14
Tabel Input-Output Provinsi Gorontalo 2001 BAB I PENGERTIAN DASAR TABEL INPUT-OUTPUT Tabel I-O pada dasarnya merupakan uraian statistik dalam bentuk matriks yang menyajikan informasi tentang transaksi barang dan jasa serta saling keterkaitan antar-satuan kegiatan ekonomi (sektor) dalam suatu wilayah pada suatu periode waktu tertentu. Isian sepanjang baris dalam matriks menunjukkan bagaimana output suatu sektor ekonomi dialokasikan ke sektor- sektor lainnya untuk memenuhi permintaan antara dan permintaan akhir, sedangkan isian dalam kolom menunjukkan pemakaian input antara dan input primer oleh suatu sektor dalam proses produksinya. Sebagai suatu model kuantitatif, tabel I-O akan memberikan gambaran menyeluruh mengenai: (1) struktur perekonomian nasional/regional yang mencakup struktur output dan nilai tambah masing-masing sektor; (2) struktur input antara, yaitu penggunaan berbagai barang dan jasa oleh sektor-sektor produksi; (3) struktur penyediaan barang dan jasa baik berupa produksi dalam negeri maupun barang-barang yang berasal dari impor; (4) struktur permintaan barang dan jasa, baik permintaan antara oleh sektor-sektor produksi maupun permintaan akhir untuk konsumsi, investasi dan ekspor. 1.1. Kerangka Umum Tabel I-O 1

Bab I Konsep I-O

Embed Size (px)

DESCRIPTION

re

Citation preview

Page 1: Bab I Konsep I-O

Tabel Input-Output Provinsi Gorontalo 2001

BAB IPENGERTIAN DASAR TABEL INPUT-OUTPUT

Tabel I-O pada dasarnya merupakan uraian statistik dalam bentuk matriks yang

menyajikan informasi tentang transaksi barang dan jasa serta saling keterkaitan

antar-satuan kegiatan ekonomi (sektor) dalam suatu wilayah pada suatu periode

waktu tertentu. Isian sepanjang baris dalam matriks menunjukkan bagaimana output

suatu sektor ekonomi dialokasikan ke sektor-sektor lainnya untuk memenuhi

permintaan antara dan permintaan akhir, sedangkan isian dalam kolom

menunjukkan pemakaian input antara dan input primer oleh suatu sektor dalam

proses produksinya.

Sebagai suatu model kuantitatif, tabel I-O akan memberikan gambaran

menyeluruh mengenai:

(1) struktur perekonomian nasional/regional yang mencakup struktur output dan

nilai tambah masing-masing sektor;

(2) struktur input antara, yaitu penggunaan berbagai barang dan jasa oleh sektor-

sektor produksi;

(3) struktur penyediaan barang dan jasa baik berupa produksi dalam negeri

maupun barang-barang yang berasal dari impor;

(4) struktur permintaan barang dan jasa, baik permintaan antara oleh sektor-sektor

produksi maupun permintaan akhir untuk konsumsi, investasi dan ekspor.

1.1. Kerangka Umum Tabel I-O

Bentuk tabel I-O dapat digambarkan seperti kerangka

tabel berikut ini:

I(n x n)

Transaksi antar sektor/kegiatan

II(n x m)

Permintaan akhir

III(p x n)

Input Primer

IV(p x m)

1

Page 2: Bab I Konsep I-O

Tabel Input-Output Provinsi Gorontalo 2001

Gambar 2.1 Kerangka Tabel Input-Output

Kuadran pertama menunjukkan arus barang dan jasa yang dihasilkan dan

digunakan oleh sektor-sektor dalam suatu perekonomian. Kuadran ini menunjukkan

distribusi penggunaan barang dan jasa untuk suatu proses produksi. Penggunaan

atau konsumsi barang dan jasa di sini adalah penggunaan untuk diproses kembali,

baik sebagai bahan baku atau bahan penolong. Karenanya transaksi yang

digambarkan dalam kuadran pertama ini disebut juga transaksi antara.

Kuadran kedua menunjukkan permintaan akhir (final demand). Penggunaan

barang dan jasa bukan untuk proses produksi digolongkan sebagai permintaan

akhir. Permintaan akhir ini biasanya terdiri atas konsumsi rumah tangga, konsumsi

pemerintah, investasi dan ekspor.

Kuadran ketiga memperlihatkan input primer sektor-sektor produksi. Input ini

dikatakan primer karena bukan merupakan bagian dari output suatu sektor produksi

seperti pada kuadran pertama dan kedua. Input primer adalah semua balas jasa

faktor produksi dan meliputi upah dan gaji, surplus usaha ditambah penyusutan dan

pajak tidak langsung neto.

