Upload
phungdiep
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori-teori Dasar
Untuk membantu melakukan analisa dan evaluasi sistem informasi
berjalan, maka diperlukan pemahaman mengenai konsep dasar sistem informasi
yang meliputi pemahaman akan definisi dari kata yang membentuknya. Berikut
ini akan dijelaskan konsep dasar dari sistem informasi.
2.1.1 Pengertian Sistem
Menurut Mathiassen (2000, p9), sistem merupakan kumpulan dari
komponen-komponen yang mengimplementasikan kebutuhan, fungsi-
fungsi dan interface dari permodelan.
Menurut O’Brien (2005, p29), mengatakan bahwa sistem adalah
sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja sama untuk
mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan
output dalam proses transformasi yang teratur.
Menurut McLeod (2001, p9), mendefinisikan sistem sebagai
sekelompok elemen-elemen yang berintegrasi dengan maksud yang sama
untuk mencapai tujuan.
2.1.2 Pengertian Informasi
Menurut McLeod (2001, p12), informasi adalah data yang telah
diproses atau data yang memiliki arti, sedangkan data itu sendiri terdiri
8
dari fakta-fakta dan angka-angka yang biasanya belum memiliki arti bagi
pemakai.
Menurut O’Brien (2005, p38), mendefinisikan informasi sebagai
data yang telah diubah menjadi konteks yang berarti dan berguna bagi
para pemakai akhir tertentu.
2.1.3 Pengertian Sistem Informasi
Menurut Whitten (2004, p12), sistem informasi adalah sebuah
pengaturan orang-orang, data, proses-proses, dan teknologi informasi
yang berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan
menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk mendukung organisasi
sebagai output.
Menurut O’Brien (2005, p6), sistem informasi adalah kombinasi
terorganisir dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi,
dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan
informasi dalam sebuah organisasi.
2.1.4 Pengertian Teknologi Informasi
Menurut Alter (1999, p42), Teknologi informasi merupakan
perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang
digunakan oleh sistem informasi. Hardware merupakan sekumpulan
perangkat fisik yang terlibat dalam pemrosesan informasi, seperti
computer, workstation, peralatan jaringan, tempat penyimpanan data
(data strorage), dan peralatan transmisi (transmission devices).
Sedangkan software merupakan program komputer yang
9
menginterpretasikan masukan (input) oleh user dan memberitahukan
kepada komputer tentang apa yang harus dilakukan.
Menurut http://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_informasi,
Teknologi Informasi dilihat dari kata penyusunnya adalah teknologi dan
informasi. Secara mudahnya teknologi informasi adalah hasil rekayasa
manusia terhadap proses penyampaian informasi dari bagian pengirim ke
penerima sehingga pengiriman informasi tersebut akan:
• lebih cepat
• lebih luas sebarannya, dan
• lebih lama penyimpanannya.
2.1.5 Pengertian Proses Acquisition/Payment
Menurut Cherrington (2000, p293), proses Acquisition/Payment
meliputi kejadian-kejadian bisnis yang berhubungan dengan pembelian,
pengelolaan, dan pembayaran untuk barang-barang dan jasa yang
dibutuhkan oleh organisasi. Proses ini meliputi memperolaeh material
mentah, komponen, dan sumber daya lainnnya yang terdapat pada produk
jadi atau jasa.
2.1.5.1 Tujuan Proses Acquisition/Payment
Tujuan umum dari proses Aquisition/Payment (Cherrington, 2000,
p294) adalah untuk menyediakan sumber daya yang dibutuhkan bagi
proses konversi organisasi.
Tujuan ini dapat dibagi menjadi beberapa sub-tujuan yakni :
10
• Membeli barang dari vendor yang terpercaya.
• Membeli barang berkualitas tinggi, atau setidaknya barang dengan
kualitas yang diinginkan.
• Memperoleh barang dengan harga terbaik.
• Membeli hanya barang-barang yang telah diotorisasi dengan baik dan
untuk tujuan sah perusahaan.
• Memiliki sumber daya dan dalam kondisi berguna saat dibutuhkan
oleh perusahaan.
• Hanya memperoleh barang yang dipesan dan menerima semua barang
yang dipesan.
• Mengendalikan penerimaan barang sehingga tidak hilang, dicuri atau
rusak.
• Membayar semua barang yang diterima dalam jangka waktu yang
ditentukan kepada pihak yang sesuai.
2.1.5.2 Aktivitas umum dari Proses Acquisition/Payment:
• Permintaan untuk Barang/ Jasa (Memantau Kebutuhan)
Proses acquisition/payment merespon pada permintaan resmi
individual (agen internal) untuk barang atau jasa ( sumber
daya) yang disetujui untuk digunakan oleh perusahaan.
Pemantauan beragam aktivitas organisasi termasuk tingkat
produksi, tingkat penjualan, rencana peningkatan modal,
anggaran modal, peramalan penjualan atau menggunakan tren
11
dan proyeksi unyuk mengidentifikasi kebutuhan akan barang
atau jasa.
Contoh Keluaran Informasi :
• Purchase Requisitions.
• Daftar permintaan yang dibuat selama periode.
• Daftar permintaan yang penting.
• Laporan status dari barang atau jasa ( sebagai pendukung
untuk kebutuhan pemantauan).
• Otorisasi Pembelian
Sebelum proses pemesanan barang dan jasa dalam banyak
organisasi, sebuah kegiatan otorisasi pembelian harus terjadi.
Otorisasi mendahului permintaan dengan mengalokasikan
anggaran yang cukup atau mengikuti setiap permintaan bila
pengendalian yang lebih ketat dibutuhkan.
• Pembelian barang/jasa
Pembeli (agen internal) meninjau ulang permintaan akan
barang atau jasa yang telah disetujui, memilih penjual (agen
eksternal), dan menegosiasikan perjanjian dan kondisi
pembelian. Pembeli kemudian menempatkan sebuah purchase
order untuk barang yang diminta dengan sebuah penjual.
Pemilihan penjual berdasarkan pada beberapa faktor seperti
12
harga, kinerja penjual, dan kualitas. Pembeli juga
mengkomunikasikan purchase order terbuka kepada
departemen penerimaan, yang memberikan otorisasi untuk
menerima barang atau jasa sebelum pengiriman.
Contoh keluaran informasi :
• Purchase Order.
• Daftar purchase order terbuka ( perintah persetujuan
belum diterima atau belum dikenal sebagai kewajiban).
• Pesanan disetujui dan diproses.
• Menerima Barang/Jasa
Barang-barang atau jasa (sumber daya) diterima dari seorang
penjual (agen eksternal) dengan otorisasi dari agen
penerimaan (agen internal). Terkadang orang yang berperan
sebagai penerima (agen internal) adalah orang yang sama
dengan orang yang meminta barang atau jasa. Setelah
memverifikasi otorisasi untuk menerima barang (melalui
pengecekan purchase order terbuka yang sah), barang atau
jasa diinspeksi dan diambil ke dalam organisasi. Barang
ditransfer ke gudang atau lokasi dimana akan digunakan.
Setelah barang/ jasa diterima, organisasi biasanya menemukan
adanya kewajiban ( misalnya hutang atas barang/jasa). Saat
tagihan penjual tiba, organisasi harus menyesuaikan kembali
13
dengan kewajiban yang telah dicatat dan menghubungi
penjual jika terdapat perbedaan
Contoh keluaran informasi :
• Ringkasan dan analisis dari barang dan jasa yang
diterima.
• Daftar penerimaan selama periode waktu.
• Daftar pembelian untk periode waktu spesifik.
• Daftar hutang yang jatuh tempo.
• Daftar penerimaan per penjual.
• Pembayaran
Proses bisnis ini biasanya selesai saat, dalam perjanjian
dengan kebijakan manajemen keuangan organisasi, seorang
manajer finansial terotorisasi (agen internal) membayar dana
(sumber daya) ke penjual (agen eksternal) untuk membayar
kewajiban.
Contoh keluaran informasi
• Uang dibayar selama sebuah periode waktu spesifik
atau kepada penjual tertentu.
• Sebuah analisis diskon yang digunaakn dan/atau
diskon yang hilang.
• Sebuah laporan pembayaran yang telambat atau
pembayaran yang diperlukan.
14
• Sebuah daftar tagihan terbuka (kewajiban untuk
barang yang diterima yang belum dibayar).
• Pengembalian Pembelian
Terkadang, barang yang telah dibeli dikembalikan kepada
penjual untuk refund atau kredit. Pengembalian ini harus
diotorisasi oleh seorang agen internal, dan didokumentasikan
(termasuk pengiriman kembali ke penjual). Kejadian ini
harus dipantau untuk menjamin bahwa organisasi menerima
refund atau kredit.
2.1.6 Pengertian Enterprise Resource Planning (ERP)
Menurut situs Wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/ERP),
Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sistem informasi yang
diperuntukkan bagi perusahaan manufaktur maupun jasa yang berperan
mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis yang berhubungan
dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan
bersangkutan. ERP berkembang dari Manufacturing Resource Planning
(MRP II) dimana MRP II sendiri adalah hasil evolusi dari Material
Requirement Planning (MRP) yang berkembang sebelumnya. Sistem
ERP secara modular biasanya menangani proses manufaktur, logistik,
distribusi, persediaan (inventory), pengapalan, invoice, dan akuntansi
perusahaan. Sistem ERP akan membantu mengontrol aktivitas bisnis
seperti penjualan, pengiriman, produksi, manajemen persediaan,
15
manajemen kualitas, dan sumber daya manusia.
Menurut Brady ( 2006, p2), Enterprise Resource Planning (ERP)
adalah sebuah sistem yang membantu untuk mengatur proses bisnis
seperti pemasaran, produksi, pembelian dan akuntansi dalam sebuah cara
yang terintegrasi.
