35
8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Data Data adalah suatu simbol atau koleksi dari simbol yang digunakan untuk mewakili atau menunjukkan sesuatu (Beynon,1996,p1). Selain itu data juga dapat diartikan sebagai fakta yang dapat disimpan dan memiliki arti (Elmasri,2000,p4). 2.2 Database Database adalah suatu koleksi data yang saling berelasi secara logis dan deskripsi data ini dirancang untuk mencapai permintaan informasi dari sebuah organisasi (Conolly,2005,p15). Database juga diartikan sebagai suatu tempat penyimpanan yang tersusun untuk data. Kebanyakan sistem database dibangun untuk mempertahankan data yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan sehari-hari dari suatu organisasi (Beynon,1996,p11). Database itu sendiri dapat dilihat sebagai sebuah lemari penyimpanan elektronik. Dengan kata lain, database adalah sebuah tempat penyimpanan untuk koleksi berkas data yang terkomputerisasi (Date,1995,p2).

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00188-IF bab 2.pdfmendukung manipulasi data yang tersimpan dalam database. Operasi memanipulasi

  • Upload
    ngodieu

  • View
    212

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

8

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Data

Data adalah suatu simbol atau koleksi dari simbol yang digunakan untuk

mewakili atau menunjukkan sesuatu (Beynon,1996,p1). Selain itu data juga

dapat diartikan sebagai fakta yang dapat disimpan dan memiliki arti

(Elmasri,2000,p4).

2.2 Database

Database adalah suatu koleksi data yang saling berelasi secara logis dan

deskripsi data ini dirancang untuk mencapai permintaan informasi dari sebuah

organisasi (Conolly,2005,p15).

Database juga diartikan sebagai suatu tempat penyimpanan yang

tersusun untuk data. Kebanyakan sistem database dibangun untuk

mempertahankan data yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan sehari-hari

dari suatu organisasi (Beynon,1996,p11).

Database itu sendiri dapat dilihat sebagai sebuah lemari penyimpanan

elektronik. Dengan kata lain, database adalah sebuah tempat penyimpanan untuk

koleksi berkas data yang terkomputerisasi (Date,1995,p2).

9

2.3 Database Management System (DBMS)

DMBS adalah suatu koleksi yang terdiri dari data yang saling

berhubungan dan satu paket program untuk mengakses ke data itu

(Silberschatz,2002,p1).

DBMS juga diartikan sebagai suatu sistem software yang memungkinkan

pengguna untuk mengolah, membuat, mengatur dan mengontrol akses database

(Conolly,2005,p16).

Lingkungan DBMS mempunyai 5 komponen penting yaitu:

• Hardware

Hardware digunakan untuk menjalankan DBMS dan aplikasi.

Hardware berupa komputer pribadi (Personal Computer), mainframe,

dan jaringan komputer (Conolly,2005,p19).

• Software

Software meliputi software DBMS, software aplikasi, sistem

operasi dan juga software jaringan jika dalam penggunaanya

menggunakan jaringan(Conolly,2005,p20).

• Data

Komponen yang sangat penting dan juga merupakan

komponen yang menghubungkan antara komponen hardware dan

software dengan komponen prosedur dan pengguna.

• Prosedur

Prosedur adalah instruksi dan aturan-aturan yang harus

dilakukan dalam menggunakan database.

10

• Pengguna

Terdapat 3 jenis pengguna, yaitu :

1. Pemrogram Aplikasi

Pemrogram aplikasi adalah pengguna yang

bertanggung jawab untuk menyusun program aplikasi dengan

menggunakan database dalam bahasa pemrograman.

2. Pengguna Akhir (End User)

Pengguna akhir adalah pengguna yang berinteraksi

langsung dengan sistem. Pengguna akhir tersebut dapat

mengakses database dari aplikasi terhubung yang telah

disediakan, atau menggunakan antarmuka yang disediakan

oleh software database tersebut.

3. Database Administrator (DBA)

DBA adalah orang yang membuat beberapa ketentuan

pendukung teknis untuk mengimplementasikan keputusan-

keputusan yang mencakup kebijakan penggunaan data dalam

skala perusahaan besar.

(Date,1995,p7-8)

2.4 Database Languages

Sebuah subbahasa data mencakup dua bagian, yaitu Data Definition

Language (DDL) dan Data Manipulation Language (DML). DDL digunakan

untuk menetapkan skema database sedangkan DML digunakan untuk membaca

dan mengubah database (Connolly,2005,p39-40).

