43
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan Judul Dalam dunia otomotif di era globalisasi ini kita mungkin telah mengenal piston dan ring piston dimana perkembangannya sudah sangat cepat dari yang kita perkirakan. Seperti sekarang ini sudah banyak bentuk- bentuk piston yang beredar di pasaran dengan bentuk yang berbeda dari bentuk piston yang selama ini kita lihat. Adapun bentuk kepala piston itu berbeda- beda tetapi fungsinya tetap sama yaitu melakukan langkah hisap, langkah kompresi, langkah usaha dan langkah buang dengan dua kali poros engkol (crank shaft) berputar (720 derjat) yang menghasilkan satu kali pembakaran. Piston itu tidak sendirinya bergerak dalam silinder unutk melakukan kerja sebab diantara piston dan silinder itu terdapat yang namanya ring piston. Ring piston kelihatannya sepele tetapi sangat penting pada piston karena tanpa ring piston compres didalam silinder akan sulit terjadi karena fungsi piston unutk memamfatkan volume dalam silinder sampai suhu tertentu sehingga terjadi pembakaran. Didalam pemasangna ring piston pada piston kita harus hati- hati Karen pada tiap terdapat tanda diamna bagian yang paling atas. Apabila terbalik pemasangan maka pada saat mesin hidup akan didalam 1

BAB I

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pemilihan Judul

Dalam dunia otomotif di era globalisasi ini kita mungkin telah mengenal

piston dan ring piston dimana perkembangannya sudah sangat cepat dari yang kita

perkirakan. Seperti sekarang ini sudah banyak bentuk- bentuk piston yang beredar di

pasaran dengan bentuk yang berbeda dari bentuk piston yang selama ini kita lihat.

Adapun bentuk kepala piston itu berbeda- beda tetapi fungsinya tetap sama yaitu

melakukan langkah hisap, langkah kompresi, langkah usaha dan langkah buang

dengan dua kali poros engkol (crank shaft) berputar (720 derjat) yang menghasilkan

satu kali pembakaran.

Piston itu tidak sendirinya bergerak dalam silinder unutk melakukan kerja

sebab diantara piston dan silinder itu terdapat yang namanya ring piston. Ring piston

kelihatannya sepele tetapi sangat penting pada piston karena tanpa ring piston

compres didalam silinder akan sulit terjadi karena fungsi piston unutk memamfatkan

volume dalam silinder sampai suhu tertentu sehingga terjadi pembakaran. Didalam

pemasangna ring piston pada piston kita harus hati- hati Karen pada tiap terdapat

tanda diamna bagian yang paling atas. Apabila terbalik pemasangan maka pada saat

mesin hidup akan didalam silinder akan cepat panas karena pemasangan ring yang

salah.

1

Page 2: BAB I

B. Perumusan Masalah

Karena luasnya permasalahan mengenai bentuk-bentuk piston dan kerusakan yang

terjadi, sementara penulis terikat dengan keterbatasn waktu, kemampuan dan pengalaman

dalam menganalisa ,maka hal yang terjadi rumusan masalahdalam melaksanakan PKL ini

adalah menganai cara mengetahui bentuk-bentuk piston dan ring juga kerusakan yang terjadi.

Penulis membatasi ruang lingkup pembahasan, yaitu;

1. Apa fungsi piston dan ring?

2. Mengapa bentuk dari pada tiap kepala piston beda ?

3. Mengapa bentuk dari tiap dudukan ring piston beda ?

C. Tujuan

Tujuan dari laporan PKL ini yang berjudul piston dan Ring pada Mesin Diesel

1. Mengetahui fungsi piston dan ring

2. Mengetahui perbedaan pada setiap piston dan ring

3. Mengetahui penyebab kerusakan piston dan ring

D. Manfaat

Laporan PKL ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Penulis sendiri, dimanadalam penukisan laporan PKL ini penukis dapat menambah

pengetahuan mengenai piston dan ring

2. Bagi adik- adik mahasiswa yang ingin dan tertarik mengetahui piston dan ring.

3. Bagi masyarakat yang ingin mengetahui piston dan ring.

2

Page 3: BAB I

BAB II

TINJAUAN PERUSAHAAN

A. Latar Belakang Perusahaan

PT. Toba Pulp Lestari adalah salah satu industri yang bergerak sebagai penghasil

bubur kertas berbentuk kraff pulp, dituntut untuk selalu meningkatkan kinerjanya agar

dapat beroperasi pada tingkat biaya yang rendah sehingga dapat terus bertahan dan

berkembang. Peningkatan kinerja terwujud dalam peningkatan produktivitas dan efisiensi

perusahaan. Dengan demikian diharapkan perusahaan akan dapat bertahan dalam suasana

persaingan yang ketat. Salah satu ciri yang paling menonjol pada era pasar bebas adalah

bahwa produk – produk yang ditawarkan dapat berasal dari mana saja tanpa mengenal

hambatan dan batasan yang berarti pada pasar ini.

Dengan system manufaktur yang semakin fleksibel pada saat ini dimana tenaga kerja

telah dapat digantikan oleh mesin dengan sistem produksi yang terotomasi, mutu produk

tidak hanya lagi bergantung pada proses produksinya saja tetapi juga bergantung pada

peralatan yang digunakan. Menjaga kondisi mesin pada pealatan yang mendukung system

produksinya juga merupakan komponen penting dalam menajemen pemeliharaan

mesin/peralatan di lantai pabrik untuk menunjang kelancaran proses produksi perlu adanya

pemeliharaan dan perbaikan jika terjadi kerusakan terhadap mesin dan peralatan.

Untuk menjaga kerusakan mesin atau paling tidak mengurangi jenis dan waktu

kerusakannya sehingga proses produksinya tidak terlalu lama untuk berhenti, maka

dibutuhkan sistem perawatan pemeliharaan mesin dan peralatan yang baik dan tepat

sehingga hasilnya dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi mesin dan kerugian yang

diakibatkan oleh lerusakan mesin dapat dihindari.

