Upload
danghanh
View
230
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bawang Putih ( Allium sativum L)
2.1.1 Klasifikasi Ilmiah
Klasifikasi ilmiah atau toksonomi dari bawang putih adalah sebagai berikut:5
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Ordo : Asparagales
Family : Alliaceae
Subfamili : Allioideae
Genus : Allium Gambar 1. Bawang Putih
Spesies : A.sativum
2.1.2 Kandungan dan Kegunaan Bawang Putih
Universitas Sumatera Utara
Bawang putih digunakan sejak ribuan tahun yang lalu, sehingga tercatat di
dalam buku Mesir Kuno bahwa bawang putih ini dapat menghilangkan nyeri gigi.
Digunakan dalam bentuk pasta, kemudian dioleskan pada daerah yang sakit untuk
menghilangkan nyeri.5
Komponen utama bawang putih tidak berbau, disebut komplek sativumin,
yang diabsorbsi oleh glukosa dalam bentuk aslinya untuk mencegah proses
dekomposisi. Dekomposisi kompleks sativumin ini menghasilkan bau khas yang
tidak sedap dari allyl sulfide, allyl disulfate, allyl mercaptane, alun allicin dan alliin.
Komponen kimia ini mengandung sulfur. Sulfur merupakan komponen penting yang
terkandung dalam bawang putih. Adapun komponen aktif bawang putih sativumin
adalah allicin, scordinine glycoside, scormine, thiocornim, scordinine A dan B,
creatinine, methionine, homocystein, vitamin B, vitamin C, niacin, s-ade nocyl
methionine, S-S bond (benzoyl thiamine disulfide), dan organic germanium yang
masing-masing mempunyai kegunaan berbeda. Baik allin maupun allinase,
keduanya cukup stabil ketika kering sehingga bawang putih kering masih dapat
berpotensi untuk menghasilkan allicin ketika dilembabkan. Akan tetapi, allicin
sendiri juga tidak stabil dalam panas ataupun pelarut organik yang akan terurai
menjadi beberapa komponen, yaitu diallyl sulfides. 5,15,16
Gambar 2. Rumus Bangun Allicin dan Komponen Lainnya
Universitas Sumatera Utara
Dalam pengobatan, bawang putih digunakan sebagai antimikroba,
antiinflmasi, antiplasmodik, antiseptik, bakteriostatik, antiviral, dan antihipertensi.
Secara tradisional, bawang putih biasa digunakan untuk mengobati bronkitis kronik,
asma bronkitis, respiratory catarh, dan influenza.5,17
Tabel 1. Kandungan gizi 100 gr bawang putih
Nutrient Units Value per 100 grams
Proximates Water g 58.58 Energy kcal 149 Energy kJ 623 Protein g 6.36 Total lipid (fat) g 0.50 Carbohydrate, by difference g 33.06 Fiber, total dietary g 2.1 Sugars, total g 1.00
Minerals Calcium, Ca mg 181 Iron, Fe mg 1.70 Magnesium, Mg mg 25 Phosphorus, P mg 153 Potassium, K mg 401 Sodium, Na mg 17 Zinc, Zn mg 1.16 Copper, Cu mg 0.299 Manganese, Mn mg 1.672 Selenium, Se mcg 14.2 Vitamins Vitamin C, total ascorbic acid mg 31.2 Vitamin B-6 mg 1.235 Carotene, beta mcg 5 Vitamin A, IU IU 9 Vitamin E (alpha-tocopherol) mg 0.08 Vitamin K (phylloquinone) mcg 1.7 Amino acids Tryptophan g 0.066 Threonine g 0.157 Isoleucine g 0.217 Leucine g 0.308 Lysine g 0.273 Methionine g 0.076 Cystine g 0.065
USDA National Nutrient Database for Standard Reference, Release 23 (2010)
Universitas Sumatera Utara
2.1.3 Aktivitas Antimikroba Bawang Putih
Ekstrak bawang putih ditemukan mempunyai sifat antibakteri dan antijamur.
