Upload
wan-suhiro
View
389
Download
17
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pemilihan Judul
Dalam dunia otomotif di era globalisasi ini kita mungkin telah mengenal
piston dan ring piston dimana perkembangannya sudah sangat cepat dari yang kita
perkirakan. Seperti sekarang ini sudah banyak bentuk- bentuk piston yang beredar di
pasaran dengan bentuk yang berbeda dari bentuk piston yang selama ini kita lihat.
Adapun bentuk kepala piston itu berbeda- beda tetapi fungsinya tetap sama yaitu
melakukan langkah hisap, langkah kompresi, langkah usaha dan langkah buang
dengan dua kali poros engkol (crank shaft) berputar (720 derjat) yang menghasilkan
satu kali pembakaran.
Piston itu tidak sendirinya bergerak dalam silinder unutk melakukan kerja
sebab diantara piston dan silinder itu terdapat yang namanya ring piston. Ring piston
kelihatannya sepele tetapi sangat penting pada piston karena tanpa ring piston
compres didalam silinder akan sulit terjadi karena fungsi piston unutk memamfatkan
volume dalam silinder sampai suhu tertentu sehingga terjadi pembakaran. Didalam
pemasangna ring piston pada piston kita harus hati- hati Karen pada tiap terdapat
tanda diamna bagian yang paling atas. Apabila terbalik pemasangan maka pada saat
mesin hidup akan didalam silinder akan cepat panas karena pemasangan ring yang
salah.
1
B. Perumusan Masalah
Karena luasnya permasalahan mengenai bentuk-bentuk piston dan kerusakan yang
terjadi, sementara penulis terikat dengan keterbatasn waktu, kemampuan dan pengalaman
dalam menganalisa ,maka hal yang terjadi rumusan masalahdalam melaksanakan PKL ini
adalah menganai cara mengetahui bentuk-bentuk piston dan ring juga kerusakan yang terjadi.
Penulis membatasi ruang lingkup pembahasan, yaitu;
1. Apa fungsi piston dan ring?
2. Mengapa bentuk dari pada tiap kepala piston beda ?
3. Mengapa bentuk dari tiap dudukan ring piston beda ?
C. Tujuan
Tujuan dari laporan PKL ini yang berjudul piston dan Ring pada Mesin Diesel
1. Mengetahui fungsi piston dan ring
2. Mengetahui perbedaan pada setiap piston dan ring
3. Mengetahui penyebab kerusakan piston dan ring
D. Manfaat
Laporan PKL ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Penulis sendiri, dimanadalam penukisan laporan PKL ini penukis dapat menambah
pengetahuan mengenai piston dan ring
2. Bagi adik- adik mahasiswa yang ingin dan tertarik mengetahui piston dan ring.
3. Bagi masyarakat yang ingin mengetahui piston dan ring.
2
BAB II
TINJAUAN PERUSAHAAN
A. Latar Belakang Perusahaan
PT. Toba Pulp Lestari adalah salah satu industri yang bergerak sebagai penghasil
bubur kertas berbentuk kraff pulp, dituntut untuk selalu meningkatkan kinerjanya agar
dapat beroperasi pada tingkat biaya yang rendah sehingga dapat terus bertahan dan
berkembang. Peningkatan kinerja terwujud dalam peningkatan produktivitas dan efisiensi
perusahaan. Dengan demikian diharapkan perusahaan akan dapat bertahan dalam suasana
persaingan yang ketat. Salah satu ciri yang paling menonjol pada era pasar bebas adalah
bahwa produk – produk yang ditawarkan dapat berasal dari mana saja tanpa mengenal
hambatan dan batasan yang berarti pada pasar ini.
Dengan system manufaktur yang semakin fleksibel pada saat ini dimana tenaga kerja
telah dapat digantikan oleh mesin dengan sistem produksi yang terotomasi, mutu produk
tidak hanya lagi bergantung pada proses produksinya saja tetapi juga bergantung pada
peralatan yang digunakan. Menjaga kondisi mesin pada pealatan yang mendukung system
produksinya juga merupakan komponen penting dalam menajemen pemeliharaan
mesin/peralatan di lantai pabrik untuk menunjang kelancaran proses produksi perlu adanya
pemeliharaan dan perbaikan jika terjadi kerusakan terhadap mesin dan peralatan.
Untuk menjaga kerusakan mesin atau paling tidak mengurangi jenis dan waktu
kerusakannya sehingga proses produksinya tidak terlalu lama untuk berhenti, maka
dibutuhkan sistem perawatan pemeliharaan mesin dan peralatan yang baik dan tepat
sehingga hasilnya dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi mesin dan kerugian yang
diakibatkan oleh lerusakan mesin dapat dihindari.
PT. Toba Pulp Lestari tidak terlepas dari masalah peningkatan produktivitas dan
efisiensi mesin di lantai pabrik. Sehingga dibutuhkan langkah – langkah yang lebih efektif
dan efisien untuk mengulangi dan mencegah masalah yang mengakibatkan rendahnya
produktivitas dan efisiensi mesin dan peralatan tersebut.
3
B. Ruang Lingkup Bidang Usaha
Ruang lingkup bidang usaha yang dijalankan oleh PT. Toba Pulp Lestari adalah
sebagai :
1. PT. Toba Pulp Lestari merupakan industri terintegrasi dibidang produk pulp.
2. Pabrik tempat beroperasinya pembuatan pulp terletak di desa Sosor Ladang,
Kecamatan Porsera, Kabupaten Toba Samosir, Sumatra Utara.
3. PT. Toba Pulp Lestari mengolah Hutan Tanaman Industri terdapat di 5 (lima)
Kabupaten dengan 5 sektor yaitu, sector Tele (Dairi), sektor Aek Raja (Tapanuli
Utara), sector Aek Nauli (Simalungun), sector Habinsaran (Toba Samosir), Padang
Sidempuan.
