BAB I, II, III

Embed Size (px)

Citation preview

21

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangTumor payudara merupakan lesi terpenting pada payudara perempuan. Walaupun mungkin berasal daru jaringan ikat atau struktur epitel, tumor struktur epitel yang sering menyebabkan neoplasma payudara. yang dikatakan kelainan neoplasma jinak yaitu Fibroadenoma Payudara, Adenoma Laktasi, Papiloma Duktus dan Tumor Sel Granular. Sedangkan neoplasma ganas antara kain Karsinoma Payudara, Sistosarkoma Filoides dan Neoplasma ganas lain pada payudara.1Amerika Serikat oleh American Cancer Society diperkirakan bahwa pada tahun 2001 ditemukan kasus baru kanker payudara invasif sebanyak 192.200, yang diprediksi 40.860 akan meninggal.2Insiden tumor payudara di Indonesia masih menduduki urutan kedua terbanyak diantara berbagai jenis keganasan pada wanita dan masih merupakan penyebab morbilitas dan mortilitas yang mencekam, karena umumnya penderita datang berobat pada stadium telah lanjut, sehingga upaya terapi tidak dapat tuntas adekuat dalam mengeliminasi sel ganas yang telah tumbuh atau menyebar luas.2Fibroadenoma adalah suatu neoplasma payudara jinak umum yang terjadi pada semua usia dengan insidensi tertinggi pada wanita muda. Sering ditemukan sebelum umur 30 tahun. Sebabnya mungkin sensitivitas jaringan setempat yang berlebihan terhadap estrogen.3,4Fibroadenoma biasanya ditemukan pada kwadran luar atas, muncul sebagai nodul padat pada payudara yang berbatas tegas dan dapat digerakan dengan bebas. Umunya fibroadenoma terbungkus didalam kapsul, teraba padat dan seluruhnya rata bewarna putih keabuan.3,4Fibroadenoma biasanya berdiameter 1-5cm, tetapi dapat juga lebih besar yaitu fibroadenoma raksasa yang berukuran dapat mencapai 10 cm- 15 cm. Pada makroskopis fibroadenoma tampak suatu tumor yang bersimpai, bewarna putih keabu-abuan, pada penampang tampak jaringan ikat yang bewarna putih, kenyal serta tampak bagian-bagian yang menonjol kepermukaan bewarna ke kuning-kuningan jernih yang merupakan komponen kelenjar. Karsinoma payudara bila belum menembus membran basal disebut tahap in situ. Apabila tumor masih mudah dikenali asalnya, khususnya untuk karsinoma duktal disebut berdiferensi baik. Bila sukar atau tidak dapat dikenali lagi asalnya, disebut berdiferensiasi buruk(anaplastik). Diameter karsinoma beragam mulai kurang dari 10 mm sampai lebih dari 80 mm, tetapi paling sering ditemukan antara 20-30 mm.4Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai diameter penderita tumor payudara pada Fibroadenoma Payudara dan Karsinoma Payudara di Rumah Sakit Pirngadi Medan 2011-2012.

1.2 Rumusan MasalahLatar belakang di atas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah mengetahui perbedaan diameter tumor payudara pada Fibroadenoma Payudara dan Karsinoma Payudara di Rumah Sakit Pirngadi Medan 2011-2012.

1.3 Tujuan Penelitian1. Untuk mengetahui diameter tumor payudara pada Fibroadenoma Payudara di Rumah Sakit Pirngadi Medan 2011-2012.2. Untuk mengetahui diameter tumor payudara pada Karsinoma Payudara di Rumah Sakit Pirngadi Medan 2011-2012.3. Untuk mengetahui perbedaan tumor payudara fibroadenoma Payudara dengan Karsinoma Payudara berdasarkan diameter di Rumah Sakit Pirngadi Medan 2011-2012.

1.4 HipotesaHo : Tidak ada perbedaan diameter tumor payudara pada Fibroadenoma Payudara dengan Karsinoma Payudara di Rumah Sakit Pirngadi Medan 2011-2012.Ha : Ada perbedaan diameter tumor payudara pada Fibroadenoma Payudara dengan Karsinoma Payudara di Rumah Sakit Pirngadi Medan 2011-2012.

