BAB I

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Dewasa ini Definisi akan sangat membantu seseorang untuk mengerti dan memahami kata kata. Oleh karenanya definisi sering kita jumpai dalam permulaan dalam suatu materi. Hal tersebut bertujuan untuk mempermudah penyampaian materi yang akan dibahas. Sebagai seorang penulis, pengajar, dan pemateri sangat penting untuk mengetahui cara membuat definisi. Oleh karenanya kita sangatlah perlu untuk mempelajari definisi atau Tarif, agar kita tidak salah mengartikan definisi dan mengambil kesimpulan tentang definisi itu sendiri. Banyak macam macam definisi yang di jelaskan oleh para ahli, oleh karenanya kita perlu mengetahui apa sajakah penjelasan atau macam macam definisi yang dijelaskan oleh para ahli tersebut. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian definisi itu ? 2. Apa saja syarat-syarat definisi itu ? 3. Apa itu kegunaan definisi ? 4. Apa Pengertian analogi ? 5. Apa pengertian kebohongan ? 6. Apa pengertian ketegoris ? C. Tujaun Unruk mengetahui apa itu pengertian definisi, syarat-syarat apa saja definisi itu, kegunaan definisi, pengertian analogi, pengertian kebohongan dan penjelasan tentang kategoris. Oleh karenanya penulis merangkum berbagai materi dari berbagai sumber yang ada.

1

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Definisi Menurut Alex Sobur sebenarnya ada banyak macam macam definisi yang diungkapkan oleh para ahli, Namun dari banyaknya macam macam definisi, ternyata definisi tersebut memiliki banyak kesamaan. Yang berbeda hanyalah penggunaan istilah yang digunakan saja, dan selanjutnnya alex mebagi dan menguraikan macam macam definisi tersebut kedalam tiga macam definisi saja. Yaitu Definisi Etimologi, Definisi sinonim dan definisi uraian. Definisi etimologi adalah macam definisi yang diambil dengan cara

menjelaskan berdasarkan arti dan asal usul bahasa dari kata yang ingin didefinisikan tersebut. Definisi etimologi sering juga kita kenal dengan istilah definisi secara bahasa. Sebagai contoh saya akan memberikan definisi atau pengertian internet. Kata internet secara bahasa berasal dari bahasa inggris yang terdiri dari kata inter dan network, inter artinya antar, sedangkan network artinya jaringan, dari sini bisa diambil kesimpulan bahwa kata internet bisa di definisikan sebagai antar jaringan. Sedangkan Definisi Sinonim adalah definisi yang bisa kita gunakan untuk menjelaskan sesuatu berdasarkan persamaan katanya. Sebagai contoh: Ijasah sinonimnya adalah tanda tamat belajar, maka definisi dari ijasah adalah, Ijasah adalah tanda tamat belajar. Contoh lainnya adalah guru mempunyai persamaan kata dengan tenaga pengajar, maka definisi yang bisa kita buat adala, Guru merupakan tenaga pengajar. Definisi sinonim ini merupakan macam definisi yang paling sering digunakan . Kemudian yang terakhir adalah definisi uraian. Definisi uraian merupakan definisi yang menjelasakan dan mengambarkan secara rinci dari kata yang ingin kita definisikan. Untuk menggunakan definisi uraian ini kita bisa menebutkan bagian bagian, ciri-ciri atau bentuk dari kata yang ingin kita definisikan. Semakin jelas dan rinci, atau semkin tergambarkan kata yang ingin kita definisikan, maka akan semakin baik definisi tersebut.

