22
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian geologi dilakukan untuk mengenal dan memahami kondisi geologi suatu daerah. Penelitian tersebut dapat meliputi penelitian pada permukaan dan bawah permukaan. Salah satu bagian dalam penelitian geologi permukaan adalah dengan menganalisis fasies lingkungan pengendapan yang didapat dari singkapan. Penelitian ini dilakukan untuk lebih memahami proses-proses sedimentasi suatu lingkungan pengendapan, yang kemudian menjadi acuan dalam korelasi dengan analisis bawah permukaan. Penelitian geologi bawah permukaan suatu daerah adalah dengan melakukan korelasi stratigrafi dan analisis komponen-komponen stratigrafi serta struktur yang terdapat di dalamnya. Korelasi dan analisis komponen- komponen stratigrafi dapat dilakukan dengan pendekatan stratigrafi sekuen. Geologi struktur adalah studi mengenai distribusi tiga dimensi tubuh batuan dan permukaannya yang datar ataupun terlipat, beserta susunan internalnya. Geologi struktur mencakup bentuk permukaan yang juga dibahas pada studi geomorfologi, metamorfisme

BAB I fix.docx

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Penelitian geologi dilakukan untuk mengenal dan memahami kondisi geologi suatu daerah. Penelitian tersebut dapat meliputi penelitian pada permukaan dan bawah permukaan.Salah satu bagian dalam penelitian geologi permukaan adalah dengan menganalisis fasies lingkungan pengendapan yang didapat dari singkapan. Penelitian ini dilakukan untuk lebih memahami proses-proses sedimentasi suatu lingkungan pengendapan, yang kemudian menjadi acuan dalam korelasi dengan analisis bawah permukaan.Penelitian geologi bawah permukaan suatu daerah adalah dengan melakukan korelasi stratigrafi dan analisis komponen-komponen stratigrafi serta struktur yang terdapat di dalamnya. Korelasi dan analisis komponen-komponen stratigrafi dapat dilakukan dengan pendekatan stratigrafi sekuen. Geologi struktur adalah studi mengenai distribusi tiga dimensi tubuh batuan dan permukaannya yang datar ataupun terlipat, beserta susunan internalnya. Geologi struktur mencakup bentuk permukaan yang juga dibahas pada studi geomorfologi, metamorfisme dan geologi rekayasa. Dengan mempelajari struktur tiga dimensi batuan dan daerah, dapat dibuat kesimpulan mengenai sejarah tektonik, lingkungan geologi pada masa lampau dan kejadian deformasinya. Hal ini dapat dipadukan pada waktu dengan menggunakan kontrol stratigrafi maupun geokronologi, untuk menentukan waktu pembentukan struktur tersebut.

1.2 Maksud dan Tujuan Praktikum Pengukuran Penampang Stratigrafi ini dilaksanakan dengan maksud untuk menempuh praktikum mata kuliah Pengenalan Lapangan Geologi pada semester V, yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa sesuai dengan kurikulum pada Jurusan S1 Teknik Perminyakan Sekolah Tinggi Teknologi dan Gas Bumi Balikpapan dan memberikan ketrampilan kepada mahasiswa dalam penggunaan peralatan lapangan, penentuan dan Pengolahan data lapangan. Tujuan dari Praktikum pada Pengenalan Lapangan Geologi adalah mahasiswa diharapkan mampu mengukur penampang stratigrafi pada daerah yang akan akan diukur dengan menggunakan metode pita dan kompas.

1.3 Lokasi, Waktu dan Kesampaian Daerah Secara administrasi lokasi daerah singkapan terletak tepat di daerah belakang perumahan Bukit Damai Sentosa (BDS) Balikpapan Selatan, kota Balikpapan. Dalam pelaksanaan praktikum pengenalan lapangan geologi kelompok 4 Teknik Perminyakan reguler A. Waktu penelitian adalah pada Jumat, 28 November 2014.Untuk mencapai lokasi, dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan roda empat atau roda dua yang kemudian dapat dilanjutkan dengan berjalan kaki.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengukuran Penampang Stratigrafi Penampang stratigrafi terukur (measured stratigraphic section) adalah suatu penampang atau kolom yang menggambarkan kondisi stratigrafi suatu jalur, yang secara sengaja telah dipilih dan telah diukur untuk mewakili daerah tempat dilakukannya pengukuran tersebut. Jalur yang diukur tersebut dapat meliputi satu formasi batuan atau lebih. Sebaliknya pengukuran dapat pula dilakukan hanya pada sebagian dari suatu formasi, sehingga hanya meliputi satu atau lebih satuan lithostratigrafi yang lebih kecil dari formasi, misalnya anggota atau bahkan hanya beberapa perlapisan saja. Stratigrafi memberikan tentang gambaran litologi berdasarkan urutan waktu yang terjadi pada daerah penelitian dan stratigrafi ini dapat diketahui hubungan antara batuan yang satu dengan yang lain dari lapisan batuan yang tua hingga muda. Pengertian Singkapan BatuanSingkapan batuan dapat didefinisikan sebagai bagian dari tubuh batuan yang masih utuh, (belum terubah oleh pelapukan ). Proses singkapan batuan diakibatkan oleh adanya erosi (pengikisan) oleh gaya-gaya yang bekerja pada lapisan penutupnya. Oleh karena itu, singkapan pada batuan biasanya tidak menerus dan jarang atau kurang, karena tertutup oleh tanah pelapukan yang tebal, hutan tropis yang lebat dan tanah garapan.Strike dan DipDalam teknik penelitian lapisan dan struktur geologi kita harus mengetahui kedudukan batuan di permukaan bumi dengan mengukur arah penyebarannya dan juga kemiringan pada batuan. Dalam ilmu Geologi, kedua elemen tersebut dinamakan Strike dan Dip. Strike atau Jurus adalah arah garis yang dibentuk dari perpotongan bidang planar dengan bidang horizontal ditinjau dari arah utara. Sedangkan Dip adalah derajatyang dibentuk antara bidang planar dan bidang horizontal yang arahnya tegak lurus dari garis strike. Bidang planar ialah bidang yang relatif lurus, contohnya ialah bidangperlapisan, bidang kekar, bidang sesar.StrikeDip pada batuan umumnya muncul pada batuan hasil pengendapan (sedimen). tetapi juga dapat ditemukan pada batuan metamorf yangberstruktur foliasi. Penulisan strike dan dip N (Derajat Strike) E/ (Derajat Dip) dan dibaca North to East (Nilai Strike) and (Nilai Dip). Strike dip pada perlapisan batuan dapat diukur dengan menggunakan kompas Geologi. Kompas Geologimempunyai kemampuan untuk mengukur strike dip karena memiliki klinometer juga bulls eye. Klinometer adalah rangkaian alat yang berguna untuk mengukur kemiringan dan Bulls eyeadalah tabung isi gelembung udara berguna untuk memposisikan kompas geologi agar menjadi horizontal. Disamping menggunakan kompas Geologi, strike dip bidang dapat ditentukan dengan metode 3 titik. Intinya adalah mengetahui pelamparan batuan berikut kemiringannya di lapangan.

2.2 Metode Pita Ukur dan Kompas2.2.1. Metoda pita ukur Ada dua metoda yang biasa dilakukan dalam usaha pengukuran jalur stratigrafi. Metoda tersebut adalah : Metoda rentang tali. Metoda tongkat Jacob (Jacobs staff method). Metoda rentang tali atau yang dikenal juga sebagai metoda Brunton and tape (Compton, 1985; Fritz & Moore, 1988) dilakukan dengan dasar perentangan tali atau meteran panjang. Semua jarak dan ketebalan diperoleh berdasar rentangan terbut. Pengukuran dengan metoda ini akan langsung menghasilkan ketebalan sesungguhnya hanya apabila dipenuhi syarat sebagai berikut: Arah rentangan tali tegak lurus pada jalur perlapisan. Arah kelerengan dari tebing atau rentangan tali tegak lurus pada arah kemiringan. Diantara 2 ujung rentangan tali tidak ada perubahan jurus maupun kemiringan 2.2.2. Metoda Kompas Geologi

1. Mengukur Strike (Jurus) dengan Kompas GeologiStrike (jurus) suatu bidang adalah bearing sebuah garis horizontal yang terdapat pada bidang tersebut. Cara mengukur strike (jurus):Mula-mula tutup kompas dibuka sampai 90 atau lebih. Sisi badan kompas E ditempelkan pada bagian atas bidang perlapisan dan diatur sedemikian rupa sehingga gelembung di dalam nivo masuk di dalam lingkaran dengan sisi E kompas tetap bersinggungan pada bidang perlapisan. Setelah jarum kompas tenang, kedudukan jarum utara kompas pada lingkaran pembagian derajat dibaca. Hasil pembacaan ini adalah menunjukkan arah jurus bidang tersebut.Pada kompas dengan lingkaran pembagian 0 360, apabila sisi badan kompas E ditempelkan pada bidang diukur jurusnya, yang dipakai untuk pembacaan adalah jarum utara (NE). Apabila sisi badan kompas W yang ditempelkan, yang dipakai untuk pembacaan adalah jarum selatan (S.N).Pada kompas dengan lingkaran pembagian derajat 0 sampai 90, apabila sisi badan kompas E ditempelkan pada bidang yang diukur jurusnya, pembacaan juga memakai jarum kompas utara. Sama halnya apabila sisi badan kompas W yang ditempelkan, maka pembacaan juga dilakukan dengan jarum kompas selatan.

2. Mengukur Dip Suatu Bidang Dalam Kompas GeologiDip (kemiringan) suatu bidang adalah sudut pada bidang vertikal yang tegak lurus jurus, dan merupakan sudut yang dibentuk oleh garis horizontal pada bidang vertikal tersebut dengan garis perpotongan antara bidang yang diukur dengan bidang vertikal tadi. Dengan demikian arah kemiringan ini akan tegak lurus terhadap arah jurus kearah jarum jam. Cara mengukur Dip (kemiringan):Bidang yang diukur mula-mula diukur jurusnya. Pada bidang tersebut kemudian ditarik garis yang merupakan arah jurusnya. Tutup kompas dibuka penuh dengan sisi badan kompas yang ada pembagian derajat untuk klinometer ditempelkan pada bidang tersebut sedemikian rupa sehingga arah memanjang tutup kompas dan badan kompas tegak lurus jurusnya. Apabila menggunakan kompas tipe brunton, klinometernya diputar sehingga gelembung didalam klinometer level terletak ditengah. Besarnya sudut kemiringan yang ditunjukkan oleh klinometer dibaca pada pembagian derajat untuk klinometer.

3. Mengukur Slope Suatu Bidang Dalam Kompas GeologiKompas geologi juga dapat dipergunakan untuk mengukur sudut kemiringan lereng permukaan tanah, caranya adalah sebagai berikut :Tutup kompas dibuka dengan sudut kebih kurang 45 dan lengan untuk melihat dilipat keluar sampai 180. Visir pada lengan untuk melihat dilipat sehingga tegak lurus lengan.Badan kompas dipegang dengan tangan kanan pada kedudukan badan kompas vertikal dan diusahakan sisi tutup kompas terletak di bagian kiri. Obyek atau titik yang sama tinggi dengan tinggi mata pengamat dari permukaan tanah dibidik melalui jendela pada cermin dan melalui lobang pada visir dengan mata kanan. Jarak antara mata dengan visir diusahakan kurang lebih 30 cm. Setelah obyek tampak memotong garis pada jendela dan melalui tengah-tengah lobang visir, klinometer diputar sehingga gelembung dalam klinometer level yang tampak pada cermin dilihat dengan mata kiri. Dengan membaca kedudukan klinometer pada pembagian derajat untuk klinometer, maka besarnya sudut lereng dapat diketahui. Besarnya sudut lereng sama dengan sudut yang ditunjukkan oleh klinometer pada pembagian derajat untuk klinometer.

BAB IIIMETODE PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu Hari dan Tanggal: Jumat, 28 November 2014 Waktu Penelitian: 1 Jam (08.00-11.00) Tempat Penelitian: BDS II Balikpapan

3.2 Alat dan Bahana. Kompas geologi, digunakan untuk menentukan kedudukan batuan, kemiringan lereng dan titik pengamatan.

Gambar 3.1. Kompas Geologi

b. Palu Geologi, digunakan untuk menyampling batuan.

Gambar 3.2. Palu Geologic. Skala Wentworth, digunakan untuk menganalisa ukuran butir batuan yang di dapat di lapangan.

Gambar 3.3. Skala Wentworthd. Kamera, digunakan untuk memotret objek yang dianggap perlu.

Gambar 3.4. Kamera

e. Kantong sampel, untuk menyimpan contoh batuan.

Gambar 3.5. Plastik Sampel

f. Alat tulis-menulis, untuk mencatat/mengolah data lapangan.

Gambar 3.6. Alat Tulisg. Larutan HCl, untuk menentukan kandungan karbonat pada batuan di lapangan.

Gambar 3.7. Larutan HCl

h. Papan Scanner, untuk pengganti medan datar pada pengukuran strike/dip.

Gambar 3.8. Papan Scanneri. Patok, untuk menandai titik polygon dan singkapan di daerah penelitian. Gambar 3.9. Patok

3.3 Metode PraktikumUntuk mengetahui berbagai jenis batuan yang ada di lokasi Karang Sambung kami menggunakan metode pengamatan langsung ke lokasi dengan bantuan guide dari pihak kampus LIPI. Track pengamatan kami di atur oleh pihak kampus dengan 1 orang guide membimbing 1 kelompok. Di lokasi diadakan tanya jawab antara peserta dengan guide tentang batuan yang ada di objek tersebut.

