15
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era digital seperti sekarang ini, adalah suatu keniscayaan bahwa teknologi informasi akan menjadi bagian penting dalam praktek kesehatan masyarakat. Bahkan sebenarnya di bidang kesehatan, para praktisi kesehatan masyarakat termasuk kelompok awal yang mengadopsi teknologi informasi (early adopters) –jika dibandingkan dengan para klinisi. Secara generik, alasan utama menggunakan teknologi informasi adalah agar mampu memberikan pelayanan kesehatan masyarakat secara lebih efisien, meningkatkan efektivitas dan produktivitas kerja serta menguatkan fungsi stratejik organisasi kesehatan masyarakat dengan memanfaatkan informasi kesehatan dari berbagai sumber. Sehingga, seorang praktisi kesehatan masyarakat harus mampu menggunakan informasi kesehatan secara efektif, memanfaatkan teknologi informasi secara efektif serta mengembangkan, mengelola dan memelihara program (jika enggan disebut proyek) teknologi informasi kesehatan masyarakat secara efektif pula. 1.2 Tujuan Penulisan 1

BAB I

  • Upload
    nunabil

  • View
    120

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era digital seperti sekarang ini, adalah suatu keniscayaan bahwa

teknologi informasi akan menjadi bagian penting dalam praktek kesehatan

masyarakat. Bahkan sebenarnya di bidang kesehatan, para praktisi kesehatan

masyarakat termasuk kelompok awal yang mengadopsi teknologi informasi (early

adopters) –jika dibandingkan dengan para klinisi.

Secara generik, alasan utama menggunakan teknologi informasi adalah

agar mampu memberikan pelayanan kesehatan masyarakat secara lebih efisien,

meningkatkan efektivitas dan produktivitas kerja serta menguatkan fungsi stratejik

organisasi kesehatan masyarakat dengan memanfaatkan informasi kesehatan dari

berbagai sumber.

Sehingga, seorang praktisi kesehatan masyarakat harus mampu

menggunakan informasi kesehatan secara efektif, memanfaatkan teknologi

informasi secara efektif serta mengembangkan, mengelola dan memelihara

program (jika enggan disebut proyek) teknologi informasi kesehatan masyarakat

secara efektif pula.

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan Umum

Tujuan umum dari makalah ini adalah, agar mahasiswa Akper Pemda

Kabupaten Cianjur dapat mengetahui mengenai sistem informasi.

Tujuan Khusus

Agar mahasiswa dapat mengerti dan memahami perihal

a. Pengertian Sistem informasi kesehatan

b. sumber intelejen kesehatan masyarakat

1

Page 2: BAB I

c. Penilaian Sistem Informasi Kesehatan dengan menggunakan Health

Metrics Network

1.3 Sistematika Penulisan

Makalah ini terdiri dari 3 BAB.

BAB I berisi PENDAHULUAN yang terdiri dari 1.1 Latar Belakang; 1.2

Tujuan Penulisan; 1.3 Sistematika Penulisan.

BAB II berisi PEMBAHASAN yang terdiri dari 2.1. Pengertian Sistem

Informasi Kesehatan ; 2.2 Upaya pengembangan Sistem Informasi Kesehatan.; 2.3

Sumber informasi intelijen dalam sistem kesehatan masyarakat. 2.4. Hasil Latihan

Penilaian Sistem Informasi Kesehatan dengan menggunakan Health Metrics

Network

BAB III berisi PENUTUP yang terdiri dari 3.1 Kesimpulan; 3.2 Saran.

2

Page 3: BAB I

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penertian Sistem Informasi Kesehatan

Sistem informasi kesehatan adalah gabungan perangkat dan prosedur yang

digunakan untuk mengelola siklus informasi (mulai dari pengumpulan data

sampai pemberian umpan balik informasi) untuk mendukung pelaksanaan

tindakan tepat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kinerja sistem

kesehatan. Informasi kesehatan selalu diperlukan dalam pembuatan program

kesehatan mulai dari analisis situasi, penentuan prioritas, pembuatan alternatif

solusi, pengembangan program, pelaksanaan dan pemantauan hingga proses

evaluasi.

Seperti diketahui, subsistem dalam sistem informasi kesehatan secara

umum meliputi: Surveilans epidemiologis (untuk penyakit menular dan tidak

menular, kondisi lingkungan dan faktor risiko). Pelaporan rutin dari puskesmas,

rumah sakit, laboratorium kesehatan daerah, gudang farmasi, praktek swasta.

