35
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi merupakan suatu wadah kegiatan sekelompok orang yang bekerja sama dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. setiap organisasi baik pemerintah maupun swasta, dalam kegiatan operasionalnya selalu senantiasa membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas yang mampu melaksanakan tugasnya berdasarkan tugas pokok dan fungsinya masing masing dalam usaha pencapaian tujuan organisasi yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam suatu organisasi Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan unsur utama yang memegang peranan penting untuk mencapai tujuan organisasi, terutama organisasi pemerintah, sebab organisasi pemerintah berfungsi menjalankan tugas tugas umum pemerintahan, dan pembangunan dalam rangka memenuhi keinginan dan kebutuhan masyarakat. Sehingga keberhasilan organisasi, dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat ditentukan oleh manusia yang menjadi anggota organisasi. Pembangunan pegawai diarahkan untuk menciptakan pegawai pemerintahan yang lebih efisien dan lebih 1

BAB I

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Organisasi merupakan suatu wadah kegiatan sekelompok orang yang bekerja

sama dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. setiap organisasi

baik pemerintah maupun swasta, dalam kegiatan operasionalnya selalu senantiasa

membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas yang mampu melaksanakan

tugasnya berdasarkan tugas pokok dan fungsinya masing masing dalam usaha

pencapaian tujuan organisasi yang telah ditentukan sebelumnya.

Dalam suatu organisasi Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan unsur

utama yang memegang peranan penting untuk mencapai tujuan organisasi, terutama

organisasi pemerintah, sebab organisasi pemerintah berfungsi menjalankan tugas

tugas umum pemerintahan, dan pembangunan dalam rangka memenuhi keinginan dan

kebutuhan masyarakat. Sehingga keberhasilan organisasi, dalam mencapai tujuan

yang telah ditetapkan sangat ditentukan oleh manusia yang menjadi anggota

organisasi.

Pembangunan pegawai diarahkan untuk menciptakan pegawai pemerintahan

yang lebih efisien dan lebih efektif, berwibawa serta mampu melaksanakan seluruh

tugas pemerintahan dan pembangunan dengan baik serta dilandasi dengan semangat

pengabdian kepada masyarakat, bangsa dan negara. Para pegawai pemerintahan

berkewajiban memberikan pelayanan yang baik tanpa memandang ras, suku, agama

maupun golongan.

Dalam suatu organisasi, kedudukan dan peranan pegawai merupakan salah

satu faktor yang menentukan keberhasilan tujuan dari suatu organisasi. Dalam hal ini

manusialah yang memegang peranan penting di dalam melaksanakan kegiatan

kegiatan organisasi.

1

Page 2: BAB I

Pembentukan Dinas Pekerjaan Umum seperti yang tertuang dalam Peraturan

Bupati Sumedang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Uraian Tugas Jabatan Struktural

Pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sumedang. Dimana Dinas Pekerjaan Umum

memiliki tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan fungsi dan tugas

pembantuan bidang pekerjaan umum dan dalam pelaksanaannya dibantu oleh

Sekretariat, Bidang Tata Ruang, Bidang Cipta Karya, Bidang Bina Marga, Bidang

Bidang Sumber Daya Air, UPTD Pengelolaan Pekerjaan Umum, UPTD

Laboratorium Pekerjaan Umum, UPTD Peralatan, UPTD Pemadam Kebakaran dan

jabatan fungsional.

Keberadaan UPTD Pengelolaan PU sebagai pembantu Dinas mempunyai

tugas sebagaimana tercantum dalam Peraturan Bupati Sumedang Nomor 10 Tahun

2009 Pasal 20 antara lain : membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan kegiatan

teknis di dalam pengelolaan pekerjaan umum, antara lain: Melaksanakan pengelolaan

peralatan pekerjaan umum di wilayah; Melaksanakan pengelolaan kegiatan pekerjaan

umum di wilayah; Melaksanakan bimbingan, bantuan dan pelayanan teknis bidang

pekerjaan umum di wilayah; dan melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok

dan bidang tugasnya.

Tugas yang diemban UPTD Pengelolaan PU Wilayah Cimalaka Kabupaten

Sumedang, tidak mudah namun keberhasilan dalam pelaksanaan tugas tesebut tidak

dapat bejalan lancar apabila tidak adanya disiplin kerja para pegawai UPTD

Pengelolaan PU Wilayah Cimalaka Kabupaten Sumedang. Disiplin kerja yang

timbul dari para pegawai merupakan gerbang untuk mencapai tujuan organisasi yang

telah ditentukan sebelumnya.

