Upload
yasinta-dwi-kharisma
View
57
Download
10
Embed Size (px)
DESCRIPTION
laporan
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumbuhan di bumi ini sangat beragam baik dilihat dari karekter warna daun,
warna bunga, tipe daun, tipe batang, tipe akar bahkan habitat hidupnya.
Keanekaragaman tersebut dapat kita lihat melalui perawakan atau morfologinya. Kita
dapat mengetahui perbedaan warna mahkota bunga, bentuk mahkota, bentuk daun
yang berbeda, jenis batang yang berkayu atau tidak dan banyak aspek morfologi
lainnya yang dapat diamati. Keanekaragaman tumbuhan dapat dilihat sampai dengan
tingkat spesies sebagai contoh bunga mawar. Bunga mawar merah belum tentu
memiliki struktur morfologi yang sama dengan bunga mawar putih kata lain dari satu
marga setiap spesies memiliki perbedaan satu sama lain sehingga keanekaragaman di
Indonesia memiliki keanekaraagaman yang sangat tinggi.
Keanekaragaman tingkat jenis dapat dilihat pada bunga Kana. Bunga Kana
memiliki bentuk dan warna yang beraneka ragam, antara satu spesies dengan spesies
lain memiliki perbedaan walaupun hanya beberapa. Warna bunga Kana pun sangat
beraneka ragam dari yang memiliki dasar warna kuning, jingga, merah, bahkan merah
muda, tetapi ada beberapa yang memiliki warna mahkota yang berornamen seperti
bunga Kana kuning dengan ornamen bintik jingga, wara kuning ornamen bintik
jingga, merah ornamen bintik kuning dan masih banyak lagi. Tidak hanya warna
tetapi bentuknya pun beranekaragam ada bunga Kana becil dan ada yang besar.
Dalam peneliti ini penulis membahas tentang persamaan dan perbedaan
karakteristik morfologi tumbuhan Kana kuning besar, tumbuhan Kana kuning kecil,
dan tumbuhan Kana jingga besar. Tujuan kami dalam melakukan penulisan proyek ini
adalah untuk mengetahui persamaan dan perbedaan karakter morfologi tumbuhan
Kana kuning besar, tumbuhan Kana kuning kecil, dan tumbuhan Kana jingga besar
dan melihat hubungan kedekatan antar ketiganya.
1
B. Rumusan masalah
Dari latar belakang di atas diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perbedaan ciri morfologi tumbuhan Kana kuning besar, tumbuhan
Kana kuning kecil, dan tumbuhan Kana jingga besar?
2. Bagaimana persamaan ciri morfologi tumbuhan Kana kuning besar, tumbuhan
Kana kuning kecil dan tumbuhan Kana jingga besar?
3. Bagaimana hubungan persamaan dan perbedaan karekteristik morfologi
tumbuhan Kana kuning besar, tumbuhan Kana kuning kecil, dan tumbuhan Kana
jingga besar?
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam melakukan praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan ciri morfologi tumbuhan Kana
kuning besar, tumbuhan Kana kuning kecil, dan tumbuhan Kana jingga besar.
2. Untuk mengetahui berapa banyak karekter diagnostik dan karakter sintetik dari
tumbuhan Kana kuning besar, tumbuhan Kana kuning kecil, dan tumbuhan Kana
jingga besar.
3. Untuk mengetahui hubugan karakter diagnostik dengan karakter sintetik dengan
hubungan kekerabatan dari tumbuhan Kana kuning besar, tumbuhan Kana kuning
kecil, dan tumbuhan Kana jingga besar.
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi
Deskripsi adalah suatu tulisan atau ucapan lisan yang menggambarkan sifat suatu
benda atau organisme. Tujuan utama penyusunan deskripsi adalah untuk membantu
pengenalan terhadap suatu sampel atau takson. Berdasarkan fungsinya inilah deskripsi
dibagi menjadi dua, yaitu deskripsi analitik dan deskripsi diagnostik. Deskripsi analitik
juga dapat disebut deskripsi umum dikarenakan deskripsi ini berisi semua sifat atau
karakter alamiah dari suatu sampel atau takson. Fungsi deskripsi analitik adalah
meenggambarkan dengan kata-kata serinci dan sejelas mungkin suatu organisme atau
sampel yang kita maksudkan, atau yang sedang kita amati. Deskripsi diagnostik berisi
karakter-karakter yang penting saja. Fungsi deskripsi diagnostik adalah menyampaikan
tanda atau karakter taksonomi yang dimiliki suatu organisme atau suatu takson, karena
itu dalam deskripsi ini hanya tercantum karakter taksonominya. Bila dalam deskripsi
diagnostik jelas disebut nama jenis lain sebagai pembanding, maka deskripsinya disebut
diagnostik diferensial. Fungsi deskripsi diagnostik diferensial adalah menunjukkan
karakter pembeda dengan takson tertentu lainnya.