1.5 Manfaat Penelitian1.5.1 Bagi PenelitiMenambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti dalam mengembangkan kemampuan berfikir secara objektif serta dapat menfaatkan ilmu pengetahuan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.1.5.2 Bagi MahasiswaMemberikan informasi kepada mahasiswa tentang penjelasan singkat tumor payudara dan diameter tumor payudara pada Fibroadenoma Payudara dengan Karsinoma Payudara di Rumah Sakit Pringadi Medan.1.5.3 Bagi MasyarakatUntuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang perbedaan tumor payudara jinak dengan tumor payudara ganas.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi dan Histologi Payudara NormalMamma merupakan kelenjar asesoris kulit yang berfungsi menghasilkan susu. Papilla mammaria kecil dan dikelilingi oleh daerah kulit yang bewarna gelap, disebut areola mamma. Pada masa pubertas, glandula mammaria perempuan lambat laun membesar dan akan berbentuk setengah lingkaran. Pembesaran ini diduga disebabkan oleh pengaruh hormon-hormon ovarium. Saluranya memanjang, meskipun demikian pembesaran kelenjar terutama disebabkan karena penimbunan lemak.6Payudara normal hanya sepasang, berkembang menonjol tegak dari daerah subklavikula sampai dengan iga kelima atau sela iga kelima sampai keenam. Setiap payudara terdiri dari 15-20 lobus, yang tersusun radier dan berpusat pada papilla mammaria. Saluran utama dari setiap lobus bermuara di papilla mammaria dan mempunyai ampulla yang melebar tepat sebelum ujungnya. Dasar papilla mammaria dikelilingi oleh areola. Tenjolan-tonjolan halus pada areola diakibatkan oleh kelenjar ereola di bawahnya.2,6 PerdarahanPerdarahan jaringan payudara berasal dari percabangan arteri mammaria interna, arteri torakalis lateralis dan arteri interkostalis posterior.2Pembuluh venaPembuluh balik vena sesuai posisi ketiga feeding arteries, yang relatif cepat dalam pengembalian sirkulasi darah, akan masuk dalam aliran vena kava superior.2 Sistem limfatik Sistem limfatik terdiri atas: 1. Superior atau pleksus subareola yang mencakup bagian tengah payudara, kulit, areola dan puting yang akan mengalir ke arah kelenjar getah bening pektoralis anterior dan kelenjar getah bening aksila yang dengan mudah dapat teraba pada pemeriksaan fisik penderita secara palpasi.22. fasial atau pleksus propunda (deep plexus), mencakup daerah muskulus pektoralis menuju kelenjar getah bening Rotter, kemudian ke kelenjar getah bening subklavikula (route of groszman) dan lain-lain yang akan menuju kelenjar getah bening mammaria interna(25%) sebagian lagi menuju kelenjar getah bening mediastinum. Atau yang ke kelenjar getah bening subdiafragma atau hati (saluran limfe abdominal) yang ditemukan oleh Gerota (paramammary route of gerota), cross-mammary pathway (saluran limfe superfisial menuju payudara dan kelenjar getah bening aksila kontralateral), serta yang menuju kelenjar getah bening mediastinum anterior di depan aorta.2 PersarafanPersarafan sensorik payudara berasal dari percabangan saraf interkostalis kedua sampai keenam dan dari percabangan pleksus servikalis. Oleh karena itu penyebaran rasa nyeri daerah payudara dapat mencapai dada, penggung, skapula, lengan bagian tengah dan leher.2

Gambar 1. Anatomi payudara 72.1.1 Fisiolagi PayudaraSecara fisiologik unit fungsional terkecil jaringan payudara adalah asinus. Sel epitel asinus memproduksi air susu. Sel epitel asinus memproduksi air susu yang berkomposisi unsur protein yang disekresi apparatus golgi bersama faktor imun berbentuk IgA dan IgG sedangkan unsur lipid dalam bentuk droplet yang diliputi sitoplasma sel.2Dalam perkembanganya kelenjar payudara dipengaruhi cukup banyak hormon berasal dari berbagai kelenjar endokrin: a. Hipofisis: somatotropin (STH), prolaktin, oksitosin dan yang berpengaruh atas hormonal siklik FSH dan LHb. Adrenal: kortikoidc. Ovarium: estrogen dan progesteron, hormon siklus haidd. Plasenta: gonadotropin korionike. Lain-lain: hormon kelenjar tiroid (tiroksin) dan dari kelenjar pankreas(insulin).2Pengaruh hormon siklus haid yang paling sering menimbulkan dampak yang nyata, secara individual payudara terasa tegang, membesar atau kadang-kadang disertai rasa nyeri.2

2.2 NeoplasmaNoeplasma biasanya berupa nodul dan karena payudara terletak superfisial keberadaan nodul di payudara akan cepat disadari penderitanya. Neoplasma pada jaringan payudara dapat berasal parenkimal, mesenkimal atau campuran.22.2.1 EtiologiEtiologi tumor payudara belum diketahui dengan pasti, biasanya bersifat multifaktor. Ada yang bersifat endogen (epigenetik genetik dan heredofamilial, hormonal, status imun, nullipara, aging, stress psikis berat) atau eksogen seperti faktor konsumtif ( difisiensi : protein, vitamin A dan derivatnya, antioksidan, diet tinggi lemak) intake berlebih obesitas, alkoholik, perokok, pengguna terapi sulih hormon, trauma/ pasca bedah lokal, inveksis virus Bittner pada hewan percobaan.22.2.2 EpidemiologiInsiden di Indonesia masih menduduki urutan kedua terbanyak diantara berbagai jenis keganasan wanita dan masih merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas yang mencekam, karena pada umumnya penderita datang berobat pada stadium telah lanjut, sehingga upaya terapi tidak dapat tuntas adekuat dalam mengeliminasi sel ganas yang telah tumbuh menyebar luas, heterogen.2Untuk negara maju, misalnya di Amerika serikat oleh American cancer society diperkirakan bahwa pada tahun 2001 ditemukan kasus baru kanker payudara invasif sebanyak 192.200, yang diprediksi akan meninggal 40.860 dibawah angka kematian kanker paru saat itu.2Usia penderita 75% di atas 50 tahun, yang berusia kurang dari 40 tahun hanya 5%. Dan cendrung ada peningkatan penderita sekitar 1% pertahun, mulai menanjak sejak tahun 1980 dari 3% menjadi 4%.2