Keberhasilan dalam menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan

nasional antara lain ditentukan oleh kemampuan melaksanakan fungsi fungsi

manajemen dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Agar tujuan tercapai

sesuai dengan rencana dan untuk meningkatkan disiplin kerja pegawai dalam

melaksanakan kegiatannya maka diperlukan pengendalian oleh pimpinan.

2

Page 3: BAB I

Dengan demikian pengendalian mempunyai peranan sangat penting dalam

mempengaruhi pegawai agar dapat bekerja penuh disiplin yaitu dengan mentaati

segala peraturan yang berlaku, demikian pula halnya dengan Kepala UPTD

Pengelolan PU Wilayah Cimalaka Kabupaten Sumedang. Untuk meningkatkan

disiplin kerja pegawainya, maka kepala UPTD harus berusaha meningkatkan

kemampuan, kecakapan, serta keterampilan pegawai dalam melaksanakan

pekerjannya yaitu melalui pengendalian pegawai.

Kemampuan pegawai dalam melaksanakan seluruh tugas umum pemerintahan

relatif masih rendah, sehingga belum berlangsung secara efektif dan efisien.

Berdasar pada hal tersebut mendorong penulis untuk melakukan penelitian. Pada

penelitian ini penulis mengambil lokasi Di UPTD Pengelolaan PU Wilayah

Cimalaka kabupaten Sumedang. Dimana disiplin kerja pegawainya belum optimal,

sehingga pelaksanaan tugas tugasnya belum efektif dan efisien.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan penulis, ternyata di UPTD

Pengelolaan PU wilayah Cimalaka Kabupaten Sumedang terdapat beberapa indikasi

dan gejala- gejala sebagai berikut:

1. Masih adanya pegawai yang melalaikan pekerjaannya pada saat jam kerja.

2. Masih adanya pegawai yang meninggalkan tempat kerja sebelum waktunya.

3. Masih ada pegawai yang terlambat datang ke kantor

4. Adanya pegawai yang tidak memakai seragam lengkap

Dengan memperhatikan gejala yang timbul, menunjukan situasi bahwa di

UPTD Pengelolaan PU Wilayah Cimalaka kabupaten Sumedang terdapat suatu

masalah yaitu belum optimalnya disiplin kerja pegawai. Penulis menduga bahwa

permasalahan itu timbul berkaitan dengan persoalan pengendalian yang dilakukan

oleh kepala UPTD yang belum optimal hal ini terlihat dari indikator – indikator

sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pengawasan tidak berlanjut pada tindakan korektif

2. Adanya penyimpangan dari rencana awal

3

Page 4: BAB I

Sejalan dengan hal tersebut di atas, Malayu S. P. Hasibuan (2007: 22)

mengemukakan hubungan antara Pengendalian dengan Disiplin Kerja, Yaitu:

Pengendalian (controlling) adalah kegiatan mengendalikan semua karyawan agar mentaati peraturan – peraturan perusahaan dan bekerja sesuai dengan rencana, apabila terdapat penyimpangan atau kesalahan, diadakan tindakan perbaikan dan penyempurnaan rencana. Pengendalian karyawan meliputi kehadiran , kedisiplinan, prilaku, kerja sama, pelaksanaan pekerjaan, dan menjaga situasi lingkungan pekerjaan.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan

penelitian di bidang pengendalian yang berkaitan dengan disiplin kerja pegawai yang

hasilnya akan dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul, “PENGARUH

PENGENDALIAN TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI UPTD

PENGELOLAAN PU WILAYAH CIMALAKA KABUPATEN SUMEDANG,”

1.2 Pembatasan Masalah dan Rumusan Masalah1.2.1 Pembatasan Masalah

Masalah yang diangkat oleh penulis dalam variabel independen yaitu variabel

pengendalian, penulis dibatasi hanya bertumpu pada pendapat Heidjrachman

Ranupandojo (1996:171) tentang proses pengendalian atau urutan pelaksanaan

sebagai berikut:

a. Menetapkan standar

b. Pengukuran prestasi

c. Mengoreksi penyimpangan

Dan untuk Variabel dependen yaitu variabel Disiplin kerja, penulis

mengambil pedoman dari pendapatnya Malayu S.P. Hasibuan (2007 : 194) yaitu

indikator indikator kedisiplinan, yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan

suatu organisasi diantaranya:

