33
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuhan di bumi ini sangat beragam baik dilihat dari karekter warna daun, warna bunga, tipe daun, tipe batang, tipe akar bahkan habitat hidupnya. Keanekaragaman tersebut dapat kita lihat melalui perawakan atau morfologinya. Kita dapat mengetahui perbedaan warna mahkota bunga, bentuk mahkota, bentuk daun yang berbeda, jenis batang yang berkayu atau tidak dan banyak aspek morfologi lainnya yang dapat diamati. Keanekaragaman tumbuhan dapat dilihat sampai dengan tingkat spesies sebagai contoh bunga mawar. Bunga mawar merah belum tentu memiliki struktur morfologi yang sama dengan bunga mawar putih kata lain dari satu marga setiap spesies memiliki perbedaan satu sama lain sehingga keanekaragaman di Indonesia memiliki keanekaraagaman yang sangat tinggi. Keanekaragaman tingkat jenis dapat dilihat pada bunga Kana. Bunga Kana memiliki bentuk dan warna yang beraneka ragam, antara satu spesies dengan spesies lain memiliki perbedaan walaupun hanya beberapa. Warna bunga Kana pun sangat beraneka ragam dari yang memiliki dasar warna kuning, jingga, merah, bahkan merah muda, tetapi ada beberapa yang memiliki warna mahkota yang berornamen seperti bunga Kana kuning dengan ornamen bintik jingga, wara kuning ornamen bintik jingga, merah ornamen bintik kuning dan masih banyak lagi. Tidak hanya warna tetapi 1

BAB I

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan

Citation preview

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tumbuhan di bumi ini sangat beragam baik dilihat dari karekter warna daun,

warna bunga, tipe daun, tipe batang, tipe akar bahkan habitat hidupnya.

Keanekaragaman tersebut dapat kita lihat melalui perawakan atau morfologinya. Kita

dapat mengetahui perbedaan warna mahkota bunga, bentuk mahkota, bentuk daun

yang berbeda, jenis batang yang berkayu atau tidak dan banyak aspek morfologi

lainnya yang dapat diamati. Keanekaragaman tumbuhan dapat dilihat sampai dengan

tingkat spesies sebagai contoh bunga mawar. Bunga mawar merah belum tentu

memiliki struktur morfologi yang sama dengan bunga mawar putih kata lain dari satu

marga setiap spesies memiliki perbedaan satu sama lain sehingga keanekaragaman di

Indonesia memiliki keanekaraagaman yang sangat tinggi.

Keanekaragaman tingkat jenis dapat dilihat pada bunga Kana. Bunga Kana

memiliki bentuk dan warna yang beraneka ragam, antara satu spesies dengan spesies

lain memiliki perbedaan walaupun hanya beberapa. Warna bunga Kana pun sangat

beraneka ragam dari yang memiliki dasar warna kuning, jingga, merah, bahkan merah

muda, tetapi ada beberapa yang memiliki warna mahkota yang berornamen seperti

bunga Kana kuning dengan ornamen bintik jingga, wara kuning ornamen bintik

jingga, merah ornamen bintik kuning dan masih banyak lagi. Tidak hanya warna

tetapi bentuknya pun beranekaragam ada bunga Kana becil dan ada yang besar.

Dalam peneliti ini penulis membahas tentang persamaan dan perbedaan

karakteristik morfologi tumbuhan Kana kuning besar, tumbuhan Kana kuning kecil,

dan tumbuhan Kana jingga besar. Tujuan kami dalam melakukan penulisan proyek ini

adalah untuk mengetahui persamaan dan perbedaan karakter morfologi tumbuhan

Kana kuning besar, tumbuhan Kana kuning kecil, dan tumbuhan Kana jingga besar

dan melihat hubungan kedekatan antar ketiganya.

1

Page 2: BAB I

B. Rumusan masalah

Dari latar belakang di atas diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perbedaan ciri morfologi tumbuhan Kana kuning besar, tumbuhan

Kana kuning kecil, dan tumbuhan Kana jingga besar?

2. Bagaimana persamaan ciri morfologi tumbuhan Kana kuning besar, tumbuhan

Kana kuning kecil dan tumbuhan Kana jingga besar?

3. Bagaimana hubungan persamaan dan perbedaan karekteristik morfologi

tumbuhan Kana kuning besar, tumbuhan Kana kuning kecil, dan tumbuhan Kana

jingga besar?

C. Tujuan

Adapun tujuan dalam melakukan praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan ciri morfologi tumbuhan Kana

kuning besar, tumbuhan Kana kuning kecil, dan tumbuhan Kana jingga besar.

