26
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Akuntansi adalah aktivitas jasa. Fungsinya adalah untuk menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, tentang entitas (kesatuan) usaha yang dipandang akan bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomi – dalam menetapkan pilihan yang tepat diantara berbagai alternatif. 1 Akuntansi berfungsi sebagai penyedia data untuk penyusunan laporan keuangan, dimana data tersebut harus bersifat objektif dan bersifat informatif bagi kepentingan berbagai pihak yang menaruh perhatian pada perusahaan. Agar dapat memenuhi fungsinya diperlukan seperangkat petunjuk yang memadai dalam rangka pengumpulan data guna menyusun laporan tentang keadaan keuangan dan hasil operasi perusahaan. Jika akuntansi diinginkan dapat mencapai tujuannya, yaitu menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan ekonomi, pertanyaan- pertanyaan berikut harus terlebih dahulu dijawab, yaitu: (1) Siapa pemakai informasi akuntansi, dan (2) informasi apa saja yang mereka butuhkan untuk pengambilan keputusan mereka ? 1 Statement of Accounting Principles Board No.4, “Konsep-konsep Dasar dan Prinsip-prinsip Akuntansi yang mendasari laporan Keuangan Perusahaan” (New York: American Institute of Certified Public Accountant, 1999), par 40 6

BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2_02-11.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Akuntansi adalah aktivitas

  • Upload
    lymien

  • View
    215

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2_02-11.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Akuntansi adalah aktivitas

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

Akuntansi adalah aktivitas jasa. Fungsinya adalah untuk menyediakan

informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, tentang entitas (kesatuan)

usaha yang dipandang akan bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomi –

dalam menetapkan pilihan yang tepat diantara berbagai alternatif.1

Akuntansi berfungsi sebagai penyedia data untuk penyusunan laporan

keuangan, dimana data tersebut harus bersifat objektif dan bersifat informatif bagi

kepentingan berbagai pihak yang menaruh perhatian pada perusahaan. Agar dapat

memenuhi fungsinya diperlukan seperangkat petunjuk yang memadai dalam rangka

pengumpulan data guna menyusun laporan tentang keadaan keuangan dan hasil

operasi perusahaan.

Jika akuntansi diinginkan dapat mencapai tujuannya, yaitu menyediakan

informasi yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan ekonomi, pertanyaan-

pertanyaan berikut harus terlebih dahulu dijawab, yaitu: (1) Siapa pemakai informasi

akuntansi, dan (2) informasi apa saja yang mereka butuhkan untuk pengambilan

keputusan mereka ?

1 Statement of Accounting Principles Board No.4, “Konsep-konsep Dasar dan Prinsip-prinsip

Akuntansi yang mendasari laporan Keuangan Perusahaan” (New York: American Institute of Certified Public Accountant, 1999), par 40

6

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2_02-11.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Akuntansi adalah aktivitas

7

Kelompok pemakai biasanya dibagi menjadi dua kelompok utama, yaitu: (1)

pemakai internal, yaitu pengambil keputusan yang secara langsung mempengaruhi

kegiatan internal perusahaan yaitu manajemen perusahaan, karyawan perusahaan,

dewan direksi, dan (2) pemakai eksternal, yaitu pengambil keputusan yang

menyangkut hubungan mereka dengan perusahaan yaitu kreditur, investor, calon

investor, badan-badan pemerintah, masyarakat umum.

Para pemakai internal membutuhkan informasi untuk membantu mereka

merencanakan dan mengendalikan kegiatan serta mengelola (mengalokasikan)

sumber daya perusahan. Sistem akuntansi yang ada harus mampu menyediakan

informasi yang dibutuhkan secara tepat waktu untuk mengendalikan kegiatan sehati-

hari dan untuk mengambil keputusan-keputusan utama dalam perencanaan.

Sedangkan jenis keputusan yang diambil oleh para pemakai eksternal sangat berbeda

sehingga informasi yang mereka butuhkan juga sangat berbeda. Sudah banyak waktu

dan tenaga yang dicurahkan untuk menelaah informasi apa sebenarnya yang

dibutuhkan oleh para pemakai eksternal tersebut.2 Hasilnya adalah bahwa dua

kelompok, yaitu kreditor dan investor, dianggap sebagai pihak pemakai eksternal

utama informasi keuangan. Ada dua alasan yang diajukan mengapa kedua kelompok

ini dianggap penting, yaitu:3

1. Keputusan mereka sangat mempengaruhi pengalokasian sumber-sumber

daya di dalam perekonomian.