11

2.4.1 DDL (Data Definition Language)

Suatu bahasa yang mengizinkan DBA atau pengguna untuk

mendeskripsikan dan memberi nama pada entity, attribute, dan

relationship yang diperlukan dalam aplikasi terkait dengan setiap

integrity constraint dan security yang dihubungkan (Conolly,2005,p40).

2.4.2 DML (Data Manipulation Language)

Suatu bahasa yang menyediakan suatu paket operasi untuk

mendukung manipulasi data yang tersimpan dalam database. Operasi

memanipulasi data umumnya meliputi beberapa hal berikut :

• Memasukkan data baru ke dalam database.

• Memodifikasi data yang sudah tersimpan dalam database.

• Membaca data yang sudah tersimpan dalam database.

• Menghapus data yang ada dalam database.

(Conolly,2005,p40-41)

DML dibedakan menjadi dua tipe, yaitu :

1. Prosedural

Suatu bahasa yang mengizinkan pengguna untuk

memberitahu sistem, data apa yang dibutuhkan dan bagaimana

mengambil data tersebut (Conolly,2005,p41).

12

2. Non-prosedural

Suatu bahasa yang mengizinkan pengguna untuk

menyatakan data apa yang dibutuhkan daripada bagaimana

data itu diambil (Conolly,2005,p41).

2.5 Database Architecture

Gambar 2. 1 Tiga Tingkat Arsitektur ANSI-SPARC

13

Tiga Tingkat Arsitektur terdiri dari :

1. Tingkat eksternal

Tingkat dimana terdapat tampilan database untuk pengguna. Tingkat

ini menjelaskan bahwa ada bagian dari database yang relevan ke setiap

pengguna. Pada tampilan ini terdapat :

• Lebih dari satu entity.

• Lebih dari satu attribute.

• Lebih dari satu relationship.

2. Tingkat konseptual

Tingkat dimana terdapat tampilan database untuk komunitas. Tingkat

ini menjelaskan data apa yang disimpan di database dan juga menjelaskan

relationship antar data. Tingkat ini mewakili :

• Semua entity, attribute dari entity tersebut, dan relationship-nya.

• Kendala yang ada pada data.

• Informasi semantik tentang data.

• Security dan integrity information.

3. Tingkat internal

Tingkat dimana representasi fisik dari database dalam komputer.

Tingkat ini menjelaskan bagaimana data disimpan dalam database. Tingkat

internal ini berkaitan dengan beberapa hal dibawah ini :

• Alokasi ruang penyimpanan untuk data dan indeks.

• Pencatatan data untuk penyimpanan.

• Komparasi data dan teknik enkripsi data.

14

• Penempatan pencatatan.

Dibawah tingkat internal terdapat tingkat fisik yang mengatur sistem

operasi dibawah arahan dari DBMS. Fungsi dari DBMS dan sistem operasi

pada tingkat ini tidak jelas dan berbeda dari sistem ke sistem.

Sasaran dari Tiga Tingkat Arsitektur ini adalah memisahkan setiap

tampilan pengguna terhadap database dengan cara database tersebut

direpresentasikan secara fisik. Berikut adalah beberapa alasan mengapa

pemisahan ini diperlukan :

• Semua pengguna dapat mengakses data yang sama, tetapi

memiliki tampilan yang berbeda disesuaikan dengan data. Setiap

pengguna harus mengubah cara pandangnya terhadap data, dan

perubahan ini tidak dapat mempengaruhi pengguna lainnya.

• Para pengguna tidak perlu lagi berhubungan langsung dengan

rincian penyimpanan database, seperti indexing atau hashing.

Dengan kata lain, interaksi pengguna dengan database harus

berdiri sendiri terhadap pertimbangan penyimpanan.

• Database Administrator (DBA) harus mengubah struktur

penyimpanan database tanpa mempengaruhi tampilan pengguna.

• Struktur internal dari database harus tidak terpengaruh dengan

perubahan ke aspek fisik penyimpanan, seperti perubahan besar

ke perangkat yang baru.

15

• Database Administrator (DBA) harus mengubah struktur

konseptual dari database tanpa mempengaruhi semua pengguna.

(Conolly,2005,p35-37)

2.6 Data Independence

Sasaran utama dari tiga-tingkat arsitektur adalah untuk menyediakan data

independence atau kemandirian data, dalam arti tingkat atas tidak akan berubah

dengan perubahan ke tingkat bawah. Terdapat dua tipe dari kemandirian data:

• Logis

Merujuk kepada imunitas dari skema eksternal untuk

perubahan dalam skema konseptual.

• Fisik

Merujuk kepada imunitas dari skema konseptual untuk

perubahan dalam skema internal.