2. Untuk mengetahui berapa banyak karekter diagnostik dan karakter sintetik dari

tumbuhan Kana kuning besar, tumbuhan Kana kuning kecil, dan tumbuhan Kana

jingga besar.

3. Untuk mengetahui hubugan karakter diagnostik dengan karakter sintetik dengan

hubungan kekerabatan dari tumbuhan Kana kuning besar, tumbuhan Kana kuning

kecil, dan tumbuhan Kana jingga besar.

2

Page 3: BAB I

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi

Deskripsi adalah suatu tulisan atau ucapan lisan yang menggambarkan sifat suatu

benda atau organisme. Tujuan utama penyusunan deskripsi adalah untuk membantu

pengenalan terhadap suatu sampel atau takson. Berdasarkan fungsinya inilah deskripsi

dibagi menjadi dua, yaitu deskripsi analitik dan deskripsi diagnostik. Deskripsi analitik

juga dapat disebut deskripsi umum dikarenakan deskripsi ini berisi semua sifat atau

karakter alamiah dari suatu sampel atau takson. Fungsi deskripsi analitik adalah

meenggambarkan dengan kata-kata serinci dan sejelas mungkin suatu organisme atau

sampel yang kita maksudkan, atau yang sedang kita amati. Deskripsi diagnostik berisi

karakter-karakter yang penting saja. Fungsi deskripsi diagnostik adalah menyampaikan

tanda atau karakter taksonomi yang dimiliki suatu organisme atau suatu takson, karena

itu dalam deskripsi ini hanya tercantum karakter taksonominya. Bila dalam deskripsi

diagnostik jelas disebut nama jenis lain sebagai pembanding, maka deskripsinya disebut

diagnostik diferensial. Fungsi deskripsi diagnostik diferensial adalah menunjukkan

karakter pembeda dengan takson tertentu lainnya.

Hal yang perlu dipertimangkan apabila akan memyiapkan deskripsi.

Deskripsi harus :

1. Relevan dengan publikasi. Dengan kata lain kita tidak akan mendeskripsikan tipe

plasentasi karpel dalam manual yang diperuntukkan bagi masyarakat awam.

2. Akurat/tepat (penggunaan terminologi harus benar).

3. Semua vaiasi yang terdapat dalam takson harus terdeskripsi (beberapa karakter

dapat bervariasi secara jelas dalam takson).

4. Harus konsisten dalam memperlakukan. Dengan kata lain deskripsi harus

mengikuti urutan standar baku. Urutannya : habitus tumbuhan diikuti gambaran

vegetativ, diikuti gambaran reproduktiv. Informasi lain, seperti manfaat ekonomi,

kisaran, habitat, elevasi, nama lokal (daerah), jumlah kromosom perlu dimasukan.

5. Urutan karakter secara khusus dalam manual meliputi : (a) bentuk umum (besar,

kecil, evergreen, parasitik); (b) kelamin; (c) durasi tumbuhan, dsb.

3

Page 4: BAB I

6. Harus meliputi standar asumsi mengenai tumbuhan seperti apa adanya. Misalnya ,

kecuali dikatakan lain bahwa tumbuhan memilii daun, batang, akar dan organ

reproduktiv, memiliki klorofil, dsb.

7. Deskripsi untuk spesies dibuat lebih detail (rinci) dari pada genus atau takson di

atasnya.

B. Pengertian karakter

Konsep karakter merupakan dasar ilmu taksonomi. Karakter memberikan

informasi dasar untuk klasifikasi dan karakter diagnostic yang digunakan identifikasi,

karakter perlu sekali untuk penentuan kekerabatan, dan kombinasi karakter

berhubungan dengan organism berbeda membentuk dasar penamaan taksa. Karakter

merupakan ekspresi bentuk, struktur atau fungsi yang oleh ahli taksonomi digunakan

untuk tujuan tertentu seperti perbandingan atau interpretasi secara praktis. Terdapat 3

macam karakter dalam taksonomi:

o Karakter diagnostic yaitu karakter yang berbeda

o Karakter sintetik yaitu karakter yang sama

o Variasi karakter yaitu karakter yang berbeda pada tingkatan taksa pada

tingkatan yang sama.

C. Morfologi Tumbuhan ( Akar, Batang, Daun, dan Bunga)

Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang mengkaji berbagai organ tumbuhan, baik

bagian-bagian, bentuk maupun fungsinya. Secara klasik, tumbuhan terdiri dari tiga organ

dasar:

Daun,

Batang , dan

Akar.