Kuadran keempat memperlihatkan input primer yang langsung didistribusikan ke

sektor-sektor permintaan akhir. Informasi di kuadran keempat ini bukan merupakan

tujuan pokok, sehingga dalam penyusunan tabel input-output kadang-kadang

diabaikan. Demikian juga penyusunan tabel I-O di Indonesia mengabaikan kuadran

keempat ini. Informasi secara rinci mengenai kuadran keempat ini secara rinci

disajikan dalam Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE).

Tiap kuadran dalam tabel I-O dinyatakan dalam bentuk matriks, masing-masing

dengan dimensi seperti tertera dalam Gambar 2.1. Bentuk seluruh matriks ini,

menunjukkan kerangka tabel I-O berisi uraian statistik yang menggambarkan

transaksi barang dan jasa antar berbagai kegiatan ekonomi dalam suatu periode

tertentu. Kumpulan sektor produksi di dalam kuadran I yang berisi kelompok

produsen memanfaatkan berbagai sumber daya dalam menghasilkan barang dan

2

Page 3: Bab I Konsep I-O

Tabel Input-Output Provinsi Gorontalo 2001

jasa secara makro disebut sistem produksi. Sektor di dalam sistem produksi ini

dinamakan sektor endogen. Sedangkan sektor di luar sistem (jadi yang di kuadran II,

III, dan IV) dinamakan sektor eksogen. Dengan demikian dapat dipahami bahwa

tabel I-O membedakan dengan jelas antara sektor endogen dengan sektor eksogen.

Output selain digunakan dalam sistem produksi dalam bentuk permintaan antara,

juga digunakan di luar sistem produksi yaitu dalam bentuk permintaan akhir. Input

yang digunakan ada yang berasal dari dalam sistem produksi yaitu input antara dan

ada input yang berasal dari luar sistem produksi yaitu input primer.

Dalam proses penyusunan tabel I-O diperlukan suatu tahapan untuk

mengelompokkan barang dan jasa ke dalam kelompok-kelompok tertentu. Proses

pengelompokkan barang dan jasa ini dikenal sebagai proses klasifikasi sektor.

Dalam praktek penyusunan tabel I-O, klasifikasi sektor harus dilakukan pada tahap

awal.

Sebagai ilustrasi tabel I-O, umpamakan hanya ada tiga sektor dalam suatu

perekonomian yaitu sektor produksi 1, 2, dan 3. Tabel transaksi yang dapat dibuat

berdasarkan ini ditunjukkan pada tabel 2. Misalkan penyediaan sektor (1) terdiri dari

output domestik sektor (1) adalah sebesar X1 dan impor produksi (1) adalah M1. Dari

jumlah itu, sebesar x11 digunakan sebagai input oleh sektor (1) sendiri, sebesar x12

oleh sektor (2) dan sebesar x13 oleh sektor (3). Sisanya sebesar F1 digunakan untuk

memenuhi permintaan akhir (lihat kuadran II) yang berupa konsumsi rumah tangga,

konsumsi pemerintah, investasi dan ekspor.

3

Page 4: Bab I Konsep I-O

Tabel Input-Output Provinsi Gorontalo 2001

AlokasiOutput Permintaan

Antara

Permintaan Akhir Penyediaan

StrukturInput Sektor Produksi Impor

JumlahOutput

Input Antara Kuadran I Kuadran II

Sektor 1

Sektor 2

Sektor 3

x11 x12 x13

x21 x22 x23

x31 x32 x33

F1

F2

F3

M1

M2

M3

X1

X2

X3

Input PrimerKuadran III

V1 V2 V3

Jumlah Input X1 X2 X3

Gambar 2.2 Ilustrasi Tabel Input Output (3 Sektor)

Untuk menghasilkan output X1 yang disebut di atas, sektor (1) membutuhkan input

dari sektor (1), (2) dan (3) masing-masing sebesar x11, x21 dan x31 dan input primer

yang diperlukan sebesar V1. Dari cara pemasukan angka-angka menurut sistem

matriks dapat dilihat bahwa tiap angka di setiap sel bersifat ganda. Misalnya di

kuadran pertama yaitu transaksi antara (permintaan antara dan input antara), tiap

angka bila dilihat secara horisontal merupakan distribusi output, baik yang berasal

dari output domestik maupun dari luar negeri. Pada waktu yang bersamaan bila

dilihat secara vertikal merupakan input dari suatu sektor yang diperoleh dari sektor

lainnya. Gambaran di atas menunjukkan bahwa susunan angka-angka dalam

bentuk matriks memperlihatkan suatu jalinan yang kait mengait di antara beberapa

sektor. Dalam tabel I-O ada suatu patokan yang amat penting, yaitu jumlah output

suatu sektor harus sama dengan jumlah inputnya. Dari tabel 2 akan diperoleh

beberapa hubungan persamaan sebagai berikut:

Kalau dibaca menurut baris:

Secara umum persamaan di atas dapat dirumuskan kembali menjadi:

4

Page 5: Bab I Konsep I-O

Tabel Input-Output Provinsi Gorontalo 2001

jumlah permintaan antara + permintaan akhir = jumlah output + impor, atau jumlah

permintaan = jumlah penyediaan.

