27
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan kependudukan menjadi salah satu permasalahan serius yang melanda negara indonesia. Permasalahan kependudukan sangat berpengaruh terhadap faktor ekonomi, kependidikan, kesehatan, serta kesejahteraan masyarakat dan kesejahteraan keluarga agar masyarakat indonesia menjadi masyarakat yang lebih baik dengan dukungan pemerintah dan masyarakat itu sendiri. Keluarga Berencana (KB) menurut UU no 52 Tahun 2009 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlinudngan dan bantuan sesuai degan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas (Bab l Pasal Ayat 10). Perlu diketahui program Kampung KB diresmikan pertama kali oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Desa Martasinga Kecamatan 11 Gunung Jati Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat pada tanggal 1 januari 2016. Jokowi dalam pidatonya mengatakan, dengan adanya program kampung KB ini, disatu kecamatan tidak hanya menjalankan program KB saja tetapi juga melaksanakan perencanaan berkeluarga serta imlementasi kependudukan yang berkelanjutan. Presiden Jokowi mengatakan, diadakan program Kampung KB ini diharapkan bisa berjalan lancar dan bisa meningkatkan angka kesejahteraan masyarakat Indonesia. Kampung KB yang pertama diresmikan ini berada di Jawa Barat yang memiliki penduduk terbanyak. “ Perencanaan berkeluarga bagi generasi penerus menjadi sangat penting untuk mewujudkan kehidupan berkeluarga yang berkualitas”. Kampung KB merupakan satuan wilayah setingkat RW, dusun atau setara yang memiliki kritera tertentu dimana terdapat keterpaduan program KKBPK (Kependudukan dan KB Pembangunan Keluarga) yang dilakukan secara sistemik dan sistematis. Pengelolaan kependudukan penting dilakukan dalam rangka pengendalian kuantitas penduduk dan peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUANeprints.ums.ac.id/63656/3/BAB I.pdfKKBPK secara utuh dilapangan. Definisi kampung KB pada “Kamus Istilah Kependudukan dan KB” yang diterbitkan oleh Direktorat

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUANeprints.ums.ac.id/63656/3/BAB I.pdfKKBPK secara utuh dilapangan. Definisi kampung KB pada “Kamus Istilah Kependudukan dan KB” yang diterbitkan oleh Direktorat

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Permasalahan kependudukan menjadi salah satu permasalahan serius

yang melanda negara indonesia. Permasalahan kependudukan sangat

berpengaruh terhadap faktor ekonomi, kependidikan, kesehatan, serta

kesejahteraan masyarakat dan kesejahteraan keluarga agar masyarakat

indonesia menjadi masyarakat yang lebih baik dengan dukungan pemerintah

dan masyarakat itu sendiri.

Keluarga Berencana (KB) menurut UU no 52 Tahun 2009 tentang

perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga adalah upaya

mengatur kelahiran anak, jarak dan usia melahirkan, mengatur kehamilan,

melalui promosi, perlinudngan dan bantuan sesuai degan hak reproduksi untuk

mewujudkan keluarga yang berkualitas (Bab l Pasal Ayat 10).

Perlu diketahui program Kampung KB diresmikan pertama kali oleh

Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Desa Martasinga Kecamatan 11 Gunung

Jati Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat pada tanggal 1 januari 2016.

Jokowi dalam pidatonya mengatakan, dengan adanya program kampung KB

ini, disatu kecamatan tidak hanya menjalankan program KB saja tetapi juga

melaksanakan perencanaan berkeluarga serta imlementasi kependudukan yang

berkelanjutan. Presiden Jokowi mengatakan, diadakan program Kampung KB

ini diharapkan bisa berjalan lancar dan bisa meningkatkan angka

kesejahteraan masyarakat Indonesia. Kampung KB yang pertama diresmikan

ini berada di Jawa Barat yang memiliki penduduk terbanyak. “ Perencanaan

berkeluarga bagi generasi penerus menjadi sangat penting untuk mewujudkan

kehidupan berkeluarga yang berkualitas”.

Kampung KB merupakan satuan wilayah setingkat RW, dusun atau

setara yang memiliki kritera tertentu dimana terdapat keterpaduan program

KKBPK (Kependudukan dan KB Pembangunan Keluarga) yang dilakukan

secara sistemik dan sistematis. Pengelolaan kependudukan penting dilakukan

dalam rangka pengendalian kuantitas penduduk dan peningkatan kualitas

Page 2: BAB I PENDAHULUANeprints.ums.ac.id/63656/3/BAB I.pdfKKBPK secara utuh dilapangan. Definisi kampung KB pada “Kamus Istilah Kependudukan dan KB” yang diterbitkan oleh Direktorat

2

2

penduduk. Pengendalian kuantitas penduduk dilakukan dalam rangka

menekan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) melalui pengaturan kelahiran

dan pendewasaan usia perkawinan. Dalam rangka pengaturan kelahiran,

program KKBPK (Kependudukan dan KB Pembangunan Keluarga)

menggunakan konsep “Dua Anak Cukup” sementara dalam rangka

pendewasaan usia perkawinan menggunakan konsep “ Pernikahan ideal”

yakni 20 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki. Perlu adanya peran

Pemerintah dan swasta untuk pembangunan keluarga berencana untuk kembali

menggelorakan 2 anak cukup, dan meningkatkan pendidikan dan sumber daya

manusia harus diolah sedemikian rupa (Kusdinar Untung, 2017).

Pada dasarnya hasil dari program KB berguna dalam peningkatan

kualitas penduduk dan pembangunan daerah. Upaya untuk terus

memaksimakan pelaksanaan program KB tentu menjadi pilihan mutlak bagi

pemerintah saat ini. Pelaksanaan program KB Nasional diamanahkan kepada

BKKBN (Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional) sebagai

sebuah lembaga non kementrian. BKKBN ( Badan Kependudukan dan

Keluarga Berencana Nasional) merupakan lembaga resmi pelaksana teknis

program yang pelaksana kegiatanya terstruktur mulai dari tingkat pusat,

provinsi, kabupaten/kota.

Hasil dari program KB berguna untuk pembangunan dan

perkembangan masyarakat Indonesia itu sendiri. Program yang terus di

maksimalkan Pemerintah tentu menjadi pilihan mutlak saat ini. Selain itu,

BKKBN juga memiliki tugas untuk memperhatikan perkembangan

lingkungan dan berbagai permasalahan program yang dihadapi. Beberapa

program yang harus mendapat perhatian khusus dari BKKBN antara lain

pencapaian program kerja dan semakin melemahnya implementasi program

KKBPK (Kependudukan dan KB Pembangunan Keluarga) di lapangan.

Kemudian dirumuskan beberapa inovasi strategis untuk penguatan program

KKBPK (Kependudukan dan KB Pembangunan Keluarga) periode 2015-2019

terutama untuk melaksanakan kegiatan yang memiliki kekuatan terhadap

Page 3: BAB I PENDAHULUANeprints.ums.ac.id/63656/3/BAB I.pdfKKBPK secara utuh dilapangan. Definisi kampung KB pada “Kamus Istilah Kependudukan dan KB” yang diterbitkan oleh Direktorat

3

3

pencapaian target/sasaran yang telah ditetapkan. Terdapat 6 (enam) sasaran

strategis yang ditetapkan oleh BKKBN tahun 2015-2019 antara lain :

1. Menurunkan laju rata-rata pertumbuhan penduduk tingkat nasional

(persen per tahun) dari 1,38 persen/tahun tahun 2015 menjadi 2,28

persen tahun 2019

2. Menurunnya Total Fertility Rate (TFR) per perempuan usia

reproduksi dari 2,37 tahun 2015 menjadi 2,28 tahun 2019.