Organ-organ lain dapat digolongkan sebagai organ sekunder karena terbentuk

dari modifikasi organ dasar. Beberapa organ sekunder dapat disebut sebagai organ

aksesori, karena fungsinya tidak vital. Beberapa organ sekunder penting:

Bunga

Buah

Biji

4

Page 5: BAB I

1. Morfologi akar

Akar merupakan bagian tumbuhan yang biasanya terdapat di bawah tanah

yang berfungsi untuk memperkuat berdirinya, menyerap air dan zat-zat makanan

yang terlarut dalam tanah, mengangkut air dan zat-zat makanan.

Hal yang dikaji dalam morfologi akar biasanya sistem perakaran, termasuk akar

tunggang atau akar serabut.bentuk akar meliputi; bentuk tombak (fusiformis),

bentuk gasing (napiformis), bentuk benang (fuliformis).

2. Morfologi batang

a. Tipe batang

a. batang basah (herbaceous), yaitu batang yang lunak dan berair

b. batang berkayu (lignosus), batang yang biasanya keras dan kuat

c. batang rumput (calmus), batang yang mempunyai ruas-ruas yang nyata dan

seringkali berongga.

d. batang mendong (calamus), batang rumput tetapi mempunyai ruas-ruas

yang lebih panjang.

b. Bentuk batang

bulat (teres), / angularis

bersegi misal, bersegi segi empat (quadrangularis), segitiga

(triangularis).

Pipih, dibedakan menjadi filokladia dan kladokadia.

c. Permukaan Dan Arah Tumbuh Batang

Permukaan batang meliputi; licin (laevis), berusuk (costatus), beralur

(sulcatus), bersayap (alatus), berambut (pilosus), berduri (spinosus).

Arah tumbuh batang meliputi; tegak lurus (erectus), menggantung

(dependens), berbaring (humifusus), menjalar atau merayap (repens), serong

ke atas (ascendens), mengangguk (nutans), memanjat (scandens), membelit

(volubilis).

d. Konstruksi percabangan

1. Pohon tidak bercabang

5

Page 6: BAB I

a. Model holtum; pohon memiliki satu sumbu saja, tidak bercabang

dan tunas terminal berkembang menjadi perbungaan.

b. Model corner, pohon memiliki satu sumbu saja, tidak bercabang dan

perbungaan lateral, meristem apeks tumbuh terus.

2. Pohon bercabang

A. sumbu vegetative semua ekivalen dan ototrop

a. Model thomlinson, dari tunas ketiak di bawah tanah tumbuh sumbu

baru tegak ke atas, tiap sumbu di atas tanah membentuk perakaran

sendiri dan ekivalen dengan kaulomer lain.

b. Model chamberlain, sumbu vegetative di atas tanah lurus yang

terdiri dari beberapa kaulomer yang bersinambungan (simpodial)

tiap kaulomer tumbuh sampai menghasilkan perbungaan terminal

dari setiap kaulomer hanya menghasilkan satu kaulomer anak di

bawah perbungaan terminal.

c. Model leeuwenberg, sumbu batang di atas tanah beruas dalam tiga

dimensi, karena kaulomer awal tumbuh sampai tunas terminal

berkembang jadi perbungaan, tepat di bawah perbungaan

berkembang 3 tunas ketiak yang masing-masing tumbuh menjadi

kaulomer dan menempati ruang 3 dimensi.

B. Sumbu vegetative terdiferensiasi

a. Model kwan koriba, pohon memperlihatkan struktur beruas dan

beberapa kaulomer monocarp, percabanga simpodial.

b. Model aubreville, batang pokok monopodium yang ritmis,

cabang beruas dan plagiotrop menurut aposisi kaulomer secara

tak terbatas.

c. Model roux, batang pokok monopodium motrotop dengan cabang

kontinu atau difus, cabang plagiotrop dengan daun berhadapan,

cabang sering monopodium dan dapat juga simpodium.

C. Sumbu vegetative dengan struktur campur

a. Model champagnant, batang pokok otrotop simpodial,

filotaksis daun spiral

6

Page 7: BAB I

b. Model troll, bisa terjadi batang pokok monopodium atau

simpodium, pertumbuhan awal ortotrop kemudian menjadi

plagiotrop, daun cenderung berhadapan, sumbu pertama

bersifat ortotrop.

3. Morfologi Daun

Dalam mengkaji morfologi daun biasanya diidentifikasi bagian-bagian

daun, meliputi upih daun, pelepah daun, tangkai daun dan helaian daun. Bangun

atau bentuk daun,

a. Bentuk Daun (Circumscriptio)

Berdasarkan letak bagian daun yang melebar dapat dibedakan 4

golongan daun yaitu daun dengan :

a. Bagian yang terlebar berada di tengah-tengah helaian daun

b. Bagian yang terlebar terdapat di bawah tengah-tengah helaian

daun.

c. Bagian yang terlebar terdapat di atas tengah-tengah helaian daun.

d. Tidak ada bagian yang terlebar atau dari pangkal sampai ujung

hampir sama lebarnya.

b. Ujung daun

Ada beberapa bentuk ujung daun yaitu:

1. jika pertemuan tepi daun puncak dengan membentuk sudut lancip,

maka disebut ujung daun meruncing (acutus). Biasanya ditemukan

pada daun bangun membulat, lanset, segitiga, delta, belah ketupat

dan lain-lain.

2. jika pertemuan tepi daun berada di bawah puncak maka ujung

daun disebut meruncing (acuminatus).

3. jika pertemuan tepi daun berada di atas puncak dan membentuk

sudut tumpul maka ujung ini disebut tumpul (obtusus)

4. jika pertemuan tepi daun tidak membentuk sudut atau bulat maka

disebut ujung daun membulat (rotundatus)

5. jika ujung daun rata disebut romping (truncates)

7

Page 8: BAB I

6. jika ujung daun berlekuk maka disebut ujung daun terbelah

(retusus)

7. jika ujung daun berduri maka disebut mucronatus

8. jika ujung daunnya menggulung disebut cirrhosus, biasanya

ditemukan pada ujung daun yang bersulur seperti kembang

sungsang.

9. Jika pada daun yang distalnya sempit terdapat ujung yang panjang

seperti jarum disebut aristatus.

10. Jika pada daun yang bagian distalnya lebar dan terdapat ujung

yang panjang seperti jarum disebut caudatus.

c. Pangkal daun

Ada beberapa bentuk pangkal daun yakni :

1. Pangkal daun yang tidak menyatu

Runcing / acutus

Meruncing / acuminatus

Tumpul / obtusus

Membulat / rotundatus

Rompang atau rata / truncates

Berlekuk / emarginatus

Hestatus

2. Kedua tepi daun menyatu (connatus)

Ditembus batang, jika pangkal daun tumbuh menyatu dengan daun

yang ada dihadapannya disebut conatus-perfoliatus, dan apabila

kedua tepi daun menyatu dan mengelilingi batang disebut

perfoliolatus.

d. Tulang daun

Berdasarkan besar kecilnya tulang daun, dapat dibedakan

menjadi :

1. Ibu tulang daun (costa), ukuran besar, merupakan terusan

dari tangkai daun, biasanya membagi daun menjadi dua

bagian.

8

Page 9: BAB I

2. Tulang daun lateral (nervus lateral), cabang tulang daun yang

keluar dari ibu tulang daun.

3. Urat daun (vena), tulang daun yang amat kecil yang tersusun

seperti jala atau sejajar.

Sistem tulang daun menunjukkan cara tulang daun tersusun

dalam helaian daun, menurut susunan tulang daunnya dikenal :

1. Jika tulang daun terpencar kea rah tepi daun

2. Bertulang menjari/ palminervis, cabang tulang daun

terpencar dari satu titik pada pangkal ibu tulang.

3. Bertulang menyirip / penninervis, cabang keluar di sepanjang

ibu tulang daun.

Jika di bagian atas ujung daun tulang menyatu

1. Bertulang lurus / rectinervis, biasanya ditemukan pada daun

rumput-rumputan.

2. Bertulang melengkung / curvinervis, biasanya ditemukan

pada hampir semua melastomataceae.

e. Tepi helaian daun

Berdasarkan torehan yang ada pada daun suatu tumbuhan, maka

daun dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu dengan pinggiran

rata atau intinger dan daun dengan torehan pada tepinya / divisus.

Berdasarkan yang terjadi pada pinggir daun disebut sinus, serta

tonjolannya disebut dengan angulus. Berdasarkan bentuk sinus dan

angulusnya, maka pinggir daun dengan torehan merdeka dapat

dibedakan atas:

1. Bergerigi / serratus, sinus dan angulusnya sama runcing

2. Bergerigi ganda / bisserratus, jika angulus pada daun yang

bergerigi mempunyai gerigi lagi.

3. Berombak / repandus, jika angulus dan sinusnya sama-sama

tumpul.

4. Bergigi / dentatus, jika sinus tumpul dan angulusnya runcing.

9

Page 10: BAB I

5. Beringgit / crenatus, jika sinusnya tajam dan angulusnya

tumpul.