4. Pabrik hanya memproduksi jenis Toba cell Eucaplyotus pulp yang berbentuk
lembaran – lembaran kertas.
5. PT. Toba pulp Lestari memproduksi bahan – bahan kimia (chemical plant) sendiri,
untuk proses produksinya dan menyediakan supply energi (Power &Liquor Plant)
untuk produksi pulp. Supplay energi digunakan oleh perusahaan ini tidak lain dari
PLN tetapi memproduksi sendiri.
C. Sejarah Perusahaan
PT. Toba Pulp Lestari Tbk (Perusahaan) didirikan dalam rangka undang – undang
penanaman modal dalam negri no 6 tahun 1986 JO, undang – undang no 12 tahun 1970
berdasarkan akta no 329 tanggal 26 april 1983 dari Misahardi wilamaria,SH. Notaris di
Jakarta. Akta pendirian tersebut telah mendapat persetuuan dari Mentri Kehakiman RI dalam
surat keputusan dalam nomor C2- 5130.HT.OITH.83 tanggal 26 Juni 1983, serta diumumkan
dalam berita MRI no 97 tanggal 4 Desember 1984 tambahan no 1176 &1177.
Status perubahan selanjutnya berubah menjadi penanaman modal asing dan telah
mendapat persetujuan Ketua Badan Koorddinasi. Penanaman modal dalam surat keputusan
no 07/V/1990 tanggal 11 Mei 1990.
Sehubungan dengan status perusahaan tersebut diatas, angaran dasar perusahaan telah
diubah dengan akta no 113 tanggal 12 Mei 1990 dari Racmat Santoso.SH, notaries di Jakarta.
Disamping itu nilai nominal saham perusahaan juga diubah Rp. 120.000,-/lembar menjadi
4
Rp. 1.000,-/lembar. Perusahaan tersebut telah mendapat persetujuan dari Mentri Kehakiman
RI dalam surat keputusan no C2- 2656-HT.01.64.th.90 tanggal 20 Mei 1990.
Perubahan anggaran dasar perusahaan mengenai perubahannama perusahaan dan
penurunan modal dasar dicatat dalam akta no 5 tanggal 20 Februari 2001 dari Linda
Herawati,SH. Notaries di Jakarta dan telah memperoleh persetujuan dari Mentri Kehakiman
RI dalam surat keputusan no C-06519.HT.01.04.TH.2001 tanggal23 Agustus 2001.
Perubahan anggaran dasar terkhir didasarkan akta no 61 tanggal 18 Juli 2003
dariLinda Herawati,SH. Notaries di Jakarta. Mengenai penetapan modal ditetapkan dan di
setor. Perubahab tersebut telah diterima dan dicatat oleh Departement Kehakiman dan HAM
RI dalam laporan penerimaan akta perubahan anggaran dasar perusahaan no C-
21113.HT.01.04.TH.2003 tanggal 5 September 2003.
PT. TPL, Tbk mempunyai Multi Fuel Boiler yang merupakan Boiler (katel uap) jenis
pipa ai. Demgan kapasitas uap yang dihasilkan 200 ton/jam pada tekanan 65 kg/cm2 dan
temperatur 460° c. Bahan bakar yang dipakai untuk boiler ini bermacam – macam yaitu: batu
kapur, kulit kayu, cangkang kelapa sawit.
5
E. Jumlah Tenaga Kerja Dan Kerja Perusahaan
Dalam menjalankan rutinitas produksi, PT. Toba Pupl Lestari memiliki bagian tugas
tenaga kerja tetap, tenaga kerja kontraktor dan tenaga kerja asing.
Jumlah tenaga kerja sebagai berikut:
1. Tenaga Kerja Tetap.
Tenaga kerja tetap dibagi dalam dua department yaitu mill division (areal pabrik)
berjuml;ah kurang lebih 500 orang dan untuk forest division (areal hutan) kurang
lebih 400 orang.
2. Tenaga Kerja Kontraktor
Tenaga kerja kontraktor ada di PT. Toba Pulp Lestari adalah tenaga kerja yang
dikontrol oleh perusahaan dalam jangka waktu terteuntu sesuai dengan kebutuhan
masing – masing bagian yang ada di perusahaan. Perusahaan kontraktor yang bekerja
sama dengan perusahaan antara lain PT. Pect-Tech, Bramabachita, Ayamas Ika Putra
Service Indonesia dan lain – lain. Tenaga kerja kontraktor dibagi dua yaitu mill
division berjumlah 346 dan foresty division 532 orang.
3. Tenaga Kerja Asing
Selain tenaga kerja tetap dan kontraktor, PT. Toba Pulp Lestari mempunyai tenaga
kerja asing yang didatangkan dari luar negeri, dimana tenaga kerja asing ini adalah
tenaga kerja dibidang ahli tertentu. Tenaga kerja asing ada jumlahnya 9 orang yang
bersal dari negara India, Malaysia.
Jam kerja di mill section dibagi atas dua yaitu:
a. Day Time
Day Time berlaku unutk karyawan yang bekerja dengan system non shift yaitu
mukai pukul 08.00- 14.00 (istirahat pukul 12.00- 13.00) pada hari senin s/d hari
jumat dan pada hari sabtu 08.00- 11.30, dan hari besar lainnya libur.
6
b. Shift Time
Shift Time berlaku untuk karyawan yang bekerja dilantai produksi waktu kerja
dibagi atas dua tiga shift kerja, dengan hari libur (day off) satu hari.