PT. Toba Pulp Lestari tidak terlepas dari masalah peningkatan produktivitas dan

efisiensi mesin di lantai pabrik. Sehingga dibutuhkan langkah – langkah yang lebih efektif

dan efisien untuk mengulangi dan mencegah masalah yang mengakibatkan rendahnya

produktivitas dan efisiensi mesin dan peralatan tersebut.

3

Page 4: BAB I

B. Ruang Lingkup Bidang Usaha

Ruang lingkup bidang usaha yang dijalankan oleh PT. Toba Pulp Lestari adalah

sebagai :

1. PT. Toba Pulp Lestari merupakan industri terintegrasi dibidang produk pulp.

2. Pabrik tempat beroperasinya pembuatan pulp terletak di desa Sosor Ladang,

Kecamatan Porsera, Kabupaten Toba Samosir, Sumatra Utara.

3. PT. Toba Pulp Lestari mengolah Hutan Tanaman Industri terdapat di 5 (lima)

Kabupaten dengan 5 sektor yaitu, sector Tele (Dairi), sektor Aek Raja (Tapanuli

Utara), sector Aek Nauli (Simalungun), sector Habinsaran (Toba Samosir), Padang

Sidempuan.

4. Pabrik hanya memproduksi jenis Toba cell Eucaplyotus pulp yang berbentuk

lembaran – lembaran kertas.

5. PT. Toba pulp Lestari memproduksi bahan – bahan kimia (chemical plant) sendiri,

untuk proses produksinya dan menyediakan supply energi (Power &Liquor Plant)

untuk produksi pulp. Supplay energi digunakan oleh perusahaan ini tidak lain dari

PLN tetapi memproduksi sendiri.

C. Sejarah Perusahaan

PT. Toba Pulp Lestari Tbk (Perusahaan) didirikan dalam rangka undang – undang

penanaman modal dalam negri no 6 tahun 1986 JO, undang – undang no 12 tahun 1970

berdasarkan akta no 329 tanggal 26 april 1983 dari Misahardi wilamaria,SH. Notaris di

Jakarta. Akta pendirian tersebut telah mendapat persetuuan dari Mentri Kehakiman RI dalam

surat keputusan dalam nomor C2- 5130.HT.OITH.83 tanggal 26 Juni 1983, serta diumumkan

dalam berita MRI no 97 tanggal 4 Desember 1984 tambahan no 1176 &1177.

Status perubahan selanjutnya berubah menjadi penanaman modal asing dan telah

mendapat persetujuan Ketua Badan Koorddinasi. Penanaman modal dalam surat keputusan

no 07/V/1990 tanggal 11 Mei 1990.

Sehubungan dengan status perusahaan tersebut diatas, angaran dasar perusahaan telah

diubah dengan akta no 113 tanggal 12 Mei 1990 dari Racmat Santoso.SH, notaries di Jakarta.

Disamping itu nilai nominal saham perusahaan juga diubah Rp. 120.000,-/lembar menjadi

4

Page 5: BAB I

Rp. 1.000,-/lembar. Perusahaan tersebut telah mendapat persetujuan dari Mentri Kehakiman

RI dalam surat keputusan no C2- 2656-HT.01.64.th.90 tanggal 20 Mei 1990.

Perubahan anggaran dasar perusahaan mengenai perubahannama perusahaan dan

penurunan modal dasar dicatat dalam akta no 5 tanggal 20 Februari 2001 dari Linda

Herawati,SH. Notaries di Jakarta dan telah memperoleh persetujuan dari Mentri Kehakiman

RI dalam surat keputusan no C-06519.HT.01.04.TH.2001 tanggal23 Agustus 2001.

Perubahan anggaran dasar terkhir didasarkan akta no 61 tanggal 18 Juli 2003

dariLinda Herawati,SH. Notaries di Jakarta. Mengenai penetapan modal ditetapkan dan di

setor. Perubahab tersebut telah diterima dan dicatat oleh Departement Kehakiman dan HAM

RI dalam laporan penerimaan akta perubahan anggaran dasar perusahaan no C-

21113.HT.01.04.TH.2003 tanggal 5 September 2003.

PT. TPL, Tbk mempunyai Multi Fuel Boiler yang merupakan Boiler (katel uap) jenis

pipa ai. Demgan kapasitas uap yang dihasilkan 200 ton/jam pada tekanan 65 kg/cm2 dan

temperatur 460° c. Bahan bakar yang dipakai untuk boiler ini bermacam – macam yaitu: batu

kapur, kulit kayu, cangkang kelapa sawit.

5

Page 6: BAB I

E. Jumlah Tenaga Kerja Dan Kerja Perusahaan

Dalam menjalankan rutinitas produksi, PT. Toba Pupl Lestari memiliki bagian tugas

tenaga kerja tetap, tenaga kerja kontraktor dan tenaga kerja asing.

Jumlah tenaga kerja sebagai berikut:

1. Tenaga Kerja Tetap.

Tenaga kerja tetap dibagi dalam dua department yaitu mill division (areal pabrik)

berjuml;ah kurang lebih 500 orang dan untuk forest division (areal hutan) kurang

lebih 400 orang.

2. Tenaga Kerja Kontraktor

Tenaga kerja kontraktor ada di PT. Toba Pulp Lestari adalah tenaga kerja yang

dikontrol oleh perusahaan dalam jangka waktu terteuntu sesuai dengan kebutuhan

masing – masing bagian yang ada di perusahaan. Perusahaan kontraktor yang bekerja

sama dengan perusahaan antara lain PT. Pect-Tech, Bramabachita, Ayamas Ika Putra

Service Indonesia dan lain – lain. Tenaga kerja kontraktor dibagi dua yaitu mill

division berjumlah 346 dan foresty division 532 orang.

3. Tenaga Kerja Asing

Selain tenaga kerja tetap dan kontraktor, PT. Toba Pulp Lestari mempunyai tenaga

kerja asing yang didatangkan dari luar negeri, dimana tenaga kerja asing ini adalah

tenaga kerja dibidang ahli tertentu. Tenaga kerja asing ada jumlahnya 9 orang yang

bersal dari negara India, Malaysia.

