Upload
nurdin-aminudin
View
158
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Organisasi merupakan suatu wadah kegiatan sekelompok orang yang bekerja
sama dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. setiap organisasi
baik pemerintah maupun swasta, dalam kegiatan operasionalnya selalu senantiasa
membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas yang mampu melaksanakan
tugasnya berdasarkan tugas pokok dan fungsinya masing masing dalam usaha
pencapaian tujuan organisasi yang telah ditentukan sebelumnya.
Dalam suatu organisasi Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan unsur
utama yang memegang peranan penting untuk mencapai tujuan organisasi, terutama
organisasi pemerintah, sebab organisasi pemerintah berfungsi menjalankan tugas
tugas umum pemerintahan, dan pembangunan dalam rangka memenuhi keinginan dan
kebutuhan masyarakat. Sehingga keberhasilan organisasi, dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan sangat ditentukan oleh manusia yang menjadi anggota
organisasi.
Pembangunan pegawai diarahkan untuk menciptakan pegawai pemerintahan
yang lebih efisien dan lebih efektif, berwibawa serta mampu melaksanakan seluruh
tugas pemerintahan dan pembangunan dengan baik serta dilandasi dengan semangat
pengabdian kepada masyarakat, bangsa dan negara. Para pegawai pemerintahan
berkewajiban memberikan pelayanan yang baik tanpa memandang ras, suku, agama
maupun golongan.
Dalam suatu organisasi, kedudukan dan peranan pegawai merupakan salah
satu faktor yang menentukan keberhasilan tujuan dari suatu organisasi. Dalam hal ini
manusialah yang memegang peranan penting di dalam melaksanakan kegiatan
kegiatan organisasi.
1
Pembentukan Dinas Pekerjaan Umum seperti yang tertuang dalam Peraturan
Bupati Sumedang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Uraian Tugas Jabatan Struktural
Pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sumedang. Dimana Dinas Pekerjaan Umum
memiliki tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan fungsi dan tugas
pembantuan bidang pekerjaan umum dan dalam pelaksanaannya dibantu oleh
Sekretariat, Bidang Tata Ruang, Bidang Cipta Karya, Bidang Bina Marga, Bidang
Bidang Sumber Daya Air, UPTD Pengelolaan Pekerjaan Umum, UPTD
Laboratorium Pekerjaan Umum, UPTD Peralatan, UPTD Pemadam Kebakaran dan
jabatan fungsional.
Keberadaan UPTD Pengelolaan PU sebagai pembantu Dinas mempunyai
tugas sebagaimana tercantum dalam Peraturan Bupati Sumedang Nomor 10 Tahun
2009 Pasal 20 antara lain : membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan kegiatan
teknis di dalam pengelolaan pekerjaan umum, antara lain: Melaksanakan pengelolaan
peralatan pekerjaan umum di wilayah; Melaksanakan pengelolaan kegiatan pekerjaan
umum di wilayah; Melaksanakan bimbingan, bantuan dan pelayanan teknis bidang
pekerjaan umum di wilayah; dan melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok
dan bidang tugasnya.
Tugas yang diemban UPTD Pengelolaan PU Wilayah Cimalaka Kabupaten
Sumedang, tidak mudah namun keberhasilan dalam pelaksanaan tugas tesebut tidak
dapat bejalan lancar apabila tidak adanya disiplin kerja para pegawai UPTD
Pengelolaan PU Wilayah Cimalaka Kabupaten Sumedang. Disiplin kerja yang
timbul dari para pegawai merupakan gerbang untuk mencapai tujuan organisasi yang
telah ditentukan sebelumnya.
Keberhasilan dalam menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan
nasional antara lain ditentukan oleh kemampuan melaksanakan fungsi fungsi
manajemen dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Agar tujuan tercapai
sesuai dengan rencana dan untuk meningkatkan disiplin kerja pegawai dalam
melaksanakan kegiatannya maka diperlukan pengendalian oleh pimpinan.
2
Dengan demikian pengendalian mempunyai peranan sangat penting dalam
mempengaruhi pegawai agar dapat bekerja penuh disiplin yaitu dengan mentaati
segala peraturan yang berlaku, demikian pula halnya dengan Kepala UPTD
Pengelolan PU Wilayah Cimalaka Kabupaten Sumedang. Untuk meningkatkan
disiplin kerja pegawainya, maka kepala UPTD harus berusaha meningkatkan
kemampuan, kecakapan, serta keterampilan pegawai dalam melaksanakan
pekerjannya yaitu melalui pengendalian pegawai.