Tabel 2.1 Sifat Tumor Jinak dan Ganas 8Jinak Ganas

1. Diferensiasi Anaplasia Well diffentiaredTidak adaPoorly undifferentiatedAda

2. Kecepatan tumbuh

Lambat, progresif, mitosis normal, dan kadangkala terhenti sementaraCepat, mitosis abnormal

3. Invasi lokalMassa kohesifTumbuh expansifBerkapsulMassa rapuhTumbuh infiltratifTak berkapsul

4. MetastaseTidak adaAda

2.2.3 Faktor yang mempengaruhi kecepatan tumbuh tumor a. Faktor penderita seperti umur, jenis kelamin dan penyakitb. Faktor tumor seperti (1) jenis tumor umumnya disebut berdasarkan nama organ tempat tumor itu pertama kali tumbuh. Tiap organ mempunyai struktur, volume serta ketahanan tertentu terhadap pertumbuhan tumor tertentu. (2) asal sel dapat dari jaringan epitel, jaringan mesenchim, jaringan embrional atau campuran, yang masing-masing mempunyai kecepatan tumbuh yang berbeda. (3) sifat tumor seperti tumor jinak, tumor in situ, tumor ganas, tumor yang sifatnya tidak tentu atau tidak jelas. (4) derajat keganasan dan (5) besar tumor.8

2.3 Fibroadenoma Merupakan jenis yang sering ditemukan pada masa reproduksi, tetapi paling sering sebelum usia 30 tahun, yang berasal dari sel epitel dan jaringan ikat. Secara klinis dengan palpasi mudah digerakan dari jaringan sekitar.9Fibroadenoma merupakan jenis tumor jinak mamma yang paling banyak ditemukan, dan merupakan tumor primer yang paling banyak ditemukan pada kelompok umur muda.9Insiden tertinggi fibroadenoma pada dekade ketiga, walaupun dapat timbul kapanpun setelah pubertas. Tumor umunya soliter, walaupun sebagian wanita menunjukan fibroadenoma yang multipel.9Fibroadenoma berasal dari lobus mamma, dari unsur stroma jaringan ikat longgor dan kelenjar. Karena merupakan tumor campuran, fibroadenoma seperti jaringan mamma sekitarnya akan dipengaruhi hormon yang akan menirukan beberapa perubahan.9

2.3.1 Gambar Makroskopis Fibroadenoma merupakan tumor yang terbatas jelas dan berlobus-lobus dengan diameter 10-40 mm. Tumor dengan diameter yang lebih besar terjadi pada fibroadenoma juvenil. Jaringan mamma sekitarnya dapat terdesak, tetapi tumor tidak terikat. Tidak adanya fiksasi ini menyebabkan tumor dapat digerakan pada pemeriksaan klinik, sehingga kadang-kadang disebut breast mouse. Pada wanita muda, tumor teraba lunak dengan permukaan potongan agak gelatinosa akibat hilangnya komponen jaringan ikat, sedangkan pada wanita berumur lebih tua cendrung lebih keras karena jaringan ikat menjadi fibrosa yang kadang-kadang disertai kalsifikasi.92.3.2 Histologi Fibroadenoma menunjukan struktur mirip duktus atau struktur duktus yang pipih berkelok-kelok akibat terdesak oleh pertumbuhan jaringan ikat disekitarnya.Fibroadenoma tidak berlanjut menjadi ganas walaupun pada beberapa tumor ganas seperti karsinoma lobularis terdapat bagian fibroadenoma.9

2.3.3 Fibroadenoma JuvenilFibroadenoma yang besar (diameter 50-100 mm) dapat timbul pada mamma seorang gadis. Tumor tumbuh dengan cepat. Tumor lebih banyak ditemukan pada orang Afrika dan India Barat dibandingkan pada orang Kaukasia. Tumor ini bersifat jinak dan jaringan terkacaukan dengan tumor filodes.8

Gambar 2. Mikroskopis Fibroadenoma (pembesaran 40x) 9

2.4 Papiloma Duktus Papiloma duktus lebih jarang ditemukan dibandingkan dengan fibroadenoma. Kedua jaringan ini juga berbeda pada beberapa aspek. Walaupun kelainan ini dapat ditemukan pada wanita umur muda dan tua, jumlahnya lebih banyak pada umur pertengahan.9Papiloma duktus merupakan penyebab terbanyak terjadinya discharge papila. Sekitar 80% kasus papiloma duktus terdapat discharge mamma, yang sering bercampur darah dan dapat teraba adanya benjolan. Tumor ini berasal dari epitel duktus.9Papiloma duktus merupakan lesi soliter yang tumbuh di dalam duktus yang besar, sampai 40 mm dari papila. Lesi ini terlihat sebagai struktur panjang berkelok-kelok tumbuh sepanjang duktus atau sebagai sferoid yang menyebabkan distensi duktus sehingga mempunyai bentuk mirip kista.9Tumor ini tumbuh sebagai massa yang lunak, bewarna putih atau merah jambu, kecuali apabila timbul perdarahan, permukaan tumor menjadi coklat. Bagian tengah papiloma duktus berupa jaringan ikat yang bercabang-cabang, dilapisi oleh epitel yang secara sitologis jinak.9Papiloma duktus soliter bukan merupakan kondisi premaligna dan tidak meningkatkan resiko terjadinya kanker. Yang jarang ditemukan yaitu bentuk papiloma duktus multipel yang tumbuh dari duktus yang lebuh kecil, letaknya jauh dari papila mamma sehingga akan ditemukan lebih sebagai benjolan dibandingkan sebagai keluarganya discharge papila mamma. Kelainan ini cendrung ditemukan pada kelompok umur muda dibandingkan dengan papiloma duktus soliter dan kelainan ini akan meningkatkan resiko terjadinya kanker.9

