
memenuhi kebutuhan pelanggan dan menganalisa apakah masalah-
masalah tersebut dapat diatasi atau tidak.
3. Knowledge Application
Kegiatan yang merumuskan masalah apa saja yang sedang dihadapi
perusahaan yang belum dapat diselesaikan dan menemukan solusi
dengan menciptakan suatu knowledge application yang baru. Jika
perusahaan tidak mampu untuk membuat knowledge application yang
baru, maka perusahaan dapat menggunakan bantuan-bantuan dari
eksternal seperti konsultan.
4. Allocation Resources
Analisis yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan perusahaan
dalam menerapkan dan mengimplementasikan strategi baru dan
mengalokasikan sumber daya mereka, diantaranya Sumber Daya
Manusia (SDM), sumber dana dan juga alat-alat yang digunakan.
5. Marketing Capability
Kegiatan perusahaan dalam memperkenalkan produk-produk
perusahaan pada pelanggannya atau masyarakat.
6. Configure Solution
Perumusan solusi yang dilakukan dan membuat perencanaan dalam
pengerjaan solusi tersebut.
7. Execute Solution
Pelaksanaan dan penerapan solusi bisnis yang baru.
2) Support Activity
Marupakan aktivitas yang melengkapi primary activity dengan
berbagai fungsi, yaitu:
1. Procurement
19
Mengurus dan mengkoordinasikan pengadaan barang-barang untuk
melaksanakan kegiatan operasional. Seperti bahan baku, peralatan-
peralatan perusahaan, dan aset perusahaan.
2. Technology Development
Menyediakan kebutuhan teknologi, prosedur atau SOP, dan teknik
terbaru yang dibutuhkan oleh masing-masing aktivitas.
3. Human Resources Management
Segala aktivitas yang berhubungan dengan Sumber Daya Manusia
(SDM) seperti penyeleksian, promosi, penempatan, penghargaan, dan
pengembangan karyawan serta menjaga hubungan antar karyawan.
4. Firm Infrastructure
Pengelolaan masalah perencanaan, keuangan, manajemen, akuntansi,
hukum, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan aturan-aturan
pemerintahan.
Gambar 2. 3 Value Shop Analysis (Ward dan Peppard, 2016)
2.1.12 Unified Model Language (UML) Unified Model Language (UML) adalah suatu bahasa yang digunakan
untuk mendefinisikan requirement, anlisis dan desain, serta menggambarkan
arsitektur dalam pemrograman berorientasi objek.
UML dibutuhkan untuk pemodelan visual dari perangkat lunak untuk
mendefinisikan spesifikasi, menggambarkan, membangun, dan dokumentasi.
20
Dengan menggunakan UML, analysts dan end-users dapat dengan mudah
memahami proses bisnis suatu sistem. UML tidak memiliki standar pasti,
sehingga UML tidak terbatas pada suatu metodologi tertentu, UML lebih
sering digunakan pada metodologi pengembagan yang berorientasi pada objek
(Satzinger, Jackson dan Burd, 2016).
1. Activity Diagram
Digunakan untuk menjelaskan aktifitas pengguna atau sistem,
orang atau komponen yang melengkapi sequential flow setiap
aktifitas. Activity diagram memiliki simbol-simbol standar seperti:
Gambar 2. 4 Simbol-simbol Activity Diagram (Satzinger, Jackson
dan Burd, 2016)
2. Entity Relationship Diagram
Menurut Scott A. Bernard (2005) sebuah model data
semantik dapat dikembangkan dengan menggunakan metode
terstruktur tradisional dan simbologi (Entity Relationship Diagram),
atau juga dapat menggunakan metode object-oriented dan simbologi
dari Unified Modeling Language (UML), yang menghasilkan Class
Diagram dan atau Diagram Obyek.
2.1.13 Knowledge Management System Pengertian Knowledge Management menurut David Gurteen (2012)
adalah perasaan manusia untuk melakukan proses berbagi pengetahuan, serta
21
belajar dan bekerja sama secara lebih efektif, sebagai sebuah proses yang
secara mental menyenangkan (fung mentality).