Hal yang perlu dipertimangkan apabila akan memyiapkan deskripsi.
Deskripsi harus :
1. Relevan dengan publikasi. Dengan kata lain kita tidak akan mendeskripsikan tipe
plasentasi karpel dalam manual yang diperuntukkan bagi masyarakat awam.
2. Akurat/tepat (penggunaan terminologi harus benar).
3. Semua vaiasi yang terdapat dalam takson harus terdeskripsi (beberapa karakter
dapat bervariasi secara jelas dalam takson).
4. Harus konsisten dalam memperlakukan. Dengan kata lain deskripsi harus
mengikuti urutan standar baku. Urutannya : habitus tumbuhan diikuti gambaran
vegetativ, diikuti gambaran reproduktiv. Informasi lain, seperti manfaat ekonomi,
kisaran, habitat, elevasi, nama lokal (daerah), jumlah kromosom perlu dimasukan.
5. Urutan karakter secara khusus dalam manual meliputi : (a) bentuk umum (besar,
kecil, evergreen, parasitik); (b) kelamin; (c) durasi tumbuhan, dsb.
3
6. Harus meliputi standar asumsi mengenai tumbuhan seperti apa adanya. Misalnya ,
kecuali dikatakan lain bahwa tumbuhan memilii daun, batang, akar dan organ
reproduktiv, memiliki klorofil, dsb.
7. Deskripsi untuk spesies dibuat lebih detail (rinci) dari pada genus atau takson di
atasnya.
B. Pengertian karakter
Konsep karakter merupakan dasar ilmu taksonomi. Karakter memberikan
informasi dasar untuk klasifikasi dan karakter diagnostic yang digunakan identifikasi,
karakter perlu sekali untuk penentuan kekerabatan, dan kombinasi karakter
berhubungan dengan organism berbeda membentuk dasar penamaan taksa. Karakter
merupakan ekspresi bentuk, struktur atau fungsi yang oleh ahli taksonomi digunakan
untuk tujuan tertentu seperti perbandingan atau interpretasi secara praktis. Terdapat 3
macam karakter dalam taksonomi:
o Karakter diagnostic yaitu karakter yang berbeda
o Karakter sintetik yaitu karakter yang sama
o Variasi karakter yaitu karakter yang berbeda pada tingkatan taksa pada
tingkatan yang sama.
C. Morfologi Tumbuhan ( Akar, Batang, Daun, dan Bunga)
Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang mengkaji berbagai organ tumbuhan, baik
bagian-bagian, bentuk maupun fungsinya. Secara klasik, tumbuhan terdiri dari tiga organ
dasar:
Daun,
Batang , dan
Akar.
Organ-organ lain dapat digolongkan sebagai organ sekunder karena terbentuk
dari modifikasi organ dasar. Beberapa organ sekunder dapat disebut sebagai organ
aksesori, karena fungsinya tidak vital. Beberapa organ sekunder penting:
Bunga
Buah
Biji
4
1. Morfologi akar
Akar merupakan bagian tumbuhan yang biasanya terdapat di bawah tanah
yang berfungsi untuk memperkuat berdirinya, menyerap air dan zat-zat makanan
yang terlarut dalam tanah, mengangkut air dan zat-zat makanan.
Hal yang dikaji dalam morfologi akar biasanya sistem perakaran, termasuk akar
tunggang atau akar serabut.bentuk akar meliputi; bentuk tombak (fusiformis),
bentuk gasing (napiformis), bentuk benang (fuliformis).
2. Morfologi batang
a. Tipe batang
a. batang basah (herbaceous), yaitu batang yang lunak dan berair
b. batang berkayu (lignosus), batang yang biasanya keras dan kuat
c. batang rumput (calmus), batang yang mempunyai ruas-ruas yang nyata dan
seringkali berongga.
d. batang mendong (calamus), batang rumput tetapi mempunyai ruas-ruas
yang lebih panjang.
b. Bentuk batang
bulat (teres), / angularis
bersegi misal, bersegi segi empat (quadrangularis), segitiga
(triangularis).
