View
542
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
http://ahlannet99.wordpress.com
Citation preview
Bab 2
Landasan Teori
2.1. Mesin dan Peralatan Pendukung
Proses pemesinan adalah bagian dari proses pembentukan dengan cara
membuang material yang tidak diinginkan pada benda kerja sehingga
diperoleh produk akhir dengan bentuk, ukuran dan permukaan akhir
seperti yang dikehendaki. Yang termasuk proses pemesinan dasar ialah :
1. Turning (Bubut)
2. Milling (Freis)
3. Shaping dan Planing (Sekrap)
4. Drilling, Boring dan Reaming (Bor, Gurdi dan Reamer)
5. Sawing
6. Grinding
7. Broaching (Pembuatan lubang yang penampangnya tidak
berbentuk lingkaran).
Pada risalah praktikum proses manufaktur ini hanya akan dijelaskan
mengenai proses pemesinan turning, milling, sekrap, gerinda
(menghaluskan permukaan benda kerja yang tidak rata) dan proses
welding (proses penyambungan logam dengan cara pemanasan).
Proses Turning
Proses pemesinan turning (bubut) adalah proses pemotongan logam
dengan permukaan silindrik atau konis dengan cara membuang material
yang tidak diinginkan pada benda kerja sehingga diperoleh produk akhir
dengan bentuk, ukuran dan surface finish seperti yang dikehendaki.
Bagian benda kerja yang terbuang tersebut dinamakan chips (geram).
Sewaktu mesin ini beroperasi benda kerja yang dipasang pada spindle
melakukan gerak rotasi sedangkan pahat melakukan gerak translasi
sepanjang sumbu benda kerja. Kecepatan benda kerja lebih tinggi
dibandingkan kecepatan pahat, dengan demikian pada mesin bubut yang
melakukan gerak potong adalah benda kerja dan gerak makan dilakukan
oleh pahat.
Proses Milling
Proses milling (freis) adalah proses pengerjaan logam untuk melengkung
(3 Dimensi) dan bidang-bidang bertingkat dengan pahat yang berputar
pada spindle atau arbor. Jenis-jenis milling berdasarkan posisi pahat ada
yang vertikal, horizontal, dan universal.
Proses Sekrap
Proses sekrap merupakan proses pemesinan yang paling sederhana
dimana gerak potong berupa garis lurus dengan pahat bermata tunggal,
digunakan untuk menghasilkan permukaan datar. Proses pengerjaan
hampir sama dengan mesin milling, hanya mesin sekrap memiliki
kecepatan pemotongan dan pemakanan lebih rendah dibandingkan
dengan mesin milling. Benda kerja diumpankan tegak lurus terhadap
gerak potong diantara langkah-langkah pemotongan yang berurutan.
Gerak potong dilakukan pahat dan gerak makan dilakukan oleh benda
kerja dan gerak makan dilakukan oleh benda kerja. Hampir semua
bentuk yang dibuat dengan proses sekrap dapat dibuat dengan proses
yang lebih produktif, seperti proses milling, broaching ataupun gerinda.
Dewasa ini, mesin sekrap hanya dipakai untuk pengerjaan khusus seperti
pembuatan perkakas atau dies dengan volume produksi yang kecil.
Proses Gerinda
Proses gerinda adalah proses untuk menghasilkan permukaan yang halus
dan yang dapat mencapai ketelitian yang tinggi. Ketelitian yang tinggi
ini dapat tercapai karena pemotongan atau pemakanan oleh mesin-mesin
gerinda tersebut dapat diatur sekecil mungkin atau setipis mungkin,
yaitu sebesar 2 sampai 5 mikron. Berdasarkan keperluan, penggerindaan
dapat menghasilkan permukaan akhir sesuai dengan yang dikehendaki,
dari yang kasar hingga yang halus dengan ketelitian yang tinggi. Apapun
jenis mesin gerinda yang digunakan, pada umumnya yang digerinda
adalah bagian permukaan benda kerja. Salah satu keuntungan
penggerindaan ialah kita dapat mengerjakan benda yang telah
dikeraskan. Karena apabila benda ini dikerjakan dengan mesin potong
biasa sulit untuk dilaksanakan.
Proses Welding
Proses welding (pengelasan) adalah salah satu proses penyambungan
logam dengan cara pemanasan dengan atau tanpa tekanan. Secara
mikroskopis, proses penyambungan terjadi karena adanya difusi atom
yaitu terjadi perpindahan atom-atom dari tempat asalnya ke tempat atom
logam yang disambung.
Dalam risalah praktikum Proses Manufaktur ini akan dijelaskan dua
jenis proses pengelasan yaitu pengelasan listrik dan pengelasan asetilen.
Gambar 2.1 Proses Permesinan
Setiap proses mempunyai spesifikasi sendiri seperti pisau potong dan
gerakan pisau potong terhadap benda kerja. Bidang teknik mesin
menekankan kemampuan memilih dan memutuskan proses mana yang
paling efektif dan efisien pada tahapan produksi suatu benda kerja
produk.
Macam-macam perkakas:
mesin bubut / lathe
mesin bor horizontal
mesin sekrap / shape
mesin ketam / planer
mesin frais horizontal
mesin frais vertikal
Gambar 2.2 Mesin Perkakas
Setiap mesin mempunyai kontruksi atau bagian utama seperti kolom,
head, spindel, meja tool post dan lain-lain. Bidang teknik mesin harus
mampu merancang dan mendisai kekuatan kontruksi dari mesin
perkakas tersebut.
Tabel 2.1 Tabel Mesin dan Operasinya
Mesin perkakasGerakan
pemotong
Gerakan
pemakanJenis operasi
Mesin BubutBenda kerja
berputar
Tool dan meja
pembawa
relative linier
Muka, drilling
boring, reaming
Mesin BorHorizontal
Tool rotasiMeja relative
linier
Drilling, boring,
reaming
Mesin KetamMeja relative
bolak-balik
Tool relative
linierPermukaan datar
Mesin SekrapTool linier
bolak-balik
Meja relative
linierPermukaan datar
Mesin Frais
HorizontalTool rotasi
Meja relative
linier
Roda gigi, cam
facing, drilling
Mesin Frais
VerticalTool rotasi
Tool relative
linier
Pelubangan,
permukaan datar
Mesin Gerinda
Silindrik
Piringan
berputar
Pringan relative
linier
Permukaan
silindris
Mesin GergajiTool linier atau
rotasi
Benda kerja dan
tool linierPemotongan
Mesin Tool linier Tool linier Permukan luar
Broaching dan dalam
Peralatan Pendukung
a. Peralatan Pendukung Kerja Permesinan
1. Palu dan sikat kawat
Palu dan sikat kawat baja digunakan untuk membersihkan terak-
terak setiap selesai suatu pengelasan atau waktu menyambung.
Palu mempunyai ujung pahat yang dipakai untuk membuat rigi-
rigi pada bagian yang sudut sedangkan yang ujungnya berbentuk
pahat digunakan untuk permukaan rigi-rigi yang rata. Sikat untuk
membersihkan bagian terak yang ketinggalan setelah di ketok
dengan palu selain itu sekat kawat digunakan untuk
membersikkan bidang bendakerja sebelum dilas .
2. Penjepit
Untuk memegang benda kerja yang panas dipergunakan penjepit
tempa dengan macam- macam bentuk seperti bentuk moncong
rata, moncong bulat, moncong serigala dan moncong kompikasi.
Macam-macam penjepit lain yang seringdigunakan padawaktu
pengelasan ialah klem C dan lain-lain. Klem ini sering digunakan
untuk mengikat bendakerja selama pengelasan.
3. Jangka sorong
Untuk mengukur tebal, diameter luar dan dalam, dan mengukur
tinggi atau kedalaman lubang dapat mengukur sampai 0,025
mmm / 0,001 inci.
4. Mistar baja
Untuk mengukur , menarik garis pada saat pembuatan gambar.
5. Siku-siku
Siku-siku termasuk alat ukur dan juga alat gambar, pada dasarnya
siku-siku digunakan untuk memeriksa mengukur sudut, menarik
garis dan memeriksa kerataan suatu bidang.
6. Ragum
Digunakan untuk menjepit benda kerja, karena ukuran dan bentuk
benda kerja berbeda-beda maka disediakan juga bermacam-
macam ragum. Ragum datar dipakai untuk pekerjaan ringan,
ragum pelat dipakai untuk pekerjaan berat pada mesin besar,
ragum busur pada alas ragum terdapat skala indeks sudut, sudut
rahang benda kerja dapat distel dalam arah horizontal sebesar
sudut tertentu. Pada ragum universal sudut rahangnya dapat distel
dalam arah horizontal dan vertikal.
7. Mikrometer
Digunakan untuk mengukur tebalan pada pekerjaan yang
memerlukan ketelitian dan kepadatan, misalnya pada pekerjaan
membubut, mengepres dan lain-lain.
8. Penitik (Penggores)
Terbuat dari baja karbon tinggi digunakan untuk melukis garis
pada logam.
b. Alat-alat Keselamatan Kerja
1. Helm pengaman
Digunakan untuk menghindari tumbukan langsung benda kerja
dengan kepala dan melindung kepala dari benda yang jatuh dari
atas.
2. Helem dan kedok las
Digunakan pada saat pengelasan untuk melindung muka dari
radiasi inframerah dan ultraviolet dari busur, sinar tajam dari
busur dan sinar yang berasal dari cairan benda kerja.
3. Pelindung telinga
Untuk melindung telinga dari kebisingan pada waktu proses
pengerjaan benda kerja.
4. Pelindung hidung
Untuk menjaga asap dan debu agar tidak langsung masuk
kehidung.
5. Jaket las atau baju praktek
Untuk menghindari terbakarnya pakaian kerja karena percikan
cairan logam goresan benda-benda panas dan cahaya yang timbul
dari lasan dan proses pengerja pada mesen bubut dan lain-lain.
Dianjurkan pakaian kerja berleher tinggi dan menutup rapat
bagian leher, demikian pula ujung lengan baju. Jangan memakai
pakaian kerja yang sudah usang atau berlubang, sebaiknya
menggunakan sepatu tinggi agar bagian atasnya tertutup oleh
celana, kesemuanya ini untuk mencegah kemungkinan bunga api
las masuk mengenai badan kita.
6. Sarung tangan
Untuk melindung tangan terhadap sinar las atau percikan logam
cair dan melindung tangan dari percikan pada saat proses
pengerjaan benda kerja dimesin bubut dan lain-lain.
Jangan menggunakan sarung tangan dari katun karena mudah
terbakar. Saraung tangan biasanya terbuat dari kulit, disamping
kuat pakai, juga tahan terhadap panas.
7. Sepatu kerja
Untuk melindung kaki dari benda-benda tajam, jatuhnya benda-
benda dan goresan benda tajam.
