Bab 3 Cdsa Telkom

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/19/2019 Bab 3 Cdsa Telkom

    1/33

    BAB III

    PERAN KEMITRAAN PT. TELKOM CDSA MEDAN TERHADAP

    USAHA KECIL “ITA MODE”

    A.  Visi Dan Misi Program Kemitraan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk

    PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TELKOM) adalah salah satu Badan

    Usaha Milik Negara memiliki komitmen untuk menjalankan peran Good

    Corporate Citizenship  melalui penyelenggaraan Program Kemitraan dengan

    usaha kecil dan Program Bina Lingkungan. Program Kemitraan dengan usaha

    kecil bertujuan untuk mendorong kegiatan dan pertumbuhan ekonomi,

    terciptanya lapangan kerja serta kesempatan berusaha untuk masyarakat.

    Sedangkan Program Bina Lingkungan mempunyai tujuan untuk memberdayakan

    dan mengembangkan kondisi sosial masyarakat dan lingkungan di sekitar

    wilayah usaha Perusahaan. 

    Untuk menjalankan PKBL tersebut maka dibentuklah organisasi Pusat

    Pengelola Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan, untuk selanjutnya

    disebut Telkom Community Development Center , disingkat Telkom CDC. Tujuan

    pembentukan Telkom CDC adalah terselenggaranya aktivitas pengelolaan

    Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan secara sistematik, efektif, dan

    efisien di lingkungan Telkom melalui optimalisasi pembagian aktifitas, penetapan

    ukuran unit bisnis, serta pendelegasian kewenangan, sehingga dapat memberikan

    kualitas hubungan yang sinergik antara Telkom dengan pengusaha kecil,

    serta masyarakat sekitar Perusahaan dalam rangka penerapan Good Corporate

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Bab 3 Cdsa Telkom

    2/33

    Citizentship, memberikan transparansi proses pengalokasian dananya, serta

    memberikan multiplier effect   yang bermanfaat bagi bisnis Telkom pada

    khususnya, dan industri telekomunikasi nasional pada umumnya.58

     

    Community Development Center   (CDC) sebagai unit yang menangani

    PKBL Telkom mempunyai visi dan misi tersendiri. Adapun visi CDC adalah

    menjadi role model  pengelola PKBL di lingkungan BUMN dan dengan misi

    peduli dan komit kepada pemberdayaan ekonomi, sosial, dan lingkungan.

    Sebagai role model pengelola PKBL di lingkungan BUMN, Community

     Development Center menjalani peran sebagai pelaksana dan pengelolan Program

    Kemitraan dan Program Bina Lingkungan di wilayah Badan Usaha Milik Negara.

    Telkom berupaya menjadi role model  dalam pelaksanaan PKBL yang dikelola

    oleh CDC. Pelaksanaan kegiatan dalam program PKBL Telkom yang dijalankan

    oleh CDC diupayakan dapat menjadi contoh bagi BUMN lainnya dalam

    penerapan PKBL mereka masing-masing. Tujuan akhirnya adalah agar setiap

    BUMN dapat secara berhasil menerapkan PKBL mereka yang ditujukan untuk

    kemaslahatan masarakat umum.

    Sejalan dengan visi yang diemban oleh Community Development Center  

    tersebut, sebagai unit pelaksana Program Kemitraan CDC berangkat dengan misi

    peduli dan komit kepada pemberdayaan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Khusus

    pada Program Kemitraan selain berpedoman pada Peraturan Menteri BUMN yang

    mengatur mengenai PKBL, pelaksanaan program ini juga mempertimbangkan

    keselarasan dengan potensi lingkungan masyarakat penerima program. Sasaran

    58  Pasal 2 ayat (2), Keputusan Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Telkomunikasi

    Indonesia, Tbk. Nomor : KD.61/PS150/CTG-10/2003 Tentang Pembentukan Organisasi PusatPengelola Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan. 

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Bab 3 Cdsa Telkom

    3/33

    dari pelaksanaan program ini adalah para pelaku usaha kecil dan menengah

    (”UKM”).

    Kepedulian dan komitmen akan pemberdayaan ekonomi sebagaimana

    misi dari CDC Telkom diimplementasikan dengan pelaksanaan Program

    Kemitraan. Pemberdaayan ekonomi yang dijalankan pada Program Kemitraan

    adalah dengan mengadakan pembiayaan untuk pengembangan usaha kecil. Di

    dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan

    Menengah disebutkan bahwa pembiayaan adalah upaya yang dilakukan oleh

    Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, dan masyarakat melalui bank, dan

    lembaga keuangan bukan bank, untuk mengembangkan dan memperkuat

    permodalan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.59

     Merujuk pada Pasal tersebut

    yang telah dilakukan oleh Program Kemitraan Telkom ini termasuk juga ke dalam

    pembiayaan. Dimana dalam Program Kemitraan ini Telkom memberikan bantuan

    pinjaman bergulir kepada para pengusaha kecil guna memperkuat dan

    mempertangguh kemandirian usaha kecil tersebut.

    B. 

    Tujuan Pemberian Pinjaman Oleh PT. Telkom CDSA Medan, Tbk

    Terhadap Usaha Kecil

    Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan segmen terbesar

    pelaku ekonomi nasional. Menurut data Departemen Koperasi dan UKM, jumlah

    UMKM tahun 2007 mencapai 49,82 juta unit, meningkat menjadi 51,26 juta unit

    tahun 2008. Berdasarkan kategori, porsi yang paling besar adalah segmen usaha

    59 Pasal 1, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah. 

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Bab 3 Cdsa Telkom

    4/33

    mikro yang mencapai sekitar 99% total jumlah UMKM. Jumlah yang demikian

    besar tersebut menunjukkan, UMKM memiliki peran besar dalam menopang

    ekonomi nasional. Karena itu, pengembangan UMKM harus mendapat perhatian

    yang besar.60 

    Salah satu hasil studi yang secara komprehensif mencoba

    menggambarkan persoalan yang dihadapi usaha kecil, digambarkan dalam studi

    komparatif yag dilaksanakan di lima Negara ASEAN dengan menggambarkan

    prioritas persoalan usaha kecil di desa, di kota kecil, dan yang berlokasi di kota

    besar berkaitan dengan aspek finansial. Temuan penting studi ini menunjukkan

    bahwa bagi usaha kecil yang berlokasi di desa, maka persoalan pemasaran dan

    rencana produksi merupakan prioritas persoalan yang perlu diatasi. Sedangkan

    untuk usaha kecil yang berlokasi di kota kecil maka permasalahan keuangan

    merupakan prioritas persoalan yang memerlukan penanganan, dan untuk yang

    berlokasi di kota besar maka pemberian insentif fiskal merupakan persoalan yang

    dominan untuk disediakan. Hasil studi ini mempertegas beberapa hasil studi yang

    dilakukan berkaitan dengan pengembangan usaha kecil yang tiba pada satu

    kesimpulan bahwa usaha kecil mengahadapi beberapa kendala, baik yang bersifat

    internal maupun eksternal. Hasil Konferensi Nasional Usaha Kecil I pada tahun

    1997 yang mencoba mengidentifikasi masalah-masalah di seputar usaha kecil di

    Indonesia., merumuskan bahwa paling tidak terdapat 8 (delapan) aspek yang

    menjadi permasalahan usaha kecil, antara lain : (i) manajemen, (ii) permodalan,

    60 Peran BUMN Dalam Pengembangan UMKM Di Indonesia Melalui Asuransi Dan Penjaminan

    Kredit, http://lmfeui.com/data/Peran%20BUMN%20utk%20UMKM.pdf, diakses pada 18 Maret2013. 