2

Sebagai contoh: Nasi Pecel adalah makanan yang bahan bahannya terdiri dari nasi dengan lauk daging ayam, lele, telur dandiberi pauk sayuran yang dibumbui dengan bumbu kacang.1 Definisi adalah pengertian yang lengkap tentang sesuatu istilah dimana tercakup semua unsur yang menjadi ciri utama dari istilah itu. Ada lima definisi yang belum tentu tepat tetapi sering dipakai orang yaitu : 1. Definisi Demonstratif (obstensive definition) menerangkan sesuatu secara demontratif misal Meja ini / itu sambil menunjuk meja. 2. Definisi persamaan (biverbal definition) memberikan kata sinonim atau terjemahannya, misal sapi adalah lembu atau jawi. 3. Definisi secara luas (extensive definition) menerangkan sesuatu dengan memberikan contoh-contohnya, misal Ikan ialah hewan yang hidup dalam air serupa Kakap, Paus, Tongkol, Gurameh, Emas dan lain-lain. 4. Definisi uraian (analitic definition) menerangkan sesuatu dengan menerangkan bagian-bagiannya satu persatu. Misal Negara ialah suatu tritorial yang mempunyai pemerintahan rakyat dan batas-batas daerahnya. 5. Definisi lukisan (discriptive definition) menerangkan sesuatu dengan sifatsifatnya yang menyolok, misal Gajah ialah binatang yang tubuhnya besar seperti gerbong, kakinya besar seperti pohon kelapa, hidungnya panjang seperti pohon pisang, telinganya lebar seperti kipas, suaranya nyaring seperti pluit kereta api. 2 Tarif di bagi menjadi empat yaitu: 1. Tarif lafdhi Tarif lafdi adalah tarif suatu lafadh dengan lafadh yang lain dal lebih jelas bagi pendengar mengenai lafadh itu. Sebagian besar orang menggunakan tarif lafadh, apabila ahli bahasa, dalam kamus untuk memperoleh suatu pengertian digunakan tarif lafadh: artinya dua lafadh yang mempunyai pengertian yang sama (muradif).1 2

Sobur, Alex, Psikologi Umum, (Bandung, Pustaka setia, 2003) Mat jalil, mantiq/logika berpikir logis (Lampung,cv Rafitama production)hal.77-78

3

Perbendaharaan bahasa arab mempunyai banyak mutaradif. Begitu pula bahasa kita, misalnya ketika dan ubi: pepaya dan kates: sungai dan kali. Contoh bahasa arab : insan wa basyar, qamhun wakursun dan sebagainya. 2. Tarif tanbihi Tarif tanbihi adalah tarif yang menghadirkan gambaran yang sudah tersimpan dalam khayalan pendengar yang pada waktu itu terlupa padahal pernah dikenalnya. Tarif semacam ini tak ada pengertian yang baru tapi hanya untuk mengembalikan ingatan. 3. Tarif ismi dan haqiqi Tarif ismi dan tarif haqiqi sebenarnya hampir sama, karena kedua-duanya merupakan gambaran atau susunan kata. Jika telah jelas susunan pengertian itu jelas pulalah pengertian sesuatu yang ditarifkan. Adapun tarif segi tiga adalah suatu bentuk yang dibatasi tiga garis yang bertemu ujungnya; atau tarif segi empat adalah suatu bentuk yang dibatasi oelh empat garis yang sama. Tarif yang demikian disebut tarif ismi, atau tarif haqiqi menurut pandangan kita telah ada masadaqnya. Kalau mesadaqnya belum jelas maka disebut tarif ismi. Oleh karena itu maka dapat disimpulakn bahwa tarif ismi itu kadangkadang bisa jadi tarif haqiqi dan perbedaan itu hanya menurut anggapan belaka. Seperti segala tarif mengenai segala ilmu yang disebut oleh awal buku dan bab-bab serta fasal-fasalnya yang menggmbarkan hakekat sesuatu jika tarif itu dikemukakan terhadap orang yang baru belajar, dan belum pernah mengerti tentang perincian-perincian ilmu itu, maka tarif tadi disebut tarif ismi. Kemudian setelah orang itu mempelajari masalah-masalah buku tadi maka tarif itu disebut tarif haqiqi. Tarif haqiqi dibagi menjadi dua bagian: a. Tarif bilhad a. Yang sempuran disebut had tam (analytis definition) b. Yang tidak sempurna disebut had naqis (descriptive definition)