2.2 Mesin Bubut
Mesin bubut dapat kita temui pada bengkel mesin konstruksi
khususnya, dan bengkel-bengkel pengerjaan logam pada umumnya,
karena mesin ini banyak gunanya dalam pembuatan atau perbaikan
peralatan. Mesin yang gerak utamanya berputar ini berfungsi sebagai
pengubah bentuk dan ukuran benda dengan jalan menyayat benda
tersebut dengan pahat penyayat. Adapun pokok kerjanya ialah bahwa
benda kerja yang dibubut itu dalam keadaan berputar, sedangkan alat
penyayatnya bergerak mendatar atau melintang secara perlahan.
Benda kerja tersebut dipasang pada alat jepit dan penjepit ini dipasang
pada poros utama mesin tersebut.
Perputaran mesin itu berasal dari sebuah motor listrik yang dipasang
di bawah atau di samping mesin. Ukuran mesin bubut ditentukan oleh
panjang dan tingginya. Panjangnya diukur dari jarak kedua senternya,
sedangkan tingginya diukur dari jarak senter terhadap alasnya dalam
satuan inchi. Ukuran ini menunjukkan kapasitas kerjanya. Misalnya
mesin bubut yang berukuran panjang 40” dan 7½ “, berarti
kemampuan kerjanya hanya terhadap benda kerja yang panjangnya
40” dalam sekali penyayatan ke arah memanjang dan 7 ½” ke arah
melintang.
Lebih dari itu tidak dapat dikerjakan karena gerak pahat dan gerak
putar benda kerja terbatas. Meskipun demikian, hal ini pada
hakekatnya masih dapat kita kerjakan dengan menggunakan alat
khusus.
1. Komponen Utama Mesin Bubut
Gambar 2.3 Mesin Bubut
Bagian-bagian terpenting dari mesin bubut adalah sebagai berikut:
Kepala tetap (Head Stock)
Kepala tetap adalah bagian mesin bubut yang letaknya di sebelah
kiri mesin, dan bagian inilah yang memutarkan benda kerja. Di
dalamnya terdapat kumparan satu seri roda gigi serta roda tingkat
atau roda tunggal.
Sumbu utama pada tiap-tiap mesin bubut dibuat berlubang. Lubang
ini gunanya selain untuk mengurangi berat, juga untuk memasukkan
benda kerja yang berukuran panjang pada waktu dibubut. Pada
kepala tetap dipasang pula alat-alat jepit benda kerja yang akan
dibubut.
Gambar 2.4 Kepala Tetap
Kepala lepas (Tail Stock)
Kepala lepas adalah bagian dari mesin bubut yang letaknya
disebelah kanan mesin dan dipasang di atas alas mesin. Guna alat
ini ialah:
a. Sebagai tempat pemikul ujung benda kerja yang dibubut.
b. Sebagai tempat kedudukan bor pada waktu mengebor.
c. Sebagai tempat kedudukan penjepit bor.
Kepala lepas dapat bergeser di sepanjang alas mesin dan
kedudukannya pada alas tersebut diikat dengan baut dan mur ikat.
Baut dan mur ini mengikat bagian alas kepala lepas dengan alas
mesin. Poros (sleve) kepala lepas itu berlubang tirus (tirus Morse)
sesuai dengan ketirusan tangkai bor.
Pada paksi ini terdapat garis-garis pengukur (dalam inci atau mm)
yang gunanya untuk memeriksa panjang pergerakan poros itu,
misalnya di waktu mengebor dan lain-lain. Tinggi kepala lepas ini
sama dengan tinggi kepala tetap. Untuk memeriksa ketinggian ini,
maka pada kedua lubang poros kepala lepas dan kepala tetap
dipasang senter yang bersudut 600. Kedua senter ini kita tempatkan
sehingga hamper bersentuhan. Jika tinggi kedua ujung senter itu
sama, maka kedudukan kepala lepas dan kepala tetap itu baik.
Kepala lepas terdiri atas dua bagian, yaitu alas dan badan. Kedua
bagian itu diikat dengan 2 atau 3 baut ikat dan dapat digeserkan.
Pergeseran ini diperlukan apabila:
a. Kedudukan kedua senter tersebut tidak sepusat.
b. Kedudukan kedua senter tersebut harus tidak sepusat,
misalnya untuk menghasilkan pembubutan yang tirus.
Gambar 2.5 Kepala Lepas
Alas (Bed)
Alas mesin bubut gunanya sebagai :
a. tempat kedudukan kepala lepas.
b. tempat kedudukan eretan (carriage atau support).
c. tempat kedudukan penyangga diam (steady rest).
Alas yang bentuknya memanjang ini juga merupakan tempat
tumpuan gaya-gaya pemakanan pahat di waktu membubut.
Permukaannya rata dan halus sehingga melancarkan gerakan eretan
ataupun kepala lepas di atasnya. Bentuk alas ini bermacam-macam,
ada yang datar, ada yang salah satu atau kedua sisinya mempunyai
ketinggian dan lain-lain. Antara eretan-alas dan alat tersebut
mempunyai tempat kedudukan masing-masing sehingga satu sama
lain dapat bergerak bebas. Jika bagian ini rusak, maka jalannya
eretan atau kedudukan kepala lepas tidak akan baik lagi dan
berakibat hasil bubutan itu tidak akan baik pula.
Eretan (carriage atau support)
Eretan terdiri atas eretan alas, eretan lintang dan eretan atas. Eretan
alas adalah eretan yang kedudukannya pada alas mesin dan
bergerak ke kiri atau ke kanan sepanjang alas. Di dalamnya terdapat
alat-alat mekanik untuk menggerakkan eretan tersebut secara
otomatis ataupun digerakkan dengan tangan. Gerakan eretan ini
melalui roda gigi yang dihubungkan pada batang gigi panjang yang
dipasang di bawah alas atau melalui as penghantar (lead screw atau
as transporter).
Apabila mesin berputar, maka sumbu penghantar ikut pula berputar.
Jika roda gigi eretan dihubungkan dengan sumbu tersebut, maka
roda gigi itu akan berputar pula, berarti akan membawa eretan
bergeser ke kiri atau ke kanan.
a. Eretan lintang
Eretan ini letaknya di atas eretan alas dan kedudukannya
melintang terhadap alas. Eretan ini dapat bergeser ke arah
melintang, yaitu menjauhi atau mendekati pekerja, baik diputar
dengan tangan ataupun secara otomatis. Guna eretan ini antara
lain untuk memberikan tebal pemakanan pahat atau
menggerakkan pemakanan pahat di waktu membubut. Pada
bagian ujung dekat dengan pemutarnya terdapat pembagian
ukuran. Dengan pembagian ukuran ini kita dapat mengatur
tebal pemakanan pahat bubut.
Eretan memanjang
Poros transfortir
Poros peeding
Tabel putaran mesin
Tabel ulir dan kecepatan pemakanan
Kotak roda gigi
Laci alat
b. Eretan atas
Letak eretan ini di atas eretan lintang dan diikat 2 baut dan mur
ikat. Pada eretan ini terpasang rumah pahat yang gunanya
untuk memasang pahat bubut. Pahat tersbut dipasang pada
rumah bubut kemudian dijepit oleh sebuah atau beberapa buah
jepit. Kedudukan eretan ini dapat diubah-ubah atau diputar
3600 sesuai dengan yang kita kehendaki. Pada bagian alasnya
terdapat pembagian ukuran dalam derajat.
Eretan ini khususnya digunakan untuk membubut tirus dengan
sudut yang besar pada jarak yang pendek (berhubung panjang
langkahnya terbatas). Gerakannya tidak dapat otomatis
melainkan harus diputar dengan tangan.
Gambar 2.6 Eretan
Pahat Bubut
Pahat bubut adalah pisau penyayat yang digunakan untuk menyayat
benda kerja yang dibubut. Benda kerja yang dibubut mempunyai
gerakan berputar dan pahat yang menyayat bergerak mendatar,
tegak lurus, miring terhadap benda kerja dengan gerakan lambat.
Bahan dan kualitas pahat bubut adalah bermacam-macam
tergantung dari kualitas bahan yang dibubut seperti pahat baja
kecepatan tinggi, pahat baja karbon, pahat baja perkakas, pahat
logam keras dan lain-lain.
Kualitas bahan pahat ini menentukan pula penggunaannya,
misalnya pahat baja karbon atau baja perkakas digunakan untuk
mengerjakan bahan-bahan yang lunak, seperti tembaga, kuningan
dan semacamnya, karena baja ini tidak tahan terhadap panas yang
tinggi.
Sebab dengan adanya sayatan itu, bagian yang tersayat menjadi
panas. Pahat yang banyak dipakai sekarang ialah pahat baja
kecepatan tinggi. Pahat ini tahan terhadap suhu 6000C karena
mengandung perpaduan wolfram, vanadium dan chrom disamping
karbon. Bentuk pahat bubut itu bermacam-macam tergantung dari
fungsinya, hal ini berarti bahwa satu macam bentuk pahat bubut
prinsipnya tidak boleh dipakai untuk bermacam-macam pengerjaan.
Misalnya pahat bubut rata semata-mata untuk membubut
permukaan memanjang dari benda kerja dan tidak diperbolehkan
untuk memotong atau membubut ulir dan lain-lain. Bentuk-bentuk
pahat bubut itu antara lain :
a. Pahat bubut rata
Pahat ini gunanya untuk membubut bagian luar benda kerja
hingga bulat dan rata. Bagian puncaknya menyudut 800. Pahat ini
terdiri dari 2 macam, yaitu pahat kanan dan pahat kiri. Pahat
kanan penyayatannya dimulai dari kanan ke kiri, dan pahat kiri
penyayatannya dari kiri ke kanan. Perbedaan kedua macam pahat
itu terletak pada sudut-sudut bebasnya.
b. Pahat bubut muka
Guna pahat ini ialah untuk membubut permukaan ujung benda
(bagian tebalnya) hingga rata, baik pekerjaan itu dipikul oleh
senter kepala lepas maupun tidak.
Pemakanannya dimulai dari tengah-tengah (titik senter) ke arah
sisi pekerjaan, jadi gerakannya mundur. Jika sebaliknya, maka
pahat akan “melawan” putaran benda kerja dan mendapat beban
sayat yang sangat besar sehingga akan cepat tumpul.
Sudut puncaknya menyudut 500 – 550 dan pemasangannya miring
ke kiri sehingga bagian puncaknya mengenai benda kerja.
c. Pahat potong
Bentuk pahat potong berbeda dengan bentuk pahat lainnya.