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Bab 3 Cdsa Telkom

    5/33

    (iii) teknologi, (iv) bahan baku, (v) pemasaran, (vi) infrastruktur, (vii) birokrasi

    dan pungutan, dan (viii) kemitraan.61

     

    Terlepas dari beragamnya persoalan yang dialami usaha kecil,

    kelihatannya aspek permodalan tetap menjadi salah satu kebutuhan penting bagi

    usaha kecil dalam menjalankan usahanya. Kebutuhan penyediaan permodalan

    bagi usaha kecil, lahir berkaitan dengan kebutuhan usaha kecil untuk menjalankan

    usahanya, (baik untuk kebutuhan modal kerja maupun untuk mengembangkan

    usaha melalui kegiatan investasi), maupun merupakan akibat yang disebabkan

    oleh persoalan lain yang dihadapi usaha kecil. Sebagai contoh, sistem pembayaran

    mundur yang diterima usaha kecil, pada gilirannya akan menyebabkan usaha kecil

    memerlukan dana talangan untuk menjalan cash flow. Berkaitan dengan

    kebutuhan permodalan usaha kecil, pemerintah menyikapi dengan menempuh

    solusi penyediaan beberapa skim pembayaran yang diharapkan dapat memenuhi

    kebutuhan usaha kecil.62

     

    Di dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang UMKM juga

    diebutkan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah berupaya menumbuhkan

    ikim usaha dari berbagai aspek, yang salah satunya adalah dari aspek pendanaan.

    Di dalam Pasal 8 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang UMKM

    disebutkan bahwa aspek pendanaan ditujukan untuk :63

     

    61 Edy Priyono, Kekuatan Kolektif Sebagai Strategi Mempercepat Pemberdayaan Usaha Kecil,

    (Jakarta : The Asia Fondation, 1999), hlm. 142 62

     Ibid ,. 63 Pasal 8, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.  

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Bab 3 Cdsa Telkom

    6/33

    a. Memperluas sumber pendanaan dan memfasilitasi Usaha Mikro, Kecil dan

    Menengah untuk dapat mengakses kredit perbankan dan lembaga

    keuangan selain bank;

    b. Memperbanyak lembaga pembiayaan dan memperluas jaringannya

    sehingga dapat diakses oleh Usaha Mikro, Kecil dan Menengah;

    c. Memberikan kemudahan dalam memperoleh pendanaan secara cepat,

    tepat, murah dan tidak diskriminatif dalam pelayanan sesuai dengan

    ketentuan peraturan perundang-undangan;

    d. Membantu para pelaku Usaha Mikro dan Usaha Kecil untuk mendapatkan

    pembiayaan dan jasa/produk keuangan lainnya yang disediakan oleh

    perbankan dan lembaga keuangan bukan bank, baik yang menggunakan

    sistem konvensional maupun sistem syariah dengan jaminan yang

    disediakan oleh Pemerintah.

    Merujuk pada Undang-Undang tersebut telah dicantumkan bahwa

    pembiayaan tidak hanya dapat diperoleh melalui bank saja, tetapi juga dapat

    diperoleh melalui lembaga keuangan bukan bank. Salah satu contoh lembaga

    bukan bank adalah melaluui Program Kemitraan yang dikelola oleh BUMN. Di

    dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang UMKM juga disebutkan

    bahwa “Badan Usaha Milik Negara dapat menyediakan pembiayaan dari

    penyisihan bagian laba tahunan yang dialokasikan kepada Usaha Mikro dan Kecil

    dalam bentuk pemberian pinjaman, penjaminan, hibah, dan pembiayaan lainnya.64

     

    64  Pasal 21 ayat (2) Undang-Undang Nomor .20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan

    Menengah. 

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Bab 3 Cdsa Telkom

    7/33

    Telkom sebagai salah satu BUMN di Indonesia mempunyai Program

    Kemitraan yaitu program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar

    menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba Telkom.

    Unit Pelaksana Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Telkom

    wilayah medan yakni Telkom CDSA Medan yang wilayah kerjanya meliputi

    Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Langkat, dan sebagian Kabupaten Serdang

    Bedagai. Sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan sekitar perusahaannya

    Telkom CDSA Medan menyalurkan dana pinjaman bagi para pelaku usaha kecil

    yang berada di wilayah kerjanya. Pinjaman dana Program Kemitraan ini

    diperuntukkan untuk membiayai modal kerja atau pembelian aktiva tetap dalam

    rangka meningkatkan produksi dan penjualan Mitra Binaan.

    Khusus untuk wilayah kerja Telkom CDSA Medan , telah menjalankan

    Program Kemitraan dengan total 1.212 Mitra Binaan terhitung dari tahun 2008

    sampai dengan tahun 2012. Penyaluran dana pinjaman bergulir yang dilakukan

    oleh Telkom CDSA Medan bertujuan untuk memberikan bantuan pencarian

    modal bagi para pelaku usaha kecil yang kesulitan dalam hal finansial. Dana

    program kemitraan ini dimaksudkan untuk merangsang pertumbuhan usaha kecil

    sehingga para pelaku usaha kecil mempunyai fondasi yang kuat dan mandiri

    dalam menjalankan usahanya. Dengan ketangguhan dan kemandirian yang ada

    dari para pelaku usaha kecil ini, maka akan diharapkan timbulnya daya saing

    dengan usaha lainnya, sehingga usaha kecil yang pada umumnya dipandang

    sebagai usaha marjinal dapat meningkatkan pendapatan usahanya dan

    meningkatkan peran usaha kecil dalam pembentukan produk nasional. Dengan

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Bab 3 Cdsa Telkom

    8/33

    terpenuhinya modal yang dimiliki, para pelaku usaha kecil akan dapat

    mengembangkan usahanya. Dengan berkembangnya usaha tersebut secara

    otomatis akan menyerap tenaga kerja baru sehingga tercipta perluasan lapangan

    pekerjaan .

    Seperti yang pada umumnya terjadi penyaluran pinjaman yang dilakukan

    oleh bank-bank umum banyak mengalami kendala yang antara lain disebabkan

    oleh para pelaku usaha kecil yang tidak bankable. Prosedur dan penilaian dari

    pihak perbankan yang masih terlalu rumit juga tingginya tingkat bunga yang

    dibebankan kepada pengusaha kecil masih tinggi. Kebanyakan perbankan masih

    menempatkan agunan material sebagai salah satu faktor dominan dan cenderung

    mengesampingkan kelayakan usaha dalam pengaliran kreditnya, sehingga nilai

    pinjaman yang diperoleh usaha kecil seringkali tidak sesuai dengan kebutuhan,

    baik dari sisi waktu maupun jumlah.

