Upload
lintang-anwar
View
218
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Laporan FL PMS
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit Menular Seksual (PMS) atau biasa disebut penyakit kelamin
adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Yang termasuk
PMS adalah Syphilis, Gonorrhea Bubo, jengger ayam, herpes, HIV/AIDS dan
lain lain. Meskipun masih sedikit bukti-bukti empiris tentang munculnya
berbagai penyakit menular di Negara berkembang seperti Indonesia, tetapi
data faktual menunjukkan bahwa penyakit menular seksual semakin hari
semakin bertambah.
Penyebab utama meningkatnya PMS di Negara berkembang adalah:
a. Kemiskinan dan kebodohan
b. Belum tumbuhnya kesadaran pentingnya kesehatan reproduksi
c. Masih dianggap tabunya pendidikan seksual sejak dini
d. Perubahan gaya hidup global dan desakan jumlah penduduk dan
perubahan struktur penduduk.
Cakupan Infeksi Menular Seksual (IMS) yang diobati di seluruh
kabupaten di Indonesia pada tahun 2005-2007 adalah 68,64% padahal target
SPM yaitu 100%. Dari evaluasi tahun 2007 tersebut masih diperlukan promosi
kesehatan dalam upaya pencegahan penularan penyakit menular khususnya
HIV/AIDS. Oleh karena itu, kami mahasiswa semester 4 Fakultas Kedokteran
UNS memberi penyuluhan mengenai Penyakit Menular Seksual (PMS) di
kalangan siswa – siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan
seseorang melalui teknik praktik belajar atau instruksi dengan tujuan
mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia secara individu, kelompok
maupun masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup
sehat. Bentuk strategi penyuluhan yang kami gunakan adalah metode
pendidikan kelompok besar yaitu ceramah, ceramah dapat berhasil apabila
penceramah itu sendiri menguasai materi dari yang akan diceramahkan, untuk
itu penceramah harus mempersiapkan diri dengan baik dan menguasai sasaran
1
ceramah (secara psikologis). Dengan penyuluhan yang kami lakukan, kami
berharap dapat memengaruhi masyarakat khususnya remaja untuk
menghindari Penyakit Menular Seksual (PMS).
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan kegiatan laboratorium lapangan diharapkan mahasiswa
dapat memiliki kemampuan:
1. Melakukan penyuluhan kesehatan komunitas tentang PMS khususnya
HIV-AIDS
2. Memahami program pencegahan dan pengobatan PMS khususnya HIV-
AIDS.
3. Memahami tatalaksana HIV-AIDS.
4. Memahami proses rujukan kasus PMS terutama yang berisiko tertular
HIV-AIDS.
2
BAB II
KEGIATAN YANG DILAKUKAN
Kegiatan field lab kelompok 18 dengan tema ‘Penyuluhan Kesehataan:
Penyakit Menular Seksual’ dilakukan di area kerja Puskesmas Tangen. Pertemuan
dilakukan sebanyak tiga kali, pertemuan pertama adalah presentasi bahan
penyuluhan, serta bimbingan dan persiapan penyuluhan, pertemuan kedua adalah
kegiatan penyuluhan pada siswa sekolah di areal kerja Puskesmas Tangen serta
pertemuan ketiga berupa presentasi hasil kegiatan. .
Pertemuan pertama
Hari, Tanggal : Senin, 16 Maret 2015
Jam : 08.00 – 12.00 WIB
Tempat : Puskesmas Tangen
Kegiatan : a. Presentasi materi yang didapat dari fakultas
b. Presentasi materi penyuluhan
c. Bimbingan oleh kepala Puskesmas, dr. Dedi Ari
Saputro, dan instruktur Bapak Widodo
d. Perencanaan penyuluhan
Pertemuan kedua
Hari, Tanggal : Senin, 30 Maret 2015
Jam : 08.00 – 12.00 WIB
Tempat : SMP Negeri 2 Tangen
Kegiatan : a. Penyuluhan penyakit menular seksual.
b. Diskusi dan tanya jawab dengan siswa mengenai
penyakit menular seksual
3
BAB III
PEMBAHASAN
A. Hari pertama
Pada hari pertama kami melakukan presentasi dua hal, yaitu materi yang
diberikan oleh fakultas kami dan materi yang akan ditampilkan di
penyuluhan pada pertemuan kedua. Ada beberapa koreksi yang
disampaikan oleh pihak Puskesmas Tangen. Hal yang dikoreksi yaitu
1. Bahasa
Ada beberapa bahasa yang dapat menimbulkan konotasi yang kurang
baik untuk disampaikan ke siswa SMP sehingga perlu kata ganti.