Bentuknya tipis dan dipasang pada pemegang khusus. Guna
pahat ini untuk memotong benda kerja atau membuat alur pada
mesin bubut.
d. Pahat bentuk
Pahat bentuk adalah pahat yang ujung pemotongnya berbentuk
sedemikian rupa sehingga hasil pembubutannya akan berbentuk
cekung, cembung dan lain-lain.Gerak pemakanannya bermacam-
macam dan bebas, ke kiri, ke kanan dan melintang tergantung
dari bagian yang akan dibentuk. Dengan pahat bentuk ini kita
akan dapat menghasilkan bentuk yang sama pada beberapa
pengerjaan atau pekerjaan.
e. Pahat bubut dalam
Pahat ini gunanya untuk membubut bagian dalam atau lubang
benda kerja. Pahat ini bertangkai panjang dan dipasang diujung
tangkai dan diikat dengan sebuah baut atau disatukan dengan
jalan dilas.
f. Pahat bubut ulir
Pahat ulir gunanya untuk membubut ulir pada benda kerja.
Bentuknya bermacam-macam, misalnya berbetuk segi tiga, segi
empat, trapesium dan lain-lain.
Tool Post
Berfungsi sebagai pengikat pahat, yang bertumpu pada carriage
dengan Cross Slide dan Compound Rest.
Feed Rod dan Lead Screw
Fungsinya sebagai penggerak untuk gerakan otomatis carried
sepanjang bed, sebagai contoh pembuatan ulir. Kecepatan makan
pahat adalah gerakan carried sepanjang bed harus dilakukan gerak
secara otomatis.
Spindle
Spindle merupakan suatu poros yang berputar tempat terpasangnya
Cekam (chuck).
Gear Box
Gear Box terpasang pada head stock yang berfungsi mengatur
putaran spindle dan menggerakan benda kerja sewaktu mesin
beroperasi. Dengan adanya Gear Box, putaran spindle dapat
divariasikan dari 4 sampai 18.
2. Klasifikasi Mesin Bubut
2.1 Klasifikasi Mesin Bubut Berdasarkan 4 kelompok besar
Pada garis besarnya mesin bubut dapat diklasifikasikan dalam 4
kelompok, yaitu mesin bubut ringan, mesin bubut sedang, mesin
bubut standar dan mesin bubut beralas panjang.
1. Mesin bubut ringan
Mesin bubut jenis ini digunakan untuk latihan dan pekerjaan
mesin ringan. Bentuk peralatannya kecil dan sederhana, dan
dipergunakan untuk mengerjakan benda-benda kerja yang
berukuran kecil pula.
Gambar 2.7 Mesin Bubut Ringan
2. Mesin bubut sedang
Konstruksi mesin bubut ini lebih cermat dan dilengkapi dengan
penggabungan peralatan khusus. Oleh karena itu mesin ini
dipergunakan untuk pekerjaan yang lebih banyak variasinya
dan lebih teliti. Fungsi utamanya ialah untuk menghasilkan atau
untuk memperbaiki perkakas-perkakas secara produksi
.
Gambar 2.8 Mesin Bubut Sedang
3. Mesin bubut standar
Mesin ini dibuat lebih berat, daya kudanya lebih besar dan
dipergunakan untuk pekerjaan yang lebih besar daripada yang
dikerjakan mesin bubut ringan dan sedang. Mesin ini
merupakan standard dalam pembuatan mesin-mesin bubut pada
umumnya.
4. Mesin bubut beralas panjang
Mesin bubut ini termasuk mesin bubut industri yang
dipergunakan untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang
panjang dan besar, misalnya membuat poros-poros kapal, poros
transmisi, bahan roda gigi kapal dan lain-lain.
Gambar 2.9 Mesin Bubut Beralas Panjang
2.2 Klasifikasi Mesin Bubut Berdasarkan pada Model Kontruksi
Pengelompokan mesin bubut berdasarkan pada model kuntrusi
yaitu:
1. Speed Lathe
digunakan untuk pengerjaan kayu, pengerjaan spining logam
dan polishing.
2. Engine Lathe
Mesin bubut dengan kecepatan spindel konstan yang dapat
dihubungkan dengan pulley luar untuk menghasilkan tingkat
kecepatan yang bervariasi.
3. Bench Lathe
Mesin bubut ukuran meja, untuk pengerjaan ringan.
4. Toolroom Lathe
Digunakan untuk pengerjaan presisi terutama untuk membuat
tool, dies dan komponen presisi lainnya.
5. Turret Lathe
Mesin bubut dengan multi toolpost dimana beberapa mata
potong terletak pada satu tool post. Beberapa mata potong pada
turret dapat diset urutan produksinya sehingga cocok untuk
produksi massa (berulang-ulang).
6. Automatic Lathe
Pengendalian parameter secara otomatis seperti penyetelan
kecepatan spidel, kedalaman pemotongan, indexing dan
panjang lengkah pemekanan diatur melalui selektor yang
secarapermanen teleh disetting untuk setiap operasi.
Pengendalian semua gerakan diatur oleh rangkaian cam.
3. Alat Bantu Mesin Bubut
Benda kerja yang akan dibubut harus dijepit dengan
menggunakan alat penjepit. Penjepit ini bermacam-macam, yaitu:
1. Cekam berahang tiga dan cekam berahang empat
Cekam berahang tiga bentuknya bundar dan mempunyai 3 rahang
jepit.
Ketiga rahang itu dapat bergerak otomatis atau memusat sendiri
apabila kuncinya diputar sehingga dapat menjepit dengan cepat.
Cekam ini khusus untuk menjepit benda kerja yang sudah bulat
atau benda kerja yang bersegi 3, bersegi 6, bersegi 9 sama sisi.
Gambar 2.10 Cekam Rahang 3
Cekam berahang empat memiliki empat mulut rahang yang
masing-masing dapat bergerak bebas (tidak otomatis). Guna
cekam ini ialah untuk menjepit benda kerja yang berbentuk segi
empat, bulat atau yang bentuknya tidak teratur. Tiap mulut
jepitnya dapat diatur sehingga benda kerja yang dijepit terletak
ditengah-tengah atau sepusat. Pada cekam ini terdapat beberapa
garis lingkaran yang gunanya untuk memudahkan atau
mempercepat pengaturan letak benda kerja di tengah-tengah
sehingga titik tengahnya segaris dengan garis senter mesin.
Bagian luar rahang tersebut, baik cekam berahang tiga maupun
berahang empat, dapat pula dipakai untuk menjepit pekerjaan
bagian dalamnya, misalnya pipa, flens yang berlubang besar dan
lain-lain. Pemasangan kedua penjepit ini pada sumbu kepala tetap
tergantung dari konstruksi poros mesin bubut itu, ada yang
diputarkan (berulir) dan ada pula yang diikat dengan baut dan
mur pengikat.
2. Cekam rata, pembawa dan pelat pembawa
Bentuk cekam rata adalah pipih bulat dan terdapat banyak lubang
atau alur. Guna alat ini untuk menjepit benda kerja yang sukar
atau yang tak dapat dijepit dengan berahang 3 atau berahang 4.
Alur-alur itu gunanya sebagai tempat kedudukan baut pengikat
(sama halnya dengan alur-alur pada meja mesin bor). Benda kerja
yang diletakkan pada permukaan alat ini kemudian dijepit dengan
pelat-pelat penjepit. Pembawa adalah alat yang fungsinya
“membawa” benda kerja sehingga berputar diwaktu membubut.
Pelat pembawa berbentuk bulat pipih dan digunakan untuk
memutar pembawa sehingga benda kerja yang terpasang pada
pembawa ikut berputar poros mesin. Baik alat pembawa maupun
pelat pembawa, keduanya dipakai manakala benda kerja yang
dibubut dipasang atau dipikul oleh 2 senter.
3. Senter
Senter adalah alat yang terbuat dari baja yang dikeraskan dan
digunakan untuk memikul benda kerja yang dibubut. Senter ini
dipasang pada lubang poros kepala tetap atau kepala lepas.
Bagian yang memikul benda kerja menyudut 600. Senter yang
terpasang pada kepala tetap dinamakan senter hidup. Dinamakan
senter hidup karena ia ikut berputar dengan benda kerja,
sedangkan senter mati tinggal diam tidak berputar.
Senter mati ini selalu bergesek dengan benda kerja yang berputar,
jika tidak dipelihara dengan baik, maka ujung senter ini akan
cepat aus dan rusak.
Oleh karena itu pemasangannya pada benda kerja harus diberi
minyak pelumas. Senter kepala lepas yang baik adalah senter
yang dapat berputar sehingga antara benda kerja dan ujung senter
tidak ada gesekan.
4. Kolet (collet)
Untuk menjepit benda kerja yang sudah halus dan bulat yang
akan dibubut digunakan kolet. Bentuknya bulat panjang, lehernya
tirus dan berlubang, ujungnya berulir dan kepalanya dibelah
menjadi 3 bagian. Ukuran alat ini bermacam-macam. Ukuran
tersebut tercantum pada bagian mukanya dan menyatakan garis
tengah benda kerja yang dijepit. Misalnya kolet yang berukuran
3/8 “, berarti alat ini untuk menjepit benda kerja yang garis
tengahnya 3/8. Pemasangannya pada lubang poros kepala tetap.
Alat ini selalu dilengkapi dengan batang penarik yang ujungnya
berulir dan ujung yang lainnya sebagai pemutar. Benda yang
akan dibubut dimasukkan ke dalam lubang kolet, kemudian
batang penarik tadi dimasukkan ke dalam lubang sumbu utama
lalu diputar ke kanan sehingga menarik kolet. Karena leher kolet
dan ujung lubang paksi mempunyai ketirusan yang sama, maka
kepala kolet akan menjepit benda kerja dengan baik.
Gambar 2.11 Kollet
5. Penyangga tetap (steady rest)
Penyangga tetap adalah alat yang gunanya untuk menyokong
atau menunjang benda kerja yang dibubut jika bagian yang
dibubut itu panjang.
Tanpa alat penunjang ini, maka benda tersebut, terutama pada
bagian tengah antara senter kepala lepas dan senter kepala tetap
akan bergetar sehingga hasilnya akan kasar. Terlebih-lebih di
waktu membubut lubang pada benda yang panjang, alat ini
mutlak diperlukan. Penyangga tetap dipasang pada alas mesin
dan diikat dengan baut dan mur. Bagian yang menyokong benda
kerja sebanyak 3 buah dan terbuat dari baja atau perunggu.
Batang-batang penyokong tersebut dapat diatur melalui baut
penekannya sehingga ketiganya merapat pada benda kerja.
Penekanannya pada benda kerja tidak boleh terlalu keras dan juga
tidak boleh terlalu longgar. Jika terlalu keras, kemungkinan
benda kerja akan termakan penyokong tersebut dan apabila
terlalu longgar, benda kerja akan bergetar waktu dibubut. Pada
bagian yang disokong harus diberi minyak pelumas untuk
mengurangi gesekan dan melancarkan putaran benda kerja.