Pembagian shift kerja dapat ddilihat dari tabel berikut. ]
Shift Waktu kerja Istirahat
I 08.00- 16.00 12.00-13.00
II 16.00- 24.00 20.00- 21.00
III 24.00- 08.00 04.00- 05.00
F. Sistem Pengupahan ( Compesation) dan Fasilitas yang digunakan
Sistem pengupahan pada Toba Pulp Lestari terbagi atas tiga bagian sebagai
berikut:
1. Besar gaji pokok setiap personil karyawan ditetapkan berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan berikut:
a. Berdasarkan pangakat dan jabatan
b. Berdasarkan lama kerja pada perusahaan
c. Berdasarkan lamanya menduduki jabatan
d. Berdasarkan tingkat pendidikan
7
2. Tunjangan- tunjangan
a. Tujangan Jabatan (Premi)
b. Tunjangan Keluarga
c. Tunjangan Perumahan
3. Insentif
a. Insentif kerja lembur
b. Insenntif pekerjaan dan perusahaan
c. Insentif perjalanan dinas perusahaan
Seluruh karyawan PT. Toba Pulp Lestari menerima gaji atau upah setiap tanggal 4
setiap bulannya, slip gaji diberikan diseksi masing- masing dan pengambilan dapat dilakukan
melalui bank yang di tunjuk perusahaan yaitu Bank BNI dan Bank Mandiri.
Selain gaji/upah karyawan PT. Toba Pulp Lestari juga diberikan fasilitas yang
disebut sistem pemberian fringe benefit (fringe system) antara lain:
1. Fasilitas
a. Perumaha/mess karyawan
b. Pengobatan perwatan
c. Rekreasi
d. Olah raga
8
e. Sarana ibadah
2. Kesejahteraan
a. Jamsostek
b. Asuransi
3. Awarding
Secara informasi yang terdapat di PT. Toba Pulp Lestari sebagian besar menggunakan
dokumen tertulis (laporan dan sebagainya) tetapi sudah ada yang memakai sistem
informasi berbasis computer seperti e-mail, akan tetapi hal ini hanya dipakai pada
beberapa level organisasi.
G. Proses Produksi
PT. Toba Pulp Lestari menggunakan mesin- mesin dan perlatan produksi yang didatangkan
dari Filipina, Jerman dan Swedia. Sebelum mengoperasikan mesin- mesin tersebut para
karyawan bagian proses produksi terlebih mengikuti pelatihan. Bahan baku yang digunakan
pada proses pembuatan pulp adalah kayu dari jenis eucalyptus.
1. Bahan
Adapun bahan- bahan yang akan digunakan dlam pembuatan pulp tersebut terdiri
atas bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong yaitu:
a. Bahan Baku
Bahan baku merupakan semua bahan yang membetuk bagian integral dari suatu
produk simn bahan tersebut mudah ditelusuri sampai ke barang jadi atau dengan kata lain
9
bahan utama dalam proses produksi dimana sifat dan bentuknya akan mengalami perubahan.
Proses persiapan bahan baku meliputi semua kegiatan yang menyangkut pengambilan kayu
untuk diolah manjadi bentuk chips . Persiapan bahan baku ini dilakukan di word yard
section. Serat selulosa merupakan bahan dasar untuk membuat pulp. Serat ini diperoleh
sebagian besar dari kayu, baik itu dari kayu berdaun jarum dan berserat panjang seperti pinus
maupun kayu berdaun lebar dan berserat pendek seperti eucalyptus atau acasia sp.
Bahan baku proses pembuatan pulp yang digunakan PT. Toba Pulp Lestari saat ini
adalah kayu berdaun lebar dan berserat pensek yaitu eucalyptus hutan tanaman industry atau
HTI yang dimilki oleh perusatraan.
Kayu merupakan bahan alami berupa komposisi yang terdiri dari sel- sel yang
merupakan polimer alami. Bahan organik yang terkandung dalam kayu yaitu karbon 9C0 4g
%, Hidrogen (H) 6%, Oksigen (O) 44% dan sedikit unsure organic.
Distribusi komponen kinia pada kayu yaitu :
1) Komponen dinding sel terdiri atas :
- Golonganpolisakarida : sellulosa dan henisellulosa
- Non karbohidrat : lignin
2) Komponen luar dinding se/bahan tambahan terdiri atas :
- Organik : zat ekstraktif
- Anorganik : abu/mineral
10
Terdapat 3 jenis tanaman eucalyptus yaitu:
1) Eucalyptus grandies, dengan ciri- cirri kulit tipis dan sulit dikupas bahkan sukit untuk
diputus.
2) Eucalyptus eroppilla dengan ciri- ciri berkulit tebal mudah lepas tetapi sulit dihancurkan
seperti tali.
3) Eucalyptus hibrit merupakan hasil perkawinan anatara eucalyptus grandies dan eucalyptus
eroppilla dengan cirri- cirri kulit tipis mudah lepas dan lebi mudah hancur.
Kayu yang digunakan PT. Toba Pulp Lestari sebagai bahan dasar saat ini adalah jenis
eucalyptus hibrit karena memberikan keuntungan dibandingkan dengan dua jenis lain.
Hal ini yang menjadi dasar dari perusahaan untuk menanam dan mengembangkan
eucalyptus hibrit sebagai tanaman utama.
b. bahan Tambahan
Bahan trambahan adalah bahan dasar yang digunakan dan ditambahkan pada proses
produksi untuk membantu untuk manghasilkan produk namun pada produk akhir bahan
tersebut tidak kelihatan. Bahan tambahan yang dipergunakan dalam proses produksi pulp
adalah:
1) Cairan pemasak yang digunakan yang terdiri dari:
- Lindi putih (white liquor) sebagai bahan pemasak kimia utama dengan komposisi causric
soda (NaoH), Natrium Karbonat (Na2co3), Natrium Sulfur (Na2S).
- Lindi hitam (black liquor) yang merupakn cairan bekas pencuci diarea pencucian yang
mengandung lignin dan bahan kimia dari lindi putih.
2) Uap panas (steam), digunakan sebagai sumber panas pada proses pemasakan.
3) Bahan kimia pemutih, untuk meningkatkan derajat keputihan pulp. Bahan kimia putih
yanbg digunakan klorin dioksida (CIO2), Bisulfit (SO2) dan Amipax.