4

b. Tarif bil rasmi a. Yang sempurna disebut rasmi tam b. Yang tidak sempurna disebut rasmi naqis3 B. Syarat-Syarat Definisi Sebelum menerangkan syarat syarat definisi, lebih dahulu perlu kita perhatikan beberapa hukum pokok tarif: 1. Jami (inclusief) yaitu tarif harus meliputi seluruh lingkungan dengan syarat ini terhindar dari wahma kita, ada sebagian dengan syarat ini terhindarlah dari wahman kita, ada sebagian afrad muarraf tidak masuk dalam tarif. 2. Mani (exlusief) yaitu tarif harus menolak segala sesuatu yang mungkin termasuk ke dalam pengertian yang di tafsirkan, tegasnya dengan ini terhindar dari wahman kita bahwa ada sesuatu yang tidak termasuk muarraf, ikut masuk dalam muarraf. Dengan dua syarat ini, tidak akan terlintas dalam fikiran bahwa ada salah satu anggota muarraftidak masuk dalam tarif, dan ada satu anggota lain muarraf masuk dalam tarif. Pengertian jaman adalah meliputi seluruh anggota; manian ialah menolak yang bukan anggota muarraf masuk dalam kumpulan itu. Dua hukum pokok tersebut oleh Al Faraby disebut jami mani. 3. Tarif itu jangan mengakibatkan kemustahilan, seperti tarif yang mengandung daur tasalsul, atau berkumpulnya dua hal yang bertentangan. a. Contoh daur seperti A melahirkan si B, si B melahirkan si C, dan si C melahirkan si A b. Contoh tasasul: segala sesuatu ada sebab dan akibat, kalau hal ini tidak diakhiri dengan sebab yang pertama maka tak akan ada habis-habisnya. c. Contoh berkumpulnya dua hal yang bertentangan, misalnya ada suatu angka dalam suatu kitab dikatakan ganjil dan genap; ada seseorang di suatu tempat masa berdiri dan duduk.

3

Taib thahir abd.muin, ilmu mantiq(logika),(Jakarta, widjaya, cetakan kedua 1981)hlm.58-60

5

Dari tiga macam contoh tersebut diatas semuanya mustahil artinya tak akan mungkin terjadi; atau tidak ada. Jadi tarif ini menggambarkan sesuatu yang tidak ada. Dari tiga macam contoh tersebut diatas semuanya mustahil artinya tak akan mungkin terjadi; atau tidak ada. Jadi taarif ini menggambarkan sesuatu yang tidak ada. 4. Tarif itu harus lebih jelas dan lebih terang dari yang ditarifi dan mudah diterima akal, karena jika tidak demikian tak akan bisa menyampaikan tujaun taarif; karena maksud taarif adalah menerangkan gambaran sesuatu yang ditarifi kepada pandangan yang belum jelas hakikat sesuatu itu. Dengan demikian maka tidak boleh mendefinisikan dengan definisi yang sama tidak jelas atau lebih samar daripada yang didefinisikan, seperti mendefinisikan GENAP adalah bilangan yang lebih dari ganjil dengan satu, maka ganjil ditambah satu dan genap sama kedudukannya, satu sama lain tidak terang.4 Dan seperti mentarifi sesuatu yang saling bersandaran pasa yang lain, karena pengetahuan terhadap sesuatu mengakibatkan mengetahui yang seperti mentarifi bapak adalah orang tua si anak, karena diketahui pengertian anak jika tidak disandarkan pada bapak. Pengertian bapak dan anak salin sandar menyandarkan; begitu juga mentarifi adalah yang lebih gelap dari yang ditarifi misalnya mentarifi api adalah yang berada dalam bara , dengan jisim yang serupa dengan jiwa, padahal hakikat jiwa lebih gelap dari api; juga seperti mentarifi hawa dengan jisim yang halus yang serupa dengan ruh.5 1. Sifat-sifat yang akan digambarkan itu tidak boleh kelebihan atau kekurangan. Contoh : kursi ialah tempat duduk yang berkaki bersandaran dan terbuat dari kayu (berkelebihan). Kursi ialah tempat duduk (kekurangan). 2. Jangan memakai perkataan yang berulang-ulang yang sama artinya. 3. Jangan memakai kata negatif (mengingkari) Contoh kuda ialah bukan kambing.4 5

Mat jalil, Op Cit, hlm.79 Taib thahir abd.muin, Op Cit, hlm.61-62

6

4. Jangan memakai perkataan yang terlalu umum. Contoh Singa ialah binatang buas.

Bila suatu definisi memenuhi dua unsur dan keempat syarat yang telah disebutkan, maka istilah yang didefinisikan menjadi sah dalam pengujian logika. Untuk memahami lebih jauh penerapannya, kita akan menerapkan aturan definisi ini dalam membuat suatu pengertian yang baik untuk istilah globalisasi.

Definiendum

Definiens Proses interaksi antar negara maupun warga negaranya yang mengakibatkan perubahan mendasar pada budaya dan orang-orang yang ada pada masing-masing wilayah negara yang berinteraksi.

Globalisasi

Pada kasus pendefinisian istilah globalisasi di atas ini, kita mendapati bahwa uraian tentang istilah itu mengambil titik tekan pada interaksi antar negara dan juga antar warga negara. Namun, pengertian istilah ini menjadi semakin jelas ketika ada efek yang dihasilkan dari jenis interaksi tersebut yang berpengaruh pada budaya maupun orang-orang yang hidup di negara yang melakukan interaksi tersebut. Definisi ini memenuhi semua syarat yang diajukan di atas kalau Anda memperhatikannya secara seksama. Sebab, pengertian globalisasi menjadi proses interaksi antar negara maupun warga negara secara umum tidak melebihi pengertian globalisasi yang dasar, uraian tentang istilah globalisasi dalam definiens tidak samar, tidak ada pengulangan istilah globalisasi dalam definiens, dan definisi di atas tidak dinyatakan dalam bentuk negatif.

Walaupun demikian, mungkin ada orang yang berkeberatan mengenai isi dari pengertian globalisasi di atas. Atas keberatan yang serupa ini, sebenarnya tidak terlalu penting untuk dipertimbangkan dalam konteks logika. Sebab, suatu definisi dapat saja memiliki pengertian yang berbeda sesuai titik tekan yang dipilihnya.

7

Masalah utama dan yang paling mendasar sebenarnya terletak pada apakah definisi yang dibuat sudah memenuhi syarat-syarat yang sudah ditentukan atau belum dan bukan pada isi definiens yang dapat berisi penguraian yang bermacammacam pengertiannya sesuai dengan keinginan si pembuat definisi.6 C. Kegunaan Definisi Definisi berguna bagi orang yang bekerja dalam lapangan ilmu pengetahuan, apalagi orang yang membahas tentang bahasa dan begitu juga bagi ahli penyelidik ilmu. Karena definisi itu mengandung garis besar mengenai sifat-sifat penting yang terkandung dalam kata yang didefinisikan. Selain itu definisi memberi faedah dalam kehidupan sehari-hari, dalam percakapan sehari-hari sering kita diminta penjelasan tentang perkataan yang kita gunakan. Ahli filsafat Yunani kuno yang terkenal dengan kaum sufai sebelum Socrates sering menggunakan kata-kata dan permupamaan-permupamaan yang mengandung beberapa makna dan pada suatu ketika sering digunakan berlainan makna, dengan makna pada satu waktu yang lain. Hal ini menyebabkan muridmurid sufisme sering kebingungan dan ragu dalam mengartikan kata-kata tadi. Oleh karena itu Socrates datang dan mewajibkan orang berkata harus mengerti maksud tiap-tiap kata yang diucapkannya, sehingga bisa menerangkan pengertian tentang kata dengan penjelasan yang jelas dan kongkrit. Selain dari itu sering terjadi perselisihan pendapat di antara mereka disebabkan tidak jelasnya suatu persoalan yang diperdebatkan dan mengakibatkan berlarut-larut tak ada penyelesaian. perdebatan itu bisa lekas mendapat penyelesaian jika masing-masing kembali pada pembatasan pengertian tiap-tiap lafadh. Demikian faidah taarif dalam penghidupan kita sehari-hari dan lapangan ilmu pengetahuan.7