6. Berombak / repandus, jika sinus dan angulus sama-sama

tumpul.

f. Daging daun

Tebal atau tipisnya helaian daun, pada hakekatnya juga

bergantung pada tebal tipisnya daging daunnya. Sifat ini dibedakan

menjadi:

1. Tipis seperti selaput / membranaceus

2. tipis seperti selaput (membranaceus),

3. seperti kertas (papyraceus),

4. tipis lunak (herbaceous),

5. seperti perkamen (perkamentus),

6. seperti kulit (coriaceus),

7. berdaging (carnosus)

Sifat lain misalnya warna daun, permukaan daun dan tipe daun (daun

majemuk, daun tunggal).

4. Morfologi bunga

Bunga merupakan modifikasi dari daun dan batang, dan berkembang

dari pucuk yang tumbuh menjadi ranting diiringi daun-daun yang sangat rapat.

Morfologi umum bunga terdiri dari:

a. Perhiasan bunga (periantum), yang terdiri dari:

a. sepal / daun kelopak (sepalum, jamak sepala), keseluruhan daun

kelopak disebut kaliks (calyx)

b. Petal atau daun mahkota (petalum, jamak petal), keseluruhan daun

kelopak disebut korola.

c. Perigonium atau tenda.

10

Page 11: BAB I

b. Alat kelamin yang terdiri dari:

a. Stamen atau benang sari, keseluruhan stamen bunga disebut

androceium, bagiannya adalah kepala sari (anther) yang berisi serbuk

sari (pollen) serta tangkai sari (filament)

b. Pistillum atau putik, terdiri dari ovarium, stilus dan stigma. Ovarium

disusun oleh karpel atau daun buah.

c. Variasi bunga

Alat kelamin dan kelengkapannya

1. Bunga lengkap, yaitu bunga yang mempunyai sepal, stamen, dan

pistillum. Bunga tidak lengkap, yaitu bunga yang tidak memiliki salah

satu atau lebih bagian- bagian tersebut.

2. Bunga banci (bisexual), yaitu bunga yang memiliki alat kelamin jantan

dan betina. Sedangkan bunga yang hanya memiliki salah satunya

disebut bunga unisexual yakni bunga jantan (non muskulus), dan

bunga betina (non femineus).

3. Bunga mandul, yaitu bunga yang tidak memiliki alat kelamin seperti

bunga pita pada bunga matahari.

4. Bunga yang mengalami adnasi adalah bunga yang memiliki bagian-

bagian yang menyatu.

D. Bunga Kana

1. Nama umum

Indonesia: Bunga kana, bunga tasbih, ganyong hutan

Inggris: canna, poloke, Indian-shot

Pilipina: Tikas

2. Klasifikasi11

Page 12: BAB I

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

 Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

 Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)

 Sub Kelas : Commelinidae

 Ordo : Zingiberales

 Famili : Cannaceae 

Genus : Canna

 Spesies : Canna indica L.

Bunga Kana atau bunga tasbeh berasal dari daerah tropis benua Amerika.

Tumbuhan ini mampu hidup di dataran rendah hingga ketinggian 1.000 m di atas

permukaan laut. Tumbuhan ini tumbuh besar, tegak, dengan tinggi mencapai dua

meter. Tanaman ini memiliki rimpang tebal menyerupai ubi. Daunnya besar dan

lebar, menyirip jelas. Warnanya hijau atau merah tengguli. Bunganya besar dengan

warna-warna cerah, seperti merah, merah muda, dan kuning yang tersusun dalam

bentuk tandan. Tanaman ini tergolong tanaman luar dengan nama latin Canna lily.

Tanaman ini biasanya tumbuh di hutan dan pegunungan walau tak jarang dijadikan

tanaman hias di pekarangan dan taman kota, karena memiliki bunga yang

mempesona. Dan teryata dibalik pesona aneka warnanya bunga Kana memiliki

daya penyembuhan yang luar biasa.

Bunga Kana menyukai sinar matahari dan tanah yang lembap kearah

basah. Di Indonesia, bahkan Kana ditanam sebagai tanaman air didalam kolam.

Kana di Australia tahan terhadap udara panas yang kadang kadang cukup ekstrim,

tetapi tidak menyukai udara dingin sama sekali. Juga siput (snail) adalah musuh

utama Kana karena mereka suka memakan daunnya.

3 Jenis-Jenis Bunga Kana

12

Page 13: BAB I

a. Orange Canna

b. Yellow Canna

c. Pink Canna

4. Khasiat Bunga Kana

Bunga kana bisa digunakan sebagai obat penurun panas, tekanan darah

tinggi, , metrorrhagia (haid banyak), keputihan, sakit kuning, batuk darah,luka

berdarah, jerawat. Kandungan kimia yang terdapat di bunga tasbih antara lain enam

substansi phenol, dua terpene, empat coumarin, pati, glukose, lema alkaloid dan

getah.. Bagian  yang dapat dimafaatkan adalah rimpang, daun, bunga dalan

keadaan segar maupun kering.