2 Richard S. Savich, “The Use of Accounting Information in Decision Making, “The

Accounting Review (Juli 2000), hlm. 642 3 Statement of Financial Accounting Concepts No.1, “Tujuan Pelaporan Keuangan oleh

Perusahaan” (Stamford Financial Accounting Standards Board, 1998, par 3.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2_02-11.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Akuntansi adalah aktivitas

8

2. Informasi yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan para investor dan

kreditor keumngkinan besar juga bagi para anggota kelompok lain yang

tertarik akan aspek-aspek keuangan perusahaan yang hakikatnya menjadi

pusat perhatian investor dan kreditor.

Para kreditor membutuhkan informasi mengenai profitabilitas serta stabilitas

perusahaan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti: “Apakah kita akan

meminjamkan uang, dan dengan persyaratan apa?” Investor (baik pemegang saham

yang ada maupun calon investor) memerlukan informasi mengenai keamanan dan

profitabilitas investasi mereka. Sebagaimana telah diungkapkan di muka, para

pemegang saham harus memutuskan apakah akan menaikkan, menurunkan,

menghentikan, atau mempertahankan kepentingan mereka di dalam suatu perusahaan.

2.2 Laporan Keuangan Sebagai Alat Komunikasi

Analisis laporan keuangan berkaitan erat dengan bidang akuntansi. Akuntansi

dapat memberikan informasi tentang kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan

seperti tercemin pada laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena

itu akuntansi (laporan keuangan) dapat dipakai sebagai alat untuk berkomunikasi

dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data keuangan perusahaan.

Kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan yang tercemin pada laporan-

laporan keuangan perusahaan pada hakikatnya merupakan hasil akhir dari kegiatan

akuntansi perusahaan yang bersangkutan. Informasi keuangan dan hasil operasi

perusahaan sangat berguna bagi berbagai pihak, baik internal dan ekternal. Informasi

yang berguna tersebut misalnya tentang kemampuan perusahaan untuk melunasi

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2_02-11.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Akuntansi adalah aktivitas

9

hutang-hutang jangka pendek, kemampuan perusahaan dalam membayar bunga dan

pokok pinjaman, dan keberhasilan perusahaan dalam meningkatkan besarnya modal

sendiri.

Kondisi antara laporan keuangan dengan berbagai pihak yang berkepentingan

dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1: Manfaat laporan keuangan bagi yang berkepentingan

Manajemen; Pemilik; Kreditur; Investor; Penyalur; Karyawan; Lembaga Pemerintahan; Masyarakat Umum

Manajemen

Laporan Manajerial

Laporan Keuangan

Lembaga Pemerintahan

Laporan Khusus

Laporan Pajak

DinasPajak

Sistem Akuntansi

Seperti telah dijelaskan di muka bahwa laporan keuangan pada dasarnya

adalah hasil proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan kondisi keuangan dan hasil operasi

perusahaan. Pihak-pihak yang berkepentingan tersebut adalah manajemen, pemilik,

kreditur, investor, penyalur, karyawan, lembaga pemerintahan, dan masyarakat

umum.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2_02-11.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Akuntansi adalah aktivitas

10

2.3 Memahami Laporan Keuangan

Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk menyajikan laporan

kemajuan perusahaan secara periodik. Manajemen perlu mengetahui bagaimana

perkembangan keadaan investasi dalam perusahaan dan hasil-hasil yang dicapai

selama jangka waktu yang diamati. Laporan kemajuan perusahaan tersebut pada

hakikatnya merupakan kombinasi dari: fakta-fakta yang telah dicatat (recorded facts),

kesepakatan-kesepakatan akuntansi (accounting conventions), dan pertimbangan-

pertimbangan pribadi (personal judgement)4. Pertimbangan atau pendapat pribadi

berkaitan dengan kompetensi dan integrasi pihak-pihak yang menyusun laporan

keuangan, sedang kesepakatan akuntansi akan bersumber pada prinsip-prinsip dan

konsep-konsep akuntansi yang lazim diterima umum.

Fakta-fakta yang telah dicatat (recorded facts) menunjukkan pada data yang

berasal dari catatan-catatan akuntansi. Sebagai contoh data tentang jumlah kas yang

ada di tangan dan yang disimpan di bank, jumlah wesel tagih dan piutang dagang

kepada langganan dan debitur lain, jumlah aktiva tetap, dan lain-lain. Pos-pos

tersebut dicatat berdasarkan harga historisnya (original cost) yakni jumlah yang

dibayarkan pada waktu transaksi itu terjadi, bukan nilai berdasarkan jumlah yang

harus dikorbankan jika aktiva tersebut akan diganti (replacement cost).