(Conolly,2005,p38-39)

2.7 Entity-Relationship Model (ER Model)

Entity-Relationship Model merupakan salah satu model yang dapat

memastikan pemahaman yang tepat terhadap data dan bagaimana

penggunaannya di dalam suatu organisasi (Conolly,2005,p342).

Model ini menggunakan pendekatan Top-Down dalam merancang

database, dimulai dengan mengidentifikasikan data penting yang disebut entity

dan relationship antara data harus direpresentasikan ke dalam model, kemudian

16

ditambahkan beberapa attribute dan constraint pada entity, atributte dan

relationship.

Gambar 2. 2 Notasi ER Model

2.7.1 Tipe Entity

Tipe entity adalah sekumpulan objek dengan properti yang sama,

yang diidentifikasikan di dalam perusahaan karena keberadaannya yang

mandiri. Sedangkan kejadian entity adalah sebuah objek dari satu tipe

entity yang dapat diidentifikasi secara unik (Connolly,2005,p343).

Keberadaan objek-objeknya secara nyata, seperti PTN dan KOPERTIS,

atau secara abstrak seperti penjualan. Tipe entity dapat dikelompokkan

menjadi :

17

• Tipe Entity Kuat

Tipe entity kuat adalah tipe entity yang keberadaannya

tidak bergantung pada tipe entity lainnya

(Connoly,2005,p354).

• Tipe Entity Lemah

Tipe entity lemah adalah tipe entity yang

keberadaannya bergantung pada tipe entity lainnya

(Connolly,2005,355).

2.7.2 Tipe Relationship

Tipe relationship adalah gabungan antara tipe entity. Setiap jenis

relationship diberikan nama yang menjelaskan fungsinya. Sedangkan

kejadian relationship adalah sebuah hubungan yang dapat

diidentifikasikan secara unik, yang meliputi sebuah kejadian dari setiap

tipe entity di dalam relationship (Connolly,2005,p346).

2.7.2.1 Derajat dari Tipe Relationship

Derajat dari tipe relationship adalah banyaknya tipe entity

yang berpartisipasi dalam sebuah relationship

(Connolly,2005,p347). Tipe relationship kompleks adalah sebuah

relationship antara tiga atau lebih tipe entity

(Connolly,2005,p348).

18

2.7.2.2 Recursive Relationship

Relationship recursive adalah sebuah tipe relationship

dimana ada entity yang sama yang diikutsertakan lebih dari satu

fungsi (Connolly,2005,p349).

2.7.3 Attribute

Attribute adalah properti dari sebuah entity atau relationship

(Connolly,2005,p350). Attribute juga diartikan sebagai properti deskriptif

atau karakteristik dari sebuah entity. Attribute menampung nilai yang

menjelaskan setiap kejadian entity dan menggambarkan bagian utama

dari data yang disimpan dalam database (Whitten,2004,p295).

• Attribute Domain

Attribute domain adalah sejumlah nilai yang diizinkan

untuk nilai lebih untuk satu atau lebih attribute. Domain

menetapkan bahwa sebuah attribute mungkin menahan dan

serupa dengan konsep domain pada model relationship

(Connolly,2005,p350).

• Attribute Simpel

Sebuah Attribute yang disusun dari komponen tunggal

dengan keberadaan yang mandiri. Attribute simpel tidak bisa

dibagi lebih jauh lagi ke komponen yang lebih kecil. Seperti

contoh posisi entity dan gaji karyawan. Attribute simpel dapat

disebut juga atomic attribute (Connolly,2005,p351).

19

• Attribute Komposit

Sebuah attribute yang disusun dari komponen yang

berlipat ganda, masing-masing dengan sebuah keberadaan

yang bebas. Beberapa attribute dapat dibagi lebih jauh lagi ke

hasil komponen yang lebih kecil dengan keberadaan

mandiri yang dimiliki attribute itu sendiri

(Connolly,2005,p351).

• Attribute Single-Valued

Attribute yang mempunyai nilai tunggal untuk setiap

kejadian pada sebuah tipe entity (Connolly,2005,p351).

• Attribute Multi-Valued

Attribute yang mempunyai beberapa nilai untuk setiap

kejadian pada sebuah tipe entity (Connolly,2005,p352).

• Attribute Derivasi

Sebuah attribute yang mewakili sebuah nilai yang

dapat diturunkan dari attribute lain yang berhubungan atau

kumpulan dari beberapa attribute, dan tidak harus berasal dari

entity yang sama (Connolly,2005,p352).

2.7.4 Keys

• Candidate Key

Sejumlah kecil attribute yang secara unik mengidentifikasikan

setiap kejadian dari setiap tipe entity (Connolly,2005,p352).