Kemampuan pegawai dalam melaksanakan seluruh tugas umum pemerintahan
relatif masih rendah, sehingga belum berlangsung secara efektif dan efisien.
Berdasar pada hal tersebut mendorong penulis untuk melakukan penelitian. Pada
penelitian ini penulis mengambil lokasi Di UPTD Pengelolaan PU Wilayah
Cimalaka kabupaten Sumedang. Dimana disiplin kerja pegawainya belum optimal,
sehingga pelaksanaan tugas tugasnya belum efektif dan efisien.
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan penulis, ternyata di UPTD
Pengelolaan PU wilayah Cimalaka Kabupaten Sumedang terdapat beberapa indikasi
dan gejala- gejala sebagai berikut:
1. Masih adanya pegawai yang melalaikan pekerjaannya pada saat jam kerja.
2. Masih adanya pegawai yang meninggalkan tempat kerja sebelum waktunya.
3. Masih ada pegawai yang terlambat datang ke kantor
4. Adanya pegawai yang tidak memakai seragam lengkap
Dengan memperhatikan gejala yang timbul, menunjukan situasi bahwa di
UPTD Pengelolaan PU Wilayah Cimalaka kabupaten Sumedang terdapat suatu
masalah yaitu belum optimalnya disiplin kerja pegawai. Penulis menduga bahwa
permasalahan itu timbul berkaitan dengan persoalan pengendalian yang dilakukan
oleh kepala UPTD yang belum optimal hal ini terlihat dari indikator – indikator
sebagai berikut:
1. Pelaksanaan pengawasan tidak berlanjut pada tindakan korektif
2. Adanya penyimpangan dari rencana awal
3
Sejalan dengan hal tersebut di atas, Malayu S. P. Hasibuan (2007: 22)
mengemukakan hubungan antara Pengendalian dengan Disiplin Kerja, Yaitu:
Pengendalian (controlling) adalah kegiatan mengendalikan semua karyawan agar mentaati peraturan – peraturan perusahaan dan bekerja sesuai dengan rencana, apabila terdapat penyimpangan atau kesalahan, diadakan tindakan perbaikan dan penyempurnaan rencana. Pengendalian karyawan meliputi kehadiran , kedisiplinan, prilaku, kerja sama, pelaksanaan pekerjaan, dan menjaga situasi lingkungan pekerjaan.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan
penelitian di bidang pengendalian yang berkaitan dengan disiplin kerja pegawai yang
hasilnya akan dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul, “PENGARUH
PENGENDALIAN TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI UPTD
PENGELOLAAN PU WILAYAH CIMALAKA KABUPATEN SUMEDANG,”
1.2 Pembatasan Masalah dan Rumusan Masalah1.2.1 Pembatasan Masalah
Masalah yang diangkat oleh penulis dalam variabel independen yaitu variabel
pengendalian, penulis dibatasi hanya bertumpu pada pendapat Heidjrachman
Ranupandojo (1996:171) tentang proses pengendalian atau urutan pelaksanaan
sebagai berikut:
a. Menetapkan standar
b. Pengukuran prestasi
c. Mengoreksi penyimpangan
Dan untuk Variabel dependen yaitu variabel Disiplin kerja, penulis
mengambil pedoman dari pendapatnya Malayu S.P. Hasibuan (2007 : 194) yaitu
indikator indikator kedisiplinan, yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan
suatu organisasi diantaranya:
1. Tujuan dan kemampuan
2. Teladan pimpinan
3. Balas jasa
4. Keadilan
4
5. Waskat
6. Sanksi hukuman
7. Ketegasan
8. Hubungan kemanusiaan
Sehingga penulis membatasi masalah hanya menyangkut pengendalian dan
disiplin kerja para pegawai serta bagaimanakah pengaruh pengendalian terhadap
disiplin kerja pegawai UPTD Pengelolaan PU Wilayah Cimalaka Kabupaten
Sumedang.