3. Meningkatnya Contraceptive Prevalence Rate (CPR) semua

metoda dari 65,2 persen menjadi 66 persen

4. Menurunnya kebutuhan ber-KB tidak terlayani/unmet need dari

jumlah pasangan usia subur (persen) dari 10,6 persen tahun 2015

menjadi 9,91 persen tahun 2019

5. Menurunnya Age Specific Fertility Rate (ASFR) dari 46 (pada

tahun 2015) menjadi 38 per 1.000 perempuan kelompok umur 15-

19 tahun pada tahun 2019

6. Menurunnya persentase kehamilan yang tidak diinginkan dari

Wanita Usia Subur dari 7,1 persen tahun 2015 menjadi 6,6 persen

tahun 2019.

Dalam hal ini kemudian disepakati agar BKKBN segera dapat membentuk

Kampung Keluarga Berencana (Kampung KB). Kampung KB merupakan inovasi

strategis yang diyakini dapat mengimplementasikan kegiatan-kegiatan program

KKBPK secara utuh dilapangan. Definisi kampung KB pada “Kamus Istilah

Kependudukan dan KB” yang diterbitkan oleh Direktorat Teknologi Informasi

dan Dokumentasi (Ditiffdok) pada tahun 2011 (Hal : 53) : “Kampung KB adalah

salah satu upaya penguatan program KKBPK yang dikelola dan diselenggarakan

dari, oleh, dan untuk masyarakat dalam memperoleh pelayanan program KB,

sebagai upaya mewujudkan keluarga yang berkualitas”.

Page 4: BAB I PENDAHULUANeprints.ums.ac.id/63656/3/BAB I.pdfKKBPK secara utuh dilapangan. Definisi kampung KB pada “Kamus Istilah Kependudukan dan KB” yang diterbitkan oleh Direktorat

4

4

Berikut adalah data perencanaan kampung KB di Jawa Tengah :

Tabel 1. 1 Data Perencanaan Kampung KB di Jawa Tengah s/d November 2016

No KABUPATEN/

KOTA KECAMATAN

DESA/

KELURAHAN TGL PERENCANAAN KETERANGAN

1 Cilacap Jeruk legi Tritih wetan 23 Januari 2016 Dicanangkan oeh

KA.BKKBN RI

2 Banyumas Rawalo Banjarparakan 02 Maret 2016 Dicanangkan oleh

Bupati

3 Purbalingga Bukateja Bajong 27 Januari 2016 Dicanangkan oleh

Bupati

4 Banjarnegara Purwanegara Danaraja 24 Maret 2016 Dicanangkan oleh

Bupati

5 Kebumen Karanggayam Logandu 24 Februari 2016 Dicanangkan oleh

KA.BKKBN RI

6 Purworejo Grabag Nambangan 28 Januari 2016 Dicaangkan oleh

asisten 1 Setda

Kab.Purworejo

7 Wonosobo Kepil Pulosaren 16 Maret 2016 Dicanangkan oleh

sekda

Kab.Wonosobo

8 Magelang Kaliangkrik Adipuro 14 Maret 2016 Dicanangkan oleh

Bupati

9 Boyolali Ngemplak Giriroto 23 Maret 2016 Dicanangkan oleh

Bupati

10 Klaten Karang nongko Kanoman 13 April 2016 Dicanangkan oeh

Bupati

11 Sukoharjo Sukoharjo Begajah 07 April 2016 Dicanangkan oleh

Bupati

12 Wonogiri Jatisrono Tanggul langin 13 Mei 2016 Dicanangkan oleh

Menko PMK RI

13 Karanganyar Gondangrejo Jati kuwung 25 Januari 2016 Dicanangkan oleh

Bupati

14 Sragen Jenar Japoh 25 Mei 2016 Dicanangkan

oleh Bupati

15 Grobogan Purwodadi Putat 27 Januari 2016 Dicanangkan oleh

Bupati

16 Blora Blora Temurejo 05 April 2016 Dicanangkan oleh

Bupati

17 Rembang Sluke Sanetan 01 Maret 2016 Dicanangkan oleh

Bupati

18 Pati Margoyoso Pohijo 27 April 2016 Dicanangkan oleh

Bupati

Page 5: BAB I PENDAHULUANeprints.ums.ac.id/63656/3/BAB I.pdfKKBPK secara utuh dilapangan. Definisi kampung KB pada “Kamus Istilah Kependudukan dan KB” yang diterbitkan oleh Direktorat

5

5

19 Kudus Undakan Kutuk 26 Mei 2016 Dicanangkan oleh

Bupati

20 Jepara Jepara Kedungcino 01 Maret 2016 Dicanangkan oleh

Bupati

21 Demak Dempet Brakas 29 Februari 2016 Dicanangkan oleh

Bupati

22 Semarang Kaliwngu Siwal 23 Februari 2016 Dicanangkan oleh

Bupati

23 Temanggung Temanggung Kel.walitelon

utara

28 Januari 2016 Dicanangkan oleh

Bupati

24 Kendal Kendal Tunggul rejo 24 Mei 2016 Dicanangkan oleh

Bupati

25 Batang Batang Klidang lor 26 Februari 2016 Dicanangkan oleh

Bupati

26 Pekalongan Wonopringo Galang pegambon 05 April 2016 Dicanangkan oleh

Bupati

27 Pemalang Pemalang Kebon dalem 28 April 2016 Dicanangkan oleh

Bupati

28 Tegal Balapulang Ds.banjaranyar 26 Mei 2016 Dicanangkan oleh

Bupati

29 Brebes Losari Ds.jatisawit 25 April 2016 Dicanangkan oleh

Bupati

30 Kota Magelang Magelang utara Wates 02 Juni 2016 Dicanangkan oleh

Walikota

31 Kota Surakarta Pucangsawit Jebres 11 November 2016 Dicanangkan oleh

KA.BKKBN RI

32 Kota Salatiga Sidorejo Kel.blotongan 15 Maret 2016 Dicanangkan oleh

Walikota

33 Kota Semarang Semarang utara Kel.dadapsari 05 April 2016 Dicanangkan oleh

Walikota

34 Kota

pekalongan

Pekalongan utara Kel.bandengan 05 Februaari 2016 Dicanangkan oleh

asisten II Setda

Kota Pekalongan

35 Kota tegal Tegal timur Kel.panggung 06 April 2016 Dicanangkan oleh

Walikota

Sumber : BKKBN Provinsi Jawa Tengah (telah diupdate)

Tabel 1.1 menunjukan, bahwa Kab.Sragen termasuk wilayah perencanaan

program kampung KB. Berikut adalah kriteria pemilihan wilayah kampung KB

menurut BKKBN :

Lanjutan...

Page 6: BAB I PENDAHULUANeprints.ums.ac.id/63656/3/BAB I.pdfKKBPK secara utuh dilapangan. Definisi kampung KB pada “Kamus Istilah Kependudukan dan KB” yang diterbitkan oleh Direktorat

6

6

a) Kriteria Utama

- Jumlah Pra-KS dan KS-1 (miskin) di atas rata-rata Pra KS- dan

KS-1 tingkat desa/kelurahan dimana kampung tersebut berada.

- Jumlah peserta KB di bawah rata-rata pencapaian peserta KB

tingkat desa/kelurahan dimana kampung tersebut berlokasi.