20

• Primary Key

Candidate key yang terpilih untuk mendefinisikan secara unik

pada setiap kejadian dari sebuah tipe entity (Connolly,2005,p353).

• Composite Key

Sebuah candidate key yang terdiri dari dua atau banyak

attribute (Connolly,2005,p353).

• Foreign Key

Himpunan attribute dalam suatu relationship yang cocok

dengan candidate key dari beberapa relationship lainnya

(Connolly,2005,p79).

• Alternate Key

Candidate key yang tidak terpilih menjadi primary key, atau

biasa disebut secondary key (Whitten,2004,p298).

2.7.5 Structural Constraints

Constraint harus menggambarkan pembatasan didalam

relationship seperti halnya di ‘dunia nyata’. Jenis utama dari constraint

pada suatu relationship dinamakan multiplicity.

Multiplicity adalah banyaknya kejadian yang mungkin pada

sebuah tipe entity yang mungkin berhubungan dengan suatu kejadian dari

tipe entity lain pada suatu relationship (Connoly,2005,p356).

Derajat yang paling umum pada suatu relationship adalah biner.

Relationship biner terdiri dari :

21

• One-to-one Relationship (1:1)

Gambar 2. 3 One-to-one Relationship

Pada gambar 2.3 bisa dilihat bahwa A hanya terhubung

one-to-one (1:1) dengan C, dan B hanya terhubung one-to-one

(1:1) dengan D. Berdasarkan gambar diatas dapat ditulis

multiplicity-nya seperti gambar di bawah ini

(Connolly,2005,p357).

Gambar 2. 4 Notasi One-to-one Relationship

22

• Οne-to-many Relationship (1:*)

Gambar 2. 5 One-to-many Relationship

Pada gambar 2.5 bisa dilihat bahwa B terhubung one-to-

many (1:*) dengan D dan E. Berdasarkan dari gambar diatas dapat

ditulis multiplicity-nya seperti gambar di bawah ini

(Connolly,2005,p358).

Gambar 2. 6 Notasi One-to-many Relationship

23

• Many-to-many Relationship (*:*)

Gambar 2. 7 Many-to-many Relationship

Pada gambar 2.7 dapat dilihat bahwa A terhubung one-to-

many (1:*) dengan D dan E. Sedangkan E terhubung one-to-many

(1:*) dengan A dan B. Maka entity Group 1 ( dengan value A dari

gambar diatas) dan Group 2 (dengan value E dari gambar diatas)

terhubung many-to-many (*:*). Berdasarkan gambar diatas dapat

ditulis multiplicity-nya seperti gambar di bawah ini

(Connolly,2005,p359).

Gambar 2. 8 Notasi Many-to-many Relationship

24

2.8 Cardinality dan Participation Constraints

Multiplicity sebenarnya terdiri atas dua batasan yang berbeda, yaitu :

• Cardinality

Cardinality adalah nilai maksimum dari kejadian relationship

yang mungkin terjadi untuk sebuah entity yang ikut serta pada suatu

relationship (Conolly,2005,p363).

• Participation

Participation menentukan apakah semua atau hanya beberapa

kejadian entity yang ikut serta dalam sebuah relationship

(Connolly,2005,p363).

Participation constraint dibagi menjadi :

a. Mandatory Participation

Participation mandatory melibatkan semua kejadian

entiti pada relationship tertentu (Connolly,2002,p351).

b. Optional Participation

Optional participation melibatkan beberapa kejadian

entiti pada relationship tertentu (Connolly,2002,p351).

2.9 Relationship Model

Semua data secara logika tersusun di dalam beberapa relationship (tabel),

setiap relationship mempunyai suatu nama terdiri dari attribute (kolom) dan

data. Masing–masing tuple (baris) berisi satu nilai setiap attribute-nya. Kekuatan

besar model relationship adalah struktur logis yang sederhana

(Conolly,2005,p69).

25

Model relationship menggunakan sekumpulan tabel untuk mewakili data

dan relationship diantara data tersebut. Masing-masing tabel memiliki kolom

ganda, dan setiap kolom memiliki nama unik (Silberschatz,2002,p9).

2.10 Enhanced Entity-Relationship Model (EER Model)

Model EER memiliki tiga konsep tambahan yang sangat berguna dan

penting yaitu spesialisasi/generalisasi, agregasi dan komposisi.

2.10.1 Spesialisasi/Generalisasi

Spesialisasi merupakan suatu proses memaksimalkan perbedaan-

perbedaan antara anggota sebuah entity dengan cara mengidentifikasi

karakteristik yang membedakan entity tersebut (Connolly,2005,p374).

