44
9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Sistem informasi akuntansi menurut Rama dan Jones (2008, p6) adalah suatu subsistem dari SIM (sistem informasi manajemen) yang menyediakan informasi akuntansi dan keuangan serta informasi lain yang diperoleh dari pengolahan rutin atas transaksi akuntansi. Adapun menurut Wilkinson, Joseph, Cerullo, Michael, Raval, Vasant, Wong- On-Wing, Bernard (2006, p7), “Accounting information system is a unified structure with in an entity, such as a business firm, that employs physical resources and other components to transform economics data into accounting information, with the purpose of satisfying the information needs of a variety of users”. Atau sistem informasi akuntansi adalah suatu kesatuan struktur dengan entitas, seperti perusahaan bisnis, yang menggunakan sumber daya fisik dan komponen lainnya untuk mengubah data ekonomi menjadi informasi akuntansi, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna.

BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00363-ka 2.pdf · lainnya yang dihubungkan satu sama lain melalui media komunikasi serta dikendalikan melalui

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

9  

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi Akuntansi

2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Sistem informasi akuntansi menurut Rama dan Jones (2008, p6)

adalah suatu subsistem dari SIM (sistem informasi manajemen) yang

menyediakan informasi akuntansi dan keuangan serta informasi lain

yang diperoleh dari pengolahan rutin atas transaksi akuntansi. Adapun

menurut Wilkinson, Joseph, Cerullo, Michael, Raval, Vasant, Wong-

On-Wing, Bernard (2006, p7), “Accounting information system is a

unified structure with in an entity, such as a business firm, that

employs physical resources and other components to transform

economics data into accounting information, with the purpose of

satisfying the information needs of a variety of users”. Atau sistem

informasi akuntansi adalah suatu kesatuan struktur dengan entitas,

seperti perusahaan bisnis, yang menggunakan sumber daya fisik dan

komponen lainnya untuk mengubah data ekonomi menjadi informasi

akuntansi, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi

pengguna.

10  

Dikutip dari buku karangan Bodnar dan Hopwood (2010,p1),

“Accounting information system is a collection of resources , such as

people and equipment , designed to transform financial and other data

into information”. Kutipan diatas dapat diartikan : sistem informasi

akuntansi merupakan kumpulan dari sumber daya, seperti manusia dan

peralatan, yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data

lainnya menjadi informasi. Sistem informasi akuntansi dapat pula

didefinisikan sebagai suatu komponen organisasi yang mengumpulkan,

mengklasifikasikan, mengolah, menganalisis dan mengkomunikasikan

informasi finansial serta pengambilan keputusan yang relevan bagi

pihak luar perusahaan dan pihak ekstern. (

http://www.anneahira.com/artikel-umum/sistem-informasi-

akuntansi.htm )

Jadi sistem informasi akuntansi merupakan adalah suatu

komponen organisasi yang menyediakan informasi akuntansi dan

keuangan serta informasi lainnya guna memenuhi kebutuhan informasi

pengguna.

2.1.2 Komponen Sistem Informasi Akuntansi

Sistem informasi akuntansi terdiri dari unsur – unsur atau

komponen yang saling berinteraksi satu dengan yang lain dan

membentuk satu kesatuan dalam suatu struktur bangunan sistem

11  

  

informasi untuk mencapai tujuannya. Ada beberapa komponen sistem

informasi menurut O’Brien (2005,p34), meliputi :

1. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia dibagi menjadi dua jenis sebagai berikut :

a. Pemakai akhir (end user) adalah orang yang menggunakan

sistem informasi atau informasi yang dihasilkan sistem

tersebut.

b. Pakar sistem informasi adalah orang – orang yang

mengembangkan dan mengoperasikan sistem informasi.

2. Hardware

Meliputi semua peralatan dan perangkat fisik yang digunakan

dalam pemrosesan informasi. Sumber daya ini meliputi mesin,

seperti komputer dan perlengkapan lainnya, semua media

pembawa data, maupun infrastruktur pendukung.

3. Software

Konsep sumber daya software meliputi semua rangkaian perintah

pemrosesan informasi. Konsep umum software ini meliputi tidak

hanya rangkaian perintah operasi yang disebut program, tetapi

juga rangkaian perintah pemrosesan informasi yang disebut

prosedur.

4. Data

Data lebih dari pada hanya bahan baku mentah sistem informasi,

namun sebagai sumber daya data yang harus dikelola secara

12  

efektif agar dapat memberi manfaat para pemakai akhir dalam

sebuah organisasi.

5. Jaringan

Jaringan komunikasi terdiri dari hardware komputer / terminal,

pemroses komunikasi (software komunikasi), dan peralatan

lainnya yang dihubungkan satu sama lain melalui media

komunikasi serta dikendalikan melalui software komunikasi.

Komponen – komponen tersebut diatas saling berintegrasi untuk

mendukung dan meningkatkan operasi sehari – hari sebuah bisnis, juga

menyediakan kebutuhan informasi untuk pemecahan masalah dan

pengambilan keputusan oleh manajer.

2.1.3 Kegunaan Sistem Informasi Akuntansi

Penggunaan sistem informasi akuntansi secara umum adalah

untuk mengolah data transaksi keuangan perusahaan adapun

penggunaan yang lebih khusus menurut Rama dan Jones (2008, p7) :

1. Membuat laporan eksternal

Perusahaan menggunakan sistem informasi akuntansi untuk

menghasilkan laporan-laporan khusus untuk memenuhi

kebutuhan informasi dari para investor, kreditor, dinas pajak,

badan-badan pemerintah dan yang lain. Laporan-laporan ini

mencakup laporan keuangan, SPT (surat pemberitahuan) pajak,

dan laporan-laporan yang diperlukan oleh badan-badan

pemerintah.

13  

  

2. Mendukung aktifitas rutin

Para manajer memerlukan satu sistem informasi akuntansi untuk

menangani aktifitas operasi rutin sepanjang siklus operasi

perusahaan khususnya pada penanganan transaksi-transaksi serta

membahas siklus perolehan dan pendapatan dengan lebih terinci.

3. Mendukung pengambilan keputusan

Informasi juga diperlukan untuk pengambilan keputusan yang

tidak rutin pada semua tingkat dari suatu organisasi. Informas i

sangat penting untuk membantu dalam mengkomunikasikan

pengiriman barang.

