13
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pembelajaran, setiap universitas maupun institut mempunyai kurikulum pembelajaran yang berbeda-beda untuk mewujudkan mahasiswa yang kreatif, terampil, dan juga mewujudkan mahasiswa menjadi mandiri. Mahasiswa diwajibkan untuk mencari informasi sendiri dimanapun untuk memperlancar pembelajarannya. Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri di Fakultas Kedokteran Gigi menerapkan metode tutorial untuk sistem pembelajaran mahasiswa agar dapat lebih berpikir kritis. Dari tutorial itu sendiri yaitu sekelompok kecil mahasiswa yang terdiri dari ketua, sekretaris, dan anggotanya untuk mendiskusikan suatu masalah dan mendapatkan solusi atau memecahkan masalah dengan pemikiran, pengetahuan, dan pendapat masing-masing dengan proses tutorial yang ideal. Presentasi laporan tutorial dalam diskusi pleno, pencapaian keterampilan belajar berbasis Evidence Based Learning dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi secara tepat. Dewasa ini, penerapan tutorial sebagai sebagai metode pembelajaran mahasiswa yaitu suatu proses

BAB I-bab V

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I-bab V

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam pembelajaran, setiap universitas maupun institut mempunyai

kurikulum pembelajaran yang berbeda-beda untuk mewujudkan mahasiswa

yang kreatif, terampil, dan juga mewujudkan mahasiswa menjadi mandiri.

Mahasiswa diwajibkan untuk mencari informasi sendiri dimanapun untuk

memperlancar pembelajarannya.

Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri di Fakultas Kedokteran

Gigi menerapkan metode tutorial untuk sistem pembelajaran mahasiswa agar

dapat lebih berpikir kritis. Dari tutorial itu sendiri yaitu sekelompok kecil

mahasiswa yang terdiri dari ketua, sekretaris, dan anggotanya untuk

mendiskusikan suatu masalah dan mendapatkan solusi atau memecahkan

masalah dengan pemikiran, pengetahuan, dan pendapat masing-masing

dengan proses tutorial yang ideal. Presentasi laporan tutorial dalam diskusi

pleno, pencapaian keterampilan belajar berbasis Evidence Based Learning

dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi secara tepat.

Dewasa ini, penerapan tutorial sebagai sebagai metode pembelajaran

mahasiswa yaitu suatu proses belajar mandiri tanpa bantuan tutor, guru,

ataupun dosen hanya sebagai fasilitator. Mahasiswa wajib berdiskusi dan

mengembangkan diskusi atau skenario sendiri dan kemudian memecahkan

suatu masalah secara bersama-sama. Memanfaatkan untuk mencari informasi

secara tepat melalui text book dan internet.

Penulis merasa tertarik untuk mengetahui proses tutorial, sehingga

kami mengambil judul “Penerapan Tutorial sebagai Metode Pembelajaran

Mahasiswa”.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara mahasiswa mengembangkan tutorial dan hasil apakah

yang diperoleh dari hasil tersebut?

Page 2: BAB I-bab V

1.3 Tujuan

1. Agar mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi mampu berpikir kritis.

2. Agar mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi dapat mengelola informasi.

3. Agar mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi mampu menggunakan

pendekatan Evidence Based Learning.

4. Agar mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi mampu menggunakan

pendekatan Evidence Based Dentistry.

1.4 Hipotesa

Melalui tutorial, kita diajarkan mencari informasi secara benar yang

kemudian dipresentasikan dengan berpikir kritis dan menerapkan Evidence

Based Learning sehingga dapat menerapkan Evidence Based Dentistry atau

berdasarkan ilmu kedokteran gigi.

Page 3: BAB I-bab V

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tutorial

Tutorial merupakan bantuan belajar dalam upaya memicu dan memacu

kemandirian, disiplin, dan inisiatif diri mahasiswa dalam belajar dengan

minimalisasi intervensi dari pihak pembelajar/tutor. Prinsip pokok tutorial adalah

“kemandirian mahasiswa”.

2.1.1 Proses Tutorial

Proses tutorial yang ideal adalah proses tutorial yang memberi

penekanan pada pembentukan pengalaman belajar mahasiswa, yang

mengaktifkan mahasiswa untuk berinteraksi dengan sumber-sumber belajar,

serta yang memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk saling bekerja sama

dalam membangun pengetahuan dan memperoleh makna dari apa yang

dipelajari. .

2.2 Informasi

Dalam proses pembelajaran terhadap suatu bidang, seharusnya kita

menggunakan berbagai sumber dan media, apalagi di jaman modernisasi ini,

semua serba instan dan cepat. Berbeda dengan jaman sebelumnya yang

amatlah sulit dalam memperoleh sebuah informasi.

Di jaman sekarang ini, kemudahan memperoleh informasi seharusnya

dimanfaatkan di dalam hal-hal yang positif, salah satunya anda dapat

menambah ilmu dari jurnal kedokteran.

Tentu saja jurnal kedokteran yang anda baca haruslah merupakan

jurnal yang valid atau sah. Untuk mengetahui masa valid dari sebuah jurnal

kedokteran, yang terpenting adalah masa berlakunya belum melampaui 5

tahun, jadi jika sudah melampaui jangka waktu 5 tahun, anda perlu

mempertanyakan kebenarannya.