    Program Kemitraan Telkom CDSA ini berbeda dengan sistem pinjaman

    yang dilakukan oleh bank, untuk memperoleh dana pinjaman Telkom CDSA

    Medan memudahkan setiap mitra binaannya. Walaupun tetap menggunakan

    agunan, namun mitra binaan tidak diberatkan dengan nilai aguanan yang tinggi.

    Dalam hal memberikan dana pinjaman, Telkom CDSA Medan tetap bertolak dari

    kelayakan objek usaha yang dimiliki oleh mitra binaannya. Sehingga apabila

    ditemukan pelaku usaha kecil yang membutuhkan dana pinjaman namun tidak

    memiliki nilai agunan yang tinggi, pelaku usaha kecil tersebut tetap dapat

    memperoleh dana pinjaman yang nilainya disesuaikan dengan objek usaha yang

    dimiliki masing-masing pelaku usaha kecil. Sehingga tidak terjadi diskrimanasi

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Bab 3 Cdsa Telkom

    9/33

    pemberian dana pinjaman dan setiap usaha kecil dapat memperoleh kemudahan

    dalam memperoleh dana pinjaman. Besarnya bunga yang ditetapkan oleh Telkom

    CDSA Medan juga sangat rendah yaitu 6% dari limit pinjaman. Namun pada

    program kemitraan Telkom CDSA Medan ini tidaklah disebut bunga, melainkan

     jasa administrasi. Jasa administrasi 6% dari setiap besar nilai pinjaman mitra

    binaan ini akan digunakan sebagai dana untuk beban operasional. Adapun yang

    dimaksud dengan beban operasional adalah beban pelaksanaan operasi unit

    Program Kemitraan dan Program Bina lingkungan diluar beban pegawai yang

    dananya berasal dari dana Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan.65

     

    Dapat disimpulkan bahwa pembiayaan yang dilakukan oleh Telkom

    CDSA Medan pada program kemitraan dengan penyaluran dana pinjaman melalui

    penyisihan laba Telkom kepada pelaku usaha kecil bertujuan untuk memberi

    kemudahan kepada pengusaha kecil dalam meningkatkan peroduktivitas usahanya

    baik untuk modal usaha ataupun pengembangan usaha dengan sistem yang

    sederhana dan tidak rumit. Sehingga mendorong pertumbuhan iklim usaha pada

    sektor usaha kecil yang pada tahap berikutnya akan terjadi peningkatan dan

    pemerataan pendapatan serta memperkokoh struktur perekonomian nasional.

    65  Pasal 1, Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-05/MBU/2007

    Tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara Dengan Usaha Kecil Dan Program BinaLingkungan. 

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Bab 3 Cdsa Telkom

    10/33

    C.  Peran Kemitraan PT. Telkom CDSA Medan Terhadap Usaha Kecil Ita

    Mode Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha

    Mikro, Kecil dan Menengah

    Setiap Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki tanggung jawab

    sosial kepada masyarakat. Salah satu wujud dari tanggung jawab sosial tersebut

    adalah adanya Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan (PKBL).

    Secara umum, PKBL diwujudkan dengan upaya-upaya untuk memberdayakan

    masyarakat, meningkatkan kesejahteraan sosial dan pertumbuhan ekonomi

    masyarakat secara berkesinambungan, dengan tetap menjaga kelestarian

    lingkungan.

    Peran BUMN dalam pelaksanaan tanggung jawab sosial kepada

    masyarakat dituangkan melalui Program Kemitraan dengan Usaha Kecil dan Bina

    Lingkungan yang disingkat PKBL BUMN sebagai salah satu pelaku ekonomi

    nasional yang masuk kategori usaha skala besar yang mayoritas sahamnya

    dimiliki oleh negara, keberpihakannya kepada UKM dan Koperasi cukup besar

    dibandingkan pihak Swasta. Hal ini dibuktikan oleh BUMN dengan adanya Surat

    Keputusan nomor PER-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan BUMN

    dengan Usaha kecil dan Bina Lingkungan (PKBL), di mana BUMN akan

    mengalokasikan dana sebesar 2 % dari keuntungan bersih setelah pajak untuk

    program Kemitraan.

    Program kemitraan berupaya agar masyarakat bisa diberdayakan dan bisa

    mengakses sumber-sumber ekonomi terutama adalah permodalan. Oleh karena itu

    program kemitraan berupaya bagaimana rakyat miskin dan pengusaha-pengusaha

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Bab 3 Cdsa Telkom

    11/33

    kecil mikro ini bisa mengakses kepada sumber-sumber pembiayaan. Untuk

    mencapai hasil yang optimal semestinya ketiga pelaku ekonomi dapat saling

    bersinergi satu sama lain saling terjadi "ketergantungan" yang dapat dalam

    kegiatan yang bersifat komplementer. Dalam hal ini, peran pemerintah terhadap

    pemberdayaan usaha kecil sangat dibutuhkan karena usaha kecil perlu diberi

    kemudahan baik permodalan, perizinan dan pemasaran serta ditingkatkannya

    usaha dan saling menguntungkan melalui pola kemitraan dalam meningkatkan

    peran dan kedudukan usaha kecil dalam pembangunan.

    PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk sebagai salah satu BUMN yang

    berdiri di Indonesia turut membantu pemerintah dalam kemudahan menyediakan

    pinjaman modal kerja melalui Program Kemitraan. Peningkatan kemampuan

    usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri oleh PT. Telkom diwujudkan

    dalam bentuk pemberian pinjaman untuk membiayai modal kerja atau pembelian

    aktiva tetap usaha kecil yang berada di Medan. PT. Telkom sebagai salah BUMN

    berbentuk Perseroan dan sebagai bagian dari masyarakat memiliki komitmen yang

    tinggi untuk mendukung dan melaksanakan program CSR.

    Program Kemitraan yang dilaksanakan oleh PT. Telkom melalui Telkom

    Community Development Center  (Telkom CDC) selaku unit pengelola PKBL, dan

    untuk Kantor Daerah Telkom (Kandatel) Medan unit pelaksananya yaitu Telkom

    Community Development Sub Area Medan (Telkom CDSA Medan) yang telah

    menyalurkan pinjaman lunak terhitung dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012

    sebesar lebih dari Rp 34 milyar untuk mengelola 1.212 mitra binaan. Dana

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Bab 3 Cdsa Telkom

    12/33

    tersebut digunakan untuk pelatihan, pemagangan/pendampingan dan

    promosi/pameran.

    Salah satu usaha kecil yang menjadi mitra binaan Telkom adalah usaha

    kecil Ita Mode. Ita Mode adala usaha kecil yang bergerak di bidang modifikasi

    dan jahit kebaya. Sebagai mitra binaan dati Telkom CDSA Medan, dampak yang

    dirasakan oleh Ita Mode sangatlah berarti. Ita Mode adalah usaha kecil yang telah

    dirintis sejak tahun 1994 oleh seorang ibu rumah tangga bernama Ernita.

    Kemudian pada tahun 2002 penjahit Ita mengetahui bahwa ada Program

    Kemitraan dengan usaha kecil yang dijalankan oleh Telkom. Informasi mengenai

    adanya Program Kemitraan ini diperolehnya dari kerabat yang bekerja pada

    perusahaan Telkom. Pada tahun 2002 Ernita mengajukan permohonan menjadi

    mitra binaan Telkom, namun dalam rentang waktu satu tahun setelah pengajuan

    permohonan barulah permohonan pengajuan Ita Mode diterima oleh Telkom.