2.5 Adenoma Adenoma sangat jarang ditemukan dibandingkan dengan fibroadenoma dan papiloma duktus. Adenoma tubuler merupakan tumor terbatas tegas, dengan diameter 10 sampai 40 mm, ditemukan terutama pada wanita berumur duapuluhan. Tumor ini tersusun atas struktur tubulus yang uniform, saling berdekatan, dengan jaringan ikat yang sedikit sehingga tumor hanya tersusun dari komponen kelenjar.9Lacting adenoma (adenoma yang mengeluarkan cairan) merupakan adenoma tubuler yang mengalami perubahan sekresi pada waktu hamil. Adenoma papila mamma merupakan benjolan dibawah papila mamma wanita, yang biasanya mempunyai diameter kurang dari 15 mm dan terjadi pada setiap umur. Kulit yang menutupinya sering ulserasi dan dapat disertai discharge yang bercampur darah, sehingga pada pemeriksaan klinis sering dikekelirukan dengan penyakit peget. Kelainan ini terbatas tegas, mengandung duktus kecil dan besar yang berisis kolompok sel dan dikelilingi oleh stroma yang padat.9

2.6 Tumor Phyloides Secara mikroskopik mempuyai pola pertumbuhan seperti fibroadenoma intrakanalikulare dengan stroma sangat seluler, tumbuh cepat, dapat disertai pembentukan tukak pada kulit akibat desakan, sehingga menimbulkan nekrosis iskemik lapis kulit terkait.2Berdasarkan gejala klinik yang ditimbulkan dan insidens usia yang juga berada dalam resiko tinggi yaitu 40 tahun, tumor filodes merupakan diagnosis banding karsinoma payudara. Prinsip penanggulangan tumor filodes sama seperti tumor jinak lain yaitu operasi in toto. Tetapi pada kasus yang berlanjut dengan berat tumor dapat mencapai 3 kg atau lebih, biasanya dilakuakn mastektomi untuk mencegah residif. Residif berulang dapat menimbulkan degenerasi ganas (paling sering dari unsur stroma) dan disebut tumor filodesmaligna. Bila ada metaplasia keganasan stroma dapat bervariasi sarkoma osteogenik, sarkoma kondroblastik, rabdomiosarkoma, dll. Bila degenerasi ganas terjadi pada kedua unsur lobulus, yang meliputi unsur epitel dan stroma maka disebut karsinosarkoma.2

2.7 Tumor Jinak unsur lainJaringan ikat (fibroma), lemak (lipoma), otot polos (leiomyoma), saraf ( neurofibroma, neurilemmoma, peripheral nerve sheath tumor), pembuluh darah (hemangioma ), adneksa kulit / epidermis sangat jarang ditemukan.2Lipoma dan hemangioma dapat terjadi pada mamma, tetapi sering hamartoma. Leiomioma dapat timbul pada bagian dalam mamma atau papila, berasal dari jaringan otot polos yang sangat banyak ditemukan pada bagian dalam mamma.9

2.8 Karsinoma PayudaraKarsinoma payudara adalah satu keganasan yang sering dijumpai, penyakit ini merupakan penyebab sekitar 20 persen kematian akibat kanker pada wanita kelompok umur 35-55 tahun.5

Berbagai faktor resiko telah dapat diidentifikasi dewasa ini adalah :a. Wanita resiko meningkat sesuai dengan bertambahnya umurb. Jarak yang lama antara menarke dan menopausec. Telah berusia tua sewaktu hamil yang pertama kalid. Obesitas dan diet lemak yang tinggie. Riwayat keluarga adanya kanker payudaraf. Faktor geografikg. Hiperplasia atipik pada hasil pemeriksaan biopsi sebelumnya.5

Mekanisme etiologia. Pemberian estrogen berlebihan dan kekurangan progesteronb. Tidak terdapat hubungan yang nyata dengan kontrasepsic. Sebagian tumor mengandung reseptor estrogen dan progestron, dan mempunyai respons terhadap manipulasi hormonald. Tidak terdapat bukti yang nyata terhadap infeksi virus.9

2.8.1 Karsinoma Non-Invasif Pada umunya karsinoma mamma adalah adenokarsinoma yang berasal dari sel epitel duktus atau kelenjar. Istilah non infasif berarti bahwa sel ganas terbatas dalam duktus atau asinus lobulus, tidak terdapat bukti invasi sel tumor yang menembus membran basalis masuk ke jaringan ikat sekitarnya.9Terdapat dua bentuk karsinoma non-invasif :1. Karsinoma duktus in situ2. Karsinoma lobuler in situ