2.1.14 General Ledger General ledger berisi tentang rangkuman data mengenai setiap asset,
kewajiban, ekuitas, penjualan, dan biaya-biaya sebuah organisasi. Kegiatan
proses informasi meliputi updating general ledger dan persiapan laporan yang
merangkum hasil aktivitas organisasi (Romney & Steinbart, 2015).
General Ledger mengandung aset, kewajiban, pemegang saham,
modal, keuntungan, rekening pengeluaran (Donald, 2018)
2.2 Teori-teori Khusus
Sub Bab ini berisikan teori-teori yang digunakan dalam pembuatan skripsi
mengenai perancangan model Enterprise Architecture EA3 yang diambil dari buku
Scott. A. Bernard.
2.2.1 Enterprise Enterprise adalah suatu area, segala aktivitas dan tujuan – tujuannya
dalam suatu organisasi atau antara beberapa organisasi di mana informasi dan
sumber daya lainnya saling bertukar dan berinteraksi (Bernard, 2012).
2.2.2 Enterprise Architecture Menurut Bernard (2012), Enterprise Architecture (EA) didefinisikan
sebagai analisis dan dokumentasi keadaan saat ini dan keadaan masa depan
sebuah perusahaan dari perspektif strategi terintegrasi, bisnis dan teknologi.
Tujuan utama dari Enterprise Architecture (EA) adalah mengintegrasikan
strategi, bisnis, dan teknologi.
22
Gambar 2. 5 Pengaruh Enterprise Architecture pada organisasi (Bernard, 2012)
Enterprise Architecture adalah suatu profesi dan praktek manajemen
yang didedikasikan untuk meningkatkan kinerja suatu perusahaan dengan cara
membuat perusahaan tersebut mampu secara keseluruhan mengintegrasikan
strategi praktek-praktek bisnisnya, alur informasinya dan sumber daya
teknologi (Bernard, 2012).
2.2.3 EA3 Cube Documentation Framework EA3 Cube Documentation Framework adalah framework yang
didokumentasikan dalam mengidentifikasi scope arsitektur yang akan
dikembangkan dan membangun hubungan antar area arsitektur. Layer pada
framework dibentuk secara hirarki sehingga sub arsitektur yang berbeda
memiliki relasi satu sama lain. EA3 Cube documentation framework menjadi
tools bagi stakeholder untuk memahami fungsi utama dalam mengelola dan
merencanakan sumber daya IT dan dokumentasi arsitektur enterprise.
Stakeholder dapat mengetahui melalui lima layer pada cube yang menjelaskan
lima komponen perencanaan strategi.
23
Gambar 2. 6 EA3 Cube Documentation Framework (Bernard, 2012)
Kerangka kerja EA3 divisualisasikan dalam bentuk kubus yang
terbagi menjadi beberapa lapisan – lapisan yang merefleksikan perbedaan
masing – masing aktivitas yang terjadi yang disebut sebagai line-of-business
(LOB) atau lini bisnis. Sedangkan kubus – kubus kecil pada masing – masing
lapisan menunjukkan komponen – komponen EA yang bersifat pasang dan
pakai (plug and play).
Gambar 2. 7 EA3 Components (Bernard, 2012)
24
Dimensi komponen pada EA3 Cube Documentation Framework
dibagi menjad beberapa bagian.
1) Dimensions, mencakup sub-architecture, functional area dan
hubungannya satu sama lain.
2) Segments, mencakup vertical sub-area EA dengan aktivitas bisnis dan
sumber daya.
3) Artifacts, mencakup komponen dokumentasi pada tiap level architecture.
EA3 Cube Documentation Framework ini membantu manajemen
dalam merencanakan strategi dengan menggunakan EA.
1. Goals & Initiatives
Tingkatan teratas dari EA3 Cube Documentation Framework yang
mengidentifikasi arah strategis, tujuan, dan inisiatif dari perusahaan.
Perencanaan strategis dimulai dengan pernyataan yang jelas tentang visi
dan misi perusahaan. Seluruh pernyataan harus didukung oleh proses
identifikasi tujuan dan inisiatif yang mencakup hasil yang terukur
(Bernard, 2012).
a) Strategic Plan
Gabungan EA Artifact yang akan memandu perusahaan dalam
3 sampai 5 tahun ke depan dengan menjabarkan visi dan misi
perusahaan. Visi dan misi digunakan untuk menentukan detail dari
arah strategi perusahaan (Bernard, 2012).
b) SWOT Analysis
Aktivitas pertama yang dilakukan untuk mengembangkan
strategi perusahaan dengan menganalisa strength, weakness,
opportunity, dan threat dari perusahaan. Analisa yang dilakukan akan
memperhatikan faktor – faktor internal dan eksternal perusahaan.
Hasil dari analisa akan di ringkas dalam matrix table (Bernard, 2012).
25
Gambar 2. 8 Matrix Table SWOT Analysis (Bernard, 2012)
Matrix table akan membantu dalam mendeskripsikan faktor
internal dan eksternal yang harus difokuskan. Hasil analisa tabel akan
digunakan untuk membuat Concept of Operations (CONOPS)
scenario (Bernard, 2012).
c) Concept of Operations Scene (CONOPS Scenario)
CONOPS Scenario adalah dokumen berbentuk narasi yang
mendeskripsikan bagaimana perusahaan beroperasi saat ini dan
beberapa tahun kedepan berdasarkan faktor internal dan eksternal
yang telah diidentifikasi dari SWOT Analysis (Bernard, 2012).
d) Concept of Operations Diagram (CONOPS Diagram)
Gambar 2. 9 CONOPS Diagram (Bernard, 2012)
26
Menggambarkan alur proses bisnis perusahaan yang terjadi
saat ini secara keseluruhan maupun area – area tertentu (Bernard,
2012).
e) Balanced Scorecard
Digunakan untuk melihat perusahaan dari 4 perspektif berbeda
dan menganalisa masing – masing perspektif .
Gambar 2. 10 Four Perspective of the Balanced Scorecard
(Bernard, 2012)
Balanced Scorecard merupakan pengelompokan variabel –
variabel perusahaan untuk memastikan visi dan strategi yang sedang
berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan (Bernard, 2012).
2. Business Products & Services
Area arsitektur ayang akan dipengaruhi oleh EA. Tingkatan kedua dari
EA3 Cube Documentation Framework yang mengidentifikasi layanan
produk bisnis perusahaan dan kontribusi teknologi untuk mendukung
proses tersebut (Bernard, 2012).
a) Business Plan
Mendeskripsikan tentang kunci kunci dari line-of-business
function, dan financial strategy yang akan dicapai melalui strategic
goals and initiatives (Bernard, 2012).
b) Swim Lane Process Daigram
27
Gambar 2. 11 Swim Lane Process Diagram (Bernard, 2012)
Swim Lane Process Diagram adalah diagram yang
menggambarkan aktivitas dari setiap stakeholder yang terlibat dalam
kegiatan proses bisnis perusahaan (Bernard, 2012).
c) Business Process Diagram
Business Process Diagram adalah diagram yang menunjukkan
detail keseluruhan dari aktivitas setiap bagian perusahaan dan
hubungan aktivitas didalam proses bisnis perusahaan (Bernard, 2012).
Gambar 2. 12 IDEF-0 Activity Modeling (Bernard, 2012)
28
� Inputs: hal yang memulai sebuah aktivitas.
� Controls: menentukan bagaimana sebuah aktivitas akan dilakukan.
� Outputs: hasil dari prosedur aktivitas yang telah dilakukan.
� Mechanisms: sistem, orang, dan peralatan yang berperan dalam
aktivitas tersebut.
d) Activity / Product Matrix
Gambar 2. 13 Example of Activity / Product Matrix (Bernard, 2012)
Sebuah tabel yang menjelaskan aktivitas atau produk dalam
setiap line-of-business perusahaan, tabel ini memberikan penjelasan
secara vertical dan horizontal (cross-cutting) dari setiap aktivitas
produk dan kemana produk itu akan dialokasikan.
e) Use Case Narrative & Diagram
Diagram yang menggambarkan komunikasi antar actor
(stakeholder), aturan – aturan bisnis, sistem dan layanan, dan aplikasi.
Use Case Narrative and Diagram digunakan untuk mengidentifikasi
solusi teknologi yang dibutuhkan dalam pengembangan (Bernard,
2012).