    Setelah melewati tahap penyeleksian dan survey dari pihak Telkom, Ita Mode

    mulai menjadi mitra binaan Telkom pada triwulan ketiga tahun 2003 dengan

     jumlah dana pinjaman sebesa sepuluh juta rupiah. Seperti layaknya proses pinjam

    meminjam yang umumnya mendapati potongan biaya-biaya administrasi, namun

    pada Program Kemitraan tidak ada potongan biaya administrasi. Jumlah pinjaman

    yang diterima oleh mitra binaan adalah genap sebesar jumlah pinjaman yang

    disepakati kedua belah pihak yaitu antara mitra binaan dan pihak Telkom sendiri.

    Dan besarnya jasa administras akan dibayarkan pada cicilan pengembalian dana

    pinjaman tersebut. Hal ini juga yang dirasakan oleh Ita Mode bahwa pada

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Bab 3 Cdsa Telkom

    13/33

    Program Kemitraan ini tidaklah memberatkan kepada usaha kecil yang menjadi

    mitra binaannya.

    Dana pinjaman awal oleh Ita Mode digunakan untuk membeli steeling,

    menambah mesin jahit, dan menambah karyawan. Pada awal memulai usaha, Ita

    Mode hanya memiliki satu orang karyawan dan dengan modal sebuah mesin jahit,

    dan lokasi usahanya juga masih satu tempat dengan rumah tinggal. Namun karena

    adanya bantuan dana pinjaman bergulir dari Telkom, ia dapat mengembangkan

    usahanya sampai sekarang yang dapat dikatakan pertumbuhannya cukup

    signifikan. Sekarang jumlah karyawan Ita Mode sudah mencapai 16 orang dan

    pada tahun 2012 Ita Mode telah memiliki tempat usaha tersendiri. Dari dana

    pinjaman yang diperoleh Ita Mode telah menambah jumlah karyawannya yang

    secaa otomatis akan meningkatkan produksi usahanya. Dari awal memulai usaha

    Ita Mode hanya mampu menghasilkan sekitar tiga buah kebaya per minggu dan

    untuk sekarang dalam satu minggu Ita Mode mampu menghasilkan sepuluh buah

    kebaya bahkan lebih. Peningkatan jumlah produski ini tentu berpengaruh terhadap

    peningkatan omset. Sampai pada tahun 2013 omset Ita Mode dapat mencapai nilai

    8 juta per minggu dengan omset minimal sekitar 6 juta per minggu. Jika dilihat

    dari sejarah perkembangan usahanya, Ita Mode berhasil menjadi usaha kecil yang

    tangguh dan mandiri serta berdaya saing.

    Sebagai pelaku usaha kecil, Ita Mode tidak hanya satu periode saja

    menjadi mitra binaan Telkom. Ita Mode telah memperpanjang program kemitraan

    dengan Telkom sebanyak empat kali.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Bab 3 Cdsa Telkom

    14/33

    Tabel 3.1

    Daftar Jumlah Pinjaman Ita Mode Pada Program Kemitraan Telkom CDSA

    Medan

    No. Tahun Triwulan Jumlah Pinjaman

    1. 2003 III Rp 10.000.000,-

    2. 2005 III Rp 30.000.000,-

    3. 2007 II Rp 50.000.000,-

    4. 2009 II Rp 60.000.000,-

    Sumber : Telkom CDSA Medan, tahun 2013.

    Pembiayaan melalui Program Kemiraan yang diterapkan dalam

    membiayai sektor usaha kecil karena lebih memberikan kepastian dan tidak

    terbebani akibat suku bunga. Program Kemitraan Telkom tidak membebani suku

    bunga yang tinggi kepada mitra binaannya. Pada Program Kemitraan ini, mitra

    binaan hanya dikenakan besar jasa administrasi pinjaman dana Program

    Kemitraan per tahun sebesar 6% (enam persen). Hal ini sesuai dengan Pasal 12

    Peraturan Menteri BUMN Nomor Per-05/MBU/2007 Tentang PKBL BUMN

    yang berbunyi “Besarnya jasa administrasi pinjaman dana Program Kemitraan per

    tahun sebesar 6% (enam persen) dari limit pinjaman atau ditetapkan lain oleh

    Menteri”.66

      Menurut Ita Mode besarnya jasa administrasi ini dirasakan tidak

    memberatkannya sebagai mitra binaan. Dan jasa admnistrasi ini juga digunakan

    66  Pasal 12 , Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-05/MBU/2007

    Tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara Dengan Usaha Kecil Dan Program BinaLingkungan. 

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Bab 3 Cdsa Telkom

    15/33

    untuk biaya beban operasional Program Kemitraan. Jika dikaitkan dengan

    ketentuan dalam Undang-Undang UMKM, maka Program Kemitraan Telkom ini

    telah sesuai dengan yang diamanatkan di dalam Pasal 8 Undang-Undang Nomor

    20 Tahun 2008 Tentang UMKM disebutkan bahwa aspek pendanaan ditujukan

    untuk :67 

    a.  Memperluas sumber pendanaan dan memfasilitasi Usaha Mikro, Kecil

    dan Menengah untuk dapat mengakses kredit perbankan dan lembaga

    keuangan selain bank;

    b.  Memperbanyak lembaga pembiayaan dan memperluas jaringannya

    sehingga dapat diakses oleh Usaha Mikro, Kecil dan Menengah;

    c.  Memberikan kemudahan dalam memperoleh pendanaan secara cepat,

    tepat, murah dan tidak diskriminatif dalam pelayanan sesuai dengan

    ketentuan peraturan perundang-undangan;

    d.  Membantu para pelaku Usaha Mikro dan Usaha Kecil untuk

    mendapatkan pembiayaan dan jasa/produk keuangan lainnya yang

    disediakan oleh perbankan dan lembaga keuangan bukan bank, baik

    yang menggunakan sistem konvensional maupun sistem syariah dengan

     jaminan yang disediakan oleh Pemerintah.

    Sebagai salah BUMN di Indonesia Telkom telah terwujud sebagai salah

    satu lembaga keuangan selain bank melalui Program Kemitraan Telkom dengan

    Usaha Kecil. Program Kemitraan ini memberikan kemudahan kepada usaha kecil

    untuk dapat mengakses pembiayaan melalui dana pinjaman untuk

    67 Pasal 8, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.  

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Bab 3 Cdsa Telkom

    16/33

    mengembangkan usaha kecil masing-masing sektor. Ita Mode merasakan

    kemudahan ini terutama dalam proses memperoleh pendanaan yang sangat

    mudah. Pada awal memulai pengajuan permohonan penjahit Ernita selaku pemilik

    Ita Mode hanya mengisi beberapa formulir pengajuan permohonan yang telah

    disediakan oleh pihak Telkom. Ernita mengakui bahwa proses yang dilewati

    sangat mudah dan tidak berbelit-belit sehingga tidak memberatkan mitra binaan.