4. Perencanaan dan pengendalian

Suatu sistem informasi juga diperlukan untuk aktifitas

perencanaan dan pengendalian. Informasi mengenai anggaran

dan biaya standar disimpan oleh sistem informasi, dan laporan

dirancang untuk membandingkan angka anggaran dengan jumlah

aktual.

5. Menerapkan pengendalian internal

Pengendalian internal mencakup kebijakan-kebijakan, prosedur-

prosedur dan sistem informasi yang digunakan untuk melindungi

aset-aset perusahaan dari kerugian atau korupsi , dan memelihara

keakuratan data keuangan.

14  

2.2 Analisis dan Perancangan Sistem

2.2.1 Analisis Sistem

Analisis sistem menurut Whitten, Bentley dan Dittman

(2004,p14) adalah spesialisasi yang mempelajari masalah dan

kebutuhan sebuah organisasi untuk menentukan bagaimana orang,

data, proses dan teknologi informasi dapat mencapai kemajuan terbaik

untuk bisnis. Sedangkan menurut McLeod(2001,p194) menyatakan

analisis sistem merupakan sebuah penelitian atau sistem yang telah ada

dengan tujuan merancang sistem baru atau sistem yang diperbaharui.

“System analysis is an indepth study of end user information needs that

procedures functional requirement that are used as the basis for the

design of a new information system”, kalimat ini dikemukakan oleh

O’Brien (2005,p348) yang berarti analisis sistem adalah menganalisis

secara terinci mengenai informasi yang di butuhkan oleh pemakai

akhir yang menghasilkan persyaratan fungsional yang digunakan

sebagai dasar untuk merancang sistem informasi yang baru.

Mempelajari sistem informasi akuntansi dapat membantu kita

merencanakan aktivitas pada analisis sistem. Berdasarkan buku

karangan Bodnar, George, Hopwood, William (2004,p449) untuk

mempermudah melakukan analisis sistem ada empat tahap, yaitu :

15  

  

1. Survei terhadap sistem yang ada

Adalah melakukan evaluasi terhadap sistem yang ada. Hal ini

penting bagi sistem analis untuk memahami sistem sebelum

melakukan modifikasi terhadap sistem yang bersangkutan.

2. Mengidentifikasi kebutuhan informasi dari pengguna

Adalah dimana sistem analis harus mempelajari keputusan yang

dibuat oleh pengguna tentang informasi yang dibutuhkan dalam

jangka waktu tertentu. Tahap ini cukup sulit karena pengguna

merasa tidak yakin terhadap kebutuhan informasi mereka.

3. Mengidentifikasi sistem yang diperlukan guna memenuhi

kebutuhan informasi dari pengguna. Kebutuhan sistem biasanya

mengenai input dan output.

4. Penyusunan laporan analisis sistem

Laporan berisi spesifikasi pengguna untuk sistem yang diusulkan

dan keseluruhan rancangan konseptual dari sistem yang

diusulkan.

Jadi analisis sistem adalah sebuah penelitian yang mempelajari

masalah dan kebutuhan sebuah organisasi untuk menentukan

bagaimana orang, data, proses dan teknologi informasi dapat mencapai

kemajuan terbaik untuk bisnis dengan tujuan merancang sistem baru

atau sistem yang diperbaharui.

16  

2.2.2 Perancangan Sistem

Perancangan sistem berarti pengembangan secara spesifik dari

hasil analisis kebutuhan untuk hardware, software, orang – orang ,

jaringan dan data serta produk informasi yang dapat memenuhi

persyaratan fungsional dari suatu sistem (Analisis dan Perancangan

Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Jasa Desain, Vol.1 No.2

Desember 2010: 896-906). Perancangan sistem menurut pendapat

Whitten, Bentley, dan Dittman (2004, p13), adalah spesifikasi teknis

yang menerjemahkan persyaratan bisnis pengguna sistem dan

pembatas solusi teknis. Sekarang mengacu pada pendapat McLoed

(2001, p196) yang menyatakan perancangan sistem adalah penetuan

proses dan data yang diperlukan oleh sistem yang baru. Sedangkan

dari pendapat O’Brien (2005, p350), “System design consists of design

activities that produce system spesifications satisfying the funcitional

requirements that were developed in the systems analysis process”

dapat juga dijelaskan bahwa perancangan sistem terdiri dari aktivitas

desain yang menghasilkan spesifikasi sistem yang memenuhi

persyaratan fungsional yang dikembangkan dalam proses analisis

sistem.

Menurut McLoed (2004, p140-143), ada tahap – tahap dalam

perancangan sistem, sebagai berikut :

17  

  

1. Menyiapkan rancangan sistem yang terperinci

Pendekatan top-down ini merupakan ciri rancangan terstruktruk,

yaitu rancangan bergerak dari tingkat sistem ke subsitem.

2. Mengidentifikasikan berbagai alternatif konfigurasi sistem

Peralatan yang akan memberikan hasil terbaik bagi sistem untuk

menyelesaikan pemrosesan. Identifikasi merupakan suatu proses

yang berurutan, dimulai dengan identifikasi berbagai kombinas i

yang dapat menyelesaikan setiap tugas.

3. Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem.

Analisis bekerjasama dengan manager, mengevaluasi berbagai

alternatif. Alternatif yang dipilih adalah yang paling

memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kinerja dengan

kendala-kendala yang ada.

4. Memilih konfigurasi terbaik

Analisis mengevaluasi semua konfigurasi subsistem dan

menyelesaikan kombinasi peralatan sehingga semua subsistem

menjadi satu konfigurasi tunggal.

5. Menyiapkan usulan penerapan sistem.

Analisis sistem menyiapkan usulan penerapan dengan

mengikhtisarkan tugas-tugas penerapan serta keuntungan dan

biaya yang diharapkan.

6. Menyetujui atau menolak penerapan sistem.

Keputusan pada tahap penerapan ini sangatlah penting karena

usaha ini akan meningkatkan jumlah orang yang terlibat.

18  

Jadi perancangan sistem adalah fase ketiga dari siklus hidup

pengembangan sistem yang menerjemahkan persyaratan bisnis

pengguna sistem dan pembatas solusi teknis guna untuk penetuan

proses dan data yang diperlukan oleh sistem yang baru.