Gambar 2.12 Penyangga Tetap (Steady Rest)
6. Penyangga jalan (follower rest)
Fungsi alat ini hamper sama dengan fungsi penyangga tetap,
yaitu untuk menunjang benda kerja yang panjang dan kecil waktu
dibubut.
Perbedaannya ialah, bahwa penyangga jalan pemasangannya
pada eretan dan ikut bergerak di belakang pahat bubut.
7. Poros Bantu (Mandrel)
Untuk membubut bagian luar benda kerja yang pendek dan
berlubang digunakan poros bantu untuk menyangga agar benda
tersebut dapat dikerjakan tanpa banyak pengaturan atau
penyetelan (harus dibolak-balik). Poros bantu ini berupa batang
bulat yang pemasangannya dimasukkan ke dalam lubang benda
kerja. Bentuknya tirus atau lurus dan bagian ujungnya ada yang
berulir dan ada pula yang tidak. Poros bantu yang bentuknya
lurus biasanya berukuran 0,03-0,05 mm lebih besar daripada
ukuran lubang benda kerja dan salah satu ujungnya berulir untuk
pemasangan mur pengikat. Sedangkan poros bantu yang tirus
mempunyai ketirusan 0,021 mm tiap inci.
Poros ini biasanya tidak berulir pada ujungnya. Jika toleransi itu
terlalu besar, selain berat mengepresnya, juga ada kemungkinan
benda kerja itu akan pecah, terutama jika benda itu tipis atau
terbuat dari besi tuang. Ujung bagian yang tirus itu harus
dibulatkan sedikit dan diberi minyak untuk memudahkan
pemasukan atau pengepresan pada benda kerja. Jika benda itu
telah selesai dibubut, poros bantu itu dikeluarkan lagi dengan alat
pengepres.
Gambar 2.13 Mandrel
8. Kartel
Kartel adalah suatu alat yang gunanya untuk membuat alur-alur
kecil pada benda kerja. Benda yang dibuat alur-alur ini
dimaksudkan agar tidak licin, dan terdapat pada batang-batang
penarik atau pemutar yang dipegang oleh tangan. Alat ini terdiri
dari tangkai dan sepasang gigi. Gigi tersebut terpasang pada
bagian muka tangkai dan dibuat dari baja yang dikeraskan. Hasil
pengartelan ini ada yang lurus dan ada yang belah ketupat
(diamond).
Ukuran kehalusan alurnya atau giginya ditentukan dalam banyak
alur tiap inci. Kartel yang beralur 14 tiap inci adalah kartel kasar.
Yang 21 alur tiap inci adalah kartel sedang dan yang beralur 33
tiap inci adalah kartel halus. Kartel ini dipasang pada rumah
pahat dan kedudukannya harus setinggi senter. Kerja kartel bukan
menyayat seperti pahat bubut, melainkan menekan benda kerja,
sehingga bagian yang tertekan akan beralur, sedangkan bagian
yang tidak tertekan akan mengembang keluar.
9. Pemegang Pahat dan Rumah Pahat
Pahat yang dipakai membubut ada yang langsung dijepit pada
rumah-rumah pahat, ada juga yang dipasang pada pemegang
pahat kemudian dijepit pada rumah-rumah pahat. Umumnya
pahat yang berukuran kecil dipasang pada pemegang pahat agar
tertahan oleh pemegang tersebut waktu mendapat tekanan
pemakanan. Lubang pemegang pahat itu berbentuk segi empat
dan biasanya menyudut 170. Guna rumah pahat adalah untuk
menjepit pahat atau pemegang pahat. Bentuknya bermacam-
macam dan dipasang pada eretan atas. Rumah pahat dapat
menjepit 4 macam pahat yang berlainan bentuk, sehingga lebih
praktis dan melancarkan jalannya pengerjaan dengan tidak usah
mengganti-ganti pahat setiap pengerjaan. Penggantian pahat yang
akan dipakai hanya dengan mengendorkan batang penjepit rumah
itu, kemudian rumah ini diputar ke kiri atau ke kanan sehingga
pahat yang akan dipakai menghadap kepada benda kerja.
2.3 Mesin Freis
Mesin Freis adalah mesin perkakas yang digunakan untuk mengerjakan
atau menyelesaikan suatu benda kerja dengan mempergunakan pahat
freis (cutter) majemuk sebagai pahat penyayat yang berputar pada
sumbu mesin. Mesin freis termasuk mesin perkakas yang mempunyai
gerak utama berputar, pahat freis dipasang pada sumbu atau arbor mesin
yang didukung dengan alat pendukung arbor, jika arbor mesin berputar
melalui suatu putaran motor listrik maka pahat freis ikut berputar, arbor
mesin dapat berputar ke kanan atau ke kiri sedangkan banyaknya
putaran diatur sesuai dengan kebutuhan.
Kegunaan mesin freis itu bermacam-macam, diantaranya ialah untuk
meratakan permukaan, membuat alur, membuat roda gigi, membesarkan
lubang, mengebor, reamer, dan lain-lain. Prinsip kerja mesin freis ialah
pahat atau alat-alat penyayat mempunyai gerak putar, sedangkan benda
kerja terpasang pada meja dengan keadaan bergerak mendatar, tegak,
atau berputar secara lambat. Dalam bentuknya mesin freis dibagi
menjadi tiga golongan, yaitu mesin freis “lutut dan tiang” (knee and
column), mesin freis industri, dan mesin freis khusus. Yang termasuk
mesin freis lutut dan tiang adalah mesin freis datar (plain milling
machine), mesin freis universal dan mesin freis tegak. Mesin-mesin freis
ini merupakan mesin freis standar.
Mesin freis datar adalah mesin freis yang letak sumbu utamanya
mendatar. Mejanya terpasang diatas “lutut” dan dapat bergerak mendatar
menyilang dan naik turun.
Mesin ini banyak dipakai pada industri-industri kecil untuk reparasi atau
memproduksi sesuatu dalam bentuk kecil, atau dipakai di sekolah-
sekolah untuk pelajaran dasar cara-cara mengefreis.
1. Bagian Utama Mesin Freis
Gambar 2.14. Bagian-bagian Utama Mesin Freis
Bagian-bagian penting dari mesin freis ialah badan, alas, lengan,
paksi atau spindle, lutut, sadel, meja, dan penahan-penahan
poros.Badan adalah bagian yang menahan seluruh bagian-bagian
mesin itu. Didalamnya terdapat motor penggerak, susunan roda-
roda gigi pengatur kecepatan putar, tempat minyak pelumas
untuk melumasi bagian-bagian yang berputar. Dibagian alasnya
terdapat tempat penampungan cairan pendingin. Cairan
pendingin ini dialirkan oleh suatu pompa ke tempet kedudukan
pahat freis melalui pipa-pipa atau selang untuk mendinginkan
pahat penyayat. Apabila sudah dipakai akan kembali ke tempat
semula melalui suatu saluran.
Paksi atau spindle adalah poros utama mesin freis dan fungsinya
sebagai tempat kedudukan poros freis (arbor). Poros tersebut
dimasukan ke dalam lubang paksi dan diikat dengan baut
pengikat yang letaknya di ujung lubang paksi. Jika mesin
dijalankan, paksi akan membawa poros ikut berputar. Lengan
adalah bagian mesin freis yang gunanya sebagai tempat
kedudukan penopang atau penahan ujung poros feis, dan letaknya
pada bagian paling atas mesin tersebut. Kedudukan lengan ini
dapat diatur atau digeser. Pada suatu pengerjaan tertentu, lengan
ini kadang-kadang tidak dipakai karena menghalangi
perlengkapan yang dipakai.
Lutut adalah tempat kedudukan meja dan eretan meja (sadel).
Lutut ini ditahan oleh eretan yang melekat pada badan mesin
serta ditopang oleh poros berulir sebagai poros penggerak naik
turunnya lutut tersebut. Eretan meja atau sadel adalah bagian
yang menyokong meja dan terpasang diatas lutut. Bagian
bawahnya berbentuk sambungan ekor burung yang
menghubungkan bagian atas lutut. Bagian atasnya terdapat
bantalan penahan meja dan mempunyai sambungan ekor burung
pula yang bentuknya memanjang. Meja tersebut diikat dengan
baut yang terpasang pada salurannya. Bentuk meja mesin freis
umumnya persegi panjang dan fungsinya sebagai tempat
kedudukan benda kerja yang akan difreis. Permukaannya rata
dan. Gunanya permukaan disamping sebagai tempat baut-baut
pengikat, juga sebagai saluran untuk mengalirkan cairan yang
sudah terpakai ketempatnya semula.
Penahan Poros yang letaknya pada lengan mesin gunanya
menahan atau menopang ujung poros freis. Penahan ini dapat
digeser-geserkan kedudukannya untuk menyesuaikan dengan
kedudukan benda kerja yang akan difreis. Penahan ini dapat
digeser-geserkan kedudukannya untuk menyesuaikan dengan
kedudukan benda kerja yang akan difreis. Pada mesin yang
modern, terdapat dua buah penahan. Yang sebuah dipasang
bagian tengah dan yang sebuah lagi dipasang di ujung poros fris.
Yang letaknya di tengah mempunyai lubang lebih besar daripada
yang dipasang di ujung poros. Dengan ditahan oleh kedua
penahan ini maka kedudukan poros freis menjadi lebih kokoh
dari pada hanya memakai satu penahan, terutama diwaktu
mengefreis dengan sayatan tebal. Bantalan yang menahan poros
freis tersebut biasanya terbuat dari kuningan atau perunggu dan
selalu diminyaki/dilumasi sehingga gesekan antara poros dan
penahan relatif kecil.
2. Klasifikasi Mesin Freis
Klasifikasi mesin perkakas freis berdasarkan posisi spindle/paksi
dapat dibagi menjadi 3 yaitu :
a. Mesin Freis Universal.
Bentuk konstruksi mesin freis universal tidak banyak berbeda
dengan mesin freis datar, perbedaannya adalah terletak pada
mejanya. Meja mesin ini dapat bergerak ke kiri dan ke kanan
hingga menyudut, disamping dapat bergerak mendatar dan tegak.
Karenanya mesin ini dapat mengerjakan bermacam-macam
pekerjaan dalam keadaan menyudut, misalnya: membuat roda
gigi spiral, reamer, dan lain-lain.
Gambar 2.15. Mesin Freis Universal
b. Mesin Freis Vertikal atau Tegak.
Mesin freis tegak kedudukan sumbu utamanya berdiri tegak.
Paksi atau spindle yang tegak ini dapat diputar ke kiri dan ke
kanan serta dapat digerakan naik turun secara otomatis atau
diputar dengan tangan. Mesin ini digunakan untuk mengefreis
permukaan luar atau permukaan dalam, reamer, membuat alur
tegak atau mendatar. Mejanya dapat bergerak mendatar,
menyilang, dan naik turun. Dibandingkan dengan mesin freis
datar, penggunaannya sangat terbatas.