2.8.2 Karsinoma duktus in situKarsinoma duktus in situ dapat terjadi baik pada wanita pre-menopause maupun pasca menopause, biasanya pada kelompok umur 40-60 tahun. Karsinoma ini dapat timbul sebagai benjolan yang palpabel, terutama apabila terdapat fibrosis. Apabila duktus yang lebih besar terkena, dapat timbul discharge papila mamma atau sebagai penyakit Paget pada mamma. Kelainan ini ditemukan secara kebetulan pada biopsi pembedahan atau terdeteksi pada saat skrining mamografi. Karsinoma duktus in situ yang murni terdapat sekitar 5% dari karsinona mamma.9 Ukuran daerah mamma yang terkena berkisar antara 10-80 mm. Karsinoma ini biasanya unifokal pada satu kwadran mamma, yang kadang-kadang ditemukan multisentrik dengan lesi yang lebih luas, karsinoma ini jarang bilateral. Gambaran makroskopisnya tergantung pada jenis karsinoma duktus in situ.9Secara histologis, perubahanya terletak pada duktus kecil atau medium, sedangkan pada wanita yang lebih tua perubahanya terletak pada duktus yang lebih besar. Berbagai pola yang berbeda dapat ditemukan, tetapi semua duktus yang terkena mengandung sel berbagai tingkat sitoplasma dan inti yang pleimorfik. Terdapat banyak mitosis yang dapat abnormal. Duktus terdapat terisis penuh sel (tipe solid) atau mengandung nekrosis sentralis, mungkin disertai kalsifikasi, sehingga lesi ini dapat terdeteksi secara mamografi. Karsinoma duktus in situ dapat menyebar sepanjang sistem duktus atau kedalam lobulus.9Terapi yang dilakuakan pada penderita karsinoma duktus in situ ialah mastektomi, sehingga sulit untuk mengetahui nasib lesi ini apabila ada yang tertinggal. Estimasi perubahan karsinoma non invasif menjadi invasif bervariasi antara sepertiga sampai setengah, berdasarkan penelitian dimana hanya dilakukan eksisi lokal.9

2.8.3 Karsinoma lobuler in situKarsinoma lobuler in situ (karsinoma intralobularis) terjadi terutama pada wanita pre-menopause. Apabila ditemukan setelah menopause, biasanya dihubungkan dengan adanya karsinoma infiltarif. Karsinoma lobuler in situ ditemukan pada 6% dari seluruh karsinoma mamma. Masalah utamnya tumor ini secara klinis tidak teraba, dan tumor ini ditemukan pad hasil biopsi yang dilakukan atas indikasi adanya kista atau lesi palpabel jinak lainya.9Secara histologis, perubahan ini terdapat pada asinus (yang karenanya disebut lobuler) walaupun dapat juga berkembang mengenai duktus ekstralobularis dan mengganti epitel duktus. Didalam asinus, sel normal diganti oleh sel yang relatif unifrom, bersitoplasma jernih tersusun longgar dan non-kohesif. Ukuran asinus secara umum meningkat, tetapi bentuk lobulernya tetap tidak berubah. Tidak seperti pada karsinoma duktus in situ, pada karsinoma lobuler in situ jarang ditemukan nekrosis.9

Gambar 3. Mikroskopis karsinoma lobular in situ 11

2.8.4 Karsinoma InvasifTumor disebut invasif apabila sel tumor telah menembus membran basalis sekeliling struktur mamma dimana mereka tumbuh dan menyebar ke jaringan sekitarnya. Karsinoma invasif dikelompokkan berdasarkan jenis histologis yang berbeda, tetapi nama yang diberikan tidak selalu mempunyai arti bahwa tumor tumbuh berasal hanya dari lokali tersebut.9Diameter karsinoma beragam mulai kurang dari 10 mm sampai dari 80 mm, tetapi yang paling sering ditemukan antara 20-30 mm. Secara klinis teraba benjolan kenyal keras dan terdapat kerutan pada kulit yang menutupinya atau otot di bawahnya. Kulit juga menunjukan gambaran peau dorange, lekukan akibat penyebaran limfatik. Papila mamma dapat mengalami penarikan akibat adanya kerutan dan kontraksi ligamen intramamma.9

Gambaran MakroskopisGambaran makroskopis tumor ini tergantung pada junis dan jumlah stroma di dalam karsinoma. Keadaan ini menyebabkan digunakanya terminologi scirrhours, meduler (ensefaloid) dan musinosa (koloid). Istolah scirrhous menunjukan terapat reaksi jaringan fibrosa yang menonjol, terutama pada bagian sentral tumor. Keadaan ini mengaakibatkan karsinoma tamapak padat keputihan, pada sayatan tampak kasar. Terlihat garis-garis kekuningan akibat adanya jaringan elastis di dalam tumor. Karsinoma dengan reaksi stroma yang menonjol biasanya mempunyai tepi yang ireguler, menyebar ke jaringan lemak sekitar atau parenkim mamma.9

2.8.5 Karsinoma duktus invasif Karsinoma duktus invasif merupakan sebagian besar karsinoma mamma infiltratif (lebih dari 85%). Secara makroskopis, karsinoma ini biasanya mempunyai konsistensi scriihous. Ukuran tumor berbeda-beda di antara penderita. Karsinoma ini dapat timbul baik pada wanita pre-menopause maupun post-menopause.9Secara histologis sel tumor tersusun dalam kelompok, batang atau sruktur mirip kelenjar, perbedaan yang nyata terdapat pada berbagai karsinoma, walaupun masih satu jenis.9 Derajat diferensiasi tumor didasarkan pada perluasan dimana ada kemiripan dengan mamma yang tanpa tumor yaitu apakah selnya mempunyai pola mirip kelenjar atau kelompok solid, derajat pleimorfisme initi dan jumlah mitosis yang ada. Karsinoma duktus infiltratif yang berdiferensiasi baik cendrung kurang agresif dibandingkan dengan tumor yang berdeferensiasi buruk, yang tersusun atas kelompok sel pleiomorfik disertai jumlah mitosis yang banyak.9