    Selain itu dalam Program Kemitraan Telkom tidak hanya semata-mata

    memberikan pinjaman kepada usaha kecil, namun juga memberikan pelatihan dan

    promosi usaha kecil yang menjadi mitra binaannya. Sebagai mitra binaan, Ita

    Mode telah mengikuti beberapa pelatihan yang diadakan oleh Telkom CDSA

    Medan untuk para mitra binaannya. Pelatihan-pelatihan yang diberikan Telkom

    CDSA Medan kepada mitra binaan bukanlah palatihan yang dikhususkan kepada

    masing-masing sektor usaha kecil. Pelatihan yag diberikan sebatas pelatihan

    umum dalam berwirausaha seperti manajemen yang baik dalam menjalankan

    usaha. Namun hal tersebut juga dipandang sangat baik oleh Ita Mode selaku mitra

    binaan yang selalu mengkuti pelatihan yang diadakan oleh Program Kemitraan

    Telkom CDSA Medan. Selain pelatihan, promosi usaha mitra binaan Telkom juga

    kerap dilakukan. Promosi dilakukan melalui mengikuti pameran-pameran yang

    diadakan baik di kota Medan maupun diluar kota Medan. Dengan mengikuti

    pameran dari Telkom CDSA Medan, Ita Mode mengakui bahwa pangsa pasarnya

    dalam mempromosikan usaha yang dimilikinya juga bertambah. Tidak hanya

    dalam hal promosi, perluasaan pangsa pasar juga didapat dengan saling bertukar

    informasi dengan sesama mitra binaan Telkom. Karena dalam Program Kemitraan

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Bab 3 Cdsa Telkom

    17/33

    ini Telkom memfasilitasi suatu jaringan yang dinamakan flexi milis dimana

    seluruh mitra binaan yang berada di cakupan wilayah Telkom CDSA Medan

    dapat saling bertukar informasi ataupun berita. Sistem kerja flexi milis ini adalah,

    hanya dengan mengirimkan sebuah pesan singkat melalui telepon genggam, maka

    akan terkirim ke seluruh mitra binaan Telkom CDSA Medan yang sama-sama

    masuk kedalam flexi milis. Dari penyampaian berita serta infomasi melalui pesan

    singkat flexi milis, maka secara langsung dapat memperluas bidang pemasaran

    mitra binaan.

    Pelatihan dan promosi yang dilakukan oleh Telkom CDSA Medan

    terhadap usaha kecil Ita Mode sesuai dengan yang diamanatkan dalam Pasal 18

    Undang-Undang UMKM yang menyebutkan bahwa pengembangan dalam bidang

    pemasaran dilakukan dengan cara menyediakan sarana pemasaran yang meliputi

    penyelenggaraan uji coba pasar, lembaga pemasaran, penyediaan rumah dagang,

    dan promosi Usaha Mikro dan Kecil.68

     Dan juga pada Pasal 19 yang menyatakan

    bahwa pengembangan sumber daya manusia dilakukan dengan cara membentuk

    dan mengembangkan lembaga pendidikan dan pelatihan untuk melakukan

    pendidikan, pelatihan, penyuluhan, motivasi dan kreativitas bisnis, dan penciptaan

    wirausaha baru.69

     

    Sebagai BUMN Pembina, Telkom CDSA Medan juga memberikan

    penghargaan kepada mitra binaannya. Penghargaan yang diberikan berdasarkan

    atas kemajuan dan perkembangan usaha yang dimiliki masing-masing mitra

    binaan. Penghargaan ini diberikan untuk merangsang mitra binaan agar lebih

    68 Pasal 18, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. 

    69 Pasal 19, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. 

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Bab 3 Cdsa Telkom

    18/33

    gigih dan disiplin dalam menjalankan usahanya. Ita Mode beberapa kali

    mendapatkan penghargaan dari Telkom CDSA Medan sebagai mitra binaan

    terbaik di wilayah kota Medan. Penghargaan yang diberikan oleh Telkom CDSA

    Medan kepada Ita Mode adalah hadiah berupa telepon genggam dan satu unit

    komputer. Hadiah-hadiah yang diperoleh Ita Mode dari Telkom CDSA Medan ini

    sangat bermanfaat baginya secara pribadi maupun dalam pengembangan

    usahanya.

    Jika dikaitkan kembali dengan pasal-pasal yang tercantum dalam

    Undang-Undang UMKM, maka pelaksanaan Program Kemitraan Telkom CDSA

    Medan terhadap usaha kecil Ita Mode sebagai mitra binaannya telah sesuai

    dengan amanat-amanat yang terkandung didalam Undang-Undang UMKM

    tersebut. Usaha Telkom CDSA Medan dalam memberdayakan usaha kecil Ita

    Mode telah sesuai dengan prinsip-prinsip pemberdayaan UMKM yang tercantum

    pada Pasal 4 Undang-Undang No.20 Tahun 2008 Tentang UMK yang

    menyatakan bahwa prinsip pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah :70

     

    a.  Penumbuhan kemandirian, kebersamaan, dan kewirausahaan Usaha

    Mikro, Kecil dan Menegah untuk berkarya dengan prakarsa sendiri;

    b.  Perwujudan kebijakan publik yang transparan, akuntabel dan

    berkeadilan;

    c. 

    Pengembangan usaha berbasis potensi dareah dan berorientasi pasar

    sesuai dengan kompetensi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah;

    70 Pasal 4, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.  

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Bab 3 Cdsa Telkom

    19/33

    d.  Peningkatan daya saing Usaha Mikro, Kecil dan Menengah;

    e. 

    Penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian terpadu.

    Sebagai BUMN yang mengadakan Program Kemitraan terhadap usaha

    kecil, Telkom CDSA Medan telah mampu memberikan peran yang signifikan

    terhadap usaha kecil yang menjadi mitra binaannya. Mulai dari pemberian dana

    pinjaman dengan suku bunga yang rendah, pelatihan kewirausahaan serta

    promosi-promosi yang dilakukan oleh Telkom CDSA Medan. Dan perkembangan

    usaha Ita Mode juga membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat dengan

    semakin bertambahnya jumlah karyawa Ita Mode. Kemitraan antara Telkom

    CDSA Medan dengan Ita Mode telah berhasil mencapai tujuan pemberdayaan

    UMKM seperti yang diamanatkan dalam Pasal 5 Undang-Undang tentang

    UMKM yang menyebutkan bahwa tujuan pemberdayaan usaha kecil, mikro dan

    menengah :71 

    a.  Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang,

    berkembang, dan berkeadilan;

    b.  Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan Usah Mikro, Kecil

    dan Menengah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri;

    c.  Meningkatkan peran Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dalam

    pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan

    71 Pasal 5, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.  

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Bab 3 Cdsa Telkom

    20/33

    pendapatan daerah, pertumbuhan ekonomi, dan pengentasan rakyat dari

    kemiskinan.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Bab 3 Cdsa Telkom

    21/33

    BAB IV

    HAMBATAN DALAM PELAKSANAAN KEMITRAAN PT. TELKOM

    CDSA MEDAN DENGAN MITRANYA

    A.  Hambatan Pemberian Pinjaman Oleh PT. Telkom CDSA Medan

    Terhadap Mitranya

    Pemerintah telah melaksanakan kebijaan kredit lunak atau pinjaman

    lunak sejak tahun 1973 dalam bentuk kredit kecil yaitu KIK dan KMKP. Untuk

    kredit ini diberikan suku bunga yang rendah, jangka waktu yang panjang dan

    syarat-syarat barang jaminan yang ringan bahkan yang tidak mempunyai barang

     jaminan. Namun pada kenyataannya masih banyak terdapat hambatan dalam

    penyaluran kredit atau pinjaman lunak ini.72

     

    Walaupun pada prakteknya khusus pada mitra binaan Ita Mode, tidak

    pernah mengalami kendala selama bermitra dengan Telkom CDSA Medan. Baik

    itu dari segi pemberian dana pinjaman ataupun dari segi pengembalian dana

    pinjaman yang telah diberikan oleh Telkom CDSA Medan. Namun, banyaknya

    usaha kecil lain yang menjadi mitra binaan Telkom CDSA Medan menimbulkan

    beberapa kendala dalam pemberian dana pinjaman kepada mitra binaannya.