Gambar 2. 14 Use-Case Diagram Example (Bernard, 2012)
29
3. Data & Information
Tujuan sekunder dari arsitektur adalah mengoptimalkan data dan
pertukaran informasi yang terjadi dalam sebuah perusahaan. Tingkat
ketiga dari EA3 Cube Documentation Framework adalah untuk
mendokumentasikan bagaimana informasi saat ini sedang digunakan oleh
perusahaan dan bagaimana alur dari informasi tersebut dapat menjadi
gambaran dari alur informasi di masa depan (Bernard, 2012).
a) Knowledge Management Plan
Perencanaan ini menyediakan deskripsi secara mendetail
mengenai bagaimana pengetahuan, informasi, dan data didistribusikan
dalam perusahaan. Tahap ini mencakup deskripsi dan diagram dari
pembagian informasi antara sistem, aplikasi, pengetahuan, dan
database (Bernard, 2012).
Gambar 2. 15 High Level Knowledge Management Diagram
(Bernard, 2012)
b) Object State-Transition Diagram
Object State-Transition Diagram menggunakan notasi – notasi
dari Unified Modeling Language (UML) untuk menggambarkan
bagaimana sirkulasi spesifik dari objek data, mulai dari awal sampai
aktivitas tersebut berakhir (Bernard, 2012).
30
Gambar 2. 16 Example of Object State-Transition Diagram
(Bernard, 2012)
c) Logical Data Model
Logical Data Model merupakan model semantic yang dapat
dikembangkan dengan menggunakan metode Entity Realtionship
Diagram (ERD) dan juga menggunakan metode object-oriented dan
simbol – simbol Unified Model Language (UML) yang menghasilkan
class diagram dan object diagram (Bernard, 2012).
Gambar 2. 17 Logical Data Model yang menggunakan simbol-
simbol UML (Bernard, 2012)
31
d) Activity / Entity (CRUD) Matrix
Activity / Entity Matrix dikembangkan dengan memetakan
entitas data yang terpengaruhi dengan aktivitas line-of-business.
Sering juga disebut dengan ‘CRUD’ karena matrix yang digunakan
dapat mengidentifikasi transformasi data (Create, Read, Update,
Delete) yang terjadi saat proses bisnis (Bernard, 2012).
Gambar 2. 18 Entity / Activity (CRUD) Matrix Diagram (Bernard, 2012)
e) Data Dictionary / Object Library
Data Dictionary adalah kamus data yang dikumpulkan dan
dirawat oleh perusahaan, termasuk atribut – atribut dasar data, kunci,
dan hubungan dari setiap data (Bernard, 2012).
32
Gambar 2. 19 Example of Data Dictionary (Bernard, 2012)
4. System & Application
Tingkat keempat dari EA3 Cube Documentation Framework
dimaksudkan untuk mengorganisasikan dan mendokumentasikan
kelompok sistem informasi saat ini, dan aplikasi yang digunakan oleh
perusahaan untuk memberikan kemampuan IT (Bernard, 2012).
a) System Communication Diagram
System Communication Diagram adalah penggambaran dari
komunikasi data yang terjadi antar sistem diseluruh perusahaan
termasuk link, network dan media (Bernard, 2012).
33
Gambar 2. 20 System Communication Diagram (Bernard, 2012)
b) System Data Flow Diagram
System Data Flow Diagram adalah diagram yang
menggambarkan proses antar sistem serta proses pertukaran data dan
bagaimana proses tersebut dapat terjadi (Bernard, 2012).
Gambar 2. 21 System Data Flow Diagram (Bernard, 2012)
34
5. Network & Infrastructure
a) Network Connectivity Diagram
Network Connectivity Diagram adalah diagram jaringan
konektivitas yang menunjukan sebuah koneksi fisik dalam perusahaan
yang memuat suara, data, dan video (Bernard, 2012).