Komponen antimikroba aktif mayor bawang putih adalah thiosulfinate terutama
allicin. Komponen allicin dibentuk ketika sebutir bawang mentah dipotong,
dihancurkan dan dikunyah. Pada saat itu enzim allinase dilepaskan dan mengkatalise
pembentukan asam sulfenik dari cysteine sulfoxide. Asam sulfenik ini secara spontan
saling bereaksi dan membentuk senyawa yang tidak stabil yaitu thiosulfinate yang
dikenal sebagai allicin.18
Feldberg et al (1988) menyatakan bahwa allicin menunjukkan aktivitas
antimikroba dengan menghambat sistesis RNA dengan cepat dan menyeluruh.
Disamping itu, sintesa DNA dan protein juga dihambat secara partial. Hal ini
menunjukkan RNA adalah target utama dari aksi allicin. Perbedaan struktur bakteri
juga berperan dalam kerentanan bakteri terhadap unsur bawang putih. Contohnya
membrane sel Eschericha coli terdiri atas 20% lipid, dimana Staphylococcus aureus
hanya terdiri atas 2% lipid. Kandungan lipid pada membran dapat mempengaruhi
permeabilitas allicin dan unsur bawang putih yang lain.19
Banyak bakteri tidak resisten terhadap bawang putih karena cara kerja
antibakterinya berbeda dengan antibiotik yang lain. Pembentukan resisten terhadap
antibiotik β-laktam 1000 kali lebih mudah bila dibandingkan allicin dari bawang
putih, sehingga menjadi pilihan utama dalam penggunaan terapeutik.16,20
Universitas Sumatera Utara
Berbagai bentuk sediaan bawang putih menunjukkan aktivitas antibakteri
spektrum luas terhadap bakteri gram negatif dan gram positif termasuk spesies
Escherichia sp, salmonella sp, staphylococcus sp, streptococcus sp, bacillus sp, ,
clostridium sp, klebsiella, proteusaerobacter, aeromonas, citrella, citrobacter, dan
enterobacter. Aktivitas antimikroba bawang putih akan berkurang jika dididihkan
karena komponen utama allicin berubah pada temperatur yang tinggi.20
2.1.4 Minyak Atsiri
2.1.4.1 Definisi dan Sifat
Minyak atsiri dikenal juga sebagai minyak ateris (aetheric oil), minyak
esensial, minyak terbang, minyak aromatik dan minyak nabati, berupa cairan kental
pada suhu kamar namun mudah menguap sehingga memberikan aroma khas. Minyak
atsiri merupakan bahan dasar dari pengobatan alami. Di dalam perdagangan/bisnes,
sulingan minyak atsiri dikenal sebagai bahan dasar minyak wangi. Minyak ini dapat
dihasilkan dari tiap bagian tanaman (daun, bunga, buah, biji, batang/kulit).2
Minyak atsiri yang baru diekstraksi biasanya tidak bewarna atau warnanya
kekuning-kuningan. Jika minyak atsiri ini dibiarkan pada udara terbuka, terkena
cahaya matahari, dan dibiarkan pada suhu kamar, maka minyak atsiri akan
mengabsorbsi oksigen diudara sehingga menghasilkan warna lebih gelap dan bau
minyak akan berubah dari bau yang alamiah ke bau yang lebih menyengat. Minyak
tersebut akan menjadi kental dan akhirnya membentuk sejenis resin. Minyak atsiri
dapat menguap pada suhu kamar dan penguapan semakin besar jika dibiarkan pada
Universitas Sumatera Utara
suhu yang tinggi. Umumnya minyak atsiri akan larut dalam akohol encer yang
konsentrasi kurang dari 70%, tetapi tidak larut dalam air.2
Minyak atsiri adalah zat cair yang mudah menguap bercampur dengan
persenyawaan padat yang berbeda komposisi dan titik cairnya serta dalam sifat
kelarutannya. Berdasarkan hal tersebut, maka cara minyak atsiri dapat diekstrak
melalui empat macam cara: penyulingan, pressing, ekstraksi dengan pelarut yang
menguap, dan ekstraksi dengan lemak padat. Dari keempat cara tersebut, proses
penyulingan lebih sering dipakai untuk mendapatkan minyak atsiri.8
Penyulingan adalah proses pemisahan komponen yang berupa cairan atau
padatan dari dua macam campuran atau lebih berdasarkan perbedaan titik uapnya.