Page 4: BAB I-bab V

2.2.1 Mencari Informasi dari Internet

Bagi anda yang ingin menambah ilmu dari jurnal kesehatan, ada

beberapa referensi yang dianjurkan, yaitu :

a. Pubmed

Pubmed adalah website jurnal kedokteran online yang banyak mengupdate

hal-hal baru di dalam dunia kesehatan.

b. NEJM

Di dalam website ini, terdapat banyak sekali jurnal kedokteran dan video

kesehatan. NEJM ini merupakan sebuah website dari Inggris. Di dalam

website ini, anda juga bisa mendownload sebagian jurnal.

c. BMJ

Website BMJ ini hampir sama dengan NEJM, website ini juga berisi

jurnal-jurnal kedokteran internasional.

d. CDC

Website CDC adalah website yang berisi jurnal-jurnal kedokteran, namun

lebih terpusat kepada penyakit dan infeksi. Jurnal ini merupakan jurnal

buatan Amerika Serikat.

e. WHO bulletin

WHO bulletin adalah website yang berisi tentang buletin-buletin kesehatan

yang ditulis oleh ahli-ahli kesehatan di WHO.

2.2.2 Mencari Informasi dari Textbook

Untuk textbook yang dianjurkan yaitu :

a. Majalah ilmiah (ISSN)

b. Buku yang diterbitkan (ISBN)

c. Skripsi, tesis, laporan penelitian.

2.3 Berpikir Kritis

Berpikir kritis adalah proses intelektual yang dengan aktif dan

terampil mengkonseptualisasi, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan

mengevaluasi informasi yang dikumpulkan atau dihasilkan dari pengamatan,

Page 5: BAB I-bab V

pengalaman, refleksi, penalaran, atau komunikasi, untuk memandu keyakinan

dan tindakan (Scriven & Paul, 1992).

2.3.1 Cara Berpikir Kritis

a. Interpretasi

Kemampuan untuk memahami dan menjelaskan pengertian dari situasi

pengalaman kejadian.

b. Analisis

Mengidentifikasi hubungan dari beberapa pertanyaan-pertanyaan, konsep,

pandangan, kepercayaan, keputusan, dan alasan.

c. Evaluasi

Kemampuan untuk menguji kebenaran pernyataan digunakan untuk

menyampaikan pemikiran, persepsi dan pandangan.

d. Inferensi

Kemampuan untuk mengidentifikasi dan memilih yang dibutuhkan untuk

menyusun simpulan yang memiliki alasan, menegakkan diagnosis.

e. Eksplanasi / Penjelasan

Kemampuan menyatakan hasil pemikiran, penjelasan alasan berdasarkan

pertimbangan bukti.

f. Self regulation

Kemampuan seseorang untuk mengatur sendiri dalam berpikir.

2.4 Evidence Based Learning

Model pembelajaran evidence based learning merupakan salah satu

model yang menggabungkan aspek metode pembelajaran dan efek

pelaksanaan metode tersebut. Model ini menitik beratkan pada usaha

menanamkan ketrampilan inquiry pada mahasiswa dan mengevaluasi

dampaknya berdasarkan data yang diperoleh maupun fakta yang teramati

selama pembelajaran. Inqury merupakan metode yang sistematis dalam

mengajukan pertanyaan yang menemukan penjelasan. Model ini dimulai

dengan tahap pendefinisian apa yang akan dilakukan, tahap ini merupakan

Page 6: BAB I-bab V

mengidentifikasi langkah-langkah yang akan dilakukan dalam proses

pembelajaran.

Contoh metode inqury :

1. Membuat observasi/ pengamatan.

2. Mengajukan pertanyaan.

3. Mempelajari buku dan sumber- sumber informasi lain untuk melihat apa

yang sudah diketahui.

Evidence Based Learning menitikberatkan pada proses

pembelajaran yang menggunakan data berupa fenomena alam sebagai

materi pembelajaran. Proses penggalian data dapat dilaksanakan baik di dalam

dan atau pun di luar kelas. Setiap kegiatan dilakukan dengan mengikuti tahap

what, how dan why. Proses ini melibatkan keterampilan proses siswa sesuai

dengan langkah-langkah dalam metode ilmiah.

2.5 Evidence Based Dentistry

Yaitu menggunakan segala pertimbangan bukti ilmiah (evidence) yang

sahih diketahui hingga kini untuk menentukan pengobatan pada penderita

yang sedang kita hadapi.

Proses yang digunakan secara sistematik untuk menemukan,

menelaah/mereview, dan memanfaatkan hasil-hasil studi sebagai dasar dari

pengambilan keputusan klinik. Pemanfaatan bukti ilmiah yang mutakhir yang

sahih dalam tatalaksana proses penyembuhan penyakit.

Suatu pendekatan medis yang didasarkan pada bukti-bukti ilmiah

terkini untuk kepentingan pelayanan kesehatan penderita. Dengan demikian,

dalam praktek, Evidence Based Dentistry memadukan antara kemampuan dan

pengalaman klinik dengan bukti-bukti ilmiah terkini yang paling dapat

dipercaya.

Page 7: BAB I-bab V

BAB III

CONCEPTUAL MAPPING

Page 8: BAB I-bab V

BAB IV

PEMBAHASAN

Page 9: BAB I-bab V

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Tutorial sebagai metode pembelajaran.

2. Peta konsep mempermudah dalam pembelajaran.

3. Penyajian informasi dari textbook dan internet, secara evidence based

learnig.

4. Penerapan evidence based dentistry pada saat dokter gigi melakukan

perawatan klinis terhadap pasien.

5.2 Saran

1. Sebagai mahasiswa seharusnya aktif dalam tutorial, sehingga diskusi

berjalan dengan baik.

2. Dalam tutorial, kita sebagai mahasiswa diharapkan mampu berpikir kritis

sehingga dapat muncul berbagai pertanyaan-pertanyaan maupun pendapat-

pendapat.