Persamaan tersebut dapat ditulis:

Atau dalam bentuk rinci

Persamaan diatas dapat dinyatakan dalam bentuk singkat sebagai berikut

Kalau tabel I-O diatas dibaca menurut kolom dari atas ke bawah, khususnya antara

kwadran I dan III, dapat dituliskan dalam persamaan sebagai berikut:

... (2.2)

.

5

Page 6: Bab I Konsep I-O

Tabel Input-Output Provinsi Gorontalo 2001

Secara umum persamaan di atas dapat dirumuskan menjadi:

xij adalah banyaknya output sektor i yang digunakan sebagai input sektor-j

Fi adalah permintaan akhir terhadap sektor i

Xi adalah total output sektor i

Mi adalah impor produksi i

Vj adalah input primer dari sektor j

Xj adalah total input sektor j

Seperti diuraikan di atas, tabel pada kuadran pertama merupakan tabel transaksi

antara. Sektor-sektor di kuadran I menggunakan barang dan jasa untuk kegiatan

produksi sebagai input antara. Input antara ini ditambah pula dengan input primer

6

Page 7: Bab I Konsep I-O

Tabel Input-Output Provinsi Gorontalo 2001

(komponen di kuadran III) untuk menghasilkan output sektor produksi. Transaksi

yang terjadi antar sektor, baik sebagai produsen maupun sebagai konsumen disebut

transaksi antara (kuadran I). Isian angka menurut baris dalam transaksi antara

menunjukkan alokasi penyediaan untuk memenuhi permintaan antara, sedangkan

isian angka menurut kolom menunjukkan susunan input dalam kegiatan produksi.

Telah terhadap angka-angka yang terdapat dalam transaksi antara dengan

menyusun suatu matriks koefisien input dan matriks kebalikan merupakan dasar

penggunaan tabel input-output. Kedua matriks ini berguna untuk berbagai keperluan

analisa ekonomi.

Dengan menggunakan persamaan aljabar yang diturunkan dari tabel I-O seperti

diuraikan terdahulu, hubungan angka-angka dalam tabel I-O dengan angka Produk

Domestik Bruto (PDB) adalah sebagai berikut:

Karena , maka kedua rumus tersebut dapat saling

mengganti sebagai berikut:

atau

7

Page 8: Bab I Konsep I-O

Tabel Input-Output Provinsi Gorontalo 2001

Pengeluaran akhir dikurangi Total Impor = Total nilai tambah bruto atau Produk

Domestik Bruto.

Perlu diperhatikan bahwa kesamaan antara total input dan total output dapat

berlaku untuk tiap sektor endogen, tetapi kesamaan antara nilai tambah bruto dan

permintaan akhir dikurangi impor tidak berlaku untuk tiap sektor eksogen dan hanya

berlaku untuk total sektor secara keseluruhan perekonomian.

1.2. Asumsi dan Keterbatasan

Dalam suatu model input-output yang bersifat terbuka dan statis, transaksi-

transaksi yang digunakan dalam penyusunan tabel I-O harus memenuhi tiga asumsi

dasar, yaitu:

(a) Asumsi homogenitas yang mensyaratkan bahwa tiap sektor memproduksi suatu

output tunggal dengan struktur input tunggal dan bahwa tidak ada substitusi

otomatis antara berbagai sektor;

(b) Asumsi proporsionalitas yang mensyaratkan bahwa dalam proses produksi,

hubungan antara input dengan output merupakan fungsi linier yaitu tiap jenis

input yang diserap oleh sektor tertentu naik atau turun sebanding dengan

kenaikan atau penurunan output sektor tersebut;

(c) Asumsi aditivitas, yaitu suatu asumsi yang menyebutkan bahwa efek total

pelaksanaan produksi di berbagai sektor dihasilkan oleh masing-masing sektor

secara terpisah. Ini berarti bahwa di luar sistem input-output semua pengaruh

dari luar diabaikan.

Dengan adanya asumsi-asumsi tersebut, tabel input-output mempunyai

keterbatasan, antara lain: karena rasio input-output tetap konstan sepanjang periode

analisis, produsen tak dapat menyesuaikan perubahan-perubahan inputnya atau

mengubah proses produksi.