Jumlah minyak yang menguap bersama uap air ditentukan oleh tiga faktor, yaitu:
besarnya tekanan uap, berat molekul dari komponen dalam minyak, dan kecepatan
minyak yang keluar dari bahan. Terdapat tiga metode penyulingan: penyulingan
dengan air; penyulingan dengan air dan uap; penyulingan dengan uap. Berikut akan
dijelaskan mengenai ketiga metode tersebut:21
1. Penyulingan dengan air: bahan yang akan disuling akan bersinggungan
langsung dengan air mendidih, kemudian menguap bersama uap air
melewati kondensor untuk kondensasi.
2. Penyulingan dengan air dan uap: bahan diletakkan diatas alas yang berupa
ayakan yang terletak di atas permukaan air dalam ketel penyuling.
Kemudian minyak atsiri akan menguap dan dialirkan ke dalam kondensor
untuk kondensasi.
Universitas Sumatera Utara
3. Penyulingan dengan uap : sistem ini menggunakan sumber uap panas yang
letaknya terpisah dari ketel penyulingan. Sumber uap akan mengalirkan
uap dengan tekanan lebih tinggi dari tekanan udara luar dengan tujuan
untuk menyuling komponen kimia yang bertitik didih tinggi, kemudian
minyak atsiri akan menguap dan terbawa oleh aliran uap air yang akan
dialirkan ke dalam kondensor untuk kondensasi.21,22
2.1.4.2 Minyak Atsiri Bawang Putih
Proses pengolahan minyak atsiri dengan metode penyulingan uap dan air
meliputi tahapan persiapan bahan dan tahap penyulingan. Tahap penyulingan yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Bahan coba (bawang putih yang telah diblender) dimasukkan dalam ketel
suling sesuai dengan kapasitas suling.
b. Bahan dalam ketel suling dipanasi dengan uap yang basah sehingga memanasi
sel atau kantung kelenjar yang berisi minyak.
c. Uap yang telah memasuki seluruh bahan akan keluar melalui leher ketel
suling menuju kondensor atau pendingin.
d. Uap yang terdiri air dan minyak akan didinginkan di dalam kondensor
menjadi fase cair/destilat.
e. Destilat akan tertampung dalam wadah pemisah air dan minyak. Perbedaan
berat jenis menyebabkan minyak dan air terpisah. Proses pemisahan minyak
dan air terdapat 2 kemungkinan, yaitu lapisan minyak diatas lapisan air atau
Universitas Sumatera Utara
sebaliknya. Jika berat jenis minyak lebih besar dari 1 (lebih besar dari berat
jenis air) maka minyak berada dibawah lapisan air.
f. Proses penyulingan selesai ketika destilat yang ditampung tidak menghasilkan
minyak lagi. 5,21,22
2.2 Cengkeh
Tanaman ini juga sinonim Caryophyllus aromaticus L; Jambosa caryophyllus
N. D. Z; Syzygium aromaticum (L). Nama lokal dikenal sebagai Clove (Inggris),
Cengkeh (Indonesia, Jawa, Sunda), ; Wunga Lawang (Bali), Cangkih (Lampung),
Sake (Nias); Bungeu lawang (Gayo), Cengke (Bugis), Sinke (Flores); Canke (Ujung
Pandang), Gomode (Halmahera, Tidore).8
2.2.1 Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicolydonae
Famili : Myrtales
Subfamili : Myrtaceace
Genus : Eugenia
Spesies : Eugenia afomatica O.K
Cengkeh termasuk tumbuhan perdu yang dapat memiliki batang pohon besar
dan berkayu keras. Mahkota atau disebut juga tajuk pohon cengkeh berbentuk
kerucut. Pada saat muda bunga cengkeh bewarna keungu-unguan. Kemudian,
Gambar 3. Bunga Cengkeh
Universitas Sumatera Utara
berubah menjadi kuning kehijauan dan berubah lagi menjadi merah muda apabila
sudah tua. Bunga cengkeh yang kering bewarna coklat kehitaman dan rasa pedas, hal