Jam kerja di mill section dibagi atas dua yaitu:

a. Day Time

Day Time berlaku unutk karyawan yang bekerja dengan system non shift yaitu

mukai pukul 08.00- 14.00 (istirahat pukul 12.00- 13.00) pada hari senin s/d hari

jumat dan pada hari sabtu 08.00- 11.30, dan hari besar lainnya libur.

6

Page 7: BAB I

b. Shift Time

Shift Time berlaku untuk karyawan yang bekerja dilantai produksi waktu kerja

dibagi atas dua tiga shift kerja, dengan hari libur (day off) satu hari.

Pembagian shift kerja dapat ddilihat dari tabel berikut. ]

Shift Waktu kerja Istirahat

I 08.00- 16.00 12.00-13.00

II 16.00- 24.00 20.00- 21.00

III 24.00- 08.00 04.00- 05.00

F. Sistem Pengupahan ( Compesation) dan Fasilitas yang digunakan

Sistem pengupahan pada Toba Pulp Lestari terbagi atas tiga bagian sebagai

berikut:

1. Besar gaji pokok setiap personil karyawan ditetapkan berdasarkan pertimbangan-

pertimbangan berikut:

a. Berdasarkan pangakat dan jabatan

b. Berdasarkan lama kerja pada perusahaan

c. Berdasarkan lamanya menduduki jabatan

d. Berdasarkan tingkat pendidikan

7

Page 8: BAB I

2. Tunjangan- tunjangan

a. Tujangan Jabatan (Premi)

b. Tunjangan Keluarga

c. Tunjangan Perumahan

3. Insentif

a. Insentif kerja lembur

b. Insenntif pekerjaan dan perusahaan

c. Insentif perjalanan dinas perusahaan

Seluruh karyawan PT. Toba Pulp Lestari menerima gaji atau upah setiap tanggal 4

setiap bulannya, slip gaji diberikan diseksi masing- masing dan pengambilan dapat dilakukan

melalui bank yang di tunjuk perusahaan yaitu Bank BNI dan Bank Mandiri.

Selain gaji/upah karyawan PT. Toba Pulp Lestari juga diberikan fasilitas yang

disebut sistem pemberian fringe benefit (fringe system) antara lain:

1. Fasilitas

a. Perumaha/mess karyawan

b. Pengobatan perwatan

c. Rekreasi

d. Olah raga

8

Page 9: BAB I

e. Sarana ibadah

2. Kesejahteraan

a. Jamsostek

b. Asuransi

3. Awarding

Secara informasi yang terdapat di PT. Toba Pulp Lestari sebagian besar menggunakan

dokumen tertulis (laporan dan sebagainya) tetapi sudah ada yang memakai sistem

informasi berbasis computer seperti e-mail, akan tetapi hal ini hanya dipakai pada

beberapa level organisasi.

G. Proses Produksi

PT. Toba Pulp Lestari menggunakan mesin- mesin dan perlatan produksi yang didatangkan

dari Filipina, Jerman dan Swedia. Sebelum mengoperasikan mesin- mesin tersebut para

karyawan bagian proses produksi terlebih mengikuti pelatihan. Bahan baku yang digunakan

pada proses pembuatan pulp adalah kayu dari jenis eucalyptus.

1. Bahan

Adapun bahan- bahan yang akan digunakan dlam pembuatan pulp tersebut terdiri

atas bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong yaitu:

a. Bahan Baku

Bahan baku merupakan semua bahan yang membetuk bagian integral dari suatu

produk simn bahan tersebut mudah ditelusuri sampai ke barang jadi atau dengan kata lain

9

Page 10: BAB I

bahan utama dalam proses produksi dimana sifat dan bentuknya akan mengalami perubahan.

Proses persiapan bahan baku meliputi semua kegiatan yang menyangkut pengambilan kayu

untuk diolah manjadi bentuk chips . Persiapan bahan baku ini dilakukan di word yard

section. Serat selulosa merupakan bahan dasar untuk membuat pulp. Serat ini diperoleh

sebagian besar dari kayu, baik itu dari kayu berdaun jarum dan berserat panjang seperti pinus

maupun kayu berdaun lebar dan berserat pendek seperti eucalyptus atau acasia sp.

Bahan baku proses pembuatan pulp yang digunakan PT. Toba Pulp Lestari saat ini

adalah kayu berdaun lebar dan berserat pensek yaitu eucalyptus hutan tanaman industry atau

HTI yang dimilki oleh perusatraan.

Kayu merupakan bahan alami berupa komposisi yang terdiri dari sel- sel yang

merupakan polimer alami. Bahan organik yang terkandung dalam kayu yaitu karbon 9C0 4g

%, Hidrogen (H) 6%, Oksigen (O) 44% dan sedikit unsure organic.

Distribusi komponen kinia pada kayu yaitu :

1) Komponen dinding sel terdiri atas :

- Golonganpolisakarida : sellulosa dan henisellulosa

- Non karbohidrat : lignin

2) Komponen luar dinding se/bahan tambahan terdiri atas :

- Organik : zat ekstraktif

- Anorganik : abu/mineral

10

Page 11: BAB I

Terdapat 3 jenis tanaman eucalyptus yaitu:

1) Eucalyptus grandies, dengan ciri- cirri kulit tipis dan sulit dikupas bahkan sukit untuk

diputus.

2) Eucalyptus eroppilla dengan ciri- ciri berkulit tebal mudah lepas tetapi sulit dihancurkan

seperti tali.

3) Eucalyptus hibrit merupakan hasil perkawinan anatara eucalyptus grandies dan eucalyptus

eroppilla dengan cirri- cirri kulit tipis mudah lepas dan lebi mudah hancur.

Kayu yang digunakan PT. Toba Pulp Lestari sebagai bahan dasar saat ini adalah jenis

eucalyptus hibrit karena memberikan keuntungan dibandingkan dengan dua jenis lain.

