Upload
nur-qodri
View
71
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5/13/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a755a5df389 1/21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan
Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang
senantiasa
harus kita jaga karena dalam dirinya melekat harkat, martabat, dan hak-
hak sebagai
manusia yang dijunjung tinggi. Hak asasi anak merupakan bagian dari hak asasi
manusia
yang termuat dalam Undang-undang Dasar 1945 dan Konvensi Perserikatan
Bangsa-
Bangsa tentang Hak-hak Anak.
1
Anak sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa memiliki hak asasi sejak dilahirkan,
sehingga tidak ada manusia atau pihak lain yang boleh merampas hak
tersebut.
2
Sebagaimana diatur dalam pasal 53 ayat (2) Undang-undang Nomor 39
Tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia dan untuk kepentingan hak anak di akui dan di
lindungi oleh
hukum bahkan sejak dalam kandungan. Hak dasar anak adalah hak untuk
memperoleh
perlindungan baik dari Orang tua, Masyarakat dan Negara. Memperoleh
pendidikan,
terjamin kesehatan dan kesejahteraan merupakan sebagian dari hak-hak anak.
Oleh karena
itu hak anak adalah Hak Asasi Manusia maka pelanggaran hak anak berarti
pelanggaran
Hak Asasi Manusia.
Salah satu hak asasi anak adalah jaminan untuk mendapatkan perlindungan
yang
5/13/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a755a5df389 2/21
sesuai dengan nilai-nilai agama dan kemanusiaan. Jaminan perlindungan
hak asasi
tersebut sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan tujuan negara sebagaimana
tercantum
dalam Pembukaan UUD1945.
3
Perlindungan anak tersebut bertujuan untuk menjamin
1
Indonesia , Undang-undang tentang Perlindungan Anak, Undang-undang Nomor
23, LN. No 109 Tahun
2002, TLN. No 4235, Penjelasan Umum.
2
Koesparmono, Irsan, Hukum Perlindungan Anak, Jakarta : UPN, 2006, hal.2.
3
Ibid., hal. 20.terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh,
berkembang dan berpartisipasi
secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta
mendapat
perlindungan terhadap kekerasan dan diskriminasi, demi terwujudnya anak
Indonesia
yang berkualitas, berakhlak yang mulia, dan sejahtera.
4
Untuk melaksanakan pembinaan dan memberikan perlindungan terhadap
anak
diperlukan dukungan, baik menyangkut kelembagaan maupun perangkat
hukum yang
lebih mantap dan memadai.
5/13/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a755a5df389 3/21
5
Perlindungan anak suatu masyarakat, bangsa, merupapakan
tolak ukur peradaban masyarakat, bangsa tertentu. Jadi demi
pengembangan, manusia
seutuhnya dan beradab, maka kita wajib mengusahakan perlindungan anak
sesuai dengan
kemampuan, demi kepentingan nusa dan bangsa.
6
Dalam berbagai upaya pembinaan dan perlindungan tersebut sering
dihadapkan
pada permasalahan dan tantangan dalam masyarakat dan kadang-kadangdijumpai
penyimpangan perilaku dikalangan anak, bahkan lebih dari itu, terdapat
anak yang
melakukan perbuatan melanggar hukum, tanpa mengenal status sosial dan
ekonomi. Dan
disamping itu terdapat pula anak, yang karena satu dan lain hal tidak
mempunyai
kesempatan memperoleh perhatian baik secara fisik, mental maupun sosial.
Karena
keadaan diri yang tidak memadai tersebut, maka baik sengaja maupun
tidak sengaja
sering juga anak melakukan tindak pidana.
7
Menurut BPS (Badan Pusat Statistik), setiap
tahunnya terdapat lebih dari 4.000 perkara pelanggaran hukum yang dilakukan
anak-anak
di bawah usia 16 tahun.
8
4
5/13/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a755a5df389 4/21
Ibid., hal. 6.
5
Prints, Darwan, Hukum Anak Indonesia, Cet. II, (Bandung:PT.Citra Aditya Bakti,
2003), hal. 2.
6
Gosita, Arif, Masalah Perlindungan Anak, Cet I, (Jakarta : Akademika Pressindo,
1985), hal. 18.