Misalnya, penyakit menular seksual menjadi Penyakit kelamin.
2. Tampilan gambar
Ada beberapa gambar yang dapat menimbulkan persepsi kurang baik
jika ditampilkan sehingga kami menggantinya dengan gambar yang
lebih aman untuk ditampilkan dihadapan siswa SMP.
3. Pembagian gambar sesuai jenis kelamin
Hal ini dilakukan agar bisa sesuai sasaran yang akan disuluh.
Setelah presentasi dan koreksi dari pihak puskesmas, kami dikenalkan
dengan staf dan jajaran yang ada di Puskesmas Tangen.
B. Hari kedua
a. Metode penyuluhan
Penyuluhan mengenai Penyakit Menular Seksual kali ini dilakukan
di SMPN 2 Tangen, berjarak sekitar 15 menit dari Puskesmas Tangen,
Sragen dengan kendaraan bermotor. Metode penyuluhan yang kami
gunakan adalah metode ceramah dengan sesi tanya jawab. Acara
penyuluhan dilakukan sekitar jam 10:00. Sebelum penyuluhan, kami
diperkenalkan dengan guru-guru yang ada di SMPN 2 Tangen yang
menjelaskan kondisi di sekolah tersebut. Selanjutnya kami melakukan
persiapan untuk melakukan penyuluhan. Persiapannya adalah
4
mengatur LCD, briefing untuk kelancaran penyuluhan dan pemantapan
materi. Materi yang kami sampaikan adalah penyakit menular seksual.
Penyuluhan dilakukan di dua kelas, kelas perempuan dan kelas
laki-laki, mengingat hal mengenai hal-hal yang berbau seksual masih
sangat tabu di kalangan anak-anak usia sekolah menengah pertama.
Peserta pada tiap kelas berjumlah sekitar 50 siswa.
Isi dari materi penyuluhan yang kami bawakan antara lain, mulai
dari pengertian penyakit menular seksual, lalu pentingnya mempelajari
penyakit menular seksual ini, dan mengenai penyakit-penyakit
menular seksual yang sering dijumpai, seperti HIV/AIDS, Gonorrhea,
Syphillis, Kondiloma akuminata (Jengger Ayam), Herpes Genitalis,
dengan penjelasan mengenai penyebab, cara penularan, serta dampak
dan bahaya penyakit-penyakit tersebut.
Penyuluhan dibuka dengan memberi pertanyaan awal, mengenai
pengertian penyakit kelamin. Hal ini bertujuan untuk memacu
keaktifan dan konsentrasi peserta penyuluhan. Beberapa anak mulai
aktif dan menjawab pertanyaan. Lalu, dari kelompok 18 meneruskan
penyuluhan, dan di sela-sela sesi penyuluhan kami memberikan
pertanyaan agar perhatian peserta tetap terpusat kepada materi
penyuluhan.
Di tengah-tengah sesi penyuluhan, kami memberikan games agar
peserta tidak jenuh dan konsentrasi. Tampak peserta sangat antusias
baik dalam materi penyuluhan juga dalam games yang diberikan.
Setelah sesi games, penyuluhan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.
Untuk memicu keaktifan peserta, kami memberikan reward bagi
penanya dan penjawab pertanyaan.
Pada akhir sesi, kami memberikan reward utama kepada peserta
yang paling aktif pada kelas laki-laki dan bagi siswa yang berani maju
kedepan serta merangkum materi yang telah disampaikan pada kelas
perempuan. Penyuluhan berjalan sangat lancar dan peserta tampak
antusias pada saat penyuluhan.
5
Selain memberikan pesan-pesan serta dampak akibat terkena
penyakit-penyakit tersebut diatas dan akibat buruk dari pergaulan
bebas, kami juga memberikan motivasi kepada adik-adik agar fokus
kepada sekolah serta melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
b. Respon dari peserta penyuluhan
1) Kelas perempuan
Respon yang diberikan siswa sangat luar biasa. Mereka sangat
antusias dalam mengikuti penyuluhan mulai dari awal penyuluhan.