BAB III

13

Page 14: BAB I

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang kami lakukan adalah jenis penelitian observasi.

Dimana kami meninjau di seluruh kawasan ketintang wiyata surabaya untuk

mencari spesimen kemudian kita dentifikasi selanjutnya kami analisis, hingga kami

dapat menarik kesimpulan dari data yang kami peroleh.

B. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah tanaman kana yaitu kana kuning besar,

kana kuning kecil, dan kana jingga yang meliputi bagian akar, batang, daun dan

bunga yang kita dapat dari eksplorasi di alam dan kemudian kita koleksi.

C. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Tempat dalam melakukan eksplorasi yaitu di daerah Ketintang Wiyata

Surabaya mengenai berbagai jenis-jenis bunga kana yang terdapat di daerah

tersebut selama 2 hari pada tanggal 20-21 Februari 2012. Pengidentifikasian

dilakukan di kampus Ketintang Unesa, Fakultas MIPA, Jurusan Biologi pada

tanggal 22 Februari 2012.

D. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang kami gunakan dalam melakukan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Tumbuhan Kana kuning besar

2. Tumbuhan Kana kuning kecil

3. Tumbuhan Kana jingga

4. Kamera HP

5. Silet

6. Lup

7. Buku panduan morfologi Gembong

8. Alat tulis

E. Prosedur Penelitian

14

Page 15: BAB I

Prosedur dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tahap eksplorasi

Pada tahap ini kami melakukan pencarian jenis-jenis bunga kana yang ada

di daerah Ketintang Wiyata Surabaya. Dan dari eksplorasi trsebut kami

menemukan bunga kana dengan warna dan bentuk yang berbeda yaitu

bunga kana kuning besar, bunga kana kuning kecil, dan bunga kana

jingga. Mendokumentasikan jenis-jenis bunga kana tersebut dengan

menggunakan Camera HP. Dan mencatatnya.

2. Tahap pengkoleksian

Mengkoleksi tumbuhan Kana kuning besar, tumbuhan Kana kuning kecil,

dan tumbuhan Kana jingga dengan memperhatikan kelengkapan dan

kondisi tumbuhan tersebut (harus dalam kondisi yang baik dan lengkap).

Mendokumentasikan bagian-bagian dari bunga Kana sebagai pengingat

dan bahan pendukung penulis dalam mendeskripsikan bagian-bagian dari

tumbuhan Kana tersebut.

3. Tahap Pendeskripsian

Mendeskripsikan bagian-bagian dari bunga Kana secara menyeluruh

meliputi akar, batang, daun, dan bunga dengan menggunakan kamera.

Menyususn deskripsi dilakukan sedetail mungkin karena semakin banyak

data semakin baik, amati dengan seksama.

4. Mengidentifikasi dari hasil deskripsi tersebut dengan bantuan buku

panduan.

5. Menghitung jumlah karakter diagnostik dan karakter sintetik dari hasil

identifikasi tumbuhan Kana kuning besar, tumbuhan Kana kuning kecil,

dan tumbuhan Kana jingga besar dan menganalisisnya.

F. Teknik Analisis Data

15

Page 16: BAB I

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yaitu

penelitian disajikan dengan penjelasan dari data yang kami peroleh. Data

penelitian yang kami peroleh adalah data primer dan data sekunder. Data primer

yaitu data yang kami dapat dari observasi. Data sekunder yaitu data yang kami

peroleh dari hasil studi literatur melalui beberapa buku, internet, serta media

cetak dan elektronik lainnya.