1. Tujuan dan kemampuan

2. Teladan pimpinan

3. Balas jasa

4. Keadilan

4

Page 5: BAB I

5. Waskat

6. Sanksi hukuman

7. Ketegasan

8. Hubungan kemanusiaan

Sehingga penulis membatasi masalah hanya menyangkut pengendalian dan

disiplin kerja para pegawai serta bagaimanakah pengaruh pengendalian terhadap

disiplin kerja pegawai UPTD Pengelolaan PU Wilayah Cimalaka Kabupaten

Sumedang.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut di atas maka penulis merumuskan

masalah sebagai berikut:

1. Seberapa baik Pengendalian oleh Kepala UPTD Pengelolaan PU Wilayah

Cimalaka Kabupaten Sumedang?

2. Seberapa baik disiplin kerja Pegawai UPTD Pengelolaan PU Wilayah Cimalaka

Kabupaten Sumedang?

3. Adakah pengaruh pengendalian terhadap disiplin kerja pegawai UPTD

Pengelolaan PU Wilayah Cimalaka Kabupaten Sumedang?

1.3 Tujuan Penelitian1. Untuk mengetahui seberapa baik pengendalian oleh Kepala UPTD Pengelolaan

PU Wilayah Cimalaka Kabupaten Sumedang.

2. Untuk mengetahui seberapa baik disiplin kerja Pegawai UPTD Pengelolaan PU

Wilayah Cimalaka Kabupaten Sumedang.

3. Untuk mengetahui adakah pengaruh pengendalian terhadap disiplin kerja

pegawai UPTD Pengelolaan PU Wilayah Cimalaka Kabupaten Sumedang.

5

Page 6: BAB I

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini penulis harapkan bisa bermanfaat dan dapat memberikan

gambaran kepada pihak pihak yang terkait diantaranya:

Teoritis:

1. Sebagai salah satu sumber pemikiran, saran dan masukan secara tertulis mengenai

gambaran pelaksanaan pengendalian dan disiplin kerja pegawai UPTD

Pengelolaan PU Wilayah Cimalaka Kabupaten Sumedang.

2. Sebagai sumbangan referensi penelitian yang berhubungan dengan masalah yang

sama pada penelitian dimasa yang akan datang.

Praktis:

1. Sebagai sarana bagi penulis untuk menambah atau meningkatkan wawasan dan

pengetahuan serta pemahaman penulis tentang pengaruh pengendalian terhadap

disiplin kerja pegawai yang sekaligus sebagai implementasi dari pengetahuan

yang telah didapat penulis dari bangku kuliah dengan penerapannya di lapangan.

2. Sebagai bahan dan kajian serta tambahan referensi yang bisa digunakan sebagai

informasi tertulis mengenai pengendalian dan pengaruhnya terhadap disiplin kerja

serta bahan masukan bagi dunia pendidikan tentang ilmu administrasi.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis1.5.1 Kerangka Pemikiran

Admiinistrasi ,...............Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan pengontrolan manusia dan

barang barang (terutama manusia) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

terlebih dahulu. (Ranupandojo,1996: 3).

Karena sangat pentingnya pengontrolan manusia dalam sebuah organisasi,

maka pengendalian dalam sebuah kegiatan manajemen sangat perlu diadakan, karena

pengendalian yang efektif adalah jalan agar tujuan yang telah ditetapkan dapat

6

Page 7: BAB I

tercapai. Hal ini sesuai dengan pendapat Sujamto yang mengemukakan tentang

pengendalian yang baik dan efektif, yakni sebagai berikut: ”Fungsi ini memiliki

kedudukan penting dalam kegiatan manajemen karena dengan pengendalian yang

baik atau efektif merupakan jaminan bahwa tujuan yang telah ditetapkan dalam

rencana akan tecapai”.

Selanjutnya pendapat yang dikemukakan oleh Sujamto (1986: 27). tentang definisi pengendalian bahwa:

Pengendalian adalah segala usaha atau kegiatan untuk menjamin dan mengarahkan agar pekerjaan yang sedang dilaksanakan dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan atau hasil yang dikehendaki serta sesuai pula dengan segala ketentuan dan kebijakan yang berlaku.

Pendapat lain dikemukakan David Mitchell (1984: 9) bahwa : ”Pengendalian

merupakan alat untuk mencapai sasaran. Pengendalian itu menjaga agar kita jangan

sampai pergi kearah yang tidak diinginkan dan mencegah terjadinya hal hal yang

tidak dikehendaki”.