    Berdasarkan dari ketentuan peraturan perundang-undangan tentang

    Kemitraan antara Telkom CDSA Medan dengan Usaha kecil, masih terdapat

    beberapa pasal yang pelaksanaannya masih terhambat. Pasal-pasal tersebut

    72 Mariam Darus Badrulzaman, Perjanjian Kredit Bank, (Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 1991),

    hlm.4

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Bab 3 Cdsa Telkom

    22/33

    terdapat pada Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor Per-

    05/MBU/2007 Tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara Dengan

    Usaha Kecil Dan Program Bina Lingkungan, antara lain :

    a.  Pasal 4 yang menyatakan kewajiban Mitra Binaan untuk melaksanakan

    kegiatan usahanya sesuai dengan yang telah disetujui oleh BUMN

    Pembina, membayar kembali pinjaman tepat waktu sesuai dengan

    kesepakatan dan menyampaikan laporan perkembangan usahanya kepada

    BUMN Pembina. Namun pada prakteknya masih banyak Mitra Binaan

    yang mengalami keterlambatan dalam pengembalian pinjaman kepada

    Telkom CDSA Medan. Pada saat memberikan keterangan data menganai

     jenis kegiatan usahanya, masih ada yang tidak sesuai dengan kegiatan

    usaha Mitra Binaan yang sebenarnya dan tidak menyampaikan laporan

    perkembangan usahanya kepada Telkom CDSA Medan.

    b.  Pasa 5 huruf (f) yang menyatakan kewajiban BUMN Pembina yaitu lain

    melakukan pemantauan dan pembinaan terhadap Mitra Binaan. Namun

    pada prakteknya Telkom CDSA Medan belum dapat melakukan

    pemantauan yang rutin terhadap perkembangan usaha Mitra Binaan dan

    untuk pembinaan Telkom CDSA Medan memang telah melaksanakannya

    namun belum dapat terlaksana secara maksimal dan berkelajutan

    dikarenakan kurangnya sumber daya manusia pada Telkom CDSA

    Medan.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Bab 3 Cdsa Telkom

    23/33

    Hambatan-hambatan lain juga dapat dilihat dari dua segi yaitu dari segi

    pelaku usaha kecil selaku mitra binaan dan dari segi Telkom CDSA Medan selaku

    pihak penyalur dana pinjaman. Hambatan-hambatan yang dilihat dari segi pelaku

    usaha kecil selaku mitra binaan Telkom CDSA Medan adalah :

    a. Keterangan mengenai usaha mitra binaan yang tidak sesuai dengan

    kenyataan usaha yang sebenarnya.

    b. Kesadaran mitra binaan dalam memenuhi kewajibannya atau melunasi

    pinjamannya yang masih banyak menunggak.

    c. Kondisi usaha mitra binaan yang terkadang mengalami penurunan

    dikarenakan beberapa mitra binaan yang tidak memperbaharui sistem

    manajemen usaha yang disarankan oleh Telkom CDSA Medan

    d. Jarak antara kantor Telkom CDSA Medan yang relatif jauh dengan mitra

    binaan yang tempat tinggalnya sebagian di wilayah pedesaan yang pada

    umumnya menyebar sehingga tidak maksimal dalam pengawasan dan

    pengontrolan penggunaan pinjaman.

    e. Secara umum mitra binaan yang merupakan pengusaha kecil yang

    berpendidikan rendah, sehingga kurang memiliki inovasi dalam

    pengembangan usahanya, akibatnya dana pinjaman yang diberikan oleh

    Telkom CDSA Medan kurang maksimal pemanfaatannya.

    f. 

    Kesalahan manajemen mitra binaan dalam mengelola usahanya, hal ini

    terjadi diakibatkan dana pinjaman dipergunakan tidak untuk

    mengembangkan usahanya, tetapi dipergunakan untuk kepentingan yang

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Bab 3 Cdsa Telkom

    24/33

    lain. Kesalahan manajemen menjadikan pengembalian dana pinjaman ini

    menjadi macet.

    Sedangkan hambatan-hambatan dilihat dari segi Telkom CDSA Medan

    selaku pihak penyelenggara Program Kemitraan adalah :

    a. Tidak adanya sumber daya manusia yang dikhususkan untuk memberikan

    pelatihan atau mengadakan promosi/pameran usaha kecil mitra

    binaannya.

    b. Kurangnya pendampingan, pembinaan dan pengawasan dari Telkom

    CDSA Medan terhadap penggunaan dana pinjaman oleh mitra

    binaannya.

    c. Sosialisasi terhadap masyarakat masih kurang mengenai adanya dana

    pinjaman bergulir dari Telkom CDSA Medan.

    Pada dasarnya hambatan yang paling menonjol yang dirasakan oleh

    Telkom CDSA Medan dalam pemberian pinjaman Program Kemitraan adalah

    masih sedikitnya sumber daya manusia Telkom CDSA Medan. Berdasarkan hasil

    wawancara dengan koordinator Program Kemitraan Telkom CDSA Medan

    diperoleh informasi bahwa jumlah staf yang bekerja pada CDSA Medan belum

    mencukupi dalam menangani aktivitas pemberdayaan usaha kecil. Dalam hal ini

    masih diperlukan penambahan staf pada Kandatel Medan, namun tentunya

    kebijakan tersebut ditentukan oleh CDC Pusat sebagai pengambil kebijakan

    tingkat pusat.

    Akibat kurangnya sumber daya manusia menyebabkan banyaknya

    pekerjaan yang tidak maksimal. Seperti semakin berkurangya pelatihan dan

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Bab 3 Cdsa Telkom

    25/33

    pembinaan yang dilakukan oleh Telkom CDSA Medan. Pengawasan terhadap

    usaha mitra binaan juga kurang maksimal dikarenakan banyaknya jumlah mitra

    binaan yang pada umumnya lokasi usaha masing-masing mitra binaan menyebar.

    Berdasarkan hasil wawancara dari dengan koordinator CDSA Medan bahwa

    masih dirasakan kekurangan staf khususnya pada saat pekerjaan menumpuk.

    Selain itu faktor yang bersumber dari mitra binaan juga memiliki menjadi

    hambatan tersendiri dalam pemberian pinjaman oleh Telkom CDSA Medan.