BAB IV

16

Page 17: BAB I

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Tabel Hasil Pengamatan

Deskripsi Morfologi Tumbuhan Kana

No Morfologi KarakterSifat karakter

Kana kuning Kana jingga Kana kuning kecil

1 Akar Tipe akar Rimpang Rimpang Rimpang

2 Batang Perawakan batang Herba Herba Herba

Bentuk batang Bulat berpelepah Bulat berpelepah Bulat berpelepah

Arah tumbuh

batang

Tegak lurus Ke atas Tegak lurus Ke atas Tegak lurus Ke atas

Model

percabangan

Thomlinson Thomlinson Thomlinson

Tipe batang Basah Basah Basah

Warna pelepah Hijau, berlapis lilin Merah, berlapis lilin Hijau, berlapis lilin

Bentuk batang

bersama pelepah

Bulat telur Bulat

3 Daun Macam daun Daun tunggal Daun tunggal Daun tunggal

Fillotaksis Berseling Berseling Berseling

Bentuk daunMemanjang, 40 cm

x 15 cm

Memanjang, 25-26

cm x 10 cm

Memanjang 50 cm x 15

cm

Pangkal daun Runcing Runcing Runcing

Tepi daun Rata Rata Rata

Ujung daun Runcing Runcing Runcing

Susunan tulang

daun

Bertulang

melengkung

Bertulang

melengkung

Bertulang melengkung

Warna tepi daun Kuning Merah Kuning

Daging daun Tipis seperti kertas,

berlapis lilin

Tipis seperti kertas,

berlapis lilin

Tipis seperti kertas,

berlapis lilin

Permukaan daun

bawah

Hijau, Pertulangan

hijau, Berlapis lilin

Hijau, Pertulangan

kuning ,Berlapis lilin

Hijau, Pertulangan

hijau, Berlapis lilin

Permukaan daun Hijau,Berlapis Hijau, Berlapis lilin, Hijau,Berlapis lilin,

17

Page 18: BAB I

atas lilin, pertulangan

hijau

pertulangan kuning pertulangan hijau

4 Bunga Macam bunga Bunga majemuk Bunga majemuk Bunga majemuk

Tipe perbungaan Rasemosa,

bercabang seling

Rasemosa, bercabang

seling

Rasemosa, bercabang

seling

kelengkapan

bunga

Lengkap, sempurna Lengkap, sempurna Lengkap, sempurna

Simetri bunga Zygomorf Zygomorf Zygomorf

Bentuk epikaliks Lonjong 2 cm x 1

cm

Lonjong 2 cm x 1 cm Lonjong 1,5 cm x 0,7

cm

Jumlah epikaliks 3 3 3

Warna epikaliks Kuning kehijauan,

berlapis lilin

Jingga kemerahan,

berlapis lilin

Hijau teransparan,

berlapis lilin

Bentuk kaliks Lonjong , 6 cm x 2

cm, cekung

Lonjong, 6 cm x 2

cm cekung

Lomjong, 4-5 x 1,

melekuk ke dalam

Jumlah kaliks 3 3 3

Warna kaliks Kuning transparan,

berlapis lilin

Jingga transparan,

berlapis lilin

Kuning transparan,

berlapis lilin.

Bentuk mahkota Lonjong membulat,

15cm x 5 cm

Lonjong membulat,

15 cm x 5 cm

Lonjong memanjang, 17

cm x 3 cm

Jumlah mahkota

bunga

5 petal 5 petal 4 petal

Warna mahkota Kuning Jingga Kuning kucat

Estivasi Imbrikata,

berlawanan arah

jarum jam

Imbrikata,

berlawanan arah

jarum jam

Imbrikata, berlawanan

arah jarum jam

Kelekatan

mahkota bunga

Lepas Lepas Lepas

Tipe benang sari Laminar Laminar Laminar

Modifikasi benang

sari

Melakat pada

mahkota bunga

Melekat pada

mahkota bunga

Elekat pada mahkota

bunga

Perlekatan benang

sari

Epipetalous Epipetalous Epipetalous

Berkas perlekatan Versatilis Versatilis Versatilis

18

Page 19: BAB I

kepala sari

Bentuk tangkai

sari

Lembaran melekat

dengan mahkota

Lembaran melekat

dengan mahkota

Lembaran melekat

dengan mahkota

Panjang tangkai

sari

12 cm 12 cm 12 cm

Panjang kepala

sari

2 mm x 1 cm 2mm x 1 cm 2 mm x 1 cm

Tipe dan

perlekatan kepala

sari

Monothecal Monothecal Monothecal

Bentuk putik Lembaran, melebar

pada bagian ujung

Lembaran, melebar

pada bagian ujung

Lembaran, melebar pada

bagian ujung

Bentuk kepala

putik

Terminal Terminal Terminal

Panjang putik 11 cm x 0,5 cm 11 x 0,5 cm 11 cm x 0,5 cm

Warna bakal

buah

Hijau Merah kehijauan Hijau kekuningan

Perlekatan

ginosium

Syncarpous Syncarpous Syncarpous

Jumlah karpel 3 ruang 3 ruang 3 ruang

Jumlah lokul 1 lokul 1 lokul 1 lokul

Posisi ovarium

dan perhiasan

Epigynous Epigynous Epigynous

Rumus bunga K3, C3, A5, G ) K3, C3, A5, G ) K3, C3, A4, G )

B. Pembahasan

Berdasarkan data tabel diatas dapat dilihat bahwa kana kuning besar ,kana jingga

dan kana kuning kecil memiliki persamaan dan perbedaan karakteristik morfologi. Ciri

morfologi yang sama pada akar kana kuning besar ,kana jingga dan kana kuning kecil

adalah tipe akar, sedangkan pada ciri morfologi yang sama pada batang adalah

perawakan batang, bentuk batang, arah tumbuh batang, model percabangan dan tipe

batang. Persamaan ciri morfologi pada daun yaitu macam daun, filotaksis, bentuk daun,