Kesepakatan-kesepakatan akuntansi (accounting conventions) maksudnya

adalah bahwa pencatatan transaksi-transaksi keuangan perusahaan itu mengikuti

4 Djarwanto, “Pokok-Pokok Analisis Laporan Keuangan” BPFE Yogyakarta, Maret 2001

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2_02-11.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Akuntansi adalah aktivitas

11

aturan-aturan dan kesepakatan-kesepakatan tertentu yang merupakan prinsip-prinsip

akuntansi yang telah lazim diterima oleh umum.

Pertimbangan-pertimbangan pribadi (personal judgement) maksudnya adalah

bahwa walaupun pencatatan transaksi-transaksi keuangan telah diatur oleh

kesepakatan-kesepakatan yang kemudian dibakukan menjadi aturan-aturan akuntansi

yang perlu diikuti, tetapi dalam prakteknya penerapan aturan-aturan akuntansi akan

tergantung pada kehendak akuntan atau manajemen perusahaan masing-masing.

Tetapi yang terpenting bagi manajemen adalah bahwa laporan keuangan

merupakan alat untuk mempertanggungjawabkan kepada pemilik perusahaan atas

kepercayaan yang telah diberikan kepadanya dengan penyajian secara wajar posisi

keuangan dan hasil usaha dalam suatu periode sesuai dengan prinsip-prinsip

akuntansi yang digunakan secara konsisten. Di samping itu laporan keuangan akan

dapat digunakan oleh manajemen untuk:

a. Mengukur tingkat biaya dari berbagai kegiatan perusahaan.

b. Untuk menentukan/mengukur efisiensi tiap-tiap bagian, proses atau

produksi serta menentukan derajat keuntungan yang dapat dicapai oleh

perusahaan yang bersangkutan.

c. Untuk menilai dan mengukur hasil kerja tiap-tiap individu yang telah

diserahi wewenang dan tanggung jawab.

d. Untuk menentukan perlu tidaknya digunakan kebijaksanaan atau prosedur

yang baru untuk mencapai hasil yang lebih baik.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2_02-11.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Akuntansi adalah aktivitas

12

Adapun jenis-jenis laporan untuk manajemen sebagai berikut:

1. Laporan-laporan perencanaan

Laporan perencanaan jangka pendek

Laporan perencanaan jangka menengah

Laporan perencanaan jangka panjang

2. Laporan-laporan pengawasan

Laporan perbandingan anggaran dengan aktual

Laporan estimasi posisi kas dengan realisasinya

3. Laporan-laporan Informasi

Laporan Trend

Laporan Analisis

2.4. Bentuk-Bentuk Laporan Keuangan

Sebelum menganalisis dan menafsirkan suatu laporan keuangan, seorang

analis harus mempunyai pengertian yang mendalam tentang bentuk-bentuk maupun

prinsip-prinsip penyusunan laporan keuangan serta masalah-masalah yang mungkin

timbul dalam penyusunan laporan tersebut.

Laporan Neraca

Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari

suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Jadi tujuan neraca adalah untuk

menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2_02-11.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Akuntansi adalah aktivitas

13

waktu di mana buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun

fiskal atau tahun kalender, sehingga neraca sering disebut dengan Balance Sheet.

Laporan Laba Rugi

Seperti diketahui laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang sistematis

tentang penghasilan, biaya, laba-rugi yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama

periode tertentu. Walaupun belum ada keseragaman tentang susunan laporan laba-

rugi bagi tiap-tiap perusahaan, namun prinsip-prinsip yang umumnya diterapkan

adalah sebagai berikut:

1. Bagian yang pertama menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok

perusahaan (penjualan barang dagangan atau memberikan service) diikuti dengan

harga pokok dari barang/service yang dijual, sehingga diperoleh laba kotor.

2. Bagian kedua menunjukkan biaya-biaya operationil yang terdiri dari biaya

penjualan dan biaya umum/administrasi (operating expense).

3. Bagian ketiga menunjukkan hasil-hasil yang diperoleh di luar operasi pokok

perusahaan, yang diikuti dengan biaya-biaya yang terjadi di luar usaha pokok

perusahaan (Non operating/financial income dan expenses).

4. Bagian keempat menunjukkan laba atau rugi yang insidentil (extra ordinary gain

or loss) sehingga akhirnya diperoleh laba bersih sebelum pajak pendapatan.

Laporan Laba Ditahan

Laba ditahan adalah bagian laba yang ditanamkan kembali dalam perusahaan.

Laba yang diperoleh perusahaan tidak semuanya dibagikan kepada pemilik

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2_02-11.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Akuntansi adalah aktivitas

14

(pemegang saham) sebagai deviden tetapi sebagian akan ditahan dan ditanamkan

kembali dalam perusahaan untuk berbagai keperluan.

Ada kalanya laporan laba ditahan digabungkan dengan laporan laba-rugi

dengan nama “Laporan Laba-Rugi dan Laba Ditahan”.