6

Porphyrius The Phoenician. 1975. Isagoge. Edward W. Warren (Trans.). The Pontifical Institute of Medieval Studies: Canada. 7 Taib thahir abd.muin, Op Cit, hlm.64

8

D. Analogi Analogi adalah persesuaian dari dua macam pengertian yang pada satu segi sama sedang pada segi yang lainnnya tidak sama pengertiannya. Misal manusia mengerti, hewan mengerti (dua kalimat terdapat kesamaan dan ketidak samaan). Keduanya sama-sama mengerti tetapi mengertinya manusia tidak sama dengan mengertinya hewan. Analogi dibagi menjadi tiga : 1. Analogi pinjaman 2. Analogi metafora 3. Analogi Struktural 1. Analogi Pinjaman Pengertian disatu pihak sebagai akibat tetapi dipihak lain dipakai sebagai akibat. Misal, makanan itu sehat, Ali itu sehat, arti kedua kalimat itu tidak sama. Dalam kalimat kedua memang benar Ali sehat. Dalam kalimat pertama makanan sehat tidak benar, yang benar makanan menyebabkan orang yang memakannya menjadi sehat. 2. Analogi Metafora Jika sifat sebutan yang diberikan pada pokok kalimat itu merupakan kata-kata yang pada lahirnya tidak mungkin terjadi, Misal nyiur melambaikan tangannya. 3. Analogi Struktural Jika pengertian itu dengan pengertian yang lain persamaan dan perbedaannya terletak pada strukturnya. Misal manusia ada, hewan ada, buku ada, Tuhan ada. Meskipun sama-sama ada, adanya tidak sama antara satu dengan yang lainnya. Adanya manusia dan adanya hewan sama dalam struktur picisnya tetapi berda dalam struktur pahamnya.

9

E. Kebohongan Satu pengertian benar ialah bila dipikirkan itu sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Logika bukan saja mencari kebenaran yang formil pada bentuknya tetapi mencari kebenaran materialnya (hakekatnya). Dalam kehidupan sehari-hari kerap kali timbul kata-kata yang kalau dipikrian isinya secara logika (logis) ternyata dapat menyesatkan. Ada lima ketidak benaran (kebohongan) : 1. Kebohongan pada kata-kata yang telah dibiasakan masyarakat, misal Marilah pertemuan ini kita abadikan dengan photo bersama. (Sebenarnya tidak ada yang abadi kecuali Tuhan). 2. Kebohongan karena kata-kata yang mempunyai arti lain. Misal, bulan itu tiga puluh hari. Bulan bersinar dilangit, jadi bulan tiga puluh hari bersinar di langit). 3. Kebohongan karena deduksi yang salah. Kuda itu adalah hewan, sapi bukan kuda, sapi bukan hewan. 4. Kebohongna karena mengacaukan pengertian mutlak dengan pengertian mutlak dengan pengertian terbatas. Misal, yang kita makan hari ini sayuran yang dibeli kemaren. Karena yang dibeli kemaren sayuran mentah berarti yang kita makan hari ini sayuran mentah. 5. Kebohongan dalam angka-angka 7=4+3 4 = Genpa 3 = Ganjil 7 = genap + Ganjil Genap + Ganjil =