ini disebabkan mengandung minyak atsiri.Terdapat empat varietas unggul cengkeh
yang telah diperoleh, yaitu Zanzibar, Si putih, Ambon, dan Zambon (cengkeh
komposit).8
2.2.2 Manfaat Cengkeh
Kegunaan cengkeh sangat banyak disebabkan adanya komponen minyak atsiri
yang terkandung dalam bunga, tangkai, dan daun cengkeh. Antara komponen volatil
yang terdapat pada cengkeh yaitu eugenol, eugenol asetat dan beta-caryophyllene dan
yang paling utama adalah eugenol. Dari hasil penelitian yang sebelumnya
menunjukkan bahwa eugenol sangat nyata menghambat pertumbuhan bakteri dan
jamur.8
Eugenol (Gambar 4) merupakan suatu metoksifenol dengan rantai
hidrokarbon pendek. Eugenol mempunyai nama lain 1-allil-3- metoksi-4-hidroksi
benzena atau 1-(3-metoksi-4-hidroksi-benzena)-1-propena. Eugenol mengandung
beberapa gugus fungsional yaitu allil, fenol, dan eter (Busroni, 2000). Eugenol sedikit
larut dalam air namun mudah larut pada pelarut organik. Warnanya bening hingga
kuning pucat, kental seperti minyak. Eugenol digunakan oleh dokter gigi untuk
meredakan gangguan syaraf akibat kerusakan bagian dalam gigi. Eugenol
menunjukkan aktivitas antifungi terhadap Candida albicans dengan metode uji
Semisolid Agar Antifungal Susceptibility (SAAS). Eugenol juga memiliki aktivitas
biologis antioksidan (Ogata et al., 2000 cit Chaieb et al., 2007).8
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4. Rumus Bangun Eugenol
Tabel 2. Kandungan gizi 100 gr cengkeh
Nutrient Units Value per100 grams
Proximates Water g 6.86 Energy kcal 323 Energy kJ 1350 Protein g 5.98 Total lipid (fat) g 20.07 Ash g 5.88 Carbohydrate, by difference g 61.21 Fiber, total dietary g 34.2 Sugars, total g 2.38 Glucose (dextrose) g 1.14
Minerals Calcium, Ca mg 646 Iron, Fe mg 8.68 Magnesium, Mg mg 264 Phosphorus, P mg 105 Potassium, K mg 1102 Sodium, Na mg 243 Zinc, Zn mg 1.09 Manganese, Mn mg 30.033 Selenium, Se mcg 5.9 Vitamins Vitamin C, total ascorbic acid mg 80.8 Thiamin mg 0.115 Niacin mg 1.458 Vitamin B-6 mg 0.590 Vitamin A, RAE mcg_RAE 27 Carotene, beta mcg 84 Vitamin A, IU IU 530 Vitamin E (alpha-tocopherol) mg 8.52 Vitamin K (phylloquinone) mcg 141.8
USDA National Nutrient Database for Standard Reference, Release 23 (2010)
Universitas Sumatera Utara
2.2.3 Minyak Atsiri Cengkeh
Minyak cengkeh merupakan produk samping dari tanaman cengkeh. Jika
dilihat dari bahan bakunya ada tiga macam minyak cengkeh yaitu minyak bunga
cengkeh, minyak tangkai cengkeh dan minyak daun cengkeh. Mutu minyak yang
dihasilkan dipengaruhi oleh asal tanaman, varietas, mutu bahan, penanganan bahan
sebelum penyulingan, metode penyulingan, dan penanganan minyak yang
dihasilkan.8
Bunga cengkeh biasanya digiling kasar dulu sebelum penyulingan untuk
memecahkan sel-sel minyak dan memperluaskan permukaan sehingga minyak dapat
lebih mudah ke luar dari dalam sel. Bunga cengkeh mengandung minyak atsiri sekitar
10-20%, tangkai cengkeh 5-10% dan daun cengkeh 1-4%. Dalam kehidupan sehari-
hari minyak daun cengkeh banyak digunakan sebagai bahan penyedap makanan,
kosmetik, parfum, obat-obatan, pestisida nabati dan antiseptik. Oleh karena itu,
eugenol bisa digunakan dalam sabun, detergen, dan pasta gigi.8
Minyak cengkeh mempunyai efek farmakologi sebagai stimulan, anestesi
lokal, karminatif, antiemetik, dan antispasmodik. Di China zaman Dinasti Han