Pertanyaan-pertanyaan yang kami ajukan selama penyuluhan dapat
dijawab oleh para siswa dengan baik. Selain itu, banyak sekali
pertanyaan yang disampaikan oleh para siswi selama penyuluhan
yang berkaitan dengan materi yang disampaikan. Pertanyaan yang
diajukan juga sangat bermakna dan bermanfaat serta menunjukkan
rasa ingin tahu yang besar. Mereka sangat memperhatikan tiap
detail materi yang disampaikan. Kemudian pada akhir sesi, kami
memberi reward utama pada siswa yang berani maju kedepan dan
merangkum materi yang telah disampaikan.
2) Kelas laki-laki
Selama penyuluhan, peserta penyuluhan tampak sangat
memperhatikan materi yang kami sampaikan. Peserta tampak
sangat antusias. Tidak ada peserta yang gaduh saat penyampaian
materi. Pada awal-awal penyampaian materi, penyuluhan terkesan
satu arah, mungkin hal ini dikarenakan peserta masih malu untuk
mengemukakan pendapat maupun mengajukan pertanyaan. Akan
tetapi, seiring berjalannya waktu tampak keaktifan peserta
penyuluhan. Kami juga memberi pertanyaan-pertanyaan untuk
memancing keaktifan peserta. Setelah penyampaian materi selesai,
peserta mulai aktif memberikan pertanyaan-pertanyaan pada kami.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut kami jawab sampai peserta
penyuluhan merasa paham. Kemudian kami juga memberi
pertanyaan kepada peserta untuk mengetahui sejauh mana peserta
6
penyuluhan memahami materi yang kami berikan. Dari pertanyaan
yang kami berikan, semuanya dapat dijawab oleh peserta
penyuluhan. Hal ini menunjukan bahwa peserta penyuluhan sudah
memahami materi yang kami berikan. Kami juga memanggil tiga
peserta untuk maju ke depan dan mengemukakan kesan dan pesan.
Di akhir penyuluhan, kami memanggil dua peserta paling aktif
untuk memperebutkan hadiah utama yang telah kami persiapkan.
Kami juga melakuakan interview terhadap dua peserta tadi tentang
cita-cita dan kemana mereka akan melanjutkan studi.
Secara keseluruhan, peserta cukup antusias terhadap
penyuluhan yang kami laksanakan.
3) Evaluasi
Setelah melakukan penyuluhan Penyakit Menular Seksual (PMS)
kepada sebagian siswa/siswi SMP 2 Tangen diharapkan dapat
membekali masyarakat dengan pengetahuan menganai hal-hal yang
berhubungan dengan PMS sehingga dapat mencegah penularan serta
dampak negatif dari PMS.
Dalam kegiatan tersebut disampaikan tentang PMS khususnya
HIV/AIDS, meliputi epidemiologi, definisi, gejala klinis, dampak dan
bahaya serta usaha pencegahannya. Penyuluhan ini dilakukan dengan
menggunakan metode ceramah dengan menggunakan sarana LCD.
Dalam kegiatan tersebut tidak didapatkan kendala yang berarti,
karena semua pihak mendukung kegiatan penyuluhan ini. Pihak
sekolah telah menyambut kedatangan kami serta antusias siswa dan
siswi SMP 2 Tangen membuat penyuluhan berjalan lancar. Dengan
kegiatan ini kami berharap siswa dan siswi SMP 2 Tangen dapat
memanfaatkan ilmu dari penyuluhan ini tidak hanya untuk diri sendiri,
tetapi juga untuk keluarga dan lingkungannya.
7
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyuluhan kesehatan tentang Penyakit Menular Seksual (PMS)
sejak dini sangat penting dilakukan, mengingat penyebab meningkatnya
PMS di negara-negara berkembang. Penyuluhan yang kami lakukan
kepada siswa-siswi SMP 2 Tangen berjalan lancar. Peserta mendengarkan
dengan baik dan aktif bertanya. Melalui penyuluhan ini, diharapkan siswa-
siswi dapat mengerti tentang bahaya penyakit menular seksual sehingga
menghindari hal – hal yang dapat menimbulkan penyakit menular seksual
tersebut.
B. Saran
Diharapkan pihak Puskesmas terus melaksanakan kegiatan
penyuluhan kesehatan PMS di setiap daerah cakupan Puskesmas. Sasaran
penyuluhan diharapkan dimulai dari kalangan usia muda, mengingat masih
dianggap tabunya pendidikan seksual sejak dini dan perubahan gaya hidup
global yang merupakan faktor meningkatnya PMS.
8