11
4) air yang digunakan sebagai bahan pengencer pada saat produksi dengan sifat khusus yang
ditetapkan perusahaan.
c. Bahan Penolong
Bahan penolong merupakan bahan yang digunakan untuk membantu menyelesaikan
suatu produk dan keberadaan dari bahan penolong ini tidak mengurangi nilai produk yang
dihasilkan.
Adapun bahan penolong yang dipakai adalah :
1) Kertas pembungkus
Kertas pembungkus digunakan unutk membungkus bale pulp ayng dipesan dan
didatangkan khusus dari luar negeri.
2) Kawat Baja
Kawat baja digunakan untuk mengikat setiap unit pulp yang terdiri ball pulp, unutk
per unit pulp hanya memerlukan 6 utas kawat saja. Berat setiap gulungan kawat adalah 900-
950 kg.
3) Kertas Label
Kertas label untuk memberikan keterangan produksi yaitu keterangn jenis produksi,
tanggal diproduksi.
2. Uraian Proses
Adapun proses produksi pulp melalui beberapa tahapan pengolahan yaitu:
a. Wood Preparation Unit
12
Wood prepation unit merupakan bagian/langkah awal dalam pengolahan kayu
menjadi pulp, pada departemen ini gelondongan kayu yang disimpan pada bagian wood
yang akan dipotong- potong menjadi chip- chip kayu dengan ukuran yang lebih kecil akan
memudahkan pengolahan selanjutnya. Adapun tahapan yang dilakukan pada wood
preparation ini adalah sebagai berikut:
1) Penyimpanan Kayu (Wood Storage)
Wood storage merupakan tempat penyimpanan gelondongan kayu yang bertempat
secara terbuka dan berlokasi di unit persiapan kayu. Luas area tempat penimbunan kayu ini
adalah 240 m x 90 m dan dibagi atas 7 blok penyimpanan kayu yaitu bolk A – blok G,
sehingga memudahkan penyusunan kayu yang datang karena pemakaian kayu berdasarkan
sistem “ FIFO First In First Out” . gelondongan kayu yang berasal dari hutan tanam
industry dibawa ke lokasi pabrik dengan menggunakan truk- truk milik nitra. Kayu yang
sudah dibawa suadah dipotong terlebih dahulu di sektor dengan ukuran ± 2,5 m dan
diameter kayu 140 cm. kayu- kayu tersebut dibongkar dengan mengunakan Conecrane
(Goliath Cranc) dan disusun di blok- blok yang ada di log yard.
2) Loading deck
Loading deck merupakan rantai yang terdiri dari 8 baris yang bergerak unutk
menggerakkan kayu masuk ke Slasher deck, dimana kayu tersebut berasal dari penimbunan
kayu yang diangkut dengan logam (material handling) dan diletakkan ke loading deck ini
terdapat slot panjang pada sisi- sisinya yang berfungsi sebagai level sensor untuk menjaga
agar loading deck tidak over load. Jika kayu- kayu yang masuk ke loading deck melebihi
tinggi slot maka secara otomatis loading deck akan terhenti.
3) Slasher Deck
Slasher deck dilengkapi dengan alat pemotong disebut circulation saw yang
fungsinya memotong kayu- kayu panjang. Pada slasher deck terapat scrapper conveyor yang
berfungsi untuk menampung debu- debu dari kayu yang bergerak yang selanjutnya akan
dibawa bark shredder (tempat pertemuan conveyor – conveyor yang menyangkut debukayu,
dan chip kayu yang terlalu kecil).
13
4) Chain Inti Drum
Chain Inti Drum disini berfungsi sebagai tempat berkumpulnya kayu yang bergerak
dari slasher deck yang kemudian kayu akan bergerak ke infeed conveyor.
5) Infeed conveyor
Infeed conveyor merupakan suatu alat yang membawa gelondongan kayu ke sistem
pemisah.
6) Debarking Drum
Debarking Drum berfungsi untuk menguliti kulit kay yang berkapasitas 250 m3/jam.
Kulit ini harus dipisahkan karena akan mempersulit dalam proses pembuatan pulp dan akan
menyebabkan bintik hitam pada pulp yang dihasilkan. Gelondongan kayu tersebut masuk ke
debarking drum yang berputar, proses pengulitan terjadi karena singgungan dan benturan
antar gelondongan kayu dengan debarking drum.
Sementara proses penguulitan itu berlangsung sekitar ± 9 menit, air terus dialirkan
yang berguna untuk memudahkan pengelupasan kukit kayu dan menghilangkan debu yang
saling berbenturan. Debarking drum ini dilengkapi dengan slot- slot pada dinding-
dindingnya unutuk tempat keluarnya kulit kayu yang terkelupas. Kulit kayu yang sudah
terkelupas dikirim ke bark shredder melaui scrapper conveyor, sedangkan gelondongan kayu
yang sudah dikuliti akan dikirim ke proses washing melalui chipper feed conveyor.
7) Washing station
Sementara drum orbit shaim yang bergerak terus dalam belt conveyot, kayu dicuci
dengan cara menyemprotkan air dari atas sementara kayu berada drum orbit chain yang terus
bergerak ke infeed chute (infeed belt).
8) Infeed Chute (Infeed Belt)
Pada jalur Infeed Chute terdapat metal detector yang berfungsi untuk
mengetahui/mendeteksi benda- benda yang terikut dengan kayu- kayu yang lewat yang dapat
merusak chipper seperti metal/logam.
14
9) Chipping
Setelah melewati metal detector, kayu akan bergerak kebagian penyerpihan dengan
menggunakan Chain Conveyor, penyerpihan dilakukan untuk menghasilkan spesifikasi
ukuran serpihan kayu yang dipergunakan untuk pemasukan pulp, agar penyerapan bahan
kimia pada kayu secara merata. Alat penyerpihan disebut Chipper dengan jumlah mata pisau
sebanyak 10 buah dengan ukuran pisau 100 x 5 cm.