Sedangkan, generalisasi merupakan suatu proses yang

meminimalkan perbedaan-perbedaan antara entity dengan cara

mengidentifikasi sifat umum entity (Connolly,2005,p375).

2.10.2 Agregasi

Agregasi menggambarkan relationship ‘mempunyai sebuah’ atau

‘bagian dari’ antara tipe entity dimana salah satunya mewakili ‘seluruh’

dan salah satunya lagi mewakili ‘bagian’ (Connolly,2005,p383).

2.10.3 Komposisi

Komposisi adalah sebuah bentuk yang spesifik dari agregasi yang

merepresentasikan sebuah kumpulan antar entity. Dimana terdapat sebuah

26

kepemilikan yang kuat dan kebetulan antara ‘seluruh’ dan ‘bagian’

(Connolly,2005,p384).

2.11 Normalisasi

Normalisasi adalah sebuah teknik untuk menghasilkan suatu paket

relationship dengan properti yang diinginkan, dan memberikan persyaratan data

dari sebuah perusahaan (Connolly,2005,p388).

2.11.1 Redudansi Data dan Update Anomalies

Tujuan utama dari desain relationship database adalah untuk

mengelompokkan attribute kedalam relationship untuk meminimalisasi

data yang redundan. Jika tujuan ini tercapai, keuntungan potensial bagi

implementasi database mencakup beberapa hal, yaitu :

• Pembaruan data yang tersimpan dalam database yang dicapai

dengan minimal jumlah operasi dengan demikian akan

mengurangi kesempatan dalam ketidakkonsistenan data yang

terjadi dalam database (Connolly,2005,p390).

• Pengurangan kapasitas di berkas penyimpanan diperlukan

oleh relationship dasar dengan demikian dapat

meminimalisasi biaya (Connolly,2005,p390).

Relationship yang berulang memungkinkan memiliki beberapa

masalah yang disebut update anomalies. Update anomalies

27

diklasifikasikan sebagai insertion, deletion atau modification anomalies

(Connolly,2005,p391).

2.11.2 Functional Dependencies

Menjelaskan relationship antara attribute dalam setiap

relationship. Sebagai contoh, jika A dan B adalah attribute dari

relationship R, fungsi B tergantung dari A (ditandai A→B), jika setiap

nilai dari A berasosiasi dengan nilai dari B. (A dan B masing-masing

terdiri dari satu atau lebih attribute) (Connolly,2005,p392).

2.11.3 Proses Normalisasi

1. Unnormalized Form (UNF)

Suatu tabel yang terdiri dari satu atau lebih kelompok yang

berulang (repeating group). Repeating group adalah sebuah

attribute atau himpunan attribute di dalam tabel yang memiliki

lebih dari satu nilai (multiple value) untuk sebuah primary key

pada tabel tersebut (Connolly,2005,p403).

2. First Normal Form (1NF)

Sebuah relationship dimana titik temu antara baris dan

kolomnya mengandung hanya satu nilai. Sebuah relationship akan

berada dalam 1NF jika repeating group tersebut telah hilang. Ada

dua pendekatan umum untuk menghilangkan repeating group dari

tabel yang tidak normal, yaitu :

28

• Memasukkan data yang tepat di kolom yang kosong dari

baris yang mengandung data berulang.

• Menempatkan data berulang bersama salinan attribute

kunci pada relationship yang terpisah. Sebuah primary

key diidentifikasikan ke dalam relationship yang baru.

(Connolly,2005,p403).

3. Second Normal Form (2NF)

Sebuah relationship yang berada pada 1NF dan setiap

attribute yang bukan primary key berfungsi secara penuh

bergantung pada primary key-nya (Connolly,2005,p407).

4. Third Normal Form (3NF)

Sebuah relationship yang berada pada 1NF dan 2NF, dan

tidak ada attribute yang bukan primary key yang secara langsung

bergantung kepada primary key-nya (Connolly,2005,p408).

2.12 The Database System Development Lifecycle

Sebagai sistem database komponen mendasar bagi perusahan besar yang

memiliki sistem informasi yang luas, sistem database mengembangkan siklus

hidup yang secara lazim terkait dengan siklus hidup dari sistem informasi.

Penting untuk mengetahui tahapan-tahapan dari pengembangan siklus hidup

sistem database tersebut. Berikut tahapan-tahapannya :

29

Gambar 2. 9 The Database System Development Lifecycle

30

• Perencanaan Database

Aktivitas manajemen yang mengizinkan atau membiarkan

langkah-langkah dari aplikasi database yang memungkinkan untuk

direalisasikan secara efisien dan efektif (Connolly,2005,p285).