Pipih, dibedakan menjadi filokladia dan kladokadia.
c. Permukaan Dan Arah Tumbuh Batang
Permukaan batang meliputi; licin (laevis), berusuk (costatus), beralur
(sulcatus), bersayap (alatus), berambut (pilosus), berduri (spinosus).
Arah tumbuh batang meliputi; tegak lurus (erectus), menggantung
(dependens), berbaring (humifusus), menjalar atau merayap (repens), serong
ke atas (ascendens), mengangguk (nutans), memanjat (scandens), membelit
(volubilis).
d. Konstruksi percabangan
1. Pohon tidak bercabang
5
a. Model holtum; pohon memiliki satu sumbu saja, tidak bercabang
dan tunas terminal berkembang menjadi perbungaan.
b. Model corner, pohon memiliki satu sumbu saja, tidak bercabang dan
perbungaan lateral, meristem apeks tumbuh terus.
2. Pohon bercabang
A. sumbu vegetative semua ekivalen dan ototrop
a. Model thomlinson, dari tunas ketiak di bawah tanah tumbuh sumbu
baru tegak ke atas, tiap sumbu di atas tanah membentuk perakaran
sendiri dan ekivalen dengan kaulomer lain.
b. Model chamberlain, sumbu vegetative di atas tanah lurus yang
terdiri dari beberapa kaulomer yang bersinambungan (simpodial)
tiap kaulomer tumbuh sampai menghasilkan perbungaan terminal
dari setiap kaulomer hanya menghasilkan satu kaulomer anak di
bawah perbungaan terminal.
c. Model leeuwenberg, sumbu batang di atas tanah beruas dalam tiga
dimensi, karena kaulomer awal tumbuh sampai tunas terminal
berkembang jadi perbungaan, tepat di bawah perbungaan
berkembang 3 tunas ketiak yang masing-masing tumbuh menjadi
kaulomer dan menempati ruang 3 dimensi.
B. Sumbu vegetative terdiferensiasi
a. Model kwan koriba, pohon memperlihatkan struktur beruas dan
beberapa kaulomer monocarp, percabanga simpodial.
b. Model aubreville, batang pokok monopodium yang ritmis,
cabang beruas dan plagiotrop menurut aposisi kaulomer secara
tak terbatas.
c. Model roux, batang pokok monopodium motrotop dengan cabang
kontinu atau difus, cabang plagiotrop dengan daun berhadapan,
cabang sering monopodium dan dapat juga simpodium.
C. Sumbu vegetative dengan struktur campur
a. Model champagnant, batang pokok otrotop simpodial,
filotaksis daun spiral
6
b. Model troll, bisa terjadi batang pokok monopodium atau
simpodium, pertumbuhan awal ortotrop kemudian menjadi
plagiotrop, daun cenderung berhadapan, sumbu pertama
bersifat ortotrop.
3. Morfologi Daun
Dalam mengkaji morfologi daun biasanya diidentifikasi bagian-bagian
daun, meliputi upih daun, pelepah daun, tangkai daun dan helaian daun. Bangun
atau bentuk daun,
a. Bentuk Daun (Circumscriptio)
Berdasarkan letak bagian daun yang melebar dapat dibedakan 4
golongan daun yaitu daun dengan :
a. Bagian yang terlebar berada di tengah-tengah helaian daun
b. Bagian yang terlebar terdapat di bawah tengah-tengah helaian
daun.
c. Bagian yang terlebar terdapat di atas tengah-tengah helaian daun.
d. Tidak ada bagian yang terlebar atau dari pangkal sampai ujung
hampir sama lebarnya.
b. Ujung daun
Ada beberapa bentuk ujung daun yaitu:
1. jika pertemuan tepi daun puncak dengan membentuk sudut lancip,
maka disebut ujung daun meruncing (acutus). Biasanya ditemukan
pada daun bangun membulat, lanset, segitiga, delta, belah ketupat
dan lain-lain.
2. jika pertemuan tepi daun berada di bawah puncak maka ujung
daun disebut meruncing (acuminatus).