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut di atas maka penulis merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Seberapa baik Pengendalian oleh Kepala UPTD Pengelolaan PU Wilayah
Cimalaka Kabupaten Sumedang?
2. Seberapa baik disiplin kerja Pegawai UPTD Pengelolaan PU Wilayah Cimalaka
Kabupaten Sumedang?
3. Adakah pengaruh pengendalian terhadap disiplin kerja pegawai UPTD
Pengelolaan PU Wilayah Cimalaka Kabupaten Sumedang?
1.3 Tujuan Penelitian1. Untuk mengetahui seberapa baik pengendalian oleh Kepala UPTD Pengelolaan
PU Wilayah Cimalaka Kabupaten Sumedang.
2. Untuk mengetahui seberapa baik disiplin kerja Pegawai UPTD Pengelolaan PU
Wilayah Cimalaka Kabupaten Sumedang.
3. Untuk mengetahui adakah pengaruh pengendalian terhadap disiplin kerja
pegawai UPTD Pengelolaan PU Wilayah Cimalaka Kabupaten Sumedang.
5
1.4 Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini penulis harapkan bisa bermanfaat dan dapat memberikan
gambaran kepada pihak pihak yang terkait diantaranya:
Teoritis:
1. Sebagai salah satu sumber pemikiran, saran dan masukan secara tertulis mengenai
gambaran pelaksanaan pengendalian dan disiplin kerja pegawai UPTD
Pengelolaan PU Wilayah Cimalaka Kabupaten Sumedang.
2. Sebagai sumbangan referensi penelitian yang berhubungan dengan masalah yang
sama pada penelitian dimasa yang akan datang.
Praktis:
1. Sebagai sarana bagi penulis untuk menambah atau meningkatkan wawasan dan
pengetahuan serta pemahaman penulis tentang pengaruh pengendalian terhadap
disiplin kerja pegawai yang sekaligus sebagai implementasi dari pengetahuan
yang telah didapat penulis dari bangku kuliah dengan penerapannya di lapangan.
2. Sebagai bahan dan kajian serta tambahan referensi yang bisa digunakan sebagai
informasi tertulis mengenai pengendalian dan pengaruhnya terhadap disiplin kerja
serta bahan masukan bagi dunia pendidikan tentang ilmu administrasi.
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis1.5.1 Kerangka Pemikiran
Admiinistrasi ,...............Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan pengontrolan manusia dan
barang barang (terutama manusia) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
terlebih dahulu. (Ranupandojo,1996: 3).
Karena sangat pentingnya pengontrolan manusia dalam sebuah organisasi,
maka pengendalian dalam sebuah kegiatan manajemen sangat perlu diadakan, karena
pengendalian yang efektif adalah jalan agar tujuan yang telah ditetapkan dapat
6
tercapai. Hal ini sesuai dengan pendapat Sujamto yang mengemukakan tentang
pengendalian yang baik dan efektif, yakni sebagai berikut: ”Fungsi ini memiliki
kedudukan penting dalam kegiatan manajemen karena dengan pengendalian yang
baik atau efektif merupakan jaminan bahwa tujuan yang telah ditetapkan dalam
rencana akan tecapai”.
Selanjutnya pendapat yang dikemukakan oleh Sujamto (1986: 27). tentang definisi pengendalian bahwa:
Pengendalian adalah segala usaha atau kegiatan untuk menjamin dan mengarahkan agar pekerjaan yang sedang dilaksanakan dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan atau hasil yang dikehendaki serta sesuai pula dengan segala ketentuan dan kebijakan yang berlaku.
Pendapat lain dikemukakan David Mitchell (1984: 9) bahwa : ”Pengendalian
merupakan alat untuk mencapai sasaran. Pengendalian itu menjaga agar kita jangan
sampai pergi kearah yang tidak diinginkan dan mencegah terjadinya hal hal yang
tidak dikehendaki”.
Dari kutipan kutipan di atas jelas bahwa pengendalian adalah salah satu fungsi
manajemen yang sangat penting yang harus dilakukan di dalam sebuah organisasi.
Karena tanpa pengendalian, rencana yang sebaik apapun tidak akan tercapai apabila
tidak dilakukan pengendalian.