3.4 Prosedur Kerja3.4.1. Mengukur Strike (Jurus) dengan Kompas GeologiStrike (jurus) suatu bidang adalah bearing sebuah garis horizontal yang terdapat pada bidang tersebut. Cara mengukur strike (jurus):Mula-mula tutup kompas dibuka sampai 90 atau lebih. Sisi badan kompas E ditempelkan pada bagian atas bidang perlapisan dan diatur sedemikian rupa sehingga gelembung di dalam nivo masuk di dalam lingkaran dengan sisi E kompas tetap bersinggungan pada bidang perlapisan. Setelah jarum kompas tenang, kedudukan jarum utara kompas pada lingkaran pembagian derajat dibaca. Hasil pembacaan ini adalah menunjukkan arah jurus bidang tersebut.Pada kompas dengan lingkaran pembagian 0 360, apabila sisi badan kompas E ditempelkan pada bidang diukur jurusnya, yang dipakai untuk pembacaan adalah jarum utara (NE). Apabila sisi badan kompas W yang ditempelkan, yang dipakai untuk pembacaan adalah jarum selatan (S.N).Pada kompas dengan lingkaran pembagian derajat 0 sampai 90, apabila sisi badan kompas E ditempelkan pada bidang yang diukur jurusnya, pembacaan juga memakai jarum kompas utara. Sama halnya apabila sisi badan kompas W yang ditempelkan, maka pembacaan juga dilakukan dengan jarum kompas selatan.

3.4.2. Mengukur Dip Suatu Bidang Dalam Kompas GeologiDip (kemiringan) suatu bidang adalah sudut pada bidang vertikal yang tegak lurus jurus, dan merupakan sudut yang dibentuk oleh garis horizontal pada bidang vertikal tersebut dengan garis perpotongan antara bidang yang diukur dengan bidang vertikal tadi. Dengan demikian arah kemiringan ini akan tegak lurus terhadap arah jurus kearah jarum jam. Cara mengukur Dip (kemiringan):Bidang yang diukur mula-mula diukur jurusnya. Pada bidang tersebut kemudian ditarik garis yang merupakan arah jurusnya. Tutup kompas dibuka penuh dengan sisi badan kompas yang ada pembagian derajat untuk klinometer ditempelkan pada bidang tersebut sedemikian rupa sehingga arah memanjang tutup kompas dan badan kompas tegak lurus jurusnya. Apabila menggunakan kompas tipe brunton, klinometernya diputar sehingga gelembung didalam klinometer level terletak ditengah. Besarnya sudut kemiringan yang ditunjukkan oleh klinometer dibaca pada pembagian derajat untuk klinometer.

3.4.3. Mengukur Slope Suatu Bidang Dalam Kompas GeologiKompas geologi juga dapat dipergunakan untuk mengukur sudut kemiringan lereng permukaan tanah, caranya adalah sebagai berikut :Tutup kompas dibuka dengan sudut kebih kurang 45 dan lengan untuk melihat dilipat keluar sampai 180. Visir pada lengan untuk melihat dilipat sehingga tegak lurus lengan.Badan kompas dipegang dengan tangan kanan pada kedudukan badan kompas vertikal dan diusahakan sisi tutup kompas terletak di bagian kiri. Obyek atau titik yang sama tinggi dengan tinggi mata pengamat dari permukaan tanah dibidik melalui jendela pada cermin dan melalui lobang pada visir dengan mata kanan. Jarak antara mata dengan visir diusahakan kurang lebih 30 cm. Setelah obyek tampak memotong garis pada jendela dan melalui tengah-tengah lobang visir, klinometer diputar sehingga gelembung dalam klinometer level yang tampak pada cermin dilihat dengan mata kiri. Dengan membaca kedudukan klinometer pada pembagian derajat untuk klinometer, maka besarnya sudut lereng dapat diketahui. Besarnya sudut lereng sama dengan sudut yang ditunjukkan oleh klinometer pada pembagian derajat untuk klinometer.

BAB IVDATA DAN PEMBAHASAN

41. Data Pengukuran LapanganA.Lokasi 1 ( Kebun Agung, tanjakan Gunung Tanggah, 150 m dari jalan )Posisi 1 LS: 000273,9 BT: 1170120,1Deep : 50Strike : 420

gambarSampel Batuan :

Batuan ini tergolong batuan sedimen. Batuan ini memiliki porositas yang jelek dan pemilahan yang baik terdiri dari butiran yang sama. Berwarna coklat agak keputihan di bagian luar karena batuan ini bersentuhan langsung dengan udara dan air sehingga terjadi persenyawaan dengan oksigen, warna coklat dengan presentasi lebih dominan di bagian dalam. Tekstur halus sehingga tergolongbatuan pasir.

4.2. Pembahasan

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

5.2 Saran1. Khusus pemerintah setempat diharapkan agar selelu memperhatikan dan menjaga kelestarian lingkungan.2.Diharapkan kepada rekan-rekan mahasiswa agar dapat menguasai alat-alat yang digunakan di lapangan.3.Diharapkan bagi mahasiswa agar dapat mengidentifikasi batuan dengan benar.

LAMPIRAN