Hal ini yang menjadi dasar dari perusahaan untuk menanam dan mengembangkan

eucalyptus hibrit sebagai tanaman utama.

b. bahan Tambahan

Bahan trambahan adalah bahan dasar yang digunakan dan ditambahkan pada proses

produksi untuk membantu untuk manghasilkan produk namun pada produk akhir bahan

tersebut tidak kelihatan. Bahan tambahan yang dipergunakan dalam proses produksi pulp

adalah:

1) Cairan pemasak yang digunakan yang terdiri dari:

- Lindi putih (white liquor) sebagai bahan pemasak kimia utama dengan komposisi causric

soda (NaoH), Natrium Karbonat (Na2co3), Natrium Sulfur (Na2S).

- Lindi hitam (black liquor) yang merupakn cairan bekas pencuci diarea pencucian yang

mengandung lignin dan bahan kimia dari lindi putih.

2) Uap panas (steam), digunakan sebagai sumber panas pada proses pemasakan.

3) Bahan kimia pemutih, untuk meningkatkan derajat keputihan pulp. Bahan kimia putih

yanbg digunakan klorin dioksida (CIO2), Bisulfit (SO2) dan Amipax.

11

Page 12: BAB I

4) air yang digunakan sebagai bahan pengencer pada saat produksi dengan sifat khusus yang

ditetapkan perusahaan.

c. Bahan Penolong

Bahan penolong merupakan bahan yang digunakan untuk membantu menyelesaikan

suatu produk dan keberadaan dari bahan penolong ini tidak mengurangi nilai produk yang

dihasilkan.

Adapun bahan penolong yang dipakai adalah :

1) Kertas pembungkus

Kertas pembungkus digunakan unutk membungkus bale pulp ayng dipesan dan

didatangkan khusus dari luar negeri.

2) Kawat Baja

Kawat baja digunakan untuk mengikat setiap unit pulp yang terdiri ball pulp, unutk

per unit pulp hanya memerlukan 6 utas kawat saja. Berat setiap gulungan kawat adalah 900-

950 kg.

3) Kertas Label

Kertas label untuk memberikan keterangan produksi yaitu keterangn jenis produksi,

tanggal diproduksi.

2. Uraian Proses

Adapun proses produksi pulp melalui beberapa tahapan pengolahan yaitu:

a. Wood Preparation Unit

12

Page 13: BAB I

Wood prepation unit merupakan bagian/langkah awal dalam pengolahan kayu

menjadi pulp, pada departemen ini gelondongan kayu yang disimpan pada bagian wood

yang akan dipotong- potong menjadi chip- chip kayu dengan ukuran yang lebih kecil akan

memudahkan pengolahan selanjutnya. Adapun tahapan yang dilakukan pada wood

preparation ini adalah sebagai berikut:

1) Penyimpanan Kayu (Wood Storage)

Wood storage merupakan tempat penyimpanan gelondongan kayu yang bertempat

secara terbuka dan berlokasi di unit persiapan kayu. Luas area tempat penimbunan kayu ini

adalah 240 m x 90 m dan dibagi atas 7 blok penyimpanan kayu yaitu bolk A – blok G,

sehingga memudahkan penyusunan kayu yang datang karena pemakaian kayu berdasarkan

sistem “ FIFO First In First Out” . gelondongan kayu yang berasal dari hutan tanam

industry dibawa ke lokasi pabrik dengan menggunakan truk- truk milik nitra. Kayu yang

sudah dibawa suadah dipotong terlebih dahulu di sektor dengan ukuran ± 2,5 m dan

diameter kayu 140 cm. kayu- kayu tersebut dibongkar dengan mengunakan Conecrane

(Goliath Cranc) dan disusun di blok- blok yang ada di log yard.

2) Loading deck

Loading deck merupakan rantai yang terdiri dari 8 baris yang bergerak unutk

menggerakkan kayu masuk ke Slasher deck, dimana kayu tersebut berasal dari penimbunan

kayu yang diangkut dengan logam (material handling) dan diletakkan ke loading deck ini

terdapat slot panjang pada sisi- sisinya yang berfungsi sebagai level sensor untuk menjaga

agar loading deck tidak over load. Jika kayu- kayu yang masuk ke loading deck melebihi

tinggi slot maka secara otomatis loading deck akan terhenti.

3) Slasher Deck

Slasher deck dilengkapi dengan alat pemotong disebut circulation saw yang

fungsinya memotong kayu- kayu panjang. Pada slasher deck terapat scrapper conveyor yang

berfungsi untuk menampung debu- debu dari kayu yang bergerak yang selanjutnya akan

dibawa bark shredder (tempat pertemuan conveyor – conveyor yang menyangkut debukayu,

dan chip kayu yang terlalu kecil).

13

Page 14: BAB I

4) Chain Inti Drum

Chain Inti Drum disini berfungsi sebagai tempat berkumpulnya kayu yang bergerak

dari slasher deck yang kemudian kayu akan bergerak ke infeed conveyor.

5) Infeed conveyor

Infeed conveyor merupakan suatu alat yang membawa gelondongan kayu ke sistem

pemisah.

6) Debarking Drum

Debarking Drum berfungsi untuk menguliti kulit kay yang berkapasitas 250 m3/jam.

Kulit ini harus dipisahkan karena akan mempersulit dalam proses pembuatan pulp dan akan

menyebabkan bintik hitam pada pulp yang dihasilkan. Gelondongan kayu tersebut masuk ke

debarking drum yang berputar, proses pengulitan terjadi karena singgungan dan benturan

antar gelondongan kayu dengan debarking drum.

Sementara proses penguulitan itu berlangsung sekitar ± 9 menit, air terus dialirkan

yang berguna untuk memudahkan pengelupasan kukit kayu dan menghilangkan debu yang

saling berbenturan. Debarking drum ini dilengkapi dengan slot- slot pada dinding-

dindingnya unutuk tempat keluarnya kulit kayu yang terkelupas. Kulit kayu yang sudah

terkelupas dikirim ke bark shredder melaui scrapper conveyor, sedangkan gelondongan kayu

yang sudah dikuliti akan dikirim ke proses washing melalui chipper feed conveyor.

7) Washing station

Sementara drum orbit shaim yang bergerak terus dalam belt conveyot, kayu dicuci

dengan cara menyemprotkan air dari atas sementara kayu berada drum orbit chain yang terus

bergerak ke infeed chute (infeed belt).

