Upload
riza-septiana
View
19
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hukum kekekalan energi menyatakan energi didak dapat dimusnahkan dan dapat
diciptakan melainkan hanya dapt diubah dari satu bentuk kebentuk lain.di alam ini bnayak
terdapat energi seperti energi listri,energi kalor,energi bunyi,namum energi kalor hanya dapat
dirasakan seperti panas matahari Dalam kehidpan sehari-hari kita sering melihat alat-alat
pemanas yang menggunakan energi listrik seperti teko pemanas, penanak nasi, kompor listrik
ataupun pemanas ruangan. Pada dasarnya alat-alat tersebut memiliki cara kerja yang sama
yaitu merubah energi listrik yang mengalir pada kumparan kawat menjadi energi kalor/panas.
Sama halnya dengan kalorimeter yaitu alat ayang digunakan untuk mengukur jumlah kalor
(nilai kalori) yang dibebaskan.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan utama dari dilaksanakannya praktikum ini adalah mahasiswa dapat
memahami sistem kerja kalorimeter dan arti fisis tara panas listrik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kalorimeter
Energi mekanik akibat gerakan partikel materi dan dapat
dipindah dari satu tempat ke tempat lain disebut kalor. (Syukri S, 1999).
Pengukuran jumlah kalor reaksi yang diserap atau dilepaskan pada suatu reaksi kimia
dengan eksperimen disebut kalorimetri. Dengan menggunakan hukum Hess, kalor reaksi
suatu reaksi kimia dapat ditentukan berdasarkan data perubahan entalpi pembentukan standar,
energi ikatan dan secara eksperimen. Proses dalam kalorimeter berlangsung secara adiabatik,
yaitu tidak ada energi yang lepas atau masuk dari luar ke dalam kalorimeter. (Petrucci,1987).
Kalor yang dibutuhkan untuk menaikan suhu kalorimeter sebesar 1 0C pada air
dengan massa 1 gram disebut tetapan kalorimetri (Petrucci,1987). Dalam proses ini berlaku
azas Black yaitu:
q lepas = q terima
q air panas = q air dingin + q kalorimeter
m1 c (Tp – Tc) = m2 c (Tc – Td) + C(Tc – Td)
keterangan:
m1 = massa air panas m2 = massa air dingin
c = kalor jenis air C = kapasitas kalorimeter
Tp = suhu air panas Tc = suhu air campuran
Td = suhu air dingin
Sedang hubungan kuantitatif antara kalor dan bentuk lain energi disebut
termodinamika. Termodinamika dapat didefinisikan sebagai cabang kimia yang menangani
hubungan kalor, kerja, dan bentuk lain energi dengan kesetimbangan dalam reaksi kimia dan
dalam perubahan keadaan (Keenan, 1980).
Hukum pertama termodinamika menghubungkan perubahan energi dalam suatu
proses termodinamika dengan jumlah kerja yang dilakukan pada sistem dan jumlah kalor
yang dipindahkan kesistem (Petrucci, 1987)
Hukum kedua termodinamika yaitu membahas tentang reaksi spontan dan tidak
spontan. Proses spontan yaitu reaksi yang berlangsung tanpa pengaruh luar. Sedangakan
reaksi tidak spontan tidak terjadi tanpa bantuan luar.
Hukum ketiga termodinamika menyatakan bahwa entropi dari kristal sempurna murni
pada suhu nol mutlak ialah nol. Kristal sempurna murni pada suhu nol mutlak menunjukkan
keteraturan tertinggi yang dimungkinkan dalam sistem termodinamika. Jika suhu
ditingkatkan sedikit diatas 0 K, entropi meningkat. Entropi mutlak selalu mempunyai nilai
positif (Petrucci, 1987)
Kalor reaksi dapat diperoleh dari hubungan massa zat (m), kalor jenis zat (c) dan
perubahan suhu (∆T), yang dinyatakan dengan persamaan berikut
q = m . c . ∆T (Petrucci, 1987).
Keterangan :
q = jumlah kalor (Joule)
m = massa zat (gram)
Δt = perubahan suhu takhir - tawal)
c = kalor jenis
Kalorimetri
Kalorimetri adalah ilmu dalam pengukuran panas dari reaksi
kimia atau perubahan fisik. Kalorimetri termasuk penggunaan calorimeter. Kata kalorimetri
berasal dari bahasa Latin yaitu calor, yang berarti panas.
Kalorimetri tidak langsung (indirect calorimetry) menghitung panas pada makhluk
hidup yang memproduksi karbondioksida dan buangan nitrogen (ammonia, untuk organisme
perairan, urea, untuk organisme darat) atau konsumsi oksigen. Lavosier (1780) mengatakan
bahwa produksi panas dapat diperkirakan dari konsumsi oksigen dengan menggunakan
regresi acak. Hal itu membenarkan teori energi dinamik. Pengeluaran panas oleh makhluk
hidup juga dapat dihitung oleh perhitungan kalorimetri langsung (direct calorymetry), dimana
makhluk hidup ditempatkan didalam kalorimeter untuk dilakukan pengukuran.
Jika benda atau system diisolasi dari alam, maka temperatur harus tetap konstan. Jika
energi masuk atau keluar, temperatur akan berubah. Energi akan berpindah dari satu tempat
ke tempat lainnya yang disebut dengan panas dan kalorimetri mengukur perubahan suhu
tersebut, bersamaan dengan kapasitas panasnya, untuk menghitung perpindahan panas.
Kalorimetri adalah pengukuran panas secara kuantitatif yang masuk selama proses
kimia. Kalorimeter adalah alat untuk mengukur panas dari reaksi yang dikeluarkan. Berikut
adalah gambar calorimeter yang kompleks dan yang sederhana. Kalorimetri adalah
pengukuran kuantitas perubahan panas. Sebagai contoh, jika energi dari reaksi kimia
eksotermal diserap air, perubahan suhu dalam air akan mengukur jumlah panas yang
ditambahkan. Kalorimeter digunakan untuk menghitung energi dari makanan dengan
membakar makanan dalam atmosfer dan mengukur jumlah energi yang meningkat dalam
suhu kalorimeter.
Bahan yang masuk kedalam kalorimetri digambarkan sebagai volume air, sumber
panas yang dicirikan sebagai massa air dan wadah atau kalorimeter dengan massanya dan
panas spesifik. Keseimbangan panas diasumsikan setelah percobaan perubahan suhu
digunakan untuk menghitung energi tercapai.
Kapasitas Panas dan Panas Spesifik
Sifat-sifat air yang memberikan definisi asal dari kalori adalah banyaknya perubahan
temperatur yang dialami air waktu mengambil atau melepaskan sejumlah panas. Istilah umum
untuk sifat ini disebut kapasitas panas yang didefinisikan sebagai jumlah panas yang
diperlukan untuk mengubah temperatur suatu benda sebesar 10C.
Kapasitas panas bersifat ekstensif yang berarti bahwa jumlahnya tergantung dari besar
sampel. Misalnya untuk menaikkan suhu 1 g air sebesar 10C diperlukan 4,18 J (1 kal), tapi
untuk menaikkan suhu 100 g air sebesar 10C diperlukan energi 100 kali lebih banyak yaitu
418 J. Sehingga 1 g sampel mempunyai kapasitas panas sebesar 4,18 J/0C sedangkan 100 g
sampel 418J/0C.
Sifat intensif berhubungan dengan kapasitas panas adalah kalor jenis (panas spesifik)
yang didefinisikan sebagai jumlah panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 g zat
sebesar 10C. Untuk air, panas spesifiknya adalah 4,18 Jg-1C-1. Kebanyakan zat mempunyai
panas spesifik yang lebih kecil dari air. Misalnya besi, panas spesifiknya hanya 0,452 J g -1 0C-
1. Berarti lebih sedikit panas diperlukan untuk memanaskan besi 1 g sebesar 10C daripada air
atau juga dapat diartikan bahwa jumlah panas yang akan menaikkan suhu 1 g besi lebih besar
dari pada menaikkan suhu 1 g air.
Besarnya panas spesifik untuk air disebabkan karena adanya sedikit pengaruh dari
laut terhadap cuaca. Pada musim dingin air laut lebih lambat menjadi dingin dari daratan
sehingga udara yang bergerak dari laut ke darat lebih panas daripada udara dari darat ke laut.
Demikian juga dalam musim panas, air laut lebih lambat menjadi panas daripada daratan.
BAB III
METODA PRAKTIKUM
2.1.Alat dan Bahan
Sebuah kalorimeter dilengkapi dengan kumparan pemanas dan pengaduk.
Termometer
Sebuah voltmeter
Sebuah amperemeter
Sebuah gelas ukur
Sebuah Stopwatch
5 kabel penghubung
2.2.Prosedur Praktikum
1. Dengan menggunakan gelas ukur yang tersedia, isilah kalorimeter dengan air suling
sebanyak 50 mlL.
2. Timbang massa air suling.
3. Susunlah alat-alat percobaan seperti pada gambar. Sebelum sumber tegangan diaktifkan
, periksalah pada asisten.
4. Hubungkan arus dalam waktu yang singkat dan atur arusnya sebesar 0,3 A, kemudian
sumber tegangan DC dimatikan lagi.
5. Aduklah air dan catat suhu sebagai suhu awal T1.
6.Alirkan kembali arus listrik (sumber tegangan DC diaktifkan). Catat tegangan yang
terukur pada voltmeter.
7. Catatlah suhu pada saat 3 menit, 6 menit, 9 menit, 12 menit dan 15 menit. Isikan
sebagai suhu akhir T2. Setelah 15 menit, matikan sumber tegangan DC.
8. Gantilah air didalam kalorimeter dan ulangi percobaan diatas dengan besar arus yang
mengalir 0,5 A. Isikan pada data tabel yang tersedia.
9. Hitunglah tara panas listrik untuk mesing-masing percobaan dan hitung rata-ratanya.
10. Hitunglah hambatan dan daya listrik kumparan.
11. Hitung ketelitian percobaan anda dengan literatur (1 kalori=4,2 Joule).
12. Berikanlah kesimpulan berkaitan dengan praktikum ini.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
4.2. Pembahasan
Kalorimeter merupaka suaatu alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor
yang terlibat dalam suatu perubahan atau reaksi kimia. Adapun kalor merupakan energi yang
berpindah akibat adanya perbedaan suhu. Hukum pertama termodinamika menghubungkan
perubahan energi dalam suatu proses termodinamika dengan jumlah kerja yang dilakukan
pada sistem dan jumlah kalor yang dipindahkan kesistem.
Pada kalorimeter terjadi perubahan energi dari energi listrik menjadi energi sesuai
dengan hukum kekekalan energi yang menyatakan energi tidak dapat diciptakan dan energi
tidak dapat dimusnahkan. Pada percobaan ini kita tidak membuat energi kalor / panas
melainkan kita hanya merubah energi listrik menjadi energi kalor / panas.
Prinsip kerja dari kalorimeter adalah mengalirkan arus listrik pada kumparan kawat
penghantar yang dimasukan ke dalam air suling. Pada waktu bergerak dalam kawat
penghantar (akibat perbedaan potenial) pembawa muatan bertumbukan dengan atom logam
dan kehilangan energi. Akibatnya pembawa muatan bertumbukan dengan kecepatan konstan
yang sebanding dengan kuat medan listriknya. Tumbukan oleh pembawa muatan akan
menyebabkan logam yang dialiri arus listrik memperoleh energi yaitu energi kalor / panas.
Berdasarkan data hasil praktikum diketahui bahwa semakin besar nilai tegangan listrik
dan arus listrik pada suatu bahan maka tara panas listrik yang dimiliki oleh bahan itu semakin
kecil. Dalam data hasih praktikum seolah terlihat bahwa pengukuran dengan menggunakan
arus kecil menghasilkan nilai yang kecil. Hal ini merupakan suatu anggapan yang salah
karena dalam pengukuran pertama ini perubahan suhu yang digunakan sangatlah kecil
berbeda dengan data yang menggunakan arus besar. Tapi jika perubahan suhu itu sama
besarnya maka yang berarus kecil yang mempunyai tara panas listrik yang besar.
BAB V
PENUTUP
5.1.Kesimpulan
Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuki mengetahui besar energi yang
dibebaskan pada suatu sistem. Pada kalorimeter terdapat energi disipasi. Energi disipasi dapat
berarti energi yang hilang dari suatu sistem. Hilang dalam arti berubah menjadi energi lain
yang tidak menjadi tujuan suatu sistem (dalam percobaan, energi listrik berubah menjadi
energi kalor) . Timbulnya energi disipasi secara alamiah nggak dapat dihindari
5.2.Saran
Untuk mendapatkan hasil pengamatan yang akurat, sebaiknya mahasiswa lebih teliti
dalam mengamati termometer, amperemeter dan voltmeter . Selian itu juga mahasiswa
sebaiknya menggunakan alat penunjang praktikum yang kondisinya masih baik dan
menyusunnya dengan benar sesuai modul dan arahan dari asisten.
DAFTAR PUSTAKA
Zaida, Drs., M.Si. Petunjuk Praktikum Fisika. Bandung:Dosen Unpad
Keenan, 1980, Kimia untuk Universitas Jilid 1, Erlangga, Jakarta.
Petrucci, Ralph. H, 1987, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 2 Edisi 4,
Erlangga, Jakarta.
Syukri, S, 1999, Kimia Dasar 1, ITB, Bandung.
Download Laporan Praktikum Kalorimeter.doc