2.3 Object Oriented Analysis and Design (OOAD)

2.3.1 Langkah-Langkah Object Oriented Analysis and Design (OOAD)

2.3.1.1 Identifikasi Event

Untuk membuat overview diagram, kita mengidentifikasi

event dalam proses bisnis. Menurut Satzinger, John, Jackson,

Robert, Burd, dan Stephen (2004, p158), “Event is an occurrence

at a specific time and place that can be described and is worth

remembering”. Event adalah suatu event pada waktu dan tempat

tertentu yang dapat dijelaskan dan perlu diingat. Sedangkan

menurut Marakas (2006, p135),”Event is the transition from one

state to another occures as the result of some phenomenon or

stimulus.” Yang terjemahannya: event adalah perpindahan dari

satu state ke state yang sedang berlangsung sebagai hasil dari

beberapa fenomena atau stimulus. Pendapat lain dari Rama dan

Jones (2008, p22), event adalah aktivitas yang terjadi pada suatu

waktu tertentu.

Menurut Rama dan Jones (2006, p21-22), petunjuk dalam

identifikasi event adalah sebagai berikut :

19  

  

1. “Recognize the first event in a process when a person or

department within an organization becomes responsible for

an activity”. Mengenali event di dalam proses ketika

seseorang atau depatemen di dalam organisasi bertanggung

jawab dalam activity.

2. “Ignore activities that do not recuire participation by

internal agent”. Mengabaikan events yang tidak

memerlukan internal agent.

3. “Recognize a new event when responsibility is transferred

from one internal agent to another”. Event baru tanggung

jawab dari satu internal agent ke internal agent yang

lainnya.

4. “Recognize a new event when a process has been

interrupted and resumed latter by the same internal agent.

After the interruption, someone outside the organization or

the process may restart the process. Alternatively, the

process may continue at a scheduled time”. Mengenali event

ketika proses diinterupsi dan dilanjutkan kemudian oleh

internal agent yang sama. Setelah diinterupsi, seseorang

diluar organisasi atau proses dapat mengulang kembali

proses tersebut. Alternatif, proses dapat dilanjutkan diwaktu

yang telah ditentukan.

20  

5. “Use an event name and description that reflects the broad

nature of the event”. Menggunakan nama event dan

deskripsi yang mencerminkan kejadian.

2.3.1.2 Workflow Table

Untuk mempermudah membuat sebuah detailed diagram

kita dibantu oleh workfow table. Pengertian workflow table

menurut Rama dan Jones (2008, p95) adalah tabel dengan dua

kolom yang mengidentifikasi para pelaku dan tindakan yang

dilakukannya dalam suatu proses. Sedangkan pendapat dari

Whitten, Bentley, Ditman (2004, p69), “Workflow Table is the

plow of transactions through business procesess to answer

appropriate checks and approval are implemented”. Yang

terjemahannya adalah workflow table adalah transaksi melalui

proses bisnis untuk memastikan pemeriksaan yang benar dan

persetujuan diimplementasikan. Adapun menurut Satzinger, John,

Jackson, Robert, Burd, dan Stephen (2009, p141), “workflow is the

sequence of processing steps than completely handles one

business transaction or customer request.” Dapat di jabarkan

sebagai berikut: workflow adalah langkah proses yang berurutan

dan lengkap menangani satu transaksi bisnis atau permintaan user.

Jadi dapat disimpulkan workflow adalah urutan aliran dari

suatu proses kerja yang dibuat secara lengkap melingkupi actor

yang terlibat dan aktivitas yang terjadi untuk menjelaskan satu

transaksi bisnis atau permintaan customer.

21  

  

2.3.1.3 Merancang Database

Pendapat Conoly and Begg (2005, p291) “Database design

is the process of creating a design thay will support the

enterprise’s missions statement and mission objectives for the

required database systems”. Rancangan database adalah proses

pembuatan rancangan yang akan mendukung misi perusahaan dan

objektif perusahaan untuk kebutuhan sistem database. Adapun

tujuan dasar dari rancangan database menurut Post and Anderson

(2005, p337) untuk mengidentifikasikan kebutuhan pengguna dan

merancang tabel data. Sedangkan menurut Whitten,Bentley, and

Dittman (2004, p548) rancangan database adalah sebuah proses

mentranslasi model data logis menjadi skema database fisik .

“Database design is made up of three main phases”

menurut Connoly and Begg (2005, p293-294):

1. Conceptual database design

“The process of constructing a model of a the data used in

an enterprice , independent of all physical considerations”

Proses dari pembuatan model data yang digunakan dalam

organisasi, lepas dari segala pertimbangan fisik.

22  

2. Logical database design

“The process of constructing a model of the data used in an

enterprise based on a specific data model, but independent

of a particular DBMS and other physical considerations”

Proses dari pembuatan model data yang digunakan dalam

organisasi berdasarkan model data spesifik, tetapi terbebas

dari rincian DBMS dan pertimbingan fisik lainnya.

3. Physical database design

“The process of production a description of the

implementation of the database on secondary storage; it

describesthe base relations, file organizations, and indexes

used to achieve efficient access to the data, and any

associaterd integrity constraints and security measure.”

Proses dari menghasilkan implementasi database dan

penyimpana sekunder, mendeskripsikan hubungan dasar, file

organisasi dan indeks yang digunakan untuk mencapai

efisiensi data, dan asosiasi integritas yang membatasi ukuran

keamanan.

Jadi rancangan database adalah proses pembuatan rancanga

data logis menjadi skema database fisik yang mendukung mis i

perusahaan dengan tujuan untuk mengidentifikasikan kebutuhan

pengguna dan rancangan tabel.

23  

  

2.3.1.4 Merancang Formulir

Sebagaimana pernyataan Mulyadi (2001, p3), formulir

adalah dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya

transaksi. Adapun pernyataan Rama dan Jones (2008, p315),

formulir adalah susunan dokumen yang berisikan kolom kosong

dimana pengguna dapat mengisi dengan data. Ketika formulir

ditampilkan dilayar komputer, data yang dimasukan dalam kolom

kosong disimpan pada satu tabel atau lebih.

Menurut Rama dan Jones (2008, p323-326), formulir yang

digunakan untuk entri data dikelompokan menjadi tiga jenis :

1. Single-record entry form (formulir entri satu record)

Digunakan untuk menampilkan satu record pada satu waktu

2. Tabular entry form (formulir entri bentuk tabel)

Menyediakan desain seperti kertas kerja untuk memasukkan

banyak record di satu tabel, digunakan untuk mencatat

sekumpulan event.