Gambar 2.16. Mesin Freis Vertikal
c. Mesin Freis Horizontal
Mesin freis horizontal adalah mesin freis dengan posisi spindel
mendatar. Fungsi mesin ini hampir sama dengan mesin freis
vertikal.
Gambar 2.17. Mesin Freis Horizontal
d. Mesin Freis Industri
Mesin freis industri adalah mesin freis produksi yang umumnya
berukuran besar, gerakan mejanya tak dapat naik turun, kecuali
pada arah mendatar, dalam hal ini spindle atau paksi yang dapat
bergerak naik turun.
Pahat yang digunakan pada umumnya berkualitas lebih tinggi
dari pada pahat mesin freis biasa, yaitu dari baja kecepatan tinggi
atau baja karbida.
Gambar 2.18. Mesin Freis Industri
Ketentuan dasar dari mesin freis adalah ukuran, kekuatan motor,
macam dan bentuknya. Ukuran mesin freis ditentukan oleh
kapasitas panjang langkah mejanya pada arah mendatar,
melintang, dan tinggi pergerakan lutut secara maksimum. Mesin
freis dengan bentuk lutut terbagi 6 ukuran standar panjang
langkah mendatar mejanya, yaitu :
- Nomor 1 : panjang langkah meja 550 mm
- Nomor 2 : panjang langkah meja 700 mm
- Nomor 3 : panjang langkah meja 850 mm
- Nomor 4 : panjang langkah meja 1050 mm
- Nomor 5 : panjang langkah meja 1250 mm
- Nomor 6 : panjang langkah meja 1500 mm
Ukuran ini biasanya digabungkan dengan ukuran daya motornya,
misalnya untuk Nomor 3 dengan 3 daya kuda.
3. Alat Bantu Mesin Freis.
Perlengkapan mesin freis pada garis besarnya dapat dibagi dalam
tiga bagian, yaitu perlengkapan yang kedudukannya pada paksi atau
spindel mesin, misalnya poros freis, kolet, dan lain-lain yang
digunakan untuk pemasangan pahat freis. Perlengkapan kedua ialah
perlengkapan yang fungsinya sebagai alat penjepit, misalnya catok,
pelat-pelat penjepit, penahan benda kerja, dan lain-lain. Dan yang
temasuk pada perlengkapan ketiga ialah kepala pembagi, kepala
lepas, dan perlengkapan tegak (vertikal milling attachment).
a. Poros Freis
Poros freis adalah perlengkapan mesin freis yang gunanya
sebagai tempat kedudukan pahat freis dan ditempatkan pada
sumbu utama mesin. Alat ini bentuknya bulat panjang dan
sepanjang badannya beralur. Bagian ujungnya berbentuk tirus
(tirus brown and sharp) dan ujung yang lainnya berulir spi.
Bagian yang tirus itu berlubang dan berulir dan ditempatkan
pada lubang paksi atau spindel dan diikat oleh baut pengikat.
Poros ini selalu dilengkapi dengan cincin-cincin (collar) yang
beralur spi dan terpasang sepanjang poros. Cincin ini gunanya
untuk mengikat pahat freis yang terpasang diantara cincin-
cincin tersebut.
Cincin yang akan ditahan oleh penahan poros ukurannya lebih
besar daripada cincin-cincin yang lainnya dan dikerjakan
dengan sangat hati-hati sehingga halus dan ukurannya tepat
sama dengan lubang penahan poros. Jika kedudukan cincin dan
poros longgar, maka akibatnya penyayatan pahat freis akan
bergetar, putaran pahat tidak sentris, hasil penyayatan tidak rata
dan lambat laun poros tersebut menjadi bengkok. Ukuran poros
freis bentuk A dan B adalah 7/8” – 1 – 1½ “.
Gambar 2.19. Poros freis
b. Kolet
Kolet adalah alat penjepit pahat freis yang bertungkai tirus.
Bentuk alat ini bermacam-macam, tetapi prinsip kerjanya sama.
Penempatannya pada paksi atau spindel mesin ada yang diikat
dengan baut, tetapi ada juga tidak.
Cincin yang akan ditahan oleh penahan poros ukurannya lebih
besar daripada cincin-cincin yang lainnya dan dikerjakan
dengan sangat hati-hati sehingga halus dan ukurannya tepat
sama dengan lubang penahan poros. Jika kedudukan cincin dan
poros longgar, maka akibatnya penyayatan pahat freis akan
bergetar, putaran pahat tidak sentris, hasil penyayatan tidak rata
dan lambat laun poros tersebut menjadi bengkok. Ukuran poros
freis bentuk A dan B adalah 7/8” – 1 – 1½ “.
Gambar 2.19. Poros freis
b. Kolet
Kolet adalah alat penjepit pahat freis yang bertungkai tirus.
Bentuk alat ini bermacam-macam, tetapi prinsip kerjanya sama.
Penempatannya pada paksi atau spindel mesin ada yang diikat
dengan baut, tetapi ada juga tidak.
Gambar 2.20. Kolet
c. Kepala Pembagi
Kepala pembagi adalah alat yang gunanya untuk membagi
sudut dari benda yang di freis sehingga menghasilkan
pembagian yang sama. Cara pembagian ini bermacam-macam,
dan penggunaannya bergantung dari jumlah bagian yang harus
dibagi dan bentuk kepala pembagi itu. Macam–macam
pembagi antara lain :
- Pembagian langsung (direct indexing)
- Pembagian sederhana (simple indexing)
- Pembagian sudut/derajat (angular indexing)
- Pembagian diferensial (diferensial indexing)
- Pembagian campuran (compound indexing)
Alat ini sangat penting, Khususnya diwaktu membuat sesuatu
segi yang sama sisi pada suatu batang bulat, misalnya segi 4, 6,
8 dan seterusnya atau di waktu membuat gigi-gigi untuk roda
gigi. Di dalam alat ini terdapat roda gigi cacing yang bergigi
40. Roda gigi ini diputar oleh suatu poros yang berulir cacing.
Perbandingan putaran antara poros dan roda gigi tersebut
adalah 40 : 1, sehingga apabila poros diputar 40 kali, maka roda
gigi akan berputar 1 kali. Karena roda gigi ini terpasang pada
poros utama yang berhubungan langsung dengan benda kerja.
Dengan demikian, jika poros berulir cacing berputar 1 kali,
maka benda kerja akan berputar 1/40 putaran. Pada poros
berulir cacing ini dipasang piring pembagi yang berlubang-
lubang kecil dalam jumlah banyak. Tetapi kedudukan lubang-
lubang itu beraturan menurut garis lingkaran. Pada tiap-tiap
garis lingkaran ditandai dengan angka-angka, Misalnya 15, 16,
17, 18, 19 20, 21, 23, dan seterusnya; angka-angka ini
menunjukan jumlah lubang pada garis lingkaran tersebut.
Selain piring pembagi, pada ujung poros ini dipasang pula
suatu batang pemutar dan sepansang kaki jangka. Pada batang
pemutar ini dipasang punca yang berpegas. Ujung punca akan
masuk pada lubang yang terdapat pada garis lingkaran yang
dikehendaki. Sedangkan kaki jangka gunanya untuk
menentukan sudut dan kedudukan punca.
Gambar 2.21 Kepala Pembagi
d. Kepala Lepas
Alat ini sama seperti kepala lepas pada mesin bubut, berfungsi
sebagai penahan benda kerja yang akan difreis bila benda
tersebut dipasang kedua center atau salah satu ujungnya dijepit
pada cekam. Kedudukan center kepala lepas ini dapat diatur
naik turun serta maju mundur untuk menyesuaikan kedudukan
benda kerja. Kepala lepas dipasang diatas meja mesin dengan
kedudukan segaris dengan kepala pembagi. Perlengkapan
pembuat alur.
Gambar 2.21 Kepala Pembagi
d. Kepala Lepas
Alat ini sama seperti kepala lepas pada mesin bubut, berfungsi
sebagai penahan benda kerja yang akan difreis bila benda
tersebut dipasang kedua center atau salah satu ujungnya dijepit
pada cekam. Kedudukan center kepala lepas ini dapat diatur
naik turun serta maju mundur untuk menyesuaikan kedudukan
benda kerja. Kepala lepas dipasang diatas meja mesin dengan
kedudukan segaris dengan kepala pembagi. Perlengkapan
pembuat alur.
Perlengkapan ini dipasang pada sumbu utama mesin dan diikat
dengan baut pada eretan yang terdapat pada badan mesin.
Bentuk alat ini serupa dengan eretan pahat mesin serut dan
fungsinya sama dengan mesin serut tegak yaitu untuk membuat
bermacam-macam alur secara tegak ataupun menyudut, karena
perlengkapan ini dapat diatur kedudukannya. Alat penyayatan
ialah pahat dan gerak sayatannya naik-turun dengan langkah
4”.
Gambar 2.22 Kepala Lepas
e. Meja Putar
Untuk mesin freis tegak atau vertikal digunakan meja putar
sebagai kepala pembaginya, dalam alat ini dibuat alur T untuk
menambatkan atau menjepit benda kerja atau perkakas lain
dengan bantuan baut jepit. Meja putar keliling dikokohkan dan
atas meja penambat mesin freis dengan bantuan baut jepit.
Gambar 2.23. Meja Putar
f. Ragum
Ragum digunakan untuk menjepit benda kerja, karena ukuran
dan bentuk benda kerja berbeda-beda maka disediakan juga
bermacam-macam ragum. Ragum datar dipakai untuk
pekerjaan ringan, ragum pelat dipakai untuk pekerjaan berat
pada mesin besar, ragum busur pada alas ragum terdapat skala
indeks sudut, sudut rahang benda kerja dapat distel dalam arah
horizontal sebesar sudut tertentu. Pada ragum universal sudut
rahangnya dapat distel dalam arah hotizontal dan vertikal.
Gambar 2.24. Ragum
g. Perlengkapan Tegak
Perlengkapan tegak adalah perlengkapan yang sangat
membantu mesin iris datar sehingga dapat mengerjakan
pekerjaan secara tegak. Disamping tegak, alat ini dapat pula
mengerjakan pekerjaan yang datar dan menyudut, karena dapat
diatur dalam kedudukan menyudut dari 0 sampai 90.
Pemasangan alat ini pada sumbu utama diikat dengan empat
baut pengikat pada eretan yang terdapat pada badan mesin.
h. Pisau Freis
Alat penyayat yang dipakai waktu mengereis ialah pisau freis.
Umumnya bentuk pahat ini bulat panjang dan disekelilingnya
bergerigi. Garis tengahnya diukur antara puncak gigi yang satu
degan yang lainnya yang letaknya berseberangan. Sedangkan
lebar atau tebalnya diukur pada permukaan yang melintang dan
sejajar dengan garis sumbunya.