3. jika pertemuan tepi daun berada di atas puncak dan membentuk
sudut tumpul maka ujung ini disebut tumpul (obtusus)
4. jika pertemuan tepi daun tidak membentuk sudut atau bulat maka
disebut ujung daun membulat (rotundatus)
5. jika ujung daun rata disebut romping (truncates)
7
6. jika ujung daun berlekuk maka disebut ujung daun terbelah
(retusus)
7. jika ujung daun berduri maka disebut mucronatus
8. jika ujung daunnya menggulung disebut cirrhosus, biasanya
ditemukan pada ujung daun yang bersulur seperti kembang
sungsang.
9. Jika pada daun yang distalnya sempit terdapat ujung yang panjang
seperti jarum disebut aristatus.
10. Jika pada daun yang bagian distalnya lebar dan terdapat ujung
yang panjang seperti jarum disebut caudatus.
c. Pangkal daun
Ada beberapa bentuk pangkal daun yakni :
1. Pangkal daun yang tidak menyatu
Runcing / acutus
Meruncing / acuminatus
Tumpul / obtusus
Membulat / rotundatus
Rompang atau rata / truncates
Berlekuk / emarginatus
Hestatus
2. Kedua tepi daun menyatu (connatus)
Ditembus batang, jika pangkal daun tumbuh menyatu dengan daun
yang ada dihadapannya disebut conatus-perfoliatus, dan apabila
kedua tepi daun menyatu dan mengelilingi batang disebut
perfoliolatus.
d. Tulang daun
Berdasarkan besar kecilnya tulang daun, dapat dibedakan
menjadi :
1. Ibu tulang daun (costa), ukuran besar, merupakan terusan
dari tangkai daun, biasanya membagi daun menjadi dua
bagian.
8
2. Tulang daun lateral (nervus lateral), cabang tulang daun yang
keluar dari ibu tulang daun.
3. Urat daun (vena), tulang daun yang amat kecil yang tersusun
seperti jala atau sejajar.
Sistem tulang daun menunjukkan cara tulang daun tersusun
dalam helaian daun, menurut susunan tulang daunnya dikenal :
1. Jika tulang daun terpencar kea rah tepi daun
2. Bertulang menjari/ palminervis, cabang tulang daun
terpencar dari satu titik pada pangkal ibu tulang.
3. Bertulang menyirip / penninervis, cabang keluar di sepanjang
ibu tulang daun.
Jika di bagian atas ujung daun tulang menyatu
1. Bertulang lurus / rectinervis, biasanya ditemukan pada daun
rumput-rumputan.
2. Bertulang melengkung / curvinervis, biasanya ditemukan
pada hampir semua melastomataceae.
e. Tepi helaian daun
Berdasarkan torehan yang ada pada daun suatu tumbuhan, maka
daun dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu dengan pinggiran
rata atau intinger dan daun dengan torehan pada tepinya / divisus.
Berdasarkan yang terjadi pada pinggir daun disebut sinus, serta
tonjolannya disebut dengan angulus. Berdasarkan bentuk sinus dan
angulusnya, maka pinggir daun dengan torehan merdeka dapat
dibedakan atas:
1. Bergerigi / serratus, sinus dan angulusnya sama runcing
2. Bergerigi ganda / bisserratus, jika angulus pada daun yang
bergerigi mempunyai gerigi lagi.
3. Berombak / repandus, jika angulus dan sinusnya sama-sama
tumpul.
4. Bergigi / dentatus, jika sinus tumpul dan angulusnya runcing.
9
5. Beringgit / crenatus, jika sinusnya tajam dan angulusnya
tumpul.
6. Berombak / repandus, jika sinus dan angulus sama-sama
tumpul.
f. Daging daun
Tebal atau tipisnya helaian daun, pada hakekatnya juga
bergantung pada tebal tipisnya daging daunnya. Sifat ini dibedakan
menjadi:
1. Tipis seperti selaput / membranaceus
2. tipis seperti selaput (membranaceus),
3. seperti kertas (papyraceus),
4. tipis lunak (herbaceous),
5. seperti perkamen (perkamentus),
6. seperti kulit (coriaceus),
7. berdaging (carnosus)
Sifat lain misalnya warna daun, permukaan daun dan tipe daun (daun
majemuk, daun tunggal).
4. Morfologi bunga
Bunga merupakan modifikasi dari daun dan batang, dan berkembang
dari pucuk yang tumbuh menjadi ranting diiringi daun-daun yang sangat rapat.