    Seperti masih banyaknya mitra binaan yang mengalami kemacetan dalam

    pengembalian pinjaman. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan masih banyak

    mitra binaan yang belum memperbaiki sistem manajemen usahanya, sehingga

    berpengaruh kepada omset yang diperoleh oleh mitra binaan. Selain itu juga

    banyaknya mitra binaan yang tidak menggunakan dana pinjaman yang diberikan

    untuk mengembangkan usahanya melainkan untuk kepentingan lain. Hal ini

    menyebabkan tidak berkembanganya usaha kecil yang dimiliki mitra binaan

    sehingga tujuan pemberdayaan yang dilakukan oleh Telkom CDSA tidak

    maksimal.

    B.  Penyelesaian Pembayaran Pinjaman Oleh Mitra Yang Bermasalah

    Prestasi dapat diartikan sebagai suatu kewajiban yang harus diepenuhi

    sebagai akibat adanya perjanjian atau perikatan. Dalam Pasal 1234 KUHPerdata

    menyatakan bahwa “Tiap-tiap perikatan adalah memberikan sesuatu, berbuat

    sesuatu atau tidak berbuat sesuatu”.

    Dari pasal ini dapat diketahui bahwa prestasi dibedakan atas memberikan

    sesuatu, berbuat sesuatu dan tidak berbuat sesuatu. Pengingkaran terhadap prestasi

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Bab 3 Cdsa Telkom

    26/33

    inilah yang disebut dengan wan prestasi, atau dalam hal pinjam meminjam debitor

    yang tidak dapat membayar kreditnya disebut dengan debitor macet.

    Dalam Program Kemitraan Telkom CDSA Medan kualitas pinjaman

    dana Program Kemitraan dinilai bedasarkan pada ketepatan waktu pembayaran

    kembali dana pinjaman oleh mitra binaan. Penggolongan kualitas pinjaman yang

    ditetapkan sebagai berikut :73 

    a.  Lancar, adalah pembayaran angsuran pokok dan jasa administrasi

    pinjaman tepat waktu atau terjadi keterlambatan pembayaran angsuran

    pokok dan/atau jasa administrasi pinjaman selambat-lambatnya 30 (tiga

    puluh) hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan

    perjanjian yang telah disetujui bersama;

    b.  Kurang lancar, apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran

    pokok dan/atau jasa adminstrasi pinjaman yang telah melampaui 30 (tiga

    puluh) hari dan sebelum melampaui 180 (seratus delapan puluh) hari dari

    tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian yang

    telah disetujui bersama;

    c.  Diragukan, apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok

    dan/atau jasa administrasi pinjaman yang telah melampaui 180 (seratus

    delapan puluh) hari dan belum melampaui 270 (dua ratus tujuh) hari

    tanggal jatuh tempo pembayaran anggaran, sesuai dengan perjanjian

    yang telah disetujui bersama;

    73  Pasal 26, Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-05/MBU/2007

    Tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara Dengan Usaha Kecil Dan Program BinaLingkungan. 

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Bab 3 Cdsa Telkom

    27/33

    d.  Macet, apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok

    dan/atau jasa administrasi pinjaman yang telah melampaui 270 (dua ratus

    tujuh puluh) hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai

    dengan perjanjian yang telah disetujui bersama.

    Banyaknya mitra binaan yang terhambat dalam pengembalian dana

    pinjaman menyebabkan tersendatnya pelaksanaan Program Kemitraan oleh

    Telkom CDSA Medan. Jika hal ini terjadi maka tindakan-tindakan yang diambil

    oleh Telkom CDSA Medan dalam pembiayaan bermasalah adalah dengan :

    a.  Dilakukan penagihan sendiri

    b.  Dengan cara menjual agunan yang hasilnya digunakan untuk melunasi

    kewajiban mitra binaan

    c.  Penagihan melalui pengadilan

    Upaya-upaya yang dilakukan terhadap adanya Mitra Binaan yang

    mengalami kesulitan dalam hal pengembalian dana pinjaman baik itu terhadap

    kualitas pinjaman yang kurang lancar, diragukan dan macet, maka Telkom CDSA

    Medan selaku pemberi pinjaman dapat melakukan usaha-usaha pemulihan

    pinjaman dengan cara penjadwalan kembali (rescheduling) atau penyesuaian

    persyaratan (reconditioning). Namun mitra binaan mitra binaan juga harus

    memenuhi kriteria untuk melakukan rescheduling  ataupun reconditioning ini.

    Adapun kriteria yang harus dipenuhi mitra binaan untuk dapat melakukan

    rescheduling ataupun reconditioning adalah :74

     

    74  Pasal 27, Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-05/MBU/2007

    Tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara Dengan Usaha Kecil Dan Program BinaLingkungan. 

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Bab 3 Cdsa Telkom

    28/33

    a.  Mitra Binaan beritikad baik atau kooperatif terhadap upaya penyelamatan

    yang akan dilakukan;

    b.  Usaha Mitra Binaan masih berjalan dan mempunyai prospek usaha;

    c.  Mitra Binaan masih mempunyai kemampuan untuk membayar angsuran.

    Penyesuaian persyaratan (reconditioning) dilakukan setelah adanya

    penjadwalan kembali (rescheduling). Dalam reconditioning ini tunggakan jasa

    administrasi dan/atau beban jasa administrasi pinjaman selanjutnya yang belum

     jatuh tempo dapat dihapuskan.75

     

    Jika mitra binaan juga tidak mampu untuk melunasi angsurannya, maka

    Telkom CDSA Medan berhak menjual agunan mitra binaan yang hasilnya akan

    digunkanan untuk melunasi kewajiban mitra binaan. Namun pada kenyataannya

    penjualan ini tidak semata-mata dilakukan oleh Telkom CDSA Medan, melainkan

    tetap dengan persetujuan mitra binaan yang memiliki agunan tesebut. Jika

    penjualan agunan dilakukan, maka yang melakukan penjualan agunan tetaplah

    mitra binaan yang bersangkutan dengan dihadiri oleh pihak Telkom CDSA Medan

    dan pihak ketiga sebagai calon pembeli agunan tersebut. Setelah itu hasil

    penjualan agunan akan digunakan untuk melunasi angsuran mitra binaan, jika

    kemudian terdapat sisanya, maka sisa tersebut tetap dimiliki oleh mitra binaan

    selaku pemilik aguanan tersebut. Walaupun ketika mitra binaan tidak mampu

    membayar dan Telkom CDSA Medan berhak menjual agunan mitra binaan yang

    bersangkutan untuk melunasi kewajibannya, namun hal ini belum pernah

    75 Pasal 27 ayat (1) dan (2), Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-

    05/MBU/2007 Tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara Dengan Usaha Kecil Dan

    Program Bina Lingkungan.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Bab 3 Cdsa Telkom

    29/33

    diterapkan oleh Telkom CDSA Medan. Pada Program Kemitraan Telkom CDSA

    Medan, juga belum pernah dilakukan reconditioning  ataupun rescheduling, dan

    penagihan melalui pengadilan. Penyelesaian yang dilakukan oleh Telkom CDSA

    Medan adalah dengan musyawarah mufakat dengan mitra binaan yang

    bermasalah. Hal ini dilakukan untuk menjaga hubungan kekeluargaan terhadap

    mitra binaan. Karena pada dasarnya pemberian dana pinjaman ini tidak bersifat

    komersil, melainkan lebih kepada tanggung jawab sosial perusahaan dengan

    memberikan bantuan dana pinjaman kepada para pelaku usaha kecil.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Bab 3 Cdsa Telkom