10

F. Kategoris Logika bertugas membenarkan pengertian atau anggapan sehingga sesuai dan tepat dengan hakikat yang sesungguhnya. Untuk itu orang mengadakan penggolongan tertentu dari pengertian-pengertian pokok dari satu pendapat. Penggolongan pengertian itu dinamakan kategoris. Aristoteles membagi pengertian pengertian itu menjadi 10 kategoris yaitu : 1. Substansi 2. Kwantitet 3. Kwalitet 4. Relasi 5. Aktivited 6. Passivitet 7. Waktu 8. Tempat 9. Situasi 10. Status

Kalalu sepuluh kategori itu dimasukkan dalam satu kalimat terlihat sebagai mana contoh : Seorang pemuda yang gagah, anak Profesor A sebagai seorang mahasiswa sekarang di kelas ini duduk mendengarkan kuliah. Seorang Pemuda Yang gagah Anak Prof A. Sebagai seorang Mahasiswa Sekarang Di kelas ini Duduk Mendengarkan Kuliah : Kwantitet : Substansi : Kwalitet : Relasi : Status : Waktu : tempat : Situasi : Aktivitet : Passivitet Rumusan Aristoteles hingga saat ini dipandang sebagai penggolongan yang lebih baik dibanding dari rumusan filosuf-filusuf lain seperti Imanuel Kant.8

8

Mat jalil, Op Cit, hlm.80-84

11

BAB III SIMPULAN

Dengan penjelasan materi- materi yang sudah penulis rangkum di atas, jelaslah bahwa kita dapat mengambil kesimpulan bahwa definisi/Tarif, adalah suatu cara dan alat untuk mengenal dan memahami tentang pengertian afrad dan untuk mendapat gambaran yang sejelas-jelasnya terhadap afrad itu. Artinya, mentarifi sesuatu adalah mengenakan sesuatu menurut hakekatnya. Dan definisi itu sendiri terdapat 5 definisi yang belum tentu tepat tetapi sering dipakai orang yaitu : a) Definisi Demonstratif (obstensive definition) b) Definisi persamaan (biverbal definition) c) Definisi secara luas (extensive definition) d) Definisi uraian (analitic definition) e) Definisi lukisan (discriptive definition)

12

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah, Pencipta dan Pengatur Tunggal Alam Semesta, dan hanya kepadaNya kami memohon perlindungan terhadap semua urusan. penulis akhirnya mampu menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Definsi/ Tarif". Dalam menyusun makalah ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang penulis alami, namun berkat dukungan, dorongan dan semangat dari orang terdekat, sehingga penulis mampu menyelesaikannya. Oleh karena itu penulis pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini.

Segala kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan makalah ini sepenuhnya adalah faktor kelemahan penulis sebagai seorang yang masih belajar, sehingga kiranya segala kritikan dan saran akan sangat membantu bagi penulis untuk terus berbenah dan memperbaiki makalah ini. Semoga makalah "Definsi/ Tarif" ini bermanfaat bagi kita semua dan semoga dapat digunakan sebagai bacaan guna menambah pengetahuan tentang Definisi/ Tarif.

Metro, 2012-04-29

penulis

13 ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A Latar Belakang ........................................................................................ 1 B Rumusan Masalah ................................................................................... 1 C Tujuan .................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 2 A. Pengertian Definisi ............................................................................... 2 B. Syarat-syarat ........................................................................................ 5 C. Kegunaan Definisi ................................................................................. 8 D. Analogi ................................................................................................... 9 E. Kebohongan ........................................................................................... 10 F. Kategotis ................................................................................................ 11

BAB III SIMPULAN ............................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA

iii 14

DAFTAR PUSTAKA

Sobur, Alex. Psikologi Umum, (Bandung,Pustaka setia, 2003) Jalil,mat. mantiq/logika berpikir logis (lampung,CV Rafitama production) Taib thahir abd.muin, ilmu mantiq(logika),(Jakarta, widjaya, cetakan kedua 1981) Porphyrius The Phoenician. 1975. Isagoge. Edward W. Warren (Trans.). The Pontifical Institute of Medieval Studies: Canada.

15