Morfologi umum bunga terdiri dari:
a. Perhiasan bunga (periantum), yang terdiri dari:
a. sepal / daun kelopak (sepalum, jamak sepala), keseluruhan daun
kelopak disebut kaliks (calyx)
b. Petal atau daun mahkota (petalum, jamak petal), keseluruhan daun
kelopak disebut korola.
c. Perigonium atau tenda.
10
b. Alat kelamin yang terdiri dari:
a. Stamen atau benang sari, keseluruhan stamen bunga disebut
androceium, bagiannya adalah kepala sari (anther) yang berisi serbuk
sari (pollen) serta tangkai sari (filament)
b. Pistillum atau putik, terdiri dari ovarium, stilus dan stigma. Ovarium
disusun oleh karpel atau daun buah.
c. Variasi bunga
Alat kelamin dan kelengkapannya
1. Bunga lengkap, yaitu bunga yang mempunyai sepal, stamen, dan
pistillum. Bunga tidak lengkap, yaitu bunga yang tidak memiliki salah
satu atau lebih bagian- bagian tersebut.
2. Bunga banci (bisexual), yaitu bunga yang memiliki alat kelamin jantan
dan betina. Sedangkan bunga yang hanya memiliki salah satunya
disebut bunga unisexual yakni bunga jantan (non muskulus), dan
bunga betina (non femineus).
3. Bunga mandul, yaitu bunga yang tidak memiliki alat kelamin seperti
bunga pita pada bunga matahari.
4. Bunga yang mengalami adnasi adalah bunga yang memiliki bagian-
bagian yang menyatu.
D. Bunga Kana
1. Nama umum
Indonesia: Bunga kana, bunga tasbih, ganyong hutan
Inggris: canna, poloke, Indian-shot
Pilipina: Tikas
2. Klasifikasi11
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Zingiberales
Famili : Cannaceae
Genus : Canna
Spesies : Canna indica L.
Bunga Kana atau bunga tasbeh berasal dari daerah tropis benua Amerika.
Tumbuhan ini mampu hidup di dataran rendah hingga ketinggian 1.000 m di atas
permukaan laut. Tumbuhan ini tumbuh besar, tegak, dengan tinggi mencapai dua
meter. Tanaman ini memiliki rimpang tebal menyerupai ubi. Daunnya besar dan
lebar, menyirip jelas. Warnanya hijau atau merah tengguli. Bunganya besar dengan
warna-warna cerah, seperti merah, merah muda, dan kuning yang tersusun dalam
bentuk tandan. Tanaman ini tergolong tanaman luar dengan nama latin Canna lily.
Tanaman ini biasanya tumbuh di hutan dan pegunungan walau tak jarang dijadikan
tanaman hias di pekarangan dan taman kota, karena memiliki bunga yang
mempesona. Dan teryata dibalik pesona aneka warnanya bunga Kana memiliki
daya penyembuhan yang luar biasa.
Bunga Kana menyukai sinar matahari dan tanah yang lembap kearah
basah. Di Indonesia, bahkan Kana ditanam sebagai tanaman air didalam kolam.
Kana di Australia tahan terhadap udara panas yang kadang kadang cukup ekstrim,
tetapi tidak menyukai udara dingin sama sekali. Juga siput (snail) adalah musuh
utama Kana karena mereka suka memakan daunnya.
3 Jenis-Jenis Bunga Kana
12
a. Orange Canna
b. Yellow Canna
c. Pink Canna
4. Khasiat Bunga Kana
Bunga kana bisa digunakan sebagai obat penurun panas, tekanan darah
tinggi, , metrorrhagia (haid banyak), keputihan, sakit kuning, batuk darah,luka
berdarah, jerawat. Kandungan kimia yang terdapat di bunga tasbih antara lain enam
substansi phenol, dua terpene, empat coumarin, pati, glukose, lema alkaloid dan
getah.. Bagian yang dapat dimafaatkan adalah rimpang, daun, bunga dalan
keadaan segar maupun kering.
BAB III
13
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang kami lakukan adalah jenis penelitian observasi.
Dimana kami meninjau di seluruh kawasan ketintang wiyata surabaya untuk
mencari spesimen kemudian kita dentifikasi selanjutnya kami analisis, hingga kami
dapat menarik kesimpulan dari data yang kami peroleh.
B. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah tanaman kana yaitu kana kuning besar,
kana kuning kecil, dan kana jingga yang meliputi bagian akar, batang, daun dan
bunga yang kita dapat dari eksplorasi di alam dan kemudian kita koleksi.
C. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Tempat dalam melakukan eksplorasi yaitu di daerah Ketintang Wiyata
Surabaya mengenai berbagai jenis-jenis bunga kana yang terdapat di daerah
tersebut selama 2 hari pada tanggal 20-21 Februari 2012. Pengidentifikasian
dilakukan di kampus Ketintang Unesa, Fakultas MIPA, Jurusan Biologi pada
tanggal 22 Februari 2012.
D. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang kami gunakan dalam melakukan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Tumbuhan Kana kuning besar
2. Tumbuhan Kana kuning kecil
3. Tumbuhan Kana jingga
4. Kamera HP
5. Silet
6. Lup
7. Buku panduan morfologi Gembong
8. Alat tulis
E. Prosedur Penelitian
14
Prosedur dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tahap eksplorasi
Pada tahap ini kami melakukan pencarian jenis-jenis bunga kana yang ada
di daerah Ketintang Wiyata Surabaya. Dan dari eksplorasi trsebut kami
menemukan bunga kana dengan warna dan bentuk yang berbeda yaitu
bunga kana kuning besar, bunga kana kuning kecil, dan bunga kana
jingga. Mendokumentasikan jenis-jenis bunga kana tersebut dengan
menggunakan Camera HP. Dan mencatatnya.
2. Tahap pengkoleksian
Mengkoleksi tumbuhan Kana kuning besar, tumbuhan Kana kuning kecil,
dan tumbuhan Kana jingga dengan memperhatikan kelengkapan dan
kondisi tumbuhan tersebut (harus dalam kondisi yang baik dan lengkap).
Mendokumentasikan bagian-bagian dari bunga Kana sebagai pengingat
dan bahan pendukung penulis dalam mendeskripsikan bagian-bagian dari
tumbuhan Kana tersebut.
3. Tahap Pendeskripsian
Mendeskripsikan bagian-bagian dari bunga Kana secara menyeluruh
meliputi akar, batang, daun, dan bunga dengan menggunakan kamera.
Menyususn deskripsi dilakukan sedetail mungkin karena semakin banyak
data semakin baik, amati dengan seksama.
4. Mengidentifikasi dari hasil deskripsi tersebut dengan bantuan buku
panduan.
5. Menghitung jumlah karakter diagnostik dan karakter sintetik dari hasil
identifikasi tumbuhan Kana kuning besar, tumbuhan Kana kuning kecil,
dan tumbuhan Kana jingga besar dan menganalisisnya.
F. Teknik Analisis Data
15
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yaitu
penelitian disajikan dengan penjelasan dari data yang kami peroleh. Data
penelitian yang kami peroleh adalah data primer dan data sekunder. Data primer
yaitu data yang kami dapat dari observasi. Data sekunder yaitu data yang kami
peroleh dari hasil studi literatur melalui beberapa buku, internet, serta media
cetak dan elektronik lainnya.
BAB IV
16
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Tabel Hasil Pengamatan
Deskripsi Morfologi Tumbuhan Kana
No Morfologi KarakterSifat karakter
Kana kuning Kana jingga Kana kuning kecil
1 Akar Tipe akar Rimpang Rimpang Rimpang
2 Batang Perawakan batang Herba Herba Herba
Bentuk batang Bulat berpelepah Bulat berpelepah Bulat berpelepah
Arah tumbuh
batang
Tegak lurus Ke atas Tegak lurus Ke atas Tegak lurus Ke atas
Model
percabangan
Thomlinson Thomlinson Thomlinson
Tipe batang Basah Basah Basah
Warna pelepah Hijau, berlapis lilin Merah, berlapis lilin Hijau, berlapis lilin
Bentuk batang
bersama pelepah
Bulat telur Bulat
3 Daun Macam daun Daun tunggal Daun tunggal Daun tunggal
Fillotaksis Berseling Berseling Berseling
Bentuk daunMemanjang, 40 cm
x 15 cm
Memanjang, 25-26
cm x 10 cm
Memanjang 50 cm x 15
cm
Pangkal daun Runcing Runcing Runcing
Tepi daun Rata Rata Rata
Ujung daun Runcing Runcing Runcing
Susunan tulang
daun
Bertulang
melengkung
Bertulang
melengkung
Bertulang melengkung
Warna tepi daun Kuning Merah Kuning
Daging daun Tipis seperti kertas,
berlapis lilin
Tipis seperti kertas,
berlapis lilin