Menurut McLeod (2004, p329), Enterprise Resource Planning
(ERP) adalah suatu sistem yang memungkinkan manajemen atas seluruh
sumber daya perusahaan secara keseluruhan.
Menurut Lau (2005), ERP adalah proses mengintegrasikan semua
fungsi dan proses bisnis sebuah organisasi. ERP memberikan keunggulan
kompetitif pasa perusahaan.
Seiring dengan perkembangan teknologi, istilah ERP sekarang
dimaksudkan sebagai aplikasi yang dapat mengawasi seluruh detail
proses yang dibutuhkan dalam menjalankan operasional perusahaan
sehari-hari. ERP mengintegrasikan seluruh proses yang ada sehingga
menjadi satu-satunya sumber informasi yang diperlukan dalam
menjalankan operasional perusahaan. ERP yang baik dapat melakukan
pengawasan dan menyediakan informasi yang transparan dan dapat
meningkatkan pelayanan kepada pelanggan.
ERP merupakan Sistem Informasi Berbasis Komputer (SIBK) yang
antar modulnya saling berhubungan, yaitu jika ada data yang berubah di
satu modul otomatis modul lain juga akan berubah datanya. Pada tahun
1995 mulai dikembangkan ERP yang merupakan sistem informasi
menyeluruh untuk perusahaan. ERP ini adalah pengembangan dari sistem
16
informasi di akhir 90-an yang modulnya belum saling terintegrasi.
Dengan ERP, jaminan integrasi data dapat diandalkan, begitu pula
dengan tidak adanya redudansi data, yaitu kemungkinan adanya duplikasi
data yang akan membuat data tersebut menjadi tidak valid. Jaminan ini
merupakan hal yang penting bagi manajemen dalam pengambilan
keputusan, karena dasar pengambilan keputusan adalah data tersebut.
Gambar 2.1 Before and After ERP
2.1.7 SAP
2.1.7.1 Sejarah perusahaan SAP
SAP berasal dari bahasa Jerman yang diperkenalkan pada
tahun 1972 berarti systeme, anwendungen and produkte in
derdatenverarbeitung, yang dalam bahasa Inggris adalah systems,
applications, and products in data processing. SAP merupakan
vendor utama software ERP di Mannheim, Jerman yang dibangun
oleh 5 orang dari IBM (Brady et al, 2001, p21).
17
2.1.7.2 Sejarah SAP R / 3
Versi pertama SAP's flagship software enterprise adalah
sistem Akuntansi keuangan bernama R / 1. Setelah itu digantikan
oleh R / 2 pada akhir tahun 1970-an. SAP R / 2 berada di sebuah
mainframe perangkat lunak aplikasi bisnis berbasis suite yang
sangat sukses di tahun 1980-an dan awal 1990-an. Hal ini sangat
populer dengan porsi besar perusahaan-perusahaan multinasional
Eropa yang membutuhkan soft-real-time aplikasi bisnis, dengan
multi-mata uang dan kemampuan multi-bahasa yang tertanam di
dalamnya. Dengan didistribusikannya komputasi client-server,
SAP AG mengeluarkan client-server versi perangkat lunak yang
disebut SAP R / 3 ("R" adalah untuk "pengolahan data real-time"
dan 3 adalah untuk 3-tier). Arsitektur baru ini kompatibel dengan
berbagai platform dan sistem operasi, seperti Microsoft Windows
atau UNIX. Hal ini membuka SAP ke seluruh basis pelanggan
baru, SAP R / 3 Sistem.
SAP R / 3 secara resmi diluncurkan pada tanggal 6 Juli
1992. Ia kemudian dinamakan SAP ERP dan kemudian kembali
berganti nama menjadi ECC (ERP Central Component). SAP
datang untuk mendominasi pasar aplikasi bisnis besar selama 10
tahun. SAP ECC 5,0 ERP adalah penerus SAP R / 3 4.7. Versi
terbaru dari suite adalah mySAP 2005 atau SAP ECC 6.0.
2.1.7.3 Pengertian SAP
18
SAP merupakan singkatan dari Systems, Application, and
Products in data processing. SAP merupakan sistem informasi
yang terintegrasi, yang menyediakan informasi yang terintegrasi
dari bagian Akuntansi sampai bagian Manufaktur, dan dari
Penjualan ke Pelayanan. Sistem SAP mendukung dan
mengintegrasikan ribuan proses bisnis dengan menggunakan
database tunggal. Data yang dihasilkan SAP bersifat real-time
karena menyediakan akses terhadap semua informasi secara real-
time. SAP mengikuti arsitektur client-server, yang terdiri dari tiga
jenis yaitu Centralized, Two-Tier, dan Three-Tier.
Pada Centralized, semua tugas dilakukan oleh satu
komputer. Pada Distributed transaksi akan diproses di sebuah
komputer (Presentation Layer), Database and Application Layer
berjalan pada computer yang sama. Pada Two-Tier Configuration
biasanya diimplementasi dengan menggunakan server yang
bertanggung jawab untuk graphic interface (Presentation Layer)
dan Application Layer, sedangkan Database Layer yang akan
menyimpan data secara terpusat. Pada Three-tier Configuration,
masing-masing layar bekerja pada tempat yang berbeda-beda.
SAP terdiri dari sejumlah modul aplikasi yang mempunyai
kemampuan mendukung semua transaksi yang perlu dilakukan
suatu perusahaan dan tiap aplikasi bekerja secara berkaitan satu
dengan yang lainnya. Semua modul aplikasi di SAP dapat bekerja
secara terintegrasi / terhubung yang satu dengan yang lainnya.
19
2.1.7.4 Modul-modul SAP
Modul-modul dalam SAP :
• Sales and Distribution adalah modul yang mencatat order
penjualan dan pengiriman yang terjadwal. Informasi
tentang pelanggan (harga, bagaimana dan ke mana untuk
mengirim produk, bagaimana pelanggan dalam proses
billing dan lain sebagainya) dikelola dan diakses melalui
modul ini.
• Materials Management adalah modul yang mengelola
pengadaan material mentah dari pemasok (proses
pembelian) dan penanganan inventori material mentah,
dari penyimpanan ke barang dalam-proses ke inventori
barang jadi.
• Production Planning adalah modul yang mengelola
informasi produksi. Di modul ini, produksi di rencanakan
dan dijadwalkan, dan aktivitas produksi aktual dicatat.
• Quality Management adalah modul yang membantu untuk
merencanakan dan mencatat kualitas pengendalian
kualitas, seperti inspeksi produk dan sertifikasi material.
• Plant Maintenance adalah modul yang memungkinkan
perencanaan untuk pengelolaan pencegahaan atas mesin
20
pabrik dan mengatur pengelolaan sumber daya, sehingga
kerusakan peralatan dapat diminimalisir.
• Human Resources adalah modul yang menfasilitasi
perekrutan, pengontrakan, dan pelatihan karyawan. Modul
ini termasuk payroll dan benefits.
• Financial Accounting adalah modul yang mencatat
transaksi dalam akun buku besar. Modul ini juga
menghasilkan laporan keuangan untuk tujuan pelaporan
eksternal.
• Controlling adalah modul yang digunakan untuk tujuan
manajemen internal. Di modul ini, biaya manufaktur
perusahaan di tunjuk ke produk dan ke pusat biaya,
memfasilitasi analisa biaya.
• Asset Management adalah modul yang membantu
perusahaan untuk mengelola pembelian aset tetap (pabrik
dan mesin) dan depresiasi yang berhubungan.
• Project System adalah modul yang memungkinkan
perencanaan untuk dan pengendalian atas riset dan
pengembangan yang baru, konstruksi, dan proyek
pemasaran. Modul ini memungkinkan untuk biaya
dikumpulkan untuk sebuah proyek, dan biasanya
digunakan untuk mengelola impelementasi dari sistem
SAP/R3.
21
Gambar 2.2 Modul-modul pada SAP R/3
SAP R/3 telah mempunyai sejumlah siklus pengeluaran
baru (Release). Setiap Release, fungsi-fungsi dari SAP ditambah,
aplikasi dioptimisasi dan interface ke software lain ditingkatkan.
SAP R/3 dikembangkan menggunakan ABAP (Advance Business
Application Programming Language)
SAP ECC Central Component (SAP ECC) merupakan
keberhasilan dari SAP R/3 dan merupakan komponen utama dari
MySAP ERP Solution.
Modul-modul penting dari SAP R/3 adalah Financial
Accounting (FI), Controlling (CO), Materials Maangement
(MM), Sales and Distribution (SD), Human Resource (HR) /
Human Capital Management (HCM) dan modul lainnya sesuai
22
dengan kebutuhan organisasi yang akan mengimplementasi sistem
SAP.
2.1.7.5 Produk –Produk SAP
Beberapa produk SAP diantaranya adalah :
1. MySAP business suite adalah paket lengkap dari open
enterprise solution yang menghubungkan semua orang yang
dilibatkan, informasi dan proses dan oleh karena itu
meningkatkan efektifitas dari hubungan bisnis. MySAP
business suite menawarkan solusi bisnis yang fleksibel untuk
perusahaan yang besar yang mempunyai jumlah user yang
besar dan proses yang secara konstan berubah (SAP AG,
2006, p1-14).
2. MySAP all-in-one adalah prepackaged, versi spesifikasi
industri dari mySAP business suite dengan built-in content,
peralatan, dan metodologi untuk biaya yang efektif. Solusi
mySAP all-in-one menawarkan kombinasi fleksibel out-ofthe-
box dengan kekuatan dari SAP solusi bisnis kelas dunia (SAP
AG, 2006, p1-25).
3. SAP business one adalah sesuatu yang mudah digunakan
untuk bisnis dan solusi untuk manajemen operasional untuk
bisnis dinamik dengan ukuran karyawan antara 10 sampai
beberapa ribu. Solusi ini mudah namun sangat kuat,
menyediakan dengan segera dan melengkapi gambaran
23
operasi bisnis dan aktifitas pelanggan (SAP AG, 2006, p1-
27).
2.1.7.6 System-wide concepts
System-wide concepts merupakan konsep, elemen
organisasi, master data, dan transaksi, yang merupakan elemen
dasar yang didesain dan diutilisasi untuk menggambarkan struktur
perusahaan dan proses bisnis dengan sistem SAP (SAP AG, 2006,
p3-2).
Elemen organisasi adalah struktur perusahaan yang
dipetakan ke aplikasi SAP. Berikut adalah elemen organisasi di
dalam SAP :
• Client yang merupakan elemen organisasi dengan level
tertinggi; mewakili grup perusahaan.
• Company code adalah unit legal yang independen secara
akuntansi mewakili elemen organisasi pusat dari akuntansi
keuangan, juga mewakili pajak perusahaan untuk negara.
• Plant merupakan pabrik produk, mendistribusikan produk,
atau menyediakan layanan; ini merupakan pusat unit
organisasi dari produksi.
• Storage location untuk stok material dalam manajemen
inventori yang dapat dibedakan dengan satu plant
disesuaikan dengan Storage location.
24
• Sales organization adalah pusat elemen organisasi dalam
manajemen sales order yang mengontrol cara penjualan ke
pelanggan.
• Distribution channel dapat digunakan untuk
mendefinisikan bagaimana produk yang berbeda
menjangkau pemakai, sebagai contoh wholesale.
• Organization unit menggambarkan bermacam-macam unit
bisnis yang ada di perusahaan.
• Position adalah karyawan perorangan yang bertugas di
perusahaan (SAP AG, 2006, p3-2).
Master data dibuat terpusat dan tersedia untuk semua
aplikasi dan semua pemakai yang sah, master data juga
mempunyai segi organisasi karena informasi ini adalah diatur
dalam gambaran yang ditempatkan ke elemen organisasi.
Transaksi adalah program aplikasi yang menjalankan proses
bisnis dalam sistem SAP. Contohnya, membuat sales order,
merubah master pelanggan, atau menampilkan list laporan sales
order (SAP AG, 2006, p3-2).
2.1.7.7 Change Management Landscape
Standar software SAP perlu disesuaikan untuk dapat
memenuhi kebutuhan spesifik dari perusahaan. Upgrades atau
25
perubahan tersebut membutuhkan kustomisasi di dalam sistem
produksi.
Untuk menjamin konsistensi sistem, SAP
merekomendasikan three-system landcape,yang terdiri dari :
• Pengembangan customer-spesific programs begitupula dengan
kustomisasi yang dibutuhkan. Tahap ini dinamakan
development system (DEV).
• Pengembangan dan perubahan akan dilanjutkan ke quality
assurance system (QAS) untuk dilakukan pengecekan
pengaruh dari perubahan terhadap produksi. Object yang telah
diuji dan disetujui akan dibawa ke test system, copy dari
production system. Dan tahap yang terakhir adalah production
system (PROD). (SAP AG, 2006, p 7-8)
Gambar 2.3 Three-tier sytem landscape
26
2.1.8 Siklus Procurement dalam SAP R/3:
1. Menentukan kebutuhan
Departemen pengguna yang bertanggung jawab dapat secara
manual memberikan sebuah kebutuhan akan material kepada
departemen pembelian melalui sebuah purchase requisition.
2. Menentukan sumber dari pasokan
Sebagai pembeli, pengguna didukung saat penentuan sumber
pasokan yang memungkinkan. Pengguna dapat menggunakan
penentuan sumber dari pasokan untuk membuat request for quotation
(RFQ) dan memasukkan penawaran. Sebagai tambahan, dapat
menunjuk ke purchase order, kontrak, dan kondisi yang telah ada
pada sistem.
3. Pemilihan vendor
Sistem menyederhanakan pemilihan vendor dengan membuat
perbandingan harga antara beberapa penawaran.
4. Penanganan purchase order
Mirip dengan purchase requisition, pengguna dapat membuat
purchase order secara manual atau dibuat secara otomatis oleh
sistem. Saat membuat purchase order, dapat menyalin data dari
dokumen lain, seperti purchase requisition atau penawaran, untuk
mengurangi jumlah masukkan yang dibutuhkan.
5. Pemantauan purchase order
Pemantauan pemrosesan status purchase order dalam sistem.
Dapat juga menentukan, sebagai contoh, apakah sebuah delivery atau
27
sebuah incoice untuk sebuah barang purchase order telah
dimasukkan.
6. Goods receipt
Saat memasukkan delivery yang sedang datang, dapat menunjuk
pada purchase order yang relevan. Pengguna dapat mengecek apakah
barang yang diantar dan jumlahnya sesuai dengan purchase order.
Sistem juga akan memperbaharui catatan purchase order.
7. Invoice verification
Saat memasukkan invoice, pengguna dapat menunjuk pada
puchase order sebelumnya atau delivery.
8. Pemrosesan pembayaran
Program pembayaran mengotorisasi pembayaran ke kreditur.
2.1.9 BASIS dan ABAPER
Di SAP ada 2 sisi teknikal, yaitu Basis dan ABAPER.
2.1.9.1 Basis (Administrator)
Basis menangani sizing server, instalasi, security,
database management, monitoring dan system performance.
Pengetahuan teknis terhadap server, baik UNIX, Windows, AS400
atau pun Linux akan sangat membantu, ditambah pendalaman
database baik SQL Server, Oracle atau pun DB2. Seberapa besar
bisnis perusahaan yang akan dimasukkan dalam scope SAP
Project, seberapa strict sistem dan berapa durasi sistem akan on
line menentukan Server, jumlah-kecepatan processor, memory,
28
kapasitas disk dan Operating System yang dipakai. Penentuan
kapasitas ini dinamai dengan SIZING.
2.1.9.2 ABAPer (Programmer)
ABAPer menangani enhancement system terhadap
kebutuhan bisnis proses user. Secara mudah adalah kebutuhan
report. Tidak semua report yang dibutuhkan oleh user bisa
dipenuhi SAP, sehingga diperlukan program kecil dengan bahasa
ABAP (standar SAP) untuk membuatnya. Sebelum SAP
diimplementasikan, di suatu perusahaan bisa saja sudah terdapat
system aplikasi dan ada kebutuhan untuk menghubungkan
(interface) kedua system ini. Interface ini juga memerlukan
kehandalan seorang ABAPer.
2.1.10 SAP ERP 6.0
ERP 6.0 adalah solusi ERP (Enterprise Resource Planning)
terkini dari SAP dan merupakan ‘Go-To’ release dari SAP (biasa dikenal
sebagai ERP 2005). ERP 6.0 menyatukan fungsionalitas utama ERP
dengan teknologi dari SAP Netwaver 7.0 (sebelumnya Netweaver 2004s)
dan Business Intelligence untuk menyediakan ERP yang lebih lengkap
dan komprehensif bagi organisasi. Versi SAP ini secara mendasar lebih
fleksibel, memungkinkan penyampaian yang lebih cepat dari inovasi
teknikal dan proses bisnis yang baik. ERP 6.0 menawarkan client SAP
dua hal :
29
1. Strategi platform yang stabil dan kuat untuk masa depan,dengan
roadmap yang jelas untuk pengembangan dan inovasi di tiap area dari
operasi
2. Fokus pada menyediakan client dengan jalur yang evolusioner menuju
ke arah yang mereka inginkan dibandingkan dengan harus melalui
proyek upgrade yang besar dan kompleks secara teratur atau
menunggu release berikutnya.
Diagram berikut menggambarkan arsitektur dari SAP ERP 6.0
Gambar 2.4 Arsitektur SAP ERP 6.0
30
2.1.11 Materials Management
SAP MM (Materials Management) adalah salah satu modul dari
paket SAP Enterprise Resource Planning (ERP) yang digunakan untuk
Procurement Handling dan Inventory Management.
Memiliki dua modul data master penting yaitu bahan dan vendor.
Secara umum, berbagai tingkatan yang dapat didefinisikan untuk
implementasi SAP MM adalah: Client, Company Code, Plant, Storage
Location, dan Purchasing Organization.
Modul ini merupakan yang terbesar dan paling kompleks dalam
semua modul SAP. Dapat dibagi menjadi lima komponen utama.
Terdapat bahan pengelolaan, pemeliharaan tanaman, kualitas manajemen,
perencanaan produksi dan kontrol, dan sistem manajemen proyek.
Masing-masing dibagi menjadi beberapa subkomponen.
Bahan SAP manajemen mencakup semua tugas dalam rantai
pasokan, termasuk konsumsi berbasis perencanaan, perencanaan, evaluasi
dan faktur vendor verifikasi. Ini juga termasuk gudang inventaris dan
manajemen untuk mengelola stok sampai mendikte siklus penggunaan
harus dimulai lagi. Elektronik. Kanban / Just-in-Time pengiriman
didukung.
Ketentuan-ketentuan Materials Management dalam SAP :
1. ABC Classification
Web Item untuk mengklasifikasikan objek (Pelanggan, Produk
atau Karyawan) didasarkan pada ukuran tertentu (Pendapatan atau Laba)
31
menggunakan aturan klasifikasi tertentu. Tiga kategori: Penting, Kurang
Penting, dan Relatif Penting.
Contoh : Stok gudang inventaris dapat memilih untuk mengklasifikasikan
item volume tinggi sebagai A (Penting) dalam rangka
menghitung siklus lebih sering untuk memastikan ketersediaan
konsisten di tangan.
2. Framework Order
Sebuah dokumen pembelian yang digunakan untuk pengadaan
bahan atau layanan eksternal. Alih-alih penetapan tanggal pengiriman,
jenis pesanan pembelian telah diperpanjang masa berlakunya. Sebuah
kerangka transaksi pengadaan mencakup beberapa periode yang lebih
lama.
3. Goods Receipt
Suatu istilah dari manajemen persediaan yang menunjukkan
pergerakan detil fisik barang atau bahan.
4. Invoice Verification
Pencocokan antara dokumen yang dibuat selama proses
pemesanan pembelian, proses penerimaan barang, dan proses piutang
yang merupakan bagian dari sistem pengendalian internal dalam sebuah
organisasi.
Contoh : Account dibayarkan setelah menerima tagihan dari vendor audit
dokumen dan cara menyelesaikan tiga proses yang sesuai.
Tiga cara yang bersangkutan, (PO, Penerimaan Barang, dan
32
Faktur) atau dua arah yang bersangkutan (order pembelian dan
faktur) harus terjadi sebelum pembayaran vendor.
5. Material Group
Sebuah pengelompokan bahan dan jasa sesuai dengan
karakteristik mereka.
Contoh : peralatan kantor
6. Material Master Record
Sebuah catatan data yang berisi semua informasi dasar yang
dibutuhkan untuk mengelola suatu material
Contoh : Enterprise Systems Incorporated (ESI in Hospital)
7. Material Requirement Planning (MRP)
Suatu istilah untuk persyaratan prosedur perencanaan yang
mempertimbangkan dan merencanakan setiap masa depan kebutuhan
selama penciptaan ketertiban proposal seperti persyaratan independen,
dan tergantung persyaratan.
Contoh : Par level maintenance for hospital warehouse inventories.
Dynamic order quantity (DOQ) – in Hospital
8. Outline Agreement
Organisasi dan vendor untuk penyediaan material atau penyediaan
jasa selama jangka waktu tertentu berdasarkan ketentuan dan persyaratan
yang telah ditetapkan.
Contoh : kontrak peralatan kantor
9. Plant
33
Dalam Logistik, plant adalah unit organisasi untuk membagi suatu
perusahaan menurut produksi, pengadaan, pemeliharaan, dan bahan-bahan
perencanaan.
10. Purchasing Organization
Sebuah unit organisasi di Logistik, membagi suatu perusahaan
sesuai dengan persyaratan pembelian. Sebuah organisasi pembelian
memperoleh bahan dan jasa, kondisi melakukan negosiasi pembelian
dengan vendor, dan bertanggung jawab atas transaksi tersebut.
Contoh : Purchasing Division (Campus and Hospital)
11. Release Strategy
Rencana mendefinisikan kode rilis daftar permintaan pembelian
barang, permintaan pembelian yang lengkap, atau dokumen lengkap
pembelian eksternal harus dikeluarkan (yaitu, disetujui) dan urutan di
mana rilis yang akan dilakukan dengan menggunakan kode ini. Sebagai
contoh, anda dapat membuat strategi melepaskan semua permintaan
resmi pembelian dengan nilai lebih dari angka tertentu.
Contoh : Anda dapat membuat strategi melepaskan semua permintaan
resmi pembelian dengan nilai melebihi jumlah dolar tertentu.
12. Replenishment
Sebuah metode pengisian saham
Contoh : MRP Reservations
13. Replenishment Element
34
Unsur-unsur dalam sistem pengisian bahan yang memicu
produksi.
Contoh : Planned orders, Purchase Orders
14. Stock Reservation
Jumlah semua bahan yang disediakan untuk penarikan dari saham.
Contoh : Mengalokasikan persediaan untuk suatu tugas tertentu
15. Scheduling Agreement
Perjanjian garis besar terhadap bahan yang diperoleh di sejumlah
titik waktu yang telah ditetapkan selama jangka waktu tertentu.
16. Stock Transfer
Penghapusan bahan dari penyimpanan pada satu lokasi, dan
penempatan mereka di gudang yang lain.
Contoh : Hospital refill process, a goods issue is required after each
movement.
17. Storage Location
Satu atau lebih lokasi penyimpanan yang ditugaskan ke lokasi
jenis ini.
Contoh : Hospital warehouse inventory stock locations.
18. Vendor Master
Istilah kolektif untuk semua master vendor catatan. Vendor
master berisi data dari semua vendor dengan perusahaan yang
menjalankan usahanya.
19. Vendor Master Record
35
Sebuah catatan data yang berisi semua informasi yang diperlukan
untuk setiap kontak dengan vendor tertentu, khususnya untuk melakukan
transaksi bisnis.
Contoh : House bank data
2.1.12 Consultant
Seorang konsultan (dari bahasa Latin berarti consultare "untuk
membahas" dari mana kita juga memperoleh kata-kata seperti konsul dan
nasihat) adalah seorang profesional yang memberikan nasihat dalam
bidang keahlian tertentu seperti manajemen, akuntansi, lingkungan,
hiburan, teknologi, hukum (undang-undang pajak, khususnya), sumber
daya manusia, pemasaran, produksi makanan, obat-obatan, keuangan,
pengelolaan hidup, ekonomi, urusan publik, komunikasi, teknik, sound
system desain, desain grafis, atau pengelolaan limbah.
Seorang konsultan biasanya seorang ahli atau seorang profesional
di bidang tertentu dan mempunyai pengetahuan luas tentang masalah
tersebut. Seorang konsultan biasanya bekerja untuk sebuah perusahaan
konsultan atau bekerja sendiri, dan melibatkan dengan beberapa
perubahan dan klien. Dengan demikian, klien memiliki akses ke level
yang lebih dalam keahlian daripada yang layak bagi mereka untuk
mempertahankan di-rumah, dan hanya dapat membeli sebanyak layanan
dari konsultan luar seperti yang diinginkan. Umumnya diterima kelola
perusahaan yang baik untuk menyewa konsultan sebagai cek kepada
Kepala Sekolah-Agen masalah.
36
2.2 Teori-Teori Khusus
2.2.1 Proses Bisnis
Mengacu pada Jones dan Rama (2003, p4), proses bisnis adalah
urutan aktivitas yang dijalankan oleh perusahaan untuk memperoleh,
memperoleh, memproduksi, menjual barang dan jasa. Proses bisnis dapat
dilihat melalui siklus transaksi proses bisnis tersebut dan dapat
dikelompokkan ke dalam tiga siklus transaksi utama yaitu :
1. Siklus perolehan atau pembelian yang meliputi proses pembelian
barang dan jasa.
2. Siklus konversi yang meliputi proses untuk mengubah sumber daya
yang diperoleh menjadi barang dan jasa.
3. Siklus pendapatan yang meliputi proses penyediaan barang dan jasa
ke pelanggan.
Mengacu pada Bodnar dan Hopwood (2004, p6), proses bisnis
manajemen pesanan pelanggan terdiri dari kegiatan : pertanyaan,
pengikatan kontrak, entri order, pengiriman, penagihan. Sedangkan
proses bisnis akun pelanggan dimulai dari pemrosesan piutang sampai
pengumpulan pembayaran pelanggan. Kegiatan pertanyaan dan
pengikatan kontrak adalah kegiatan opsional yang mungkin diperlukan
dalam proses bisnis manajemen pesanan pelanggan dari beberapa
organisasi.
37
Menurut Hollander (2000, p40), proses bisnis adalah serangkaian
aktivitas yang ditujukan untuk menyelesaikan tujuan strategis dari sebuah
organisasi.
Proses bisnis adalah kumpulan aktifitas yang membawa satu atau
lebih bermacam-macam dari input dan membuat output yang memberi nilai
pada pelanggan. Dapat dilihat dari ilustrasi.
Input Output
2.2.2 Pengertian Pembelian
Menurut Mulyadi (2000, p301) menyatakan bahwa pembelian
adalah suatu proses dari beberapa prosedur yang dimulai dari prosedur
pembentukan sistem akuntansi, permintaan pembelian, prosedur
permintaan penawaran harga dan pemilihan pemasok, pencatatan order
pembelian, penerimaan barang, pencatatan hutang dan distribusi
pembelian yang bertujuan untuk menerapkan pelaksanaan pembelian
sesuai dengan aturannya.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
pembelian adalah suatu proses pelaksanaan pembelian yang dimulai dari
permintaan pembeliaan sampai dengan pendistribusian pembelian barang
yang ditujukan untuk melaksanakan kegiatan transaksi yang ada dalam
perusahaan.
Proses
38
2.2.3 Pengertian Procurement
Menurut Business Dictionary
(http://www.businessdictionary.com/definition/procurement.html),
Procurement yang terbagi : Acquisition : proses lengkap memperoleh
barang dan jasa mulai dari persiapan dan pemrosesan sebuah daftar
permintaan melalui penerimaan dan persetujuan dari tagihan
pembayaran. Juga disebut sourcing, biasanya meliputi (1) perencanaan
pembelian, (2) penentuan standar, (3) pengembangan spesifikasi, (4) riset
dan pemilihan pemasok , (5) analisis nilai,(6) financing, (7) negosiasi
harga, (8) pembuatan pembelian, (9) administrasi kontrak bahan baku,
(10) pengendalian dan penyimpanan inventori, dan (11) penyelesaian,
dan fungsi-fungsi lain yang berhubungan.
Menurut Kalakota dan Robinson (2001), Procurement mengacu
pada semua aktivitas yang melibatkan proses mendapatkan barang-barang
dari pemasok; hal ini meliputi pembelian, dan tapi juga kegiatan logistik
ke dalam seperti transportasi, barang masuk dan penyimpanan di gudang
sebelum barang tersebut digunakan.
2.2.4 Pengertian Materials Management
Menurut Business Dictionary
(http://www.businessdictionary.com/definition/materials-
management.html), Materials Management adalah perencanaan dan
pengendalian dari fungsi-fungsi yang mendukung daur (arus) lengkap
dari materials, dan arus informasi yang berhubungan. Fungsi-fungsi ini
39
termasuk (1) identifikasi, (2) cataloging, (3) standarisasi, (4) penentuan
kebutuhan, (5) penjadwalan procurement, (7) inspeksi, (8) pengendalian
kualitas, (9) pengemasan, (10) penyimpanan, (11) pengendalian inventori,
(12) distribusi, dan (13) penyelesaian. Juga disebut materials planning.
2.2.5 Balance Scorecard (BSC)
Konsep BSC pertama kali dikembangkan oleh Robert S. Kaplan
dan David P. Norton (1996) dalam bukunya yang berjudul Translating
Strategy Into Action: The Balanced Scorecard. Balanced Scorecard
(BSC), merupakan salah satu metode pengukuran dan manajemen
performance untuk faktor internal dan eksternal dari suatu perusahaan.
Saat ini, kebanyakan perusahaan masih menggunakan pengukuran
financial sebagai acuan pengukuran kinerja perusahaan, sehingga
manajer tidak mengetahui sampai seberapa jauh pengaruh yang
ditimbulkan akibat strategi yang mereka terapkan.
Metode Balanced Scorecard melengkapai manajemen dengan
framework yang mentranslasikan visi dan strategi ke dalam sistem
pengukuran yang terintegrasi, yaitu: financial perspective, customer
perspective, internal business process perspective, dan learning and
growth perspective. Empat perspective di dalam BSC menyatakan adanya
saling keterkaitan untuk dapat menggambarkan strategi yang dimiliki
perusahaan.
Hubungan dalam empat perspective digambarkan sebagai suatu
kesatuan.
40
EMPAT PERSPEKTIF
Gambar 2.5 Transisi Balanced Scorecard ke IT Balanced Scorecard
Berikut ini adalah penjelasan untuk masing-masing perspective
diatas:
• Financial perspective
Scorecard pada perspective ini menjawab pertanyaan “Untuk
dapat berhasil secara financial apa yang harus kita perlihatkan
kepada pemegang saham kita?”
• Customer Perspective
Scorecard pada perspective ini menjawab pertanyaan “Untuk
mewujudkan visi kita apa yang harus kita perlihatkan kepada
customer kita?”
• Internal Business Process perspective
Scorecard pada perspective ini menjawab pertanyaan “Untuk
Tradisional Balanced Scorecard • Keuangan • Pelanggan • Proses Bisnis Internal • Pembelajaran dan Pertumbuhan
IT Balanced Scorecard • Kontribusi perusahaan • Orientasi pengguna • Penyempurnaan
Operasional
• Orientasi Masa Depan
41
menyenangkan pemilik saham dan customer, proses bisnis apa
yang harus kita kuasai dengan baik?”
• Learning and Growth perspective
Scorecard pada perspective ini menjawab pertanyaan “Untuk
mewujudkan visi kita bagaimana kita memelihara kemampuan
kita untuk berubah dan meningkatkan diri?”
Metode pengukuran BSC memiliki kelebihan sebagai berikut ini:
• Ada keseimbangan antara lag indicator dan lead indicator.
BSC menggunakan tolok ukur kinerja “masa lalu” (lag indicator
atau ukuran hasil), selain juga menggunakan tolok ukur kinerja
“masa depan” (lead indicator atau ukuran pemicu hasil). Ukuran
hasil digunakan untuk mengukur pencapaian tujuan, sedangkan
ukuran pemicu adalah ukuran yang menunjukan penyebab
dicapainya ukuran hasil.
• Ada keseimbangan antara tujuan jangka panjang dan jangka
pendek.
Pengukuran kinerja yang hanya memperhatikan kinerja keuangan
hanya dapat mencapai tujuan jangka pendek perusahaan. Dalam
metode BSC ada keseimbangan antara tujuan jangka pendek
(financial perpective) dan tujuan jangka panjang (customer
perspective, internal business perspective dan learning and
growth perspective).
42
• Ada keseimbangan antara hard objectives measures and softer
more subjective measures.
Pengukuran kinerja dengan menggunakan metode BSC,
menunjukkan adanya keseimbangan antara hard objective
measures, artinya dengan menggunakan ukuran hasil yang
obyektif (ukuran-ukuran yang mudah didapatkan), yaitu ukuran
hasil pada financial perspective dengan ukuran hasil yang lebih
subyektif (ukuran-ukuran yang sulit didapatkan), yaitu ukuran
hasil pada customer, IBP, dan learning and growth perspective.
Dalam metode pengukuran kinerja BSC, ada 3 prinsip yang
memungkinkan strategi dapat diterjemahkan kedalam berbagai tujuan
dalam setiap perspective, dalam perencanaan strategis, yaitu sebagai
berikut ini:
• Hubungan sebab dan akibat.
Rantai sebab dan akibat harus mencakup keempat faktor BSC
diatas, jadi setiap pengukuran yang dipilih dalam BSC harus
menjadi elemen dari rantai hubungan sebab dan akibat yang
mengkomunikasikan arti dari strategi pada sebuah perusahaan.
• Ukuran hasil dan ukuran pemicu kinerja.
Tolok ukur inilah yang berfungsi sebagai alat untuk mengetahui
perubahan kinerja perusahaan (lebih baik, lebih buruk, atau tetap).
• Keterkaitan dengan masalah financial.
43
Hubungan sebab akibat semua ukuran dalam sebuah Balanced
Scorecard harus terkait dengan setiap tujuan financialperusahaan.
Perencanaan strategis secara keseluruhan terdiri atas penentuan:
• Tujuan
• Ukuran hasil dan ukuran pemicu
• Target
• Inisiatif
2.2.6 IT Balanced ScoreCard
Balanced Scorecard (BSC) awalnya dikembangkan oleh Kaplan
dan Norton, yakni sebuah sistem manajemen kinerja yang memungkinkan
perusahaan untuk mengarahkan strategi mereka pada pengukuran dan
follow up. Dalam beberapa tahun, BSC telah diaplikasikan ke teknologi
informasi (TI) dan saat ini aplikasi pertama TI yang nyata dan hidup
mulai bermunculan.
Kaplan dan Norton (1992, 1993, 1996a, 1996b) telah
memperkenalkan balanced scorecard pada tingkat perusahaan. Ide dasar
mereka adalah bahwa evaluasi suatu organisasi seharusnya tidak terbatas
pada sebuah evaluasi finansial tradisional tetapi harus ditambah dengan
ukuran-ukuran yang memperhatikan kepuasan pelanggan, proses internal
dan kemampuan untuk berinovasi. Ukuran- ukuran tambahan ini harus
menjamin hasil finansial masa mendatang dan mengarahkan organisasi
44
menuju tujuan strategisnya sambil menjaga keempat perspektif teteap
seimbang. Kaplan dan Norton mengajukan struktur tiga lapis (three-
layered structure) untuk keempat persepektif : misi (misalnya menjadi
pemasok yang paling diutamakan pelanggan), tujuan (misalnya
menyediakan pelanggan produk-produk baru), dan ukurang (misalnya
persentase balik modal yang dihasilkan oleh produk-produk baru).
Balanced scorecard dapat diaplikasikan ke fungsi TI dan proses-
prosesnya seperti yang Gold (1992, 1994) dan Willcocks (1995)
gambarkan secara konseptual dan telah dikembangkan lebih lanjut oleh
Van Grembergen dan Van Bruggen (1997) dan Van Grembergen dan
Timmerman (1998).
Berikut merupakan tabel IT Balanced Scorecard standar
ORIENTASI
PENGGUNA
KONTRIBUSI
BISNIS
PENYEMPURNAAN
OPERASIONAL
ORIENTASI
MASA
DEPAN
Bagaimana
pengguna melihat
departemen TI
Bagaimana
manajemen
melihat
departemen TI
Bagaimana efektif
dan efisien proses TI?
Seberapa baik
TI diposisikan
untuk
memenuhi
kebutuhan
mendatang?
Misi : menjadi
pemasok sistem
informasi yang
Misi : untuk
memperoleh
sebuah
Misi : mengantarkan
aplikasi dan jasa TI
yang efektif dan
Misi :
mengembangk
an kesempatan
45
Tabel 2.1 IT Balanced Scorecard standar
Tabel di atas menunjukkan sebuah IT balanced scorecard standar.
Perspektif orientasi pengguna/User Orientation menunjukkan evaluasi
pengguna terhadap TI. Perspektif keunggulan operasional/ Operational
Excellence menunjukkan proses TI yang dikerjakan untuk
mengembangkan dan mengantarkan aplikasi. Perspektif orientasi masa
depan/ future orientation menggambarkan sumber daya manusia dan
teknologi yang dibutuhkan oleh TI untuk mengantartarkan jasa mereka.
Perspektif kontribusi bisnis/ Business Contribution menangkap nilai
bisnis dari investasi TI.
diutamakan kontribusi bisnis
yang relevan
dari investasi TI
efisien. untuk
menjawab
tantangan
masa depan
Strategi Strategi Strategi Strategi
Pemasok operasi
yang diutamakan
Mengendalikan
biaya TI
Pengembangan yang
efektif dan efisien
Pelatihan dan
pendidikan
anggota TI
Melawan pemberi
solusi bisnis dari
sumber apapun
Nilai bisnis dari
proyek TI
Operasi yang efektif
dan efisien
Membuat ahli
anggota TI
Kemitraan dengan
pengguna
Menyediakan
kemampuan
bisnis baru
Riset ke
teknologi yang
bermunculan
Kepuasan
pengguna
Aplikasi
portofolio
46
Tiap persepektif harus diterjemahkan menjadi ukuran
koresponden dan ukuran yang menggambarkan situasi sekarang.
Perkiraan ini harus diulangi secara periodic dan harus dipertemukan
dengan tujuan yang diatur sebelumnya dan dengan benchmarking. Yang
menjadi pokok adalah dalam sebuah IT BSC hubungan sebab-dan-akibat
ditetapkan dan koneksi antara dua tipe ukuran, ukuran hasil (outcome
measures dan pendorong kinerja (performance drivers), diklarifikasi. IT
scorecard yang dibangun dengan baik membutukan perpaduan yang baik
antara dua tipe ukuran ini.
2.2.7 Rich Picture
Menurut Mathiassen (2000, p26), Rich Picture adalah gambaran
informasi yang menjelaskan tentang pemahaman ilustrator terhadap
situasi yang sedang berlangsung.
Gambar 2.6 Simbol atau Notasi Rich Picture.
2.2.8 Analytic Hierarchy Process
47
Menurut Bourgeois (2005) AHP umumnya digunakan dengan
tujuan untuk menyusun prioritas dari berbagai alternative / pilihan yang
ada dan pilihan-pilihan tersebut bersifat kompleks atau multi kriteria.
Secara umum, dengan menggunakan AHP, prioritas yang dihasilkan akan
bersifat konsisten dengan teori, logis, transparan, dan partisipatif. Dengan
tuntutan yang semakin tinggi berkaitan dengan transparansi dan
partisipasi, AHP akan sangat cocok digunakan untuk penyusunan
prioritas kebijakan publik yang menuntut transparansi dan partisipasi.
Analytic Hierarchy Process (AHP) adalah suatu alat analisa yang
didukung oleh perhitungan matematika yang sederhana dalam melakukan
proses pangambilan keputusan yang fleksibel dan kuat guna membantu
dalam perencanaan, menentukan prioritas, pengalokasian sumber daya
dan membuat keputusan yang terbaik di antara sejumlah alternative.
Proses ini meliputi penstrukturan masalah dari tujuan utama
(primer) menjadi tujuan sekunder yang lebih rinci. Setelah hirarki ini
dibentuk, matriks perbandingan berpasangan dari setiap elemen dalam
tiap tujuan atau tingkatan dibentuk untuk menunjukkan tingkat
kepentingan relatif atau intensitas dampak-dampak dari elemen-elemen
tersebut di dalam suatu urutan.
2.2.8.1 Prosedur AHP
AHP merupakan salah satu metode untuk membantu
menyusun suatu prioritas dari berbagai pilihan dengan
menggunakan beberapa kriteria (multi criteria). Karena sifatnya
48
yang multi kriteria, AHP cukup banyak digunakan dalam
penyusunan prioritas.
Di samping bersifar multi kriteria, AHP juga didasarkan
pada suatu proses yang terstruktur dan logis. Pemilihan atau
penyusunan prioritas dilakukan dengan suatu prosedur yang logis
dan terstruktur. Kegiatan tersebut dilakukan oleh ahli-ahli yang
representatif berkaitan dengan alternatif-alternatif yang akan
disusun prioritasnya (Bougeois, 2005).
Secara garis besar, ada tiga tahapan dalam
penyusunanmprioritas, yaitu :
1. Dekomposisi dari masalah;
2. Penilaian untuk membandingkan elemen-elemen hasil
dekomposisi; dan
3. Sintesis dari prioritas.
2.2.8.2 Dekomposisi Masalah
Dalam menyusun prioritas, maka masalah penyusunan
prioritas harus mampu didekomposisi menjadi tujuan (goal) dari
suatu kegiatan, identifikasi pilihan-pilihan (options), dan
perumusan kriteria (criteria) untuk memilih prioritas Langkah
pertama adalah merumuskan tujuan dari suatu kegiatan
penyusunan prioritas.
Setelah tujuan dapat ditetapkan, maka langkah selanjutnya
adalahmenentukan kriteria dari tujuan tersebut.
49
Berdasarkan tujuan dan kriteria, beberapa pilihan perlu
diidentifkasi. Pilihan-pilihan tersebut hendaknya merupakan
pilihan-pilihan yang potensial, sehingga jumlah pilihan tidak
terlalu banyak.
2.2.8.3 Penilaian/Pembandingan Elemen
Setelah masalah terdekomposisi, maka ada dua tahap
penilaianatau membandingkan antar elemen yaitu perbandingan
antar kriteriadan perbandingan antar pilihan untuk setiap kriteria.
Perbandingan antar kriteria dimaksudkan untuk menentukan
bobot untuk masing-masing kriteria. Di sisi lain, perbandingan
antar pilihan untuk setiap kriteria dimaksudkan untuk melihat
bobot suatu pilihan untuk suatu kriteria. Dengan perkataan lain,
penilaian ini dimaksudkan untuk melihat seberapa penting suatu
pilihan dilihat dari kriteria tertentu.
Dalam melakukan penilaian/perbandingan, ahli yang
mengembang-kan AHP mengunakan skala dari 1/9 sampai dengan
9. Jika pilihan A dan B dianggap sama (indifferent), maka A dan
B masing-masing diberi nilai 1. Jika misalnya A lebih baik/lebih
disukai dari B, maka A diberi nilai 3 dan B diberi nilai 1/3. Jika A
jauh lebih disukai dengan B, maka A misalnya diberi nilai 7 dan B
diberi nilai 1/7. Penilaian ini tidak akan digunakan dalam tulisan
ini karena cara tersebut kurang logis. Sebagaimana contoh, jika A
50
nilainya 7 dan B adalah 1/7, maka perbedaan antara A dengan B
hampir mendekati 700%.
Suatu alternatif penilaian yang digunakan oleh Bourgeois
(2005) yang memakai skala antara 0.1 sampai dengan 1.9 dinilai
lebih logis seperti disajikan pada Tabel 1. Jika A sedikit lebih
baik/disukai dari B, maka A diberi nilai 1.3 dan B dinilai 0.7,
mengindikasikan jarak sekitar 30% dari nilai 1. Jika A jauh lebih
disukai oleh B, maka nilai A menjadi1.6 dan B menjadi 0.4.
Hasil Penilaian Nilai A Nilai B
A sangat jauh lebih disukai dari B 1.9 0.1
A jauh lebih disukai dari B 1.6 0.4
A sedikit lebih disukai dari B 1.3 0.7
A sama dengan B 1.0 1.0
A sedikit kurang disukai dari B 0.7 1.3
A jauh kurang disukai dari B 0.4 1.6
A sangat jauh kurang disukai dari B 0.1 1.9
Sumber: Bourgeois (2005)
Tabel 2.2 Skala Penilaian
Dengan menggunakan penilaian seperti Tabel 2.2, maka
perbandingan antar kriteria akan menghasilkan Tabel 2.3 berikut.
Untuk memudahkan, dalam tabel diasumsikan hanya ada empat
kriteria. Dari tabel tersebut dapat dirangkum sebagai berikut :
51
• cij merupakan hasil penilaian/perbandingan antara kriteria
i dengan j
• ci. merupakan penjulahan nilai yang dimiliki kriteria ke i
• c merupakan penjumlahan semua nilai ci.
• Bobot kriteria ke i diperoleh dengan membagi nilai ci
dengan c.
Kriteria CR1 CR2 CR3 CR4 Jumlah Bobot
CR1 - c12 c13 c14 c1 bc1=c1/c
CR2 c21 - c23 c24 c2 bc2=c2/c
CR3 c31 c32 - c34 c3 bc3=c3/c
CR4 c41 c42 c43 - c4 bc4=c4/c
Jumlah C
Tabel 2.3 Perbandingan antar Kriteria
Dengan menggunakan prosedur yang sama, maka
dilakukan perbandingan antar pilihan (OP) untuk masing-masing
kriteria. Tabel 2.3 berikut mengilustrasikan perbandingan antar
pilihan (4 pilihan) untuk kriteria 1 (C1) dengan penjelasan sebagai
berikut :
• oij merupakan hasil penilaian/permbandingan antara
pilihan i dengan k untuk kriteria ke j
• oi merupakan penjumlahan nilai yang dimiliki pilihan ke i
• merupakan penjumlahan semua nilai oi.
• boij merupakan nilai pilihan ke i untuk kriteria ke j
52
Proses penilaian antar pilihan ini terus dilakukan untuk
semua kriteria. Sebagai catatan, penilaian sebaiknya dilakukan
oleh ahlinya dan stakeholder utama. Biasanya, jumlah ahli
bervariasi, bergantung pada ketersediaan sumberdaya. Penilaian
dapat dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada masing-
masing ahli ataupun dengan melakukan suatu pertemuan para ahli
untuk melakukan penilaian tersebut.
C OP1 OP2 OP3 OP4 Jumlah Bobot
OP1 - o12 o13 o14 o1 bo1=o1/o
OP2 o21 - o23 o24 o2 bo2=o2/o
OP3 o31 o32 - o34 o3 bo3=o3/o
OP4 o41 o42 o43 - o4 bo4=o4/o
Jumlah O
Tabel 2.4. Perbandingan antar Pilihan untuk Kriteria C1
2.2.8.4 Sintesis Penilaian
Sintesis hasil penilaian merupakan tahap akhir dari AHP.