Gambar 2.24. Ragum
g. Perlengkapan Tegak
Perlengkapan tegak adalah perlengkapan yang sangat
membantu mesin iris datar sehingga dapat mengerjakan
pekerjaan secara tegak. Disamping tegak, alat ini dapat pula
mengerjakan pekerjaan yang datar dan menyudut, karena dapat
diatur dalam kedudukan menyudut dari 0 sampai 90.
Pemasangan alat ini pada sumbu utama diikat dengan empat
baut pengikat pada eretan yang terdapat pada badan mesin.
h. Pisau Freis
Alat penyayat yang dipakai waktu mengereis ialah pisau freis.
Umumnya bentuk pahat ini bulat panjang dan disekelilingnya
bergerigi. Garis tengahnya diukur antara puncak gigi yang satu
degan yang lainnya yang letaknya berseberangan. Sedangkan
lebar atau tebalnya diukur pada permukaan yang melintang dan
sejajar dengan garis sumbunya.
Tanda ukuran pahat biasanya terdapat pada bagian mukanya
yang menunjukan ukuran garis tengahnya, lebarnya dan garis
tengah lubangnya. Misalnya ukuran tersebut 4” x 5” x 1”,
berarti pahat tersebut garis tengahnya 4”, lebarnya 5”, dan
lubangnya 1”, lubang pahat freis ini dibuat dengan sangat teliti
dengan toletransi + 0,001” sehingga pas benar apabila
dimasukan pada poros freis. Pada lubang dibuat saluran pasak
untuk kedudukan pasak agar pahat ikut berputar dengan poros
freis. Bentuk pisau freis adalah bermacam-macam sesuai
dengan fungsinya, dan pada umumnya terbuat dari baja
kecepatan tinggi.
Gambar 2.25. Macam-macam Pisau Freis
- Pisau Rata (Plain Milling Cutter)
Gigi-gigi pisau ini hanya terdapat pada sekeliling garis
tengahnya saja sedangkan pada bagian sisinya tidak. Bentuk
giginya ada yang lurus dan ada pula yang spiral dengan
menyudut 45.
Pisau ini mempunyai jumlah gigi sedikit dengan sudut heliks
kiri atau kanan dan dapat menyayat dengan sayatan tebal. Oleh
karena itu pahat ini dapat digunakan untuk pengerjaan
permulaan.
Gambar 2.26. Pisau Rata
- Pisau Samping (Side Milling Cutter)
Pisau ini banyak persamaannya dengan pahat rata yang bergigi
lurus. Perbedaannya ialah bahwa pahat samping pada bagian
sisinya bergigi dan bentuk giginya tirus. Pahat ini digunakan
untuk membuat alur spi atau alur lainnya.
- Pisau Ujung (End Milling Cutter)
Pisau ujung mempunyai gigi di sekeliling badannya dan juga
pada ujungnya. Pahat ini ada yang bertingkai (lurus dan tirus)
dan ada juga yang tidak. Pahat yang bertangkai pemasangannya
dimasukan pada kolet, sedangkan pisau yang tak bertangkai
dipasang pada poros freis golongan C dan digunakan untuk
mengefreis permukaan dan sisi tegak secara tegak maupun
secara mendatar.
Gambar 2.27 Pisau Ujung
- Pisau Muka (Face Milling Cutter)
Pisau ini sebenarnya serupa dengan pahat ujung, hanya
bentuknya lebih besar. Bagian sisi dan sekeliling permukaanya
bergigi. pisau ini biasanya terbuat dari dua macam bahan,
terbuat dari bahan yang lebih lunak dari pada gigi. Pada
sekeliling badan ini terdapat banyak alur sebagai tempat
kedudukan pahat-pahat.
Gambar 2.28. Pisau Muka
- Pisau Alur T (T Slot Milling Cutter)
Pahat yang bertangkai tirus ini digunakan untuk membuat alur
yang berbentuk T seperti alur yang terdapat pada meja mesin
bor atau meja mesin serut. Pahat ini berukuran ¼” – 1 1/2” dan
dipasang pada spindle mesin baik secara tegak maupaun secara
mendatar.
Gambar 2.29. pisau Alur T
- Pisau Sudut (Anggular Milling Cutter)
Bentuk permukaan gigi pisau ini bersusut dan terdiri dari atas
pisau bersudut tunggal dan bersudut kembar. Pisau yang
bersudut tunggal, besar sudutnya 40 - 60 dan 90. Guna pisau
ini adalah untuk mengefreis permukaan sehingga membentuk
bermacam-macam sudut.
Gambar 2.30. Pisau Sudut
- Pisau Belah (Slitting Saw)
Bentuk pisau ini pipih atau tipis dan giginya lurus serta
dangkal. Antara 132” sampai ¼” dan garis tengahnya antara 2
½” – 9”. pisau ini adalah untuk membuat alur kecil dan untuk
membelah.
Gambar 2.31. Pisau Belah
- Pisau Bentuk (Form Milling Cutter)
Bentuk pisau ini adalah bermacam-macam dan digunakan
untuk membentuk permukaan menjadi beralur cekung, beralur
cembung, dan lain-lain. Dengan pisau ini kita akan
mendapatkan hasil pengefreisan yang sama pada beberapa
pengerjaan. Oleh karena itu pahat ini termasuk pisau produksi.
Yang termasuk pisau bentuk adalah pisau cekung (convex
cutter), pisau cembung (concave cutter), pisau radius (corner
rounding cutter), pisau alur T, pisau roda gigi, dan lain-lain.
Gambar 2.32 Pisau Bentuk
- Pisau Roda Gigi (Spur Gear Cutter)
Pisau ini digunakan untuk mengefreis gigi-gigi. Bentuknya
bermacam-macam, misalnya Pisau untuk roda gigi lurus, Pisau
untuk roda gigi payung, Pisau untuk roda gig cacing, dan lain-
lain. Tiap-tiap Pisau mempunyai ukuran atau ketentuan dan
dinyatakan dalam nomor, jumlah gigi atau modul.
Gambar 2.33. Pisau roda gigi
2.4 Mesin Bor (Drilling)
Mesin bor adalah salah satu mesin perkakas yang umum dimana
operasinya untuk membuat lubang baru atau memperbesar atau
memperdalam lubang yang sudah ada.
Proses pembuatan lubang yang paling banyak dilakukan dengan proses
drilling, dengan demikian maka proses drilling merupakan proses yang
cukup penting. Walaupun proses drilling nampaknya merupakan proses
yang sederhana namun beberapa aspek proses tersebet sedikit banyak
telah mengakibatkan kesulitan. Mesin drilling termasuk perkakas
dengan gerakan utama adalah putaran pahat. Disamping membuat
lubang mesin ini dapat juga digunakan untuk proses boring dan reaming.
Hampir semua proses dirlling dilakukan dengan menggunakan pahat
yang mempunyai dua mata potong. Mata potong tersebut terletak pada
ujung pahat. Pahat potong dapat diganti-ganti sesuai dengan diameter
lubang yang diingankan. Untuk membuat lubang yang besar sebaiknya
pembuatan lubung dimulai dengan pahat yang berukuran kecil.
1. Bagian utama
.
Gambar 2.34 Bagian Utama
Spindle : merupakan bagian yang menggerakan
matabor
Drill head : bagian yang menopang mekanisme
penggerak pisau potong dan
menghantarkan ke benda kerja
Push button
Column
Lengan radial : bagian dari mesin bor radial yang dapat
bergerak naik turun maupun putar dimana
motor penggerak dan drill head terpasang
kuat
Meja/base : bagian yang menopang seluruh bagian
bagian mesin bor dimana meja terbuat dari
material besi cor dengan kekakuan/rigid
tinggi dan stabilitas yang mantap.
2. Gurdi (mata bor )
Gurdi adalah sebuah pahat pemotong yang ujungnya berputar dan
memiliki satu atau beberapa tepi potong dan galur yang
berhubungan continyu disepanjang badan gurdi. Galur ini dapat
lurus atau heliks, disediakan untuk memungkinkan serpihan dan
fluida pemotongan. Meskipun gurdi pada umumnya memiliki dua
galur, tetapi mungkin juga digunakan tiga atau empat galur: maka
gurdi kemudian dikenal sebagai penggurdi inti.
Penggurdi semacam ini tidak dipakai untuk memulai sebuah lubang,
melainkan untuk meluaskan atau menyelesaikan lubang yang telah
digurdi atau diberi inti. Jenis yang paling umum dari penggurdi
adalah penggurdi puntir, yang memiliki dua galur dan dua tepi
potong. Penggurdi dapat dilengkapi dengan tangkai yang lurus
maupun tirus. Penggurdi bertangkai tirus dipegang dan dipusatkan
dengan soket tirus dari spindel mesin penggurdi. Soket penggurdi
memiliki ketirusan morse sebesar 0,0521 mm(5,209%) yang juga
merupakan standar dari pelebar lubang dan pahat lain yang serupa.
Tang pada akhir ketirusan pas kedalam celah dalam soket spindel
untuk mencegah pemelesetan dari permukaan tirus.
Gurdi bergalur lurus biasanya dipegang dan di pusatkan dengan
baik dalam pencekam gurdi, tetapi banyak juga yang diberi tang dan
juga digunakan dengan selubung bercelah tirus.penggurdi ini lebih
murah dari pada yang bergalur tirus, digunakan hanya untuk yang
berukuran sampai 12 mm. Beberapa jenis penggurdi (mata gurdi) ,
bervariasi dalam jumlah dan sudut dari galurnya. Penggurdi beralur
tunggal digunakan untuk pelubangan mula dan untuk penggurdian
lubang yang dalam. Penggurdi dua galur adalah jenis konpensional
yang dipakai untuk pelubangan mula dan menggurdi lubang.
Beberapa penggurdian dengan saluran oli di dalam atau diluar
adalah digunakan untuk penggurdian produksi. Penggurdian beralur
tiga atau empat pada prinsipnya dipakai untuk memperbesar lubang
yang telah dibuat sebelumnya.
Kesemuanya mempunyai produktivitas yang lebih besar dan
penyelesaianya lebih baik dari pada penggurdian bergalur dua.
Penggurdian lain dengan berbagai sudut galur tersedia untuk
memperbaiki penggurdian kepada bahan khusus dan paduan.
Gambar 2.35 Macam-Macam Gurdi (Matabor)
Sudut Mata Gurdi
Untuk mendapat kan pelayanan yang baik dari sebuah
penggurdi, maka penggerindaannya harus lebih baik. Sudut
mata harus tetap untuk bahan yang harus digurdi. Sudut mata
yang biasa pada penggurdian komersial pada umumnya adalah
118 derajat yang cukup memuaskan untuk baja lunak, kuningan
dan bahan pada umumnya. Untuk logam yang lebih keras,
maka maka sudut yang lebih besar akan memberikan prestasi
yang lebih baik.