Tipis seperti kertas,
berlapis lilin
Permukaan daun
bawah
Hijau, Pertulangan
hijau, Berlapis lilin
Hijau, Pertulangan
kuning ,Berlapis lilin
Hijau, Pertulangan
hijau, Berlapis lilin
Permukaan daun Hijau,Berlapis Hijau, Berlapis lilin, Hijau,Berlapis lilin,
17
atas lilin, pertulangan
hijau
pertulangan kuning pertulangan hijau
4 Bunga Macam bunga Bunga majemuk Bunga majemuk Bunga majemuk
Tipe perbungaan Rasemosa,
bercabang seling
Rasemosa, bercabang
seling
Rasemosa, bercabang
seling
kelengkapan
bunga
Lengkap, sempurna Lengkap, sempurna Lengkap, sempurna
Simetri bunga Zygomorf Zygomorf Zygomorf
Bentuk epikaliks Lonjong 2 cm x 1
cm
Lonjong 2 cm x 1 cm Lonjong 1,5 cm x 0,7
cm
Jumlah epikaliks 3 3 3
Warna epikaliks Kuning kehijauan,
berlapis lilin
Jingga kemerahan,
berlapis lilin
Hijau teransparan,
berlapis lilin
Bentuk kaliks Lonjong , 6 cm x 2
cm, cekung
Lonjong, 6 cm x 2
cm cekung
Lomjong, 4-5 x 1,
melekuk ke dalam
Jumlah kaliks 3 3 3
Warna kaliks Kuning transparan,
berlapis lilin
Jingga transparan,
berlapis lilin
Kuning transparan,
berlapis lilin.
Bentuk mahkota Lonjong membulat,
15cm x 5 cm
Lonjong membulat,
15 cm x 5 cm
Lonjong memanjang, 17
cm x 3 cm
Jumlah mahkota
bunga
5 petal 5 petal 4 petal
Warna mahkota Kuning Jingga Kuning kucat
Estivasi Imbrikata,
berlawanan arah
jarum jam
Imbrikata,
berlawanan arah
jarum jam
Imbrikata, berlawanan
arah jarum jam
Kelekatan
mahkota bunga
Lepas Lepas Lepas
Tipe benang sari Laminar Laminar Laminar
Modifikasi benang
sari
Melakat pada
mahkota bunga
Melekat pada
mahkota bunga
Elekat pada mahkota
bunga
Perlekatan benang
sari
Epipetalous Epipetalous Epipetalous
Berkas perlekatan Versatilis Versatilis Versatilis
18
kepala sari
Bentuk tangkai
sari
Lembaran melekat
dengan mahkota
Lembaran melekat
dengan mahkota
Lembaran melekat
dengan mahkota
Panjang tangkai
sari
12 cm 12 cm 12 cm
Panjang kepala
sari
2 mm x 1 cm 2mm x 1 cm 2 mm x 1 cm
Tipe dan
perlekatan kepala
sari
Monothecal Monothecal Monothecal
Bentuk putik Lembaran, melebar
pada bagian ujung
Lembaran, melebar
pada bagian ujung
Lembaran, melebar pada
bagian ujung
Bentuk kepala
putik
Terminal Terminal Terminal
Panjang putik 11 cm x 0,5 cm 11 x 0,5 cm 11 cm x 0,5 cm
Warna bakal
buah
Hijau Merah kehijauan Hijau kekuningan
Perlekatan
ginosium
Syncarpous Syncarpous Syncarpous
Jumlah karpel 3 ruang 3 ruang 3 ruang
Jumlah lokul 1 lokul 1 lokul 1 lokul
Posisi ovarium
dan perhiasan
Epigynous Epigynous Epigynous
Rumus bunga K3, C3, A5, G ) K3, C3, A5, G ) K3, C3, A4, G )
B. Pembahasan
Berdasarkan data tabel diatas dapat dilihat bahwa kana kuning besar ,kana jingga
dan kana kuning kecil memiliki persamaan dan perbedaan karakteristik morfologi. Ciri
morfologi yang sama pada akar kana kuning besar ,kana jingga dan kana kuning kecil
adalah tipe akar, sedangkan pada ciri morfologi yang sama pada batang adalah
perawakan batang, bentuk batang, arah tumbuh batang, model percabangan dan tipe
batang. Persamaan ciri morfologi pada daun yaitu macam daun, filotaksis, bentuk daun,
19
pangkal daun, tepi daun, ujung daun, susunan tulang daun dan daging daun. Persamaan
ciri pada bunga kana kuning, kana jingga dan kana kuning kecil yaitu macam bunga, tipe
perbungaan, kelengkapan bunga, simetri bunga, bentuk epikaliks, jumlah epikaliks,
bentuk kaliks, estivasi, kelekatan mahkota bunga, modifikasi benang sari, perlekatan
benang sari, berkas perlekatan benang sari, bentuk tangkai sari, panjang tangkai sari,
panjang kepala sari, tipe dan perlekatan kepala sari, bentuk putik, bentuk kepala putik,
panjang putik, warna bakal buah, perlekatan ginosium, jumlah karpel, jumlah lokul,
posisi ovarium dan perhiasan dan rumus bunga.