Gambar 4. Makroskopis dan mikroskopis karsinoma duktus invasif 112.8.6 Karsinoma lobuler invasif Karsinoma lobuler in situ biasanya terdapat pada wanita pre-menopause, sedangkan lesi infiltratif terjadi pada wanita post-menaupose. Di Inggris jumlah karsinoma lobuler invasif sebanyak 10% dari karsinoma mamma invasif. Insiden ini berbeda-beda di antara berbagai negara di dunia.9Karsinoma lobuler invasif mempunyai stroma fibrosa yang banyak, sehingga secara makroskopis selalu berbentuk scirrhous . karsinoma duktus invasif biasanya berbentuk pada satu daerah tertentu pada mamma, sedangkan karsinoma lobuler invasif dapat tumbuh multifokus pada seluruh bagian mamma.9Gambarkan histologis menunjukan sel yang kecil, uniform yang tersusun tunggal, tersebar atau dalam kelompok kolom satu sel dalam stroma yang padat. Sel tersebut mengadakan infiltrasi ke duktus mamma dan asinus disekitarnya, dan tidak menghancurkanya seperti pada karsinoma duktus invasif. Cara infiltrasi seperti ini juga dapat ditemukan pada tumor yang bersifat multifokus, walaupun ini dapat juga sebabkan oleh perkembangan karsinoma lobelur in situ. Sel pada bagian karsinoma berbentuk cincin (signet-ring) akibat akumulasi musin di dalam asinus intrasitoplasmik, yang mendesak inti ke tepi. Sisa karsinoma lobuler in situ masih sering ditemukan pada tumor invasif.9

Gambar 5. Mikroskopis karsinoma lobular invasif 11

2.8.7 Karsinoma musinosa Karsinoma musinosa (disebut juga sebagai karsinoma koloid, mukoid atau galatinosa) umumnya timbul pada wanita post-menopause dan jumlahnya sekitar 2-3% dari seluruh karsinoma invasif.9Secara makroskopis, tumor ini berbatas tegas, yang pada sayatan penampang menunjukan permukaan yang lunak bewarna abu-abu, bergelatin. Diameter tumor beragam antara 20-50 mm. Karena stromanya tidak padat dan tepinya melingkar, tumor ini tidak menyebabkan retraksi papila mamma atau kerutan kulit.9Karsinoma ini terdiri dari sel tumor yang tersususn dalam bentuk sarang-sarang kecil atau batang, yang menunjukan pleimorfisme ringan, berada di dalam musin yang sangat banyak. Musin tersusun atas glikoprotein asam lemah atau bahkan netral, yang disekresi oleh sel tumor dan berbeda dengan glikoprotein stroma.9Keberhasilan hidup penderita ini lebih baik dibandingkan dengan penderita karsinoma duktus invasif atau karsinoma lobuler invasif.

Gambar 6. Makroskopis dan mikroskopis karsinoma musinosum 11

2.8.8 Karsinoma tubuler Sesuai dengan namanya, karsinoma tubuler merupakan karsinoma berdiferensiasi baik yang terdiri atas sel ganas yang tersusun tubuler. Karsinoma ini biasanya berupa sel kecil, berdiameter kurang dari 10 mm, kenyal, membentuk benjolan dengan batas ireguler. Karsinoma tubuler merupakan 1-2% dari karsinoma invasif, dimana tumor ini banyak terdeteksi pada saat skrining.9Secara histologis, karsinoma ini terdiri dari struktur tubuler yang sempurna, sel yang agak pleimorfik dengan aktivitas mitotik ringan. Stroma tersebut padat, sering disertai elastosis.9Prognosis penderita karsinoma tubuler lebih baik dibandingkan dengan penderita karsinoma duktus invasif yang berdiferensiasi baik.9

Gambar 7. Mikroskopis Karsinoma tubuler 11

2.8.9 Karsinoma meduler Insiden karsinoma meduler sulit diketahui karena tidak semua kriteria diagnostik digunakan secara ketat di dalam berbagai penelitian. Karsinoma ini termasuk yang jarang ditemukan (sampai 5%). Tumor ini mungkin kurang dari 1% seluruh karsinoma invasif, dan biasanya ditemukan pada wanita post-menopause.9Karsinoma meduler berbatas jelas, dan sering besar dengan daerah nekrosis. Secara histologis, karsinoma ini terdiri dari atas kelompok besar sel dengan stroma sedikit. Sel menunjukan pleimorfisme yang nyata dan banyak ditemukan mitosis. Tidak pernah ditemukan bentuk kelenjar. Gambaran sitologis menunjukan karsinoma berdiferensiasi buruk. Disekitar pulau sel tumor terdapat sebukan limfosit yang prominen terutama limfosist T dengan makrofag.9Walaupun gambaran sitologisnya sel tumor tampak agresif, angka 10 year survival tumor rate tumor ini lebih besar dibandingkan dengan yang terdapat pada penderita karsinoma duktus invasif. Terdapatnya infiltrasi limfosit dan magrofag mengkin menunjukan efek yang menguntungkan, dan keadaan ini merangsang penelitian lebih lanjut mengenai respons imunologis terhadap tumor secara umum.9