Pengendalian dapat dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan rencana
yang telah ditentukan apabila dalam pelaksanaan berdasarkan pada proses atau urutan
pelaksanaan pengendalian seperti yang dikemukakan oleh Heidjrachman
Ranupandojo (1996:171) dalam membagi proses atau urutan pelaksanaan
pengendalian sebagai berikut:
a. Menetapkan standarb. Pengukuran prestasic. mengoreksi penyimpangan.
Sedangkan kedisiplinan sendiri adalah apabila karyawan datang dan pulang
tepat pada waktunya mematuhi aturan aturan dan norma norma sosial yang ada, dan
7
tentunya mengerjakan pekerjaan yang dibebankan dengan baik. pentingnya peraturan
sebagai bimbingan dan penyuluhan dalam pencapaian tujuan bersama. Menurut
Malayu S.P Hasibuan (2007: 193). mengemukakan bahwa:
Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma norma social yang berlaku.Kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela mentaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Jadi, akan mematuhi/mengerjakan semua tugasnya dengan baik, bukan atas paksaan.Kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan seseorang yang sesuai dengan peraturan perusahaan, baik yag tertulis maupun tidak.
Disiplin juga adalah tingkah laku manusia dalam mengikuti peraturan
peraturan yang ada, seperti yang dikemukakan oleh Alex Nitisemito (1991: 199)
bahwa: Disiplin adalah sebagai suatu sikap tingkah laku dan perbuatan yang sesuai
dengan peraturan dari perusahaan baik yang tertulis maupun tidak .
Menurut Sondang P. Siagian (2003: 305) disiplin dan pendisiplinan pegawai
adalah:
Disiplin merupakan tindakan manajemen untuk mendorong agar para anggota organisasi memenuhi tuntutan berbagai ketentuan. Sedangkan pendisiplinan pegawai adalah suatu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap dan prilaku karyawan dan sehingga para karyawan tersebut secara sukarela berusaha bekerja secara koperatif dengan para karyawan yang lain serta meningkatkan prestasi kerjanya.
Selanjutnya Malayu S. P. Hasibuan mengemukakan indikator indikator
kedisiplinan, yaitu sebagai berikut:
1.Tujuan dan kemampuan2. Teladan pimpinan3. Balas jasa4. Keadilan5. Waskat6. Sanksi Hukuman7. Ketegasan8. Hubungan Kemanusiaan
8
Berdasar pendapat di atas terlihat jelas bahwa tanpa adanya disiplin kerja
pegawai yang baik, sulit bagi organisasi khususnya UPTD Pengelolaan PU Wilayah
Cimalaka Kabupaten Sumedang untuk mencapai tujuan dan hasil yang optimal.
Sehubungan dengan hal di atas Malayu S.P. Hasibuan ( 2007: 22)
mengemukakan keterkaitan antara pengendalian dengan disiplin kerja, yaitu:
Pengendalian (controlling) adalah kegiatan mengendalikan semua karyawan agar mentaati peraturan – peraturan perusahaan dan bekerja sesuai dengan rencana, apabila terdapat penyimpangan atau kesalahan, diadakan tindakan perbaikan dan penyempurnaan rencana. Pengendalian karyawan meliputi kehadiran, kedisiplinan, prilaku, kerja sama, pelaksanaan pekerjaan, dan menjaga situasi lingkungan pekerjaan. Dari uraian tersebut jelaslah bahwa pengendalian mempunyai kaitan yang erat
dengan disiplin kerja pegawai, karena dalam setiap kondisi pegawai, baik yang
berdedikasi tinggi maupun yang rendah tetap diperlukan pengendalian. Dengan
pengendalian berarti usaha pendayagunaan pegawai akan dapat ditingkatkan.
Kekeliruan dan ketidakmampuan bekerja atau ketidak tepatan penempatan dapat
diketahui dengan pengendalian yang continue. Pada giliran berikutnya pengendalian
dimaksudkan juga sebagai kegiatan mengukur tingkat daya guna dan hasil guna
dalam mewujudkan beban kerja masing masing.
Berdasarkan uraian di atas, penulis merumuskan kerangka pemikiran sebagai
berikut:
1. Bahwa pengendalian adalah mengendalian semua karyawan agar mentaati
peraturan peraturan organisasi dan bekerja sesuai dengan rencana yang
telah ditentukan sebelumnya, membuat koreksi koreksi jika pelaksanaan
berbeda dan menyimpang dari rencana.
2. Pengendalian ditujukan untuk meningkatkan disiplin kerja pegawai.
3. Peningkatan disiplin kerja pegawai salah satunya ditentukan oleh
dipatuhinya proses dan urutan pelaksanaan pengendalian
9
4. Disiplin pegawai adalah kesadaran dan kesediaan pegawai untuk mentaati
semua peraturan yang berlaku serta norma norma sosialnya.
1.5.2 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, penulis mengajukan hipotesis sebgai
berikut:
1. Pelaksanaan pengendalian yang dilakukan oleh kepala UPTD Pengelolaan PU
Wilayah Cimalaka Kabupaten Sumedang masih belum baik.
2. Tingkat disiplin kerja pegawai UPTD Pengelolaan PU Wilayah Cimalaka
Kabupaten Sumedang masih belum baik.
3. Pengendalian yang dilaksanakan sesuai dengan langkah langkah pengendalian
mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap disiplin kerja
pegawai UPTD Pengelolaan PU Wilayah Cimalaka Kabupaten Sumedang.
Dari uraian – uraian penulis mempunyai beberapa hipotesis statistiknya
sebagai berikut:
1. Ha : 65% Pelaksanaan pengendalian yang dilakukan oleh kepala UPTD Pengelolaan PU Wilayah Cimalaka Kabupaten Sumedang kurang dari 65% dari kriteria ideal.
Ho : ≥ 65% Pelaksanaan pengendalian yang dilakukan oleh kepala UPTD Pengelolaan PU Wilayah Cimalaka Kabupaten Sumedang sudah mencapai 65% dari kriteria ideal.
2. Ha : 65% Tingkat disiplin kerja pegawai UPTD Pengelolaan PU Wilayah Cimalaka Kabupaten Sumedang kurang dari 65% dari kriteria ideal.
Ho : ≥ 65% Tingkat disiplin kerja pegawai UPTD Pengelolaan PU Wilayah Cimalaka Kabupaten Sumedang sudah mencapai lebih dari 65% dari kriteria ideal.
10
3. Ha : rxy = 0 Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan pengendalian terhadap disiplin kerja pegawai UPTD Pengelolaan PU Wilayah Cimalaka Kabupaten Sumedang
Ho : rxy 0 Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan pengendalian terhadap disiplin kerja pegawai UPTD Pengelolaan PU Wilayah Cimalaka Kabupaten Sumedang.
11
BAB IIMETODE PENELITIAN
2.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Analisis,
penelitian deskriptif analisis yang dikemukakan oleh Sugiyono ( 2001 : 112) sebagai
berikut :
“Deskriptif analisis yaitu metode yang menggambarkan objek penelitian berdasarkan faktor faktor yang ada dan sedang berlangsung proses pengumpulan, penyusunan, dan penjelasan data yang diperoleh untuk kemudian di analisis dengan teori yang ada”.
Kegunaan metode deskriptif analisis dalam penelitian ini karena metode ini
menggambarkan peristiwa yang sedang berlangsung atau sedang terjadi pada saat
penulis sedang melakukan penelitian, dengan jalan mengumpulkan data, menyusun
dan kemudian mengolahnya dan menganalisisnya secara kuantitatif sehingga adapat
ditarik kesimpulannya.
2.2 Operasional Variabel
Variabel Penelitian menurut Sugiyono (2001:20) “ Variabel penelitian adalah
suatu atribut atau sifat atau aspek dari orang maupun objek yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan”.
Untuk lebih jelasnya penulis mengemukakan tentang Pengendalian sebagai
variabel bebas:
1. Adalah merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh pimpinan untuk
membimbing, mengarahan dan mengawasi terhadap pelaksanaan pekerjaan
bawahan melalui tindakan pengukuran dan perbandingan pekerajaan dengan
standar serta melakukan tindakan perbaikan apabila terjadi penyimpangan
sehingga tujuan data tercapai secara efektif.
12
2. Proses atau urutan pengendalian adalah langkah lagkah yang harus ditempuh
oleh Kepala UPTD Pengelolaan PU Wilayah Cimalaka Kabupaten Sumedang
untuk meningkatkan disiplin kerjsa pegawai dengan indikator sebagai berikut:
Table 2.1
Operasional Variabel Pengendalian (Variabel Bebas)
Variabel Dimensi Indikator No Item
Pengendalian Proses Pengendalian Heidjrachman Ranupandojo(1996:171)
1. Menetapkan Standar
2. Mengukur Prestasi
3. Mengoreksi penyimpangan
a. Ditetapkannya standarb. Pemilihan standar
prestasi dari dari kriteria untuk membandingkan dan evaluasi
a. Pembandingan antara standar dengan pelaksanaan
b. Pengukuran prestasi berpandangan ke depan
a. Pimpinan melakukan koreksi
b. Koreksi dilaksanakan dengan cara meninjau kembali rencana (rolling plan), modifikasi tujuan, merubah fungsi organisasi , mengklasifikasikan tugas menambah staf dan memensiunkan karyawan yang sudah tua
12
3
4
5
6
13
3. Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan organisasi dan norma norma social yang berlaku dalam perusahaan.
4. Disiplin kerja merupakan variabel terikat dengan indikator indikator sebagai berikut:
Table 2.2Operasional Variabel Disiplin Kerja Pegawai
Variabel Dimensi Indikator No Item
Disisplin Kerja
Indikator indikator kedisiplinan Malayu S. P. Hasibuan (2007: 194):1).Tujuan dan
Kemampuan
2). Teladan Pimpinan
3). Balas Jasa
4). Keadilan
5) Waskat
6) Sanksi hukuman
7) Ketegasan
8) Hubungan Kemanusiaan
a. Adanya kesesuaian antara kemampuan pegawai dengan pekerajaan yang dibebankan
a. Adanya contoh yang Baik dari Pimpinan
b. Adanya keteladanan dalam bersikap dari pimpinan
a. Adanya balas jasa yang sesuai dengan hasil pekerjaan
a. Adanya sikap yang adil dari pimpinan terhadap bawahan
a. Adanya pengawasan terhadap bawahan dari pimpinan
a. Adanya Sanksi/ hukuman terhadap kesalahan dalam penyelesaian pekerjaan
a. Adanya ketegasan pimpinan dalam bertindak
a. Hubungan yang baik antara pimpinan dengan para pegawai
b. Hubungan yang baik antara bawahan dengan bawahan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
14
2. 3 Populasi, Sampel, dan teknik Sampling
2.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas, Objek/ subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2001: 57). Sedangkan yang
menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai UPTD Pengelolaan PU
Wilayah Cimalaka Kabupaten Sumedangn yang berjumlah 36 orang.
2.3.2 Sampel
Sampel penelitian merupakan sebagian dari populasi yang diambil sebagai
sumber data dengan menggunakan cara tertentu yang dianggap mewakili seluruh
populasi, sesuai yang dikemukakan oleh (Sugiyono, 2001: 57). Mengingat populasi
penelitian berjumlah kurang dari 100 maka seharusnya penelitian ini sampel diambil
dari seluruh anggota populasi yaitu 36 orang.
2.3.3 Teknik Sampling
Teknik sampling merupakan suatu cara untul menentukan sampel yang akan
digunakan dalam penelitian. Karena semua populasi dijadikan sampel maka teknik
sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling jenuh seperti
yang dikemukakan oleh Sugiyono (2001: 62) “sampel jenuh adalah teknik penentuan
sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel”.
2.4 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Study kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data dengan mempelajari buku
buku ilmiah, dan menganalisa berbagai literatur, buku buku dan dokumen
dokumen serta referensi lainnya yang berhubungan dengan masalah yang sedang
diteliti.
15
2. Observasi, yakni mengadakan pengamatan dan pencatatan secara langsung
terhadap objek penelitian mengenai gejala yang dianggap penting yang
berhubungan dengan fokus penelitian.
3. Wawancara
4. Angket, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan daftar
pertanyaan tertulis kepada responden, jenis angket yang digunakan penulis,
adalah angket tertutup dan terstruktur, artinya jawaban responden kepada setiap
pertanyaan terikat pada alternatif jawaban yang disediakan dan responden tidak
diberi kesempatan untuk memberikan jawaban lain selain jawaban yang
disediakan.
2.5 Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data
2.5.1 Teknik Pengolahan Data
Setelah data terkumpul selanjutnya diolah melalui langkah langkah sebagai
berikut:
a) Pengkodean Data
Angket yang telah disebarkan pada responden diberi kode angka secara
berurutan dengan maksud untuk memudahkan penelitian dalam pengecekan
pada setiap pengembalian angket yang diterima.
b) Pemeriksaan Data
Pemeriksaan setiap jawaban terhadap seluruh angket yang terkumpul, hal ini
dmaksudkan untuk menghindari ketidak lengkapan data.
c) Skoring Data
Jawaban yang diberikan oleh responden adalah alternatif jawaban yang
peneliti ajukan yaitu berupa:
a. Selalub. Seringc. Kadang kadangd. Tidak Pernah
16
alternatif jawaban tersebut didasarkan pada sekala Likert, yang digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang akan sekelompok
orang tentang fenomena sosial, setiap jawaban mempunyai nilai bobot sebagai
berikut:
a. Selalu : 4b. Sering : 3c. Kadang kadang : 2d. Tidak pernah : 1
2. 5.2 Teknik Analisis Data
Data yang diolah dan dianalisis, maka terlebih dahulu dilakukan beberapa
pengujian dengan langkah langkah sebagai berikut:
1) .Pengujian Validitas Instrument
Pengujian validitas tiap butir instrumen digunakan analisis item, yaitu
mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor
butir. Untuk menentukan validitas instrumen digunakan perhitungan korelasi product
moment menurut Sugiyono (2001: 109) dengan rumus sebagai berikut.
n.∑xy - (Σ x) (Σ y)rxy =
√ {n . Σx2−(Σx )2} {nΣy2−( Σy )2 }
Keterangan:rxy : koefisien korelasi product momentn : jumlah sampelx : Jumlah skor itemy : jumlah skor total instrument
Data tersebut valid atau tidak, dapat diketahui berdasarkan pendapat Masrun
yang dikutip oleh Sugiyono yang menyatakan sebagai berikut: “bila koefisien
17
korelasi sama dengan 0,3 atau lebih ( paling kecil 0,3), maka butir instrumen
dinyatakan valid” Sugiyono (2001: 109).
2) Uji Reliabilitas Instrumen
Pengujian realibilitas instrumen pada penulisan skripsi ini dilakukan
berdasarkan pendapat Sugiyono (2001: 109) yaitu dengan internal consistency
dengan Teknik Belah Dua (split Half) yang dianalisis dengan rumus Spearman
Brown dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Butir-butir instrumen dibelah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok instrumen
ganjil dan kelompok genap.
b. Skor tiap data kelompok itu disusun sendiri
c. Selanjutnya skor total antara kelompok ganjil dan kelompok genap dicari
korelasinya dengan menggunakan rumus korelasi product moment berdasarkan
pendapat Sugiyono (1999: 182) sebagai berikut
n.∑xy – (∑x)(∑y)Rxy =
√ {n.∑x² - (∑x)²} {n.∑y² - (∑y)²}
Keterangan : Rxy = Koefisien Korelasi Product Moment n = Jumlah Sampel x = jumlah skor item ganjil y = jumlah skor item genap
Setelah dididapat korelasinya maka selanjutnya dimasukan ke dalam rumus
Spearman Brown, dengan rumus sebagai berikut:
2.rbri =
1+rb
18
Keterangan:
ri = reliabilitas internal seluruh instrumen
rb = korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua
untuk mengetahui reliabel atau tidak, berdasarkan pendapat Sugiyono
menyatakan: “jika r hitung ≥ r tabel maka data tersebut dapat dikategorikan reliabel’ .
Sugiyono (1999: 105).
3) Uji Normalitas Data
Pengujian normalitas data yang penulis lakukan yaitu dengan menggunakan
Kertas Peluang Normal, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Data hasil uji variabel pengendalian dan variabel disiplin kerja dikelompokan
dalam distribusi frekuensi.
2. Kelompok data yang akan diuji normalitasnya dengan Kertas Peluang Normal,
perlu disusun terlebih dahulu ke dalam Tabel Distribusi frekuensi Kurang Dari.
3. Selanjutnya harga-harga f (%) tersebut dimasukan ke dalam Kertas Peluang
Normal, Pada kertas tersebut garis mendatar bawah digunakan untuk tempat “nilai
kurang dari” dan garis vertikal sebelah kanan untuk nilai prosentase f (%).
