6
BAB I ANATOMI FISIOLOGI 1.1 Anatomi dan Faal Laring adalah saluran pernafasan dan organ produksi suara, terletak di tengan depan leher pada tingkatan vertebra servikal ke 4-5. Ke atas melalui aperture laring berhubungan dengan faring, ke bawah berhubungan dengan trakea. Disepannya terdapat kulit, fasia superfisial, fasia profundakoli dan kelompok otot subhioid yang menutupinya. Di kedua sisinya bersentuhan dengan pembuluh darah, saraf, dan lobus lateral, kelenjar tiroid leher. Perbatasan laring Batas superior : fasies lingual epiglotik, margo bebas epiglotik, plika ari-epiglotik bilateral, area kartilago arytenoid bilateral. Batas inferior : margo inferior kartilago krikoid Batas anterior : membrane tirohioidea, pars anterior kartilago tiroidea, membrane krikotiroidea, arkus kartilago krikotiroidea. Batas posterior : area inter-aritenoidea, lamina kartilago krikoidea. 1

BAB I

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ca laring

Citation preview

BAB IANATOMI FISIOLOGI

1.1 Anatomi dan FaalLaring adalah saluran pernafasan dan organ produksi suara, terletak di tengan depan leher pada tingkatan vertebra servikal ke 4-5. Ke atas melalui aperture laring berhubungan dengan faring, ke bawah berhubungan dengan trakea. Disepannya terdapat kulit, fasia superfisial, fasia profundakoli dan kelompok otot subhioid yang menutupinya. Di kedua sisinya bersentuhan dengan pembuluh darah, saraf, dan lobus lateral, kelenjar tiroid leher. Perbatasan laring Batas superior : fasies lingual epiglotik, margo bebas epiglotik, plika ari-epiglotik bilateral, area kartilago arytenoid bilateral. Batas inferior : margo inferior kartilago krikoid Batas anterior : membrane tirohioidea, pars anterior kartilago tiroidea, membrane krikotiroidea, arkus kartilago krikotiroidea. Batas posterior : area inter-aritenoidea, lamina kartilago krikoidea. Batas lateral : margo lateral kartilago epiglotik, plika ari-epiglotik, setengah bagian depan lamina kartilago tiroidea, mukosa dinding medial resesus piriformis bilateral

1.2 Pembagian area anatomis laring Secara anatomis laring dibagi menjadi area superglotis, area glottis dan area subglotis. Area supraglotis : dari margo superior laring sampai margo superior pita suara adalah area supraglotis, mencakup fasies lingual epiglottis, margo bebas epiglottis, fasies laringea epiglottis, plika ari-epiglotik bilateral, area kartilago arytenoid bilateral, plika ventricular bilateral dan ventrikulus laringeus bilateral. Area glottis : mencakup kedua pita suara, komisura anterior dan posterior Area subglotis : area ini mencakup antara margo inferior pita suara dan margo inferior kartilago krikoidea.

1.3 Struktur laringStruktus laring relative rumit, dibentuk dari kartilago, persendian, ligament, otot, dan mukosa Kartilago laring : kerangka penyangga terbentuk darikartilago tiroidea, kartilago krikoidea dankartilago epiglotik yang tidak berpasngan. Selain itu terdapat pasangan kartilago aritenoidea, kartilago kornikulata dan kartilago kuneata yang melekat pada kerangka tersebut. Persendian dan ligament laring : mencakup pertautan antar kartilago laring dan antara kartilago dan os hyoid, trakea. Persendiannya terdapat sendi krikoaritenoid, sendi krikotiroidea. Ligament laring terdapat konus elastikus (membrane krikotiroidea), membrana kuadrangularis, membrane tiroihioidea, dan ligament krikotrakeale. Otot laring : terutama terdapat otot intralaring dan otot ekstralaring. Otot intralaring terdapat m. tiro-aritenoid, m. kriko-aritenoid lateral dan m. tiro-aritenoid posterior, 3 pasang; otot ekstralaring dapat dibagi menjadi otot suprahiroid dan otot infrahioid Rongga laring : rongga laring adalah rongga yang dibatasi oleh dinding laring, sebelah dalam dilapisi mukosa, ke atas berhubungan dengan mukosa laringo-faring, ke bawah berhubungan dengan mukosa trakea. Dikedua dinding lateral rongga laring terdapat 2 pasang lipatan mukosa yang membentang ditengahnya disebut pita vestibularis (pita suara semu), dan pita vokalis (pita suara sejati). Pita vestibularis dan pita vokalis membagi rongga laring menjadi vestibulum, ventrikulus laringis dan kavitas subglotis. Epiglotis dan pita suara sejati dilapisi sel epitel skuamosa berlapis, bagian lainnya dilapisi sel torak bersilia. Celah laring : laring memiliki 3 celah, yaitu celah pre-epiglotik, celah paraglotik, dan celah Rathke. Pasokan darah laring : pasokan darah laring berasal dari percabanagn arteri tiroidea superior yaitu arteri krikotiroidea dan arteri laringea superior dan cabang arteri tiroidea inferior yaitu arteri laringea inferior. Arteri laringea superior berjalan bersama nervus laringea superior, melewati membrane tiroihiodea masuk ke dalam laring, arteri laringea inferior berjalan bersama nervus rekuren laringea, melewati membrane krikotiroidea masuk ke laring. Persyarafan laring : saraf ke laring berasal dari nervus vagus yaitu nervus laringea superior dan nervus rekuren laringea. Ramus internal nervus laringea superior melalui membrane tirohioidea masuk ke laring, sebagai cabang sensorik; ramus eksternal mempersarafi m. krikotiroidea. Nervus rekuren laringea mempersarafi berbagai otot internal laring.

1.4 Drainase limfatik laring : Area supraglotis : kaya akan kjaringan limfatik, kapiler limfatik mengikuti pembuluh darah dan saraf laringea superior menembus membrane tirohioidea, berakhir di kelenjar limfe leher profunda superior (kelenjar limfe area II); atau menembus membrane krikotiroid dan lobus glandula tiroid ipsilateral masuk ke kelenjar limfe leher profunda media (kelenjar limfe area III) Area glottis : nyaris tanpa system limfatik Area subglotis : jaringan limfatik lebih sedikit disbanding srea supraglotis ,ke kelenjar limfe leher profunda media (kelenjar limfe area III), kelenjar limfe leher profunda inferior (kelenjar limfe area IV) atau kelenjar limfe paratrakea ( kelenjar limfe area IV)

1.5 Proses Pembentukan SuaraTerbentuknya suara merupakan hasil kerja sama antara rongga mulut, rongga hidung, laring, lidah danbibir.Padapita suara palsu tidak terdapat otot, oleh karena itu pita suara ini tidakadapat bergetra, hanya antara kedua pita suara tadi dimasuki oleh aliran udara maka kartilago tiroid dan kartilago aritenoid diputar, akibatnya pita suara daoat menjadi kencang dan mengendor,dengan demikian sela udara menjadi sempit dan menjadi luas.Pergerakan ini dibantu pula oleh otot- otot laring , udara yang dari paru paru dihembuskan dan menggetarkan pita suara ,getran ini diteruskan melalui udara yang keluar masuk.Perbedaan suara seseorang tergantung pada tebal dan panjangnya pitasuara.Pitasuara pria lebih panjang dan tebal dari pada pita suara wanita.

4