Pelaporan program khusus, seperti TB, lepra, malaria, KIA, imunisasi,

HIV/AIDS, yang biasanya bersifat vertikal.Sistem administratif, meliputi sistem

pembiayaan, keuangan, sistem kepegawaian, obat dan logistik, program pelatihan,

penelitian dan lain-lain. Pencatatan vital, baik kelahiran, kematian maupun

migrasi

2.2 Upaya pengembangan Sistem Informasi Kesehatan

Upaya pengembangan SIK selalu dimulai dengan kegiatan penilaian

secara menyeluruh kondisi sistem yang ada. Assessment tersebut akan menilai

determinan teknis SIK yang meliputi:

Input data: yang mencakup keakuratan dan kelengkapan pencataan dan

pengumpulan data Analisis, pengiriman dan pelaporan data: meliputi efisiensi,

kelengkapan dan mutunya di semua tingkatan

3

Page 4: BAB I

Penggunaan informasi meliputi pengambilan keputusan dan tindakan yang

diambil berkaitan dengan kebijakan di tingkat unit pelayanan

perorangan/masyarakat, program maupun pengambil kebijakan tingkat tinggi

Sumber daya sistem informasi meliputi ketersediaan, kecukupan dan

penggunaan sumber daya esensial, anggaran, staf yang terdidik dan terampil,

fasilitas untuk penyimpanan data, peralatan untuk komunikasi data, penyimpanan,

anlaisis dan penyiapan dokumen (fax, komputer, printer, fotokopi dll). Sistem

informasi manajemen dan networking: mencakup koordinasi dan mekanisme

organisasi untuk menjamin penetapan, standarisasi, pembuatan, pemeliharaan,

pembagian (sharing) dan pelaporan data dan informasi dilaksanakan secara tepat.

2.3 Sumber informasi intelijen dalam sistem kesehatan masyarakat

Sistem informasi kesehatan di masyarakat sebenarnya dapat direduksi

sebagai sistem informasi kesehatan rutin yang menghasilkan informasi kesehatan

secara reguler dalam periode tertentu serta melalui mekanisme yang dirancang

untuk memenuhi kebutuhan yang direncanakan. Ini berarti sudah melewati fase

transformasi data kesehatan menjadi informasi kesehatan (yang seringkali

diterjemahkan sebagai indikator maupun cakupan untuk memenuhi kebutuhan

program rutin).

Akan tetapi, penerapan informatika kesehatan yang lebih baik tidak hanya

akan menghasilkan health information tetapi sudah menjadi health intelligence.

Pengertian health intelligence di sini adalah informasi kesehatan yang sudah

mengalami filterisasi serta proses analisis berbasis pengetahuan (knowledge base)

sehingga dapat memberikan prediksi dan membantu proses pengambilan

keputusan secara lebih baik. Berbagai sumber data kesehatan yang bersifat non

rutin seperti survei maupun kumpulan database pasien berskala besar (misalnya

cancer registry) dapat menjadi sumber health intelligence

Pengembangan health intelligence dimulai dengan tersedianya mekanisme

yang menjamin ketersediaan data secara dini mengenai faktor risiko secara

4

Page 5: BAB I

kontinyu. Selanjutnya, aspek yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah struktur

penyimpanan data (database) yang disertai dengan sistem otomatis untuk

memfilter serta menganalisis pola atau kecenderungan yang dicurigai. Sehingga,

kecerdasan (intelegensia) memahami persoalan kesehatan masyarakat adalah

kunci utamanya yang kemudian diterjemahkan ke dalam knowledge base.

Teknologi informasi akan memberikan bantuan jika dirancang secara cerdas juga.

Namun, jika tidak, sama saja akan menghasilkan fenomena garbage in garbage

out.

2.4 Hasil Latihan Penilaian Sistem Informasi Kesehatan dengan

menggunakan Health Metrics Network

2.4.1 Sumber Daya

5

Page 6: BAB I

Bila dilihat dari tabel Sumber Daya (Resources) secara keseluruhan pelaksanaan

sistem Informasi dapat disajikan tetapi belum mencukupi, terutama mengenai

kebijakan, perencanaan, sumber daya manusia (SDM) serta pembiayaannya.