4. Pertemuan antara dua nilai itu akan menghasilkan titik, selanjutnya titik-titik itu
digabungkan.
Berdasarkan pendapat Sugiyono (2001: 129) mengemukakan sebagai
berikut: “bila hubungan titik-titik itu membentuk garis lurus, maka dapat disimpulkan
bahwa kelompok data itu membentuk distribusi normal”. Dengan diketahui normal
tidaknya data tersebut, maka sangat menentukan statistik mana yang harus digunakan.
Berdasarkan hasil pengujian tersebut, selanjutnya dilakukan analisis sebagai
berikut:
a. Pengujian Koefisien Korelasi
Untuk menghitung korelasi berdasarkan pendapat Sugiyono dengan rumus
sebagai berikut: “Apabila data yang dikumpulkan adalah data interval dan dari
19
sumber yang sama maka teknik korelasi yang digunakan adalah Korelasi Product
Moment”. (2001: 148)
n Σ xy - (Σ x) (Σ y )rxy =
√ {n . Σx2−(Σx )2} {n. Σy2−( Σy )2 }
Keterangan:rxy : koefisien korelasi product momentn : jumlah responden yang dijadikan sampelx : nilai skor variabel bebas ( pengendalian)y : nilai skor variabel terikat ( disiplin kerja)
Setelah diperoleh nilai koefisisen korelasi (r), kemudian untuk menafsirkan
nilai tersebut digunakan dengan cara, yaitu:
1. Membandingkan antara harga “r” hitung dengan harga “r” product moment.
2. Menginterprestasikan dengan skala pengukuran menurt Sugiyono
Untuk mengetahui seberapa kuat hubungan antara variabel bebas dengan
variabel terikat, maka digunakan pedoman untuk interprestasi sebagaimana
ditunjukan pada tabel berikut ini:
Tabel 2.4
Pedoman Untuk Memberikan Iterpretasi Koefisien Korelasi
Interval koefisien Tingkat hubungan0,00 – 0,1990,20 – 0,3990,40 – 0,5990.60 – 0,7990,80 – 1,000
Sangat RendahRendahSedangKuat
Sangat Kuat
20
b. Uji Signifikansi
Untuk mengetahui apakah hubungan yang ditemukan dari perhitungan koefisien
korelasi (r) berlaku untuk seluruh popPulasi atau tidak maka perlu di uji
signifikansinya. Menurut Sugiyono (2001:149), rumus uji signifikansi korelasi
product moment, yaitu sebagai berikut:
r √n−2t =
√n−r2
Keterangan:t = Uji dua pihak korelasi product moment
r = Koefisien korelasi product moment
n = Jumlah sampel
Jika t hitung > t tabel maka hipotesis dapat diterima. Harga t hitung selanjutnya
dibandingkan dengan t tabel dengan taraf kesalahan 5% (a = 0,05), uji dua pihak
dk = n – 2. karena dengan digunakan untuk menguji signifikansi adalah Ho
“ditolak” dan Ha “diterima” apabila t hitung lebih besar dari t tabel.
c. Pengujian Koefisien Deterninasi
Untuk mengetahui Koefisien Determinasi (derajat Keterikatan) berdasarkan
pendapat Suharisimi Arikunto (1993: 224), digunakan rumus sebagai berikut:
Kd = r2 x 100%
Keterangan:
Kd = Koefisien Determinasi
r2 = Kuadrat Koefisien Korelasi variabel Bebas dan Variabel Terikat
21
2.6 Jadwal Penelitian
Tabel 2.5
Jadwal Kegiatan Penelitian Tahun 2009
No Kegiatan
Waktu
Juni Juli Agust Sept Okt Nop
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Tahap Persiapan
a. Studi Kepustakaan
b.Observasi awal
c. Pengajuan judul
d.Pembuatan
Proposal
e. Seminar proposal
f. Perijinan
g. Pembuatan
Pedoman
Wawancara
2 Tahap pelaksanaan
a. Pengumpulan
Data
b. Pengolahan Data
3 Tahap Penyusunan
a. Analisis data
b. Penyusunan
Skripsi
4 Tahap Pengujian
a. Pelaporan
b. Sidang Skripsi
22
23
24
25