Potongan – potongan kayu (chip) yang dihasilkan akan masuk ke equalizing bean
(tempat penampungan sementara chip- chip tersebut sebelum disaring) dengan cara di blow,
yang dilengkapi dengan belt conveyor yang berfungsi mendistribusikan chip- chip tersebut ke
screening.
10) screening
Pada bagian ini, potongan- potongan chip disaring yang menggunakan 3 (tiga) lapisan
yaitu:
- Lapisan 1 : Untuk memisahkan chip yang oversize ( ukuran> 30 mm)
- Lapisan 2 : Untuk membagi- bagi chip yang memenuhi syarat (ukuran 10-30 mm)
- Lapisan 3 : Untuk memisahkan abu (chip yang berukuran < 10)
Chip memiliki ukuran <10 mm akan jatuh ke scrapper conveyor, yang selanjutnya
akan dibawa bark sheredder. Chip yang berukuran > 30 mm tersebut akan dibawa kembali ke
chipper unutk dipotong lagi. Accept chip akan dibawa oleh belt conveyor kebagian
penimbunan chip, yang berukuran 10-30 mm dengan ketebalan 2 -5 mm.
11) Timbangan Chip
Chip yang berada di belt conveyor akan melewati timbangan chip, dimana timbangan
ini digunakan unutk mengukur ketebalan chip yang lewat menuju chip pile. Timbangan ini
menggunakan sinar gamma (daya tembus) unutuk mengukur ketebalan chip.
15
12) Chip Pile
Chip pile yang melewati timbangan akan bergerak terus dengan menggunakan
conveyor ke tempat penimbunan chip yang disebut chip pile. Tempat penyimpanan serpihan
kayu ini berkapasitas 10.000 m3.
13) Barkstorage
Barkstorage merupakan tempat penampungan limbah yang berupa kulit kayu yang
sudah dikecilkan dengan menggunakan pallman chipper, debu kayu atau serbuk kayu yang
digunakan sebagai bahan bakar multi fuel boiler. Tiap proses pengulitan dan serpihan kayu
memilki conveyor tersediri yang tujuannya untuk mengumpulkan dan membawa kulit dan
serbuk kayu yang terpisah dari kayu yang sudah diolah.
b. Fiberline Unit
Fiberline unit merupakan salah satu unit proses pembuatan pulp yang memiliki
peranan penting dalam proses produksi pulp yang dimiliki oleh PT. Toba Pulp Lestari, yang
secaraumum dibagi dalam 5 (lima) bagian yaitu: Digister Plant Washing and Screening,
Bleaching, Pulp Machine dan finishing (Pulp Warehouse).
1) Digester Plant
Digester plant merupakn bagian pertamadari proses pembuatan pulp. Digester
berbentuk bejana yang digunakan unutuk memasak pulp dan pada bagian ini terjadi proses
pemasakan chip –chip kayu. Digester yang tersedia di PT. toba Pulp Lestari dalah 15 buah
dan hanya 12 buah yang digunakan dengan kapasitas masing- masing ±80 ton chips. Secara
garis besar tahapan- tahapan proses pada Digester Plant adalh sebagai berikut:
a) Chip Fihing (Pengisian Chip)
Proses pengisian chip ini dimulai dengan pengankutan serpihan kayu dari chip file
dengan menggunakan screw conveyor, dan selanjutnya dengan shuttle conveyor yang akan
memasukkan chips ke degister – degister yang kosong dengan waktu pengisian ± 25-30
menit untuk masing- masing degister. Udara yang ada dalm degister dihilangkan melalui
sirkulasi dengan menggunakan blower.
Shutle conveyor berjalan dari satu degister ke degister yang kosong untuk pengisian
chip. Chip yang masuk dikontrol dengan alat yang disebut weightometer aagar pengisisan
16
tidak melewati batas yang ditentukan adalah 75 ton. Selama proses pengisisan chip, dialirkan
uap (steam) dengan tekanan rendah kedalam degister melalui chip pakker yang terdapat pada
bagian atas bejana untuk menimbulkan gerakan twbulen yang berfungsi menyamaratakan
chip dalam degister sehingga tercapai kapasitas yang diinginkan. Proses ini membutuhkan
waktu selama 25 menit.
b) Liquor Filling
Liquor Filling merupakan tahapan pemasukan/pengisisan cairan pemasak yaitu White
Liquor dan Black Liquor. Black Liquor hanya berfungsi sebagai make up saja yang diperoleh
dari sisa pemasakan atau hasil pencucian. White Liquor yang tersipan dalam tangki dialihkan
ke Liquor heater bersama dengan Black Liquor yang sudah dipanaskan sampai mencapai
suhu 16 derajat C, sebelum sebelum dimasukkan kedalam degister melalui bagian tengah
degister.
Perbandingan antara jumlah cairan pemasak dengan chips kayu yang digunakan
dinamakan dengan batch ratio besarnya 3,9 : 1 : 1 artinya bahwa setiap satu ton chip yang
dimasak memerlukan 3900 m cairan pemasak. Proses ini biasanya berlangsung lebih dari 25
menit.
c) Kraft Ramping
Proses ini bertujuan untuk menaikkan temperatur dalam degister dengan
menggunakan steam pada liquor herater. Proses penaikan temperature ini dengan cara
menaikkan steam kedalam degister. Temperature yang harus dicapai dalam proses ini adalah
minimum 165 dearajat C dan biasanya berlangsung selama 90 menit.
Proses ini diawali dengan WL dan BL ke liquor heater, dan di liquor heater cairan
pemasak tersebut dipanaskan kemudian dialairkan ke degister dengan sistem sirkulasi. Proses
ini sering disebut proses indirect atau memasak secara normal karena yang mengalami
pemanasan adalah caiarannya, dan cairan pemasak ini yang akan memasak didalam degister.