3. Multi-table entry form (formulir entri multitabel)

Digunakan untuk menambahkan data ke lebih dari satu

tabel.

Jadi formulir adalah suatu dokumen yang terdiri dari kolom-

kolom kosong yang dapat diisi oleh pemakai sehingga dapat

memberikan informasi dari transaksi tertentu.

24  

2.3.1.5 Merancang Layar (Interface)

Rancangan layar menurut Jones dan Rama (2006, p271),

“Form interface elements are objects on form used for entering

information of performing actions. All aspects of the form are

control by the interface. Some of these objects provide or

opportunity to improve internal control over data elements”.

Dapat diartikan bahwa elemen form interface adalah objek-objek

pada form yang digunakan untuk memasukkan informasi atau

menjalankan perintah segala aspek dari form dikontrol dengan

elemen interface. Menurut Satzinger,et.al.(2004, p551),

”Designing the user inter face means designing the inputs and

outputs involved when the user interacts with the computer to

carry out a task”. Yang diterjemahkan: merancang interface

pengguna berarti merancang input dan output yang terlibat ketika

pengguna berinterakasi dengan komputer untuk melaksanakan

suatu tugas. Sedangkan pendapat Nelly, Hudiartono dan Yudhika

(2009, p93), rancangan layar merupakan sebuah tampilan yang

mengubungkan pengguna atau user dan juga sistem .

Jadi rancangan layar adalah rancangan input pada layar

komputer menyediakan kesempatan untuk menyediakan internal

control.

25  

  

2.3.1.6 Merancang Laporan

Pengertian laporan menurut Rama dan Jones (2008, p250),

adalah penyajian data yang terpola dan tersusun sedangkan

menurut Whitten,Bentley dan Dittman (2004, p552), laporan atau

output menggambarkan informasi bagi pengguna sistem. Pendapat

lain dari Connolly dan Begg (2010, p235), “Reports are a special

type of continuous form designed specifically for printing.” Teori

tersebut dapat diterjemahkan sebagai: laporan adalah formulir

sinambung yang dirancang khusus untuk dicetak. Menurut Rama

dan Jones (2003, p214-215) Report layout :

1. Label boxes and Text boxes

“Two important element of any report are labels and data.

In Microsoft access, these elements are refered to as labels

boxes and text boxes. Label boxes display descriptive text

and are unaffected by data in a table. Text boxes display

data taken or derived from a table” Yang diterjemahkan:

dua elemen penting dari laporan apapun adalah label dan

data. Didalam Microsoft acces, elemen ini menunjukkan

pada labels boxes dan text boxes. Labels boxes menampilkan

teks deskriptif dan tidak terpengaruh oleh data dalam tabel.

Text boxes menampilkan data yang diambil atau berasal dari

tabel.

26  

2. Grouping Attribute

“Grouped reports are grouped by something. Referencs

data and event data for a particular product are grouped

together. In a grouped detail report, three sections pertain

to a group: the group header, the group detail, and the

group footer.” Yang diterjemahkan: pengelompokan laporan

dikelompokan oleh sesuatu. Data referensi dan data event

suatu produk dikelompokan secara bersama. dalam

pengelompokan terdapat tiga bagian: bagian header, group

detail dan group footer.

3. Group Header

“The group header can be used to present information that

is common to the group.” Yang diterjemahkan: group

header dapat digunakan untuk menampilkan informasi yang

umum.

4. Group Detail

“Transactions pertaining to the group are listed in the

group detail section.” Yang diterjemahkan: transaksi

berkaitan dengan kelompok yang terdafatar pada group

detail .

5. Group Footer

“Group footer can also be used to provide useful

information in grouped reports. The footer os poften used to

present summary information about the group.” Yang

27  

  

diterjemahkan: group footer digunakan untuk menyediakan

informasi yang berguna dalam laporan pengelompokan.

Footer digunakan untuk menampilkan simpulan dari

informasi tentang pengelompokan.

Jadi laporan merupakan pembuatan informasi yang berisi

data yang telah di proses dari sistem informasi sehinggan

bermanfaat untuk pengambilan keputusan suatu organisasi.

2.3.2 Sistem Dokumentasi

2.3.2.1 UML Class Diagram

Dikutip dari buku karangan Rama dan Jones (2008, p168),

UML class diagram adalah suatu diagram yang dapat digunakan

untuk dokumen: tabel dalam sistem informasi akuntansi,

hubungan antar tabel, dan atribut dari tabel. Sedangkan pendapat

Bennet (2006, p649), “UML class diagram is UML structure

diagram that shows classes with their attributes and operation,

together with the associations between classes.” Pendapat diatas

dapat diartikan: UML class diagram adalah struktur diagram UML

yang menunjukkan beberapa kelas dengan atribut dan operasinya

masing-masing, bersama-sama dengan asosiasi setiap kelas.

Pengertian class menurut Bennett, McRobb, Farmer (2006,

p71) “Class is a concept that describes a set of objects that are

specified in the same way”. Class adalah konsep yang menjelaskan

28  

seperangkat objek-objek yang ditentukan dengan cara yang sama.

Ada juga menurut Whitten dan Bentley (2009, p390) “Class is a

set of object instances that share the same attributes and

behaviors ” Dimana class adalah satu set objek yang memiliki

attribuet dan behavior yang sama. Mengenai pengertian attribute

menurut Rama dan Jones (2008, p181) “Attribute is the smalles t

units of data that can have meaning to user” Attribue adalah unit

data terkecil yang memiliki makna bagi pengguna. Ada juga

menurut Whitten dan Bentley (2009, p372) “Attribute is the data

that represents characteristics of interest about an object” Dimana

attribute adalah data yang mewakili karkteristik interest tentang

sebuah objek. Adapun pengertian behavior menurut Marakas

(2006, p406) “Behaviors are methods or operations that serve to

specify what actions the object can perform”. Behavior adalah

methods atau operations yang disediakan untuk menentuka

tindakan apa yang dapat dilakukan sebuah objek. Menurut

Whittent dan Bentley (2009, p372) “The behavior is the set of

things that an object can do and that correspond to functions that

act on the object’s data (or attributes)”. Maksudnya: behavior

adalah kumpulan dari sesuatu yang dapat dilakukan oleh objek

dan terkait dengan fungsi-fungsi yang bertindak pada data objek

(atau atribut).

Jadi UML class diagram adalah model grafis yang

digunakan dalam pendekatan orientasi objek untuk menunjukkan  

29  

  

properti dan operasi sebuah kelas dan batasan yang  terdapat dalam 

hubungan  dengan  objek.