8) Infeed Chute (Infeed Belt)

Pada jalur Infeed Chute terdapat metal detector yang berfungsi untuk

mengetahui/mendeteksi benda- benda yang terikut dengan kayu- kayu yang lewat yang dapat

merusak chipper seperti metal/logam.

14

Page 15: BAB I

9) Chipping

Setelah melewati metal detector, kayu akan bergerak kebagian penyerpihan dengan

menggunakan Chain Conveyor, penyerpihan dilakukan untuk menghasilkan spesifikasi

ukuran serpihan kayu yang dipergunakan untuk pemasukan pulp, agar penyerapan bahan

kimia pada kayu secara merata. Alat penyerpihan disebut Chipper dengan jumlah mata pisau

sebanyak 10 buah dengan ukuran pisau 100 x 5 cm.

Potongan – potongan kayu (chip) yang dihasilkan akan masuk ke equalizing bean

(tempat penampungan sementara chip- chip tersebut sebelum disaring) dengan cara di blow,

yang dilengkapi dengan belt conveyor yang berfungsi mendistribusikan chip- chip tersebut ke

screening.

10) screening

Pada bagian ini, potongan- potongan chip disaring yang menggunakan 3 (tiga) lapisan

yaitu:

- Lapisan 1 : Untuk memisahkan chip yang oversize ( ukuran> 30 mm)

- Lapisan 2 : Untuk membagi- bagi chip yang memenuhi syarat (ukuran 10-30 mm)

- Lapisan 3 : Untuk memisahkan abu (chip yang berukuran < 10)

Chip memiliki ukuran <10 mm akan jatuh ke scrapper conveyor, yang selanjutnya

akan dibawa bark sheredder. Chip yang berukuran > 30 mm tersebut akan dibawa kembali ke

chipper unutk dipotong lagi. Accept chip akan dibawa oleh belt conveyor kebagian

penimbunan chip, yang berukuran 10-30 mm dengan ketebalan 2 -5 mm.

11) Timbangan Chip

Chip yang berada di belt conveyor akan melewati timbangan chip, dimana timbangan

ini digunakan unutk mengukur ketebalan chip yang lewat menuju chip pile. Timbangan ini

menggunakan sinar gamma (daya tembus) unutuk mengukur ketebalan chip.

15

Page 16: BAB I

12) Chip Pile

Chip pile yang melewati timbangan akan bergerak terus dengan menggunakan

conveyor ke tempat penimbunan chip yang disebut chip pile. Tempat penyimpanan serpihan

kayu ini berkapasitas 10.000 m3.

13) Barkstorage

Barkstorage merupakan tempat penampungan limbah yang berupa kulit kayu yang

sudah dikecilkan dengan menggunakan pallman chipper, debu kayu atau serbuk kayu yang

digunakan sebagai bahan bakar multi fuel boiler. Tiap proses pengulitan dan serpihan kayu

memilki conveyor tersediri yang tujuannya untuk mengumpulkan dan membawa kulit dan

serbuk kayu yang terpisah dari kayu yang sudah diolah.

b. Fiberline Unit

Fiberline unit merupakan salah satu unit proses pembuatan pulp yang memiliki

peranan penting dalam proses produksi pulp yang dimiliki oleh PT. Toba Pulp Lestari, yang

secaraumum dibagi dalam 5 (lima) bagian yaitu: Digister Plant Washing and Screening,

Bleaching, Pulp Machine dan finishing (Pulp Warehouse).

1) Digester Plant

Digester plant merupakn bagian pertamadari proses pembuatan pulp. Digester

berbentuk bejana yang digunakan unutuk memasak pulp dan pada bagian ini terjadi proses

pemasakan chip –chip kayu. Digester yang tersedia di PT. toba Pulp Lestari dalah 15 buah

dan hanya 12 buah yang digunakan dengan kapasitas masing- masing ±80 ton chips. Secara

garis besar tahapan- tahapan proses pada Digester Plant adalh sebagai berikut:

a) Chip Fihing (Pengisian Chip)

Proses pengisian chip ini dimulai dengan pengankutan serpihan kayu dari chip file

dengan menggunakan screw conveyor, dan selanjutnya dengan shuttle conveyor yang akan

memasukkan chips ke degister – degister yang kosong dengan waktu pengisian ± 25-30

menit untuk masing- masing degister. Udara yang ada dalm degister dihilangkan melalui

sirkulasi dengan menggunakan blower.

Shutle conveyor berjalan dari satu degister ke degister yang kosong untuk pengisian

chip. Chip yang masuk dikontrol dengan alat yang disebut weightometer aagar pengisisan

16

Page 17: BAB I

tidak melewati batas yang ditentukan adalah 75 ton. Selama proses pengisisan chip, dialirkan

uap (steam) dengan tekanan rendah kedalam degister melalui chip pakker yang terdapat pada

bagian atas bejana untuk menimbulkan gerakan twbulen yang berfungsi menyamaratakan

chip dalam degister sehingga tercapai kapasitas yang diinginkan. Proses ini membutuhkan

waktu selama 25 menit.

b) Liquor Filling

Liquor Filling merupakan tahapan pemasukan/pengisisan cairan pemasak yaitu White

Liquor dan Black Liquor. Black Liquor hanya berfungsi sebagai make up saja yang diperoleh

dari sisa pemasakan atau hasil pencucian. White Liquor yang tersipan dalam tangki dialihkan

ke Liquor heater bersama dengan Black Liquor yang sudah dipanaskan sampai mencapai

suhu 16 derajat C, sebelum sebelum dimasukkan kedalam degister melalui bagian tengah

degister.

Perbandingan antara jumlah cairan pemasak dengan chips kayu yang digunakan

dinamakan dengan batch ratio besarnya 3,9 : 1 : 1 artinya bahwa setiap satu ton chip yang

dimasak memerlukan 3900 m cairan pemasak. Proses ini biasanya berlangsung lebih dari 25

menit.

c) Kraft Ramping

Proses ini bertujuan untuk menaikkan temperatur dalam degister dengan

menggunakan steam pada liquor herater. Proses penaikan temperature ini dengan cara

menaikkan steam kedalam degister. Temperature yang harus dicapai dalam proses ini adalah

minimum 165 dearajat C dan biasanya berlangsung selama 90 menit.