Laporan Modal Sendiri

Untuk mengetahui perubahan besarnya modal sendiri selam satu periode

akuntansi perlu disusun laporan modal sendiri (statement of owners’ equity). Laporan

modal sendiri ini disusun untuk perusahaan yang berbentuk perseorangan dengan cara

memperhitungkan pendapatan bersih yang diterima atau kerugian bersih yang

diderita, pemakaian prive, dan penambahan modal oleh pemilik bilamana ada.

Laporan Arus Kas

Laporan arus kas dimaksudkan untuk memberikan ikhtisar arus masuk dan

arus keluar kas untuk suatu periode. Sumber-sumber kas meliputi arus masuk dari

aktivitas operasi inti (utama) sebuah perusahaan, dari aktivitas yang tidak biasa atau

luar biasa dan dari pembiayaan melalui hutang dan ekuitas. Penggunaan kas

mencakup arus keluar guna mempertahankan aktivitas inti, untuk melakukan

investasi, termasuk pabrik dan peralatan, dan untuk memenuhi kewajiban terhadap

pembiayaan melalui hutang dan ekuitas, termasuk pelunasan hutang, pembayaran

deviden, dan pembelian kembali saham.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2_02-11.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Akuntansi adalah aktivitas

15

2.5. Analisis Pembandingan Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh

informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh

perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan tersebut diperbandingkan untuk dua

periode atau lebih, dan dianalisis lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data yang

dapat mendukung keputusan yang akan diambil.

Dalam prakteknya bentuk-bentuk laporan keuangan yang disusun oleh

perusahaan industri dan perusahaan perdagangan tidak menunjukkan adanya

keseragaman. Klasifikasi dari unsur-unsur laporan keuangan dari perusahaan yang

satu dibandingkan perusahaan yang lain menunjukkan adanya variasi. Variasi ini

timbul karena pengaruh berbagai faktor, seperti: (1) tujuan manajemen menyusun

laporan keuangan, (2) kegunaan lebih jauh dari laporan keuangan, (4) pengetahuan

dan pengalaman dari akuntan, dan (5) ketidakberhasilan dalam menerapkan konsep-

konsep akuntansi yang telah lazim diterima umum.

Dalam menganalisis laporan keuangan masing-masing pihak mempunyai

kepentingan sendiri-sendiri. Perbedaan kepentingan akan membawa perbedaan dalam

cara menganalisis laporan keuangan dan perbedaan dalam tekanan-tekanan yang

diberikan pada analisis tersebut. Dengan lain kata penafsiran atas hasil laporan

keuangan suatu perusahaan akan tergantung pada kedudukan dan kepentingan

masing-masing pihak terhadap perusahaan yang bersangkutan.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2_02-11.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Akuntansi adalah aktivitas

16

Prosedur Analisis

Sebelum mengadakan analisis terhadap suatu laporan keuangan, analis harus

benar-benar memahami laporan keuangan tersebut. Analis harus menggambarkan

aktivitas-aktivitas perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan tersebut.

Dengan kata lain bahwa agar dapat menganalisis laporan keuangan dengan hasil yang

memuaskan maka perlu mengetahui latar belakang dari data keuangan tersebut.

Analis harus mempunyai kemampuan atau kebijaksanaan yang cukup di

dalam mengambil suatu kesimpulan, di samping harus memperhatikan dan

mempertimbangkan perubahan-perubahan kondisi perusahaan juga harus

mempertimbangkan perubahan tingkat harga-harga yang terjadi.

Oleh karena itu sebelum mengadakan perhitungan-perhitungan analisis dan

interpretasi, analis harus mempelajari atau mengulang kembali secara menyeluruh

dan kalau dianggap perlu diadakan penyusunan kembali (reconstruction) dari data-

data sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku dan tujuan analisis. Maksud dari

perlunya mempelajari data secara menyeluruh ini adalah untuk meyakinkan pada

analis bahwa laporan itu sudah cukup jelas menggambarkan semua data keuangan

yang relevan dan telah diterapkannya prosedur akuntansi maupun metode penilaian

yang tepat, sehingga analis akan betul-betul mendapatkan laporan keuangan yang

dapat diperbandingkan.

Metode dan Teknik Analisis

Metode dan teknik analisis digunakan untuk menentukan dan mengukur

hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan, sehingga dapat diketahui

perubahan-perubahan dari masing-masing pos tersebut bila diperbandingkan dengan

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2_02-11.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Akuntansi adalah aktivitas

17

laporan dari beberapa periode untuk satu perusahaan tertentu, atau diperbandingkan

dengan teknik analisis lainnya, misalnya diperbandingkan dengan laporan keuangan

yang dibutuhkan atau dengan laporan keuangan perusahaan lainnya.