2.3.2.1.1 Langkah – langkah membuat UML Class Diagram

Empat langkah dasar untuk mengembangkan desain data dengan

menggunakan UML class diagram menurut Rama dan Jones (2008,

p214) :

1. Letakkan transaction file yang diperlukan pada UML class

diagram .

a. Identifikasi event dalam proses bisnis.

b. Putuskan event mana saja yang memerlukan transaction

file. Abaikan event yang tidak perlu dicatat dalam sistem

komputer dan abaikan event bertanya, pelaporan, dan

pemeliharaan.

c. Mulailah UML class diagram dengan menampilkan kotak

untuk event yang memerlukan transaction file. Dalam

setiap kotak, letakkan nama event. Susunlah kotak-kotak

tersebut, satu kotak di bawah kotak lainnya, dengan urutan

dimana event biasanya terjadi.

2. Letakkan master file yang diperlukan pada UML class diagram

a. Untuk setiap event di UML class diagram, tentukan entitas

barang, jasa, atau agen yang terkait.

b. Tentukan entitas mana yang memerlukan master file.

30  

c. Perhatikan penggunaan master file untuk melacak lokasi

kas dan pengaruh event terhadap saldo – saldo akun di

buku besar.

d. Tambahkan master file yang diperlukan ke sisi UML class

diagram yang tepat. Gambarlah garis yang

menghubungkan master file dengan transaction file terkait.

3. Tentukan hubungan yang diperlukan antaratabel dengan

melakukan hal berikut:

a. Untuk setiap garis yang terhubung, tentukan kardinalitas

hubungan antartabel.

b. Tulislah kardinalitasnya disamping garis antaraentitas.

c. Jika terjadi hubungan many to many, ubahlah menjadi

hubungan one to many dengan menambahkan tabel

simpangan.

4. Tentukan atribut yang dibutuhkan dengan melakukan hal berikut:

a. Tentukan primary key untuk setiap tabel. Tuliskan primary

key tersebut di kotak untuk entitas atau tabel tersebut.

b. Hubungkan tabel-tabel terkaitan dengan menambahkan

primary key ke salah satu pasangan dalam hubungan

tersebut. Tuliskan foreign key di kotak entitas,

sepantasnya.

31  

  

2.3.2.1.2 Hubungan dalam UML Class Diagram

Menurut Whitten, Bentley dan Dittman (2004, p411-416)

hubungan dalam class diagram dapat dibedakan menjadi :

1. Multiplicity

Hubungan ini adalah jumlah event minimum dan maksimum dari

suatu objek atau kelas untuk satu event tunggal dari objek atau

kelas yang terkait.

Multiplicity Notasi

Multiplicity

UML

Asosiasi dengan Multiplicity Makna

Asosiasi

Exactly 1 1

-or-

Leave blank

Seorang

karyawan

bekerja pada

satu dan

hanya satu

departemen

Zero or 1 0..1

Seorang

karyawan

memiliki satu

suami atau

istriatau tidak

punya suami

32  

atau istri

Zero or more 0..*

-or-

*

Customer

dapat tidak

melakukan

pembayaran

sampai

beberapa kali

1 or more 1..*

Universitas

menawarkan

paling sedikit

1 matakuliah

sampai

beberapa

matakuliah

33  

  

Specific

range

7..9

Tim memiliki

pertandingan

terjadwal

sebanyak 7,8,

atau 9

pertandingan

Tabel 2.1 Asosiasi Object atau Class dan Notasi Multiplicity

Sumber : Jeffery L. Whitten, Lonnie D.Bentley,Kevin C.Dittman,

Metode Desain & Analisis Sistem, edisi 6, hal. 415

2. Agreggation

Hubungan ini merupakan dimana satu class ”whole” yang lebih

besar berisi satu atau lebih class “part” yang lebih kecil. Atau,

kelas ”part” yang lebih kecil adalah bagian dari kelas “whole”

yang lebih besar.

Aggregation memiliki hubungan komposisi, yakni hubungan

aggregation dimana “whole” bertanggung jawab atas pembuatan

dan perusakan “bagian-bagian”. Jika “whole” rusak maka

“part” juga akan rusak.

34  

 

 

 

 

 

Gambar 2.1 Class Diagram dengan Hubungan Aggregation

Sumber : Jeffery L.Whitten,Lonnie D.Bentley,Kevin C.Dittman, Metode Desain & Analisis Sistem, edisi 6, hal. 416

3. Generalization atau Specialization

Sebuah teknik dimana atribut dan behavior yang umum pada

beberapa tipe objek kelas, dikelompokkan atau diabstraksi ke

dalam kelasnya sendiri yang disebut supertype (sebuah entitas

yang berisi atribut dan behavior yang umum bagi satu atau lebih

subtype kelas). Atribut dan metode kelas objek supertype

kemudian diwariskan oleh kelas objek disebut subtypes (sebuah

kelas objek yang mewarisi atribut dan behavior dari sebuah

kelas supertype dan kemudian mengisi atribut dan behavior lain

yang unik ke dalammya).

35  

  

Class1

Class2 Class3 Class4

End1 End2

Gambar 2.2 Class Diagram dengan Hubungan Generalization

Sumber : Jeffery L.Whitten,Lonnie D.Bentley,Kevin C.Dittman, Metode Desain & Analisis Sistem, edisi 6, hal. 418

2.3.2.2 UML Activity Diagram

Seperti yang dikemukakan Rama dan Jones (2008, p60),

UML activity diagram memainkan peran seperti sebuah “peta”

dalam memahami proses bisnis dengan menentukan urutan

aktivitas dalam sebuah proses. Sedangkan menurut Whitten,

Bentley, dan Dittman (2004, p428), activity diagram adalah

sebuah diagram yang dapat digunakan untuk menggambarkan

secara grafis aliran proses bisnis, langkah – langkah sebuah use

case atau logika behavior (metode) objek. UML activity diagram

dapat pula didefinisikan oleh Satzinger, Jackson, Burd (2009,

p141), “Activity diagram is a type of workflow diagram that

describe the user activities and their sequential flow.” Yan g

artinya activity diagram adalah salah satu tipe dari workflow

diagram yang menjelaskan aktifitas pengguna dan urutannya.

