Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
9
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Informasi Akuntansi
2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntansi menurut Rama dan Jones (2008, p6)
adalah suatu subsistem dari SIM (sistem informasi manajemen) yang
menyediakan informasi akuntansi dan keuangan serta informasi lain
yang diperoleh dari pengolahan rutin atas transaksi akuntansi. Adapun
menurut Wilkinson, Joseph, Cerullo, Michael, Raval, Vasant, Wong-
On-Wing, Bernard (2006, p7), “Accounting information system is a
unified structure with in an entity, such as a business firm, that
employs physical resources and other components to transform
economics data into accounting information, with the purpose of
satisfying the information needs of a variety of users”. Atau sistem
informasi akuntansi adalah suatu kesatuan struktur dengan entitas,
seperti perusahaan bisnis, yang menggunakan sumber daya fisik dan
komponen lainnya untuk mengubah data ekonomi menjadi informasi
akuntansi, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi
pengguna.
10
Dikutip dari buku karangan Bodnar dan Hopwood (2010,p1),
“Accounting information system is a collection of resources , such as
people and equipment , designed to transform financial and other data
into information”. Kutipan diatas dapat diartikan : sistem informasi
akuntansi merupakan kumpulan dari sumber daya, seperti manusia dan
peralatan, yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data
lainnya menjadi informasi. Sistem informasi akuntansi dapat pula
didefinisikan sebagai suatu komponen organisasi yang mengumpulkan,
mengklasifikasikan, mengolah, menganalisis dan mengkomunikasikan
informasi finansial serta pengambilan keputusan yang relevan bagi
pihak luar perusahaan dan pihak ekstern. (
http://www.anneahira.com/artikel-umum/sistem-informasi-
akuntansi.htm )
Jadi sistem informasi akuntansi merupakan adalah suatu
komponen organisasi yang menyediakan informasi akuntansi dan
keuangan serta informasi lainnya guna memenuhi kebutuhan informasi
pengguna.
2.1.2 Komponen Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntansi terdiri dari unsur – unsur atau
komponen yang saling berinteraksi satu dengan yang lain dan
membentuk satu kesatuan dalam suatu struktur bangunan sistem
11
informasi untuk mencapai tujuannya. Ada beberapa komponen sistem
informasi menurut O’Brien (2005,p34), meliputi :
1. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia dibagi menjadi dua jenis sebagai berikut :
a. Pemakai akhir (end user) adalah orang yang menggunakan
sistem informasi atau informasi yang dihasilkan sistem
tersebut.
b. Pakar sistem informasi adalah orang – orang yang
mengembangkan dan mengoperasikan sistem informasi.
2. Hardware
Meliputi semua peralatan dan perangkat fisik yang digunakan
dalam pemrosesan informasi. Sumber daya ini meliputi mesin,
seperti komputer dan perlengkapan lainnya, semua media
pembawa data, maupun infrastruktur pendukung.
3. Software
Konsep sumber daya software meliputi semua rangkaian perintah
pemrosesan informasi. Konsep umum software ini meliputi tidak
hanya rangkaian perintah operasi yang disebut program, tetapi
juga rangkaian perintah pemrosesan informasi yang disebut
prosedur.
4. Data
Data lebih dari pada hanya bahan baku mentah sistem informasi,
namun sebagai sumber daya data yang harus dikelola secara
12
efektif agar dapat memberi manfaat para pemakai akhir dalam
sebuah organisasi.
5. Jaringan
Jaringan komunikasi terdiri dari hardware komputer / terminal,
pemroses komunikasi (software komunikasi), dan peralatan
lainnya yang dihubungkan satu sama lain melalui media
komunikasi serta dikendalikan melalui software komunikasi.
Komponen – komponen tersebut diatas saling berintegrasi untuk
mendukung dan meningkatkan operasi sehari – hari sebuah bisnis, juga
menyediakan kebutuhan informasi untuk pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan oleh manajer.
2.1.3 Kegunaan Sistem Informasi Akuntansi
Penggunaan sistem informasi akuntansi secara umum adalah
untuk mengolah data transaksi keuangan perusahaan adapun
penggunaan yang lebih khusus menurut Rama dan Jones (2008, p7) :
1. Membuat laporan eksternal
Perusahaan menggunakan sistem informasi akuntansi untuk
menghasilkan laporan-laporan khusus untuk memenuhi
kebutuhan informasi dari para investor, kreditor, dinas pajak,
badan-badan pemerintah dan yang lain. Laporan-laporan ini
mencakup laporan keuangan, SPT (surat pemberitahuan) pajak,
dan laporan-laporan yang diperlukan oleh badan-badan
pemerintah.
13
2. Mendukung aktifitas rutin
Para manajer memerlukan satu sistem informasi akuntansi untuk
menangani aktifitas operasi rutin sepanjang siklus operasi
perusahaan khususnya pada penanganan transaksi-transaksi serta
membahas siklus perolehan dan pendapatan dengan lebih terinci.
3. Mendukung pengambilan keputusan
Informasi juga diperlukan untuk pengambilan keputusan yang
tidak rutin pada semua tingkat dari suatu organisasi. Informas i
sangat penting untuk membantu dalam mengkomunikasikan
pengiriman barang.
4. Perencanaan dan pengendalian
Suatu sistem informasi juga diperlukan untuk aktifitas
perencanaan dan pengendalian. Informasi mengenai anggaran
dan biaya standar disimpan oleh sistem informasi, dan laporan
dirancang untuk membandingkan angka anggaran dengan jumlah
aktual.
5. Menerapkan pengendalian internal
Pengendalian internal mencakup kebijakan-kebijakan, prosedur-
prosedur dan sistem informasi yang digunakan untuk melindungi
aset-aset perusahaan dari kerugian atau korupsi , dan memelihara
keakuratan data keuangan.
14
2.2 Analisis dan Perancangan Sistem
2.2.1 Analisis Sistem
Analisis sistem menurut Whitten, Bentley dan Dittman
(2004,p14) adalah spesialisasi yang mempelajari masalah dan
kebutuhan sebuah organisasi untuk menentukan bagaimana orang,
data, proses dan teknologi informasi dapat mencapai kemajuan terbaik
untuk bisnis. Sedangkan menurut McLeod(2001,p194) menyatakan
analisis sistem merupakan sebuah penelitian atau sistem yang telah ada
dengan tujuan merancang sistem baru atau sistem yang diperbaharui.
“System analysis is an indepth study of end user information needs that
procedures functional requirement that are used as the basis for the
design of a new information system”, kalimat ini dikemukakan oleh
O’Brien (2005,p348) yang berarti analisis sistem adalah menganalisis
secara terinci mengenai informasi yang di butuhkan oleh pemakai
akhir yang menghasilkan persyaratan fungsional yang digunakan
sebagai dasar untuk merancang sistem informasi yang baru.
Mempelajari sistem informasi akuntansi dapat membantu kita
merencanakan aktivitas pada analisis sistem. Berdasarkan buku
karangan Bodnar, George, Hopwood, William (2004,p449) untuk
mempermudah melakukan analisis sistem ada empat tahap, yaitu :
15
1. Survei terhadap sistem yang ada
Adalah melakukan evaluasi terhadap sistem yang ada. Hal ini
penting bagi sistem analis untuk memahami sistem sebelum
melakukan modifikasi terhadap sistem yang bersangkutan.
2. Mengidentifikasi kebutuhan informasi dari pengguna
Adalah dimana sistem analis harus mempelajari keputusan yang
dibuat oleh pengguna tentang informasi yang dibutuhkan dalam
jangka waktu tertentu. Tahap ini cukup sulit karena pengguna
merasa tidak yakin terhadap kebutuhan informasi mereka.
3. Mengidentifikasi sistem yang diperlukan guna memenuhi
kebutuhan informasi dari pengguna. Kebutuhan sistem biasanya
mengenai input dan output.
4. Penyusunan laporan analisis sistem
Laporan berisi spesifikasi pengguna untuk sistem yang diusulkan
dan keseluruhan rancangan konseptual dari sistem yang
diusulkan.
Jadi analisis sistem adalah sebuah penelitian yang mempelajari
masalah dan kebutuhan sebuah organisasi untuk menentukan
bagaimana orang, data, proses dan teknologi informasi dapat mencapai
kemajuan terbaik untuk bisnis dengan tujuan merancang sistem baru
atau sistem yang diperbaharui.
16
2.2.2 Perancangan Sistem
Perancangan sistem berarti pengembangan secara spesifik dari
hasil analisis kebutuhan untuk hardware, software, orang – orang ,
jaringan dan data serta produk informasi yang dapat memenuhi
persyaratan fungsional dari suatu sistem (Analisis dan Perancangan
Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Jasa Desain, Vol.1 No.2
Desember 2010: 896-906). Perancangan sistem menurut pendapat
Whitten, Bentley, dan Dittman (2004, p13), adalah spesifikasi teknis
yang menerjemahkan persyaratan bisnis pengguna sistem dan
pembatas solusi teknis. Sekarang mengacu pada pendapat McLoed
(2001, p196) yang menyatakan perancangan sistem adalah penetuan
proses dan data yang diperlukan oleh sistem yang baru. Sedangkan
dari pendapat O’Brien (2005, p350), “System design consists of design
activities that produce system spesifications satisfying the funcitional
requirements that were developed in the systems analysis process”
dapat juga dijelaskan bahwa perancangan sistem terdiri dari aktivitas
desain yang menghasilkan spesifikasi sistem yang memenuhi
persyaratan fungsional yang dikembangkan dalam proses analisis
sistem.
Menurut McLoed (2004, p140-143), ada tahap – tahap dalam
perancangan sistem, sebagai berikut :
17
1. Menyiapkan rancangan sistem yang terperinci
Pendekatan top-down ini merupakan ciri rancangan terstruktruk,
yaitu rancangan bergerak dari tingkat sistem ke subsitem.
2. Mengidentifikasikan berbagai alternatif konfigurasi sistem
Peralatan yang akan memberikan hasil terbaik bagi sistem untuk
menyelesaikan pemrosesan. Identifikasi merupakan suatu proses
yang berurutan, dimulai dengan identifikasi berbagai kombinas i
yang dapat menyelesaikan setiap tugas.
3. Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem.
Analisis bekerjasama dengan manager, mengevaluasi berbagai
alternatif. Alternatif yang dipilih adalah yang paling
memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kinerja dengan
kendala-kendala yang ada.
4. Memilih konfigurasi terbaik
Analisis mengevaluasi semua konfigurasi subsistem dan
menyelesaikan kombinasi peralatan sehingga semua subsistem
menjadi satu konfigurasi tunggal.
5. Menyiapkan usulan penerapan sistem.
Analisis sistem menyiapkan usulan penerapan dengan
mengikhtisarkan tugas-tugas penerapan serta keuntungan dan
biaya yang diharapkan.
6. Menyetujui atau menolak penerapan sistem.
Keputusan pada tahap penerapan ini sangatlah penting karena
usaha ini akan meningkatkan jumlah orang yang terlibat.
18
Jadi perancangan sistem adalah fase ketiga dari siklus hidup
pengembangan sistem yang menerjemahkan persyaratan bisnis
pengguna sistem dan pembatas solusi teknis guna untuk penetuan
proses dan data yang diperlukan oleh sistem yang baru.
2.3 Object Oriented Analysis and Design (OOAD)
2.3.1 Langkah-Langkah Object Oriented Analysis and Design (OOAD)
2.3.1.1 Identifikasi Event
Untuk membuat overview diagram, kita mengidentifikasi
event dalam proses bisnis. Menurut Satzinger, John, Jackson,
Robert, Burd, dan Stephen (2004, p158), “Event is an occurrence
at a specific time and place that can be described and is worth
remembering”. Event adalah suatu event pada waktu dan tempat
tertentu yang dapat dijelaskan dan perlu diingat. Sedangkan
menurut Marakas (2006, p135),”Event is the transition from one
state to another occures as the result of some phenomenon or
stimulus.” Yang terjemahannya: event adalah perpindahan dari
satu state ke state yang sedang berlangsung sebagai hasil dari
beberapa fenomena atau stimulus. Pendapat lain dari Rama dan
Jones (2008, p22), event adalah aktivitas yang terjadi pada suatu
waktu tertentu.
Menurut Rama dan Jones (2006, p21-22), petunjuk dalam
identifikasi event adalah sebagai berikut :
19
1. “Recognize the first event in a process when a person or
department within an organization becomes responsible for
an activity”. Mengenali event di dalam proses ketika
seseorang atau depatemen di dalam organisasi bertanggung
jawab dalam activity.
2. “Ignore activities that do not recuire participation by
internal agent”. Mengabaikan events yang tidak
memerlukan internal agent.
3. “Recognize a new event when responsibility is transferred
from one internal agent to another”. Event baru tanggung
jawab dari satu internal agent ke internal agent yang
lainnya.
4. “Recognize a new event when a process has been
interrupted and resumed latter by the same internal agent.
After the interruption, someone outside the organization or
the process may restart the process. Alternatively, the
process may continue at a scheduled time”. Mengenali event
ketika proses diinterupsi dan dilanjutkan kemudian oleh
internal agent yang sama. Setelah diinterupsi, seseorang
diluar organisasi atau proses dapat mengulang kembali
proses tersebut. Alternatif, proses dapat dilanjutkan diwaktu
yang telah ditentukan.
20
5. “Use an event name and description that reflects the broad
nature of the event”. Menggunakan nama event dan
deskripsi yang mencerminkan kejadian.
2.3.1.2 Workflow Table
Untuk mempermudah membuat sebuah detailed diagram
kita dibantu oleh workfow table. Pengertian workflow table
menurut Rama dan Jones (2008, p95) adalah tabel dengan dua
kolom yang mengidentifikasi para pelaku dan tindakan yang
dilakukannya dalam suatu proses. Sedangkan pendapat dari
Whitten, Bentley, Ditman (2004, p69), “Workflow Table is the
plow of transactions through business procesess to answer
appropriate checks and approval are implemented”. Yang
terjemahannya adalah workflow table adalah transaksi melalui
proses bisnis untuk memastikan pemeriksaan yang benar dan
persetujuan diimplementasikan. Adapun menurut Satzinger, John,
Jackson, Robert, Burd, dan Stephen (2009, p141), “workflow is the
sequence of processing steps than completely handles one
business transaction or customer request.” Dapat di jabarkan
sebagai berikut: workflow adalah langkah proses yang berurutan
dan lengkap menangani satu transaksi bisnis atau permintaan user.
Jadi dapat disimpulkan workflow adalah urutan aliran dari
suatu proses kerja yang dibuat secara lengkap melingkupi actor
yang terlibat dan aktivitas yang terjadi untuk menjelaskan satu
transaksi bisnis atau permintaan customer.
21
2.3.1.3 Merancang Database
Pendapat Conoly and Begg (2005, p291) “Database design
is the process of creating a design thay will support the
enterprise’s missions statement and mission objectives for the
required database systems”. Rancangan database adalah proses
pembuatan rancangan yang akan mendukung misi perusahaan dan
objektif perusahaan untuk kebutuhan sistem database. Adapun
tujuan dasar dari rancangan database menurut Post and Anderson
(2005, p337) untuk mengidentifikasikan kebutuhan pengguna dan
merancang tabel data. Sedangkan menurut Whitten,Bentley, and
Dittman (2004, p548) rancangan database adalah sebuah proses
mentranslasi model data logis menjadi skema database fisik .
“Database design is made up of three main phases”
menurut Connoly and Begg (2005, p293-294):
1. Conceptual database design
“The process of constructing a model of a the data used in
an enterprice , independent of all physical considerations”
Proses dari pembuatan model data yang digunakan dalam
organisasi, lepas dari segala pertimbangan fisik.
22
2. Logical database design
“The process of constructing a model of the data used in an
enterprise based on a specific data model, but independent
of a particular DBMS and other physical considerations”
Proses dari pembuatan model data yang digunakan dalam
organisasi berdasarkan model data spesifik, tetapi terbebas
dari rincian DBMS dan pertimbingan fisik lainnya.
3. Physical database design
“The process of production a description of the
implementation of the database on secondary storage; it
describesthe base relations, file organizations, and indexes
used to achieve efficient access to the data, and any
associaterd integrity constraints and security measure.”
Proses dari menghasilkan implementasi database dan
penyimpana sekunder, mendeskripsikan hubungan dasar, file
organisasi dan indeks yang digunakan untuk mencapai
efisiensi data, dan asosiasi integritas yang membatasi ukuran
keamanan.
Jadi rancangan database adalah proses pembuatan rancanga
data logis menjadi skema database fisik yang mendukung mis i
perusahaan dengan tujuan untuk mengidentifikasikan kebutuhan
pengguna dan rancangan tabel.
23
2.3.1.4 Merancang Formulir
Sebagaimana pernyataan Mulyadi (2001, p3), formulir
adalah dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya
transaksi. Adapun pernyataan Rama dan Jones (2008, p315),
formulir adalah susunan dokumen yang berisikan kolom kosong
dimana pengguna dapat mengisi dengan data. Ketika formulir
ditampilkan dilayar komputer, data yang dimasukan dalam kolom
kosong disimpan pada satu tabel atau lebih.
Menurut Rama dan Jones (2008, p323-326), formulir yang
digunakan untuk entri data dikelompokan menjadi tiga jenis :
1. Single-record entry form (formulir entri satu record)
Digunakan untuk menampilkan satu record pada satu waktu
2. Tabular entry form (formulir entri bentuk tabel)
Menyediakan desain seperti kertas kerja untuk memasukkan
banyak record di satu tabel, digunakan untuk mencatat
sekumpulan event.
3. Multi-table entry form (formulir entri multitabel)
Digunakan untuk menambahkan data ke lebih dari satu
tabel.
Jadi formulir adalah suatu dokumen yang terdiri dari kolom-
kolom kosong yang dapat diisi oleh pemakai sehingga dapat
memberikan informasi dari transaksi tertentu.
24
2.3.1.5 Merancang Layar (Interface)
Rancangan layar menurut Jones dan Rama (2006, p271),
“Form interface elements are objects on form used for entering
information of performing actions. All aspects of the form are
control by the interface. Some of these objects provide or
opportunity to improve internal control over data elements”.
Dapat diartikan bahwa elemen form interface adalah objek-objek
pada form yang digunakan untuk memasukkan informasi atau
menjalankan perintah segala aspek dari form dikontrol dengan
elemen interface. Menurut Satzinger,et.al.(2004, p551),
”Designing the user inter face means designing the inputs and
outputs involved when the user interacts with the computer to
carry out a task”. Yang diterjemahkan: merancang interface
pengguna berarti merancang input dan output yang terlibat ketika
pengguna berinterakasi dengan komputer untuk melaksanakan
suatu tugas. Sedangkan pendapat Nelly, Hudiartono dan Yudhika
(2009, p93), rancangan layar merupakan sebuah tampilan yang
mengubungkan pengguna atau user dan juga sistem .
Jadi rancangan layar adalah rancangan input pada layar
komputer menyediakan kesempatan untuk menyediakan internal
control.
25
2.3.1.6 Merancang Laporan
Pengertian laporan menurut Rama dan Jones (2008, p250),
adalah penyajian data yang terpola dan tersusun sedangkan
menurut Whitten,Bentley dan Dittman (2004, p552), laporan atau
output menggambarkan informasi bagi pengguna sistem. Pendapat
lain dari Connolly dan Begg (2010, p235), “Reports are a special
type of continuous form designed specifically for printing.” Teori
tersebut dapat diterjemahkan sebagai: laporan adalah formulir
sinambung yang dirancang khusus untuk dicetak. Menurut Rama
dan Jones (2003, p214-215) Report layout :
1. Label boxes and Text boxes
“Two important element of any report are labels and data.
In Microsoft access, these elements are refered to as labels
boxes and text boxes. Label boxes display descriptive text
and are unaffected by data in a table. Text boxes display
data taken or derived from a table” Yang diterjemahkan:
dua elemen penting dari laporan apapun adalah label dan
data. Didalam Microsoft acces, elemen ini menunjukkan
pada labels boxes dan text boxes. Labels boxes menampilkan
teks deskriptif dan tidak terpengaruh oleh data dalam tabel.
Text boxes menampilkan data yang diambil atau berasal dari
tabel.
26
2. Grouping Attribute
“Grouped reports are grouped by something. Referencs
data and event data for a particular product are grouped
together. In a grouped detail report, three sections pertain
to a group: the group header, the group detail, and the
group footer.” Yang diterjemahkan: pengelompokan laporan
dikelompokan oleh sesuatu. Data referensi dan data event
suatu produk dikelompokan secara bersama. dalam
pengelompokan terdapat tiga bagian: bagian header, group
detail dan group footer.
3. Group Header
“The group header can be used to present information that
is common to the group.” Yang diterjemahkan: group
header dapat digunakan untuk menampilkan informasi yang
umum.
4. Group Detail
“Transactions pertaining to the group are listed in the
group detail section.” Yang diterjemahkan: transaksi
berkaitan dengan kelompok yang terdafatar pada group
detail .
5. Group Footer
“Group footer can also be used to provide useful
information in grouped reports. The footer os poften used to
present summary information about the group.” Yang
27
diterjemahkan: group footer digunakan untuk menyediakan
informasi yang berguna dalam laporan pengelompokan.
Footer digunakan untuk menampilkan simpulan dari
informasi tentang pengelompokan.
Jadi laporan merupakan pembuatan informasi yang berisi
data yang telah di proses dari sistem informasi sehinggan
bermanfaat untuk pengambilan keputusan suatu organisasi.
2.3.2 Sistem Dokumentasi
2.3.2.1 UML Class Diagram
Dikutip dari buku karangan Rama dan Jones (2008, p168),
UML class diagram adalah suatu diagram yang dapat digunakan
untuk dokumen: tabel dalam sistem informasi akuntansi,
hubungan antar tabel, dan atribut dari tabel. Sedangkan pendapat
Bennet (2006, p649), “UML class diagram is UML structure
diagram that shows classes with their attributes and operation,
together with the associations between classes.” Pendapat diatas
dapat diartikan: UML class diagram adalah struktur diagram UML
yang menunjukkan beberapa kelas dengan atribut dan operasinya
masing-masing, bersama-sama dengan asosiasi setiap kelas.
Pengertian class menurut Bennett, McRobb, Farmer (2006,
p71) “Class is a concept that describes a set of objects that are
specified in the same way”. Class adalah konsep yang menjelaskan
28
seperangkat objek-objek yang ditentukan dengan cara yang sama.
Ada juga menurut Whitten dan Bentley (2009, p390) “Class is a
set of object instances that share the same attributes and
behaviors ” Dimana class adalah satu set objek yang memiliki
attribuet dan behavior yang sama. Mengenai pengertian attribute
menurut Rama dan Jones (2008, p181) “Attribute is the smalles t
units of data that can have meaning to user” Attribue adalah unit
data terkecil yang memiliki makna bagi pengguna. Ada juga
menurut Whitten dan Bentley (2009, p372) “Attribute is the data
that represents characteristics of interest about an object” Dimana
attribute adalah data yang mewakili karkteristik interest tentang
sebuah objek. Adapun pengertian behavior menurut Marakas
(2006, p406) “Behaviors are methods or operations that serve to
specify what actions the object can perform”. Behavior adalah
methods atau operations yang disediakan untuk menentuka
tindakan apa yang dapat dilakukan sebuah objek. Menurut
Whittent dan Bentley (2009, p372) “The behavior is the set of
things that an object can do and that correspond to functions that
act on the object’s data (or attributes)”. Maksudnya: behavior
adalah kumpulan dari sesuatu yang dapat dilakukan oleh objek
dan terkait dengan fungsi-fungsi yang bertindak pada data objek
(atau atribut).
Jadi UML class diagram adalah model grafis yang
digunakan dalam pendekatan orientasi objek untuk menunjukkan
29
properti dan operasi sebuah kelas dan batasan yang terdapat dalam
hubungan dengan objek.
2.3.2.1.1 Langkah – langkah membuat UML Class Diagram
Empat langkah dasar untuk mengembangkan desain data dengan
menggunakan UML class diagram menurut Rama dan Jones (2008,
p214) :
1. Letakkan transaction file yang diperlukan pada UML class
diagram .
a. Identifikasi event dalam proses bisnis.
b. Putuskan event mana saja yang memerlukan transaction
file. Abaikan event yang tidak perlu dicatat dalam sistem
komputer dan abaikan event bertanya, pelaporan, dan
pemeliharaan.
c. Mulailah UML class diagram dengan menampilkan kotak
untuk event yang memerlukan transaction file. Dalam
setiap kotak, letakkan nama event. Susunlah kotak-kotak
tersebut, satu kotak di bawah kotak lainnya, dengan urutan
dimana event biasanya terjadi.
2. Letakkan master file yang diperlukan pada UML class diagram
a. Untuk setiap event di UML class diagram, tentukan entitas
barang, jasa, atau agen yang terkait.
b. Tentukan entitas mana yang memerlukan master file.
30
c. Perhatikan penggunaan master file untuk melacak lokasi
kas dan pengaruh event terhadap saldo – saldo akun di
buku besar.
d. Tambahkan master file yang diperlukan ke sisi UML class
diagram yang tepat. Gambarlah garis yang
menghubungkan master file dengan transaction file terkait.
3. Tentukan hubungan yang diperlukan antaratabel dengan
melakukan hal berikut:
a. Untuk setiap garis yang terhubung, tentukan kardinalitas
hubungan antartabel.
b. Tulislah kardinalitasnya disamping garis antaraentitas.
c. Jika terjadi hubungan many to many, ubahlah menjadi
hubungan one to many dengan menambahkan tabel
simpangan.
4. Tentukan atribut yang dibutuhkan dengan melakukan hal berikut:
a. Tentukan primary key untuk setiap tabel. Tuliskan primary
key tersebut di kotak untuk entitas atau tabel tersebut.
b. Hubungkan tabel-tabel terkaitan dengan menambahkan
primary key ke salah satu pasangan dalam hubungan
tersebut. Tuliskan foreign key di kotak entitas,
sepantasnya.
31
2.3.2.1.2 Hubungan dalam UML Class Diagram
Menurut Whitten, Bentley dan Dittman (2004, p411-416)
hubungan dalam class diagram dapat dibedakan menjadi :
1. Multiplicity
Hubungan ini adalah jumlah event minimum dan maksimum dari
suatu objek atau kelas untuk satu event tunggal dari objek atau
kelas yang terkait.
Multiplicity Notasi
Multiplicity
UML
Asosiasi dengan Multiplicity Makna
Asosiasi
Exactly 1 1
-or-
Leave blank
Seorang
karyawan
bekerja pada
satu dan
hanya satu
departemen
Zero or 1 0..1
Seorang
karyawan
memiliki satu
suami atau
istriatau tidak
punya suami
32
atau istri
Zero or more 0..*
-or-
*
Customer
dapat tidak
melakukan
pembayaran
sampai
beberapa kali
1 or more 1..*
Universitas
menawarkan
paling sedikit
1 matakuliah
sampai
beberapa
matakuliah
33
Specific
range
7..9
Tim memiliki
pertandingan
terjadwal
sebanyak 7,8,
atau 9
pertandingan
Tabel 2.1 Asosiasi Object atau Class dan Notasi Multiplicity
Sumber : Jeffery L. Whitten, Lonnie D.Bentley,Kevin C.Dittman,
Metode Desain & Analisis Sistem, edisi 6, hal. 415
2. Agreggation
Hubungan ini merupakan dimana satu class ”whole” yang lebih
besar berisi satu atau lebih class “part” yang lebih kecil. Atau,
kelas ”part” yang lebih kecil adalah bagian dari kelas “whole”
yang lebih besar.
Aggregation memiliki hubungan komposisi, yakni hubungan
aggregation dimana “whole” bertanggung jawab atas pembuatan
dan perusakan “bagian-bagian”. Jika “whole” rusak maka
“part” juga akan rusak.
34
Gambar 2.1 Class Diagram dengan Hubungan Aggregation
Sumber : Jeffery L.Whitten,Lonnie D.Bentley,Kevin C.Dittman, Metode Desain & Analisis Sistem, edisi 6, hal. 416
3. Generalization atau Specialization
Sebuah teknik dimana atribut dan behavior yang umum pada
beberapa tipe objek kelas, dikelompokkan atau diabstraksi ke
dalam kelasnya sendiri yang disebut supertype (sebuah entitas
yang berisi atribut dan behavior yang umum bagi satu atau lebih
subtype kelas). Atribut dan metode kelas objek supertype
kemudian diwariskan oleh kelas objek disebut subtypes (sebuah
kelas objek yang mewarisi atribut dan behavior dari sebuah
kelas supertype dan kemudian mengisi atribut dan behavior lain
yang unik ke dalammya).
35
Class1
Class2 Class3 Class4
End1 End2
Gambar 2.2 Class Diagram dengan Hubungan Generalization
Sumber : Jeffery L.Whitten,Lonnie D.Bentley,Kevin C.Dittman, Metode Desain & Analisis Sistem, edisi 6, hal. 418
2.3.2.2 UML Activity Diagram
Seperti yang dikemukakan Rama dan Jones (2008, p60),
UML activity diagram memainkan peran seperti sebuah “peta”
dalam memahami proses bisnis dengan menentukan urutan
aktivitas dalam sebuah proses. Sedangkan menurut Whitten,
Bentley, dan Dittman (2004, p428), activity diagram adalah
sebuah diagram yang dapat digunakan untuk menggambarkan
secara grafis aliran proses bisnis, langkah – langkah sebuah use
case atau logika behavior (metode) objek. UML activity diagram
dapat pula didefinisikan oleh Satzinger, Jackson, Burd (2009,
p141), “Activity diagram is a type of workflow diagram that
describe the user activities and their sequential flow.” Yan g
artinya activity diagram adalah salah satu tipe dari workflow
diagram yang menjelaskan aktifitas pengguna dan urutannya.
Jadi activity diagram adalah diagram yang menentukan
urutan aktivitas dalam sebuah proses yang digunakan untuk
36
P a r t it i o n 1
memahami secara lebih baik logika use case dalam konteks aliran
langkah – langkah dan sekuensinya.
2.3.2.2.1 Simbol Activity Diagram
Activity diagram memiliki simbol – simbol atau komponen
seperti yang dikemukakan Rama dan Jones (2008, p81-p84), yaitu :
1. Swimlane
Swimlane adalah suatu kolom dalam activity diagram yang
memisahkan aktivitas atau event menurut orang atau departemen
yang bertanggung jawab atas event atau aktivitas tertentu.
Gambar 2.3 Swimlane Sumber : Dasaratha V. Rama, Frederick L.Jones,
Sistem Informasi Akuntansi, jilid 1,hal. 82
2. Agen-agen diluar organisasi itu (misalnya, pelanggan) juga
diwakili oleh swimlane.
3. Sistem komputer (dalam hal ini register) digunakan untuk
mencatat dan memproses data SIA diwakili oleh swimlane.
37
State1
4. A solid circle
Adalah lingkaran penuh menunjukan awal dari proses. Lingkaran
ini muncul didalam swimlane agen(didalam atau diluar
organisasi) yang memulai proses.
Gambar 2.4 Solid Cirle
Sumber : Dasaratha V. Rama, Frederick L.Jones,
Sistem Informasi Akuntansi, jilid 1, hal. 82
5. Rounded rectangle
Adalah segiempat panjang yang menunjukan suatu event.
Gambar 2.5 Rounded Rectangle
Sumber : Dasaratha V. Rama, Frederick L.Jones,
Sistem Informasi Akuntansi, jilid 1, hal. 82
6. Garis dengan panah digunakan untuk menunjukan urutan event.
Gambar 2.6 Continuous Lines
Sumber : Dasaratha V. Rama, Frederick L.Jones,
Sistem Informasi Akuntansi, jilid 1, hal. 82
38
{}
7. Text ini menggunakan simbol dokumen untuk menunjukan
dokumen sumber dan laporan. Di UML, huruf kapital yang
diikuti tanda titik dua (misalnya, N:) sebelum nama dokumen
menunjukan fakta bahwa teks ini mengacu pada suatu dokumen
yang dibuat selama proses.
Gambar 2.7 Document Sumber : Dasaratha V. Rama, Frederick L.Jones,
Sistem Informasi Akuntansi, jilid 1, hal. 84
8. Garis putus-putus dengan panah digunakan untuk menunjukan
aliran informasi antar event.
Gambar 2.8 Dotted Line With Arrow Sumber : Dasaratha V. Rama, Frederick L.Jones,
Sistem Informasi Akuntansi, jilid 1, hal. 84
9. Data mungkin dibaca atau dicatat didalam file komputer selama
event bisnis.
Gambar 2.9 Table Sumber : Dasaratha V. Rama, Frederick L.Jones,
Sistem Informasi Akuntansi, jilid 1, hal. 84
39
10. Garis putus-putus digunakan untuk menyambung event dan
tabel - tabel untuk menunjukan bagaimana data tabel dibuat
atau digunakan oleh event.
Gambar 2.10 Dotted Lines Sumber : Dasaratha V. Rama, Frederick L.Jones,
Sistem Informasi Akuntansi, jilid 1, hal. 84
11. Simbol mata banteng menunjukan akhir dari proses.
Gambar 2.11 Bull’s Eye Sumber : Dasaratha V. Rama, Frederick L.Jones,
Sistem Informasi Akuntansi, jilid 1, hal. 84
2.3.2.2.2 Klasifikasi Activity Diagram
Dikutip dari buku Rama dan Jones (2008, p80), UML bersifat
fleksibel dan memungkinkan activity diagram untuk dibuat pada
tingkat detail yang berbeda. Activity diagram dibedakan menjadi
overview diagram dan detailed diagram.
1. Overview Activity Diagram (OAD)
Rama dan Jones (2008, p79) mengemukakan bahwa
overview diagram menyajikan suatu pandangan tingkat tinggi
dari proses bisnis dengan mendokumentasikan event – event
penting, urutan event-event dan aliran informasi antar-event.
40
Enam langkah – langkah dalam membuat overview activity
diagram (OAD) menurut Rama dan Jones (2008, p86-p94):
Langkah 1: Membaca uraian narasi dan mengidentifikasi event
penting. Sebelum anda dapat membuat overview activity
diagram (OAD) anda harus memahami event-event terlebih
dahulu.
Langkah 2: Membubuhi keterangan pada narasi agar lebih jelas
menunjukkan batasan event dan nama-nama event. Pedoman
dalam penamaan event adalah sebagai berikut :
a. Pakailah nama umum yang mencerminkan tujuan event
(misalnya: Membuat reservasi, Mengirim barang dan lain-
lain)
b. Hindari nama-nama yang berfokus pada langkah-langkah
terperinci dalam event (misalnya: Memasukkan reservasi
ke komputer )
c. Buat menjadi spesifik. Hindari nama-nama seperti
“Memproses informasi” karena informasi ini adalah kata
yang umum. Yang lebih tepat (misalnya: Memproses
pesanan atau Menyiapkan pesana penjualan)
d. Awali nama dengan kata kerja dalam penamaan event.
e. Jangan melibatkan nama karyawan atau bagian dalam
penamaan event.
41
Langkah 3: Menunjukkan agen yang terlibat didalam proses
bisnis dengan menggunakan swimlanes. Pedoman untuk
menunjukkan orang atau alat meliputi hal berikut :
a. Membuat swimlane untuk masing-masing orang atau
departemen yang bertanggtung jawab atas event dalam
proses bisnis tersebut .
b. Membuat swimlane untuk pihak-pihak diluar organisasi
yang memulai event dalam proses bisnis tersebut.
c. Membuat sungai untuk sistem komputer. Contoh: terminal
komputer, printer, register, dan sebagainya yang di anggap
sebagai bagian dari sistem komputer.
d. Menulis nama orang atau departemen yang sesuai dalam
swimlane. Pastikan bahwa nama pelaku disebut secara
spesifik (misalnya: Kasir, bukan karyawan).
Langkah 4: Membuat diagram untuk masing-masing event, dan
tunjukkan urutan event ini. Pedoman untuk mendokumentasikan
event dan urutan event adalah sebagai berikut:
a. Menggambarkan sebuah lingkaran penuh yang
menunjukkan awal dari proses. Lingkaran penuh
ditunjukkan di dalam swimlane untuk agen (baik dari
dalam atau luar perusahaan) yang memulai proses.
b. Jika event dipicu oleh satu agen diluar organisasi maka
tampilkan gambar sebuah persegi panjang tumpul.
42
c. Buatlah segi empat panjang tumpul untuk event di dalam
swimlane dari orang atau departemen di dalam organisasi
yang bertanggungjawab atas event tersebut.
d. Jika event itu dipicu oleh agen diluar organisasi,
hubungkan pemicu pada pernyataan event tersebut dengan
garis tidak putus-putus.
e. Jika tidak hubungkan event sebelumnya ke event yang ada
dengan garis yang tidak putus-putus. Ulangi langkah b
sampai e untuk masing-masing event berikutnya.
f. Menggambarkan mata banteng untuk menunjukkan akhir
proses, letakkan gambar tersebut di swimlane dari agen
yang melakukan event terakhir, hubungkan dengan garis
tidak putus-putus.
Langkah 5: Menggambarkan dokumen yang dibuat dan
digunakan dalam proses bisnis. Tunjukkan arus informasi dari
event ke dokumen, dan sebaliknya. Pedoman untuk menunjukkan
dokumen dan aliran dokumen adalah sebagai berikut :
a. Menggambarkan simbol dokumen di bawah event yang
membuat atau memodifikasi sebuah dokumen.
b. Menggambarkan garis putus-putus untuk menghubungkan
event dengan dokumen.
43
c. Ingat bahwa kita fokus pada event yang menggunakan,
membuat, atau memodifikasi dokumen. Tetapi tidak
memperlihatkan perpindahan fisik dari objek tersebut.
Langkah 6: Menggambar tabel (file) yang dibuat dan digunakan
dalam proses bisnis. Tunjukkan arus informasi dari event ke
tabel dan sebaliknya. Pedoman untuk menyajikan tabel dan
aliran informasi ke dan dari tabel adalah sebagai berikut :
a. Menunjukkan tabel komputer di kolom komputer. Hanya
sistem komputer yang dapat membaca atau menulis
informasi dari atau ke tabel ini.
b. Menggambar arus dari tabel ke event untuk menunjukkan
fakta bahwa informasi disuatu tabel sedang digunakan oleh
event tersebut.
c. Menggambar arus dari event ke tabel untuk menunjukkan
bahwa record sedang dibuat atau diperbarui oleh event
tersebut. Masukkan status informasi untuk menunjukkan
bagaimana objek berubah selama proses bisnis.
2. Detail Activity Diagram (DAD)
Rama dan Jones (2008, p80) detail diagram sama dengan
peta dari sebuah kota.Diagram ini menyediakan suatu penyajian
yang lebih detail dari aktivitas yang berhungan dengan satu atau
dua event yang ditampilkan pada overview diagram.
44
Menurut Rama dan Jones (2008, p103-p104), ada empat
petunjuk dalam membuat detail activity diagram (DAD) :
Langkah 1: Tambah penjelasan naratif untuk menunjukkan
aktivitas. Sorot kata kerja pada narasi anda yang menunjukkan
aktivitas. Contoh-contohnya:
a. Meninjau ulang data
b. Membandingkan dokumen
c. Mencatat data dalam dokumen sumber
d. Memasukan data kedalam sistem komputer
e. Mecatat data dalam transaction file
f. Perbaharui file
g. Pelihara master file
h. Kirim informasi ke agen lainnya.
Langkah 2: Buatlah workflow table
a. Buatlah tabel dengan format dua kolom, digunakan untuk
identifikasi event bisnis dengan aktivitas yang terkait.
b. Masukan aktor untuk aktifitas pertama pada kolom
sebelah kiri.
c. Masukan masing-masing aktivitas yang dilakukan oleh
aktor pada kolom sebelah kanan. Jelaskan aktivitas
tersebut dengan kalimat aktif.
d. Identifikasi aktifitas berikutnya:
45
• Jika aktivitas berikutnya dilakukan oleh aktor yang
sama, masukkan aktivitas tersebut pada kolom
sebelah kanan tetapi tidak mengulang nama aktor
dikolom sebelah kiri.
• Jika aktivitas berikutnya dilakukan oleh aktor yang
berbeda, masukkan aktor yang tepat pada kolom
sebelah kiri dan aktivitas tersebut di kolom sebelah
kanan.
• Beri nomor aktivitas secara berurutan
• Ulangi langkah c dan d hingga semua aktivitas dalam
narasi di workflow table.
Langkah 3: Identifikasilah diagram terperinci yang diperlukan.
Anda mungkin memilih untuk membuat detailed diagram yang
terpisah untuk setiap event dalam proses bisnis anda.
Langkah 4: Untuk setiap detailed diagram. Pedoman untuk
membuat detailed diagram:
a. Buatlah swimlane.
b. Tambahkan segi empat panjang bersudut bulat untuk setiap
event.
c. Gunakan garis tanpa putus-putus untuk menunjukkan
urutan aktivitas.
46
d. Atur dokumen yang dibuat atau digunakan oleh aktivitas-
aktivitas di dalam diagram itu.
e. Gunakan garis penghubung putus-putus sebagai
penghubung dokumen dan event.
f. Dokumentasikan setiap tabel yang dibuat, dimodifikasi
atau digunakan oleh aktivitas dalam diagram yang ada
dalam kolom komputer.
g. Gunakan garis putus-putus untuk menghubungkan aktivitas
dan tabel.
2.3.2.3 UML Use Case Diagram
Use case diagram secara grafis menggambarkan sistem
sebagai sebuah kumpulan use case, actor (pengguna), dan
hubungan keduanya. Rama dan Jones (2008, p329) berpendapat
bahwa use case adalah urutan langkah – langkah yang terjadi
ketika “actor” sedang berinteraksi dengan sistem untuk suatu
tujuan tertentu. Adapun menurut Whitten , Bentley dan Dittman
(2004, p258) use case adalah urutan langkah – langkah yang
secara tindakan sering terkait (skenario), baik terotomatisasi
maupun manual, untuk tujuan melengkapi satu tugas bisnis
tunggal. Use case diawali atau dipicu oleh pengguna eksternal
yang dinamakan actor. Pengertian actor menurut Whitten, Bentley
dan Dittman (2004, p258) merupakan segala sesuatu yang perlu
berinteraksi dengan sistem untuk pertukaran informasi. Dan actor
47
menurut pendapat Rama dan Jones (2008, p355) berupa orang,
komputer, atau sistem lain yang merupakan bagian dari unified
modeling language (UML).
Sedangkan mengenai pengertian use case diagram menurut
Whitten, Bentley dan Dittman (2004, p258) use case diagram
adalah diagram yang menggambarkan interaksi antara sistem
dengan sistem eksternal dan pengguna. Adapun Menurut Rama
dan Jones (2008, p355) use case diagram adalah daftar use case
yang terjadi disuatu aplikasi dan yang menunjukkan actor yang
bertanggung jawab atas setiap use case. Dan juga menurut
Satzinger, Jackson, Burd (2009, p242), “Use case diagram is a
diagram to show the various user roles and how those roles use
the system.” Kutipan diatas dapat diartikan: use case diagram
adalah diagram yang digunakan untuk menunjukan keberagaman
peran pengguna dan bagaimana peran tersebut menggunakan
sistem.
48
Bentuk Simbol Nama
S y s t e m
System Boundary
Actor
Use Case
Communicates
Tabel 2.2 Simbol Use Case Diagram
Sumber : Jeffery L. Whitten,Lonnie D. Bentley, Kevin C.Dittman,
Metode Desain & Analisis Sistem, edisi 6, hal. 258
Jadi use case diagram diagram yang menggambarkan daftar
use case yang terjadi disuatu aplikasi yang menunjukkan actor
bertanggungjawab atas setiap use case. Tujuannya adalah untuk
49
menyajikan gambaran grafis dari fungsionalitas yang disediakan
oleh sistem dari segi actor.
2.3.3 Rich Picture
Dikutip dari buku karangan Mathiassen (2000, p29), “Rich
picture is an informal drawing that presents the illustrator’s
understanding of a situasion” dapat juga dijelaskan bahwa rich picture
adalah gambar informal yang menyajikan pemahaman ilustrator dari
sebuah situasi. Atau rich picture berfokus pada aspek-aspek penting
dari sebuah situasi, yang ditentukan oleh ilustrator. Menurut Andreas
Riel (2010,p17) “Rich picture is a methodology to represent an idea, a
problem or a concept. Rich picture provides a general view of a topic
and also show relations and interdependences among the elements,
clearly identify the main activities and the actor of the activities”.
Yang terjemahannya: Rich picture adalah sebuah metodologi untuk
merepresentasikan ide, permasalahan atau suatu konsep. Rich picture
menyediakan gambaran umum dari sebuah topik dan juga
menunjukkan hubungan dan saling ketergantungan diantara elemen –
elemennya, mengidentifikasi aktivitas utama dan aktor dalam aktivitas
utama tersebut dengan jelas.
Jadi rich picture merupakan suatu gambaran umum dari suatu
situasi atau proses bisnis suatu perusahaan yang digambarkan untuk
memudahkan pengguna dalam memahami proses bisnis yang terjadi.
50
2.3.4 Navigation Diagram
Navigation diagram menurut Bennet, McRobb, Farmer (2006,
p63), “ Navigation diagram a complex system is likely to require many
diagrammatic models to describe its requirement and its design. Yang
terjemahannya navigation diagram adalah sistem yang kompleks yang
membutuhkan banyak model diagram untuk menggambarkan
kebutuhan dan untuk mendisainnya. Sedangkan menurut Satzinger,
Jackson, Burd (2004, p504), “Navigation diagram is the process of
extracting an object identifier from one object and using it to access
another object”. Yang terjemahannya adalah navigation diagram
adalah proses mengeluarkan sebuah objek pengenal dari satu objek dan
menggunakannya untuk akses objek lain.
Jadi navigation diagram adalah adalah sistem yang kompleks
yang membutuhkan banyak model diagram untuk mendisainnya guna
diakses ke objek lainnya.
2.4 Teori Khusus
2.4.1 Pengertian Jasa Ekspedisi
Menurut Amir M.S (2005, P119) usaha jasa ekspedisi adalah
usaha yang bertujuan mewakili tugas pengirim barang
(consignor/shipper/exporter) ataupun mewakili tugas penerima barang
(consigne/importer) yang diperlukan untuk terlaksananya pengiriman
barang ekspor maupun impor baik melalui darat, laut maupun udara.
51
Jasa ekspedisi merupakan salah satu faktor input dalam kegiatan
produksi, perdagangan, pertanian, dan kegiatan ekonomi
(http://waterforgeo.blogspot.com/2011/01/pengertian-jasa-
ekspedisi.html ).
Menurut McLeod (2001) ada beberapa istilah yang berkaitan
dengan jasa ekspedisi, yaitu :
1. Shipper adalah pelanggan ritel atau korporat yang memanfaatkan
jasa layanan pengiriman barang.
2. Consignee adalah penerima barang dari shipper melalui penyedia
jasa layanan pengiriman barang.
3. Agent adalah pihak penyedia layanan pengiriman barang yang
bertanggung jawab atas pengiriman setelah barang berangkat
dari pelabuhan untuk selanjutnya dikirim kepada consignee.
4. Notify adalah pihak yang bertanggu jawab atas penerimaan
barang.
5. Shipping/shipment adalah kegiatan pengirman barang yang
melibatkan shipper, penyedia jasa, consignee, dan armada
pengangkutan mitra bisnis penyedia jasa pengiriman barang .
6. Shipping Intruction adalah surat perintah pengiriman baran g
yang diberikan oleh shipper kepada pihak penyedia jasa
pengiriman barang.
7. Bill of lading adalah surat tanda bukti pengiriman barang dengan
tanda nomor tertentu yang telah disetujui oleh pihak penyedia
52
jasa pengiriman barang dan armada pengankutan laut mitra
bisnisnya.
8. Invoice adalah surat tagihan jasa pengiriman barang yang
dikeluarkan oleh pihak penyedia jasa pengiriman barang kepada
client atau agent.
9. Manifest adalah pembukuan, pendapatan, atau laporan yang
dihasilkan dari data- data order transaksi yang terjadi, biasanya
dibuat di dalam suatu periode tertentu.
10. Packing list adalah dokumen dengan tanda nomor tertentu yang
berisi informasi barang – barang yang telah di packing ke dalam
suatu package yang sama.