cengkeh digunakan juga sebagai pewangi mulut (Crofton, 1936). Pengobatan
ayurvedic di India mengunyah cengkeh dan kapulaga dibungkus daun sirih untuk
memperbaiki pencernaan. Di Eropah ekstrak daun cengkeh digunakan sebagai obat
anti plak. Di Indonesia, air cengkeh digunakan untuk merawat sakit mata dan
digunakan dalam balsam karena sifatnya sebagai analgesik dapat mengurangi rasa
sakit reumatik.8
Universitas Sumatera Utara
Di samping itu, minyak cengkeh dapat dipakai sebagai bahan aktif pembuatan
obat kumur karena sifatnya yang antibakteri. Dalam bidang kedokteran gigi eugenol
digunakan sebagai bahan tambalan gigi sementara dan menghilangkan nyeri pulpitis
akut. Sebagai bahan antibiotik, eugenol sangat efektif secara in-vitro terhadap
beberapa bakteri seperti Staphylococcus aureus, Streptococcus mutans, Candida
albicans dan Escherisia coli.8
Minyak cengkeh di Indonesia secara tradisional diproduksi melalui distillasi
bunga, tangkai dan daun cengkeh dengan metode penyulingan air dan uap.
Penyulingan dengan air dan uap dapat menghasilkan minyak cengkeh dengan
kandungan eugenol 80-85%. Lama penyulingan pada 500 gram cengkeh dilakukan
berkisar 3-4 jam.8
Kualitas minyak atsiri dievaluasi dari kandungan fenol terutama eugenol.
Komponen minyak cengkeh dibagi dua yaitu; senyawa fenolat yang terdapat dalam
minyak daun cengkeh adalah eugenol dan yang kedua senyawa non fenolat. Senyawa
non fenolat ini adalah senyawa-senyawa yang terdiri dari sebagian kecil komponen
minyak daun cengkeh yaitu β-kariofilen, α-kububen, α-kopaen, humulen, kadien dan
kadina 1,3,5-trien.8,23
Eugenol dengan kadar sekitar 80% merupakan bahan dasar yang dapat
digunakan sebagai pelezat makanan, isoeugenol dan benzil isoeugenol sebagai bahan
parfum dan Hendel -metildopa, sebagai obat Parkinson.8,24
Universitas Sumatera Utara
2.2.4 Cara Mengkonsumsi Minyak Atsiri Cengkeh
Teteskan minyak atsiri cengkeh pada kapas lalu dioleskan di atas gigi, gigit
dengan lembut. Minyak cengkeh berfungsi sebagai antiseptik dan anaestetik dapat
megurangi rasa nyeri pada gigi.6
2.3 Jintan Hitam ( Nigella sativa )
Nigella sativa (N.sativa) atau yang di Indonesia dikenal dengan nama jintan
hitam adalah suatu tanaman obat dengan biji hitam yang berasal dari kawasan
Mediterania. Jintan hitam kini banyak ditanam di berbagai belahan dunia. N. sativa
juga dikenal dengan nama-nama lain seperti Black cumin atau; Black Seed, Habbatul
Baraka (Inggris dan Amerika Serikat); Kalonji, Azmut,Gurat, Aof, dan Aosetta (Urdu,
Hindi, Srilangka); Syuniz, Shonaiz, Al-Habbah Al- Sawada, Habbet el-baraka dan
Khondria (Persia dan Pakistan).6
2.3.1 Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Ranunculales
Famili : Ranunculaceae
Genus : Nigella Gambar 5. Biji Jintan Hitam
Spesies : N. Sativa6
Tanaman ini mempunyai tinggi sekitar 20-30 cm. Dikenal dengan nama black
seed mempunyai bunga yang lembut dengan 5-10 kelopak dan biasanya berwarna
Universitas Sumatera Utara
biru atau putih. Bagian dari jintan hitam yang sering digunakan sebagai obat
tradisional adalah bijinya.6
Biji jintan hitam telah lama digunakan dalam berbagai kesehatan oleh
masyarakat luas beberapa negara dengan caranya masing-masing, antara lain sebagai
rempah dan penambah rasa makanan di India, Yunani dan negara Timur Tengah .