Sudut Heliks
Prestasi penggurdian dipengaruhi oleh sudut heliks dari
galurnya. Meskipunsudut ini dapat bervariasi dari 0-40 derajat,
standar yang umum untuk baja dan bahan lainnya pada
umumnya adalah 30 derajat. Makin kecil sudut ini dibuat, akan
makin besar puntiran yang di perlukan untuk mengoprasikan
pada kecepatan yang sama. Kalau sudatnyan meningkat cukup
besar, umur dari tepi pemotongan berkurang untuk beberapa
bahan. Efisieni penggurdian meningkat kalau digunakan sudut
heliks yang baik. Sebagai contoh sudut untuk menggurdi
tembaga, magnesium dan plastic lunak sebaiknya sekitar 35-45
derajat, paduan tembaga 20-25 derajat, plastic keras 17 derajat
dan baja lunak dan sampai menengah 25-32 derajat. Percobaan
menunjukan bahwa terdapat sedikit penurunan pada momen
punter dan desakan kalau sudut heliks diperbesar, tetapi tidak
begitu penting sepanjang yang di perhatikan adalah prestasi
gurdi.
3. Macam-Macam Mesin Bor (Gurdi)
Mesin Gurdi Tegak
Penggurdi tegak, mirip dengan penggurdi peka, mempunyai
mekanisme hantaran daya untuk penggurdi putar dan dirancang
untuk kerja yang lebih berat. Mesin tipe ini lebih kaku dari
pada mesin tiang bulat,sehingga labih sesuai untuk kerja yang
lebih berat. Mesin penggurdin semacamini dapat dipakai untuk
mengetap maupun menggurdi.
Gambar 2.36 Mesin Gurdi Tegak
Mesin Penggurdi Gang (Kelompok)
Kalau beberapa spindel dipasang pada meja tunggal, ini disebut
sebagai penggirdi gang (kelompok). Jenis ini sesuai untuk
pengerjaan produksi yang harus melakukan beberapa oprasi.
Benda kerja dipasang dalam sebuah jig yang dapat diluncurkan
pada meja dari satu spindel ke spindel berikutnya. Kalau
beberapa oprasi harus dilakukan, mesalnya menggurdi dua
buah lubang yang berukuran berbeda dan meluaskannya, maka
dipasang empat spindel.
Dengan kendali hantaran otomatis, maka dua ataulebih dari
operasi ini dapatberjalan secara serempak, dengan hanya diwasi
seorng operator. Pengaturannya mirip dengan mengoperasikan
beberapa kempa gurdi tak tergantung, jauh lebih mudah karena
kepadatannya.
Mesin Penggurdi Radial
Mesin pennggurdi radial dirancang untuk pengerjaan besar
kalau tidak memungkinkan bagi benda kerja untuk dibergerak
berputar bila beberapa harus di gurdi. Mesin ini terdiri atas
sebuah tiang vertikal yang menyangga semua lengan yang
membawa kepala gurdi. Lengannya dapat berputar berkeliling
ke sembarang keduduykandiatas bangku kerja, dan kepala
gurdi mempunyai penyetelan disepan jang lengan ini.
Penyetelan ini memungkinkan operator untuk menempatkan
penggurdi dengan cepat di sembarang titik diatas benda kerja.
Mesin biasa dari jenis ini hanya dapat menggurdi dalam bidang
vertical. Pada mesin semi vertical kepalanya dapat diputar pada
lengan untuk menggurdi lubang pada berbagai sudut dalam
bidang vertikal. Pada mesin universal mempunyai pada
tambahan penyetelan putar pada kepala maupunlengan dan
dapat menggurdi lubang pada sembarang sudut.
Gambar 2.37 Mesin Gurdi Radial
Mesin Turret
Mesin turret mengatasi keterbatasan ruang lantai yang di
timbulkan oleh kempa gurdi kelompok. Stasiunnya dapat
disetel dengan dengan berbagai perkakas. Kn adalah juga
merupakan tambahan, dua pemegang dapat ditempatkanpada
meja kerja, pemuatan dan penurunan dan pemutaran selama
daur mesin.
Mesin Penggurdi Spindel Jamak
Mesin penggurdi spindel jamak, dapat menggurdi beberapa
lubang secara serempak. Mereka khususnya adalah mesin
produksi yang dapat menggurdi banyak sukucadang dengan
ketepatan sedemikinan sehinggasemua sukucadang mampu
tukar. Biasanya sebuah plat yang dilengkapi dengan selongsong
yang dekeraskan sangat dibutuhkan untuk memandu penggurdi
secara tepat ke benda kerja. Disini yang umum dari mesin ini
memilikirakitan kepala dengan sejumlah spindel atas tetap yang
digerakan dari pinyon yang mengelilingi roda gigi pusat.
Spindel yang berhubungan ditempatkan di bawah roda gigi ini
dan dihubungkan dengan spindel yng atas dengan poros
penggerak tabung dan dua sambungan universal. Tiga spindel
bawah, yang membawaa penggurdi , dapat disetel meliputi
daerah yang luas. Mesin penggurdi spindel jamak sering
menggunakan sebuah hantaran meja untuk menghilangkan
gerakan dari mekanisme kepala beroda gigi yang berat yang
memutar penggurdi. Ini dapat dilakukan dengan beberapa cara :
dengan penggerakan batang gigi dan pinyon, dengan ulir
pengarah, atau dengan nok plat putar. Metoda yang tersebut
terakhir memberikan gerakan yang bervariasi yang
menghasilkan hantaran yang mendekat dengan cepat dan
seragam, serta pengembalian cepat kekedudukan awal.
Gambar 2.38 Mesin Gurdi Spidel Jamak
4. Jenis Perkakas Bantu
Drill chuck: alat Bantu untuk mencekam mata bor, beberapa
jenis antara lain tipe kunci (tersusun tiga penjepit/jaws), tanpa
kunci (dapat dilepas atau dikencangkan tanpa kunci, presisi
tanpa kunci untuk mencekam mata bor ukuran kecil/pengerjaan
lubang presisi), keyless jaco (pencekam mata bor dengan
penjepit karet elastis yang mudah dilepas atau dipasang).
Socket/sleeve (pembungkus): alat yang digunakan saat lubang
didalam spindel terlalu kecil buat tapper.
Vise: digunakan untuk mencekam benda kerja berbentuk
slinder atau persegi saat proses pelubangan ukuran diameter
besar (lebih dari 9,5 mm).
V-block: digunakan untuk menopang benda kerja berbentuk
silinder.
Drill jig: digunakan untuk mencekam benda kerja yang
diproses (perulangan) dengan pola yang sama secara akurat dan
cepat
Clamp: digunakan untuk mencekam benda kerja yang dipasang
pada meja kerja, jenis clamp antara lain finger clamp, U-clamp
dan clamp lurus.
2.5 Mesin Sekrap
Mesin sekrap atau mesin ketam adalah merupakan salah satu mesin
prekakas yang digunakan untuk mengubah permukaan-permukaan
bidang rata sesuai dengan bentuk-bentuk yang dikehendaki antara lain:
- Bidang-bidang datar.
- Bidang saling menyiku tegak lurus.
- Bidang alur bantu dan alur tembus.
- Bidang-bidang bertingkat.
- Bidang bersudut.
Mesin sekrap dapat dipakai untuk mengerjakan benda kerja sampai
sepanjang 800 mm, berpegang pada perinsip gerakan utama
mendatar, pada langkah pemakanan akan menghasilkan beram (tatal
logam) dari benda kerja, untuk menyekrap datar benda kerja yang
terpasang pada ragum akan bergerak berlawanan dengan pahat.
Panjang langkah diatur dengan mengubah jalan keliling pasak
engkol pada roda gigi penggerak, karnanya menambah atau
mengurangi ayunan engkol, pemindahan ini diatur dengan memutar
poros pengatur langkah yang akan memutar roda gigi kerucut
dengan menggeraan batang berulir yang mengatur penggerak blok
engkol.
2.5.1 Jenis-jenis Mesin Sekrap atau Ketam
1. Mesin Ketam Horizontal
Mesin ketam horijontal biasa yang umu dipakai untuk
pekerjaan produksi dan pekerjaan serbaguna, terdiri atas dasar
dan rangka yang mendukung ram horisontal, kontruksi nya aga
sederhana. Ram yang membawa pahat, terdiri bolak-balik sama
dengan panjang langkah yang di inginkan.
Mekanisme balik cepat yang menggerakkan ram diran cang
sedemikian sehingga langkah balik dari mesin ketam lebih
cepat dari pada langkah potong sehingga mengurangi waktu
tanpa kerja dari mesin sampai minimum. Kepala pahat di ujung
ram yang dapat diputar melalui sebuah sudut, dilengkapi
dengan sebuah alat untuk menghantarkan pahat kedalam benda
kerja. Pada penguncinya maka pemegang pahat peti lonceng,
diberi engsel pada ujung atas untuk memungkinkan pahat naik
pada langkah balik sehingga tidak menggali kedalam benda
kerja.
Benda kerja didukung pada rel silang di muka mesin ketam.
Sebuah ulir pengarah, yang berhubungan dengan rel silang
dimungkinkan benda kerja digerakan menyilang atau vertikal
dengan tangan atau pergerakan daya. Suatu mesin ketam
universal yang memiliki sifat seperti ini, dilengkapi dengan
pengaturan berputar dan condong untuk memungkinkan
pemesinan teliti pada sembarang sudut. Pengaturan berputar
mengambil tempat sekitar sebuah sumbu yang sejajar dengan
gaerak ram. Kecondongannya adalah pada puncak meja yang
menyediakan sebuah alat untuk menyetel meja pada suatu
sudut terhadap sumbu putar. Benda kerja pada mesin ketam
dipenggang dengan membautkan nya kepada meja kerja dengan
catok atau beberapa pemegang yang lain.
Gambar 2.39 Mesin Ketam
2. Mesin Ketam Vertikal atau Mesin Tusuk
Mesin ketam vertikal atau slotter terutama digunakan untuk
pemotongan dalam dan meyerut bersudut, serta untuk operasi
yang memerlukan pemotongan vertikal karena kedudukan yang
diharuskan untuk memegang benda kerja.
Operasi dari bentuk ini sering di jumpai pada pekerjaan
cetakan, cetakan logam dan pola logam. Ram dari mesin serut
beroprasi secara vertikal dan memiliki sipat balik cepat biasa
seperti mesin jenis horizontal. Bendakerja yang harus dimesin
ditumpu pada meja putar yang memiliki sebuah hantaran putar
sebagai gerakan tambahan untuk meja biasa. Hantaran meja
putar memungkinkan permesinan permukaan lengkung, yaitu
suatu proses yang sebagian diperlukan untuk beberapa suku
cadang berbentuk ganjil yang tidak dapat dibubut dimesin
bubut.