Tujuan dari setiap metode dan teknik analisis adalah untuk menyederhanakan

data sehingga dapat lebih mengerti. Pertama-tama analis harus mengorganisir atau

mengumpulkan data yang diperlukan, mengukur dan kemudian menganalisis dan

menginterpretasikan sehingga data ini menjadi lebih berarti.

Pada dasarnya ada beberapa jenis metode analisis yang dapat dilakukan,

yakni: analisis internal, analisis eksternal, analisis horisontal dan analisis vertikal.5

Analisis internal adalah analisis yang dilakukan oleh mereka yang bisa

mendapatkan informasi yang lengkap dan terperinci mengenai suatu perusahaan.

Analisis dilakukan manajemen dalam mengukur efisiensi usaha dan menjelaskan

perubahan yang terjadi dalam kondisi keuangan. Bagi seorang analis intern, selain

laporan-laporan keuangan keuangan yang diumumkan pada khalayak ramai, juga

tersedia laporan-laporan intern yang biasa tidak diumumkan dan hanya dipakai untuk

maksud-maksud intern.

Analisis eksternal adalah analisis yang dilakukan oleh mereka yang tidak bisa

mendapatkan data yang terperinci mengenai suatu perusahaan, laporan yang biasanya

dipakai adalah laporan neraca dan laporan laba rugi. Analisis demikian dilakukan

oleh bank, kreditur, pemegang saham, calon investor lainnya seperti dalam mengukur

tingkat likuiditas dan profitabilitas.

5 Djarwanto. Op.cit Halaman 55-56

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2_02-11.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Akuntansi adalah aktivitas

18

Analisis horisontal atau disebut juga analisis dinamis adalah analisis

perkembangan data keuangan dan data operasi perusahaan dari tahun ke tahun guna

mengetahui kekuatan atau kelemahan keuangan perusahaan.

Analisis vertikal atau disebut juga analisis statis adalah analisis laporan

keuangan yang terbatas hanya pada satu periode akuntansi saja, misalnya berupa

analisis rasio.

Sedangkan teknik analisis yang biasa digunakan dalam analisis laporan

keuangan adalah sebagai berikut:6

1. Analisis perbandingan laporan keuangan, adalah metode dan teknik

analisis dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua

periode atau lebih, dengan menunjukkan

a. data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah

b. kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah

c. kenaikan atau penurunan dalam persentase

d. perbandingan yang dinyatakan dalam rasio

e. persentase dari total

2. Trend atau kecenderungan posisi dan kemajuan keuangan perusahaan

yang dinyatakan dalam persentase (trend percentage analysis), adalah

suatu teknik analisis untuk mengetahui kecenderungan keadaan

keuangannya yang tetap, naik atau bahkan turun.

3. Laporan dengan persentase per komponen atau common size statement,

adalah suatu periode analisis untuk mengetahui persentase investasi pada

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2_02-11.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Akuntansi adalah aktivitas

19

masing-masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui

struktur permodalan dan komposisi pembebanan yang terjadi dihubungkan

dengan jumlah penjualan.

4. Analisis sumber dan penggunaan modal kerja, adalah suatu analisis untuk

mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk

mengetaui sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu.

5. Analisis sumber dan penggunaan kas (cash flow statement analysis),

adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah

uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang

kas selama periode tertentu.

6. Analisis rasio, adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan

dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu

atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.

7. Analisis perubahan laba kotor (gross profit analysis) adalah suatu analisis

untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari

periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode

dengan laba yang dibudgetkan untuk periode tersebut.

8. Analisis break-event adalah suatu analisis untuk menentukan tingkat

penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tidak

menderita kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan. Dengan

analisis break-event ini juga akan diketahui berbagai tingkat keuntungan

atau kerugian untuk berbagai tinkat penjualan.

6 Munawir: Analisis Laporan Keuangan, Penerbit Liberty, Yogyakarta, 2000, halaman 36-37

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2_02-11.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Akuntansi adalah aktivitas

20

2.6 Analisis Rasio

Yang dimaksud dengan “rasio” dalam analisis laporan keuangan adalah suatu

angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam

laporan keuangan. Hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan tersebut

dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana. Rasio ini dapat menjelaskan

atau memberi gambaran kepada analis tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi

keuangan perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan

angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar.

Dengan menggunakan Analisis rasio dimungkinkan untuk menentukan tingkat

likuiditas, solvabilitas, kefektifan operasi serta derajat keuntungan (profitabilitas)

suatu perusahaan. Untuk menentukan dan mengukur hal-hal tersebut diperlukan alat

pembanding yaitu rasio industri atau standar rasio rata-rata yang dibandingkan

dengan angka rasio perusahaan.

Standar rasio bukanlah merupakan angka pembanding yang ideal atau

bukanlah merupakan ukuran yang pasti, tetapi standar rasio yang dapat digunakan

sebagai pedoman atau pegangan bagi analis. Apabila dalam pembandingan ini

terdapat penyimpangan yang cukup besar maka perlu bagi analis untuk mengadakan

penelitian lebih lanjut. Sebab penyimpangan tersebut mungkin sekali ditimbulkan

oleh hal-hal yang luar biasa yang hanya terjadi dalam perusahaan yang sedang

diAnalisis.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2_02-11.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Akuntansi adalah aktivitas

21

Penggolongan Angka Rasio

Pada dasarnya macam atau jumlah angka-angka rasio itu banyak sekali karena

rasio dapat dibuat menurut kebutuhan analis, namun demikian angka-angka rasio

yang ada pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua golongan atau dua

kelompok. Golongan yang pertama adalah berdasarkan sumber data keuangan yang

merupakan unsur atau elemen dari angka rasio tersebut dan penggolongan yang kedua

adalah didasarkan pada tujuan dari analis dalam mengevaluasi perusahaan.7

Berdasarkan sumber datanya, maka angka rasio dapat dibedakan menjadi tiga

yaitu:

1. Rasio-rasio neraca (balance sheet ratio) yaitu rasio-rasio yang disusun

dari data yang berasal dari neraca, misalnya rasio lancar (current ratio),

rasio tunai (quick ratio), rasio modal sendiri dengan total aktiva, rasio

aktiva tetap dengan hutang jangka panjang.

2. Rasio-rasio laporan lab-rugi (income statement ratios), yaitu rasio-rasio

yang disusun dari data yang berasal dari laporan perhitungan laba-rugi,

misalnya gross profit margin, net operating margin, operating ratio.

3. Rasio-rasio antar laporan (interstatement ratios), yaitu rasio-rasio yang

disusun dari data yang berasal dari neraca dan laporan laba-rugi, misalnya

inventory turn over, account receivable turn over, sales to inventory, sales

to fixed, dan sebagainya.

7 Munawir, Op.cit, halaman 68

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2_02-11.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Akuntansi adalah aktivitas

22

Ada berbagai pendapat tentang kategori rasio berdasarkan tujuan analis dalam

mengevaluasi suatu perusahaan berdasarkan laporan keuangan diantaranya menurut

Weston dan Copeland (1991: 264)8 membuat kategori sebagai berikut:

1. Rasio Likuiditas, bertujuan mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban jangka pendeknya.

2. Rasio Leverage, bertujuan mengukur sejauh mana kebutuhan keuangan

perusahaan dibelanjai dengan dana pinjaman.

3. Rasio Aktivitas, bertujuan mengukur efektivitas perusahaan dalam

mengoperasikan dana.

4. Rasio Profitabilitas, bertujuan mengukur efektivitas manajemen yang tercermin

pada imbalan hasil dari investasi melalui kegiatan penjualan.

5. Rasio Pertumbuhan, bertujuan mengukur kemampuan perusahaan dalam

mempertahankan kedudukannya dalam pertumbuhan perekonomian dan dalam

industri.

6. Rasio Valuasi, bertujuan mengukur performance perusahaan secara keseluruhan,

karena rasio ini merupakan pencerminan dari rasio resiko dan rasio imbalan hasil.

Analisis rasio keuangan berguna untuk menentukan kinerja (performance

measures), efisiensi operasi (Operating Efficiency Measures), dan kebijakan

keuangan (financial policy measures) dapat dijelaskan sebagai berikut:

8 Weston J. Fred dan Copeland Thomas E.: Managerial Finance 8th Ed. Binarupa Aksara, Jakarta 2000

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2_02-11.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Akuntansi adalah aktivitas

23

1. Rasio Likuiditas

a. Rasio Lancar (Current Ratio)

Menunjukkan kemampuan dalam memenuhi kewajiban lancarnya dengan

menggunakan aktiva lancar.

Rasio Lancar = Aktiva Lancar

Kewajiban Lancar

b. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Menunjukkan kemampuan menyediakan kas dan aktiva lainnya yang dapat

dilikuidasikan dengan segera jika diperlukan. Rasio ini sering juga disebut

Acid Test Ratio.

Rasio Cepat = Aktiva Lancar – Persediaan

Kewajiban Lancar

c. Rasio Kas (Cash Ratio)

Merupakan aktiva perusahaan yang paling likuid yang mampu memenuhi

kewajiban lancar perusahaan.