Gambar 8. Makroskopis karsinoma medular 10

2.8.10 Karsinoma papiler Karsinoma papiler merupakan tumor yang jarang ditemukan dan timbul pada wanita post- menopause. Karsinoma ini biasanya berupa tumor yang berbatas tegas disertai nekrosis fokal, dengan reaksi stroma yang ringan. Tumor ini membentuk struktur papiler, dan daerah pertumbuhan papiler intraduktus biasanya ditemukan. Prognosis karsinoma ini lebih baik dibandingkan dengan karsinoma duktus invasif.9

2.8.11 Jenis lainya Jenis karsinoma mamma alainya yang sangat jarang ditemukan ialah karsinoma adenoid kistik, karsinoma sekretori yang banyak ditemukan pada juvenil, karsinoma apokrin yang tersusun atas sel dengan sitoplasma eosinofilik yang banyak dan karsinoma dengan metaplasia, misalnya gambaran skuamosa, sel kumparan, kartilaginosa dan gambaran penulangan.9

2.9 Kerangka teori

Neoplasma Jinak PayudaraNeoplasma Ganas PayudaraKelainan Payudara

MikroskopisPada karsinoma duktus in situ duktus dapat terisi penuh sel (tipe solid) atau mengandung nekrosis sentral Pada karsinoma lobular in situ di dalam asinus sel normal diganti oleh sel yang relatif uniform, bersitoplasma jernih tersusun longgar dan non kohesifPada karsinoma invasif terdapatnya reaksi jaringan fibrosa yang menonjol terutama pada bagian sentral tumorMikroskopisTerdiri dari sel epitel dan stromaPada bentuk perikanalikulus sel epitel dan miopitel membentuk duktus bundar sampai memanjang yang dikelilingi oleh stroma fibroblastik longgarMakroskopis Tampak suatu tumor yang bersimpaiBewarna putih keabu-abuanPada penampang tampak jaringan ikat bewarna putihKenyal serta tampak bagian-bagian yang menonjol kepermukaanBesarnya 2-6 cmMakroskopis Tumor terbatas pada duktus (karsinoma duktus in situ)Perubahan pada asinus disebut karsinoma lobuler in situTumor menembus membran basalis disebut karsinoma invasifDiameter karsinoma beragam mulai kurang dari 10 mm sampai lebih dari 80 mm, tetapi paling sering ditemukan antara 20-30 mm

BAB 3KERANGKA KONSEP PENELITIAN DANDEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka KonsepKerangka operasional peneliti tentang Diameter Tumor Payudara Pada Fibroadenoma Mamae dan Karsinoma Mamae di Rumah Sakit Pirngadi Medan 2012-2013.

Fibroadenoma PayudaraDiameter tumor payudara

Karsinoma Payudara

3.2 Variabel PenelitianSesuai dengan hipotesis dan desain penelitian yang akan dilakukan, maka variabel dalam penelitian ini adalah :1. Variabel bebas : Diameter Tumor Fibroadenoma Payudara dengan Karsinoma Payudara di Rumah Sakit Pirngadi Medan 2011-2012 berdasarkan pemeriksaan fisik yang diperoleh dari rekam medik.2. Variabel tergantung : Fibroadenoma Mamae dan Karsinoma Mamae di Rumah Sakit Pirngadi Medan 2011-2012.

3.3 Defenisi operasionalDefinisi operasional dalam penelitian ini adalah : Diameter Tumor Payudara adalah diameter tumor terbesar yang dijumpai pada hasil operasi. Fibroadenoma Mammae adalah tumor jinak payudara yang berbatas tegas dengan konsistensi padat kenyal yang didiagnosa dari hasil histopatologi PA. Karsinoma mammae adalah tumor ganas payudara yang dijumpai adanya sel ganas dari hasil histopatologi tanpa melihat jenis varianya.

3.4 Jenis PenelitianJenis penelitian ini adalah penelitian Analitik Katagorik Berpasangan Dengan Dua Hipotesa

3.5 Waktu Dan Tempat Penelitan3.5.1 Waktu penelitianPenelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2013 sampai oktober 20133.5.2 Tempat PenelitianPenelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Pirngadi Medan di Jalan Prof. HM. Yamin Sh No.47

3.6 Populasi Dan Sampel Penelitian3.6.1 Populasi PenelitianPopulasi penelitian ini adalah semua data rekam medis pasien Tumor Payudara Pada Fibroadenoma Mamae dengan Karsinoma Mamae yang memiliki data yang lengkap yaitu nama, jenis kelamin, alamat, dan pemeriksaan laboratorium pada Periode di Rumah sakit Pirngadi medan 2011-2012.

3.6.2 Sampel PenelitianBesar sampel yang diambil dari pasien Tumor Payudara Pada Fibroadenoma Mamae dengan Karsinoma Mamae yang tercatat dalam rekam medis di Rumah Sakit Pirngadi Medan. Teknik pengambilan sampal dilakukan dengan teknik Simple Random Sampling yaitu dengan pengambilan sampel secara acak dan sederhana yaitu dengan mengundi data Rekam Medik penderita Fibroadenoma Payudara dan karsinoma Payudara di Rumah Sakit Pirngadi Medan 2011-2012.