Permukaan datar di potong dengan menggunakan salah satu
dari hantaran silang meja. Sebuah jenis khusus dari mesin
ketam vertikal dikenal sebagai pembuat kedudukan pasak yang
dirancang untuk memotong alur pasak pada roda gigi, puli, nok
dan suku cadang yang serupa.
Gambar 2.40 Mesin Ketam Vertikal
3. Mesin Ketam Hidrolis
Mesin ketam hidrolis menyerupai yang digerakan oleh
mekanisme lengan osilasi, tetapi pergerakannyan dalam halini
adalah rangkaian hidrolis. Salah satu keuntungan untama dari
mesin ketam ini adalah bahwa kecepatan potong dan tekanan
dalam pergerakan ram konstan dari awal sampai akhir
pemotongan. Kecepatan biasanya ditunjukan oada indikator
dan tidak memerlukan perhitungan.
Baik panjang potong maupun kedudukan panjang relatifnya
terhadap benda kerja dapta diubah dengan cepat, tanpa
menghentikan mesin, dengan menggunakan dua gagang kecil
pada sisi ram. Ciri yang lain adalah bahwa gerakan ram dapat
dibalik mendadak dimana saja dalanm segala arah perjalanan.
Hantaran hidrolis dekerjakan padawaktu pahat bebas dari benda
kerja dan operasi keseluruhan dari mesin tidak bising.
Perbandingan maksimum dari kecapatan balik terhadap
kecepatan potongan adalah sekitar 2:1.
4. Mesin ketam potong tarik
Mesin ketam ini diberi nama demikian karena pahat ditarik
melintas benda kerja oleh ram, bukannya didorong.
Mesinketam potong tarik horizontal dianjurkan untuk
pemotongan berat dan dipakai secara luas untuk memoting blok
cetakan besar dan memesan suku cadang dalam bengkel kereta
api. Selama pemotongan benda kerja ditarik terhadap bantalan
belakang atau permukaan yang mampu setel dari tiang,
sehingga menurunkan regangan pada rel lintang dan bantalan
sadel. Terjadi sedikit getaran karena tegangan tarik dekenakan
ke dalam ram selama pemotongan.
2.5.2 Dasar Pekerjaan Menyekrap
Mesin ketam menghasilkan permukaan-permukaan yang datar, hal ini
dicapai oleh pahat yang bergerak horizontal ke depan benda kerja di
bawahnya dengan tegak lurus padanya, benda kerja tetap diam pada
waktu pahat menyayat (pada langkah tenaga) dan berpindah pada
langkah balik pahat, derajat penyelesaian akhir tergantung pada bentuk
pahat, kecepatan pahat yang lewat diatas benda kerja (tergantung pada
jenis logam yang diketam atau disekrap), kecepatan benda kerja yang
melintangi pahat (penyayatan halus) menghasilkan pengerjaan akhir
yang baik dan penerapan cairan pendingin yang tepat. Pajang langkah
diatur dengan menggerakan poros roda gigi, gerak langkah mundur
memerlukan waktu yang lebih pendek dari pada langkah maju. Untuk
langkah maksimum poros harus ditempatkan pada jarak maksimum dari
titik pusat roda gigi, pada waktu langkah maju poros melintasi jarak dari
paling kiri ke paling kanan dan melintasi jarak tersebut pada waktu
langkah mundur, oleh sebab itu langkah maju memakan waktu lebih
lama dari pada langkah mundur.
Jarak yang ditempuh oleh pahat sekrap dengan satuan meter/menit
selama langkah kerja tersebut kecepatan potong, sedangkan kecepatan
lankah mundur adalah kecepatan pahat sekrap selama langkah mundur
(langkah tanpa memotong). Pada waktu langkah mundur mekanisme
penggerak pemakanan bekerja. Gerak pemakanan ini dapat dilakukan
secara manual, hanya saja hal tersebut mengakibatkan kerugian yang
berupa kasarnya permukaan benda kerja dan permukaan benda tersebut
tidak konstan. Kerugian tadi dapat dihindari dengan cara menggerakan
gerak pemakanan secara otomatis, roda gigi dengan alur T digerakan
oleh poros mesin, didalam slot (alur) pada baut yang dapat digeser dan
dikunci sembarang posisi, pada spindel penggerak meja dipasang roda
gigi retchat dengan lidah jentera (lidah pengukit).
Baut dan lidah pengukit dihubungkan dengan batang penggerak waktu
gerakan maju, gerakan putar dari lidah pengikat dipindahkan ke sepindel
penggerak meja, pada gerakan berikutnya batang penggerak bergerak
mudur dan lidah pengungkit melewati roda gigi retchat di antara roda
gigi, dengan memutar lidah pengungkit 1800, maka arah pemakanan
terbalik, pemakanan dapat disetel dengan baut, pengerjaan kasar lidah
pengungkit bisa dilewati beberapa gigi, penyelesaian akhirnya melewat
gigi demi gigi.
2.5.3 Pahat Mesin Ketam
Pahat mesin ketam serupa dengan pahat mesin bubut dan seringkali
dipegang dalam pemegang yang jenisnya sama. Sudut pahat yang sama
juga berlaku, kecuali bahwa rung bebas sudut sebesar 4 derajat adalah
cukup. Untuk baja maka sudut garuk samping sebaiknya sekitar 15
derajat dan untuk besi cpor sekitar 5 derajat.
Gambar 2.41 Pahat Sekrap
Pemegang pahat terpasang pada plat-plat yang dapat bergerak berayun
seperti engsel, hal ini dimaksudkan agar pahat tidak mencangkup atau
menekan benda kerja pada langkah kebelakang. Bentuk pahat ketam
hampir sama dengan bentuk pahat bubut, perbedaannya terletak pada
sudut-sudut bebas muka dan sampingnya lebih kecil, sudut bebas yang
lebih kecil ini dimaksudkan untuk menghindari gerakan-gerakan pada
pahat atau pada benda kerja karena penyayatan pada mesin jauh lebih
lembut, bentuk dan besarnya sudut-sudut pahat tersebut sangat penting
karena baik tidaknya hasil penyayatan tergantung sebagian dari cara
mengasah sudut-sudut pahat itu.
Gambar 2.42 Pemegang Pahat (Rumah Pahat)
2.5.4 Pekerjaan Mengetam
1. Mengetam Datar
Yang dimaksud dengan mengetam datar ialah bahwa gerak
pahat yang menyayatnya ke arah mendatar dari kiri kekanan
atau dari kanan ke kiri, arah gerakan pahat tersebut tergantung
dari bentuk sudut-sudut bebasnya, jika pahat tersebut berbentuk
pahat kanan maka penyayatanya di mulai dari sebelah kanan ke
arah kiri, tetepi jika sudut bebasnya netral maka pahat ini dapat
bergerak bebas dari kanan dari kiri atau sebaliknya.
2. Mengetam Tegak
Dalam mengetam tegak maka gerak penyayatan pahat
berlangsung dari atas ke bawah secara tegak lurus, dalam hal
ini penggerakan sayatan pahat dilakukan dengan memutar
eretan pahat dengan tangan, kedudukan pelat pahat pada
penyayatan ini arus dimiringkan secukupnya agar memegang
pahat tidak mengenai bidang kerja dan pahat tidak menekan
benda kerja yang disekrap pada langkah kebelakang. Tebal
pemakanan hendaknya tipis saja kurang lebih 0,5 mm, pada
taraf penyelesaian pakailah pahat lurus dengan sudut-sudut
bebas yang kecil, usahakan agar ujung mata pemotongannya
mengenai benda kerja.
a. Mengetam Sudut
Jika mengetam bagian yang menyudut maka gerak
penyayatanya dilakukan dengan memutar eretan pahat yang
kedudukannya menyudut sesuai dengan banyaknya sudut yang
di ketam, pelat-pelat pahat dimiringkan secukupnya dan ditahan
oleh suatu biji (pasak) sehingga pahat tidak menggaruk
permukaan benda kerja pada langkah kebelakang.
b. Mengetam alur
Alur yang dapat disekrap adalah: alur terus luar, alur terus
dalam, alur bantu, alur tembus.
2.5.5 Alat Bantu Mesin Sekrap
Alat bantu dari mesin sekrap adalah sebagai berikut :
Meja Sekrap
Meja sekrap dapat diatur naik atau turun sesuai dengan bentuk dan
tingginya benda yang akan dikerjakan.
a. Bila benda kerjanya agak tipis, meja dinaikan mendekati pahat.
b. Bila benda kerjanya agak tinggi meja diturunkan sampai bidang
atas benda kerja mendekati ujung pahat.
Toolpost
Pemegang pahat dipasang pada support. Dibagian atas
dihubungkan langsung dengan eretan. Bila support diputar
kekanan, eretan akan turun sehingga pahat pun terbawa turun.
Ragum
Ragum ini berat dan kuat. Dapat diputar dan disetel untuk setiap
sudut yang dikehendaki. Ragum harus dipasang sedemikian rupa
sehingga rahang-rahangnya tegak lurus pada langkah potong. Bila
rahang ragum diatur sejajar dengan langkah potong, maka benda
kerja dapat dipaksakan keluar dari rahang bila dilakukan
penyekrapan yang berat. Alas ragum yang diikat pada meja,
umumnya dilengkapi dengan dengan busur derajat gunanya untuk
menyetel kedudukan ragum sejumlah derajat yang dikehendaki
baik ke kiri dank e kanan maksimum 90 derajat.
Gambar 2.43 Ragum
Balok V
Benda kerja yang silindris dijepit oleh balok v yang diikat pada
meja seperti halnya bila mengebor.
a. posisi klem untuk menjepit benda kecil b. Posisi klem untuk benda kecil
c. penjepitan benda bebas d. Penggunaan klem U
Gambar 2.44. Blok V dengan kelengkapannya
Gambar 2.43 Ragum
Balok V
Benda kerja yang silindris dijepit oleh balok v yang diikat pada
meja seperti halnya bila mengebor.
a. posisi klem untuk menjepit benda kecil b. Posisi klem untuk benda kecil
c. penjepitan benda bebas d. Penggunaan klem U
Gambar 2.44. Blok V dengan kelengkapannya
Pelat siku
Dipergunakan terutama untuk memasang tuangan atau bentuk-
bentuk lain yang rumit.
Jepitan
Benda kerja sering secara langsung diikat dengan baut diatas atau
di samping meja. Hal ini mungkin lebih baik daripada
menggunakan ragum.
a. penjepit bengkok b. Penjepit datar c. penjepit jari
Gambar 2.45. Jenis-jenis penjepit