Click here to load reader
Upload
ajo-radhitya
View
14
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Andropause merupakan kumpulan dari keluhan yang dialami kaum
pria akibat menurunnya hormon reproduksi pria (Pangkahila,2006).
Fenomena andropause dialami pada kaum pria seiring dengan proses
penuaan yang menyebabkan menurunnya fungsi reproduksi fisiologis
(Price,Wilson,2009).
Penurunan fungsi reproduksi pada laki laki ditandai dengan adanya
penurunan abnormal aktivitas testis memproduksi testosteron seperti
disfungsi seksual infertilitas,impotensi atau tidak adanya tanda tanda
kelaki-lakian sama sekali.(Price,Wilson(2009). Produksi testosteron pada
pria akan meningkat pada permulaan pubertas. (Price,Wilson,2009).
Namun sejak usia itu produksi testosteron secara berangsur turun
dengan kisaran 0,8-1,6% setiap tahun (Tobing, 2006; Muller et al.,
2003). Sepuluh persen dari tubulus seminiferus akan berhenti
menghasilkan sperma pada usia 40,50% pada usia 50 dan 90% pada usia
80.Sebab-sebab dari keadaan ini tidak selamanya dapat diketahui,tetapi
faktor faktor psikologis diperkirakan terjadi pada beberapa kasus.
(Price,Wilson,2009).
2
Pada dasarnya faktor psikis seperti stres dapat diatasi dengan
mekanisme tubuh yaitu oleh hormon kortisol yang dapat mengadaptasi stres
karena efek permisifnya . Hormon kortisol dapat memberikan efek yang
baik bila jumlahnya adekuat agar katekolamin dapat memicu vasokontriksi
sehingga stres dapat teratasi (Guyton dan Hall, 1997).
Namun seiring berjalannya waktu kaum pria akan mengalami proses
penuaan yang akan mengakibatkan reseptor mineralokortikoid dan
glukokortikoid dalam hipokampus akan mengalami down regulasi
sehingga arus balik kortisol berjalan lambat dan terjadi penumpukan
kortisol dalam jumlah berlebihan yang mengganggu sinaps neuronal
(Surasono, 2009). Padahal seperti yang telah dibahas diatas, ketika
hormon kortisol jumlahnya tidak adekuat maka gejala stres tidak akan
dapat diadaptasi yang akan mengakibatkan aksis hipotalamus-hipofisis dan
produksi testosteron akan mengalami penurunan sehingga akan terjadi
disfungsi seksual (Guyton dan Hall, 1997).
Hal ini dibuktikan dengan beberapa penelitian pendahulu yang
menyebutkan angka kejadian andropause di beberapa negara. Di
Amerika data menyebutkan bahwa sindroma andropause dialami oleh
sekitar 15% pria usia 40-60 tahun, tetapi hanya sekitar 5% yang
mendapat pengobatan (Pangkahila, 2007). Namun jumlah pria yang
mengalami andropause di Indonesia belum ada data resminya.
Penelitian yang dilaporkan Taher (2005) menyebutkan bahwa 70,94%
responden di Jakarta mengalami andropause.
3
Gunadarma (2005) juga melaporkan bahwa sebanyak 51,67%
pria usia diatas 30 tahun di Kota Surakarta telah mengalami andropause
(Gunadarma,2005)
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk mengetahui
apakah terdapat hubungan antara gejala andropause dengan tingkat
stres pada pria beristri?
C. Tujuan penelitian
Umum : untuk mengetahui apakah teradapat hubungan antara
gejala andropause dengan tingkat stres pada pria beristri
Khusus :
untuk mengetahui apakah teradapat hubungan antara gejala
andropause dengan tingkat stres pada pria beristri di desa
X?
Untuk mengetahui nilai persentase pria beristri yang
mengalami gejala andropause?
4
D. Manfaat penelitian
Bagi peneliti : menambah wawasan dan ilmu pengetahuan perihal
hubungan antara gejala andropause dengan tingkat stres pada pria
beristri
Bagi masyarakat/institusi : sebagai pencegahan fakto resiko
terjadinya andropause dan dapat meningkatkan kemampuan dan
pengetahuan masyarakat sehingga angka kejadian andropause
dapat berkurang
Bagi peneliti lain/selanjutnya : sebagai ide dan inspirasi bagi
peneliti lain untuk dapat melakukan penelitian lebih lanjut dan dan
lebih kompleks sehingga angka andropause akan berkurang
E. Hipotesis
Ada hubungan antara gejala andropause dengan peningkatan tingkat stres
pada pria beristri
5
F. Kerangka konsep
Gambar.1. Kerangka konsep penelitian
Pria beristri
Formulir biodata+kuisioner L-MMPI
GHQ(general health
quissioneire0
ADAM(anti defisiensi aging male) kuisioner
Andropause/hypogonadism
syndrome
stress
Uji korelasi pearson product moment