Jika temperatur minimum pada degister sudah tercapai maka pompa steam akan berhenti dan
proses pemanasan pada liquor heater juga akan mati. Porses masak tidak normal atau proses
direct biasanya dilakukan jika terjadi kerusakan liquor heater yaitu dengan cara
meamasukkan/mengalirkan steam bertekanan rendah dan disusul steam bertekanan medium
langsung ke degister melalui pipa yang ke degister. Cairan pemasak yang digunakan dan
masuk kedalam sirkulasi tidak mengalami pemanasan terlebih dahulu.
17
d) Kraff Cook
Proses ini disebut juga sebagai masa pemasakan chip – chip kayu. Waktu yang
dibutuhkan dalam berlangsungnya proses ini ± 909 menit dengan temperature yang sudah
mencapai 165 derajat C, ini akan menghasilkan uap panas. Uapa panas ini akan memasaka
chip- chip tersebut menjadi bubur kayu. Temperature in juga akan memberikantekanan
didalam degister.
Faktor- faktor yang sangat mempengaruhi pemasakan chip adalah temperatur, waktu
dan konsenfasi cairan pemasak.
Dalam memudahkan proses pengaturan derajat selama proses pemasakan maka
ditentukan suatu faktor pengatur dinamakan H-Faktor. H-Faktor merupakan suatu lintasan
kurva integral antar laju reaksi terhadap waktu. Penilaian terhadap tingkat pemakaian H-
Faktor sebagai penentu derakat delignifikasi adalah dengan kualitas pulp yang dialairkan.
e ) Blowing
Apabila pemasakan sudah dilakukan maka proses selanjutnya blowing yang berfungsi
untuk menghentikan reaksi pemasakan da mempermudah pemompaan. Chip- chip kayu yang
telah dimasak menjadi bubur kayu, dialirkan kedalam blow tank yang berjumlah 2 (dua) buah
dengan kapasitas masing- masing blow tank 600 m3. Pada saat tekanan degister diturunkan
hingga mencapai 6 – 7 kg/m, terjadi pengeluaran steam dan uap gas yang dikenal dengan gas
blow. Dimana steam dialirkan ke kondensor dan gas dialirkan ke blow heat recovery.
Pada saat keluar dari blow tank dilakukan pengenceran sehingga konsentrasi
berkurang menjadi 4- 5 % dan saat masuk kedalam pressure knoller konsistensi menurun
menjadi 15%, bertujuan untuk menghomongenkanbubur pulp agar mudah melekat pada drum
washer.
2) Washing dan Screening
Proses washing bertujuan untuk menghilangkan kadar soda dari bubur kayu tersebut.
Proses pencucian ini dilakukan dengan 4 (empat) buah drum pencuci dengan diameter
masing- masing 4 (empat) dipasang secara seri.
Proses screening yang dilakukan pada tahap ini adalah penyaringan yang berguna
untuk memisahkan pulp yang baik dari reject (produk cacat) dan shive (serat pulp yang tidak
18
dapat digunakan). Proses penyaringan ini antara washer III dan washer IV, dimana proses
penyaringan ini memili 3 (tiga) tahapan yaitu Primariy screen, secondary screen dan tertiary
screen. Proses pencucian ini dimulai dengan memompakan bubur kayu dari blow tank
menuju pressure knocter. Mata kayu dipisahkan dalam pressure knotter dari bubur kayu serta
serta serpihan yang tidak dimasak. Pressure knocter terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu
rediscreen ( Primary pressure knocter) dan raditrim (secondary pressure knocter).
3) Bleaching proses selanjutnya dari tahapan pembuatan pulp adalah proses pemutihan
(Bleaching). Proses pemutihan ini bertujuan untuk memperbaiki brightness dari pulp.,
memerperbaiki kemurnian pulp dan melakukan penghilangan lignin seminimum mungkin.
Proses pemutihan ini dibagi atas 5 (lima) tahapan yaitu:
a) Tahap Klorisasi : Reaksi antara pulp dan kolorin
b) Tahap ekstraksi Alkali : Pemisahan hasil dengan kaostic
c) Tahap oksidasi reaksi (Eo) dan : Ekstraksi oksidasi yang diperkuat
perioksida dan hipolorit perioksida
d) Tahap Khlorin Dioksida : Reaksi dengan khlorin dioksida
4) Pulp Machine
Pulp machine adalah suatu proses tahap akhir dari proses pembuatan pulp . Fungsi
utamanya yaitu untuk mengurangi kadar air sebanyak dan seefisien mungkin tanpa merusak
struktur, berat dasar dan formasi pulp yang dihasilkan.
Bebebrapa proses dalam pulp machine yaitu:
a) Tahap penyaringan pupl .
Fungsi tahap penyaringan ini yaitu untuk memisahkan dari kotoran- kotoran yang ada
pada pulp. Pulp yang telah diputihkan dan ditampung di bleacg tower dengan konsistensi
12% , selanjutnya dialirkan ke storage tank sambil dilkukan pengenceran dengan
menggunakan air yang bersal dari water tank sampai mencapai konsistensi 3,54%, pulp dari
storage tank (yang telah diencerkan) selanjutnya dipompakn sistem creening dan selanjut
nya disaring.
19
b) Tahap pengeringan awal
Fungsi pengeringan awal adalah :
- Mengecerkan stock yang masuk sampai konsistensi cukup rendah.
- Mengendapkan serat secara merata pada wire fourdriner dan air yang dikeliarkan melalui
wire fourdriner.
- Membentuk pulp menjadi lembaran sebelum dipindahkan kebagian pengepresan.
c) Tahap Pengepresan
Fungsi bagian pengepresan :
- Memisahkan air dari pulp
- Memisahkan dari pulp yang terbentuk lembaran
- membuat lembarab lebih halus dan lebih padat
- Membuat kekuatan serat pulp lebih bertambah.