Gambar 2. 22 Network Connectivity Diagram (Bernard, 2012)
6. Security Plans
Security Plans adalah deskripsi tingakt tinggi dan rinci tentang
program keamanan yang berlaku di perusahaan. Program keamanan ini
35
mencakup physical, data, personnel, dan operational security elements
dan prosedur (Bernard, 2012:320). Di dalamnya antara lain:
1) Introduction
a. Purpose of the IT Security Program
b. Principles of IT Security
c. Critical Success Factors
2) Policy
a. Executive Guidance
b. Technical Guidance
c. Applicable Law and Regulations
3) Reporting Requirements
a. IT Security Program Roles and Responsibilities
b. IT Security Program Schedule and Milestones
c. IT Security Incident Reporting
4) Concept of Operations
a. IT Security Threat Summary
b. IT Security Risk Mitigation
c. Integration with Enterprise Architecture
5) Security Program Elements
a. Information Security
b. Personnel Security
c. Operational Security
6) Standard Operating Procedures
a. Test and Evaluation
b. Risk Assessment
c. Disaster Recovery/Continuity of Operations
7. Technology Standards
Technology Standards adalah daftar dari business service dan asosiasi
teknologi yang ada dalam sebuah perusahaan (Bernard, 2012).
8. Workforce Skills
a. Workforce Plan
Workforce Plan menyediakan high-level deskripsi tentang
bagaimana human capital dapat mengatur sebuah perusahaan.
Workforce Plan berisi strategi-strategi perusahaan untuk melakukan
proses hiring, retention, professional development at the executive,
36
management, dan staff levels pada sebuah perusahaan (Bernard,
2012).
b. Organization Chart
Organization Chart menggambarkan posisi para karyawan
pada perusahaan. Organization Chart juga membantu untuk
menampilkan lines of authority, working relationship, ownership of
resources, products dan process (Bernard, 2012).
Gambar 2. 23 Organization Chart (Bernard, 2012)
2.2.4 Pendekatan Melalui EA3
Menurut Bernard (2012) pendekatan EA meliput 6 elemen inti yang
harus ada dan bekerja bersama – sama.
37
Gambar 2. 24 Core Elements of EA Approach (Bernard, 2012)
1. Governance
Mengidentifikasi rencana, pengambilan keputusan, dan
mengawasi proses yang akan menentukan bagaiamana EA
dikembangkan dan dipelihara.
2. Methodology
Merupakan langkah – langkah spesifik yang digunakan untuk
membangun dan memelihara EA.
3. Framework
Mengidentifikasi scope dari seluruh EA dan menghubungkan
setiap tingkat dari sub-arsitektur.
4. Artifacts
Mengidentifikasi metode yang digunakan untuk proses
dokumentasi di setiap sub-arsitektur, termasuk strategic analysis,
business plans, internal controls, security controls, models of
workflow, databases, systems, dan networks.
5. Standards
Menentukan standar bisnis dan teknologi yang akan digunakan
di setiap wilayah, segmen, dan komponen dari EA. Meliputi standar
internasional, nasional, lokal, dan standar industri dari perusahaan.
6. Best Practices
38
Merupakan cara yang digunakan untuk mengimplementasikan
bagian – bagian dari keseluruhan arsitektur atau sub-arsitektur dalam
seluruh konteks EA.
2.2.5 Kerangka Kerja EA3 2.2.5.1 Current Architecture
Current Architecture berisikan komponen – komponen EA
yang saat ini terdapat pada setiap level pada framework. Current
Architecture menggambarkan dasar – dasar sumber daya saat ini dan
aktivitas yang di dokumentasikan dengan cara yang konsisten (Bernard,
2012). Current Architecture berisi hal – hal sebagai berikut:
1. Strategic Goals and Initiatives
2. Business services
3. Information Flows
4. Systems and Applications
5. Network and Infrastructure Infrastructure
6. Security Plan
7. Standards
8. Workforce Plan
2.2.5.2 Future Architecture
Future Architecture menggambarkan bagaimana modifikasi
komponen – komponen EA yang dibutuhkan perusahaan untuk
meningkatkan performance dan mendukung solusi strategic initaitve,
operational, requirement, dan technology (Bernard, 2012).