Setelah terpenuhi dua kriteria diatas sebagai kriteria utama

pemilihan dan pembentukan kampung KB, maka selanjutnya dapat

memilih salah satu atau lebih kriteria wilayah berikut:

b) Kriteria Wilayah

- Kumuh

- Pesisir/nelayan

- Daerah Aliran Sungai (DAS)

- Bantaran kereta api

- Kawasan miskin (termasuk miskin perkotaan)

- Terpencil

- Perbatasan

- Kawasan industri

- Kawasan wisata

- Padat penduduk

Berdasarkan data yang diperoleh dari BKKBN Provinsi Jawa

Tengah, sebanyak 35 kabupaten/kota yang terpilih sebagai lokasi

penelitian kampung KB, yaitu di Kabupaten Sragen yang berada di Desa

Japoh dan Desa Sragen Tengah.

Page 7: BAB I PENDAHULUANeprints.ums.ac.id/63656/3/BAB I.pdfKKBPK secara utuh dilapangan. Definisi kampung KB pada “Kamus Istilah Kependudukan dan KB” yang diterbitkan oleh Direktorat

7

7

Tabel 1. 2 Rata-rata Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Sragen tahun 2011-

2015

No Tahun

Penduduk

Jumlah

Pertumbuhan penduduk

tiap tahun

Laki-laki Perempuan Absolute

(jiwa)

Relative

(%)

1 2011 423.375 440.602 863.977 4.197 0,49

2 2012 425.415 442.675 868.090 4.113 0,48

3 2013 427.282 444.709 871.991 3.901 0,45

4 2014 429.132 446.483 875.615 3.624 0,42

5 2015 430.717 448.310 879.027 3.412 0,39

Sumber : BPS Kabupaten Sragen Tahun 2016

Tabel 1.2 menunjukan bahwa laju pertumbuhan penduduk sragen

dari tahun 2011-2014 tercatat sebanyak 0,42 %. Pada tahun 2011 sebanyak

0,49% di tahun 2012 sebanyak 0,48% dan di tahun 2013 sebanyak 0,45%

kemudian pada tahun 2014 tercatat sebanyak 0,42% dan di tahun 2015

sebanyak 0,39%.

Kabupaten Sragen merupakan wilayah yang terus mengalami

kenaikan penduduk setiap tahunnya. Pada tahun 2011 jumlah penduduk

Sragen 863.977 jiwa kemudian di tahun 2012 mengalami kenaikan dengan

jumlah 868.090 jiwa, dan tetap mengalami kenaikan sampai pada tahun

2015 dengan jumlah sebanyak 879.027 jiwa.

Page 8: BAB I PENDAHULUANeprints.ums.ac.id/63656/3/BAB I.pdfKKBPK secara utuh dilapangan. Definisi kampung KB pada “Kamus Istilah Kependudukan dan KB” yang diterbitkan oleh Direktorat

8

8

Tabel 1.3 Jumlah Penduduk Kabupaten Sragen tahun 2011-2015

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sragen

Tabel 1.3 menunjukkan bahwa Kabupaten Sragen mengalami

kenaikan jumlah penduduk setiap tahunnya. Data diatas menunjukan tahun

2011 jumlah penduduk Sragen 863.977 jiwa kemudian di tahun 2012

mengalami kenaikan dengan jumlah 868.090 jiwa, dan tetap naik sampai

pada tahun 2015 dengan jumlah sebesar 879.027 jiwa.

No Kecamatan 2011 2012 2013 2014 2015

L P L P L P L P L P

1 Kalijambe 23.964 23.571 24.121 23.723 24.268 23.873 24.413 24.009 24.544 24.149

2 Plupuh 20.701 21.884 20.760 21.945 20.808 22.002 20.587 22.046 20.891 22.093

3 Masaran 34.762 35.359 35.084 35.686 35.399 36.010 35.711 36.319 36.003 36.630

4 Kedawung 28.427 29.194 28.610 29.378 28.780 29.562 28.951 29.727 29.103 29.898

5 Sambirejo 17.276 18.055 17.325 18.105 17.365 18.153 17.406 18.189 17.435 18.727

6 Gondang 20.345 21.296 20.403 21.355 20.451 21.410 20.498 21.453 20.532 21.498

7 Sambung macan 21.453 22.652 21.514 22.715 21.564 22.774 21.615 22.820 21.650 22.868

8 Ngrampal 18.205 18.827 18.257 18.879 18.300 18.929 18.342 18.966 18.373 19.007

9 Karangmalang 31.163 32.061 31.517 32.421 31.860 32.783 32.206 33.128 32.534 33.480

10 Sragen 33.047 34.117 33.233 34.305 33.405 34.492 33.576 24.657 33.727 34.828

11 Sidoharjo 24.996 25.866 25.067 25.936 25.126 26.004 25.184 26.057 25.226 26.111

12 Tanon 24.649 26.211 24.719 26.282 24.778 26.351 24.835 26.402 24.876 26.459

13 Gemolong 22.370 23.302 22.480 23.416 22.580 23.527 22.680 23.624 22.765 23.723

14 Miri 15.801 16.337 15.844 16.383 15.883 16.425 15.919 16.459 15.946 16.493

15 Sumberlawang 21.104 22.618 21.164 22.681 21.214 22.740 21.263 22.785 21.298 22.833

16 Mondokan 16.398 17.102 16.443 17.150 16.483 17.195 16.521 17.228 16.549 17.266

17 Sukodono 13.957 15.284 13.995 15.326 14.029 15.366 14.062 15.397 14.085 15.429

18 Gesi 9.381 10.262 9.408 10.289 9.431 10.317 9.452 10.337 9.469 10.359

19 Tangen 12.611 13.097 12.646 13.131 12.677 13.165 12.706 13.192 12.728 13.220

20 Jenar 12.765 13.507 12.826 13.569 12.881 13.631 12.935 13.685 12.983 13.739

Jumlah 863.977 868.090 871.991 875.615 879.027

Page 9: BAB I PENDAHULUANeprints.ums.ac.id/63656/3/BAB I.pdfKKBPK secara utuh dilapangan. Definisi kampung KB pada “Kamus Istilah Kependudukan dan KB” yang diterbitkan oleh Direktorat

9

9

Berdasarkan data diatas, peneliti mengambil dua daerah kampung

KB yang terletak di Desa Japoh, Kecamatan Jenar dan Kelurahan Sragen

Tengah Kecamatan Sragen. Pertama dicanangkan oleh Bupati Sragen pada

tahun 2016 untuk Dukuh Pakel, Desa Japoh, Kecamatan Jenar dan Dukuh

Cantel Wetan, Kelurahan Sragen Tengah, Kecamatan Sragen dicanangkan

pada tahun 2017 oleh Dandim 0725. Berikut adalah laporanya :

Tabel 1.4 Penelitian wilayah kampung KB

No Nama dan

Lokasi

Dicanangkan

oleh

Tanggal

Pencanangan

Intervensi

Kegiatan

Pelaksanaan

Kegiatan Keterangan

1 Dukuh Pakel

Desa Japoh

Kecamatan

Jenar

Bupati Sragen 25 Mei 2016 -Penyuluhan

dan Pelayanan

KB

-Posyandu

-BKB

-BKL

- PIK Remaja

Minggu ke II

dan ke IV

setiap

bulannya

2016

2 Dukuh Cantel

Wetan

Kelurahan

Sragen Tengah

Kecamatan

Sragen

Dandim 0725 07

September

2017

-BKB

-BKR

-BKL

-Posyandu

Lansia

-Posdaya

-Pusat Informasi

dan Konseling

Remaja

Minggu ke II

dan ke IV

setiap

bulannya

2017

Sumber : BKKBN Kabupaten Srage

Berdasarkan tabel 1.4, terdapat dua lokasi penelitian yaitu, berada

di Kelurahan Sragen Tengah dan Desa Japoh. Di Desa Japoh merupakan

Kampung KB yang pertama kali dicanangkan di Kabupaten Sragen pada

tanggal 25 mei tahun 2016 oleh Bupati Sragen dengan intervensi kegiatan

berupa ( penyuluhan dan pelayanan KB, Posyandu, BKB, BKL, dan PIK

remaja) dilaksanakan sebulan dua kali pada minggu ke II dan ke IV.