19

Page 20: BAB I

pangkal daun, tepi daun, ujung daun, susunan tulang daun dan daging daun. Persamaan

ciri pada bunga kana kuning, kana jingga dan kana kuning kecil yaitu macam bunga, tipe

perbungaan, kelengkapan bunga, simetri bunga, bentuk epikaliks, jumlah epikaliks,

bentuk kaliks, estivasi, kelekatan mahkota bunga, modifikasi benang sari, perlekatan

benang sari, berkas perlekatan benang sari, bentuk tangkai sari, panjang tangkai sari,

panjang kepala sari, tipe dan perlekatan kepala sari, bentuk putik, bentuk kepala putik,

panjang putik, warna bakal buah, perlekatan ginosium, jumlah karpel, jumlah lokul,

posisi ovarium dan perhiasan dan rumus bunga.

Karakter diagnostik pada batang tumbuhan kana terlihat pada warna pelepah kana

jingga yang berwarna merah berlapis lilin, dan bentuk batang bersama pelepah kana

jingga yaitu berbentuk bulat. Sedangkan pada daun, karakter diagnostik ditemukan pada

warna tepi daun kana jingga yang berwarna merah serta permukaan daun bawah dan

permukaan daun atas kana jingga, yaitu hijau pertulangan kuning berlapis lilin.

Morfologi bunga kana, karakter diagnostiknya ditemukan pada warna epikaliks kana

jingga yang berwarna jingga kemerahan berlapis lilin, warna kaliks kana jingga yang

berwarna jingga transparan berlapis lilin, bentuk mahkota kana kuning kecil bentuk

lonjong memanjang, jumlah mahkota kana kuning kecil 4 petal, warna mahkota kana

jingga adalah jingga dan warna bakal buah kana jingga adalah merah kehijauan.

DAFTAR PUSTAKA

20

Page 21: BAB I

Anonim. Bunga Kana “Canna indica L “ . http://www.plantamor.com/index.php?plant= 267. Diakses tanggal 25 Februari 2012

Anonim. 2010. Deskripsi Taksonomi. http://www.dhammacakka.org/forum/showthread. php?t=281 Diakses tanggal 25 Februari 2012

Anonim. 2009. Morfologi dan Modifikasi Bunga. http://ii-mam.blogspot.com/2009/12/ morfologi-dan-modifikasi-bunga.html diakses tanggal 25 februari 2012

Tjitrosoepomo, Gembong. 1985. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada university Press

Tim Taksonomi Tumbuhan Tinggi. 2011. Panduan Penelitian “Tajsonomi Tumbuhan Tainggi”. Jurusan Biologi Unesa

Tim Taksonomi Tumbuhan Tinggi. 2011. Lembar Kegiatn Siswa “Tajsonomi Tumbuhan Tainggi”. Jurusan Biologi Unesa

DISKUSI

21

Page 22: BAB I

1. Dari percobaan yang kami lakukan, kami menjumpai banyak jenis tanaman kana, hal

ini dapat dilihat dari morfologinya. Sebagai contoh tanaman kana kuning besar,

tanaman kana kuning kecil, dan kana jingga. Dari identifikasi dapat dilihat

karakteristik diagnostik sebagai berikut:

a. Warna pelepah

b. Bentuk batang bersama pelepah

c. Warna tepi daun

d. Permukaan daun bagian bawah

e. Warna epikaliks

f. Warna kaliks

g. Bentuk mahkota

h. Jumlah mahkota

i. Warna mahkota

j. Warna bakal buah

Dari karakteristik diagnostik di atas dapat dapat dilihat bahwa banyaknya perbedaan

pada tumbuhan kana terletak pada tingkat spesies. Karena pada pengmatan yang kami

lakukan karakter diagnostik banyak muncul pada tingkatan ini sehingga kita dapat

menentukan bahwa di tingkatan spesies inilah banyak terjadi perbedaan.

2. Menurut anda semakin tinggi tingkatan taksa apakah juga semakin banyak karakter

diagnostik yang dijumpainya?

Iya, karena semakin tinggi tingkatan taksa semakin banyak perbedaanya, dilihat dari

hasil pengmatan kami bahwa antar spesies bunga kana pun memiliki perbedaan dari

strukturnya.

22

Page 23: BAB I

3. Membuat grafik hubungan antara:

a. Tingkatan taksa dengan karakter diagnostik

b. Tingkatan taksa dengan variasi karakter

23