Proses ini diawali dengan WL dan BL ke liquor heater, dan di liquor heater cairan

pemasak tersebut dipanaskan kemudian dialairkan ke degister dengan sistem sirkulasi. Proses

ini sering disebut proses indirect atau memasak secara normal karena yang mengalami

pemanasan adalah caiarannya, dan cairan pemasak ini yang akan memasak didalam degister.

Jika temperatur minimum pada degister sudah tercapai maka pompa steam akan berhenti dan

proses pemanasan pada liquor heater juga akan mati. Porses masak tidak normal atau proses

direct biasanya dilakukan jika terjadi kerusakan liquor heater yaitu dengan cara

meamasukkan/mengalirkan steam bertekanan rendah dan disusul steam bertekanan medium

langsung ke degister melalui pipa yang ke degister. Cairan pemasak yang digunakan dan

masuk kedalam sirkulasi tidak mengalami pemanasan terlebih dahulu.

17

Page 18: BAB I

d) Kraff Cook

Proses ini disebut juga sebagai masa pemasakan chip – chip kayu. Waktu yang

dibutuhkan dalam berlangsungnya proses ini ± 909 menit dengan temperature yang sudah

mencapai 165 derajat C, ini akan menghasilkan uap panas. Uapa panas ini akan memasaka

chip- chip tersebut menjadi bubur kayu. Temperature in juga akan memberikantekanan

didalam degister.

Faktor- faktor yang sangat mempengaruhi pemasakan chip adalah temperatur, waktu

dan konsenfasi cairan pemasak.

Dalam memudahkan proses pengaturan derajat selama proses pemasakan maka

ditentukan suatu faktor pengatur dinamakan H-Faktor. H-Faktor merupakan suatu lintasan

kurva integral antar laju reaksi terhadap waktu. Penilaian terhadap tingkat pemakaian H-

Faktor sebagai penentu derakat delignifikasi adalah dengan kualitas pulp yang dialairkan.

e ) Blowing

Apabila pemasakan sudah dilakukan maka proses selanjutnya blowing yang berfungsi

untuk menghentikan reaksi pemasakan da mempermudah pemompaan. Chip- chip kayu yang

telah dimasak menjadi bubur kayu, dialirkan kedalam blow tank yang berjumlah 2 (dua) buah

dengan kapasitas masing- masing blow tank 600 m3. Pada saat tekanan degister diturunkan

hingga mencapai 6 – 7 kg/m, terjadi pengeluaran steam dan uap gas yang dikenal dengan gas

blow. Dimana steam dialirkan ke kondensor dan gas dialirkan ke blow heat recovery.

Pada saat keluar dari blow tank dilakukan pengenceran sehingga konsentrasi

berkurang menjadi 4- 5 % dan saat masuk kedalam pressure knoller konsistensi menurun

menjadi 15%, bertujuan untuk menghomongenkanbubur pulp agar mudah melekat pada drum

washer.

2) Washing dan Screening

Proses washing bertujuan untuk menghilangkan kadar soda dari bubur kayu tersebut.

Proses pencucian ini dilakukan dengan 4 (empat) buah drum pencuci dengan diameter

masing- masing 4 (empat) dipasang secara seri.

Proses screening yang dilakukan pada tahap ini adalah penyaringan yang berguna

untuk memisahkan pulp yang baik dari reject (produk cacat) dan shive (serat pulp yang tidak

18

Page 19: BAB I

dapat digunakan). Proses penyaringan ini antara washer III dan washer IV, dimana proses

penyaringan ini memili 3 (tiga) tahapan yaitu Primariy screen, secondary screen dan tertiary

screen. Proses pencucian ini dimulai dengan memompakan bubur kayu dari blow tank

menuju pressure knocter. Mata kayu dipisahkan dalam pressure knotter dari bubur kayu serta

serta serpihan yang tidak dimasak. Pressure knocter terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu

rediscreen ( Primary pressure knocter) dan raditrim (secondary pressure knocter).

3) Bleaching proses selanjutnya dari tahapan pembuatan pulp adalah proses pemutihan

(Bleaching). Proses pemutihan ini bertujuan untuk memperbaiki brightness dari pulp.,

memerperbaiki kemurnian pulp dan melakukan penghilangan lignin seminimum mungkin.

Proses pemutihan ini dibagi atas 5 (lima) tahapan yaitu:

a) Tahap Klorisasi : Reaksi antara pulp dan kolorin

b) Tahap ekstraksi Alkali : Pemisahan hasil dengan kaostic

c) Tahap oksidasi reaksi (Eo) dan : Ekstraksi oksidasi yang diperkuat

perioksida dan hipolorit perioksida

d) Tahap Khlorin Dioksida : Reaksi dengan khlorin dioksida

4) Pulp Machine

Pulp machine adalah suatu proses tahap akhir dari proses pembuatan pulp . Fungsi

utamanya yaitu untuk mengurangi kadar air sebanyak dan seefisien mungkin tanpa merusak

struktur, berat dasar dan formasi pulp yang dihasilkan.

Bebebrapa proses dalam pulp machine yaitu:

a) Tahap penyaringan pupl .

Fungsi tahap penyaringan ini yaitu untuk memisahkan dari kotoran- kotoran yang ada

pada pulp. Pulp yang telah diputihkan dan ditampung di bleacg tower dengan konsistensi

12% , selanjutnya dialirkan ke storage tank sambil dilkukan pengenceran dengan

menggunakan air yang bersal dari water tank sampai mencapai konsistensi 3,54%, pulp dari

storage tank (yang telah diencerkan) selanjutnya dipompakn sistem creening dan selanjut

nya disaring.

19

Page 20: BAB I

b) Tahap pengeringan awal

Fungsi pengeringan awal adalah :

- Mengecerkan stock yang masuk sampai konsistensi cukup rendah.

- Mengendapkan serat secara merata pada wire fourdriner dan air yang dikeliarkan melalui

wire fourdriner.