Pulp yang dari fourdriner masih berbentuk lembaran pulp yang masih basah yang
kemudian dibawah kebagian pengerasan.
d) Tahap Pengeringan akhir
Udara dipanaskan dalam heating coil yang menggunakan uap yang diperoleh dari
ketel. Selanjutnya udara yang dipanaskan dengan sirkulasi fan akan dialirkan ke low box dan
berlubang- lubang sebagai haluan udara udara panas untuk mengeringkan lembaran pulp
sampai beanr- benar kering karena akan berperan dalam menentukan kwalitas pulp
selanjutnya akan dikirim ke konsumen.
e) Pemotongan Lembaran pulp
Lembaran pulp dari pengeringan dimasukkan ke cuuter layboy yang bertujuan untuk
pemotongan lembaran sesuai ukuran 600 mm x 800 mm untuk normal sheet dan 1400 mm x
1280 untuk wrapper (pembungkus) dan sebagai penutup pulp untuk dijadikan bale.
Beberapa fungsi utama dari layboy yang harus diperhatikan dan dipertahankan dalah:
20
- Memotong lembaran searath dan silang mesin
- mengatur lembaran tidak over lapping
- menumpuk lembaran dari bale table
- menetukan berat dan jumlah lembaran
- mengosongkan bale table unutk mengisi bale selanjutnya
21
BAB III
PEMBAHASAN
A. Fungsi Piston
Piston adalah sumbat geser yang terpasang di dalam sebuah silinder mesin pembakaran
dalam silinder hidrolik, pneumatik, dan silinder pompa.
Tujuan piston dalam silinder adalah:
Mengubah volume dari isi silinder, perubahan volume bisa diakibatkan karena piston
mendapat tekanan dari isi silinder atau sebaliknya piston menekan isi silinder. Piston
yang menerima tekanan dari fluida dan akan mengubah tekanan tersebut menjadi gaya
(linear).
Membuka-tutup jalur aliran.
Kombinasi dari hal di atas.
Dengan fungsi tersebut, maka piston harus terpasang dengan rapat dalam silinder. Satu atau
beberapa ring (cincin) dipasang pada piston agar sangat rapat dengan silinder. Pada silinder
dengan temperatur kerja menengah ke atas, bahan ring terbuat dari logam, disebut dengan
ring piston (piston ring). Sedangkan pada silinder dengan temperatur kerja rendah, umumnya
bahan ring terbuat dari karet, disebut dengan ring sil (seal ring).
Piston mesin
22
Piston dengan 2 ring kompresi dan 1 ring oli, waktu dikeluarkan dari silinder mesin
Piston pada mesin juga dikenal dengan istilah torak adalah bagian (parts) dari mesin
pembakaran dalam yang berfungsi sebagai penekan udara masuk dan penerima tekanan hasil
pembakaran pada ruang bakar. Piston terhubung ke poros engkol (crankshaft,) melalui setang
piston (connecting rod). Material piston umumnya terbuat dari bahan yang ringan dan tahan
tekanan, misal aluminium yang sudah dicampur bahan tertentu (aluminium alloy).
B. Fungsi Ring Piston
Ring piston memiliki dua tipe, ring kompresi dan ring oli. Ring kompresi berfungsi untuk
pemampatan volume dalam silinder serta menghapus oli pada dinding silinder. Kemampuan
kompresi ring piston yang sudah menurun mengakibatkan performa mesin menurun. Ring oli
berfungsi untuk menampung dan membawa oli serta melumasi parts dalam ruang silinder.
Ring oli hanya ada pada mesin empat tak karena pelumasan mesin dua tak menggunakan oli
samping.
Mengenal ring piston dalam mesin otomotif adalah bahan topik pembahasan kita kali ini.
Seperti kita telah ketahui bahwa letak ring piston terpasang pada alur yang berada di piston.
Jumlah ada beberapa macam tergantung pada tipe mesin yang menggunakan ring piston
tersebut. Namun secara mudahnya kita dapat membedakannya berdasarkan proses kerja dari
mesin tersebut. Untuk mesin yang menggunakan siklus kerja 4 tak biasanya menggunakan 3
ring piston, yang terdiri atas 2 ring kompresi dan 1 ring oli. Sementara untuk mesin yang
menggunakan siklus kerja 2 tak menggunakan 2 ring piston yang mana kedua ring piston itu
adalah ring kompresi. Untuk mesin 2 tak tidak menggunakan ring oli , karena oli yang untuk
melumasi silinder dan piston sudah tercampur bersama bahan bakar untuk terbakar. Tapi
untuk mesin 4 tak menggunakan ring oli yang berfungsi untuk menarik atau melumasi dan
membuat lapisan oil film yang tipis antara celah silinder dengan piston.
Agar piston dapat bergerak bebas dalam silinder blok , maka antara piston dan silinder blok
harus ada celah. Jika tidak ada celah , maka piston akan macet. Celah ini menimbulkan
dampak negatif , yaitu campuran bensin dan udara akan bocor melalui celah - celah tersebut.
Untuk itulah maka digunakanlah ring piston , yang berguna untuk memperkecil kebocoran
campuran bensin dan udara tersebut. Dan inilah guna ring piston yang kita kenal dengan
nama ring kompresi.
23
Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa ring piston ada dua macam:
1. Ring kompresi : berfungsi untuk merapatkan celah antara piston dan silinder
blok.Sekaligus berfungsi membentuk ruang bakar bersama piston dan silinder blok.
2. Ring oli: berfungsi untuk mengikis oli yang membasahi dinding silinder, agar tercipta
lapisan oli yang tipis , sehingga oli tidak habis terbakar.