• Pendefinisian Sistem

Mendeskripsikan lingkup dan batasan-batasan dari aplikasi

database dan pandangan pengguna utama. Pandangan pengguna

adalah apa saja yang termasuk dalam sistem database dari perspektif

peran kerja tertentu seperti manajer atau supervisor, atau area aplikasi

perusahaan seperti personal marketing atau kontrol saham

(Connolly,2005,p286).

• Pengumpulan dan Analisis Data

Proses pengumpulan dan analisa data tentang bagian dari

organisasi yang akan didukung oleh aplikasi database, dan

menggunakan data ini untuk mengidentifikasi persyaratan-persyaratan

pengguna dari sistem yang baru (Connolly,2005,p288).

• Perancangan Database

Proses menciptakan rancangan untuk suatu database yang

akan mendukung operasi dan sasaran perusahaan

(Connolly,2005,p291). Terdapat dua pendekatan perancangan

database yaitu :

31

Bottom-up

Pendekatan ini sesuai untuk rancangan database

yang sederhana dengan jumlah attribute yang relatif

sedikit (Connolly,2005,p291).

Top-down

Pendekatan ini lebih sesuai untuk strategi untuk

rancangan database yang rumit (Connolly,2005,p292).

Perancangan database terdiri dari tiga tahap , yaitu :

Perancangan Database Konseptual

Proses membangun sebuah model dari data yang

digunakan dalam suatu perusahaan, independen dari

semua pertimbangan fisik (Connolly,2005,p293). Berikut

langkah dalam perancangan database konseptual :

Langkah 1 Membangun model data konseptual :

1.1 Identifikasi tipe entity.

1.2 Indentifikasi tipe relationship.

1.3 Identifikasi dan mengumpulkan attribute dengan tipe

entity atau tipe relationship.

1.4 Menetukan domain attribute.

1.5 Menetukan attribute candidate key, primary key dan

alternate key.

1.6 Mempertimbangkan penggunaan konsep model

enhanced (pilihan).

32

1.7 Memeriksa redudansi dari model.

1.8 Memvalidasi model data konseptual terhadap

transaksi pengguna.

1.9 Meninjau kembali model data konseptual terhadap

pengguna.

(Connolly,2005,p440)

Perancangan Database Logikal

Proses membangun sebuah model dari data yang

digunakan dalam suatu perusahaan bedasarkan pada model

data yang spesifik, tetapi independen terhadap DBMS

tertentu dan pertimbangan fisik lainnya

(Connolly,2005,p294).

Langkah 2 Membangun dan memvalidasi model data

logika :

2.1 Derivasi relationship untuk model data logika.

2.2 Validasi relationship dengan normalisasi.

2.3 Validasi relationship terhadap relationship transaksi.

2.4 Memeriksa integrity constraint.

2.5 Meninjau model data logika dengan pengguna.

2.6 Menggabungkan model data logika kedalam model

global (pilihan).

2.7 Meninjau untuk perkembangan di masa yang akan

datang.

(Connolly,2005,p440)

33

Perancangan Database Fisikal

Proses memproduksi sebuah deskripsi dari

implementasi database dalam tempat penyimpanan kedua,

hal itu menjelaskan relationship dasar berkas organisasi,

dan indeks yang digunakan untuk mencapai keefisienan

akses ke data, dan apapun integrity constraint yang

terkait dan langkah-langkah security

(Connolly,2005,p294).

Langkah 3 Menerjemahkan model data logika untuk

target DBMS :

3.1 Merancang relationship dasar.

3.2 Merancang representasi dari data derivasi.

3.3 Merancang general constraint .

Langkah 4 Merancang berkas organisasi dan indeks :

4.1 Menganalisa transaksi.

4.2 Memilih berkas organisasi.

4.3 Memilih indeks.

4.4 Estimasi kapasitas disk yang dibutuhkan.

Langkah 5 Merancang views pengguna.

Langkah 6 Merancang mekanisme security.

Langkah 7 Mempertimbangkan pengenalan dalam

mengontrol redudansi.

34

Langkah 8 Memonitor dan mengaktifkan sistem

operasional.

(Connolly,2005,p441)

• Pemilihan DBMS

Pemilihan dari suatu DBMS yang sesuai untuk mendukung

aplikasi database (Connolly,2005,p295).

Langkah-langkah dalam pemilihan DBMS:

- Menetapkan sasaran studi.

- Daftar singkat dua atau tiga produk.

- Evaluasi produk.

- Merekomendasikan pilihan dan menghasilkan laporan.

• Perancangan Aplikasi

Perancangan antarmuka pengguna dan program aplikasi yang

digunakan untuk memproses database. Pentunjuk dalam mendesain

antarmuka pengguna :

− Judul yang bermakna.