Hubungan yang tetap ini berarti menunjukkan bahwa apabila input suatu sektor

8

Page 9: Bab I Konsep I-O

Tabel Input-Output Provinsi Gorontalo 2001

diduakalikan maka outputnya akan dua kali juga. Asumsi semacam itu menolak

adanya pengaruh perubahan teknologi ataupun produktivitas yang berarti

perubahan kuantitas dan harga input sebanding dengan perubahan kuantitas dan

harga output. Walaupun mengandung keterbatasan, model I-O tetap merupakan

alat analisis ekonomi yang lengkap dan komprehensip.

1.3. Jenis-jenis Tabel Transaksi

Seperti telah dikemukakan pada bahasan sebelumnya, pada dasarnya tabel I-O

terdiri atas 4 (empat) kuadran. Tiga kuadran yang pertama, yaitu kuadran I, II dan III,

merupakan tabel dasar yang dalam sistem input-output dikenal sebagai tabel

transaksi. Dengan demikian tabel transaksi adalah tabel yang menggambarkan

besarnya nilai transaksi barang dan jasa antar sektor-sektor ekonomi. Tabel

transaksi atau tabel dasar ini dapat digunakan untuk melakukan analisis deskriptif

seperti analisis struktur perekonomian nasional/regional, nilai tambah sektoral, pola

distribusi barang dan jasa, struktur konsumsi dan pembentukan modal, struktur

ekspor dan impor, dan sebagainya. Tabel transaksi yang biasa disajikan dalam tabel

I-O terdiri atas transaksi atas dasar harga pembeli, transaksi atas dasar harga

produsen, transaksi total dan transaksi domestik.

a. Tabel Transaksi Atas Dasar Harga Pembeli

Tabel transaksi atas dasar harga pembeli adalah tabel transaksi yang

menggambarkan nilai transaksi barang dan jasa antar sektor ekonomi yang

dinyatakan atas dasar harga pembeli. Artinya dalam tabel transaksi ini unsur margin

perdagangan dan biaya pengangkutan masih tergabung dalam nilai input bagi

sektor yang membelinya. Dalam penyusunan tabel I-O biasanya tabel transaksi

yang pertama kali disusun adalah tabel transaksi atas dasar harga pembeli.

b. Tabel Transaksi Atas Dasar Harga Produsen

9

Page 10: Bab I Konsep I-O

Tabel Input-Output Provinsi Gorontalo 2001

Tabel transaksi atas dasar harga produsen adalah tabel transaksi yang

menggambarkan nilai transaksi barang dan jasa antar sektor ekonomi yang

dinyatakan atas dasar harga produsen. Artinya dalam tabel transaksi ini unsur

margin perdagangan dan biaya pengangkutan telah dipisahkan sebagai input yang

dibeli dari sektor perdagangan dan pengangkutan. Dengan mengeluarkan unsur

margin perdagangan dan biaya pengangkutan dari tabel transaksi atas dasar harga

pembeli diperoleh tabel transaksi atas dasar harga produsen.

c. Transaksi Total

Tabel transaksi total adalah tabel transaksi yang menggambarkan besarnya nilai

transaksi barang dan jasa, baik yang berasal dari produksi dalam negeri maupun

impor, antar sektor ekonomi. Artinya pada tabel transaksi ini nilai transaksi input

antara (kuadran I) antar sektor ekonomi mencakup transaksi barang dan jasa

produksi dalam negeri dan impor. Pada tabel transaksi ini tergambar informasi

mengenai nilai impor menurut sektor ekonomi yang ditujukan pada vektor kolom di

kuadran II (kuadran permintaan akhir). Penyajian tabel transaksi ini disebut juga

tabel I-O dengan perlakuan impor secara bersaing (competitive import model).

Penyajian tabel transaksi total pada dasarnya sama dengan penyajian tabel

transaksi baik atas dasar harga pembeli maupun atas dasar harga produsen.

d. Transaksi Domestik

Tabel transaksi domestik adalah tabel transaksi yang menggambarkan

besarnya nilai transaksi barang dan jasa antar sektor ekonomi yang hanya

berasal dari produksi dalam negeri. Tabel transaksi ini diperoleh dengan

memisahkan nilai transaksi barang dan jasa yang berasal dari impor baik

transaksi antara maupun permintaan akhir dari tabel transaksi total. Jumlah impor

masing-masing kolom disajikan sebagai vektor baris tersendiri. Data pada vektor

baris ini sekaligus menunjukkan rincian barang dan jasa menurut sektor yang

menggunakan barang dan jasa tersebut. Penyajian tabel I-O dengan

memunculkan impor sebagai vektor baris disebut juga sebagai tabel I-O dengan

10

Page 11: Bab I Konsep I-O

Tabel Input-Output Provinsi Gorontalo 2001

perlakuan impor tidak-bersaing (non-competitive import model).

11