Kemudian, Kelurahan Sragen Tengah, dicanangkan oleh Dandim 0725

pada tanggal 07 September 2017 dengan intervensi kegiatan berupa BKB

Page 10: BAB I PENDAHULUANeprints.ums.ac.id/63656/3/BAB I.pdfKKBPK secara utuh dilapangan. Definisi kampung KB pada “Kamus Istilah Kependudukan dan KB” yang diterbitkan oleh Direktorat

10

10

(Bina Keluarga Balita), BKL (Bina Keluarg Lansia), BKR (Bina Keluarga

Remaja), posyandu lansia, posdaya, Pusat Informasi dan Konseling

Remaja, yang dilakukan pada minggu ke II dan ke IV setiap satu bulannya.

Tabel 1. 5 Kepadatan Penduduk Dirinci Per Desa Di Kecamatan Jenar Tahun 2016

Nama Desa Luas wilayah

(Km2)

Jumlah Penduduk

(orang)

Kepadatan

Penduduk

(orang/km2)

Japoh 4,09 2.435 595

Ngepringan 11,58 3.672 317

Mlale 6,51 3.285 505

Dawung 6,39 4.102 642

Kandang sapi 9,70 4.683 483

Jenar 14,54 3.673 253

Banyurip 11,16 4.975 446

Jumlah 63,97 26,825 419

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sragen

Berdasarkan tabel 1.5, dapat diketahui bahwa Desa Japoh merupakan desa

yang memiliki luas wilayah paling kecil yaitu 4,09 km2 dengan jumlah penduduk

2.435 jiwa dan merupakan wilayah yang padat penduduk. Hal ini dapat dikatakan

bahwa Desa Japoh merupakan wilayah dengan pertumbuhan penduduk yang

sangat pesat dengan luas wilayah yang sangat kecil dibanding dengan luas

wilayah di desa lain. Oleh karena itu, dengan program KB diharapkan masyarakat

dapat meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup pada manusia. Program

kampung KB bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat tingkat

desa dalam rangka mewujudkan keuarga kecil berkualitas.

Page 11: BAB I PENDAHULUANeprints.ums.ac.id/63656/3/BAB I.pdfKKBPK secara utuh dilapangan. Definisi kampung KB pada “Kamus Istilah Kependudukan dan KB” yang diterbitkan oleh Direktorat

11

11

Tabel 1. 6. Kepadatan Penduduk Dirinci Per Desa Di Kecamatan Sragen Tahun 2016

No Nama Desa Luas Wilayah

(Km2)

Jumlah Penduduk

(Orang)

Kepadatan

Penduduk

(Orang/Km2)

1 Sine 3,37 5.986 1.776

2 Sragen Kulon 2,17 15.972 7.263

3 Sragen Tengah 1,76 7.929 4.493

4 Sragen Wetan 2,17 15.224 7.022

5 Nglorog 3,63 6.774 1.865

6 Karang Tengah 3,52 5.527 1.571

7 Tangkil 5,07 5.138 1.013

8 Kedungupit 5,57 6.477 1.162

Jumlah 27,27 68.847 2.525

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sragen

Tabel 1.6 merupakan tabel kepadatan penduduk dimana wilayah paling

padat penduduknya adalah Kelurahan Sragen Kulon sebanyak 7.263 orang/km2

luas wilayah 2,17 Km2, Lalu Kelurahan Sragen Wetan sebanyak 7.022 orang/km

2

luas wilayah 2,17 Km2, kemudian Kelurahan Sragen Tengah adalah wilayah yang

padat penduduk nomor 3 (tiga) di Kecamatn Sragen dengan jumlah 4.493

orang/km2

luas wilayah 1,76 Km2 Kelurahan ini merupakan salah satu daerah

penelitian, kemudian Kelurahan Nglorog sebanyak 1.865 orang/km2

luas wilayah

3,63 Km2, selanjutnya Kelurahan Sine dengan kepadatan penduduk 1.776

orang/km2 luas wilayah 3,37 Km

2, Kelurahan Karang Tengah sebanyak 1.571

orang/km2 luas wilayah 3,52 Km

2, selanjutnya yaitu Kelurahan Kedungupit

sebanyak 1.162 orang/km2 luas wilayah 5,57 Km

2, kemudian Kelurahan Tangkil

dengan jumlah 1.013 orang/km2 luas wilayah 5,57 Km

2.

Jadi, Kelurahan yang paling padat penduduknya adalah Kelurahan Sragen

Tengah dengan jumlah 4.493 orang/km2

dengan luas wilayah paling sempit yaitu

1,76 Km2 .

Page 12: BAB I PENDAHULUANeprints.ums.ac.id/63656/3/BAB I.pdfKKBPK secara utuh dilapangan. Definisi kampung KB pada “Kamus Istilah Kependudukan dan KB” yang diterbitkan oleh Direktorat

12

12

Tabel 1.7 Jumlah PUS dan Akseptor KB Dirinci Per Desa Di Kecamatan Jenar

Tahun 2016

Sumber : Statistik Kecamatan Jenar

Tabel 1.7 menunjukan bahwa, Desa Japoh memiliki 1 klinik KB

dengan jumlah akseptor sebanyak 523 jiwa. Desa japoh merupakan desa

yang memiliki PUS dengan jumlah sedikit dari jumlah PUS yang berada di

desa lain. Desa ngepringan dengan jumlah akseptor sebanyak 731 jiwa.

Kemudian desa mlale, desa yang memiliki jumlah akseptor lebih sedikit

dari desa japoh. Selanjutnya yaitu desa dawung desa yang memiliki

akseptor tetinggi sebanyak 870 jiwa dengan jumlah pasangan usia subur

1.156 jiwa. Kemudian desa kandang sapi memiliki jumlah akseptor lebih

sedikit dari desa dawung dengan jumlah 849 jiwa. Desa jenar memiliki

jumlah aksetor lebih sedikit dari desa ngepringan dengan jumlah 641 jiwa

kemudian desa banyurip memiliki jumlah akseptor lebih banyak dari desa

japoh, ngepringan dan mlale dengan jumlah 803 jiwa. Kemudian desa

yang memiliki klinik KB lebih dari satu yaitu desa ngepringan, dawung,

dan banyurip.

Oleh karena itu, Desa Japoh di canangkan sebagai kampung KB

karena jumlah PUS (Pasangan Usia Subur) dan akseptornya masih rendah.

No Desa Jumlah PUS

(pasangan usia subur)

Jumlah

akseptor

(orang)

Jumlah klinik

KB

1 Japoh 789 523 1

2 Ngepringan 1.040 731 2

3 Mlale 737 614 1

4 Dawung 1.156 870 2

5 Kandang sapi 1.053 849 1

6 Jenar 1.025 641 1

7 Banyurip 992 803 2

Jumlah 6.792 5.031 10

Page 13: BAB I PENDAHULUANeprints.ums.ac.id/63656/3/BAB I.pdfKKBPK secara utuh dilapangan. Definisi kampung KB pada “Kamus Istilah Kependudukan dan KB” yang diterbitkan oleh Direktorat

13

13

Tabel 1.8 Jumlah PUS dan Akseptor KB Dirinci Per Desa Di Kecamatan Sragen

Tahun 2016

No Desa

Jumlah PUS

(pasangan usia

subur)

Jumlah akseptor

(orang)

Jumlah klinik

KB

1 Sine 1.016 772 -

2 Sragen Kulon 2.289 1.682 2

3 Sragen Tengah 1.130 889 3

4 Sragen Wetan 2.344 1.641 1

5 Nglorog 1.051 808 1

6 Karang Tengah 850 649 2

7 Tangkil 843 622 -

8 Kedungupit 936 678 -

Jumlah 10.459 7.741 9

Sumber : Statistik Kecamatan Sragen

Tabel 1.8 menunjukan bahwa, pada tahun 2016 di Kecamatan

Sragen terdapat 5 (lima) desa yang memiliki klinik KB yaitu Kelurahan

Sragen Kulon, Sragen Tengah, Sragen Wetan, Nglorog, dan Karang

Tengah dengan jumlah PUS 10.459 dan akseptor 7.741 orang. Masing-

masing desa memiliki klinik yang berbeda. Pertama Kelurahan Sragen

Kulon terdapat 2 klinik KB dengan jumlah PUS 2.289 dan akseptor 1.682

orang , Sragen Tengah sebanyak 3 klinik dengan jumlah PUS 1.130 dan

akseptor 889 orang, Sragen Wetan dan Nglorog terdapat 1 klinik

Kelurahan Sragen Wetan dengan jumlah PUS 2.344 dan akseptor 1.641

orang sedangkan Kelurahan Nglorog dengan jumlah PUS 1.051 dan

akseptor 808 orang, dan Kelurahan Karang Tengah dengan 2 klinik KB

dengan jumlah PUS 850 dan akseptor 649 orang, sedangkan Kelurahan

Tangkil memiliki jumlah PUS 843 dan 622 orang akseptor dan

Kedungupit jumlah PUS 936 dan akseptor 678 orang, tanpa adanya klinik

KB di kedua desa tersebut .

PUS (pasangan usia subur) yaitu berkisar antara usia 20-45 tahun

dimana pasangan (laki-laki dan perempuan) sudah cukup matang dalam

segala hal terlebih organ reproduksinya sudah berfungsi dengan baik.

Page 14: BAB I PENDAHULUANeprints.ums.ac.id/63656/3/BAB I.pdfKKBPK secara utuh dilapangan. Definisi kampung KB pada “Kamus Istilah Kependudukan dan KB” yang diterbitkan oleh Direktorat

14

14

Program KB diharapkan untuk dapat mengurangi kepadatan dan

meningkatkan kesejahteraan kualitas hidup. Manusia hidup di dunia bukan

sekedar hidup untuk memenuhi sandang, pangan dan papan saja. Namun,

manusia memerlukan kualitas hidup yang baik dan hal-hal yang

menunjang agar manusia dapat menciptakan hidup yang berkualitas

dengan mempunyai pendidikan yang baik, pekerjaan yang layak, dan juga

adanya rasa aman serta kesehatan. Kampung KB bertujuan untuk

meningkatkan kualitas hidup masyarakat dalam rangka mewujudkan

keluarga kecil berkualitas.

Tabel 1.9 Jumlah Penggunaan Alat Kontrasepsi KB Dirinci Per Desa Di

Kecamatan Jenar Tahun 2016

No Desa Alat kontrasepsi

jumlah IUD MOP MOW Implant Suntik Pil Kondom

1 Japoh 12 2 20 114 322 34 19 523

2 Ngepringan 54 1 36 189 380 50 21 731

3 Mlale 61 2 48 135 329 23 16 614

4 Dawung 99 2 73 174 453 37 32 870

5 Kandang sapi 140 1 73 176 403 39 17 849

6 Jenar 68 0 23 139 356 33 22 641

7 Banyurip 133 0 41 219 357 32 21 803

Jumlah 567 8 314 1146 2600 248 148 5031

Sumber : PK PLKB Kecamatan Jenar

Berdasarkan tabel diatas, dari banyaknya alat kontrasepsi yang

diminati oleh peserta KB di setiap desa yaitu alat kontrasepsi suntik

sebanyak 2600 buah sedangkan paling sedikit yaitu alat konrasepsi MOP

sebanyak 8 buah di tahun 2016. Alat kontrasepsi IUD paling banyak

digunakan di desa Kandang Sapi dengan jumlah 140 buah. Alat

kontrasepsi MOP terdapat lima desa yang meggunakannya yaitu desa

japoh, mlale, dan dawung sebanyak 2 buah di masing-masing desa, desa

Ngepringan dan Kandangsapi terdapat satu buah per masing-masing desa.

Namun ada juga dua desa yang tidak menggunakan alat kontrasepsi MOP

Page 15: BAB I PENDAHULUANeprints.ums.ac.id/63656/3/BAB I.pdfKKBPK secara utuh dilapangan. Definisi kampung KB pada “Kamus Istilah Kependudukan dan KB” yang diterbitkan oleh Direktorat

15

15

tersebut. Kemudian, alat kontrasepsi MOW banyak digunakan di desa

dawung dan kandang sapi sebanyak 73 buah. Selanjutnya ialah alat

kontrasepsi implant yang banyak digunakan di desa banyurip sbanyak 219

buah.

Sedangkan alat kontrasepsi suntik digunakan paling banyak di desa

dawung sebanyak 453 buah. Desa ngepringan lebih banyak menggunakan

alat kontrasepsi pil sebanyak 50 buah. Terakhir adalah alat kontrasepsi

kondom yang paling banyak digunakan di desa dawung dengan jumlah 32

buah. Dari 7 alat kontrasepsi yang ada, masyarakat Kecamatan Jenar

paling berminat dengan alat kontrasepsi suntik sebanyak 2600 buah.

Tabel 1.10 Jumlah Penggunaan Alat Kontrasepsi KB Dirinci Per Desa Di

Kecamatan Sragen Tahun 2016

Sumber : PK PLKB Kecamatan Sragen

Berdasarkan tabel 1.10 terdapat 7 jenis alat konrasepsi yang ada di

Kecamatan Sragen, paling banyak digunakan adalah alat kontrasepsi suntik, spiral

dan pil. Sedangkan paling banyak di pakai adalah jenis suntik sebanyak 5.419

buah. Jenis IUD (spiral) sebanyak 761 buah, dan jenis MOP (Metode Operasi

Pria) dengan jumlah paling sedikit yaitu 30 buah. Untuk jenis alat kontrasepsi

MOW 30 buah, susuk 294 buah dan kondom 253 buah. Kelurahan yang paling

No Desa

Alat Kontrasepsi

Jumlah IUD

(spiral)

MOP MOW Implant

(susuk)

Suntik Pil Kondom

1 Sine 44 3 79 28 575 33 10 772

2 Sragen Kulon 216 7 88 79 1.106 95 91 1.682

3 Sragen Tengah 108 4 45 31 626 55 20 889

4 Sragen Wetan 118 1 75 45 1.059 246 97 1.641

5 Nglorog 96 9 43 65 538 44 13 808

6 Karang Tengah 76 6 19 27 480 28 13 649

7 Tangkil 61 - 37 11 461 49 3 622

8 Kedungupit 42 - 26 8 574 22 6 678

Jumlah 761 30 412 294 5.419 572 253 7.741

Page 16: BAB I PENDAHULUANeprints.ums.ac.id/63656/3/BAB I.pdfKKBPK secara utuh dilapangan. Definisi kampung KB pada “Kamus Istilah Kependudukan dan KB” yang diterbitkan oleh Direktorat

16

16

sedikit menggunakan alat kontrasepsi KB yaitu Kelurahan Tangkil kemudian

Kelurahan Karang Tengah, Kedungupit, Sine, Nglorog, Sragen Tengah, Sragen

Wetan dan Sragen Kulon.