- Membentuk pulp menjadi lembaran sebelum dipindahkan kebagian pengepresan.

c) Tahap Pengepresan

Fungsi bagian pengepresan :

- Memisahkan air dari pulp

- Memisahkan dari pulp yang terbentuk lembaran

- membuat lembarab lebih halus dan lebih padat

- Membuat kekuatan serat pulp lebih bertambah.

Pulp yang dari fourdriner masih berbentuk lembaran pulp yang masih basah yang

kemudian dibawah kebagian pengerasan.

d) Tahap Pengeringan akhir

Udara dipanaskan dalam heating coil yang menggunakan uap yang diperoleh dari

ketel. Selanjutnya udara yang dipanaskan dengan sirkulasi fan akan dialirkan ke low box dan

berlubang- lubang sebagai haluan udara udara panas untuk mengeringkan lembaran pulp

sampai beanr- benar kering karena akan berperan dalam menentukan kwalitas pulp

selanjutnya akan dikirim ke konsumen.

e) Pemotongan Lembaran pulp

Lembaran pulp dari pengeringan dimasukkan ke cuuter layboy yang bertujuan untuk

pemotongan lembaran sesuai ukuran 600 mm x 800 mm untuk normal sheet dan 1400 mm x

1280 untuk wrapper (pembungkus) dan sebagai penutup pulp untuk dijadikan bale.

Beberapa fungsi utama dari layboy yang harus diperhatikan dan dipertahankan dalah:

20

Page 21: BAB I

- Memotong lembaran searath dan silang mesin

- mengatur lembaran tidak over lapping

- menumpuk lembaran dari bale table

- menetukan berat dan jumlah lembaran

- mengosongkan bale table unutk mengisi bale selanjutnya

21

Page 22: BAB I

BAB III

PEMBAHASAN

A. Fungsi Piston

Piston adalah sumbat geser yang terpasang di dalam sebuah silinder mesin pembakaran

dalam silinder hidrolik, pneumatik, dan silinder pompa.

Tujuan piston dalam silinder adalah:

Mengubah volume dari isi silinder, perubahan volume bisa diakibatkan karena piston

mendapat tekanan dari isi silinder atau sebaliknya piston menekan isi silinder. Piston

yang menerima tekanan dari fluida dan akan mengubah tekanan tersebut menjadi gaya

(linear).

Membuka-tutup jalur aliran.

Kombinasi dari hal di atas.

Dengan fungsi tersebut, maka piston harus terpasang dengan rapat dalam silinder. Satu atau

beberapa ring (cincin) dipasang pada piston agar sangat rapat dengan silinder. Pada silinder

dengan temperatur kerja menengah ke atas, bahan ring terbuat dari logam, disebut dengan

ring piston (piston ring). Sedangkan pada silinder dengan temperatur kerja rendah, umumnya

bahan ring terbuat dari karet, disebut dengan ring sil (seal ring).

Piston mesin

22

Page 23: BAB I

Piston dengan 2 ring kompresi dan 1 ring oli, waktu dikeluarkan dari silinder mesin

Piston pada mesin juga dikenal dengan istilah torak adalah bagian (parts) dari mesin

pembakaran dalam yang berfungsi sebagai penekan udara masuk dan penerima tekanan hasil

pembakaran pada ruang bakar. Piston terhubung ke poros engkol (crankshaft,) melalui setang

piston (connecting rod). Material piston umumnya terbuat dari bahan yang ringan dan tahan

tekanan, misal aluminium yang sudah dicampur bahan tertentu (aluminium alloy).

B. Fungsi Ring Piston

Ring piston memiliki dua tipe, ring kompresi dan ring oli. Ring kompresi berfungsi untuk

pemampatan volume dalam silinder serta menghapus oli pada dinding silinder. Kemampuan

kompresi ring piston yang sudah menurun mengakibatkan performa mesin menurun. Ring oli

berfungsi untuk menampung dan membawa oli serta melumasi parts dalam ruang silinder.

Ring oli hanya ada pada mesin empat tak karena pelumasan mesin dua tak menggunakan oli

samping.

Mengenal ring piston dalam mesin otomotif adalah bahan topik pembahasan kita kali ini.

Seperti kita telah ketahui bahwa letak ring piston terpasang pada alur yang berada di piston.

Jumlah ada beberapa macam tergantung pada tipe mesin yang menggunakan ring piston

tersebut. Namun secara mudahnya kita dapat membedakannya berdasarkan proses kerja dari

mesin tersebut. Untuk mesin yang menggunakan siklus kerja 4 tak biasanya menggunakan 3

ring piston, yang terdiri atas 2 ring kompresi dan 1 ring oli. Sementara untuk mesin yang

menggunakan siklus kerja 2 tak menggunakan 2 ring piston yang mana kedua ring piston itu

adalah ring kompresi. Untuk mesin 2 tak tidak menggunakan ring oli , karena oli yang untuk

melumasi silinder dan piston sudah tercampur bersama bahan bakar untuk terbakar. Tapi

untuk mesin 4 tak menggunakan ring oli yang berfungsi untuk menarik atau melumasi dan

membuat lapisan oil film yang tipis antara celah silinder dengan piston.

Agar piston dapat bergerak bebas dalam silinder blok , maka antara piston dan silinder blok

harus ada celah. Jika tidak ada celah , maka piston akan macet. Celah ini menimbulkan

dampak negatif , yaitu campuran bensin dan udara akan bocor melalui celah - celah tersebut.

Untuk itulah maka digunakanlah ring piston , yang berguna untuk memperkecil kebocoran

campuran bensin dan udara tersebut. Dan inilah guna ring piston yang kita kenal dengan

nama ring kompresi.

23

Page 24: BAB I

Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa ring piston ada dua macam:

1. Ring kompresi : berfungsi untuk merapatkan celah antara piston dan silinder

blok.Sekaligus berfungsi membentuk ruang bakar bersama piston dan silinder blok.

2. Ring oli: berfungsi untuk mengikis oli yang membasahi dinding silinder, agar tercipta

lapisan oli yang tipis , sehingga oli tidak habis terbakar. 