Dari kutipan kutipan di atas jelas bahwa pengendalian adalah salah satu fungsi

manajemen yang sangat penting yang harus dilakukan di dalam sebuah organisasi.

Karena tanpa pengendalian, rencana yang sebaik apapun tidak akan tercapai apabila

tidak dilakukan pengendalian.

Pengendalian dapat dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan rencana

yang telah ditentukan apabila dalam pelaksanaan berdasarkan pada proses atau urutan

pelaksanaan pengendalian seperti yang dikemukakan oleh Heidjrachman

Ranupandojo (1996:171) dalam membagi proses atau urutan pelaksanaan

pengendalian sebagai berikut:

a. Menetapkan standarb. Pengukuran prestasic. mengoreksi penyimpangan.

Sedangkan kedisiplinan sendiri adalah apabila karyawan datang dan pulang

tepat pada waktunya mematuhi aturan aturan dan norma norma sosial yang ada, dan

7

Page 8: BAB I

tentunya mengerjakan pekerjaan yang dibebankan dengan baik. pentingnya peraturan

sebagai bimbingan dan penyuluhan dalam pencapaian tujuan bersama. Menurut

Malayu S.P Hasibuan (2007: 193). mengemukakan bahwa:

Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma norma social yang berlaku.Kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela mentaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Jadi, akan mematuhi/mengerjakan semua tugasnya dengan baik, bukan atas paksaan.Kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan seseorang yang sesuai dengan peraturan perusahaan, baik yag tertulis maupun tidak.

Disiplin juga adalah tingkah laku manusia dalam mengikuti peraturan

peraturan yang ada, seperti yang dikemukakan oleh Alex Nitisemito (1991: 199)

bahwa: Disiplin adalah sebagai suatu sikap tingkah laku dan perbuatan yang sesuai

dengan peraturan dari perusahaan baik yang tertulis maupun tidak .

Menurut Sondang P. Siagian (2003: 305) disiplin dan pendisiplinan pegawai

adalah:

Disiplin merupakan tindakan manajemen untuk mendorong agar para anggota organisasi memenuhi tuntutan berbagai ketentuan. Sedangkan pendisiplinan pegawai adalah suatu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap dan prilaku karyawan dan sehingga para karyawan tersebut secara sukarela berusaha bekerja secara koperatif dengan para karyawan yang lain serta meningkatkan prestasi kerjanya.

Selanjutnya Malayu S. P. Hasibuan mengemukakan indikator indikator

kedisiplinan, yaitu sebagai berikut:

1.Tujuan dan kemampuan2. Teladan pimpinan3. Balas jasa4. Keadilan5. Waskat6. Sanksi Hukuman7. Ketegasan8. Hubungan Kemanusiaan

8

Page 9: BAB I

Berdasar pendapat di atas terlihat jelas bahwa tanpa adanya disiplin kerja

pegawai yang baik, sulit bagi organisasi khususnya UPTD Pengelolaan PU Wilayah

Cimalaka Kabupaten Sumedang untuk mencapai tujuan dan hasil yang optimal.

Sehubungan dengan hal di atas Malayu S.P. Hasibuan ( 2007: 22)

mengemukakan keterkaitan antara pengendalian dengan disiplin kerja, yaitu:

Pengendalian (controlling) adalah kegiatan mengendalikan semua karyawan agar mentaati peraturan – peraturan perusahaan dan bekerja sesuai dengan rencana, apabila terdapat penyimpangan atau kesalahan, diadakan tindakan perbaikan dan penyempurnaan rencana. Pengendalian karyawan meliputi kehadiran, kedisiplinan, prilaku, kerja sama, pelaksanaan pekerjaan, dan menjaga situasi lingkungan pekerjaan. Dari uraian tersebut jelaslah bahwa pengendalian mempunyai kaitan yang erat

dengan disiplin kerja pegawai, karena dalam setiap kondisi pegawai, baik yang

berdedikasi tinggi maupun yang rendah tetap diperlukan pengendalian. Dengan

pengendalian berarti usaha pendayagunaan pegawai akan dapat ditingkatkan.

Kekeliruan dan ketidakmampuan bekerja atau ketidak tepatan penempatan dapat

diketahui dengan pengendalian yang continue. Pada giliran berikutnya pengendalian

dimaksudkan juga sebagai kegiatan mengukur tingkat daya guna dan hasil guna

dalam mewujudkan beban kerja masing masing.

Berdasarkan uraian di atas, penulis merumuskan kerangka pemikiran sebagai

berikut:

1. Bahwa pengendalian adalah mengendalian semua karyawan agar mentaati

peraturan peraturan organisasi dan bekerja sesuai dengan rencana yang

telah ditentukan sebelumnya, membuat koreksi koreksi jika pelaksanaan

berbeda dan menyimpang dari rencana.

2. Pengendalian ditujukan untuk meningkatkan disiplin kerja pegawai.

3. Peningkatan disiplin kerja pegawai salah satunya ditentukan oleh

dipatuhinya proses dan urutan pelaksanaan pengendalian

9

Page 10: BAB I

4. Disiplin pegawai adalah kesadaran dan kesediaan pegawai untuk mentaati

semua peraturan yang berlaku serta norma norma sosialnya.

1.5.2 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, penulis mengajukan hipotesis sebgai

berikut:

1. Pelaksanaan pengendalian yang dilakukan oleh kepala UPTD Pengelolaan PU

Wilayah Cimalaka Kabupaten Sumedang masih belum baik.

2. Tingkat disiplin kerja pegawai UPTD Pengelolaan PU Wilayah Cimalaka

Kabupaten Sumedang masih belum baik.

3. Pengendalian yang dilaksanakan sesuai dengan langkah langkah pengendalian

mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap disiplin kerja

pegawai UPTD Pengelolaan PU Wilayah Cimalaka Kabupaten Sumedang.

Dari uraian – uraian penulis mempunyai beberapa hipotesis statistiknya

sebagai berikut:

1. Ha : 65% Pelaksanaan pengendalian yang dilakukan oleh kepala UPTD Pengelolaan PU Wilayah Cimalaka Kabupaten Sumedang kurang dari 65% dari kriteria ideal.

Ho : ≥ 65% Pelaksanaan pengendalian yang dilakukan oleh kepala UPTD Pengelolaan PU Wilayah Cimalaka Kabupaten Sumedang sudah mencapai 65% dari kriteria ideal.

2. Ha : 65% Tingkat disiplin kerja pegawai UPTD Pengelolaan PU Wilayah Cimalaka Kabupaten Sumedang kurang dari 65% dari kriteria ideal.

Ho : ≥ 65% Tingkat disiplin kerja pegawai UPTD Pengelolaan PU Wilayah Cimalaka Kabupaten Sumedang sudah mencapai lebih dari 65% dari kriteria ideal.

10

Page 11: BAB I

3. Ha : rxy = 0 Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan pengendalian terhadap disiplin kerja pegawai UPTD Pengelolaan PU Wilayah Cimalaka Kabupaten Sumedang

Ho : rxy 0 Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan pengendalian terhadap disiplin kerja pegawai UPTD Pengelolaan PU Wilayah Cimalaka Kabupaten Sumedang.

11

Page 12: BAB I

BAB IIMETODE PENELITIAN

2.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Analisis,

penelitian deskriptif analisis yang dikemukakan oleh Sugiyono ( 2001 : 112) sebagai

berikut :

“Deskriptif analisis yaitu metode yang menggambarkan objek penelitian berdasarkan faktor faktor yang ada dan sedang berlangsung proses pengumpulan, penyusunan, dan penjelasan data yang diperoleh untuk kemudian di analisis dengan teori yang ada”.

Kegunaan metode deskriptif analisis dalam penelitian ini karena metode ini

menggambarkan peristiwa yang sedang berlangsung atau sedang terjadi pada saat

penulis sedang melakukan penelitian, dengan jalan mengumpulkan data, menyusun

dan kemudian mengolahnya dan menganalisisnya secara kuantitatif sehingga adapat

ditarik kesimpulannya.

2.2 Operasional Variabel

Variabel Penelitian menurut Sugiyono (2001:20) “ Variabel penelitian adalah

suatu atribut atau sifat atau aspek dari orang maupun objek yang mempunyai variasi

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan”.

Untuk lebih jelasnya penulis mengemukakan tentang Pengendalian sebagai

variabel bebas:

1. Adalah merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh pimpinan untuk

membimbing, mengarahan dan mengawasi terhadap pelaksanaan pekerjaan

bawahan melalui tindakan pengukuran dan perbandingan pekerajaan dengan

standar serta melakukan tindakan perbaikan apabila terjadi penyimpangan

sehingga tujuan data tercapai secara efektif.

12

Page 13: BAB I

2. Proses atau urutan pengendalian adalah langkah lagkah yang harus ditempuh

oleh Kepala UPTD Pengelolaan PU Wilayah Cimalaka Kabupaten Sumedang

untuk meningkatkan disiplin kerjsa pegawai dengan indikator sebagai berikut:

Table 2.1

Operasional Variabel Pengendalian (Variabel Bebas)

Variabel Dimensi Indikator No Item

Pengendalian Proses Pengendalian Heidjrachman Ranupandojo(1996:171)

1. Menetapkan Standar

2. Mengukur Prestasi

3. Mengoreksi penyimpangan

a. Ditetapkannya standarb. Pemilihan standar

prestasi dari dari kriteria untuk membandingkan dan evaluasi

a. Pembandingan antara standar dengan pelaksanaan

b. Pengukuran prestasi berpandangan ke depan

a. Pimpinan melakukan koreksi

b. Koreksi dilaksanakan dengan cara meninjau kembali rencana (rolling plan), modifikasi tujuan, merubah fungsi organisasi , mengklasifikasikan tugas menambah staf dan memensiunkan karyawan yang sudah tua

12

3

4

5

6

13

Page 14: BAB I

3. Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan organisasi dan norma norma social yang berlaku dalam perusahaan.

4. Disiplin kerja merupakan variabel terikat dengan indikator indikator sebagai berikut:

Table 2.2Operasional Variabel Disiplin Kerja Pegawai

Variabel Dimensi Indikator No Item

Disisplin Kerja

Indikator indikator kedisiplinan Malayu S. P. Hasibuan (2007: 194):1).Tujuan dan

Kemampuan

2). Teladan Pimpinan

3). Balas Jasa

4). Keadilan

5) Waskat

6) Sanksi hukuman

7) Ketegasan

8) Hubungan Kemanusiaan

a. Adanya kesesuaian antara kemampuan pegawai dengan pekerajaan yang dibebankan

a. Adanya contoh yang Baik dari Pimpinan

b. Adanya keteladanan dalam bersikap dari pimpinan

a. Adanya balas jasa yang sesuai dengan hasil pekerjaan

a. Adanya sikap yang adil dari pimpinan terhadap bawahan

a. Adanya pengawasan terhadap bawahan dari pimpinan

a. Adanya Sanksi/ hukuman terhadap kesalahan dalam penyelesaian pekerjaan

a. Adanya ketegasan pimpinan dalam bertindak

a. Hubungan yang baik antara pimpinan dengan para pegawai

b. Hubungan yang baik antara bawahan dengan bawahan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

14

Page 15: BAB I

2. 3 Populasi, Sampel, dan teknik Sampling

2.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas, Objek/ subjek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2001: 57). Sedangkan yang

menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai UPTD Pengelolaan PU

Wilayah Cimalaka Kabupaten Sumedangn yang berjumlah 36 orang.

2.3.2 Sampel

Sampel penelitian merupakan sebagian dari populasi yang diambil sebagai

sumber data dengan menggunakan cara tertentu yang dianggap mewakili seluruh

populasi, sesuai yang dikemukakan oleh (Sugiyono, 2001: 57). Mengingat populasi

penelitian berjumlah kurang dari 100 maka seharusnya penelitian ini sampel diambil

dari seluruh anggota populasi yaitu 36 orang.

2.3.3 Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan suatu cara untul menentukan sampel yang akan

digunakan dalam penelitian. Karena semua populasi dijadikan sampel maka teknik

sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling jenuh seperti

yang dikemukakan oleh Sugiyono (2001: 62) “sampel jenuh adalah teknik penentuan

sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel”.

2.4 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Study kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data dengan mempelajari buku

buku ilmiah, dan menganalisa berbagai literatur, buku buku dan dokumen

dokumen serta referensi lainnya yang berhubungan dengan masalah yang sedang

diteliti.

15

Page 16: BAB I

2. Observasi, yakni mengadakan pengamatan dan pencatatan secara langsung

terhadap objek penelitian mengenai gejala yang dianggap penting yang

berhubungan dengan fokus penelitian.

3. Wawancara

4. Angket, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan daftar

pertanyaan tertulis kepada responden, jenis angket yang digunakan penulis,

adalah angket tertutup dan terstruktur, artinya jawaban responden kepada setiap

pertanyaan terikat pada alternatif jawaban yang disediakan dan responden tidak

diberi kesempatan untuk memberikan jawaban lain selain jawaban yang

disediakan.

2.5 Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

2.5.1 Teknik Pengolahan Data

Setelah data terkumpul selanjutnya diolah melalui langkah langkah sebagai

berikut:

a) Pengkodean Data

Angket yang telah disebarkan pada responden diberi kode angka secara

berurutan dengan maksud untuk memudahkan penelitian dalam pengecekan

pada setiap pengembalian angket yang diterima.

b) Pemeriksaan Data

Pemeriksaan setiap jawaban terhadap seluruh angket yang terkumpul, hal ini

dmaksudkan untuk menghindari ketidak lengkapan data.

c) Skoring Data

Jawaban yang diberikan oleh responden adalah alternatif jawaban yang

peneliti ajukan yaitu berupa:

a. Selalub. Seringc. Kadang kadangd. Tidak Pernah

16

Page 17: BAB I

alternatif jawaban tersebut didasarkan pada sekala Likert, yang digunakan

untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang akan sekelompok

orang tentang fenomena sosial, setiap jawaban mempunyai nilai bobot sebagai

berikut:

a. Selalu : 4b. Sering : 3c. Kadang kadang : 2d. Tidak pernah : 1

2. 5.2 Teknik Analisis Data

Data yang diolah dan dianalisis, maka terlebih dahulu dilakukan beberapa

pengujian dengan langkah langkah sebagai berikut:

1) .Pengujian Validitas Instrument

Pengujian validitas tiap butir instrumen digunakan analisis item, yaitu

mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor

butir. Untuk menentukan validitas instrumen digunakan perhitungan korelasi product

moment menurut Sugiyono (2001: 109) dengan rumus sebagai berikut.

n.∑xy - (Σ x) (Σ y)rxy =

√ {n . Σx2−(Σx )2} {nΣy2−( Σy )2 }

Keterangan:rxy : koefisien korelasi product momentn : jumlah sampelx : Jumlah skor itemy : jumlah skor total instrument

Data tersebut valid atau tidak, dapat diketahui berdasarkan pendapat Masrun

yang dikutip oleh Sugiyono yang menyatakan sebagai berikut: “bila koefisien

17

Page 18: BAB I

korelasi sama dengan 0,3 atau lebih ( paling kecil 0,3), maka butir instrumen

dinyatakan valid” Sugiyono (2001: 109).

2) Uji Reliabilitas Instrumen

Pengujian realibilitas instrumen pada penulisan skripsi ini dilakukan

berdasarkan pendapat Sugiyono (2001: 109) yaitu dengan internal consistency

dengan Teknik Belah Dua (split Half) yang dianalisis dengan rumus Spearman

Brown dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Butir-butir instrumen dibelah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok instrumen

ganjil dan kelompok genap.

b. Skor tiap data kelompok itu disusun sendiri

c. Selanjutnya skor total antara kelompok ganjil dan kelompok genap dicari

korelasinya dengan menggunakan rumus korelasi product moment berdasarkan

pendapat Sugiyono (1999: 182) sebagai berikut

n.∑xy – (∑x)(∑y)Rxy =

√ {n.∑x² - (∑x)²} {n.∑y² - (∑y)²}

Keterangan : Rxy = Koefisien Korelasi Product Moment n = Jumlah Sampel x = jumlah skor item ganjil y = jumlah skor item genap

Setelah dididapat korelasinya maka selanjutnya dimasukan ke dalam rumus

Spearman Brown, dengan rumus sebagai berikut:

2.rbri =

1+rb

18

Page 19: BAB I

Keterangan:

ri = reliabilitas internal seluruh instrumen

rb = korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua

untuk mengetahui reliabel atau tidak, berdasarkan pendapat Sugiyono

menyatakan: “jika r hitung ≥ r tabel maka data tersebut dapat dikategorikan reliabel’ .

Sugiyono (1999: 105).

3) Uji Normalitas Data

Pengujian normalitas data yang penulis lakukan yaitu dengan menggunakan

Kertas Peluang Normal, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Data hasil uji variabel pengendalian dan variabel disiplin kerja dikelompokan

dalam distribusi frekuensi.

2. Kelompok data yang akan diuji normalitasnya dengan Kertas Peluang Normal,

perlu disusun terlebih dahulu ke dalam Tabel Distribusi frekuensi Kurang Dari.

3. Selanjutnya harga-harga f (%) tersebut dimasukan ke dalam Kertas Peluang

Normal, Pada kertas tersebut garis mendatar bawah digunakan untuk tempat “nilai

kurang dari” dan garis vertikal sebelah kanan untuk nilai prosentase f (%).

4. Pertemuan antara dua nilai itu akan menghasilkan titik, selanjutnya titik-titik itu

digabungkan.

Berdasarkan pendapat Sugiyono (2001: 129) mengemukakan sebagai

berikut: “bila hubungan titik-titik itu membentuk garis lurus, maka dapat disimpulkan

bahwa kelompok data itu membentuk distribusi normal”. Dengan diketahui normal

tidaknya data tersebut, maka sangat menentukan statistik mana yang harus digunakan.

Berdasarkan hasil pengujian tersebut, selanjutnya dilakukan analisis sebagai

berikut:

a. Pengujian Koefisien Korelasi

Untuk menghitung korelasi berdasarkan pendapat Sugiyono dengan rumus

sebagai berikut: “Apabila data yang dikumpulkan adalah data interval dan dari

19

Page 20: BAB I

sumber yang sama maka teknik korelasi yang digunakan adalah Korelasi Product

Moment”. (2001: 148)

n Σ xy - (Σ x) (Σ y )rxy =

√ {n . Σx2−(Σx )2} {n. Σy2−( Σy )2 }

Keterangan:rxy : koefisien korelasi product momentn : jumlah responden yang dijadikan sampelx : nilai skor variabel bebas ( pengendalian)y : nilai skor variabel terikat ( disiplin kerja)

Setelah diperoleh nilai koefisisen korelasi (r), kemudian untuk menafsirkan

nilai tersebut digunakan dengan cara, yaitu:

1. Membandingkan antara harga “r” hitung dengan harga “r” product moment.

2. Menginterprestasikan dengan skala pengukuran menurt Sugiyono

Untuk mengetahui seberapa kuat hubungan antara variabel bebas dengan

variabel terikat, maka digunakan pedoman untuk interprestasi sebagaimana

ditunjukan pada tabel berikut ini:

Tabel 2.4

Pedoman Untuk Memberikan Iterpretasi Koefisien Korelasi

Interval koefisien Tingkat hubungan0,00 – 0,1990,20 – 0,3990,40 – 0,5990.60 – 0,7990,80 – 1,000

Sangat RendahRendahSedangKuat

Sangat Kuat

20

Page 21: BAB I

b. Uji Signifikansi

Untuk mengetahui apakah hubungan yang ditemukan dari perhitungan koefisien

korelasi (r) berlaku untuk seluruh popPulasi atau tidak maka perlu di uji

signifikansinya. Menurut Sugiyono (2001:149), rumus uji signifikansi korelasi

product moment, yaitu sebagai berikut:

r √n−2t =

√n−r2

Keterangan:t = Uji dua pihak korelasi product moment

r = Koefisien korelasi product moment

n = Jumlah sampel

Jika t hitung > t tabel maka hipotesis dapat diterima. Harga t hitung selanjutnya

dibandingkan dengan t tabel dengan taraf kesalahan 5% (a = 0,05), uji dua pihak

dk = n – 2. karena dengan digunakan untuk menguji signifikansi adalah Ho

“ditolak” dan Ha “diterima” apabila t hitung lebih besar dari t tabel.

c. Pengujian Koefisien Deterninasi

Untuk mengetahui Koefisien Determinasi (derajat Keterikatan) berdasarkan

pendapat Suharisimi Arikunto (1993: 224), digunakan rumus sebagai berikut:

Kd = r2 x 100%

Keterangan:

Kd = Koefisien Determinasi

r2 = Kuadrat Koefisien Korelasi variabel Bebas dan Variabel Terikat

21

Page 22: BAB I

2.6 Jadwal Penelitian

Tabel 2.5

Jadwal Kegiatan Penelitian Tahun 2009

No Kegiatan

Waktu

Juni Juli Agust Sept Okt Nop

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Tahap Persiapan

a. Studi Kepustakaan

b.Observasi awal

c. Pengajuan judul

d.Pembuatan

Proposal

e. Seminar proposal

f. Perijinan

g. Pembuatan

Pedoman

Wawancara

2 Tahap pelaksanaan

a. Pengumpulan

Data

b. Pengolahan Data

3 Tahap Penyusunan

a. Analisis data

b. Penyusunan

Skripsi

4 Tahap Pengujian

a. Pelaporan

b. Sidang Skripsi

22

Page 23: BAB I

23

Page 24: BAB I

24

Page 25: BAB I

25