Selain itu digunakan dalam bidang kesehatan Islam semenjak 2000-3000 tahun
dahulu dan Rasulullah SAW bersabda jintan hitam sebagai obat untuk berbagai jenis
penyakit kecuali maut. Penggunaan dalam bidang kesehatan sangat luas, contohnya
untuk mengobati batuk kronik, demam, flu, lelah, serta penyakit yang berhubungan
dengan empedu dan limpa.6
2.3.2. Komposisi Kimia biji Jintan Hitam (Nigella sativa)
Beberapa kandungan Jintan hitam (Nigella sativa) yang telah ditemukan
antara lain adalah fixed oils, saponin, karbohidrat, air, minyak nabati, asam-asam
lemak jenuh seperti asam palmitat, asam stearat, dan asam miristat; asam lemak tak
jenuh seperti asam arakidonat, asam linoleat, asam oleat, dan asam almioleat; minyak
atsiri yang mengandung nigellone, thymoquinone, thymohydroquinone,
dithymoquinone, thymol, carvacrol, d-limonene, d-citronellol, pcymene dan 2-(2-
methoxypropyl)-5-methyl-1,4-benzenediol; asam amino seperti arginin, lisin, leusin,
metionin, tirosin, prolin dan treonin; alkaloid seperti koumarin; nigellicine,
nigellidine, dan nigellimine-N-oxide; koumarin; mineral seperti kalsium, pospat,
natrium dan zat besi; serat; dan air. Dari kandungan-kandungan kimia tersebut,
dilaporkan bahwa komponen utama ekstrak biji N. sativa adalah p-cymene
Universitas Sumatera Utara
(7.1% - 15.5%), carvacrol (5.8% - 11.6%), dan yang terbesar adalah thymoquinone
(27.8% - 57.0%).25,26
Gambar 6. Rumus Bangun Thymoquinone
Tabel 3. Kandungan gizi jintan hitam
Komposisi Nutrisi
Protein 21% Karbohidrat 35% Lemak 35-38%
Nutrisi Minyak Jintan Hitam
Protein (ug/g) 208 Thiamin (ug/g) 15 Riboflavin (ug/g) 1 Pyridoxine (ug/g) 5 Niacin (ug/g) 57 Folacin (IU/g) 610 Calcium (mg/g) 1,859 Iron (ug/g) 105 Copper (ug/g) 18 Zinc (ug/g) 60 Phosphorus (mg/g) 5,265
2.3.3. Manfaat Jintan Hitam (Nigella sativa)
Analisis dan publikasi studi-studi yang telah dilakukan di beberapa negara,
menyatakan bahwa Nigella sativa dapat digunakan sebagai anti oksidan, anti
diabetes, anti kolesterol, anti kanker, anti peradangan, anti histamin, anti asma
Universitas Sumatera Utara
bronkial, anti infeksi bakteri, virus dan parasit dan dapat digunakan sebagai
immunomodulator.6,27,28
2.3.4 Minyak Atsiri Jintan Hitam
Biji jintan hitam dering dikisar halus (250 g) disuling menggunakan metode
penyulingan air dan uap selama 8 jam. Minyak dan air yang dihasilkan kemudiannya
dibiar diam selama 1 jam, kemudian minyak dan air dipisahkan dengan menggunakan
corong pisah.