2.4.2 Indikator – Indikator

Indikator yang dinilai tidak hanya Sistem Informasi Kesehatan tetapi

berkaitan dengan Sistem Informasi bidang lainnya, indikator inti yang diperlukan

untuk menilai perubahan terdapat tiga aspek utama yaitu; Faktor penentu

kesehatan, Sistem Kesehatan, dan Status kesehatan, dengan hasil penilaian

mencukupi dalam pelaksanaannya tetapi masih perlu ditingkatkan.

2.4.3 Sumber Data

Penilaian disini dilakukan dengan menilai Sumber data Sistem Informasi

Kesehatan yang diperoleh dari ; sensus, angka statistik kependudukan, survey

pada populasi, Pencatatan kesakitan dan penyakit meliputi sistem pengawasan

penyakit, catatan penyedia pelayanan kesehatan, dan sumber daya untuk

melakukan pencatatan meliputi infrastruktur dan pelayanan kesehatan, sumber

daya manusia (SDM), pembiayaan dan pengeluaran untuk pelayanan kesehatan,

dan perlengkapan, persedian serta uang. maka dapat dinilai bahwa Sumber data

yang ada dapat disajikan tetapi belum cukup mewakili semua data yang ada,

terutama mengenai isi dari sumber data populasi berdasarkan survey.

6

Page 7: BAB I

2.4.4 Manajemen Data

Penilaian mengenai Manajemen data dengan melihat mengenai

penyimpanan data, kepastian mutu data, pengolahan dan pengumpulan data. Hasil

penilainnya Manajemen data dapat disajikan tetapi belum cukup konsisten,

dipercaya dan relevan.

7

Page 8: BAB I

2.2.5 Hasil Informasi

Penilaian dari Informasi yang dihasilkan yaitu mengenai perubahan data

menjadi informasi sehingga dapat digunakan dalam pengambilan keputusan,

berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan informasi yang dihasilkan dapat

dijadikan alat untuk pengambilan keputusan hanya perlu ditingkatkan lagi.

2.2.6 Penyebab dan Pengguna Data

Penilaian dari penyebaran dan penggunaan data dilihat dari aspek

penggunaan informasi dalam pengambilan keputusan serta penggunaan dan

permintaan informasi secara kelembagaan mencukupi dan perlu ditingkatkan lagi

terutama penggunaan dalam analisa informasi serta penggunaan dalam kebijakan

dan advokasi.

Secara keseluruhan komponen Sistem Informasi Kesehatan berjalan cukup

baik hanya saja belum mencukupi dari segi Masukan (Inputs) yaitu sumber daya

(50%) dan dari segi Proses (Processes) yaitu manajemen data (48%) dan

8

Page 9: BAB I

khususnya sumber data (43%) sedangkan dari segi Keluaran (outputs) yaitu dari

informasi yang dihasilakan (57%) dan penyebaran serta penggunanaan data dalam

pengambilan kebijakan  sangat tinggi (69%).

9

Page 10: BAB I

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengembangan health intelligence dimulai dengan tersedianya mekanisme

yang menjamin ketersediaan data secara dini mengenai faktor risiko secara

kontinyu. Selanjutnya, aspek yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah struktur

penyimpanan data (database) yang disertai dengan sistem otomatis untuk

memfilter serta menganalisis pola atau kecenderungan yang dicurigai.

Sehingga, kecerdasan (intelegensia) memahami persoalan kesehatan

masyarakat adalah kunci utamanya yang kemudian diterjemahkan ke dalam

knowledge base. Teknologi informasi akan memberikan bantuan jika dirancang

secara cerdas juga. Namun, jika tidak, sama saja akan menghasilkan fenomena

garbage in garbage out.

3.2 Saran

Dari pembahasan tersebut diharapkan agar kita dapat memahami tentang

sistem informasi kesehatan mahasiswa dapat lebih mengerti dan memahami

tentang sistem informasi kesehatan

Mudah-mudahan makalah ini ada guna dan manfatnya bagi mereka yang

membaca dan menggunakannya.

10

Page 11: BAB I

DAFTAR PUSTAKA

Yasnoff, William A. O’Carroll, Patrick W. Koo, Denise. Linkins, Robert

W. Kilbourne, Edwin M. (November 2000). Public Health Informatics: Improving

and Transforming Public Health in the Information Age. Journal of Public Health

Management and Practice. Vol. 6 No. 6, pp. 67

7O’Carroll PW and the Public Health Informatics Competency Working

Group. Informatics Competencies for Public Health Professionals. Seattle, WA:

Northwest Center for Public Health Practice, 2002.5.

http://www.nwcphp.org/phi/comps/

http://www.google.com

11