Tabel 1.11 Perbandingan Daerah Penelitian

No Data

Keterangan

Desa Japoh (Desa) Kelurahan Sragen

Tengah (Kota)

1 Jumlah Penduduk 2.435 orang 7.929 orang

2 Luas Wilayah 4,09 Km2

1,76 Km2

3 Jumlah Akseptor 523 orang 889 orang

4 Penggunaan Alat Kontrasepsi 523 buah 889 buah

5 Jumlah PUS 789 orang 1.130 orang

6 Jumlah Klinik KB 1 (satu) 3 (tiga)

Sumber : Kecamatan Jenar Dalam Angka dan Kecamatan Sragen Tengah Dalam Angka

2017

Berdasarkan data yang sudah di rangkum, terdapat dua daerah penelitian

yaitu Desa Japoh dan Kelurahan Sragen Tengah. Daerah tersebut sangat berbeda

berdasarkan jumlah penduduk, luas wilayah, jumlah akseptor, penggunaan alat

kontrasepsi, jumlah PUS, dan jumlah klinik KB. Sragen Tengah lebih banyak

jumlah penduduknya sebanyak 7.929 orang dari Desa Japoh dengan jumlah 2.345

orang.

Desa Japoh dan Kelurahan Sragen Tengah telah dipilih menjadi daerah

penelitian karena dua wilayah tersebut dengan alasan Desa Japoh merupakan

wilayah pedesaan dan Sragen Tengah merupakan wilayah perkotaan di Kabupaten

Sragen kemudian peneliti membandingkan program Kampung KB dan wilayah

yang ada di dua daerah tersebut. Oleh sebab itu, maka disusun sebuah penelitian

dengan judul “ANALISIS PROGRAM KAMPUNG KELUARGA

BERENCANA DI DESA JAPOH KECAMATAN JENAR DAN

KELURAHAN SRAGEN TENGAH KECAMATAN SRAGEN

KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2018 ”.

Page 17: BAB I PENDAHULUANeprints.ums.ac.id/63656/3/BAB I.pdfKKBPK secara utuh dilapangan. Definisi kampung KB pada “Kamus Istilah Kependudukan dan KB” yang diterbitkan oleh Direktorat

17

17

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana pelaksanaan program kampung keluarga berencana di Desa

Japoh dan Kelurahan Sragen Tengah?

2. Apa saja faktor yang mempengaruhi program kampung KB di kedua

daerah tersebut?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis awal pelaksanaan program Kampung KB di Desa Japoh dan

Kelurahan Sragen Tengah

2. Menganalisis faktor fisik dan non fisik yang mempengaruhi program

kampung KB di Desa Japoh dan Kelurahan Sragen Tengah

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah :

1. Sebagai syarat menempuh program sarjana S-1 Geografi di fakultas

Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2. Penelitian ini guna untuk memperluas wawasan peneliti, dan menambah

kajian untuk peneliti selanjutnya.

3. Penelitian ini dapat berguna sebagai masukan bagi instansi terkait dalam

menyempurnakan program KB

1.5 Telaah Pustaka dan Penelitian Sebelumnya

1.5.1 Telaah Pustaka

a. Kampung KB

Kampung KB adalah satuan setingkat RW, dusun dan yang

setara, yang memiliki kriteria tertentu, yang didalamnya terdapat

program kependudukan, keluarga berencanaa, pembangunan

keluarga secara sistematis. Tujuan dibentuknya kampung KB yaitu

guna untuk meningkatkan kualitas penduduk mulai dari tingkat

Page 18: BAB I PENDAHULUANeprints.ums.ac.id/63656/3/BAB I.pdfKKBPK secara utuh dilapangan. Definisi kampung KB pada “Kamus Istilah Kependudukan dan KB” yang diterbitkan oleh Direktorat

18

18

kampung dalam mewujudkan keluarga kecil berkualitas,

meningkatkan peran pemerintah daerah dalam memfasilitasi dan

pembinaan masyarakat untuk menyelenggarakan, meningkatkan

jumlah peserta KB, meningkatkan sarana dan prasarana

pembangunan kampung.

b. Prasyarat wajib dibentuknya kampung KB

Sebelum program kampung KB dicanangkan, terdapat

beberapa syarat dibentuknya kampung KB di berbagai wilayah

yaitu : a) Tersedianya data kependudukan yang akurat dimana data

tersebut bersumber dari hasil pendapatan keluarga, dan potensi

Desa dan catatan sipil sehingga dapat digunakan sebagai dasar

penetapan program yang dilaksanakan. b) Dukungan dan

Komitmen Pemerintah Daerah, khususnya pemerintah

Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa dalam memberikan

pelayanan kepada masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup

masyarakat. c) Partisipasi Masyarakat yang berpatisipasi aktif,

dalam pengelolaan dan pelaksanaan seluruh kegiatan yang akan

dilaksanakan di kampung KB.

c. Sasaran Penggarapan

Sasaran : Keluarga, Remaja, Penduduk Lanjut Usia

(Lansia), Pasangan Usia Subur (PUS), Sasaran sektor sesuai

dengan bidang tugas masing-masing (Kesehatan, Sosial Ekonomi,

Pendidikan, Pemukiman dan Lingkungan).

Pelaksana : Kepala Desa, Ketua RW, Ketua RT, PLKB,

Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) tingkat Desa, Tokoh

Masyarakat dan Kader.

Page 19: BAB I PENDAHULUANeprints.ums.ac.id/63656/3/BAB I.pdfKKBPK secara utuh dilapangan. Definisi kampung KB pada “Kamus Istilah Kependudukan dan KB” yang diterbitkan oleh Direktorat

19

19

d. Struktur Organisasi Kampung KB

Sumber : Jurnal Nasional Kampung Keluarga Berencana 2015

Tahapan pembentukan program kampung KB melalui empat tahapan yaitu :

a. Membangun komitmen, dimana komitmen tersebut digunakan

sebagai langkah awal pembentukan kampung KB untuk

menjadikan program KB sebagai program/kkegiatan urusan

bersama sehingga sehingga kegiatan yang dilaksanakan dapat

konsisten dan berkesinambungan. Dukungan program KB tersebut

melalui oihak Bupati/Walikota, Kepala SKPD KB, Camat, Kepala

Desa/Lurah, BPD, LPMD, LPMK, para tokoh masyarakat, tokoh

agama, tim penggerak PKK, Kader dan Bidan desa merupakan

modal utama proses pembentukan, operasional kegiatan, sampai

dengan evaluasi dan pelaporan kegiatan kampung KB.

b. Penyusunan profil wilayah, Kabupaten/kota menyiapkan profil

wilayah yang akan ditetapkan sebagai kampung KB terdiri dari :

Penasihat Forum Musyawarah :

BPD (Badan Permusyawarahan Desa),

LPMD (Lembaga Pemberdayaan

Masyarakat Desa ), Tokoh Agama,

Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat

Pembina

Ketua

Petugas Lini :

PLKB (Petugas Lapangan

Keluarga Berencana), Bidan,

PKK (Pembinaan Kesejahteraan

Keluarga), PPL (Petugas

Penyuluh Lapangan), dan Petugas

Lapangan Instansi terkait

Skretaris

Kelompok Kegiatan

Kader Kependudukan

Keluarga Berencana dan

Pembangunan Keluarga

Kelompok Kegiatan

Kader Ekonomi

Kelompok Kegiatan

Kader Pendidikan

Kelompok

Kegiatan Kader

Kesehatan

Bendahara

Pelindung

Page 20: BAB I PENDAHULUANeprints.ums.ac.id/63656/3/BAB I.pdfKKBPK secara utuh dilapangan. Definisi kampung KB pada “Kamus Istilah Kependudukan dan KB” yang diterbitkan oleh Direktorat

20

20

Luas dan letak geografis wilayah kampung KB, kesesuaian wilayah

kampung KB yang dipastikan memenuhi persyaratan 1 (satu) atau

kriteria wilayah kampung KB, data demografi wilayah meliputi

(jumlah penduduk, jumlah KK, data kependidikan dll), data

keluarga berencana meliputi ( jumlah PUS, Akseptor, jumlah PUS

yang bukan akseptor), dan data sosial ekonomi wilayah kampung

KB .

c. Proses penetapan wilayah sebagai kampung KB, rekapitulasi profil

diatas kemudian menjadi materi rapaar penetapan kampung KB.

Rapat penetapan wilayah kampun KB dilaksanakan oleh

perwakilan BKKBN yang melibatkan Bupati/Walikota, kepala

SKPD KB, dalam proses penetapan ini juga termasuk penetapan

Kelompok Kegiatan (Poktan), Kader perBidang yang disesuaikan

dengan kebutuhan wilayah masing-masing kemudian dilanjutkan

pembentukan organisasi kampung KB, oleh SKPD KB dan

disahkan melalui Surat Keputusan (SK) Bupati/Walikota.

Kemudian seluruh rekapitulasi diatas dikirimkan oleh perwakilan

BKKBN Provindi kepada kepala BKKBN dengan tembusan

Direktorat Bina Lini Lapangan BKKBN Pusat.

d. Penyediaan data dan Informasi, setelah ditetapkan dan dilakukan

pembentukan wilayah kampung KB serta dengan susunan

organisasinya, selanjutnya Ketua Organisasi Kampung KB tersebut

melakukan pelengkapan data dan informasi seperti : Data anggota

keluarga, data dan informasi yang terkait dengan catatan sipil

lokasi kampung KB, Data dan informasi Kelompok Kegiatan

(Poktan) kader per-Bidang yang disesuaikan dengan kebutuhan

masing-masing wilayah.

Keluarga berencana adalah sebuah usaha dan program yang dilakukan

pemerintah dalam mengurangi laju pertumbuhan penduduk dengan cara

menjarangkan atau merencanakan jumlah anak dan jarak kehamilan dengan

memakai alat kontrasepsi. Berencana diartikan merencanakan apa yang akan kita

Page 21: BAB I PENDAHULUANeprints.ums.ac.id/63656/3/BAB I.pdfKKBPK secara utuh dilapangan. Definisi kampung KB pada “Kamus Istilah Kependudukan dan KB” yang diterbitkan oleh Direktorat

21

21

jalani di masa yang akan datang membatasi jumlah anak dimana dalam satu

keluarga hanya diperbolehkan memiliki dua atau tiga anak saja. KB juga dapat

diartikan sebagai suatu tindakan perencanaan suami dan istri untuk mendapatkan

kelahiran yang diinginkan, mengatur interval kelahiran, dan menentukan jumlah

anak sesuai dengan kemampuan serta sesuai dengan situasi masyarakat dan

negara. (Ali Mukti : 1974)

1.5.2 Penelitian Sebelumnya

Beberapa penelitian sebelumnya yang terangkum dalam tabel F.I

adalah sebagai berikut :

1) Penelitian yang dilakukan oleh Ida Herawati pada tahun 1994

dengan judul “Perilaku Akseptor Keluarga Berencana Di

Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar”. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survei dengan

menganalisa tabel silang dan tabel frekuensi serta tabel ststistik

sehingga peneliti dapat mengetahui aspek perilaku akseptor tentang

keluarga berencana, sikap erhadap keluarga berencana, dan faktor-

faktor lama penggunaan alat kontrasepsi.

2) M.Hidayat W.K dengan judul “Pengaruh Pelaksanaan Keluarga

Berencana Terhadap Kesejahteraaan Keluarga Di Desa

Penyangkringan Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal” dengan

tujuan mengetahui program pelaksanaan akseptor dan keberhasilan

program KB di Desa Penyangkringan metode yang digunakan

adalah metode survey dengan melakukan pengambilan sampel di

daerah penelitian, hasil yang dapat disimpulkan dalam

peneliatannya yaitu program KB mempunyai pengaruh positif

dalam kesejahteraan keluarga dan akseptor yang memiliki 1-2

cenderung lebih sejahtera dibanding dengan akseptor yang

memiliki anak lebih dari dua.

3) Retno mahasri tahun 2001 penelitiannya dengan judul “Evaluasi

Pelaksanaan KB Studi Kasus di Desa Tanjung dan Desa Pengkol

Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo” yang memiliki tujuan

Page 22: BAB I PENDAHULUANeprints.ums.ac.id/63656/3/BAB I.pdfKKBPK secara utuh dilapangan. Definisi kampung KB pada “Kamus Istilah Kependudukan dan KB” yang diterbitkan oleh Direktorat

22

22

yaitu mengetahui perbedaan perbedaan tingkat partisippasi dalam

pelaksanaan KB dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Metode

yang digunakan adalah metode survey dengan hasil Terdapat

hubungan positif antara jumlah anak yang dinginkan dengan lama

pemakaian alat kontrasepsi.

Perbedaan antara peneliti saat ini dengan peneliti sebelumnya adalah

lokasi penelitian dan rumusan masalah serta tujuan penelitian.

Page 23: BAB I PENDAHULUANeprints.ums.ac.id/63656/3/BAB I.pdfKKBPK secara utuh dilapangan. Definisi kampung KB pada “Kamus Istilah Kependudukan dan KB” yang diterbitkan oleh Direktorat

23

23

Tabel 1.12 Ringkasan Penelitian Sebelumnya

Nama Peneliti Judul Tujuan Metode Hasil

Ida Herawati

(1994)

Perilaku Akseptor Keluarga

Berencana Di Kecamaan

Colomadu Kabupaten

Karanganyar

-Ingin mengetahui karakeristik

akseptor keluarga berencana yang

meliputi : umur saat kawin, umur

saa KB, pendidikan, pendapatan,

jenis alat kontrasepsi, jumlah anak

yang dilahirkan, jarak antara

perkawinan dengan kelahiran.

-Ingin mengetahui faktor-faktor

yang erat hubunganya dengan

lama pemakaian alat KB

-Metode penelitian survei

- analisa tabel silang dan analisa tael

frekuensi dan analisa statistik

-Aspek perilaku akseptor

1. Pengetahuan akseptor tentang

keluarga berencana.

2. Sikap terhadap keluarga

berencana.

3. Praktek keluarga berencana.

-Faktor-faktor yang mempunyai

hubungan dengan lama pemakaian

alat kontrasepsi.

M. Hidayat W.K.

(1999)

Pengaruh Pelaksanaan Keluarga

Berencana Terhadap

Kesejahteraaan Keluarga Di

Desa Penyangkringan

Kecamatan Weleri Kabupaten

Kendal

- Mengetahui pelaksanaan dan

keberhasilan program KB di Desa

Penyangkringan Kecamatan

Weleri Kabupaten Kendal

- Mengetahui tingkat

kesejahteraan keluarga akseptor di

daerah penelitian

- Maengetahui hubungan anak

masih hidup dengan tingkat

kesejahteraasn keluarga

- Metode Survey

- Pengambilan daerah sempel secara

purposive sampling.

- pengumpulan data primer melalui

kuisioner dan data sekunder

menggunakan data-data dari instansi

terkait.

- Program KB mempunyai pengaruh

positif terhadap tingkat

kesejahteraan keluarga, walaupun

belum seluruhnya menikmati

kesejahteraan

- Jumlah anak masih hidup akan

berpengaruh terhadap tingkat

kesejahteraan keluarga dimana

akseptor yang memiliki 1-2

senderung lebih sejahtera

dibandingkan akseptor yang

mempunyai anak lebih dari dua.

Page 24: BAB I PENDAHULUANeprints.ums.ac.id/63656/3/BAB I.pdfKKBPK secara utuh dilapangan. Definisi kampung KB pada “Kamus Istilah Kependudukan dan KB” yang diterbitkan oleh Direktorat

24

24

Sumber: Penulis 2018

Retno Mahasri (2001) Evaluasi Pelaksanaan KB Studi

Kasus di Desa Tanjung dan Desa

Pengkol Kecamatan Nguter

Kabupaten Sukoharjo

-Mengetahui perbedaan tingkat

partisippasi dalam pelaksanaan

KB

- Faktor yang mempengaruhi

perbedaan keberhasilan dalam

pelaksanaan KB

- Metode survey - Terdapat hubungan negatif antara

variabel pendidikan dengan lama

pemakaian alat kontrasepsi

- Terdapat hubungan positif antara

jumlah anak yang dinginkan dengan

lama pemakaian alat kontrasepsi

Devi Patikasari (2014) Analisis Program Kampung

Keluarga Berencana di Desa

Japoh dan Desa Sragen Tengah

Kabupaten Sragen

-Bagaimana pelaksanaan program

kampung keluarga berencana di

Desa Japoh dan Desa Soko?

- Tingkat keberhasilan kampung

KB di tahun 2018

-Metode penelitian wawancara

mendalam

-Dilengkapi dengan catatan

dilapangan, dokumen pribadi dll

Hasil yang diharapkan :

-analisis perbandingan dua

wilayah kampung KB

- peta persentase keberhasilan

kampung KB

Sumber : Penulis, 2018

Page 25: BAB I PENDAHULUANeprints.ums.ac.id/63656/3/BAB I.pdfKKBPK secara utuh dilapangan. Definisi kampung KB pada “Kamus Istilah Kependudukan dan KB” yang diterbitkan oleh Direktorat

25

25

1.6 Kerangka Penelitian

Kusdinar Untung Yuni sebagai Bupati Sragen menyampaikan bahwa

Pengelolaan kependudukan penting dilakukan dalam rangka pengendalian

kuantitas penduduk dan peningkatan kualitas penduduk. Pengendalian kuantitas

penduduk dilakukan dalam rangka menekan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP)

melalui pengaturan kelahiran dan pendewasaan usia perkawinan. Dalam rangka

pengaturan kelahiran, program KKBPK (Kependudukan Keluarga Berencana dan

Pembangunan Keluarga) menggunakan konsep “Dua Anak Cukup” sementara

dalam rangka pendewasaan usia perkawinan menggunakan konsep “ Pernikahan

ideal” yakni 20 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki. Perlu adanya

peran Pemerintah dan swasta untuk pembangunan keluarga berencana untuk

kembali mengelorakan 2 anak cukup, dan meningkatkan pendidikan dan sumber

daya manusia harus diolah sedemikian rupa.

Penduduk adalah faktor penting dalam pembangunan suatu wilayah.

Namun, harus kita ketahui bahwa tidak semua penduduk dibumi ini adalah

penduduk yang sejahtera hidupnya baik secara lahir dan batin. Penduduk yang

sejahtera yaitu penduduk yang tercukupi baik dari segi sandang, pangan, dan

papan. Pembangunan suatu wilayah yang baik dapat kita lihat dari segi kualitas

penduduknya. Pertumbuhan penduduk merupakan masalah yang sering terjadi

diberbagai daerah dan kemiskinan kian meningkat.

Keluarga Berencana (KB) menurut UU no 52 Tahun 2009 tentang

perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sebagai dasar

pelaksanaan dari Program Kependudukan dan Pembangunan Keluarga sebagai

dasar pelaksanaan program BKKBN yang terfokus pada masalah pengendalian

penduduk dan pembangunan Keluarga Berencana. Oleh karena itu, Pemerintah

membuat kebijakan Kampung Keluarga Berencana untuk mengatur angka

kelahiran anak dan mewujudkan keluarga yang berkualitas.

Page 26: BAB I PENDAHULUANeprints.ums.ac.id/63656/3/BAB I.pdfKKBPK secara utuh dilapangan. Definisi kampung KB pada “Kamus Istilah Kependudukan dan KB” yang diterbitkan oleh Direktorat

26

26

Kampung KB

Faktor yang mempengaruhi

berjalannya program

kampung KB

Terciptanya keluarga yang sejahtera

dan berkualitas

Sumber : Penulis, 2018

Keluarga Berencana (KB) menurut UU no 52 Tahun 2009 tentang perkembangan

kependudukan dan pembangunan keluarga adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak

dan usia melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlinudngan dan bantuan

sesuai degan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas (Bab l Pasal

Ayat 10).

Program Pemerintah tentang

Keluarga Berencana

Ledakan Penduduk

Proses terbentuknya

kampung KB

Desa Japoh,

Kecamatan Jenar

Desa Sragen

Tengah, Kecamatan

Sragen

Gambar 1.1 Kerangka Pikir

Page 27: BAB I PENDAHULUANeprints.ums.ac.id/63656/3/BAB I.pdfKKBPK secara utuh dilapangan. Definisi kampung KB pada “Kamus Istilah Kependudukan dan KB” yang diterbitkan oleh Direktorat

27

27

1.7 Batasan Operasional

Penduduk adalah anggota masyarakat, warga negara sebagai himpunan, kuantitas

yang bertempat tinggal disuatu tempat dalam batas wilayah Negara

pada waktu tertentu (UU.RI.NO.10 Tahun 1992)

Program merupakan salah satu komponen dalam suatu kebijakan. Program merupakan

upaya yang berwenang untuk mencapai tujuan. Arif Rohman (2009: 101-

102)

Kampung KB merupakan satuan wilayah setingkat RW, dusun atau setara

yang memiliki kritera tertentu dimana terdapat keterpaduan program

KKBPK (Kependudukan dan KB Pembangunan Keluarga) yang

dilakukan secara sistemik dan sistematis. (Surya Candra : 2015)

Keluarga Berencana (KB) menurut UU no 52 Tahun 2009 : tentang

perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga adalah

upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia melahirkan, mengatur

kehamilan, melalui promosi, perlindungan dan bantuan sesuai dengan

hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas (Bab l

Pasal Ayat 10).

Desa merupakan sebagian wilayah administratif yang berada di bawah kecamatan

dan dipimpin oleh Kepala Desa secara langsung yang pemukimannya

berupa kumpulan beberapa unit atau pemukiman kecil yang disebut

dusun. (R.Bintarto)

Kelurahan merupakan unit pemerintahan terkecil dibawah kecamatan dipimpin

oleh Lurah yang diangkat oleh Bupati/Walikota. (R.Bintarto)