Jadi activity diagram adalah diagram yang menentukan

urutan aktivitas dalam sebuah proses yang digunakan untuk

36  

P a r t it i o n 1

memahami secara lebih baik logika use case dalam konteks aliran

langkah – langkah dan sekuensinya.

2.3.2.2.1 Simbol Activity Diagram

Activity diagram memiliki simbol – simbol atau komponen

seperti yang dikemukakan Rama dan Jones (2008, p81-p84), yaitu :

1. Swimlane

Swimlane adalah suatu kolom dalam activity diagram yang

memisahkan aktivitas atau event menurut orang atau departemen

yang bertanggung jawab atas event atau aktivitas tertentu.

Gambar 2.3 Swimlane Sumber : Dasaratha V. Rama, Frederick L.Jones,

Sistem Informasi Akuntansi, jilid 1,hal. 82

2. Agen-agen diluar organisasi itu (misalnya, pelanggan) juga

diwakili oleh swimlane.

3. Sistem komputer (dalam hal ini register) digunakan untuk

mencatat dan memproses data SIA diwakili oleh swimlane.

37  

  

State1

4. A solid circle

Adalah lingkaran penuh menunjukan awal dari proses. Lingkaran

ini muncul didalam swimlane agen(didalam atau diluar

organisasi) yang memulai proses.

Gambar 2.4 Solid Cirle

Sumber : Dasaratha V. Rama, Frederick L.Jones,

Sistem Informasi Akuntansi, jilid 1, hal. 82

5. Rounded rectangle

Adalah segiempat panjang yang menunjukan suatu event.

Gambar 2.5 Rounded Rectangle

Sumber : Dasaratha V. Rama, Frederick L.Jones,

Sistem Informasi Akuntansi, jilid 1, hal. 82

6. Garis dengan panah digunakan untuk menunjukan urutan event.

Gambar 2.6 Continuous Lines

Sumber : Dasaratha V. Rama, Frederick L.Jones,

Sistem Informasi Akuntansi, jilid 1, hal. 82

38  

{}

7. Text ini menggunakan simbol dokumen untuk menunjukan

dokumen sumber dan laporan. Di UML, huruf kapital yang

diikuti tanda titik dua (misalnya, N:) sebelum nama dokumen

menunjukan fakta bahwa teks ini mengacu pada suatu dokumen

yang dibuat selama proses.

Gambar 2.7 Document Sumber : Dasaratha V. Rama, Frederick L.Jones,

Sistem Informasi Akuntansi, jilid 1, hal. 84

8. Garis putus-putus dengan panah digunakan untuk menunjukan

aliran informasi antar event.

Gambar 2.8 Dotted Line With Arrow Sumber : Dasaratha V. Rama, Frederick L.Jones,

Sistem Informasi Akuntansi, jilid 1, hal. 84

9. Data mungkin dibaca atau dicatat didalam file komputer selama

event bisnis.

Gambar 2.9 Table Sumber : Dasaratha V. Rama, Frederick L.Jones,

Sistem Informasi Akuntansi, jilid 1, hal. 84

39  

  

10. Garis putus-putus digunakan untuk menyambung event dan

tabel - tabel untuk menunjukan bagaimana data tabel dibuat

atau digunakan oleh event.

Gambar 2.10 Dotted Lines Sumber : Dasaratha V. Rama, Frederick L.Jones,

Sistem Informasi Akuntansi, jilid 1, hal. 84

11. Simbol mata banteng menunjukan akhir dari proses.

Gambar 2.11 Bull’s Eye Sumber : Dasaratha V. Rama, Frederick L.Jones,

Sistem Informasi Akuntansi, jilid 1, hal. 84

2.3.2.2.2 Klasifikasi Activity Diagram

Dikutip dari buku Rama dan Jones (2008, p80), UML bersifat

fleksibel dan memungkinkan activity diagram untuk dibuat pada

tingkat detail yang berbeda. Activity diagram dibedakan menjadi

overview diagram dan detailed diagram.

1. Overview Activity Diagram (OAD)

Rama dan Jones (2008, p79) mengemukakan bahwa

overview diagram menyajikan suatu pandangan tingkat tinggi

dari proses bisnis dengan mendokumentasikan event – event

penting, urutan event-event dan aliran informasi antar-event.

40  

Enam langkah – langkah dalam membuat overview activity

diagram (OAD) menurut Rama dan Jones (2008, p86-p94):

Langkah 1: Membaca uraian narasi dan mengidentifikasi event

penting. Sebelum anda dapat membuat overview activity

diagram (OAD) anda harus memahami event-event terlebih

dahulu.

Langkah 2: Membubuhi keterangan pada narasi agar lebih jelas

menunjukkan batasan event dan nama-nama event. Pedoman

dalam penamaan event adalah sebagai berikut :

a. Pakailah nama umum yang mencerminkan tujuan event

(misalnya: Membuat reservasi, Mengirim barang dan lain-

lain)

b. Hindari nama-nama yang berfokus pada langkah-langkah

terperinci dalam event (misalnya: Memasukkan reservasi

ke komputer )

c. Buat menjadi spesifik. Hindari nama-nama seperti

“Memproses informasi” karena informasi ini adalah kata

yang umum. Yang lebih tepat (misalnya: Memproses

pesanan atau Menyiapkan pesana penjualan)

d. Awali nama dengan kata kerja dalam penamaan event.

e. Jangan melibatkan nama karyawan atau bagian dalam

penamaan event.

41  

  

Langkah 3: Menunjukkan agen yang terlibat didalam proses

bisnis dengan menggunakan swimlanes. Pedoman untuk

menunjukkan orang atau alat meliputi hal berikut :

a. Membuat swimlane untuk masing-masing orang atau

departemen yang bertanggtung jawab atas event dalam

proses bisnis tersebut .

b. Membuat swimlane untuk pihak-pihak diluar organisasi

yang memulai event dalam proses bisnis tersebut.

c. Membuat sungai untuk sistem komputer. Contoh: terminal

komputer, printer, register, dan sebagainya yang di anggap

sebagai bagian dari sistem komputer.

d. Menulis nama orang atau departemen yang sesuai dalam

swimlane. Pastikan bahwa nama pelaku disebut secara

spesifik (misalnya: Kasir, bukan karyawan).