7
Iskandar, Nur Islam Bustaman, Pengadilan Anak, Antara Harapan dan Kenyataan,
Jurnal Hukum No. 66.
September 2006.
8
Huraerah, Abu, Child Abuse (Kekerasan terhadap Anak), Cet II, (Bandung :Nuansa, 2007), hal 94. Terhadap anak yang melakukan tindak pidana juga
dikenakan sanksi pidana. Tetapi
apabila berbicara mengenai pemidanaan terhadap anak sering menimbulkan
perdebatan
yang panjang, karena masalah ini mempunyai konsekuensi yang sangat
luas baik
menyangkut diri pelaku maupun masyarakat.
Pemidanaan merupakan unsur dari hukum pidana, yang akan menimbulkan
akibat
negatif bagi pelakunya. Sehingga dalam penjatuhan pidana terhadap anak ini
harus sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, baik mulai dari
penangkapan,
pemeriksaan, penahanan, dan penghukuman seorang anak.
Anak yang berkonflik dengan hukum merupakan anak yang di kategorikan
5/13/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a755a5df389 5/21
kedalam anak yang membutuhkan perlindungan khusus karena dalam
melakukan
tindakan, seorang anak lebih banyak dipengaruhi oleh naluri atau perasaan
dari pada
pikiran-pikiran atau logika. Oleh karena itu dasar perlakuan terhadap perkara
anak harus
berbeda dengan perkara orang dewasa demi kejiwaan anak tersebut.
9
Sebagaimana diatur
dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak yang
berlaku
secara efektif sejak tanggal 3 Januari 1998, kepentingan anak dan atau
kepentingan
masyarakat, hukuman yang diberikan diantaranya mengatur tentang
pemeriksaan terhadap
anak harus dalam suasana kekeluargaan, setiap anak berhak didampingi
oleh penasehat
hukum, tempat tahanan anak harus terpisah dari tahanan orang dewasa,
penahanan
dilakukan setelah sungguh-sungguh mempertimbangkan tidak harus di
penjara atau di
tahanan melainkan bisa berupa hukuman tindakan dengan mengembalikan
anak ke
orangtua atau walinya. Dan juga yang sebagaimana tercantum dalam Konvensi
Hak Anak
diratifikasi oleh Indonesia tanggal 25 Agustus 1990 melalui Keputusan
Presiden RI
Nomor 36 Tahun 1990, pasal 37 ayat b Konvensi Hak Anak menyebutkan:
9
http://www.kpai.go.idTidak seorang anakpun akan dirampas
kemerdekaannya secara tidak sah dan
5/13/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a755a5df389 6/21
sewenang-wenang, penangkapan, penahanan ataupun penghukuman
seorang anak
harus sesuai dengan hukum dan akan diterapkan sebagai upaya terakhir
dan untuk
jangka waktu yang paling pendek.
10
Sehingga hakim dalam penjatuhan pidana kepada anak hakim harus
menggunakan
dasar pertimbangan yang rasional sehingga dapat dipertanggung jawabkan.
Karena
bagaimanapun juga asas kepentingan terbaik bagi anak harus menjadi
pertimbangan
utama.
Dan untuk mengetahui apakah hal-hal tersebut telah diberlakukan dalam
kasus
Raju di Pengadilan Negeri Stabat maka penulis tertarik untuk
menuangkanya dalam
skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Anak Sebagai Pelaku
Tindak
Pidana”.
B. Perumusan Masalah
Masalah-masalah tindak pidana yang dilakukan oleh anak memerlukan
banyak
perhatian khusus. Karena banyak sekali penerapan hukum terhadap pelaku
tindak pidana
khususnya anak yang tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku, makapenulis perlu
membuat perumusan masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini. Hal
tersebut di
maksudkan agar skripsi ini tidak menyimpang dari judul yang telah ditetapkan
dan dapat
mencapai tujuan seperti yang penulis harapkan.
Adapun pokok permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini adalahsebagai
5/13/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a755a5df389 7/21
berikut:
1. Apakah dasar pertimbangan hakim dalam menahan dan mengadili perkara
anak yang
melakukan tindak pidana sebagaimana dalam kasus Raju (Perkara
No.828/Pid.B/2005/PN.Stb)?