− Instruksi yang mudah dipahami.

− Pengelompokan yang logis dan kolom yang berurutan.

− Visualilasi tata letak yang menarik dari laporan.

− Nama field yang akrab.

− Terminologi dan singkatan yang konsisten.

− Warna yang digunakan konsisten.

− Ruang dan batas-batas untuk field memasukkan data jelas.

− Pergerakan kursor yang mudah.

35

− Perbaikan kesalahan untuk karakter individu dan seluruh

field.

− Pesan kesalahan untuk nilai yang tidak dapat diterima.

− Field pilihan ditandai dengan jelas.

− Pesan yang jelas untuk field.

− Adanya sinyal selesai, ketika pengguna selesai mengisi

field dari suatu formulir.

(Connolly,2005,p299)

• Prototipe

Membangun suatu model kinerja dari suatu aplikasi

database (Connolly,2005,p303).

• Implementasi

Realisasi secara fisik dari database dan perancangan aplikasi

(Connolly,2005,p304).

• Konversi data dan Pemuatan

Mentransfer setiap data yang ada ke dalam database yang

baru dan mengubah setiap aplikasi yang berjalan untuk berjalan di

database yang baru (Connolly,2005,p305).

• Pengujian

Proses melaksanakan program aplikasi dengan tujuan untuk

menemukan kesalahan. Berikut adalah contoh kriteria yang dapat

digunakan untuk melaksanakan evaluasi :

36

- Learnability

Berapa lama waktu yang diperlukan untuk seorang

pengguna baru menjadi produktif dengan sistem?

(Connolly,2005,p305).

- Performance

Seberapa baik sistem dalam menaggapi kesesuian

praktek kerja pengguna? (Connolly,2005,p305).

- Robustness

Setoleransi apa sistem pada kesalahan pengguna?

(Connolly,2005,p305).

- Recoverability

Seberapa baik sistem saat pemulihan kesalahan

pengguna? (Connolly,2005,p306).

- Adaptibiliy

Seberapa dekat sistem terikat ke satu model kerja?

(Connolly,2005,p306).

• Operasional dan pemeliharaan

Proses pemantauan dan memelihara sistem dengan mengikuti

instalasi. Tahap ini melibatkan dua kegiatan, yakni :

- Memantau kinerja sistem.

- Memelihara dan memperbaharui sistem database (jika

diperlukan) (Connolly,2005,p306).

37

2.13 Web Database

Web database adalah sistem yang menggunakan dua teknologi yaitu web

dan database. Sistem ini menyediakan akses yang lebih lebar ke sistem database,

proses sistem distribusi dan pelayanan yang lebih dengan sistem yang sudah

terintegrasi (Eaglestone,2001,p38).

2.14 Delapan Aturan Emas (Eight Golden Rules)

Delapan aturan emas perancangan dialog merupakan prinsip-prinsip dasar

peracangan antarmuka yang paling banyak digunakan dalam pembuatan suatu

sistem yang interaktif. Aturan-aturan dasar delapan aturan emas adalah sebagai

berikut :

1. Rancangan yang dibuat harus selalu konsisten.

Konsistensi dalam urutan aksi harus diperhatikan dalam situasi yang

memiliki kemiripan. Menu, pesan, dan help harus memiliki

terminologi yang sama.

2. Memungkinkan pemakai menggunakan shortcuts

Seiring dengan meningkatnya pengunaan dari suatu sistem, pengguna

menginginkan suatu interaksi minimal dengan hasil yang sama

dengan interaksi secara seharusnya. Waktu responsi yang rendah dan

tingkat display yang tinggi merupakan daya tarik tersendiri bagi para

pemakai.

3. Memberikan umpan balik yang informatif

Penampilan visual dari suatu objek merupakan cara untuk

menampilkan perubahan secara eksplisit.

38

4. Merancang dialog untuk menghasilkan keadaan akhir yang baik

Umpan balik yang informatif kepada pengguna pada taraf akhir dari

suatu kelompok aksi akan memberikan kepuasan kepada pengguna

bahwa aksi yang mereka lakukan telah berhasil dengan baik, sehingga

akan memberikan kesan kepada pengguna bahwa pengguna tersebut

aman untuk memberikan aksi selanjutnya.

5. Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana.

Perancangan sistem harus dirancang agar pengguna tidak mudah

melakukan kesalahan yang signifikan. Jika pengguna membuat suatu

kesalahan pada sistem maka sistem sebaiknya memberikan

peringantan yang sederhana dan spesifik.