Langkah 4: Membuat diagram untuk masing-masing event, dan

tunjukkan urutan event ini. Pedoman untuk mendokumentasikan

event dan urutan event adalah sebagai berikut:

a. Menggambarkan sebuah lingkaran penuh yang

menunjukkan awal dari proses. Lingkaran penuh

ditunjukkan di dalam swimlane untuk agen (baik dari

dalam atau luar perusahaan) yang memulai proses.

b. Jika event dipicu oleh satu agen diluar organisasi maka

tampilkan gambar sebuah persegi panjang tumpul.

42  

c. Buatlah segi empat panjang tumpul untuk event di dalam

swimlane dari orang atau departemen di dalam organisasi

yang bertanggungjawab atas event tersebut.

d. Jika event itu dipicu oleh agen diluar organisasi,

hubungkan pemicu pada pernyataan event tersebut dengan

garis tidak putus-putus.

e. Jika tidak hubungkan event sebelumnya ke event yang ada

dengan garis yang tidak putus-putus. Ulangi langkah b

sampai e untuk masing-masing event berikutnya.

f. Menggambarkan mata banteng untuk menunjukkan akhir

proses, letakkan gambar tersebut di swimlane dari agen

yang melakukan event terakhir, hubungkan dengan garis

tidak putus-putus.

Langkah 5: Menggambarkan dokumen yang dibuat dan

digunakan dalam proses bisnis. Tunjukkan arus informasi dari

event ke dokumen, dan sebaliknya. Pedoman untuk menunjukkan

dokumen dan aliran dokumen adalah sebagai berikut :

a. Menggambarkan simbol dokumen di bawah event yang

membuat atau memodifikasi sebuah dokumen.

b. Menggambarkan garis putus-putus untuk menghubungkan

event dengan dokumen.

43  

  

c. Ingat bahwa kita fokus pada event yang menggunakan,

membuat, atau memodifikasi dokumen. Tetapi tidak

memperlihatkan perpindahan fisik dari objek tersebut.

Langkah 6: Menggambar tabel (file) yang dibuat dan digunakan

dalam proses bisnis. Tunjukkan arus informasi dari event ke

tabel dan sebaliknya. Pedoman untuk menyajikan tabel dan

aliran informasi ke dan dari tabel adalah sebagai berikut :

a. Menunjukkan tabel komputer di kolom komputer. Hanya

sistem komputer yang dapat membaca atau menulis

informasi dari atau ke tabel ini.

b. Menggambar arus dari tabel ke event untuk menunjukkan

fakta bahwa informasi disuatu tabel sedang digunakan oleh

event tersebut.

c. Menggambar arus dari event ke tabel untuk menunjukkan

bahwa record sedang dibuat atau diperbarui oleh event

tersebut. Masukkan status informasi untuk menunjukkan

bagaimana objek berubah selama proses bisnis.

2. Detail Activity Diagram (DAD)

Rama dan Jones (2008, p80) detail diagram sama dengan

peta dari sebuah kota.Diagram ini menyediakan suatu penyajian

yang lebih detail dari aktivitas yang berhungan dengan satu atau

dua event yang ditampilkan pada overview diagram.

44  

Menurut Rama dan Jones (2008, p103-p104), ada empat

petunjuk dalam membuat detail activity diagram (DAD) :

Langkah 1: Tambah penjelasan naratif untuk menunjukkan

aktivitas. Sorot kata kerja pada narasi anda yang menunjukkan

aktivitas. Contoh-contohnya:

a. Meninjau ulang data

b. Membandingkan dokumen

c. Mencatat data dalam dokumen sumber

d. Memasukan data kedalam sistem komputer

e. Mecatat data dalam transaction file

f. Perbaharui file

g. Pelihara master file

h. Kirim informasi ke agen lainnya.

Langkah 2: Buatlah workflow table

a. Buatlah tabel dengan format dua kolom, digunakan untuk

identifikasi event bisnis dengan aktivitas yang terkait.

b. Masukan aktor untuk aktifitas pertama pada kolom

sebelah kiri.

c. Masukan masing-masing aktivitas yang dilakukan oleh

aktor pada kolom sebelah kanan. Jelaskan aktivitas

tersebut dengan kalimat aktif.

d. Identifikasi aktifitas berikutnya:

45  

  

• Jika aktivitas berikutnya dilakukan oleh aktor yang

sama, masukkan aktivitas tersebut pada kolom

sebelah kanan tetapi tidak mengulang nama aktor

dikolom sebelah kiri.

• Jika aktivitas berikutnya dilakukan oleh aktor yang

berbeda, masukkan aktor yang tepat pada kolom

sebelah kiri dan aktivitas tersebut di kolom sebelah

kanan.

• Beri nomor aktivitas secara berurutan

• Ulangi langkah c dan d hingga semua aktivitas dalam

narasi di workflow table.

Langkah 3: Identifikasilah diagram terperinci yang diperlukan.

Anda mungkin memilih untuk membuat detailed diagram yang

terpisah untuk setiap event dalam proses bisnis anda.

Langkah 4: Untuk setiap detailed diagram. Pedoman untuk

membuat detailed diagram:

a. Buatlah swimlane.

b. Tambahkan segi empat panjang bersudut bulat untuk setiap

event.

c. Gunakan garis tanpa putus-putus untuk menunjukkan

urutan aktivitas.

46  

d. Atur dokumen yang dibuat atau digunakan oleh aktivitas-

aktivitas di dalam diagram itu.

e. Gunakan garis penghubung putus-putus sebagai

penghubung dokumen dan event.

f. Dokumentasikan setiap tabel yang dibuat, dimodifikasi

atau digunakan oleh aktivitas dalam diagram yang ada

dalam kolom komputer.

g. Gunakan garis putus-putus untuk menghubungkan aktivitas

dan tabel.

2.3.2.3 UML Use Case Diagram

Use case diagram secara grafis menggambarkan sistem

sebagai sebuah kumpulan use case, actor (pengguna), dan

hubungan keduanya. Rama dan Jones (2008, p329) berpendapat

bahwa use case adalah urutan langkah – langkah yang terjadi

ketika “actor” sedang berinteraksi dengan sistem untuk suatu

tujuan tertentu. Adapun menurut Whitten , Bentley dan Dittman

(2004, p258) use case adalah urutan langkah – langkah yang

secara tindakan sering terkait (skenario), baik terotomatisasi

maupun manual, untuk tujuan melengkapi satu tugas bisnis

tunggal. Use case diawali atau dipicu oleh pengguna eksternal

yang dinamakan actor. Pengertian actor menurut Whitten, Bentley

dan Dittman (2004, p258) merupakan segala sesuatu yang perlu

berinteraksi dengan sistem untuk pertukaran informasi. Dan actor

47  

  

menurut pendapat Rama dan Jones (2008, p355) berupa orang,

komputer, atau sistem lain yang merupakan bagian dari unified

modeling language (UML).