Besar sampel yang akan diteliti dihitung dengan menggunakan rumus berikut :

n1 = n2= (Z+Z)2 (P1-P2) 2

Z: Defiat Baku AlfaZ: Defiat Baku Beta: Besarnya diskordan (ketidaksesuaian)P1 - P2: Selisih proporsi minimal yang dianggap bermaknaUntuk menentukan besar sampel, peneliti menetapkan bahwa perbedaan proporsi minimal adalah sebesar 20% dengan proporsi diskordan 0,4. Bila ditetapkan kesalahan tipe I sebesar 5%, kesalahan tipe II sebesar 20%, dengan hipotesis dua arah. Peneliti menetapkan alfa sebesar 5% sehingga nilai Z = 1,96 , Z = 0,84 , P1 - P2 = 0,2 , = 0,4 Dengan demikian, besar sampel yang diperlukan adalah: n1 = n2 =(Z+Z)2 (P1-P2) 2 = (1,96 + 0,84)2 0,4 (0,2)2 = 78,40 (dibulatkan menjadi 79)Dengan demikian, besar sampel untuk tiap kelompok adalah 79.

3.7 Kriteria inklusi dan Eksklusi3.7.1 Kriteria inklusiKriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian pada populasi target dan pada populasi terjangkau.Kriteria Inklusi dalam penelitian ini adalah : Wanita/Pria Memiliki hasil pemeriksaan histopatologi Fibroadenoma Mamae atau Carsinoma Mamae Data yang lengkap mengenai diameter tumor payudara3.7.2 Kriteria EksklusiKriteria eksklusi sampel adalah sebagian subjek yang memenuhi kriteria inklusi harus dikeluarkan dari situasi karena berbagai sebab.Kriteria Eksklusi pada penelitian ini adalah : Data yang tidak lengkap mengenai hasil histopatologi tumor Fibroadenomam Mamae dan Carsinoma Mamae

3.8 Teknik Pengumpulan DataTeknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari kartu rekam medik pasien Tumor Payudara Pada Fibroadenoma Mamae dengan Karsinoma Mamae di Rumah Sakit Pirngadi Medan 2011-2012.

3.9 Metode Pengolahan DataPengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara tertentu:1. EditingEditing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan data.2. CodingData yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapanya kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan komputer.

3. EntryData yang telah dibersihkan kemudian dimasukan ke dalam program komputer.4. CleaningPemeriksaan semua data yang telah dimasukan ke dalam komputer guna menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data.5. SavingPenyimpanan data untuk siap dianalisa.

3.10 Analisa DataAnalisa data dilakukan dengan bantuan program SPSS for windows (sistem komputerisasi) untuk melihat presentase yang terkumpul. Uji normalitas data untuk Diameter Tumor Payudara Pada Fibroadenoma Mamae dipakai uji normalitas kormogrove-sminnov sedangkan untuk Diameter Tumor Payudara Karsinoma Mamae digunakan uji normalitas Shapiro-Wilk. Uji hipotesis dengan Independent T-Test untuk mengetahui apakah ada perbedaan signifikan antara Diameter Tumor Payudara Pada Fibroadenoma Mamae dan Karsinoma Mamae.

DAFTAR PUSTAKA

1. Kumar V, Cotran R.S, Robbins S.L. Buku Ajar Patologi Robbins Edisi 7. Volume 2. Jakarta: EGC,2007 hal 788-8002. Nasar MI, Himawan S, Marwato W. Buku Ajar Patolgi II (khusus). Jakarta: Sagung Sato,2010 hal 375-3993. Soedoko R, Chandrasoma P. Ringkasan Patologi Anatomi Edisi 2Cetakan I. Jakarta:EGC,2005 hal 742-7514. Himawan S. Kumpulan Kuliah Patologi. Jakarta: FK UI hal 329-3365. Sander AM. Atlas Bewarna Patologi Anatomi Jilid 2. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2007 hal 67-716. Snel,RS. Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta:EGC,2006 hal 420-5257. http://www.google.com/search?q=gambar+payudara+normal&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client di kutip tanggal 4 April 2013 jam 15.30 WIB8. Sander AM. Atlas Bewarna Patologi Anatomi Jilid 1. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2007 hal 29-339. Underwood, Sarjadi. Patologi Umum dan Sistematik Edisi 2. Jakarta:EGC,1999 hal 544-56610. http://www.google.com/search?q=mikroskopis+fibroadenoma&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client di kutip tanggal 4 April 2013 jam 15.30 WIB11. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16747/4/Chapter%20II.pdf di kutip tanggal 4 April 2013 jam 15.30 WIB12. Notoatmodjo ,S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta,2010 hal 24-242

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. KETERANGAN PERORANGAN Nama: Rika SusantiNim: 10.100.1201Tempat/Tanggal Lahir: Medan, 16 Mei 1992Jenis Kelamin: PerempuanPekerjaan: MahasiswiBangsa: IndonesiaAgama: IslamStatus Perkawinan: Belum MenikahTempat Tinggal: Jl. AR Hakim Gg Tengah No 20 Medan

II. RIWAYAT PENDIDIKAN1998 2004 : SD 38 Limau Hantu2004 2007 : SMP Negeri 3 Medan2007 2010 : SMA Harapan Mandiri Medan2010 Sampai sekarang: Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara