13
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Menular Seksual (PMS) atau biasa disebut penyakit kelamin adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Yang termasuk PMS adalah Syphilis, Gonorrhea Bubo, jengger ayam, herpes, HIV/AIDS dan lain lain. Meskipun masih sedikit bukti-bukti empiris tentang munculnya berbagai penyakit menular di Negara berkembang seperti Indonesia, tetapi data faktual menunjukkan bahwa penyakit menular seksual semakin hari semakin bertambah. Penyebab utama meningkatnya PMS di Negara berkembang adalah: a. Kemiskinan dan kebodohan b. Belum tumbuhnya kesadaran pentingnya kesehatan reproduksi c. Masih dianggap tabunya pendidikan seksual sejak dini d. Perubahan gaya hidup global dan desakan jumlah penduduk dan perubahan struktur penduduk. Cakupan Infeksi Menular Seksual (IMS) yang diobati di seluruh kabupaten di Indonesia pada tahun 2005- 2007 adalah 68,64% padahal target SPM yaitu 100%. Dari evaluasi tahun 2007 tersebut masih diperlukan 1

Bab i, II, II, IV Rev

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan FL PMS

Citation preview

Page 1: Bab i, II, II, IV Rev

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit Menular Seksual (PMS) atau biasa disebut penyakit kelamin

adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Yang termasuk

PMS adalah Syphilis, Gonorrhea Bubo, jengger ayam, herpes, HIV/AIDS dan

lain lain. Meskipun masih sedikit bukti-bukti empiris tentang munculnya

berbagai penyakit menular di Negara berkembang seperti Indonesia, tetapi

data faktual menunjukkan bahwa penyakit menular seksual semakin hari

semakin bertambah.

Penyebab utama meningkatnya PMS di Negara berkembang adalah:

a. Kemiskinan dan kebodohan

b. Belum tumbuhnya kesadaran pentingnya kesehatan reproduksi

c. Masih dianggap tabunya pendidikan seksual sejak dini

d. Perubahan gaya hidup global dan desakan jumlah penduduk dan

perubahan struktur penduduk.

Cakupan Infeksi Menular Seksual (IMS) yang diobati di seluruh

kabupaten di Indonesia pada tahun 2005-2007 adalah 68,64% padahal target

SPM yaitu 100%. Dari evaluasi tahun 2007 tersebut masih diperlukan promosi

kesehatan dalam upaya pencegahan penularan penyakit menular khususnya

HIV/AIDS. Oleh karena itu, kami mahasiswa semester 4 Fakultas Kedokteran

UNS memberi penyuluhan mengenai Penyakit Menular Seksual (PMS) di

kalangan siswa – siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan

seseorang melalui teknik praktik belajar atau instruksi dengan tujuan

mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia secara individu, kelompok

maupun masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup

sehat. Bentuk strategi penyuluhan yang kami gunakan adalah metode

pendidikan kelompok besar yaitu ceramah, ceramah dapat berhasil apabila

penceramah itu sendiri menguasai materi dari yang akan diceramahkan, untuk

itu penceramah harus mempersiapkan diri dengan baik dan menguasai sasaran

1

Page 2: Bab i, II, II, IV Rev

ceramah (secara psikologis). Dengan penyuluhan yang kami lakukan, kami

berharap dapat memengaruhi masyarakat khususnya remaja untuk

menghindari Penyakit Menular Seksual (PMS).

B. Tujuan Pembelajaran

Setelah melakukan kegiatan laboratorium lapangan diharapkan mahasiswa

dapat memiliki kemampuan:

1. Melakukan penyuluhan kesehatan komunitas tentang PMS khususnya

HIV-AIDS

2. Memahami program pencegahan dan pengobatan PMS khususnya HIV-

AIDS.

3. Memahami tatalaksana HIV-AIDS.

4. Memahami proses rujukan kasus PMS terutama yang berisiko tertular

HIV-AIDS.

2

Page 3: Bab i, II, II, IV Rev

BAB II

KEGIATAN YANG DILAKUKAN

Kegiatan field lab kelompok 18 dengan tema ‘Penyuluhan Kesehataan:

Penyakit Menular Seksual’ dilakukan di area kerja Puskesmas Tangen. Pertemuan

dilakukan sebanyak tiga kali, pertemuan pertama adalah presentasi bahan

penyuluhan, serta bimbingan dan persiapan penyuluhan, pertemuan kedua adalah

kegiatan penyuluhan pada siswa sekolah di areal kerja Puskesmas Tangen serta

pertemuan ketiga berupa presentasi hasil kegiatan. .

Pertemuan pertama

Hari, Tanggal : Senin, 16 Maret 2015

Jam : 08.00 – 12.00 WIB

Tempat : Puskesmas Tangen

Kegiatan : a. Presentasi materi yang didapat dari fakultas

b. Presentasi materi penyuluhan

c. Bimbingan oleh kepala Puskesmas, dr. Dedi Ari

Saputro, dan instruktur Bapak Widodo

d. Perencanaan penyuluhan

Pertemuan kedua

Hari, Tanggal : Senin, 30 Maret 2015

Jam : 08.00 – 12.00 WIB

Tempat : SMP Negeri 2 Tangen

Kegiatan : a. Penyuluhan penyakit menular seksual.

b. Diskusi dan tanya jawab dengan siswa mengenai

penyakit menular seksual

3

Page 4: Bab i, II, II, IV Rev

BAB III

PEMBAHASAN

A. Hari pertama

Pada hari pertama kami melakukan presentasi dua hal, yaitu materi yang

diberikan oleh fakultas kami dan materi yang akan ditampilkan di

penyuluhan pada pertemuan kedua. Ada beberapa koreksi yang

disampaikan oleh pihak Puskesmas Tangen. Hal yang dikoreksi yaitu

1. Bahasa

Ada beberapa bahasa yang dapat menimbulkan konotasi yang kurang

baik untuk disampaikan ke siswa SMP sehingga perlu kata ganti.

Misalnya, penyakit menular seksual menjadi Penyakit kelamin.

2. Tampilan gambar

Ada beberapa gambar yang dapat menimbulkan persepsi kurang baik

jika ditampilkan sehingga kami menggantinya dengan gambar yang

lebih aman untuk ditampilkan dihadapan siswa SMP.

3. Pembagian gambar sesuai jenis kelamin

Hal ini dilakukan agar bisa sesuai sasaran yang akan disuluh.

Setelah presentasi dan koreksi dari pihak puskesmas, kami dikenalkan

dengan staf dan jajaran yang ada di Puskesmas Tangen.

B. Hari kedua

a. Metode penyuluhan

Penyuluhan mengenai Penyakit Menular Seksual kali ini dilakukan

di SMPN 2 Tangen, berjarak sekitar 15 menit dari Puskesmas Tangen,

Sragen dengan kendaraan bermotor. Metode penyuluhan yang kami

gunakan adalah metode ceramah dengan sesi tanya jawab. Acara

penyuluhan dilakukan sekitar jam 10:00. Sebelum penyuluhan, kami

diperkenalkan dengan guru-guru yang ada di SMPN 2 Tangen yang

menjelaskan kondisi di sekolah tersebut. Selanjutnya kami melakukan

persiapan untuk melakukan penyuluhan. Persiapannya adalah

4

Page 5: Bab i, II, II, IV Rev

mengatur LCD, briefing untuk kelancaran penyuluhan dan pemantapan

materi. Materi yang kami sampaikan adalah penyakit menular seksual.

Penyuluhan dilakukan di dua kelas, kelas perempuan dan kelas

laki-laki, mengingat hal mengenai hal-hal yang berbau seksual masih

sangat tabu di kalangan anak-anak usia sekolah menengah pertama.

Peserta pada tiap kelas berjumlah sekitar 50 siswa.

Isi dari materi penyuluhan yang kami bawakan antara lain, mulai

dari pengertian penyakit menular seksual, lalu pentingnya mempelajari

penyakit menular seksual ini, dan mengenai penyakit-penyakit

menular seksual yang sering dijumpai, seperti HIV/AIDS, Gonorrhea,

Syphillis, Kondiloma akuminata (Jengger Ayam), Herpes Genitalis,

dengan penjelasan mengenai penyebab, cara penularan, serta dampak

dan bahaya penyakit-penyakit tersebut.

Penyuluhan dibuka dengan memberi pertanyaan awal, mengenai

pengertian penyakit kelamin. Hal ini bertujuan untuk memacu

keaktifan dan konsentrasi peserta penyuluhan. Beberapa anak mulai

aktif dan menjawab pertanyaan. Lalu, dari kelompok 18 meneruskan

penyuluhan, dan di sela-sela sesi penyuluhan kami memberikan

pertanyaan agar perhatian peserta tetap terpusat kepada materi

penyuluhan.

Di tengah-tengah sesi penyuluhan, kami memberikan games agar

peserta tidak jenuh dan konsentrasi. Tampak peserta sangat antusias

baik dalam materi penyuluhan juga dalam games yang diberikan.

Setelah sesi games, penyuluhan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.

Untuk memicu keaktifan peserta, kami memberikan reward bagi

penanya dan penjawab pertanyaan.

Pada akhir sesi, kami memberikan reward utama kepada peserta

yang paling aktif pada kelas laki-laki dan bagi siswa yang berani maju

kedepan serta merangkum materi yang telah disampaikan pada kelas

perempuan. Penyuluhan berjalan sangat lancar dan peserta tampak

antusias pada saat penyuluhan.

5

Page 6: Bab i, II, II, IV Rev

Selain memberikan pesan-pesan serta dampak akibat terkena

penyakit-penyakit tersebut diatas dan akibat buruk dari pergaulan

bebas, kami juga memberikan motivasi kepada adik-adik agar fokus

kepada sekolah serta melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

b. Respon dari peserta penyuluhan

1) Kelas perempuan

Respon yang diberikan siswa sangat luar biasa. Mereka sangat

antusias dalam mengikuti penyuluhan mulai dari awal penyuluhan.

Pertanyaan-pertanyaan yang kami ajukan selama penyuluhan dapat

dijawab oleh para siswa dengan baik. Selain itu, banyak sekali

pertanyaan yang disampaikan oleh para siswi selama penyuluhan

yang berkaitan dengan materi yang disampaikan. Pertanyaan yang

diajukan juga sangat bermakna dan bermanfaat serta menunjukkan

rasa ingin tahu yang besar. Mereka sangat memperhatikan tiap

detail materi yang disampaikan. Kemudian pada akhir sesi, kami

memberi reward utama pada siswa yang berani maju kedepan dan

merangkum materi yang telah disampaikan.

2) Kelas laki-laki

Selama penyuluhan, peserta penyuluhan tampak sangat

memperhatikan materi yang kami sampaikan. Peserta tampak

sangat antusias. Tidak ada peserta yang gaduh saat penyampaian

materi. Pada awal-awal penyampaian materi, penyuluhan terkesan

satu arah, mungkin hal ini dikarenakan peserta masih malu untuk

mengemukakan pendapat maupun mengajukan pertanyaan. Akan

tetapi, seiring berjalannya waktu tampak keaktifan peserta

penyuluhan. Kami juga memberi pertanyaan-pertanyaan untuk

memancing keaktifan peserta. Setelah penyampaian materi selesai,

peserta mulai aktif memberikan pertanyaan-pertanyaan pada kami.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut kami jawab sampai peserta

penyuluhan merasa paham. Kemudian kami juga memberi

pertanyaan kepada peserta untuk mengetahui sejauh mana peserta

6

Page 7: Bab i, II, II, IV Rev

penyuluhan memahami materi yang kami berikan. Dari pertanyaan

yang kami berikan, semuanya dapat dijawab oleh peserta

penyuluhan. Hal ini menunjukan bahwa peserta penyuluhan sudah

memahami materi yang kami berikan. Kami juga memanggil tiga

peserta untuk maju ke depan dan mengemukakan kesan dan pesan.

Di akhir penyuluhan, kami memanggil dua peserta paling aktif

untuk memperebutkan hadiah utama yang telah kami persiapkan.

Kami juga melakuakan interview terhadap dua peserta tadi tentang

cita-cita dan kemana mereka akan melanjutkan studi.

Secara keseluruhan, peserta cukup antusias terhadap

penyuluhan yang kami laksanakan.

3) Evaluasi

Setelah melakukan penyuluhan Penyakit Menular Seksual (PMS)

kepada sebagian siswa/siswi SMP 2 Tangen diharapkan dapat

membekali masyarakat dengan pengetahuan menganai hal-hal yang

berhubungan dengan PMS sehingga dapat mencegah penularan serta

dampak negatif dari PMS.

Dalam kegiatan tersebut disampaikan tentang PMS khususnya

HIV/AIDS, meliputi epidemiologi, definisi, gejala klinis, dampak dan

bahaya serta usaha pencegahannya. Penyuluhan ini dilakukan dengan

menggunakan metode ceramah dengan menggunakan sarana LCD.

Dalam kegiatan tersebut tidak didapatkan kendala yang berarti,

karena semua pihak mendukung kegiatan penyuluhan ini. Pihak

sekolah telah menyambut kedatangan kami serta antusias siswa dan

siswi SMP 2 Tangen membuat penyuluhan berjalan lancar. Dengan

kegiatan ini kami berharap siswa dan siswi SMP 2 Tangen dapat

memanfaatkan ilmu dari penyuluhan ini tidak hanya untuk diri sendiri,

tetapi juga untuk keluarga dan lingkungannya.

7

Page 8: Bab i, II, II, IV Rev

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penyuluhan kesehatan tentang Penyakit Menular Seksual (PMS)

sejak dini sangat penting dilakukan, mengingat penyebab meningkatnya

PMS di negara-negara berkembang. Penyuluhan yang kami lakukan

kepada siswa-siswi SMP 2 Tangen berjalan lancar. Peserta mendengarkan

dengan baik dan aktif bertanya. Melalui penyuluhan ini, diharapkan siswa-

siswi dapat mengerti tentang bahaya penyakit menular seksual sehingga

menghindari hal – hal yang dapat menimbulkan penyakit menular seksual

tersebut.

B. Saran

Diharapkan pihak Puskesmas terus melaksanakan kegiatan

penyuluhan kesehatan PMS di setiap daerah cakupan Puskesmas. Sasaran

penyuluhan diharapkan dimulai dari kalangan usia muda, mengingat masih

dianggap tabunya pendidikan seksual sejak dini dan perubahan gaya hidup

global yang merupakan faktor meningkatnya PMS.

8