Sedangkan mengenai pengertian use case diagram menurut

Whitten, Bentley dan Dittman (2004, p258) use case diagram

adalah diagram yang menggambarkan interaksi antara sistem

dengan sistem eksternal dan pengguna. Adapun Menurut Rama

dan Jones (2008, p355) use case diagram adalah daftar use case

yang terjadi disuatu aplikasi dan yang menunjukkan actor yang

bertanggung jawab atas setiap use case. Dan juga menurut

Satzinger, Jackson, Burd (2009, p242), “Use case diagram is a

diagram to show the various user roles and how those roles use

the system.” Kutipan diatas dapat diartikan: use case diagram

adalah diagram yang digunakan untuk menunjukan keberagaman

peran pengguna dan bagaimana peran tersebut menggunakan

sistem.

48  

Bentuk Simbol Nama

S y s t e m

System Boundary

 

Actor

Use Case

Communicates

Tabel 2.2 Simbol Use Case Diagram

Sumber : Jeffery L. Whitten,Lonnie D. Bentley, Kevin C.Dittman,

Metode Desain & Analisis Sistem, edisi 6, hal. 258

Jadi use case diagram diagram yang menggambarkan daftar

use case yang terjadi disuatu aplikasi yang menunjukkan actor

bertanggungjawab atas setiap use case. Tujuannya adalah untuk

49  

  

menyajikan gambaran grafis dari fungsionalitas yang disediakan

oleh sistem dari segi actor.

2.3.3 Rich Picture

Dikutip dari buku karangan Mathiassen (2000, p29), “Rich

picture is an informal drawing that presents the illustrator’s

understanding of a situasion” dapat juga dijelaskan bahwa rich picture

adalah gambar informal yang menyajikan pemahaman ilustrator dari

sebuah situasi. Atau rich picture berfokus pada aspek-aspek penting

dari sebuah situasi, yang ditentukan oleh ilustrator. Menurut Andreas

Riel (2010,p17) “Rich picture is a methodology to represent an idea, a

problem or a concept. Rich picture provides a general view of a topic

and also show relations and interdependences among the elements,

clearly identify the main activities and the actor of the activities”.

Yang terjemahannya: Rich picture adalah sebuah metodologi untuk

merepresentasikan ide, permasalahan atau suatu konsep. Rich picture

menyediakan gambaran umum dari sebuah topik dan juga

menunjukkan hubungan dan saling ketergantungan diantara elemen –

elemennya, mengidentifikasi aktivitas utama dan aktor dalam aktivitas

utama tersebut dengan jelas.

Jadi rich picture merupakan suatu gambaran umum dari suatu

situasi atau proses bisnis suatu perusahaan yang digambarkan untuk

memudahkan pengguna dalam memahami proses bisnis yang terjadi.

50  

2.3.4 Navigation Diagram

Navigation diagram menurut Bennet, McRobb, Farmer (2006,

p63), “ Navigation diagram a complex system is likely to require many

diagrammatic models to describe its requirement and its design. Yang

terjemahannya navigation diagram adalah sistem yang kompleks yang

membutuhkan banyak model diagram untuk menggambarkan

kebutuhan dan untuk mendisainnya. Sedangkan menurut Satzinger,

Jackson, Burd (2004, p504), “Navigation diagram is the process of

extracting an object identifier from one object and using it to access

another object”. Yang terjemahannya adalah navigation diagram

adalah proses mengeluarkan sebuah objek pengenal dari satu objek dan

menggunakannya untuk akses objek lain.

Jadi navigation diagram adalah adalah sistem yang kompleks

yang membutuhkan banyak model diagram untuk mendisainnya guna

diakses ke objek lainnya.

2.4 Teori Khusus

2.4.1 Pengertian Jasa Ekspedisi

Menurut Amir M.S (2005, P119) usaha jasa ekspedisi adalah

usaha yang bertujuan mewakili tugas pengirim barang

(consignor/shipper/exporter) ataupun mewakili tugas penerima barang

(consigne/importer) yang diperlukan untuk terlaksananya pengiriman

barang ekspor maupun impor baik melalui darat, laut maupun udara.

51  

  

Jasa ekspedisi merupakan salah satu faktor input dalam kegiatan

produksi, perdagangan, pertanian, dan kegiatan ekonomi

(http://waterforgeo.blogspot.com/2011/01/pengertian-jasa-

ekspedisi.html ).

Menurut McLeod (2001) ada beberapa istilah yang berkaitan

dengan jasa ekspedisi, yaitu :

1. Shipper adalah pelanggan ritel atau korporat yang memanfaatkan

jasa layanan pengiriman barang.

2. Consignee adalah penerima barang dari shipper melalui penyedia

jasa layanan pengiriman barang.

3. Agent adalah pihak penyedia layanan pengiriman barang yang

bertanggung jawab atas pengiriman setelah barang berangkat

dari pelabuhan untuk selanjutnya dikirim kepada consignee.

4. Notify adalah pihak yang bertanggu jawab atas penerimaan

barang.

5. Shipping/shipment adalah kegiatan pengirman barang yang

melibatkan shipper, penyedia jasa, consignee, dan armada

pengangkutan mitra bisnis penyedia jasa pengiriman barang .

6. Shipping Intruction adalah surat perintah pengiriman baran g

yang diberikan oleh shipper kepada pihak penyedia jasa

pengiriman barang.

7. Bill of lading adalah surat tanda bukti pengiriman barang dengan

tanda nomor tertentu yang telah disetujui oleh pihak penyedia

52  

jasa pengiriman barang dan armada pengankutan laut mitra

bisnisnya.

8. Invoice adalah surat tagihan jasa pengiriman barang yang

dikeluarkan oleh pihak penyedia jasa pengiriman barang kepada

client atau agent.

9. Manifest adalah pembukuan, pendapatan, atau laporan yang

dihasilkan dari data- data order transaksi yang terjadi, biasanya

dibuat di dalam suatu periode tertentu.

10. Packing list adalah dokumen dengan tanda nomor tertentu yang

berisi informasi barang – barang yang telah di packing ke dalam

suatu package yang sama.