Upload
cahaya-intan-simatupang
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/25/2019 Bab 7 Konsepsi (91-96)
1/3
Bab 7 Dasar-Dasar Konsepsi Buatan
Syarat FIV:
1. Telah dilakukan pengelolaan inertilitas selengkapnya!. Terdapat indikasi yang "elas
#. $e%aha%i prosedur konsepsi buatan se&ara u%u%'. $e%peroleh Inor%ed &onsent(. )endanaan yang %e%adai untuk prosedur FIV* persalinan dan %e%besarkan
bayi
)rosedur FIV
1. )ersiapan)asangan sua%i isteri harus %e%enuhi &riteria-kriteria FIV sebagai berikut:
a. Inertilitas disebabkan oleh a&tor pria yang tidak dapat dikoreksi
dengan tindakan operati+%edika%entosa atau tidak dapat diatasi
dengan tindakan inse%inasi intrauterineb. Inertilitas disebabkan oleh a&tor tuba yang tidak dapat dikoreksi
atau setelah dilakukan operasi rekonstruksi dala% ,aktu 1 tahun
tidak ter"adi keha%ilan&. Inertilitas disebabkan oleh endo%etriosis yang tidak dapat
dikoreksi atau setelah dikoreksi dengan tindakan operasi
dilan"utkan inse%inasi intrauterine tetapi tidak ter"adi keha%iland. Inertilitas yang tidak ter"elaskan dala% ,aktu # tahun dan tindakan
%edika%entosa ataupun inse%inasi intrauterine tidak
%enghasilkan keha%ilane. Kegagalan ungsi oariu% karena proses kanker di %ana
sebelu%nua sel telur dan e%brio telah dibekukan. danya penyakit yang diturunkan se&ara geneti&
Selan"utnya* /ilai FS0 1! %I2+%l dan 3! 45pg+%l pada hari ke-# haid
%en&er%inkan respons yang buruk terhadap sti%ulasi oariu% dan
ter"adinya keha%ilan. Ta%bahan pula* analisis sper%a dilakukan untuk
%enentukan tindakan ertilisasi 6konensional+ISI8
!. Sti%ulasi oariu%Sti%ulasi oariu% dilakukan dengan %enggunakan obat golongan
gonadotropinTerdapat dua proto&ol dala% %ensti%ulasi oariu%:
a. 9ong proto&ol 6terbanyak8 :
)ensti%ulasian dengan gonadotropin setelah dilakukan penekananterhadap ungsi hiposis dan oariu% se"ak ase %idluteal sa%pai
kadar estradiol ;(5 pg+%l.Dosis penggunaan bergantung pada usia* berat badan* nilai FS0*
dan "u%lah olikel antral.b. Short proto&ol:
)e%berian
7/25/2019 Bab 7 Konsepsi (91-96)
2/3
Tindakan %onitoring untuk %e%antau "u%lah dan pertu%buhan olikel
%elalui ultrasonogra serta pe%eriksaan hor%one estradiol diperlukan untuk
%enentukan pengaturan dosis obat* kegagalan sti%ulasi* dan penentuan
,aktu penga%bilan oosit. )enyuntikan h< re&o%binan pada saat #'-#> "a%
sebelu% penga%bilan oosit dilakukan untuk %e%atangkan oosit.
)ada sti%ulasi oariu%* %ungkin diperlukan tindakan kriopreserasi sper%a
dan e%brio. Teknik ini bertu"uan untuk %elakukan si%pan beku e%brio yang
tersisa dan %engatasi kasus-kasus hipersti%ulasi oariu% yang tidak
%e%ungkinkan untuk dilakukan transer e%brio. Teknik yang digunakan pada
kriopreserasi adalah slo, ree?ing* rapid ree?ing atau itrikasi. 0al yang
perlu diperhatikan pada kriopreserasi adalah kea%anan penyi%panan*
ke%ungkinan trans%isi penyakit* dan keberhasilan atau iabilitas e%brio
setelah tha,ing.
#. )enga%bilan sel telur
@o&yte retrieal dilakukan ketika di"u%pai %ini%al # buah olikel berdia%eter!5 %%. Tindakan ini dilakukan se&ara transaginal dengan panduan
ultrasonogra. )e%akaian analgesia tau anastesi dapat dilakukan untuk
%enghilangkan rasa nyeri.
'. )enga%bilan sel sper%apabila terdapat keadaan seperti a?oosper%ia* disungsi ereksi* atau
kegagalan e"akulasi di %ana sper%a tidak dapat diperoleh dari e"akulasi*
penga%bilan dilakukan %elalui epididi%is atau testis.Tindakan operati penga%bilan sper%a adalah sebagai berikut:
a. )er&utaneus epididy%al sper% aspiration 6)3S8
b. Testi&ular sper% aspiration 6T3S8&. Testi&ular sper% eAtra&tion 6T3S38d. $i&rosurgi&al epididy%al sper% aspiration
(. Inse%inasiInse%inasi IVF se&ara konensional adalah tindakan di %ana banyak sper%a
diletakkan dekat dengan sel telur sedangkan inse%inasi dengan ISI adalah
tindakan di %ana satu sper%a yang dapat diperoleh dari e"akulasi*
epididy%is dan testis* disuntikan se&ara langsung ke dala% sel telur.Indikasi ISI:
a. @ligo?oosper%iab. ?oosper%ia
&. Kualitas se%en yang burukd. Kegagalan FIV berulange. Kegagalan ertilisasi
Kontroersi dari ISI:
a. 9uaran obstetrib. Kelainan kro%oso%
7/25/2019 Bab 7 Konsepsi (91-96)
3/3
&. Kelainan &ongenitald. . Kultur e%brio dan transer e%brio@bserasi untuk %e%astikan apakah ter"adi ertilisasi atau tidak diperlukan
setelah dilakukan inse%inasi. 9alu* setiap !' "a% akan dilakukan penilaian
pe%belahan sel pada e%brio. Sa%pai saat ini* ,aktu dan stadiu% e%brio
yang tepat untuk transer %asih diperdebatkan. Beberapa literature ada yang
%engatakan transer dilakukan pada hari ke-!* ke-# dan ke-(.Beberapa teknik yang dilakukan untuk %eningkatkan ke%ungkinan ter"adinya
keha%ilan adalah sebagai berikut:a. )e%bersihan seriksb. )engisian kandung ken&ing&. )enggunaan sot &atheterd. Du%%y transere. Dilatasi seriks. 2ltrasound guided e%bryo transer
Keberhasilan transer dapat dinilai ! %inggu pas&atranser e%brio.
)e%berian progesterone dan atau h< dapat %eningkatkan ke%ungkinan
keha%ilan pas&a FIV* sedangkan pena%bahan preparat estrogen oral pas&a
FIV akan %eningkatkan keberhasilan i%plantasi
)enutup
Keberhasilan dari FIV adalah #5 dengan kegagalan terbanyak disebabkan
oleh aktor i%plantasi.