Perubahan yang direncanakan dalam proses dan sumber daya
adalah untuk menciptakan pandangan masa depan EA di semua tingkat
framework. Menggunakan EA3 framework, pandangan masa depan EA
yang di rencanakan harus dicapai dengan cara “top-down” untuk
menjaga penekanan pada sisi strategi dan bisnis, dan untuk menjaga
hubungan logika dokumentasi itu. Oleh karena itu, update ini akan
mulai dengan untuk tujuan strategis perusahaan dan inisiatif (Bernard,
2012).
39
Gambar 2. 25 Drivers of Architectural Change (Bernard, 2012)
2.2.5.3 EA Management Plan
EA Management Plan mengartikulasikan program EA dan
pendekatan dokumentasi. EA Management Plan juga memberikan
deskripsi tentang pandangan arsitektur saat ini dan masa depan, dan
rencana pengurutan untuk mengelola transisi ke lingkungan operasi
bisnis / teknologi masa depan. EA Management Plan adalah dokumen
hidup yang penting untuk mewujudkan manfaat EA sebagai program
manajemen. Bagaimana perusahaan akan terus bergerak dari current
architecture ke future architecture adalah tantangan perencanaan dan
manajemen yang signifikan, terutama jika sumber daya TI yang
mendukung fungsi bisnis utama sedang diganti atau ditingkatkan
(Bernard, 2012).
1. Governance and Principles
Sebuah narasi yang mendeskripsikan program-program
EA dan penggambaran tentang bagaimana dan kapan sebuah
keputusan-keputusan EA seperti IT proposals, project reviews,
document approvals, dan standards adoption/waivers dapat
ditentukan. EA principles menjelaskan nilai-nilai enterprise
yang berhubungan dengan EA (Bernard, 2012).
2. EA Roles and Responsibilities
Sebuah dokumen yang menjelaskan tentang roles dan
responsibilites dari setiap stakeholders dalam sebuah program
EA, dalam dokumen ini juga dimana tim dari EA akan
teridentifikasi (Bernard, 2012).
3. Support for Strategy and Business
Tujuan utama dari program EA adalah untuk
membantu dan improvisasi enterprise strategic dan business
40
planning dengan menampilkan bagaimana komponen-
komponen EA digunakan saat ini, proses-proses EA dan
teknologi yang ada pada tiap-tiap level framework, improvisasi
dari performa EA diterapkan sebagai acuan future EA views
(Bernard, 2012).
4. EA Program Budget
Dokumentasi dari anggaran program EA yang
dikelompokkan berdasarkan periode dari total jangka waktu
penerapan program EA sehingga dapat teridentifikasi total biaya
yang harus disiapkan (Bernard, 2012).
5. EA Performance Measures
Dokumentasi yang mendeskripsikan efektif dan
efisiensi dari program EA yang akan diterapkan (Bernard.
2012).
41
2.3 Kerangka Pikir
Gambar 2. 26 Kerangka Pikir Penelitian
Sumber: Penulis
42
Dari gambar ilustrasi diatas dapat disimpulkan bahwa dalam
penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan Kerangka Kerja EA3, dimana
banyak aspek yang perlu diperhatikan, diantaranya seperti undang-undang /
peraturan pemerintah, studi literatur, identifikasi customer dan identifikasi
pesaing yang akan digunakan untuk melakukan analisis SWOT dan merancang
Current Architecture pada perusahaan. Hasil dari analisis SWOT dan Current
Architecture digunakan untuk mendapatkan strategi bisnis dan SI/TI
perusahaan yang dapat diolah menjadi rancangan Future Architecture dan EA
Management Plan untuk menghasilkan cetak biru dari Enterprise Architecture
perusahaan.
Tahapan penelitian yang dilakukan penulis dalam menyusun skripsi
ini dapat dideskripsikan sebagai berikut:
1) Studi literatur, dengan mempelajari berbagai referensi ataupun dokumen
yang ada yang terkait dengan PT. Summit Healthcare yang berhubungan
dengan Kerangka Kerja EA3 termasuk komponen-komponennya dan
bagaimana cara untuk membuat Current Architecture dan Future
Architecture pada PT. Summit Healthcare.
2) Perumusan masalah penelitian, yang menghasilkan pengklasifikasian
rumusan masalah pada PT. Summit Healthcare menurut penulis.
3) Pengambilan data baik data primer maupun data sekunder pada PT. Summit
Healthcare.