10
www.indoskripsi.com2. Upaya-upaya apa yang layak di lakukan untuk
menciptakan peradilan anak yang
berorientasi pada kepentingan anak?
C. Ruang Lingkup Penulisan
Sesuai dengan judul skripsi yang penulis buat yaitu tentang Perlindungan
Hukum
Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana Penganiayaan, maka penulis
ingin
memberikan gambaran mengenai dasar pertimbangan hakim dalam
menahan dan
mengadili perkara anak yang melakukan tindak pidana dan upaya-upaya
apa saja yang
layak di lakukan untuk menciptakan peradilan anak yang berorientasi pada
kepentingan
anak.
D. Maksud dan Tujuan Penulisan
Adapun maksud penulisan karya ilmiah (skripsi) ini adalah sebagai salah
satu
syarat memperoleh gelar sarjana hukum di Fakultas Hukum Universitas
Pembangunan
Nasional “Veteran” Jakarta.
Tujuan dari penulisan ini adalah
1. Untuk mengetahui, dasar pertimbangan hakim dalam menahan dan mengadili
perkara
5/13/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a755a5df389 8/21
anak yang melakukan tindak pidana.
2. Untuk mengetahui, upaya-upaya apa saja yang layak di lakukan untuk
menciptakan
peradilan anak yang berorientasi pada kepentingan anak.
3. Untuk mengetahui, menambah bahan bacaan, wawasan dan teori di
bidang hukum
mengenai masalah pemidanaan terhadap anak yang ditinjau dari Undang-
undang No.
3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak.
E. Kerangka Teori dan Kerangka Konsepsional1. Kerangka Teori
Anak Nakal adalah anak yang melakukan tindak pidana atau perbuatanyang
dilarang. Baik terlarang menurut undang-undang maupun peraturan hukum lain
yang
hidup dan berlaku dalam masyarakat. Anak yang melakukan tindak pidana
merupakan
anak yang melanggar ketentuan dalam Peraturan Hukum Pidana yang ada.
11
Anak nakal yang dapat diajukan ke depan sidang pengadilan anak
minimum
berusia 8 (delapan) tahun dan maksimum belum berumur 18 (delapan
belas) tahun
serta belum pernah kawin.
12
Anak yang berkonflik dengan hukum harus mendapatkan
perlindungan baik dari keluarga, masyarakat dan negara.
Perlindungan anak adalah suatu usaha yang mengadakan kondisi dimana setiap
anak dapat melaksanakan hak dan kewajibannya. Adapun perlindungan
anak
merupakan perwujudan adanya keadilan dalam suatu masyarakat. Dengan
demikian
maka perlindungan anak harus di usahakan dalam berbagai bidangkehidupan
5/13/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a755a5df389 9/21
bernegara dan bermasyarakat.
13
Sasaran perlindungan bagi anak yang berkonflik dengan hukum (children in
conflict with law), berdasarkan Konvensi Hak Anak adalah agar:
a. Tidak mendapat penyiksaan, perlakuan atau penghukuman yang keji,
tidak
manusiawi atau merendahkan martabat.
b. Tidak ada hukuman mati atau penjara seumur hidup bagi orang yang berumur
di
bawah 18 (delapan belas) tahun.
11
Darwan, Op.Cit., hal.36.
12
Ibid
13
Arif Gosita, Op.Cit., hal.18.c. Tidak seorang pun anak akan direnggut
kebebasanya secara melawan hukum.
Penangkapan, penahanan dan pemenjaraan harus sesuai hukum dan hanya
digunakan sebagai langkah terakhir dan untuk masa yang sesingkat-singkatnya.
d. Setiap anak yang direnggut kebebasanya akan:
1) Diperlakukan secara manusiawi dan menghargai martabat kemanusiaanya.
2) Dipisahkan dari tahanan atau napi dewasa.
3) Tetap mempunyai hak untuk mempertahankan hubungan dengan orang
tua
atau anggota keluarga.
5/13/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a755a5df389 10/21
4) Mempunyai hak atas akses segera kepada bantuan hukum dan bantuan
lain
juga untuk mempertanyakan legalitas perenggutan kebebasannya dan
mendapat putusan segera menyangkut hal itu.
14
Hukum Acara untuk sidang pengadilan anak nakal, adalah Kitab Undang-
undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), ini konsekuensi dari pengadilan anak
masuk
dalam peradilan umum dan hanya menyangkut kasus pidana. Oleh karena
itu
ketentuan-ketentuan KUHAP (Undang-undang No.8 Tahun 1981) tetap berlakudalam
sidang pengadilan anak kecuali di tentukan lain dalam undang-undang
pengadilan
anak (Undang-undang No.3 Tahun 1997). Demikian juga hukum material bagi
sidang
pengadilan anak, adalah Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP)
ditambah
Undang-undang Pidana lainya yang tersebar di luar KUHP, dengan
ketentuan
ancaman hukuman berbeda dengan orang dewasa.
15
Menurut ketentuan pasal 10 KUHP, hukuman itu terdiri dari : Hukuman Pokok
dan Hukuman Tambahan. Hukuman Pokok terdiri dari : hukuman hukuman
mati,
hukuman penjara yang dapat berupa hukuman seumur hidup atau hukuman
sementara
14
Abu Huraerah, Op.Cit., hal 94 -96.
5/13/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a755a5df389 11/21
15
Darwan, Op.Cit., hal 37.waktu, hukuman kurungan, dan hukuman denda.
Sementara hukuman tambahan :
dapat berupa pencabutan hak-hak tertentu, perampasan barang tertentudan
pengumuman keputusan hakim.
16
Undang-undang Pengadilan Anak No.3 Tahun 1997 tidak mengikuti ketentuan
pidana pasal 10 KUHP, dan membuat sanksinya secara tersendiri. Pidana
pokok
menurut Undang-undang No.3 Tahun 1997 (Pasal 23 ayat 2) terdiri dari :pidana
penjara, pidana kurungan, pidana denda, dan pidana pengawasan.
Terhadap anak
nakal tidak dapat dijatuhkan pidana mati, maupun pidana seumur hidup. Akan
tetapi
pidana penjara bagi anak maksimal 10 (sepuluh) tahun. Sedangkan pidana
tambahan
bagi anak nakal terdiri dari : perampasan barang-barang tertentu dan
pembayaran
ganti rugi.
17
Bagi anak nakal yang belum berusia 12 (dua belas) tahun dan melakukan
tindak pidana yang diancam dengan hukuman mati atau pidana penjara seumur
hidup,
sesuai pasal 24 ayat (1) huruf a Undang-undang No.3 Tahun 1997, maka
terhadapnya
tidak dapat dijatuhkan hukuman pidana, melainkan menyerahkan anak itu
kepada
Negara untuk mengukuti pendidikan, pembinaan dan latihan kerja.
18
Dalam hal hakim menetapkan anak nakal harus mengikuti pendidikan,
5/13/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a755a5df389 12/21
pembinaan dan latihan kerja (Pasal 32 Undang-undang No. 3 Tahun 1997),
maka
hakim dalam penetapannya menentukan lembaga tempat pendidikan,
pembinaan dan
latihan kerja itu dilaksanakan. Untuk menentukan apakah terhadap anak
tersebut
16
Ibid., hal 24.
17
Ibid
18
Ibid., hal 25. dapat dijatuhkan pidana atau tindakan, maka hakim
memperhatikan berat ringannya
tindak pidana atau kenakalan yang dilakukan.
19
2. Kerangka Konsepsional
Sesuai judul yang penulis ajukan, yaitu tentang Perlindungan Hukum Terhadap
Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana Penganiayaan, maka penulis akan
memberikan
istilah-istilah tentang kasus terkait.
Tindak Pidana adalah istilah yang bersumber dari bahasa Belanda yaitu
Stafbaarfeit atau ada yang menyebutnya dengan delik. Mengenai yang dimaksud
delik
adalah “suatu perbuatan atau tindakan yang terlarang dan diancam dengan
hukuman
oleh undang-undang (pidana).
20
5/13/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a755a5df389 13/21
Penganiayaan adalah perbuatan yang menimbulkan perasaan tidak enak,
perbuatan yang menimbulkan rasa sakit dan perbuatan yang mengakibatkan
orang lain
menjadi luka.
21
Anak adalah orang yang dalam perkara Anak Nakal telah mencapai umur 8
(delapan) tahun tetapi belum mencapai umur 18 (delapan belas) tahun
dan belum
pernah kawin.
22
Anak Nakal adalah yang melakukan tindak pidana atau anak yang melakukan
perbuatan yang dinyatakan terlarang bagi anak, baik menurut peraturan
perundang-
19
Ibid., hal 27.
20
Bambang, Waluyo, Masalah Tindak Pidana dan Upaya Penegakan Hukum,
(Jakarta : Sumber Ilmu Jaya,
2007), hal., 19.
21
http ://www.hukumonline.com
22
Indonesia, Undang-undang Pengadilan Anak, UU No.3.LN No.3 Tahun
1997.TLN No.3668, pasal 1
butir 1.undangan maupun menurut peraturan hukum lain yang hidup dan
berlaku dalam
5/13/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a755a5df389 14/21
masyarakat yang bersangkutan.
23
Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi
anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan
berpartisipasi,
secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta
mendapat
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
24
Perlindungan khusus adalah perlindungan yang diberikan kepada anak
dalan
situasi darurat, anak yang berhadapan dengan hukum, anak dari kelompok
minoritas
dan terisolasi, anak yang dieksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual,
anak yang
diperdagangkan, anak yang menjadi korban penyalahgunaan psikotropika,
dan zat
adiktif lainnya (napza), anak korban penculikan, penjualan, perdagangan, anakkorban
kekerasan fisik dan/atau mental, anak yang menyandang cacat, dan anak
korban
perlakuan salah dan penelantaran.
25
F. Metode Penelitian
Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan padametode,
sistematika dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari satu atau
beberapa
gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisanya. Kecuali itu, maka juga
diadakan
pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta hukum tersebut, untuk
kemudian
5/13/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a755a5df389 15/21
mengusahakan suatu pemecahan atas permasalahan-permasalahan yang
timbul di dalam
gejala yang bersangkutan.
26
23
Ibid., pasal 1 butir 2
24
Indonesia, Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak,
pasal 1 butir 2.
25
Ibid., pasal 1 butir 15
26
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta : Ui-Press, 2007), hal
43. Dan dalam penulisan skripsi ini digunakan penelitian hukum kupustakaan
(Library
Research) yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka yang
mencakup bahan
sekunder dan bahan hukum tertier serta penelitian lapangan (Field
Research) yang
dilakukan dengan cara wawancara ke berbagai narasumber yang terkait
dengan topik
yang dibahas.
Adapun bahan hukum primer yang digunakan berupa Undang-undang
Nomor 3
Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak, Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002
tentang
5/13/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a755a5df389 16/21
Perlindungan Anak, Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia,
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, Kitab
Undang-
undang Hukum Pidana serta perundang-undangan lainnya yang terkait
dengan masalah
perlindungan hukum terhadap anak sebagai pelaku tindak pidana
penganiayaan. Bahan
sekunder yang digunakan berupa buku-buku perpustakaan yang
berhubungan dengan
topik yang dikaji. Sedangkan bahan tertier yang digunakan adalah Kamus Umum
Bahasa
Indonesia, kamus hukum serta bahan penunjang lainya yang dapat memberikan
petunjuk
dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder.
G. Sistematika Penulisan
Dalam Sistematika Penulisan Penulis secara ringkas akan mengurangi
pokok-
pokok yang akan dibahas. Di uraikan ini penulis harapkan dapat memberikangambaran
tentang gagasan dan buah pikir yang terkandung dalam skripsi ini.
Skripsi ini berjudul “PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK
SEBAGAI PELAKU TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN (Studi Kasus Putusan No
828/Pid.B/2005/PN.Stb)” yang penulis bagi menjadi V BAB, dengan sistematika
sebagai
berikut:BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini terdiri dari uraian mengenai Latar Belakang Permasalahan,
perumusan masalah skripsi ini, ruang lingkup penulisan, maksud tujuan dan
manfaat penulisan, kerangka teori dan kerangka konseptual, metode penelitian
dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN UMUM TENTANG TINDAK PIDANA ANAK,
PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK, TUJUAN
5/13/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a755a5df389 17/21
PEMIDANAAN DAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK
DALAM PROSES PERADILAN
Dalam bab ini terdiri dari uraian mengenai pengertian tindak pidana anak dan
teori sebab akibat, pertanggungjawaban pidana anak, tujuan pemidanaan dan
perlindungan hukum terhadap anak dalam proses peradilan.
BAB III :HASILPENELITIAN TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI
STABAT (No. 828/Pid.B/2005/PN.Stb)
Pada bab ini penulis akan menguraikan hasil-hasil penelitian terhadap Putusan
Pengadilan Negeri Stabat.
BAB IV : ANALISIS YURIDIS PUTUSAN PERKARA PIDANA ATAS NAMA
TERDAKWA RAJU (No. 828/Pid.B/2005/PN.Stb)
Bab ini akan membahas Pertimbangan Hakim Pengadilan Negeri Stabat dalam
menahan dan mengadili anak yang melakukan tindak pidana sebagaimana
dalam Putusan kasus Raju (Perkara No. 828/Pid.B/2005/PN.Stb) dan upaya
yang layak dilakukan untuk menciptakan peradilan anak yang berorientasi
pada kepentingan anak.
BAB V : PENUTUP
Pada bab ini akan membahas tentang kesimpulan dan saran penulis.
5/13/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a755a5df389 18/21
1
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU
Abdussalam, Kriminologi, Jakarta: Restu Agung, 2007.
Badan Pembinaan Hukum Nasional. Simposium Aspek-aspek Hukum
Masalah Perlindungan Anak di Lihat dari Segi Pembinaan Generasi
Muda. Bandung: Binacipta, 1977.
Dellyana, Shanty, Wanita dan Anak-anak di Mata Hukum, Yogyakarta:
Liberty, 1988.
Gosita, Arif, Masalah Perlindungan Anak, Cet. I. Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti, 1985.
Gultom, Maidin, Perlindungan Hukum Terhadap Anak dalam Sistem
Peradilan Pidana Anak di Indonesia, Bandung: PT. Refika Aditama,
2008.
Hamzah, Andi, Asas-asas Hukum Pidana, Cet. III. Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2008.
Hamzah, Andi, Pengantar Hukum Acara Pidana Indonesia, Cet. V. Jakarta:
Sinar Grafika, 2006.
Harahap, M. Yahya, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP
“Penyidikan dan Penuntutan”, Jakarta: Sinar Grafika, 2006.
Huraerah, Abu, Child Abuse (Kekerasan Terhadap Anak), Cet. II. Bandung:
Nuansa, 2007.
Irsan, Koesparmono, Hukum Perlindungan Anak, Jakarta: UPN, 2006.
Lamintang, P.A.F, Hukum Penitensier Indonesia, Jakarta: CV. Armico, 1984.
Melly Setyawati dan Supriyadi Widodo Eddyono, Perlindungan Anak dalam
Rancangan KUHP, Jakarta: ELSAM dan Aliansi Nasional
Reformasi KUHP, 2007.
5/13/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a755a5df389 19/21
Panggabean, Mompang. L, Pokok-pokok Hukum Penitensier di Indonesia,
Jakarta: UKI Press, 2005.2
Prinst, Darwan, Hukum Anak Indonesia, Cet. II, Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti, 2003.
Purniati, Mimik Sri Supatmi dan Ni Made Martini Tinduk, Analisis Situasi
Sistem Peradilan Anak (Juvenile Justice System) di Indonesia,
Jakarta: UNICEF, Tanpa Tahun.
Simandjuntak, Latar Belakang Kenakalan Remaja (Etiologi Juvenile
Delinquency), Bandung: Alumni, 1979.
Soerjono, Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press, 2007.
Waluyo, Bambang, Masalah Tindak Pidana dan Upaya Penegakan Hukum,
Jakarta: Sumber Ilmu Jaya, 2007.
Willis, Sofyan S, Remaja dan Masalahnya, Cet. II, Bandung: Alfabeta, 2008.
B. UNDANG-UNDANG
Moeljatno. Kitab Undang-undang Hukum Pidana. (Jakarta : Bumi Aksara).
Undang-undang tentang Kesejahteraan Anak. UU No. 4 Tahun
1979. LN. Tahun 1979. No. 32. TLN No. 3134.
_ Undang-undang tentang Peradilan Anak. UU No. 3 Tahun 1997. LN.
Tahun 1997. No. 3. TLN No. 3668.
_ Undang-undang Perlindungan Anak. UU No. 23 Tahun 2003. LN.
Tahun 2002. No. 109. TLN No. 4235.
R.Subekti dan R.Tjitrosudibio. Kitab undang-undang Hukum Perdata. Jakarta
: PT. Pradnya Paramita, 2007.
C. ARTIKEL
Bustaman, Iskandar Nur Islam, Pengadilan Anak Antara Harapan dan
Kenyataan, Jurnal Hukum, No. 66, (September 2006).
Hidayat, Sabrina, Upaya Perlindungan Hukum Terhadap Anak dalam Proses
Peradilan Pidana, Jurnal Hukum Gema Pendidikan, No. 1, (Januari
5/13/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a755a5df389 20/21
2007).
http ://www.hukumonline.com3
http ://kpai.go.id
http ://pn_yogyakarta.go.id/ info_hukum.html
Kadja, Thelma Selly. M, Perlindungan Hukum Terhadap Anak dalam Proses
Peradilan, Jurnal Hukum Yurispudensi, No. 2, (Mei 2006).
Pramita dan Tamba B.I.T, Perlindungan Hukum Anak dalam Proses peradilan
Pidana Tahap Penyidikan, Jurnal Hukum, No. 1, (Januari 2003).
Sunaryo, Perlindungan Hukum atas Hak Asasi Manusia Bagi Anak dalam
Proses Peradilan Pidana, Jurnal Hukum Dinamika Hukum, No. 1,
(Januari 2002).
www.indoskripsi.com
D. TESIS
Asmarawati, Tina, Hukum Pidana Anak di Indonesia, Tesis Megister UI.
Jakarta, 1995.
Sembiring, Olivia B.R, Perlindungan Hukum Terhadap Anak yang Berkonflik
dengan Hukum, Tesis Megister UI. Jakarta, 2006.
Yuliati, Peradilan Pidana Anak di Indonesia, Menelaah Implementasi
Undang-undang No. 3 Tahun 1997 tentang Peradilan Anak dalam
Prespektif Beijing Rules, Tesis Megister UI. Jakarta, 2005.
E. MAKALAH
Bagir, Manan, Pemikiran-pemikiran dalam RUU tentang Peradilan Anak.
Makalah disampaikan pada seminar nasional peradilan anak,
Bandung, 5 Oktober 1996.
Disampaikan dalam seminar dengan tema “Meninjau Efektifitas Hukuman
Mati di Indonesia”, Diselenggarakan oleh BEM FH, Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta, Jakarta, 24 Juli 2009.
F. BAHAN KULIAH4
5/13/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a755a5df389 21/21
Bahan Kuliah Hukum Penitensier Fakultas Hukum Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran”, Jakarta Selatan, 2006.
Bahan Kuliah Psikologi Hukum Fakultas Hukum Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran”, Jakarta Selatan, 2006.
G. WAWANCARA
1. Wawancara dengan Anik, SH. Bagian PPA Polres Metro Jakarta Selatan
Pada Tanggal 17 Februari 2010.
2. Wawancara dengan Ida Bagus, SH. Hakim Pengadilan Jakarta Selatan
pada tanggal 22 Februari 2010.
3. Wawancara dengan Munif, SH, MH. KASI PIDUM Kejaksaan Negeri
Jakarta Selatan pada tanggal 9 Maret 2010.
4. Wawancara dengan Wilfun Afnan, S.sos. Staff Data dan Informasi
Komnas Perlindungan Anak pada tanggal 1 Februari 2010.
.