Pada dasarnya, sintesis ini merupakan penjumlahan dari bobot
yang diperoleh setiap pilihan pada masing-masing kriteria setelah
diberi bobot dari kriteria tersebut. Secara umum, nilai suatu
pilihan adalah sebagai berikut :
n
53
bopi = ∑ boij * bcj …………………………………………..……..(1) i=1
bopi = nilai/ bobot untuk pilihan ke i
Formula tersebut juga dapat disajikan dalam bentuk tabel.
Untuk memudahkan, diasumsikan ada empat kriteria dengan
empat pilihan seperti Tabel 4 berikut. Sebagai contoh nilai
prioritas/bobot pilihan 1 (OP1) diperoleh dengan mengalikan nilai
bobot pada kriteria dengan nilai yang terkait dengan kriteria
tersebut untuk pilihan 1 sebagai berikut:
bopi = bo11* bc1+bo12* bc2 +bo13* bc3+ bo14* bc4............ (2)
Hal yang identik dilakukan untuk pilihan 2, 3 dan 4.
Dengan membandingkan nilai yang diperoleh masing-masing
pilihan, prioritas dapat disusun berdasarkan besarnya nilai
tersebut. Semakin tinggi nilai
2.2.9 Fit / Gap Analysis
2.2.9.1 Pengertian Analisa Fit/Gap
Menurut Wikipedia,
(http://en.wikipedia.org/wiki/Fit/Gap_Analysis), analisa Fit/Gap
adalah studi yang dibuat untuk mengidentifikasi apakah sistem
yang ada sekarang telah memenuhi kebutuhan, dan apabila
diidentifikasi adanya gap, maka akan dicatat dalam format yang
telah ditentukan. Analisa Fit/Gap akan mengidentifikasikan gap
54
(kesenjangan) antara bagaimana operasi bisnis diperlukan untuk
melawan apa yang package tidak bisa penuhi.
2.2.9.2 Tujuan Analisa Fit/Gap
Fit / Gap Analysis bertujuan untuk mengevaluasi
kebutuhan pengguna terhadap system dan mengidentifikasikan
apakah Fit atau Gap antara kebutuhan pengguna dengan sistem.
Fit berarti kebutuhan / requirement terpenuhi oleh sistem.
Sedangkan Gap berarti kebutuhan / requirement tidak terpenuhi
oleh sistem.
Tujuan dari analisa Fit/Gap adalah :
1. Mengumpulkan requirement dari perusahaan
2. Langkah awal untuk menentukan penyesuaian (customization)
yang diperlukan
3. Memastikan sistem yang baru memenuhi kebutuhan proses
bisnis perusahaan
4. Memastikan bahwa proses bisnis akan menjadi “Best Practice”
5. Mengidentifikasikan permasalahan yang membutuhkan
perubahan kebijakan
2.2.9.3 Langkah-langkah dalam analisa Fit / Gap
Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam analisa Fit / Gap :
2.2.9.3.1 Ranking Requirements
55
Tahapan ini mendukung tim proyek dan
sponsor proyek untuk memastikan proses bisnis dapat
diakomodasikan selama implementasi sistem yang
baru. Selain itu, berfungsi untuk memastikan tim
proyek berfokus pada area yang paling penting bagi
organisasi agar functionality yang baru dapat
memberikan nilai tambah bagi perusahaan dalam
meningkatkan proses bisnis.
Requirement harus diidentifikasikan sesuai
dengan tingkat prioritasnya. Adapun tingkat
prioritasnya akan dijelaskan sebagai berikut :
• High Critical Requirement : merupakan requirement
yang sangat penting untuk kegiatan operasi dan tanpa
requirement tersebut perusahaan tidak dapat berfungsi,
termasuk didalamnya kebutuhan akan pelaporan
internal dan eksternal yang penting.
• Medium Critical Requirement : merupakan
requirement dimana ketika dipenuhi akan
meningkatkan proses bisnis perusahaan.
• Low Critical Requirement : merupakan requirement
yang hanya menambah nilai yang kecil / minor value
bagi proses bisnis perusahaan apabila requirement
tersebut dipenuhi.
56
Adapun requirement tersebut akan
dikelompokkan berdasarkan kategori, yaitu :
• Operasional : requirement pada kategori operasional
merupakan requirement yang bersifat sebagai
peningkatan produktivitas karyawan seperti efisiensi
waktu, dan penyempurnaan operasional.
• Strategis : requirement pada kategori strategis
merupakan requirement yang bersifat sebagai alat
pendukung pengambilan keputusan bagi pihak
manajemen.
2.2.9.3.2 Degree of Fit
Menentukan sejauh mana kebutuhan dapat
diakomodir oleh sistem yang baru. Kategori ini
terdiri dari : Fit, Gap, Partial Fit.
Kode Keterangan
F FIT – kebutuhan sepenuhnya dipenuhi oleh software
G GAP – software tidak dapat memenuhi kebutuhan.
Komentar,alternatif saran dan rekomendasi yang dibuat
akan menghasilkan rekomendasi untuk melakukan
customization terhadap software.
P Partial fit – software mempunyai fungsional yang
memenuhi kebutuhan. Perubahan sementara, laporan
khusus atau customizations, bagaimanapun akan
57
dibutuhkan kemudian agar dapat memenuhi kebutuhan
secara maksimal.
Tabel 2.5 Degree of Fit dalam analisa Fit/Gap
2.2.10 Biaya (Cost)
2.2.10.1 Konsep Biaya
Biaya (cost) merupakan sejumlah daya yang dikeluarkan
atau dihabiskan untuk membiayai proyek untuk menghasilkan
suatu produk (Parker, 1988, p90)
2.2.10.2 Jenis-Jenis Biaya
Terbagi 2 jenis biaya yaitu :
a. Tangible cost
Adalah biaya yang dapat dengan mudah diidentifikasi dan
diukur dengan analisa sistem. Contoh : biaya furniture, biaya
software, biaya peralatan, biaya perubahan.
b. Intangible cost
Merupakan biaya yang sulit untuk diidentifikasi dan susah
untuk dikalkulasi dan diukur. Contoh : biaya perawatan
hardware, biaya kehilangan persaingan pinggir dari pesaing /
saingan, biaya untuk high turn over rate, dan biaya untuk
mengurangi market share harus untuk menambah
ketidakpuasan customer.
2.2.10.3 Kategori Biaya
58
Dalam bisnis biaya manfaat, biaya dikategorikan 3
macam, antara lain :
1. Biaya Investasi
Merupakan modal pembayaran yang tidak diulang-ulang untuk
mendapatkan atau mengembangkan peralatan baru, software
baru, fasilitas baru, dan lain-lain. Contoh : Komputer, storage,
jaringan komunikasi, software, Training / pelatihan.
2. Biaya Implementasi
Adalah pembayaran satu kali untuk membuat atau menginstall
kemampuan baru. Sama seperti biaya investasi, dimana satu
kali biaya investasi dapat diubah ke biaya Operasi tahunan
(Annual Operating Cost) ketika peralatan dikontrakkan. Contoh
: Biaya pemindahan peralatan dan personalia perusahaan, biaya
penempatan saluran listrik dan telepon, biaya penghapusan
sistem sekarang, Refurnishing Cost / biaya pembaharuan ulang,
dan biaya furniture.
3. Biaya operasi tahunan
Adalah biaya bila pembayaran berulang dibutuhkan. Ini
dibutuhkan untuk operasi dasar dari hari ke hari atau bulan ke
bulan.Contoh : Biaya penyewaan peralatan dan fasilitas spesial,
biaya perawatan peralatan dan software, gaji tambahan
personalia, biaya perbedaan persediaan dan biaya asuransi.
2.2.11 Manfaat (Benefit)
59
2.2.11.1 Definisi Manfaat
Menurut Remenyi (2000, p40), manfaat (benefit) dari
teknologi informasi adalah keuntungan yang diperoleh dengan
bantuan dari komputer dan komunikasi yang mana sebuah
perusahaan akan bersedia untuk membayar atas penggunaan
semua itu.
Menurut Remenyi (2001, p5) dalam bukunya The Effective
Measurement and Management of IT Costs and Benefits, arti
dari benefit adalah suatu istilah untuk menunjukkan kelebihan
atau keuntungan yang didapat oleh perorangan maupun
organisasi. Untuk mencapai keberhasilan suatu projek, benefit
harus diidentifikasi seawal mungkin di dalam siklus
pengembangan sistem dimulai.
2.2.11.2 Jenis-jenis Manfaat
Menurut Parker (1988, p92) ada 3 jenis manfaat, yaitu
tangible benefit, quasitangible benefit yang bertitik berat pada
peningkatan efisiensi organisasi dan intangible benefit yang
betrtitik berat pada peningkatan efektivitas organisasi.
Menurut Dan Remenyi (2001. p7) , benefit dibagi menjadi
2 jenis :
1. Tangible benefits
Tangible Benefits disebut juga dengan Hard Benefits,
adalah manfaat yang dihasilkan dari investasi yang dapat
diidentifikasi atau diukur secara langsung dari segi financial
60
dan secara langsung dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
Contohnya adalah penurunan total biaya produksi, peningkatan
laba, pengembalian modal. Tangible benefits mudah untuk
diidentifikasi dan diukur. Seperti jumlah pendapatan.
2. Intangible benefits
Intangible Benefits disebut juga dengan Soft Benefits,
adalah manfaat yang dihasilkan dari investasi yang tidak dapat
secara langsung diidentifikasi atau diukur. Contohnya adalah
peningkatan lingkungan kerja bagi karyawan sehingga
menciptakan suasana kerja yang lebih baik. Intangible benefit
akan memberikan kontribusi yang penting terhadap
kepentingan perusahaan.