Untuk mencapai tujuan dan fungsi dari kedua ring piston tersebut , maka ring piston harus
mempunyai syarat sebagai berikut:
1. Tahan terhadap panas dan pemuaian
2. Tahan akan keausan
3. Tahan puntiran dan tidak mudah patah.
Demikianlah pengenalan mula - mula mengenai ring piston , saya akan membahas lebih
detailnya dalam postingan berikutnya. Semoga artikel ini dapat menambah pengetahuan
Anda tentang ring piston.
24
1. Bentuk Kepala Piston
Piston
Sekarang saya akan mengetengahkan macam - macam jenis piston. Banyak sekali jenis piston
yang beredar di pasaran otomotif, dan hampir setiap merk kendaraan menggunakan jenis
piston yang berbeda - beda. Namun semua perbedaan itu dilakukan dalam mencapai
kemampuan mesin yang maksimal dari setiap produk kendaraan yang dibuat oleh para
produsen kendaraan tersebut.Dari beragamnya jenis - jenis piston yang beredar di pasaran
otomotif , kita dapat membaginya menjadi 4 macam jenis piston. Berikut ini akan saya
sebutkan macam - macam jenis piston tersebut dan penjelasannya:
1.Split piston
Pada piston tipe ini terdapat alur dibagian luar yang segaris dengan lubang pin piston.
Biasanya alurnya berbentuk setengah bulat atau model U .
25
2.Slipper piston
Piston tipe ini memiliki coakan pada bagian bawah badan piston. Adapun tujuan pembuatan
coakan ini adalah untuk memperendek langkah piston sehingga dapat dihasilkan mesin
dengan perbandingan kompresi yang tinggi serta dengan ketinggian mesin yang lebih pendek.
3.Authothermic piston
Pada piston ini terdapat sebuah kawat baja yang berupa ring, yang mana kawat ini berfungsi
untuk menyerap panas pada bagian kepala piston, sehingga pemuaian yang berlebihan pada
piston dapat dihindari.
4.Oval Piston
Piston jenis ini memiliki bentuk oval , sehingga ketika mesin telah hidup dan panas mesin
26
sudah mulai mencapai suhu kerja, maka piston ini akan mengalami perubahan sehingga
menjadi bulat benar. Pembuatan bagian oval ini lah yang akan menyerap panas di piston agar
tidak terjadi pemuaian piston yang berlebihan sehingga piston dapat terkancing atau
menggesek dinding silinder blok.
2. Bentuk Ring Piston
Tiap ring piston berbeda-beda dudukannya sesuai jenis mesinnya juga tapi perbedaan yang
paling banyak ditemukan pada dudukan ring piston nomor 1 dan nomor 2 yaitu ring
kompresi.
Sedangkan pada ring oli tidak ada yang beda walaupun mesinnya beda tapi dudukan tiap ring
oli sama saja. Dalam pemasangan ring piston itu kita tidak boleh ceroboh karena ring piston
terbuat dari
PERINGATAN: Ketika piston ring gap akhir pengukuran, periksa kesenjangan dengan cincin
di bagian atas dan bagian bawah. Jika lubang telah lancip pakai kesenjangan akhir akan lebih
besar di bagian atas dan kecil di bagian bawah. Gunakan posisi bawah untuk mengatur
kesenjangan akhir. Jika Anda menggunakan puncak dikenakan membosankan untuk
27
mengatur kesenjangan akhir, kesenjangan akhir akan terlalu kecil ketika piston mencapai
bagian bawah membosankan. Ujung-ujung cincin dapat saling memukul menyebabkan cincin
untuk mengikat dan lecet. Silinder yang memiliki lebih dari 0,003-0,005 inci memakai taper
mungkin harus diasah untuk kebesaran untuk memulihkan piston yang tepat dan standart
cincin.
28
BAB VI
PENUTUP
A. Simpulan
Dari hasil pelaksanaan praktek kerja lapangan (PKL) yang pelaksanaannya dimulai
dari 05 April 2011 sampai dengan tanggal 04 Juni 2011,dengan mengambil lokasi pada
pabrik pengolahan Pulp di PT. Toba Pulp Lestari Porsea, Toba Samosir pada area Workshop,
disini penulis dapat merumuskan beberapa butir masukan yang penting diketahui pembaca
maupun penulissendiri, yaitu:
1. Struktur organisasi PT. Toba Pulp Lestari, Tbk terbentuk struktur organisasi
fungsional dimana tugas tanggung jawab dan wewenang berdasarkan fungsi dari
masing-masing departemen.
2. PT. Toba Pulp Lestari, Tbk berstatus penanaman modal asing (PMA) merupakan
perusahaan yang bergerak dibidang pulp dengan bahan produksi pulp dengan bahan
baku utama pada saat ini berupa Eucalyptus.
B. Saran
Setelah saya melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) pada PT. Toba Pulp Lestari, Tbk
Sosor Ladang Porsea saya memberikan saran yang sifatnya membangun antara lain:
1. Diharapkan kerja sama yang berkesinambungan antar pihak Akedemik dengan
perusahaan untuk memperlancar pelaksanaan PKL bagi mahasiswa yang
melaksanakannya.
2. Diharapkan kepada pembingbing PKL untuk memberikan pengharapan khusus pda
mahasiswa yang melaksanakan PKL, sehingga yang mengikuti PKL serius dalam
melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL).
3. Sebaiknya mahsiswa yang melakukan PKL lebih mengetahui dan memahami materi
dan prosedur kerja yang dapat mendukung optimalnya pelaksanaan PKL.
29
4. Bagi pihak perusahaan hendaknya membuat suatu manajemen yang khusus bagi para
analis/ pembimbing dari lapangan untuk mengatasi mahasiswa/mahasiswi yang
mengikuti PKL sehungga pelaksanaan PKL tersebut terkoordinir dengan baik.
30
DAFTAR PUSTAKA
Erich J. Schulz .(1996). Lestari Toba Pulp. DIESEL MECHANICS. Porsea; Toba Pulp
31