Rasio Kas = Kas dan Bank + Deposito

Kewajiban Lancar

2. Rasio Leverage

a. Rasio Kewajiban Lancar terhadap Total Aktiva (Debt to Total Asset Ratio)

Mengukur berapa besar total aktiva yang dibiayai dengan kewajiban lancar.

Rasio Kewajiban Lancar terhadap Total Aktiva = Kewajiban Lancar

Total Aktiva

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2_02-11.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Akuntansi adalah aktivitas

24

b. Rasio Kewajiban Lancar terhadap Total Modal (Debt to Total Equity Ratio)

Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka

pendeknya dengan menggunakan modal sendiri.

Rasio Kewajiban Lancar terhadap Total Modal = Kewajiban Lancar

Modal Sendiri

c. Times Interest Earned Ratio

Mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dalam

melunasi beban yang timbul karena dana dari pihak eksternal bukan pemilik

dengan menggunakan dana dari laba usaha (EBIT)

Times Interest Earned Ratio = Laba Usaha

Beban Bunga

3. Rasio Aktivitas

a. Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turn-Over)

Mengukur efisiensi perusahaan dalam pemakaian total aktiva untuk

menghasilkan penjualan.

Rasio Perputaran Total Aktiva = Penjualan

Total Aktiva

b. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turn-Over)

Keefektifan dan keefesiensian perusahaan untuk mengatur investasinya dalam

persediaan direfleksikan dalam beberapa kali persediaan diputar selama

periode tertentu.

Rasio Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan

Persediaan

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2_02-11.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Akuntansi adalah aktivitas

25

c. Rasio Rata-Rata Periode Pemakaian Persediaan (Days of Inventory)

Mengukur persediaan yang ada dapat digunakan dalam beberapa lama bila

ditinjau dari harga pokok penjualan per hari.

Rasio Rata-Rata = Persediaan

COGS / 360

d. Rasio Perputaran Modal Kerja (Net Working Capital Turn-Over)

Mengukur kemampuan modal kerja perusahaan untuk menghasilkan

penjualan.

Rasio Perputaran Modal Kerja = Penjualan

Modal kerja

e. Rasio Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Asset Turn-Over)

Berguna untuk mengukur efisiensi perusahaan dalam penggunaan aktiva tetap

guna menghasilkan penjualan.

Rasio Perputaran Aktiva Tetap = Penjualan

Aktiva Tetap

f. Rasio Perputaran Piutang Dagang (Account Receivable Turn-Over)

Mengukur seberapa besar dari saldo piutang dagang perusahaan pada periode

tertentu berasal dari penjualan pada periode tersebut.

Rasio Perputaran Piutang Dagang = Penjualan

Piutang Dagang

g. Rasio Rata-Rata Periode Penagihan Piutang (Average Collection Period)

Menyatakan berapa cepat perusahaan dapat menagih piutang dagangnya

sehingga menjadi kas.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2_02-11.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Akuntansi adalah aktivitas

26

Rasio Rata-Rata Periode Penagihan Piutang = Laba Kotor

Penjualan Bersih

4. Rasio Profitabilitas

a. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)

Mencerminkan mark-up terhadap harga pokok penjualan dan kemampuan

manajemen untuk meminimalisasi harga pokok penjualan dalam hubungannya

dengan penjualan yang dilakukan perusahaan.

Margin Laba Kotor = Laba Kotor

Penjualan Bersih

b. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)

Mencerminkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba setelah

harga pokok penjualan, beban operasi, dan beban lainnya serta pajak dalam

hubungannya dengan penjualan.

Margin Laba Bersih = Laba Bersih

Penjualan Bersih

c. ROI (Return on Investment)

Mencerminkan kemampuan manajemen dalam mengatur aktivanya seoptimal

mungkin sehingga dicapai laba bersih yang diinginkan.

ROI = Laba Usaha

Total Aktiva

d. ROA (Return on Assets)

Mencerminkan kemampuan manajemen dalam mengatur pembiayaan

aktivanya dari laba bersih perusahaan.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2_02-11.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Akuntansi adalah aktivitas

27

ROA = Laba Bersih

Total Aktiva

e. ROE (Return on Earning)

Mencerminkan kemampuan manajemen dalam menghasilkan laba bersih dari

modal sendiri.

ROE = Laba Bersih

Modal Sendiri

f. EPS (Rupiah) / Earning per Share

Mengukur laba yang dihasilkan dari setiap lembar saham yang beredar

EPS = Laba Bersih

Jumlah Saham Beredar

g. Rasio Deviden Payout

Rasio ini digunakan untuk mengukur berapa besar bagian dari laba bersih

perusahaan yang digunakan sebagai deviden.

Deviden Payout = Deviden per Saham

Laba Bersih per Saham

Rasio yang dihasilkan dari laporan arus kas dapat membantu analis untuk

mengevaluasi kelayakan kas dari perusahaan, seperti kecukupan arus kas untuk

memenuhi kebutuhan kas perusahaan dan efisiensi arus kas perusahaan.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2_02-11.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Akuntansi adalah aktivitas

28

Rasio Kelayakan Kas

Tujuan rasio ini adalah menilai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas yang

cukup untuk memenuhi kebutuhan arus kas perusahaan. Ada 5 rasio penilaian

kelayakan kas, yakni:

1. Rasio Kecukupan Arus Kas =

Kas dari Operasi

Pembayaran Hutang Jgk Panjang+ Perolehan Aktiva Tetap+ Pembayaran Deviden

2. Rasio Pembayaran Kembali Hutang Jangka Panjang =

Pembayaran Hutang Jangka Panjang

Kas dari Operasi

3. Rasio Pembayaran Deviden =

Pembayaran Deviden

Kas dari Operasi

4. Rasio Investasi Kembali =

Pembayaran Aktiva Tetap

Kas dari Operasi

5. Rasio Pencakupan Hutang =

Total Hutang Jangka Panjang

Kas dari Operasi

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2_02-11.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Akuntansi adalah aktivitas

29

Rasio Efesiensi Arus Kas

Penilaian hubungan antara item-item laporan laba-rugi dengan arus kas untuk menilai

efisiensi perusahaan dalam menghasilkan arus kas operasionalnya. Terdapat tiga rasio

dalam efisiensi arus kas.

1. Rasio Arus Kas terhadap Penjualan =

Kas dari Operasi

Sales

2. Index Operasi =

Kas dari Operasi

LabaBersih

3. Arus Kas Hasil Pengembalian Asset =

Kas dari Operasi + Pembayaran Pajak + Pembayaran Bunga

Total Asset Rata-Rata

2.7 Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan

Keterbatasan analisis rasio antara lain adalah:

a. Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang

dinalisis apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang usaha.

b. Rasio disusun dari data keuangan dan data tersebut dipengaruhi oleh cara

penafsiran yang berbeda dan bahkan bisa merupakan hasil manipulasi.

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2_02-11.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Akuntansi adalah aktivitas

30

c. Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang

berbeda, misalnya perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian

persediaan.

d. Informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya perkiraan.

2.8 Perencanaan dan Pengendalian Keuangan

Perencanaan dan pengendalian keuangan melibatkan proyeksi-proyeksi

berdasarkan standar dan perkembangan dari umpan balik dan proses penyesuaian

untuk memperbaiki prestasi kerja. Perencanaan keuangan mencakup penjualan, laba

dan aktiva yang didasarkan pada alternatif strategi produksi dan pemasaran, untuk

kemudian menentukan bagaimana memenuhi kebutuhan permodalan. Bila ternyata

hasil aktual tidak sesuai dengan proyeksinya, perencanaan keuangan harus dapat

mengidentifikasikan perubahan-perubahan potensial yang mungkin akan memberikan

hasil yang memuaskan.

Menurut Agnes Sawir (2001) perencanaan keuangan adalah proses dari:

1. menganalisis pendanaan dan pilihan investasi yang terbuka bagi

perusahaan

2. Memproyeksikan konsekuensi masa yang akan datang akibat keputusan

saat ini, guna menghindari hal yang tak terduga dan hubungan antara

keputusan saat ini dan masa yang akan datang.

3. Menentukan alternatif mana yang akan dipilih

4. Mengukur hasil selanjutnya terhadap tujuan dalam rencana keuangan.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2_02-11.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Akuntansi adalah aktivitas

31

Perencanaan keuangan biasanya berupa performa neraca, laporan laba-rugi,

dan laporan sumber dan penggunaan dana, serta rancana pengeluaran modal

berdasarkan kategori dan divisi atau lini bisnis. Rencana dan anggaran keuangan

merupakan alat untuk memandu perusahaan dalam merumuskan kebijakan yang tepat

dan dalam melakukan penyesuaian yang segera terhadap perubahan di bidang

ekonomi dan perubahan persaingan yang selalu terjadi di dunia usaha.

Syarat untuk perencanaan yang efektif, adalah:

1. Peramalan

Perusahaan tidak akan pernah dapat melakukan peramalan yang tepat secara

sempurna.

2. Menemukan rencana keuangan yang optimal

Seorang manajer keuangan yang baik harus dapat menilai rencana mana yang

terbaik untuk perusahaannya.

3. Melihat rencana keuangan berjalan

Rencana jangka panjang digunakan juga sebagai tolok ukur untuk menilai hasil

yang dicapai pada masa datang.