Karakter diagnostik pada batang tumbuhan kana terlihat pada warna pelepah kana
jingga yang berwarna merah berlapis lilin, dan bentuk batang bersama pelepah kana
jingga yaitu berbentuk bulat. Sedangkan pada daun, karakter diagnostik ditemukan pada
warna tepi daun kana jingga yang berwarna merah serta permukaan daun bawah dan
permukaan daun atas kana jingga, yaitu hijau pertulangan kuning berlapis lilin.
Morfologi bunga kana, karakter diagnostiknya ditemukan pada warna epikaliks kana
jingga yang berwarna jingga kemerahan berlapis lilin, warna kaliks kana jingga yang
berwarna jingga transparan berlapis lilin, bentuk mahkota kana kuning kecil bentuk
lonjong memanjang, jumlah mahkota kana kuning kecil 4 petal, warna mahkota kana
jingga adalah jingga dan warna bakal buah kana jingga adalah merah kehijauan.
DAFTAR PUSTAKA
20
Anonim. Bunga Kana “Canna indica L “ . http://www.plantamor.com/index.php?plant= 267. Diakses tanggal 25 Februari 2012
Anonim. 2010. Deskripsi Taksonomi. http://www.dhammacakka.org/forum/showthread. php?t=281 Diakses tanggal 25 Februari 2012
Anonim. 2009. Morfologi dan Modifikasi Bunga. http://ii-mam.blogspot.com/2009/12/ morfologi-dan-modifikasi-bunga.html diakses tanggal 25 februari 2012
Tjitrosoepomo, Gembong. 1985. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada university Press
Tim Taksonomi Tumbuhan Tinggi. 2011. Panduan Penelitian “Tajsonomi Tumbuhan Tainggi”. Jurusan Biologi Unesa
Tim Taksonomi Tumbuhan Tinggi. 2011. Lembar Kegiatn Siswa “Tajsonomi Tumbuhan Tainggi”. Jurusan Biologi Unesa
DISKUSI
21
1. Dari percobaan yang kami lakukan, kami menjumpai banyak jenis tanaman kana, hal
ini dapat dilihat dari morfologinya. Sebagai contoh tanaman kana kuning besar,
tanaman kana kuning kecil, dan kana jingga. Dari identifikasi dapat dilihat
karakteristik diagnostik sebagai berikut:
a. Warna pelepah
b. Bentuk batang bersama pelepah
c. Warna tepi daun
d. Permukaan daun bagian bawah
e. Warna epikaliks
f. Warna kaliks
g. Bentuk mahkota
h. Jumlah mahkota
i. Warna mahkota
j. Warna bakal buah
Dari karakteristik diagnostik di atas dapat dapat dilihat bahwa banyaknya perbedaan
pada tumbuhan kana terletak pada tingkat spesies. Karena pada pengmatan yang kami
lakukan karakter diagnostik banyak muncul pada tingkatan ini sehingga kita dapat
menentukan bahwa di tingkatan spesies inilah banyak terjadi perbedaan.
2. Menurut anda semakin tinggi tingkatan taksa apakah juga semakin banyak karakter
diagnostik yang dijumpainya?
Iya, karena semakin tinggi tingkatan taksa semakin banyak perbedaanya, dilihat dari
hasil pengmatan kami bahwa antar spesies bunga kana pun memiliki perbedaan dari
strukturnya.
22
3. Membuat grafik hubungan antara:
a. Tingkatan taksa dengan karakter diagnostik
b. Tingkatan taksa dengan variasi karakter
23