2.3.5 Cara Mengkonsumsi Minyak Atsiri Jintan Hitam
Minum satu sendok minyak atsiri jintan hitam pada pagi hari sebelum
mengkonsumsi apapun atau berkumur dengan rebusan jintan hitam sangat efektif
untuk mengatasi sakit gigi. Sakit kepala adalah nyeri yang timbul karena ransangan
saraf terutama saraf pusat (otak). Sakit kepala dapat diobati dengan mencampurkan
minyak/bubuk jintan hitam dengan cengkeh kemudian ditambah dengan satu sendok
teh susu lalu diminum. Jika memungkinkan urut yang terasa sakit dengan minyak
atsiri jintan hitam. Selain itu kelelahan juga boleh diatasi dengan mengkonsumsi
sepuluh tetes minyak atsiri jintan hitam dicampur dengan segelas jus jeruk dan
diminum setiap pagi sebelum beraktivitas. Pegal linu dan demam berdarah dapat
diobati dengan mencampurkan minyak atsiri jintan hitam dan beberapa sendok madu
dilarutkan dalam segelas air hangat lalu diminum.6
Universitas Sumatera Utara
2.4 Staphylococcus aureus
Klasifikasi Ilmiah
Klasifikasi S.aureus menurut Berget dalam Capuccino (1998) adalah :1
Domain : Bacteria
Kingdom : Eubacteria
Devisi : Firmicutes
Class : Cocci
Ordo : Bacillales
Family : Staphylococcaceae
Genus : Staphylococcus Gambar 7. Staphylococcus aureus
Spesies : S.aureus
2.4.1 Morfologi dan Identifikasi
Staphylococcus aureus adalah bakteri gram-positif yang bersifat aerob dan
anaerobik fakultatif, muncul sebagai cluster seperti anggur. Bakteri ini tidak bergerak,
tidak berspora, mampu membentuk kapsul dan berbentuk kokus. Ukurannya kira-kira
1μm. Koloni bakteri ini bewarna kuning keemasan, sering dengan hemolisis, ketika
ditanam pada madia agar darah. Nama emas adalah adalah dari nama bakteri
itu;''Staphylococcus berarti "emas" dalam bahasa Latin.29
Staphylococcus aureus ini sering dijumpai pada kulit manusia terutama pada
membrane mukosa, nares anterior dan perineum. Staphylococcus aureus dapat
menfermentasi karbohidrat dan mengeluarkan pigmen yang berbeda putih sampai
Universitas Sumatera Utara
dengan kuning gelap. Spesimen yang ditanam pada media Mannitol Salt Agar
menunjukkan koloni khas dalam 24 jam pada suhu 37 °C. Pada media Mannitol Salt
Agar karakteristik Staphylococcus aureus ditandai dengan koloni opaque, lembut
dengan pigmentasi kuning.1
Staphylococcus sensitif terhadap beberapa obat antimikroba. Resistensinya
dikelompokkan dalam beberapa golongan:29
1. Biasanya menghasilkan enzim beta laktamase, yang berada di bawah kontrol
plasmid, dan membuat organisme resisten terhadap beberapa penisilin
(penisilin G, ampisilin, tikarsilin, piperasilin, dan obat-obat yang sama).
Plasmid ditrasmisikan dengan transduksi dan kadang juga dengan konjugasi.
2. Resisten terhadap nafsilin (dan terhadap metisilin dan oksasilin) yang tidak
tergantung pada produksi beta-laktamase. Gen mecA untuk resistensi terhadap
nafsilin terletak pada kromosom. Mekanisme resistensi berkaitan dengan
kekurangan PBP (Penicillin Binding Protein) tertentu dalam organism.
3. Strain Staphylococcus aureus yang mempunyai tingkat kerentanan menengah
terhadap vankomisin. Staphylococcus aureus pada umumnya diisolasi dari
pasien yang menderita infeksi kompleks yang mendapat terapi vankomisin
jangka panjang dan sering terdapat kegagalan terapi vankomisin. Mekanisme
resistensi berkaitan dengan peningkatan sintesis dinding sel dan perubahan
dalam dinding sel serta bukan disebabkan oleh gen van seperti yang
ditemukan pada enterokokus. Strain Staphylococcus aureus dengan tingkat
kerentanan menengah terhadap vankomisin biasanya tidak hanya resisten
terhadap nafsilin, oxazolidinon dan quinupristin/dalfopristin.