Penelitian dan penilaian aspek biaya dan manfaat sangat
penting guna memperoleh gambaran atas manfaat yang akan
diperoleh dari investasi di bidang IT, yaitu apakah ada manfaat
finansialnya atau tidak.
2.2.12 Cost Benefit Analysis
Cost-benefit analysis didasari oleh filsafat “Utilitarianism”.
Utilitarianism sebuah filsafat yang memandang bahwa benar tidaknya
suatu tindakan / kebijakan ditentukan oleh besar kecilnya manfaat bagi
semua pihak. Tujuannya adalah untuk mengukur efisiensi relatif dari
intervensi pada status quo. Biaya dan manfaat dari dampak intervensi
dievaluasi dalam hal keinginan masyarakat untuk mendapatkan
61
keuntungan (benefit) atau keinginan mereka untuk menghindari biaya
(cost).
Cost-benefit analysis biasanya melibatkan perhitungan
menggunakan formula nilai uang berdasarkan waktu. Hal ini dilakukan
dengan mengubah biaya dan manfaat suatu nilai uang pada masa depan
yang diharapkan mengalir dari jumlah biaya dan manfaat pada nilai saat
ini (pertumbuhan dari suatu inflasi dan sistem moneter).
2.2.13 Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview
(wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan
ketiganya (Sugiyono, 2004, p129).
2.2.13.1 Interview (wawancara)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data,
apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila
peneliti ingin mengeahui hal – hal dari responden yang lebih
mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Wawancara
dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan
dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan
menggunakan telepon.
Wawancara terdiri dari :
a. Wawancara Terstruktur
62
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan
data, bagi peneliti atau pengumpul data telah mengetahui
dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.
b. Wawancara Tidak Terstruktur
Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang bebas
dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang
telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan
hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan
dinyatakan.(Sugiyono, 2004, p130 – 132)
2.2.13.2 Kuesioner (angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila
peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa
yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga
cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar
di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa
pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan
kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos, atau
internet (Sugiyono, 2004, p135).
Sedangkan menurut Hague (1995, p1), kuesioner
merupakan alat untuk mewawancarai orang. Sebuah kuesioner
63
memberikan suatu kerangka dimana pewawancara dapat mencatat
jawaban, tanpa kuesioner wawancara tidak akan teratur. Jadi
kuesioner tidak berdiri sendiri, kuesioner merupakan alat bantu
untuk mengumpulkan data dalam wawancara.
Kuesioner mempunyai 4 tujuan, antara lain :
• Untuk memperoleh informasi akurat dari responden. Dimana
informasi yang akurat diperoleh dengan mengajukan pertanyaan
yang tepat kepada orang yang tepat pula.
• Kuesioner memberikan struktur dalam wawancara sehingga
wawancara dapat berjalan lancar dan sesuai urutan. Hal yang
penting dalam suatu survey adalah bahwa semua responden
diberikan pertanyaan yang sama, tanpa struktur ini akan terjadi
kekacauan dan tidak mungkin membangun gambaran keseluruhan.
• Memberikan format standar pencatatan fakta, komentar, dan sikap.
Catatan wawancara sangat diperlukan, kalau tidak ada catatan
pokok persoalan dapat terlupakan atau melenceng.
• Memudahkan pengolahan data. Semua jawaban disimpan di suatu
tempat sehingga tim pengolahan data dapat menemukannya secara
mudah.
2.2.14 Skala Pengukuran
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
64
Dalam penelitian fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh
peneliti yang selanjutnya disebut sebagai variable penelitian. Dengan
skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik
tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan
atau pertanyaan.
Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert
mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat
berupa kata-kata antara lain :
1. Sangat setuju 1. Baik sekali
2. Setuju 2. Cukup baik
3. Ragu-ragu 3. Kurang baik
4. Tidak setuju 4. Sangat tidak baik
5. Sangat tidak setuju
Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat
diberi skor, misalnya :
1. Sangat setuju/sangat positif diberi skor 5
2. Setuju/positif diberi skor 4
3. Ragu-ragu/netral diberi skor 3
4. Tidak setuju/negatif diberi skor 2
5. Sangat tidak setuju/sangat negatif diberi skor 1
(Sugiyono, 2004, p86 – 87)
2.2.15 Reimplementation
65
Menurut Wiktionary (http://en.wiktionary.org/wiki/re-), prefix re
memiliki arti lagi, kembali atau mundur kembali.
Menurut Wikipedia (http://en.wikipedia.org/wiki/Implementation)
implementation adalah realisasi dari sebuah aplikasi, pelaksanaan dari
sebuah rencana, ide, model, rancangan, spesifikasi, standard, algoritma,
atau kebijakan. Di dalam ilmu komputer, implementation adalah realisasi
dari spesifikasi teknikal dari algoritma menjadi sebuah program,
komponen software atau sistem komputer lainnya.
2.2.16 Accelerated SAP
AcceleratedSAP adalah solusi yang komprehensif bagi
pelaksanaan R / 3 System, yang terdiri dari metodologi yang telah teruji,
peralatan dan berbagai layanan untuk implementasi yang cepat dan
optimasi berkelanjutan dari R / 3 instalasi.
AcceleratedSAP Roadmap yang menyertai Project Plan
menyediakan implementasi standar "how-to-guide" yang mengisi celah-
celah metodologi yang beragam dan berbagai implementasi keterampilan
individu beserta pengalamannya.
Efektivitas AcceleratedSAP telah ditunjukkan berkali-kali di
perusahaan-perusahaan di seluruh dunia. Engineer Business memainkan
peran sentral dalam proyek AcceleratedSAP, digunakan untuk
menyelesaikan tugas-tugas konfigurasi.
AcceleratedSAP Roadmap mencakup berbagai aspek dan tahapan
pelaksanaan. Dalam Roadmap, sebuah rencana proyek rinci termasuk
66
dalam lima fase. Roadmap menyediakan standar prosedur berulang untuk
menerapkan R/3 System, termasuk manajemen proyek, konfigurasi proses
bisnis, teknis, pengujian dan aspek pelatihan. Roadmap berfungsi sebagai
tulang punggung untuk AcceleratedSAP. Hal ini terletak dalam
pelaksanaan asisten, PC berbasis alat navigasi yang juga berisi
AcceleratedSAP akselerator.
2.2.16.1 Kelebihan ASAP
Beberapa kelebihan ASAP adalah
• Mempercepat implementasi SAP R/3 dan meningkatkan hasil
bisnis
• Menawarkan sebuah pendekatan standar untuk implementasi
SAP R/3
• Penggunaan yang lebih efektif dari sumber daya yang tersedia,
sumber daya yang dapat digunakan dalam tahap implementasi
berikutnya untuk mengurangi biaya implementasi secara
keseluruhan.
2.2.16.2 Tahap ASAP
Tahap-tahap dalam ASAP adalah :
• Tahap 1, Project Preparation : menginisiasi dengan
sebuah pengungkapan informasi dan sumber daya. Tujuan
67
dari tahap ini adalah untuk memberikan perencanaan awal
dan persiapan untuk proyek SAP.
• Tahap 2, Business Blueprint : dokumentasi detil dari hasil
yang diperoleh requirement workshop. Business Blueprint
menjelaskan secara detil requirement proses bisnis
perusahaan yang disetujui, yang merupakan pemahaman
umum tentang bagaimana perusahaan berusaha untuk
menjalankan bisnisnya dengan sistem SAP.
• Tahap 3, Realization : Mengimplementasikan requirement
bisnis dan proses berdasarkan pada Business Blueprint.
Tujuannya adalah implementasi akhir dalam sistem, uji
keseluruhan, dan rilis sistem untuk operasi produksi.
• Tahap 4, Final Preparation : Testing, user training,
aktivitas manajemen sistem dan cut over, untuk
mengakhiri kesiapan menuju go live. Tahap final
preparation juga menyediakan pemecahan semua masalah
krusial. Kesuksesan penyelesaian tahap ini berarti telah
siap untuk menjalankan bisnis dalam sistem R/3 produktif.
• Tahap 5, Go Live & Support : Berpindah dari sebuah
lingkungan pre-production ke operasi produksi live.
68
2. 3 Kerangka berpikir
2.3.1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian skripsi ini dilakukan di :
Wisma BNI 46 – Kota BNI, 7th Floor
PT. Sari Coffee Indonesia
Jl. Jend. Sudirman Kav. 1
Jakarta 10220- Indonesia
Ph : +(62-21) 574-6501
Fax : +(62-21) 574-6189
Wesbsite URL : http://www.starbucks.co.id/
2.3.2 Jadwal Penelitian
Proses penelitian ini dijadwalkan akan berlangsung selama waktu
skripsi yang diberikan yaitu sekitar 5 bulan. Dibawah ini adalah timeline
yang menunjukkan waktu dan jadwal penelitian :
Waktu Kegiatan
1 – 30 September 2009 Pengumpulan proposal serta data yang
dibutuhkan.
Oktober 2009 Penyelesaian bab 1, menentukan metode akan
digunakan dalam mengerjakan skripsi ini.
November 2009 Penyelesaian bab 2 dan menganalisis data
yang telah terkumpul (seperti proses bisnis,
69
evaluasi kinerja, analisa biaya dan manfaat dll)
yang akan digunakan di bab selanjutnya.
Desember 2009 Penyelesaian bab 3
Januari 2009 Analisa usulan pengembangan yang menjadi
dasar penyelesaian bab 4. Jika bab 4 sudah
selesai maka selanjutnya akan menentukan
kesimpulan dan saran yang akan digunakan
untuk menyelesaikan bab 5
29 Januari 2009 Pengumpulan Softcover Skripsi
Tabel 2.6 Jadwal Penelitian