Untuk mencapai tujuan dan fungsi dari kedua ring piston tersebut , maka ring piston harus

mempunyai syarat sebagai berikut:

1. Tahan terhadap panas dan pemuaian

2. Tahan akan keausan 

3. Tahan puntiran dan tidak mudah patah.

Demikianlah pengenalan mula - mula mengenai ring piston , saya akan membahas lebih

detailnya dalam postingan berikutnya. Semoga artikel ini dapat menambah pengetahuan

Anda tentang ring piston.

24

Page 25: BAB I

1. Bentuk Kepala Piston

Piston

Sekarang saya akan mengetengahkan macam - macam jenis piston. Banyak sekali jenis piston

yang beredar di pasaran otomotif, dan hampir setiap merk kendaraan menggunakan jenis

piston yang berbeda - beda. Namun semua perbedaan itu dilakukan dalam mencapai

kemampuan mesin yang maksimal dari setiap produk kendaraan yang dibuat oleh para

produsen kendaraan tersebut.Dari beragamnya jenis - jenis piston yang beredar di pasaran

otomotif , kita dapat membaginya menjadi 4 macam jenis piston. Berikut ini akan saya

sebutkan macam - macam jenis piston tersebut dan penjelasannya:

1.Split piston

Pada piston tipe ini terdapat alur dibagian luar yang segaris dengan lubang pin piston.

Biasanya alurnya berbentuk setengah bulat atau model U .

25

Page 26: BAB I

2.Slipper piston

Piston  tipe ini memiliki coakan pada bagian bawah badan piston. Adapun tujuan pembuatan

coakan ini adalah untuk memperendek langkah piston sehingga dapat dihasilkan mesin

dengan perbandingan kompresi yang tinggi serta dengan ketinggian mesin yang lebih pendek.

3.Authothermic piston  

Pada piston ini terdapat sebuah kawat baja yang berupa ring, yang mana kawat ini berfungsi

untuk menyerap panas  pada bagian kepala piston, sehingga pemuaian yang berlebihan pada

piston  dapat dihindari.

4.Oval Piston

Piston jenis ini memiliki bentuk oval , sehingga ketika mesin telah hidup dan panas mesin

26

Page 27: BAB I

sudah mulai mencapai suhu kerja, maka piston ini akan mengalami perubahan sehingga

menjadi bulat benar. Pembuatan bagian oval ini lah yang akan menyerap panas di piston agar

tidak terjadi pemuaian piston yang berlebihan sehingga piston dapat terkancing atau

menggesek dinding silinder blok.

2. Bentuk Ring Piston

Tiap ring piston berbeda-beda dudukannya sesuai jenis mesinnya juga tapi perbedaan yang

paling banyak ditemukan pada dudukan ring piston nomor 1 dan nomor 2 yaitu ring

kompresi.

Sedangkan pada ring oli tidak ada yang beda walaupun mesinnya beda tapi dudukan tiap ring

oli sama saja. Dalam pemasangan ring piston itu kita tidak boleh ceroboh karena ring piston

terbuat dari

PERINGATAN: Ketika piston ring gap akhir pengukuran, periksa kesenjangan dengan cincin

di bagian atas dan bagian bawah. Jika lubang telah lancip pakai kesenjangan akhir akan lebih

besar di bagian atas dan kecil di bagian bawah. Gunakan posisi bawah untuk mengatur

kesenjangan akhir. Jika Anda menggunakan puncak dikenakan membosankan untuk

27

Page 28: BAB I

mengatur kesenjangan akhir, kesenjangan akhir akan terlalu kecil ketika piston mencapai

bagian bawah membosankan. Ujung-ujung cincin dapat saling memukul menyebabkan cincin

untuk mengikat dan lecet. Silinder yang memiliki lebih dari 0,003-0,005 inci memakai taper

mungkin harus diasah untuk kebesaran untuk memulihkan piston yang tepat dan standart

cincin.

28

Page 29: BAB I

BAB VI

PENUTUP

A. Simpulan

Dari hasil pelaksanaan praktek kerja lapangan (PKL) yang pelaksanaannya dimulai

dari 05 April 2011 sampai dengan tanggal 04 Juni 2011,dengan mengambil lokasi pada

pabrik pengolahan Pulp di PT. Toba Pulp Lestari Porsea, Toba Samosir pada area Workshop,

disini penulis dapat merumuskan beberapa butir masukan yang penting diketahui pembaca

maupun penulissendiri, yaitu:

1. Struktur organisasi PT. Toba Pulp Lestari, Tbk terbentuk struktur organisasi

fungsional dimana tugas tanggung jawab dan wewenang berdasarkan fungsi dari

masing-masing departemen.

2. PT. Toba Pulp Lestari, Tbk berstatus penanaman modal asing (PMA) merupakan

perusahaan yang bergerak dibidang pulp dengan bahan produksi pulp dengan bahan

baku utama pada saat ini berupa Eucalyptus.

B. Saran

Setelah saya melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) pada PT. Toba Pulp Lestari, Tbk

Sosor Ladang Porsea saya memberikan saran yang sifatnya membangun antara lain:

1. Diharapkan kerja sama yang berkesinambungan antar pihak Akedemik dengan

perusahaan untuk memperlancar pelaksanaan PKL bagi mahasiswa yang

melaksanakannya.

2. Diharapkan kepada pembingbing PKL untuk memberikan pengharapan khusus pda

mahasiswa yang melaksanakan PKL, sehingga yang mengikuti PKL serius dalam

melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL).

3. Sebaiknya mahsiswa yang melakukan PKL lebih mengetahui dan memahami materi

dan prosedur kerja yang dapat mendukung optimalnya pelaksanaan PKL.

29

Page 30: BAB I

4. Bagi pihak perusahaan hendaknya membuat suatu manajemen yang khusus bagi para

analis/ pembimbing dari lapangan untuk mengatasi mahasiswa/mahasiswi yang

mengikuti PKL sehungga pelaksanaan PKL tersebut terkoordinir dengan baik.

30

Page 31: BAB I

DAFTAR PUSTAKA

Erich J. Schulz .(1996). Lestari Toba Pulp. DIESEL MECHANICS. Porsea; Toba Pulp

31