Universitas Sumatera Utara
4. Plasmid juga dapat membawa gen untuk resistensi terhadap tetrasiklin,
eritromisin,aminoglikosida, dan obat-obatan lainnya.
5. Akibat sifat ‘toleran’ berdampak bahwa stafilokokus dihambat oleh obat tetapi
tidak dibunuh oleh obat tersebut, misalnya terdapat perbedaan yang besar
antara KHM (Kadar Hambat Minimal) dan KBM(Kadar Bunuh Minimal) dari
obat antimikroba. Toleransi dapat dihubungkan dengan kurangnya aktivasi
enzim autolitik di dalam dinding sel.
2.4.2 Toksin dan enzim
Staphylococcus aureus mengandung manitol dan menghasilkan enzim
koagulase, hialurodinase, fosfatase, protease, dan lipase. Enzim koagulase merupakan
enzim yang mampu menggumpalkan plasma yang ditambah dengan oksalat atau sitrat
dengan adanya suatu faktor yang terdapat dalam serum. Faktor serum beraksi dengan
koagulase untuk membentuk esterase dan aktivitas penggumpalan, dengan cara yang
sama ini untuk mengaktivasi protrombin ke thrombin. Cara kerja koagulase adalah
dalam lingkup kaskade penggumpalan plasma normal. Koagulase dapat membentuk
fibrin pada permukaan Staphylococcus aureus, ini bisa mengubah ingestinya oleh sel
fagositik atau pengrusakannya dalam sel fagosit. Produksi koagulase sinonim dengan
invasi potensial patogenik.1
Staphylococcus aureus mengandung lisostfin yang dapat menyebabkan
lisisnya sel darah merah. Toksin yang dihasilkan adalah leukosidin, enterotoksin yang
terdapat dalam makanan terutama yang mempengaruhi saluran pencernaan.
Leukosidin menyerang luekosit sehingga daya tahan tubuh akan menurun.
Universitas Sumatera Utara
Eksofoliatin merupakan toksin yang menyerang kulit dengan tanda-tanda seperti kulit
terkena luka bakar.1,29
2.4.3 Gambaran klinis
Infeksi stafilokokus lokal tampak sebagai jerawat, infeksi folikel rambut atau
abses. Terdapat reaksi inflamasi yang kuat, terlokalisir dan nyeri yang mengalami
supurasi sentral dan sembuh dengan cepat jika pus didrainase. Dinding fibrin dan sel
sekitar bagian tengah abses cenderung mencegah penyebaran organisme dan
hendaknya tidak dirusak oleh manipulasi atau trauma.1
Infeksi Staphylococcus aureus dapat juga berasal dari kontaminasi luka,
misalnya pasca operasi infeksi stafilokokus atau infeksi yang menyertai trauma
(osteomilitis kronik setelah patah tulang terbuka, meningitis yang disertai patah
tulang tengkorak).1
Jika Staphylococcus aureus menyebar akan terjadi bakteriemia, maka bisa
terjadi endokarditis, osteomielitis hematogenus akut, meningitis atau infeksi paru-
paru dapat dihasilkan. Manifestasi klinik mirip dengan yang tampak pada infeksi
sistemik. Lokalisasi sekunder dalam organ atau sistem disertai simtom dan tanda
disfungsi organ dan supurasi fokal.1
Universitas Sumatera Utara
2.4.4 Infeksi Staphylococcus aureus Pada Denture Stomatitis
Staphylococcus aureus ditemukan mempunyai prevalensi yang cukup besar
pada pasien denture stomatitis. Monroy et al (2005) melaporkan dari 105 orang yang
memakai gigitiruan terdapat 50 pasien denture stomatitis dengan pH rata-rata 5,2
ditemukan pada membran mukosa yaitu Candida albicans 51,4%, Staphylococcus
aureus 52,4% dan Streptococcus mutans 67,6% , sedangkan pada gigitiruan
ditemukan Candida albicans 66,7% dan Staphylococcus aureus dan Streptococcus
mutans adalah 49,5%.14
Universitas Sumatera Utara