    30/33

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A.  Kesimpulan

    Berdasarkan uraian serta penjelasan dari dari bab-bab sebelumnya, penulis

    dapat menarik beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan pokok pembahasan

    serta sekaligus merupakan jawaban dari pada permasalah yang dibuat, yaitu :

    1.  Pelaksanaan Kemitraan BUMN terhadap Usaha Kecil diatur lebih lanjut

    dalam Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-

    05/MBU/2007 Tentang PKBL. Khusus pada Program Kemitraan terhadap

    Usaha Kecil, BUMN sebagai usaha besar menyisihkan laba setelah pajak

    maksimal sebesar 2% untuk disalurkan kepada Usaha Kecil yang

    memenuhi syarat dan kriteria. Hal ini juga sesuai dengan Undang-Undang

    Nomor 20 Tahun 2008 Tentang UMKM yang merupakan landasan utama

    pembinaan dan pengembangan usaha kecil di Indonesia yang

    menyebutkan bahwa BUMN dapat menyediakan pembiayaan dari

    penyisihan laba tahunan yang dialokasikan kepada usaha kecil dalam

    bentuk pinjaman. Di dalam pelaksanaan Kemitraan BUMN terhadap

    Usaha Kecil ini tidak hanya dengan memberikan bantuan pinjaman lunak

    kepada saja, namun BUMN juga memberikan pembinaan kepada para

    pelaku Usaha Kecil yang menjadi Mitra Binaannya. Pembinaan yang

    diberikan oleh BUMN ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan

    Usaha Kecil yang pada umumnya memiliki kemampuan yang rendah.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Bab 3 Cdsa Telkom

    31/33

    Pembinaan yang dilakukan berupa pelatihan-pelatihan serta promosi

    Usaha Kecil Mitra Binaan.

    2.  Telkom CDSA Medan sebagai BUMN yang melaksanakan Program

    Kemitraan terhadap Mitra Binaannya telah memberikan peran yang cukup

    besar kepada usaha kecil Ita Mode yang telah menjadi Mitra Binaan

    Telkom selama 4 periode. Ita Mode selaku usaha yang bergerak di bidang

    penjahitan kebaya telah tumbuh cukup pesat dengan dibuktikan

    penambahan karyawan, perluasan lokasi usaha, peningkatan omset, serta

    manajeman usaha yang semakin tertata rapi. Peningkatan ini terlihat

    semenjak tahhun 2008 Ita Mode mengkuti Program Kemitraan Telkom

    sampai dengan tahun 2012. Proses yang dilalui untuk mendapatkan dana

    pinjaman diakui Ita Mode sangat memudahkan usaha kecil yang

    membutuhkan bantuan modal untuk mengembangkan usahanya.

    Pemberdayaan Usaha Kecil yang dilakukan Telkom CDSA Medan

    terhadap Ita Mode selaku Mitra Binaannya telah sesuai dengan tujuan

    pemberdayaan usaha kecil yang terdapat di dalam UU No. 20 Tahun 2008

    Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang merupakan landasan

    hukum mengenai UMKM di Indonesia.

    3.  Hambatan yang dihadapi oleh Telkom CDSA Medan dalam pelaksanaan

    Kemitraan terhadap Usaha Kecil yaitu hambatan dari segi Telkom CDSA

    Medan dan hambatan dari segi Mitra Binaan. Dari segi Mitra Binaan

    masih ada sejumlah Mitra Binaan yang tidak konsisten dalam hal

    penggunaan dana pinjaman, pengembalian dana pinjaman yang tidak tepat

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Bab 3 Cdsa Telkom

    32/33

    waktu, serta kurangnya improvisasi dan manajemen dari Mitra Binaan

    dalam mengembangkan usaha yang dimiliknya. Sedangkan hambatan dari

    pihak Telkom CDSA Medan adalah lebih kepada kurangnya sumber daya

    manusia yang menyebabkan beberapa kegiatan terhambat seperti

    pembinaan dan pengawasan kepada Mitra Binaan yang kurang terlaksana

    secara teratur dan tidak berkesinambungan. Selain itu masih kurangnya

    sosialisasi kepada masyarakat tentang adanya pinjaman dana bergulir

    dalam program Kemitraan yang dilaksanakan Telkom CDSA Medan.

    B. 

    Saran

    Berdasarkan uraian serta penjelasan dari bab-bab sebelumnya, maka

    penulis dapat memberikan beberapa saran yang berkaitan dengan pokok

    pembahasan, yaitu :

    1.  Hendaknya peranan BUMN sebagai lembaga keuangan bukan bank

    dalam pemberian bantuan pinjaman lunak kepada para pelaku usaha kecil

    lebih ditingkatkan lagi untuk membantu pelaku usaha kecil dalam

    mengembangkan usahanya, khususnya dalam bidang sosialisasi kepada

    masyarakat atas keberadaan Program Kemitraan terhadapa Usaha Kecil

    yang dijalankan oleh BUMN. Dalam pelaksanaannya pelatihan-pelatihan

    dan pengawasan penggunaan dana pinjaman yang diberikan kepada

    Usaha Kecil harus dilakukan secara teratur dan berkesinambungan agar

    tercipta hubungan Kemitraan yang sesuai dengan ketentuan peraturan

    perundang-undangan yang mengaturnya antara BUMN dan Usaha Kecil.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Bab 3 Cdsa Telkom

    33/33

    2.  Pembinaan oleh Telkom CDSA Medan kepada Mitra Binaan khususnya

    dalam hal ini adalah Ita Mode yang sangat diharapkan lebih digiatkan

    kembali dan dilakukan secara berkesinambungan mengingat semakin

    berkurangnya pembinaan yang dilakukan oleh Telkom CDSA Medan

    kepada Mitra Binaannya. Karen hal ini akan menciptakan hubungan

    saling menguntungkan bagi keberhasilan pemberdayaan Usaha Kecil.

    3.  Pihak Telkom CDSA Medan selaku BUMN Pembina harus dapat

    meningkatkan profesionalisme sumber daya manusianya melalui

    pelatihan yag berkelanjutan sehingga dapat memberikan pelayanan yang

    lebih baik kepada Mitra Binaan dalam menjalankan Program Kemitraan.

    Kepada pelaku usaha kecil sebagai Mitra Binaan yang telah mendapatkan

    bantuan dana pinjaman lunak hendaknya menyadari tanggung jawabnya

    untuk mengembalikan dana pinjaman tepat waktu seusai dengan

    kesepakatan. Penggunaan dana juga harus maksimalkan untuk

    pengembangan usaha dan bukan untuk kepentingan lain dan didukung

     juga dengan kemauan dan motivasi untuk lebih giat mengembangkan

    usahanya masing-masing. Dengan demikian kemitraan yang dibangun

    akan lebih dapat dirasakaan manfaatnya. Dan hambatan-hambatan yang

    ada dapat diminimalkan demi tercapainya tujuan antara Telkom CDSA

    Medan selaku pemeberi pinjaman lunak dan Mitra Binaan selaku

    penerima pinjaman lunak.