6. Mengizinkan pembalikan aksi dengan mudah.

Setiap aksi yang dibuat pada sistem harus dirancang agar dapat

melakukan pembalikan (undo) untuk kembali ke keadaan awal.

Dengan situasi seperti ini, maka pengguna dari sistem dapat

mengeksploitasi sistem yang telah dibuat.

7. Mendukung pengaturan fokus secara internal

Pengguna yang berinteraksi dengan sistem akan medapatkan respon

balik dari sistem sesuai dengan apa yang dilakukan oleh pengguna.

Respon balik dari sistem yang tidak sesuai akan menimbulkan

kekecewaan dan keraguan bagi pengguna.

8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek

Keterbatasan manusia dalam mengelola memori jangka pendek

menyebabkan dibutuhkannya suatu tampilan sesederhana mungkin,

39

seperti pengaturan dalam halaman–halaman yang banyak, pergerakan

window yang sesedikit mungkin, waktu latihan yang cukup dan

optimal serta pengaturan dalam urutan aksi.

(Schneiderman,1998,p74)

2.15 Internet

Suatu koleksi yang meliputi jaringan komputer seluruh dunia yang saling

terhubung. Internet terdiri dari banyak jaringan terpisah tetapi saling

berhubungan. Internet dapat digunakan untuk keperluan komersil, bidang

pendidikan dan organisasi-organisasi pemerintah, dan Internet Service Providers.

Jasa yang ditawarkan di internet antara lain adalah e-mail (electronic mail),

konferensi, dan bercakap-cakap dan juga mempunyai kemampuan untuk

mengontrol komputer secara remote, dan mengirim serta menerima berkas

(Conolly,2005,p994).

Internet juga diartikan sebagai jaringan riset global, terdiri dari gabungan

jaringan lepas yang saling berhubungan (Gunton,1993,p159).

2.16 World Wide Web (WWW)

Suatu sistem yang berbasis hipermedia yang menyediakan suatu simple

'poin’ dan ’klik' artinya adalah menelusuri informasi melalui internet

menggunakan hyperlinks (Conolly,2005,p998).

40

2.16 Hypertext Transfer Protocol (HTTP)

Protokol yang digunakan untuk memindahkan halaman web melalui

internet. HTTP menggambarkan bagaimana klien dan server berkomunikasi.

HTTP adalah suatu orientasi objek yang umum, protokol yang tidak menetap

untuk memancarkan informasi antara server dan klien.

HTTP bedasarkan paradigma request-response. Transaksi HTTP meliputi

tahapan dibawah ini :

- Koneksi

Klien membuat sebuah koneksi dengan Web server.

- Request

Klien mengirim pesan request kepada Web server.

- Response

Web server mengirim response kepada klien.

- Close

Koneksi ditutup oleh Web server.

(Conolly,2005,p999).

2.17 Hypertext Markup Language (HTML)

HTML adalah dokumen yang mengatur bahasa-bahasa yang digunakan

untuk mendesain kebanyakan halaman web. HTML adalah suatu sistem untuk

marking-up, tagging, sehingga dokumen tersebut dapat dipublikasikan ke web

(Conolly,2005,p1001).

41

2.18 Uniform Resource Locator (URL)

URL adalah sistem alamat web yang digunakan untuk mengenali dan

menstandarisasi alamat elektronik yang tertulis, termasuk yang ada di internet

(Edmonds,2002,p436).

2.19 Browser

Browser juga diartikan sebagai suatu sistem perangkat lunak yang

memungkinkan pengguna untuk mengambil hypermedia dengan mengetikkan

parameter pencarian atau menekan suatu grafik. Browser disebut juga sebagai

search engine, contohnya adalah Google (McLeod,2001,p56).

2.20 PHP ( PHP Hypertext Preprocessor)

PHP adalah bahasa pemrograman open source yang menempel pada

HTML yang didukung oleh banyak web servers termasuk Apache HTTP Server

dan Microsoft’s Internet Information Server, dan pilihan bahasa pemrograman

Linux Web. Salah satu keuntungan dari PHP adalah dapat diperpanjang, dan

nomor modul perpanjangnya sudah menyediakan dukungan seperti koneksi

database, mail, dan XML (Connolly,2005,p1014).

2.21 Common Gateway Interface (CGI)

Sebuah spesifikasi untuk mentransfer informasi antara web server dan

program CGI (Connolly,2005,p1014).Terdapat empat metode dasar yang tersedia

untuk melewati informasi dari browser ke naskah CGI, ,yaitu :

- Melewati parameter dari baris perintah.

42

- Melewati variable lingkungan ke program CGI.

- Melewati data ke program CGI melalui masukkan standar.

- Menggunakan jalur informasi ekstra.